LITERATURE REVIEW
P17221174065
JURUSAN KEPERAWATAN
MALANG
2021
PROPOSAL PENELITIAN/SKRIPSI
LITERATURE REVIEW
P17221174065
JURUSAN KEPERAWATAN
MALANG
2021
ii
BAB I
PENDAHULUAN
yaitu COVID-19. Hampir semua negara yang ada di dunia ini mengalami pandemi
COVID-19 ini, tidak terkecuali Indonesia (Fitria & Ifdil, 2020). Virus ini tidak
depresi, kecemasan, ketakutan, dan insomnia (Ran et al., 2020). Banyak remaja di
Tidak jarang siswa mengalami depresi dan kecemasan yang berlebihan terhadap
pandemik Covid ini. Dampak psikologis pada remaja ini masih sangat
menunjukkan angka kasus yang terus bertambah setiap harinya. Sampai saat ini
banyak orang yang terinfeksi virus ini sebanyak 21.617.987 juta jiwa di seruluh
dunia dengan angka kematian mencapai 769.006 ribu jiwa dan angka kesembuhan
yang terinfeksi mencapai 137.468 ribu jiwa dengan angka kematian 6.071 ribu
jiwa serta angka kesembuhan mencapi 91.321 jiwa (Satgas Covid-19, 2020). Akan
ketakutan. Berdasarkan hasil penelitian dari 8079 remaja yang ada di cina sekitar
31,3%, mengalami kombinasi gejala depresi dan kecemasan (Zhou et al., 2020).
1
Dala Penelitian lain yang dilakukan di Bangladesh india pada 505 remaja,
depresi (Khan et al., 2020). Beberapa penelitian juga menyebutkan jika dampak
Salah satu cara menghentikan rantai penularan ini adalah dengan cara
wabah di masa lalu (Khan et al., 2020). Tidak hanya itu Lockdown di sejumlah
negara ini juga mengakibatkan beberapa sekolah tutup untuk jangka panjang yang
berakibat semua remaja dan siswa harus belajar dari rumah. Dengan dilakukannya
karantina di rumah selama Pandemi ini, banyak kaum muda mengalami masalah
kesehatan psikologis.
transisi kultus (Guessoum et al., 2020), dengan masa pandemi ini juga lamanya
masa karantina, takut tertular, kebosanan, kurang informasi, keberadaan, jauh dari
teman sekelas dan guru, kurangnya ruang pribadi di rumah, dan kerugian
finansial dalam keluarga menyebabkan stres pada anak-anak dan remaja (Kılınçel
et al., 2020). Tak hanya itu kematian yang tidak terduga, istirahat sekolah yang
tiba-tiba, dan keributan di rumah juga menjadikan tingkat kecemasan dan stress
Sebagian besar penelitian hingga saat ini masih berfokus pada epidemilogi
dan karateristik pasien yang terinfeksi, juga pada karateristik gen viru COVID-19
2
itu sendiri. Penelitian yang membahasa mengenai dampak psikologis pada remaja
belum banyak dilakukan. Oleh karena itu perlu untuk dilakukan rangkuman
1.3 Tujuan
-19
1. Bagi Masyarakat
2. Bagi penulis
3
Diharapkan penulis dapat memperoleh pengalaman dalam melaksanakan
-19.
COVID -19.
BAB II
4
TINJAUAN PUSTAKA
2 Konsep COVID-19
3 Pengertian COVID-19
Virus corona ini berbentuk bulat dengan protein spike (S) yang
menonjol dari permukaan partikel virus (virion) dan memiliki materi genetik
berupa RNA rantai tunggal. Kata corona dalam bahasa Latin mengandung arti
crown atau mahkota (Bárcena et al., 2009; Neuman et al., 2006). Jika dilihat
berselubung dengan selubung lipid bilayer yang berasal dari membran sel
4 Penyebab COVID-19
Berbagai hewan peliharaan dan hewan liar termasuk unta, sapi, kucing
5
al., 2020). Awal investigasi ditemukan bahwa sebagian besar pasien COVID-
2020). SARS dan MERS penyebaran utamanya melalui kontak dekat dengan
orang yang terinfeksi melalui percikan pernapasan dari batuk atau bersin.
