Anda di halaman 1dari 92

SKRIPSI

PENGARUH JAMBU BIJI MERAH (PSIDIUM GUAJAVA. L) TERHADAP


STATUS HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL ANEMIA YANG
MENDAPATKAN SUPLEMENTASI TABLET FE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUKOREJO KENDAL

VIYA NUR KHASANAH

NIM. P1337420620049

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2020
SKRIPSI

PENGARUH JAMBU BIJI MERAH (PSIDIUM GUAJAVA. L) TERHADAP


STATUS HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL ANEMIA YANG
MENDAPATKAN SUPLEMENTASI TABLET FE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SUKOREJO KENDAL

VIYA NUR KHASANAH

NIM. P1337420620049

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2020

i
PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi merupakan hasil karya saya pribadi, dengan referensi yang digunakan saya
pastikan dengan benar sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.

Nama : Viya Nur Khasanah

NIM : P1337420620049

Tempat, Tanggal : Semarang, 11 November 2020

Tanda Tangan :

ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi oleh Viya Nur Khasanah, NIM. P1337420620049 dengan Judul


“Pengaruh Jambu Biji Merah (Psidium Guajava. L) Terhadap Status
Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia Yang Mendapatkan Suplementasi
Tablet Fe Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo Kendal” ini telah diperiksa
dan disetujui untuk diuji.

Semarang , 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Wagiyo,S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Dra. Desak P, S.Kep. Ns, M.Kes.

NIP.196701041991031001 NIP. 195705301981032002

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Pengaruh Jambu Biji Merah (Psidium Guajava. L) Terhadap Status


Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia Yang Mendapatkan Suplementasi
Tablet Fe Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo Kendal

Oleh :

Viya Nur Khasanah

P1337420620049

Tugas Dipertahankan Dan Disetujui Dihadapan Dewan Penguji Skripsi Program


Studi Sarjana Kepperawatan Terapan Jurusan Keperawatan Poltekkes Semarang.

Pada Hari Tanggal

Dewan Penguji

Iis Sriningsih,SST, M.Kes Penguji I(.........................................)


NIP.195705301981032002

Wagiyo,S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Penguji II (.......................................)


NIP.196701041991031001

Dra. Desak P, S.Kep. Ns, M.Kes. Penguji III (.......................................)


NIP. 197307231995022001
Mengetahui,
a.n. Direktur
Ketua Jurusan Keperawatan

Soeharto, MN

NIP.196605101986031001

iv
KATA PENGANTAR

Assalamuaikum Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan karunia-

Nya berupa kesehatan, kemampuan, dan kekuatan, sehingga penulis

dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Jambu Biji Merah

(Psidium Guajava. L) Terhadap Status Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia Yang

Mendapatkan Suplementasi Tablet Fe Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo

Kendal” dengan baik dan lancar. Penulis juga mengucap syukur atas penyertaan-

Nya yang telah memberikan oranag-orang hebat di sekeliling penulis.

Penyelesaian Skripsi ini dimaksudkan untuk melengkapi persyaratan

menyelesaikan studi D IV Keperawatan pada Program Studi D IV

Keperawatan Semarang, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Semarang.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

namun di balik itu semua, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang

setulus-tulusnya kepada semua pihak yang turut berperan serta dalam penyusunan

skripsiini. Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat yang setinggi-

tingginya, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih

sebesar-besarnya kepada :

1. Marsum, BE, S.Pd., MHP. Selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Semarang.

2. Suharto, S.pd., MN. Selaku Ketua Jurusan Keperawatan Semarang

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang.

v
3. Shobirun, MN., Selaku Ketua Program Studi D IV Keperawatan

Semarang Jurusan Keperawatan Semarang Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Semarang.

4. Wagiyo,S.Kp., M.Kep., Sp.Mat. Selaku Dosen Pembimbing 1 yang

selalu meluangkan waktu serta kesabarannya untuk senantiasa

memberikan bimbingan dan memberikan semangat kepada penulis.

5. Dra. Desak P, S.Kep. Ns, M.Kes. Selaku Dosen Pembimbing II yang

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan memberikan

semangat kepada penulis.

6. Segenap Dosen D IV Keperawatan Semarang, Jurusan Keperawatan

Semarang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang,

terima kasih telah memberikan banyak ilmu selama menempuh studi di

kampus ini.

7. Segenap Staff Tata Usaha Jurusan Keperawatan Semarang

PoliteknikKesehatan Kementerian Kesehatan Semarang yang telah

membantu dan mempermudah segala admisnistrasi pendukung

penyelesaian skripsi

8. Orang tua tersayang dan terkasih, yang telah membesarkan penulis dan

selalu membimbing, mendukung, memotivasi, memberi masukan serta

mendoakan untuk diberi segala kemudahan dan kelancaran untuk

mencapai kesuksesan dunia akhirat.

9. Seluruh saudara seperjuangan satu almamater Prodi D IV Keperawatan

Semarang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang,

vi
serta sahabat-sahabat yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu,

terima kasih telah memberikan semangat dan motivasi serta mendukung

dengan penuh sukacita hingga karya tulis ilmiah ini selesai tepat pada

waktunya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan selalu memberikan kesehatan dan

kemudahan kepada para pihak yang telah membantu memberikan petunjuk

serta bimbingan kepada penulis hingga skripsiini selesai. Semoga skripsiini

dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat disempurnakan pada masa

yang akan

Wassalamualaikum Wr.Wb

Semarang, November 2020

Penulis

vii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes Semarang, saya yang

bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Viya Nur Khasanah

NIM : P1337420620049

Program Studi : Sarjana Terapan Keperawatan

Jurusan : Keperawatan

Judul Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan,menyetujui untuk memberikan kepada

Poltekkes Kemenkes Semarang Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-

Exclusive Royalty Free Right) atas Tugas Akhir Skripsi saya yang

berjudul: “Pengaruh Jambu Biji Merah (Psidium Guajava. L) Terhadap Status

Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia Yang Mendapatkan Suplementasi Tablet Fe

Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo Kendal”

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas

Royalti Noneksklusif ini, Poltekkes Kemenkes Semarang berhak

menyimpan/mengalih media/memformatkan, mengelola dalam bentuk

pangkalan data (database), merawat dan memublikasikan tugas akhir saya

viii
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai

pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Semarang

Pada Tanggal : 19 2020

Yang menyatakan

(Viya Nur Khasanah)

ix
DAFTAR ISI

JUDUL...............................................................................................................................i
PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING...............................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................iv
KATA PENGANTAR......................................................................................................v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK....................................................................viii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................x
DAFTAR TABEL.........................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................xiv
BAB I.................................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................7
C. Tujuan Penelitian................................................................................................7
a. Tujuan Umum....................................................................................................7
b. Tujuan Khusus....................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................8
E. Keaslian Penelitian..............................................................................................9
BAB II.............................................................................................................................12
A. Konsep Anemia Pada Ibu Hamil......................................................................12
1. Definisi.............................................................................................................12
2. Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil.......................................................13
3. Etiologi.............................................................................................................13
4. Patofisilogi Terjadinya Anemia Ibu Hamil.......................................................14
5. Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil................................................................20
6. Pemeriksaan Diagnostik Pada Ibu Hamil.........................................................22

x
7. Dampak Anemia pada Kehamilan....................................................................23
8. Pedoman Untuk Mencegah dan Mengobati Anemia Pada Ibu Hamil..........24
9. Pencegahan Anemia dalam kehamilan.............................................................26
10. Penatalaksanaan...............................................................................................27
11. Tips Bermanfaat Bagi Ibu Hamil Anemia........................................................27
B. Konsep Tentang Hemoglobin...........................................................................28
1. Hemoglobin dalam Kehamilan.........................................................................28
2. Sintesis Hemoglobin.........................................................................................30
3. Fungsi Hemoglobin..........................................................................................32
C. Suplemen Tablet Besi........................................................................................32
D. Konsep Buah Jambu Biji Merah......................................................................33
1. Pengertian.........................................................................................................33
2. Klasifikasi Jambu Biji......................................................................................35
3. Khasiat jambu biji............................................................................................36
4. Jenis- jenis jambu biji.......................................................................................37
5. Kandungan Jambu Biji Merah..........................................................................37
6. Fisiologis Jambu Biji Merah Meningkatkan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil
Anemia.....................................................................................................................38
7. Manfaat Jambu Biji Merah...............................................................................40
8. Cara Pemberian Buah Jambu Biji Merah..........................................................41
E. Kerangka Teori.................................................................................................44
F. Kerangka Konsep..............................................................................................45
G. Hipotesis.............................................................................................................46
BAB III........................................................................................................................47
A. DESAIN DAN JENIS PENELITIAN..................................................................47
1. Desain Penelitian..............................................................................................47
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN........................................................48
C. POPULASI PENELITIAN...............................................................................48
D. SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING............................................................49
E. KRITERIA RETRIKSI....................................................................................51
F. DEFINISI OPERASIONAL.............................................................................52
G. INTERVENSI DAN INSTRUMENTASI........................................................53
H. ANALISA DATA...............................................................................................55
1. Metoda Pengolahan Data......................................................................................55

xi
2. Analisa Data.........................................................................................................56
I. ETIKA PENELITIAN......................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................62
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI.......................................................................66

xii
DAFTAR TABEL

1.1 Tabel 1.1 Keaslian Penelitian.............................................................................9


1.2 Tabel 1.2 Komposisi Gizi Buah Jambu Biji.....................................................32
1.3 Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian..................................

xiii
DAFTAR GAMBAR

1.1 Gambar Desain


Penelitian...................................................................42

xiv
xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia pada ibu hamil merupakan kadar hemoglobin berada

dibawah 11 g/dl atau kadar hematokrit turun sampai di bawah 37%

pada trimester pertama, pada trimester kedua kadar hemoglobin kurang dari

10,5 gr/dl atau kadar hematokritnya 35 % dan pada trimester ketiga

kadar hemoglobin kurang dari 10 gr/dl atau kadar hematokrit kurang

dari 33 % (Bobak & Jenshen, 2005 dalam Wagiyo & Putrono,

2016). Fungsi hemoglobin dalam tubuh ibu hamil untuk kebutuhan aktivitas

tubuh sehari-hari, stabilitas kadar hemoglobin dalam darah supaya aliran

oksigen ke janin optimal, menghindarkan kelelahan saat bersalin sehingga

tidak terjadi perdarahan yang berlebihan, memaksimalkan kesehatan ibu

selama kehamilan, dan meningkatkan tumbuh kembang janin (Syafrudin,

2011)

Fenomena kejadian anemia menjadi permasalahan nomor dua di

dunia dan salah satu masalah kesehatan masyarakat global yang paling

serius. Angka kematian Ibu (AKI) menjadi salah satu indikator penting dari

derajat kesehatan masyarakat. Anemia pada ibu hamil merupakan salah satu

faktor penyebab kematian kehamilan yang perlu mendapatkan prioritas utama

jika dilihat dari Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi

1
2

(AKB) yang masih tinggi, baik didunia maupun di Indonesia. Anemia pada

ibu hamil menjadi prioritas utama dalam program WHO dalam Target Gizi

Global 2025, dimana pravelensi anemia pada ibu hamil di seluruh dunia

sebanyak 38% (WHO, 2017)

Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia berdasarkan survei

Riskesdas tahun 2018 sebanyak 48,9%, dimana terjadi peningkatan sebanyak

11,8% dari tahun 2013 sebanyak 37,1%. Anemia terbanyak pada ibu hamil

dengan usia 15-24 tahun sebanyak 84,6% sedangkan sebanyak 33,7% anemia

pada wanita hamil dengan umur 25-34 tahun, umur 35-44 tahun berada

direntang 33,6% dan umur 45-54 tahun menduduki 24 % (Riskesdas, 2018).

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 bahwa sebanyak 37,2% ibu hamil

mendapatkan tablet tambah darah dan sebanyak 26,8% ibu hamil tidak

mendapatkan tablet tambah darah. Dari sebanyak 73,2 % ibu hamil yang

mendapatkan tablet tambah darah sebanyak 24% yang mendapat tablet

tambah darah sebanyak ≥ 90 butir dan 76% mendapat tablet tambah darah ≤

90 butir. Sebanyak 61,9% ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah

darah ≤ 90 butir dan sebanyak 38,1% ibu hamil yang mengkonsumsi tablet

tambah darah ≥ 90 butir. (RI, 2019)

Di Jawa Tengah terdapat ibu hamil sebanyak 580.176 jiwa angka

prevalensi pada ibu hamil 57,1 % dan anemia terbanyak terjadi pada

trimester II dan III. Cakupan ibu hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe

di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017 sebesar 92,64% dan pada tahun

2018 sebesar 92,05% terjadi penurunan angka cakupan tablet Fe sebesar


3

0,59% . Kabupaten yang tertinggi pemberian tablet Fe sebesar 100%,

yaitu Kabupaten Wonogiri, Demak dan Kota Semarang, sedangkan

kabupaten/kota yang memiliki terendah dalam pemberian tablet tambah

darah yaitu Kabupaten Grobogan, Banjarnegara dan Purbalingga.(Dinkes

Jateng, 2018)

Di Kota Kendal terdapat 18 kasus kematian ibu hamil, Sebesar 17,38 %.

Dimana sebanyak 2.511 ibu hamil mengalami anemia, angka cakupan ibu

hamil yang mendapatkan 90 tablet Fe di Kabupaten Kendal sebesar

93.26% urutan 17 dari 35 Kabupaten/Kota yang ada di Jawa Tengah.

