OLEH :
OLEH :
ii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI KHADIJAH PALEMBANG
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STUDI KASUS, JULI 2023
ABSTRAK
iii
SITI KHADIJAH HIGHER SCHOOL OF HEALTH SCIENCES
PALEMBANG NERS PROFESSIONAL STUDY PROGRAM
CASE STUDY, JULY 2023
ABSTRACT
Reference : 16 (2015-2023)
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Penulis
Pembimbing
v
HALAMAN PENGESAHAN
Penguji,
Mengetahui,
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
vi
MOTOO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
1. Untuk kedua orang tua ku, ibuku Rusyati dan ayahku Nur Muhamad,
keduanya lah yang membuat menjadi mungkin sehingga saya bisa sampai
pada tahap dimana tugas akhir ini akhirnya selesai. Terima kasih atas segala
pengorbanan, nasehat dan doa baik yang tidak pernah berhenti kalian berikan
kepadaku.
2. Terima kasih untuk kakak saya Wulan, yang sudah memberi dukungan dan
mendoakan saya. Kakak yang selama ini sudah menjadi saudara sekaligus
3. Untuk seluruh keluarga ku, terima kasih sudah memotivasi dan do’a nya.
vii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswa
Kab. Banyuasin
Ibu : Rusiyati
Riwayat Pendidikan
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
Keperawatan Pada Tn. ”R” Dengan Cholelithiasis di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Islam Siti Khadijah Palembang ”. KTI ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar profesi Ners pada Program Studi Tahap Profesi STIK Siti
Khadijah Palembang
penulis. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terim akasih sebesar
– besarnya kepada:
Penulis
ix
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel.1.1Intervensi keperawatan……………………………...............
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampira Dokumentasi
Lampitran Izin Penelitian
Lampiran Selesai Penelitian
Lampiran Lembar Konsultasi
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
yang terbentuk di kantong empedu. Organ kecil ini terletak di bawah organ
terbentuk ketika salah satu dari dua zat, yaitu kolesterol atau bilirubin,
menjadi jenuh dalam empedu dan mengkristal. Bilirubin adalah zat kuning
kecoklatan yang ditemukan dalam empedu yang dihasilkan ketika sel darah
usus. Pembentukan batu akibat bilirubin lebih jarang terjadi, dibanding yang
2023)
tahun 2017 yaitu sekitar 20 juta orang 10%-20% populasi orang dewasa
Sani ,2020).
2018).
persisten, kolik bilier dan kolesistisi, salah satu cara penatalaksanaan klien
ataupun laparatomi dengan dilakukan melalui insisi atau tusukan kecil yang
2
secara bedah adalah dengan cara kolesistektomi. Sedangkan penanganan
secara non bedah adalah dengan cara melarutkan batu empedu. Sehingga
masalah yang terjadi pada saat sebelum tindakan bedah pasien mengalami
gejala nyeri mendadak dan terus-menerus pada perut kanan atas bahkan
3
sakit, bahwa diagnosa yang akan muncul pada klien post Cholelithiasis
Palembang, 2023).
dengan Cholelithiasis di ruang Rawat Inap Marwah Rumah Sakit Islam Siti
Khadijah Palembang.
Ruang Rawat Inap Marwah Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang dan
4
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
Khadijah Palembang.
b. Tujuan Khusus
Palembang.
Palembang.
5
1.4 Manfaat
Khadijah Palembang
1) Wawancara
lainnya
2) Observasi
keperawatan
3) Pemeriksaan fisik
6
b. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
penelitian terkait
BAB IV PEMBAHASAN
tentang kasus
BAB V PENUTUP
7
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
Gamabar 2.1
Anatomi Kandung Empedu
Sumber gambar : (Bruno, 2019)
yang menegaskan batas anatomi antara lobus hati kanan dan kiri.
9
masuk ke saluran empedu yang kecil dalam hati. Saluran empedu
yang kecil bersatu membentuk dua saluran lebih besar yang keluar
dari permukaan bawah hati sebagai duktus hepatikus kanan dan kiri
10
berbagai unsur pokok. Beberapa dari unsur pokok ini diserap
1.1.6 Etiologi
a. Usia
11
3) Empedu bersifat litogenik bila usia semakin bertambah
b. Jenis Kelamin
kandung empedu.
d. Makanan
12
gangguan unsur kimia dari empedu dan menyebabkan
e. Aktifitas Fisik
13
14
2.1.5 Manifestasi klinis
adalah :
persisten.
15
Karena itu klien dapat memperlihatkan gejala defisiensi
2.1.6 Komplikasi
16
membutuhkan penanganan segera karena dapat mengancam
jiwa
Morare, 2020)
1. Pemeriksaan laboratorium
17
2. Pemeriksaan radiologi
b. Ultrasonografi (USG)
18
c. ERC(EndoscopicRetrograde Cholangio Pancreatography)
percabangan bilier.
sebagi berikut:
19
Penatalaksanaan bedah :
lebih dari 2 cm. Kelebihan dari metode ini adalah luka operasi
colelithiasis simptomik.
20
dapat menurunkan nyeri dari sedang ke ringan 45,2%, dan 3,2%
2018).
