Disusun oleh:
RIDAN PRACHTAMA
NIS : 212210034
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Program pendidikan
Disetujui oleh :
Mengetahui :
iii
BIODATA SISWA
Golongan Darah :O
Pendidikan formal
RIDAN PRACHTAMA
NIS : 212210034
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan hidayah-nya dan telah memberikan banyak kesempatan,sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan PRAKERIN ini.Tujuan dibuatnya laporan ini untuk melengkapi salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas PRAKERIN yang telah ditetapkan oleh sekolah.
1. Bapak Krisna Fajar Mas,S.Si selaku kepala sekolah SMKS Bhakti Kencana
Cigombong.
2. Ibu Arindi Kusumatriyanti, S.Fram selaku kepala program di SMKS Bhakti Kencana
Cigombong
3. Ibu Arindi Kusmatriyanti,S.Farm selaku pembimbing dari pihak sekolah
4. Ibu Ranara Amara, Amd.Kep selaku pembimbing dari pihak RS Bhakti Medicare
5. Bapak NS. Yosa M.Fajar, S.Kep.,Ners selaku pemimpin instansi farmasi RS Bhakti
Medicare.
6. Staf dan karyawan RS Bhakti Medicare.
7. Bapak/ibu guru yang selalu memberikan ilmu kepada saya.
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
A. Pengertian ........................................................................................ 1
B. Anatomi Fisiologi ........................................................................... 1
C. Etiologi ............................................................................................ 2
D. Jenis Penyakit .................................................................................. 2
E. Patofisiologi .................................................................................... 3
F. Pathway ........................................................................................... 4
G. Manifestasi Klinis ........................................................................... 4
H. Pemeriksaan Diagnostik .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ....................................................................................... 8
I. Identitas ............................................................................... 8
II. Keluhan Utama ................................................................... 9
III. Riwayat Kesehatan Klien .................................................... 9
IV. Keadaan Lingkungan/Tempat Tinggal ................................ 23
V. Pemeriksaan Fisik Head To Toe ......................................... 23
VI. Psikolog ............................................................................... 25
VII. Data Penunjang ................................................................... 26
B. Analisis Data ................................................................................... 29
C. Rencana Tindakan Keperawatan ..................................................... 32
D. Catatan Keperawatan ...................................................................... 35
E. Catatan Perkembangan .................................................................... 46
vi
BAB III PENUTUP
Kesimpulan ................................................................................................. 52
A. Saran ................................................................................................ 52
DAFTAR PUSAKA ................................................................................... 53
vii
BAB I
TINJAUAN TEORI
A. Latar Belakang
Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi
dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi yaitu tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg yang menetap.
Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri
ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi
tekanan darah makan semakin berat kerja jantung. Menurut American Heart
Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita
hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa (Kemenkes RI). Hasil
Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) prevalensi hipertensi di Indonesia pada
tahun 2013 yang berusia ≥18 tahun sebesar 25,8% (Balitbankes, 2013).
Berdasarkan profil kesehatan Jawa Tengah tahun 2015 persentase hipertensi
pada usia > 15 tahun sebesar 17,74%. Pada tahun 2014 di Kota Semarang
hipertensi menduduki peringkat pertama penyakit tidak menular (PTM)
sebesar 21,637% (Dinkes, 2014). Hipertensi merupakan suatu keadaan
terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada
suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke
(kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh berkurangnya atau
berhentinya suplai darah secara tiba-tiba), penyakit jantung (terjadi pada
kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik
kiri (terjadi pada otot jantung). Selain itu, hipertensi dapat pula menyebabkan
gagal ginjal, penyakir arteri koronaria, dan retinopati (Shanty, 2011). Faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi diantaranya adalah faktor
fisiologi, konsumsi makan, gaya hidup dan psikososial. Faktor fisiologi terdiri
dari umur, jenis kelamin, genetik, lingkar pinggang, obesitas. Faktor konsumsi
makan terdiri dari asupan natrium, kalium, serat, lemak. Faktor gaya 2 hidup
terdiri dari kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, durasi tidur, kecemasan,
dan faktor psikososial terdiri dari (pengetahuan, sikap). Dalam penelitian ini
difokuskan pada faktor gaya hidup dan psikososial. Olahraga banyak
viii
dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena olahraga isotonik dan
teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan
darah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Herwati terhadap 78 orang
penderita hipertensi di Puskesmas Padang Pasir bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara kebiasaan olahraga dengan terkontrolnya tekanan
darah penderita hipertensi (p < 0,05. Nilai C = 0,63 termasuk ke dalam interval
(0,51 < C < 0,75), maka korelasi antara tingkat kecemasan dengan hipertensi
termasuk kategori derajat asosiasi kuat. ( Pramana, 2016) . Pengetahuan yang
baik dan sikap yang tepat mendorong keluarga untuk berperilaku yang tepat
dalam hal ini pencegahan pada penderita hipertensi, dimana perilaku
biasanya dipengaruhi oleh respon individu terhadap stimulus atau
pengetahuan yang bersifat baik, sedang, buruk, positif, negatif yang
tergantung bagaimana reaksi individu untuk merespon terhadap suatu
stimulus yang ada pada suatu tindakan atau perilaku (Notoatmodjo 2003).
