Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN HASIL PRAKTEK KERJA INSTANSI (PRAKERIN)

DI RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE

Jl. Raya Siliwangi No.186 B, Cicurug Kec.Cicurug, Kab. Sukabumi

Jawa Barat 43359

TAHUN AJARAN 2023/2024

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S (44 TH)

DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI 409

DI RUMAH SAKIT BHAKTI MEDICARE

Disusun oleh:

RIDAN PRACHTAMA

NIS : 212210034

YAYASAN ADHI GUNA KENCANA


SMK KESEHATAN BHAKTI KENCANA
KOMPETENSI KEPERAWATAN

Jln. Mayjen HR.Edi Sukma No. 56 kp.benteng tugu Rt. 14/04


Desa Cigombong, Kec. Cigombong,Kab. Bogor 16110
Emai:smksbkcigombong@gmail.co

i
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INSTANSI

R.S BHAKTI MEDICARE

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

RIDAN PRACHTAMA : 212210034

Telah diseminarkan didepan dewan penguji

Pada tanggal 3 Mei 2023

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Cigombong, 03 Mei 2023

Kepala Sekolah Kepala Program


SMKS BHAKTI KENCANA CIGOMBONG SMKS BHAKTI KENCANA CIGOMBONG

Krisna Fajar Mas,S.Si, M.Pd Arindi Kusmatriyanti, S.Farm

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan ini disusun sebagai pernyataan penyelesaian

Program pendidikan

SMKS BHAKTI KENCANA CIGOMBONG

Disetujui oleh :

Pembimbing sekolah Pembimbing instansi


SMKS Bhakti Kencana RS.Bhakti Medicare

Ranara Sinta, Amd.Kep NS. Yosa M. Fajar, S.Kep, Ners.

Mengetahui :

Kepala sekolah Kepala Program Keahlian


SMKS Bhakti Kencana RS Bhakti Medicare

Krisna Fajar Mas, S.Si, M.Pd Arindi kusmatriyanti,S.Fram

iii
BIODATA SISWA

Nama : RIDAN PRACHTAMA

Nomor Induk Siswa : 212210034

Tempat ,Tanggal Lahir :Sukabumi,06 Mei 2006

Jenis kelamin : Laki – laki

Golongan Darah :O

Alamat : KP, Benda GG, Bubur RT 02 RW 01 KEC, Cicurug


KAB, Sukabumi

Nama orang tua

a.Ayah : Dona Rachmandia

b. Ibu : Lia Lestari

Pendidikan formal

a.SD (2011-2018) :SDN Benda

b.SMP (2018-2021) :MTS Madaniyah Benda

Bogor,3 Mei 2023 Penyusun

RIDAN PRACHTAMA

NIS : 212210034

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan hidayah-nya dan telah memberikan banyak kesempatan,sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan PRAKERIN ini.Tujuan dibuatnya laporan ini untuk melengkapi salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan tugas PRAKERIN yang telah ditetapkan oleh sekolah.

Dalam proses penyusunan laporan ini,saya selalu mendapatkan pengarahan serta


bantuan dan bimbingan yang sangat berharga.Saya ingin mengucapkan terima kasih yang
sebesar besarnya kepada:

1. Bapak Krisna Fajar Mas,S.Si selaku kepala sekolah SMKS Bhakti Kencana
Cigombong.
2. Ibu Arindi Kusumatriyanti, S.Fram selaku kepala program di SMKS Bhakti Kencana
Cigombong
3. Ibu Arindi Kusmatriyanti,S.Farm selaku pembimbing dari pihak sekolah
4. Ibu Ranara Amara, Amd.Kep selaku pembimbing dari pihak RS Bhakti Medicare
5. Bapak NS. Yosa M.Fajar, S.Kep.,Ners selaku pemimpin instansi farmasi RS Bhakti
Medicare.
6. Staf dan karyawan RS Bhakti Medicare.
7. Bapak/ibu guru yang selalu memberikan ilmu kepada saya.

Dalam penyususnan tugas laporan PRAKERIN ini masih jauh dari


sempurna,karena keterbatsan,kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.Oleh karena itu
segala saran dan kritik dari berbagai pihak yang sifatnya dapat membangun sangat
diharapkan.

