Anda di halaman 1dari 8

 

 ASUHAN KEPERAWATAN

SELULITIS PADA PASIEN Nn. W.S

DI RUANGAN TULIP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

TK III MANADO

Stase keperawatan medikal bedah

NAMA MAHASISWA : JUSRIL SINDRING

NIM : 210803048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI GRAHA MEDIKA


KOTAMOBAGU 2021
RESUME KEPERAWATAN

POST SC PADA PASIEN Nn. O.M

DI RUANGAN OK RUMAH SAKIT BHAYANGKARA

TK III MANADO

Stase keperawatan medikal bedah

NAMA MAHASISWA : JUSRIL SINDRING

NIM : 210803048

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI GRAHA MEDIKA


KOTAMOBAGU 2021
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Selulitis adalah penyebaran infeksi pada kulit yang meluas hingga jaringan subkutan
(Arif, 2000).
Selulitis adalah peradangan akut terutama menyerang jaringan subkutis, biasanya
didahului luka atau trauma dengan penyebab tersering Streptokokus betahemolitikus dan
Stafilokokus aureus. Sellulitis adalah peradangan pada jaringan kulit yang mana cenderung
meluas kearah samping dan ke dalam (Herry, 1996).
Selulitis adalah infeksi pada lapisan kulit yang lebih dalam. Dengan karakteristik sebagai
berikut :
  Peradangan supuratif sampai di jaringan subkutis
  Mengenai pembuluh limfe permukaan
  Plak eritematus, batas tidak jelas dan cepat meluas

2.2 Etiologi
Penyakit Selulitis disebabkan oleh:
1.      Infeksi bakteri dan jamur :  
a.    Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus
b.    Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus grup B
c.    Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkan jamur termasuk jarang  Aeromonas
Hydrophila.
d.   S. Pneumoniae (Pneumococcus)
2.      Penyebab lain : 
a.    Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.
b.    Kulit kering
c.    Eksim
d.   Kulit yang terbakar atau melepuh
e.    Diabetes
f.     Obesitas atau kegemukan
g.    Pembekakan yang kronis pada kaki
h.    Penyalahgunaan obat-obat terlarang
i.      Menurunnyaa daya tahan tubuh
j.      Cacar air
k.    Malnutrisi
l.      Gagal ginjal

2.3 Faktor yang Memperparah Perkembangan Selulitis


a.       Usia
Semakin tua usia, kefektifan sistem sirkulasi dalam menghantarkan darah berkurang pada
bagian tubuh tertentu. Sehingga abrasi kulit potensi mengalami infeksi seperti selulitis pada
bagian yang sirkulasi darahnya memprihatinkan.
b.      Melemahnya sistem immun (Immunodeficiency)
Dengan sistem immune yang melemah maka semakin mempermudah terjadinya infeksi.
Contoh pada penderita leukemia lymphotik kronis dan infeksi HIV. Penggunaan obat pelemah
immun (bagi orang yang baru transplantasi organ) juga mempermudah infeksi.
c.       Diabetes mellitus
Tidak hanya gula darah meningkat dalam darah namun juga mengurangi sistem immun
tubuh dan menambah resiko terinfeksi. Diabetes mengurangi sirkulasi darah pada ekstremitas
bawah dan potensial membuat luka pada kaki dan menjadi jalan masuk bagi bakteri penginfeksi.
d.      Cacar dan ruam saraf
Karena penyakit ini menimbulkan luka terbuka yang dapat menjadi jalan masuk bakteri
penginfeksi.
e.       Pembangkakan kronis pada lengan dan tungkai (lymphedema)
Pembengkakan jaringan membuat kulit terbuka dan menjadi jalan masuk bagi bakteri
penginfeksi.
f.       Infeksi jamur kronis pada telapak atau jari kaki
Infeksi jamur kaki juga dapat membuka celah kulit sehinggan menambah resiko bakteri
penginfeksi masuk
g.      Penggunaan steroid kronik
Contohnya penggunaan corticosteroid.
h.      Penyalahgunaan obat dan alcohol
Mengurangi sistem immun sehingga mempermudah bakteri penginfeksi berkembang.
i.        Malnutrisi
Sedangkan lingkungan tropis, panas, banyak debu dan kotoran, mempermudah timbulnya
penyakit ini.