2.2.1 Pengkajian
21
1) Identitas klien
tindakan selanjutnya.
a. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
22
posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi nyeri/gatal
atau klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu sejak kapan
c. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum :
a) Penampilan Umum
b) Kesadaran
keadaan klien.
c) Tanda-tanda Vital
respirasi
2) Sistem endokrin
23
dapat terlihat dan teraba oleh tangan karena terjadi
3) Pola aktivitas
a) Nutrisi
b) Aktivitas
c) Aspek Psikologis
suasana hati
d) Aspek penunjang
serum meningkat)
24
klien pre dan post cholethiasis dengan menggunakan Standar Diagnosa
makanan
operasi)
25
2.1 Tabel Intevensi Keperawatan
26
analgetik
b. Objektif Terapeutik :
- Tekanan 1. Berikan teknik
darah nonfarmakologis
meningkat untuk
- Pola napas mengurangi rasa
berubah nyeri (mis.
- Nafsu makan TENS, hipnosis,
berubah skupresur, terapi
- Proses musik,
berpikir biofeedback,
terganggu terapi pijat,
- Menarik diri aromaterapi,
- Berfokus pada teknik imajinasi
diri sendiri terbimbing,
- Diaforesis kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)
2. Kontrol
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri (mis.
Suhu ruang,
pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
4. Pertimbangkan
jenis dan sumber
nyeri dalam
pemilihan
strategi
meredakan nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan
penyeabab,
peroide, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyri
3. Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
4. Anjurkan teknik
27
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik
2. Defisit nutrisi Tujuan : Manajemen
Pengertian : Setelah Nutrisi
Asupan nutrisi tidak dilakukan Observasi :
cukup untuk intervensi 1. Identifikasi
memenuhi kebutuhan keperawatan status nutrisi
metabolisme selama 3x24 jam 2. Identifikasi
Penyebab : diharapkan alergi dan
1. ketidakmampuan status nutrisi intoleransi
menelan makanan menungkat aktivitas
2. ketidakmampuan Kriteria hasil : 3. Identifikasi
mencerna 1. Porsi makanan yang
makanan makanan disukai
3. ketidak mampuan yang 4. Identifikasi
mengabsorsi dihabiskan perlunya
nutrien meningkat penggunaan
4. peningkatan 2. Kekuatan otot selang
kebutuhan pengunyah nasogastrik
metabolisme meningkat 5. Monitor asupan
5. faktor ekonomi 3. Kekuatan otot makanan
6. faktor psikologis menelan 6. Monitor berat
Gejala dan tanda meningkat badan
mayor : 4. Nyeri Terapeutik :
a. Subjektif abdomen 1. Lakukan oral
menurun hygiene
b. Objektif 5. Berat badan sebelum
- Berat badan membaik makan, jika
menurun 6. Frekuensi perlu
minimal 10% makan 2. Fasilitasi
di bawah membaik menentukan
rentang ideal 7. Nafsu makan pedoman diet
Gejala dan tanda membaik (mis. Piramida
minor : 8. Membran makanan)
a. Subjektif mukosa 3. Berikan
- Cepat membaik makanan tinggi
kenyang serat untuk
setelah makan untuk
- Kram/nyeri mencegah
abdomen konstipasi
28
- Nafsu makan 4. Berikan
menurun makanan tinggi
b. Objektif kalori dan
- Bising usus tinggi protein
hiperaktif 5. Hentikan
- Otot pemberian
pengunyah makan melalui
lemah selang
- Otot menelan nasogastrik jika
lemah asupan oral
- Memberan dapat
mukosa pucat ditoleransi
- Sariawan Edukasi :
- Serum 1. Ajarkan posisi
albumin turun duduk, jika
- Rombot perlu
rontok 2. Ajarkan diet
- Diare yang
diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan,
jika perlu
29
suhu lingkungan 3. Takikardi tubuh
5. Peningkatan laju meningkat 3. Monitor kadar
metabolisme 4. Bradikardi elektrolit
6. Respon trauma meningkat 4. Monitor
7. Aktivitas 5. Suhu tubuh haluaran urine
berlebihan membaik 5. Monitor
8. Penggunaan 6. Tekanan komplikasi
inkubator darah akibat
Gejala dan tanda membaik hipertermia
mayor : Terapeutik :
a. Subjektif 1. Sediakn
lingkungan
b. Objektif yang dingin
- Suhu tubuh 2. Longgarkan
diatas nilai atau lepaskan
normal pakaian
Gejala dan tanda 3. Basahi dan
minor : kipasi
a. Subjektif permukaan
tubuh
b. Objektif 4. Berikan cairan
- Kulit merah oral
- Kejang 5. Lakukan
- Takikardi pendinginan
- Takipnea eksternal (mis.
- Kulit terasa Selimut
hangat hipotermia atau
kompres dingin
pada dahi,
leher, dada,
abdomen,
aksila)
6. Hindari
pemberian
antipiretik atau
aspirin
Edukasi :
1. Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
cairan dan
elektrolit
intravena, jika
perlu
30
4. Risiko hipovolemia Tujuan : Manajemen
Pengertian : Hipovolemia
Berisiko mengalami Kriteria hasil : Observasi :
penuruan volume 1. Output urine 1. Periksa tanda
cairan intravaskuler, meningkat dan gejala
interstisial, dan 2. Perasaan hipovolemia
intraseluler lemah (mis. Frekuensi
Faktor risiko: menurun nadi meningkat,
1. Kehilangan cairan 3. Keluhan haus nadi terba
secara aktif menurun lemah, tekanan
2. Gangguan 4. Membran darah menurun,
absorbsi cairan mukosa tekanan nadi
3. Usia lanjut membaik menyempit,
4. Kelebihan berat 5. Intake cairan turgor kulit
badan membaik menurun,
5. Status membran
hipermetabolik mukosa kering,
6. Kegagalan volume urine
mekanisme intake menurun)
cairan 2. Monitor intake
7. Efek agen dan outpu cairan
farmakologis Terapeutik :
1. Hitung
kebutuhan
cairan
2. Berikan posisi
modified
trendelenbung
3. Berikan asupan
cairan oral
Edukasi
1. Anjurkan
memperbanyak
asupan cairan
oral
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemeberian
cairan IV
isotonis (mis.
