Anda di halaman 1dari 54

PROPOSAL PENELITIAN/SKRIPSI

TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN RUMAH SAKIT DALAM

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENULARAN COVID-19

LITERATURE REVIEW

LIA SAVIRA FEBRIANI

P17221174048

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

MALANG

2021
PROPOSAL PENELITIAN/SKRIPSI

TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN RUMAH SAKIT DALAM

UPAYA PENCEGAHAN DAN PENULARAN COVID-19

LITERATURE REVIEW

LIA SAVIRA FEBRIANI

P17221174048

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

MALANG

2021

ii
TINGKAT KEPATUHAN TENAGA KESEHATAN RUMAH SAKIT DALAM
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENULARAN COVID-19

LITERATURE REVIEW

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Keperawatan (S.Tr.Kep)

Dalam Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Lawang

Poltekkes Kemenkes Malang

Oleh:

Lia Savira Febriani

P17221174048

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN LAWANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

2021

iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Proposal skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dnegan benar

Nama : Lia Savira Febriani

NIM : P17221174048

Tanda Tangan :……………………

Tanggal : ……………………

iv
Lembar Persetujuan

SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI

PADA TANGGAL

Oleh:

Pembimbing Utama:

Budiono., S.Kp., M.Kes


NIP.196907122001121001

Pembimbing Pendamping:

Hurun Ain., S.Kep., Ns., M.Kep


NIP. 197901042002122001

Mengetahui,
Ketua Program Studi
Sarjana Terapan Keperawatan Lawang

Budiono., S.Kp., M.Kes


NIP.196907122001121001

v
Proposal penelitian ini diajukan oleh:

Nama : Lia Savira Febriani


NIM : P17221174048
Program Studi : Sarjana Terapan Kperawatan Lawang
Judul : Tingkat Kepetuhan Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Dalam Upaya
Pencegahan Dan Penularan COVID-19

Proposal penelitian /Skripsi ini telah diuji dan dinilai


Oleh panitia penguji pada
Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Lawang
Poltekkes Kemenkes Malang
Pada tanggal

Panitia penguji
Penguji Ketua Penguji Anggota Penguji Anggota

Dr. Nurul Puji Astuti, S.Kep, Ns, M.Kes Budiono., S.Kp., M.Kes Hurun Ain., S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 197404191998032003 NIP. 196907122001121001 NIP. 197901042002122001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Keperawatan


Poltekkes Kemenkes Malang

Imam Subekti S.Kep, M.Kep, Sp.Kom


NIP196512051989121001

vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademika Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang, saya yang


bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Lia Savira Febriani
NIM : 17221174048
Program Studi : Sarjana Terapan Keperawatan Lawang
Jurusan : Keperawatan
Jenis karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-
exclusive Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul “Tingkat
Kepatuhan Tenaga Kesehatan Rumah Sakit Dalam Upaya Pencegahan Dan Penularan
COVID-19” Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Poltekkes Kemenkes Malang berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta

Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di:........................................
Pada tanggal:..................................
Yang menyatakan

Meterai 6000

Lia Savira Febriani

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Tingkat Kepatuhan Tenaga Rumah Sakit Dalam Upaya Pencegahan Dan
Penularan COVID-19”.
Proposal skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi syarat
kelulusan dalam menempuh Ujian Akhir di Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan Lawang Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes malang.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis memperoleh banyak bimbingan dan
bantuan dari beberapa pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Bapak Budi Susatia, S. Kp, M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Malang
2. Bapak Imam Subekti, S. Kp, M. Kes, Sp. Kom sebagai Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
3. Bapak Budiono, S. Kp, M. Kes selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan Lawang, sekaligus selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membimbing
dalam menyusun skripsi ini dan telah memberikan bimbingan dengan sabar
dan memberikan masukan, arahan serta saran kepada penulis.
4. Ibu Hurun Ain, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Pendamping
yang telah yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk
membimbing dalam menyusun proposal skripsi ini dan telah memberikan
bimbingan dengan sabar dan memberikan masukan, arahan serta saran kepada
penulis.
5. Ibu Dr. Nurul Puji Astuti, S.Kep, Ns, M.Kes selaku penguji yang telah
memberikan arahan bagi penulis dalam menyelesaikan penyusunan proposal
skripsi.
6. Seluruh staff pengajar dan karyawan Program Studi Sarjana Terapan
Keperawatan Lawang Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang yang perhatian
dan dengan sabar memberikan bantuan yang tak ternilai.

viii
7. Bapak Suwono, (Alm) Ibu Listiani, Emak, Mbak Dah, Mbak Ning, Sister dan
segenap keluarga yang telah mendoakan dan memberikan dukungan kepada
penulis sehingga bisa menyelesaikan studi sarjana ini.
8. Sahabat seperjuangan tim investigasi kos bu har dan teman teman yang tidak
dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan dan
semangat.
9. Rekan-rekan seperjuangan Sarjana Terapan Keperawatan Lawang Angkatan
2017/2018 dan semua pihak yang telah memberikan dukungan selama
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu penulis berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
bagi penulis. Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah
memberi kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Lawang,

Penulis

ix
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN

SAMPUL DALAM

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................ii

PERNYATAAN ORISINALITAS...............................................................................iii

LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................v

LEMBAR PENGESAHAN...........................................................................................v

PERSETUJUAN PUBLIKASI....................................................................................vi

KATA PENGANTAR................................................................................................viii

DAFTAR ISI..................................................................................................................x

DAFTAR TABEL.......................................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................................xiv

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH...................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3

1.3 Tujuan.......................................................................................................3

1.3.1 Tujuan Umum............................................................................3

1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................3

1.4 Manfaat Penelitian....................................................................................4

1.4.1 Secara Praktis.............................................................................4

1.4.2 Secara Teoritis............................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................6

2.1 Konsep COVID-19....................................................................................6

2.1.1 Pengertian COVID-19................................................................6

2.1.2 Penyebab COVID-19.................................................................6

x
2.1.3 Manifestasi Klinis COVID-19...................................................7

2.1.4 Patofisiologi COVID-19............................................................8

2.1.5 Pencegahan COVID-19..............................................................9

2.1.6 Pemeriksaan Klinis COVID-19................................................10

2.1.7 Penatalaksanaan Medis............................................................11

2.2 Konsep Kepatuhan..................................................................................12

2.2.1 Pengertian Kepatuhan..............................................................13

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan...................................13

2.2.3 Kriteria Kepatuhan...................................................................14

2.3 Konsep Tenaga Kesehatan......................................................................14

2.3.1 Pengertian Tenaga Kesehatan..................................................14

2.3.2 Pengelompokan Tenaga Kesehatan..........................................15

2.3.3 Peran dan Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan.......................16

2.4 Konsep Pencegahan dan Penularan COVID-19......................................17

2.4.1 Triage (Pengelompokan)..........................................................17

2.4.2 Tindakan Pencegahan saat Triase............................................18

BAB III METODE PENELITIAN...........................................................................20

3.1 Strategi Pencarian Literatur.....................................................................20

3.1.1 Protokol dan Registras.............................................................20

3.1.2 Database Pencarian..................................................................20

3.1.3 Kata Kunci...............................................................................20

3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi...................................................................21

3.3 Penilaian Studi dan Penilaian Kualitas...................................................22

3.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi............................................22

3.3.2 Penilaian Kualitas.....................................................................23

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................35

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kata Kunci Literature Review.....................................................................21

Tabel 3.2 Format PICOS dalam Literatur Review.......................................................22

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Diagram Flow literature Review..............................................................24

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 JBI Tools..................................................................................................25

Lampiran 2 JBI Tools..................................................................................................26

Lampiran 3 JBI Tools..................................................................................................27

Lampiran 4 JBI Tools..................................................................................................28

Lampiran 5 JBI Tools..................................................................................................29

