Anda di halaman 1dari 62

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN

LANSIA MENGONTROL TEKANAN DARAH PADA PASIEN


HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM
RS. TK. III REKSODIWIRYO PADANG
TAHUN 2022

OLEH :

ZULNOFRI
NIM. 211211980

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MERCUBAKTIJAYA
PADANG
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN
LANSIA MENGONTROL TEKANAN DARAH PADA PASIEN
HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM
RS. TK. III REKSODIWIRYO PADANG
TAHUN 2022

Proposal Penelitian Keperawatan Gerontik

Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Stikes mercubaktijaya padang

OLEH :

ZULNOFRI
NIM. 211211980

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES MERCUBAKTIJAYA
PADANG

i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Zulnofri
NIM : 211211980
menyatakan bahwa proposal skripsi yang berjudul “Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Mengontrol Tekanan Darah Pada
Pasien Hipertensi Di Poliklinik Penyakit Dalam Rs. Tk. Iii Reksodiwiryo
Padang Tahun 2022”

1. Hasil karya yang dipersiapkan dan disusun sendiri


2. Penggunaan sumber/referensi adalah yang sesungguhnya bukan hasil
rekayasa
3. Karya ini belum pernah disampaikan pada kesempatan apapun dan oleh
siapapun
4. Pertanggungjawaban atas karya ini sepenuhnya pada diri saya

Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Jika nantinya


ditemukan ketidaksesuaian, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan
oleh pihak terkait.

Padang, Mei 2022

Zulnofri
(211211980)

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan

Lansia Mengontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Poliklinik

Penyakit Dalam Rs. Tk. Iii Reksodiwiryo Padang Tahun 2022”. Ini telah

diperiksa dan disetujui untuk dipertahankan dihadapan Dewan Penguji

proposal penelitian Program Studi S1 Keperawatan STIKes

MERCUBAKTIJAYA Padang.

Padang, Mei 2022

Disetujui Oleh

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Hj. Elmiyasna K, Skp, MM Ns. Mira Andika, M.Kep


NIDN. 8872233420 NIDN. 1005078402

Prodi S1 Keperawatan

STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

Ketua

Ns. Lenni Sastra, S.Kep, MS


NIDN. 1014058501

ii
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti ucapakan kehadirat Allah SWT atas rahmat

dan karunia yang dilimpahkan-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penulisan proposal tentang “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan

Kepatuhan Lansia Mengontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di

Poliklinik Penyakit Dalam Rs. Tk. Iii Reksodiwiryo Padang Tahun 2022”.

Dalam pembuatan proposal ini banyak hambatan yang peneliti hadapi,

namun berkat dorongan semua pihak, proposal ini dapat peneliti selesaikan. Maka

pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Ibu Hj. Elmiyasna K, Skp, MM sebagai pembimbing I yang telah

mengarahkan dan memberikan masukan sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal ini.

2. Ns. Mira Andika,M.Kep sebagai pembimbing II yang telah mengarahkan


dan memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal

ini.

3. Ibu Ns. Lenni Sastra, S.Kep. MS sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan

STIKes MERCUBAKTIJAYA.

4. Ibu Ises Reni, S.Kp, M.Kep selaku Ketua STIKes MERCUBAKTIJAYA .

5. Bapak Jasmarizal, S.Kp, MARS selaku Ketua Pengurus Yayasan

MERCUBAKTIJAYA.

iii
6. Bapak dr Faisal Rosady,Sp.An Selaku Kepala Rumah Sakit Tk III dr

Reksodiwiryo Padang

7. Seluruh Staf dan Dosen pengajar STIKes MERCUBAKTIJAYA.

8. Yang teristimewa kepada kedua orang tua serta saudara yang selalu

memberikan semangat dan doa nya yang tulus, bagi penulis.

9. Teristimewa kepada diri sendiri yang tidak pernah putus asa dalam

pembuatan proposal.

10. Teristimewa kepada teman-teman serta sahabat tercinta yang telah

mendukung dan memberikan motivasi kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa proposal ini belum sempurna. Oleh karena itu

penulis sengat terbuka dalam menerima kritik dan saran yang membangun dari

pembaca demi kesempurnaan proposal ini. Akhir kata penulis berharap semoga

proposal ini dapat diterima dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi

penulis dan peneliti selanjutnya.

Padang, Mei 2022

Zulnofri

iv
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................7
C. Tujuan Penelitian.................................................................................................8
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................9
BAB II....................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................10
A. Lanjut Usia (Lansia) ........................................................................................ 10
B. Hipertensi..........................................................................................................13
C. Kepatuhan..........................................................................................................25
D. Dukungan Keluarga...........................................................................................30
BAB III...................................................................................................................35
KERANGKA KONSEP.........................................................................................35
A. Kerangka Konsep ............................................................................................ 35
B. Kerangka teori...................................................................................................35
BAB IV..................................................................................................................37
METODE PENELITIAN.......................................................................................37
A. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................................. 37
B. Waktu dan Tempat Penelitian ..........................................................................37
C. Populasi dan Sampel..........................................................................................37
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data.................................................................41
F. Teknik Pengolahan Data....................................................................................42
G. Teknik Analisis Data.........................................................................................43
H. Definisi Operasional ........................................................................................ 43

v
DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

2.1 KlasifikasiHipertensi 20

3.1 Definisi Operasional 43

4.1 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Lansia Mengontrol Tekanan darah


pada Pasien Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Tk. III
Reksodiwiryo Padang Tahun 2018 44

4.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga pada Lansia Mengontrol


Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Poliklinik Penyakit
Dalam RS. Tk. III Reksodiwiryo Padang Tahun 2018 45

4.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Lansia


Mengontrol Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Poliklinik
Penyakit Dalam RS. Tk. III Reksodiwiryo Padang Tahun 2018 45

vi
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori Penelitian 34

3.1 Kerangka Konsep Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan


Lansia Mengontrol Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di
Poliklinik Penyakit Dalam RS. Tk. III Reksodiwiryo Padang Tahun
2018 42

vii
DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran

1. Jadwal Kegiatan
2. Surat Izin Pengambilan Data Awal dari STIKES Mercubaktijaya Padang
3. Surat izin Penelitian dari STIKES Mercubaktijaya Padang
4. Surat Balasan Penelitian dari RS. Tk. III Reksodiwiryo Padang
5. Permohonan Menjadi Responden
6. Persetujuan Menjadi Responden
7. Informed Consent
8. Kisi-Kisi Kuesioner

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menua atau menjadi tua merupakan suatu keadaan yang terjadi di

dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup,

tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan

kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang

telah melalui tiga tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa dan tua (Nugroho,

2012).

Proses penuaan pada lansia menimbulkan berbagai penyakit yang

disebabkan karena organ-organ tubuh yang mengalami proses penuaan yang

mengalami penurunan fungsi sehingga menjadi rentan terhadap timbulnya

penyakit yang bersifat multiorgan. Jumlah lansia setiap tahun bertambah, hal

ini dipengaruhi oleh pendidikan, lingkungan dan pola hidup yang sehat

(Deiby, 2013).

Salah satu permasalahan yang sering dialami lansia yaitu rentannya

kondisi fisik lansia terhadap berbagai penyakit dikarenakan berkurangnya

daya tahan tubuh dalam mengahdapi pengaruh dari luar serta menurunnya

efisiensi mekanisme homeostatis, yaitu sistem kardiovaskuler. Masalah

kesehatan akibat dari proses penuaan dan sering ter;jadi pada sistem

kardiovaskuler yang merupakan penyakit degeneratif diantaranya yaitu

penyakit hipertensi (Potter dalam Sri ayu, DKK, 2014).