NaCi, RL)
31
2. Kolaborasi
pemberian
cairan IV
hipotonis (mis.
Glukosa 2,5%,
NaCl 0,4%)
5. Gangguan mobilitas Tujuan : Dukungan
fisik Setelah Mobilisasi
Pengertian : dilakukan Observasi :
Keterbatasan dalam intervensi 1. Identifikasi
gerakan fisik dari selama 3x24 jam adanya nyeri
satu atau lebih pergerakan atau keluhan
ekstremitas secara meningkat fisik lainnya
mandiri kriteria hasil : 2. Identifikasi
Penyebab : 1. Pergerakan toleransi fisik
1. Kerusakan ekstremitas melakukan
integritas struktur meningka pergerakan
tulang 2. Kekuatan otot 3. Monitor
2. Perubahan meningkat frekuensi
metabolisme rentang gerak jantung dan
3. Ketidakbugaran (ROM) tekanan darah
fisik meningkat sebelum
4. Penurunan kendali 3. Nyeri memulai
otot menurun mobilisasi
5. Penurunan massa 4. Kaku sendi 4. Monitor kondisi
otot menurun umum selama
6. Penurunan 5. Gerakan melakukan
kekuatan otot terbatas mobilisasi
7. Keterlambatan menurun Terapeutik :
perkembangan 6. Kelemahan 1. Fasilitasi
8. Kekakuan sendi fisik menurun aktivitas
9. Nyeri mobilisasi
10. Kecemasan dengan alat
Gejala dan tanda bantu (mis,
mayor : pagar tempat
a. Subjekstif tidur)
- Mengeluh 2. Fasilitasi
sulit melakukan
menggerakka pergerakan,
n ekstremitas jika perlu
b. Objektif 3. Libatkan
keluarga untuk
- Kekuatan otot
membantu
menurun
pasien dalam
- Rentang meningkatkan
gerak (ROM) pergerakan
32
menurun Edukasi :
Gejala dan tanda 1. Jelaskan tujuan
minor : dan dan
a. Subjektif prosedur
- Nyeri saat mobilisasi
begerak 2. Anjurkan
- Enggan melakukan
melakukan mobilisasi dini
3. Ajarkan
pergerakan
mobilisasi
- Merasa cemas
sederhana yang
saat bergerak harus dilakukan
b. Objektif (mis. Duduk, di
- Sendi kaku tempat tidur,
- Gerakan tidak duduk di sisi
terkoordinasi tempat tidur,
- Gerakan pindah dari
terbatas tempat tidur ke
- Fisik lemah kursi)
Post operasi
1. Nyeri akut Tujuan : Manajemen nyeri
Pengertian : Setelah Observasi :
Pengalaman sensorik dilakukan 1. Identifikasi
atau emosional yang intervensi lokasi,
berkaitan dengan keperawatan karakterisktik,
kerusakan jaringan selama 3x24 jam durasi,
aktual atau diharapkan frekuensi.
fungsional, dengan tingkat nyeri Kualitas,
onset mendadak atau menurun intensitas nyeri
lambat dan Kriteria hasil : 2. Identifikasi
berintensitas ringan 1. Keluhan skala nyeri
hingga berat yang nyeri 3. Identifikasi
berlangsung kurang menurun respons nyeri
dari 3 bulan. 2. Meringis no verbal
Penyebab : menurun 4. Identifikasi
1. Agen pencedera 3. Sikap faktor yang
fisiologis protektif memperberat
2. Agen pencedera menurun dan
kimiawi 4. Gelisan meperingan
3. Agen pencedera menurun nyeri
fisik 5. Kesulitan 5. Identifikasi
Gejala dan tanda tidur pengetahuan
mayor : menurun dan keyakinan
a. Subjektif tentang nyeri
Mengeluh nyeri 6. pada kualitas
33
b.Objektif hidup
-Tampak meringis 7. Monitor
-Bersikap protektif keberhasilan
-Gelisah frekuensi terapi
nadi meningkat komplementer
- Sulit tidur yang sudah
diberikan
Gejala dan tanda 8. Monitor efek
minor : samping
a. Subjektif penggunaan
analgetik
b. Objektif Terapeutik :
- Tekanan darah 1. Berikan teknik
meningkat nonfarmakologi
- Pola napas suntuk
berubah mengurangi
- Nafsu makan rasa nyeri (mis.
berubah TENS,
- Proses berpikir hipnosis,
terganggu skupresur,
- Menarik diri terapi musik,
- Berfokus pada biofeedback,
diri sendiri terapi pijat,
aromaterapi,
teknik imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)
2. Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri (mis.