Jumlah ibu hamil khusunya di Puskesmas Sukorejo 624 mendapatkan Fe 3

(90 tablet) sebanyak 96,79% (Kesehatan, 2019)

WHO dalam Target Gizi Global 2025 Ringkasan Kebijakan

Anemia menyatakan bahwa suplementasi zat besi atau suplementasi asam

folat sangat direkomendasikan untuk ibu hamil untuk mencegah anemia

(WHO, 2017)

Jika prevalensi terus bertambah, komplikasi yang ditimbulkan karena

ibu hamil anemia pada kehamilan yaitu dimana ibu hamil dengan anemia

memiliki risiko lebih besar abortus bayi dengan dengan berat lahir rendah,

kelahiran partus prematurus, dan kematian pada perinatal dan neonatal,

sedangkan dampak anemia untuk ibu hamil sendiri yaitu perdarahan

pada pasca melahirkan yang dapat membahayakan ibu sendiri dan dapat

menyebabkan kematian (Rahman, 2016). Menurut WHO dalam Target

Gizi Global 2025 Ringkasan Kebijakan Anemia, dampak anemia selain


4

pada mortalitas dan mordibitas, anemia pada ibu hamil juga akan

berdampak pada permasalahan global saat ini seperti stunting, berat badan

lahir rendah, anak-anak dengan kelebihan berat badan, dan ASI eksklusif.

Gejala yang timbul pada ibu hamil yang mengalami anemia yaitu,

badan lemah, cepat lelah, kekurangan energi, kurang nafsu makan, daya

konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh

menurun, pandangan berkunang-kunang, wajah pucat, selaput lendir

kelopak mata, bibir dan kuku tampak pucat, serta mengalami keletihan saat

persalinan (Syafrudin, 2011)

Program pemerintah dalam menagani anemia dengan memberikan

tablet Fe kepada ibu hamil sudah tepat namun faktor pendukung untuk

penyerapan tablet Fe kurang dikarenakan kurangnya konsumsi sayur dan

buah pada ibu hamil. Pemberian zat besi Fe dimulai setelah rasa mual dan

muntah hilang yaitu dengan memasuki usia kehamilan 16 minggu,

dikonsumsi satu tablet sehari selama minimal 90 hari. Pemberian tablet Fe

dengan penambahan vitamin C dapat membantu peningkatan kadar

hemoglobin pada ibu hamil , (Wirawan, 2016). Pencegahan anemia bisa

dapat dilakukan dengan cara mengkonsumsi tablet Fe dan salah satu buah

yang dapat menunjang penyerapan zat gizi atau meningkatkan kadar

hemoglobin pada ibu hamil yaitu buah jambu biji merah.Kandungan zat gizi

pada 100 gram buah jambu biji mengandung Energi 49 kal, Protein 0,9

gram, Lemak 0,3 gram, Karbohidrat 12,2 gram, Kalsium 14 mg, Fosfor 28

mg, Besi 1,1 mg, Vitamin A 25 SI, Vitamin B1 0,05 mg serat 5,6 gr dan
5

Air 86 gram . Selain kandungan gizi, jambu biji juga mengandung zat

fitokimia di antaranya polifenol, minyak atsiri yang memberikan bau

khas jambu biji (eugenol), saponin berkombinasi dengan oleanolat,

flavonoid kuersetin, likopen, tanin, asam ursolat, asam psidiolat, asam

kratogolat, asam oleanolat, dan asam guajaverin. Dapat diketahui buah

jambu biji mengandung tanin, dimana tanin dapat menghambat

penyerapan zat besi di dalam tubuh, oleh karena itu pemilihan produk

ini menggunakan jus jambu biji merah matang karena kandungan tanin

yang didalam buah jambu biji matang lebih rendah dibandingkan dengan

buah jambu biji yang tidak terlalu matang dan kandungan vitamin C jambu

biji mencapai puncaknya menjelang matang. (Rachmaniar, 2016)

Pernyataan tersebut didukung oleh jurnal penelitian (M. R. Sari,

2018) dengan judul “Pengaruh Pemberian Tablet FE Dengan Jambu Biji

Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Anemia Di Puskesmas

Pembantu Pulau Palas Kecamatan Tembilahan Hulu” didapatkan hasil bahwa

adanya perbedaan rata-rata ibu hamil setelah diberikan tablet Fe dengan

Jambu biji adalah 2,024 yang berarti terdapat pengaruh pemberian tablet Fe

dengan jus jambu biji terhadap perubahan kadar hemoglobin pada ibu hamil

anemia dengan p value 0,000.

Menurut penelitian (Herdiani & Simatupang, 2019) mengenai

pemberian jus biji merah terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada 15

ibu hamil trimester III di Puskesmas Basuki Rahmat Kota Bengkulu.

Pemberian jus jambu biji merah dengan tablet Fe dapat meningkatkan kadar
6

hemoglobin sebesar 2,96 gr/dl. Hal ini disebabkan oleh kandungan yang

terdapat dalam jambu biji merah antara lain zat besi 1,1 mg dan vitamin C87

mg per 100 gramnya. Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk

pembentukan sel darah merah. Zat besi merupakan mikroelemen yang esensi

bagi tubuh . Zat ini terutama diperlukan dalam hemopoboesis ( pembentukan

darah) yaitu sintesis hemoglobin (Hb), hemoglobin yaitu suatu oksigen yang

menghantarkan eritrosit penting bagi tubuh, zat besi bagi ibu hmail untuk

pembentukan dan mempertahankan sel darah merah.

Menurut penelitian (Yantina, 2018) mengenai pemberian jus jambu

biji merah dalam meningkatkan kadar hemoglobin pada 15 ibu hamil anemia

trimester I, menyatakan bahwa setelah diberikan jus jambu biji merah 250ml/

hari selama 7 hari peningkatan kadar hemoglobin sebesar 2,89 gr/dl. Jambu

biji merah merupakan salah satu buah yang memiliki banyakmanfaat sntara

lain mengandung Vitamin C 228 mg/100gramnya, kaya akan asam folat,

menjaga anemia. Vitamin C berperan dalam menambah keasaman sehingga

dapat meningkatkan penyerapan zat besi hingga 30%. Sehingga dalam jambu

biji merah mengandung vitamin C sangat berperan dalam pembentukan

hemoglobin.(M. R. Sari, 2018)

Penelitian literatur review jurnal (Winarni et al., 2020) dengan judul

“Pengaruh Pemberian Jus Jambu Biji Merah Dan Jeruk Terhadap

Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia” didapatkan

kesimpulan bahwa terdapat selisih peningkatan kadar hemoglobin setelah

diberikan jus jambu biji merah dengan tablet Fe yaitu 2,96 gr/dl. Jambu biji
7

merah saja yaitu 2,89 gr/dl,jus jambu biji merah dan madu yaitu 1,21 gr/dl.

Kombinasi jus bayam dan jus jambu biji yaitu 0,96 gr/dl. Indikator

pemeriksaan anemia defisiensi zat besi adalah dengan kadar hemoglobin,

hematokrit, dan jumlah eritrosit (Rukman, 2014).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Buah Jambu Biji Merah (Psidium

Guajava. L) Terhadap Status Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia Yang

Mendapatkan Suplementasi Tablet Fe Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo

Kendal”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena dalam latar belakang tersebut, dilihat dari

cakupan pemberian Tablet Fe oleh pemerintah di Indonesia hampir mencapai

target, namun angka prevalensi kejadian anemia masih tinggi. hal ini

dipengaruhi juga oleh factor pola konsumsi tablet Fe yang tidak didukung

oleh pemenuhan vitamin C yang sangat membantu dalam proses penyerapan

zat besi, peneliti mencoba merumuskan permasalahan “Adakah Pengaruh

Buah Jambu Biji Merah (Psidium Guajava. L) Terhadap Status Hemoglobin

Pada Ibu Hamil Anemia Yang Mendapatkan Suplementasi Tablet Fe”?

C. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan Efektivitas Tablet FE
dan Jambu Biji Merah Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil
Trimester II
8

b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Mengetahui karakteristik responden : umur ibu, umur kehamilan,

paritas.

2. Memperoleh gambaran kadar Hemoglobin sebelum dan sesudah pada

ibu hamil Trimester II yang patuh mengonsumsi tablet Fe

3. Memperoleh gambaran perbedaan kadar Hemoglobin sebelum dan

sesudah pada ibu hamil trimester II yang patuh mengonsumsi tablet

Fe dan Buah Jambu Biji

4. Menganalisa hasil perbedaan kadar Hemoglobin pada ibu hamil

sebelum dan setelah patuh mengonsumsi tablet Fe dan ibu hamil yang

patuh mengonsumsi tablet Fe dengan tambahan jambu biji merah

pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapatkan dapat memberikan manfaat yaitu:

a. Bagi ibu hamil, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan ibu hamil tentang cara konsumsi tablet fe dan jambu biji

merah sehingga tidak terjadi gangguan penyerapan zat besi dan anemia

pada masa hamil dapat dicegah sejak awal.

b. Bagi profesi, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam

menjalankan praktik keperawatan khususnya saat memberikan asuhan

pada ibu hamil dengan anemia.

c. Bagi institusi pelayanan rumah sakit atau puskesmas, hasil penelitian

ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam memberikan kualitas


9

pelayanan, khususnya dalam memberikan pelayanan ibu hamil dengan

anemia.

d. Bagi institusi pendidikan, diharapkan dapat memberikan masukan

materi pembelajaran tentang hubungan pemberian fe dan buah jambu

biji merah dengan penurunan anemia pada ibu hamil yang mengalami

anemia.

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Nama Judul Rancangan Hasil
Penelitian Variabel
Peneliti
1. (Yantina, Pengaruh Rancangan Variabel Didapatkan hasil bahwa kadar Hb
2018) Konsumsi penelitian Independent : sebelum diberikan jambu biji merah
Jambu Biji menggunakan Pengaruh adalah 8,26 gr/dl setelah diberikan
Merah Quasy Pemberian FE dan jambu biji merah 11,51 gr/dl dengan
Terhadap Experimen Jus Jambu Biji deviasi 463 ddisimpulkan bahwa ada
Peningkata dengan Merah pengaruh konsumsi jambu biji merah
n Kadar pendekatan One Variabel terhadap kadar hemoglobin pada ibu
Hemoglobi Group Pretest Dependent : Kadar hamil trimester I t hitung 11,51, p
n Pada Ibu Posttest Design Hemoglobin value < 0,05
Hamil
Trimester I

2. (M. R. Sari, Pengaruh Rancangan Populasi penelitian Didapatkan hasil bahwa adanya

2018) Pemberian penelitian ini 32 orang perbedaan rata-rata ibu hamil setelah
Tablet FE deskriptif dengan tehnik Uji diberikan tablet Fe dengan Jambu biji

Dengan Jus analitik yang Paired T Test. adalah 2,024 yang berarti terdapat

Jambu Biji dilakukan secara Variabel pengaruh pemberian tablet Fe dengan


Terhadap Cross Sectional Independent jus jambu biji terhadap perubahan kadar
Perubahan menggunakan :Tablet Fe Jus hemoglobin pada ibu hamil anemia
10

Kadar Quasy Variabel dengan p value 0,000.


Hemoglobi Experiment dependent:
n Ibu dengan non Tekanan Darah
Hamil randomized
Anemia Di pretest and post
Puskesmas test with control
Pembantu grup design
Pulau Palas
Kecamatan
Tembilahan
Hulu

3. (Winarni Penelitian ini Didapatkan kesimpulan bahwa


Pengaru
et al., h menggunakan Penelitian
Pemberi terdapat selisih peningkatan kadar
2020) an Jus metode Literatur melakukan
Jambu pencarian jurnal hemoglobin setelah diberikan jus
Review
Biji dalam litertatur
Merah jambu biji merah dengan tablet Fe
Dan review melalui
Jeruk yaitu 2,96 gr/dl. Jambu biji merah
penelusuran hasil
Terhada
p publikasi ilmiah saja yaitu 2,89 gr/dl,jus jambu biji
Peningk dengan rentang
atan merah dan madu yaitu 1,21 gr/dl.
Kadar tahun 2012-2020
Hemogl Kombinasi jus bayam dan jus jambu
Variabel
obin
Pada Independent : biji yaitu 0,96 gr/dl.
Ibu
Variabel
Hamil
Anemia dependent:

Berdasarkan dari jurnal pada tabel 1.1 diatas, perbedaan penelitian yang

mendasar yang akan dilakukan dengan penelitian sebelumnya terletak pada

subjek penelitian, tempat penelitian, frekuensi pemberian fe dan jambu biji

merah Pada penelitian yang akan dilakukan subjek penelitiannya adalah ibu
11

hamil dengan anemia trimester II, sedangkan subjek penelitian sebelumnya

adalah ibu hamil dengan anemia trimester I. Desain penelitian ini menggunakan

Quasy Experimental Design dengan bentuk Pre test – Post test control group

design peneliti menggunakan rancangan penelitian dengan mengungkapkan

kenaikan kadar Hemoglobin selama 14 hari. Hal tersebut yang menjadi pembeda

antara penelitian yang akan dilakukan peneliti dengan penelitian sebelumnya.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Anemia Pada Ibu Hamil

1. Definisi

Anemia Pada Ibu Hamil merupakan suatu keadaan penurunan

kadar hemoglobin darah akibat kekurangan zat besi dengan kadar

hemoglobin pada trimester I dan trimester III <11 gr/dL dan kadar

hemoglobin pada trimester II< 10,5 gr/dL, nilai batas tersebut dan

perbedaanya dengan kondisi wanita tidak hamil adalah karena

hemodilusi, terutama pada trimester II.

