SKRIPSI
17061032
FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN
SKRIPSI
17061032
FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2021
i
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN
TIM PENGUJI
MENGETAHUI
ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI
NIM : 17061032
Fakultas : Keperawatan
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan laporan penelitian
yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan Bergizi
dengan Status Gizi Anak Usia Toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Wenang
Kec. Wenang, Kel. Calaca, Kota Manado”. Adapun tujuan dari penyusunan skripsi
ini adalah untuk memenuhi syarat meneliti.
Dalam penyusunan laporan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof.Dr. Johanis Ohoitimur. Rektor Universitas Katolik De La Salle Manado
2. Wahyuny Langelo, BSN., M.Kes., Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Katolik De La Salle Manado yang telah memberikan bimbingan dan arahan
selama menempuh pendidikan.
3. Natalia E. Rakinaung, S.Kep., Ns., MNS., Wakil Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado yang telah
membimbing selama menempuh pendidikan.
4. Helly Budiman. S.Kep., Ns., M.Kep., Kepala Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Katolik De La Salle Manado.
5. Tati S. Ponidjan, S.SiT., S.Pd., M.Kep., Ns., Sp.Kep.An., Dosen Pembimbing
I yang telah membimbing serta memberikan motivasi dan arahan.
6. Syenshie V. Wetik., S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.J., Dosen Pembimbing II
yang telah membimbing serta memberikan motivasi dan arahan.
7. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Keperawatan Unika De La Salle Manado
yang sudah banyak membantu selama 4 tahun pendidikan
8. Petugas Puskesmas Wenang yang telah mengizinkan untuk melakukan
penelitian di Puskesmas Wenang
9. Yang terkasih kedua orang tua saya, Mama, Papa, adik-adik, keluarga besar
Serin, Sahabat, kakak Dammy Gumansalangi yang telah memberikan
dorongan untuk semangat serta topangan doa sehingga sampai pada tahap
penyelesaian
v
10. Rekan-rekan Fakultas Keperawatan angkatan 2017 yang saling mensupport
Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada semua pihak yang sudah
terlibat, yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas dukungan,bantuan
serta doa dalam proses pembuatan skripsi ini kiranya Tuhan akan membalas
semuanya.
vi
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN BERGIZI
DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WENANG KECAMATAN WENANG KOTA MANADO
1 2 3
Serin. H , Ponidjan. T , Wetik. S
Abstrak
Latar Belakang : Status gizi merupakan kondisi tubuh manusia yang memiliki
keseimbangan asupan gizi dari makanan. Berisiko menimbulkan gangguan pertumbuhan
Jika kondisi zat gizi yang kurang sehingga menghambat tumbuh kembang dan pentingnya
perbaikan gizi pada anak toddler untuk menghasilkan sumber daya yang berkualitas.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan bergizi
dengan status gizi anak usia toddler.
Metode : Penelitian Kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari sampai Juli 2021. Teknik
pengambilan sampel yaitu total sampling dengan besar sampel 70 ibu yang memiliki anak
usia toddler. Instrumen penelitian ini, peneliti menggunakan lembar kuesioner dan lembar
observasi.
Hasil Penelitian : Analisis hubungan pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan
status gizi anak usia toddler di wilayah kerja Puskesmas Wenang Kelurahan Calaca Kota
Manado dengan nilai p value 0,000 (<0,05). Analisis hubungan sikap ibu tentang makanan
bergizi dengan status gizi anak usia toddler di wilayah kerja Puskesmas Wenang Kelurahan
Calaca Kota Manado dengan nilai p value 0,000 (<0,05).
Kesimpulan : Terdapat hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan bergizi
dengan status gizi anak usia toddler di Wilayah Kerja Puskesmas wenang Kelurahan Calaca
Kota Manado.
vii
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN BERGIZI
DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS WENANG KECAMATAN WENANG KOTA MANADO
1 2 3
Serin. H , Ponidjan. T , Wetik. S
Abstrak
Latar Belakang : Status gizi merupakan kondisi tubuh manusia yang memiliki
keseimbangan asupan gizi dari makanan. Berisiko menimbulkan gangguan pertumbuhan
Jika kondisi zat gizi yang kurang sehingga menghambat tumbuh kembang dan pentingnya
perbaikan gizi pada anak toddler untuk menghasilkan sumber daya yang berkualitas.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan bergizi
dengan status gizi anak usia toddler.