antara petugas kesehatan dan lainnya tanpa riwayat kunjungan ke pasar atau
yang terinfeksi mengalami batuk atau bersin) kemudia dihirup oleh individu di
dekatnya dalam jarak dekat; penularan kontak dapat terjadi ketika individu
menyentuh bagian mulut, hidung atau mata; transmisi aerosol dapat terjadi
Hal ini dikarenakan pasien memiliki ketidaknyamanan perut dan gejala diare,
6
para peneliti menganalisis empat set data dengan transkripom sel tunggal
eritrosit absorptif dari ileum dan usus besar (Zhang et al., 2020).
menimbulkan gejala ringan hingga berat. Sebagian orang yang terinfeksi virus
ini mengalami gejala seperti demam (diatas 38°C), batuk, fatigue (kelelahan),
seperti sakit tenggorokan, sakit kepala, hidung tersumbat, mual muntah, diare.
Dilaporkan juga bahwa adanya gejala seperti kehilangan indra untuk membau
(ARDS), syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan perdarahan
kondisi dengan cepat. Namun pda beberapa pasien datang dengan keluhan
6 Patofisiologi COVID-19
ayam, babi, kuda dan kucing). Coronavirus merupakan jenis virus zootik yang
patogen dan berperan sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu. Host
coronavirus dapat ditemukan pada unta, kelelawar, tikus bambu dan musang.
7
severe acute respiratory syndrome (SARS) dan middle east respiratory
tidak dapat hidup tanpa sel inang. Protein S yang ada dipermukaan virus
enzyme 2 dapat ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, usus
halus, usus besar, otak, lambung, timus, kulit, sumsum tulang, hati, limpa, sel
eritrosit usus halus, sel endotel arteri vena, sel otot polos, sel epitel alveolar
paru. Setelah virus berhasil masuk tahap selanjutnya adalah translasi replikasi
gen RNA genom virus. Kemudian Replikasi dan transkripsi sisntesis RNA
perakitan, virus baru bisa rilis (Fehr, 2015 dalam (Yuliana, 2020).
lalu bereplikasi pada sel epitel napas atas. Kemudian menyebar ke saluran
napas bagian bawah. Masa inkubasi virus ini kurang lebih sekitar 3-7 hari
(PDPI, 2020)
7 Pencegahan COVID-19
Menurut CDC (Centers For Disease Control) saat ini tidak ada
8
a. Orang yang berdekata satu sama lain
menunjukkan gejala
bersin.
5. Menutup mulut dengan tisu atau siku bagan dalam saat batuk atau bersin
6. Desinfeksi peralatan yang sering disentuh setiap hari (Center for Disease
Control, 2020)
dan menentuan perawatan yang sesuai dengan hasil yang diperoleh menurut
9
1. Pemeriksaan kimia darah (darah periver lengkap, analisa gas darah, fungsi
hepar, fungsi ginjal, gula darah sewaktu, elektrolit, faal hemostasis {PT,
APTT, d Dimer})
5. Bronkoskopi
7. Laktat
penularan)
9 Penatalaksanaan Medis
Sampai saat ini belum ada vaksin dan obat yang bisa mencegah atau
mengobati COVID-19. Pengobatan yang ada saat ini ditujukan sebagai terapi
simptomatis dan suportif. Beberapa kandidat vaksin dan obat tertentu dari
Indonesia, 2020).
telah berlangsung dan berbagai metode perawatan sedang diuji oleh para
10
efektovitas anti-virus, terapi kekebalan tubuh antibodi monoklonal dan vaksin
dengan cepat telah muncul. Semua perawatan ini menimbulkan gejala tetapi
COVID-19 yaitu:
Remdesivir
Chloroquine
Hydroxychloroquine
Lopinavir/ritonavir
2) Terapi Plasma
antibodi dari pasien yang telah pulih diberikan dengan transfusi kepada
sehingga lebih sulit bagi virus untuk menempel dan memasuki sel manusia
11
Terapi perawatan antibodi monoklonal tidak disarankan untuk pasien
4) Ventilasi Mekanik
2020).
