Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan

Pasien Dengan Selulitis

Disusun Oleh :

ANISYA PRASETYA
19.156.01.11.043

KELAS : 3B KEPERAWATAN

STIKes MEDISTRA INDONESIA


S1 KEPERAWATAN TAHUN AJARAN 2019/2020
Jl. Cut Mutia No.88A, RT.001/RW.002, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu,
Kota Bks, Jawa Barat 17113
1. DEFINISI

Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan
subkutan (Arif, 2000).Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang
jaringan subkutis, biasanya didahului luka atau trauma dengan penyebab
tersering Streptokokus betahemolitikus dan Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah
peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung meluas kearah samping
dan ke dalam (Herry, 1996).Selulitis adalah infeksi pada lapisan kulit yang lebih
dalam. Dengan karakteristik sebagai berikut :

§  Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis


§  Mengenai pembuluh limfe permukaan
§  Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas

2. Etiologi
Penyakit Selulitis disebabkan oleh:
1. Infeksi bakteri dan jamur :  
a.    Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureusØ
b.    Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus grup B
c.    Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkanØ jamur termasuk
jarang  Aeromonas Hydrophila.
d.   S. Pneumoniae (Pneumococcus)

2. Penyebab lain : 
a. Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.
b. Kulit kering
c. Eksim
d. Kulit yang terbakar atau melepuh
e. Diabetes
f. Obesitas atau kegemukan
g. Pembekakan yang kronis pada kaki
h. Penyalahgunaan obat-obat terlarang
i. Menurunnyaa daya tahan tubuh
j. Cacar air
k. Malnutrisi
l. Gagal ginjal

3. Faktor yang Memperparah Perkembangan Selulitis


a. Usia
Semakin tua usia, kefektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan darah
berkurang pada bagian tubuh tertentu. Sehingga abrasi kulit potensi
mengalami infeksi seperti selulitis pada bagian yang sirkulasi darahnya
memprihatinkan.

b. Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)


Dengan sistem immune yang melemah maka semakin mempermudah
terjadinya infeksi. Contoh pada penderita leukemia lymphotik kronis dan
infeksi HIV. Penggunaan obat pelemah immun (bagi orang yang baru
transplantasi organ) juga mempermudah infeksi.
c. Diabetes mellitus
Tidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga mengurangi
sistem immun tubuh dan menambah resiko terinfeksi. Diabetes mengurangi
sirkulasi darah pada ekstremitas bawah dan potensial membuat luka pada
kaki dan menjadi jalan masuk bagi bakteri penginfeksi.
d. Cacar dan ruam saraf
Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi jalan
masuk bakteri penginfeksi.
e. Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)

Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan masuk


bagi bakteri penginfeksi.
f. Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki
Infeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehinggan menambah
resiko bakteri penginfeksi masuk
g. Penggunaan steroid kronik
Contohnya penggunaan corticosteroid.
h. Penyalahgunaan obat dan alcohol
Mengurangi sistem immun sehingga mempermudah bakteri penginfeksi
berkembang.
i. Malnutrisi
Sedangkan lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran,
mempermudah timbulnya penyakit ini.