1
Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah yang akan

memberi gejala lanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk otak),

penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan hipertropi

ventrikel kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung). Dengan target

organ di otak yang berupa stroke, hipertensi menjadi penyebab utama stroke

yang membawa kematian yang tinggi (Bustan, 2015). Hipertensi merupakan

tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal

dimana untuk orang dewasa tekanan sistolik diatas 120 mmHg dan diastolik

diatas 80 mmHg, sedangkan untuk lansia tekanan sistolik diatas 140 mmHg

dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Ode, 2012).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan komplikasi

seperti penyakit pembuluh darah seperti stroke, perdarahan otak, Transient

Ischemic Attack (TIA). Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina

pectoris, Infark Miocard Akut (IMA). Penyakit ginjal seperti gagal ginjal dan

penyakit mata (Ode, 2012). Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua

orang bisa terkena penyakit hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala

sebelumnya (Anggraeni, 2012). Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi

masalah di masyarakat, antara lain meningkatnya prevalensi hipertensi pada

tiap tahunnya, di negara industri hipertensi merupakan salah satu masalah

utama, di Indonesia, hipertensi juga merupakan masalah kesehatan yang perlu

diperhatikan (Faridah, 2014).

Menurut data World Health Organization (WHO) tahun 2016, di

seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26 ,4% penderita hipertensi di dunia
dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan

akan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap

hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara

sedang berkembang, termasuk Indonesia (WOH, 2016).

Indonesian Society of Hypertension (InaSH) melaporkan bahwa

hipertensi sudah menjadi penyakit global burden dan prevalensi hipertensi di

Indonesia mencapai 31,7% dari total penduduk dewasa. Menurut data

Kemenkes RI (2017), hasil Survei Indikator Kesehatan Nasional menunjukkan

prevalensi hipertensi sebesar 32,4%. Sedangkan untuk Propinsi Sumatera

Barat prevalensi hipertensi sebesar 10,95%. Berdasarkan hasil data dari Dinas

Kesehatan Kota Padang tahun 2016, menunjukkan bahwa kasus hipertensi

menempati urutan ke 1 dari 10 penyakit terbanyak pada usia lanjut di Kota

Padang, dengan jumlah hipertensi sebanyak 29.990 orang.

Resiko terjadinya hipertensi akibat terbentuknya akumulasi plak

atherosklerosis pada pembuluh darah. Hal ini karena, plak ini mempunyai

komposisi kolesterol, substansi lemak yang lain, jaringan fibrosa dan kalsium.

Pada sebagian besar penderita hipertensi tidak menimbulkan gejala yang

khusus. Meskipun secara tidak sengaja, beberapa gejala terjadi bersamaan dan

dipercaya berhubungan dengan hipertensi padahal sesungguhnya bukan

hipertensi. Gejala yang sering muncul adalah pusing, sakit kepala, serasa akan

pingsan, tinnitus (terdengar suara mendengung dalam telinga) dan penglihatan

menjadi kabur (Suiraoka, 2012).


Dampak hipertensi yang terus menerus menyebabkan jantung bekerja

ekstra keras yang mana kondisi ini mengakibatkan kerusakan pada pembuluh

darah, ginjal dan mata (Tamsuri dan Windarti, 2012). Ketidakpatuhan

mengontrol atau pengendalian hipertensi dapat menyebabkan komplikasi

seperti kerusakan organ meliputi otak, karena hipertensi yang tidak terkontrol

dapat meningkatkan resiko stroke kemudian kerusakan pada jantung,

hipertensi meningkatkan beban kerja jantung yang akan menyebabkan

pembesaran jantung sehingga meningkatkan resiko gagal jantung dan gagal

ginjal (Hairunisa, 2014).

Terjadinya komplikasi hipertensi disebabkan kurangnya kepatuhan

lansia untuk mengontrol tekanan darah setiap bulannya (Lukitasari, 2013).

Kepatuhan merupakan hal penting karena hipertensi merupakan penyakit yang

tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol atau dikendalikan agar

tidak terjadi komplikasi yang dapat berujung pada kematian (Puspita, 2016).

Kepatuhan lansia dalam mengkonsumsi obat merupakan faktor utama

keberhasilan terapi, kepatuhan dan pemahaman yang baik dalam mejalankan

terapi dapat mempengaruhi tekanan darah dan dapat mencegah komplikasi

(Anwar dan Masnina, 2019). Di Indonesia penderita hipertensi yang patuh

dalam melakukan kontrol tekanan darah ke pelayanan kesehatan sebesar

22,8% dan tidak patuh sebesar 77,2% (Lukitasari, 2013).

Menurut Niven (2012) mendiskusikan bahwa ada dua faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Adapun faktor internal meliputi usia, sikap, nilai sosial dan emosi yang
disebabkan oleh penyakit. Adapun faktor eksternal yaitu dampak dari

pendidikan kesehatan, petugas kesehatan, teman dan dukungan dari keluarga.

Pengontrolan tekanan darah pada lansia hipertensi membutuhkan peran

serta dan dukungan keluarga dalam mengelola hipertensi tersebut agar lansia

patuh dalam mengontrol tekanan darahnya dalam batas normal. Keluarga

merupakan bagian penting dalam menunjang terkendalinya tekanan darah.

Keluarga mempunyai fungsi yang penting dalam mendukung anggota

keluarga agar mencapai derajat kesehatan yang optimal. Dalam hal ini untuk

menjaga agar tekanan darah terkontrol dibutuhkan peran dari keluarga serta

fungsi-fungsi keluarga harus dijalankan (Hafiz, 2016).

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang yang

bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan pada keluarga yang sedang mengalami pengobatan. Keluarga

memiliki beberapa bentuk dukungan yaitu: dukungan informasi, dukungan

penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional (Friedman,

2013).

Beberapa dukungan keluarga seperti dukungan penilaian bisa

dilakukan dengan cara keluarga bertindak sebagai pembimbing. Dukungan

instrumental yaitu keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan

konkrit. Untuk dukungan emosional, keluarga sebagai tempat aman yang

nyaman dan damai untuk istirahat.


Dukungan keluarga diperlukan untuk mengurangi resiko kekambuhan.

Keluarga dapat membantu dalam perawatan hipertensi yaitu dalam mengatur

pola makan yang sehat, mengajak olah raga , menemani dan meningkatkan

untuk rutin dalam memeriksa tekanan darah (Mega, 2017).

Keluarga memiliki peranan penting dalam proses pengawasan,

pemeliharaan dan pencegahan terjadinya komplikasi hipertensi dirumah.

Selain itu keluarga juga dapat memberikan dukungan dan membuat keputusan

mengenai perawatan yang dilakukan oleh penderita hipertensi (Tumenggung,

2013).

Penelitian yang dilakukan oleh Susriyanti (2014) tentang hubungan

dukungan keluarga dengan perilaku perawatan hipertensi pada lansia di

Gamping Sleman Yogyakarta. Hasil penelitiannya menemukan bahwa

dukungan keluarga yang baik membuat perilaku perawatan hipertensi yang

dilakukan semakin meningkat dan memberikan semangat, keyakinan dan

keinginan dalam proses penyembuhan hipertensi. Hal ini terbukti dari hasil uji

statistik yaitu terdapatnya hubungan dukungan keluarga dengan perilaku

perawatan hipertensi pada lansia (p value = 0,000).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Herlinah dkk (2013) tentang

hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian

hipertensi di Wilayah Kecamatan Koja Jakarta Utara, ditemukan 30,3%

dukungan emosional keluarga tidak efektif, sebesar 49,5% dukungan

penghargaan keluarga tidak efektif, sebesar 31,3% dukungan informasi

keluarga tidak efektif dan sebesar 39,4% dukungan instrumental keluarga


tidak efektif. Hasil hubungan dukungan keluarga dengan perilaku dalam

pengendalian hipertensi ditemukan 77,4% dukungan informasi yang tidak

efektif membukat perilaku lansia tidak baik dalam mengendalikan hipertensi.

Hasil uji statistik ditemukan ada hubungan antara dukungan emosional,

dukungan penghargaan, dukungan informasi dan dukungan instrumental

keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi, didapatkan

hasil penelitian bahwa dukungan informasi merupakan faktor yang dominan

terhadap perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi (p <0,05).