Suhu ruang,
pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
4. Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
34
meredakan
nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan
penyeabab,
peroide, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan
strategi
meredakan nyri
3. Anjurkan
memonitor
nyeri secara
mandiri
5. Anjurkan teknik
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik
35
7. Keterlambatan menurun mobilisasi
perkembangan 6. Kelemahan Terapeutik :
8. Kekakuan sendi fisik menurun 4. Fasilitasi
9. Nyeri aktivitas
10. Kecemasan mobilisasi
Gejala dan tanda dengan alat
mayor : bantu (mis,
a. Subjekstif pagar tempat
- Mengeluh sulit tidur)
menggerakkan 5. Fasilitasi
ekstremitas melakukan
b. Objektif pergerakan,
- Kekuatan otot jika perlu
menurun 6. Libatkan
- Rentang gerak keluarga untuk
(ROM) membantu
menurun pasien dalam
Gejala dan tanda meningkatkan
minor : pergerakan
a. Subjektif Edukasi :
- Nyeri saat 1. Jelaskan tujuan
begerak dan dan
- Enggan prosedur
melakukan mobilisasi
pergerakan 2. Anjurkan
- Merasa cemas melakukan
saat bergerak mobilisasi dini
b. Objektif 3. Ajarkan
- Sendi kaku mobilisasi
- Gerakan tidak sederhana yang
terkoordinasi harus dilakukan
Gejala dan tanda (mis. Duduk, di
minor : tempat tidur,
a. Subjektif duduk di sisi
- Mengeluh tempat tidur,
sulut pindah dari
menggerakan tempat tidur ke
ekstremitas kursi)
c. Objektif
- Kekuatan otot
menurun
- Rentang gerak
(ROM)
menurun
Gejala dan tanda
minor :
36
b. Subjektif
- Nyeri saat
begerak
- Enggan
melakukan
pergerakan
- Merasa cemas
saat bergerak
saat bergerak
c. Objektif
- Sendi kaku
- Gerakan tidak
terkoordinasi
- Gerakan
terbatas
- Fisik lemah
37
- Penurunan 2. Ajarlkan cuci
hemoglobin tangan dengan
- Imununosupre benar
si 3. Ajarkan cara
- Leukopenia memeriksa
kondisi luka
atau luka
operasi
4. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
5. Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perlu
38
2.2.5 Evaluasi keperawatan
39
napas dalam
selama ± 10
menit dalam 3
hari berturut-
turut didapatkan
hasil penurunan
skala nyeri dari
skala 4 menjadi
skala 1
40
yaitu nausea
didapatkan hasil
mual menurun,
nafsu makan
meningkat. Pada
diagnosis ketiga
Tn. K yaitu
gangguan pola
tidur didapatkan
data pasien
masih kesulitan
tidur
41
menurun dan
pasien dapat
berpindah
tempat sendiri
dengan perlahan
lahan, keadaan
pasien terlihat
tampak tidak
lemas lagi, pada
diagnosa
gangguan
mobilitas fisik
dinyatakan
masalah teratasi
sebagian lalu
lanjutkan
intervensi. Pada
diagnose ketiga
resiko infeksi
hasil evaluasi
dengan luka
operasi pasien
tampak bersih
dan tidak ada
tanda tanda
infeksi pada
luka operasi,
diagnosa resiko
infeksi
dinyatakan
masalah teratasi
sebagian dan
dilanjutkan
intervensi
42
keperawatan. tingkat infeksi
Teknik menurun,
pengumpulan dengan krtieria
data hasil suhu tubuh
menggunakan membaik
format (36,50C37,50C),
asuhan Tingkat nyeri
keperawatan menurun, Kadar
medikal leukosit
bedah membaik (4-11
103 /L), nafsu
makan
meningkat.
Diagnosa nyeri
akut setelah
dilakukan
intervensi
keperawatan
selama 5 x 24
jam maka
tingkat infeksi
menurun,
dengan krtieria
hasil suhu tubuh
membaik
(36,50C-
37,50C),
Tingkat nyeri
menurun, Kadar
leukosit
membaik (4-11
103 /L), nafsu
makan
meningkat
Diagnosa defisit
nutrisi Setelah
dilakukan
intervensi
keperawatan
selama 5 x 24
jam maka
tingkat nausea
menurun dengan
kriteria hasil
nafsu makan
meningkat,
43
keluhan mual
menurun,
perasaan ingin
muntah
menurun, tidak
tampak pucat,
nadi dalam
rentang normal
(60-100x/menit
44
45
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 PENGKAJIAN
sakit pada tanggal 12 Juni 2023 dan tanggal pengkajian 21 Juni 2023.
Keluhan utama klien mengeluh nyeri bagian abdomen kanan atas post
makan sayuran, kemudian klien mengeluh kan rasa sakit pada bagian ulu
hati dan menjadi nyeri obdomen bagian kanan atas. Riwayat penyakit
keluarga, klien tinggal bersama istri, kedua anaknya, dan dikeluarganya
Berat badan: 60 kg, Tinggi badan: 160 cm. Hasil pemeriksaan muka dari
seklera tidak ikterik, pupil isokor, diameter kanan dan kiri simetris, reflek
Pemeriksaan hidung bersih, simetris, tidak ada jejas dan tidak ada secret.
kebersihan cukup.
dan kiri tidak ada jejas, palpasi pergerkan didnding dada sama antara kiri
data lain nyeri luka post operasi saat bergerak. Pemeriksaan integumen
46
warna kulit normal, turgor elastis, terdapat luka operasi panjang 12 cm
lebar 5 cm pada bagian abdomen kanan atas, luka data lain nyeri luka
u/L (Nilai normal 5000-10.000 u/L), Hemotokrit 38% (Nilai normal 40-
54%), Trombosit 521 k/ul (Nilai normal 150-450 k/ul), Kreatini 0.8
kanan dan kiri besar dan kontur normal, vesica urinaria dalam batas
normal.