Metode : Penelitian Kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari sampai Juli 2021. Teknik
pengambilan sampel yaitu total sampling dengan besar sampel 70 ibu yang memiliki anak
usia toddler. Instrumen penelitian ini, peneliti menggunakan lembar kuesioner dan lembar
observasi.
Hasil Penelitian : Analisis hubungan pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan
status gizi anak usia toddler di wilayah kerja Puskesmas Wenang Kelurahan Calaca Kota
Manado dengan nilai p value 0,000 (<0,05). Analisis hubungan sikap ibu tentang makanan
bergizi dengan status gizi anak usia toddler di wilayah kerja Puskesmas Wenang Kelurahan
Calaca Kota Manado dengan nilai p value 0,000 (<0,05).
Kesimpulan : Terdapat hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan bergizi
dengan status gizi anak usia toddler di Wilayah Kerja Puskesmas wenang Kelurahan Calaca
Kota Manado.
viii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR BAGAN vii
DAFTAR LAMPIRAN viii
DAFTAR SINGKATAN ix
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Pertanyaan Penelitian 4
1.3. Tujuan Penelitian 4
1.4. Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Status Gizi Anak Usia Toddler 6
2.2 Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan Bergizi 11
2.3 Penelitian Terkait 21
2.4 Aplikasi Teori atau Model Keperawatan Nola J. Pender 25
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep 27
3.2 Hipotesis 29
3.3 Definisi Operasional 29
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Desain Penelitian 31
4.2. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian 31
4.3 Populasi dan Sampel 31
4.4 Instrumen Penelitian 32
4.5 Pengumpulan Data 33
4.6 Analisis Data 35
4.7 Etika Penelitian 36
BAB V HASIL PENELITIAN
ix
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 37
5.2 Hasil Karakteristik Demografi/Responden 37
5.3 Hasil Analisis Bivariat 40
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Karakteristik Responden 43
6.2 Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Makanan Bergizi dengan Status Gizi Anak
Usia Toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Wenang 44
6.3 Hubungan Sikap Ibu Tentang Makanan Bergizi dengan Status Gizi Anak Usia
Toddler di Wilayah Kerja Puskemas Wenang 47
6.4 Keterbatasan Penelitian 52
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan 53
7.2 Saran 54
LAMPIRAN 58
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR SINGKATAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Sedangkan menurut UNICEF tahun 2019, untuk status gizi bayi di Asia Tengah
dan Asia Selatan pada tahun 2018 yaitu: severe wasting 2,4%, wasting 7,1%,
Overweight 2,5%, Stunting 37,6%, Underweight 23,1%. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa untuk status gizi di Asia Tengah dan Asia Selatan pada tahun
2017 ke 2019 terjadi peningkatan di severe wasting, wasting, stunting dan
underweight, sedangkan terjadi penurunan untuk overweight.
Menurut Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes)
tahun 2013, masalah gizi pada anak usia toddler secara nasional dengan
prevalensi Underweight 19,6%. Di Indonesia Underweight 19,6%, prevanlensi
stunting 37,2%, prevalensi Overweight 11,9%, wasting 12,1%. Sedangkan
menurut hasil Riskesdas, 2018 Underweight 17,7%, keseimbangan status gizi
stunting 30,8%, Overweight 8%, wasting 10,2%. Dari data diatas terjadi
penurunan prevalensi Tetapi masih dapat di kategorikan tinggi karena tidak
dengan sesuai standar kesehatan yang telah ditetapkan oleh WHO (Kemenkes,
2019).
Masalah Status Gizi pada anak balita di Sulawesi Utara (Sulut)
menurut KEMENKES tahun 2019 mencapai angka 15,4% dan 17,7% Sedangkan
angka presentasi Gizi buruk dan Stunting untuk nasional mencapai 25,5% dan
30,8%. Namun angka Gizi buruk dan Stunting tersebut belum belum mencapai
standar yang direkomendasikan WHO, yakni sebesar 20% (Dierjen Kirana, 2019).
Sehingga pelayanan pencegahan masalah gizi dapat dilakukan dengan merubah
perilaku masyarakat.