Lampiran 6 JBI Tools..................................................................................................30

Lampiran 7 JBI Tools..................................................................................................31

Lampiran 8 JBI Tools..................................................................................................32

Lampiran 9 JBI Tools..................................................................................................33

Lampiran 10 JBI Tools................................................................................................34

xiv
DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

ACE-2 : Angiotensin-converting enzyme 2

APA : American Psychological Association

APD : Alat Pelindung Diri

ARDS : Acute Respiratory distress Syndrome

CDC : Central for Disease Control

COVID-19 : Coronavirus Disease 2019

IPC : Infection Prevention and Control

IPCN : Infection Prevention and Control Nurse

MERS : Middle East Respiratory Syndrome

PDPI : Persatuan Dokter Paru Indonesia

PR-PCR : Real Time Polymerase Chain Reaction

RNA : Ribo Nucleat Acid

SARS : Severe Acute Respiratory Syndrome

SARS-CoV-2 : Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2

WHO : World Health Organization

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

WHO (World Health Organization) telah mengidentifikasi coronavirus

disease 19 (COVID-19) sebagai wabah penyakit jenis baru yang berasal dari

Wuhan, China pada pertengahan Februari 2020. Setelah berstatus bebas dari

COVID-19 pada 2 Maret 2020, Indonesia mengumumkan kasus pertamanya

(Irene Putri & Anulus, 2020). Keterlibatan perawat yang berada di garis depan

dalam menangani pasien COVID-19 harus memiliki pengetahuan dan

keterampilan pencegahan dan pengendalian infeksi yang tepat (Astuti & Suyanto,

2020). Kepatuhan tenaga medis dan paramedis dalam melaksanakan tugas sesuai

standar prosedur operasional berpengaruh tehadap terjadinya infeksi nosokomial

di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Berdasarkan fenomena

yang sering terjadi di lapangan, banyak tenaga kesehatan yang kurang atau tidak

patuh melaksanakan prosedur kerja sesuai standart prosedur operasional (Dewi et

al., 2019). Masih perlu dilakukan identifikasi terhadap tingkat kepatuhan tenaga

kesehatan dalam upaya pencegahan dan penularan COVID-19.

Kasus positif COVID-19 terus bertambah setiap harinya. Laporan terakhir

WHO pada 15 Oktober 2020 jumlah kasus terkonfirmasi 38.394.169 positif

COVID-19 termasuk 1.089.047 jiwa meninggal dunia, kasus terbanyak berada di

Amerika Serikat. Sedangkan di Indonesia total kasus positif 349.160 jiwa dengan

kasus meniggal dunia mencapai 12.268 jiwa (World Health Organization, 2020).

Sebuah penelitian di Inggris dan Amerika Serikat memperkirakan bahwa petugas

kesehatan setidaknya memiliki resiko 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan

dengan masyarakat umum (Nguyen et al., 2020). Berdasarkan hasil penelitian

1
yang dilakukan pada beberapa rumah sakit di Tanzania menunjukkan bahwa

kepatuhan tenaga kesehatan terhadap praktik pencegahan dan pengendalian

infeksi terutama pada kebersihan tangan sangat rendahhanya sekitar 6,9% dari

kepatuhan keseluruhan (Powell-Jackson et al., 2020). Hal ini juga dibuktikan pada

penelitian di beberapa rumah sakit Ghana, Afrika Barat bahwa tingkat kepatuhan

tenaga kesehatan dalam pelaksanaan cuci tangan sebelum kontak dengan pasien,

sebelum menggunakan sarung tangan (handscoon) dan setelah kontak dengan

lingkungan pasien masih dibawah 50% (Abuosi et al., 2020) . Penelitian tentang

penggunaan masker mengungkapkan bahwa dari 79 petugas kesehatan yang

diamati pada saat menggunakan masker hanya 7 petugas kesehatan (8%)

mengikuti pedoman yang tepat untuk memakai masker (Supehia et al., 2020).

Hasil penelitian pelaksanaan fungsi IPCN (Infection Prevention Control Nurse) di

RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Wonogiri menunjukkan 58,8% kepatuhan

perawat dalam pencegahan dan pengendalian infeksi (Daryati et al., 2020).

Wabah penyakit yang sangat menular seperti ebola, sindrom pernapasan akut

parah (SARS) atau coronavirus (COVID-19) membuat tenaga kesehatan berada

pada resiko infeksi yang jauh lebih besar dari pada populasi umum, karena kontak

dengan cairan tubuh pasien yang terkontaminasi. Alat pelindung diri (APD) dapat

mengurangi resiko dengan menutupi bagian tubuh yang berisiko terpapar

(Verbeek et al., 2020). Kesehatan dan keselamatan tenaga kesehatan dan tenaga

kesehatan lain yang bekerja di perawatn kesehatan menjadi hal yang terpenting,

tidak hanya untuk perlindungan tenaga kesehatan itu sendiri tetapi juga untuk

membantu mencegah penyebaran virus dan meningkatkan perawatan secara

keseluruhan (European Centre for Disease Prevention and Control, 2020).

2
Tingkat kepatuhan tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan dan penularan

coronavirus berdasarkan hasil penelitian sebelumnya di 4 rumah sakit di Jepang

tentang kepatuhan cuci tangan pre intervensi tergolong rendah (Saitoh et al.,

2020). Penelitian penggunaan masker di rumah sakit India yang diamati selama 4

minggu menurun pada minggu ke 2 dan 3. Peneliti menyatakan bahwa beberapa

tenaga kesehatan masih memakai masker ketika pergi ke toilet (Supehia et al.,

2020). Apabila kepatuhan tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan COVID-19

seperti cuci tangan, penggunaan masker serta penggunaan APD tinggi maka akan

menurunkan resiko penularan.

Tenaga kesehatan merupakan garda terdepan dalam penanganan COVID-19.

Seperti yang sudah dijelaskan dalam penelitian sebelumnya bahwa banyak tenaga

kesehatan terpapar karena dampak COVID-19. Penelitian tentang kepatuhan

tenaga kesehatan rumah skait dalam upaya pencegahan dan penularan COVID-19

terutama dalam praktik kebersihan tangan belum banyak dilakukan. Oleh karena

itu perlu untuk dilakukan rangkuman literatur yang bertujuan untuk

mengidentifikasi kepatuhan tenaga kesehatan rumah sakit terhadap upaya

pencegahan dan penularan COVID-19.

2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat kepatuhan tenaga kesehatan rumah sakit dalam upaya

pencegahan dan penularan COVID-19?

3 Tujuan

3.1 Tujuan Umum

3
Untuk mengetahui kepatuhan tenaga kesehatan rumah sakit dalam

upaya pencegahan dan penularan COVID-19.

3.2 Tujuan Khusus

1. Menjelaskan tingkat kepatuhan tenaga kesehatan terhadap cuci tangan

2. Menjelaskan tingkat kepatuhan tenaga kesehatan terhadap pemakaian APD

(Alat Pelindung Diri)

3. Menjelaskan tingkat kepatuhan tenaga kesehatan terhadap penggunaan

masker

4 Manfaat penelitian

4.1 Secara Praktis

1) Bagi Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan acuan dan juga

sebagai bahan bacaan bagi masyarakat yang ingin mengetahui tentang

upaya tenaga kesehatan rumah sakit dalam mengoptimalkan pencegahan

dan penularan dalam menghadapi pandemi COVID-19, sehingga dapat

mengurangi resiko terpapar virus COVID-19.

2) Bagi Penulis

Penulis diharapkan dapat memperoleh pengalaman serta wawasan

yang dapat diapliksikan dalam pelayanan kesehatan. Khususnya tentang

tingkat kepatuhan tenaga kesehatan rumah sakit dalam upaya pencegahan

dan penularan COVID-19.

