PROPOSAL PENELITIAN
Disusun oleh :
MELI DIANA
SR172100065
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
semoga selalu tercurahkan atas Nabi kita Muhammad SAW yang telah
dari berbagai pihak, untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih dan
Muhammadiyah Pontianak.
penelitian ini.
ii
6. Kedua orang tua saya, Hadadek Pattawek Abang saya Gustian yang selalu
memberi dukungan dan selalu mendoakan setiap saat sehingga saya dapat
7. Sahabat saya yang memberi dukungan penuh baik moral, support dan
Lestari S.kep.
proposal masing-masing.
akhir dari sebuah penulisan tetapi merupakan langkah awal yang masih
Peneliti
iii
HUBUNGAN KECEMASAN DENGAN TEKANAN DARAH PADA
PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KALIMAS KECAMATAN SUNGAI
KAKAP
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Strata Satu (SI)
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak
Oleh :
MELI DIANA
SR172110065
iv
PERSETUJUAN UJIAN
PROPOSAL PENELITIAN
Pembimbing 1 Pembimbing 2
v
PERSETUJUAN
PROPOSAL PENELITIAN
Pembimbing I Pembimbing II
vi
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar- benar hasil
pekerjaan penelitian saya. Adapun kutipan atau saduran hanya sebatas referensi
semata, dan apabila dikemudian hari skripsi yang saya buat ini terbukti meniru
atau menjiplak karya orang lain, saya bersedia mendapat sanksi akademis maupun
sanksi hukum dari lembaga yang berwenang.
MELI DIANA
SR172110065
vii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
BAB 1......................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................5
A. Latar Belakang..............................................................................................5
B. Rumusan Masalah.........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................8
1. Tujuan umum............................................................................................8
2. Tujuan khusus............................................................................................8
D. Manfaat Penelitian........................................................................................8
BAB II...................................................................................................................10
TINJAUAN TEORI.............................................................................................10
A. Konsep teori hipertensi...............................................................................10
B. Konsep Teori Kecemasan...........................................................................22
C. Kerangka Konsep Teori..............................................................................34
D. Keaslian penelitian......................................................................................35
E. Hipotesis penelitian.....................................................................................41
BAB III..................................................................................................................42
METODE PENELITIAN....................................................................................42
A. Kerangka konsep.........................................................................................42
B. Desain penelitian.........................................................................................42
C. Populasi dan sampel....................................................................................43
D. Waktu dan Tempat Penelitian.....................................................................44
E. Definisi Operasional...................................................................................44
F. Instrumen Pengumpulan Data.....................................................................46
G. Uji validitas dan Realibilitas.......................................................................47
H. Prosedur Pengumpulan Data.......................................................................47
I. Rencana dan analisis data...........................................................................50
J. Etika penelitian...........................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................62
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klafikasi Tekanan Darah ……………………………………. 22
Tabel 2.2 Keaslian Penelitian ……….…………………………………. 22
Tabel 3.1 Definisi Operasional ……….…………………………………. 22
ix
DAFTAR SKEMA
Skema 2.1 Respon Kecemasan ……………………………………………. 22
Skema 2.2 Kerangka Konsep Teori Penelitian …………………………..... 22
Skema 3.1 Kerangka Konsep ……………………………...……………..... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Lembar informed
Lampiran B Lembar consent
Lampiran C Lembar Data Karakteristik Responden
Lampiran D Kuesioner Hamilton Rating Scale Of Anxiety
Lampiran E SOP Pengukuran Tekanan Darah
Lampiran F Permohonan Izin Pengambilan Data
Lampiran G Balasan Surat Penelitian
Lampiran H Lembar Konsul
x
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
persentase ini mengalami kenaikan dari tahun 2013 yaitu 25,8%. Pravelensi
yang tinggi mencapai 25,8 % dengan kecenderungan perempuannya lebih
tinggi dari pada laki-laki (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
[Kemenkes RI], 2018). Prevalensi hipertensi untuk wilayah Kalimantan Barat
Tahun 2018 mencapai 36,99%. Sedangkan di puskesmas sungai kakap untuk
penelitian ini di desa kalimas mencapai 33,29%. Hal ini dikarenakan
banyaknya kasus hipertensi yang ditemukan di desa kalimas.
