PROPOSAL
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana
Pada Program Srudi Kesehatan Masyarakat STIKes Banten
MEGA SYELFIA
NIM. 190110082
1. TK
2. SD Negeri Bojong 1
3. SMP Negeri 23 Tangerang
4. SMK AMEC
Kata Pengantar
Segala puji syukur diucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan berkat-nya, sehingga penulis dapat menyelasaikan proposal skripsi ini
yang berjudul “Hubungan pengetahuan dengan perilaku personal hygiene saat
menstruasi remaja putri di smp puspita bangsa ciputat tahun 2023”. Terwujudnya
skripsi ini tidak terlepas dari bantuan bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai
pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dengan setulus-tulusnya kepada:
1. Allah SWT atas berkat dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelasaikan
skripsi tepat waktu.
2. Ibu Dian Puspitasari Effendi, SKp, M.Kep selaku Ketua STIKes Banten.
3. Ibu Susi Susilawati, SKM, MKM, selaku Ketua Program Studi Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banten.
4. Ibu Dra. Dwi Astuti S A, M.Kes selaku Pembimbing Materi.
5. Bapak DR. dr. Boy S Sabarguna, MARS, selaku Pembimbingan Metodologi.
6. Bapak Riksa Wibawa Resna, selaku Penguji.
7. Yang tercinta kedua orang tua saya Bapak Maswardi dan Ibu Pet Yulitawati
yang selalu mendo’akan dan memberikan semangat kepada saya dalam
penyusunan skripsi ini.
8. Sahabat saya Devi, Anita, Mardiyah, Aeni, Sinta yang selalu memberikan
dukungan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.
Dalam penyusunan Skripsi ini penulis menyadari banyak kekurangan, untuk
itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak demi kesempurnaan
skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penulis
lainnya
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Remaja
2.1.1 Definisi Remaja
2.2 Menstruasi
2.2.1 Definisi Menstruasi
Menstruasi adalah masa perdarahan yang terjadi pada perempuan secara
teratur setiap bulan selama masa suburnya, kecuali terjadi kehamilan. Masa
menstruasi baisanya disebut dengan mens, menstruasi, atau datang baru. Saat
menstruasi, darah yang keluar sebenarnya adalah darah akibat peluruhan dinding
rahim (endometrium). Darah menstruasi tersebut mengalir dari rahim ke leher
Rahim, dan keluar melalui vagina (Laila, 2011).
Proses alami ini rata-rata terjadi sekitar 2 hingga 8 hari. Darah yang
keluar umumnya sebanyak 10 hingga 80 ml per hari. Adapun siklus menstruasi
yang normal berlangsung rata-rata selama 21-35 hari. Namun, dalam beberapa
kasus, terdapat kondisi proses menstruasi terjadi dengan rentang waktu cukup
lama dan keluarnya darah dapat lebih dari 80 ml/hari, kondisi ini disebut
menorrhagia. Sementara, menstruasi yang berlangsung lebih dari 7 hari disebut
hipermenorea .
Dalam kasus lain, ada perempuan yang tidak mengalami menstruasi sama
sekali. Dunia medis menyebut kasus ini dengan amenorea. Kemudian, ada juga
kondisi aligomenorea, dimana siklus menstruasi yang memanjang lebih dari 35
hari, sedangkan jumlah perdarahan yang keluar tetap sama. Selain itu, terdapat
juga keadaan polimenorea, dimana seorang perempuan mengalami siklus
menstruasi yang lebih sering (siklus menstruasi yang lebih singkat, yaitu kurang
dari 21 hari). Kelainan ini dapat disebabkan oleh gangguan hormone.
2.4 Perilaku
2.4.1 Definisi Perilaku
Perilaku berasal dari kata “peri” dan “laku”. Peri berarti cara melakukan
perbuatan, dan laku berarti, kelakuan, cara menjalankan. Perilaku merupakan
hasil dari segala macam pengalaman dan interaksi manusia dengan
lingkungannya, yang terwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
tindakan. Perilaku merupakan respon atau tanggapan seorang individu terhadap
stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya (Notoatmodjo,2010)
(S, 2017).
Proses pembentukan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh sejumlah
faktor yang berasal dari dalam diri individu, antara lain susunan syaraf pusat,
persepsi, motivasi, emosi dan belajar. Sistem syaraf pusat memegang peran yang
penting dalam perilaku manusia, karena perilaku merupakan perpindahan dari
rangsangan yang masuk menjadi respon yang dihasilkan (S, 2017).
Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku
merupakan hasil hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon).
