RAMADI
NIM 20186513037
RAMADI
NIM 20186513037
Ns. Jupita SN, S.Kep, M.Pd Ns. Fakhrul, Ardiansyah, M. Kep, Sp. Kep
NIDN. 4030017901 MB
HALAMAN PERSETUJUAN
HUBUNGAN RESPONSE TIME PERAWAT TERHADAP PELAYANAN
PASIEN DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI RUANGAN INTALASI
GAWAT DARURAT RSUD Dr. SOEDARSO PONTIANAK
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipersiapkan dan disusun oleh
RAMADI
NIM : 20186513037
Pada Tanggal :
Tim Penguji:
Tanda Tangan
Mengetahui:
Ketua Jurusan Ketua Prodi
Apabila suatu saat nanti terbukti peneliti melakukan tindakan plagiat, maka
peneliti bersedia menerima sanksi dengan ketentuan yang berlaku. Demikian surat
pernyataan ini peneliti buat dengan sebenar-benarnya
Ramadi
NIM. 20186513037
BIODATA PENULIS
Nama : Ramadi
Tempat/Tgl Lahir : Semanyam, 15 Juni 2000
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Katolik
Alamat Rumah : Dsn. Semanyam Desa. Bebatung Kec. Mandor
Kab.Landak, Kalimantan Barat
Nomor HP : 085654761466
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD : SDN 03 Sebadu
2. SMP : SMP N 02 Mandor
3. SMA : SMA N 01 Sengah Temila
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti ucapkan pada Tuhan Yang Maha Esa atas Kuasa-Nya
yang telah memberikan segala kesempatan, nikmat dan kesempatan sehingga
penyusunan proposal yang berjudul “Hubungan Response time perawat terhadap
pelayanan pasien dengan kualitas pelayanan di Ruangan Instalasi Gawat Darurat
RSUD Dr. Soedarso Pontianak” dapat terselesaikan.
Dalam kesempatan ini, selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada Ibu Ns.Jupita SN, S.Kep, M.Pd selaku pembimbing utama dan bapak Ns.
Fakrul Hardiansyah, M.Kep Sp. Kep MB selaku pembimbing pendamping, yang
penuh kesabaran dan perhatiannya dalam memberikan bimbingan hingga proposal
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Dengan terselesaikannya proposal ini, perkenankan pada saya untuk
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Didik Hariyadi, S.Gz., M.Si. selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak.
2. Ibu drg, Yuliastuti Saripawan, M.Kes selaku Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Soedarso Pontianak
3. Ibu Nurbaini, S.Kp, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
4. Ibu Ns. Halina Rahayu, M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan
Keperawatan dan Ners Pontianak Poltekkes Kemenkes Pontianak.
5. IbuNs. Revani Hardika , M. Kep Selaku Dosen Penguji
6. Bapak/Ibu Ruangan Intalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Dr.
Soedarso
7. Seluruh Dosen, Instruktur, dan Staf Jurusan Keperawatan Pontianak serta
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan proposal ini.
8. Orang tua tercinta yang telah memberikan semangat, dukungan dan bantuan
dalam menyelesaikan Pendidikan ini.
Penulis telah berusaha sebaik-baiknya untuk menyusun proposal ini. Penulis
tetap mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan proposal ini.
Ramadi
NIM. 20186513038
DAFTAR ISI
Table of Contents
JUDUL 2
HALAMAN PERSETUJUAN 3
HALAMAN PENGESAHAN 4
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN 5
BIODATA PENULIS 6
KATA PENGANTAR 7
DAFTAR ISI 9
BAB I 11
PENDAHULUAN 11
A. Latar Belakang........................................................................................11
B. Rumusan Masalah...................................................................................17
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................17
1. Tujuan Umum......................................................................................17
2. Tujuan Khusus...........................................................................................17
D. Ruang lingkup.........................................................................................17
E. Manfaat Penelitian...................................................................................18
1. Teoritis.................................................................................................18
2. Praktis..................................................................................................18
F. Keaslian Penelitian......................................................................................19
BAB II22
TINJAUAN PUSTAKA 22
A. Rumah Sakit............................................................................................22
1. Pengertian Rumah Sakit......................................................................22
2. Instalasi Gawat Darurat (IGD).............................................................24
3. Pelayanan Instalasi Gawat Darurat IGD..............................................25
4. Konsep dasar kualitas pelayanan.........................................................27
5. Waktu Tanggap (Response Time).......................................................32
6. Tinjauan tentang Perawat....................................................................36
7. Kerangka Teori....................................................................................42
BAB III 43
KERANGKA KONSEPTUAL 43
A. Kerangka Konsep....................................................................................43
B. Hipotesis..................................................................................................43
BAB IV 46
METODE PENELITIAN 46
A. Metode Penelitian....................................................................................46
B. Desain Penelitian.....................................................................................46
C. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................47
1. Lokasi penelitian..................................................................................47
2. Waktu penelitian..................................................................................47
D. Teknik Sampling.....................................................................................47
1. Populasi................................................................................................47
2. Sampel.................................................................................................47
E. Jenis Penelitian..............................................................................................48
1. Data Primer..........................................................................................48
2. Data sekunder......................................................................................49
F.Teknik dan instrument pengumpulan data......................................................49
G. Penilaian instrumen....................................................................................50
H. Tahap pelaksanaan.....................................................................................50
I. Analisa Data.................................................................................................51
I. Etika Penelitian.........................................................................................53
DAFTAR PUSTAKA 54
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan suatu institusi yang menyediakan pelayanan
kesehatan secara paripurna yang menyediakan pelayanan berupa rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah sakit adalah institusi organisasi sosial dan
kesehatan yang berfungsi sebagai palayanan kesehatan yang mempunyai
manajemen yang baik dalam memberikan pelayanan kepada pasien seperti
pelayanan secara menyeluruh dan pengobatan sebagai bentuk peningkatan
kepuasan dan kualitas dalam pelayanan asuhan, dimana bagian utama dari rumah
sakit adalah Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang merupakan tempat pertama kali
pasien ditangani sesui kasus kegawatdaruratan ataupu pengelompokan triage
pasien (Musliha, 2015).
Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan
upaya kesehatan dengan memberdayakan berbagai kesatuan personel terlatih dan
terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik untuk pemulihan dan
pemeliharaan kesehatan yang baik. Pengguna jasa pelayanan rumah sakit dalam
hal ini pasien menuntut pelayanan yang berkualitas tidak hanya menyangkut
kesembuhan dari penyakit secara fisik atau meningkatkan derajat kesehatannya,
tetapi juga menyangkut kepuasan terhadap sikap, selalu tersedianya sarana dan
prasarana yang memadai dan lingkungan fisik yang dapat memberikan
kenyamanan. Semakin meningkatnya kualitas pelayanan maka fungsi pelayanan
dirumah sakit perlu ditingkatkan agar menjadi lebih efektif dan efisien serta
memberikan kepuasan terhadap pasien, keluarga dan masyarakat (Rizky, 2016)
Pelayanan kegawat daruratan adalah tindakan medis yang dibutuhkan oleh
pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan
pencegahan kecacatan. IGD adalah salah satu unit pelayanan di Rumah Sakit
yang menyediakan penanganan awal (bagi pasien yang datang langsung ke
rumah sakit) lanjutan (bagi pasien rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan
lain), menderita sakit ataupun cedera yang dapat mengancam kelangsungan
hidupnya. IGD mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan asuhan
medisdan asuhan keperawatan sementara serta pelayanan pembedahan darurat
bagi pasien yang datang dengan gawat darurat medis. Salah satu indikator mutu
pelayanan adalah waktu tanggap (response time). IGD merupakan ujung tombak
pelayanan rumah sakit yang yang terus meningkat jumlah pasiennya baik karena
kurangnya staf, kurangnya fasilitas seperti tempat tidur, proses operasional yang
buruk dan lainnya yang mengakibatkan lambatnya penanganan pada pasien, rasa
sakit dan penderitaan yang berkepanjangan, tertentu dan pengobatan dan
perawatan pasien dan peningkatan jumlah pasien yang pulang tanpa pengobatan.
Perawat IGD juga harus cermat cepat dan tepat dalam melakukan identifikasi
setiap pasien yang datang karena dituntut dengan keberhasilan penyelamatan
jiwa tergantung dari pelayanan yang diberikan IGD (Permenkes RI No. 47 tahun
2018).
Pelayanan kesehatan adalah salah satu upaya yang diselenggarakan secara
bersama-sama dalam suatu organisasi kesehatan untuk memelihara dan
meningkatkaan kesehatan, mencegah, menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
Kualitas pelayanan kesehatan perlu ditingkatkan karena kebutuhan masyarakat
atau perorangan terhadap kesehatan yang sesuai dengan standar dengan
pemanfaatan sumber daya secara wajar, efisien, efektif dalam keterbatasan
kemampuan pemerintah dan masyarakat, serta diselenggarakan secara aman dan
memuaskan sesuai dengan norma dan etika yang baik sehingga masyarakat
merasakan puas dengan pelayanan yang diberikan. Terciptanya kualitas
pelayanan tentunya akan menciptakan kepuasan terhadap pengguna layanan.
Kualitas layanan ini pada akhirnya dapat memberikan beberapa manfaat di
antaranya terjalinnya hubungan yang harmonis antara penyedia barang dan jasa
dengan pelanggan, memberikan dasar yang baik bagi terciptanya loyalitas
pelanggan dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang
menguntungkan bagi penyedia jasa (Gurning, 2018).