Faktor resiko terjadinya hipertensi dibagi menjadi dua, yaitu faktor
yang tidak dapat dirubah dan dapat yang dirubah. Faktor yang tidak dapat
dirubah diantaranya adalah usia,jenis,kelamin, riwayat, keluaga dan genetik
sedangkan faktor yang dapat dirubah antaranya adalah pola hidup,obesitas
masalah psikologis cemas (Kemenkes RI, 2014). Seseorang penderita
hipertensi mungkin akan menjadi cemas disebabkan penyakit hipertensi yang
cenderung memerlukan pengobatan yang relatif lama, terdapat risiko
komplikasi dan dapat memperpendek usia.
Kecemasan merupakan suatu keadaan bingung, khawatir, takut,
kecewa, gugup atau gelisah sering gemetar, kesulitan tidur atau istirahat, sering
merasa risau apabila ada masalah, cemas saat beraktifitas, sering menyendiri
dan mudah cemas atau penakut serta merasa tidak nyaman akan hal yang
belum terjadi maupun akan terjadi yang menyebabkan seseorang mempunyai
perasaan yang tidak menentu dan merasa tidak berdaya keadaan tersebut dapat
terjadi atau menyertai kondisi situasi kehidupan dan berbagai gangguan
kesehatan (Arifuddin & Nur, 2017).
William (1989) Menjelaskan adapun munculnya kecemasan pada
seseorang yang mengalami hipertensi bukan tidak mungkin disebabkan oleh
tekanan darah itu sendiri. Seperti yang dikemukakan William (1989),
seseorang menjadi cemas karena memikirkan hipertensi yang dideritanya. Hal
ini didukung oleh Nurhayati (1994) yang mengatakan bahwa penderita
hipertensi menghadapi suatu situasi yang bersifat tidak pasti, dan
ketidakpastian ini merupakan salah satu situasi yang menimbulkan kecemasan
pada diri seseorang. Adanya ketidakpastian tersebut bisa saja timbul sewaktu-
3
waktu yang dapat menjadikan tekanan darah penderita menjadi tinggi tanpa
disadari oleh si penderita, sebab perkembangan penyakit hipertensi ini tidak
memberikan gejala-gejala khusus dan tidak mengganggu fungsi fisiologis
penderita (dikutip dalam zahara, 2017,h. 47).
Peningkatan tekanan darah menurut Kartika (2015), dapat terjadi
karena cemas. Faktor cemas dari sudut pandang kognitif dan perilaku seperti
kecemasan dapat menimbulkan penyakit yang berhubungan dengan tekanan
darah tinggi. Penderita yang mengalami kecemasan menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan darah. Pada saat cemas, hormon adrenalin akan
meningkat yang mengakibatkan jantung memompa darah lebih cepat, sehingga
tekanan darah meningkat (Setyawan, 2017).
Kecemasan disebabkan oleh perubahan sistem pusat pada penderita.
didalam sistem saraf pusat, proses tersebut melibatkan jalur Cortex Cerebri,
Limbic sistem RAS (Reticular Activating system), hypothalamus yang
memberikan impuls pada kelenjar hipofisis untuk mensekresikan mediator
hormonal terhadap target organ (kelenjar adrenal), sehingga memacu sistem
saraf otonom melalui mediator hormonal yang lain (catecholoamine).
Hiperaktivitas sistem saraf otonom menyebabkan timbulnya kecemasan.
(Videbeck,2010).
Ansietas mengakibatkan stimulus simpatis secara berkepanjangan yang
berdampak pada vasokonstriksi, peningkatan curah jantung, tahanan vaskular
perifer dan peningkatan sekresi aldosterone yang berdampak pada peningkatan
tekanan darah (Lewis, et al,2005).