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

BIODATA SISWA .................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................... ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I TINJAUAN TEORI

A. Pengertian ........................................................................................ 1
B. Anatomi Fisiologi ........................................................................... 1
C. Etiologi ............................................................................................ 2
D. Jenis Penyakit .................................................................................. 2
E. Patofisiologi .................................................................................... 3
F. Pathway ........................................................................................... 4
G. Manifestasi Klinis ........................................................................... 4
H. Pemeriksaan Diagnostik .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian ....................................................................................... 8
I. Identitas ............................................................................... 8
II. Keluhan Utama ................................................................... 9
III. Riwayat Kesehatan Klien .................................................... 9
IV. Keadaan Lingkungan/Tempat Tinggal ................................ 23
V. Pemeriksaan Fisik Head To Toe ......................................... 23
VI. Psikolog ............................................................................... 25
VII. Data Penunjang ................................................................... 26
B. Analisis Data ................................................................................... 29
C. Rencana Tindakan Keperawatan ..................................................... 32
D. Catatan Keperawatan ...................................................................... 35
E. Catatan Perkembangan .................................................................... 46

vi
BAB III PENUTUP

Kesimpulan ................................................................................................. 52

A. Saran ................................................................................................ 52
DAFTAR PUSAKA ................................................................................... 53

vii
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Latar Belakang
Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu kondisi
dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi yaitu tekanan darah
sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg yang menetap.
Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan tekanan dinding arteri
ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh. Semakin tinggi
tekanan darah makan semakin berat kerja jantung. Menurut American Heart
Association (AHA), penduduk Amerika yang berusia diatas 20 tahun menderita
hipertensi telah mencapai angka hingga 74,5 juta jiwa (Kemenkes RI). Hasil
Riset Kesehatan dasar (Riskesdas) prevalensi hipertensi di Indonesia pada
tahun 2013 yang berusia ≥18 tahun sebesar 25,8% (Balitbankes, 2013).
Berdasarkan profil kesehatan Jawa Tengah tahun 2015 persentase hipertensi
pada usia > 15 tahun sebesar 17,74%. Pada tahun 2014 di Kota Semarang
hipertensi menduduki peringkat pertama penyakit tidak menular (PTM)
sebesar 21,637% (Dinkes, 2014). Hipertensi merupakan suatu keadaan
terjadinya peningkatan tekanan darah yang memberi gejala berlanjut pada
suatu target organ tubuh sehingga timbul kerusakan lebih berat seperti stroke
(kerusakan jaringan otak yang disebabkan oleh berkurangnya atau
berhentinya suplai darah secara tiba-tiba), penyakit jantung (terjadi pada
kerusakan pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik
kiri (terjadi pada otot jantung). Selain itu, hipertensi dapat pula menyebabkan
gagal ginjal, penyakir arteri koronaria, dan retinopati (Shanty, 2011). Faktor-
faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi diantaranya adalah faktor
fisiologi, konsumsi makan, gaya hidup dan psikososial. Faktor fisiologi terdiri
dari umur, jenis kelamin, genetik, lingkar pinggang, obesitas. Faktor konsumsi
makan terdiri dari asupan natrium, kalium, serat, lemak. Faktor gaya 2 hidup
terdiri dari kebiasaan olahraga, kebiasaan merokok, durasi tidur, kecemasan,
dan faktor psikososial terdiri dari (pengetahuan, sikap). Dalam penelitian ini
difokuskan pada faktor gaya hidup dan psikososial. Olahraga banyak