2.4 Patofisiologi
Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada
permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering berjangkit
pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan pada orang dengan diabetes mellitus
yang pengobatannya tidak adekuat.
Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan sistem vena serta limfatik
pada ke dua ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan
yang karakteristi hangat, nyeri tekan, demam dan bakterimia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh
streptokokus grup A, streptokokus lain atau staphilokokus aereus, kecuali jika luka
yang terkait berkembang bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan,
untuk abses lokalisata yang mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan
yang diaspirasi diperlukan. Meskipun etiologi abses ini biasanya adalah
stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran bakteri aerob dan
anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus menunjukkan
adanya organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi
dan dapat mengalami infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan
hasil perubahan peradangan benda asing, nekrosis dan infeksi derajat rendah.
Pathway
2.5 Manifestasi Klinis
Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi.
Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat.
Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa disertai
memar dan lepuhan-lepuhan kecil.
Gejala lainnya adalah:
- Demam
- Menggigil
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Tidak enak badan.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Tidak membutuhkan prosedur lebih lanjut untuk sampai ke tahap diagnosis
(yang meliputi anamnesis,uji laboratorium, sinar x dll, dalam kasus cellulite
yang belum mengalami komplikasi yang mana criterianya seperti : 
a. Daerah penyebaran belum luas
b. Daerah yang terinfeksi tidak mengalami rasa nyeri atau sedikit nyeri
c. Tidak ada tanda-tanda systemic seperti : demam, terasa dingin, dehidrasi,
tachypnea, tachycardia,hypotensi.
d. Tidak ada factor resiko yang dapat menyebabkan penyakit bertambah parah
seperti : Umur yang sangat tua, daya tahan tubuh sangat lemah.
Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda systemic, maka untuk
melakukan diagnosis membutuhkan penegakan diagnosis tersebut dengan
melakukan pemeriksaan lab seperti : 
a. Complete blood count, menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata
sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri.
b. BUN level 
c. Creatinine level
d. Culture darah
Pembuangan luka
a. Immunofluorescence : Immunofluorescence adalah sebuah teknik yang
dimana dapat membantu menghasilkan diagnosa sera pasti pada kultur cellulites
negative, tapi teknik ini jarang digunakan.
b.        Penggunaan MRI juga dapat membantu dalam mendiagnosa infeksi
cellulites yang parah. Mengidentifikasi pyomyositis, necrotizing fascitiis, dan
infeksi selulitis dengan atau tanpa pembentukan abses pada subkutaneus.

2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan organ
lainnya.
Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin).
Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan).
Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan
suntikan antibiotik jika:
a.penderita berusia lanjut
b.selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya
c.demam tinggi.
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi
terangkat dan dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.

2.8 Pencegahan
Jika memiliki luka,
a. Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air
b. Oleskan antibiotic
c. Tutupi luka dengan perban
d. Sering-sering mengganti perban tersebut
e.  Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
Jika kulit masih normal
a. Lembabkan kulit secara teratur
b. Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati
c. Lindungi tangan dan kaki
d. Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial

2.9 Komplikasi
a. Bakteremia
b. Nanah atau local Abscess
c. Superinfeksi oleh bakteri gram negative
d. Lymphangitis
e. Trombophlebitis
f.  Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan
meningitis sebesar 8%.
g. Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan (Gangrene), dan dimana
harus melakukan amputasi yang mana mempunyai resiko kematian hingga
25%.
ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
1. Identitas
Nama : ny.k
Alamat : bekasi
Usia : 71 thhn
jenis kelamin : perempuan
Pendidikan : sekolah dasar
Agama :islam
Suku bangsa : sunda/indonesia
Ruang rawat : tulip
Diagnosa medis : selulitis
Biodata keluarga
Nama : ny.e
Umur : 48thn
Pendidikan :sma
Pekerjaan : ibu rumah tangga
Hubungan dengan klien: anak kanung
2. Keluhan utama
a. Saat masuk kerumah sakit : pasien mengatakan nyeri dibagian kaki
kanan, dan mengalami pembengkakan desertai kemerahan pada saat
masuk RS
b. Saat pengkajian : pasien mengatakan nyeri dibagian kaki kanan dan
mengalami pembengkakan disertai kemerahan.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan nyeri dibagian kaki kanan dengan skala nyeri 3 dan
mengalami pembengkakan disertai kemerahan pada kaki kanan
4. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan mempunyai riwayat penyakit asam lambung
5. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga
6. Data genogram
Pasien mengatakan mempunyai 5 orang anak
Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : composmentis
3. Orientasi : penuh (pasien mengetahui tempat waktu dan orang
TD : 138/79mmHg. Nadi : 96x/menit. Suhu : 36,4c. RR : 21x/menit BB : 80kg
TB : 150CM
4. Skala nyeri : skala nyeri ringan (1-3)
5. Kepala : Dilihat kebersihan,
bentuk, adakah oedem atau tidak. 3.
Mata : Tidak anemis, tidak ikterus,
reflek cahaya (+).
4. Hidung : Tidak ada pernafasan cuping. 5. Mulut : mukosa bibir kering
6. Telinga : Tidak ada serumen.
7. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar. 8. Jantung : Denyut jantung
meningkat.
9.sistem pernafasan
- inspeksi : pengembangan dada simetris
-palpasi : tidak ada nyeri tekan
-perkusi : bunyi perkusi pada dada dari resonan menjadi redup sampai dibawah
diafragma
-auskultasi : tidak ada suara napas tambahan

