DI SUSUN OLEH :
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan YME Karena atas rahmat dan karunianya
MAKALAH MK. SISTEM INTEGUMEN “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. G
DENGAN GANGGUAN SELULITIS” ini dapat di selesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini di buat dalam rangka pemenuhan tugas kelompok MK SISTEM
INTEGUMEN
Penulis bertrima kasih kepada Dosen Pengajar kami Ibu. Ns. Murwati, S.kep. M.kes
yang telah mempercayakan tugas kelompok ini kepada kami,
Dan tidak lupa kepada teman-teman seperjuangan yang telah membantu pembuatan
makalah ini, Kritik dan saran pembaca sangat penulis butuhkan untuk pembuatan makalah
selanjutnya.
Semoga materi pada makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
PENULIS
2
BAB I
PENDAHULUAN
Selulitis adalah suatu peradangan supuratif pada jaringan subkutis dan dermis
dengan batas yang tak tegas dan disertai dengan gejala umum. (Andrianto, 1988).
Selulitis adalah penyebaran infeksi kedalam kulit dan jaringan di bawah kulit.
(Sumardi, 1984)
Infeksi dapat memyebar dan masuk kedalam pembuluh getah bening dan aliran
darah
3
1.3. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Selulitis adalah suatu peradangan supuratif pada jaringan subkutis dan dermis
dengan batas yang tak tegas dan disertai dengan gejala umum. (Andrianto, 1988).
Selulitis adalah penyebaran infeksi kedalam kulit dan jaringan di bawah kulit.
(Sumardi, 1984)
Infeksi dapat memyebar dan masuk kedalam pembuluh getah bening dan aliran
darah
Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan
subkutan, yang biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek
pada kulit.
2.2 Klasifikasi
Menurut Berini, et al (1999) selulitis dapat digolongkan menjadi:
1. Selulitis Sirkumskripta Serous Akut
Selulitis yang terbatas pada daerah tertentu yaitu satu atau dua spasia fasial, yang tidak jelas
batasnya. Infeksi bakteri mengandung serous, konsistensinya sangat lunak dan spongius.
Penamaannya berdasarkan ruang anatomi atau spasia yang terlibat.
2. Selulitis Sirkumskripta Supurartif Akut
Prosesnya hampir sama dengan selulitis sirkumskripta serous akut, hanya infeksi bakteri
tersebut juga mengandung suppurasi yang purulen. Penamaan berdasarkan spasia yang
dikenainya. Jika terbentuk eksudat yang purulen, mengindikasikan tubuh bertendensi
membatasi penyebaran infeksi dan mekanisme resistensi lokal tubuh dalam mengontrol
infeksi.
3. Selulitis Difus Akut
Dibagi lagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
a. Ludwig’s Angina
b. Selulitis yang berasal dari inframylohyoid
5
c. Selulitis Senator’s Difus Peripharingeal
d. Selulitis Fasialis Difus
e. Fascitis Necrotizing dan gambaran atypical lainnya
f. Selulitis Kronis
Selulitis kronis adalah suatu proses infeksi yang berjalan lambat karena terbatasnya
virulensi bakteri yang berasal dari fokus gigi. Biasanya terjadi pada pasien dengan selulitis
sirkumskripta yang tidak mendapatkan perawatan yang adekuat atau tanpa drainase.
g. Selulitis Difus yang Sering Dijumpai
Selulitis difus yang paling sering dijumpai adalah Phlegmone / Angina Ludwig’s .
Angina Ludwig’s merupakan suatu selulitis difus yang mengenai spasia sublingual, submental
dan submandibular bilateral, kadang-kadang sampai mengenai spasia pharingeal (Berini,
Bresco & Gray, 1999 ; Topazian, 2002).
Selulitis dimulai dari dasar mulut. Seringkali bilateral, tetapi bila hanya mengenai satu sisi/
unilateral disebut Pseudophlegmon
2.3 Etiologi
1. Invasi bakteri dari jamur
a. Disebabkan oleh streptococcus grup A dan staphylococcus aureus
b. Infeksi dari jamur, Aeromonas Hydropila
c. S. Pneumoniae (Pneumococcus)
2. Penyebab lain
a. Luka dikulit
b. Gigitan serangga
c. Riwayat pembuluh darah perifer
d. Diabetes mellitus
e. Pemakaian obat imunosupresan dan kortikosterid
f. Eksim
g. Obesitas
h. Cacar air
i. Mal nutrisi
j. Gagal ginjal
6
2.4 Tanda dan Gejala
a. Kemerahan (erithema)
b. Nyeri tekan
c. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak
d. Adanya lepuhan kecil berisi cairan (vesikel)
e. Adanya lepuhan besar berisi cairan (bula)
f. Adanya pus
g. Demam
h. Menggigil
i. Malaise
j. Sakit kepala
k. Tekanan darah rendah
l. Bisa timbul abses
7
2.5 Patofisiologi (Pathway)
Dilatasi limfe
Limfadema
Selulitis
2.6 Komplikasi
a. Bakteremia
b. Nanah atau local Abscess
c. Superinfeksi oleh bakteri gram negative
d. Lymphangitis
e. Trombophlebitis
8
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan darah
2. Biakan secret fistel dan uji resistensi
3. Kultur darah
4. BUN level
5. Creatinin level
9
KASUS 1
Tn. G berumur 40 tahun datang kerumah sakit dengan keluhan nyeri pada kulit. Klien
mengatakan bahwa adanya luka bekas gigitan di kulit. Saat pemeriksaan ditemukan adanya
lesi kemerahan, membengkak, terasa hangat, klien juga tampak malaise, demam dan
menggigil, kulit tampak seperti kulit jeruk yang mengelupas, saat diukur TTV ditemukan TD :
100/70 Mmhg N : 90x/m RR: 22x/m. hasil laboratorium ditemukan adanya bakteri S. Aureus.