Berdasarkan data dari rekam medis Rumah Sakit Tk. III Reksodiwiryo

Padang data lansia dengan hipertensi di Poliklinik pada tahun 2020 sebanyak

5.460 orang dan terjadi peningkatan pada tahun 2021 yaitu sebanyak 5.970

orang. Berdasarkan survey awal yang peneliti lakukan di Poliklinik Penyakit

Dalam Rumah Sakit Tk. III Reksodiwiryo Padang terhadap 10 orang lansia

hipertensi, didapatkan 7 orang mengatakan belum sepenuhnya dapat

mengontrol tekanan darahnya dengan baik. Dari 7 orang tersebut 5 orang

mengatakan kurang mendapat dukungan dari keluarga seperti keluarga kurang

memberitahu bahwa mengontrol tekanan darah sangat penting untuk

mencegah peningkatan tekanan darah, keluarga kurang memberikan pujian

pada lansia yang telah melakukan pengontrolan tekanan darahnya karena

keluarga sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “hubungan dukungan keluarga dengan


kepatuhan lansia mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di

Poliklinik Penyakit Dalam RS. Tk. III Reksodiwiryo Padang tahun 2022”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian adalah “Apakah Ada hubungan dukungan

keluarga dengan kepatuhan lansia mengontrol tekanan darah pada pasien

hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Tk. III Reksodiwiryo Padang

tahun 2022 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia

mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit

Dalam RS. Tk. III Reksodiwiryo Padang tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan lansia mengontrol tekanan

darah pada pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Tk. III

Reksodiwiryo Padang tahun 2022.

b. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga pada lansia

mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Poliklinik

Penyakit Dalam RS. Tk. III Reksodiwiryo Padang tahun 2022.

c. Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia

mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi di Poliklinik

Penyakit Dalam RS. Tk. III Reksodiwiryo Padang tahun 2022.


D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai masukan kepada petugas kesehatan khususnya perawat

dalam upaya meningkatkan peran seperti mengingatkan keluarga untuk

memberikan dukungan kepada pasien agar teratur berobat.

2. Bagi Institusi Pendidikan (STIKEs Mercubaktijaya Padang)

Hasil penelitian berguna untuk bahan perbandingan, pedoman dan

masukan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan perbandingan atau data dasar bagi peneliti berikutnya

untuk melakukan penelitian dengan masalah yang sama dan variabel

berbeda.

4. Bagi Klien dan Masyarakat

Dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan wawasan serta dapat

diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari tentang tingkat kepatuhan dalan

mengontrol tekanan darah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Lanjut Usia (Lansia)

1. Pengertian

Lanjut Usia (lansia) menurut UU Nomor 13 tahun 1998 tentang

kesejahteraan lanjut usia pada bab I pasal 1 ayat 2 adalah sesorang yang

telah mencapai usia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita. Karena

faktor tertentu tidak dapat memenuhi kebutuhan dasarnya baik secara

jasmani, rohani maupun sosial (Nugroho, 2012).

2. Klasifikasi Lansia

Penggolongan lansia menurut Depkes (2014) dikelompokan

menjadi tiga kelompok yaitu :

a. Kelompok lansia dini (55-60 tahun) merupakan kelompok yang baru

memasuki lansia.

b. Kelompok lansia (65-70 tahun ke atas)

c. Kelompok lansia resiko tinggi yaitu yang berusia lebih dari 70 tahun.

3. Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada Lanjut Usia

Menurut Maryam dalam yuldawati (2019), perubahan yang terjadi

pada lanjut usia adalah :

a. Perubahan Fisik

Perubahan fisik yang terjadi pada lansia meliputi sel, kardiovaskuler,

respirasi, persarafan, muskuloskeletal, gastrointestinal, genitourinaria,

vesika urinaria, vagina, pendengaran, penglihatan, endokrin, kulit,

10
belajar dan memori, inteligensi, personality dan adjustment serta

pencapaian.

b. Perubahan sosial

Perubahan sosial yang terjadi pada lansia yaitu peran keluarga, teman,

kekerasan (abuse), masalah hukum, pensiun, ekonomi, rekreasi,

keamanan, transportasi, politik, pendidikan, agama dan panti jompo.

c. Perubahan psikologis

Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi,

kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian,

perubahan keinginan, depresi dan kecemasan.

4. Penyakit-Penyakit yang Menyertai Lansia

Menurut Tamher & Noorkasiani (2012), berbagai kondisi penyakit

yang menyertai lansia yaitu :

a. Penyakit infeksi, meliputi :

1) Epidemiologi penyakit infeksi

2) Pengendalian infeksi

3) Imunitas lansia

4) Imunisasi

b. Trauma pada lansia, meliputi :

1) Fraktur

2) Trauma

3) Luka dekubitus

4) Jatuh dan sinkop


c. Penyakit endokrin dan metabolik, meliputi :

1) Penyakit kelenjer tiroid

2) Wanita postmenopause

3) Diabetes

d. Gastroenterologi, meliputi :

1) Kesehatan rongga mulut

2) Disfagia

3) Penyakit pada kolon

e. Penyakit kardiovaskuler, meliputi :

1) Hipertensi

2) Penyakit Jantung Koroner (PJK)

3) Kolesterol

4) Angina pektoris

f. Keganasan

g. Stroke

h. Gangguan saluran pernapasan, meliputi :

1) Asma

2) Penyakit TB

i. Penyakit sendi, meliputi :

1) Reumatik

2) Penyakit gout

3) Osteoporosis

4) Lumbago
j. Penyakit ginjal dan perkemihan, meliputi :

1) Gangguan cairan dan elektrolit

2) Gangguan kandung kemih

3) Inkontinensia

4) Gangguan prostat

k. Penyakit kulit

l. Kelainan neorologis dan psikiatri, meliputi :

1) Gangguan tidur (insomnia)

2) Penyakit parkinson

3) Gangguan penglihatan dan pendengaran

4) Gangguan panca indera

5) Gangguan memori dan kognitif

6) Depresi

7) Demensia

(Tamher & Noorkasiani, 2012)

B. Hipertensi

1. Pengertian Hipertensi

Hipertensi merupakan keadaan peningkatan tekanan darah yang

akan memberi gejala lanjut ke suatu organ target seperti stroke (untuk

otak), penyakit jantung koroner (untuk pembuluh darah jantung) dan

hipertropi ventrikel kanan/left ventricle hypertrophy (untuk otot jantung).

Dengan target organ di otak yang berupa stroke, hipertensi menjadi

penyebab utama stroke yang membawa kematian yang tinggi (Bustan,

2015). Menurut Ode (2012), hipertensi merupakan tekanan darah persisten


atau terus menerus sehingga melebihi batas normal dimana untuk orang

dewasa tekanan sistolik diatas 120 mmHg dan diastolik diatas 80 mmHg,

sedangkan untuk lansia tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan

diastolik diatas 90 mmHg.

2. Faktor Risiko Hipertensi

Menurut Suiraoka (2012), faktor risiko hipertensi ada yang dapat

dikontrol dan tidak dapat dikontrol, yaitu :

a. Faktor yang dapat dikontrol

1) Kegemukan (obesitas)

Dari hasil penelitian, diungkapkan bahwa orang yang

kegemukan mudah terkena hipertensi. Wanita yang sangat gemuk

pada usia 30 tahun mempunyai risiko terserang hipertensi 7 kali

lipat dibandingkan dengan wanita langsing pada usia yang sama.

Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita

hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi yang

tidak mengalami obesitas. Meskipun belum diketahui secara pasti

hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti bahwa

daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas

dengan hipertensi lebih tinggi dibanding penderita hipertensi

dengan berat badan normal.

2) Kurang olahraga

Orang yang kurang aktif melakukan olahraga pada

umumnya cenderung mengalami kegemukan dan akan menaikan


tekanan darah. Dengan olahraga dapat meningkatkan kerja jantung.

Sehingga darah bisa dipompa dengan baik keseluruh tubuh.

