Anda di halaman 1dari 108

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS

HIDUP LANJUT USIA PADA PENDERITA HIPERTENSI


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAITURRAHMAN
BANDA ACEH

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk


melaksanakan tugas akhir

Oleh:

ANNISSA
1912101010127

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2023
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip

maupun yang dirujuk dalam penulisan skripsi ini saya nyatakan dengan benar dan

telah sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah. Bila kemudian hari skripsi

ini diketahui fiktif atau hasil plagiat baik sebahagian atau keseluruhan, maka saya

bersedia gelar Sarjana Keperawatan yang telah melekat pada diri saya dicabut

oleh Universitas Syiah Kuala sesuai dengan peraturan yangberlaku.

Nama: Annissa

NIM : 1912101010127

Tempat/Waktu : Banda Aceh, 13 Januari 2023

Tanda Tangan : …………………..

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul:

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS


HIDUP LANJUT USIA PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAITURRAHMAN
BANDA ACEH

Oleh :

ANNISSA
1912101010127

Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi


Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh, 13 Januari 2023

Mengetahui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Ibrahim, SKM., MNSc Ns. Khairani, S.Kep., MPH


NIP: 196508141989031002 NIP: 197805282006042002

Koordinator,
Program Studi Keperawatan

Ns. Nurhasanah, M.Kep.


NIP. 198307172015042003

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS


HIDUP LANJUT USIA PADA PENDERITA HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAITURRAHMAN
BANDA ACEH

Oleh :

ANNISSA
1912101010127

Telah dipertahankan dihadapan tim penguji skripsi


Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh, 16 Januari 2023


Mengesahkan,
Penguji I : Ns. Nurhasanah, M.Kep. 1. ...................
NIP. 198307172015042003

Penguji II : Ns. Juanita, MNS. 2. ...................


NIP. 198401132015042001

Pembimbing I : Ibrahim, SKM., MNSc. 3. ..................


NIP. 196508141989031002

Pembimbing II: Ns. Khairani., S.Kep., MPH 4. ...................


NIP. 197805282006042002

Dekan, Koordinator,
Fakultas Keperawatan Program Studi Keperawatan

Dr. Teuku Tahlil, S.Kp. MS Ns. Nurhasanah, M. Kep


NIP. 1972020420011211001 NIP. 198307172015042003
iv
PERSEMBAHAN

‫ﺑﺴﻢﷲﺍﻠﺮﺤﻤﻦﺍﻠﺮﺤﻴﻢ‬

“dan di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang bermata jeli, laksana mutiara
yang tersimpan dengan baik (Q.S Al-Waqiah 22-23)”

v
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN,
RISET DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

SKRIPSI
16 Januari 2023
xv + VI BAB + 55 halaman + 12 tabel + 1 skema + 13 Lampiran

ANNISSA
1912101010127

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP


LANJUT USIA PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BAITURRAHMAN KOTA BANDA ACEH

ABSTRAK

Hipertensi merupakan penyakit yang rentan dialami oleh kelompok lansia. Lansia dengan
hipertensi dan tidak mendapatkan perawatan yang memadai serta pengobatan yang tepat
maka akan berdampak buruk pada kualitas hidupnya. Keluarga merupakan support system
utama bagi lansia dalam menjaga kesehatannya. Peran keluarga dalam perawatan lansia
adalah menjaga atau merawat lansia, memberikan motivasi serta memfasilitasi kebutuhan
spiritual lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga
dengan kualitas hidup lanjut usia pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas
Baiturrahman Kota Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan
cross sectional study. Populasi penelitian ini adalah lansia yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Baiturrahman yang berjumlah 1526 orang lansia. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 317 lansia yang mengalami hipertensi dan tinggal bersama keluarganya di
wilayah kerja Puskesmas Baiturrahman. Pengambilan data dilakukan dengan metode Non
probability sampling jenis purposive sampling. Instrumen pengumpulan data dalam bentuk
kuesioner dukungan keluarga dan kualitas hidup. Uji statistik yang digunakan adalah chi
square. Hasil penelitian menunjukkan Sebagian besar lansia mendapatkan dukungan
keluarga yang baik yaitu sebanyak 262 responden (82,6%) dan sebagian besar lansia
memiliki kualitas hidup yang baik yaitu sebanyak 268 responden (84,5%). Terdapat
hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia hipertensi (p = 0,000).
Diharapkan kepada pihak puskesmas agar memberikan informasi kepada keluarga untuk
dapat meningkatkan dukungan yang diberikan kepada lansia seperti dukungan emosional,
dukungan informasi, dukungan instrumental serta dukungan penghargaan untuk
meningkatkan kualitas hidup yang baik bagi lansia hipertensi.

Kata kunci : Dukungan Keluarga, Kualitas Hidup, Lansia, Hipertensi


Daftar Bacaan : 16 buku+29 jurnal artikel (2011-2022)

vi
MINISTRY OF EDUCATION, CULTURE,
RESEARCH, AND TECHNOLOGY
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
FACULTY OF NURSING
STUDY PROGRAM OF NURSING

UNDERGRADUATE RESEARCH
January 16, 2023

xv + VI Chapter + 55 pages + 12 tables + 1 schematic + 13 Appendices

ANNISSA
1912101010127

THE CORRELATION BETWEEN FAMILY SUPPORT AND QUALITY OF


ELDERLY HYPERTENSION PATIENTS AMONG PUSKESMAS
BAITURRAHMAN, BANDA ACEH MUNICIPALITY

ABSTRACT

Hypertension is a disease that is susceptible to be experienced by the elderly group. Elderly


with hypertension and do not get adequate care and appropriate treatment will have a
negative impact on their quality of life. The family is the main support system for the
elderly in maintaining their health. The role of the family in caring for the elderly is to look
after or care for the elderly, provide motivation and facilitate the spiritual needs of the
elderly. This study aims to determine the relationship between family support and quality
of life for elderly people with hypertension in the working area of Baiturrahman Public
Health Center, Banda Aceh City. This type of research is quantitative with a cross sectional
study approach. The sample in this study were the elderly who were in the working area of
Puskesmas Baiturrahman, totaling 1526 elderly people. Data collection was carried out
using a purposive sampling non-probability sampling method. The instruments used in data
collection were family support and quality of life questionnaires. The statistical test used is
chi square. The results showed that most of the elderly received good family support, i.e
262 respondents (82.6%) and most of the elderly had a good quality of life, i.e 268
respondents (84.5%). The meaning that there was a correlation between family support and
the quality of life of elderly hypertensives with the value (0,000). It is recommended that
this research can be a reference for puskesmas to provide counseling and socialization to
families to increase awareness especially family support such as emotional, informational,
instrumental, and reward for improving quality of elderly families about the quality of life
of elderly hypertensives.

Keywords : Family Support, Quality of Life, Elderly, Hypertension


References : 16 textbooks+29 journals articles (2011-2022)

vii
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT,

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul

“Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia pada Penderita

Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Baiturrahman Banda Aceh” ini dapat

terselesaikan. Shalawat dan salam juga penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad

SAW, yang telah mengubah pola pikir manusia dari zaman kebodohan ke zaman

yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada Bapak Ibrahim, SKM., MNSc selaku dosen pembimbing

1 dan Ibu Ns. Khairani, S. Kep., MPH selaku dosen pembimbing 2 yang telah

mencurahkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini dengan arahan dan bimbingan yang luar biasa

bermanfaat. Terima kasih juga saya ungkapkan yang sebesar besarnya kepada

penguji saya Ibu Ns. Nurhasanah M.Kep selaku penguji 1 dan Ibu Ns. Juanita, MNS

sebagai penguji 2 yang telah memberikan saran dan masukan sehingga skripsi ini

menjadi terarah lebih baik. Selanjutnya, ucapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada:

1. Dr. Teuku Tahlil, S. Kp., MS selaku dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Syiah Kuala.

2. Dr. Ns Darmawati, S.Kep., M.Kep., Sp.Mat sebagai wakil dekan I Fakultas

Keperawatan USK.

viii
3. Dr. Ns. Marlina, S.Kep., M.Kep, Sp.MB sebagai wakil dekan II Fakultas

Keperawatan USK

4. Dr. Ns. Hilman Syarif, M.Kep., Sp.Kep.M.B sebagai wakil dekan II Fakultas

Keperawatan USK.

5. Ns. Nurhasanah, M. Kep sebagai kepala program studi Ilmu Keperawatan

USK.

6. Ns. Martina M.Kep., Sp. Kep.J sebagai koordinator skripsi dan Ns. Yuni

Arnita, MNS sebagai sekretaris pelaksana skripsi program Studi Ilmu

Keperawatan USK.

7. Seluruh dosen dan staf administrasi Fakultas Keperawatan Universitas Syiah

Kuala yang membantu penulis dalam kelancaran penyusunan skripsi ini.

8. Abah, Ummi, dan Bunda tercinta dan tersayang yang selalu memberikan

dukungan penuh dan selalu menjadi support system bagi saya selama

menyusun skripsi.

9. Teruntuk juga jiddah tersayang yang selalu mendukung disetiap situasi yang

saya lalui.

10. Saudara kandung penulis Muhammad Abid & Muhammad Alfaraby yang sealu

memberikan dukungan saat masa masa sulit yang telah kita lalui bersama.

11. Sahabat sahabat penulis Aulia Savira Annisa, Zurra Amalia, kak Farah

Fadhilah, Zazirah, Razika Marissa, Rayhanul Aliefia, Dhiya Afifah, Cut

Nirmasfela, Intan Zakiatunnisa yang telah banyak membantu serta mendukung

penulis dalam menyusun skripsi.

ix
12. Sahabat sahabat KKN dan seluruh teman teman letting 19 Fakultas

Keperawatan USK, yang telah mendukung penulis dalam menyusun skripsi.

Akhir kata, penulis berharap Allah SWT dapat membalas kebaikan pihak

yang sudah membantu dalam penyelesaian proposal ini. Penulis juga menyadari

sepenuhnya bahwa skripsi ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi perbaikan skripsi menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Banda Aceh, 13 Januari 2023

Annissa

x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL ........................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................... ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN............................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... iv
PERSEMBAHAN............................................................................................v
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
ABSTRACT .................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR SKEMA ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1


A. Latar Belakang ............................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................7
C. Tujuan Penelitian .........................................................................7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................7

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN ......................................................9


A. Konsep Lansia..............................................................................9
B. Konsep Hipertensi pada Lansia .................................................12
C. Dukungan Keluarga ...................................................................16
D. Konsep Kualitas Hidup ..............................................................17
E. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia
Hipertensi ...................................................................................20

BAB III KERANGKA KONSEP PENELITIAN .....................................24


A. Kerangka Konsep .......................................................................24
B. Hipotesa Penelitian ....................................................................25
C. Definisi Operasional ..................................................................25

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..................................................29


A. Jenis dan Desain Penelitian........................................................29
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................29
C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................31
D. Alat Pengumpulan Data .............................................................31
E. Uji Instrumen .............................................................................32
F. Teknik Pengumpulan Data.........................................................33
G. Etika Penelitian ..........................................................................35
H. Pengolahan Data ........................................................................37
I. Analisa Data ...............................................................................38

xi
BAB V HASIL & PEMBAHASAN ..........................................................41
A. Hasil Penelitian ..........................................................................41
B. Pembahasan ...............................................................................48
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................49

BAB VI PENUTUP ................................................................................54


A. Kesimpulan ...............................................................................55
B. Saran ..........................................................................................54

DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi .....................................................................13
Tabel 3.2 Definisi Operasional ......................................................................25
Tabel 4.1 Cakupan Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Baiturrahman ..........29
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Data pada Lansia Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh ..........41
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga di Wilayah
Kerja Puskesmas Baiturrahman ......................................................43
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dimensi Dukungan Keluarga
Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Baiturrahman Banda
Aceh ................................................................................................43
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Lanjut Usia pada Penderita
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Baiturrahman ..................44
Tabel 5.5 Hubungan Dukungan Emosional dengan Kualitas Hidup
Lanjut Usia pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh ...................................45
Tabel 5.6 Hubungan Dukungan Informasi dengan Kualitas Hidup
Lanjut Usia pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh ...................................45
Tabel 5.7 Hubungan Dukungan Instrumental dengan Kualitas Hidup
Lanjut Usia pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh ...................................46
Tabel 5.8 Hubungan Dukungan Penghargaan dengan Kualitas Hidup
Lanjut Usia pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh ...................................46
Tabel 5.9 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup
Lanjut Usia pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh ...................................47

xiii
DAFTAR SKEMA
Halaman
Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian .........................................................25

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Rencana Jadwal Penelitian


Lampiran 2. Rencana Anggaran Penelitian

Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5. Kuesioner Penelitian

Lampiran 6. Surat Pengumpulan Data Awal dari Fakultas Keperawatan

Lampiran 7. Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbangpol

Lampiran 8. Surat Selesai Pengambilan Data Awal Dinkes

Lampiran 9. Lembar Etik

Lampiran 10. Surat Selesai Pengumpulan Data

Lampiran 11. Master Tabel

Lampiran 13. Hasil Analisa Data

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lansia merupakan populasi yang terus mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Menurut World Health Organization (WHO) populasi orang berusia

diatas 60 tahun berjumlah 900 juta dan akan bertambah lebih dari 2 kali lipat

dari 12% menjadi 22% atau sekitar 2 miliar pada tahun 2050. Berdasarkan data

dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021. Jumlah lansia di Indonesia

mencapai 29,3 juta jiwa, setara dengan 10,82% dari total penduduk Indonesia.

Jumlah penduduk provinsi Aceh pada tahun 2021 tercatat sebesar 5,33 juta jiwa

dan 4,8% diantaranya atau sekitar 255,81 ribu adalah penduduk berusia tua

(>60 tahun) (Kemenkes, 2021).