10. sistem pencernaan


-inspeksi : abdomen rata, tidak ada lesi
-palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa
-perlusi : bunyi redup
Auskultasi : tidak ada suara jantung tambahan
11. sistem perkemihan
Inspeksi : tidak ada masalah pasien tidak terpasang kateter
Palpasi : kandung kemih tidak teraba
DATA BIOLOGIS
Pola kehidupan sehari-hari
Pola kehidupan sehari- Sebelum sakit Sesudah sakit
hari
1. Intake nutrisi
-frekuensi - 2x/hari - 1x/hari
-jenis - Sayur, nasi, - Bubur,cemilan,kue
-porsi lalaban - ½ porsi
-pantangan - 1 porsi - Pedas,asam
-keluhan - Pedas,asam - mual
2. Intake cairan
- Frekue0nsi - 1,5L
- Jenis - Air putih -air puth, susu
- Pantangan
- Keluhan
3. Eliminasi fecal
- Frekuensi - 1x/hari - Belum bab
- konsistensi - Lembek - -
- keluhan - Susah bab
4. eliminasi urine
- frekuensi - 4x/hari
- warna - Kuning
- keluhan muda,
jernih
5. istirahat da1n
tidur - tidur - tidur siang 1
- kuantitas siang 2 jam dan malam
- kualitas jam dan 8 jam
malam 8 - baik
- keluhan
jam
6. personal
hygiene - 2x/hari Sejak masuk rs
- mandi - 2x/2hari belum
- keramas - 2x/hari
- gosok gigi - Kuku
- kebersihan bersih
kuku dan tidak bersih
- keluhan panjang

7. Pola aktivitas
- Olahraga
- refreshing
DATA PSIKOLOGIS

Status emosional

a. perasaan hari ini : gelisah

b. ekspresi emosi : stabil

c. afek : datar

Data sosial

1. Hubungan sosial

a. orang yang berarti : keluarga, teman terdekat,anak,suami,cucu

b. peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : ibu sering mengikuti


gotong royong dan kerja bakti

c. hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: pasien tidak


mempunyai hambatan ketika berhubungan dengan orang lain

2. cara komunikasi : baik, adanya feedback timbal balik dan dapat


komunikasi dengan baik

DATA SPIRITUAL

1. nilai dan keyakinan : pasien beraga islam

2. kegiatan ibadah : sholat 5 waktu

3. hambatan kesulitan dalam kegiatan spiritual : tidak ada

DATA PENGETAHUAN

1. Pengetahuan masalah yang dihadapi : pasien tidak mengetahui masalah


penyakitnya

2. Pengetahuan tentang cara menyelesaikan masalah : pasien tidak


mengetahuinya

DATA PENUNJANG
PEMERIKSAAN HASIL NILAI INTEPRETASI
NORMAL
Homoglobin 12,3 g/dl 12,0-14,0
Hemtrokrit 38% 36-45
Leukosit 6.500 /mm 4000-10000
Trombosit 342.000/mm 150.000-440.000
Thorax PA Co tampak
membesar ke
lateral kiri,
pinggang jantung
normal,
klasifikasi aorta si
nuses dan
diafragna normal

ASUHAN KEPERAWATAN

1. ANALISA DATA
NO. DATA PENUNJANG ETIOLOGI MASALAH
(PATHWAY)
1. DS : pasien mengatakan Agen pencedera Nyeri akut
mengeluh nyeri pada kaki fisiologis
bagian kanan (inflamasi)