Menurut penelitian yang dilakukan pada 24 responden pasien rawat jalan di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet pasien (p = 0,022)
(Novian, 2014). Sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo,
2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 110 responden di wilayah
kerja puskesmas Doro II Kabupaten Pekalongan menunjukkan bahwa ada
hubungan antara sikap terhadap kepatuhan diet hipertensi dengan tekanan
darah pada penderita hipertensi (p = 0,034) dan nilai korelasi sebesar -0,301
menunjukkan bahwa kekuatan hubungan sedang dan arah korelasi negatif
yang artinya semakin tinggi sikap kepatuhan diet hipertensi dakan semakin
rendah tingkat tekanan darah. (Puspita, 2011). Menurut data dari puskesmas
Bangetayu pada bulan Januari - Februari 2017 terdapat 782 kasus hipertensi
dengan rincian 330 kasus baru dan 452 kasus lama. Pada penelitian
sebelumnya hanya mencari hubungan antara faktor risiko hipertensi terhadap
kejadian hipertensi sedangkan pada penelitian ini peneliti akan melakukan
penelitian tentang seberapa besar faktor risiko hipertensi berpengaruh
terhadap kejadian hipertensi. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti
ix
adalah faktor gaya hidup dan faktor psikososial sedangkan faktor asupan
makan akan menjadi variabel kontrol. 4 Berdasarkan kajian diatas, perlu
dilakukan penelitian tentang Besar Risiko Faktor Gaya Hidup dan faktor
Psikososial sekaligus mengetahui prevalensi dan distribusi masing-masing
faktor risiko.1
B. Anatomi Fisiologi
1
https://repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/2.%20BAB%20I_FIX.pdf
2
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1157/MUHAMMAD
%20FACHRUL%20IMAN%20AKX16071%20%282019%29-1-55.pdf?sequence=1&isAllowed=y
x
C. Etiologi
xi
● Narkoba: amfetamin, kokain, ekstasi3
D. Jenis Penyakit
1. Hipertensi Esensial atau Primer
Jenis ini akan muncul dengan cara bertahap selama bertahun-tahun. Penyebabnya
sendiri adalah faktor genetik atau gaya hidup yang tidak sehat. Kebanyakan orang
yang memiliki hipertensi primer atau esensial ini tidak menunjukkan gejalanya
sama sekali, bahkan gejala akan terlihat mirip dengan kondisi medis lainnya
2. Prehipertensi
Prehipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah lebih tinggi dari biasanya yang
merupakan ertanda bahwa seseorang berisiko terkena hipertensi. Prehipetensi
terjadi ketika tekanan darah berada di antara 120/90 mmHg dan 140/9mmHg
Tekanan darah normal biasanya lebih rendah dari 120/90 mmHg. Seseorang
dinyatakan prehiperensi apabila tekanan darahnya mencapai 140/90mmHg atau
lebih. Jenis hipertensi satu ini tidak menunjukkan tanda dan gejala apapun.
3. Hipertensi Urgensi
Hipertensi Urgensi terjadi, jika tekanan darah sudah sangat tinggi, tetapi
diperkirakan belum terjadi kerusakan organ-organ pada dalam tubuh. Jenis
hipertensi ini termasuk dalam bagian dari krisis hipertensi. Gejala yang di
timbulkan antara lain sesak napas, sakit punggung, nyeri di dada, mati rasa,
kesulitan bicara dan perubahan penglihatan.
4. Krisis Hipertensi
Jenis hipertensi ini sudah mencapai tahapan parah, yang ditandai pada tekanan
darah yang mencapai 180/120 mmHg atau lebih tinggi. Tekanan darah yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, dan
menyebabkan peradangan, serta menimbulkan pendarahan dalam. Jika sudah
terjadi, kondisi ini bisa dapat menyebabkan komplikasi yang sangat berbahaya,
seperti stroke.
Krisis hipertensi bisa disebabkan oleh beberapa penyakit seperti gagal ginjal atau
gagal jantung, serangan jantung, stroke. Jika sudah terjadi, penderita bisa saja
tidak merasakan gejala tertentu. Namun gejala yang muncul dapat berupa sakit
kepala, mimisan, atau rasa cemas berlebihan.