Penaganan pada setiap pasien yang datang ke ruang IGD suatu rumah sakit
memiliki response time yang berbeda beda. Standar suatu response time suau
rumah sakit disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit atau mengikuti peraturan
pemerintah. Berdasarkan kepurusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
No. 856/Menkes/SK/IX/2009 menyatakan bahwa pasien gawat darurat harus
sesegera mungkin harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah pasien
sampai dan masuk ke ruang IGD (Susanti et al., 2019).
Response Time adalah mengukur kinerja setiap transaksi atau permintaan.
Waktu respons dimulai ketika pengguna mengirim permintaan dan berakhir saat
waktu aplikasi menyatakan bahwa permintaan tersebut telah selesai. Menurut
suharteti et al (2011) Response time adalah kecepatan dalam menangani klien
(Malarat, 2015) dalam melakukan layanan kesehatan khusus di unit gawat
darurat, salah satu indikator yang harus dicapai yaitu penangan response time
yang tepat untuk mencapai hasil yang diharapkan. Pelayanan gawat darurat
merupakan pelayanan yang dapat memberikan tindakan cepat dan tepat pada
seorang atau kelompok agar dapat meminimalkan angka kematian dan mencegah
terjadinya kecacatan. Menurut (Nurhasim,2015 dalam (M Fikri Ramadhan1
2020, n.d.) Upaya peningkatan gawat darurat ditujukan untuk menunjang
pelayanan dasar, sehingga dapat menanggulangi pasien gawat darurat baik
dalam sehari-hari maupun dalam keadaan bencana.
Response time perawat adalah gabungan dari waktu tunggu dan waktu
repon saat pasien datang ke rumah sakit sampai mendapatkan response dari
petugas gawat darurat (Virgo et al., 2018). Kecepatan response time dalam
memberikan suatu pelayanan gawat darurat menjadi pusat perhatian yang sangat
penting di seluruh negara didunia (Wahdaniar, 2019). Terdapat beberapa faktor
yang sangat penting dan mempengaruhi response time perawat dalam
memberikan pelayanan diruang IGD yaitu adalah kompetensi perawat, sarana
dan prasarana, pengetahuan dan keterampilan, tiga faktor ini sangat
mempengaruhi kecepatan response time perawat dimana kompetensi perawat
dapat menjamin pelayanan yang cepat dan tepat sehingga dapat mempercepat
response time perwat, sarana dan prasarana juga sangat mempengaruhi response
time perawat dimana ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
yang sesuai standar dapat mempermudah dan mempercepat perawat memberikan
pelayanan kepada pasien, serta pengetahuan dan keterampilan perawat juga
termasuk dalam faktor yang dapat mempengaruhi response time dimana semakin
tinggi pengetahuan dan keterampilan perawat maka akan semakin baik juga
pelayanan yang akan diberikan. Selain itu jika perawat memiliki pengetahuan
dan keterampilan maka akan lebih cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan
kepada pasien sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada pasien
(Widodo, 2015).
Dampak positif dari kecepatan response time perawat dan Kualitas
Pelayanan adalah meningkatnya kepuasan pasien, dimana kepuasan pasien
merupakan cerminan dari kualitas pelayanan kesehatan yang mereka terima.
Mutu dari pelayanan kesehatan merujuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan
kesehatan dalam menimbulkan rasa puas pada diri setiap pasien. Kepuasan
pasien juga didefinisikan sebagai response pelanggan terhadap ketidaksesuaian
antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakan setelah
pemakaian. Kepuasan pasien adalah inti dari pemasaran yang berorientasikan
kepada pasien. Pelayanan yang memuaskan dan berkualitas akan membentuk
loyalitas pasien/pelanggan dan kepuasan sangat berhubungan erat dengan istilah
“word of mouth”, maka pelayanan yang memuaskan tersebut akan
mendatangkan pelanggan baru (Wahdaniar, 2019).
Pasien yang masuk ke IGD rumah sakit tentunya membutuhkan pertolongan
yang cepat dan tepat untuk itu perlu adanya standar dalam memberikan
pelayanan gawat darurat sesuai dengan kompetensi dan kemampuanya sehingga
dapat menjamin suatu penanganan yang tepat. Mengemukakan faktor-faktor
yang mempengaruhi response time perawat dalam penanganan pasien gawat
darurat, antara lain ketersediaan strecher, ketersediaan alat dan obat-obatan,
beban kerja (Malara, 2015).
Tolak ukur kualitas layanan IGD adalah kepuasan pasien kepuasan pasien
merupakan tingkat perasaan setelah membandingkan kinerja yang ia rasakan
atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan harapan. Terdapat lima unsur
unsur kualitas pelayanan yang sangat mempengaruhi dan harus di perhatikan
dalam mengukur dan memnatau kualitas pelayanan yang ada di rumah sakit
yaitu Responsiveness (daya tanggap); Assurance (jaminan) : Tangible (bukti
fisik); Empathy (empati); Reliability (keandalan). (Nursalam, 2015).
