PROPOSAL SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh Sarjana
Terapan Keperawatan (Str.Kep) pada program studi Sarjana Terapan dan Ners
Pontianak jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak
MARIANA WULANDARI
NIM 20176523053
Diusulkan Oleh
MARIANA WULANDARI
NIM 20176523053
Pontianak, ……………..…..
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program Studi Sarjana
Poltekkes Kemenkes Pontianak Terapan Keperawatan Pontianak
Agama : Katolik
Nomor HP : 081250847855
RIWAYAT PENDIDKAN
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Pontianak, ……………2020
Penulis,
Materai
Rp 6.000
MARIANA WULANDARI
NIM 20176523053
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Kuasa-Nya
yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga penyusunan
proposal skripsi berjudul perbedaan pengetahuan siswa SMPN 1 Parindu sebelum
dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS dengan media
video animasi dapat terselesaikan.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan
kepada Ns. H.Amandus, S.Kep.,M.PH selaku pembimbing utama dan
Sudarto,S.Kp,M.PH selaku pembimbing pendamping yang penuh kesabaran dan
perhatiannya dalam memberikan bimbingan hingga proposalskripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
Dengan terselesaikannya proposal skripsi ini, perkenankan pula saya untuk
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz, M.Si selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
2. Ibu Nurbani, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
3. Ibu Ns.Puspa Whardani, M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Keperawatan Pontianak Poltekkes Kemenkes Pontianak.
4. Bapak Ns. Mather, S.Kep, M.Sos atas kesediaannya untuk menguji proposal
skripsi ini.
5. Bapak/Ibu pimpinan institusi Prodi Sarjana Terapan Keperawatan Pontianak.
6. Mama saya tercinta yang telah memberikan semangat dan doa dalam
menyelesaikan pendidikan ini.
7. Seluruh Dosen, Instruktur dan Staf Jurusan Sarjana Terapan Keperawatan
Pontianak serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu
yang telah membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini.
8. Seluruh teman satu kelas Reguler A angkatan 2017 Prodi Sarjana Terapan
Keperawatan Pontianak yang telah memberikan semangat dan kenangan
indah selama menempuh pendidikan ini.
Proposal skripsi ini disadari masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan demi kesempurnaan
proposal skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti
dan pihak lain yang membutuhkan.
Pontianak, ..................
Penulis
Mariana Wulandari
NIM 20176523053
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
BIODATA PENULIS............................................................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN.....................................................iv
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................3
C. Tujuan Penelitian................................................................................4
D. Ruang Lingkup....................................................................................4
E. Manfaat Penelitian..............................................................................4
F. Keaslian Penelitian..............................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................45
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Latar Belakang
Jumlah penduduk yang terusmeningkat dan rendahnya
pengetahuantentang Human Immuno Virus atauAcquired Immuno Deficiency
Syndrom(HIV/AIDS) merupakan masalah besarbagi Negara-negara di dunia.
Menurutlaporan dari World Health Organization(WHO) dan Joint United
NationsProgramme on HIV/AIDS (UNAIDS),tahun 2012 sekitar 34 juta
orang di duniasaat ini menderita HIV/AIDS dan angkaini menunjukkan
kenaikan dibandingkandengan angka di tahun 2007 yaitu 33,2juta yang
diakibatkan oleh infeksitingkat tinggi (Qusnul, 2013).
Profil Kesehatan Indonesia tahun2012 melaporkan Angka kematian
(CaseFatality Rate) akibat AIDS pada periode2000-2012 secara umum
cenderungmenurun. Pada tahun 2012 Angkakematian CFR (Case Fatality
Rate)AIDS di Indonesia sebesar 3,17%(Kemenkes RI, 2012). Hingga saat ini
HIV sudah menyebar di 386 kabupaten/kota di seluruh provinsi di Indonesia.
Kasus HIVdilaporkan tahun 1987 sampai September 2014 mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun sejak pertama kali dilaporkan, sedangkan
kasus AIDS terjadi kecenderungan meningkat secara lambat bahkan dari
tahun 2012 kasus AIDS mulai menurun. Jumlah kumulatif penderita HIV dari
tahun 1987 sampai September 2014 sebanyak 150.296 orang dan penderita
AIDS sebanyak 55.799 orang. (Ditjen PP& PL, Kemenkes RI 2014).Jumlah
infeksi yang dilaporkan per Provinsi dari tahun 1987 sampai dengan
September 2014, lebih banyak terjadi di DKI Jakarta (32.782 orang),
dibandingkan dengan jawa timur (19.429 orang), Papua (16.051 orang), Jawa
Barat (13.507 orang), Bali (9.637 orang), Sumatera Utara (9.219 orang), Jawa
Tengah (9.032 orang), Kalimantan Barat (4.474 orang), Kepulauan Riau
( 4.555 orang). (Ditjen PP& PL, Kemenkes RI 2014).