47
3.1.6 Terapi
Terapi yang diperoleh dari rauang marwah cairan IFVD NaCl Gtt
1000 mg, injeksi meropenem 2x1, injeksi metronidazole 2x1. Obat oral :
Data subjektif antara lain P : klien mengatakan nyeri pada luka post
bagian abdomen kanan atas S: skala Nyeri 5 T: nyeri hilang timbul. Data
objektif antara lain Klien tampak lemah, klien tampak meringis, klien tampak
Nadi 85x/menit, respirasi 22x/menit, suhu 36,7 ˚C. Dari data tersebut
Data subjektif antara lain klien mengatakan nyeri saat begerak. Data
objektif klien tampak lemah, klien tampak terbatas dalam bergerak, klien
darah 150/90 mmHg, Nadi 85x/menit, pernapasan 22x/menit, suhu 36,7 ˚C.
mobilitas fisik.
Data subjektif antara lain klien mengatakan nyeri luka post operasi. Data
objektif klien tampak lemah, tampak luka post operasi pada bagian abdomen
48
kanan atas, terdapat luka operasi dengan panjang 12 cm, L : 5 cm, Leukosit :
22x/menit, suhu 36,7 ˚C. Dari data penyebab efek prosedur invasif dan
Dari hasil analisa data berdasarkan data subjektif dan objekstif, maka
49
3.4 INTERVENSI KEPERAWATAN
50
Suhu ruang,
pencahayaan,
kebisingan)
3. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Edukasi :
1. Jelaskan
penyeabab,
peroide, dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan
strategi
meredakan nyri
Anjurkan
teknik
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
analgetik
Dukungan
2. 21-06-23 Gangguan Setalah
Mobilisasi
mobilitas fisik dilakukan
Observasi :
b.d Nyeri tidakan
1. Identifikasi
keperawatan
adanya nyeri
selama 3x24 jam
atau keluhan
diharapkan
fisik lainnya
mobilitas fisik
meningkat 2. Identifikasi
dengan kriteria toleransi fisik
hasil : melakukan
1. Pergerakan pergerakan
ekstremitas Terapeutik :
meningka 1. Fasilitasi
2. Kekuatan otot aktivitas
rentang gerak mobilisasi
(ROM) dengan alat
meningkat bantu (mis,
3. Nyeri pagar tempat
51
menurun tidur)
4. Gerakan 2. Fasilitasi
terbatas melakukan
menurun pergerakan,
jika perlu
5. Kelemahan
3. Libatkan
fisik menurun
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
Edukasi :
1. Jelaskan tujuan
dan dan
prosedur
mobilisasi
2. Anjurkan
melakukan
mobilisasi dini
3. Ajarkan
mobilisasi
sederhana yang
harus dilakukan
(mis. Duduk, di
tempat tidur,
duduk di sisi
tempat tidur,
pindah dari
tempat tidur ke
kursi)
Setelah Pencegahan
3. 21-06-23 Risiko infeksi
dilakukan Infeksi
d.d efek
tindakan Observasi :
prosedur
keperawatan 1. Monitor tanda
infasiv
selama 3x24 jam dan gejala
diharpkan derajat infeksi lokasi
infeksi menurun dan sistemik
dengan kriteria Terapeutik :
hasil : 1. Batasi jumlah
1. Kebersihan pengunjung
tangan
2. Cuci tangan
meningkat
sebelum dan
2. Kemerahan
sesudah kontak
menurun
dengan
3. Nyeri
52
menurun pasien dan
lingkungan
pasien
3. Pertahankan
teknik steril
pada pasien
berisiko tinggi
Edukasi :
1. Jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
2. Ajarlkan cuci
tangan dengan
benar
3. Ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka
atau luka
operasi
4. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
imunisasi, jika
perlu
53
3.5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
54
TD:140/90
mmHg
Nadi:80x/men
it
4. Mengontrol 4. pencahayaan
RR:22 x/menit
lingkungan ruangan klien
yang cukup baik S : 36,5˚C
memperberat
A:
rasa nyeri
Masalah belum
teratasi
5. Memfasilitasi 5. Klien
istirahat dan mengatakan P:
tidur tidur dengan
Lanjutkan
cukup
intervensi
1. Identifikasi
lokasi,
karakterisktik,
6. Meganjurkan 6. Klien paham durasi,
teknik dan menerima frekuensi.