Dalam menentukan seseorang mengalami anemia dalam

kehamilannya, sulit hanya dilakukan dengan pemeriksaan fisik, oleh

sebab itu harus dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium untuk

memastikan anemia yaitu dengan pemeriksaan hemoglobin (Hb),

hematokrit (Hct), dan jumlah eritrosit (Er). Batasan-batasan

terjadinya anemia pada ibu hamil yaitu dimana nilai hemoglobin 9

sampai 10% gr/dL yaitu anemia ringan, anemia sedang yaitu nilai

HB 7-8 gr%dL, dan anemia berat yaitu nilai hemoglobin ibu hamil

<7 gr% dL. (Manuaba,2015)

12
13

2. Tanda dan Gejala Anemia Pada Ibu Hamil

Menurut (Proverawati, 2013) tanda dan gejala anemia pada ibu

hamil sebagai berikut :

a. Kelelahan

b. Penurunan energi

c. Sesak nafas

d. Tampak pucat dan kulit dingin

e. Tekanan darah rendah

f. Frekuensi pernapasan cepat

g. Kulit kuning disebut jaundice jika anemia karena kerusakan sel

darah merah

h. Sakit kepala

i. Tidak bisa berkonsentrasi

j. Rambut rontok

k. Malaise

3. Etiologi

Anemia dapat disebabkan karena kurang gizi (malnutrisi),

kurang zat besi dalam makanan yang dikonsumsi, penyerapan

yang kurang baik (malabsorbsi), kehilangan darah yang banyak

(pada haid-haid sebelumnya), kehilangan darah saat persalinan yang


14

lalu dan penyakit-penyakit kronik (seperti, TBC, paru-paru, dan

malaria) (Khumaira, 2012).

Penyebab paling umum dari anemia adalah kekurangan zat

besi, kurang konsumsi asam folat dan vitamin B12 (Irianti, dkk,

2013). Penyebab lain dari anemia pada kehamilan yaitu ibu hamil

yang aktif, banyak aktivitas dan punya keterbatasan waktu

sehingga tidak bisa memenuhi kebutuhan zat besi dan mengalami

anemia.

Berdasarkan penelitian Atik Purwandari tentang faktor-faktor

yang berhubungan dengan kejadian anemia tahun 2016

menunjukkan bahwa faktor risiko dengan kejadian anemia adalah

umur, paritas, pengetahuan, kunjungan ANC, dan asupan tablet zat Fe.

4. Patofisilogi Terjadinya Anemia Ibu Hamil

Anemia dalam kehamilan dapat disebabkan oleh banyak faktor,

antara lain: kurang zat besi, kehilangan darah yang berlebihan,

proses penghancuran eritrosit dalam tubuh sebelum waktunya,

peningkatan kebutuhan zat besi (Pratami, 2016). Selama kehamilan,

kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu peningkatan produksi

eritropenin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan sel darah

merah meningkat. Namun, peningkatan volume plasma terjadi

dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan

peningkatkan eritrosit sehingga terjadi penurunan konsentrasi Hb

(Prawirohardjo, 2014)
15

Sedangkan volume plasma yang terekspansi menurunkan

hematokrit (Ht), konsentrasi hemoglobin darah (Hb) dan hitung

eritrosit, tetapi tidak menurunkan jumlah Hb atau eritrosit dalam

sirkulasi. Ada spekulasi bahwa anemia fisiologik dalam kehamilan

bertujuan untuk viskositas darah maternal sehingga meningkatkan

perfusi plasenta dan membantu penghantaran oksigen serta nutrisi ke

janin (Prawirohardjo, 2014)

Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke 6

kehamilan dan mencapai maksimum pada minggu ke 24

kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke 37.

Pada titik puncaknya, volume plasma sekitar 40% lebih tinggi pada

ibu hamil. Penurunan hematokrit, konsentrasi hemoglobin, dan

hitung eritrosit biasanya tampak pada minggu ke 7 sampai ke 8

kehamilan dan terus menurun sampai minggu ke 16 sampai 22 ketika

titik keseimbangan tercapai (Prawirohardjo, 2014).

Jumlah eritrosit dalam sirkulasi darah meningkat sebanyak 450

ml. Volume plasma meningkat 45 – 65 %, yaitu sekitar 1.000 ml.

Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya pengenceran darah

karena jumlah eritrosit tidak sebanding dengan peningkatan plasma

darah. Pada akhirnya, volume plasma akan sedikit menurun

menjelang usia kehamilan cukup bulan dan kembali normal tiga

bulan postpartum. Persentase peningkatan volume plasma yang

terjadi selama kehamilan, antara lain plasma sel darah 18%,


16

dan hemoglobin 19%. Pada awal kehamilan, volume plasma

meningkat pesat sejak usia gestasi 6 minggu dan selanjutnya

laju peningkatan melambat. Jumlah eritrosit mulai meningkat pada

trimester II dan memuncak pada trimester III (Pratami, 2016)

Faktor – Faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia pada

kehamilan, diantaranya :

a. Umur Ibu

Faktor umur merupakan risiko kejadian anemia pada ibu

hamil. Umur ibu hamil yang < 20 tahun cenderung terjadi

kompetisi makanan antara janin dan ibunya yang masih dalam

proses pertumbuhan dan tumbuhan hormonal yang terjadi

selama kehamilan, sedangkan usia > 35 tahun cenderung

mengalami anemia disebabkan karena pengaruh turunnya zat besi

dalam tubuh akibat masa fertilisasi. Pada kehamilan pertama

pada wanita berusia diatas 35 tahun juga akan mempunyai

risiko penyulit persalinan dan mulai terjadinya penurunan

fungsi-fungsi organ reproduksi (Proverawati, 2013)

Menurut penelitian (Anlaakuu, Peter & Anto, 2017) usia

antara 20-35 tahun merupakan periode yang paling aman untuk

hamil dan melahirkan, sebab pada usia tersebut fungsi alat

reproduksi dalam keadaan optimal. Pada kelompok tersebut

kurang berisiko komplikasi kehamilan serta memiliki reproduksi

yang sehat. Hal ini terkait dengan kondisi biologis dan psikologis
17

dari ibu hamil

b. Paritas

Paritas merupakan salah satu faktor penting dalam

kejadian anemia zat besi pada ibu hamil. Wanita yang sering

mengalami kehamilan dan melahirkan maka akan semakin

terjadi anemia karena banyak kehilangan zat besi yang ada di

dalam tubuhnya (Salmariantity, 2012). Jumlah paritas lebih dari 3

merupakan faktor terjadinya anemia disebabkan karena terlalu

sering hamil dapat menguras cadangan zat besi tubuh ibu.

Jumlah anak yang dilahirkan wanita selama hidupnya sangat

mempengaruhi (Proverawati, 2013)

c. Jarak Kehamilan

Setiap kehamilan akan menyebabkan cadangan zat besi

berkurang oleh karena itu pada setiap akhir kehamilan diperlukan

waktu 2 tahun untuk mengembalikan zat besi ke tingkat normal

dengan syarat bahwa selama masa tenggang waktu tersebut

kesehatan dan gizi dalam kondisi yang baik. Maka sebaiknya

jarak persalinan terakhir dengan jarak persalinan berikutnya

minimal 2 tahun. Dengan adanya tenggang waktu tersebut

diharapkan ibu dapat mempersiapkan keadaan fisiknya

dengan cara melengkapi diri dengan memakan makanan yang

mengandung protein dan zat besi serta bergizi tinggi untuk

menghindari terjadinya anemia di samping itu memberikan


18

kesempatan kepada organ-organ tubuh untuk memulihkan fungsi

faal maupun anatomisnya (Proverawati, 2013)

Semakin pendek jarak kehamilan semakin besar

kematian maternal bagi ibu dan anak, terutama jika jarak < 2

tahun dapat terjadi komplikasi kehamilan dan persalinan seperti

anemia berat, partus lama, dan perdarahan. Oleh karena itu

seorang wanita memerlukan waktu 2-3 tahun untuk jarak

kehamilannya agar pulih secara fisiologis akibat hamil atau

persalinan sehingga dapat mempersiapkan diri untuk kehamilan

dan persalinan berikutnya.

d. Pendidikan Ibu

Berdasarkan status pendidikan, kebanyakan ibu hanya sampai

sekolah dasar, bahkan ada yang tidak sekolah. Rendahnya

pendidikan ibu akan pada rendahnya pengetahuan untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan. Makin rendah

pengetahuan makin sedikit keinginannya untuk memanfaatkan

pelayanan kesehatan. Pendidikan ibu adalah faktor yang cukup

berpengaruh tehadap kejadian anemia (Depkes RI, 2012)

Menurut penelitian (Laelasari & Natalia, 2016) tingkat

pendidikan ibu hamil yang rendah mempengaruhi penerimaan

informasi pengetahuan tentang anemia dan faktor-faktor

yang berhubungan dengannya menjadi terbatas, terutama

pengetahuan tentang pentingnya zat besi. Pendidikan serta dengan


19

kemampuan menerima informasi yang berkaitan dengan

kesehatan terutama pada ibu hamil anemia, seperti

pengetahuan anemia, pemilihan makanan tinggi zat besi dan

asupan zat besi (Mariza, 2016)

e. Pemeriksaan Kehamilan

Menurut (Kemenkes RI, 2019) pemeriksaan kehamilan

bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah

yang timbul selama kehamilan, sehingga kesehatan selama

kehamilan dapat dipelihara dan yang terpenting ibu dan bayi

dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan.

Kunjungan ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya

sangat berpengaruh terhadap kejadian anemia. Berdasarkan

penelitian Sugma (2015) mengungkapkan bahwa ibu hamil

yang melakukan kunjungan antenatal care secara teratur

mempunyai resiko yang lebih kecil terkena anemia dari pada ibu

hamil dengan kunjungan antenatal cara yang tidak teratur.

f. Kepatuhan dalam mengonsumsi suplemen besi

Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi dilihat dari

ketepatan jumlah tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara

mengkonsumsi tablet zat besi, dan frekuensi konsumsi per hari.

Menurut (RI, 2019) menunjukkan bahwa 89,1 % ibu hamil


20

mengonsumsi suplemen besi selama kehamilan, namun hanya

33 % yang mengonsumsi minimal 90 tablet selama kehamilan.

Selain itu pada (Laelasari & Natalia, 2016) yang menyebutkan

beberapa faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada

ibu hamil yang diantaranya yaitu pengetahuan, status gizi dan

kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe . Rendahnya kepatuhan

mengkonsumsi tablet Fe dapat menyebabkan kejadian anemia. Hal

tersebut disebabkan karena penyerapan zat besi akan terganggu

apabila ibu hamil tidak patuh dalam mengkonsumsi tablet Fe

akibatnya kebutuhan zat besi dalam tubuh tidak terpenuhi. Selama

kehamilan, ibu hamil dianjurkan mengonsumsi suplemen besi

sebanyak 1 tablet per hari. Minimal 90 tablet selama masa

kehamilan (Kemenkes RI, 2019)

g. Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosial ekonomi sangat mempengaruhi anemia pada

ibu hamil, dimana apabila pendapatan keluarga rendah dan

memiliki kendala dengan keuangan maka menyebabkan sulit

dalam mendapatkan makanan-makanan bergizi, dan hal ini yang

berhubungan dengan gizi ibu hamil selama kehamilannya. Selain

gizi ibu hamil, ekonomi juga dapat memepengaruhi ibu hamil

dalam mendapatkan pelayanan antenatal care, dimana ibu hamil

akan memiliki kunjungan antenatal rendah. (R Akhtar, 2018)


21

5. Kebutuhan Zat Besi Pada Ibu Hamil

Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat saat hamil dan

melahirkan. Ketika hamil, seorang ibu tidak saja dituntut memenuhi

kebutuhan zat besi untuk dirinya, tetapi juga harus memenuhi

kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janinnya. Selain itu perdarahan

saat melahirkan juga dapat menyebabkan seorang ibu kehilangan lebih

banyak lagi zat besi. Karena alasan tersebut, setiap ibu hamil

disarankan mengonsumsi tablet zat besi.

Menurut Elfira (2012), kebutuhan zat besi pada ibu hamil trimester

I adalah 1mg/hari sedangkan trimester II dan III sebesar ± 5 mg/hari,

selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Trimester I (umur kehamilan 0 –12 minggu) zat besi yang

dibutuhkan adalah 1 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8

mg/hari ditambah dengan kebutuhan janin dan red cell mass 30 –

40 mg.

2. Trimester II (umur kehamilan 13-24 minggu) zat besi yang

diberlakukan adalah ± 5 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8

mg/hari ditambah dengan kebutuhan red cell mass 300 mg dan

conceptus 115 mg.

3. Trimester III (umur kehamilan 25 –40 minggu), zat besi yang

dibutuhkan adalah ± 5 mg/hari yaitu untuk kebutuhan basal 0,8

mg/hari ditambah dengan kebutuhan red cell mass 150 mg dan

conceptus 223 mg, maka kebutuhan pada TM II dan III jauh


22

lebih besar dari jumlah zat besi yang didapat dari makanan.