Di Kalimantan Barat data dari dinas kesehatan dari tahun 1993 sampai
dengan Desember 2018 tercatat penularan HIV di seluruh kalbar sebanyak
7.170 kasus, diantaranya 1.114 orangtelah meninggal dunia. Dari jumlah
kasus HIV tersebut diketahui sebagian besar dalam kategori usia
produktif 20-49 tahun dengan presentase sebanyak 80,52% . hal ini tentu
berdampak pada perubahan generasi sebagai penerus kemerdekaan
pembangunan bangsa Indonesia (Dinas kesehatan Kalbar,2018).
Kelompok usia remaja merupakan yang palingpotensial sebagai tunas
bangsa danpenentu masa depan bangsa. Karena itukelompok remaja perlu
mendapatkanpenanganan dan perhatian serius untukdipersiapkan menjadi
manusia yangberguna serta berkembang baik danbenar, meningkatkan
kualitas serta kemampuannya sehingga hasil kerjanyaakan maksimal.
Banyaknya remajayang menunjukkan perilaku positifdengan prestasi
gemilang dari berbagai macam cara yangdapat digunakan agar siswa
mengetahuitentang penyakit HIV/AIDS diantaranyayakni memberikan
penyuluhan sedini mungkin terhadap remaja (Notoatmodjo,2003).
Hasil penelitian Riska,dkk (2016) dengan “Perbedaan Pengetahuan
Tentang HIV/AIDS Pada Siswa dengan Metode Buzz Group dan metode
ceramah” mengemukakan bahwa dari penemuan kasus HIV/AIDS,
menunjukan bahwa kasus AIDS lebih besar dibandingkan dengan kasus HIV,
dengan penemuan terbanyak pada kelompok 20-29 tahun,hal ini karena
terbatasnya akses informasi dan pelayanan kesehatan yang diterima oleh
kelompok usia remaja, sehingga dampak yang ditimbulkan dari rendahnya
pengetahuan tentang HIV/AIDS adalah penderita khususnya remaja baru
menyadari bahwa dirinya terinfeksi penyakit HIV dan sudah memasuki fase
AIDS positif yang dapat menularkan kesemua orang.
Pada penelitian pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video
terhadap tingkat pengetahuan tentang HIV/AIDS di SMA Negeri 1 Parigi
Kabupaten Pangandaran yang dilakukan oleh Lutfi Handayani
mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa transisi, yang ditandai
dengan adanya perubahan fisik, emosi, dan psikologis. Masa remaja dimulai
dengan usia 10-19 tahun, dimana terjadi suatu periode pematangan
organ reproduksi manusia dan sering disebut masa pubertas. Perubahan
yang berkaitan dengan psikologis adalah mudah bereaksi bahkan agresif
dengan rangsangan dari luar yang mempengaruhinya, suka mencari
perhatian dan bertindak tanpa berfikir dahulu, ada kecenderungan tidak
patuh pada orang tua, dan lebih senang pergi bersama temannnya dari pada
tinggal dirumah, cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga
muncul perilaku ingin coba-coba terhadap beberapa hal seperti seks
bebas yang beresiko terhadap penularan HIV/AIDS, untuk itu diperlukan
media yang tepat dan mudah dimengerti oleh para remaja diantaranya media
video. Media pendidikan dengan video memiliki kelebihann tersendiri yaitu
mampu untuk menampilkan gambar yang bergerak, memiliki keunikan
tersendiri yang tidak dimiliki media pembelajaran lainnya, konsep cerita
dikemas menjadi pokok utama dalam pembelajaran dan materi yang panjang
dan sulit disampaikan secara lisan dapat disajikan dalam bentuk film dan
video yang mudah untuk dimengerti siswa.
Masih banyaknya kasus HIV/AIDSyang terjadi di Indonesia, semua
ini karena terbatasnya akses informasi yang berdampak pada rendahnya
pengetahuan tentang HIV/AIDS pada remaja. Salah satu upaya yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan HIV/AIDS yaitu dengan
memberikan pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang HIV/AIDS pada
remaja. Cara yang dilakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan pada
remaja. Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai metode dan
media seperti video animasi.(Notoatmojo,2007).
