Oleh
SALSABILLAH AULIA
118170166
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2022
GAMBARAN RADIOGRAFI TORAKS PADA PNEUMONIA
DI RSD GUNUNG JATI CIREBON PERIODE TAHUN 2019-2020
Oleh
SALSABILLAH AULIA
118170166
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2022
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH
Disusun oleh
SALSABILLAH AULIA
118170166
Telah disetujui
Cirebon, September 2022
Pembimbing 1 Pembimbing 2
i
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN
Yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Salsabillah Aulia
NIM : 118170166
Alamat : Jl. Kalitanjung RT 05/04 Kel. Karyamulya
Kecamatan : Kesambi
Dengan ini menyatakan bahwa,
1. Karya Tulis Ilmiah saya ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di UGJ maupun di perguruan tinggi
lain.
2. Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian
saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing.
3. Dalam KTI ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di UGJ.
Penulis
Salsabillah Aulia
(NPM:118170166)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Gambaran
Radiografi Toraks Pneumonia di RSD Gunung Jati Cirebon Periode Tahun 2019-
2020. Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu
syarat presentasi rancangan penelitian pada program studi akademik pendidikan
dokter di Fakultas Kedokeran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Saya
menyadari sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak serta penyusunan sampai dengan
terselesaikannya karya tulis ilmiah ini. Bersama ini saya menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya serta penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Rektor Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Prof. Dr. H. Mukarto
Siswoyo, M.Si, yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menimba
ilmu di Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Catur
Setiya, dr., M.Med.Ed. yang telah memberikan sarana dan prasarana kepada
saya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik dan lancar.
3. dr. Merliana Debyanti, MM.,Sp.Rad selaku dosen pembimbing pertama yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing saya dalam
penulisan laporan hasil penelitian ini.
4. Mustika Weni, S. Si.M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang telah
menyediakan waktu, tenaga dan pikiraan untuk membimbing saya dalam
penulisan laporan hasil penelitian ini.
5. Orang tua tercinta yaitu Mohamad Irfan dan Julia Handayani beserta keluarga
saya yang senantiasa memberikan dukungan material dan moral berupa doa
yang tulus, nasehat, dan motivasi kepada saya.
iii
6. Keluarga besar Roften Cardio Fakultas Kedokteran Unswagati Angkatan 2018
atas semangat, dukungan, kerja keras, bantuan dan doa yang tidak pernah
luput.
7. Serta pihak lain yang tidak mungkin saya sebutkan satu-persatu atas
bantuannya secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan hasil
penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Mohon maaf apabila terdapat
kekurangan dalam laporan hasil penelitian ini. Semoga penelian ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Salsabillah Aulia
iv
DAFTAR ISI
v
2.1.1.5 Klasifikasi ............................................................................... 12
2.1.1.6 Faktor Resiko .......................................................................... 13
2.1.1.7 Manifestasi Klinis ................................................................... 13
2.1.1.8 Diagnosis ............................................................................... 14
2.1.2 Pemeriksaan Pneumonia .................................................................... 14
2.1.2.1 Pemeriksaan Foto Toraks ........................................................ 14
2.2.Kerangka Teori ......................................................................................... 22
2.3.Kerangka Konsep ..................................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 24
3.2.Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................. 24
3.3.Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................... 24
3.4.Populasi dan Sampel ................................................................................ 24
3.4.1 Populasi Target ............................................................................... 24
3.4.2 Populasi Terjangkau ....................................................................... 24
3.4.3 Sampel Penelitian ........................................................................... 24
3.4.3.1 Kriteria Inklusi ........................................................................ 24
3.4.4.2 Kriteria Eksklusi ..................................................................... 25
3.4.4 Cara Sampling ................................................................................ 25
3.4.5 Besar Sampel .................................................................................. 25
3.5.Variabel Penelitian .................................................................................. 26
3.6.Definisi Operasional ................................................................................ 27
3.7 Cara Pengumpulan Data ......................................................................... 29
3.7.1 Bahan dan Alat ............................................................................... 29
3.7.2 Prosedur Penelitian ......................................................................... 29
3.7.2.1 Tahap Persiapan ...................................................................... 29
3.7.2.2 Tahap Pelaksanaan .................................................................. 29
3.7.2.3 Tahap Penyelesaian ................................................................ 29
