00/FRM-04/AKD-SPMI
LAPORAN PENDAHULUAN
NPM : 211FI03001
A. PENGERTIAN
Selulitis adalah suatu infeksi yang menyerang kulit dan jaringan subkutan Tempat yang
paling sering terkena adalah ekstermitas, tetapi selulitis juga dapat terjadi di kepala, kulit
kepala, dan leher. Organisme penyebab selulitis adalah Staphylococcus aureus, Streptococus
grup A, dan Streptococcus pneumonia. Infeksi infasif di sebabkan oleh Haemophilus
influenza tipe B yang sekarang jarang di jumpai karena imunisasi pada masa anak. Pada
masa anak yang masih kecil sering kali di laporkan adanya riwayat trauma atau infeksi
saluran pernapasan atas atau sinusitis. Tempat infeksi di tandai dengan pembengkakan
dengan batas tidak tegas di sertai nyeri tekan dan hangat. Infeksi dapat melas ke jaringan
yang lebih dalam atau menyebar secara sistemik (Cecily, 2009). Selulitis adalah infeksi yang
di sebabkan oleh bakteri streptococus atau stapilococus atau bakteri lainnya pada lapisan
dalam kulit, dermis dan jaringan subkutan. Inteksi in sangat umum terjadi, sebagian besar
kasus selulitis mudah untuk sembuh ilka di rawat lebih awal, semakin lama mendapat
perawatan, semakin kecil kerusakan pada kulit (Padila, 2012).
Selulitis merupakan inflamasi kulit (dermis) dan jaringan ikat yang berada di bawahnya
disebabkan oleh infeksi. Selulitis biasanya terjadi pada wajah atau ekstermitas karena
robekan pada kulit atau karena trauma. Anak sering memiliki riwayat impetigo, folikulitis,
otitis media baru-baru ini, atau sinusitis. Infeksi dapat terjadi pada atau dekat luka yang
terbuka, gigitan hewan, area infusi intravena atau bahkan di area yang memiliki riwayat
trauma baru-baru ini tidak jelas. Selulitis juga dapat di sebabkan oleh abses (Axton, 2013).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Selulitis adalah infeksi akut yang
disebabkan oleh streptococus atau stapilococus atau bakteri lainnya pada lapisan dalam
kulit, dermis dan jaringan subkutan.
B. ETIOLOGI
A. Invasi bakteri dan jamur, (Padila, 2012) :
1) Di sebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus
2) Pada bayi yang terkena penyakit ini di sebabkan oleh Streptococcus grup
3) Infeksi dari jamur, Aeromonas hydrophila
4) S. Pneumonia ( Pneumococcus)
B. Penyebab lain :
1) Luka di kulit
2) Gigitan serangga
3) Riwayat penyakit pembuluh darah perifer
4) Diabetes mellitus
5) Obesitas
6) Pemakaian bat imunosupresan atau kortikosteroid
02.74.00/FRM-04/AKD-SPMI
C. PATOFISIOLOGI
Bakteri patogen yang menembus lapisan epidermis kulit menimbulkan infeksi pada
permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Selulitis biasanya disebabkan oleh infeksi
bakteri pada luka, luka bakar, atau infeksi kulit lainnya, terutama ole Streptococcus grup A
dan Staphylococcus aureus, tetapi dapat pula timbul pada pejamu (host) dengan tanggap
imun yang lemah (immunodeficiency) atau menyertai erisipelas. Penyakit ini cenderung
menyebar ke rongga jaringan dan dataran cekung karena pelepasan sejumlah besar
hialuronidase yang memecahkan zat dasar polisakarida. Selain itu juga terjadi fibrinolitik
yang mencernakan barer fibrin dan lesitinase yang menghancurkan membran sel oleh
bakteri. Penyakit infeksi sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan
pada orang dengan diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat. Selulitis yang tidak
berkomplikasi paling sering disebabkan oleh streptokokus grup A, streptokokus lain atau
Stafilokokus aureus
D. PATHWAY
02.74.00/FRM-04/AKD-SPMI
E. MANIFESTASI KLINIS
Tempat infeksi ditandai dengan pembengkakan dengan batas tidak tegas disertai nyeri tekan
dan hangat. Infeksi dapat melas ke jaringan yang lebih dalam atau menyebar secara
sistemik.