5. Hipertensi Emergensi
3
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/hipertensi/etiologi
xii
Hipertensi Emergensi merupkan kondisi saat tekanan darah sudah sangat tinggi
dan telah menyebabkan kerusakan kerusakan pada organ tubuh. Gejalanya akan
ditandai dengan sesak napas, sakit punggung, nyeri dada, mati rasa, kesulitan
bicara, atau kejang-kejang4
E. Patofisiologi
4
https://www.herminahospitals.com/id/articles/jenis-jenis-hipertensi.html
xiii
oleh tubulus ginjal. Tempat kerja utama aldosterone adalah pada selsel principal
di tubulus koligentes kortikalis. Mekanisme dimana aldosterone meningkatkan
reabsorpsi natrium sementara pada saat yang sama meningkatkan sekresi kalium
adalah merangsang pompa natrium kalium ATPase pada sisi basolateral dari
membrane tubulus koligentes kortikalis. Aldosteron juga meningkatkan
permeabilitas natrium pada sisi luminal membrane. Sampai sekrang pengetahuan
tentang pathogenesis hipertensi primer terus berkembang karena belum didapat
jawaban yang memuaskan yang dapat menerangkan terjadinya peningkatan
tekanan darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer
(Sylvestris, 2014).5
F. Pathways
5
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4282/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf
xiv
xv
G. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik menurut (Merdekawati et al., 2021) muncul setelah penderita
mengalami hipertensi selama bertahun-tahun, gejalanya antara lain:
1. Sistem saraf pusat rusak.
2. Sakit kepala oksipital terjadi saat bangun pagi akibat peningkatan tekanan
intrakranial disertai mual dan muntah.
3. Menderita tekanan darah tinggi akibat kelainan pembuluh darah.
4. Sakit kepala, pusing dan kelelahan disebabkan oleh penurunan perfusi darah
yang disebabkan oleh vasokonstriksi.
5. Tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan pada retina, menyebabkan
penglihatan kabur.
6. Nokturia (peningkatan buang air kecil di malam hari) disebabkan oleh
peningkatan aliran darah ke ginjal dan peningkatan filtrasi glomerulus.6
H. Pemeriksaan Diagnosis
6
https://eprints.umm.ac.id/94151/3/BAB%20II.pdf
xvi
Normal, yaitu berada di bawah 130/85 mmHg
Meningkat, yaitu berkisar antara 130ꟷ139 mmHg untuk tekanan sistolik
dan kurang dari 85-89 mmHg untuk tekanan diastolik
Hipertensi tingkat 1, yaitu berkisar antara 140ꟷ159 mmHg untuk tekanan
sistolik dan kurang dari 90–99 mmHg untuk tekanan diastolik
Hipertensi tingkat 2, yaitu berada di angka 160/100 atau lebih
Setelah itu, untuk mencari tahu penyebab tekanan darah tinggi dan mendeteksi
kerusakan organ yang mungkin terjadi akibat hipertensi, dokter dapat melakukan
pemeriksaan lebih lanjut, meliputi:
7
https://www.alodokter.com/hipertensi/diagnosis
xvii
BAB II
TINJAUAN KASUS
I. Identitas
A.Identitas klien
Nams :Ny,S
Tempat/ tgl Lahir :Sukabumi, 9 Januari 1979
Agama :Islam
Status Perkawinan :Sudah Menikah
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa :Sunda
Alamat :Pondok Kaso RT 05 RW 02
xviii
III. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
A. Riwayat Kesehatan Klien Sekarang
Pasien mengatakan sudah tidak terlalu nyeri
B. Riwayat Kesehatan Klien Dahulu
Pasien Mengatakan Tipes, lambung, bronkitis
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien Mengatakan Tidak Mempunyai Riwayat Penyakit Keturunan
IV. KEADAAN LINGKUNGAN/TEMPAT TINGGAL
Keadaan Lingkungan / Tempat Tinggal Pasien Nyaman Bersih,Dan Dapat
Pentilasi Letak Rumah Dipinggir Jalan Sehingga,Banyak Kendaraan Yang Lewat
V. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
a. Antropometri