Walaupun makanan mengandung zat besi yang tinggi

bioavailabilitasnya, kecuali jika wanita itu pada sebelum hamil

telah mempunyai reverva zat besi yang tinggi yaitu lebih besar

dari 500 mg didalam tubuhnya. Wanita yang mempunyai

simpanan zat besi lebih dari 500 mg jarang ada walaupun pada

masyarakat yang maju sekalipun apalagi negara-negara yang

sedang berkembang. Sehingga, ekstra zat besi diperlukan pada

kehamilan.

Kebutuhan zat besi pada kehamilan dengan janin tunggal adalah:

1. 200 –600mg untuk memenuhi peningkatan massa sel darah

merah

2. 200 –370mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya

3. 150 –200mg untuk kehilangan eksternal

4. 30 –170mg untuk tali pusat dan plasenta

5. 90 –310mg untuk menggantikan darah yang hilang saat

melahirkan

6. Pemeriksaan Diagnostik Pada Ibu Hamil

Pendiagnosaan kasus anemia defisiensi besi yang

baik adalah dengan menghitung konsentrasi hemoglobin dalam

sirkulasi darah yang disertai dengan pemeriksaan hematokrit

(pocked volume of red cells). Indikator lain adalah kadar zat


23

besi dalam serum, iron binding capacity, kadar ferritin dalam

serum, free erythrocyte protoporphyrin (FEP), serta mean

corpuscular volume (MCV). Pemeriksaan dengan metode ini

mahal biayanya dan rumit metode pemeriksaannya. Sehingga

menyebabkan pemeriksaan dengan berbagai indikator tersebut

menjadi sulit dilaksanakan di masyarakat luas, kecuali pemeriksaan

hemoglobin (Chairlain, 2011)

Pemeriksaan terhadap parameter parameter tersebut merupakan

parameter yang paling mudah digunakan dalam menentukan status

anemia pada skala yang luas. Sampel darah yang digunakan biasanya

sampel darah tepi, seperti dari jari tangan, dapat pula dari jari kaki

dan dari jari telingga. Agar diperoleh hasil yang akurat dianjurkan

menggunakan sampel darah vena (Chairlain, 2011)

Kriteria yang digunakan untuk menentukan keadaan anemia

seseorang atau kelompok masyarakat yang berbeda-beda

berdasarkan umur dan jenis kelamin serta keadaan fisiologis

seseorang. Salah satu penilaian yang digunakan yaitu dengan nilai

ambang batas yang sebagai penentu status anemia pada sekelompok

masyarakat (Chairlain, 2011). Derajat anemia menurut (Manuaba,

2015) adalah :

a. Normal >11gr%

b. Anemia ringan 9-10gr%

c. Anemia sedang 7-8 gr%


24

d. Anemia berat <7gr%

7. Dampak Anemia pada Kehamilan

Anemia yang terjadi pada masa kehamilan dapat memberikan

dampak buruk terhadap ibu dan janin, baik pada masa kehamilan,

persalinan dan masa nifas :

a. Dampak pada masa kehamilan yaitu dapat terjadi abortus,

hiperemesis gravidarum, mola hidatidosa, persalinan matur,

IUGR, infeksi, hyperemesis gravidarum, ketuban pecah dini, dan

perdarahan antepartum (World Health Organization, 2014) Anemia

pada kehamilan trimester III meningkatkan risiko buruknya

pemulihan akibat kehilangan darah saat persalinan,

menyebabkan takikardi, napas pendek keletihan

maternalgangguan fungsi dan gagal jantung. (Mochtar, 2011)

b. Dampak pada masa persalinan yaitu his irreguler, kala I

berlangsung lama, kala II lama, kala III dengan retensio

plasentadan perdarahan postpartum akibat atonia uteridan

perdarahanpada kala IV persalinan.

c. Dampak pada masa nifas yaitu mudah terkena

infeksipuerperium, produksi ASI sedikit, anemia pada masa ini juga

menyebabkan terjadinya subinvolusi uterisehingga dapat

menyebabkan perdarahan postpartum.


25

d. Dampak bagi janin, yaitu bayi dapat lahir dengan BBLR, cacat

bawaandalam kehamilan, bayi lebih mudah terkena infeksi, dan

kecerdasan bayi

8. Pedoman Untuk Mencegah dan Mengobati Anemia Pada Ibu

Hamil.

a. Skrining untuk anemia pada ibu hamil ketika kunjungan

antenatal pertama, ambil darah dan tentukan konsentrasi

hemoglobin dan feritin. Evaluasi hasil pemeriksaan, apabila ibu

terindikasi anemia dengan konsentrasi hemoglobin antara 9,0

sampai 10,9 g/dL dan konsentrasi serum feritin antara 12 sampai

20 μg/liter, ibu diberikan 30 mg zat besi namun apabila ibu hamil

diketahui konsenterasi hemoglobin antara 9,0 sampai 9 g/dL dan

konsentrasi feritin <12 μg/liter, maka ibu hamil diberikan 60-120

mg zat besi.(Weldekidan et al., 2018)

b. Jika dalam pemberian zat besi peroral tidak berhasil, maka ibu

hamil akan diberikan Ferric Carboxymaltose secara IV atau

melalui aliraninfus. Pemberian Ferric Carboxymaltosesecara infus

signifikan meningkatkan hemoglobin pada wanita dengan anemia

defisiensi besiringan, sedang, dan berat dan wanita dengan

defisiensi besi saja pada 3 dan 6 minggu pasca infus

(p<0,01). Pemberian Infus ferri carboxymaltosebisa mengatasi

defisiensi besi atau berbagai derajat anemia defisiensi besi


26

secara efektif dan aman pada wanita hamil, dan tidak

menyebababkan hemokonsentrasi (Stephen et al., 2018)

c. Apabila ibu hamil memiliki jumlah kadar hemoglobin <7 g/dL

dan dalam kehamilan 34 minggu, maka ibu hamil tersebut

akan mendapatkan transfusi darah. Transfusi tersebut akan

dilakukan untuk mengurangi risiko kematian maternal. Sangat

penting anemia berat dapat diobati secara efektif sebelum

persalinan, dengan memberikan transfusi darah pada ibu hamil.

(Stephen et al., 2018)

9. Pencegahan Anemia dalam kehamilan

a. Pencegahan anemia pada ibu hamil, selain mengonsumsi 30

mg zat besi, ibu hamil juga dianjurkan untuk mengkonsumsi

makanan kaya zat besi misalnya, daging, telur, sayuran dengan

memiliki warna hijau gelap seperti bayam dan brokoli,

kacang-kacangan. Selain ibu mengkonsumsi makanan kaya zat

besi ibu hamil disarankan juga mengonsumsi makanan yang

tinggi vitamin C untuk membantu tubuh menyerap lebih banyak

zat besi seperti buah dan jus jambu, jeruk, kiwi, tomat dan paprika.

b. Ibu hamil dianjurkan mengkonsumi makanan tambahan satu

kali perhari, hal ini dikarenakan masa kehamilan terjadinya

peningkatan kebutuhan energi dan nutrisi yang dapat terpenuhi

dengan peningkatan frekuensi makan.


27

c. Pencehagan anemia juga bisa menggunakan pengobatan herbal,

yang diatur dalam (World Health Organization, 2019), dimana

pengobatan herbal yang digunakan sudah teruji keamanan bagi ibu

hamil. Contoh pengobatan herbal yang digunakan dan aman bagi

ibu hamil misalnya, dan jahe (Zingiber officinale Roscoe)

adalah ramuan umum untuk mual dan muntah dan peppermint

(Mentha × Piperita L.) adalah yang paling umum digunakan

untuk gangguan pencernaan, mulas dan mual-mual di pagi hari.

10. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dilakukan pada ibu hamil yang

mengalami anemia yaitu mengkaji penyebab anemia dari riwayat

diet dan riwayat medis yang adekuat, untuk ibu hamil yang

menderita anemia berat harus diprogramkan untuk pelayanan

spesialis, memotivasi ibu hamil untuk mengkonsumsi makanan

kaya zat besi dan makanan yang meningkatkan absorpsi zat besi

seperti jeruk dan memberikaninformasi mengenai nutrisi dalam

kehamilan, menghemat energi (Angeline &Syukrina, 2012)

11. Tips Bermanfaat Bagi Ibu Hamil Anemia

Beberapa langkah penting menurut (Lalage, 2013) dapat

menghasilkan manfaat bagi ibu hamil agar tidak terkena anemia :

a. Kenali terlebih dahulu gejala anemia. Gejala yang terasa

biasanya adalah cepat lelah, badan sering terasa lesu dan

kurang bergairah, mudah mengantuk, mata berkunang-kunang,


28

kepala sering pusing bahkan sering merasa limbung rasanya ingin

pingsan.

b. Segera melakukan pemeriksaan hitung darah lengkap. Apabila

sel darah merah rendah, berarti mengalami anemia.

c. Konsultasikan ke dokter dan rajin melakukan cek kesehatan.

Apabila terdeteksi terkena anemia, dokter akan segera

memberikan obat atau vitamin yang berguna untuk menangani

anemia.

d. Perhatikan pola diet selama masa kehamilan. Diet selama

masa kehamilan bagi penderita anemia perlu dikurangi. Karena

perubahan pada pola makan dapat berakibat pada jumlah sel darah

merah.

e. Makan-makanan bergizi yang mengandung nutrisi penting bagi

ibu hamil dan bayi. Dengan mengonsumsi makanan yang

mengandung zat besi, protein, kalsium, asam folat, vitamin B dan

E sangat membantu bagi kesehatan ibu dan perkembangan bayi.

B. Konsep Tentang Hemoglobin

1. Hemoglobin dalam Kehamilan

Hemoglobin ialah protein yang kaya akan kandungan zat besi,

dimana memiliki afnitas (daya gabung) terhadap oksigen. Oksigen

tersebut akan membentuk oxihemoglobin didalam sel darah merah.


29

Melalui fungsi ini maka oksigen tersebut akan dibawa dari paru-paru ke

jaringan-jaringan.

Hemoglobin adalah senyawa yang membawa oksigen pada sel

darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah

Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa

oksigen pada darah. Hemoglobin adalah kompleks protein dimana ada

pigmen yang mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna merah

yang terdapat didalam sel eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin

memiliki 4 gugus heme yang mengandung besi fero dan 4 rantai globin.

Heme merupakan senyawa yang terdiri dari senyawa porfin yang

bagian pusatnya ditempati oleh logam zat besi (Fe). Masing-

masing dari keempat atom besi dapat berikatan secara reversible

dengan satu molekul oksigen. Oleh karena itu, setiap molekul

hemoglobin mengambil empat penumpang oksigen di paru. Hal ini

disebabkan oksigen tidak mudah larut dalam plasma, maka 98,5%

oksigen yang terangkut dalam darah terikat ke hemoglobin.

Hemoglobin merupakan suatu pigmen (yang berwarna secara

alami). Kandungan besi dalam hemoglobin membuat hemoglobin

berwarna kemerahan jika berikatan dengan oksigen dan

nampak berwarna ungu jika mengalami deoksigenasi. Oleh karena

itu, darah arteri yang teroksigenasi penuh akan berwarna merah dan

darah vena yang telah kehilangan sebagian dari kandungan

osigennya di tingkat jaringan akan memiliki rona kebiruan. Kadar


30

hemoglobin yang diukur berada dalam butir-butiran darah merah.

Jumlah hemoglobin dalamsel darah merah normal, kira-kira 15 gr setiap

ml darah dan jumlah ini biasanya disebut 100%. Batas normal

jumlah kadar hemoglobin dalam mendiagnosis seseorangyang

menderita anemia atau tidak berbeda-beda antara orang dewasa dengan

anak-anak, maupun bagi ibu hamil dan ibu tidak hamil.

Kadar hemoglobin dan hematokrit akan sedikit menurun selama

kehamilan normal, walaupun terdapat peningkatan volume

plasma, namun peningkatan volume eritrosit tidak begitu banyak yaitu

sekitar 450 ml atau 33%. Akibat viskositas darah secara

keseluruhan mengalami penurunan.(Mohammed, 2018) (World Health

Organization, 2019)

Kadar Hemoglobin tertinggi terjadi pada trimester awal,

mencapai titik terendah pada trimester kedua, dan meningkat

kembali pada trimester ketiga. Batas normal kadar hemoglobin pada

ibu hamil yaitu 11gr%/dL pada trimester awal dan terimester terakhir

sedangkan pada trimester kedua kadar hemoglobin < 10,5 gr%/dL (F.G,

2012)

Pemeriksaan hemoglobin, dimana seseorang diberikan zat

besi yang terkena anemia defisiensi besi dan tidak ada gangguan

absorpsi maka dalam 7-10 hariakan terjadi kenaikan kadar Hb.

Pada hari 7 sampai ke 10 akan terjadi peningkatan kadar

hemoglobin apabila seseorang diberikan tablet Fe sebesar 1,4 mg,


31

sehingga pada hari ketujuh saampai kesepuluh pemeriksaan kadar

hemoglobin pada seseorang sudah dapat dilakukan dengan cara

mengambil darah seseorang untuk diperiksa dengan metode

sahli atau hematology analyzer. (F.G, 2012)

2. Sintesis Hemoglobin

Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut O2 keseluruh

jaringan dan mengembalikan karbondioksida (CO2) dari jaringan paru.