Berdasarkan hasil latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui
hubungan tingkat kecemasan dengan penderita hipertensi di desa kalimas
kecamatan sungai kakap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti, merumuskan
masalah penelitian yaitu apakah terdapat hubungan tekanan darah dan
kecemasan pada masyarakat desa kalimas kecamatan sungai kakap.
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
6
7
a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
b. Faktor usia
Setelah usia 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan,
sehingga pembuluh darah akan berangsur-angsur menyempit dan
menjadi kaku. Pertambahan usia menyebabkan beberapa perubahan
fisiologis. Pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi dan aktivitas
simpatif, sensitivitas reflek beroreseptor sebagai pengatur tekanan
darah berkurang, sedangkan peran ginjal berkurang (Anggrani dkk,
2009).
c. Jenis kelamin
Menurut black dan Hawks (2005) dalam rahayu (2012) pada usia
dibawah 55 tahun, hipertensi lebih banyak terjadi pada laki-laki
daripada perempuan, dan pada usia 55-74 tahun kejadian hipertensi
akan sebanding antara laki-laki dan perempuan. Tetapi pada usia
diatas 74 tahun perempuan lebih rentan mengalami hipertensi. Hal ini
dikarenakan wanita yang belum mengalami menoupouse akan
dilindungi oleh harmone estrogen yang berperan dalam meningkatkan
kadar high density lipoprotein (HDL), kadar HDL yang tinggi dapat
mencegah terjadinya proses aterosklerosis (Anggraini dkk, 2009).
d. Kelompok etnis
Hasil penelitian yang dilakukan Jr.dkk (2013), menyimpulkan
bahwa orang kulit putih memiliki prevalensi hipertensi yang rendah
dibandingkan dengan orang kulit hitam. Hasil penelitian Davis (2004)
dalam rahayu (2012) juga menunjukkan bahwa pendduk Amerika
yang berkulit hitam lebih beresiko mengalami hipertensi disbanding
penduduk berkulit putih.
10
e. Kebugaran tubuh
Aktivitas fisik yang teratur akan menurunkan risiko arterosklerosis
yang merupakan salah satu penyebab hipertensi (rahayu, 2012).
Seseorang yang mengalami kelebihan berat/obesitas dapat mengalami
hipertensi. Obesitas dapat menyebabkan peningkatan cardiac output
karena semakin besar masa tubuh semakin banyak pula jumlah darah
yang beredar (Sulastri dkk, 2012).
f. Stres
Stres dan aktivitas pada saraf simpatis memegang peranan penting
dalam menciptakan tekanan darah tinggi. Pada saat seseorang
mengalami stress, harmone adrenalin akan dilepaskan dan kemudian
akan meningkatkan tekanan darah melalui kontraksi arteri dan
peningkatan denyut jantung. Stress yang berlanjut akan menyebabkan
tekanan darah meningkat dan orang tersebut akan mengalamii
hipertensi (South, 2014).
g. Kebiasaan merokok
Zat-zat kimia yang terkandung dalam tembakau dapat merusak
lapisan dalam dinding arteri, sehingga rentan terjadi penumpukan plak
(arterosklerosis). Hal ini terutama disebabkan oleh nikotin yang dapat
merangsang saraf simpatis sehingga memacu kerja jantung lebih keras
dan menyebabkan penyempitan pembuluh darah (Setyana dkk, 2015).
h. Kelas sosial ekonomi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh sihombing
(2010), didapatkan hasil seseorang yang memiliki status ekonomi
tinggi relative berisiko hipertensi daripada seseorang yang berstatus
ekonomi rendah. Namun menurut penelitian yang dilakukan longo-
Mbenza dkk (2007) dalam Dewi (2012), menyebutkan bahwa tekanan
darah tinggi lebih banyak ditemukan pada tingkat sosial ekonomi
rendah, hal ini dikaitkan dengan unsur-unsur seperti Pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dan lingkungan.