vi
3.8.Alur Penelitian .......................................................................................... 30
3.9.Analisis Data ............................................................................................. 31
3.10.Etika Penelitian ....................................................................................... 31
BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ......................................................................................... 32
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................... 35
4.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 37
BAB V KESIMPULAN dan SARAN
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 38
5.2 Saran ......................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 39
LAMPIRAN 42
vii
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR SKEMA
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Konsolidasi padatengah dan bawah kanan diikuti efusi pleura pada
Streptococcal pneumonia ........................................................................ 15
Gambar 2 Hydropneumothorax pada sisi kanan dan konsolidasi pada tengah dan
bawah kiri pada Staphylococcal pneumonia ........................................... 16
Gambar 3 A dan B menunjukkan perkembangan pesat konsolidasi bilateral lobar
pada pneumonia Legionella ..................................................................... 16
Gambar 4 Konsolidasi pada lobar dengan tonjolan fisura pada pneumonia
Klebsiella………………………………………………………………...17
Gambar 5 Kavitas dengan air fluid level pada kanan atas paru ............................... 17
Gambar 6 Konsolidasi dengan air fluid level pada paru kanan bawah dan
konsolidasi pada paru kiri bawah ............................................................ 18
Gambar 7 Opasitas perihilar retinodular dengan peribronkial menebal .................. 19
Gambar 8 Ground glass opacities pada bilateral paru ............................................. 19
Gambar 9 Opasitas difus nodular pada bilateral paru .............................................. 20
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
GAMBARAN RADIOGRAFI TORAKS PADA PNEUMONIA DI
RSD GUNUNG JATI CIREBON PERIODE TAHUN 2019-2020
ABSTRAK
xiii
intersitisial sebanyak 58 kasus, pada lokasi pneumonia terbanyak yaitu pada paru
kanan sebanyak 48 kasus (50,0%) dan pada distribusi pneumonia terbanyak yaitu
pada distribusi fokal sebanyak 52 kasus (54,2%).
Kesimpulan: Gambaran foto toraks pneumonia lebih banyak ditemukan pada
kelompok usia 50-60 tahun, pada kedua jenis kelamin didapati jumlah yang sama,
dengan gambaran radiografi pneumonia interstisial, distribusi fokal dan lokasi pada
paru kanan.
Kata Kunci: Pneumonia, Foto Toraks, Karakteristik Demografi
xiv
IMAGING OF THORACIC RADIOGRAPHY IN PNEUMONIA
AT GUNUNG JATI CIREBON HOSPITAL PERIOD 2019-2020
ABSTRACT
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.2 Epidemiologi
Penyakit saluran napas merupakan penyebab angka kematian dan kecacatan
yang tertinggi di seluruh dunia. Sekitar 80% dari seluruh kasus baru praktek
umum berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi di masyarakat
(PK) atau di dalam rumah sakit/ pusat perawatan (pneumonia nosokomial/PN).
Pneumonia yang merupakan bentuk infeksi saluran napas bawah akut di
parenkim paru- paru yang serius dijumpai sekitar 15-20%. Kejadian PN di ICU
lebih sering disbanding PN di ruangan umum yaitu yang dijumpai hampir 25%
dari semua infeksi di ICU dan 90 % pada saat ventilasi mekanik. Pneumonia
yang berhubungan dengan ventilator (PBV) didapat pada 9- 27% dari pasien
yang diintubasi. (6)
Infeksi saluran pernafasan bagian bawah dan pneumonia adalah dua penyebab
utama kematian, terhitung lebih dari 4 juta kematian setiap tahun. Ini khususnya
penyebab penting kematian di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Pernapasan bawah Infeksi saluran membunuh lebih banyak orang daripada
manusia virus imunodefisiensi (HIV), TB dan malaria gabungan. Itu adalah
penyebab utama kematian pada anak di bawah usia 5 tahun di luar periode
9
10
neonatal. Pneumonia membunuh 920.136 anak usia di bawah 5 tahun pada tahun
2015, terhitung 15% dari kematian di usia kelompok ini. Itu juga merupakan
penyebab utama keduatahun kehidupan hilang karena kematian dini dan salah
satu alasan paling sering untuk rawat inap. (4)
Pneumonia semakin sering dijumpai pada orang lanjut usia (lansia) dan sering
pada penyakit paru obstruksi kronik (PPOK). Juga dapat pada pasien dengan
penyakit lain seperti diabetes mellitus (DM), payah jantung, penyakit arteri
coroner, keganasan, insufisiensi renal, penyakit saraf kronik, dan penyakit hati
kronik. Faktor predisposisi yang lain berupa kebiasaan merokok, pasca infeksi
virus, diabetes mellitus, keadaan imunodefisiensi, kelainan atau kelemahan
struktur organ dada dan penurunan kesadaran. Juga adanya tindakan invasif
seperti infus, intubasi, trakeostomi, atau pemasangan ventilator. Perlu
diperhatikan pada lingkungan juga seperti rumah jompo, penggunaan antibiotic,
dan obat suntik IV, serta keadaan alkoholik meningkat memungkinkan dapat
terinfeksi bakteri gram negatif. (6)
2.1.1.3 Etiologi
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, yaitu
bakteri, virus, jamur dan protozoa. Dari kepustakaan pneumonia komuniti yang
diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif,
sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram negatif
sedangkan pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob. Akhir-
akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri
yang ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah
bakteri Gram negatif. Bakteri dikategorikan menjadi dua “tipikal” dan “atipikal”.