Dengan bertambahnya umur, fungsi fisiologis mengalami penurunan

akibat proses degeneratif (penuaan) sehingga penyakit tidak menular banyak

muncul pada usia lanjut. Berdasarkan laporan rumah sakit melalui Sistem

Informasi Rumah Sakit (SIRS), 10 peringkat terbesar penyakit pada kelompok

lansia yang paling tinggi adalah hipertensi (P2PTM, 2019). Berdasarkan

pendapat dari berbagai ahli penelitian disepakati bahwa hipertensi merupakan

penyebab kematian terbesar di dunia, hingga tahun 2020 WHO memperkirakan

setidaknya 1,3 miliar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi (WHO,

2019)

1
2

Hipertensi menjadi penyebab kematian kedua setelah stroke, prevalensi

hipertensi secara global sebesar 22% dari total penduduk dunia, kejadian

hipertensi tertinggi berada di benua Afrika 27% dan terendah di benua Amerika

18% sedangkan di Asia Tenggara berada di posisi ke-3 tertinggi dengan

prevalensi kejadian hipertensi sebesar 25% adapun data hipertensi yang

dikeluarkan oleh menunjukkan bahwa sekitar 26,4% penduduk dunia

mengalami hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% Wanita.

Sebanyak kurang lebih 60% penderita hipertensi berada di negara berkembang

termasuk Indonesia (WHO, 2018). Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2018

(Riskesdas, 2018) adapun jumlah lansia di Indonesia yang mengalami

hipertensi berdasarkan kelompok umur yaitu 55,2% pada usia 55-64 tahun,

63,2% pada usia 65-74 tahun dan 69,5% pada usia 75+ tahun.

Prevalensi hipertensi berdasarkan provinsi di Indonesia tertinggi

terdapat di Provinsi Aceh dimana kasus hipertensi mencapai 9,7% kasus

(Riskesdas, 2018). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh tahun

2021 (Dinkes Aceh, 2021), kejadian hipertensi merupakan kasus penyakit tidak

menular tertinggi hingga mencapai angka 13.077 jiwa penderita dengan total

wanita 7.562 orang dan pria 5.515 orang. Hingga tahun 2021 angka tertinggi

kunjungan hipertensi terdapat di Puskesmas Baiturrahman, dengan jumlah total

penderita 6.277 jiwa. Berdasarkan data awal yang didapatkan dari Puskesmas

Baiturrahman terdapat 10 desa di Kecamatan Baiturrahman dengan persentase

penderita hipertensi tertinggi ada di Desa Ateuk Munjeng berjumlah 9,30 %

jiwa penderita. Data terus mengalami peningkatan hingga bulan Juli tahun
3

2022 kasus jumlah penderita hipertensi keseluruhan 9.182 jiwa dan

diperkirakan akan terus meningkat.

Menurut American Heart Association (AHA) hipertensi ialah silent

killer dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu dan

hampir sama dengan penyakit lain. Gejala tersebut adalah sakit kepala atau rasa

berat ditengkuk. Vertigo, jantung berdebar-debar, mudah lelah, penglihatan

kabur, telinga berdenging atau tinnitus dan mimisan (Kemenkes, 2018).

Lansia yang mengalami hipertensi secara terus menerus dan tidak

mendapatkan pengobatan serta pengontrolan secara tepat akan menyebabkan

jantung bekerja dengan keras yang kemudian berakibat terjadinya kerusakan

pada pembuluh darah jantung, otak dan mata. Adanya kerusakan jantung akan

menimbulkan berbagai gejala seperti sakit kepala, nyeri dada, serta kesemutan

pada bagian kaki dan tangan sehingga menyebabkan kualitas hidup lansia

menurun (Chin et al., 2014).

Kualitas hidup lansia berhubungan dengan kesehatan, dimana suatu

kepuasan atau kebahagiaan individu sepanjang hidupnya mempengaruhi

dirinya atau dipengaruhi oleh kesehatannya. Keluarga merupakan sistem

pendukung yang utama bagi lansia dalam mempertahankan kesehatannya.

Dukungan yang diberikan keluarga merupakan unsur terpenting dalam

membantu individu menyelesaikan masalah. Dukungan keluarga juga akan

menambah rasa percaya diri dan motivasi untuk menghadapi masalah dan

meningkatkan kepuasan hidup (Ningrum et al., 2017).

Secara umum, lansia dengan hipertensi menunjukkan kualitas hidup


4

yang lebih buruk daripada orang dewasa yang lebih tua tanpa hipertensi.

Terutama, mereka yang tinggal di masyarakat berpenghasilan rendah memiliki

akses yang tidak setara terhadap perawatan dan obat-obatan dan memperoleh

kualitas sistem kesehatan yang kurang komprehensif, yang menunjukkan

kualitas hidup yang memburuk (Zhang et al., 2021).

Sebuah studi di Taiwan utara menggambarkan bahwa fungsi keluarga

yang baik berkorelasi dengan pengurangan gejala penyakit dan kualitas hidup

yang lebih baik. Fungsi keluarga sangat erat kaitannya dengan kualitas hidup

lansia. Bagi kebanyakan orang dewasa Cina yang lebih tua, keluarga adalah

sumber utama dukungan sosial, yang merupakan penentu protektif kesehatan.

Keluarga fungsional memainkan peran penting dalam kinerja pasien dengan

perencanaan rutin harian, seperti perencanaan makan, pemantauan tekanan

darah, dan kepatuhan pengobatan. Sejumlah besar literatur telah melaporkan

bahwa fungsi keluarga memiliki korelasi positif dengan kualitas hidup pasien

usia lanjut (Zhang et al., 2021).

Studi penelitian oleh Gertrudis et al., 2021 di Banjarmasin, banyak

lansia yang masih takut untuk mengecek dan kontrol ulang rutin pengukuran

tekanan darah. Hal ini karena kurangnya penyampaian informasi, pengetahuan,

dan petunjuk yang benar tentang hipertensi. Sebuah keluarga memiliki

beberapa bentuk dukungan, yaitu dukungan informasi, dukungan penilaian,

dukungan instrumental dan dukungan emosional pasien dalam mengontrol

penyakitnya. Menurut Tutpai et al., 2021 keluarga merupakan support system

utama bagi lansia dalam menjaga kesehatannya. Peran keluarga dalam


5

perawatan lansia adalah menjaga atau merawat lansia, mempertahankan dan

meningkatkan status mental, mengantisipasi perubahan sosial ekonomi dan

memberikan motivasi serta memfasilitasi kebutuhan spiritual lansia.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Radiani, (2018) hasil uji statistik

yang telah dilakukan menunjukkan ada beberapa responden yang mendapatkan

dukungan keluarga baik tetapi memiliki kualitas hidup buruk. Berdasarkan

hasil pengambilan data pada saat penelitian, ada faktor lain yang menyebabkan

kualitas hidup tidak baik, yaitu penyakit kronis yang dialami responden berupa

diabetes mellitus, keganasan, dan penyakit kardiovaskular. Hal ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Yenny (2006) bahwa keberadaan

penyakit kronis identik dengan penurunan kualitas hidup. Radiani, (2018) juga

mengungkapkan bahwa dukungan dari keluarga berkaitan erat dengan

kepatuhan pasien terhadap pengobatan, sehingga akan mempengaruhi kualitas

hidupnya.

Studi penelitian dengan wawancara kepada pasien hipertensi

mengungkapkan bahwa 6 orang menyatakan tidak dapat mengelola sendiri

hipertensinya dengan baik karena kurangnya dukungan keluarga seperti tidak

memberikan hipertensi diet, saat mau cek tekanan darah tidak ada anggota

keluarga yang mengantar ke puskesmas atau klinik, keluarga tidak

mengingatkan untuk minum obat anti hipertensi. Penderita hipertensi

mengeluh bahwa ketika penyakitnya kambuh lagi, mereka menderita

kelemahan fisik, pusing atau sakit kepala dan gangguan psikologis (cenderung

marah secara emosional), kelelahan sehingga mempengaruhi kualitas hidup


6

mereka. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nurchayati

(2019).

Penelitian sebelumnya Saragih, (2016) menanyakan terkait dukungan

keluarga yang diberikan, lansia mengatakan bahwa keluarganya jarang

memperhatikan keadaan mereka, keluarga cenderung sibuk dengan urusan

mereka masing- masing. Keluarga sangat jarang berbincang atau menanyakan

keadaan lansia. Selain itu, keluarga juga tidak mendampingi lansia ketika

datang memeriksakan diri ke puskesmas maupun klinik di wilayah tersebut.

Hasil penelitian yang meneliti terkait dukungan keluarga dengan

perilaku lansia dalam mengendalikan hipertensi mengatakan bahwa ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam

mengendalikan hipertensi. Bentuk dukungan yang diberikan berupa dukungan

emosional, informasional, instrumental, dan dukungan penghargaan.

Dukungan keluarga dapat meningkatkan motivasi lansia untuk menjaga

perilaku hidup sehat dalam mengendalikan hipertensi (Ishak et al., 2018).

Oleh karena itu, dukungan keluarga sangat penting bagi seorang

individu karena dari dukungan keluarga lah seorang individu akan memperoleh

motivasi untuk lebih percaya diri dan semangat lagi untuk menyelesaikan

masalah terutama masalah kesehatan yang di alami. Lansia dengan penyakit

hipertensi sangat membutuhkan peran dan dukungan dalam hal ini pemberian

dukungan yang diberikan oleh keluarga sehingga lansia yang mengalami

masalah fisik dapat meningkatkan kualitas hidupnya. (Zhang et al., 2021).


7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian peneliti, maka dapat dirumuskan masalah penelitian

ini adalah hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia

penderita hipertensi.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi hubungan dukungan keluarga dengan

kualitas hidup lanjut usia pada penderita hipertensi di wilayah kerja

puskesmas Baiturrahman Banda Aceh.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan dukungan emosional dengan kualitas hidup

lanjut usia pada penderita hipertensi.

b. Untuk mengetahui hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup

lanjut usia pada penderita hipertensi.

c. Untuk mengetahui hubungan dukungan instrumental dengan kualitas

hidup lanjut usia pada penderita hipertensi

d. Untuk mengetahui hubungan dukungan penghargaan dengan kualitas

hidup lanjut usia pada penderita hipertensi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Bagi Peneliti

Penelitian ini sebagai sarana untuk menambah pengetahuan dan

wawasan peneliti terkait kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi.


8

2. Manfaat bagi lansia:

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan lansia yang mengalami

hipertensi mendapatkan dukungan dari keluarga sehingga lansia akan

termotivasi untuk merubah perilaku untuk menjalani gaya hidup sehat

secara optimal sehingga dapat meningkatkan status kesehatan dan kualitas

hidupnya.

3. Manfaat bagi keluarga

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan keluarga dapat

mengetahui perannya dalam peningkatan kualitas hidup yang memengaruhi

kualitas hidup lanjut usia.

4. Penelitian Keperawatan

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberi

sumbangan pemikiran dan informasi dalam mengembangkan program

pembelajaran keperawatan komunitas dan gerontik.


BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

A. Konsep Lansia

1. Definisi Lansia

World Health Organization (WHO) mendefinisikan bahwa lansia

adalah individu yang telah berusia 60 tahun ke atas. Lansia sendiri

merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan

akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan

terjadi suatu proses yang disebut Aging Process atau proses penuaan.

(Kemenkes, 2021).

Proses penuaan merupakan suatu proses menghilangnya secara

perlahan kemampuan tubuh untuk beregenerasi serta mempertahankan

struktur dan fungsi fisiologisnya. Hal ini mengakibatkan kemunduran fisik,

psikis, dan social lansia yang dapat terjadi melalui empat tahap utama, yaitu

kelemahan, keterbatasan fungsional. Ketidakmampuan, dan keterhambatan

(Nie & Richards, 2021).

2. Batasan-Batasan Lansia

Batasan lanjut usia dari waktu ke waktu berbeda, menurut WHO

meliputi usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun, usia

lanjut (elderly) antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua (old) antara 75-90

tahun, dan usia sangat tua (very old) >90 tahun (Panjaitan, 2020).

9
10

3. Perubahan pada Lansia

Proses penuaan merupakan proses yang berhubungan dengan umur

seseorang. Manusia mengalami perubahan sesuai dengan bertambanya

umur tersebut. Memasuki lanjut usia ada beberapa masalah yang dialami

para lansia, diantaranya mengalami perubahan pada segi fisik, kognitif, dan

psikososialnya (Potter & Perry, 2009).

Adapun perubahan yang terjadi pada lansia menurut Indriani et al

(2021) sebagai berikut:

a. Perubahan Fisiologis

Perubahan fisiologis pada lansia beberapa diantaranya, kulit

kering, penipisan rambut, penurunan pendengaran, penururnan refleks

batuk, pengeluaran lender, penurunan curah jantung dan sebagainya.

Perubahan tersebut tidak bersifat patologis, tetapi dapat membuat lansia

lebih rentan terhadap beberapa penyakit. Perubahan tubuh terus menerus

terjadi seiring bertambahnya usia dan dipengaruhi kondisi Kesehatan,

gaya hidup, stressor, dan lingkungan. Sehingga meneyebabkan

ketidakmampuan lansia untuk beraktivitas atau melakukan kegiatan yang

tergolong berat sehingga mempengaruhi kesehatannya.

b. Perubahan Fungsional

Perubahan dalam bidang mental atau psikis pada lanjut usia dapat

berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah curiga, serta bertambah

pelit atau tamak jika memiliki sesuatu. Hampir setiap lansia memiliki

keinginan berumur Panjang dengan menghemat tenaga yang dimilikinya,


11

mengharapkan tetap diberikan peranan dalam masyarakat, ingin tetap

berwibawa dengan mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin

meninggal secara terhormat.

c. Perubahan Psikososial

Perubahan psikosoial yaitu nilai pada seseorang yang sering

diukir melalui produktivitas dan identitasnya dengan peranan orang

tersebut dalam pekerjaan. Ketika lansia sudah pension, maka yang

dirasakan adalah pendapatan berkurang, kehilangan status jabatn,

kehilangan relasi dan kehilangan kegiatan, sehingga dapat timbul rasa

kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial serta perubahan cara

hidup.

d. Perubahan Spiritual

Perubahan spiritual pada lansia ditandai dengan semakin

matangnya kehidupan keagamaan lansia. Agama dan kepercayaan

terintegrasi dalam kehidupan yang terlkihat dalam pola berfikir dan

bertindak sehari hari. Perkembangan spiritual yang matang akan

membantu lansia untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam

kehidupa, maupun merumuskan arti dan tujuan keberadaannya dalam

kehidupan.
12

B. Konsep Hipertensi pada Lansia

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal.