Dari data status gizi pada anak toddler harus memiliki perhatian yang
lebih khusus lagi dan perlu adanya penanganan yang lebih lanjut. Pemerintah juga
sudah mengeluarkan program gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
melalui Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan Pos Pelayanan Terpadu
(Posyandu). Dengan tujuan yaitu: 1) menurunkan angka kejadian anak yang
mengalami stunting kurang lebih 40%. 2) meminimalisir angka kejadian anak
dengan masalah gizi dibawah normal sekitar 5%. 3) anak dengan masalah gizi
diatas normal harus menurun. Penyebab status gizi juga adalah akibat dari cara
2
mengonsumsi yang tidak teratur dan cara bagaimana status gizi terserap dengan
baik oleh tubuh (TNP2K, 2017).
Berdasarkan pengambilan data awal di Puskemas Wenang kota
Manado terdapat 70 anak dengan usia toddler namun yang mengalami masalah
gizi kurang sebanyak 15 anak. Berdasarkan observasi, wawancara dan hasil
penimbangan berat badan anak usia toddler terdapat ibu-ibu yang memiliki anak
dengan masalah gizi kurang atau berat badan dibawah normal dan masih ada ibu
yang belum memahami pentingnya gizi bagi pertumbuhan balita dan masih ada
yang belum membawa balita ke pusat layanan kesehatan bila mengalami masalah
atau gangguan kesehatan akibat kurangnya kesadaran orang tua akan kesehatan
anak karena pengaruh kurangnya pengetahuan dan sikap ibu dalam memenuhi
kebutuhan gizi pada anak usia toddler.
Jadi berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka peneliti
tertarik melaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan Pengetahuan ibu
tentang Makanan bergizi dengan Status Gizi Anak Usia toddler Tahun di wilayah
kerja Puskesmas Wenang, kecamatan Wenang, kota Manado”.
Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan bergizi
dengan status gizi anak toddler di wilayah kerja Puskesmas Wenang kecamatan
Wenang, kota Manado ?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum:
Diketahuinya hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan
bergizi dengan status gizi anak toddler di Wilayah kerja Puskesmas
Wenang kecamatan Wenang, kota Manado.
3
1.3.2.2. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu pada anak toddler di
Wilayah Kerja Puskesmas kecamatan Wenang, kota Manado.
1.3.2.3. Diketahuinya gambaran sikap ibu pada anak toddler di Wilayah
Kerja Puskesmas kecamatan Wenang, kota Manado.
1.3.2.4. Diketahuinya gambaran status gizi pada anak toddler di
Wilayah Kerja Puskesmas Wenang kecamatan Wenang, kota
Manado.
1.3.2.5. Dianalisisnya hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang
makanan bergizi dengan status gizi pada anak toddler di
Wilayah Kerja Puskesmas Wenang Kecamatan Wenang, kota
Manado.
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Dapat dijadikan salah satu landasan untuk perkembangan ilmu
keperawatan terlebih khusus pada keperawatan anak terkait tumbuh
kembang anak dengan status gizi anak toddler
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam uraian bab II menjelaskan status gizi pada anak usia toddler dan
pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan bergizi. Dalam bab ini juga akan
memaparkan teori keperawatan yang berhubungan langsung dengan masalah
yang dibahas dan peneliti juga memasukan tentang data-data penelitian yang
terkait masalah yang akan diteliti.
5
Tabel 2.1 Penggolongan Indeks Massa Tubuh
6
serta adaptasi sikap. Tes perubahan struktur dapat dilihat secara klinis
(misalnya pengerasan kuku, pertumbuhan rambut, dll) atau non klinis (misalnya
radiologi). Penilaian secara biofisik dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu 1)
uji radiologi, 2) tes fungsi fisik (misalnya tes adaptasi pada ruangan gelap), dan
3) sitologi (misalnya pada KEP dengan melihat noda pada epitel dari mukosa
oral) (Ayu, 2017).
Penilaian status gizi secara tidak langsung yaitu menyurvei konsumsi
makanan yang digunakan untuk dalam menentukan status gizi perorangan atau
kelompok. Survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui
kebiasaan makan atau gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi
pada tingkat kelompok, rumah tangga dan perorangan serta faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Berdasarkan jenis data yang diperoleh pengukuran
konsumsi makanan menghasilkan dua jenis data yaitu kualitatif yang
melingkupi frekuensi makanan dan data kuantitatif yang mencakup metode
recall 24 jam , perkiraan makanan, penimbangan makanan, food account,
metode inventaris dan pencatatan (Hakim, 2016).