4.2 Secara Teoritis

1) Bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

4
a) Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam praktik

keperawatan tentang tingkat kepatuhan tenaga kesehatan rumah skait

dalam upaya pencegahan dan penularan COVID-19.

b) Diharapkan dapat memberikan infomasi tentang gambaran kontribusi

tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan dan penularan wabah

COVID-19.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep COVID-19

2.1.1 Pengertian COVID-19

Coronavirus Disease 19 (COVID-19) adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2

(SARSCoV). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum

pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia (Kementrian Kesehatan

Republik Indonesia, 2020).

Coronavirus merupakan virus yang dapat menyebar dari orang ke

orang (Cdc.gov/coronavirus, 2020). Ada setidaknya dua jenis coronavirus

yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat

seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute

Respiratory Syndrome (SARS) (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,

2020).

2.1.2 Penyebab COVID-19

Berbagai hewan peliharaan dan hewan liar termasuk unta, sapi, kucing

dan kelelawar dapat berpotensi sebagai inang bagi coronavirus (Adhikari et

al., 2020). Awal investigasi ditemukan bahwa sebagian besar pasien COVID-

19 di China memiliki riwayat perjalanan ke Wuhan, serta memiliki riwayat

paparan satwa liar. Pohon filogenetik coronavirus menunjukkan bahwa inang

alami novel coronavirus adalah kelelawar (Rhinolophus affinis) (Gong et al.,

2020). SARS dan MERS penyebaran utamanya melalui kontak dekat dengan

orang yang terinfeksi melalui percikan pernapasan dari batuk atau bersin.

6
Awal dilaporkannya pasien COVID-19 memiliki hubungan dengan pasar

makanan laut di Wuhan, China menunjukkan bahwa infeksi awal ini

penularannya dari hewan ke orang. Kemudian kasus-kasus dilaporkan di

antara petugas kesehatan dan lainnya tanpa riwayat kunjungan ke pasar atau

mengunjungi Wuhan sehingga dari kasus ini diindikasikan coronavirus dapat

menular dari manusia ke manusia (Adhikari et al., 2020).

Pedoman terbaru dari otoritas kesehatan China menggambarkan tiga

rute transmisi utama untuk penularan COVID-19: 1) Percikan 2) penularan

kontak 3) transmisi aerosol. Penularan percikan dilaporkan terjadi ketika orang

yang terinfeksi mengalami batuk atau bersin) kemudia dihirup oleh individu di

dekatnya dalam jarak dekat; penularan kontak dapat terjadi ketika individu

menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi virus kemudian

menyentuh bagian mulut, hidung atau mata; transmisi aerosol dapat terjadi

ketika percikan pernapasan tersebut bercampur ke udara, membentuk aerosol

dan daapat menyebabkan infeksi ketika menghirup udara dalam jumlah

banyak ke peru-paru yang lingkungannya relatif tertutup (China, 2020). Selain

ketiga rute tersebut dalam satu penelitian menyebutkan bahwa sistem

pencernaan juga berpotensi menjadi rute penularan infeksi virus COVID-19.

Hal ini dikarenakan pasien memiliki ketidaknyamanan perut dan gejala diare,

para peneliti menganalisis empat set data dengan transkripom sel tunggal

sistem pencernaan dan menemukan bahwa ACE2 sangat diekspresikan dalam

eritrosit absorptif dari ileum dan usus besar (Zhang et al., 2020).

2.1.3 Manifestasi Klinis COVID-19

Infeksi pada virus COVID-19 menimbulkan gejala ringan hingga berat.

Sebagian orang yang terinfeksi virus ini mengalami gejala seperti demam

7
(diatas 38°C), batuk, fatigue (kelelahan), anoreksia, mialgia hingga kesulitan

bernapas. Serta gejala non-spesifik lain seperti sakit tenggorokan, sakit kepala,

hidung tersumbat, mual muntah, diare. Dilaporkan juga bahwa adanya gejala

seperti kehilangan indra untuk membau (anosmia) atau rasa (ageusia) (World

Health Organization, 2020).

Pada kasus yang parah seperti Acute Respiratory Distress Syndrome

(ARDS), syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan

atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari akan memperburuk

kondisi dengan cepat. Namun pda beberapa pasien datang dengan keluhan

gejala ringan bahkan tanpa disertai demam (PDPI, 2020).

2.1.4 Patofisiologi COVID-19

Coronavirus menyebabkan penyakit yang serius terhadap hewan (sapi,

ayam, babi, kuda dan kucing). Coronavirus merupakan jenis virus zootik yang

ditransmisikan dari hewan ke manusia. Hewan liar berpotensi membawa

patogen dan berperan sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu. Host

coronavirus dapat ditemukan pada unta, kelelawar, tikus bambu dan musang.

Croronavirus yang terdeteksi pada kelelawar merupakan host utama untuk

severe acute respiratory syndrome (SARS) dan middle east respiratory

syndrome (MERS) (PDPI, 2020).

Coronavirus memperbanyak diri melalui sel inangnya karena virus

tidak dapat hidup tanpa sel inang. Protein S yang ada dipermukaan virus

memperantarai coronavirus masuk dan menempel pada inang. Sehingga

protein S berperan penting dalam menginfeksi inang dan menjadi penentu

topis . Penelitian SARS-CoV protein S berikatan dengan reseptor enzim ACE-

2 (angiotensin-converting enzyme 2) pada inang. Angiotensin-converting

8
enzyme 2 dapat ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, usus

halus, usus besar, otak, lambung, timus, kulit, sumsum tulang, hati, limpa, sel

eritrosit usus halus, sel endotel arteri vena, sel otot polos, sel epitel alveolar

paru. Setelah virus berhasil masuk tahap selanjutnya adalah translasi replikasi

gen RNA genom virus. Kemudian Replikasi dan transkripsi sisntesis RNA

melalui translasi dan perakitan dari kompleks replikasi virus. Setelah

perakitan, virus baru bisa rilis (Fehr, 2015 dalam (Yuliana, 2020).

Usai transmisi, virus tersebut masuk ke dalam saluran pernapasan atas

lalu bereplikasi pada sel epitel napas atas. Kemudian menyebar ke saluran

napas bagian bawah. Masa inkubasi virus ini kurang lebih sekitar 3-7 hari

(PDPI, 2020).

2.1.5 Pencegahan COVID-19

1) Mengetahui Penyebaran Virus

Menurut CDC (Centers For Disease Control) saat ini tidak ada vaksin

untuk mencegah coronavirus disease 19 (COVID-19). Untuk mencegah

penularannya dengan menghindari kemungkinan terpapar virus.

Virus ini diperkirakan menyebar dari orang ke orang dengan cara:

a. Orang yang berdekatan satu sama lain

b. Melalui percikan pernapasan yang dihasilkan ketika orang yang

terinfeksi betuk, bersin atau berbicara.

c. Coronavirus juga dapat ditularkan oleh orang-orang yang tidak

menunjukkan gejala

2) Setiap Orang Harus Melakukan Pencegahan Dengan Cara:

9
a. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir setidaknya selama 20

detik terutama setelah berada di tempat umum, setelah batuk atau

bersin.

b. Jika tidak tersedia sabun dan air gunakan handsanitizer dengan

kandungan alkohol minimal 60%.

c. Hindari menyentuh bagaian mata, hidung dan mulut dengan tangan

yang belum dicuci.

