LAPORAN PENDAHULUAN
Selulitis
Disusun Oleh :
2. Penyebab/Faktor resiko
Penyebab tersering selulitis adalah S. pyogenes dan S. aureus.
Penyebab lain adalah Streptococcus b-hemolitic grup B, C, D, dan G, atau
kombinasi dari organisme tersebut. Sama halnya dengan erisepelas, pada
selulitis, bakteri patogen masuk melalui portal of entry. Pada selulitis,
portal of entry berupa kerusakan kulit terjadi lebih dalam, sehingga
memungkinkan bakteri untuk dapat masuk hingga jaringan subkutan.
Faktor risiko terjadinya selulitis meliputi kaheksia, diabetes melitus.
malnutrisi (anemia), serta kondisi sistemik yang menurunkan daya tahan
tubuh disertai kebersihan yang kurang.
Selulitis yang terjadi setelah luka gigitan manusia ataupun binatang
mungkin disebabkan oleh Pasteurella multocidan dan Eikenella corodens.
Selulitis fasial (atau bukal) pada anak-anak terutama disebabkan oleh
Haemophilus influenzae tipe b (Hib) dan Streptococcus pneumonia,
meskipun kasusnya jarang (Soebrono Hardyanto, Sunardi, 2020).
Menurut Arif Muttaqin (2011), penyakit Selulitis disebabkan oleh:
a. Infeksi bakteri dan jamur :
1) Disebabkan oleh Streptococcus grup A dan Staphylococcus aureus
2) Pada bayi yang terkena penyakit ini dibabkan oleh Streptococcus
grup B
3) Infeksi dari jamur, Tapi Infeksi yang diakibatkanØ jamur termasuk
jarang Aeromonas Hydrophila.
4) S. Pneumoniae (Pneumococcus)
b. Penyebab lain :
1) Gigitan binatang, serangga, atau bahkan gigitan manusia.
2) Kulit kering
3) Kulit yang terbakar atau melepuh
4) Diabetes Mellitus
5) Pembekakan yang kronis pada kaki
6) Cacar air
3. Patofisiologi
Bakteri pathogen yang menembus lapisan luar menimbulkan infeksi
pada permukaan kulit atau menimbulkan peradangan. Penyakit infeksi
sering berjangkit pada orang gemuk, rendah gizi, orang tua dan pada orang
dengan diabetes mellitus yang pengobatannya tidak adekuat.
Gambaran klinis eritema lokal pada kulit dan sistem vena serta
limfatik pada ke dua ekstremitas atas dan bawah. Pada pemeriksaan
ditemukan kemerahan yang karakteristi hangat, nyeri tekan, demam dan
bakterimia.
Gambar 4.1
a. Selulitis menyebabkan kemerahan atau peradangan yang terlokalisasi.
b. Kulit tampak merah, bengkak, licin disertai nyeri tekan dan teraba
hangat. Ruam kulit muncul secara tiba-tiba dan memiliki batas yang
tegas.
c. Bisa disertai memar dan lepuhan-lepuhan kecil.
d. Gejala lainnya adalah:
1) Demam
2) Infeksi jamur disela-sela jari kaki
3) Nyeri otot
5. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi meliputi gangren, abses metastasis
dan sepsis. Komplikasi ini jarang pada dewasa imunokompeten, tetapi
risikonya meningkat pada anak-anak dan dewasa imunokompromais
(Soebrono Hardyanto, Sunardi, 2020).
a. Lokal nanah dengan pembentukan abses dan nekrosis kulit (cellulitis
gangren) kadang-kadang dapat diamati.
b. Myonecrosis, fasciitis, carpal tunnel syndrome akut (dalam selulitis
ekstremitas atas), dan osteomyelitis dapat terjadi.
c. Thrombophlebitis dapat mengembangkan, terutama di bagian bawah
kaki.
d. Bakteremia dengan pembenihan situs yang jauh dapat menyulitkan
selulitis.
e. Demam Scarlet rumit selulitis streptokokus telah diamati tapi jarang.
f. Bakteri-dan-terkait efek racun dapat mengakibatkan shock dan
kegagalan organ multisistem.
6. Pemeriksaan penunjang
Selulitis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan klinis. Meskipun
terdapat pus atau luka terbuka pada selulitis, organisme penyebab mungkin
(Soebrono Hardyanto, Sunardi, 2020).