viii
dihubungkan dengan pengelolaan hipertensi, karena olahraga isotonik dan
teratur dapat menurunkan tahanan perifer yang akan menurunkan tekanan
darah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Herwati terhadap 78 orang
penderita hipertensi di Puskesmas Padang Pasir bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara kebiasaan olahraga dengan terkontrolnya tekanan
darah penderita hipertensi (p < 0,05. Nilai C = 0,63 termasuk ke dalam interval
(0,51 < C < 0,75), maka korelasi antara tingkat kecemasan dengan hipertensi
termasuk kategori derajat asosiasi kuat. ( Pramana, 2016) . Pengetahuan yang
baik dan sikap yang tepat mendorong keluarga untuk berperilaku yang tepat
dalam hal ini pencegahan pada penderita hipertensi, dimana perilaku
biasanya dipengaruhi oleh respon individu terhadap stimulus atau
pengetahuan yang bersifat baik, sedang, buruk, positif, negatif yang
tergantung bagaimana reaksi individu untuk merespon terhadap suatu
stimulus yang ada pada suatu tindakan atau perilaku (Notoatmodjo 2003).
Menurut penelitian yang dilakukan pada 24 responden pasien rawat jalan di
Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang terdapat hubungan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan diet pasien (p = 0,022)
(Novian, 2014). Sikap adalah merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu (Notoatmodjo,
2007). Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 110 responden di wilayah
kerja puskesmas Doro II Kabupaten Pekalongan menunjukkan bahwa ada
hubungan antara sikap terhadap kepatuhan diet hipertensi dengan tekanan
darah pada penderita hipertensi (p = 0,034) dan nilai korelasi sebesar -0,301
menunjukkan bahwa kekuatan hubungan sedang dan arah korelasi negatif
yang artinya semakin tinggi sikap kepatuhan diet hipertensi dakan semakin
rendah tingkat tekanan darah. (Puspita, 2011). Menurut data dari puskesmas
Bangetayu pada bulan Januari - Februari 2017 terdapat 782 kasus hipertensi
dengan rincian 330 kasus baru dan 452 kasus lama. Pada penelitian
sebelumnya hanya mencari hubungan antara faktor risiko hipertensi terhadap
kejadian hipertensi sedangkan pada penelitian ini peneliti akan melakukan
penelitian tentang seberapa besar faktor risiko hipertensi berpengaruh
terhadap kejadian hipertensi. Dalam penelitian ini, variabel yang diteliti

ix
adalah faktor gaya hidup dan faktor psikososial sedangkan faktor asupan
makan akan menjadi variabel kontrol. 4 Berdasarkan kajian diatas, perlu
dilakukan penelitian tentang Besar Risiko Faktor Gaya Hidup dan faktor
Psikososial sekaligus mengetahui prevalensi dan distribusi masing-masing
faktor risiko.1

B. Anatomi Fisiologi

Jantung adalah organ yang memompa darah melalui pembuluh darah


menuju ke seluruh jaringan tubuh. Sistem kardiovaskuler terdiri darah,
jantung, dan pembuluh darah. Darah yang mencapai sel-sel tubuh dan
melakukan pertukaran zat dengan 8 sel-sel tersebut harus di pompa
secara terus-menerus oleh jantung melalui pembuluh darah. Sisi kanan
dari jantung, memompa darah melewati paru-paru, memungkinkan
darah untuk melakukan pertukaran antara oksigen dan karbondioksida

Walaupun jantung memompa darah ke seluruh tubuh, jantung tidak


menerima nutrisi dari darah yang di pompanya. Nutrisi tidak dapat
menyebar cukup cepat dari darah yang ada dalam bilik jantung untuk
memberi nurisi semua lapisan sel yang membentuk dinding jantung.
Untuk alasan ini, miokardium memiliki jaringan pembuluh darah
sendiri, yaitu sirkulasi koroner ( Tortora, 2012)2

1
https://repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/2.%20BAB%20I_FIX.pdf
2
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1157/MUHAMMAD
%20FACHRUL%20IMAN%20AKX16071%20%282019%29-1-55.pdf?sequence=1&isAllowed=y

x
C. Etiologi

Sistem Organ Etiologi


Renal Penyakit parenkim ginjal: penyakit ginjal kronik, penyakit
ginjal polikistik
Penyakit renovaskuler: stenosis arteri ginjal, displasia
fibromuskular

Endokrin Aldosteronisme primer


Sindrom Cushing
Hipertiroid
Hipotiroid
Hiperparatiroid
Pheochromocytoma
Akromegali
Hiperplasia adrenal kongenita