4. Tanda dan gejala
11
c. Terapi somatik
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang berkepanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatic (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
1) Psikoterapi diberikan tergantung dari kebutuhan individu, antara lain :
2) Psikoterapi suportif, untuk memberikan motivasi, semangat dan
dorongan agar pasien yang bersangkutan tidak merasa putus asa dan
diberi keyakinan serta percaya diri.
3) Psikoterapi re-edukatif, memberikan Pendidikan ulang dan koreksi
bila dinilai bahwa ketidakmampuan mengisi kecemasan.
4) Psikoterapi re-konstruktif, untuk dimaksudkan memperbaiki Kembali
(re-konstruksi) kepribadian yang telah mengalami goncengan akibat
stressor.
5) Psikoterapi kognitif, untuk memulihkan fungsi kognitif pasien, yaitu
kemampuan untuk berpikir secara rasional, kosentrasi dan daya ingat.
28
a. Umur
Bahwa umur yang lebih menderita stress dari pada umur tua.
b. Keadaan fisik
Penyakit adalah salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan.
Seseorang yang sedang menderita penyakit akan lebih mudah mengalami
kecemasan dibandingkan dengan orang yang tidak sedang menderita
penyakit.
c. Sosial budaya
Cara hidup orang dimasyarakat juga memu gkinkan ti bulnya stress.
Individu yang mempunyai cara hidup teratur akan mempunyai filsafat
hidup yang jelas sehingga umumnya lebih sukar mengalami stress.
Demikian juga dengan seseorang yang keyakinan agamanya rendah.
d. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon
terhadap sesuatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Orang
yang akan mempunyai Pendidikan tinggi akan memberikan respon yang
lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah
29
Kecemasa
Tekanan Hiperte n
darah nsi
Keterangan :
: Diteliti : Diteliti
D. Keaslian penelitian
Penelitian kepustakaan mengenai “ Hubungan Kecemasan Dengan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di Desa
Kalimas Kecamatan Sungai Kakap” menunjukkan beberapa penelitian terkait yang berjenis dengan penelitian ini serta dapat
dijadikan keaslian dalam penelitian ini adalah
2 Hubungan antara Fenty Zahara 2017 Berdasarkan hasil Subjek penelitian Dari hasil ini maka
kecemasan dengan Fakultas analisis yang ini adalah penderita hipotesis yang diajukan
tekanan darah pada psikologi menggunakan hipertensi yang dinyatakan ditolak. Hasil
penderita hipertensi universitas teknik korelasi sedang menjalani lain yang diperoleh dari
di rsu pku potensi utama product moment perawatan di rumah penelitian ini, yakni
Muhammadiyah Jl Kl Yos sakit pku kondisi kecemasan pada
yogyakarta Sudarso km muhammadiyah penderita hipertensi
6.5 No 3A Yogyakarta yang tergolong diatas rata-
Tanjung berjumlah 50 orang rata.
mulia kota
medan 20241
3 Hubungan makanan Muhammad 2020 Pnelitian ini
Penelitian ini Berdasarkan studi ini,
dan aktivitas fisik Firdaus, merupakan berhasil dapat disimpulkan bahwa
terhadap tekanan Windu CHN observasional mengumpulkan 100 peningkatan aktivitas
darah pada pasien Suryaningrat analitik denganpasien hipertensi fisik mempengaruhi
hipertensi di Kapuas desain penelitian yang bersedia pengontrolan tekanan
hulu potong lintang
menjadi subjek darah pada penderita
(cross sectional),penelitian dengan hipertensi
data penelitian
rerata (SD) usia 56
diperoleh (9) tahun dan
menggunakan didominasi laki-laki
kuesioner (71%), dan 10%
penelitian dengan pasien
hipertensi terkontrol
4 Generalized Anxiety Douglas 2010 from a cohort of Experience study. Depression has been the
and Major Carroll, Phd, men who were main focus for research
Depressive Anna C. members of the on mental health and
Disorders, Their Phillips, Phd, U.S. army during physical health
36
E. Hipotesis penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya akan
dibuktikan melalui sebuah penelitian (Notoadmodjo,2012), hipotesis terdiri
dari pernyataan terhadap ada atau tidak adanya hubungan dua variable, yaitu
variabel bebas (independent variables) dan variabel terikat (dependent
variable) (Notoadmodjo,2012).