Pada kuman tipikal disebabkan oleh Strptococcus pneumonia, Haemophilus
influenza, Staphyloccoccus aureus, Group A streptococci, Moraxella catarrhalis,
anaerobes dan aerobic gram negative bacteria. Serta pada bakteri atipik
11
2.1.1.4 Patogenesis
Dalam keadaan sehat, tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme di paru.
Keadaan ini disebabkan oleh mekanisme pertahanan paru. Apabila terjadi
ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dapat berkembang
biak dan menimbulkan penyakit. Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai
permukaan: 1) inokulasi langsung; 2) penyebaran melalui darah; 3) inhalasi
bahan aerosol; 4) kolonisasi dipermukaan mukosa. Dari keempat cara yang
terbanyak adalah secara kolonisasi. Secara inhalasi terjadi pada virus,
mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau jamur. Kebanyakan bakteri dengan
ukuran 0,5-2,0 mikron melalui udara dapat mencapai bronkiolus terminal atau
alveol dan selanjutnya terjadi proses infeksi. Bila terjadi kolonisasi pada saluran
napas atas (hidung, orofaring) kemudian terjadi aspirasi ke saluran napas bawah
dan terjadi inokulasi mikroorganisme, hal ini merupakan permulaan infeksi dari
sebagian besar infeksi paru. Aspirasi dari sebagian kecil sekret orofaring terjadi
pada orang normal waktu tidur (50%) juga pada keadaan penurunan kesadaran,
peminum alkohol dan pemakai obat (drug abuse). Sekresi orofaring mengandung
konsentrasi bakteri yang sangat tinggi 108-10/ml, sehingga aspirasi dari sebagian
kecil sekret (0,001 – 1,1 ml) dapat memberikan titer inokulum bakteri yang
tinggi dan terjadi pneumonia. (1,6)
Basil yang masuk bersama sekret bronkus ke dalam alveoli menyebabkan
reaksi radang berupa edema seluruh alveoli disusul dengan infiltrasi sel-sel PMN
dan diapedesis eritrosit sehingga terjadi permulaan fagositosis sebelum terbentuk
antibodi. Sel-sel PNM mendesak bakteri ke permukaan alveoli dan dengan
bantuan leukosit yang lain melalui psedopodosis sistoplasmik mengelilingi
bakteri tersebut kemudian terjadi proses fagositosis. Pada waktu terjadi
perlawanan antara host dan bakteri maka akan nampak empat zona pada daerah
12
pasitik parasitik terset yaitu: 1) Zona luar (edama): alveoli yang tersisi dengan
bakteri dan cairan edema; 2) Zona permulaan konsolidasi (red hepatization):
terdiri dari PMN dan beberapa eksudasi sel darah merah; 3) Zona konsolidasi
yang luas (grey hepatization): daerah tempat terjadi fagositosis yang aktif dengan
jumlah PMN yang banyak; 4) Zona resolusi E: daerah tempat terjadi resolusi
dengan banyak bakteri yang mati, leukosit dan alveolar makrofag. (1)
2.1.1.5 Klasifikasi
Klasifikasi Pneumonia berdasarkan inang dan lingkungan:
1. Pneumonia komunitas (community-acquired pneumonia): Sporadis atau
endemic; muda atau orang tua
2. Pneumonia nosokomial (hospital-acquired pneumonia/ nosocomial
pneumonia): didahului diperawatan di RS
3. Pneumonia rekurens: terjadi berulang kali, berdasarkan penyakit paru
kronik
4. Pneumonia aspirasi: alkoholik, usia tua
5. Pneumonia pada gangguan imun/Immunocompromised: pada pasien
transplantasi, onkologi, AIDS. (1,6)
Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Penyebab:
1. Pneumonia bakerial/tipikal. Dapat terjadi pada semua umur. Beberapa
bakteri mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka, misal
Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphylococcus pada penderita
pasca infeksi influenza.