Berdasarkan data yang didapat pada pengambilan data pra riset di RSUD
Dr. Soedarso di bulan januari pada tahun 2022 didapatkan data Indeks
Kepuasan Mayarakat (IKM) terhadap kepuasan pelayanan di RSUD Dr.
Soedarso pada tahun 2021 sebesar 78,16 % dan juga tercatat data pasien yang
masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Soedarso pada tahun 2021
berjumlah sebanyak 9.872 pasien. Jumlah yang sangat signifikan ini
memerlukan perhatian yang cukup besar dengan pelayanan pasien gawat darurat
dan sangat memerlukan response time untuk menjaga dan meningkatkan kualitas
pelayanan dirumah sakit RSUD Dr. Soedarso.
Kualitas pelayanan di rumah sakit dapat dilihat dari kepuasan pasien.
Zeithmal dan Bitner (Sari et al., 2019) menyatakan aspek-aspek kualitas
pelayanan meliputi : Aspek kenyataan, keandalan, tanggung jawab, jaminan, dan
kepedulian. Kualitas pelayanan di rumah sakit diukur melalui standar pelayanan
yang disusun oleh Departemen Kesehatan RI yaitu standar falsafah dan tujuan,
standar administrasi dan pengelolaan, standar staf dan karyawan, standar fasilitas
dan peralatan, standar kebijakan dan prosedur, standar pengembangan staf dan
program pendidikan, standar evaluasi dan pengendalian mutu (Jacobis, 2013).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara response time perawat
dengan kualitas pelayanan dalam pelayanan pasien gawat daruratdi ruang
gawat darurat dalam melaksanakan keselamatan pasien di RSUD Soedarso.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian secara umum bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan
antara response time perawat dengan kulitas pelayanan dalam pelayanan
pasien gawat darurat di ruangan Instalasi Gawat Darurat di RSUD Dr.
Soedarso.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi response time perawat dan kualitas pelayanan dalam
pelayanan pasien gawat darurat di Instalasi Gawat Darurat RSUD
Soedarso.
b. Menganalisis hubungan respon time perawat dengan kualitas
pelayanan pasien di Instalasi Gawat Darurat.
D. Ruang lingkup
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa program studi Sarjana Terapan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Pontianak, Dengan ruang lingkup
hubungan response time perawat terhadap pelayanan pasien dengan kualitas
pelayanan di instalasi gawat darurat RSUD Dr. Soedarso Pontianak.
E. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
Dapat memberikan sumbangan ilmu dan pemikiran yang bermanfaat bagi
perkembangan ilmu dan diharapkan dapat menjadi bahan informasi
penelitian bagi peneliti selanjutnya.
2. Praktis
a. Bagi Perawat
Hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi perawat untuk
meningkatkan response time dan kualitas pelayanan dalam pelayanan
gawat darurat di Instalasi gawat darurat.
b. Bagi Masyarakat
Menambah wawasan tentang respon time pelayanan kegawat
daruratan sehingga masyarakat dapat membantu rumah sakit dengan
memberikan kritik dan saran untuk peningkatan pelayanan kegawat
daruratan. Masyarakat bisa mendapat pelayanan yang cepat dan lebih
baik.
c. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi
peneliti selanjutnya yang berminat dan tertarik melakukan penelitian
terkait dengan response time terhadap kualitas pelayanan dalam
pelayanan pasien gawat darurat.
F. Keaslian Penelitian
Table 1. Keaslian Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil
1. Angga Rizky Efektivitas Metode yang digunakan Ditemukannya
Pelayanan Pasien efektivitas pada servis
(2016) adalah deskriptif dengan
Di Instalasi yang general dari Rs
Gawat Darurat pendekatan penelitian Bumi Kota Pekan Baru
(IGD) Rumah kualitatif. Teknik
Sakit Umum
Daerah Petala pengumpulan data yaitu
Bumi Kota Pekan dengan menggunakan
Baru
wawancara,observasi
langsung dan studi
pustaka.
2. Prahmawati et Hubungan Jenis penelitian ini Hasil analisis univariat
al., (2021) Response Time menggunakan metode diketahui responden
Perawat Dengan observasional analitik yang mendapatkan
Pelayanan Gawat dengan pendekatan response time cepat< 5
Darurat Di cross sectional. Populasi menit 35 responden
Instalasi Gawat adalah seluruh pasien (58,3%) dan responden
Darurat Rsud yang datang ke IGD yang menyatakan
Demang Sepulau RSUD Demang Sepulau pelayanan di unit gawat
Raya Lampung Raya Lampung Tengah darurat dalam kategori
Tengah dan sampel diambil baik 33
dengan teknik accidental responden(55%). Hasil
sampling sebanyak 60 analisis bivariat
orang. Alat pengumpul diperoleh nilai p-value =
data menggunakan 0,006 dan OR =
lembar observasi untuk 5,313.Terdapat
response time dan hubungan response time
kuesioner untuk perawat terhadap
mengukur pelayanan pelayanan gawat darurat
gawat darurat, dianalisis di Unit Gawat Darurat
menggunakan uji chi- RSUD Demang Sepulau
square. Raya Lampung Tengah.