Untuk mencapai pertukaran gas ini, sel darah merah memiliki

kandunganprotein spesial yaitu hemoglobin. Tiap sel darah merah

(eritrosit) mengandung sekitar 640 juta molekul hemoglobin. Tiap

molekul hemoglobin A (Hb A) dewasa normal (hemoglobin dominan

dalam darah setelah usia 3-6 bulan) tersusun dari empat rantai

polipeptida, α2β2, masing-masing dengan gugus heme-nya. Berat

molekul HbA adalah 68000. Darah orang dewasa normal juga

mengandung sejumlah kecil dua macam hemoglobin lain: HbF dan

HbA2. Hb F dan HbA2 juga mengandung rantaiα tetapi berturut-turut

bersama rantai y dan sebagai ganti rantai β. Perubahan utama dari

hemoglobin janin kehemoglobin dewasa terjadi 3-6 bulan setelah

lahir (A V Hoffbrands, 2013)

Sintesis heme terutama terjadi di mitokondria melalui rangkaian

reaksi biokimiawi yang dimulai dari kondensasi glisin dan suksinil

koenszim A dalam pengaruh kerja enzim kunici asala δ-aminolevulinat

(ALA) sintase yang membatasi laju reaksi. Piridoksal fosfat


32

(vitamin B6) adalah koenzim untuk reaski ini, yang dirangsang

oleh eritropoietin. Pada akhirnya, protoporfirin bergabung dengan

besi dalam bentuk ferro (Fe2+) untuk membentuk heme, setiap

molekul heme bergabung dengan satu rantai globin yang

dibuat pada poliribosom. Suatu tetramer yang terdiri dari empat

rantai globin masing-masing dengan gugus hemenya dalam suatu

“kantong” kemudian untuk menjadikan satu molekul hemoglobin (A V

Hoffbrands, 2013)

3. Fungsi Hemoglobin

Sel darah merah dalam darah arteri sistemik mengangkut O2dari

paru ke jaringan dan kembali dalam darah vena dengan membawa CO2

ke paru. Seiring molekul hemoglobin mengangkutdan melepas

O2, setiap rantai pada molekul hemoglobin tersebut bergerak

mendekati satu sama lain. (A V Hoffbrands, 2013)

C. Suplemen Tablet Besi

Tablet besi merupakan suplemen yang memiliki kandungan zat

besi, asam folat dan vitamin C. Tablet Fe ialah suatu bentuk sediaan

farmasi yang berbentuk tablet, dimana terdapat kandungan zat besi

(ferro). Tablet ini disediakan oleh pemerintah, terutama untuk

masyarakat dengan penghasilan rendah. Pemerintah telah menyediakan


33

sekitar 50% kebutuhan tablet besi melalui pelayanan kesehatan

(Kesumasari, 2012)

Tablet zat besi ini mengandung 60 mg besi serta 0,25 mg asam

folat yang akan diberikan selama 90 hari kepada seluruh ibu hamil

dengan dosis 1 tablet/hari. Tablet zat besi ini dianjurkan dikonsumsi pada

waktu dimalam hari, dimana waktu sebelum tidur, untuk

meminimalisirkan efek samping dari tablet ini sendiri dimana efeknya

seperti tidak enak di ulu hati, mual muntah, diare, konstipasi, dan lain-

lain. Dalam upaya meningkatkan penyerapan zat besi,sebaiknya tablet

zat besi diminum berbarengan dengan vitamin C misalnya jeruk, jambu

biji, stroberi, dan lain-lain. Sebaliknya, yang harus dihindari dalam

mengkonsumsi tablet zat besi yaitu dengan minum teh, kopi dan susu

karena ketiga minuman tersebut mengandung senyawa polifenol yang

justru dapat menghambat penyerapan zat gizi

Peranan vitamin C dalam membantu dalam proses penyerapan

zat besi, dimana vitamin C membantu mereduksi besi ferri menjadi ferro

dalam usus halus, sehingga mudah diabsorbsi oleh tubuh. Proses tersebut

akan semakin optimal jika pH di dalam lambung semakin asam. Adanya

vitamin C justru dapat menambah tingkat keasaman pada lambung,

sehingga dapat membantu dalam meningkatkan penyerapan zat besi

hingga 30%. Dengan adanya vitamin C ini, absorbsi besi dalam bentuk

non heme pun dapat meningkat hingga empat kali lipat.(Sunita, 2016)
34

D. Konsep Buah Jambu Biji Merah

1. Pengertian

Buah Jambu Biji (Psidium guajava) adalah salah satu tanaman

buah jenis perdu, dalam bahasa inggris disebut Lambo guava.

Tanaman ini berasal dari Brazil Amerika Tengah, menyebar ke

Thailand kemudian ke negara Asia lainnya seperti Indonesia.

Disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Hingga saat ini telah

dibudanyakan dan menyebar luas di daerah- daerah Jawa. (Cahyono,

2011)

Jambu biji merah (Psidium guajava) merupakan jenis buah

tropis yang keberadaannya sulit digantikan dengan buah-buah

lainya karena jambu biji merah memiliki kandungan yang sangat

dibutuhkan oleh manusia. Buah jambu biji merah merupakan keluarga

mytaceae yang memiliki bentuk bulat mempunyai warna hijau jika

belum matang, kuning muda jika sudah matang dengan daging buah

berwarna merah. Buah jambu biji merah memiliki kulit tipis dan

permukaannya halus sampai kasar. Daun dan kulit batangnya

mengandung zat antibakteri yang dapat menyembuhkan beberapa

jenis penyakit. (Cahyono, 2011)

Menurut Penelitian (Sinaga & Risfandi, 2016) dengan judul The

Effect Of Giving Red Guava Fruit Juice Towards Haemoglobin

And Vo 2 Max Contents On Maximum Physical Activity. Jambu

biji memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah buah
35

jambu biji berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis.

Buah jambu biji dikenal mengandung banyak vitamin C dan

beberapa jenis mineral yang mampu menangkis berbagai jenis

penyakit dan menjaga kebugaran tubuh. Daun dan kulit batangnya

mengandung zat antibakteri yang dapat menyembuhkan beberapa

jenis penyakit. Selain vitamin C, buah jambu biji juga mengandung

potasium dan besi. Selain antioksidan, vitamin C di sini memiliki

fungsi menjaga dan meningkatkan kesehatan pembuluh kapiler,

mencegah anemia, sariawan dan gusi berdarah.

. Hal ini sejalan dengan pendapat Fathimah dalam Ningtyastuti

(2015) bahwa konsumsi buah jambu biji sebagai sumber vitamin

C dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi, akan tetapi

jika asupan vitamin C rendah dapat memberikan implikasi terhadap

kadar hemoglobin ibu hamil.

Menurut penelitian (Rachmaniar, 2016) jambu biji juga dapat

mengatasi penderita anemia (kekurangan darah merah) karena didalam

buah jambu biji merah mengandung juga zat mineral yang dapat

memperlancar proses pembentukan hemoglobin sel darah merah.

Dapat diketahui buah jambu biji mengandung tanin, dimana tanin

dapat menghambat penyerapan zat besi di dalam tubuh, oleh

karena itu pemilihan produk ini menggunakan jambu biji merah

matang karena kandungan tanin yang didalam buah jambu biji

matang lebih rendah dibandingkan dengan buah jambu biji yang tidak
36

terlalu matang dan kandungan vitamin C jambu biji mencapai

puncaknya menjelang matang.

2. Klasifikasi Jambu Biji

a. Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

b. Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

c. Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

d. Divisi :Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

e. Kelas : Magnoliopsida (Berkeping dua / dikotil)

f. Sub Kelas : Rosidae

g. Ordo : Myrtales

h. Famili : Myrtaceae (suku jambu-jambuan)

i. Genus : Psidium

j. Spesies : Psidiumguajava L.

Tumbuhan jambu biji memiliki batang dengan bagian bawah

yang lebih besar, semakin ke atas semakin mengecil dan mempunyai

banyak cabang. Cabang jambu biji berkayu dengan permukaan yang

licin dan terlihat lepasnya kerak (bagian kulit yang mati), arah tumbuh

batang tegak lurus. Jambu biji memiliki cabang sirung pendek, yaitu

cabang-cabang dengan ruas yang pendek. (Saparinto, 2016)

Jambu biji memiliki akar tunggang yang bercabang

berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah sehingga

memberi kekuatan yang lebih besar pada batang dan juga daerah

perakaran menjadi amat luas sehingga dapat menyerap air dan zat
37

makanan yang lebih banyak. Daun jambu biji tergolong tidak

lengkap karena hanya terdiri tangkai dan helaian daun saja, di sebut

daun tangkai. Daun berfungsi sebagai alat pengambilan zat-zat

makanan, respirasi dan asimilasi.

Bunga jambu biji kecil bewarna putih. Bunga jambu biji

terdiri dari kelopak dua mahkota yang masing-masing terdiri atas 4-

5 daun berkelopak dan sejumlah daun mahkota yang sama dan

memiliki benang sari dengan warna yang cerah. Bakal buah

tenggelam dan mempunyai satu tangkai putik. (Saparinto, 2016)

3. Khasiat jambu biji

a. Memiliki kandungan vitamin C dua kali lebih banyak dibandingkan

jeruk manis.

b. Memiliki kekayaan serat yang mampu menurunkan kolestrol.

c. Mampu meningkatkan keteraturan denyut jantung jika di konsumsi

secara teratur.

d. Mampu melindungi tubuh dari serangan berbagai jenis kanker.

e. Meningkatkan kadar hemoglobin darah.

4. Jenis- jenis jambu biji

Berbagai jenis jambu biji adalah sebagai berikut :

a. Jambu Mutiara

b. Jambu Bangkok
38

c. Jambu Australia

d. Jambu biji susu

e. Jambu biji manis

f. Jambu biji perawas

g. Jambu biji pipit

h. Jambu biji sukun (Marty, 2012)

5. Kandungan Jambu Biji Merah

Jambu biji sangat kaya vitamin C, lebih tinggi dari buah jeruk,

dan jauh lebih tinggi dari pada kiwi yang disebut-sebut sebagai

rajanya vitamin C. Di samping serat, terutama pektin yang merupakan

serat larut, jambu biji juga mengandung mineral seperti mangan dan

magnesium, serta asam amino esensial seperti tryptophan.

Tabel 2.2 Komposisi Gizi Buah Jambu Biji (Kandungan Nutrisi Per

100 Gram)

Kandungan Jumlah Kandungan Jumlah

Energi 49 kkal Vitamin C 87 mg

Vitamin A 25 SI Kalsium 14 mg

Protein 0,9 gr Niacin 1,1 mg

Vitamin B1 0,2 gr Fosfor 28 mg

Lemak 0,3 gr Serat 5,6 gr

Vitamin B2 0,4 mg Besi 1,1 mg


39

Karbohidrat 12,2 gr Air 86 gr

Sumber : (WHO, 2015)

6. Fisiologis Jambu Biji Merah Meningkatkan Kadar Hemoglobin Ibu

Hamil Anemia

Anemia yang terjadi pada saat wanita hamil terjadi karena

banyaknya wanita yang memulai kehamilan dengan cadangan makanan

yang kurang dan pada saat sebelum hamil sudah mengalami anemia.

Ibu hamil membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak

dibandingkan saat sebelum hamil. Asupan makanan yang tidak adekuat

menyebabkan zat besi yang tersedia tidak mencukupi untuk sintesis

hemoglobin karena defisiensi besi dalam makanan. Kekurangan zat

besi akan mengakibatkan kecepatan pembentukan hemoglobin dan

konsentrasinya dalam peredaran darah menurun. Zat besi sangat

dibutuhkan oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinya anemia dan

menjaga pertumbuhan janin secara optimal. (Herdiani & Simatupang,

2019)

Untuk membantu penyerapan zat besi, ibu hamil dianjurkan untuk

mengkonsumsi vitamin C. Konsumsi vitamin C dapat membantu

meningkatkan penyerapan zat besi. Asupan vitamin C rendah dapat

memberikan implikasi terhadap kadar hemoglobin ibu hamil. Vitamin

C mempunyai peran dalam pembentukan hemoglobin dalam darah,

dimana vitamin C membantu penyerapan zat besi dari makanan

sehingga dapat diproses menjadi sel darah merah kembali. Kadar


40

hemoglobin dalam darah meningkat maka asupan makanan dan oksigen

dalam darah dapat diedarkan ke seluruh jaringan tubuh yang akhirnya

dapat mendukung kelangsungan hidup dan pertumbuhan janin

(Muhammad A, 2018)

Kandungan yang terdapat dalam jambu biji merah antara lain

zat besi 1,1 mg dan vitamin C 87 mg per 100 gramnya. Zat besi adalah

mineral yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah. Zat besi

merupakan mikroelemen yang esensi bagi tubuh . Zat ini terutama

diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah) yaitu sintesis

hemoglobin (Hb), hemoglobin yaitu suatu oksigen yang menghantarkan

eritrosit penting bagi tubuh, zat besi bagi ibu hamil untuk pembentukan

dan mempertahankan sel darah merah.