2. Pneumonia atipikal, disebablan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia
3. Pneumonia virus
4. Pneumonia jamur yang sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi
terutama pada penderita dengan daya tahan tubuh yang lemah
(Immunocompromised). (1)
13
2.1.1.8 Diagnosis
Mendiagnosis pneumonia berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
radiologi. Diagnosis pneumonia ditegakkan jika pada foto toraks terdapat
gambaran infiltrat paru maupun progresif, ditunjang dengan leukositosis atau
peningkatan marker infeksi. Gejala yang mengarah pada kecurigaan pneumonia
antara lain: 1) batuk bertambah; 2) perubahan karakteristik dahak mucoid/
purulen 3) suhu tubuh > 38°C (aksila) atau riwayat demam; 4) pada pemeriksaan
fisik didapatkan tanda- tanda konsolidasi dan ronki. Tanda konsolidasi pada
pemeriksaan fisik paru berupa: pada inspeksi dapat terlihat bagian yang sakit
tertinggal waktu bernapas, pada palpasi fremitus dapat mengeras, pada perkusi
redup, pada auskultasi terdengar suara napas bronkovesikuler sampai bronkial
yang mungkin disertai ronki basah halus, yang kemudian menjadi ronki basah
kasar pada stadium resolusi. (1,6)
Gambar 1. Konsolidasi pada tengah dan bawah kanan diikuti efusi pleura pada
Streptococcal pneumonia. (5)
Gambar 5. Kavitas dengan Airfluid Level pada Kanan Atas Paru. (5)
18
Gambar 6. Konsolidasi dengan Airfluid Level pada Paru Kanan Bawah dan
Konsolidasi pada Paru Kiri Bawah. (5)
Pneumonia
Faktor Resiko
Interstisial
Manifestasi Hasil Darah
Fokal
Klinis
Distribusi
Mikrobiologi Multifokal/Diffuse
Klasifikasi
Sinistra
Bilateral
24
25
n = Z2p(1-P)
______
d2
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Z = derajat kepercayaan (biasanya pada tingkat 95% = 1,96)
26
yaitu unilateral
dan bilateral
Gambaran Gambaran hasil Data - Dextra Nominal
Foto Toraks x-ray toraks yang Sekunder - Sinistra
Berdasarkan dilakukan pada Dari - Bilateral
Lokasi pasien yang Rekam
terdiagnosis Medik
pneumonia
berupa dextra,
sinistra dan
bilateral
Jenis Sifat (keadaan Data - Laki- Laki Nominal
Kelamin kelamin), Sekunder - Perempuan
identitas pasien Dari
Rekam
Medik
Populasi
Seluruh pasien Pneumonia di RSD Gunung Jati Cirebon yang
terdata pada periode tahun 2019-2020
Sampel
Seluruh pasien Pneumonia yang memenuhi kriteria inklusi
dan ekslusi di RSD Gunung Jati Cirebon yang terdata pada
periode tahun 2019-2020
Analisis data
Penyajian
Kesimpulan
31
32
33
Total 96 100,0
Total 96 100,0
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai gambaran
radiografi toraks pada pasien pneumonia di RSD Gunung Jati Cirebon
periode tahun 2019-2020 dapat disimpulkan bahwa:
a. Pasien pneumonia berdasarkan usia, didapatkan jumlah terbanyak pada
kelompok umur 50-60 tahun sebanyak 54 orang (56,3%), sedangkan
berdasarkan jenis kelamin, didapatkan memiliki jumlah yang sama
antara laki-laki dengan perempuan masing-masing sebanyak 48 orang
(50,0%).
b. Berdasarkan tipe gambaran foto toraks pneumonia, didapatkan
terbanyak pada pneumonia interstisial sebanyak 58 kasus (60,4%),
sedangkan berdasarkan distribusi gambaran foto toraks pneumonia,
didapatkan terbanyak pada distribusi fokal sebanyak 52 kasus (54,2%).
Dan berdasarkan lokasi gambaran foto toraks pneumonia, didapatkan
terbanyak pada paru dextra (kanan) sebanyak 48 kasus (50,0%).
5.2 Saran
5.2.1 Peneliti
Untuk peneliti, diharapkan sebaiknya mengambil gambaran hasil
foto toraks pada pneumonia dengan jumlah sampel yang lebih
banyak agar hasilnya lebih baik dan memuaskan dalam penelitiannya.
5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Untuk tenaga kesehatan, diharapkan dapat melakukan pendataan
secara lengkap untuk data rekam medik pada gambaran foto toraks
sehingga dapat memudahkan peneliti selanjutnya.