Vaskuler Koarktasio aorta

Lainnya Obstructive sleep apnea


Kehamilan
Skleroderma
Obat
● Obat antiinflamasi nonsteroid: ibuprofen, naproxen
● Dekongestan: pseudoefedrin
● Antidepresan: venlafaxine, bupropion, and
desipramine
● Hormon: pil kontrasepsi
● Kafein
● Antibodi monoklonal: bevacizumab, gefitinib, imatinib ,
pazopanib, ramucirumab
● Imunosupresan: siklosporin, tacrolimus
● Stimulan: methylphenidate

xi
● Narkoba: amfetamin, kokain, ekstasi3

D. Jenis Penyakit
1. Hipertensi Esensial atau Primer
Jenis ini akan muncul dengan cara bertahap selama bertahun-tahun. Penyebabnya
sendiri adalah faktor genetik atau gaya hidup yang tidak sehat. Kebanyakan orang
yang memiliki hipertensi primer atau esensial ini tidak menunjukkan gejalanya
sama sekali, bahkan gejala akan terlihat mirip dengan kondisi medis lainnya
2. Prehipertensi
Prehipertensi adalah kondisi ketika tekanan darah lebih tinggi dari biasanya yang
merupakan ertanda bahwa seseorang berisiko terkena hipertensi. Prehipetensi
terjadi ketika tekanan darah berada di antara 120/90 mmHg dan 140/9mmHg
Tekanan darah normal biasanya lebih rendah dari 120/90 mmHg. Seseorang
dinyatakan prehiperensi apabila tekanan darahnya mencapai 140/90mmHg atau
lebih. Jenis hipertensi satu ini tidak menunjukkan tanda dan gejala apapun.
3. Hipertensi Urgensi
Hipertensi Urgensi terjadi, jika tekanan darah sudah sangat tinggi, tetapi
diperkirakan belum terjadi kerusakan organ-organ pada dalam tubuh. Jenis
hipertensi ini termasuk dalam bagian dari krisis hipertensi. Gejala yang di
timbulkan antara lain sesak napas, sakit punggung, nyeri di dada, mati rasa,
kesulitan bicara dan perubahan penglihatan.
4. Krisis Hipertensi
Jenis hipertensi ini sudah mencapai tahapan parah, yang ditandai pada tekanan
darah yang mencapai 180/120 mmHg atau lebih tinggi. Tekanan darah yang
terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, dan
menyebabkan peradangan, serta menimbulkan pendarahan dalam. Jika sudah
terjadi, kondisi ini bisa dapat menyebabkan komplikasi yang sangat berbahaya,
seperti stroke.
Krisis hipertensi bisa disebabkan oleh beberapa penyakit seperti gagal ginjal atau
gagal jantung, serangan jantung, stroke. Jika sudah terjadi, penderita bisa saja
tidak merasakan gejala tertentu. Namun gejala yang muncul dapat berupa sakit
kepala, mimisan, atau rasa cemas berlebihan.

5. Hipertensi Emergensi

3
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/hipertensi/etiologi

xii
Hipertensi Emergensi merupkan kondisi saat tekanan darah sudah sangat tinggi
dan telah menyebabkan kerusakan kerusakan pada organ tubuh. Gejalanya akan
ditandai dengan sesak napas, sakit punggung, nyeri dada, mati rasa, kesulitan
bicara, atau kejang-kejang4

E. Patofisiologi

Patofisiologi terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II


dari angiotensin I oleh Angiotensin I Converting Enzyme (ACE) yang memegang
peran fisiologis penting dalam mengatur tekanan darah. Darah mengandung
angiotensinogen yang diproduksi di hati. Selanjutnya hormone renin akan diubah
menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah
menjadi angiotensin II. Renin disintesis dan disimpan dalam bentuk inaktif yang
disebut prorenin dalam sel-sel jukstaglomerular (sel JG) pada ginjal. Sel JG
merupakan modifikasi dari sel-sel otot polos yang terletak pada dinding arteriol
aferen tepat di proksimal glomeruli. Bila tekanan arteri menurun, reaksi intrinsik
dalam ginjal itu sendiri menyebabkan banyak molekul protein dalam sel JG
terurai dan melepaskan renin. Angiotensin II adalah vasokonstriktor yang sangat
kuat dan memiliki efek lain yang juga mempengaruhi sirkulasi. Selama
angiotensin II ada dalam darah, maka angiotensin II mempunyai dua pengaruh
utama yang dapat meningkatkan tekanan arteri. Pengaruh pertama yaitu
vasokonstriksi, timbul dengan cepat. Vasokonstriksi terjadi terutama pada arteriol
dan sedikit lemah pada vena. Cara kedua dimana angiotensin II meningkatkan
tekanan arteri adalah dengan bekerja pada ginjal untuk menurunkan ekskresi
garam dan air. Vasopressin atau disebut juga dengan ADH (Anti Diuretic
System), bahkan lebih kuat daripada angiontensin sebagai vasokonstriktor, jadi
kemungkinan merupakan bahan vasokonstriktor yang paling kuat dari tubuh.
Bahan ini dibentuk hipotalamus tetapi diangkut menuruni pusat akson saraf ke
glandula hipofise posterior, dimana akhirnya disekresi ke dalam darah. Aldosteron
yang disekresikan oleh sel-sel zona glomerulosa pada korteks adrenal, adalah
suatu regulator penting bagi reabsorpsi natrium (Na+ ) dan sekresi kalium (K+ )