3) Membatasi kontak dengan orang lain

4) Memakai masker untuk melindungi diri sendiri dan orang lain

5) Menutup mulut dengan tisu atau siku bagan dalam saat batuk atau bersin

lalu membuang tisu ke tempat sampah, kemudian cuci tangan

6) Desinfeksi peralatan yang sering disentuh setiap hari

(Center for Disease Control, 2020)

2.1.6 Pemeriksaan Klinis COVID-19

Pemeriksaan klinis yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis

dan menentuan perawatan yang sesuai dengan hasil yang diperoleh menurut

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2020), yaitu:

1) Pemeriksaan kimia darah (darah periver lengkap, analisa gas darah, fungsi

hepar, fungsi ginjal, gula darah sewaktu, elektrolit, faal hemostasis {PT,

APTT, d Dimer})

2) Pemeriksaan swab tenggorokan dan aspirat saluran napas bagian bawah

(sputum, bilasan bronkus, kurasan bronkoalveolar, jika menggunakan

endotracheal bisa menggunakan aspirat endotrakeal) untuk RT-PCR virus,

sequencing apabila tersedia.

3) Pemeriksaan radiologi (foto toraks, CT-Scan toraks, USG toraks)

10
4) Pungsi pleura sesuai kondisi

5) Bronkoskopi

6) Prokalsitonin (jika dicurigai adanya bakterialis)

7) Laktat

8) Pemeriksaan feses dan urin (digunakan untuk investigasi kemungkinan

penularan)

9) Pembiakan mikroorganisme dan uji kepekaaan dari sample (sputum,

bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah

2.1.7 Penatalaksanaan Medis

Sampai saat ini belum ada vaksin dan obat yang bisa mencegah atau

mengobati COVID-19. Pengobatan yang ada saat ini ditujukan sebagai terapi

simptomatis dan suportif. Beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu dari

penelitian masih dalam proses uji klinis (Kementrian Kesehatan Republik

Indonesia, 2020).

Pencarian metode perawatan yang akurat untuk pasien COVID-19

telah berlangsung dan berbagai metode perawatan sedang diuji oleh para

peneliti. Berbagai upaya kolaboratif untuk menemukan dan mengevaluasi

efektovitas anti-virus, terapi kekebalan tubuh antibodi monoklonal dan vaksin

dengan cepat telah muncul. Semua perawatan ini menimbulkan gejala tetapi

terapi oksigen menggunakan ventilator memiliki peran utama dalam

pengobatab COVID-19 (Bhavana et al., 2020).

Menurut Bhavana (2020) perawatan yang direkomendasikan untuk

COVID-19 yaitu:

1) Obat-obatan yang telah diuji oleh WHO

 Remdesivir
11
 Chloroquine

 Hydroxychloroquine

 Lopinavir/ritonavir

 Lapinavir/ritonavir dan interferon beta 1a

2) Terapi Plasma

Convalescent Plasma (CP) merupakan plasma yang mengandung

antibodi dari pasien yang telah pulih diberikan dengan transfusi kepada

pasien COVID-19. Antibodi donor ini dapat membantu pasien melawan

penyakit yang dapat mengurangi tingkat keparahan penyakit (Harvard

Medical School, 2020).

3) Antibodi monoklonal (monoclonal antibody)

Antibodi monoklonal adalah versi buatan dari antibodi yang secara

alami diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus seperti SARS-CoV-2.

Bamlanivimab (antibody monoclonal) menyerang protein coronavirus

sehingga lebih sulit bagi virus untuk menempel dan memasuki sel manusia

(Harvard Medical School, 2020).

Terapi perawatan antibodi monoklonal tidak disarankan untuk pasien

COVID-19 yang dirawat di rumah skait atau yang menerima terapi

oksigen. Hal ini dikarenakan Bamlanivimab tidak terbukti menguntungkan

pasien-pasien dan dapat menyebabkan hasil yang lebih buruk (Harvard

Medical School, 2020).

4) Ventilasi Mekanik

Ketika gagal napas terjadi pada pasien COVID-19 ventilasi mekanik

menjadi perawtan yang diperlukan. Selain itu pemantauan hemodinamik

12
juga diperlukan untuk mencegah terjadinya syok septik (Bhavana et al.,

2020).

2.2 Konsep Kepatuhan

2.2.1 Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan adalah suatu istilah yang digunakan untuk menjelaskan

suatu ketaatan pada tujuan yang telah ditentukan atau sejauh mana perilaku

seseorang sesuai dnegan ketentuan yang diberikan oleh profesinal kesehatan

(Pundar et al., 2019). kepatuhan dalam lingkup tenaga kesehatan mengandung

arti bahwa seorang tenaga kesehatan memiliki kesadaran untuk dapat

memahami dan menggunakan peraturan kesehatan yang berlaku,

mempertahankan tata tertib terhadap pelayanan kesehatan serta menegakkan

kewaspadaan standart (Dewi et al., 2019)

Kepatuhan tenaga medis dan perawat dalam menjalankan tugasnya

sesuai dengan standart operasional prosedur akan mempengaruhi terjadinya

infeksi nosokomial di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

(Dewi et al., 2019). Kepatuhan terhadap standart operasional prosedur

ditujukan untuk selalu memenuhi pentuk atau peraturan dan memahami etika

di tempat kerja (Utami, 2017).

2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Menurut Suryoputri (2011) dalam Utami (2017) tingkat kepatuhan

dipengaruhi oleh faktor personal (individu) antara lain jenis pekerjaan, jenis

kelamin, lama kerja dan tingkat pendidikan, profesi; faktor psikologis antara

13
lain ketegangan di lingkungan kerja, rasa takut dan persepsi terhadap resiko

dan sikap.

Smet (1994) dalam Utami (2017) mengemukaan bahwa faktor internal

dan eksternal akan mempengaruhi suatu kepatuhan, yaitu:

1) Faktor Internal: karakteristik perawat, kemampuan dan motivasi

2) Faktor Eksternal: pola komunikasi, keyakinan/nilai-nilai yang diterima

perawat, dukungan sosial

2.2.3 Kriteria Kepatuhan

Menurut Depkes RI (2006) dalam Utami (2017) kriteria kepatuhan

dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1) Tidak patuh: tindakan tidak melaksanakan aturan atau perintah

2) Kurang patuh: tindakan yang melaksanakan aturan atau perintah sebagian

atau sepenuhnya tetapi tidak sempurna

3) Patuh: tindakan taat terhadap aturan atau perintah

Tingkat keakuratan pengukuran nilai kepatuhan menurut Yayasan

Spiritia (2006) dalam Utami (2017)dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

1) Tidak patuh : <50%

2) Kurang patuh : 50%-<75%

3) Patuh : 75%-100%

2.3 Konsep Tenaga Kesehatan

2.3.1 Pengertian Tenaga Kesehatan

Menurut Undang Undang No 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga

Kesehatan, setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta

14
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan untuk jenis tertentu yang memerlukan kewenangan dalam

melakukan upaya kesehatan disebut tenaga kesehatan.

Tenaga kesehatan sebagai sumber daya kesehatan merupakan

komponen utama dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yang sejalan dengan tujuan

nasional (Fadhillah et al., 2019).