DO : - pasien tampak lemah Resiko infeksi


-tampak gelisah
-skala nyeri 3 Menyebar secara
-tampak luka pada bagian sistemik
kaki kanan dan kemerahan
Reaksi inflamasi

Nyeri akut
2. DS : pasien mengeluh nyeri Perubahan Jaringan
pada kaki bagian kanan pigmentasi

DO : Keruskan lapisan
-Pasien tampak lemah kulit
-tampak gelisah
-skala nyeri 3 Menyerang kulit
-tampak kemerahan pada kaki
bagian kanan Menyebar secara
sistematik

Gangguan integritas
kulit atau jaringan
3. DS : pasien mengeluh nyeri Ketidakadekuatan Resiko infeksi
pada kaki bagian kanan pertahanan tubuh
primer (kerusakan
DO : integritas kulit)
-tampak kemerahan
-tampak luka terbuka Terjadi inflamasi

Menyerang kulit
dan jaringan

Menyebar secara
sistemik

Resiko infeksi

1. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologi (inflamasi) d.d pasien mengeluh
nyeri pada bagian kaki kanan, tampak lemah, tampak gelisah skala nyeri
3 ( 1-3) tampak adanya luka pada kaki bagian kanan kemerahan
2. Gangguan integritas kulit atau jaringan b.d perubahan pigmentasi d.d
pasien mengeluh nyeri pada kaki bagian kanan, tampak lemah, gelisah,
skala nyeri 3, kemerahan pada kaki bagian kanan
3. Pasien infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (kerusakan
gangguan integritas kulit ) d.d pasien mengeluh nyeri pada kaki bagian
kanan tampak kemerahan tampak luka terbuka.
3 . Rencana tindakan keperawatan
No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen Setelah Manajemen -untuk
pencedera fisiologi dilakukan nyeri mengetahui
(inflamasi) d.d intevensi a.observasi lokasi
pasien mengeluh selama 2x24 -identifikasi karakteristik,
nyeri pada bagian jam maka lokasi, durasi frekuensi,
kaki kanan, tampak tingkat nyeri karakteristik, kualitas,
lemah, tampak menurun durasi intesitas nyeri
gelisah skala nyeri 3 dengan kriteria frekuensi,kualita -untuk
( 1-3) tampak hasil : s intensita nyeri mengetahui
adanya luka pada skala nyeri
kaki bagian kanan -identifikasi -untuk
kemerahan skala nyeri mengetahui
respon nyeri
-identifikasi nonverbal
respon nyeri non pasien
verbal -untuk
mengetahui
-Keluhan nyeri -identifikasi keyakinan dan
menurun pengetahuan dan pengathuan
-lemah keyakinan pasien tentang
menurun tentang nyeri nyeri
-gelisah -untuk
menurun mengetahui
-luka membaik -identifikasi pengaruh
pengaruh budaya terhadap
budaya pada nyeri
respon nyeri -untuk
-identifikasi mengetahui
pengaruh nyeri pengaruh nyeri
pada kualitas pada kualitas
hidup hidup
-untuk
-monitor mengatahui
keberhasilan keberhasilan
terapi terapi
komplementer komplementer
yang sudah
diberikan -untuk
-monitor efek mengetahui efek
samping samping
penggunaan analgetik
analgetik
b. terapeutik -agar nyeri
-berikan terapi berkurang
nonfarma
kologis untuk
mengurangi rasa
nyeri -agar faktor
-kontrol yang
lingkungan yang memperberat
memperberat nyeri berkurang
rasa nyeri
-fasilitasi -agar pasien
istirahat dan nyaman
tidur
-pertimbangkan -agar strategi
jenis dan sumber yang digunakan
nyeri dalam sesuai dengan
pemilihan tingkat nyeri
strategi pasien
C.edukasi
-jelaskan
penyebab,
periode dan
pemicu nyeri -agar pasien dan
-jelaskan strategi keluarga
meredakan nyeri mengetahuinya