A. Rumah Sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Rumah sakitberdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 4 tahun 2018 tentang perizinan rumah sakit disebutkan bahwa rumah
sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Menurut (Supartiningsih, 2017)juga
mendefinisikan rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan oleh tenaga
medis professional yang terorganisir baik dari sarana prasarana kedokteran,
asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien.
Menurut (WHO) Rumah sakit adalah suatu badan usaha yang menyediakan
pemondokan dan yang memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan
jangka panjang yang terdiri atas tindakan observasi, diagnostic, terapetik dan
yang melahirkan.Jadi dari beberapa pernyataan diatas di simpulkan bahwa
Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
gabungan alat ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan
personel terlatih dan terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medis
modern, yang semuanya terikat bersama-sama dalam maksud dan tujuan yang
sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang baik.Upaya kesehatan
merupakan setiap kegiatan untuk menjaga dan mengoptimalkan kesehatan tubuh
yang bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat dan sebagai tempat yang digunakan untuk menyelenggarakannya
disebut sarana kesehatan. Sarana kesehatan berfungsi melakukan upaya
kesehatan dasar,kesehatan rujukan dan atau upaya kesehatan
penunjangkesehatan hidup masyarakat.
a. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Fungi dan tujuan rumah sakit Menurut (Rikomah, 2017) berdasarkan
Undang-Undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit adalah
melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil
guna dengan memprioritaskan penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan
serta pelaksanaan upaya rujukan, rumah sakit juga mempunyai tugas
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna,Jadi dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi umum dari rumah sakit
adalah upaya pelaksanaan dan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya
guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan atau
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan
dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan. Menurut (Rikomah,
2017)berdasarkanPasal 4 Undang Undang No 44 tahun 2009 Tentang
Rumah Sakit menjelaskanRumah Sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna.Untuk menjalankan tugas
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Rumah Sakitmempunyai fungsi:
1) Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
2) Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan
medis.
3) Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan,
dan
4) Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
b. Klasifikasi Rumah Sakit
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 56
tahun 2014 ada dua macam rumah sakit :
1) Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
2) Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
disiplin ilmu, golongan umur,organ, jenis penyakit atau kekhususan
lainnya.
Menurut (Listiyono, 2015)Rumah Sakit Umum mempunyai misi
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit
umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna
dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan
serta pelaksanaan upaya rujukan (Listiyono, 2015)
2. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Pengertian Gawat Darurat menurut (Permenkes RI No. 47 tahun 2018)
adalah keadaan klinis yang membutuhkan tindakan medis segera untuk
penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan.Sedangkan Pelayanan
kegawatdaruratan menurut (Permenkes RI No. 47 tahun 2018) adalah tindakan
medis yang dibutuhkan oleh pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk
menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecacatan
Untuk fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan /atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
otomotif,preventif, kuratif maupun rehabilitative yang dilakukan oleh
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan /atau masyarakat (Permenkes RI No.
47 tahun 2018).
Pengertian IGD berdasarkan (Permenkes RI No. 47 tahun 2018)adalah salah
satu bagian di rumah sakit yang menyediakan penanganan awal bagi pasien yang
menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam kelangsungan hidupnya.
IGD berfungsi menerima, menstabilkan dan mengatur pasien yang
membutuhkan penanganan kegawatdaruratan segera, baik dalam kondisi sehari-
hari maupun bencana. Secara garis besar kegiatan di IGD rumah sakit dan
menjadi tanggung jawab IGD secara umum terdiri dari:
a. Menyelenggarakan pelayanan kegawatdaruratan yang bertujuan menangani
kondisi akut atau menyelamatkan nyawa dan kecacatan pasien.
b. Menerima pasien rujukan yang memerlukan penanganan lanjutan atau
definitif dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
c. Merujuk kasus-kasus gawat darurat apabila rumah sakit tersebut tidak mampu
melakukan layanan lanjutan.
d. IGD rumah sakit harus dikelola dan diintegrasikan dengan instalasi/unit
lainnya di dalam sumah sakit.
Kriteria umum IGD rumah sakit(Permenkes RI No. 47 tahun 2018) :
1) Dokter/dokter gigi sebagai kepala IGD rumah sakit disesuaikan dengan
kategori penanganan.
2) Dokter/dokter gigi penanggungjawab pelayanan kegawatdaruratan
ditetapkan oleh kepala/direktur rumah sakit.
3) Perawat sebagai penanggung jawab pelayanan keperawatan
kegawatdaruratan.
4) Semua dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan lain, dan tenaga nonkesehatan
mampu melakukan teknik pertolongan hidup dasar(Basic Life Support).
5) Memiliki program penanggulangan pasien massal, bencana (disaster plan)
terhadap kejadian di dalam rumah sakit maupun di luar rumah sakit.