3) Konsumsi garam berlebihan

Sebagian masyarakat sering menghubungkan antara

konsumsi garam berlehih dengan kemungkinan mengidap

hipertensi. Garam merupakan hal yang sangat penting pada

mekanisme timbulnya hipertensi. Pengaruh asupan garam terhadap

hipertensi adalah melalui peningkatan volume plasma atau cairan

tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh

peningkatan sekresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga

kembali pada kondisi keadaan sistem hemodinamik (pendarahan)

yang normal. Pada hipertensi primer (esensial) mekanisme tersebut

terganggu, disamping kemungkinan adanya faktor lain yang

berpengaruh.

Tetapi banyak yang mengatakan bahwa mereka tidak

mengkonsumsi garam, tetapi masih menderita hipertensi. Ternyata

setelah ditelusuri, banyak orang yang mengartikan konsumsi garam

adalah garam meja atau garam yang sengaja ditambahkan dalam

makanan saja. Pendapat ini sebenarnya kurang tepat karena hampir

semua makanan mengandung garam natrium termasuk didalamnya

bahan-bahan pengawet makanan yang digunakan.

Natrium dan klorida adalah ion utama cairan ekstraseluler.

Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi

natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk


menormalkannya kembali, cairan intraseluler harus ditarik keluar

sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya

volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya

volume darah, sehingga berdampak pada timbulnya hipertensi.

4) Merokok dan mengkonsumsi alkohol

Nikotin yang terdapat dalam rokok sangat membahayakan

kesehatan selain dapat meningkatkan penggumpalan darah dalam

pembuluh darah, nikotin dapat menyebabkan pengapuran pada

dinding pembuluh darah. Mengkonsumsi alkohol juga

membahayakan kesehatan karena dapat meningkatkan sintesis

katekholamin. Adanya katekholamin memicu kenaikan tekanan

darah.

5) Stres

Stetres dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara.

Jika ketakutan, tegang atau dikejar masalah maka tekanan darah

dapat meningkat. Tetapi pada umumnya, begitu sudah kembali

rileks maka tekanan darah akan turun kembali. Dalam keadaan

stres maka terjadi respon sel-sel saraf yang mengakibatkan

kelainan pengeluaran atau pengangkutan natrium. Hubungan antara

stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis

(saraf yang bekerja ketika beraktivitas) yang dapat meningkatkan

tekanan darah secara bertahap. Stres berkepanjangan dapat

mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi. Hal tersebut belum


terbukti secara pasti, namun pada binatang percobaan yang

diberikan stres memicu binatang tersebut menjadi hipertensi.

b. Faktor yang tidak dapat dikontrol

1) Keturunan (genetik)

Dari hasil penelitian, diungkapkan bahwa jika seseorang

mempunyai orang tua yang salah satunya menderita hipertensi

maka orang tersebut mempuyai risiko lebih besar untuk terkena

hipertensi dari pada orang yang kedua orang tuanya normal (tidak

menderita hipertensi). Namun demikian, bukan berarti bahwa

semua yang mempunyai keturunan hipertensi pasti akan menderita

penyakit hipertensi.

Faktor keturunan memang memiliki peran yang besar

terhadap munculnya hipertensi. Hal tersebut terbukti dengan

ditemukannya kejadian bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada

kembar monozigot (berasal dari satu sel telur yang berbeda). Jika

seseorang termasuk orang yang mempunyai sifat genetik hipertensi

primer (esensial) dan tidak melakukan penanganan atau

pengobatan maka ada kemungkinan lingkungannya akan

menyebabkan hipertensi berkembang dan dalam waktu sekitar 30

tahun akan mulai muncul tanda-tanda dan gejala hipertensi dengan

berbagai komplikasinya.

2) Jenis kelamin

Pada umumnya pria lebih terserang hipertensi dibandingkan

dengan wanita. Hal ini disebabkan pria banyak mempunyai faktor


yang mendorong terjadinya hipertensi seperti kelelahan, perasaan

kurang nyaman terhadap pekerjaan, pengangguran dan makan tidak

terkontrol. Biasanya wanita akan mengalami peningkatan risiko

hipertensi setelah masa menopause.

3) Umur

Umur sering disebut bahwa hipertensi salah satu penyakit

degenerative yaitu penyakit karena umur. Semakin bertambahnya

umur seseorang, maka akan semakin menurun dengan

produktivitas organ tubuh seseorang. Seperti pembuluh darah

semakin kaku, tidak elastis lagi yang berakibat tekanan darah

semakin meningkat. Pada umumnya hipertensi pada pria terjadi di

atas usia 31 tahun sedangkan pada wanita terjadi setelah berumur

45 tahun

3. Gejala Hipertensi

Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak

memiliki gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah diamati yaitu sering

gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga

berdengung, sukar tidur, sesak nafas dan rasa berat di tengkuk (Anggraeni,

2012).

4. Jenis Hipertensi

Menurut Bustan (2015), hipertensi ada dua jenis, yakni :

a. Hipertensi esensil (primer)

Hipertensi primer merupakan suatu kondisi di mana terjadinya

gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan. Hipertensi yang


penyebabnya tidak diketahui (idiopatik) dan Seseorang yang pola

makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan

atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit

tekanan darah tinggi.

Begitu pula seseorang yang berada dalam lingkungan atau

kondisi stressor tinggi sangat meungkin terkena penyakit tekanan

darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa

mengalami tekanan darah tinggi.

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder merupakan suatu kondisi dimana

terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi sebagai akibat seseorang

mengalami/ menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal

ginjal atau kerusakan sistem homon tubuh. Sedangkan pada ibu hamil,

tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20

minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal

atau gemuk (obesitas).

Pada pengukuran tekanan darah arteri yang perlu diperhatikan

adalah kondisi jantung dalam memompa darah. Ada dua macam

tekanan yang ditemukan pada pengukuran tekanan darah yaitu tekanan

sistolik dan tekanan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan

tertinggi yang terjadi saat jantung berkontraksi yaitu kondisi dimana

ventrikel berada dalam titik kontraksi tinggi dan angka normal 120

mmHg. Sedangkan tekanan diastolik terjadi pada saat ventrikel

berrelaksasi, dengan angka normal 80 mmHg.


Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi

Tekanan Sistolik Tekanan Diastolik


Tekanan Darah
(mmHg) (mmHg)
Darah rendah atau Dibawah 90 Dibawah 60
hipotensi
Normal 90-120 60-80
Pre−hipertensi 120-140 90-100
Hipertensi derajat I 140-160 90-100
Hipertensi derajat II >160 > 100
Sumber : Anggraeni, 2012

5. Komplikasi Hipertensi

Menurut Suiraoka (2012), komplikasi penyakit hipertensi sangat

beragam, yakni :

a. Sistem kardiovaskuler

1) Arterosklerosis

Hipertensi dapat mempercepat penumpukan lemak di dalam dan di

bawah lapisan arteri. Ketika dinding dalam arteri rusak, sel-sel

darah yang disebut trombosit akan menggumpal pada daerah yang

rusak, timbunan lemak akan melekat dan lama kelamaan dinding

akan menjadi berparut dan lemak menumpuk disana sehingga

terjadi penyempitan pembuluh darah arteri.

2) Aneurisma

Adanya pengelembungan pada arteria akibat dari pembuluh darah

yang tidak elastis lagi, sering terjadi pada arteri otak ataua aorta

bagian abwah. Jika terjadi kebocoran atau pecah sangat fatal

akibatnya.

b. Otak
Hipertensi secara signifikan meningkatkan kemungkiann

serangan stroke. Stroke disebut juga serangan otak, merupakan sejenis

cidera otak yang disebabkan tersumbatnya atau pecahnya pembuluh

darah dalam otak sehingga pasokan darah ke otak terganggu. Dimensia

dapat terjadi karena hipertensi. Demensia adalah penurunan daya ingat

dan kemampuan mental yang lain. Risiko utunk dimensia meningkat

secara tajam pada usia 70 tahun keatas. Pengobatan hipertensi dapat

menurunkan risiko dimensia.

c. Ginjal

Fungsi ginjal adalah membantu mengontrol tekanan darah

dengan mengatur jumlah natrium dan air di dalam darah. Seperlima

dari darah yang di pompa jantung akan melewati ginjal. Ginjal

mengatur keseimbangan mineral, derajat asam dan air dalam darah.