farmakologis anjuran yang Kualitas,
untuk diberikan intensitas
mengurangi nyeri
nyeri (teknik 2. Identifikasi
relaksasi skala nyeri
napas dalam) 3. Kontrol
lingkungan
7. Berkolaborasi 7. Diberikan ifvd yang
pemberian Paracetamol memperberat
analgetik rasa nyeri
4 Anjurkan
teknik
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri (teknik
relaksasi
napas dalam)
2. Kolaborasi
pemberian
analgetik
Gangguan 08.00
1. Mengidentifik 14.00 S:
asi adanya
1.klen
mobilitas fisik mengatakan
nyeri atau Klien mengatakan
masih nyeri saat
keluhan fisik masih nyeri saat
bergerak
lainnya bergerak
55
2. Mengidentifik 2. klien O:
asi toleransi mengatakan
fisik pergerakan
- Klien tampak
lemah
melakukan masih dibantu
pergerakan keluarga - Klien tampak
terbatas dalam
bergerak
56
tempat tidur,
duduk di sisi
tempat tidur,
pindah dari
tempat tidur
ke kursi)
Risiko infeksi 08.00
1. Memonitor 1. klien 14.00 S:
tanda dan
mengatakan
gejala infeksi Klien mengatakan
nyeri pada
lokasi dan merasakan nyeri
luka operasi
sistemik pada luka operasi
2. Mencuci 2. keluarga klien
O:
tangan dan
sebelum dan pengunjung - Klien tampak
sesudah mencuci lemah
kontak dengan tangan
pasien dan sebelum dan - Tampak luka
lingkungan sesudah post operasi
pasien kontak dengan pada bagian
klien abdomen
kanan atas
3. Memprertahan - Terdapat luka
kan teknik 3. mencuci dengan
steril pada tangan panjang 12
pasien sebelum dan cm, lebar 5
berisiko tinggi sesudah cm abdomen
kontak dengan kanan atas
klien
TD:140/90
4. Menjelaskan mmHg
4. keluarga dan
tanda dan klien mengerti Nadi:80x/menit
gejala infeksi jika ada tanda RR:22 x/menit
dan gejala
pada luka S : 36,5˚C
operasi
A:
Masalah belum
5. Ajarlkan cuci 5. kleuaga klien
tertasi
tangan dengan dapat
benar melakukan P:
cuci tangan
Lanjutkan
dengan benar
intervensi
1. Monitor tanda
6. Mengajarkan 6. keluarga klien dan gejala
cara mengerti infeksi lokasi
memeriksa bagaimana dan sistemik
kondisi luka merawat luka 2. pertahankan
atau luka
teknik steril
operasi
pada pasien
57
berisiko tinggi
3. Jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
4. Ajarkan cara
memeriksa
kondisi luka
atau luka
operasi
58
nyeri
2. Mengidentifik
asi skala nyeri
3. Meganjurkan
teknik
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri (teknik
relaksasi napas
dalam)
4. Berkolaborasi
pemberian
analgetik
Gangguan 19.00
1. Mengidentifik 08.00 S:
asi adanya
1. Klien
mobilitas fisik mengatakan
nyeri atau Klien mengatakan
nyeri sudah
keluhan fisik sudah bisa miring
berkurang
lainnya kanan dan miring
kiri dengan
2. Mengidentifik bantuan minimal
asi toleransi 2. Klien dapat keluarga
fisik miring kanan
melakukan dan kiri O:
pergerakan dengan Ku : sedang
bantuan
1. Klien tampak
3. Melibatkan 3. Kleuarga masih dibantu
keluarga untuk membantu keluarga
membantu dalam dalam
pasien dalam pergerakan beraktivitas
meningkatkan klien
pergerakan 2. Klien tampak
miring kanan
dan kiri
4. Mengajarkan dengan
mobilisasi 4. Klien bantuan
sederhana mempraktekan minimal
yang harus mobilisasi
miring kanan TD : 130/80
dilakukan mmHg
(Duduk, di dan kiri
tempat tidur, Nadi : 80x/menit
duduk di sisi
RR : 20 x/menit
tempat tidur,
pindah dari S : 36,3˚C
tempat tidur
ke kursi, A:
miring kanan Masalah teratasi
dan kiri ) sebagian
59
P:
Intervensi
dilanjutkan
1. Libatkan
keluarga
untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakan
2. Ajarkan
mobilisasi
sederhana
yang harus
dilakukan
(Duduk, di
tempat tidur,
duduk di sisi
tempat tidur,
pindah dari
tempat tidur
ke kursi)
60
3. Keluarga klien Nadi : 80x/menit
paham adanya
RR : 20 x/menit
gejala dan
3. Menjelaskan
tanda infeksi S : 36,3˚C
tanda dan
pada luka
gejala infeksi A:
Masalah teratasi
sebagian
4. Keluarga klien P:
paham cara
4. Mengajarkan Intervensi
memeriksa
cara dilanjutkan
kondi luka
memeriksa 3. Ajarrkan
kondisi luka cara
atau luka memeriks
operasi a kondisi
luka atau
luka
operasi
61
napas dalam) relaksasi
RR : 20 x/menit
nyeri yang
dirasakan S : 36,3˚C
klien
berkurang
A:
Masalah tertasi
P:
Pertahankan
intervensi
1. Anjurkan
teknik
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri (teknik
relaksasi
napas dalam)
24-06-23 Gangguan
1. Libatkan S:
keluarga
1. Keluaraga
mobilitas b.d selalu
untuk Klien mengatakan
nyeri membantu
membantu sudah dapat
meningkatkan
pasien dalam duduk dengan
pergerakan
meningkatkan bantuan minimal
pada klien
pergerakan keluarganya
O:
2. Ajarkan 2. Klien sudah Ku : baik
mobilisasi dapat duduk
sederhana dengan 1. Kalien tampak
bantuan sudah mampu
yang harus