2.3.2 Pengelompokan Tenaga Kesehatan

Undang Undang No 36 Tahun 2014 Pasal 11 pengelompokan tenaga

kesehatan dibagi ke dalam:

1) Tenaga medis (dokter, dokter gigi, dokter gigi spesialis dan dokter

spesialis)

2) Tenaga keperawatan

3) Tenaga Kebidanan

4) Tenaga Psikologi Klinis

5) Tenaga Kefarmasian

6) Tenaga Kesehatan Masyarakat (tenaga promosi kesehatan dan ilmu

kependudukan, tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga

biostatistik dan kependudukan, tenaga administrasi dan kebijakan

kesehatan, pembimbing kesehatan kerja dan epidemiolog kesehatan)

7) Tenaga Kesehatan Lingkungan (entomolog kesehatan, mikrobiolog

kesehatan, tenaga sanitasi lingkungan)

8) Tenaga Gizi (Nutrisionis dan dietisien)

9) Tenaga Keterapian Fisik (akupuntur, okupasi terapi, fisioterapis dan

terapis wicara)

15
10) Tenaga Keteknisian Medis (perekam medis dan informasi kesehatan,

terapis gigi dan mulut, audiologis, penata anestesi, teknis gigi, teknik

kardiovaskuler, teknisi pelayanan darah, refraksionis optisien/optometris)

11) Tenaga Teknik Biomedika (radiografer, ortotik prostetik, radioterapis,

fisikawan medik, elektromedis, ahli teknologi laboratorium medik)

12) Tenaga Kesehatan Tradisional (tenaga kesehatan tradisional ramuan dan

tenaga kesehatan tradisional keterampilan)

13) Tenaga Kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri kesehatan

2.3.3 Peran dan Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan

Para ahli menyatakan bahwa peran merupakan aspek dinamis dari

kedudukan atau status. Hak dan kewajiban yang telah dilaksanakan oleh

individu berarti telah menjalankan suatu peran (Bonita, 2016). Peran adalah

perilaku individu yang diharapkan sesuai dengan posisi yang dimiliki. teori

peran dideskripsikan sebagai interaksi sosial dalam terminologi. Peran adalah

pemahaman umum yang dapat membimbing dalam berperilaku di kehidupan

sehari-hari (Sondakh & Pasoreh, 2019).

Tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar

masyarakat mampu meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan

hidup sehat sehingga mampu mewujudkan derajad kesehatan yang setinggi-

tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang

produktif secara sosial dan ekonomi (Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 32, 1996).

Tanggung jawab merupakan suatu sikap individu yang berkaitan

dengan tuntutan terhadap hak, tugas dan kewajiban sesuai dengan nilai, norma

16
serta aturan yang ada dalam masyarakat (Mudjiono, 2007 dalam Parlina,

2016). Kewajiban tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan

memiliki beberapa tanggung jawab yang sudah diatur dalam UU Nomor 36

Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan yaitu:

a) Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standart profesi, Standart

pelayanan profesi, standart operasional prosedur dan etika profesi serta

kebutuhan kesehatan penerima pelayanan kesehatan

b) Memperoleh persetujuan dari penerima pelayanan kesehatan atau

keluarganya atas tindakan yang akan diberikan

c) Menjaga kerahasiaan kesehatan penerima pelayanan kesehatan

d) Membuat dan menyimpan catatan dan/atau dokumen tentang pemeriksaan,

asuhan dan tindakan yang dilakukan

e) Merujuk penerima pelayanan kesehatan ke tenaga kesehatan lain yang

mempunyai kompetensi dan kewenangan yang sesuai

(Undang Undang No 36 Tahun 2014)

2.4 Konsep Pencegahan dan Penularan COVID-19

2.4.1 Triage (Pengelompokan)

Pengelompokan pasien berdasarkan pedoman (CDC, 2020)

1) Semua pasien yang datang dengan gejala pernapasan dan di ruang tunggu

COVID-19 diberikan masker medis dan wajib menggunakannya

2) Jika masker medis tidak tersedia berikan masker kain, tisu, kain atau syal

milik pribadi untuk menutupi hidung dan mulut pasien

3) Menggunakan alogaritma triase standart untuk mengisolasi atau

memisahlan pasien dengan resiko tinggi

17
4) Batasi jumlah anggota keluarga yang mendampingi. Anak-anak yang

berusia <18 tahun dilarang masuk ruang tunggu kecuali pasien atau orang

tua

5) Area triase dan ruang tunggu khusus COVID-19 harus didesinfeksi

minimal 2 kali sehari dengan fokus pada permukaan yang sering disentuh.

Desinfeksi daat dilakukan dnegan klorin 0,1% (1000ppm) atau alkohol

70% untuk permukaan yang tidak bisa dibersihkan dengan klorin. Untuk

darah dan cairan tubuh yang lebih besar disarankan menggunakan klorin

0,5% (5000ppm)

2.4.2 Tindakan Pencegahan saat Triase

Hal yang bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk melindungi diri

sendiri dan pasien saat melakukan triase menurut CDC (2020) yaitu:

1) Tenaga kesehatan harus mematuhi tindakan pencegahan standart yang

mencakup cuci tangan, pemilihan APD berdasarkan penilaian resiko,

kebersihan pernapasan, pembersihan dan desinfeksi, praktik keselamatan

injeksi

2) Tenaga kesehatan sudah mengikuti pelatihan pencegahan dan

pengendalian infeksi (IPC) misalnya: tindakan pencegahan kontak dan

percikan, cuci tangan yang tepat berbasis alkohol jika terlihat kotor

dengan sabun dan air, memakai dan melepas APD sesuai langkah-langkah

yang benar

3) Tenaga kesehatan yang kontak dengan pasien suspect atau terkonfirmasi

COVID-19 harus menggunakan APD yang sesuai. Saat skrining awal

tidak perlu menggunakan APD cukup menjaga jarak minimal 2 meter,

pemasangan pembatas fisik seperti kaca atau plastik jika tidak

18
memungkinkan gunakan masker medis, kacamata googles atau face

shield

4) Tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien

dengan gejala COVID-19 dan melakukan desinfeksi ruangan harus

menggunakan apron, handscoon, masker medis, kacamata googles atau

face shield.

5) Tenaga kesehatan yang mengalami gejala seperti demam, batuk, sesak

napas, kehilangan indera pembau atau rasa, sakit tenggorokan harus

istirahat dan tidak datang untuk bekerja

6) Memastikan bahwa prosedur desinfeksi lingkungan konsisten dan benar

sesuai dengan ppedoaman WHO

19
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Strategi Pencarian Literatur

3.1.1 Protokol dan Registras

Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai

tingkat kepatuhan tenaga kesehatan rumah sakit dalam upaya pencegahan dan

pengendalian COVID-19. Protokol dan evaluasi dari literature review akan

menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang

telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari literature review.

3.1.2 Database Pencarian

Literature review merupakan rangkuman menyeluruh dari beberapa

studi penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian

literature dilakukan pada bulan September-November 2020. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data

sekunder yang didapat berupa artikel jurnal berupa artikel asli (original

article) bereputasi nasional maupun internasional dengan tema yang sudah

ditentukan. Pencarian literatur dalam literature review ini menggunakan tiga

database dengan kriteria kualitas tinggi dan sedang, yaitu Pubmed, Scient

Direct dan Google Scholar.

3.1.3 Kata Kunci

Dalam pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan

boolean operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk

20
memperluas atau menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam

penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Dalam pembuatan kata kunci

literature review ini telah disesuaikan dengan Medical Subject Heading

(MeSH) Term dan terdiri dari sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kata Kunci Literature Review

Healthcare Guideline Infection Control Coronavirus

workers adherence
OR
Compliance,

Protocol

Keywoard dalam penelitian ini adalah:

((((healthcare workers) AND guideline adherence) OR Compliance, Protocol) AND

Infection Control) AND coronavirus

3.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PEOS

framework, yang terdiri dari:

1) P: Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis

sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review

2) E: Exposure yaitu yang dianalisis dalam suatu topik atau tema yang

ditetapkan dalam literature review

3) O: Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperolah pada studi terdahulu

yang sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

4) S: Study Design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel

yang akan di review.

21
Kriteria Inklusi Eksklusi

P (Population) healthcare workers (nurse, Not Healthcare workers

doctor, dentist) (community,student)

E (Exposure) Healthcare workers guideline Not Healthcare workers

adherence prevention guideline adherence

prevention

O (Outcome) Healthcare workers guideline Not healthcare workers

adherence about prevention guideline adherence

and control coronavirus about prevention and

control coronavirus

S (Study design) Observasional study,cross Quasy experimen, pra

sectional study,kohort study experiment

Tabel 3.2 Format PICOS dalam Literatur Reviev

3.3 Penilaian Studi dan Penilaian Kualitas

3.3.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi 3 database dan

menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan dengan MeSH, peneliti

mendapatkan 285 yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil pencarian

yang sudah didapatkan kemudian diperiksa duplikasi, ditemukan terdapat 5

artikel yang sama sehingga dikeluarkan dan tersisa 280 artikel. Peneliti

kemudian melakukan skrining berdasarkan judul (n = 280), abstrak (n = 42)

dan full text (n = 2) yang disesuaikan dengan tema literature review.