Seseorang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih

tinggi dari 140/90 mmHg (Adam et al., 2019).

Menurut American Heart Association (AHA), hipertensi merupakan

silent killer dimana gejalanya sangat bermacam-macam pada setiap individu

dan hamper sama dengan penyakit lain. Gejala-gejala tersebut adalah sakit

kepala atau rasa berat ditengkuk, vertigo, jantung berdebar-debar, mudah

Lelah, pengllihatan kabur, telinga berdengung atau tinnitus dan mimisan

(Kemenkes, 2018).

2. Etiologi Hipertensi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hipertensi pada

lansia seperti umur, riwayat keluarga, obesitas, merokok, konsumsi alcohol,

kurang aktivitas fisik, banyak mengonsumsi garam serta stress yang dialami

lansia (Arifin, 2021). Terdapat dua golongan penyebab terjadinya hipertensi

yaitu :

a. Hipertensi Primer (Esensial)

Hipertensi primer merupakan hipertensi idiopatik karena tidak

ditemukan penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya yaitu genetic,

lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis system renin, Angiostenin dan

peningkatan Na+Ca intraseluler (Sebagai et al., 2017).


13

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang disebabkan oleh

penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan hipertensi

yang berhubungan dengan kehamilan. Pada lanjut usia yang menderita

hipertensi akan mengalami perubahan-perubahan seperti berikut

(Sofiana, 2020):

1) Elastisitas dinding aorta menurun

2) Katup jantung menebal dan menjadi kaku

3) Kemampuan jantung memopa darah menurun 1% setiap tahun

menyebabkan menurunnya konstraksi dan volumenya

4) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, terjadi karena kurangnya

efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi

5) Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

3. Klasifikasi Hipertensi

Tabel 2.1
Kriteria Klasifikasi Hipertensi

Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah


Sitolik Diastolik
Optimal <120 <80
Normal 120-129 80-84
Normal-Tinggi 130-139 85-89
Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 160-179 100-109
Hipertensi Derajat 3 ≥180 ≥110
Hipertensi Sistolik ≥140 <90
Terisolasi
Sumber : (Williams & Mancia, 2018).
14

4. Manifestasi Klinis Hipertensi pada Lansia

Kebanyakan penderita hipertensi tidak memiliki gejala

(asimtomatik). Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi dua yaitu :

Tanpa gejala dengan tidak adanya gejala spesifik, tidak ada peningkatan

darah, kemudian tidak menunjukkan adanya tekanan darah yang tidak

teratur. Gejala yang umum, kelelahan, nyeri kepala terkadang jika tekanan

darah meningkat disertai bercak kemerahan (darah) (Nova et al., 2022).

Kebanyakan penderita hipertensi pada lansia tidak memiliki gejala

(asimtomatik). Gejala yang biasanya dijumpai pada hipertensi yaitu pusing,

palpitasi (jantung berdebar-debar) atau sakit kepala. Sakit kepala pada pagi

hari terutama didaerah oksipital merupakan karakteristik dari hipertensi

Stadium II. Kerusakan target organ seperti stroke, penyakit jantung

kongestif, atau gagal ginjal mungkin merupakan tanda awal hipertensi

(Sihombing, 2016).

5. Penatalaksanaan Hipertensi pada Lansia

Sebagian besar pasien lansia yang didiagnosis hipertensi pada

akhirnya menjalani terapi menggunakan obat anti hipertensi. Pengobatan

hipertensi secara farmakologi pada usia lanjut sedikit berbeda dengan usia

muda, hal ini dikarenakan adanya perubahan-perubahan fisiologis akibat

proses menua. Perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia menyebabkan

konsentrasi obat menjadi lebih besar, waktu eliminasi obat menjadi lebih

panjang, terjadi penurunan fungsi dan respon dari organ, adanya berbagai

penyakit penyerta lainnya (Sihombing et al., 2020).


15

a. Penatalaksanaan non Farmakologik

Modifikasi gaya hidup selalu dianjurkan sebagaimana

penanganan hipertensi pada umumnya, bahkan pada sebagian pasien

hipertensi ringan dapat dilakukan tanpa obat. Tindakan penghentian

merokok, pengendalian berat badan, mengurangi stres mental,

pembatasan konsumsi garam dan alkohol, serta meningkatkan aktivitas

fisik dapat menurunkan tekanan darah pada lansia. Dukungan keluarga

juga berperan dalam pengendalian hipertensi pada lansia, dimana

dukungan sosial keluarga dapat meningkatkan motivasi lansia untuk

menjaga perilaku hidup sehat dalam mengendalikan hipertensi (Liu,

2021; Williams et al., 2018).

b. Penatalaksanaan Farmakologik

Prinsip pengobatan hipertensi pada lansia selalu dimulai dengan

dosis rendah dan dinaikkan bertahap sampai mencapai target. Berbagai

kelas obat telah terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia,

baik secara tunggal maupun yang lebih sering dalam bentuk kombinasi

Diuretik, penyekat beta (βblocker), Calcium Channel Blocker (CCB),

Angiotensin Converting Enzyme-Inhibitor (ACE-Inhibitor), Angiotensin

Reseptor Blocker (ARB), dan yang terakhir adalah golongan Direct

Renin Inhibitor (DRI) semua telah terbukti dapat menurunkan tekanan

darah dan mengurangi tingkat morbiditas dan mortalitas pada pasien

hipertensi (Kuswardhani et al., 2019).


16

C. Dukungan Keluarga

1. Definisi Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah proses hubungan yang terjadi terus

menerus disepanjang kehidupan manusia. Dukungan keluarga berfokus

pada interaksi yang berlangsung dalam berbagai hubungan sosial

sebagaimana yang dievaluasi oleh tiap individu. Dukungan keluarga adalah

sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota

keluarga memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Chen et al., 2020).

2. Bentuk Bentuk Dukungan Keluarga

Bentuk dukungan keluarga memiliki beberapa jenis dukungan antara

lain (Friedman, 2018) :

a. Dukungan emosional

Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang aman

dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan

terhadap emosi. Dimensi dari dukungan emosional mencakup dukungan

yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian,

mendengarkan dan didengarkan.

b. Dukungan informasional

Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai

pemberi informasi, dimana keluarga menjelaskan tentang pemberian

saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu


17

masalah. Domain dalam dukungan ini berupa nasehat, usulan, saran,

petunjuk dan pemberian informasi.

c. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan sumber

pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya adalah dalam hal kebutuhan

keuangan, makan, minum, dan istirahat.

d. Dukungan penghargaan

Dukungan penghargaan adalah keluarga bertindak membimbing

dan menengahi pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator

identitas anggota keluarga diantaranya memberikan support,

penghargaan, dan perhatian.

D. Konsep Kualitas Hidup

1. Definisi

World Health Organization (WHO) mendefinisikan kualitas hidup

adalah persepsi individu terhadap kehidupan yang dijalaninya sesuai dengan

budaya dan nilai-nilai tempat individu tersebut tinggal serta

membandingkan kehidupannya tersebut dengan tujuan, harapan, standar

dan tujuan yang telah ditetapkan oleh individu. Centers for Disease Control

and Prevention (CDC) mendefinisikan kualitas hidup lebih fokus pada

persepsi individu terhadap kondisi kesehatan fisik dan mental serta

hubungannya dengan risiko dan kondisi kesehatan, status fungsional,

dukungan sosial dan status sosial ekonomi.


18

Erickson mengungkapkan bahwa kualitas hidup lansia di tandai

dengan adanya integritas dari ego atau kepuasan yang digambarkan sebagai

suatu keadaan yang dicapai seorang individu setelah berhasil dalam

menyesuaikan diri dengan berbagai kegagalan dan keberhasilan yang telah

dirasakan dalam kehidupannya. Jika seorang lansia tidak dapat mencapai

dari integritas, maka lansia tersebut akan merasakan putus asa dalam

menghadapi perubahan yang terjadi dalam hidupnya, merasakan bahwa

kehidupannya tidak berarti dan mengalami keputusan berkaitan dengan

menjelang kematian, yaitu merasa bahwa ajal sudah dekat dan takut akan

kematian.

2. Domain kualitas hidup

Secara umum terdapat 4 bidang (domains) yang dipakai untuk

mengukur kualitas hidup, yaitu kesehatan fisik, kesehatan psikologik,

hubungan sosial dan lingkungan (Lodhi, 2019). Secara rinci, bidang-bidang

penilaian kualitas hidup tersebut antara lain :

a. Domain Kesehatan fisik

Hal-hal yang terkait didalamnya meliputi aktivitas sehari-hari,

ketergantungan pada bahan-bahan medis atau pertolongan medis, tenaga

dan kelelahan, mobilitas, rasa sakit dan ketidaknyamanan, tidur dan

istirahat, serta kapasitas bekerja.


19

b. Domain psikologis

Aspek yang terkait didalamnya seperti body image dan penampilan,

perasaan-perasaan negatif dan positif, spiritualitas/kepercayaan personal,

pikiran, belajar, memori dan konsentrasi.

c. Domain sosial

Hubungan yang terkait didalamnya seperti hubungan personal,

hubungan sosial, serta dukungan sosial dan aktivitas seksual.

d. Domain lingkungan

Berkaitan dengan sumber-sumber finansial, kebabasan,

keamanan dan keselamatan fisik, perawatan kesehatan dan sosial

(aksesibilitas dan kualitas), lingkungan rumah, kesempatan untuk

memperoleh informasi dan belajar keterampilan baru, kesempatan untuk

rekreasi atau memiliki waktu luang, lingkungan fisik (polusi, kebisingan,

lalu lintas, iklim), serta tranportasi.

3. Faktor faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia hipertensi

Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada lansia diantaranya

(Indriani et al., 2021).

a. Faktor fisik

Fungsi sistem tubuh lansia yang mengalami hipertensi dapat

berdampak negatif terhadap kualitas hidup lansia baik dalam skala

ringan, sedang maupun berat.


20

b. Faktor psikis

Lansia yang menerima segala perubahan dan kemuduran dalam

dirinya termasuk hipertensi yang dialaminya akan memiliki kualitas

hidup yang lebih baik dibandingkan lansia yang menolak terhadap segala

perubahan dan penyakit yang dialaminya

c. Faktor sosial

Lansia hipertensi yang memiliki kemampuan untuk

menyesuaikan diri di tengah masyarakat serta ikut berpartisipasi dalam

kegiatan sosial akan memiliki kualitas hidup yang baik. Sebaliknya lansia

yang memiliki aktivitas sosial yang kurang akan berdampak pada

kualitas hidup yang rendah.

d. Faktor lingkungan

Adanya perlakuan yang wajar dari lingkungan terhadap lansia

hipertensi akan mendukung lansia untuk mencapai kualitas hidup yang

tinggi.

D. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia Hipertensi

Lingkungan dan keluarga memiliki fungsi sebagai pendukung terhadap

anggota keluarga lain yang selalu siap memberikan bantuan pada saat

diperlukan. Dukungan keluarga adalah bentuk perilaku melayani yang

dilakukan oleh anggota keluarga baik dalam bentuk dukungan emosional,

penghargaan/penilaian, informasional dan instrumental Friedman (Alkhorni,

2017).
21

Hasil penelitian dari Yulikasari (2015) diketahui bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara dukungan sosial (keluarga dan tetangga)

dengan kualitas hidup lansia hipertensi. Bentuk dukungan sosial misalnya

selalu mengingatkan kepada lansia tentang jadwal kegiatan di posyandu lansia,

keluarga mengantar ke posyandu lansia, tetangga selalu menasehati lansia

supaya aktif dalam kegiatan di posyandu lansia dan jangan lupa meminum obat

hipertensi serta menyarankan untuk menghindari makan makanan yang banyak

mengandung lemak serta selalu aktif mengikuti kegiatan sosial. (Yulikasari,

2015).

Hubungan dukungan keluarga dengan derajat hipertensi pada pasien

hipertensi di Puskesmas Ranomuut Kota Manad. Tujuan penelitian ini untuk

menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan derajat hipertensi pada

pasien hipertensi di Puskesmas Ranomuut Kota Manado. Penelitian ini

mengambil 68 sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan jumlah responden

yang memiliki dukungan keluarga tinggi sebanyak 39 responden (57,4%) dan

yang berada pada klasifikasi pre hipertensi sebanyak 37 responden (54,4%) dan

yang berada pada klasifikasi hipertensi sebanyak 31 responden (45,6%) dan

didapatkan nilai p=0,000. Kesimpulannya yaitu penelitian ini menunjukkan

ada hubungan dukungan keluarga dengan derajat hipertensi.

Dukungan keluarga terbagi atas empat dimensi yaitu dukungan

emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental dan dukungan

penghargaan. Dukungan emosional merupakan dukungan dalam bentuk

perhatian, kasih sayang, dan kesediaan untuk mendengarkan. Hasil penelitian


22

yang dilakukan oleh Nuraisyah (2017) mengatakan bahwa terdapat hubungan

antara dukungan emosional dengan kualitas hidup lansia dengan nilai p= 0,00.

Dukungan emosional yang baik dengan memberikan asuhan, motivasi

dan perhatian kepada keluarga lansia dengan hipertensi diharapkan dapat

membantu pasien lansia untuk menghilangkan stress dan ketakutan yang

berlebihan sehingga pengendalian pasien ke fasilitas kesehatan akan berjalan

dengan baik. penyampaian informasi, pengetahuan, dan petunjuk yang benar

tentang hipertensi diharapkan dapat mendukung program pengobatan pasien.