dilakukan keluarga nya duduk
(Duduk, di 2. Tampak klien
tempat tidur, rileks
duduk di sisi
tempat tidur, TD:130/70
pindah dari mmHg
tempat tidur Nadi : 78x/menit
ke kursi)
RR : 20 x/menit
S : 36,3˚C
A:
Masalah teratasi
P : pertahankan
intervensi
1. Libatkan
62
keluarga untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
pergerakaan
24-06-23 Risiko infeksi S:
d.d prosedur
1. Memprertahan 1. Cuci tangan
sebelum dan
kan teknik Klien mengatakan
infasiv sesudah
steril pada nyeri pada luka
kontak dengan
klien berisiko operasi sudah
klien
tinggi berkurang
2. Mengajarkan 2. Keluarga klen O:
cara paham
memeriksa bagaimana Ku : baik
kondisi luka memeriksa
atau luka 1. Tampak tidak
kondisi luka
operasi ada tanda-
pada Tn. R
tanda infeksi
seperi demam,
bengkak,
abses,
kemerahan
pada luka
2. terdapat luka
dengan
panjang 12
cm, lebar 5
cm abdomen
kanan atas
TD:130/70mmHg
Nadi : 78x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,3˚C
A:
Masalah teratasi
P:
Pertankan
intervensi
63
62
BAB IV
PEMBAHASAN
tanggal 21 Juni sampai tanggal 24 Juni 2023 di Ruang Rawat Inap Marwah
Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Pada pengkajian diperoleh dari studi kasus ini yaitu klien post operasi
dengan keluhan utama mengalami nyeri dibagain abdomen kanan atas post
operasi. Tn. R mengatakan P : nyeri luka post op, Q: nyeri dirasakan seperti
nyeri 5, T: klien mengatakan nyeri hilang timbul, klien tampak lemah, klien
tampak meringis, klien tampak gelisah, klien tampak memegangi abdomen. Hasil
tekanan darah 150/90 mmHg, Nadi 85 x/menit, respirasi 22 x/menit suhu 36,7˚C
dengan keluhan P: klien mengatakan nyeri pada luka post operasi Q: klien
kanan atas S: klien mengatakan skala nyeri 4 T: nyeri terasa hilang timbul
nyeri yang dirasakan pada klien 1 dan 2 merupakan tanda dan gejala dari
cholelithiasis yang terjadi karena adanya Obstruksi pada duktus sistikus yang
rasa nyeri
Berdasarkan teori Nurjanah dan Sani (2020), nyeri akut terjadi setelah
subjektif klien melaporkan nyeri dan skala nyeri, data objektif yaitu respon
merintih.
cholethiasis adanya nyeri pada luka post post operasi. Lokasi nyeri pada
hangat. Data lain klien mengatakan nyeri luka post operasi saat begerak. Hasil
tekanan darah 150/90 mmHg, Nadi 85 x/menit, respirasi 22 x/menit suhu 36,7˚C.
fisik dari satu atau lebih ekstremitas secara mandiri (Tim Pokja SDKI DPP
PPNI, 2016).
pengkajian pada Ny.S didapatkan hasil warna kulit sawo matang, kuku bersih,
turgor kulit turun, tidak terdapat fraktur / gangguan, tidak terdapat kelainan
63
mengeluh nyeri saat bergerak, tampak cemas saat melakukan pergerakan,
pasien tampak lemah, aktivitas banyak dilakukan diatas tempat tidur, tidak
ada paralisis, tidak ada hemiparase pada ekstremitas kanan maupun kiri, tidak
ada fraktur, tidak ada dislokasi, tidak memakai alat bantu traksi, tidak ada
karena nyeri
kanan atas, luka tampak memerah pada luka post operasi abdomen kanan
atas, dan luka terasa nyeri. Hasil tekanan darah 150/90 mmHg, Nadi 85 x/menit,
(virus, jamur, bakteri, protozoa, parasit), bahwa diagnosa risiko tinggi infeksi
pembedahan.
64
pengkajian sistem integumen ditemukan data objektif pada kedua pasien yaitu
menandakan respon jika terjadi proses peradangan pada luka post operasi.
data subjektif yaitu: P : klien mengeluh nyeri pada luka post operasi, Q:
skala nyeri 5, T: nyeri hilang timbul. Data objektif: klien tampak lemah,
klien tampak meringis, klien tampak gelisah. TD: 150/90 mmHg, Nadi:
data subjektif yaitu: klien mengatakan nyeri saat bergerak. Data objektif:
klien tampak Klien tampak lemah, klien tampak terbatas dalam bergerak klien
65
selalu dibantu oleh keluarga dalam aktivitas. TD: 150/90 mmHg, Nadi:
data subjektif yaitu klien mengatakan nyeri pada luka post op. Data objektif
yaitu klien tampak lemah, tampak luka post operasi pada bagian abdomen
kanan atas, terdapat luka dengan panjang 12 cm lebar 5 cm, Leukosit 17.300
/ul. TD: 150/90 mmHg, Nadi: 85x/menit, RR: 22x/menit, S: 36,7 ˚C.
diagnosa yang akan muncul pada klien post cholelithiasis adalah nyeri
akut berhubungan dengan agen pencedera fisik nyeri akut terjadi setelah
anggota gerak tubuh karena nyeri saat bergerak sehingga mobilitas fisik
terganggu, dan risiko infeksi ditandai dengan efek prosedur invasif setelah
66
terputusnya kontinuitas jaringan akibat prosedur tindakan invasif
Indonesia) terdapat data mayor dan minor diagnosa nyeri akut yakni
cemas saat bergerak, sedangkan dignosa risiko infeksi faktor risiko dari
Indonesia, 2016).