1. Hipotesis nihil (Ho) : Tidak ada hubungan antara tekanan darah
tinggi dengan kecemasan di desa kalimas kecamatan sungai kakap
2. Hipotesis alternatif (Ha) : Ada hubungan antara tekanan darah tinggi
dengan kecemasan di desa kalimas kecamatan sungai kakap.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka konsep
kecemasan Hipertensi
N 100
n= 2=
1+ Ne 1+ 100¿ ¿
100 100
= = = 80
1+ 100(0,0025) 1,25
42
E. Definisi Operasional
Table 3.1
Definisi operasional
dalam tubuh
lansia
F. Instrumen Pengumpulan Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari Individu
kepada peneliti (Sugiyono,2014). Pada penelitian ini data primer di peroleh
dari hasil penilaian kecdemasan menggunakan kuesioner Hamilton rating
Scale Anxiety. Dan hasil pengukuran tekanan darah menggunakan
sphygnomomanometer. Data primer lain dalam penelitian ini yaitu
karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, usia, tingkat
Pendidikan.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung, misalnya melalui orang lain atau dokumen (Sugiyono,2014). Pada
penelitian ini data sekunder diperoleh dari puskesmas kecamatan sungai
kakap. Data sekunder pada penelitian ini antara lain daftar lansia yang
memiliki riwayat hipertensi, dan usia.
G. Uji validitas dan Realibilitas
Peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas pada alat ukur
tingkat kecemasan, karena kuesioner Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-
A) sudah baku dan diterima secara internasional. HRS-A telah dibuktikan
memiliki validitas dan realibilitas cukup tinggi untuk melakukan pengukuran
kecemasan pada penelitian trial clinic yaitu 0,93 dan 0,97 (Rahmy, 2013).
HRS-A juga telah diuji validas dan realibilitas dan mendapat korelasi dengan r
= 0,57- 0,84 dan r = 0,349) terhadap 30 responden (Nursalam,2003 dalam
Sumanto dkk, 2011).
1. Tahap persiapan
a. Perizinan
Perizinan dimulai dengan tahap penyusunan proposal sampai uji
proposal, kemudian peneliti mengajukan surat perizinan dari institusi
untuk melakukan penelitian di desa kalimas kecamatan sungai kakap,
dilanjutkan dengan perizinan agar peneliti dapat melakukan institusi
tersebut dengan nomor surat : 699/II.1. AU/F/XII/2020.
b. Persiapan alat
Pada tahap ini peneliti menyiapkan sphygmomanometer aneroid dan
stetoskop.
2. Tahap pelaksanaan
a. Beritahu pasien bahwa tindakan akan segera dimulai.
b. Atur posisi klien duduk, periksa alat-alat yang akan digunakan
c. Menggulung lengan baju klien pada bagian atas lengan. Mempalpasi
arteri brakialis. Meletakkan manset 2,5 cm diatas nadi brakhialis 9 ruang
antecubital). Dengan manset masih kempis, pasang manset dengan rata
dan pas di sekeliling lengan atas. Memastikan bahwa manometer di
posisikan secara vertical sejajar mata, pengamat tidak boleh lebih jauh
dari 1m.
d. Mempalpasi arteri radialis atau brakhialis dengan ujung jari dengan satu
tangan sambal menggebungkan manset dengan cepat sampai tekanan 30
mmHg diatas titik dimana denyut tidak teraba lagi. Mengempiskan
manset dan tunggu selama 30 detik.