Jika sudah mengalami gejala seperti adanya tanda systemic, maka
untuk melakukan diagnosis membutuhkan penegakan diagnosis tersebut
dengan melakukan pemeriksaan lab seperti :
a. Complete blood count, menunjukkan kenaikan jumlah leukosit dan rata-
rata sedimentasi eritrosit. Sehingga mengindikasikan adanya infeksi
bakteri.
b. BUN level
c. Creatinine level
d. Culture darah
e. Cultur pus pada luk selulitis
f. CT (Computed Tomography)
Baik Plain-film Radiography maupun CT keduanya dapat
digunakan saat tata kilinis menyarankan subjucent osteomyelitis.
g. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
7. Penatalaksanaan
Menurut Arif Muttaqin (2011), penatalaksanaan medis pada pasien
selulitias adalah sebagai berikut:
a. Kolaborasi dalam pemeriksaan Laboratorium untuk mengecek apakah
terjadi infeksi
b. Kultur darah, dilaksanakan bila infeksi tergeneralisasi telah diduga
c. Dilakukan insisi drainase/debridemen bila luka terbentuk abses.
d. Pemberian antibiotika
Menurut Soebrono Hayanto dan Sunardi (2020) dalam buku
Dematologi dan Venereologi penatalaksanaan yang dapat diberikan pada
pasien selulitis adalah sebagai berikut:
Lini pertama:
a. Kloksasilin: dewasa 4 x 250-500 mg/hari per oral; anak-anak 50 mg/
kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama 5-7 hari.
b. Pada S. aureus resisten eritromisin
1) Amoksisilin dan asam klavulanat: dewasa 3x625 mg/hari; anak-anak
25 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3 dosis, selama 5-7 hari.
2) Sefaleksin: 40-50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 4 dosis, selama 5-7
hari.
3) Trimetoprim 160 mg sulfometoxazol 800 mg per hari selama 7 hari.
4) Terrasiklin 3 x 250-500 mg per hari selama 7 hari.
5) Doksisiklin, minosiklin 2 x 100mg per hari selama 7 hari.
Lini kedua:
a. Azitromisin 1x 500 mg/hari (hari I), dilanjutkan 1 250 mg (hari II-V).
b. Klindamisin 15 mg/kgBB/hari terbagi 3 dosis, selama 10 hari.
c. Eritromisin: dewasa 4 x 250-500 mg/hari; anak-anak 20-50
mg/kgBB/hari terbagi 4 dosis, selama 5-7 hari.
Kasus yang berat atau infeksi di daerah berbahaya (misalnya
maksila) antibiotik diberikan parenteral. Apabila terdapat/dicurigai ada
methycillin resistant Staphylococcus aureus (MRSA) pada infeksi berat
dapat diberikan vankomisin 1-2 gram/hari dalam dosis terbagi, intravena,
selama 7 hari. Apabila lesi besar, nyeri, disertai fluktuasi, dilakukan insisi
dan drainase. Kasus rekuren, diberikan antibiotik berdasarkan hasil kultur
dan resistensi.
B. Proses keperawatan
Pengkajian data dasar
1. Data Demografi
a. Identitas Pasien
Berisi tentang: nama, usia, jenis kelamin, status perkawinan,
pekerjaan, agama, pendidikan, suku, bahasa yang digunakan, alamat
rumah, sumber biaya, tanggal masuk RS dan diagnosa medis saat
pengkajian.
b. Sumber Informasi
Berisi tentang : Nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan
pasien, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan masuk RS (UGD/Poliklinik):
Berisikan waktu, keluhan, pemeriksaan fisik dan data
penunjang, serta penatalaksanaan yang dilakukan di IGD atau
Poliklinik.
b. Riwayat kesehatan saat pengkajian/Riwayat Penyakit Sekarang:
1) Keluhan utama saat pengkajian : Kaji keluhan yang paling
dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian meliputi : Penyebab,
hal yang memperberat, hal yang memperingan, kualitas dan
kuantitasnya (skala),dimana lokasi dan region dan penyebaranya,
lama, frekwensi, intensitas, dan sejak kapan terjadinya.
2) Keluhan penyerta : Merupakan keluhan yang menyertai keluhan
utama
c. Riwayat Kesehatan Lalu:
Riwayat kesehatan yang lalu meliputi riwayat alergi, riwayat
kecelakaan, riwayat perawatan selama di rumah sakit meliputi
diagnosa, waktu dan kondisi saat pulang, riwayat penyakit
berat/kronis yang pernah diderita , riwayat pengobatan dan riwayat
operasi .
d. Riwayat Kesehatan Keluarga:
Ceritakan riwayat kesehatan yang ada dikeluarga terkait
dengan riwayat kesehatan yang ada saat ini , faktor penyakit yang
beresiko yang diderita pasien dan penyakit yang ada pada anggota
keluarga, gambarkan genogram dan analisisnya dengan baik minimal
3 generasi.
e. Riwayat Psikososial Spiritual
1) Psikologis
Gali riwayat psikologis pasien meliputi konsep diri yang
terdiri dari (gambaran diri, peran, harga diri, ideal diri,dan
identitas). Konsep diri juga merupakan persepsi individu tentang
fisik dan kepribadian (personality). Konsep diri fisik meliputi
sensasi tubuh dan gambaran tubuh sedangkan konsep diri personal
meliputi konsistensi, ideal diri dan moral etik spiritual. Kecemasan
atau ketakutan yang dialami dan fase kehilangan yang dirasakan.
2) Sosial
Kaji support system (dukungaan keluarga, lingkungan, dan
fasilitas terhadap penyakit yang sedang dialami), fungsi peran
mengidentifikasi tentang interaksi sosial seseorang berhubungan
dengan orang lain.