Salah satu penyebab pasien mengalami kegagalan dalam mengontrol hipertensi

adalah karena kurangnya tingkat kepatuhan. Pengendalian pasien terhadap

penyakitnya akan memberikan hasil yang efektif jika dididik tentang

pengetahuan, ide, pikiran dan perasaan terhadap hipertensi, sehingga terjadi

pengendalian tekanan darah yang efisien. Tugas tersebut diharapkan dapat

dilakukan oleh keluarga di rumah sebagai pihak yang memiliki lebih banyak

waktu dengan pasien (Tutpai et al., 2021).

Dukungan informasi merupakan salah satu bentuk dukungan yang

diberikan keluarga terhadap lansia. Aspek-aspek dalam dukungan informasi

adalah pemberian informasi, saran, dan nasehat yang diberikan oleh keluarga

terhadap anggota keluarga lainnya (Friedman, 2013) Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rahman (2017) menemukan hubungan dukungan informasi

dari keluarga dengan kualitas hidup. Nilai hubungan dukungan informasi

keluarga adalah positif, yang berarti semakin meningkat nilai dukungan


23

informasi dari keluarga sebanyak 1 kali maka akan meningkatkan kualitas

hidup.

Dukungan instrumental yang didapatkan lansia berupa bantuan yang

diberikan secara langsung, baik bersifat fasilitas ataupun materi. Bentuk

dukungan berupa fasilitas seperti menyediakan kebutuhan sandang dan pangan,

membantu melakukan aktivitas yang tidak bisa dilakukan oleh dengan sendiri,

serta membawa ke fasilitas kesehatan. Sedangkan, bentuk dukungan berupa

materi dapat berupa membiayai atau memberi uang kepada lansia untuk

melakukan pengobatan. Hasil 20 penelitian yang dilakukan oleh Mayberry

(2012) dalam Nuraisyah (2017) mengatakan bahwa terdapat hubungan antara

dukungan instrumental dengan kualitas hidup.

Dukungan penghargaan adalah dukungan yang dapat mengembangkan

rasa percaya diri pada orang yang menerimanya. Dukungan penghargaan yang

diberikan terhadap lansia dapat berupa umpan balik positif terkait ide atau

keputusannya dengan cara menerima dan menghargai keputusan yang diambil

oleh lansia (Friedman, 2013). Hasil penelitian mengatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara dukungan penghargaan dengan kualitas hidup

dengan nilai p value 0,00.


BAB III

KERANGKA KONSEP PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang ingin diteliti.

Kerangka ini didapatkan dari konsep ilmu/teori yang dipakai sebagai landasan

penelitian yang didapatkan di bab tinjauan pustaka atau kalau boleh dikatakan

oleh penulis merupakan ringkasan dari tinjauan pustaka yang dihubungkan

dengan garis sesuai variabel (Ajar et al., 2021).

Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Variabel independen adalah variabel yang dapat

mempengaruhi variabel lain, mencakup dukungan emosional, dukungan

informasi, dukungan penghargaan, dukungan instrumental. Sedangkan

variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel independen

yaitu kualitas hidup lansia (Kemenkes, 2018).

Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan Keluarga :
1. dukungan Emosional baik
2. dukungan informasi Kualitas
3. dukungan instrumental Hidup
4. dukungan penghargaan Lansia buruk
Hipertensi

Keterangan:
= Variabel yang diteliti
= Mempengaruhi
Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

24
25

B. Hipotesa Penelitian

1. Hipotesa Mayor

Ha1 : Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia

penderita hipertensi

Ha2 : Ada hubungan antara dukungan informasi dengan kualitas hidup lansia

penderita hipertensi

Ha3 : Ada hubungan antara dukungan instrumental dengan kualitas hidup

lansia penderita hipertensi

Ha4 : Ada hubungan antara dukungan penghargaan dengan kualitas hidup

lansia penderita hipertensi

2. Hipotesa Minor

Ho1 : Tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup

lansia penderita hipertensi

Ho2 : Tidak ada hubungan antara dukungan informasi dengan kualitas hidup

lansia penderita hipertensi

Ho3 : Tidak ada hubungan antara dukungan instrumental dengan kualitas

hidup lansia penderita hipertensi

Ho4 : Tidak ada hubungan antara dukungan penghargaan dengan kualitas

hidup lansia penderita hipertensi

C. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah segala penjelasan lebih lanjut mengenai

variabel yang menjadi sasaran penelitian. Hal ini dibuat untuk memudahkan

peneliti dalam mengolah dan menganalisis data (Ajar et al, 2021).


26

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Definisi Alat Cara Skala Hasil


No Variabel
Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur
1. Dukungan Bentuk Kuesioner Wawancara Ordinal Baik:
keluarga dukungan sebanyak terpimpin bila skor
keluarga 19 item 29-38
yang pertanyaan. Buruk: bila
ditujukan skor 19-28
kepada
lansia yang
mencakup
dukungan
emosional,
dukungan
informasi,
dukungan
penghargaan
dan
dukungan
instrumental
a. Dukungan Dukungan Kuesioner Wawancara Ordinal Baik: bila
emosional. keluarga yang sebanyak 4 terpimpin. skor 8-10
diberikan item Buruk: bila
kepada lansia pertanyaan. skor 5-7
yang meliputi
bentuk
kepedulian,
perhatian,
empati dan
kasih sayang
b. Dukungan Dukungan Kuesioner Wawancara Ordinal Baik: bila
informasi yang keluarga sebanyak 5 terpimpin skor 8-10
berikan item Buruk: bila
kepada lansia pertanyaan skor 5-7
mengenai
informasi
terkait
pengetahuan
hipertensi,
hasil
pemeriksaan
serta hal yang
harus
dilakukan dan
asupan yang
27

Definisi Alat Cara Skala Hasil


No Variabel
Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur
aman untuk
dikonsumsi
c. Dukungan Dukungan Kuesioner Wawancara Ordinal Baik: bila
instrumental yang diberikan sebanyak 5 terpimpin skor 6-8
keluarga Buruk: bila
kepada lansia skor 4-5
hipertensi
seperti
menyediakan
waktu dan
fasilitas bagi
lansia untuk
keperluan
pengobatan,
makanan
khusus dan
membayar
perawatan
biaya lansia
d. Dukungan Dukungan Kuesioner Wawancara Ordinal Baik: bila
penghargaan yang diberikan sebanyak 5 terpimpin skor 8-10
keluarga item Buruk: bila
kepada lansia pertanyaan skor 5-7
berupa
pemberian
dukungan dan
semangat,
melibatkan
lansia dalam
pengambilan
keputusan
serta
memberikan
pujian.

2. Kualitas Perasaan Kuesioner Wawancara Ordinal Baik: bila


hidup lansia sebanyak terpimpin skor 40-65
terhadap 13 item Buruk: bila
tingkat pertanyaan skor 13-39
kepuasan yang
mencakup
kemampuan
28

Definisi Alat Cara Skala Hasil


No Variabel
Operasional Ukur Ukur Ukur Ukur
fisik,
psikologis,
social dan
lingkungan.
Menggunakan
empat dimensi
yaitu
Kesehatan
fisik,
psikologis,
sosial dan
hubungan .
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan desain

deskripsi korelatif dengan pendekatan cross sectional. Desain penelitian cross

sectional merupakan suatu penelitian yang mempelajari korelasi antara paparan

atau faktor risiko (independen), dengan pengumpulan data dilakukan secara

bersamaan secara serentak dalam satu waktu antara faktor risiko dengan

efeknya (point time approach), artinya semua variabel baik variabel

independent dan variabel dependen diobservasi pada waktu yang sama.

(Masturoh, 2018).

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh unsur atau elemen yang akan menjadi objek

penelitian (Masturoh, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

lansia dengan hipertensi di wilayah kerja puskesmas Baiturrahman Banda

Aceh dengan jumlah populasi 1526 jiwa penderita lansia hipertensi.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah Sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Masturoh,

2018). Pengambilan sampel dilakukan pada seluruh lansia yang tinggal di

wilayah kerja puskesmas Baiturrahman Banda Aceh.

29
30

a. Ukuran sampel

Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian hubungan

dukungan keluarga terhadap kualitas hidup lanjut usia penderita

hipertensi di wilayah kerja puskesmas Baiturrahman Banda Aceh dapat

ditentukan dengan menggunakan rumus slovin dikutip dari (Nursalam,

2020)

𝐍
n = 𝟏+𝐍 (𝒆𝟐 )

Keterangan

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Margin of error 5% (0.05)

Berdasarkan rumus diatas maka penentuan jumlah sampel dalam

penelitian ini sebagai berikut :

N
n=
1+N (𝑒 2 )

1526
n=
1+1526(0,052 )

1526
n=
1+1526 (0,0025)

1526
n=
4,815

n = 316,92 dibulatkan 317

b. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel penelitian ini adalah Non Probability

Sampling jenis Purposive Sampling. Teknik Purposive Sampling


31

merupakan Teknik pengambilan sampel sumber data dengan

pertimbangan tertentu (Syahza, 2021). Sampel penelitian ini adalah

seluruh lansia dengan hipertensi yang berada di Wilayah Kerja

Puskesmas Baiturrahman yang memenuhi kriteria inklusi. Adapun

kriteria inklusi sampel yang akan diteliti adalah :

1) Lansia yang berumur ≥60 tahun

2) Lansia yang didiagnosa dengan hipertensi

3) Lansia yang tinggal bersama keluarganya

4) Bersedia menjadi responden

C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas

Baiturrahman Banda Aceh.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 – 30 Desember 2022.

D. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang diambil oleh peneliti sebelumnya. Peneliti sebelumnya sudah

meminta izin untuk menggunakan kuesioner tersebut dengan cara

menghubungi penulis artikel melalui direct message instagram yang

dicantumkan pada jurnal dan menjelaskan apa yang akan peneliti lakukan

dengan kuesioner tersebut (Ajar et al., 2021)


32

Kuesioner ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:

1. Kuesioner dukungan keluarga

Instrumen yang digunakan dalam dukungan keluarga ini adalah

kuesioner yang memuat 19 item pernyataan tentang dukungan keluarga

yang meliputi dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan

instrumental, dan dukungan penghargaan. Penelitian ini menggunakan

kuesioner Radiani (2018). Kuesioner ini memuat 4 dimensi yaitu

emosional, informasional, instrumental, dan penghargaan dengan

menggunakan skala Guttman yaitu “Ya” diberi skor 2 dan “Tidak” diberi

skor 1, sehingga didapatkan skor terendah adalah 19 dan tertinggi ialah

38.

2. Kuesioner kualitas hidup

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini dikutip dari Older

People’s Quality of Life atau yang dikenal sebagai instrumen OPQOL-Brief

yang diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Alat ukur yang digunakan adalah

13 item pertanyaan ini menggunakan empat aspek yang mencakup fisik,

psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Semua pertanyaan berdasarkan

pada skala likert lima poin ( 1-5 ) dan lima macam pilihan jawaban dengan

kategori baik apabila skor 40-65, dan kategori buruk bila skor responden 13-

39.

E. Uji Instrumen

1. Uji Validitas dan Realibitas

Uji validitas merupakan uji yang dilakukan untuk mengetahui


33

validnya suatu kuesioner yang digunakan dalam suatu penelitian. Kuesioner

dapat dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur (Polit & Beck, 2014). Uji reliabilitas merupakan suatu alat untuk

mengukur sebuah kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Butir

pertanyaan dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap butir

pertanyaan adalah konstan. (Polit & Beck, 2014).

a. Dukungan Keluarga

Peneliti menggunakan kuesioner yang telah dikembangkan oleh

Radiani (2018) dan hasil validitas dinyatakan valid dengan nilai Content

Validity Ratio (CVR) 1,00. Sedangkan uji reliabilitas diuji dengan

menggunakan metode alpha cronbach’s dengan nilai 0,8 > 0,6 yang

artinya kuesioner ini reliabel untuk digunakan.

b. Kualitas Hidup

Kuesioner yang digunakan berupa instrumen OPQOL Brief dalam

versi Bahasa Indonesia yang telah digunakan sebelumnya. OPQOL-brief

merupakan alat ukur yang valid r = 0.88 (Kamalie, 2016). Sedangkan

hasil yang didapat dari uji realibitas dengan nilai 0,98 > 0,6 yang artinya

kuesioner reliabel untuk digunakan.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tahap persiapan pengumpulan data

Persiapan pengumpulan data dilakukan dengan menyiapkan

berkas administrasi dengan mendapat izin dari dosen pembimbing,

dilanjutkan ke akademik untuk mendapatkan surat izin pengumpulan data


34

awal dari pihak Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala

yang ditujukan kepada Kesbangpol, Dinas Kesehatan,dan Puskesmas

aiturrahman.

2. Tahap pengumpulan data

Setelah melewati proses perizinan penelitian, peneliti telah

melakukan proses pengumpulan data dengan tahapan sebagai berikut:

a. Mendapatkan izin pengumpulan data dari Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Syiah Kuala ke Dinas Kesehatan, Kesbangpol, dan

Puskesmas Baiturrahman Banda Aceh

b. Peneliti mengurus surat izin dari kesbangpol dengan menerbitkan surat

rekomendasi penelitian untuk melakukan pengumpulan data dan ditujukan

ke Dinas Kesehatan dan Puskesmas Baiturrahman.

c. Setelah mendapatkan izin dari Kesbangpol, peneliti melanjutkan

pengurusan surat di Dinas Kesehatan dan ditujukan kepada pihak

puskesmas untuk mengetahui jumlah populasi lanjut usia di wilayah kerja

Puskesmas Baiturrahman.

d. Setelah mendapatkan izin dari pihak puskesmas, selanjutnya peneliti

menjumpai responden di wilayah kerja Puskesmas Baiturrahman untuk

dilakukan wawancara terpimpin dan memberikan pertanyaan yang sudah

disiapkan.

e. Peneliti menggunakan bantuan lima enumerator untuk pengumpulan data.