-anjurkan -agar pasien dan


memonitor nyeri keluarga tau
secara mandiri strateginya
-agar pasien atau
-anjurkan keluarga bisa
menggunakan memantau
analgetik secara nyerinya
tepat -agar pasien atau
-ajarkan teknik keluarga
nonfarma memahami
kologis untuk
mengurangi -agar pasien dan
nyeri keluarga dapat
d.kolaborasi memahami
-kolaborasi
pemberian
analgetik jika -untuk
perlu mengurangi atau
meredakan nyeri
2. Gangguan Setelah Perawakan
integritas kulit dilakukan integritas kulit
atau jaringan intervensi a.observasi
b.d perubahan keperawatan -identefikasi -untuk
pigmentasi d.d selama penyebab mengetahui
pasien 2x24jam maka gangguan penyebab
mengeluh integritas kulit integritas kulit gangguan
nyeri pada dan jaringan (mis perubahan integritas kulit,
kaki bagian meningkat sirkulasi, mis perubahan
kanan, tampak dengan kriteria perubahan status sirkulasi,
lemah, gelisah, hasil : nutrisi, perubahan
skala nyeri 3, -kerusakan penurunan status)
kemerahan jaringan kelembapan,
pada kaki menurun suhu lingkungan
bagian kanan -kerusakan ekstrem,
lapisan kulit penurunan
menurun mobilitas
-nyeri b. terapeutik
menurun -ubah posisi tiap -agar tidak kaku
-kemerahan 2 jam jika tirah
menurun baring
-lakukan -untuk
pemijatan pada meringankan
area benjolan tulang agar tidak
tulang jika perlu membesar
-bersihkan -untuk
perineal dengan mengurangi
air hangat, terjadinya diare
terutama selama
period
e. diare
-gunakan produk -agar kulit tetap
perubahan lembab
petrolium/minya
k pada kulit
kering -agar kulit tetap
-gunaakan lembab
produk berbahan
alami atau
ringan dan
hipoalergi pada -agar tidak
kulit membuat kulit
-hindari produk kasar atau
berbahan kering
alkohol pada
kulit kering -agar kulit tetap
e. edukasi terjaga lembab
-anjurkan
menggunakan
pelembab (mis -agar kulit tetap
lation, serum) sehat tidaak
-anjurkan kering
minum air yang
cukup
Anjurkan
meningkatkan
asupan buah dan -untuk menjaga
sayur agar kulit tidak
-anjurkan terkena radiasi
menghindari -agar kulit tidak
terpapar suhu terkena radiasi
ekstream sinar matahari
-anjurkan
menggunakan
tabir surya spf
minimal 30 saat -agar kulit tidak
berada diluar terlalu kering
rumah
-anjurkan mendi
menggunakan
sabun
secukupnyaa
3. Pasien infeksi b.d Setelah Pencegahan
ketidakadekuatan dilakukan infeksi
pertahanan tubuh intervensi a.observasi
primer (kerusakan keperawatan -monitor tanda -untuk
gangguan integritas selama dan gejala mrngrtahui
kulit ) d.d pasien 2x24jam maka infeksi lokal dan tanda dan gejala
mengeluh nyeri integritas kulit sistemik infeksi
pada kaki bagian dan jaringan b.terapeutik
kanan tampak meningkat -batasi jumlah
kemerahan tampak dengan kriteria pengunjung -agar pasien
luka terbuka hasil : -berikan tidak infeksi
-nyeri perawatan kulit -agar kulit yang
menurun pada area edema edema tidak
-kemerahan -cuci tangan infeksi
menurun sebelum dan -untuk menjaga
sesudah kontak kebersihan
dengan pasien
dan lingkungan
pasien
-pertahankan
teknik aseptik -agar tidak
pada pasien bertambah
bresiko tinggi infeksi
c. edukasi
-jelaskan dan
gejala infeksi -agar pasien dan
keluarga
-ajarkan cuci mengetahuinya
tangan dengan -dengan 6
benar langkah cuci
-anjurkan etika tangan
batuk -agar pasien
-anjurkan cara tahu