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode media animasi
selama kegiatan pendidikan kesehatan di SMP Negeri 1 parindu yang
merupakan salah satu sekolah menengah pertama yang terletak di pusat kota
di wilayah Kecamatan Parindu, kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan
Barat. Berdasarkan data verifikasi tahun pelajaran 2020/2021 jumlah
keseluruhan siswa SMP Negeri 1 Parindu adalah 563 siswa dengan 254
jumlah siswa laki-laki dan 309 jumlah siswa perempuan dengan rentang usia
12-16 tahun. Di sekolah ini juga belum pernah ada yang melakukan penelitian
atau penyuluhan yang terkait dengan HIV/AIDS baik itu dari mahasiswa atau
tim kesehatan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang disebutkan bahwa Keterpaparan sumber
informasi berpengaruh terhadap perilaku pencegahan HIV/AIDS hal ini
membuktikan bahwa keterpaparan sumber informasi sangat berperan dalam
perubahan perilaku pencegahan HIV/AIDS. Salah satu cara yang dapat
dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan pada remaja.
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan berbagai metode dan media
seperti video animasi. Oleh karena itu peneliti termotivasi untuk mengetahui
“Perbedaan pengetahuan siswa SMPN 1 Parindu sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS dengan media video
animasi”
3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana “Perbedaan pengetahuan siswa SMPN 1
Parindu sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang
HIV/AIDS dengan media video animasi”.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui perbedaan pengetahuan siswa SMP negeri 1 Parindu
sebelum dilakukan pendidikan kesehatantentang HIV/AIDS dengan
media video animasi.
b. Mengetahui perbedaan pengetahuan siswa SMP negeri 1 Parindu
sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS dengan
media video animasi.
c. Mengetahui perbedaan pengetahuan siswa SMP Negeri 1 Parindu
sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang
HIV/AIDS.
4. Ruang Lingkup
Penelitian ini membahasPerbedaan pengetahuan siswa SMPN 1
Parindu sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang
HIV/AIDS dengan media video animasi. Lingkup penelitian ini merupakan
keperawatan medikal bedah.
5. Manfaat Penelitian
1. Bagi jurusan keperawatan
Sebagai bahan pembelajaran atau sumber pengembangan penelitian
dengan masalah-masalah demi kesempurnaan penelitian.
2. Bagi institusi pendidikan
Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya dalam pengembangan
ilmu kesehatan masyarakat.
3. Bagi institusi kesehatan
Sebagai bahan informasi dan umpan balik dalam rangka pelaksanaan
program pemberantasan HIV/AIDS khususnya di kalangan remaja.
4. Bagi siswa SMP Negeri 1 Parindu
Sebagai informasi dan menambah pengetahuan remaja tentang bahaya
HIV/AIDS, serta dapat mengetahui bahaya dari perilaku berisiko
penyakitHIV/AIDS.
5. Bagi peneliti
Untuk menambah wawasan dan meningkatkan pengetahuan peneliti
tentang permasalahan kesehatan reproduksi yang ada khususnya tentang
masalah perilaku berisiko penyakit HIV/AIDS.
5
6. Keaslian Penelitian
Sejauh ini peneliti belum menemukan penelitian tentang Perbedaan pengetahuan siswa SMPN 1 Parindu sebelum dan sesudah
dilakukan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS dengan media video animasitahun 2020, terkait penelitian yang dilakukan di
Indonesia yaitu;
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Judul Penulis Tujuan Desain Analisa Data Alat Ukur Hasil
Penelitian
1 Tingkat Dian Untuk mengetahui Deskriptif Analisis Kuesioner Menunjukkan
Pengetahuan Puspitasari & gambaran kuantitatif univariat pengetahuan
Remaja Tentang Nur Hikmah pengetahuan remaja tentang
HIV/AIDS Pada remaja tentang HIV/AIDSdi SMP
Siswa Kelas IX HIV/AIDS pada negeri 4 Boyolali
Di SMP Negeri 4 siswa kelas IX di cukup baik yaitu 78
Boyolali SMP negeri 4 orang
(2016) Boyolali (78%),dengan
tingkat
pengetahuan
remaja tentang
pengertian
6
HIV/AIDS
sebanyak 78 orang
(78%), tingkat
pengetahuan
remaja tentang
tanda dan gejala
HIV/AIDS
mempumyai
tingkat
pengetahuan yang
baik yaitu 46
responden (46%),
tingkat
pengetahuan
remaja tentang
penularan
HIV/AIDS cukup
baik yaitu 86
responden (86%) ,
7
tingkatpengetahuan
remaja tingkat
pengetahuan
remaja tentang cara
mencegah tentang
bahaya HIV/AIDS
baik yaitu 78
responden(78%),
HIV/AIDS baik
yaitu 90 reponden
(90%).