Assessment yang dilakukan berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi

dan eksklusi didapatkan sebanyak 10 artikel yang bisa dipergunakan dalam

22
literature review. Hasil seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam

Diagram Flow terlampir (lampiran 1)

3.3.2 Penilaian Kualitas

Penilaian kualitas dilakukan dengan analisis kualitas metodologi dalam

setiap studi dengan menggunakan checklist critical appraisal (terlampir) oleh

The Joanna Briggs Institute. Checklist critical appraisal ini merupakan

penilaian dengan beberapa jenis pertanyaan yang diberi checklist “YA” atau

“TIDAK”, atau “TIDAK JELAS” atau “TIDAK TERSEDIA”, dimana setiap

jawaban “YA” diberi skor 1 kemudian dihitung dan dijumlahkan. Skor yang

memenuhi kriteria critical appraisal 50% dari cut-off-point yang telah

disepakati, maka studi dimasukkan ke dalam kriteria inklusi dan dapat

dilakukan review. Hasil skrining akhir didapatkan 10 artikel yang mencapai

atau lebih dari skor 50% yang sesuai dengan kriteria critical appraisal dan

siap dilakukan analisis data.

23
Identifikasi penelitian databases PubMed
(33), Science Direct (250) dan Google
Schoolar (147) (n = 430)

Eksklusi (n =150)
Participants
Tidak mengulas tentang tenaga
Identifikasi judul dan duplikat kesehatan
(n = 280) Exposure
Tidak membahas tentang
kepatuhan tenaga kesehatan dalam
upaya pencegahan
Outcome
Tidak menidskusikan tentang
kepatuhan tenaga kesehatan dalam
Identifikasi abstrak upaya pencegahan dan
(n = 42) pengendalian coronavirus

Excluded (n =32 )
Participants
Tidak mengulas tentang tenaga
Full text artikel yang dinilai
kesehatan
kelayakannya (n = 10)
Exposure
Tidak membahas tentang
kepatuhan tenaga kesehatan dalam
upaya pencegahan
Outcome
Tidak menidskusikan tentang
Artikel yang diianalisis kepatuhan tenaga kesehatan dalam
(n = 10) upaya pencegahan dan
pengendalian coronavirus

Gambar 3.1 Diagram Flow literature Review Berdasarkan PRISMA 2009 (Polit &

Beck, 2013)

24
Lampiran 1

JBI CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST FOR ANALYTICAL CROSS


SECTIONAL STUDIES

Reviewer : Lia Savira F


Date : 9/11/2020
Author : Qian Zhou PhD, Xiaoquan Lai MM et al.
Year : 2020
Record Number : 01

Yes No Unclea Not


r applicabl
e
 □ □ □
1. Were the criteria for inclusion in the sample
clearly defined?
 □ □ □
2. Were the study subjects and the setting described
in detail?
 □ □ □
3. Was the exposure measured in a valid and reliable
way?
 □ □ □
4. Were objective, standard criteria used for
measurement of the condition?
 □ □ □
5. Were confounding factors identified?

□  □ □
6. Were strategies to deal with confounding factors
stated?
 □ □ □
7. Were the outcomes measured in a valid and
reliable way?

8. Was appropriate statistical analysis used?  □ □ □

Overall appraisal: Include () Exclude ( ) Seek further info ( )


Comments (Including reason for exclusion)
7 jawaban YA = 87,5%

25
Lampiran 2

JBI CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST FOR ANALYTICAL CROSS


SECTIONAL STUDIES

Reviewer : Lia Savira F


Date : 9/11/2020
Author : Anat Gesser-Edelsburg , Ricky Cohen1 et al.
Year : 2020
Record Number : 02

Yes No Unclea Not


r applicabl
e
 □ □ □
1. Were the criteria for inclusion in the sample
clearly defined?
 □ □ □
2. Were the study subjects and the setting described
in detail?
 □ □ □
3. Was the exposure measured in a valid and reliable
way?
 □ □ □
4. Were objective, standard criteria used for
measurement of the condition?
 □ □ □
5. Were confounding factors identified?

 □ □ □
6. Were strategies to deal with confounding factors
stated?
 □ □ □
7. Were the outcomes measured in a valid and
reliable way?

8. Was appropriate statistical analysis used?  □ □ □

Overall appraisal: Include () Exclude ( ) Seek further info ( )


Comments (Including reason for exclusion)
8 jawaban YA = 100%

26
Lampiran 3

JBI CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST FOR ANALYTICAL CROSS


SECTIONAL STUDIES

Reviewer : Lia Savira F


Date : 9/11/2020
Author : María Teresa Moreno-Casbasa, Eva Abad-Corpa et al.
Year : 2020
Record Number : 03

Yes No Unclea Not


r applicabl
e
 □ □ □
1. Were the criteria for inclusion in the sample
clearly defined?
 □ □ □
2. Were the study subjects and the setting described
in detail?
 □ □ □
3. Was the exposure measured in a valid and reliable
way?
 □ □ □
4. Were objective, standard criteria used for
measurement of the condition?

□  □ □
5. Were confounding factors identified?

 □ □ □
6. Were strategies to deal with confounding factors
stated?
 □ □ □
7. Were the outcomes measured in a valid and
reliable way?

8. Was appropriate statistical analysis used?  □ □ □

Overall appraisal: Include () Exclude ( ) Seek further info ( )


Comments (Including reason for exclusion)
7 jawaban YA = 87,5%

27
Lampiran 4

JBI CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST FOR ANALYTICAL CROSS


SECTIONAL STUDIES

Reviewer : Lia Savira F


Date : 9/11/2020
Author : Akihiko Saitoh, MD, PhD; Kiyomi Sato, RN et al.
Year : 2020
Record Number : 04

Yes No Unclea Not


r applicabl
e
 □ □ □
1. Were the criteria for inclusion in the sample
clearly defined?
 □ □ □
2. Were the study subjects and the setting described
in detail?
 □ □ □
3. Was the exposure measured in a valid and reliable
way?
 □ □ □
4. Were objective, standard criteria used for
measurement of the condition?
 □ □ □
5. Were confounding factors identified?

 □ □ □
6. Were strategies to deal with confounding factors
stated?
 □ □ □
7. Were the outcomes measured in a valid and
reliable way?

8. Was appropriate statistical analysis used?  □ □ □

Overall appraisal: Include () Exclude ( ) Seek further info ( )


Comments (Including reason for exclusion)
8 jawaban YA = 100%

28
Lampiran 5

JBI CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST FOR ANALYTICAL CROSS


SECTIONAL STUDIES

Reviewer : Lia Savira F


Date : 9/11/2020
Author : Sakshi Supehia, Vanya Singh et al.
Year : 2020
Record Number : 05

Yes No Unclea Not


r applicabl
e
 □ □ □
1. Were the criteria for inclusion in the sample
clearly defined?
 □ □ □
2. Were the study subjects and the setting described
in detail?
 □ □ □
3. Was the exposure measured in a valid and reliable
way?
 □ □ □
4. Were objective, standard criteria used for
measurement of the condition?

□  □ □
5. Were confounding factors identified?

 □ □ □
6. Were strategies to deal with confounding factors
stated?
 □ □ □
7. Were the outcomes measured in a valid and
reliable way?