Pengukuran faktor ekologi yang berhubungan dengan malnutrisi ada
enam kelompok, yaitu keadaan infeksi, konsumsi makanan, pengaruh budaya,
sosial ekonomi, produksi pangan, serta kesehatan dan pendidikan. Sedangkan
statistik vital untuk mengetahui gambaran keadaan gizi di suatu wilayah, kita
bisa membacanya dengan cara menganalisis statistik kesehatan. Dengan
menggunakan statistik kesehatan, kita dapat melihat indikator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat. Beberapa statistik yang berhubungan
dengan keadaan kesehatan dan gizi antara lain angka kesakitan, angka
kematian, pelayanan kesehatan dan penyakit infeksi yang berhubungan dengan
gizi (Hakim, 2016).
Dalam menentukan status gizi balita harus ada ukuran baku yang
sering disebut reference. Menurut Wiang (2017), klasifikasi status gizi dapat
dibedakan menjadi empat yaitu : 1) Gizi lebih (Over Weight), gizi lebih terjadi
bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan sehingga
7
menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Kelebihan berat badan pada
balita terjadi karena ketidakmampuan antara energi yang masuk dengan keluar,
terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga atau keduanya. 2) Gizi baik (well
nourished), status gizi atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh
cukup zat-zat yang digunakan secara efesien sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara
umumpada tingkat setinggi mungkin. 3) Gizi kurang (under weight), status gizi
kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat esensial.
4) Gizi buruk (Severe CPM), Gizi buruk adalah suatu kondisi dimana seseorang
dinyatakan kekurangan nutrisi atau dengan ungkapan lain status nutrisinya
berada dibawah standar rata-rata.
Tabel 2.2 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Anak Berdasarkan
Indeks
8
kecerdasan terhambat, daya tahan anak menurun sehingga mudah terserang
penyakit infeksi (Wiang, 2017).
Faktor-faktor penyebab gizi kurang dapat dilihat dari penyebab langsung dan
penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung meliputi asupan makanan
dan penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung meliputi persediaan makanan di
rumah, perawatan anak dan ibu hamil, dan pelayanan kesehatan. Adapun pokok
masalah yang menyebabkan gizi kurang yaitu kemiskinan, kurang pendidikan,
dan kurang keterampilan, faktor yang signifikan berhubungan dengan
malnutrisi yaitu keparahan penyakit, usia, tingkat pendidikan ibu, dan
pendapatan keluarga. Umur memegang peranan penting dalam penentuan status
gizi. Penimbangan berat badan yang akurat tidak memiliki arti apabila tidak
disertai dengan penentuan umur yang tepat. Berdasarkan karakteristik tersebut,
maka indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara
pengukuran status gizi karena lebih menggambarkan status gizi seseorang saat
ini (current nutritional status). Konsumsi makanan dipengaruhi oleh
pendapatan, makanan, dan tersedianya bahan makanan (Wiang, 2017)
Anak usia Toddler merupakan anak yang berada antara rentang usia 12
– 36 bulan (Soetjiningsih & Gde Ranuh, 2013). Masa ini juga merupakan masa
golden age/masa keemasan untuk kecerdasan dan perkembangan anak.
Perkembangan yang sudah mampu dicapai oleh anak usia toddler diantaranya
sebagai berikut : a) perkembangan motorik kasar, b) perkembangan motorik
kasar, c) perkembangan bahasa, d) perkembangan personal-sosial dan e)
perkembangan seksualitas. Ciri-ciri umum anak usia toddler yaitu 1) tinggi dan
berat badan meningkat, yang menggambarkan pertumbuhan mendorong dan
melambatkan karakteristik masa toddler, 2) karakteristik toddler dengan
menonjolnya abdomen yang tidak berkembang, dan 3) bagian kaki berlawanan
secara khas terdapat pada masa toddler karena otot-otot kaki harus menopang
berat badan tubuh (Loeziana Uce, 2015).
Menurut Sigmun Freud dalam anak usia toddler mengalami tahapan
perkembangan pada fase anal. Fungsi tubuh memberikan kepuasaan terpusat
9
pada anus. Misalnya anak akan melakukan buang air besar dan buang air kecil
secara mandiri. Dengan terfiksasinya fase tersebut, yaitu dengan memakai
diapers di mana anak akan susah mengontrol untuk BAK dan BAB. Akhirnya
anak tidak bisa mengontrol otot anak untuk menurunkan ketegangan (Subhan,
2013).