4
https://www.herminahospitals.com/id/articles/jenis-jenis-hipertensi.html

xiii
oleh tubulus ginjal. Tempat kerja utama aldosterone adalah pada selsel principal
di tubulus koligentes kortikalis. Mekanisme dimana aldosterone meningkatkan
reabsorpsi natrium sementara pada saat yang sama meningkatkan sekresi kalium
adalah merangsang pompa natrium kalium ATPase pada sisi basolateral dari
membrane tubulus koligentes kortikalis. Aldosteron juga meningkatkan
permeabilitas natrium pada sisi luminal membrane. Sampai sekrang pengetahuan
tentang pathogenesis hipertensi primer terus berkembang karena belum didapat
jawaban yang memuaskan yang dapat menerangkan terjadinya peningkatan
tekanan darah. Tekanan darah dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer
(Sylvestris, 2014).5

F. Pathways
5
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4282/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf

xiv
xv
G. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik menurut (Merdekawati et al., 2021) muncul setelah penderita
mengalami hipertensi selama bertahun-tahun, gejalanya antara lain:
1. Sistem saraf pusat rusak.
2. Sakit kepala oksipital terjadi saat bangun pagi akibat peningkatan tekanan
intrakranial disertai mual dan muntah.
3. Menderita tekanan darah tinggi akibat kelainan pembuluh darah.
4. Sakit kepala, pusing dan kelelahan disebabkan oleh penurunan perfusi darah
yang disebabkan oleh vasokonstriksi.
5. Tekanan darah tinggi menyebabkan kerusakan pada retina, menyebabkan
penglihatan kabur.
6. Nokturia (peningkatan buang air kecil di malam hari) disebabkan oleh
peningkatan aliran darah ke ginjal dan peningkatan filtrasi glomerulus.6

H. Pemeriksaan Diagnosis

Untuk mendiagnosis hipertensi, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai


riwayat penyakit pasien dan keluarganya. Dokter juga akan bertanya terkait gaya
hidup pasien, seperti kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol.
Diagnosis hipertensi dilakukan dengan mengukur tekanan darah pasien
menggunakan alat yang disebut sphygmomanometer. Berikut ini adalah tahapan
pemeriksaan tekanan darah yang benar agar didapatkan hasil yang akurat:

 Pasien tidak boleh berolahraga, merokok, dan mengonsumsi minuman


berkafein 30 menit sebelum pemeriksaan tekanan darah
 Pasien akan diminta untuk buang air kecil terlebih dahulu, kemudian
duduk rileks di kursi dengan kaki berpijak di lantai
 Pasien perlu menggulung lengan kemeja atau melepaskan pakaian yang
menutupi area pemasangan manset sphygmomanometer
 Pasien tidak boleh berbicara selama pemeriksaan tekanan darah
berlangsung
 Dokter akan mengukur tekanan darah pada kedua lengan pasien, setelah
itu pengukuran akan diulang di lengan yang tekanan darahnya lebih tinggi
 Dokter akan mengulang pengukuran tekanan darah minimal dua kali
dengan jeda 1–2 menit

Selanjutnya, hasil pengukuran tekanan darah akan diklasifikasikan sebagai


berikut:

6
https://eprints.umm.ac.id/94151/3/BAB%20II.pdf

xvi
 Normal, yaitu berada di bawah 130/85 mmHg
 Meningkat, yaitu berkisar antara 130ꟷ139 mmHg untuk tekanan sistolik
dan kurang dari 85-89 mmHg untuk tekanan diastolik
 Hipertensi tingkat 1, yaitu berkisar antara 140ꟷ159 mmHg untuk tekanan
sistolik dan kurang dari 90–99 mmHg untuk tekanan diastolik
 Hipertensi tingkat 2, yaitu berada di angka 160/100 atau lebih