2 Gambaran 1. Ulfa hidayah Untuk mengetahui Deskriptif Analisis kuesioner Distribusi frekuensi
Pengetahuan 2. Puspa sari gambaran kuantitatif univeriat pengetahuan
Remaja 3. Ari pengetahuan remaja mengenai
Mengenai indrasusanti remaja mengenai HIV/AIDS
HIV/AIDS HIV/AIDS setelah sebagian besar
Setelah mengikuti program responden
Mengikuti HEBAT di SMP mempunyai
Program Hebat negeri kota pengetahuan yang
8
A. Pendidikan Kesehatan
1. Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang
direncanakanuntuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok
atau masyarakat,sehingga mereka melakukan apa yang di harapkan oleh
pelaku pendidikan,yang tersirat dalam pendidikan adalah: input adalah
sasaran pendidikan(individu, kelompok, dan masyarakat), pendidik adalah
(pelakupendidikan), proses adalah (upaya yang direncanakan
untukmempengaruhi orang lain), output adalah (melakukan apa yang
diharapkanatau perilaku) (Notoatmodjo, 2012).
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental,
spiritual,maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktifsecara sosial dan ekonomi, dan menurut WHO yang paling baru
inimemang lebih luas dan dinamis dibandingkan dengan batasan
sebelumnyayang mengatakan, bahwa kesehatan adalah keadaan sempurna,
baik fisikmaupun mental dan tidak hanya bebas dari penyakit dan
cacat(Notoatmodjo, 2012).
Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan
pendidikandalam bidang kesehatan. Secara opearasional pendidikan
kesehatan adalahsemua kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan
pengetahuan, sikap,praktek baik individu, kelompok atau masyarakat
dalam memelihara danmeningkatkan kesehatan mereka sendiri
(Notoatmodjo, 2012).
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan
Menurut Susilo (2011) tujuan pendidikan kesehatan terdiri dari :
a. Tujuan kaitannya dengan batasan sehat
Menurut WHO (1954) pendidikan kesehatan adalah untukmengubah
perilaku orang atau masyarakat dari perilaku tidak sehatmenjadi
perilaku sehat. Seperti kita ketahui bila perilaku tidak sesuaidengan
prinsip kesehatan maka dapat menyebabkan terjadinyagangguan
12
13
E. Kerangka Teori
Berdasarkan uraian dalam tinjauan pustaka, disusun kerangka teori
sebagaiberikut :
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN
DEFINISI OPRASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini terdiri dari varibel terikat dan
variabel bebas, Menurut Dharma (2011), variabel independen dan dependen
adalah:
1. Variabel independen (bebas) yaitu , variabel sebab yang karakteristik
subjek yang dengan keberadaannya menyebabkan perubahan pada
variabel lain. Variabel independen pada penelitian ini yaitu, pendidikan
kesehatan.
2. Variabel dependen (terikat) yaitu, variabel akibat atau variabel yang akan
berubah akibab pengaruh atau perubahan yang terjadi pada variabel
independen. Variabel dependen pada penelitian ini yaitu, pengetahuan
siswa tentang HIV/AIDS.
Dalam penelitian ini, akan dilakukan pretest pengetahuan siswa
tentang HIV/AIDS kemudian dilakukan pendidikan kesehatan sebagai
intervensi yang diberikan, kemudian dilakukan posttest pengetahuan siswa
tentang HIV/AIDS setelah dilakukan pendidikan kesehatan. Kerangka konsep
dalam penelitian, sebagai berikut :
Keterangan :
: variabel dependen
: variabel independen
: pengaruh
2. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan awal penelitia mengenai hubungan antara
variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil
penelitian. Di dalam pernyataan hipotesis terkandung variable yang akan di
teliti dan hubungan antara variable-variabel tersebut. Pernyataan hipotesis
mengarahkan peneliti untuk menemukan desain penelitian, tekhnik
pengambilan sampel, pengumpulan dan metode analisis data (Dharma,2011).