6) Jumlah dan jenis serta kualifikasi tenaga di IGD rumah sakit sesuai dengan
kebutuhan pelayanan.
e. Peran Perawat
Peran perawat dalam melakukan perawatan menurut Berman (2016):
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin
diteliti.Kerangka konsep ini berguna untuk menghubungkan atau menjelaskan
secara panjang lebar tentang suatu topik yang akan dibahas oleh
peneliti.Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu maupun teori yang
digunakan sebagai landasan penelitian yang didapatkan dari ringkasan
tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti.
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan maka untuk meneliti
hubungan response time terhadap kualitas pelayanandidapatkan konsep
berikut :
B. Hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antara
variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil peneliti
(Dharma, 2017).Berdasarkan kerangka konsep penelitian, maka hipotesis
penelitian ini adalah :
1 Independe
n
Kualitas
Pelayanan,
Meliputi :
a. Response Kesiapan 1. Baikjika
venss/ ketanggapan Kuisioner nilainya27-36 Ordinal
daya tenaga 2. Cukup jika
tanggap kesehatan dalam nilainya17-26
memeberikan 3. Kurang jika
pelayanan nilanya 7-16
b. Assuran Kemampuan
ce/ dan kesopanan Kuisioner 1. Baikjika Ordinal
Jaminan yang dapat nilainya27-36
dipercaya yang 2. Cukup jika
dimiliki para nilainya17-26
staf, bebas dari 3. Kurang jika
bahaya, resiko nilanya 7-16
ataupun keragu-
raguan
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian menurut Sugyono (2015: 6) diartikan sebagai cara
ilmiah untuk memperoleh data yang valid dengan tujuan untuk dapat
ditemukan, dikembangkan,dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu
sehingga pada gilirannya dapat dignakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah. Jadi pada kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa
metode penelitian merupakan sebuah cara atau teknik untuk mendapatkan
sebuah data yang valid untuk dapat di analisis dalam proses penelitian dengan
tujuan untuk memecahkan sebuah masalah yang diteliti.Jenis penelitian ini
menggunakan penelitian observasi analitik karena bertujuan untuk
menganalisa hubungan response time perawat dalam pelayanan pasien gawat
darurat di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD).
Penelitian ini menggunakan desain analisis korelatif dengan pendekatan
cross sectional. Penelitian cross sectional digunakan sebagai penelitian
analitik untuk mengetahui adanya hubungan sebab-akibat atau pengukuran
faktor risiko. Pada desain ini, variabel independen dan variabel dependen
dapat diukur secara bersamaan dan waktu yang bersamaan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian menurut Silaen (2018:23)adalah desain mengenai
keseluruhan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan
penelitian. sedangkan menurut desain penelitian adalah model atau metode
yang digunakan oleh peneliti untuk melakukan suatu penelitian yang memberi
arah terhadap jalannya penelitian terebut. Jadi kesimpulan dari beberapa
kutipan di atas desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara
mengumpulkan dan mengolah data secarra sistematis dan terarah agar
penelitian dapat berjalan dengan efisien dan sesuai dengan apa yang
diharapkan.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di ruangan IGD di RSUD Soedarso
Pontianak
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dimulai dari bulan oktober yaitu penyusunan proposal
dan pada awal bulan jauari di lakukan seminar proposal.Pada akhir bulan
Januari – maret 2022 dilakukan pengumpulan data, penyelesaian skripsi
dan sidang hasil.
D. Teknik Sampling
1. Populasi
Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti . Populasi dalam penelitian ini adalahpasien yang masuk ke
Instalasi Gawat Darurat (IGD)RSUD Dr. Soedarso dengan rata-rata 700
pasien per bulan (Januari sampai November 2021.
2. Sampel
Pengertian sampel menurut (Dharma,2017) adalah pemilihan yang
dilakukan dengan memilih semua individu yang ditemui dan memenuhi
kriteria pemilihan,sampai jumlah sampel yang di
inginkanterpenuhi.Sampel pada penelitian ini adalah adalah pasien yang
masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Dr. Soedarso yang
memenuhi kriteria inklusi sampel .
a. Perhitungan sampel Untuk menghitung besarnya sampel yang
dibutuhkan dalam penelitian ini manggunakan rumus Slovin
n =
dimana :
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance)
dari rumus diatas maka, peneliti dapat menghitung jumlah minimal
sampel yang harus diambil yaitu:
n=
n= n= 87
b. Teknik Sampling
Teknik penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik
non probability sampling dengan metode purposive sampling yaitu
suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara
populasi yang sesuai dengan yang dikehendaki peneliti
(Notoatmodjo, 2012). Peneliti menetapkan sampel berdasarkan
pertimbangan peneliti yang sesuai dengan kriteria inklusi.
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau yang diteliti
(Nursalam,2015).