10 Konsep Remaja
11 Pengertian Remaja
peralihan dari masa kanak-kanak menuju kemasa dewasa. Remaja juga adalah
kelompok yang rentan dan mereka sedang mengalami masa transisi yang sulit
dan dewasa. Selain itu juga ada beberapa pengertian menurut para tokoh-tokoh
latin (adolescene), kata bendanya adolescentia yang berarti remaja yang berarti
purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan
12
periode-periode lain dalam rentang kehidupan anak dianggap sudah dewasa
dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa di bawah tingkat orang-orang yang
intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir
orang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode
remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia
ketergantungan sosial yang penuh, kepada keadaan yang relatife lebih mandiri
(W, 2004).
13
Maka setelah memahami dari beberapa teori diatas yang dimaksud
dengan masa remaja adalah suatu masa peralihan dari masa kanak-kanak
pesat di segala bidang, yang meliputi dari perubahan fisik yang menunjukkan
12 Tahun-tahun Remaja
berlangsung dari mulai umur 13-16 tahun atau 17 tahun, dan akhir masa remaja
bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia matang secara
hukum. Dengan demikian akhir masa remaja merupakan periode yang sangat
singkat (Hurlock, 2003) Menurut Santrock, Awal masa remaja dimulai pada
usia 10-12 tahun, dan berakir pada usia 21-22 tahun (W, 2004)
14
Maka dengan demikian dapat diketahui dari bagian-bagian usia pada
remaja yang dapat dijelaskan sebagai berikut, usia 12-15 tahun termasuk bagian
remaja awal, usia 15-18 tahun bagian remaja tengah, dan remaja akhir pada
usia 18-21 tahun. Dengan mengetahui bagian-bagian usia remaja kita akan
13 Ciri-Ciri Remaja
bermula dari fakta tentang remaja yang memiliki beberapa perilaku khusus,
yaitu:
kekecewaan.
15
sehingga menyebabkan susah menyerap nasehat dan bimbingan dari orang
tua.
yang dialami masa remaja akan memberikan dampak langsung pada individu
belum dapat sebagai orang dewasa. Status remja tidak jelas, keadaan ini
memberi waktu padanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan
menentukan pola perilaku, nilai dan sifat yang paling sesuai dengan dirinya.
perubahan tubuh, minat dan Pengaruh (menjadi remaja yang dewasa dan
kebebasan.
4. Masa remaja sebagai periode mencari Identitas. Diri yang di cari berupa
masyarakat.
demikian karena sulit diatur, cenderung berprilaku yang kurang baik. Hal ini
6. Masa remaja sebagai periode masa yang tidak realistik. Remaj cendrung
16
sendirian orang lain sebagaimana yang di inginkan dan bukan sebagaimana
usia sebelumnya dan didalam meberikan kesan bahwa mereka hamper atau
menggunakan obat-obatan.
kemajuan tertinggi. Masa remaja awal (11-14 tahun), ciri seksual sekunder
remaja laki-laki memiliki testis yang membesar, rambut ketiak, atau rambut
pubis mulai tumbuh. Pada pertengahan masa remaja (14-17 tahun) dan akhir
masa remaja (17-20 tahun) terwujud ciri-ciri sekunder yang baik, struktur
2. Kemampuan berpikir Pada periode awal, kaum remaja mengejar nilai dan
kelompok remaja. Pada saat yang serupa di akhir masa remaja, mereka bisa
intelektualnya.
peran, memperbaiki citra diri, dan meningkatkan rasa cinta, memiliki banyak
17
fantasi hidup, dan idealis. Konsisten dalam harga diri, deskripsi terhadap
citra tubuh dan karakter gender hampir tidak berubah ditahap selanjutnya.
kepada orangtua merupakan ciri khas tahap awal pada remaja. Pada periode
ini, tidak terdapat konflik besar dalam pengawasan orang tua. Masa remaja
pengaturan yang dibuat. Pada periode ini, terjadi desakkan besar dalam
pada orang tua mampu menjaga konflik yang minimal pada remaja akhir.
15 Konsep Depresi
16 Definisi Depresi
18
gangguan mental yang umumnya ditandai dengan perasaan depresi, kehilangan
minat atau kesenangan, penurunan energi, perasaan bersalah atau rendah diri,
sulit tidur atau nafsu makan berkurang, perasaan kelelahan dan kurang
konsentrasi. Kondisi tersebut dapat menjadi kronis dan berulang, dan secara
beberapa faktor, baik faktor genetik, biologi, lingkungan, dan faktor psikologis.