H0 :tidak ada perbedaan pengetahuan siswa SMP N 1 Parindu sebelum dan
sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS dengan
media video animasi.
Ha : Ada perbedaan pengetahuan siswa SMP N 1 Parindu sebelum dan
sesudah dilakukan pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS dengan
media video animasi.
3. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan penjelasan yang kongkrit tentang
variabel yang akan di ukur meliputi jenis variabel, definisi oprasional dari
variabel- variabel dari penelitian ini yaitu :
1. Variabel independen : pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS dengan
media video animasi yang merupakan kegiatan memberikan pendidikan
kesehatan tentang HIV/AIDS yang dilakukan pada kelompok perlakuan
dengan media video animasi. Pendidikan kesehatan tentang HIV/AIDS
dilakukan di SMP N 1 Parindu pada siswa kelas VIII dengan cara
memberikan video animasi tentang HIV/AIDS untuk di pertontonkan
siswa.
2. Variabel dependen : Pengetahuan siswa SMPN 1 Parindu tentang
HIV/AIDS merupakan kemampuan responden dalam menjawab dengan
benar atas beberapa pertanyaan tes tertulis pada kuesioner tentang materi
HIV/AIDS. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner pengetahuan
dengan alternatif pilihan jawaban a,b,c atau d. Hasil pengukuran
pengetahuan menggunakan skala interval dibagi menjadi 3 yaitu
pengetahuan baik, pengetahuan cukup dan pengetahuan kurang.
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah metode yang di gunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian terhadap jalannya suatu penelitian.Desain
penelitian di tetapkan sebagai tujuan dan hipotesis penelitian (Dharma, 2011).
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen
murni dengan desain preand post test control group design. Peneliti
mengambil desain ini karena ingin mengetahui perbedaan pengetahuan siswa
SMP N 1 Parindu sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan tentang
HIV/AIDS.
Pada desain pre and post test control group desaign resonden
penelitian dibagi secara random menjadi dua kelompok. Satu kelompok
adalah kelompok perlakuan, sedangkan kelompok lain adalah kelompok
kontrol sebagai pembanding. Sebelum perlakuan pada semua kelompok
dilakukan pengukuran awal (pre test) untuk menentukan kemampuan atau
nilai awal responden sebelum perlakuan (uji coba). Selanjutnya pada
kelompok perlakuan dilakukan intervensi sesuai dengan protocol uji coba
yang telah ditentukan direncanakan, sedangkan pada kelompok control tidak
dilakukan intervensi. Setelah pengukuran dilakukan pengukuran akhir (post
test). Pada semua kelompok untuk menentukan efek perlakuan pada
responden.
R1 : O1 X1 O2
R2 : O1 X0 O2
38
n = ¿2
keterangan :
n : Jumlah sampel
Z1-a/2 : Standar normal deviasi untuk α = 1,96
Z1-β : Standar normal deviasi untuk β = 1,282
μ1 – μ2 : Beda mean yang dianggap bermakna secara klinik antara
sebelum perlakuan (pre test) dan setelah perlakuakn (post
test) = 10
σ : Estimasi standar deviasi dari beda mean data pre test dan
post test berdasarkan literature = 15
40
n [
=
(Z 1−α /2 +Z 1− β )x σ
μ1−μ2 ] 2
= [ ( 1,96+1,282 ) x 15
10 ] 2
= 23,65
= 24 siswa
Jadi pada penelitian ini jumlah sampel yang diperlukan adalah 24
sampel, namun karena penelitian yang akan dilakukan akan berlangsung
cukup lama dengan resiko sampel drop out tinggi maka dilakukan
koreksi atau penambahan jumlah sampel sebanyak 15% dari jumlah total
sampel dari 24 menjadi 28 sampel sehingga total sampel berjumlah 56
orang. Penentuan sampel dilakukan dengan metode kocok arisan dengan
cara menulis nama siswa pada kertas kemudian digulung dan dikocok
dalam botol lalu dikeluarkan sebanyak 56 gulung. Setelah mendapat 56
siswa selanjutnya dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok kontrol
dan kelompok perlakukan. Sampel yang menjadi kelompok perlakuan
ialah kelompok sampel yang nilai pre test nya lebih rendah.
Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini yaitu :
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek peneliti pada
populasi target dan populasi terjangkau (Nursalam, 2013). Kriteria
inklusi pada penelitian ini adalah:
1) Siswa SMP Negeri 1 Parindu dapat berkomunikasi dengan baik
2) Siswa SMP Negeri 1 Parindu bersedia menjadi responden dalam
penelitian
3) Siswa kelas VIII SMP N 1 Parindu
4) Sehat jasmani maupun rohani
b. Kriteria eksklusi
41
3. Pengelolaan Data
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan.Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
43
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode atau simbol terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori.Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan
komputer.Biasanya dalam pemberian kode juga dibuat juga daftar kode
dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali
melihat dan arti suatu kode dari satu variabel.
3. Tabulating
Tabulating adalah mengelompokkan data kedalam satu table
tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki.Pada data ini dianggap bahwa
data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola
format yang telah dirancang.
4. Entry
Memasukan data dari kuesioner yang sudah lengkap dan telah
diberikan kode kedalam program computer.
5. Cleaning
Cleaning yaitu memeriksa kembali data yang sudah di-entry
untuk mengetahui kemungkinan adanya data yang masih salah atau tidak
lengkap sebelum dilakukan analisis.
4. Analisis Data
1. Analisis univariat
Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan karakteristik
variabel penelitian. Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan
karakteristik masing-masing variabel yang diteliti. Analisis univarat
dalam penelitian ini menggunakan data kategorik yaitu usia, jenis
kelamin, dan sumber informasitentang HIV/AIDS.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis hubungan antar dua
variabel. Penelitian ini menggunakan analisis paired t test untuk
mengetahui perbedaan nilai rata-rata pengetahuan siswa SMPN 1 Parindu
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan tentang
HIV/AIDS dengan media video animasi menggunakan uji paired t test
44
5. Etika Penelitian
Etika penelitian yang memberikan jaminan bahwa keuntungan yang di dapat
dari penelitian jauh melebihi efek samping yang ditimbulkan. Pemahaman
etika penelitian merupakan suatu keharusan bagi peneliti dibidang
keperawatan. (Dharma, 2011). Prinsip dasar etik penelitian:
1. Menghormati hakikat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Peneliti harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia.Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk
menentukan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy).
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy and
confidentialy). Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan
hak asasi untuk mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bias
dipungkiri bahwa penelitian menyebabkan terbentuknya informasi
tentang subjek. Sehingga peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi
yang menyangkut privasi subjek yang tidak ingin identitas dan segala
informasi tentang dirinya diketahui oleh orang lain.
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas (respect for justice inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwa
penelitian dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan
propesional.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harm and benefits)
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus
mempertimbangkan manfaat yang besar.
45
6. Jadwal Penelitian
Tabel 4.1 jadwal penelitian
No Kegiatan Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu
2020 2020 202 2021 2021 2021 202 2021 2021 2021 2021
0 1
1 Pembuatan
proposal
2 Seminar proposal
3 Revisi proposal
Mengurus uji etik
4 Pengumpulan data
5 Analisa data
6 Pembuatan
laporan
7 Seminar hasil
46
DAFTAR PUSTAKA
Aung Zaw, Anisah, Wee KW, Kyin H, Than N, Kamil, et al.(2013). Cross
SectionalStudy of Knowledge, Attitude, and Practice on HIV Infection
amongSecondary School Students in Kuala Terengganu. International
Journal ofMedicine and Medical Sciences, Vol. 4
45
46
LAMPIRAN
Lampiran 1
Kepada :
Calon Responden
Dengan hormat,
Bersama dengan surat ini saya sampaikan bahwa saya yang bertanda
tangan dibawah ini :
Mariana Wulandari
20176523053
48
Lampiran 2
.......................................
49
Lampiran 3
Lampiran 4
LEMBAR KUESIONER
Identitas Responden
No. Responden : (diisi oleh peneliti)
1. Umur : tahun
2. Jenis kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
3. Kelas :
a. ADSI
b. AIDS
c. ASDI
d. AISD
4. HIV/AIDS dapat ditularkan melalui…
a. Keringat
b. Muntahan
c. Darah
d. Air mata
a. Mengkonsumsi alcohol
b. malas berolahraga
c. mengkonsumsi makanan instan
d. mengkonsumsi makanan bergizi
10. Siapa saja yang beresiko terinfeksi HIV/AIDS ?
a. PSK & LGBT
b. Petugas kesehatan
c. Pengguna narkoba
d. Semua benar