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah:
a) Pasien bisa membaca dan menulis.
b) Pasien dalam keadaan sadar dan mampu berkomunikasi.
2) Kriteria Eksklusi
Pasien yang mengalami penurunan keadaan umum atau
penurunan kesadaran dari label kuning menjadi label merah.
E. Jenis Penelitian
Untuk mengorganisir data yang diperlukan dalam penelitian ini peneliti
mengeloppokannya menjadi dua bagian ;
1. Data Primer
Data primer adalah data yang berkaitan langsung dengan objek,dengan
kata lain peneliti adalah tangan pertama yang mengumpulkan data. Data
primer dalam penelitian ini adalah hasil observasi hubungan response time
perawat terhadap pelayanan dengan kualitas pelayanan di IGD Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. Soedarso Pontianak.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah kebalikan dari data primer, jenis data ini bersumber
dari luar atau internal, bukan sumber data asli. Dengan kata lain bukan
merupakan tangan pertama sehingga tidak memiliki kendali atas keaslian
data. Data sekunder meliputi :
a. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak RSUD
Dr.Soedarso Pontianak.
a. Kuisioner
Data dikumpulkan melalui pembagian angket pada responden yang
berisi pertanyaan. Untuk variabel kualitas pelayanan menggunakan
modifikasi instrumen kualitas pelayanan berdasarkan lima karekteristik
(RATER) dengan jumlah pernyataan masing-masing karakteristik ada 3
item, jadi total ada 15 item. (Nursalam, 2007).
b. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
melakukan pengamatan terhadap subjek yang akan diteliti, Cara
pengukuran yang dilakukan oleh peneliti dalam mengukur response time
perawat dengan cara observasi. Peneliti menghitung waktu yang
dibutuhkan antara pasien masuk ke pintu IGD sampai perawat pertama
kali melakukan tindakan awal dan atau anamnesa dengan menggunakan
stopwatch atau arloji. Kemudian peneliti mengelompokkan response time
pada pasien label kuning menjadi tiga tingkatan yaitu: 1. Sangat cepat =
response time 0 – 5 menit, 2. Cepat = response time> 5 - 15 menit, 3.
Lambat= response time lebih dari 15 menit (Permenkes, 2018).
G. Penilaian instrumen
a. Pengukuran observasi response time menjadi tiga tingkatan yaitu: 1.
Sangat cepat = response time 0 – 5 menit, 2. Cepat = response time>
5 - 15 menit, 3. Lambat= response time lebih dari 15 menit.
b. Pengukuran kuisioner kualitas pelayanan menggunakan skala 1
sampai 4, yaitu: 1 = Sangat tidak puas, 2 = tidak puas, 3 = puas, 4 =
sangat puas dengan kriteria sebagai berikut: 15-26= sangat tidak puas,
27-38 = tidak puas, 39-50 = puas, 51-60 = sangat puas
H. Tahap pelaksanaan
a. Tahap persiapan
1) Peneliti melakukan survei lapangan untuk menentukan lokasi
penelitian.
2) Peneliti meminta surat izin kepada perizinan jurusan sarjana
terapan keperawatan politeknik kesehatan Pontianak untuk
kemudian diserahkan kepada direktur RSUD Dr. Soedarso.
3) Meminta izin kepada pihak RSUD Dr. Soedarso untuk melakukan
penelitian.
4) Peneliti menjelaskan prosedur pelaksanaan penelitian kepada pihak
RSUD Dr Soedarso.
5) Peneliti bersama pihak RSUD Dr Soedarso mendiskusikan waktu
dan tempat pelaksanaan setelah mendapatkan persetujuan.
6) Peneliti menyiapkan formulir kuisioner.
b. Tahap pelaksanaan
1) Peneliti memilih sampel sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
2) Peneliti mengukur response time perawat dengan menghitung
waktu yang dibutuhkan antara pasien masuk ke pintu IGD sampai
perawat pertama kali melakukan tindakan awal dan atau anamnesa
dengan menggunakan stopwatch atau arloji, kemudian
memasukkan hasilnya di lembar observasi
3) Setelah pasien mendapatkan pelayanan, peneliti menemui
responden yang telah diobservasi response time-nya dan
menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian
4) Peneliti meminta persetujuan untuk menjadi responden penelitian
dengan meminta responden mengisi dan menandatanganilembar
persetujuan menjadi responden
5) Peneliti memberikan kuisioner kualitas pelayanan setelah pasien
selesai dilakukan tindakan di IGD
6) Pengisian kuisioner sesuai keinginan responden didampingi
anggota keluarga dan disaksikan oleh peneliti
7) Peneliti memeriksa kelengkapan data dan jawaban dari kuisioner
kualitas pelayanan yang diisi oleh responden
8) Setelah pengisian selesai, kuisioner serta identitas diri dikumpulkan
Kembali
c. Tahap akhir
1) Pengolahan data
2) Penyusunan hasil penelitian
I. Analisa Data
A. Metode analisa data
1. Analisa univariat
Analisa univariat merupakan suatu tabel yang menggambarkan penyajian
data dalam bentuk distribusi frekuensi untuk satu variabel saja. Analisa
univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi dan presentase dari
masing-masing variabel baik dari variabel independen maupun variabel
dependen. Hasil dari analisis univariat ini akan disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi dan interprestasikan dengan narasi.
