Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT II DENGAN SISTEM


PERNAFASAN PADA PASIEN CORONA VIRUS DISEASE 2019

MARIANA WULANDARI
NIM. 20176523053

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2020/2021
i
VISI DAN MISI

VISI
DIPLOMA IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PONTIANAK
“Menjadi Institusi Pendidikan Diploma IV Keperawatan Unggulan
Kegawatdaruratan yang Bermutu dan Mampu Bersaing di Tingkat Regional pada
tahun 2020.”

MISI
DIPLOMA IV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENES PONTIANAK
1. Meningkatkan Program Pendidikan Tinggi Diploma IV Keperawatan
Unggulan Kegawatdaruratan Yang Berbasis Kompetensi.
2. Meningkatkan Program Pendidikan Tinggi Diploma IV Keperawatan
Unggulan Kegawatdaruratan Yang Berbasis Penelitian.
3. Mengembangkan Upaya Pengabdian Masyarakat Bidang Diploma IV
Keperawatan Unggulan Kegawatdaruratan Yang Berbasis IPTEK dan
Teknologi Tepat Guna.
4. Mengembangkan Progam Pendidikan Tinggi Diploma IV Keperawatan
Unggulan Kegawatdaruratan Yang Mandiri, Transparan, Dan Akuntabel.
5. Mengembangkan Kerja Sama Baik Lokal Maupun Regional.

i
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui pada :


Hari :
Tanggal :

Pembimbing Akademik

Sudarto, S.Kp, MPH

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Kuasa-
Nya yang telah memberikan segala nikmat dan kesempatan sehingga
penyusunan laporan pendahuluan yang berjudul Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat II Dengan Sistem Pernafasan Pada Pasien Corona Virus Disease 2019
dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu kritik dan saran
yang membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penulisan
modul ini.

Pontianak,....................

Ririn Setyo Putri


20176523094

iii
DAFTAR ISI

4
1. Konsep Penyakit
A. Pengertian

Corona virus (CoV) adalah keluarga besar dari virus yang menyebabkan
penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah, seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Corona virus 2019 (COVID-19) merupakan corona virus jenis baru
yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan mulai dari flu biasa hingga
penyakit yang lebih parah seperti pneumonia dan pada akhirnya dapat
menyebabkan kematian terutama pada kelompok yang rentan seperti orang tua,
ana-anak, dan orang-orang dengan kondisi kesehatan yang kurang adekuat.
Sebagian besar coronavirus adalah virus yang tidak berbahaya. Virus corona
pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1960 dalam hidung pasien
yang terkena flu biasa (common cold). Virus ini diberi nama berdasarkan
struktur mirip mahkota di permukaannya. “Corona” dalam bahasa Latin berarti
“halo” atau “mahkota”. Dua corona virus pada manusia, yaitu OC43 dan 229E,
adalah yang bertanggung jawab atas terjadinya sebagian flu biasa. Penyakit
SARS, MERS, dan COVID-19 yang menjadi pandemi saat ini disebabkan oleh
tipe coronavirus lain.

B. Etiologi

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu


kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar
kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai
sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi
pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke
manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari
manusia ke manusia.
Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

1) Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat

5
penderita COVID-19 batuk atau bersin
2) Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
3) Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19

C. Patofisiologi
Sama seperti flu, COVID-19 dimulai di paru-paru dan menyebar
melalui tetesan air ketika seseorang bersin atau batuk. WHO melaporkan
bahwa SARS menyerang tubuh dalam tiga fase, yaitu replikasi virus,
hiperaktif imun, dan perusakan paru-paru, yang tampaknya mirip dengan
bagaimana COVID-19 menyerang tubuh manusia. Penelitian awal
menunjukkan COVID-19 bereplikasi secara efisien di saluran pernapasan
bagian atas. Orang yang terinfeksi menghasilkan sejumlah besar virus pada
awal infeksi dan penelitian baru mengungkapkan bahwa masa inkubasi
infeksi adalah 5,1 hari. COVID-19 hadir dalam tiga pola infeksi, yaitu
dimulai dengan penyakit ringan dan gejala saluran pernapasan atas,
kemudian diikuti oleh pneumonia. Setelah sekitar satu minggu, pneumonia berat
dengan sindrom gangguan pernapasan akut dapat berkembang dengan cepat dan
kadang-kadang membutuhkan alat bantu pernapasan.

D. Tanda dan Gejala

Untuk infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi, penyakit yang dilaporkan


bervariasi mulai dari orang yang sakit ringan sampai orang yang sakit parah dan
sekarat, gejala-gejala ini dapat muncul hanya dalam 2 hari atau selama 14 hari
setelah paparan berdasarkan apa yang telah dilihat sebelumnya sebagai masa
inkubasi virus MERS. Tanda gejalanya antara lain:
1) Demam

2) Batuk kering

3) Sesak napas

4) Hidung berair

5) Sakit kepala

6
6) Sakit tenggorokan

7) Tidak enak badan secara keseluruhan


Jenis virus corona lain bisa menyebabkan gejala yang lebih serius. Infeksi ini
dapat mengarah ke bronkitis dan pneumonia, terutama pada orang- orang dari kelompok
berisiko.