memeriksa luka -agar dapat
atau luka operasi memantau
-anjurkan dengan sendiri
meningkatkan -agar nutrisi
asupan nutrisi pasien terpenuhi
-anjurkan
meningkatkan -agar cairan
cairan pasien terpenuhi
d. kolaborasi
-kolsborasi
pemberian -agar imun tetap
imunisasi jika bagus
perlu
4. Implementasi dan evaluasi
No. Dx.kep Implementasi Evaluasi
1. Dx 1 -mengidentifikasi lokasi nyeri S: pasien mengatakan nyeri berkurang
R: luka pada kaki bagian kanan
-mengidentifikasi skala nyeri O:
R: skala nyeri 3 (1-3) -lemah menurun
-mengontrol lingkungan yang -skala 1 (1-3)
memperberat nyeri -luka pada kaki bagian kanan membaik (tidak jadi
R: lingkungan disesuaikan dengan operasi)
kenyamanan pasien A: masalah teratasi
-fasilitas istirahat tidur P : intervensi dihentikan
R: pasien dapat tidur dengan
nyaman
-menjelaskan penyebab dan
periode pemicu nyeri
R: pasien mengetahui penyebab
nyeri yang dialami
-berkolaborasi pemberian anal
getik
R: cetriaxone (2x2gr) secara iv
2. Dx 2 -mengidentifikasi penyebab S : pasien mengatakan nyeri mulai sudah berkurang
gangguan integritas kulit (mis O:
perubahan sirkulasi perubahan -skala nyeri 1 (1-3)
status nutrisi) -kerusakan kulit membaik
R: pasien mengetahui penyebab A: masalah teratasi
nya P: intervensi dihentikan
-monitor kondisi luka
R: kemerahan
-melakukan terapi relaksi untuk
mengurangi nyeri
R: pasien menjadi rilexs
-menjelaskan tanda dan gejala
infeksi
R: pasien dan keluarga mampu
memahami
-ubah posisi tiap 2 jam tirah baring
R: pasien mampu memahami
-menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
R:asupan nutrisi pasien terpenuhi
-menganjurkan menghindari
terpapar suhu ekstream
R: pasien atau keluarga mampu
memahami
-menganjurkan menggunakan
pelembab
R: pasien mampu memahami dan
sudah mulai dilakukan
3. Dx 3 Monitor tanda dan gejala infeksi S: pasien mengatakan sudah tidak mengalami nyeri
R: kemerahan lagi
-membatasi jumlah pengunjung
-pasien hanya didampingi 1 orang O: kemerahan menurun
-mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak mata dengan A: masalah teratasi
pasien dan lingkungan pasien
R: selalu mencuci tangan dengan P:intervensi dihentikan
alir mengalir atau handrub
Menjelaskan tanda dan gejala
infeksi
R: pasien dan keluarga memahami
-mengajarkan cuci tangan yang
benar
R: keluarga pasien memahami
 Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat diambil kesimpulan yaitu Selulitis adalah penyebaran
infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan subkutan, selulitis sendiri
disebabkan oleh jamur, virus dan penyebab lain seperti genetic dan gigitan
serangga.
Pada asuhan keperawatan ditemukan tiga diagnose yang sering muncul yaitu Nyeri
berhubungan dengan iritasi kulit, gangguan integritas kulit, iskemik jaringan,
Ganguan integritas jaringan berhubungan dengan adanya gangren pada
ekstrimitas., Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perubahan bentuk
salah satu anggota tubuh.

Saran
Sebagai seorang tenaga kesehatan yang dijadikan role model harusnya kita
menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehat. Dan jika dilapangan menemukan
kasus pasien dengan selulitis haruslah dirawat lukanya dengan baik sesui prosedur

Anda mungkin juga menyukai