17 Gejala Depresi
Gejala depresi adalah kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara
kita lihat dari tiga segi, yaitu dari segi fisik, psikis, dan sosial.
a. Gejala Fisik
b. Gejala Psikis
2) Sensitif
19
3) Merasa diri tidak berguna
4) Perasaan bersalah
5) Perasaan terbebani
c. Gejala Sosial
sensitif, mudah letih, mudah sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya
berkisar pada masalah interaksi dengan rekan kerja, atasan, atau bawahan.
Masalah ini tidak hanya berbentuk konflik, namun masalah lainnya juga
seperti perasaan minder, malu, cemas jika berada diantara kelompok dan
tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara aktif menjalin hubungan
bunuh diri. Tanda dan gejala lain dari gangguan mood adalah perubahan
(seperti tidur, nafsu makan, aktivitas seksual, dan irama biologis lainnya).
18 Penyebab Depresi
Seperti halnya penyakit lain, penyebab depresi yang sesungguhnya tidak dapat
diketahui secara pasti namun telah ditemukan sejumlah faktor yang dapat
20
memengaruhinya. Seperti halnya dengan gangguan lain, ada penyebab
a. Faktor Fisik
terjadinya depresi, tetapi ada banyak gen di dalam tubuh kita dan tidak
bekerja. Dan tidak ada bukti langsung bahwa ada penyakit depresi
pada orang-orang yang punya periode dimana mood mereka tinggi dan
mood rendah atau gangguan bipolar. Tidak semua orang bisa terkena
yang besar dalam mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi
21
di otak. Otak manusia adalah pusat komunikasi paling rumit dan paling
3) Faktor usia
remaja dan orang dewasa lebih banyak terkena depresi. Hal ini dapat
4) Gender
pria. Bukan berarti wanita lebih mudah terserang depresi, bisa saja
karena wanita lebih sering mengakui adanya depresi daripada pria dan
5) Gaya hidup
22
Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat berdampak pada
makanan yang tidak sehat dan kebiasaan tidur serta tidak olahraga
untuk jangka waktu yang lama dapat menjadi faktor beberapa orang
depresi berhubungan dengan gaya hidup yang tidak sehat pada pasien
6) Penyakit fisik
7) Obat-obatan
8) Obat-obatan terlarang
23
Kebanyakan dari kita merasa lebih baik di bawah sinar matahari
ketika gelap.
b. Faktor Psikologis
1) Kepribadian
individu yang lebih rentan terhadap depresi, yaitu yang mempunyai konsep
diri serta pola piker yang negatif, pesimis, juga tipe kepribadian introvert.
2) Pola pikir
rentan terkena depresi. Secara singkat, dia percaya bahwa seseorang yang
dari kita punya cara optimis dalam berpikir yang menjaga kita
3) Harga diri
24
Harga diri merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan perilaku
berarti bagi orang lain meskipun dirinya memiliki kelemahan baik secara
esteem.
4) Stres
terhadap stress sering kali ditangguhkan dan depresi dapat terjadi beberapa
bulan sesudah peristiwa itu terjadi. Berhm (Lubis, 2009: 80) menyatakan
5) Lingkungan keluarga
25
satu sisi mungkin saja membuat seseorang lebih tabah. Akhibat psikologis,
sosial, dan keuangan yang ditimbulkan oelh kehilangan orang tua yang
Kebanyakan dari kita suka bebas dan suka bertemu orang-orang. Orang
yang sakit keras menjadi rentan terhadap depresi saat mereka dipaksa
dalam posisi dimana mereka tidak berdaya atau karena energi yang mereka
perlukan untuk melawan depresi sudah sudah habis, untuk penyakit jangka
panjang.