67
harapkan tingkat nyeri menurun dengan kriteria hasil keluhan nyeri
dilakukan antara lain identifikasi adanya keluhan nyeri atau keluhan fisik
yang harus dilakukan (mis. Duduk, di tempat tidur, duduk di sisi tempat
Indonesia ).
68
tangan meningkat kemerahan menurun nyeri ( Standar Luaran
lain monitor tanda dan gejala infeksi lokasi dan sistemik batasi jumlah
tanda dan gejala infeksi, ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka
untuk mengatasi masalah nyeri akut, gangguan mobilitas fisik, dan risiko
infeksi.
69
Berdasarkan teori Mubarak dkk (2015) Penatalaksanaan klien
stimulasi lain atau menjauhkan pikiran terhadap nyeri. Salah satu bentuk
dalam atau deep breathing exercise (DBE). Jenis distraksi ini biasanya
teknik relaksasi napas dalam selama lebih dari 10 menit dengan dilakukan
70
dua kali sehari selama tiga hari hari berturut - turut didapatkan hasil
penurunan skala nyeri dari skala 4 menjadi skala 1. Hal ini menunjukkan
kanan dan miring kiri, dan memperbanyak istirahat agar nyeri yang dirasa
71
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Adriani & Saudi
dengan nyeri akut di Rumah Sakit Wilayah Depok. Pada diagnosis Ny. R
aktivitas klien .
dari tanggal 22 Juni – 24 Juni 2023 yaitu : memonitor tanda dan gejala
72
Berdasarkan teori WatiNingrum (2020) mencuci tangan adalah
dilaksanakan oleh perawat, dokter dan seluruh orang yang terlibat dalam
kejadian infeksi.
73
4.5 Evaluasi keperawatan
skala nyeri 3, tampak sikap klien protektif menurun tampak klien tenang,
36,3˚C
74
4.5.2 Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam didapatkan
lemah, Klien tampak terbatas dalam bergerak, klien tampak dibantu keluarga
mengatakan klien mengatakan sudah bisa miring kanan dan miring kiri
dengan bantuan minimal keluarga, keadaan klien sedang, kien tampak masih
dibantu keluarga dalam beraktivitas, klien tampak miring kanan dan kiri
sushu 36,3˚C
75
Pada hari pertama didapatkan hasil evaluasi pada Tn. R
klien tampak lemah tampak luka post operasi pada bagian abdomen
kanan atas, terdapat luka dengan panjang 12 cm, lebar 5 cm, tekanan
36 ˚C.
keadaan klien baik, tampak tidak ada tanda- tanda infeksi seperi demam,
76
pembuangan yaitu anus. Islam menegaskan kepada orang muslim untuk
menjaga etika ketika makan. Allah memerintahkan kita untuk makan tidak
perut.
Rasulullah Saw. bersabda, ”tidak ada wadah yang sangat buruk jika diisi
penuh melebihi perut. Untuk seorang (anak Adam) itu sebenarnya cukup
Tapi, jika terpaksa harus (makan) melebihi dari itu (beberapa suap), maka
sebagian besar penyakit. Yang dimaksud “perut” dalam hadis tersebut adalah
sistem pencernaan. Hal ini mengingat makanan yang dimakan manusia masuk
tersebut lebih mengarah pada kolon (usus besar). Sebab pada organ ini sering
umumnya disebabkan oleh kebiasaan cara makan yang salah atau berlebih-
lebihan. Yang telah dijelaskan dalam firman Allah Swt Qs. Al-A’raf
77
Artinya: Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap
Al-A’raf: 31)
ingat orang lain, juga tidak baik bagi kesehatan. Hal ini juga sesuai dengan
baik dalam beribadah dengan menambah cara atau kadarnya demikian juga
dalam makanan dan minuman apa saja, Karena sesungguhnya Allah tidak
78
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
79
5.1.1 Implementasi keperawatan
5.2 Saran
cholelithiasis.
80
5.2.3 Bagi ilmu keperawatan
81
DAFTAR PUSTAKA
Arianto. F.M. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Denagn Cholelithiasis ynag
di Rawat Rumah Sakit. Karya Tulis Ilmiah.. Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur Jurusan Keperawatan
Meylinda Eva. 2020. Asuhan keperawatan Pada Pasien Pre dan Post Operasi
Cholelithiasis Yang diRawat Rumah Sakit. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Samarinda.
Mubarak, Iqbal W., Indrawati, Lilis & Susanto, Joko. 2015. Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar. Buku 2. Jakarta: Salemba Medika
Nurjannah & Sani. 2020. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Operasi
Cholelithiasis Dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman:
Nyeri. Jurnal Program Studi D3 Keperawatan. Universitas Kusuma Husada
Surakarta.
Tim pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
82
Tim pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Jakarta: DPP PPNI.
Tim pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
DefinisiKriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Watiningrum Lila. 2020. Asuhan keperawatan pada klien dengan diagnosa medis
cholelitiasis di ruang mirah rs phc surabaya. Prodi Profesi Ners
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya.
83
LAMPIRAN