Ginjla juga menghasilkan zat kimia yang mengontrol ukuran pembuluh

darah dan fungsinya, hipertensi dapat mempengaruhi proses ini. Jika

pembuluh darah dalam ginjal megnalami arterosklerosis karena

tekanan darah yang tinggi, maka aliran darah ke nefron akan menurun

sehingga ginjal tidak dapat membuang semua produk sisa dalam darah.

Lama kelamaan produk sisa akan menumpuk dalam darah, ginjal akan

mengecil dan berhenti berfungsi. Sebaliknya penurunan tekanan darah

dapat memperlambat laju penyakit ginjal dan mengurangi

kemungkinan dilakukannya cuci darah dan cangkok ginjal.

d. Mata
Hipertensi mempercepat penuaan pembuluh darah halus dalam

mata, bahkan bisa menyebabkan kebutaan.

6. Pencegahan Hipertensi

Menurut Suiraoka (2012), beberapa pencegahan yang dapat

dilakukan terhadap penyakit hipertensi, yakni :

a. Mengatasi obesitas dan mengontrol berat badan

Bagi penderita obesitas, pertama harus mengupayakan

mengatasi obesitasnya. Karena selain berisiko akan terkena hipertensi,

penderita obesitas juga berisiko terkena penyakit-penyakit lainnya.

Bagi yang belum obesitas, penting sekali untuk mengontrol berat

badan. Berat badan yang berlebihan akan membebani kerja jantung.

Cara terbaik mengontrol berat badan adalah dengan mengurangi

makanan yang mengandung lemak dan melakukan olahraga secara

teratur.

b. Mengatur pola makan (diet sehat dan mengurangi asupan garam)

Pola makan yang sehat dengan gizi yang seimbang sangat

penting dilakukan dalam usaha mengontrol tekanan darah. Gunakan

garam dapur (natrium klorida) secukupnya dan yang beryodium.

Konsumsilah makanan segar dan kurangi konsumsi makanan yang

diawetkan. Dalam makanan yang diawetkan seringkali menemukan

bahan makanan yang diawetkan mengandung zat-zat aditif makanan

berbasis natrium.
c. Menghindari stres

Suasana yang nyaman dan tenang mutlak diperlukan dalam

hidup ini. Menjauhkan diri dari hal-hal yang membuat stres akan

mengurangi resiko terkena hipertensi. Oleh karena itu perlu mencoba

berbagai metode relaksasi yang dapat mengontrol sistem saraf yang

bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah.

d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol adalah

contoh gaya hidup yang kurang sehat. Untuk mencegah hipertensi

hentikan merokok dan minum minuman beralkohol.

e. Mengontrol tekanan darah

Hipertensi perlu dideteksi lebih dini. Pemeriksaan secara rutin

dan brekala penting dilakukan. Mengontrol tekanan darah merupakan

faktor yang amat penting pada sistem sirkulasi darah. Peningkatan atau

penurunan tekanan darah akan mempengaruhi homeostatsis di dalam

tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong

mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena,

sehingga terbentuklah suatu aliran darah yang menetap (Anggara,

2012).

f. Meningkatkan aktivitas fisik

Olahraga dan latihan fisik secara teratur terbukti dapat

menurunkan tekanan darah ke tingkat normal dan menurunkan resiko

serangan hipertensi 50% lebih besar dibanding orang yang tidak aktif

melakukan olahraga.
g. Mengobati penyakit

Adanya penyakit-penyakit tertentu, dapat menyebabkan

hipertensi sekunder. Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan

mengobati penyakit tersebut agar tidak menimbulkan komplikasi

hipertensi, sehingga tidak semakin memperburuk kesehatananya.

7. Pengobatan

Menurut Anggraeni (2012), pengobatan hipertensi biasanya

dikombinasikan dengan beberapa obat, yaitu :

a. Farmakologi

1) Diuretic : tablet Hydro Chloro Thiazide (HCT), Lasix

(Furosemide). Merupakan golongan obat hipertensi dengan proses

pengeluaran cairan tubuh via urine, tetapi karena potasium

berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka pengontrolan

konsumsi potasium harus dilakukan.

2) Beta-blockers : Atenolol (tenorim), Capoten (Captopril).

Merupakan obat yang dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan

darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan

memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.

3) Calcium channel blockers : Norvasc (amlodipine),

Angiotensinconverting enzyme biasa dipakai dalam pengontrolan

darah tinggi atau hipertensi melalui proses rilekasasi pembuluh

darah yang juga memperlebar pembuluh darah.


b. Non-Farmakologi

Menurut Susilo dan Wulandari (2011), pengobatan non

farmakologi adalah pengobatan terhadap hipertensi yang menggunakan

bahan-bahan alami yang ada. Pengobatan seperti ini biasanya tidak

memiliki efek samping tetapi pengobatannya tidak bisa secara

langsung, perlu sabar, ketelatenan dan manfaatnya baru akan kelihatan

dalam jangka panjang. Namun, pengobatan ini lebih aman dan disukai

banyak orang. Biasanya disarankan oleh dokter terhadap mereka yang

mengidap penyakit berat lainnya selain hipertensi dan mereka yang

baru pada tahap mengidat fase prahipertensi.

C. Kepatuhan

1. Pengertian

Kepatuhan merupakan sebagai perilaku untuk menaati saran-saran

dokter atau prosedur dari dokter tentang penggunaan obat, yang

sebelumnya didahului oleh proses konsultasi antara pasien (dan keluarga

pasien sebagai orang kunci dalam kehidupan pasien) dengan dokter

sebagai penyedia jasa medis. Kepatuhan terapi pada pasien hipertensi

merupakan hal yang penting untuk diperhatikan mengingat hipertensi

merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat

dikendalikan (Puspita, 2016).

Menurut Burnier dalam Puspita (2016), kepatuhan seorang pasien

yang menderita hipertensi tidak hanya dilihat berdasarkan kepatuhan

dalam meminum obat antihipertensi tetapi juga dituntut peran aktif pasien
dan kesediaanya untuk memeriksakan ke dokter sesuai dengan jadwal

yang ditentukan. Keberhasilan dalam mengendalikan tekanan darah tinggi

merupakan usaha bersama antara pasien dan dokter yang menanganinya.

2. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Menurut Niven (2012) mendiskusikan bahwa ada dua faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Adapun faktor internal meliputi usia, sikap, nilai sosial dan emosi yang

disebabkan oleh penyakit. Adapun faktor eksternal yaitu dampak dari

pendidikan kesehatan, petugas kesehatan, teman dan dukungan dari

keluarga.

a. Faktor internal

1) Usia

Usia merupakan lamanya seseorang hidup mulai dari sejak

dilahirkan sampai saat diwawancarai, semakin tinggi usia

seseorang maka semakin matang seseorang itu dalam berfikir dan

bertindak. Usia sangat berkaitan erat dengan tingkat kedewasaan,

kedewasaan merupakan tingkat kemampuan teknis atau psikologis

dalam pelaksanaan tugas, semakin lanjut usia seseorang semakin

meningkat kedewasaannya. Penambahan usia dapat meningkatkan

resiko terjadinya penyakit hiprtensi. Walaupun penyakit hipertensi

bisa terjadi pada segala usia, tetapi paling sering menyerang orang

dewasa berusia 35 tahun atau lebih. Hal ini disebabkan karena

adanya perubahan alami pada jantung, pembuluh darah dan


hormon. Namun jika perubahan ini disertai dengan faktor resiko

lain bisa memicu terjadinya hipertensi.