Ada dua respon yaitu (Wawan & M, 2018):
1. Respondent respons (reflexive), yaitu respons yang ditimbulkan oleh
rangsangan rangsangan (stimulus) tertentu, respon ini disebut elicting
stimulation karena menimbulkan respons – respons yang relatif tetap.
2. Operant respons (instrumental respons), yaitu respons yang timbul dan
berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu.
Stimulus ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena
memperkuat respon.
2.5 Pengetahuan
2.5.1 Definisi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu (Budiman & Riyanto, 2019). Pendeteksian objek dilakukan oleh panca
indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pada
waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagaian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan & M, 2018).
2.5.2 Tingkatan pengetahuan
Tingkatan-tingkatan pengetahuan Menurut Benjamin S. Bloom (1956)
ada enam tinkatan, yaitu sebagai berikut (Budiman & Riyanto, 2019)
1. Tahu (know)
Tahu didefinisikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pengetahuan pada tingkat ini adalah mengingat kembali
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.
2. Memahami (comprehention)
Memahami didefinisikan kemampuan untuk menggambarkan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat menginterprestasikan
secara benar.
3. Aplikasi (Application)
Sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari dalam
situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4. Analisis (Analysis)
Suatu kemampuan untuk merepresentasikan materi atau objek dalam
komponen tetapi masih dalam struktur organisasi dan masih ada
hubungannya satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah menunjukkan pada kemampuan untuk mengenali atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu keseluruhan yang baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan pembenaran atau penilaian terhadap suatu
materi atau objek.
2.5.3 Faktor-faktor yang memengaruhi pengetahuan
1. Faktor internal
1) Pendidikan
Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita yang
menentukan apa yang harus dilakukan dan dicapai manusia
dalam hidup untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.
2) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan
adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.
3) Umur
menurut huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang akan semakin matang
dalam berfikir dan berbuat. Dalam hal kepercayaan masyarakat,
orang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang
yang tidak dewas. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan
kematangan jiwa.
2. Faktor Ekternal
1) Faktor Lingkungan
Mnurut Ann. Mariner, lingkungan merupakan seluruh kondisi
yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat
mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok.
2) Faktor Budaya
Sistem sosial budaya yang ada dalam masyarakat dapat
mempengaruhi sikap dalam menerima informasi (Wawan & M,
2018)
2.5.4 Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan menurut Notoatmodjo, (2012) Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan cara mengisi kuesioner atau wawancara
tentang isi materi yang diukur dengan subjek penelitian atau yang biasa disebut
responden. Pengetahuan dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu baik, cukup
dan kurang. Menurut Arikunto (2006) membuat kategori tingkat pengetahuan
seseorang menjadi tiga tingkatan yang berdasarkan nilai persentase yaitu sebagai
berikut (Budiman & Riyanto, 2019):
1. Baik : Hasil presentase 76% - 100%
2. Cukup : Hasil presentase 56% - 75%
3. Kurang : Hasil presentase <56%
Dalam membuat katagori tingkat pengetahuan bisa dikelompokkan menjadi dua
kelompok jika yang diteliti masyarakat umum, yaitu sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan katagori baik jika nilainnya > 50%
2. Tingkat pengetahuan katagori kurang baik jika nilainnya < 50%
Faktor penguat
1. Keluarga
2. Teman
BAB 3
METODE PENELITIAN
No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Variabel Dependen
1. Perilaku Suatu kegiatan atau aktivitas Kuesioner Mengisi lembar Skoring : Ordinal
personal yang dilakukan oleh remaja kuesioner 0 = Tidak
hygiene putri dalam melaksanakan 1 = Ya
personal hygiene pada saat Katagorik:
menstruasi, antara lain: 1. Baik (jika
kebersihan diri seperti skor ≥ 8)
kebersihan genitalia, 2. Kurang (jika
penggunaan pembalut, dan skor ≤ 8)
penggunaan pakaian.
Variabel Independen
2. Pengetahua Pengetahuan dan Kuesioner Mengisi lembar Skoring : Ordinal
n pemahaman remaja putri kuesioner 0 = Salah
tentang personal hygiene 1 = Benar
pada masa menstruasi yang Katagorik:
meliputi tujuan, pelaksanaan 1. Baik (jika
dan akibat jika tidak skor ≥ 10)
melakukan personal hygiene 2. Kurang (jika
saat menstruasi. skor ≤ 10)
3.3 Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap permasalahan yang telah
dirumuskan sebelumnya atau jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian yang
telah dikemukakan dalam perumusan masalah. (Nasehudin & Gozali, 2012) Adapun
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha : ada hubungan pengetahuan dengan perilaku personal hygiene pada remaja putri
saat menstruasi
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan 2 analisis yaitu univariat dan
bivariat.