19 Konsep Kecemasan
20 Pengertian Kecemasan
Istilah kecemasan dalam Bahasa Inggris yaitu anxiety yang berasal dari
Bahasa Latin angustus yang memiliki arti kaku, dan ango, anci yang berarti
mencekik (Annisa & Ifdil, 2016). Kecemasan adalah emosi yang tidak
ditandai dengan istilah kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang
dialami dalam tingkat dan situasi yang berbeda-beda (KUMBARA et al., 2019).
berlebihan dan kecemasan juga perubahan perilaku. adapun Ciri khas gangguan
perhatian dan ketegangan saat mendekati situasi yang ditakuti, dan menghindari
tersendiri, diantaranya :
anggota tubuh lain yang bergetar atau gemetar, sensasi dari pita ketat yang
berbicara, sulit bernapas, jari-jari atau anggota tubuh lain jadi dingin, panas
dingin, dll
masa depan, keyakinan bahwa sesuatu yang mengerikan akan terjadi tanpa
ada penjelasan yang jelas, merasa terancam oleh orang ayau peristiwa yang
22 Macam-macam Kecemasan
Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra, 2012) menjelaskan kecemasan dalam
1. Trait anxiety
27
2. State anxiety
State anxiety adalah respon individu terhadap suatu situasi yang secara sadar
bentuk:
1. Kecemasan neurosis
terancam.
2. Kecemasan moral
antara ego dan superego. Moral anxiety mucul ketika individu merasa
bersalah, yaitu ketika ia melanggar norma moral ataupun tidak sesuai dengan
3. Kecemasan realistik
23 Gejala Kecemasan
Menurut Sutejo (2018), tanda dan gejala pasien dengan ansietas adalah
cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri serta mudah
tersinggung, pasien merasa tegang, tidak tenang, gelisah dan mudah terkejut,
28
pasien mengatakan takut bila sendiri atau pada keramaian dan banyak orang,
29
BAB III
METODE PENELITIAN
psikologis pada remaja selama pandemic Covid-19. Protokol dan evaluasi dari
penyeleksian studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari
literatur review.
3. Database Pencarian
digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari hasil
sekunder yang didapat berupa artikel jurnal berupa artikel asli (original
database dengan kriteria kualitas tinggi dan sedang, yaitu Pubmed, dan Scient
4. Kata Kunci
30
Dalam pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan
penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Dalam pembuatan kata kunci
Dari tabel diatas dapat ditentukan Keyword Penelitian ini sebagai berikut :
COVID-19 pandemic).
adalah remaja
31
b. Exposure, hal yang akan diteliti. Dalam penelitian ini adalah depresi dan
kecemasan
c. Outcome, hasil yang diperoleh dari observasi penelitian. Dalam penelitian ini
d. Study design, mereview desain penelitian yang digunakan pada artikel. Dalam
Berdasarkan data diatas maka dapat dibuat tabel seperti dibawah ini,
P (Population/problem) Remaja
E (Exposure) Psikologis Remaja
O (Outcome) Dampak psikologis pada remaja selama
pandemic Covid-19
S (Study design) Cross sectional study
Dari tabel diatas dapat ditentukan kriteria Inklusi dan Eksklusi dari Penelitian ini
sebagai berikut :
32
6. Penilaian Studi dan Penilaian Kualitas
mendapatkan 284 yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil pencarian
artikel yang sama sehingga dikeluarkan dan tersisa 270 artikel. Assessment
8. Penilaian Kualitas
penilaian dengan beberapa jenis pertanyaan yang diberi checklist “YA” atau
jawaban “YA” diberi skor 1 kemudian dihitung dan dijumlahkan. Skor yang
atau lebih dari skor 50% yang sesuai dengan kriteria critical appraisal dan
33
34
Catatan pencarian database di
Pubmed, Scientdirect, dan
identifikasi
Googlescholer
(n = 284)
Rekaman dikecualikan
(n = 209)
Hasil pencarian setelah duplikat dihapus 1. Tidak fokus pada remaja (n
(n = 270) = 50)
2. Tidak relevan dengan
Penyaringan
faktor pshycologica (n =
35)
3. Keluar dari pembahasan (n =
Hasil rekaman disaring 165)
(n = 35)
Gambar 3.1 Diagram Flow literature Review Berdasarkan PRISMA 2009 (Polit &
Beck, 2013)
35
Lampiran 1
37
Lampiran 3
38
Lampiran 4
39
Lampiran 5
41
Lampiran 7
42
Lampiran 8
43
Lampiran 9
44
Lampiran 10
45
DAFTAR PUSTAKA
Adhikari, S. P., Meng, S., Wu, Y., Mao, Y., Ye, R., Wang, Q., Sun, C., Sylvia, S.,
Rozelle, S., Raat, H., & Zhou, H. (2020). A scoping review of 2019 Novel
Coronavirus during the early outbreak period: Epidemiology, causes, clinical
manifestation and diagnosis, prevention and control. 1–12.