Semakin bertambahnya umur seseorang, maka tingkat

kepatuhannya dalam berobat semakin rendah. Kebanyakan

penderita akan merasa jenuh menjalani pengobatan sedangkan

tingkat kesembuhan yang telah dicapai tidak sesuai dengan yang

diharapkan (Puspita, 2016)

2) Sikap

Kepatuhan kontrol seseorang dipengaruhi sikap yang tidak

dibawa sejak lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan

pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya.

Dalam hal ini individu menerima, mengolah dan memilih segala

sesuatu yang datang dari luar serta menentukan mana yang akan

diterima dan mana yang tidak.

3) Nilai sosial

Kepatuhan seseorang dipengaruhi oleh normal sosial atau

nilai hidup seseorang. Kepatuhan lansia dalam mengontrol tekanan

darah juga dapat dipengaruhi oleh aturan dari kelompok sosial.

4) Emosi

Besarnya harapan untuk sembuh dari sakit dan kepercayaan

bahwa obat yang digunakannya akan memberikan kesembuhan.

Orang-orang yang telah putus asa terhadap kesembuhan

penyakitnya atau terhadap obat yang ia gunakan, akan lebih sulit

bersikap patuh, begitu pula sebaliknya.


b. Faktor eksternal

1) Pendidikan kesehatan

Efektifitas pendidikan kesehatan pada hipertensi pada

lansia berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah bahwa lansia

yang berpendidikan tinggi lebih efektif menerima pendidikan

kesehatan dibandingkan dengan lansia yang berpendidikan rendah

2) Petugas kesehatan

Peran Petugas Kesehatan merupakan faktor lain yang dapat

mempengaruhi perilaku kesehatan. Dukungan mereka terutama

berguna saat pasien menghadapi bahwa perilaku sehat yang baru

tersebut merupakan hal penting. Begitu juga mereka dapat

mempengaruhi perilaku pasien dengan cara menyampaikan

antusias mereka terhadap tindakan tertentu dari pasien dan secara

terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi pasien

yang telah mampu beradaptasi dengan program pengobatannya.

3) Teman

Pengaruh teman akan memiliki arti yang besar terhadap

kepatuhan lansia hipertensi dalam menggunakan obat maupun

dalam pengontrolan tekanan darah.

4) Dukungan keluarga

Dukungan keluarga merupakan bagian dari penderita yang

paling dekat dan tidak dapat dipisahkan. Penderita akan merasa

senang dan tenteram apabila mendapat perhatian dan dukungan

dari keluarganya, karena dengan dukungan tersebut akan


menimbulkan kepercayaan dirinya untuk menghadapi atau

mengelola penyakitnya dengan lebih baik, serta penderita mau

menuruti saran-saran yang diberikan oleh keluarga untuk

menunjang pengelolaan penyakitnya. Dukungan dapat ditujukan

melalui sikap yaitu dengan mengingatkan waktu minum obat,

waktu istirahat, waktu kontrol serta menyiapkan obat yang harus

diminum oleh pasien.

3. Pengukuran Kepatuhan

Kepatuhan lansia dalam mengontrol tekanan darah diukur

menggunakan metode MMAS-8 (Modifed Morisky Adherence Scale).

Morisky secara khusus membuat skala untuk mengukur kepatuhan dengan

8 butir pernyataan-pernyataan yang meliputi pernyataan tentang kepatuhan

dalam mengontrol tekanan darah dan dukungan keluarga yang meliputi

dukungan instrumental, dukungan informasional dan dukungan emosional.

Pada penelitian ini metode MMAS-8 dimodifikasi terhadap kepatuhan

lansia dalam mengontrol tekanan darah yang menunjukan frekuensi

kelupaan dalam mengontrol tekanan darah, kesengajaan berhenti

mengontrol tekanan darah tanpa sepengetahuan dokter, kemampuan untuk

mengendalikan dirinya untuk tetap mengontrol tekanan darah (Morisky,

2008 dalam Ahda, 2016). Hasil pengukuran kepatuhan dimodifikasi

menggunakan metode skala Likert. Menurut Azwar (2015), pengukuran

skala Likert diinterprestasikan dengan cara :

a. Tidak patuh, jika skor < mean/median

b. Patuh, jika skor > mean/median


D. Dukungan Keluarga

1. Pengertian

Menurut Susanto (2012), keluarga merupakan kumpulan dua orang

atau lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau

adopsi, hidup dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama

lainnya dalam perannya dan menciptakan dan mempertahankan suatu

budaya.

Dukungan keluarga merupakan sikap, tindakan dan penerimaan

keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga dipandang sebagai

bagian yang tidak terpisahkan dalam lingkungan keluarga. Anggota

keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika di perlukan (Friedman, 2012).

2. Fungsi Keluarga

Menurut Susanto (2012), dibagi menjadi 5 fungsi dasar, yaitu :

a. Fungsi afektif

Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.

Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan

dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Dengan demikian

keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, anggota keluarga

dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang harus

dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah :

1) Saling mengasuh

2) Saling menghargai
3) Ikatan dan identifikasi

Fungsi afektif merupakan sumber “energi” yang menentukan

kebahagiaan keluarga, kenakalan anak/masalah keluarga timbul karena

fungsi afektif yang tidak terpenuhi.

b. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui

individu yang menghasilkan interaksi sosial dan berperan dalam

lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar

bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga

dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang

diwujudkan dalam sosialisasi.

c. Fungsi Reproduksi

Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

menambah SDM, dengan adanya program KB (Keluarga Berencana)

maka fungsi ini sedikit terkontrol.

d. Fungsi Ekonomi

Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi

kebutuhan seluruh anggota keluarga, seperti kebutuhan akan makan,

minum, pakaian/sandang dan tempat perlindungan.

e. Fungsi Perawatan Keluarga

Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan

kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan

merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat


melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah

kesehatan keluarga.

3. Bentuk Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2013), bentuk dukungan dari keluarga yaitu :

a. Dukungan emosional (Emosional Support)

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk

istirahat dan pemulihan serta penguasaan terhadap emosi, meliputi

ungkapan empati, kepedulian dan perhatian terhadap anggota keluarga

(misalnya: umpan balik, penegasan).

b. Dukungan penghargaan (Appraisal Assistence)

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber

dan validator identitas anggota terjadi lewat ungkapan hormat

(penghargaan) positif, persetujuan dengan gagasan atau perasaan

individu dan perbandingan positif.

c. Dukungan materi (Tangibile Assistance)

Keluarga merupakan suatu sumber pertolongan praktis dan

konkrit, mencakup bantuan langsung seperti dalam bentuk uang,

peralatan, waktu modifikasi lingkungan, maupun menolong dengan

pekerjaan waktu mengalami stress.

d. Dukungan informasi (Informasi Support)

Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator

(penyebar) informasi tentang dunia, mencakup pemberi nasehat,


petunjuk, sasaran atau umpan balik. Bentuk dukungan keluarga yang

diberikan adalah dorongan semangat, pemberian nasehat, atau

mengawasi tentang pola makan sehari-hari dan pengobatan. Dukungan

keluarga juga merupakan perasaan individu yang mendapat perhatian,

disenangi, dihargai di masyarakat.

4. Dukungan Keluarga Terhadap Lansia dalam Pengontrolan Tekanan

Darah

Pengontrolan tekanan darah pada lansia hipertensi membutuhkan

peran serta dan dukungan keluarga dalam mengelola hipertensi tersebut

agar lansia patuh dalam mengontrol tekanan darahnya dalam batas normal.

Keluarga merupakan bagian penting dalam menunjang terkendalinya

tekanan darah. Keluarga mempunyai fungsi yang penting dalam

mendukung anggota keluarga agar mencapai derajat kesehatan yang

optimal. Dalam hal ini untuk menjaga agar tekana darah terkontrol

diutuhkan peran dari keluarga serta fungsi-fungsi keluarga harus

dijalankan (Hafiz, 2016).