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa masa anak usia toddler
merupakan masa kecerdasan dan perkembangan anak untuk memenuhi
kebutuhan pertumbuhan dan fungsi normal organ, serta mempertahankan
kehidupan anak. Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan dan penggunaan zat-zat gizi dan status gizi adalah keadaan tubuh
manusia sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sebagai
status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan
masukan nutrien sehingga berat dan tinggi badan meningkat. Kebutuhan energi
anak toddler relatif besar dibandingkan dengan orang dewasa, karena pada usia
tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat sehingga kebutuhan zat
pembangun relatif lebih besar.
2.2 Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan Bergizi
2.2.1 Konsep Pengetahuan Ibu
Pengetahuan merupakan hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga dan sebagainya). Pengetahuan gizi ibu sangat mempengaruhi status gizi
keluarga tersebut karena ibu akan dapat membentuk pola konsumsi pangan,
terutama untuk anaknya. Pengetahuan tentang makanan sehat bergizi dalam
memenuhi konsumsi makanan sehari-hari khususnya bagi setiap individu
sangat penting, karena pendidikan gizi sulit berhasil bila tidak disertai
peningkatan pengetahuan mengenai sikap kepercayaan dan nilai-nilai dari
masyarakat yang akan dijadikan sasaran dan cara mereka menerapkan kepada
anak-anak mereka (Merisya dkk, 2015).
Tingkat pengetahuan secara garis besarnya dibagi dalam enam yaitu :
1) Tahu (know) diartikan hanya sebagai recall (kembali) memori yang telah ada
10
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. 2) memahami (comprehension) suatu
objek bukan sekedar tahu terhadap objek tertentu, tidak sekedar menyebutkan,
tetapi orang tersebut hanya dapat menginterpretasikan secara benar tentang
objek yang diketahui tersebut. 3) Aplikasi (application) diartikan apabila orang
yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau
mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. 4)
analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. Indikasi bahwa
pengetahuan seseorang itu sudah sampai pada tingkat analisis adalah apabila
orang tersebut telah dapat membedakan, atau memisahkan, mengelompokkan,
membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan atas objek tersebut. 5) sintesis
(synthetis) menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-komponen
pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang telah ada. 6)
evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini dengan
sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau norma-
norma yang berlaku di masyarakat (Notoatmodjo, 2014).
Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1) pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain.
Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang.
2) tingkat pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang.
Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai
pengetahuan lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikan
lebih rendah. 3) keyakinan biasanya diperoleh secara turun temurun dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi
pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif. 4)
fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan
11
seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran dan buku. 5) penghasilan
tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila
seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia akan mampu untuk
menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi. 6) sosial budaya
dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang terhadap
sesuatu (Notoatmodjo, 2014).
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa pengetahuan gizi ibu sangat
mempengaruhi status gizi keluarga tersebut karena ibu akan dapat membentuk
pola konsumsi pangan terutama untuk anak usia toddler. pengetahuan seseorang
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu pengalaman, tingkat pendidikan,
keyakinan, fasilitas, penghasilan dan sosial budaya. Faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi pengetahuan ibu tentang makanan sehat bergizi guna untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
12
pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Sikap
mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap yaitu : 1)
Komponen afektif (komponen emosional), Komponen ini berhubungan
berhubungan dengan perasaan dan emosi seseorang tentang sesuatu. Rasa
senang merupakan hal yang positif dan rasa tidak senang merupakan hal yang
negatif. 2) Komponen kognitif (komponen perseptual), Komponen ini
berhubungan dengan pemikiran, pengetahuan, pandangan atau kepercayaan
tentang seseorang atau suatu objek. 3) Komponen konatif (komponen perilaku)
Komponen ini berhubungan dengan kecenderungan bertindak dan berperilaku
terhadap suatu objek (Niven, 2016).
Menurut Notoatmodjo (2014), sikap terdiri dari berbagai tingkat
yaitu : a) Menerima, menerima diartikan bahwa orang (subjek) bersedia dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). b) Merespon, memberi
jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan
adalah suatu indikasi dan sikap. c) Menghargai, mengajak orang lain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat
tiga. d) Bertanggung jawab, bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Pernyataan sikap positif yaitu sikap bersifat mendukung atau memihak pada
sesuatu dan menunjukkan sesuatu yang positif mengenai suatu objek.