8. Was appropriate statistical analysis used?  □ □ □

Overall appraisal: Include () Exclude ( ) Seek further info ( )


Comments (Including reason for exclusion)
7 jawaban YA = 87,5%

29
Lampiran 6

JBI CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST FOR ANALYTICAL CROSS


SECTIONAL STUDIES

Reviewer : Lia Savira F


Date : 9/11/2020
Author : Khalifa S. Al-KhalifaI D, Rasha AlSheikh et al.
Year : 2020
Record Number : 06

Yes No Unclea Not


r applicabl
e
 □ □ □
1. Were the criteria for inclusion in the sample
clearly defined?
 □ □ □
2. Were the study subjects and the setting described
in detail?
 □ □ □
3. Was the exposure measured in a valid and reliable
way?
 □ □ □
4. Were objective, standard criteria used for
measurement of the condition?
 □ □ □
5. Were confounding factors identified?

 □ □ □
6. Were strategies to deal with confounding factors
stated?
 □ □ □
7. Were the outcomes measured in a valid and
reliable way?

8. Was appropriate statistical analysis used?  □ □ □

Overall appraisal: Include () Exclude ( ) Seek further info ( )


Comments (Including reason for exclusion)
8 jawaban YA = 100%

30
Lampiran 7
JBI CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST FOR ANALYTICAL CROSS
SECTIONAL STUDIES

Reviewer : Lia Savira F


Date : 9/11/2020
Author : Timothy Powell-Jackson, Jessica J C King et al.
Year : 2020
Record Number : 07

Yes No Unclea Not


r applicabl
e
 □ □ □
1. Were the criteria for inclusion in the sample
clearly defined?
 □ □ □
2. Were the study subjects and the setting described
in detail?
 □ □ □
3. Was the exposure measured in a valid and reliable
way?
 □ □ □
4. Were objective, standard criteria used for
measurement of the condition?
 □ □ □
5. Were confounding factors identified?

 □ □ □
6. Were strategies to deal with confounding factors
stated?
 □ □ □
7. Were the outcomes measured in a valid and
reliable way?

8. Was appropriate statistical analysis used?  □ □ □

Overall appraisal: Include () Exclude ( ) Seek further info ( )


Comments (Including reason for exclusion)
8 jawaban YA = 100%

31
Lampiran 8

JBI CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST FOR ANALYTICAL CROSS


SECTIONAL STUDIES

Reviewer : Lia Savira F


Date : 9/11/2020
Author : Nining Dwi Suti Ismawati, Stefanus Supriyanto, Setya
Haksama
Year : 2020
Record Number : 08

Yes No Unclea Not


r applicabl
e
 □ □ □
1. Were the criteria for inclusion in the sample
clearly defined?
 □ □ □
2. Were the study subjects and the setting described
in detail?
 □ □ □
3. Was the exposure measured in a valid and reliable
way?
 □ □ □
4. Were objective, standard criteria used for
measurement of the condition?

□  □ □
5. Were confounding factors identified?

□  □ □
6. Were strategies to deal with confounding factors
stated?
 □ □ □
7. Were the outcomes measured in a valid and
reliable way?

8. Was appropriate statistical analysis used?  □ □ □

Overall appraisal: Include () Exclude ( ) Seek further info ( )


Comments (Including reason for exclusion)
6 jawaban YA = 75%

32
Lampiran 9

JBI CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST FOR ANALYTICAL CROSS


SECTIONAL STUDIES

Reviewer : Lia Savira F


Date : 9/11/2020
Author : Fajar Akbar, Fahrul Islam, Agus Erwin Ashari
Year : 2020
Record Number : 09

Yes No Unclea Not


r applicabl
e
 □ □ □
1. Were the criteria for inclusion in the sample
clearly defined?
 □ □ □
2. Were the study subjects and the setting described
in detail?
 □ □ □
3. Was the exposure measured in a valid and reliable
way?
 □ □ □
4. Were objective, standard criteria used for
measurement of the condition?

□  □ □
5. Were confounding factors identified?

□  □ □
6. Were strategies to deal with confounding factors
stated?
 □ □ □
7. Were the outcomes measured in a valid and
reliable way?

8. Was appropriate statistical analysis used?  □ □ □

Overall appraisal: Include () Exclude ( ) Seek further info ( )


Comments (Including reason for exclusion)
6 jawaban YA = 75%

33
Lampiran 10

JBI CRITICAL APPRAISAL CHECKLIST FOR ANALYTICAL CROSS


SECTIONAL STUDIES

Reviewer : Lia Savira F


Date : 9/11/2020
Author : Aaron Asibi Abuosi, Samuel Kaba Akoriyea Shali et al.
Year : 2020
Record Number : 10

Yes No Unclea Not


r applicabl
e
 □ □ □
1. Were the criteria for inclusion in the sample
clearly defined?
 □ □ □
2. Were the study subjects and the setting described
in detail?
 □ □ □
3. Was the exposure measured in a valid and reliable
way?
 □ □ □
4. Were objective, standard criteria used for
measurement of the condition?

□  □ □
5. Were confounding factors identified?

□  □ □
6. Were strategies to deal with confounding factors
stated?
 □ □ □
7. Were the outcomes measured in a valid and
reliable way?

8. Was appropriate statistical analysis used?  □ □ □

Overall appraisal: Include () Exclude ( ) Seek further info ( )


Comments (Including reason for exclusion)
6 jawaban YA = 75%

34
DAFTAR PUSTAKA

Abuosi, A. A., Akoriyea, S. K., Ntow-Kummi, G., Akanuwe, J., Abor, P. A., Daniels,
A. A., & Alhassan, R. K. (2020). Hand hygiene compliance among healthcare
workers in Ghana’s health care institutions: An observational study. Journal of
Patient Safety and Risk Management, 25(5), 177–186.
https://doi.org/10.1177/2516043520958579
Adhikari, S. P., Meng, S., Wu, Y., Mao, Y., Ye, R., Wang, Q., Sun, C., Sylvia, S.,
Rozelle, S., Raat, H., & Zhou, H. (2020). A scoping review of 2019 Novel
Coronavirus during the early outbreak period: Epidemiology, causes, clinical
manifestation and diagnosis, prevention and control. 1–12.
https://doi.org/10.21203/rs.2.24474/v1
Astuti, J. T., & Suyanto, S. (2020). Implikasi Manajemen Keperawatan Dalam
Penanganan Pasien Corona Virus Disease 19 (Covid-19): Literatur Review.
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine.
https://doi.org/10.36408/mhjcm.v7i1a.465
Bhavana, V., Thakor, P., Singh, S. B., & Mehra, N. K. (2020). COVID-19:
Pathophysiology, treatment options, nanotechnology approaches, and research
agenda to combating the SARS-CoV2 pandemic. Life Sciences, 261(August),
118336. https://doi.org/10.1016/j.lfs.2020.118336
Bonita, N. (2016). Peran Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Dalam Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan Labuan Cermin Di Kabupaten Berau. EJournal Ilmu
Pemerintahan, 4(4), 1499–1510.
Cdc.gov/coronavirus. (2020). What you should know about COVID-19 to protect
yourself and others. Cdc.
CDC. (2020). Standard Operating Procedure (SOP) for Triage of Suspected COVID-
19 Patients in non-US Healthcare Settings: Early Identification and Prevention
of Transmission during Triage. Centers Disease Control and Prevention.
https://www.cdc.gov/coronavirus/2019-ncov/hcp/non-us-settings/sop-triage-
prevent-transmission.html
Center for Disease Control. (2020). What you should know about COVID-19 to
protect yourself and others. Cdc.
China, N. H. C. of P. R. of. (2020). Pneumonia diagnosis and treatment of COVID-
2019 infection from Chinese NHC and CDC 2020.