2.4 Patofisiologi
Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi pada permukaan
kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk,
rendah gizi, orang tua dan pada orang dengan diabetes mellitus yang pengobatannya tidak
adekuat.
Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan sistem vena serta limfatik pada ke dua
ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan ditemukan kemerahan yang karakteristi hangat,
nyeri tekan, demam dan bakterimia.
Selulitis yang tidak berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A,
streptokokus lain atau staphilokokus aereus, kecuali jika luka yang terkait berkembang
bakterimia, etiologi microbial yang pasti sulit ditentukan, untuk abses lokalisata yang
mempunyai gejala sebagai lesi kultur pus atau bahan yang diaspirasi diperlukan. Meskipun
etiologi abses ini biasanya adalah stapilokokus, abses ini kadang disebabkan oleh campuran
bakteri aerob dan anaerob yang lebih kompleks. Bau busuk dan pewarnaan gram pus
menunjukkan adanya organisme campuran.
Ulkus kulit yang tidak nyeri sering terjadi. Lesi ini dangkal dan berindurasi dan dapat
mengalami infeksi. Etiologinya tidak jelas, tetapi mungkin merupakan hasil perubahan
peradangan benda asing, nekrosis dan infeksi derajat rendah.
Pathway

2.5 Manifestasi Klinis


Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi.
Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba hangat. Ruam kulit
muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang tegas. Bisa disertai memar dan lepuhan-
lepuhan kecil.
Gejala lainnya adalah:
- Demam
- Menggigil
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Tidak enak badan.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Tidak membutuhkan prosedur lebih lanjut untuk sampai ke tahap diagnosis (yang
meliputi anamnesis,uji laboratorium, sinar x dll, dalam kasus cellulite yang belum mengalami
komplikasi yang mana criterianya seperti : 
a.         Daerah penyebaran belum luas
b.         Daerah yang terinfeksi tidak mengalami rasa nyeri atau sedikit nyeri
c.         Tidak ada tanda-tanda systemic seperti : demam, terasa dingin, dehidrasi, tachypnea,
tachycardia,hypotensi.
d.        Tidak ada factor resiko yang dapat menyebabkan penyakit bertambah parah seperti : Umur yang
sangat tua, daya tahan tubuh sangat lemah.
Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda systemic, maka untuk melakukan
diagnosis membutuhkan penegakan diagnosis tersebut dengan melakukan pemeriksaan lab
seperti : 
a.         Complete blood count, menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-rata sedimentasi
eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri.
b.         BUN level 
c.         Creatinine level
d.        Culture darah
Pembuangan luka
a.         Immunofluorescence : Immunofluorescence adalah sebuah teknik yang dimana dapat membantu
menghasilkan diagnosa sera pasti pada kultur cellulites negative, tapi teknik ini jarang
digunakan.
b.        Penggunaan MRI juga dapat membantu dalam mendiagnosa infeksi cellulites yang parah.
Mengidentifikasi pyomyositis, necrotizing fascitiis, dan infeksi selulitis dengan atau tanpa
pembentukan abses pada subkutaneus.

2.7 Penatalaksanaan
Pengobatan yang tepat dapat mencegah penyebaran infeksi ke darah dan organ lainnya.
Diberikan penicillin atau obat sejenis penicillin (misalnya cloxacillin).
Jika infeksinya ringan, diberikan sediaan per-oral (ditelan).
Biasanya sebelum diberikan sediaan per-oral, terlebih dahulu diberikan suntikan antibiotik jika:
a.         penderita berusia lanjut
b.         selulitis menyebar dengan segera ke bagian tubuh lainnya
c.         demam tinggi.
Jika selulitis menyerang tungkai, sebaiknya tungkai dibiarkan dalam posisi terangkat dan
dikompres dingin untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan.

2.8 Pencegahan
Jika memiliki luka,
a.    Bersihkan luka setiap hari dengan sabun dan air
b.    Oleskan antibiotic
c.    Tutupi luka dengan perban
d.   Sering-sering mengganti perban tersebut
e.    Perhatikan jika ada tanda-tanda infeksi
Jika kulit masih normal
a.    Lembabkan kulit secara teratur
b.    Potong kuku jari tangan dan kaki secara hati-hati
c.    Lindungi tangan dan kaki
d.   Rawat secara tepat infeksi kulit pada bagian superficial

2.9 Komplikasi
a.    Bakteremia
b.   Nanah atau local Abscess
c.    Superinfeksi oleh bakteri gram negative
d.   Lymphangitis
e.    Trombophlebitis
f.     Sellulitis pada muka atau Facial cellulites pada anak menyebabkan meningitis sebesar 8%.
g.    Dimana dapat menyebabkan kematian jaringan (Gangrene), dan dimana harus melakukan
amputasi yang mana mempunyai resiko kematian hingga 25%.

Anda mungkin juga menyukai