sedangkan pernyataan negatif yaitu sikap seseorang yang menolak atau tidak
mendukung terhadap suatu objek (Walgito, 2017)
Sikap terdiri dari tiga bagian yang membentuk sikap antara lain : 1)
Komponen afektif (komponen emosional), merupakan perasaan emosi terhadap
sesuatu. perasaan senang adalah perasaan yang bersifat positif dan hal negatif
adalah perasaan tidak senang. 2) Komponen kognitif (komponen perseptual),
merupakan pandangan atau kepercayaan, pemikiran dan pengetahuan seseorang
terhadap suatu hal. 3) Komponen konatif (komponen perilaku) merupakan
tindakan dan perilaku seseorang terhadap suatu hal (Niven, 2016). Pernyataan
sikap terdiri atas pernyataan positif dan negatif. Variabel positif dan negatif
13
akan membuat responden memikirkan lebih hati-hati isi pernyataannya sebelum
memberikan respon sehingga stereotype responden dalam menjawab dapat
dihindari diantaranya : 1) Positif , pernyataan sikap yang berisi atau
menyatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya
bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap. 2) Negatif, pernyataan
sikap yang berisi atau menyatakan hal-hal yang negatif mengenai objek sikap,
yang tidak mendukung ataupun kontra terhadap objek sikap yang hendak
diungkap (Azwar, 2015).
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa sikap merupakan suatu keadaan
jiwa dan keadaan berfikir yang disiapkan untuk memberi tanggapan terhadap
suatu objek. sikap juga dapat mempengaruhi status gizi anak karena jika sikap
ibu baik maka ibu dapat mengatur makanan dan memperhatikan setiap makanan
yang diberikan.
14
Kecukupannya akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.
Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga kebutuhan
zat pembangun relatif lebih besar dari pada orang dewasa. Namun, jika
dibandingkan dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya
relatif lebih kecil. Kebutuhan zat pengatur pada anak balita dalam sehari
berfluktuasi seiring dengan bertambahnya usia. Untuk pertumbuhan dan
perkembangan, balita memerlukan enam zat gizi utama, yaitu karbohidrat,
protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Zat gizi tersebut dapat diperoleh dari
makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Agar balita dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik, makan makanan yang dimakannya tidak boleh hanya
sekedar mengenyangkan perut saja. Makanan yang dikonsumsi balita harus :
beragam jenisnya, jumlah atau porsi cukup (tidak kurang dan berlebihan),
Higienis dan aman (bersih dari kotoran dan bibit penyakit serta tidak
mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan), makan dilakukan
secara teratur dan makan dilakukan dengan cara yang baik (Ayu, 2017).
Gangguan kekurangan gizi banyak menimpa anak-anak, sehingga anak
disebut golongan rawan gizi. Kebutuhan zat gizi tidak sama bagi semua orang,
tetapi tergantung banyaknya hal antara lain umur. Angka kecukupan gizi rata-
rata yang dianjurkan (per orang per hari) dapat dilihat pada tabel 2.2 dan 2.3
menunjukkan porsi makan anak balita.
Tabel 2.3 Kebutuhan Energi dan protein berdasarkan angka kecukupan gizi
(AKG) rata-rata per hari.
15
Bahan Makanan Usia 0-6 bulan Usia 7-12 bulan Usia 1-3 Tahun
Nasi - ½p 3p
Sayuran - ½p 1,5 p
Buah - ½p 3p
Tempe - ½p 1p
Daging - ½p 1p
Susu - ½p 1p
Ikan - ½p 1p
Minyak - ½p 1p
Gula - ½p 1p
ASI Terus sampai usia 2 Terus sampai 2
tahun tahun
Sumber : Ayu ( 2017)
Keterangan : Nasi 1 porsi = ¼ gelas = 100 gr = 175 kkal, Sayuran 1 porsi = 1
gelas/mangkuk = 100 gr =25 kkal, Buah 1 porsi = 1 buah = 50 gr = 50 kkal,
Tempe 1 porsi = 2 potong sedang = 50 gr = 80 kkal, Daging 1 porsi = 1 potong
sedang = 35 gr = 50 kkal, Ikan segar 1 porsi = 1/3 ekor = 45 gr = 50 kkal, Susu
sapi 1 porsi = 1 gelas = 200 gr = 50 kkal, Minyak 1 porsi = 1 sdt = 5 gr = 50
kkal, Gula 1 porsi = 1 sdm = 20 gr = 50 kkal
16
diperoleh dari susu, mentega, kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan
dan minyak sayur. 3) Protein berfungsi membangun sel-sel yang rusak,
membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon dan membentuk zat pati
energi, dalam hal ini tiap protein menghasilkan sekitar 4,1 kalori. Contoh
sumber protein antara lain daging sapi, daging ikan tuna, susu, tempe, tahu,
kepiting, ikan teri dan udang. 4) Vitamin adalah suatu zat senyawa komplek
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk membantu
pengaturan atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan
makhluk hidup lainnya tidak akan dapat melaksanakan aktivitas hidup dan
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena
penyakit pada tubuh kita.Vitamin berdasarkan kelarutannya di dalam air : 1)
Vitamin C, membentuk kolagen, mencerahkan kulit, serta meningkatkan
kebugaran tubuh dan mencegah sariawan. Sumber : jeruk, jambu, klutuk dan
nanas. 2) Vitamin B, meningkatkan daya ingat dan menjaga pencernaan.