Berat Badan (BB):84 KG
Tinggi Badan (Td):170 CM
Lingkar Lengan Atas (LLA):-
b. Antropometri
Suhu (S):36,4oC
Nadi (N):86 x/menit
Respirasi Rate (RR):20x/menit
Tekanan Darah (TD): 120/80 mmhg
c. Penampilan Umum
GCS : 5 (E) Mata (4) M (Metorik) (6) V (Verbal) (5)
Keadaan Umum:Sedang
d. Kulit
Warna Kulit Sawo Mateng , Tidak Ada Benjolan Tidak Ada Lesi,
e. Kepala
Bentuk Kepala Simetris ,Warna Rambut Aga Kecoklatan ,Tidak
Ada Ketombe Jenis Rambut lurus, Bentuk Mata Simetris Pupil
Isokor,Bola Mata Hitam, Mata Tidak Anemis, hidung
Simetris,Tidak Ada Pengeluaran Cairan Dihidung
f. Leher
Bentuk Leher Simetris ,Tidak Ada Benjolan ,Reflek Menelan Bagus
xix
g. Mulut Dan Tenggorokan
- Bentuk Bibir Simetris ,Mulut Lembap , Warna Gigi Aga
Kuning Lidah Simetris ,Tidak Ada Sariyawan
- Tidak ada Nyeri Saat Menelan
h. Dada
Bentuk Dada Simetris ,Tidak Ada Benjolan Dipayudara,Disekitar
Dada
i. Paru
j. Jantung
Suara Jantung Nornal,CTR < 2 Detik , HR/Nadi 98x/mnt
k. Abdomen
Bentuk Perut Sedikit Cembung Dan Tidak Ada Nyeri Tekan Pada
Abdomen
l. Genetalia
Ny,S Menolak Pemeriksaan Pada Genetalia
m. Anus
NY,S Menolak Untuk Pemeriksaan Pada Anus
VI. Psikolog
A. PERSEPSI DAN HARAPAN
1. Pasien : Ny,S Berharap Sembuh Dari Deritanya Dan
Kembali Beraktivitas Seperti Semula.
2. Keluarga: Ny. S Mengatakan Berharap Pasien Dapat
Sembuh Dan Berkumpul Kembali Dengan Keluarga
B. STATUS MENTAL
1) Emosi:Pasien Dapat Mengontrol Emosi,Dan Tidak Pernah
Marah – Marah Terhadap Keluarga Maupun Pasien
2) Konsep Diri:Pasien Mengatakan Bersyukur Badannya
Sudah Merasa Sehat.
3) Pola Interaksi : Pasien Dapat Berinteraksi Baik Dengan
Keluarganya Dan Pasien Lainnya Maupun Sama Perawat
xx
4) Gaya Komunikasi:Pasien Berbicara Dengan Nada Sangat
Jelas.
C. LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL BUDAYA
1. Pekerjaan:Pasien Mengatakan Ibu Rumah Tangga
2. Hubungan Sosial:Ny,S Berinteraksi Baik Dengan
Tetangganya
3. Gaya Hidup:Sederhana Dan Pasien Bisa Menyesuaikan
Dengan Gaya Hidupnya.
4. Sosial Budaya(Suku):Budaya Sunda
VII. Data Penunjang
1) Laboratorium
xxi
.
2) Rontgen
- - -
3) Data P
xxii
4)Terapi Dan Pengobatan
xxiii
VIII. Analisa Data
xxiv
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Keperawatan
Tujuan Itervensi Rasional
xxv
CATATAN KEPERAWATAN
xxvi
xxvii
CATATAN PERKEMBANGAN
xxviii
BAB III
A. Kesimpulan
Dari studi literatur yang dilakukan terhadap beberapa jurnal, diketahui
bahwa pola makan dengan pemilihan makanan yang kurang tepat sangat
berpengaruh terhadap penyakit hipertensi yang terjadi. Pola makan yang
dapat mengakibatkan hipertensi adalah sering mengkonsumsi makanan
yang mengandung tinggi natrium dan tinggi lemak Selain pola makan,
stress juga berpengaruh terhadap hipertensi. Stress dapat mengakibatkan
tekanan darah naik. Jika hal ini berlangsung terus menerus, maka dapat
mengakibatkan hipertensi.
B. Saran
1. Saran Untuk Sekolah
Agar Meningkatkan Kerjasama Antara Sekolah Dan
Rumasakit
Pembahaan Mengenai Laporan Agar Laporan Dapat Selesai
Dengan Tepat Pada Waktu Pengumpulannya
xxix
Daftar Pustaka
https://repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/2.%20BAB%20I_FIX.pdf
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1157/MUHAMMAD
%20FACHRUL%20IMAN%20AKX16071%20%282019%29-1-55.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/hipertensi/etiologi
https://www.herminahospitals.com/id/articles/jenis-jenis-hipertensi.html
http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/4282/3/BAB%20II%20TINJAUAN
%20PUSTAKA.pdf
https://eprints.umm.ac.id/94151/3/BAB%20II.pdf
https://www.alodokter.com/hipertensi/diagnosis
xxx