https://doi.org/10.21203/rs.2.24474/v1
Annisa, D. F., & Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia
(Lansia). Konselor, 5(2), 93. https://doi.org/10.24036/02016526480-0-00
Bárcena, M., Oostergetel, G. T., Bartelink, W., Faas, F. G. A., Verkleij, A., Rottier, P.
J. M., Koster, A. J., & Bosch, B. J. (2009). Cryo-electron tomography of mouse
hepatitis virus: Insights into the structure of the coronavirion. Proceedings of the
National Academy of Sciences of the United States of America, 106(2), 582–587.
https://doi.org/10.1073/pnas.0805270106
Bhavana, V., Thakor, P., Singh, S. B., & Mehra, N. K. (2020). COVID-19:
Pathophysiology, treatment options, nanotechnology approaches, and research
agenda to combating the SARS-CoV2 pandemic. Life Sciences, 261(August),
118336. https://doi.org/10.1016/j.lfs.2020.118336
Cdc.gov/coronavirus. (2020). What you should know about COVID-19 to protect
yourself and others. Cdc.
Center for Disease Control. (2020). What you should know about COVID-19 to
protect yourself and others. Cdc.
China, N. H. C. of P. R. of. (2020). Pneumonia diagnosis and treatment of COVID-
2019 infection from Chinese NHC and CDC 2020.
Dianovinina, K. (2018). Depresi pada Remaja: Gejala dan Permasalahannya. Journal
Psikogenesis, 6(1), 69–78. https://doi.org/10.24854/jps.v6i1.634
Fitria, L., & Ifdil, I. (2020). Kecemasan remaja pada masa pandemi Covid -19. Jurnal
EDUCATIO: Jurnal Pendidikan Indonesia, 6(1), 1.
https://doi.org/10.29210/120202592
Gong, Y., Ma, T., Xu, Y., Yang, R., Gao, L., Wu, S., Li, J., Yue, M., Liang, H., He,
X., & Yun, T. (2020). Early Research on COVID-19: A Bibliometric Analysis.
The Innovation, 1(2), 100027. https://doi.org/10.1016/j.xinn.2020.100027
Guessoum, S. B., Lachal, J., Radjack, R., Carretier, E., Minassian, S., Benoit, L., &
46
Moro, M. R. (2020). Adolescent psychiatric disorders during the COVID-19
pandemic and lockdown. Psychiatry Research, 291, 113264.
https://doi.org/10.1016/j.psychres.2020.113264
Harvard Medical School. (2020). Treatments for COVID-19. Harvard Health
Publishing.
Hurlock, E. B. (2003). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Erlangga.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). KMK No. HK.01.07-MENKES-
413-2020 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 (pp. 31–
34).
Khan, A. H., Sultana, S., Hossain, S., Hasan, M. T., Ahmed, H. U., & Sikder, T.
(2020). The impact of COVID-19 pandemic on mental health & wellbeing
among home-quarantined Bangladeshi students: A cross-sectional pilot study.
Journal of Affective Disorders.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.07.135
Kılınçel, Ş., Kılınçel, O., Muratdağı, G., Aydın, A., & Usta, M. B. (2020). Factors
affecting the anxiety levels of adolescents in home-quarantine during COVID-
19 pandemic in Turkey. Asia-Pacific Psychiatry : Official Journal of the Pacific
Rim College of Psychiatrists, e12406. https://doi.org/10.1111/appy.12406
KUMBARA, H., METRA, Y., & ILHAM, Z. (2019). Analisis Tingkat Kecemasan
(Anxiety) Dalam Menghadapi Pertandingan Atlet Sepak Bola Kabupaten
Banyuasin Pada Porprov 2017. Jurnal Ilmu Keolahragaan, 17(2), 28.