Setelah itu, untuk mencari tahu penyebab tekanan darah tinggi dan mendeteksi
kerusakan organ yang mungkin terjadi akibat hipertensi, dokter dapat melakukan
pemeriksaan lebih lanjut, meliputi:

 Tes darah, untuk mengetahui fungsi ginjal


 Tes urine, untuk mengetahui fungsi ginjal serta kadar hormon kortisol
 Elektrokardiogram, untuk mengetahui aktivitas listrik jantung
 Ekokardiogram, untuk melihat kondisi katup jantung
 CT scan, untuk mengetahui kondisi ginjal dan kelenjar adrenal
 USG ginjal, untuk memeriksa kondisi ginjal
7

7
https://www.alodokter.com/hipertensi/diagnosis

xvii
BAB II

TINJAUAN KASUS

I. Identitas
A.Identitas klien
Nams :Ny,S
Tempat/ tgl Lahir :Sukabumi, 9 Januari 1979
Agama :Islam
Status Perkawinan :Sudah Menikah
Pekerjaan :Ibu Rumah Tangga
Suku/Bangsa :Sunda
Alamat :Pondok Kaso RT 05 RW 02

Tanggal Masuk Rs :Selasa, 12 Maret 2023


Tanggal Pengkajian :Selasa, 17 Maret 2023
Diagnosa Medis :HIPERTENSI
No Medrec :74 – 19 - 92

B.Identitas Penanggung Jawab


Nama :Ny, S
Umur :19
Jenis Kelamin :Perempuan
Pendidikan Terakhir :SMA
Pekerjaan :Tidak ada
Alamat :Pondok Kaso RT 05 RW 02

Hubungan Dengan Klien : Ibu dan Anak

II. KELULUHAN UTAMA


Pasien mengatakan lambung

xviii
III. RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
A. Riwayat Kesehatan Klien Sekarang
Pasien mengatakan sudah tidak terlalu nyeri
B. Riwayat Kesehatan Klien Dahulu
Pasien Mengatakan Tipes, lambung, bronkitis
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien Mengatakan Tidak Mempunyai Riwayat Penyakit Keturunan
IV. KEADAAN LINGKUNGAN/TEMPAT TINGGAL
Keadaan Lingkungan / Tempat Tinggal Pasien Nyaman Bersih,Dan Dapat
Pentilasi Letak Rumah Dipinggir Jalan Sehingga,Banyak Kendaraan Yang Lewat
V. PEMERIKSAAN FISIK HEAD TO TOE
a. Antropometri
 Berat Badan (BB):84 KG
 Tinggi Badan (Td):170 CM
 Lingkar Lengan Atas (LLA):-
b. Antropometri
 Suhu (S):36,4oC
 Nadi (N):86 x/menit
 Respirasi Rate (RR):20x/menit
 Tekanan Darah (TD): 120/80 mmhg
c. Penampilan Umum
GCS : 5 (E) Mata (4) M (Metorik) (6) V (Verbal) (5)

Keadaan Umum:Sedang
d. Kulit
Warna Kulit Sawo Mateng , Tidak Ada Benjolan Tidak Ada Lesi,
e. Kepala
Bentuk Kepala Simetris ,Warna Rambut Aga Kecoklatan ,Tidak
Ada Ketombe Jenis Rambut lurus, Bentuk Mata Simetris Pupil
Isokor,Bola Mata Hitam, Mata Tidak Anemis, hidung
Simetris,Tidak Ada Pengeluaran Cairan Dihidung
f. Leher
Bentuk Leher Simetris ,Tidak Ada Benjolan ,Reflek Menelan Bagus

xix
g. Mulut Dan Tenggorokan
- Bentuk Bibir Simetris ,Mulut Lembap , Warna Gigi Aga
Kuning Lidah Simetris ,Tidak Ada Sariyawan
- Tidak ada Nyeri Saat Menelan
h. Dada
Bentuk Dada Simetris ,Tidak Ada Benjolan Dipayudara,Disekitar
Dada
i. Paru