38
39
DAFTAR PUSTAKA
1. PDPI. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Pneumonia di Indonesia.
Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2014
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengendalian
Saluran Pernafasan Akut. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Pengendalian Lingkungan. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2012
3. Kemenkes RI Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Jakarta: Kemenkes
RI; 2018
4. Forum of International Respiratory Societies. The Global Impact of
Respiratory Disease. Second Edition. Forum of International Respiratory
Societies; 2017
5. Garg M, Prabhakar N, Gulati A, Agarwal, Dhooria S. Spectrum of
Imaging Findings in Pulmonary Infections Part 1: Bacterial and Viral.
Pol J Radiol. 2019; 84:205-213
Available from: https://doi.org/10.5114/pjr.2019.85812
6. Sudoyo AW, Setiati S, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI.
Jilid II. Jakarta: Interna Publishing; 2017. Hlm. 1610-1620
7. Bansal T, Beese R. Interpreting a Chest X-ray. British Journal of Hospital
Medicine. 2019; 80(5): 75-79
8. Pezzotti W. Chest X-Ray Interpretation Not Just Black and White.
Nursing. 2014; 44(1): 40-47
Available from: https://doi.org/10.1097/01.nurse.0000438704.82227.44
9. Langke N, Ali RH, Simanjuntak ML. Gambaran Foto Toraks Pneumonia
di Bagian/SMF radiologi FK UNSTRAT/ RSUP Prof. Dr. R. D Kandou
Manado Periode 1 April- 30 September 2015. Jurnal e-Clinic. 2016;4(1).
10. W. Gua, J Wang, M. Sheng, dkk. Radiological Findings in 210 Paediatric
Patients with Viral Pneumonia: A Retrospective Case Study. The British
Journal of Radiology.2012; 85: 1385-1389
40
11. Neuman MI, Lee YL, Bixby S, dkk. Variability in the Interpretation of
Chest Radiographs for the Diagnosis of Pneumonia in Children. Journal
of Hospital Medicine. 2012; 7(4): 294-298
12. Sattar SBA, Sharma S. Bacterial Pneumonia. Treasure Island: StatPearls
Publishing; 2018
13. Djojodibroto RD. Respirologi (Respiratory Medicine). Edisi 2. Jakarta:
EGC; 2017. Hlm. 131-138
14. Ryusuke O, Damayanti K. Pneumonia. Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana RSUP Sanglah Denpasar; 2017
15. Gupta D, Agarwal R, Singh N, dkk. Guidelines for Diagnosis and
Management of Community-Acquired and Hospital-Acquired Pneumonia
in Adults: Joint ICS/ NCCP(I) Recommendations. Lung India. 2012:
29(2): 27-62
16. Franquet T. Imaging Community-acquired Pneumonia. Thoracic Imaging;
2018; 33(5):282-294
17. Kaunang CT, Runtunuwu AL, Wahani AMI. Gambaran Karakteristik
Pneumonia pada Anak yang dirawat di Ruang Perawatan Intensif Anak
RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Periode 2013-2015. Jurnal E-
Clinic. 2016; 4(2).
18. Nurdianty R. Gambaran Foto Toraks Pasien Penyakit Paru yang
Mengalami Hemoptisis Periode Februari-Juni 2018 Di RSUD DR.
Pirngadi Medan. Jurnal Ilmiah Simantek. 2021; 5(3): 104-107.
41
LAMPIRAN 1
Etchical Clearance
43
LAMPIRAN 2
Data Sampel
No Nama Umur Jenis Lobar Pneumonia Bronko- Kanan,Kiri Fokal
Kelamin Pneumonia Interstisial pneumonia atau atau
Bilateral Multifokal
1 FN 20 L Tidak Iya Tidak Kiri Fokal
LAMPIRAN 3
Data Output Statistik
Usia Pasien
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid <20 3 3.1 3.1 3.1
Jenis Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Lobar Pneumonia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Pneumonia Interstisial
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Bronkopneumonia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Bronkopneumoni 32 33.3 33.3 33.3
a
Tidak 64 66.7 66.7 100.0
Fokal
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Fokal 52 54.2 54.2 54.2
Multifokal
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Multifoka 44 45.8 45.8 45.8
l
Tidak 52 54.2 54.2 100.0
LAMPIRAN 4
Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Kota Cirebon
51
LAMPIRAN 5
Surat Izin Penelitian dari RSD Gunung Jati Kota Cirebon
53
LAMPIRAN 6
BIODATA MAHASISWA
Riwayat Pendidikan
LAMPIRAN 7
POSTER