https://doi.org/10.24114/jik.v17i2.12299
Maina, G., Mauri, M., & Rossi, A. (2016). Anxiety and depression. Journal of
Psychopathology, 22(4), 236–250. https://doi.org/10.5005/jp/books/18030_26
Neuman, B. W., Adair, B. D., Yoshioka, C., Quispe, J. D., Orca, G., Kuhn, P.,
Milligan, R. A., Yeager, M., & Buchmeier, M. J. (2006). Supramolecular
Architecture of Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus Revealed by
Electron Cryomicroscopy. Journal of Virology, 80(16), 7918–7928.
https://doi.org/10.1128/jvi.00645-06
PDPI. (2020). PNEUMONIA COVID-19 DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN
DI INDONESIA. In Journal of the American Pharmacists Association (Vol. 55,
Issue 5). Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.
47
https://doi.org/10.1331/JAPhA.2015.14093
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2020). Panduan Praktik Klinis: Pneumonia
COVID-19. Journal of the American Pharmacists Association, 55(5), 1–67.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2013). Essentials of nursing research: Appraising
evidence for nursing practice. Lippincott Williams & Wilkins.
Prastyowati, A. (2020). Mengenal Karakteristik Virus SARS-CoV-2 Penyebab
Penyakit COVID-19 Sebagai Dasar Upaya Untuk Pengembangan Obat Antivirus
Dan Vaksin. BioTrends, 11(1), 1–10.
Qonitatin, N., Widyawati, S., & Asih, G. Y. (2011). Pengaruh Katarsis Dalam
Menulis Ekspresif Sebagai Intervensi Depresi Ringan Pada Mahasiswa. Jurnal
Psikologi Undip, 9(1). https://doi.org/10.14710/jpu.9.1
Ran, L., Wang, W., Ai, M., Kong, Y., Chen, J., & Kuang, L. (2020). Psychological
resilience, depression, anxiety, and somatization symptoms in response to
COVID-19: A study of the general population in China at the peak of its
epidemic. Social Science & Medicine, 262, 113261.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.socscimed.2020.113261
Santrock, J. W. (2003). Adolescence Perkembangan Remaja. Erlangga.
Saputro, K. Z. (2018). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja.
Aplikasia: Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, 17(1), 25.
https://doi.org/10.14421/aplikasia.v17i1.1362
Satgas Covid-19. (2020). Sebaran Covid-19 Di Indonesia. Https://Covid19.Go.Id/.
https://covid19.go.id/
W, S. S. (2004). Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo Persada.
World Health Organization. (2020). Clinical Management COVID-19 Interime
Guidance 27 May 2020. World Health Organization.
Worldometer. (2020). Coronavirus Worldometer. Www.Worldometer.Info.
https://www.worldometers.info/coronavirus/
Wulandari, A. (2014). Karakteristik Pertumbuhan Perkembangan Remaja dan
Implikasinya Terhadap Masalah Kesehatan dan Keperawatannya. Jurnal
Keperawatan Anak, 2, 39–43.
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JKA/article/view/3954
Yuliana. (2020). Corona Virus Disease (Covid-19);Sebuah Tinjauan LiteraturYuliana
(2020) ‘Corona Virus Disease (Covid-19);Sebuah Tinjauan Literatur’, Wellness
48
And Healthy MAgazine, 2(1), pp. 187–192. doi: 10.2307/j.ctvzxxb18.12.
Wellness And Healthy MAgazine, 2(1), 187–192.
https://doi.org/10.2307/j.ctvzxxb18.12
Zhang, H., Kang, Z., Gong, H., Xu, D., Wang, J., Li, Z., Cui, X., Xiao, J., Meng, T.,
Zhou, W., Liu, J., & Xu, H. (2020). The digestive system is a potential route of
2019-nCov infection: a bioinformatics analysis based on single-cell
transcriptomes. BioRxiv, 2020.01.30.927806.
https://doi.org/10.1101/2020.01.30.927806
Zhou, S.-J., Li, ·, Zhang, -Gang, Wang, L.-L., Guo, Z.-C., Wang, J.-Q., Chen, J.-C.,
Liu, · Mei, Chen, · Xi, & Chen, J.-X. (2020). Prevalence and socio-demographic
correlates of psychological health problems in Chinese adolescents during the
outbreak of COVID-19. European Child & Adolescent Psychiatry, 29, 749–758.
https://doi.org/10.1007/s00787-020-01541-4
49