Setiap enumerator diberikan penjelasan dan persamaan persepsi terakit

wawancara terpimpin yang akan dilakukan. Dan responden sudah dilakukan


35

skrining kriteria inklusi dan dijadikan sebagai responden penelitian ini.

f. Peneliti dan enumerator didampingi oleh kader posyandu, sebelumnya

peneliti dan enumerator memperkenalkan diri, alamat dan tujuan penelitian

kepada responden. Peneliti memastikan kepada responden bahwa penelitian

ini tidak menimbulkan risiko, data yang didapatkan dari responden dijaga

privasi dan kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk penelitian, dan

responden berhak memilih untuk bersedia menjadi responden atau tidak.

g. Responden yang bersedia, maka menandatangani lembar persetujuan

menjadi responden. Kemudian peneliti melakukan wawancara terpimpin

dan menanyakan pertanyaan yang tertera seperti di kuesioner yang telah

disiapkan.

h. Setelah proses pengisian selesai, kemudian peneliti melakukan pengecekan

terhadap kelengkapan jawaban kuesioner dan memeriksa apakah responden

masuk kriteria atau tidak. Apabila responden tidak masuk kriteria maka

lembar yang telah terisi dianggap hangus.

i. Peneliti melakukan terminasi dan mengucapkan ucapan terimakasih.

Selanjutnya data yang teah diperoleh dikumpulkan untuk dianalisa.

G. Etika Penelitian

Terkait dengan uji etik penelitian yang telah dikeluarkan oleh tim

komite etik Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala. Peneliti telah

mendapat izin untuk melakukan penelitian dengan kode etik penelitian yang

tercantum 111127031122. Selain itu, peneliti akan menerapkan prinsip etika

sebagai berikut (Nursalam, 2020):


36

1. Prinsip manfaat

Sebelum mendapatkan persetujuan dari responden dan

memberikan kuesioner, peneliti telah menjelaskan manfaat penelitian

serta meyakinkan responden bahwa cara pengumpulan data yang

dilakukan tidak membahayakan dan tidak menyebabkan kerugian secara

fisik dan mental bagi responden. Selain itu, peneliti juga telah

menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan memakai masker dan

hand sanitizer.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia

Peneliti menghormati dan menghargai subjek dalam penelitian

dengan mengetahui dan memahami hak-hak yang dimiliki oleh subjek,

yaitu:

a. Hak untuk ikut atau tidak ikut menjadi responden tanpa adanya sanksi

apapun;

b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan, dimana

peneliti akan menjelaskan penelitian secara rinci dan bertanggung jawab

jika terjadi sesuatu kepada subjek; dan

c. Hak untuk mendapatkan informasi secara lengkap mengenai tujuan

penelitian yang akan dilakukan, hak bebas berpartisipasi atau menolak

untuk menjadi responden melalui pengisian informed consent.

3. Prinsip keadilan

Pada saat pengisian kuesioner, peneliti tidak meminta responden

untuk mencantumkan nama dan data pribadi lainnya. Selain itu, semua
37

responden mendapatkan kuesioner yang sama tanpa membedakan agama,

latar belakang keluarga, serta status sosial ekonomi mereka.

H. Pengolahan Data

Setelah peneliti melaksanakan pengumpulan data, maka data tersebut

dikumpulkan dan kemudian akan dilakukan pengolahan data. Menurut

(Notoatmodjo, 2018) pengolahan data dapat dilakukan melalui beberapa

tahapan, yaitu :

1. Editng

Setelah semua data dari responden terkumpul selanjutnya peneliti

melakukan pengecekan ulang terhadap instrument pengumpulan data atau

lembar kuesioner seperti kelengkapan identitas responden, kelengkapan

data dan memastikan semua item pertanyaan sudah diisi secara lengkap dan

sesuai.

2. Coding

Coding merupakan pemberian tanda atau mengklasifikasikan

jawaban-jawaban dari para responden ke dalam kategoti tertentu (Setiadi,

2013). Pemberian coding dilakukan pada variabel dukungan keluarga dan

kualitas hidup. Coding yang dilakukan dalam variabel dukungan keluarga

yaitu : 1 (ya), 2 (tidak). Sedangkan untuk variabel kualitas hidup, coding

yang dilakukan yaitu : 1 (sangat tidak setuju). 2 (tidak setuju), 3 (biasa saja),

4 (setuju), 5 (sangat setuju).


38

3. Transfering

Transferring ialah data yang telah diberi kode disusun secara

berurutan dari responden pertama sampai dengan responden terakhir untuk

dimasukkan ke dalam table sesuai dengan subvariabel yang diteliti. dan data

khusus yang dianalisa berupa data hasil pengisian lembar kuesioner

dukungan keluarga dan kualitas hidup lansia yang mengalami hipertensi.

4. Tabulating

Data yang telah terisi jawaban responden, selanjutnya

dikelompokkan sesuai dengan kategori tujuan peneliti yang berdasarkan

dengan subvariabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam table

distribusi frekuensi. Semua data yang telah didapatkan oleh peneliti

merupakan data yang digunakan dan diolah untuk dianalisa.

I. Analisa Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap variabel-variabel yang ada

secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi dan

proporsinya. Analisa univariat dilakukan untuk mendeskripsikan usia,

jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, penyakit kronis

yang dialami dan hubungan keluarga yang tinggal bersama lansia serta

masing-masing variabel dependen (kualiatas hidup lansia yang

mengalami hipertensi) dan variabel independen (dukungan keluarga)

(Setiati et al., 2014).


39

𝒇𝒊
𝑷= 𝟏𝟎𝟎%
𝑵

Keterangan:

P: Persentase

fi: Frekuensi yang teramati

N: Jumlah sampel

2. Analisa bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat

hubungan dua variabel yang berhubungan atau berkorelasi dimaksudkan

untuk mengetahui hubungan masing-masing variabel independent

(dukungan keluarga) dan variabel dependen (kualitas hidup lanjut usia yang

mengalami hipertensi (Notoatmodjo, 2012). Kemudian data ditabulasikan

dan dianalisa dengan menggunakan korelasi pearson dan uji chi square

dengan tingkat kesalahan 5% ( =0,05).

Dasar pengambilan keputusan hipotesis penelitian berdasarkan

signifikan (nilai p) adalah :

a. Apabila p ≤0,05 = H0 ditolak, Ha diterima berarti ada hubungan

dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia hipertensi

b. Apabila p > 0,05 = H0 diterima, Ha ditolak berarti tidak ada hubungan

dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia hipertensi

Syarat yang berlaku uji chi square yaitu :

a. Tidak ada sel yang mempunyai nilai expected kurang dari 5, maksimal

20% dari jumlah sel.


40

b. Jika syarat uji chi square tidak terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya:

1) Bila tabel 2 x 2 da nada nilai E < 5 namun tidak lebih dari 20% jumlah

sel, maka uji yang dipakai adalah “fisher’s exact test”.

2) Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, maka mengunakan uji “pearson chi

square” atau menggunakan sel yang baru.

Dari penjelasan diatas maka untuk jawaban kasus penelitian ini

menggunakan uji statistik pearson chi square bila tabel variabel lebih dari

2x2, untuk mengetahui hubungan antar variabel, tingkat kesalahan 5% atau

taraf signifikasi yaitu  (0,05).

a. Apabila p  0.05 = H0 ditolak Ha diterima, berarti ada hubungan

dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia hipertensi.

b. Apabila p > 0,05 =H0 diterima, Ha ditolak, berarti tidak ada hubungan

dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia hipertensi.


BAB V

HASIL & PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengumpulan data pada penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-31

Desember 2022 di wilayah kerja Puskesmas Baiturrahman dengan jumlah

responden 317 lansia. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara

terpimpin secara langsung kepada responden menggunakan alat ukur kuesioner

hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia pada penderita

hipertensi. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka didapatkan hasil

sebagai berikut :

1. Data Demografi

Data demografi yang digunakan dalam penelitian ini meliputinama,

usia, jenis kelamin, riwayat Pendidikan, dan status perkawinan, maka

didapatkan data sebagai berikut :

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Data pada Lansia Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh (n=317)

No Data Frekuensi (f) Persentase (%)


1. Umur
Lanjut usia (60-74 ) 297 93,7
Lanjut usia (75-90) 20 6,3
2. Jenis Kelamin
Laki-Laki 139 43,8
Perempuan 178 56,2
3. Status Perkawinan
Menikah 251 79,2
Janda & Duda 66 20,8
4. Pendidikan Terakhir
Rendah 13 4,1
Menengah 226 71,3

41
42

No Data Frekuensi (f) Persentase (%)


Tinggi 78 24,6
5. Penyakit Penyerta
Tidak Ada 238 75,1
Ada 79 24,9
Sumber Data : Data Primer (Diolah, 2022)

Berdasarkan data demografi pada tabel 5.1 menunjukkan bahwa

mayoritas dari responden adalah lansia berusia 60 – 74 tahun yaitu sebanyak

297 (93,7%) lansia dan 20 (6,3%) responden berusia 75 -90 tahun.

Berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar responden berjenis kelamin

perempuan sebanyak 178 (56,2%) dan jumlah responden berjenis kelamin

laki – laki sebanyak 139 (43,8%). Ditinjau dari segi pendidikan terakhir

mayoritas responden pada penelitian ini adalah jenjang menengah yaitu

sebanyak 226 (71,3%) responden, 78 (24,6%) responden berpendidikan

terakhir sampai perguruan tinggi, dan sebanyak 13 (4,1%) responden

berpendidikan akhir ditingkat rendah. Ditinjau dari status perkawinan

mayoritas menikah berjumlah 251 (79,2%) responden serta janda dan duda

66 (20,8) responden. Berdasarkan penyakit penyerta lansia dengan

hipertensi sebanyak 238 (75,1%) dan lansia dengan hipertensi yang disertai

penyakit lain sebanyak 79 (24,9%) responden.

2. Analisa Univariat

a. Dukungan keluarga pada lanjut usia dengan hipertensi di wilayah kerja

puskesmas baiturrahman
43

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga di Wilayah Kerja
Puskesmas Baiturrahman (n=317)

Dukungan Keluarga f %
Baik 265 83,6
Buruk 52 16,4
Total 317 100,0
Sumber: Data Primer (Diolah, 2022)

Berdasarkan tabel 5.2, diketahui bahwa hasil pengumpulan data

untuk variabel dukungan keluarga pada lansia dengan hipertensi di

wilayah kerja puskesmas Baiturrahman pada 317 responden lansia

memiliki dukungan keluarga yang baik sebanyak 265 lansia (83,6%) dan

sebanyak 52 lansia (16,4%) memiliki dukungan keluarga yang buruk.

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Dimensi Dukungan Keluarga
Responden di Wilayah Kerja Puskesmas Baiturrahman Banda
Aceh (n=317)

Baik Buruk
Dukungan Keluarga
f % f %
Dukungan Emosional 273 86,1 44 13,9
Dukungan Informasi 267 84,2 50 15,8
Dukungan Instrumental 296 93,4 21 6,6
Dukungan Penghargaan 283 89,3 34 10,7
Sumber : Data Primer (diolah, 2022)

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa hasil dukungan keluarga

memiliki persentase yang baik lebih besar yaitu (84,2-93,4%) sedangkan

persentase responden yang memperoleh dukungan informasi yang buruk

sebanyak 15,8%.
44

b. Kualitas Hidup pada Lanjut Usia dengan Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Baiturrahman Banda Aceh

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Kualitas Hidup Lanjut Usia pada Penderita
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Baiturrahman (n=317)

Kualitas Hidup f %
Baik 268 84,5
Buruk 49 15,5
Total 317 100,0
Sumber: Data Primer (Diolah, 2022)

Berdasarkan tabel 5.4 diketahui hasil data yang didapatkan untuk

variabel kualitas hidup lanjut usia pada penderita hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Baiturrahman adalah memiliki kualitas hidup yang baik

sebanyak 268 responden (84,5%) dan sebanyak 49 responden (15,5%)

memiliki kualitas hidup yang buruk.

3. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan

keluarga dengan kualitas hidup lanjut usia pada penderita hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Baiturrahman dengan menggunakan uji statistik

chi-square diperoleh nilai p adalah 0,00 lebih kecil dari (α) ꞊ 5% (0,05).

Sehingga didapatkan hasil keputusan statistik apabila hasil p-value ≥ 0,05

Ho diterima, dan jika sebaliknya hasil p-value < 0,05 maka Ho ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kedua

variabel independen dan dependen.


45

a. Hubungan dukungan emosional dengan kualitas hidup

Tabel 5.5
Hubungan Dukungan Emosional dengan Kualitas Hidup Lanjut
Usia pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Baiturrahman Kota Banda Aceh (n=317)

Kualitas Hidup Total


Dukungan P
Baik Buruk
Emosional n % Value
f % f %
Baik 247 77,9 26 8,2 273 86,1
Buruk 21 6,6 23 7,3 44 13,9 0,000
Total 268 84,5 49 15,5 317 100
Sumber: Data Primer (diolah, 2022)

Berdasarkan tabel 5.5, responden yang mendapatkan dukungan

emosional yang baik dari keluarganya adalah sebanyak 247 responden

(77,9%) memiliki kualitas hidup yang baik. Sedangkan sebanyak 23

responden (7,3%) yang memiliki dukungan emosional buruk, maka

kualitas hidupnya buruk.

b. Hubungan dukungan informasi dengan kualitas hidup

Tabel 5.6
Hubungan Dukungan Informasi dengan Kualitas Hidup Lanjut
Usia pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Baiturrahman Kota Banda Aceh (n=317)

Kualitas Hidup Total


Dukungan P
Baik Buruk
Informasi n % Value
f % f %
Baik 260 82,0 7 2,2 267 84,2
Buruk 8 2,5 42 13,2 50 15,8 0,000
Total 268 84,5 49 15,5 317 100
Sumber: Data Primer (Diolah, 2022)

Berdasarkan tabel 5.6, mayoritas responden yang mendapatkan

dukungan informasi yang baik sebanyak 260 responden (82,0%)

memiliki kualitas hidup yang baik. Sedangkan, sebanyak 42 responden


46

(13,2%) yang mendapatkan dukungan informasi yang buruk maka

memiliki kualitas hidup yang buruk pula.

c. Hubungan dukungan instrumental dengan kualitas hidup

Tabel 5.7
Hubungan Dukungan Instrumental dengan Kualitas Hidup Lanjut
Usia pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Baiturrahman Kota Banda Aceh (n=317)

Kualitas Hidup Total


Dukungan P
Baik Buruk
Instrumental n % Value
f % f %
Baik 266 83,9 30 9,5 296 93,4
Buruk 2 0,6 19 6,0 21 6,6 0,000
Total 268 84,5 49 15,5 317 100
Sumber: Data Primer (Diolah, 2022)

Berdasarkan tabel 5.7, menunjukkan bahwa mayoritas responden

sebanyak 266 orang lansia (83,9%) yang menerima dukungan

instrumental yang baik maka memiliki kualitas hidup yang baik.