Penyerapan zat besi sangat dipengaruhi oleh adanya vitamin C

dalam tubuh ibu hamil. Ferritin adalah suatu protein yang menyimpan

zat besi dan berperan penting dalam proses pembetukan hemoglobin

dan sel darah merah . Vitamin C dapat membantu mereduksi besi ferri

(Fe3+) menjadi ferro (Fe2+) dalam usus halus sehingga mudah

diabsorpsi tubuh, proses reduksi tersebut akan semakin besar jika pH

didalam lambung semakin asam. Vitamin C dapat meningkatkan pH

didalam lambung sehingga dapat meningkatkan proses penyerapan zat

besi hingga 30%.7 Kandungan vitamin C yang paling tinggi terdapat

didalam buah jambu biji (Yantina, 2018)

Konsumsi zat besi memberikan bentuk hubungan positif dengan


41

kadar hemoglobin dimana ada kecenderungan semakin tinggi konsumsi

besi semakin tinggi kadar hemoglobin dan konsumsi vitamin C dapat

berperan meningkatkan absorbsi zat besi non heme menjadi empat kali

lipat.

7. Manfaat Jambu Biji Merah

a. Mengobati sembelit, sebab kandungan serat yang tinggi pada

jambu biji membantu proses pencernaan. Kandungan mineral dan

serat pada jambu biji juga melindungi selaput membran mukosa

usus.

b. Bahwa konsumsi buah jambu biji sebagai sumber vitamin C

dapat membantu meningkatkan penyerapan zat besi, akan tetapi

jika asupan vitamin C rendah dapat memberikan implikasi

terhadap kadar hemoglobin ibu hamil. Menurut penelitian (Yeri

Esty Ningtyastuti, 2018) jambu biji juga dapat mengatasi

penderita anemia (kekurangan darah merah) karena didalam buah

jambu biji merah mengandung juga zat mineral yang dapat

memperlancar proses pembentukan hemoglobin sel darah merah

serat, mineral dan vitamin dalam buah jambi biji mampu menjaga

kekebalan tubuh. Hal ini sangat dibutuhkan bagi yang terkena virus

nyamuk demam berdarah dan penyakit lainnya.

c. Penguat jantung serta menyehatkan saluran pencernaan dan obat

pencegah penyakit kanker.

d. Manfaat buah jambu biji untuk kesehatan lainnya adalah untuk


42

memenuhi kebutuhan nutrisi makanan. Kandungan vitamin B3 dan

B6 sangat baik untuk perkembangan rangsang otak dan menambah

nafsu makan.

e. Selain itu, jambu biji juga sangat baik untuk menjaga kesehatan

kulit. Bagi wanita yang ingin mempunyai kulit halus alami,

kandungan vitamin C sangat baik untuk menjaga kondisi kulit tetap

sehat. Cara mengkonsumsi buah jambu biji bisa dengan dimakan

segar atau diolah menjadi jus. Sebaiknya ketika mengkonsumsi

jambu biji tidak dengan bijinya. Cukup daging buahnya saja, sebab

biji dari jambu akan sulit dicerna oleh sistem pencernaan.

8. Cara Pemberian Buah Jambu Biji Merah

Buah Jambu Biji Merah selain dapat dikonsumsi dengan

bentuk jus, bisa juga langsung dikonsumsi hanya cukup dicuci bersih

dan dipotong sesuai selera. Cara pemberian buah jambu biji merah

pada ibu hamil dengan anemia dapat dikonsumsi rutin 1x sehari

dengan dosis 100 gram atau sama dengan 1 buah belimbing berukuran

sedang (100 gram). Berdasarkan hasil penelitian dari Jus buah

belimbing dikonsumsi pagi hari 2 jam setelah makan dan minum obat

apabila klien juga mengkonsumsi obat kalsium . (Indriani, 2016).

Jambu biji merah lebih baik dikonsumsi secara langsung tidak dijus

karena kandungan serat di dalam buah jambu biji merah dapat

merusak serat dan vitamin pada buah jika di blender. Sedangkan

mengkonsumsi buah secara langsung masih alami tanpa diblender


43

kandungan serat dan vitamin masih tetap terjaga.

Berikut Cara Mengonsumsi Buah Jambu Biji untuk Ibu Hamil

Anemia :

Menurut Penelitian (Rachmaniar, 2016) Kandungan nutrisi dan

gizi buah jambu biji merah menawarkan beberapa manfaat kesehatan

untuk ibu hamil. Berikut adalah bahan dan cara pemberian buah

jambu biji merah :

1. Ambilah 1 buah jambu biji merah berukuran sedang (100 gram),

perlu diingat juga sebaiknya untuk mengonsumsinya pilihlah

buah jambu biji merah yang sudah masak, yaitu warna kuningnya

lebih dominan, karena kandungan tanin yang didalam buah

jambu biji matang lebih rendah dibandingkan dengan buah

jambu biji yang tidak terlalu matang dan kandungan vitamin C

jambu biji mencapai puncaknya menjelang matang.

2. Cuci bersih dan kupas tepi buah jambu biji merah terlebih

dahulu.

3. Potong buah jambu biji menjadi beberapa bagian dipisah dengan

bijinya.

4. Buah jambu biji merah siap dihidangkan.

(sumber : Ramayulis, 2016)


44

E. Kerangka Teori

Berdasarkan konsep dan teori yang mendukung penelitian ini maka

peneliti mencoba meresume teori – teori tersebut dalam bentuk skema

kerangka teori sebagai berikut :

Fisiologi masa hamil :


Hb >11gr/dl
1. Pertambahan kebutuhan asupan
gizi. ( tidak anemia)
2. Peningkatan kebutuhan zat besi.
3. Perubahan volume darah atau
hemodolusi.
4. Gangguan penyerapan zat besi.
5. Kebutuhan Vitamin C 85 mg
perhari Kadar
Hemoglobin
meningkat
Hb <11gr/dl
(Anemia)
45

Penyerapan
zat besi
Faktor resiko anemia masa
hamil :
1. Gangguan kelangsungan
kehamilan (Abortus,
Premature).
Besi fero
2. Gangguan proses persalinan
(Inertia uteri, Atonia uteri, (Fe2+)
Partus lama.
3. Gangguan pada masa nifas
(sub involusi rahim, produksi
ASI rendah).
4. Gangguan pada janin
(mikrosomi, BBLR, Tablet Fe (Fe3+)
kematian). Vitamin C Mereduksi
Fe3 menjadi Fe2+

JAMBU BIJI Tablet Fe


MERAH

Sumber : (Rachmaniar, 2016) , (Herdiani & Simatupang, 2019),


Vitamin(Yantina,
C

2018), (M. R. Sari, 2018), (Muhammad A, 2018)

F. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pemberian suplemen Peningkatan kadar


tablet Fe dan konsumsi hemoglobin pada ibu
buah jambu biji merah hamil

Karakteristik Responden
Usia ibu, tingkat
pendidikan, pekerjaan,
gravida.
46

Gambar 2.2 bagan kerangka konsep

Variabel Penelitian :

Dalam penelitian ini perlakuan pemberian buah jambu biji merah

dan sumplement tablet Fe sebagai variabel independen atau variabel yang

mempengaruhi terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada ibu hamil.

G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pertanyaan penelitian


yang harus dibuktikan. Hipotesis dituliskan dalam bentuk hubungan
antara variabel independen dan dependen. Rumusan hipotesis
mencerminkan seluruh variabel yang akan diteliti sehingga harus
kongrkit, spesifik dan terukur.(Jauhar,2017)

Hipotesis dalam penelitian ini :

Terdapat perbedaan hemoglobin pada ibu hamil dengan anemia


antara yang diberi buah jambu merah dengan ibu hamil dengan anemia
yang tidak diberi buah jambu merah di wilayah kerja Puskesmas
Sukorejo Kendal.

Ho : Tidak ada perbedaan peningkatan hemoglobin pada ibu hamil


dengan

anemia antara yang diberikan buah jambu biji merah dan tablet Fe
47

dengan yang hanya diberi tablet Fe.

Ha : Ada perbedaan peningkatan hemoglobin pada ibu hamil dengan

anemia antara yang diberikan buah jambu biji merah dan tablet Fe

dengan yang hanya diberi tablet Fe.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN DAN JENIS PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah pedoman atau prosedur serta

teknik dalam perencanaan penelitian yang berguna sebagai

panduan untuk membangun strategi yang menghasilkan

model atau blue print penelitian. disebut juga

dengan penelitian sebab akibat merupakan salah satu ide

berpikir ilmiah untuk menyusun suatu riset metodologi.

(Sukardi, 2012)

Penelitian ini menggunakan metode penelitian


eksperimental dengan pendekatan quasy eksperimental untuk
mempelajari efek buah jambu biji merah pada ibu hamil
anemia. Pada penelitian yang akan dilakukan ini dibuat
rancangan pre-post control group desain. Sampel dibagi
menjadi dua kelompok yang dipilih secara langsung, yaitu
kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kemudian
masing-masing kelompok diberikan pre-test untuk
mengetahui keadaan awal. Kelompok intervensi diberikan
perlakuan dengan pemberian tablet Fe dan buah jambu biji
merah, sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan
perlakuan pemberian tablet Fe. Setelah selesai perlakuan,
kedua kelompok dilakukan post-test.

47
48

Berikut skema desain penelitian :

Kelompok Pre test Treatment Post Test

1 O1 X1 O2
2 O3 - O4
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan :
Kelompok 1 : Kelompok intervensi, diberikan perlakuan
pemberian tablet Fe dan buah jambu biji merah
Kelompok 2 : Kelompok kontrol, hanya diberikan tablet Fe
O1 : Nilai pre test pada kelompok intervensi.
O2 : Nilai post test pada kelompok intervensi.
O3 : Nilai pre testpada kelompok kontrol.
O4 : Nilai post test pada kelompok kontrol.
X1 : Diberikan buah jambu biji merah
O2 : Post test pada kelompok intervensi setelah
perlakuan.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Maret 2021 di


wilayah kerja Puskesmas Sukorejo Kendal. Berdasarkan data studi
pendahuluan bulan Januari s/d November tahun 2020 di wilayah kerja
Puskesmas Sukorejo Kendal ibu hamil dengan anemia tercatat ada
pasien.
49

C. POPULASI PENELITIAN
Populasi adalah sekumpulan manusia, benda, binatang,
peristiwa, objek yang diinginkan peneliti untuk dilakukan penelitian,
(Swarjana, 2016)

1.Populasi Target

Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran akhir


penerapan hasil penelitian (Notoatmodjo, 2011). Populasi target
penelitian ini adalah ibu hamil.

2.Populasi Aktual

Ibu hamil dengan anemia yang berdomisili di wilayah kerja


Puskesmas Sukorejo Kendal yang sesuai dengan kriteria inklusi dan
ekslusi.

D. SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING


a. Sampel

Sampel adalah hasil gambaran dari populasi yang akan


diteliti karakteristiknya sesuai dengan ketentuan dari peneliti.
Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu hamil dengan anemia di
wilayah kerja Puskesmas Sukorejo Kendal. Sedangkan teknik
sampling merupakan cara yang untuk memilih jumlah sampel
dari suatu populasi sesuai dengan ketentuan peneliti. (Dharma,
2011)

Dalam penelitian ini teknik memilih sampel yang digunakan


adalah non-probably sampling yaitu semua jumlah populasi
yang ada tidak semuanya dapat dijadikan sebagi sampel. Sampel
yang digunakan sebagai penelitian merupakan sampel dengan
karakteristik sesuai dengan ketentuan peneliti (Purposive
Sampling). Purposive sampling dimana pengambilan sampel
berdasarkan atas kriteria inklusi dan ekslusi yang telah
50

ditetapkan pada cara ini ibu hamil yang mengalami anemia pada
trimester 2 dijadikan kelompok intervensi dan kelompok
kontrol. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 30 orang,
yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.

Cara membagi sample dalam kelompok kontrol dan


kelompok intervensi dengan diundi secara sederhana. Apabila di
dalam satu ruang ada dua responden maka terlebih dahulu
ditunjukkan informed concent yang sudah disiapkan oleh
peneliti, apabila responden menyetujui maka termasuk dalam
kelompok intervensi. Dan apabila menolak untuk dilakukan
perlakuan maka responden termasuk dalam kelompok kontrol.

3. Estimasi Besar Sampel

Menurut (Notoatmodjo, 2011) untuk menentukan besar


sampel dengan populasi kecil atau kurang dari 10.000 dan
jumlah populasi belum diketahui maka menggunakan rumus
sebagai berikut :

N.z21 – a/2 p(1-p)

n=
d(N-1) + z21 – a/2 p (1-p)

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

z : Nilai standar normal untuk a = 0,05 (1,96)

p : Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap


50%

q : 1-p (100% - p)
51

d : Tingkat signifikansi (p)

Berdasarkan jumlah populasi pada studi pendahuluan


sebesar 30 pasien ibu hamil dengan anemia. Sehingga bila
dihitung menggunakan rumus besar sampel, estimasi besar
sampelnya sebagai berikut :

70.(1,96)2.0,5.0,5
n =
0,05 (70-1) + (1,96)2.0,5.0,5
n = 67,228
3,45 + 0,96604
n = 15,2 + 1,52

n = 16,72 (17 responden)

Dari data estimasi perhitungan besar sampel, maka dapat


diambil kesimpulan bahwa besar sampel sejumlah 17 responden
per kelompoknya.