Sumber : brokoli, alpukat, ubi jalar, pisang dan jamur. 3) Vitamin A, fungsi
dalam proses melihat, metabolisme umum dan reproduksi. Sumber : wortel,
selada, kemangi, paprika dan pepaya. 4) vitamin D, kesehatan tulang dan gigi.
Sumber : sinar matahari, minyak ikan, salmon, telur dan jamur. 5) vitamin E,
kesehatan kulit dari sinar matahari, menurunkan resiko kanker. Sumber :
bayam, kacang almod, brokoli dan zaitun. 6) vitamin K, membantu untuk
proses pembentukan darah dalam penyembuhan luka. Sumber : daun selada,
daun bayam, kembang kol. 5) Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan
tubuh dalam jumlah yang sedikit. Mineral mempunyai fungsi sebagai
pembentuk berbagai jaringan tubuh, tulang, hormon dan enzim dan sebagai zat
pengatur berbagai proses metabolisme, keseimbangan cairan dan proses
pembekuan darah. 6) Air, keenam zat gizi utama digunakan oleh tubuh anak
untuk menghasilkan tenaga yang digunakan oleh anak untuk melakukan
berbagai kegiatan, seperti belajar, berolahraga, bermain dan aktivitas lain
(disebut zat tenaga), membangun jaringan tubuh dan mengganti jaringan tubuh
yang rusak (disebut zat pembangun. Zat makanan yang merupakan zat
17
pembangun adalah protein. Dan mengatur kegiatan-kegiatan yang terjadi di
dalam tubuh (disebut zat pengatur). Zat makanan yang merupakan zat pengatur
adalah vitamin, mineral dan air (Ayu, 2017).
Keadaan tubuh anak akan keenam macam gizi untuk melakukan tiga
fungsi tersebut tidak bisa terpenuhi hanya dari satu macam makanan saja karena
tidak ada satu pun makanan dari alam yang mempunyai kandungan gizi
lengkap. Jika makanan anak beragam, maka zat gizi yang tidak terkandung atau
kurang dalam satu jenis makanan akan dilengkapi oleh zat gizi yang berasal
dari makanan jenis lain. Agar makanan yang dimakan anak beraneka ragam,
maka kita harus selalu ingat bahwa makanan yang dimakan anak harus
mengandung zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Status gizi pada anak
usia toddler perlu mendapatkan perhatian yang serius dari para orang tua,
karena kekurangan gizi pada masa ini akan menyebabkan kerusakan irreversial
(tidak dapat dipulihkan). Asupan gizi yang buruk bisa membuat anak
mengalami gangguan kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Beberapa dampak tersebut adalah gagal tumbuh, yang membuat terhambatnya
pertumbuhan fisik sehingga anak tumbuh kecil dan pendek. Penurunan IQ,
yang menyebabkan gangguan kecerdasan (fungsi kognitif) sehingga membuat
rendahnya kemampuan belajar yang berisiko mengakibatkan kegagalan
pembelajaran. Menurunnya produktivitas, sebagai akibat gangguan
pertumbuhan fisik dan kognitif yang berakibat pada menurunnya daya ingat.
Menurunnya daya tahan tubuh, yang meningkatkan resiko kesakitan dan
kematian dan meningkatnya resiko penyakit menular saat usia dewasa
(Winarsih, 2019).
Masa anak adalah periode perkembangan fisik dan mental yang pesat.