Suara Nafas Ronchi

RR=33x/mnt Nafas Teratur Aga Lambat

j. Jantung
Suara Jantung Nornal,CTR < 2 Detik , HR/Nadi 98x/mnt
k. Abdomen
Bentuk Perut Sedikit Cembung Dan Tidak Ada Nyeri Tekan Pada
Abdomen
l. Genetalia
Ny,S Menolak Pemeriksaan Pada Genetalia
m. Anus
NY,S Menolak Untuk Pemeriksaan Pada Anus
VI. Psikolog
A. PERSEPSI DAN HARAPAN
1. Pasien : Ny,S Berharap Sembuh Dari Deritanya Dan
Kembali Beraktivitas Seperti Semula.
2. Keluarga: Ny. S Mengatakan Berharap Pasien Dapat
Sembuh Dan Berkumpul Kembali Dengan Keluarga
B. STATUS MENTAL
1) Emosi:Pasien Dapat Mengontrol Emosi,Dan Tidak Pernah
Marah – Marah Terhadap Keluarga Maupun Pasien
2) Konsep Diri:Pasien Mengatakan Bersyukur Badannya
Sudah Merasa Sehat.
3) Pola Interaksi : Pasien Dapat Berinteraksi Baik Dengan
Keluarganya Dan Pasien Lainnya Maupun Sama Perawat

xx
4) Gaya Komunikasi:Pasien Berbicara Dengan Nada Sangat
Jelas.
C. LATAR BELAKANG STATUS SOSIAL BUDAYA
1. Pekerjaan:Pasien Mengatakan Ibu Rumah Tangga
2. Hubungan Sosial:Ny,S Berinteraksi Baik Dengan
Tetangganya
3. Gaya Hidup:Sederhana Dan Pasien Bisa Menyesuaikan
Dengan Gaya Hidupnya.
4. Sosial Budaya(Suku):Budaya Sunda
VII. Data Penunjang
1) Laboratorium

Hari Tanggal Jenis Nilai Nilai Normal

xxi
.
2) Rontgen

Hari/Tanggal Jenis Keterangan

3. Data penunjang lain

Hari,Tanggal Jenis Keterangan

- - -

3) Data P

xxii
4)Terapi Dan Pengobatan

Tanggal Jenis Dosis Waktu Cara Pemberian

xxiii
VIII. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah/Diagnosa

FORMAT LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

xxiv
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

No Tanggal Diagnosa Tindakan Rencana Keperawatan Paraf

Keperawatan
Tujuan Itervensi Rasional

xxv
CATATAN KEPERAWATAN

No Tanggal/waktu Tindakan Keperawatan Paraf

xxvi
xxvii
CATATAN PERKEMBANGAN

No Tanggal/Waktu Catatan perkembangan Paraf

xxviii
BAB III
A. Kesimpulan
Dari studi literatur yang dilakukan terhadap beberapa jurnal, diketahui
bahwa pola makan dengan pemilihan makanan yang kurang tepat sangat
berpengaruh terhadap penyakit hipertensi yang terjadi. Pola makan yang
dapat mengakibatkan hipertensi adalah sering mengkonsumsi makanan
yang mengandung tinggi natrium dan tinggi lemak Selain pola makan,
stress juga berpengaruh terhadap hipertensi. Stress dapat mengakibatkan
tekanan darah naik. Jika hal ini berlangsung terus menerus, maka dapat
mengakibatkan hipertensi.

B. Saran
1. Saran Untuk Sekolah
 Agar Meningkatkan Kerjasama Antara Sekolah Dan
Rumasakit
 Pembahaan Mengenai Laporan Agar Laporan Dapat Selesai
Dengan Tepat Pada Waktu Pengumpulannya

2. Saran Untuk Intansi


 Lebih Meningkatkan Kerja Sama
 Tidak Membeda Bedakan Pelayanan Antara BPJS Dan
Umum

xxix
Daftar Pustaka
https://repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/2.%20BAB%20I_FIX.pdf
http://repository.bku.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/1157/MUHAMMAD
%20FACHRUL%20IMAN%20AKX16071%20%282019%29-1-55.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
https://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/hipertensi/etiologi
https://www.herminahospitals.com/id/articles/jenis-jenis-hipertensi.html
http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/4282/3/BAB%20II%20TINJAUAN
%20PUSTAKA.pdf
https://eprints.umm.ac.id/94151/3/BAB%20II.pdf
https://www.alodokter.com/hipertensi/diagnosis

xxx

Anda mungkin juga menyukai