Sedangkan, sebanyak 19 responden yang memiliki dukungan

instrumental yang buruk maka memiliki kualitas hidup yang buruk pula.

d. Hubungan dukungan penghargaan dengan kualitas hidup

Tabel 5.8
Hubungan Dukungan Penghargaan dengan Kualitas Hidup Lanjut
Usia pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Baiturrahman Kota Banda Aceh (n=317)

Kualitas Hidup Total


Dukungan P
Baik Buruk
Penghargaan n % Value
f % f %
Baik 265 83,6 18 5,7 283 89,3
Buruk 3 0,9 31 9,8 34 10,7 0,000
Total 268 84,5 49 15,5 317 100
Sumber Data : Data Primer (diolah, 2022)
47

Berdasarkan tabel 5.8, menunjukkan bahwa sebanyak 265

responden (83,6%) yang memperoleh dukungan penghargaan yang baik

maka memiliki kualitas hidup yang baik. Sedangkan, sebanyak 31 orang

lansia yang mendapat dukungan penghargaan yang buruk maka memiliki

kualitas hidup yang juga buruk.

e. Hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lanjut usia

Tabel 5.9
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lanjut
Usia pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Baiturrahman Kota Banda Aceh (n=317)

Dukungan Kualitas Hidup Total


P
Keluarga Baik Buruk
n % Value
f % f %
Baik 262 82,6% 3 0,9% 265 83,6%
Buruk 6 1,9% 46 14,5% 52 16,4% 0,000
Total 268 84,5% 49 15,5% 317 100,0%
Sumber : Data Primer (diolah, 2022)

Berdasarkan tabel 5.9, menunjukkan bahwa mayoritas responden

sebanyak 262 orang lansia (82,6%) mendapatkan dukungan keluarga

yang baik memiliki kualitas hidup yang baik. Sebaliknya, sebanyak 46

orang lansia (14,5%) yang memiliki kdukungan keluarga yang buruk

maka memiliki kualitas hidup yang buruk pula.

Hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi-square, didapatkan

bahwa p-value adalah 0,000 lebih kecil dari α (0,05) maka Ho ditolak dan

Ha diterima yang artinya menunjukkan adanya hubungan dukungan

keluarga dengan kualitas hidup lanjut usia pada penderita hipertensi di

wilayah kerja puskesmas Baiturrahman Kota Banda Aceh.


48

B. Pembahasan

Pada pembahasan berikut ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian

yang telah diperoleh selanjutnya peneliti akan menganalisis terkait dukungan

keluarga dengan kualitas hidup lansia pada penderita hipertensi berdasarkan

konsep-konsep yang terkait dengan hal tersebut.

1. Dukungan Keluarga

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa sebanyak 262 responden

(82,6%) mendapatkan dukungan keluarga yang baik. Dukungan keluarga

mencakup empat dimensi yaitu dukungan emosional, dukungan informasi,

dukungan instrumental, dan dukungan penghargaan.

Ditinjau dari hasil penelitian, menunjukkan bahwa responden yang

menerima dukungan emosional yang baik diberikan keluarga kepada lansia

dengan hipertensi sebanyak 247 responden (77,9%). Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan Radiani (2018) sebanyak 51 responden (55%)

menerima dukungan emosional yang baik yang artinya sebagian besar

keluarga telah memahami lansia dengan hipertensi harus diberikan

perhatian lebih dan kasih sayang agar lansia merasa diperhatikan dan tidak

berkecil hati.

Hasil uji statistik menunjukkan dukungan informasi yang diberikan

keluarga kepada lansia dengan hipertensi yaitu sebanyak 267 responden

(84,2). Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Tutpai G,

2021) yang menjelaskan bahwa pengendalian hipertensi akan semakin baik

jika dididik dengan penyampaian informasi, pengetahuan, ide, fikiran


49

seputar penyakit yang dialami lansia. Adapun aspek yang mencakup dalam

dukungan informasi adalah pemberian informasi, saran, nasehat yang

diberikan keluarga kepada anggota keluarganya. (Friedman, 2013).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan instrumental yang

baik yang diberikan keluarga kepada lansia dengan hipertensi sebanyak 296

responden (93,4%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan (Tutpai G, 2021) yang menunjukkan dukungan instrumental hasil

uji chi-square dengan nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang

artinya ada hubungan antara dukungan instrumental dengan kualitas hidup

lansia hipertensi. Adapun dukungan instrumental yang diberikan keluarga

kepada anggota keluarga lainnya terutama lansia dengan hipertensi berupa

dukungan bersifat material ataupun finansial yang baik seperti menyediakan

biaya berobat, kebutuhan sandang dan pangan, membantu melakukan

aktivitas yang tidak dapat lansia lakukan sendiri serta membawa lansia ke

fasilitas kesehatan (Sarafino, 2012).

Hasil penelitian menunjukkan dukungan penghargaan yang baik

yang diberikan keluarga kepada lansia sebanyak 283 responden (89,3%).

Dukungan penghargaan berupa bentuk penghargaan, motivasi, dan

dorongan postif. Dukungan penghargaan akan mengembangkan rasa

percaya diri pada orang yang bersangkutan (Friedman, 2013). Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan ( Sri Ayu

Wulandhani, 2014) dimana hasil penelitian menunjukkan 50 responden

(54,9%) memiliki dukungan positif dengan nilai p = 0,000 yang artinya ada
50

hubungan dukungan penghargaan dengan kualitas hidup lansia.

2. Kualitas Hidup Lansia Hipertensi

Hasil uji statistik menunjukkan sebanyak 268 responden (84,5%)

memiliki kualitas hidup yang baik Menurut penelitian (Anbarasan, 2015)

menyebutkan bahwa secara umum kualitas hidup lansia yang mengalami

hipertensi adalah baik (58,3%) dan sisanya buruk karena dipengaruhi oleh

faktor lain. Hidup yang berkualitas adalah tujuan yang ingin dicapai oleh

manusia seluruh tingkatan umur. Kualitas hidup diartikan sebagai penilaian

kesehatan fisik dan mental secara subjektif, yang sangat dipengaruhi oleh

nilai-nilai dan budaya di lingkungan sekitar dan aspek sosial ekonomi pada

setiap individu.

Kualitas hidup lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang

menyebabkan seorang lansia untuk tetap bisa berguna di masa tuanya,

kemampuan menyesuaikan diri, menerima segala perubahan dan

kemunduran yang dialami serta adanya perlakuan yang wajar dari

lingkungan tersebut (Kuntjoro, 2014).

Hasil uji statistik juga menunjukkan 49 (15,5%) dari 317 responden

memiliki kualitas hidup yang buruk. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan (Sofiana Nurchayati, 2018) sebagian besar kualitas hidup pasien

hipertensi tergolong buruk 17 responden (56,7%). Hal ini dipengaruhi oleh

penurunan fungsi fisiologis lansia yaitu perubahan struktur pembuluh darah

yang menyebabkan penurunan elastisitas pembuluh darah yang

menyebabkan hipertensi.
51

3. Hubungan Aspek Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia

Hipertensi

a. Hubungan Dukungan Emosional dengan Kualitas Hidup

Hasil analisis hubungan antara dukungan emosional dengan kualitas

hidup lansia hipertensi menggunakan uji chi square diperoleh nilai p =

(0,000) lebih kecil dari α (0,05) hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan

antara dukungan emosional dengan kualitas hidup lansia pada penderita

hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh

(Friedman, 2013) yang mengatakan bahwa keluarga sebagai tempat yang

aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan guna meningkatkan status

kesehatan individu serta membantu penguasaan diri terhadap emosi.

b. Hubungan Dukungan Informasional dengan Kualitas Hidup

Hasil analisis hubungan antara dukungan informasional dengan

kualitas hidup lansia hipertensi menggunakan uji chi square diperoleh nilai

p = (0,000) lebih kecil dari α (0,05) hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan dukungan informasional dengan kualitas hidup lansia pada

penderita hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Mayberry, 2012) bahwa adanya dukungan informasional

dengan kualitas hidup lansia.

c. Hubungan Dukungan Instrumental dengan Kualitas Hidup

Hasil analisis hubungan antara dukungan instrumental dengan

kualitas hidup lansia hipertensi menggunakan uji chi square diperoleh nilai

p = (0,000) lebih kecil dari α (0,05) hal ini menunjukkan bahwa ada
52

hubungan dukungan instrumental dengan kualitas hidup lansia pada

penderita hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Ady Waluya, 2017) yang mengatakan abahwa terdapat

hubungan dukungan instrumental dengan kualitas hidup lansia dengan nilai

p value 0,00.

d. Hubungan Dukungan Penghargaan dengan Kualitas Hidup

Hasil analisis hubungan antara dukungan penghargaan dengan

kualitas hidup lansia hipertensi menggunakan uji chi square diperoleh nilai

p = (0,000) lebih kecil dari α (0,05) hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan dukungan penghargaan dengan kualitas hidup lansia pada

penderita hipertensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh (Hermawati Hamalding & Muharwati, 2017) yang

menyatakan terdapat hubungan dukungan penghargaan dengan kualitas

hidup lansia, keluarga merupakan bagian terdekat dengan pasien yang akan

membuat pasien merasa diterima dan dihargai.

4. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia pada

Penderita Hipertensi

Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia

hipertensi (p = 0,000). Hal ini artinya menunjukkan bahwa ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia penderita hipertensi.

Dukungan dari keluarga berkaitan erat dengan kepatuhan lansia dalam

menjalankan aktivitas harian, pola hidup, serta pengobatan, sehingga akan

mempengaruhi kualitas hidupnya.


53

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Radiani (2018) menunjukkan bahwa adanya hubungan dukungan keluarga

dengan kualitas hidup lansia dengan hipertensi yang mengatakan bahwa

terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia

hipertensi yang menggunakan kuesioner penelitian dari OPQOL-Brief,

dimana didapatkan nilai signifikansi 0,000 (p<0,05).

Hal ini juga didukung oleh penelitian terdahulu yang menunjukkan

sebagian besar lansia memiliki dukungan keluarga baik sebanyak 27 lansia

(45,8%) dan sebagian besar lansia memiliki kualitas hidup baik sebanyak

31 lansia (52,5%). Nilai p sebesar 0,000 yang berarti p≤0,05 sehingga Ho

ditolak dan nilai correlation coefficient 0,583 yang artinya semakin baik

dukungan keluarga maka semakin baik kualitas hidup yang dimiliki lansia

dengan hipertensi (Suardana Wayan, 2019).

Berdasarkan hasil uji statistik yang telah dilakukan menunjukkan

ada 3 responden (0,9%) yang mendapat dukungan keluarga yang baik

namun memiliki kualitas hidup yang buruk. Jika ditinjau dari pengambilan

data dan observasi, ada faktor penyebab yang membuat kualitas hidup

memburuk yaitu penyakit penyerta yang dialami oleh lansia dengan

hipertensi berupa diabetes mellitus, asam urat, kolestrol, dan penyakit

kardiovaskular. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Zhang M,

2021) mengungkapkan bahwa dukungan keluarga berkorelasi negatif

dengan kualitas hidup lansia karena hanya mempengaruhi kesehatan mental

bukan kesehatan fisik. Hal ini dikarenakan pasien dengan usia lanjut lebih
54

rentan terhadap penyakit yang menyebabkan lansia menghadapi banyak

hambatan, termasuk peningkatan kelemahan, keseimbangan yang buruk,

nyeri kronis, komplikasi, kecacatan, dan keterbatasan lainnya.

Hasil uji statistik menunjukkan ada 6 responden (1,9%) lima

responden berjenis kelamin perempuan dan satu laki laki yang memperoleh

dukungan keluarga buruk namun memiliki kualitas hidup yang baik.

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengambilan data, responden menikah,

memiliki riwayat pendidikan terakhir perguruan tinggi, tidak ada penyakit

penyerta dan ikut aktif dalam kegiatan sosial. Hal ini juga selaras dengan

pendapat yang dikemukan pada penelitian yang dilakukan (Tutpai G, 2021)

pasangan hidup memiliki peran penting dan tanggung jawab masing-masing

yang memiliki hubungan erat yang tidak dapat dipisahkan, tanggung jawab

dan kebutuhan satu sama lain dalam keluarga menyebabkan saling

membutuhkan antara satu sama lain. Pada umumnya, Pendidikan juga dapat

mempengaruhi pola dan gaya hidup seseorang, semakin tinggi pendidikan

seseorang maka semakin mudah untuk memperoleh informasi, kurangnya

pengetahuan masyarakat tentang pelayanan kesehatan akan mempengaruhi

pemanfaatan fasilitas pelayanan yang ada. Hal ini sesuai dengan penelitian

(Indrayani dan Ronoatmojo, 2018).