e. Meletakkan earpieces stetoskop pada telinga dan pastikan bunyi jelas,
tidak muffed. Ketahui lokasi arteri brakhialis dan letakkan bel atau
diafragma chestpiece diatasnya. Jangan membiarkan chestpiece
menyentuh manset atau baju klien.
f. Tutup katup balon tekanan searah jarum jam hingga kencang
47
1. Editing
2. Coding
3. Processing
Setelah semua isian kuesioner terisi penuh dan benar dan sudah
melalui proses pengkodean, maka selanjutnya memproses data agar dapat
48
4. Cleaning
Analisa data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau
sumber data lain terkumpul (Mukhtazar, 2020). Proses analisis data yaitu
tehnik analisis data yang di pergunakan peneliti adalah analisa univariat dan
bivariat.
1. Analisis univariat
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkolaborasi (Notoatmodjo, 2010). Uji
Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi chi square
dengan batas kemungkinan a = 0.05. untuk mengetahui hubungan tingkat
kecemasan dengan peningkatan tekanan darah tinggi di desa kalimas
kecamatan sungai kakap.
49
J. Etika penelitian
Kode responden :
Nim : SR172110065
Pekerjaan : Mahasiswa
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan pada anda
sebagai responden maupun keluarga. Kerahasiaan semu informasi dijaga dan
dipergunakan untuk kepentingan penelitian. jika anda tidak bersedia menjadi
responden, maka tidak ada ancaman bagi anda maupun keluarga. Jika anda
bersedia menjadi responden maka saya, lampiran, dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang saya sertakan. Atas perhatian dan kesediaan menjadi responden
saya ucapkan terimaka
Pontianak, 15 Januari
2020
54
Meli Diana
NIM SR172110065
Lampiran B : Lembar consent
KODE RESPONDEN :
Nama (Inisial) :
Umur :
Jenis Kelamin :
NIM : SR172110065
Dengan ini saya menyatakan secara sadar dan sukarela bersedia untuk ikut
menjadi responden penelitian serta bersedia menjawab semua pertanyaan dengan
sebenar- benarnya dalam penelitian ini. Persetujuan ini saya buat dalam keadaan
sadar dan tanpa adanya paksaan dari siapapun.
Pontianak, 15 Januari 2020
(………………………...)
56
KODE RESPONDEN:
Petunjuk pengisian :
Perasaan cemas
Cemas Firasat buruk
Takut akan pikiran sendiri Mudah tersinggung
Ketegangan
Merasa tegang Lesu
Tidak bisa istirahat tenang Mudah terkejut
Mudah menangis Gemetar
Gelisah
Ketakutan
Pada gelap Pada orang asing
Ditinggal sendiri Pada binatang besar
Pada keramaian lalu lintas pada kerumunan orang
banyak
Gangguan tidur
Sulit masuk tidur Terbangun malam hari
Tidur tidak nyenyak Bangun dengan lesu
Banyak mimpi- mimpi Mimpi buruk
Mimpi menakutkan
59
Gangguan kecerdasan
Sulit berkonsentrasi Daya ingat buruk
Perasaan depresi
Hilangnya minat Berkurangnya kesena-
Sedih ngan pada hobi
Perasaan berubah-ubah Bangun dini hari
Sepanjang hari
Gejala somatik / fisik (sensorik)
Sakit dan nyeri di otot- otot Kaku
Kedutan otot Gigi gemerutuk
Suara tidak stabil
Gejala somatik / fisik (sensorik)
Telinga berdenging atau hitam (tinnitus) penglihatan
Muka merah atau pucat kabur
Perasaan ditusuk- tusuk Merasa lemas
Gejala kardiovaskuler
Denyut jantung cepat berdebar-deb
Nyeri di dada r
Rasa lesu / lemas seperti mau denyut nadi
pingsan mengeras
detak jantung
menghilang
(berhenti
sekejab)
Gejala respitori
Gejala gastrointestinal
Mual muntah
Gejala urogenital
Gejala autonomy
muka merah
61
Tanggal pelaksanaan :
2.stetoskop