SELULITIS
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN MALANG
2016
LAPORAN PENDAHULUAN
SELULITIS
A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan
subkutan biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek pada kulit,
meskipun demikian hal ini dapat terjadi tanpa bukti sisi entri dan ini biasanya terjadi pada
ekstremitas bawah
Jadi selulitis adalah infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam yang disebabkan oleh
bakteri Stapilokokus aureus, Strepkokus grup A dan Streptokokus piogenes. $engan
karakteristik sebagai berikut :
2. KLASIFIKASI
Selulitis dapat digolongkan menjadi:
a. Selulitis Sirkumskripta Serous Akut
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasial, yang tidak jelas
batasnya.Infeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya sangat lunak dan
spongius.Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang terlibat.
b. Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut
Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut, hanya infeksi bakteri
tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen. Penamaan berdasarkan spasia yang
dikenainya.Jika terbentuk eksudat yang purulen, mengindikasikan tubuh bertendensi
membatasi penyebaran infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol
infeksi.
c. Selulitis Difus Akut
$ibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
1. Ludwig)s *ngina
+. Selulitis yang berasal dari inframylohyoid
3. Selulitis Senator)s $ifus Peripharingeal
4. Selulitis Fasialis Difus
5. Fascitis Necrotizing dan gambaran atypical lainnya
6. Selulitis Kronis
Selulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang berjalan lambat karena terbatasnya virulensi
bakteri yang berasal dari fokus gigi. Biasanya terjadi pada pasien dengan selulitis
sirkumskripta yang tidak mendapatkan perawatan yang adekuat atau tanpa drainase.
7. Selulitis Difus yang Sering Dijumpai
Selulitis difus yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone / Angina Ludwig's. Angina
Ludwig's merupakan suatu selulitis difus yang mengenai spasia sublingual, submental dan
submandibular bilateral, kadang-kadang sampai mengenai spasia pharingeal. Selulitis dimulai
dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya mengenai satu sisi/ unilateral disebut
Pseudophlegmon.
3. ETIOLOGI
Penyebab dari selulitis menururt Isselbacher (2009 ; 634) adalah bakteri streptokokus grup
A, streptokokus piogenes dan stapilokokus aureus.
2. Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus grup B
3. Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkanØ jamur termasuk jarang Aeromonas
Hydrophila.
4. S. Pneumoniae (Pneumococcus)
b. Penyebab lain :
2. Kulit kering
3. Eksim
5. Diabetes
11. Malnutrisi
4. PATOFISIOLOGI
Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan
kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk,
rendah gi1i, orang tua dan pada orang dengan diabetes mellitus yang pengobatannya tidak
adekuat.
Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan sistem vena serta limfatik pada ke dua
ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristi
hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh Streptokokus grup A,
Streptokokus lain atau Staphilokokus aereus, kecuali jika luka yang terkait berkembang
bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk abses lokalisata yang
mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun
etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran
bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus
menunjukkan adanya organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat
mengalami infeksi. >tiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil perubahan
peradangan benda asing, nekrosis dan infeksi derajat rendah.
6. PATHWAY SELULITIS
Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi. Kulit tampak merah,
bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat. Auam kulit muncul secara tiba5tiba dan
memiliki batas yang tegas. Bisa disertai memar dan lepuhan5lepuhan kecil.
a. $emam
b. Menggigil
c. Sakit kepala
d. 0yeri otot
Manifestasi klinis selulitis adalah kerusakan kronik pada kulit sistem vena dan limfatik pada
kedua ekstremitas, kelainan kulit berupa infiltrat difus subkutan, eritema lokal, nyeri yang
cepat menyebar dan infitrasi ke jaringan dibawahnya, bengkak, merah dan hangat, nyeri
tekan, supurasi dan lekositosis.
Tidak membutuhkan prosedur lebih lanjut untuk sampai ke tahap diagnosis yang meliputi
anamnesis, uji laboratorium, sinar x dll, dalam kasus cellulite yang belum mengalami
komplikasi yang mana kriterianya seperti :
b. $aerah yang terinfeksi tidak mengalami rasa nyeri atau sedikit nyeri
c. Tidak ada tanda5tanda systemic seperti : demam, terasa dingin, dehidrasi, tachypnea,
tachycardia,hypotensi.
d. Tidak ada factor resiko yang dapat menyebabkan penyakit bertambah parah seperti : Umur
yang sangat tua, daya tahan tubuh sangat lemah.
Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda systemic, maka untuk melakukan diagnosis
membutuhkan penegakan diagnosis tersebut dengan melakukan pemeriksaan lab seperti :
a. @omplete blood count, menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata5rata sedimentasi
eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri.
b. BU0 level
c. @reatinine level
d. @ulture darah
e. Pembuangan luka
+. Penggunaan MAI juga dapat membantu dalam mendiagnosa infeksi cellulites yang parah.
Mengidentifikasi pyomyositis, necroti1ing fascitiis, dan infeksi selulitis dengan atau tanpa
pembentukan abses pada subkutaneus.
7. PENATALKASANAAN MEDIS
Aawat inap di rumah sakit, Insisi dan drainase pada keadaan terbentuk abses.
Pemberian antibiotik seperti oksasilin atau nafsilin, obat oral dapat atau tidak digunakan,
infeksi ringan dapat diobati dengan obat oral pada pasien diluar rumah sakit, analgesik,
antipiretik. Posisi dan imobilisasi ekstremitas, bergantian kompres lembab hangat (Long,
+772 : 237:.
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan organ lainnya.
$iberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin:. Jika infeksinya
ringan, diberikan sediaan per5oral (ditelan:. Biasanya sebelum diberikan sediaan per5oral,
terlebih dahulu diberikan suntikan antibiotik jika:
c. demam tinggi.
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi terangkat dan
dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.
Pencegahan
b. Oleskan antibiotic
Komplikasi
Bakteremia
b. 0anah atau local *bscess
d. Lymphangitis
e. Trombophlebitis
f. Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan meningitis sebesar 8C.
g. $imana dapat menyebabkan kematian jaringan (Gangrene:, dan dimana harus melakukan
amputasi yang mana mempunyai resiko kematian hingga +/C.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
b. Aiwayat Penyakit
1. Keluhan utama
Pasien biasanya mengeluh nyeri pada luka, terkadang disertai demam, menggigil dan
malaise
Terdapat luka pada bagian tubuh tertentu dengan karakteristik berwarna merah, terasa
lembut, bengkak, hangat, terasa nyeri, kulit menegang dan mengilap
4. Riwayat penyakit keluarga
e. Pemeriksaan fisik
RR : Normal
10. Integumen : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu
daerah yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan
tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas (peau dGorange:. Pada kulit yang
terinfeksi bisa ditemukan lepuhan kecil berisi cairan (vesikel: atau lepuhan besar
berisi cairan (bula:, yang bisa pecah.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. PERENCANAAN
Kriteria evaluasi :
Kriteria evaluasi :
normal T$ : 1+7487
mm<g
0 : 275177x4menit
S : 32./o@ J 33o@
AA : 125+4 x4menit
c. IntakeJoutput seimbang
Intervensi Rasional
Observasi suhu tubuh tekanan darah, frekuensi Menunjukkan status
permapasan dan denyut nadi. sirkulasi tubuh
Monitor intake dan output setiap 8 jam. Menunjukkan status hidrasi
*njurkan banyak minum bila tidak Mengganti cairan tubuh
ada kontraindikasi. yang hilang akibat dari
peningkatan laju
metabolisme tubuh
Berikan kompres hangat Membantu menurunkan
suhu tubuh
Gunakan pakaian yang tipis dan menyerap Memberikan rasa nyaman
keringat dan mempercepat proses
penurunan suhu tubuh
*njurkan klien untuk bedrest total *ktivitas yang berlebihan
dapat meningkatkan
metabolisme tubuh sehingga
suhu semakin meningkat.
Pertahankan cairan II sesuai program Mendukung dan
memperbesar volume
sirkulasi, terutama jika
masukan oral tidak adekuat
Berikan terapi antipiretik sesuai anjuran dokter Membantu mengurangi
demam dan respon
hipermetabolisme,
menurunkan kehilangan
cairan takkasat mata
Resiko tinggi terjadinya infeksi b.d adanya
luka pada kulit.
Tujuan : Dalam waktu 2 x 24 jam klien
menunjukkan tidak terjadi infeksi
Kriteria evaluasi :
TD : 120/80 mmHg
N : 60-100x/menit
S : 36.5oC — 37oC
RR : 16-24 x/menit
Kriteria evaluasi :
4. PELAKSANAAN
5. EVALUASI
Angresti, C. 2012. Asuhan Keperwatan Pada Tn. A Dengan Selulitis Pedis Rumah Sakit
85-94