Hubungan sosial adalah ikatan yang dimiliki oleh individu dengan

lingkungan sosialnya, diantaranya senang berkumpul dengan teman-teman,

mempunyai hubungan sosial yang aktif serta tidak mengalami kesulitan

dalam berhubungan sosial. Hubungan sosial yang baik akan memberikan


55

nilai tertinggi bagi lansia untuk menemukan makna hidup dan rasa harga

diri (Rohmah dkk, 2015).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

(Nofalia, 2019) dimana didapatkan terdapat hubungan yang sangat kuat

antara dukungan sosial dengan kualitas hidup lansia yang menunjukkan

hasil uji statistik menggunakan Spearman’s rho memiliki nilai signifikan

0,007 (< alpha 0,05) sehingga Ha diterima yang artinya ada hubungan

dukungan sosial dengan kualitas hidup lansia.

C. Keterbatasan Penelitian

Adapun dalam penelitian ini beberapa lansia dengan gangguan

pendengaran, maka pertanyaan kuesioner akan diwakilkan oleh keluarga yang

mendampingi, hal ini bisa saja tidak akurat karena jawaban bukan langsung dari

lansia tersebut.
BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil data penelitian yang telah diperoleh dari 317 lansia di

wilayah kerja Puskesmas Baiturrahman adalah sebagai berikut :

1. Mayoritas lansia memiliki dukungan keluarga yang baik.

2. Kualitas hidup lansia di kecamatan Baiturrahman dapat disimpulkan

mayoritas responden dalam kategori baik.

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

kualitas hidup lanjut usia khusunya pada penderita hipertensi dengan nilai

p-value (0,000).

B. Saran

1. Tenaga kesehatan puskesmas

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tolak ukur bagi puskesmas

dalam meningkatkan langkah yang akan diambil kedepannya, seperti

pemberian penyuluhan terhadap keluarga agar membersamai lansia dalam

menjalankan perawatan hipertensi agar dapat berpengaruh baik bagi kualitas

hidup lansia.

2. Bagi institusi Pendidikan

Diharapkan dengan adanya penelitian ini mampu menjadikan acuan

dan referensi untuk penelitian selanjutnya dan sebagai informasi tambahan

bagi kalangan mahasiswa maupun dosen dalam memecahkan masalah

terkait dukungan keluarga dengan kualitas hidup lansia khususnya pada

54
55

penderita hipertensi. Selain itu, penelitian ini dapat menjadi sarana

pembelajaran dan ilmu pengetahuan dalam studi kepustakaan yang dapat

dimanfaatkan dengan baik.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan pemeriksaan

tekanan darah tiap responden agar data yang didapatkan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, L., Poltekkes, K., & Gorontalo, K. (2019). Determinan Hipertensi Pada
Lanjut Usia Determinants Of Hypertension In Elderly. Jambura Health And
Sport Journal, 1(2).
Ajar, B., Metodologi, P., Bagi, P., Akuntansi, M., Wijayanti, R., Paramita, D.,
Rizal, M. M. N., Riza, C., & Sulistyan, B. (2021). Metode Penelitian
Kuantitatif.
Alkhorni, S. (2017). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kualitas
Hidup Lansia Di Desa Gonilan Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo.
Anbarasan, S. S. 2015. Gambaran Kualitas Hidup Lansia dengan Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Rendang pada Periode 27 Februari sampai 14
Maret 2015. http://intisarisainsmedis.weebly.com/. 14 Desember 2016 (12:36)
Antari, G., 2012. Besar Pengaruh Dukungan Sosial Terhadap Kualitas Hidup pada
Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Poliklinik Interna RSUP Sanglah. Tesis
Arifin, Z., Studi Ners, P., YARSI Mataram, S., & Studi Ilmu Keperawatan, P.
(2021). Edukasi Tentang Hipertensi Pada Lansia Di Masa Pandemi Covid-19
Di Desa Ubung Lombok Tengah Education About Hypertension In The Elderly
During The Covid-19 Pandemic In Ubung Village, Central Lombok. Jurnal
Abdimas Madani, 3(1).
Chen, Y., Wu, M., Zeng, T., Peng, C., Zhao, M., Xiao, Q., Yuan, M., Zhang, K., &
Wang, X. (2020). Effect Of Pain On Depression Among Nursing Home
Residents: Serial Mediation Of Perceived Social Support And Self-Rated
Health. A Cross-Sectional Study. Geriatrics And Gerontology International.
Https://Doi.Org/10.1111/Ggi.14067
Chin, Y. R., Lee, I. S., & Lee, H. Y. (2014). Effects Of Hypertension, Diabetes,
And/Or Cardiovascular Disease On Health-Related Quality Of Life In Elderly
Korean Individuals: A Population-Based Cross-Sectional Survey. Asian
Nursing Research, 8(4), 267–273.
Hamalding, Hermawati dan Muharwati. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga
Dengan Quality Of Life (QoL) Pada Kejadian Stroke. Jurnal Kesehatan
Masyarakat Volume 7 Nomor 2 ISSN 2089-0346 (print), ISSN 2503-1139
(Online)
Friedman, Bowden, & Jones. 2018. Buku Ajar Keperawatan Keluarga : Riset,
Teori, dan Praktik, Edisi 5. EGC : Jakarta
Indrayani dan Ronoatmojo, S. (2018). Faktor-faktor yang berhubungan dengan
Kualitas Hidup Lanjut Usia (Lansia) di Desa cipasung Kabupaten Kuningan
Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Reproduksi, 9(1), pp. 69-78. doi:
10.22435/kespro.v9i1.892.69-78.
Indriani, S., Fitri, A. D., Septiani, D., Mardiana, D., Didan, R., Amalia, R., Lailiah,
S. N., Abigail, S. C., Indriyani, T., Nurwahyuni, A., Permitasari, K., Studi, P.,
Masyarakat, K., & Indonesia, U. (2021). Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku
Lansia Dengan Riwayat Hipertensi Mengenai Faktor Yang Mempengaruhi
Hipertensi. Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas, 1(2),
39–50.
Ishak, Murtini, & Fatmawati. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Aktivitas Lansia Yang Menderita Hipertensi.
Kamalie, H. S. (2016). Pengaruh Sense of Belonging Terhadap Kualitas Hidup
Lansia di Panti Wreda. Diakses dari
https://core.ac.uk/download/pdf/78392393.pdf
Kemenkes. (2018). Hasil Utama Riskesdas.
Kemenkes. (2021). Infodatin Infodatin Situasi Lanjut Usia (Lansia) di Indonesia.
Kuntjoro, Z. 2007. Masalah Kesehatan jjiwa lansia. dalam Aspiani, R, Y. 2014.
Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik Jilid 2. Jakarta: CV. Trans Info
Media.
Lodhi, F. S., Montazeri, A., Nedjat, S., Mahmoodi, M., Farooq, U., Yaseri, M.,
Kasaeian, A., & Holakouie-Naieni, K. (2019). Assessing The Quality Of Life
Among Pakistani General Population And Their Associated Factors By Using
The World Health Organization’s Quality Of Life Instrument (WHOQOL-
BREF): A Population Based Cross-Sectional Study. Health And Quality Of
Life Outcomes, 17(1).
Masturoh, I., N., A., T. (2018). Metodologi-Penelitian-Kesehatan. Kemenkes RI
Mayberry, L. S., & Chandra, Y. O. (2012). Family Support, Medication Adherence,
And Glycemic Control Among Adults With Type 2 Diabetes. Diabetes Care, 35
: 1239-1245. www.care.diabetesjournals.org
Nie, Y., Richards, M., Kubinova, R., Titarenko, A., Malyutina, S., Kozela, M.,
Pajak, A., Bobak, M., & Ruiz, M. (2021). Social Networks And Cognitive
Function In Older Adults: Findings From The HAPIEE Study. BMC
Geriatrics, 21(1).
Nova, M. (2022). Pencegahan Dan Penanganan Hipertensi Pada Lansia. JPM
Nuraisyah, F., Kusnanto, H., & Rahayujati, T. B. (2017). Dukungan Keluarga Dan
Kualitas Hidup Pasien Diabetes Mellitus Di Puskesmas Panjaitan II, Kulon
Progo Family Support And Quality Of Life Of Diabetes Mellitus Patients In
Panjatan II Public Health Center, Kulon Progo.
Nurchayati, S., Utomo, W., & Karim, D. (2019). Correlation Between Family
Support And Quality Of Life Among Hypertensive Patients. Enfermeria
Clinica, 29, 60–62.
Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan (5th Ed.). Jakarta:
Salemba Medika
P2PTM. (2019). Buku Pedoman Manajemen Penyakit Tidak Menular.
Liu, P. (2021). Association Of Frailty With Quality Of Life In Older Hypertensive
Adults: A Cross-Sectional Study.
Panjaitan, B., S., et al. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas
Hidup Lansia. 2(2).
Polit & Beck. (2014). Essentials of Nursing Research: Appraising Evidence For
Nursing Practice. 8th Edition. Canada: Wolters Kluwer Health
Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku 1. Jakarta :
Salemba Medika
Radiani, Z. F. (2018). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Lansia Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mandalle
Rohmah, A. I., Purwaningsih, & Bariyah, K. (2015). Kualitas hidup lanjut usia
Jurnal Keperawatan. 120-132, Di akses dari
https://media.neliti.com/media/publications/255810-kualitas-hidup-lanjut-
usia cc5cde49.pdf
Sarafino, Edward.P., & Smith, Timothy. (2012). Health Psychology
Biopsychosocial Interactions: Stress, Biopsychosocial Factors, and Illness. 7th
Edition. Canada: John Wiley & Sons, Inc.
Saragih, I. D. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas Hidup
Lansia Yang Menderita Penyakit Kronis Di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan (Ed.2)
Yogyakarta: Graha Ilmu
Setiati, S., Alwi, I., Sudoyo, A., W., Stiyohadi, B., & Syam, A., F. (2014). Buku
ajar ilmu Penyakit Dalam jilid I. VI. Jakarta:
Sihombing, B., Aprilia, D., Purba, A., & Sinurat, F. (2020). Penatalaksanaan
Hipertensi Pada Usia Lanjut.
Sofiana, L. (2020). Edukasi pencegahan hipertensi menuju lansia sehat di dusun
tegaltandan, desa banguntapan, Bantul. Dinamisia : Jurnal Pengabdian
Kepada Masyarakat, 4(3), 504–508.
Syahza, A. (2021). Metodologi Penelitian, Edisi Revisi Tahun 2021.
Tutpai, G., Unja, E. E., & Nura, F. (2021). Family Support For Controlling Blood
Pressure Of Elderly Patients In Health Facilities During The Covid-19
Pandemic In Banjarmasin. Kne Life Sciences, 268–277.
Kuswardhani, R., T. U. (2019). Penatalaksanaan Hipertensi Pada Lanjut Usia,
Divisi Geriatri Bagian Penyakit Dalam FK Unud, A. R., & Sanglah Denpasar,
R. ..
Waluya, Ady., Muhammad, Deris. (2017). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kualitas Hidup Lansia Di RW 10 Kelurahan Cisarua Wilayah Kerja
Puskesmas Sukabumi Kota Sukabumi.
Williams, B., et al. (2018). 2018 ESC/ESH Guidelines For Themanagement Of
Arterial Hypertension. In European Heart Journal (Vol. 39, Issue 33, Pp.
3021–3104). Oxford University Press.
Yulikasari, R. (2015). Hubungan Dukungan Sosial Dengan Kualitas Hidup Lanjut
Usia Pada Penderita Hipertensi Di Kelurahan Gayam Kabupaten Sukoharjo.
Zhang, M., Zhang, W., Liu, Y., Wu, M., Zhou, J., & Mao, Z. (2021). Relationship
between family function, anxiety, and quality of life for older adults with
hypertension in low-income communities. International Journal Of
Hypertension.
BIODATA PENULIS
A. Identitas Pribadi:
1. Nama : Annissa
2. NPM : 1912101010127
3. Tempat/ Tanggal Lahir : Lhokseumawe, 18 Januari 2001
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Status : Anak ke-2 dari 3 bersaudara
6. Agama : Islam
7. Pekerjaan : Mahasiswi
8. Alamat : Jl. Darussalam, Gg Veteran, Kp. Jawa
Baru, Kota Lhokseumawe
9. Email : annegarzetta@gmail.com
10. No. hp : 081360601616
B. Identitas Orang Tua:
1. Ayah:
a. Nama : Muchtiar
b. Pekerjaan : Wiraswasta
2. Ibu:
a. Nama : Lisa Mahlina Al-Qadri
B. Riwayat Pendidikan:
1. TK : TK YAPENA
2. SD : SDN ARUN
3. SMP : MTsS YAPENA
4. SMA : MAS YAPENA
5. Perguruan Tinggi : Fakultas Keperawatan Universitas Syiah
Kuala Banda Aceh 2019- Sekarang
Lampiran 1

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

JADWAL KEGIATAN
NO KEGIATAN Agustus September Oktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul
penelitian
2. Studi kepustakaan
3. Penyusunan proposal
4. Pengambilan data awal
5. Seminar proposal
6. Perbaikan proposal
7. Uji etik
8. Pelaksanaan penelitian
9. Penyusunan
10. Ujian skripsi
11. Perbaikan skripsi
12. Penyerahan skripsi

Mengetahui, Banda Aceh, 13 Januari 2023


Pembimbing I Pembimbing II Penulis

Ibrahim, SKM., MNSc Ns. Khairani, S. Kep., MPH Annissa


NIP. 196508141989031002 NIP. 197805282006042002 NIM. 1912101010127
Lampiran 2

Anggaran Biaya Penelitian


HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP
LANJUT USIA PADA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BAITURRAHMAN

No Uraian Jumlah (Rp)


1. Biaya Studi Kepustakaan
- Internet Rp. 150.000
- Fotocopy Rp.100.000
2. Biaya Penyusunan Proposal
- Biaya Print Proposal Rp. 250.000
- Biaya Fotocopy Proposal Rp. 50.000
3. Biaya Pelaksanaan Pengumpulan Data
- Pengumpulan Data Awal Rp. 50.000
- -Kuisioner Rp. 100.000
- Transportasi Rp. 200.000
4. Biaya Penyusunan Skripsi
- Biaya Fotocopy Skripsi Rp.150.000
- 5 RIM Lembar A4 @ 55.000 Rp. 275.000
5. Biaya Acara Seminar Proposal Rp. 350.000
6. Biaya Acara Skripsi Rp. 400.000
7. Biaya Cetak Skripsi Rp. 250.000
Total Rp. 2. 325.000

Pembimbing I Pembimbing II

Ibrahim, SKM., MNSc Ns. Khairani, S. Kep., MPH


NIP. 196508141989031002 NIP. 197805282006042002

Banda Aceh, 13 Januari 2023


Penulis

Annissa
NIM. 1912101010127
Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Banda Aceh, September 2022
Kepada Yth,
Calon Responden Penelitian
Di Tempat
Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Annissa
NIM : 1912101010127
Alamat : Jl. L. Malahayati, Gp. Cot Paya, Baitussalam, Aceh Besar

Adalah Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas


Keperawatan Universitas Syiah Kuala, sedang melakukan penelitian Skripsi
dalam rangka menyelesaikan pendidikan Sarjana Keperawatan pada Program
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala
dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup
Lanjut Usia Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Baiturrahman”.