5. Pengukuran

Dukungan keluarga dapat diketahui dan diinterprestasikan sebagai

berikut (Friedman, 2013) :

a. Kurang Baik jika skor < mean/median

b. Baik jika skor > mean/median

Alat ukur yang dipakai pada penelitian ini adalah lembar kuesioenr

yang akan diiisi oleh keluarga pasien. Untuk kuesioner, responden diminta

untuk memberi tanda ceklist pada kolom yang ditentukan.


Instrumendukungan keluarga memiliki 20 butir pernyataan dan instrumen

kepatuhan memiliki 20 butir pernyataan. Skala yang digunakan dalam

penelitian ini dibagi menjadi tiga kelompok pada masing-masing variabel

yaitu tinggi, sedang dan rendah. Data diolah menggunakan SPSS for

windows.
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis

beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2013).

Dasar penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1
Kerangka Konsep Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Lansia Mengontrol Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi
di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Tk. III Reksodiwiryo
Padang Tahun 2022

Variabel Independen Variabel Dependen


Dukungan Keluarga Kepatuhan

B. Kerangka teori

Kerangka teori dari hubungan dukungan keluarga dengan tingkat

kepatuhan lansia terhadap hipertensi dalam pengontrolan tekanan darah, yaitu:


Faktor internal :
Usia
Sikap
Nilai Sosial
Emosi
Kepatuhan lansia mengontrol
tekanan darah pada pasien
hipertensi
Faktor eksternal :
Pendidikan kesehatan
Petugas kesehatan
Teman Sumber : Niven, 2012
Dukungan keluarga

Gambar 3.1
Kerangka Teori Penelitian
C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah dan

membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat

diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah

dikumpulkan dalam penelitian (Hidayat, 2013). Berdasarkan rumusan

masalah, landasan teoritis dan kerangka konseptual yang ditentukan, maka

hipotesis yang di uji adalah :

Ha : Ada hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan lansia mengontrol

tekanan darah pada pasien hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam RS.

Tk. III Reksodiwiryo Padang tahun 2022.


BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik yaitu melihat kejadian

yang diteliti dengan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional

study yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau

pengamatan pada saat bersamaan (Notoatmodjo, 2012).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian direncanakan di Poliklinik Penyakit Dalam RS. Tk.

III Reksodiwiryo Padang, mulai dari pembuatan proposal sampai dengan

penelitian dari bulan februari sampai juni 2022. Pengumpulan data dimulai

bulan april 2022 mulai dari meminta laporan jumlah pasien lansia hipertensi di

poliklinik penyakit dalam RS TK III dr.Reksodiwiryo Padang.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti (Notoatmodjo,

2012). Populasi adalah semua lansia hipertensi yang datang berkunjung

pada bulan desember 2021 sampai februari 2022 ke Poliklinik Penyakit

Dalam RS. Tk. III Reksodiwiryo Padang berjumlah 322 orang.

2. Sampel

37
Sampel merupakan objek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Untuk menentukan sampel yang

akan diteliti digunakan rumus :

N
n=
1+N (d 2 )

Ket :

N = Besar populasi

n = Besar sampel

d2 = Presisi yang ditetapkan  0,12 = 0,01

Jadi jumlah sampel didapatkan yaitu :

N
n=
1+N (d 2 )

322
n=
1+ 322 (0,12 )

322
n=
1+ 3,22
n = 76,3  76 orang

Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling

yaitu responden yang kebetulan ada atau datang berkunjung ke Poliklinik

Penyakit Dalam RS. Tk. III Reksodiwiryo Padang saat penelitian

dilakukan yang berjumlah sebanyak 76 orang. Adapun kriteria sampel

sebagai berikut :

a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian dapat

mewakili sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel.

1) Bersedia menjadi responden

2) Lansia dengan hipertensi yang tinggal serumah bersama keluarga

3) Lansia dengan hipertensi yang mampu berkomunikasi dengan baik

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian.

1) Responden yang berkunjung lebih dari 1 kali kunjungan selama

penelitian ke Poliklinik Penyakit Dalam

2) Responden yang menderita penyakit komplikasi

D. Etika Penelitian

Menurut Hidayat (2013) dan Siswanto dkk (2014), etika penelitian

adalah sebagai berikut :

1. Format Persetujuan (Inform Consent)

Inform consent diberikan kepada responden sebelum melakukan

penelitian. Agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian serta

mengetahui dampaknya.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Anonimity merupakan jaminan dalam penggunaan subjek

penelitian dengan cara tidak perlu mencantumkan nama pada lembar


pengumpulan data atau kuesioner. Peneliti hanya memberikan kode pada

lembar pengumpulan data tersebut.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Confidentiality merupakan jaminan kerahasian hasil penelitian,

semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh

peneliti. Hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil

penelitian.

4. Keadilan dan Inklusivitas (Resfect for Justice and Inclusiveness)

Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil, untuk

memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati,

profesional, berperikemanusiaan dan memperhatikan faktor-faktor

ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan

religius subjek penelitian. Lingkungan penelitian dikondisikan agar

memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Prinsip

keadilan menekankan sejauh mana kebijakan penelitian membagikan

keuntungan dan beban secara merata atau menurut kebutuhan,

kemampuan, kontribusi dan pilihan bebas masyarakat.

5. Mempertimbangkan Manfaat dan Kerugian yang Ditimbulkan


(Balancing Harms and Benefits)

Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian

guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi

subjek penelitian dan dapat digenerasikan ditingkat populasi (beneficence).

Peneliti meminimalkan dampak yang merugikan bagi subyek (non

maleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan


cedera atau stress tambahan maka subjek dikeluarkan dari kegiatan

penelitian untuk mencegah terjadinya cedera, kesakitan, stress, maupun

kematian subjek penelitian.

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dengan

menggunakan kuesioner dengan cara wawancara meliputi data

karakteristik responden, variabel independen (dukungan keluarga) dan

variabel dependen (kepatuhan lansia dalam mengontrol tekanan

darah).

2. Teknik pengumpulan data

Perencanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

a. Mengajukan surat permohonan izin pengambilan data dan penelitian

pada institusi pendidikan Stikes Mercubaktijaya Padang

b. Mengajukan surat permohonan izin ke RS. Tk. III Reksodiwiryo

Padang.

c. Setelah mendapat izin, peneliti mengunjungi lansia hipertensi yang

datang berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam RS. Tk. III Reksodiwiryo

Padang.
d. Kemudian peneliti menentukan sampel penelitian sesuai dengan

kriteria sampel yang ditentukan sebelumnya.

e. Sebelum wawancara dilakukan, peneliti memperkenalkan diri dan

menjelaskan tujuan penelitian kepada responden, serta meminta

persetujuan untuk menjadi responden.

f. Responden diminta untuk membubuhkan tanda tangan pada informed

consent yang telah disediakan sebagai bukti kesediaannya.

g. Setelah membubuhkan tanda tangan pada informed consent, responden

diminta untuk menjawab setiap pertanyaan dari kuesioner penelitian

yang telah disediakan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah

lembar kuesioner

F. Teknik Pengolahan Data

Data yang terkumpul pada penelitian ini diolah melalui proses

komputerisasi. Menurut Notoatmodjo (2012), dalam proses pengolahan data

terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh, diantaranya :

1. Memeriksa Data (Editing)

Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian kuesioner,

apakah lengkap jawaban pertanyaan masing-masing kuesioner.

2. Mengkode Data (Coding)

Memberi kode pada jawaban masing-masing variabel atau yaitu mengubah

data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan.

3. Memasukan Data (Entry)


Merupakan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam

master tabel atau database komputer.

4. Mentabulasikan Data (Tabulating)

Data kemudian diklasifikasikan kedalam beberapa kelompok menurut

alternatif jawaban responden.

5. Membersihkan Data (Cleaning)

Setelah data diolah lalu dicek atau diperiksa kembali guna memastikan

tidak ada lagi kesalahan yang terjadi pada data tersebut.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan/ mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel peneliti. Analisis univariat di lakukan dengan

cara mencari distribusi frekuensi setiap variabel penelitian untuk

mengetahui proporsi/gambaran dari setiap variabel penelitian.

