Dosen Pengampu :
Ns. Heru Supriyatno, S.
Kep, M. Kes
APA YANG DIMAKSUD DENGAN
ELIMINASI ?
Pengertian Eliminasi menurut kamus bahasa Indonesia, eliminasi
adalah pengeluaran, penghilangan, penyingkiran, penyisihan.
Dalam bidang kesehatan, Eliminasi adalah proses pembuangan sisa
metabolisme tubuh baik berupa urin atau alvi (feses).
Defekasi
• Defekasi atau buang air besar adalah suatu tindakan atau proses
makhluk hidup untuk membuang kotoran atau tinja yang padat
atau setengah-padat yang berasaldari sistem pencernaan
(Dianawuri, 2009).
Miksi
Ureter
Kandung Kemih
Uretra
PROSES BERKEMIH
Berkemih merupakan proses
pengosongan vesika urinaria
(kandung kemih).
Vesika urinaria dapat
menimbulkan rangsangan
saraf bila urinaria berisi ±
250-400 cc (pada orang
dewasa) dan 200-250 cc
Proses
(padapembentukan
anak– anak). urine
melalui 3 tahap:
Filtrasi
Reabsorbsi
Sekresi
Filtrasi
• Bagian pertama dari proses pembentukan urine
adalah filtrasi yaitu proses penyaringan darah
yang mengandung zat sisa metabolisme yang
dapat menjadi racun untuk tubuh.
Reabsorbsi
• Reabsorbsi adalah proses penyerapan kembali
filtrat glomerulus yang masih bisa digunakan oleh
tubuh
Sekresi
• Sekresi adalah tahap terakhir dalam
pembentukan urine, yaitu ketika urine akhirnya
dibuang.
Faktor yang Mempengaruhi
Eliminasi Urine
Diet dan Asupan (in take)
• Jumlah dan tipe makanan merupakan factor utama yang
mempengaruhi output urine (jumlah urine).
Gaya Hidup
• Perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi pemenuhan
kebutuhan eliminasi. Hal ini terkait dengan tersedianya fasilitas
toilet
..
Stres Psikologis
• Meningkatnya stress dapat meningkatkan frekuensi keinginan
berkemih. Hal ini karena meningkatnya sensitivitas untuk
keinginan berkemih dan jumlah urine yang diproduksi ..
Tingkat Aktivitas
• Eliminasi urine membutuhkan tonus otot vesika urinaria yang baik untuk
fungsi sphincter. Kemampuan tonus otot didapatkan dengan braktivitas.
Hilangnya tonus otot vesika urinaria dapat menyebabkan kemampuan
pengontrolan berkemih menurun.
Tingkat Perkembangan
• Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga dapat mempengaruhi pola
berkemih. Hal tersebut dapat ditemukan pada anak, yang lebih memiliki
kesulitan untuk mengontrol buang air kecil. Namun, kemampuan dalam
mengontrol buang air kecil meningkat seiring dengan pertambahan usia.
Kondisi Penyakit
• Kondisi penyakit dapat mempengaruhi produksi urine, seperti penyakit
diabetes militus.
Sosiokultural
• Budaya dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan eliminasi urine,
seperti adanya kultur pada masyarakat tertentu yang melarang untuk
buang air kecil di tempat tertentu.
Kebiasaan Seseorang
• Seseorang yang memiliki kebiasaan berkemih di toilet, biasanya
mengalami kesulitan untuk berkemih dengan melalui urineal/pot urine
bila dalam keadaan sakit.
• Tonus Otot
• Tonus otot berperan penting dalam membantu proses berkemih adalah
otot kandung kemih, otot abdomen, dan pelvis. Ketiganya sangat
berperan dalam kontraksi sebagai pengontrolan pengeluaran urine.
Pembedahan
• Pembedahan berefek menurunkan filtrasi glomerulus sebagai dampak dari
pemberian obat anestesi sehingga menyebabkan penurunan jumlah
produksi urine.
Pengobatan
• Pemberian tindakan pengobatan dapat berdampak pada terjadinya
peningkatan atau penurunan proses perkemihan. Misalnya pemberian
diuretik dapat meningkatkan jumlah urine, sedangkan pemberian obat
antikolinergik dan anthipertensi dapat menyebabkan retensi urine.
• Pemeriksaan
PemeriksaanDiagnostik
diagnostik ini juga dapat mempengaruhi kebutuhan eliminasi
urine, khususnya prosedur – prosedur yang berhubungan dengan tindakan
pemeriksaan saluran kemih seperti intra venus pyelogram (IVP).
MASALAH-MASALAH PADA SISTEM
PERKEMIHAN
Retensi urine
Inkontinensia stres
Inkontinensia dorongan
Inkontinensia luapan
Inkontinensia total
Enuresis
• Enuresis adalah kondisi dimana seseorang
tidak dapat menahan keluarnya air kencing
ketika tidur
• Ada dua jenis enuresis, antara lain:
Enuresis primer
Enuresis sekunder
• Kebiasaan berkemih
PENGKAJIAN • Pola berkemih
• Volume urine
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
TUJUAN
RENCANA
RENCANA TINDAKAN
TINDAKAN
• Kolon
Usus Besar • Rektum
Anus
PROSES DEFAKASI
Usus Halus
Usus Besar
Kolon
Rektum
Rektum
Anus
Proses Defakasi
Usia
Aktivitas
Diet
• Aktivitas dapat mempengaruhi proses defekasi karena melalui aktivitas
tinus otot abdomen, pelvis, dan diafragma dapat membantu kelancaran
proses defekasi.
Lanjutan…
Pengobatan
Diet
Nyeri
Diare
menyebabkan meningkatkan sekresi mukosa.
Akibatnya feces menjadi encer sehingga pasien
tidak dapat mengontrol dan menahan BAB. Pada
diare, elektrolit dan kulit terganggu, terutama pada
bayi dan orang tua. Kondisi yang menyebabkan
diare, antara lain :Stress emosional, infeksi usus,
alergi makanan.
• Yaitu suatu keadaan di mana tidak mampu
Inkontinensia
mengontrol BAB dan udara dari anus, BAB encer
dan jumlahnya banyak.Umumnya disertai dengan
gangguan fungsi spinter anal, penyakit
fekal neuromuskuler, trauma spinal cord dan tumor
spingter anal eksternal.
Flatulens
dinding usus meregang dan distendend, merasa
penuh, nyeri dank ram. Biasanya gas keluar melalui
mulut (sendawa) atau anus (flatus).
Hemoroi
• Yaitu dilatasi, pembengkakan vena pada
dinding rectum (bisa internal dan eksternal).
Hal ini terjadi pada defekasi yang keras,
kehamilan, gagal dengan mudah jika dinding
Keadaan feses
Pengkajian
Faktor yang memengaruhi eliminasi
alvi
Pemeriksaan fisik
Diagnosa keperawatan
1. Konstipasi berhubungan dengan : penurunan respons berdefekasi,
defek persyarafan, kelemahan pelvis, imobilitas akibat cedera
medulla spinalis, dan CVA.
• Tujuan :
• Memahami arti eliminasi secara normal.
• Mempertahankan asupan makanan dan minuman cukup.
• Membantu latihan secara teratur.
• Mempertahankan kebiasaan defekasi secara teratur
Tujuan • Mempertahankan defekasi secara normal.
• Mencegah gagguan integritas kulit.
tindakan
• Bantu latihan buang air besar
TINDAKAN KEPERAWATAN
e. Memberikan Gliserin