E. KRITERIA RETRIKSI

Kriteria retriksi pada penelitian ini terbagi menjadi kriteria

inklusi dan kriteria eksklusidengan rincian :

1. Kriteria Inklusi

a. Ibu hamil dengan anemia ringan (Hb 8-11% gr/dl)

b. Ibu hamil trimester 2

c. Ibu hamil yang patuh mengonsumsi tablet Fe

d. Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini


52

e. Tinggal di wilayah kerja Puskesmas Sukorejo Kendal

2. Kriteria Eksklusi
a. Ibu hamil yang menggunakan cara tradisional dalam
menaikkan kadar Hb misal dengan menggunakan buah
naga, buah bit atau menggunakan buah-buahan lain yang
disukai ibu hamil.
b. Klien penderita anemia pada kehamilan dengan
komplikasi

F. DEFINISI OPERASIONAL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian


No Variabel Definisi Operasional Instrument Hasil Ukur Skala

1 Pemberian Ibu hamil sebelum Lembar observasi - -


Jambu Biji diberikan perlakuan dan SOP
Merah diukur kadar Hb lalu
(variabel secara rutin sehari 1x
independent) mengkonsumsi jambu
biji merah selama 14
hari sebanyak 100gr
kemudian setelah 14 hari
diukur kadar Hb
menggunakan alat GCU
2 Skala Lembar rasio
Anemia ibu Hamil Rata-rata
Peningkatan Observasi,SOP,
adalah kondisi kadar peningkata
Hb dengan alat GCU
hemoglobin darah n Hb
pemberian
akibat kekurangan zat setelah
jambu biji
53

merah
besi dengan kadar diberikan
(variabel
hemoglobin pada jambu biji
dependent)
trimester I dan merah
trimester III <11 gr/dL 2,024
dan kadar hemoglobin selama 7
pada trimester II< 10,5 hari
gr/dL, nilai batas
tersebut dan
perbedaanya dengan
kondisi wanita tidak
hamil adalah karena
hemodilusi, terutama
pada trimester II.

G. INTERVENSI DAN INSTRUMENTASI

1. Intervensi

Pada penelitian kali ini, bentuk intervensi yang diberikan


adalah sebagai berikut:

a. Pelaksanaan penelitian diawali dengan permintaan surat


ijin penelitian kepada kepala jurusan keperawatan
Poltekkes Kemenkes Semarang
b. Mengajukan surat rekomendasi ijin penelitian kepada
Kepala Dinkes Kota Kendal untuk melakukan studi
pendahuluan dan penelitian di Puskesmas Sukorejo
Kendal
c. Melakukan persamaan persepsi dibantu dengan 1
54

enumerator yaitu bidan yang berlatarbelakang


pendidikan D3Kebidanan.
d. Memilih responden yang sesuai dengan kriteria inklusi
dan eksklusi yang sudah ditetapkan.
e. Menjelaskan prosedur kepada responden mengenai
prosedur penelitian kemudian meminta persetujuan
responden untuk mengisi informed consent kesediaan
menjadi responden penelitian
f. Membagi responden menjadi dua kelompok yaitu
kelompok dengan perlakuan pemberian tablet Fe dan
buah jambu biji merah dan kelompok kontrol yang
tidak diberikan perlakuan pemberian buah jambu biji
merah
g. Responden pada kelompok intervensi diberikan
perlakuan diukur tekanan darahnya lalu secara rutin
sehari 1x mengkonsumsi buah jambu biji merah selama
14 hari sebanyak 100 gram kemudian diukur hb
kembali. Sedangkan untuk yang kelompok kontrol yaitu
hanya konsumsi rutin tablet Fe tidak diberikan buah
jambu biji merah
h. Semua responden dilakukan pengukuran hb pada hari
pertama dan terakhir dengan menggunakan alat GCU
i. Buah jambu biji merah dikonsumsi diberi jarak waktu
minimal 2 jam setelah minum obat apabila klien juga
mengkonsumsi obat lain seperti kalk. Tablet Fe
diberikan pada malam hari dikonsumsi karena dapat
memberikan efek pada pembentukan sel darah merah
dalam tubuh. Buah jambu biji merah dapat dikonsumsi
untuk mendapatkan hasil hemoglobin yang normal,
selain itu juga dapat menyeimbangkan penatalaksanaan
55

farmakologi dan non farmakologi. Oleh karena itu,


dalam penelitian ini diberikan buah jambu biji merah
sebagai pengontrol hb pada ibu hamil anemia
j. Setelah itu dilakukan pengolahan data untuk
mengetahui karakteristik tiap responden dan untuk
membandingkan kedua tindakan yang telah dilakukan
terhadap dua kelompok untuk mengetahui peningkatan
hb pada ibu hamil anemia
b. Instrumentasi
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan lembar observasi hemoglobin menggunakan alat
GCU Hb, dan lembar SOP.

H. ANALISA DATA

1. Metoda Pengolahan Data

a. Editing

Pengeditan yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan


pada saat pengambilan data dengan mengkoreksi dan
mendeteksi data observasi yang diperoleh dari responden
meliputi kelengkapan pengisian identitas dan hasil
pengamatan.
b. Koding
Setelah dilakukan proses editing, selanjutnya proses
koding. Dalam penelitian ini karakteristik yang dilakukan
pengkodean adalah usia ibu, usia kehamilan, paritas
responden. Koding yang diberikan terhadap kelompok
responden adalah angka “2” untuk responden kelompok
kontrol (kelompok hanya diberikan tablet fe) sedangkan
angka “1” untuk responden kelompok intervensi
56

(kelompok yang diberikan perlakuan pemberian tablet fe


dan jambu biji merah )

c. Data entry
Adalah proses memasukkan data ke dalam komputer
melalui program SPSS 16, sebelum dilakukan analisis
data dilakukan cek ulang kembali (M. Sari, 2018)

d. Tabulasi
Setelah proses koding selesai maka langkah selanjutnya
dilakukan tabulating dengan memasukkan data yang
diperoleh ke dalam tabel berdasarkan hasil penelitian dan
hasil perhitungan berdasarkan analisis yang digunakan,
serta memasukkan data sesuai dengan kode-kode yang
telah ditentukan.
e. Processing
Adalah tahap pengelolaan data menggunakan sistem
SPSS pada komputer. (M. Sari, 2018)
f. Cleaning
Adalah tahap peneliti mengecek kembali data yang sudah
di endtry apakah ada kesalahan atau tidak.
2. Analisa Data

Analisis data adalah kegiatan setelah data dari seluruh


responden atau sumber data lain terkumpul terdiri dari
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis
responden, mentabulasi data, menyajikan data, melakukan
perhitungan menggunakan statistik (Sugiyono, 2011).
Analisis data terdiri dari analisis univariat, bivariat,
multivariat. Berikut contoh penulisan analisis data (Jauhar,
2017)
57

Analisa data dalam penelitian ini dilakukan dengan


menggunakan program SPSS versi 16 untuk melihat
pengaruh pemberian jus belimbing terhadap hipertensi
kehamilan pada ibu hamil dengan hipertensi diwilayah kerja
Puskesmas Sukorejo Kendal dengan langkah – langkah
sebagai berikut :

a. Analisa Univariat

Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan setiap variabel penelitian. Pada

umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan

presentase dari setiap variabel

Dalam penelitian ini analisa univariat digunakan


untuk menggambarkan karakteristik responden yang
meliputi Usia ibu, tingkat pendidikan, pekerjaan, gravida,
responden menggambarkan hasil penelitian mengenai
peningkatan hemoglobin ibu hamil anemia baik kelompok
kontrol (kelompok yang diberikan tablet Fe ) dan
kelompok intervensi (kelompok yang diberikan perlakuan
pemberian tablet Fe dan jambu biji merah)

Pada karakteristik responden yaitu usia ibu, tingkat


pendidikan, pekerjaan, gravida. disajikan dalam bentuk
tabel dan ditampilkan hasil frekuensi serta presentase,
pada gambaran hemoglobin ibu hamil anemia baik yang
kelompok kontrol maupun kelompok intervensi disajikan
dalam tabel dengan ditampilkan hasil mean, median dan
standart deviasi.
58

b. Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk menguji hipotesis


dan mengetahui perbedaan antara pre dan post perlakuan
pada kelompok kontrol dan perlakuan sehingga dapat
diketahui adakah pengaruh pemberian tablet Fe dan jambu
biji merah pada ibu hamil anemia.

Analisis uji statistik yang akan digunakan dalam


penelitian ini adalah uji dependent t-test atau Wilcoxon
dan uji independent t-test atau Mann Withney.

Uji dependent t-test atau Wilcoxon ini digunakan


untuk menguji dua kelompok berpasangan pre post t-test
terhadap peningkatan hemoglobin pada ibu hamil anemia.
Dependent t-test digunakan ketika data berdistribusi
normal berdasarkan uji normalitas menggunakan Saphiro
Wilk ketika jumlah sampel <50 atau Kolmogorov Smirnov
ketika jumlah sampel ≥50, dengan nilai p-value >0,05.
Wilcoxon digunakan apabila data berdistribusi tidak
normal berdasarkan uji normalitas menggunakan Saphiro
Wilk ketika jumlah sampel <50 atau Kolmogorov Smirnov
ketika jumlah sampel ≥50, dengan nilai p-value 0,05.

Kemudian menggunakan uji independent t-test atau


Mann Withney digunakan untuk menguji peningkatan
hemoglobin setelah diberikan tablet Fe dan jambu biji
merah pada ibu hamil anemia terhadap dua kelompok
59

tidak berpasangan antara kelompok kontrol dan


kelompok intervensi. Uji independent t-test digunakan
apabila data berdistribusi normal berdasarkan uji
normalitas menggunakan Saphiro Wilk ketika jumlah
sampel <50 atau Kolmogorov Smirnov ketika jumlah
sampel ≥50, dengan nilai p-value ≤0,05.

Data dinyatakan memiliki varian yang sama (equal


variance) bila F-Hitung < F-Tabel, dan sebaliknya,
varian data dinyatakan tidak sama (unequal variance)
bila F-Hitung > F-Tabel. Bentuk varian kedua kelompok
data akan berpengaruh pada nilai standar error yang
akhirnya akan membedakan rumus pengujiannya. Uji t
untuk varian yang sama (equal variance) menggunakan
rumus manual Polled Varians:

Uji t untuk varian yang berbeda (unequal


variance) menggunakan rumus manual Separated
Varians dibawah ini :
60

I. ETIKA PENELITIAN

Penelitian ini akan dilakukan setelah mendapat persetujuan

dari institusi terkait, yaitu Puskesmas Sukorejo Kendal dan

meminta persetujuan responden sebagai subyek penelitian.

Sebelum meminta persetujuan dari responden, peneliti

menjelaskan terlebih dahulu mengenai penelitian yang akan

dilakukan dengan menekankan pada etika penelitian menurut

(Notoatmodjo, 2011) yang meliputi :

1. Lembar Informed Consent

Peneliti memberikan penjelasan mengenai penelitian yang

akan dilakukan dan memberikan lembar persetujuan menjadi

responden untuk dibaca dan ditanda tangani. Penandatangan

bersifat sukarela tanpa ada paksaan dari peneliti.


61

2. Kerahasiaan (Confidentialy)

Kerahasiaan informasi dari responden dijamin peneliti dan

tidak akan disampaikan kepada pihak lain yang tidak terkait

dengan penelitian tanpa persetujuan dari responden tersebut.

3. Tanpa Nama (Anonim)

Peneliti menjaga kerahasiaan identitas responden dengan

cukup menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

responden
62

DAFTAR PUSTAKA

A V Hoffbrands. (2013). Kapita Selekta Hematologi (Essential Haematologi).


EGC.

Anlaakuu, Peter & Anto, F. (2017). Anaemia in Pregnancy and Associated


Factors: A Cross Sectional Study of ANC Attendants at the Sunyani
Municipal Hospital, Ghana. BMC Journal, DOI: 10.11.

Cahyono. (2011). Sukses Budidaya Jambu Biji di Pekarangan dan Perkebunan.


Andy offset.

Chairlain, L. E. (2011). Pedoman teknik dasar untuk laboratorium kesehatan.


EGC.

Depkes RI. (2012). Program Penanggulangan Anemia pada Wanita Usia Subur
(WUS). In Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Dharma, K. K. (2011). Metodologi Penelitian Keperawatan : Panduan


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Trans InfoMedia.

Dinkes Jateng. (2018). Profil Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Profil Kesehatan
63

Jawa Tengah.

F.G, C. (2012). Obstetri Williams (23 ed.). EGC.

Herdiani, T. N., & Simatupang, A. U. (2019). Pengaruh Senam Hamil terhadap


Kualitas Tidur Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Ratu
Agung Kota Bengkulu. Journal for Quality in Women’s Health.

Kemenkes RI, 2019. (2019). Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi Untuk


Remaja Putri Dan Wanita Usia Subur. Direktorat Jendral Kesehatan
Masyarakat.

Kesehatan, D. (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2016. Journal


of Chemical Information and Modeling.

Kesumasari. (2012). Anemia Gizi, Masalah dan Pencegahan. Penerbit Kalika.

Laelasari, L., & Natalia, L. (2016). Hubungan Antara Pengetahuan, Status Gizi
Dan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu Hamiltrimester III Di Wilayah Kerja Uptd Puskesmas
Salagedangkabupaten Majalengka Tahun 2016. Jurnal Keperawatan Bina
Sehat.

Lalage. (2013). Menghadapi Kehamilan Beresiko Tinggi (Ed.4). EGC.

Marty, T. (2012). Khasiat Istimewa Jambu Biji. Dunia Sehat.