1. Penyakit apa yang diderita klien ?
2. Kata kunci dan kata sulit?
3. Proses keperawatan ?
Jawaban
1. Penyakit selulitis
2. Kata kunci
Nyeri pada kulit
Lesi
Adalah keadaan jaringan abnormal pada tubuh
Kemerahan
Membengkak
Terasa hangat
Demam
Adalah suatu keadaan suhu badan melebihi 37 C yang disebabkan oleh
penyakit atau peradangan
Menggigil
Adalah perasaan dingin disertai getaran tubuh
Kata sulit
Malaise
Adalah perasaan umum tidak sehat, yidak nyaman, atau lesu (tidak enak badan)
Bakteri S. Aureus
10
Adalah bakteri gram positif yang menghasilkan pigmen kuning, bersifat aerob
fakultatif tidak menghasilkan spora dan tidak motil umumnya berpasangan
maupun berkelompok dengan diameter 0,8-1,0 um
11
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. G
DENGAN GANGGUAN SELULITIS
1. PENGKAJIAN
1. Identitas
Identitas pasien
Nama : Tn. G
Umur : 40 tahun
2. Riwayat kesehatan
Keluhan utama
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri pada kulit
Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan adanya luka bekas gigitan di kulit
3. Pengkajian saat ini
Pemeriksaan fisik
Tanda – tanda vital
TD : 100/70 Mmhg
S : 39 C
N : 90x/m
RR : 22x/m
Pemeriksaan kulit
Warna : lesi kemerahan
Turgor kulit : adanya edema atau membengkak
Tekstur kulit : seperti kulit jeruk yang mengelupas
4. Hasil laboratorium
Pemeriksaan darah akan didapatkan leukosit
Biakan secret fistel dan uji resistensi
Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga
BUN level
Creatinin level
12
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS : Pasien mengatakan nyeri
DO : Ditemukan adanya lesi
Bakteri S. Aureus Inflamasi Jaringan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi jaringan kulit yang ditandai dengan adanya
bakteri S. Aureus
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan turgor kulit
13
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama : Tn. G
Diagnose medic : Selulitis
No Hari/tanggal Tujuan / kriteria intervensi Rasional
Dx
1 Setelah dilakukan Kaji intensitas Mengetah
tindakan kep selama nyeri ui berat
2x 24 jam diharapkan menggunakan nyeri
nyeri dapat berkurang skala nyeri pasien
dengan criteria : Ubah posisi Posisi
Pasien sesering yang
menampakkan mungkin, nyaman
nyeri dan pertahankan garis akan
ketidaknyaman tubuh untuk memberik
an dalam batas mencegah an
yang dapat penekanan dan kesempata
ditoleransi kelelahan n pada
Menampakka Berikan obat otot untuk
m ketenangan, analgetik relaksasi
ekspresi muka seoptimal
yang relaks mungkin
Obat –
obat
analgetik
membantu
menguran
gi nyeri
pasien
2 Setelah dilakukan tind Kaji kerusakan, pengkajia
kep selama 2 x 24 jam ukuran, n yang
14
diharapkan kerusakan kedalaman warna tepat
integritas kulit cairan terhadap
berkurang dengan Pertahankan luka dan
hasil perawatan istirahat di tempat proses
dengan kriteria tidur dengan penyembu
Kulit bersih, peningkatan han akan
kering dan ekstremitas dan membantu
area sekitar mobilitasasi dalam
bebas dari Pertahankan menentuk
edema teknik aseptic an
tindakan
selanjutny
a
sirkulasi
yang
lancer bisa
memperce
pat proses
penyembu
han
dapat
memperce
pat proses
penyembu
han luka
15
D. IMPLEMENTASI
Nama : Tn. G
Diagnose medic : Selulitis
16
ukuran, kedalaman gigitan dikulit
warna cairan O : Kulit tampak seperti kulit jeruk yang
Mempertahankan mengelupas
istirahat di tempat A : Masalah teratasi sebagian
tidur untuk P : Intervensi dilanjutkan
peningkatan Kaji kembali kerusakan pada kulit
ekstremitas dan pertahankan teknik aseptic untuk
mobilisasi mempercepat proses penyembuhan
Mempertahankan luka
teknik aseptic
17
BAB 111
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Selulitis adalah suatu peradangan supuratif pada jaringan subkutis dan dermis
dengan batas yang tak tegas dan disertai dengan gejala umum. (Andrianto, 1988).
Selulitis adalah penyebaran infeksi kedalam kulit dan jaringan di bawah kulit.
(Sumardi, 1984)
Infeksi dapat memyebar dan masuk kedalam pembuluh getah bening dan aliran
darah
Selulitis adalah infeksi streptokokus, stapilokokus akut dari kulit dan jaringan
subkutan, yang biasanya disebabkan oleh invasi bakteri melalui suatu area yang robek
pada kulit. Dengan tanda dan gejala Kemerahan (erithema), Nyeri tekan, Kulit yang
terinfeksi menjadi panas dan bengkak, Adanya lepuhan kecil berisi cairan (vesikel),
Adanya lepuhan besar berisi cairan (bula), Adanya pus, Demam, Menggigil, Malaise,
Sakit kepala, Tekanan darah rendah, Bisa timbul abses.
3.2 Saran
Dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, jadi penulis mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca. Pembahasan dalam makalah ini (Selulitis)
merupakan masalah yang sering terjadi di kehidupan masyarakat, oleh karena itu
penulis menyarankan agar para pembaca memahami tentang isi makalah ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
19
20