Untuk maksud tersebut saya memerlukan data/informasi yang nyata dan akurat
dari saudara melalui pembagian kuesioner yang akan saya lakukan. Saya
sebagai peneliti sangat berharap saudara dapat mengikuti penelitian ini secara
sukarela dan tanpa paksaan. Apabila saudara ingin mengundurkan diri selama
proses penelitian berlangsung karena ada hal-hal yang kurang berkenan, maka
saudara dapat mengungkapkan langsung ataupun menelpon peneliti kapan saja.
Jika saudara bersedia mengikuti penelitian ini, silahkan menandatangani
lembar persetujuan responden. Apabila terdapat hal-hal yang kurang jelas
sehubungan dengan penelitian ini, maka saudara dapat menghubungi saya
(Annissa/ HP. 081360601616).

Banda Aceh, September 2022


Hormat Saya

Annissa
NIM : 1912101010127
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED

CONSENT)

Saya yang tersebut di bawah ini :

Nama Pasien (Inisial) : .......................................................

Alamat : .......................................................

Menyatakan bahwa : Telah mendapat penjelasan tetang penelitian

“Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kualitas Hidup Lanjut Usia Penderita

Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Baiturrahman” dan telah diberikan

kesempatan untuk bertanya dan menerima penjelasan dari peneliti.

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka

dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan, saya menandatangani dan

menyatakan bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini.

Banda Aceh, September 2022

Responden
Lampiran 5

DATA DEMOGRAFI
No. Responden :
Inisial Nama :
Usia : Tahun
Jenis Kelamin : L/P
Status : Tidak menikah Menikah Duda/Janda

Pendidikan Terakhir : Tidak sekolah SD SMP SMA


PT

Penyakit penyerta yang dialami (jika ada) :


Lampiran 5

Kuesioner Dukungan Keluarga


Petunjuk Pengisian:

a. Berilah tanda checklist ( ) pada jawaban yang sesuai dengan kondisi yang

dialami.

b. Setiap pernyataan diisi dengan satu jawaban.

No. Pertanyaan Tidak Ya


1. Keluarga merawat bapak/ibu dengan penuh kasih
saying.
2. Keluarga memberikan kedekatan dan kehangatan
sehingga membuat bapak/ibu merasa dicintai dan
disayangi.
3. Keluarga memberikan perhatian yang lebih pada
bapak/ibu saat mengalami hipertensi.
4. Keluarga mendengarkan keluhan yang dirasakan oleh
bapak/ibu.
5. Keluarga mendampingi bapak/ibu dalam menjalani
perawatan hipertensi.
6. Keluarga menjelaskan tentang hasil pemeriksaan dan
pengobatan hipertensi yang bapak/ibu jalani.
7. Keluarga mengingatkan agar bapak/ibu tidak
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
lemak dan garam.
8. Keluarga menjelaskan pada bapak/ibu tentang
pentingnya makan buah dan sayur bagi kesehatan.
9. Keluarga mengingatkan bapak/ibu untuk minum obat
secara teratur.
10. Keluarga menjelaskan kepada bapak/ibu tentang
pentingnya melakukan olahraga ringan secara teratur.
11. Keluarga menyediakan makanan khusus untuk
bapak/ibu yang mendukung perawatan hipertensi.
12. Keluarga membantu bapak/ibu dalam melakukan
aktivitas sehari-hari seperti mandi, berpakaian,
menyuapi makan, bangun dan beranjak dari tempat
tidur karena bapak/ibu tidak mampu melakukannya
sendiri.
13. Keluarga mendukung kegiatan atau hobi yang
bapak/ibu senangi dengan menyediakan sarana atau
fasilitas yang bapak/ibu perlukan.
Lampiran 5

14. Keluarga mempersiapkan dana khusus untuk biaya


berobat atau memeriksakan kesehatan bapak/ibu.
15. Keluarga melibatkan bapak/ibu dalam pengambilan
keputusan mengenai pengobatan/perawatan yang akan
bapak/ibu jalani.
16. Keluarga memberikan pujian kepada bapak/ibu
apabila patuh dalam menjalani perawatan hipertensi
seperti minum obat secara teratur.
17. Keluarga memberikan dukungan dan semangat kepada
bapak/ibu dalam menjalani perawatan hipertensi.
18. Keluarga meminta pendapat/saran dari bapak/ibu
terkait hal-hal yang menyangkut masalah keluarga.
19. Keluarga menerima pendapat/saran yang bapak/ibu
berikan.
Lampiran 5

Kuesioner Kualitas Hidup


Petunjuk pengisian : Berilah tanda checklist ( ) pada jawaban yang sesuai dengan
kondisi yang dialami. Setiap pernyataan memiliki ketentuan sebagai berikut : 5 :
sangat setuju, 4 : setuju, 3 : biasa saja, 2 : tidak setuju, 1 : sangat tidak setuju

No. Pertanyaan Sangat Tidak Biasa Setuju Sangat


Tidak Setuju Saja Setuju
Setuju

1. Saya menikmati
kehidupan saya
secara keseluruhan
2. Saya menjalani
hidup dengan
penuh semangat
3. Saya memiliki
kesehatan yang
baik untuk keluar
rumah dan
melakukan hobi
saya
4. Jika saya
memerlukan
bantuan, keluarga,
teman atau
tetangga saya akan
membantu saya
5. Saya memiliki
Kesehatan yang
baik untuk bisa
mandiri
6. Saya puas dengan
kemampuan yang
saya miliki
7. Saya merasa aman
berada di tempat
tinggal saya
8. Saya puas dengan
tempat tinggal saya
saat ini
9. Saya menerima
kenyataan dalam
hidup
10. Saya merasa
Lampiran 5

beruntung
disbanding
kebanyakan orang
11. Saya memiliki
cukup uang untuk
membayar tagihan
12. Saya
menghabiskan
waktu luang
dengan melakukan
hobi atau aktivitas
lainnya
13. Saya mencoba
untuk terlibat
dengan kegiatan -
kegiatan sosial
Lampiran 6
Lampiran 6
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11

MASTER TABEL
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAITURRAHMAN KOTA BANDA ACEH
Lampiran 11
Lampiran 11
Lampiran 11
Lampiran 11
Lampiran 11
Lampiran 12

HASIL ANALISA DATA

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid lanjut usia (60-74 tahun) 297 93,7 93,7 93,7
lanjut usia tua (75-90 tahun) 20 6,3 6,3 100,0
Total 317 100,0 100,0

jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid laki-laki 139 43,8 43,8 43,8
perempuan 178 56,2 56,2 100,0
Total 317 100,0 100,0

Status Perkawinan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid menikah 253 79,3 79,3 79,3
janda/duda 66 20,7 20,7 100,0
Total 319 100,0 100,0

Pendidikan Terakhir
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid rendah 13 4,1 4,1 4,1
sedang 230 72,1 72,1 76,2
tinggi 76 23,8 23,8 100,0
Total 319 100,0 100,0

Penyakit penyerta
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak ada 238 75,1 75,1 75,1
ada 79 24,9 24,9 100,0
Total 317 100,0 100,0
Lampiran 12

Dem
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 273 86,1 86,1 86,1
buruk 44 13,9 13,9 100,0
Total 317 100,0 100,0

DInfo
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 267 84,2 84,2 84,2
buruk 50 15,8 15,8 100,0
Total 317 100,0 100,0

Dins
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 296 93,4 93,4 93,4
buruk 21 6,6 6,6 100,0
Total 317 100,0 100,0

Dpeng
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 283 89,3 89,3 89,3
buruk 34 10,7 10,7 100,0
Total 317 100,0 100,0

Statistics
dukungan_kelua
rga kualitas_hidup
N Valid 317 317
Missing 0 0

dukungan_keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 265 83,6 83,6 83,6
Lampiran 12

buruk 52 16,4 16,4 100,0


Total 317 100,0 100,0

kualitas_hidup
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid baik 268 84,5 84,5 84,5
buruk 49 15,5 15,5 100,0
Total 317 100,0 100,0

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
dukungan_keluarga * 317 100,0% 0 0,0% 317 100,0%
kualitas_hidup

dukungan_keluarga * kualitas_hidup Crosstabulation


kualitas_hidup
baik buruk Total
dukungan_keluarga baik Count 262 3 265
% within dukungan_keluarga 98,9% 1,1% 100,0%
% within kualitas_hidup 97,8% 6,1% 83,6%
% of Total 82,6% 0,9% 83,6%
buruk Count 6 46 52
% within dukungan_keluarga 11,5% 88,5% 100,0%
% within kualitas_hidup 2,2% 93,9% 16,4%
% of Total 1,9% 14,5% 16,4%
Total Count 268 49 317
% within dukungan_keluarga 84,5% 15,5% 100,0%
% within kualitas_hidup 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 84,5% 15,5% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig. Point
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided) Probability
Pearson Chi- 253,688a 1 ,000 ,000 ,000
Square
Lampiran 12

Continuity 247,049 1 ,000


Correctionb
Likelihood Ratio 202,930 1 ,000 ,000 ,000
Fisher's Exact ,000 ,000
Test
Linear-by-Linear 252,887c 1 ,000 ,000 ,000 ,000
Association
N of Valid Cases 317
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,04.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is 15,902.

Dem * kualitas_hidup Crosstabulation


Count
kualitas_hidup
baik buruk Total
Dem baik 247 26 273
buruk 21 23 44
Total 268 49 317

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 52,990a 1 ,000
Continuity Correctionb 49,769 1 ,000
Likelihood Ratio 40,358 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 52,823 1 ,000
N of Valid Cases 317
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,80.
b. Computed only for a 2x2 table
Lampiran 12

DInfo * kualitas_hidup Crosstabulation


Count
kualitas_hidup
baik buruk Total
DInfo baik 260 7 267
buruk 8 42 50
Total 268 49 317

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 213,416a 1 ,000
Continuity Correctionb 207,234 1 ,000
Likelihood Ratio 164,216 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 212,743 1 ,000
N of Valid Cases 317
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,73.
b. Computed only for a 2x2 table

Dins * kualitas_hidup Crosstabulation


Count
kualitas_hidup
baik buruk Total
Dins baik 266 30 296
buruk 2 19 21
Total 268 49 317

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 96,853a 1 ,000
Continuity Correctionb 90,803 1 ,000
Likelihood Ratio 65,567 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 96,548 1 ,000
N of Valid Cases 317
Lampiran 12

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,25.
b. Computed only for a 2x2 table

Dpeng * kualitas_hidup Crosstabulation


Count
kualitas_hidup
baik buruk Total
Dpeng baik 265 18 283
buruk 3 31 34
Total 268 49 317

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 167,090a 1 ,000
Continuity Correctionb 160,662 1 ,000
Likelihood Ratio 118,670 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 166,563 1 ,000
N of Valid Cases 317
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,26.
b. Computed only for a 2x2 table

dukungan_keluarga * kualitas_hidup Crosstabulation


Count
kualitas_hidup
baik buruk Total
dukungan_keluarga baik 262 3 265
buruk 6 46 52
Total 268 49 317

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 253,688a 1 ,000
Continuity Correctionb 247,049 1 ,000
Likelihood Ratio 202,930 1 ,000
Lampiran 12

Fisher's Exact Test ,000 ,000


Linear-by-Linear Association 252,887 1 ,000
N of Valid Cases 317
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,04.
b. Computed only for a 2x2 table

Dem * kualitas_hidup Crosstabulation


kualitas_hidup
baik buruk Total
Dem baik Count 247 26 273
% of Total 77,9% 8,2% 86,1%
buruk Count 21 23 44
% of Total 6,6% 7,3% 13,9%
Total Count 268 49 317
% of Total 84,5% 15,5% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 52,990a 1 ,000
Continuity Correctionb 49,769 1 ,000
Likelihood Ratio 40,358 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 52,823 1 ,000
N of Valid Cases 317
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,80.
b. Computed only for a 2x2 table

Dins * kualitas_hidup Crosstabulation


kualitas_hidup
baik buruk Total
Dins baik Count 266 30 296
% of Total 83,9% 9,5% 93,4%
buruk Count 2 19 21
% of Total 0,6% 6,0% 6,6%
Total Count 268 49 317
% of Total 84,5% 15,5% 100,0%
Lampiran 12

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 96,853a 1 ,000
Continuity Correctionb 90,803 1 ,000
Likelihood Ratio 65,567 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 96,548 1 ,000
N of Valid Cases 317
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,25.
b. Computed only for a 2x2 table

Dpeng * kualitas_hidup Crosstabulation


kualitas_hidup
baik buruk Total
Dpeng baik Count 265 18 283
% of Total 83,6% 5,7% 89,3%
buruk Count 3 31 34
% of Total 0,9% 9,8% 10,7%
Total Count 268 49 317
% of Total 84,5% 15,5% 100,0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 167,090a 1 ,000
Continuity Correctionb 160,662 1 ,000
Likelihood Ratio 118,670 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear Association 166,563 1 ,000
N of Valid Cases 317
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,26.
b. Computed only for a 2x2 table

Anda mungkin juga menyukai