E. Komplikasi
1) Komplikasi akibat penggunaan ventilasi mekanik invasif (IMV) yang lama
2) Ventilator-associated pneumonia (VAP)
3) Tromboemboli vena

F. Pemeriksaan Diagnostik

Pada saat ini, pengujian diagnostik untuk COVID-19 hanya dapat


dilakukan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk oleh pemerintah, jika di Amerika,
ada yang namanya CDC (Center for Disease Control and Prevention). Untuk
meningkatkan kemungkinan mendeteksi infeksi, CDC merekomendasikan
pengumpulan tiga jenis spesimen: pernapasan bawah, pernapasan atas, dan
spesimen serum untuk pengujian. Peran CDC antara lain:
1) CDC telah mengirimkan tim multidisiplin ke Washington, Illinois,
California, dan Arizona untuk membantu departemen kesehatan dengan
manajemen klinis, pelacakan kontak, dan komunikasi.
2) CDC telah mengembangkan tes Reaksi-Polymerase Chain Reaction (rRT-
PCR) real-time yang dapat mendiagnosis COVID-19 dalam sampel serum
pernapasan dari spesimen klinis.
3) Saat ini, pengujian untuk virus ini harus dilakukan di CDC, tetapi dalam
beberapa hari dan minggu mendatang, CDC akan berbagi tes ini dengan
mitra domestik dan internasional.
4) CDC mengunggah seluruh genom virus dari kelima kasus yang dilaporkan
di Amerika Serikat ke GenBank.

7
G. Penatalaksanaan Medik
Tidak ada pengobatan antivirus khusus yang direkomendasikan untuk
infeksi COVID-19, dan tidak ada vaksin saat ini untuk mencegahnya. Sebagian
besar penyakit akibat virus termasuk COVID-19 adalah self- limiting disease.
Artinya, penyakit tersebut bisa sembuh dengan sendirinya. Walau demikian, ada
hal-hal yang dapat meredakan gejala penyakit akibat corona virus, antara lain:
1) Minum obat flu atau pereda nyeri yang disarankan.
2) Gunakan pelembap ruangan atau mandi dengan air panas untuk melegakan
sakit tenggorokan dan batuk.

2. Konsep Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
Pengkajian pasien yang diduga COVID-19 harus mencakup:
1) Sejarah perjalanan: Penyedia layanan kesehatan harus mendapatkan riwayat
perjalanan yang terperinci untuk pasien yang dievaluasi dengan demam dan
penyakit pernapasan akut.
2) Pemeriksaan fisik: Pasien yang mengalami demam, batuk, dan sesak napas
dan yang telah melakukan perjalanan ke Wuhan, Cina baru-baru ini harus
ditempatkan di bawah isolasi segera.
B. Diagnosa Keperawatan
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi, hipersekresi
jalan nafas.
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus-
kapiler.
C. Intervensi dan Rasional
1) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan proses infeksi, hipersekresi
jalan nafas.
Tujuan :
bersihan jalan nafas efektif
kriteria hasil :
a) Mengeluarkan secret secara efektif
b) Mempunyai jalan napas yang paten
c) Irama dan frekuensi pernapasan dalam batas normal
8
Intervensi dan rasional :
a) Kaji fungsi pernafasan, contoh bunyi nafas, kecepatan, irama dan kedalaman
serta penggunaan otot aksesori.
Rasional : Penurunan bunyi nafas dapat menunjukkan atelektasis. Ronki, mengi
menunjukkan akumulasi sekret/ketidakmampuan untuk membersihkan jalan
nafas yang dapat menimbulkan penggunaan otot aksesori pernafasan dan
peningkatan kerja pernafasan.
b) Catat kemampuan untuk mengeluarkan mukosa/batuk efektif, catat karakter,
jumlah sputum, adanya hemoptisis.
Rasional : Pengeluaran sulit bila sekret sangat tebal (mis. efek infeksi dan/atau
tidak adekuat hidrasi). Sputum berdarah kental atau darah cerah diakibatkan
oleh kerusakan (kavitasi) paru atau luka bronkial dan dapat memerlukan
evaluasi/intervensi lanjut.
c) Berikan pasien posisi semi atau fowler tinggi. Bantu pasien untuk batuk dan
latihan nafas dalam.
Rasional : Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan
upaya pernafasan. Ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan
meningkatkan gerakan sekret kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan.
2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus-
kapiler.
Tujuan :
gangguan pertukaran gas akan berkurang
kriteria hasil :
a) Melaporkan penurunan dispnea
b) Fungsi paru dalam batas normal
Intervensi dan rasional :
a) Kaji dispnea, takipnea, tak normal/menurunnya bunyi nafas, peningkatan
upaya pernafasan, terbatasnya ekspansi dinding dada dan kelemahan.
Rasional : TB paru menyebabkan efek luas pada paru dari bagian kecil
bronkopneumonia sampai inflamasi difus luas, nekrosis, effusi pleural, dan
fibrosis luas. Efek pernafasan dapat dari ringan sampai dispnea berat sampai
distress pernafasan.

9
b) Evaluasi perubahan pada tingkat kesadaran. Catat sianosis dan/atau perubahan
pada warna kulit, termasuk membran mukosa dan kuku.
Rasional : Akumulasi sekret/pengaruh jalan napas dapat mengganggu
oksigenasi organ vital dan jaringan.
c) Tunjukkan/ dorong bernapas bibir selama ekshalasi, khususnya untuk pasien
dengan fibrosis atau kerusakan parenkim.
Rasional : Membuat tahanan melawan udara luar, untuk mencegah
kolaps/penyempitan jalan napas, sehingga membantu menyebarkan udara
melalui paru dan menghilangkan/menurunkan napas pendek.

10
11

Anda mungkin juga menyukai