Mochtar, R. 2011. S. O. J. E. (2011). Sinopsis Obstetri. EGC.

Mohammed, M. T. (2018). Physiological changes in iron and blood parameters


during different pregnancy trimesters in pregnant women in Baghdad. Al-
Mustansiriyah Journal of Science. https://doi.org/10.23851/mjs.v29i1.81

Muhammad A, S. O. (2018). Determination of iron deficiency in chronic disease


anemia. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(1).

Notoatmodjo. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.

Pratami, E. (2016). Evidence -based kehamilan dengan anemia. EGC.


64

Prawirohardjo. (2014). Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dn


nasional. Pt. Bina Pustaka.

Proverawati, A. (2013). Buku Ajar Gizi untuk Ibu Hamil Anemia. Nuha Medika.

R Akhtar. (2018). Frequency Of Maternal and Fetal Outcomein Grand Multipara


Women. KJMS, 11, 376–379.

Rachmaniar, R. (2016). Pemanfaatan Sari Buah Jambu Biji Merah (Psidium


guajava Linn) sebagai Antioksidan dalam Bentuk Granul Effervescent.
JSTFI Indonesian Journal Of Pharmaceutical Science and Technology, V(1),
1–20.

Rahman, M. M. (2016). Maternal anemia and risk of adverse birth and health
outcomes in low-and middle-income countries: systematic review and meta-
analysis. The American Journal of Clinical Nutrition, 103(2), 495–504.

RI, kementerian K. (2019). Riskesdas 2018. In Journal of Chemical Information


and Modeling.

Rukman, K. (2014). Hematologi & Transfusi. Erlangga.

Saparinto, C. dan R. S. (2016). Grow Your Own Fruits – Panduan Praktis


Menanam 28 Tanaman Buah Populer di Pekarangan. Lily Publisher.

Sari, M. (2018). Metodologi Penelitian. Deepublish.

Sari, M. R. (2018). Pengaruh Pemberian Tablet Fe Dengan Jus Jambu Biji


Terhadap Perubahan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Anemia Di Puskesmas
Pembantu Pulau Palas Kecamatan Tembilahan Hulu. Jurnal Kesehatan
Husada Gemilang.

Sinaga, F. A., & Risfandi, M. (2016). The Effect of Giving Red Guava Fruit Juice
Towards Haemoglobin and Vo2max Contents on Maximum Physical
Activity. International Journal of Science and Research.

Stephen, G., Mgongo, M., Hussein Hashim, T., Katanga, J., Stray-Pedersen, B., &
Msuya, S. E. (2018). Anaemia in Pregnancy: Prevalence, Risk Factors, and
65

Adverse Perinatal Outcomes in Northern Tanzania. Anemia.


https://doi.org/10.1155/2018/1846280

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Afabeta.

Sukardi. (2012). Metodologi Penelitian. PT.Bumi Aksara.

Sunita, A. (2016). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.

Swarjana. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). ANDI.

Syafrudin, K. dan M. (2011). Penyuluhan KIA. Trans Info Media.

Weldekidan, F., Kote, M., Girma, M., Boti, N., & Gultie, T. (2018). Determinants
of Anemia among Pregnant Women Attending Antenatal Clinic in Public
Health Facilities at Durame Town: Unmatched Case Control Study. Anemia.
https://doi.org/10.1155/2018/8938307

WHO. (2015). The global prevalence of anaemia in 2011. In Who.

WHO. (2017). 2017 Health SDG Profile: Indonesia. World Health Organization.

Winarni, L. M., Lestari, D. P., & Wibisono, A. Y. G. (2020). Pengaruh Pemberian


Jus Jambu Biji Merah Dan Jeruk Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin
Pada Ibu Hamil Anemia: A Literature Review. Jurnal Menara Medika, 2(2),
119–127.

Wirawan. (2016). Pengaruh Pemberian Tablet Besi Dan Tablet Besi Plus Vitamin
C Terhadap Kadar Hemoglobin Ibu Hamil. Buletin Penelitian Sistem
Kesehatan, Vol. 18 No, 285–292.

World Health Organization. (2014). Global Nutrition targets 2015 Anaemia


Policy Brief. Global Nutrition Targets 2025.

World Health Organization. (2019). WHO Global report on traditional and


complementary medicine 2019. In World Health Organization.

Yantina, Y. (2018). Pengaruh Konsumsi Jambu Biji Merah Terhadap Peningkatan


Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil Trimester I Di Bps Lolita Puspita Sari
66

Punggur Lampung Tengah Tahun 2017. Analisis pendapatan dan tingkat


kesejahteraan rumah tangga petani, 53(9), 1689–1699.

Yeri Esty Ningtyastuti. (2018). Pengaruh Mengkonsumsi Jambu Biji Merah


Terhadap Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil. PENGARUH
MENGKONSUMSI JAMBU BIJI MERAH TERHADAP PENINGKATAN
KADAR HEMOGLOBIN IBU HAMIL DI KELURAHAN BANDUNG
KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN.

LAMPIRAN

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES
SEMARANG

Nama Mahasiswa : Viya Nur Khasanah


NIM : P1337420620049
Nama Pembimbing 1 : Wagiyo, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Mat
Nama Pembimbing 2 : Dra.Ns.Desak Parwati,M.Kes
Judul Skripsi : Pengaruh Jambu Biji Merah (Psidium Guajava. L) Terhadap

Status Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia Yang Mendapatkan


Suplementasi Tablet Fe Di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo
Kendal

No Hari/Tanggal Materi Saran TTD


67

1 Senin,24 Judul - Disarankan Judul dengan perbedaan 2


Agustus 2019 metode Brainstorming dan Peergroup
ACC penkes menggunakan media
Audiovisual tentang pengetahuan
mestruasi
- Mencari fenomena prevalensi kenapa
metode media diangkat dalam masalah
penkes
- Mencari referensi kelemahan metode
yang digunakan
- Mencari prevalensi pengetahuan
remaja dalam penkes
2 Jumat, 28 Latar - Latar Belakang belum sesuai dengan
Agustus 2019 Belakang fenomena yang terjadi di masyarakat
- Belum adanya prevalensi data- data
hasil output metode dan media
- Hasil penelitian yang diunggah tentang
metode penkes
3 Senin, 20 Latar - Latar Belakang harus membahas
September 20 Belakang media bukan masalah pengetahuan
menstruasi
-
4 Rabu, 23 Judul dan - Hasil jurnal penelitian tidak mendukung
September 2020 Latar terhadap perubahan klinis responden
Belakang - Perubahan klinis Tekanan Darah > 20
mmHg untuk tekanan Diastol
(Ganti topik - Hanya terdapat perubahan statistik bukan
ibu hamil perubahan klinis
dengan
hipertensi)
5 Kamis , 24 Judul dan Pengaruh Jambu Biji Merah (Psidium
September 2020 Latar
Guajava. L) Terhadap Status Hemoglobin
Belakang
Pada Ibu Hamil Anemia Yang
Mendapatkan Suplementasi Tablet Fe Di
ACC
BAB I Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo
Kendal
Saran Urutan penulisan latar Belakang :
1. Angka kejadian anemia ibu hamil
di Indonesia
2. Angka kejadian anemia ibu hamil
di Jawa Tengah
3. Angka kejadian anemia ibu hamil
68

di kabupaten
4. Tambahkan komplikasi akibat
anemia pada bayi dan ibu
5. Hapus teori tentang penjelasan
anemia

6 Senin, 5 Oktober BAB I ACC


2020 Lanjut bab II

7. Rabu, 14 BAB II - Kalimat pengertian ibu hamil


Oktober 2020 anemia di ganti Konsep Ibu Hamil
Anemia
- Judul buku Adriani M ?
judul buku Adriani M, Wirjatmadi
B. Peranan Gizi dalam Siklus
Kehidupan. 3rd ed. Jakarta:
Prenada Media Group, 2016
- Judul buku Sunita A?
Sunita A. Prinsip Dasar Ilmu Gizi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2016.
- Kalimat Pengertian Hemogloblin
diganti Konsep Tentang
Hemoglobin
- Kalimat dalam paragraph
sebaiknya tidak telalu Panjang
- Revika Rachmaniar (2016) artikel
atau buku? Artikel Rachmaniar,
Revika, Kartamihardja Haruman
dan Merry 2016, Pemanfaatan Sari
Buah Jambu Biji Merah (Psidium
guajava Linn.) sebagai Antioksidan
dalam Bentuk Granul
Effervescent*, JSTFI Indonesian
Journal of Pharmaceutical Science
and Technology, V(1): 1-20.
69

8 Rabu, 21 BAB II 1. Bila ada lebih dari 1 tentang definisi


Oktober 2020 anemia ibu hamil maka anda harus
mendesiminasikan dari kedua definisi itu
menjadi satu sebagai definisi anda.
2. Setelah definisi tanda dan gejala
kemusian etiologi batu klasifikasi
3. Masih banyak referensi yang lebih dari
10 tahun masa penerbitas

9 Senin, 02 BAB II 1. Kerangka teori mohon di perbaiki


November 2020 kembali harus memuat semua teori2
yang masuk pada BAB II
2. Kerangka teori harus menjelaskan
bagaimana hubungan antar teori yang
digunakan dalam BAB II dalam bentuk
sekema.
3. Ho : Tidak ada perbedaan peningkatan
hemoglobin pada ibu hamil dengan
anemia antara yang diberian buah
jambu biji merah dan tablet Fe dengan
yang hanya diberi tablet Fe.
10 Senin, 23 BAB II ACC
November 2020 Lanjut bab III

11 Rabu, 24 BAB III Perbaikan Analisa Data


Desember 2020 Lengkapi lampiran
70

LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI


PRODI S1 TERAPAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES
SEMARANG

Nama Mahasiswa : Viya Nur Khasanah


NIM : P1337420620049
Nama Pembimbing 1 : Wagiyo, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Mat
Nama Pembimbing 2 : Dra.Ns.Desak Parwati,M.Kes
Judul Skripsi : Pengaruh Buah Jambu Biji Merah (Psidium Guajava. L)

Terhadap Status Hemoglobin Pada Ibu Hamil Anemia Yang


Mendapatkan Suplementasi Tablet Fe Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukorejo Kendal

No Hari/Tanggal Materi Saran TTD


71

1 Senin, 14 Judul dan - Latar Belakang belum menunjukkan


Agustus 2020 Latar fenomena real dilapangan
Belakang - Ada masalah apa pada remaja yang
mengalami menstruasi
- Hasil penelitian yang diunggah tidak
mendukung judul
- Mengapa mengangkat masalah media
penkes pada remaja menstruasi

2 Senin, 20 Judul dan - Latar Belakang belum sesuai dengan


Agustus 2020 Latar masalah
Belakang - Tidak ada prevalensi tingkat
pengetahuan remaja yang menggunakan
metode penkes
- Kenapa mengangkat masalah metode
penkes
- Peneliti susah mencari prevalensi
tingkat pengetahuan menstruasi metode
penkes pada remaja
- Peneliti mengganti topik penelitian
3 Rabu, 23 Judul dan - Hilangkan “ Non Farmakologis”
Agustus 2020 Latar - Prevalensi hanya kejadian ibu
Belakang Hipertensi di Indonesia,jawa
tengah,kabupaten
ACC - Dampak Terjadinya hipertensi pada
Latar ibu hamil terhadap ibu dan janin
Belakang - Penyebab hipertensi ibu hamil
diperbaiki - Jurnal difokuskan saja dengan ibu
hipertensi dengan pemberian jus
tomat tidak hipertensi secara umum
- Namun tidak disetujui oleh
pembimbing 1 karena Hasil jurnal
penelitian tidak mendukung
terhadap perubahan klinis
responden , perubahan klinis
Tekanan Darah > 20 mmHg untuk
tekanan Diastol , hanya terdapat
perubahan statistik bukan
perubahan klinis

4 Kamis, 29 Judul dan Pengaruh Buah Jambu Biji Merah (Psidium


Agustus 2020 Latar Guajava. L) Terhadap Status Hemoglobin
Belakang Pada Ibu Hamil Anemia Yang Mendapatkan
Suplementasi Tablet Fe Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukorejo Kendal
72

- Referensi jurnal maksimal kurang


dari 5 tahun
- Referensi textbook maksimal 10
tahun
- Rumusan masalah “Adakah
pengaruh……”
- Sistematika segitiga terbalik
(umum,masalah 5W+ 1H, informasi
tambahan)
5 Jumat, 9 Oktober Latar - Pengertian anemia kehamilan
2020 Belakang menggunakan refensi yang lain
- Karakteristik responden
mengonsumsi tablet Fe secara patuh
ACC - Meneliti responden trimester 2 saat
Lanjutkan menjalani program mengkonsumsi
BAB II tablet Fe selama 90 hari supaya
penelitian homogenitas

6 Rabu, 24 Konsultasi - Langsung ke definisi ibu hamil


Desember 2020 BAB II anemia
- Kerangka konsep garis di rubah

Perbaikan BAB II Lanjut BAB III

7 Jumat, 15 Konsultasi - Klasifikasi anemia cukup dipahami


Januari Revisi BAB tidak ditulis
II dan BAB - Fisiologi jambu biji meningkatkan
III kadar hb
- Kerangka teori lebih singkat
- Kerangka konsep perbaiki

8 Rabu, 20 Januari Konsultasi


2020 Revisi BAB
II dan BAB
III
73
47
47

Anda mungkin juga menyukai