3) Spiritual
Kaji system nilai kepercayaan yang mempengaruhi kondisi
kesehatan saat sebelum dan saat sakit. Kaji kesehatan spiritual,
meliputi konsep klien mengenai yang Maha Kuasa : Apakah klien
mempunyai sumber pengharapan, kenyamanan, atau kekuatan?,
kegiatan/acara relegius apakah yang penting menurut klien?,
apakah klien melihat hubungan antara kepercayaan spiritualnya
dengan kesehatan atau situasi hidup saat ini?, apakah klien
melakukan acara ritual keagamaan yang dianutnya?, adakah kitab
suci atau tulisan relegius dalam ruangan?
f. Pengetahuan Pasien dan Keluarga
Gali persepsi pasien dan keluarga tentang penyakit, prognosis,
program pengobatan, diet, dan perawatan.
g. Lingkungan
Berisi tentang kondisi rumah meliputi bagaimana kondisi
kebersihanya, ada tidaknya polusi dan yang membahayakan dari
lingkungan rumah yang mengancam kondisi sehat, yang selanjutnya
adalah lingkungan pekerjaan di lihat dari kebersihan, polusi dan bahaya
yang mengancam kondisi sehat.
h. Pola kebiasaan sehari-hari sebelum dan saat sakit:
Jabarkan pola kebiasaan sehari-hari dengan rinci meliputi pola
sebelum dan saat sakit sebagai berikut :
1) Pola Pemenuhan Nutrisi & Cairan :
Pola Nutrisi
Kajilah Pola pemenuhan nutrisi pasien meliputi asupan
baik secara : oral , enteral dan TPN kemudian frekwensi
makan berapa x/hari,ceritakan bagaimana nafsu makan pasien
apakah baik atau kurang jika kurang jelaskan alasanya, kaji diet
apa yang diterima pasien sesuai dengan penyakitnya, kaji
makanan tambahan yang diberikan. Kaji makanan apa yang
disukai dan ada tidaknya alergi terhadap bahan makanan tertentu
ataupun pantangan. Kaji kebiasaan makan pasien sebelum dan
sesudah makan, jumlah kalori/hr. Kaji Perubahan berat badan 3
bulan terakir apakah tetap, bertambah atau berkurang, jika ya
berapa Kg, jelaskan secara rinci.
Pola Cairan
Kaji bagaimana pola pemehuhan kebutuhan cairan pasien
meliputi asupan peroral, apa jenisnya, jumlah dan volume
totalnya sama juga jika pasien mendapat asupan enteral dan
parenteral.
2) Pola Eliminasi
Kaji bagaiman pola pemehuhan kebutuhan eliminasi pasien
ceritakan pola buang air kecil (b.a.k) meliputi (frekwensi
perharinya,waktu,jumlah cc/hari, warna, bau,keluhan yang
berhubungan dengan b.a.k)
Kaji bagaimana pola b.a.b pasien meliputi frekwensi berapa
kali/harinya,waktu, warna, bau,konsistensi, keluhan saat
b.a.b ,ada atau tidaknya pengunaan laxatif/obat pencahar untuk
membantu proses defekasi. Cara menentukan jumlah IWL : 10-15
ml/kg BB/hari (peningkatan suhu tubuh 1 ˚C dari rentang normal
= kehilangan 10% dari jumlah IWL). Tuliskan jumlah balance
cairan.
3) Pola Personal Hygiene
Kaji kebiasaan mandi, oral hygiene, cuci rambut pengkajian
meliputi frekwensi dan waktunya dan kebersihannya.
4) Pola Istirahat & Tidur
Kaji kebutuhan pola istirahat & tidur pasien meliputi lama
tidur dalam jam perharinya siang & malam hari, kebiasaan sebelum
tidur/pengantar tiduryang biasa dilakukan pasien seperti penggunaan
obat tidur atau kegiatan lain yang dilakukan contohnya membaca,
mendengarkan musik atau kegiatan lainya yang mungkin
dilakukan ,kaji apakah klien mengalami gangguan tidur jelaskan
secara rinci.
5) Pola Aktivitas & Latihan
Pengkajian pola aktivitas & latihan pasien meliputi Jenis
pekerjaan atau kegiatan yang biasa dilakukan pasien ,berapa lama
waktu waktunya, adakah kegiatan untuk memanfaatkan waktu
luang,keluhan yang dirasakan dalam beraktivitas atau melaksanakan
kegiatan , kegiatan olah raga yang dilakukan jenis dan frekwensinya,
kaji adanya keterbatasan dalam hal mandi,mengunakan pakaian,dan
berhias jelaskan secara rinci.
6) Pola Kebiasaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Kaji beberapa kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
meliputi kebisaan merokok, minum minuman keras, dan
ketergantungan obat (ya atau tidak), jika ya berapa frekwensi,
jumlah dan lama pemakaian. Untuk ketergantungan obat di kaji juga
jenis, lama pemakaian, frekwensi dan alasan pengunaannya.