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat di lakukan untuk melihat hubungan antara

variabel independen dan variabel dependen. Untuk melihat hubungan

kedua variabel tersebut di gunakan uji Chi-Square dengan tingkat

kepercayaan 95% (α = 0,05), jika p < 0,05 berarti ada hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen. Bila p > 0,05 berarti tidak

ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.


H. Definisi Operasional

Definisi Alat Skala


No Variabel Cara Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
1. Variabel
Dependen
Kepatuhan Suatu usaha Kuesioner Wawancara Tidak patuh, Ordinal
lansia yang dilakukan jika skor <
hipertensi lansia untuk mean/median
dalam mengendalikan
mengontrol perilakunya Patuh, jika
tekanan dalam skor >
darah mengontrol mean/median
tekanan
darahnya

2. Variabel
Independen
Dukungan Bentuk Kuesioner Wawancara Kurang Baik Ordinal
keluarga perhatian dan jika skor <
kepedulian mean/median
keluarga
kepada lansia Baik jika
hipertensi skor >
dalam mean/median
mengontrol
tekanan
darahnya
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL/SKRIPSI

Nama Mahasiswa : ZULNOFRI


NIM : 211211980
Nama Pembimbing 1 : Hj. Elmiyasna K, Skp. MM
Judul Proposal/ Skripsi : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Lansia Mengontrol Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Di Poliklinik Penyakit
Dalam Rs Tk III dr Reksodiwiryo Padang Tahun
2022

Paraf
Tanggal Materi Konsultasi Hasil Konsultasi
Pembimbing
Lampiran 2

SURAT PERMOHONAN PADA CALON RESPONDEN

Kepada Yth.Calon responden

Di
Tempat

Dengan hormat
Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama : Zulnofri
NIM : 211211980
Asal : Prodi S1 Keperawatan STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang

Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Hubungan


Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Mengontrol Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Di Poliklinik Penyakit Dalam Rs. Tk. III
Reksodiwiryo Padang Tahun 2022” Penelitian ini tidak akan menimbulkan
akibat yang merugin bagi responden, karena kerahasiaan informasi yang diberikan
akan dijaga dan akan digunakan untuk kepentingan penelitian saja. Informasi yang
didapatkan hanya akan digunakan peneliti untuk kepentingan penelitian.

Peneliti berhadap agar Ibu/Bapak berpartisipasi dalam penelitian ini dan


tanpa ada unsur paksaan. Jika terdapat hal yang kurang jelas mengenai penjelasan
penelitian ini, maka Ibu/Bapak dapat menanyakan langusung kepada peneliti atau
melalui nomor HP 08126794482. Apabila Ibu/Bapak memutuskan kesediaanya
untuk ikut dalam penelitian ini, maka Ibu/Bapak silahkan menandatangani lembar
persetujuan menjadi responden yang terdapat di belakang lembaran ini. Jika
Ibu/Bapak tidak bersedia, itu adalah hak Ibu/Bapak untuk menolak berpartisipasi
dan tidak aka nada paksaan dari peneliti. Atas kesediaan dan partisipasi
Ibu/Bapak, saya ucapkan terima kasih.

Padang, Mei 2022


Peneliti

Zulnofri
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL/SKRIPSI

Nama Mahasiswa : ZULNOFRI


NIM : 211211980
Nama Pembimbing 1 : Hj. Elmiyasna K, Skp. MM
Judul Proposal/ Skripsi : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatu
Mengontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipert
Poliklinik Penyakit Dalam Rs Tk III dr Reksod
Tahun 2022

Tanggal Materi Konsultasi Hasil Konsultasi

Lampiran 3

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI CALON RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :
Umur :

Setelah membaca dan mendengar penjelasan maksud penelitian oleh

NOFIRA SARI Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan STIKes

MERCUBAKTIJAYA Padang dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga

Dengan Kepatuhan Lansia Mengontrol Tekanan Darah Pada Pasien

Hipertensi Di Poliklinik Penyakit Dalam Rs. Tk. III Reksodiwiryo Padang

Tahun 2022”. Maka saya bersedia membantu menjadi responden serta akan

memberikan informasi yang sesunguhnya yang saya ketahui tanpa ada tekanan

dan paksaan dari pihak manapun.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenarnya. Semoga bermanfaat dan

dapat digunakan sebaik-baiknya.

Padang, Mei 2022

Responden

(…………….…………..)

Lampiran 4

Kuesioner Penelitian

Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Lansia Mengontrol

Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di Poliklinik Penyakit Dalam Rs. Tk.

III Reksodiwiryo Padang Tahun 2022


LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL/SKRIPSI

Nama Mahasiswa : ZULNOFRI


NIM : 211211980
Nama Pembimbing 1 : Hj. Elmiyasna K, Skp. MM
Judul Proposal/ Skripsi : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatu
Mengontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipert
Poliklinik Penyakit Dalam Rs Tk III dr Reksod
Tahun 2022

Tanggal Materi Konsultasi Hasil Konsultasi

No Responden

A. Identitas Responden

1. Inisial :

2. Jenis kelamin :
3. Umur :

4. Pekerjaan :

5. Tingkat Pendidikan :

6. Status Perkawinan :

7. Lama menderita DM :

B. Kadar Gula Darah Puasa : …………. mg/dL

C. Manajemen Diri

Petunjuk pengisian

Pertanyaan berikut ini tentang kegiatan perawatan diri diabetes Baoak/Ibu

selama 7 hari terakhir. Jika Bapak/Ibu sakit selama 7 hari terakhir, coba

ingat kembali selama 7 hari sebelumnya ketika tidak sakit.

No Item Pertanyaan Lingkari salah satu nomor pada


setiap baris (Jumlah hari)
Diet
1. Dari 7 hari terakhir berapa hari Anda 0 1 2 3 4 5 6 7
mengatur pola makan yang sehat?
2. Selama sebulan terakhir, rata-rata 0 1 2 3 4 5 6 7
berapa hari dalam satu minggu Anda
mengatur pola makan Anda?
3. Dari 7 hari terakhir berapa hari Anda 0 1 2 3 4 5 6 7
makan buah dan sayuran?
4. Dari 7 hari terakhir berapa hari Anda 0 1 2 3 4 5 6 7
makan makanan berlemak
(misalnya; daging) atau produk susu
yang berlemak tinggi?
5. Dari 7 hari terakhir seberapa sering
Anda mengatur makanan yang 0 1 2 3 4 5 6 7
mengandung karbohidrat?

Latihan Fisik
6. Dari 7 hari terakhir berapa hari Anda 0 1 2 3 4 5 6 7
LEMBAR KONSULTASI PROPOSAL/SKRIPSI

Nama Mahasiswa : ZULNOFRI


NIM : 211211980
Nama Pembimbing 1 : Hj. Elmiyasna K, Skp. MM
Judul Proposal/ Skripsi : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatu
Mengontrol Tekanan Darah Pada Pasien Hipert
Poliklinik Penyakit Dalam Rs Tk III dr Reksod
Tahun 2022

Tanggal Materi Konsultasi Hasil Konsultasi

mengikuti aktivitas fisik setidaknya


30 menit? (Total waktu aktivitas
tanpa istirahat, termasuk berjalan
kaki)
7. Dari 7 hari terakhir berapa hari Anda 0 1 2 3 4 5 6 7
mengikuti latihan khusus (seperti
berenang, berjalan, bersepeda) selain
apa yang Anda lakukan di sekitar
rumah atau selain dari pekerjaan
Anda?
Medikasi
8. Dari 7 hari terakhir berapa hari Anda 0 1 2 3 4 5 6 7
minum obat atau menggunakan
insulin yang disarankan kepada
Anda?
9. Dari 7 hari terakhir berapa hari Anda 0 1 2 3 4 5 6 7
menggunakan obat-obatan sesuai
dosis yang disarankan kepada Anda?

Anda mungkin juga menyukai