2. Analisa bivariat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independen yang meliputi response time dan variabel
dependen yaitu kualitas pelayanan pasien diruang instalasi gawat darurat
(IGD) RSUD Dr. soedarso. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah uji korelasi pearson. Uji ini digunakan untuk menguji hubungan
antara variabel independen dan dependen. Dasar pengambilan keputusan
penerimaan hipotesis penelitian berdasarkan tingkat signifikasi antara
variabel independen dan variabel depeneden, dengan taraf kepercayaan
95% dengan program SPSS.
Apabila dalam perhitungan ternyata bahwa :
a.Jika nilai p > 0,05 berarti dinyatakan hubungan tidak signifikan secara
statistik (tidak ada hubungan variabel independen dengan variabel
dependen).
b.Jika nilai p < 0,05 berarti dinyatakan hubungan signifikan secara statistik
(ada hubungan variabel independen dan variabel dependen).
2. . Teknik Analisa data
Pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Editing
Hasil data harus dilakukan penyuntingan (Editing) terlebih dahulu.
Editing merupakan pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
kuisioner yang disediakan agar mudah untuk dipahami responden.
b. Coding
Pemberian kode untuk mempermudah pemasukan data, misalnya
kuisioner A untuk kualitas pelayanan, kuisioner B untuk Response
time.
c. Skoring (penelitian)
Pada tahap ini penelitian pada setiap jawaban responden sesuai
dengan skor yang telah ditentukan.
d. Tabulating (tabulasi)
Kegiatan tabulasi yaitu kegiatan dimana peneliti memasukan data
hasil penelitian ke dalam table-tabel sesuai kriteria yang telah
ditentukan berdasarkan kuisioner yang telah ditentukan skornya.
e. Data entry
Tahap terakhir yaitu pemrosesan data, peneliti memasukan data diri
kuisioner ke dalam paket program computer.
f. Processing
Setelah di edit dan di koding, data di proses menggunakan program
SPSS.
g. Cleaning dan pembersihan data
Kegiatan pengecekan kembali pada data yang telah dimasukkan untuk
menghindari kesalahan memasukkan data dan ketidaklengkapan data,
yang apabila terdapat kesalahan maka akan dilakukan perbaikan
ulang.
I. Etika Penelitian
Etika penelitian yang memberikan jaminan bahwa keuntungan yang di
dapat dari penelitian jauh melebihi efek samping yang ditimbulkan.
Pemahaman etika penelitian merupakan suatu keharusan bagi peneliti
dibidang keperawatan (Dharma, 2017). Prinsip dasar etik penelitian:
1. Menghormati hakekat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Peneliti harus dilaksanakan dengan menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia. Subjek memiliki hak asasi dan kebebasan untuk menentukan
pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy).
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek ( respect for privacy and
confidentialy)
Manusia sebagai subjek penelitian memiliki privasi dan hak asasi untuk
mendapatkan kerahasiaan informasi. Namun tidak bias dipungkiri bahwa
penelitian menyebabkan terbentuknya informasi tentang subjek. Sehingga
peneliti perlu merahasiakan berbagai informasi yang menyangkut privasi
subjek yang tidak ingin identitas dan segala informasi tentang dirinya
diketahui oleh orang lain.
3. Menghormati keadilan dan inklusivitas ( respect for justice inclusiveness)
Prinsip keterbukaan dalam penelitian mengandung makna bahwapenelitian
dilakukan secara jujur, tepat, cermat, hati-hati dan dilakukan secara
propesional.
4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing
harm and benefits)
Prinsip ini mengandung makna bahwa setiap penelitian harus
mempertimbangkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi subjek penelitian
dan populasi dimana hasil penelitian akan diterapkan (beneficience).
DAFTAR PUSTAKA
Gobel, Y., Wahidin, W., & Muttaqin, M. (2018). Kualitas Pelayanan Kesehatan
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kota Makassar. Jurnal
Administrasi Negara, 24(3), 177–188. https://doi.org/10.33509/jan.v24i3.420
Purba, D., Kumaat, L., & Mulyadi, N. (2015). Hubungan Response Time Dengan
Kepuasan Keluarga Pasien Gawat Darurat Pada Triase Merah Di Igd Rsup
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 3(2),
110925.
Sari, F. E., Samino, & Risnawati. (2019). Analisis Hubungan Mutu Pelayanan
Kesehatan Dengan Kepuasan Pasien Diinstalasi Gawat Darurat (Igd) Rs
Pertamina Bintang Amin Lampung. 8(April), 53–61.