1. Reaksilokal
a. Lesi dengan batas tidak jelas
b.Area selulit biasanya nyeri, merah, dan hangat
c.Jaringan mengeras
2. Reaksi sistemik
a Demam
b. Malaise menggigil
c. Garis merah sepanjang jalur drainase limfatik
d. Kelenjar getah bening membesar dan nyeri
Daerah yang terkena menjadi eritema, terasa panas dan bengkak serta terdapat lepuhan-
lepuhan dan daerah nekrosis. Pasien menjadi demam dan merasa tidak enak badan. Bisa
terjadi kekakuan, dan pada orang tua dapat terjadi penurunan kesadaran (Graham &
Robin., 2005). Gambaran klinis dari selulitis antara lain: daerah kemerahan yang
bengkak di kulit serta terasa hangat dan nyeri bila dipegang. Pus serosa atau purulen
dapat ditemukan. Serta demam (Corwin, Elizabeth J., 2009). Menurut Mansjoer (2000)
manifestasi klinis selulitis adalah kerusakan kronik pada kulit sistem vena dan limfatik
pada kedua ekstremitas,kelainan kulit berupa infiltrat difus subkutan, eritema lokal,
nyeri yang cepat menyebar dan infiltratif ke jaringan dibawahnya, bengkak, merah,
hangat, dan nyeri tekan, supurasi, dan lekositosis.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CBC (Complete Blood Count), menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-
rata sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi bakteri.
2. Tes kultur darah : Pemeriksaan in dilakukan dengan mendeteksi adanya
mikroorganisme yang ada di dalam darah, seperti bakteri, jamur, atau parasit.
Ada atau tidaknya infeksi akan ditentukan dari sampel cairan luka pada
pengidap.
3. Rontgen : Pemeriksaan ini dilakukan dengan bantuan sinar radiasi untuk-
memperoleh gambaran pada bagian tubuh tertentu. Pada pengidap selulitis,
rontgen dibutuhkan untuk melihat adanya infeksi pada jaringan di bawah kulit.
4. MRI (Magnetic Resonance Imaging): sangat membantu pada diagnosis infeksi
selulitis akut dan parah, untuk mengidentifikasi keparahan, mengidentifikasi
pyomyositis, necrotizing fasciitis, dan infeksi selulitis dengan atau tapa
pembentukan abses pada subkutan.
02.74.00/FRM-04/AKD-SPMI
5. PROSES ASUHAN
1. Pengkajian
Pengkajian adalah upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan
dianalisis sehingga masalah kesehatan dan Keperawatan yang di hadapi pasien baik tisik,
mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.tahap ini mencakup tiga kegiatan, yaitu
pengumpulan data, analisis data dan penentuan masalah kesehatan serta keperawatan.
A. Identitas Pasien
B.Pengumpulan Data
Diperoleh data dan informasi mengenai masalah kesehatan yang ada pada pasien sehingga
dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang
menyangkut aspek fisik, mental, sosial dan spiritual seta faktor lingkungan yang
mempengaruhinya. Data tersebut harus akurat dan mudah dianalisis. Jenis data antara lain:
1) Data objektif
yaitu data yang diperoleh melalui suatu pengukuran, pemeriksaan, dan pengamatan,
misalnya suhu tubuh, tekanan darah, serta warna kulit.
2) Data subjektif
yaitu data yang diperoleh dari keluhan yang dirasakan pasien, atau dari keluarga
pasien/saksi lain misalnya; kepala pusing, nyeri dan mual.
02.74.00/FRM-04/AKD-SPMI
D. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Lemah
TD : Menurun (<120/80 mmHg)
Nadi : Turun <90
Suhu : Meningkat >37,50
RR: Normal
b. Tanda - tanda vital
2) Body System
a. .Sistem pernapasan
b. Sistem kardiovaskuler
c. Sistem Persyarafan
d. Sitem Perkemihan
e. Sistem Pencemaan
f. Sistem Integument
Pemeriksaan pada siku, kulit, kepala, celah gluteus, jari-jari tangan, jari-jari kaki
punggung kuku, tungkai atas dan bawah
Kepala : Dilihat kebersihan, bentuk, adakah oedem atau tidak
Mata : Tidak anemis, tidak ikterus, reflek cahaya (+)
Hidung : Tidak ada pernafasan cuping
Mulut : Kebersihan, tidak pucat
Telinga: Tidak ada serumen
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar
Jantung : Denyut jantung meningkat
Ekstremitas : Adakah luka pada ekstremitas
Integumen : Gejala awal berupa kemerahan dan nyeri tekan yang terasa di suatu daerah
yang kecil di kulit. Kulit yang terinfeksi menjadi panas dan bengkak, dan
02.74.00/FRM-04/AKD-SPMI
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuaidengan rencana yang telah
ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatandapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama
melaksanakan kegiatanperlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien
6. DAFTAR PUSTAKA