35
http://www.nhc.gov.cn/xcs/zhengcwj/202001/4294563ed35b43209b31739bd078
5e67/files/7a9309111267475a99d4306962c8bf78.pdf.
Daryati, S., Subekti, I. W., & Ekacahyaningtyas, M. (2020). Hubungan Supervisi
Infection Prevention Control Nurse (IPCN) Dengan Kepatuhan Perawat Dalam
Menerapkan Standar Prosedur Operasional (SPO) Universal Precaution Di
Rsud Dr. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri. 14.
http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/467
Dewi, I. P., Adawiyah, W. R., & Rujito, L. (2019). Analisis Tingkat Kepatuhan
Pemakaian Alat Pelindung Diri Mahasiswa Profesi Dokter Gigi Di Rumah Sakit
Gigi Dan Mulut Unsoed. Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Akuntansi (JEBA), 21(4),
1–10.
European Centre for Disease Prevention and Control. (2020). Infection prevention and
control for COVID-19 in healthcare settings. Elsevier’s Novel Coronavirus
Information Center, March, 3–6. https://eur-lex.europa.eu/legal-
%0Ahttps://www.ecdc.europa.eu/sites/default/files/documents/nove-coronavirus-
infection-prevention-control-patients-healthcare-settings.pdf
%0Ahttps://www.ecdc.europa.eu/en/publications-data/infection-prevention-and-
control-c
Fadhillah, H., Wahyati, E., & Sarwo, B. (2019). Regulation of Health Workers in the
legislation and the principle of legal certainty. Soepra Jurnal Hukum Kesehatan,
5(1), 146–162.
Gong, Y., Ma, T., Xu, Y., Yang, R., Gao, L., Wu, S., Li, J., Yue, M., Liang, H., He,
X., & Yun, T. (2020). Early Research on COVID-19: A Bibliometric Analysis.
The Innovation, 1(2), 100027. https://doi.org/10.1016/j.xinn.2020.100027
Harvard Medical School. (2020). Treatments for COVID-19. Harvard Health
Publishing. https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/treatments-
for-covid-19
Irene Putri, S., & Anulus, A. (2020). Preventive actions to minimizing the coronavirus
disease 19 (COVID-19) transmissions among health workers: a systematic
review. Journal of Thee Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran), 52(03),
148–157. https://doi.org/10.19106/jmedscisi005203202013
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). KMK No. HK.01.07-MENKES-
413-2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 (pp. 31–
34).
36
Nguyen, L. H., Drew, D. A., Graham, M. S., Joshi, A. D., Guo, C. G., Ma, W., Mehta,
R. S., Warner, E. T., Sikavi, D. R., Lo, C. H., Kwon, S., Song, M., Mucci, L. A.,
Stampfer, M. J., Willett, W. C., Eliassen, A. H., Hart, J. E., Chavarro, J. E., Rich-
Edwards, J. W., … Zhang, F. (2020). Risk of COVID-19 among front-line
health-care workers and the general community: a prospective cohort study. The
Lancet Public Health, 5(9), e475–e483. https://doi.org/10.1016/S2468-
2667(20)30164-X
Parlina. (2016). Hubungan Antara Self -regulated learning Dengan Tanggung Jawab
Santri Tingkat SMA di Pondok Pesantren Modern. 9–25.
http://repository.ump.ac.id/2160/3/BAB II_PARLINA_PSIKOLOGI%2716.pdf
PDPI. (2020). PNEUMONIA COVID-19 DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN
DI INDONESIA. In Journal of the American Pharmacists Association (Vol. 55,
Issue 5). Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
https://doi.org/10.1331/JAPhA.2015.14093
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. (1996). Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan. Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia, 1–22.
http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_pp/PP No. 32 Th 1996 ttg Tenaga
Kesehatan.pdf
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2020). Panduan Praktik Klinis: Pneumonia
COVID-19. Journal of the American Pharmacists Association, 55(5), 1–67.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2013). Essentials of nursing research: Appraising
evidence for nursing practice. Lippincott Williams & Wilkins.
Powell-Jackson, T., King, J. J. C., Makungu, C., Spieker, N., Woodd, S., Risha, P., &
Goodman, C. (2020). Infection prevention and control compliance in Tanzanian
outpatient facilities: a cross-sectional study with implications for the control of
COVID-19. The Lancet Global Health, 8(6), e780–e789.
https://doi.org/10.1016/S2214-109X(20)30222-9
Pundar, Y., Getrida, S. M., & Muryanti, G. A. (2019). ANALISIS FAKTOR-
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PERAWAT
MELAKUKANHANDHYGIENESESUAI SPO DIRUANG KELIMUTU DAN
CEMPAKA RSUD. PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG. CHMK
NURSING SCIENTIFIC JOURNAL, 3(2).
Saitoh, A., Sato, K., Magara, Y., Osaki, K., Narita, K., Shioiri, K., E Fowler, K., Ratz,
37
D., & Saint, S. (2020). Improving hand hygiene adherence in healthcare workers
before patient contact: A multimodal intervention in four tertiary care hospitals
in Japan. Journal of Hospital Medicine, 15(5), 262–267.
https://doi.org/10.12788/jhm.3446
Sondakh, E. B. W. M., & Pasoreh, Y. (2019). Peranan komunikasi dalam
menyosialisasikan bantuan dana pendidikan kepada masyarakat suku Kamoro
( Studi pada lembaga musyawarah adatsuku Kamoro di Timika Papua ). ACTA
DIURNA KOMUNIKASI, 8(2).
Supehia, S., Singh, V., Sharma, T., Khapre, M., & Gupta, P. K. (2020). Rational use
of face mask in a tertiary care hospital setting during COVID-19 pandemic: An
observational study. Indian Journal of Public Health, 64, S225–S227.
https://doi.org/10.4103/ijph.IJPH_493_20
Undang Undang No 36 Tahun 2014. (2014). UU NO 36 2014. 1.
Utami, R. D. (2017). TINGKAT KEPATUHAN PERAWAT MELAKUKAN HAND
HYGIENE DI IGD RSUD DR. R. GOETENG TAROENADIBRATA
PURBALINGGA [UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO]. In
Repository Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
http://repository.ump.ac.id/4421/3/Rizka Dwi Utami BAB II.pdf
Verbeek, J. H., Rajamaki, B., Ijaz, S., Sauni, R., Toomey, E., Blackwood, B., Tikka,
C., Ruotsalainen, J. H., & Kilinc Balci, F. S. (2020). Personal protective
equipment for preventing highly infectious diseases due to exposure to
contaminated body fluids in healthcare staff. The Cochrane Database of
Systematic Reviews, 5, CD011621.
https://doi.org/10.1002/14651858.CD011621.pub5
World Health Organization. (2020a). Clinical Management COVID-19 Interime
Guidance 27 May 2020. World Health Organization.
https://www.who.int/publications/i/item/clinical-management-of-covid-19
World Health Organization. (2020b). WHO Coronavirus Disease (COVID-19)
Dashboard. World Health Organization. https://covid19.who.int/
Yuliana. (2020). Corona Virus Disease (Covid-19);Sebuah Tinjauan LiteraturYuliana
(2020) ‘Corona Virus Disease (Covid-19);Sebuah Tinjauan Literatur’, Wellness
And Healthy MAgazine, 2(1), pp. 187–192. doi: 10.2307/j.ctvzxxb18.12.
Wellness And Healthy MAgazine, 2(1), 187–192.
https://doi.org/10.2307/j.ctvzxxb18.12
38
Zhang, H., Kang, Z., Gong, H., Xu, D., Wang, J., Li, Z., Cui, X., Xiao, J., Meng, T.,
Zhou, W., Liu, J., & Xu, H. (2020). The digestive system is a potential route of
2019-nCov infection: a bioinformatics analysis based on single-cell
transcriptomes. BioRxiv, 2020.01.30.927806.
https://doi.org/10.1101/2020.01.30.927806

39

Anda mungkin juga menyukai