Pada masa ini otak balita telah siap menghadapi berbagai stimuli seperti belajar
berjalan dan berbicara lebih lancar. Anak usia toddler memiliki kebutuhan gizi
yang berbeda dari orang dewasa. Anak usia toddler membutuhkan lebih banyak
lemak dan lebih sedikit serat. Menu seimbang untuk balita yaitu : 1) Gula dan
garam, konsumsi garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum
18
orang dewasa sehari atau kurang dari 1 gram. Cermati makanan balita karena
makanan orang dewasa belum tentu cocok untuknya. Kadang makanan ibu
terlalu banyak garam atau gula atau bahkan mengandung pengawet atau
pewarna buatan. 2) Porsi makanan anak balita juga berbeda dengan orang
dewasa. Mereka membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap gizi
dalam jumlah lebih kecil namun sering. 3) Kebutuhan energi dan nutrisi, bahan
makanan sumber energi seperti karbohidrat, protein, lemak serta vitamin,
mineral dan serat wajib dikonsumsi balita setiap hari. Lakukan pengaturan agar
semua sumber gizi tersebut ada dalam menu sehari. 4) Susu pertumbuhan, susu
merupakan salah satu sumber kalsium, sehingga penting juga dikonsumsi balita.
Sedikitnya balita butuh 350 ml per hari. Susu pertumbuhan merupakan susu
lengkap gizi yang mampu memenuhi nutrisi anak usia 12 bulan keatas
(Nindyna, 2017).
Menu seimbang yaitu gizi yang harus terpenuhi untuk menjaga
keseimbangan gizi tubuh yaitu karbohidrat selain sebagai menu utama juga bisa
diolah sebagai makanan selingan, buah dan sayur berbagai jenis ragamnya
mengandung zat gizi berbeda beri setiap hari dalam bentuk segar atau diolah
menjadi jus, susu dan produk olahan susu pastikan balita mendapat asupan
kalsium yang cukup dari konsumsi susunya, tunda pemberian protein apabila
timbul alergi atau dapat diganti dengan sumber protein lainnya, lemak dan gula
juga mengandung omega 3 dan 6 yang penting untuk perkembangan otak.
Pastikan balita mendapat kadar lemak esensial dan gula yang cukup bagi
pertumbuhannya. Namun perlu diperhatikan bahwa lemak dan gula tidak
digunakan sebagai pengganti jenis makanan lainnya (seperti karbohidrat) (Ayu,
2017).
Berdasarkan kesimpulan diatas bahwa makanan bergizi merupakan
aneka ragam bahan pangan yang mengandung unsur-unsur zat yang diperlukan
oleh tubuh. Kebutuhan gizi seseorang merupakan jumlah yang diperkirakan
cukup untuk memelihara kesehatan pada umumnya. Dan untuk pertumbuhan
19
dan perkembangan anak usia toddler memerlukan enam zat gizi utama yaitu,
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
20
2.3 Penelitian Terkait
Tabel 2.4 Penelitian Terkait
1. Nurmaliz Kecamatan 2019 Penelitian ini Penelitian ini Jumlah Sampel Hasil penelitian ini Dengan adanya
a dan Sara Rumbai bertujuan untuk bersifat dalam penelitian diperoleh ada penelitian ini
Herlina Pesisir kota mengetahui kuantitatif ini adalah 70 hubungan antara terdapat hubungan
Pekan Baru hubungan analitik balita. Teknik pengetahuan dan antar pengetahuan
pengetahuan dengan jenis pengambilan pendidikan terhadap dan pendidikan
tentang desain cross- sampel yang status gizi balita. terhadap status
pendidikan sectional digunakan adalah Berdasarkan uji gizi balita.
terhadap status study. purposive statistik nilai pvalue
gizi balita Berdasarkan sampling. <0,05
uji chi
square
2. Katarina Posyandu 2019 Tujuan dari Desain Populasi dalam Dari hasil penelitian Manfaat penelitian
Iit dan Peduli penelitian ini penelitian ini penelitian ini ini adalah sebagian ini agar dapat
Megalina Bangsa untuk mengetahui menggunaka adalah semua besar dari responden mengetahui
Limoy hubungan n deskriptif balita 1-3 tahun yang memiliki hubungan
pengetahuan ibu korelasi yang ada di pengetahuan baik dan pengetahuan ibu
tentang gizi balita dengan posyandu peduli tidak ada seseorang yang baik dan
dengan status gizi pendekatan bangsa sebanyak responden yang tidak terhadap
(IMT/U) pada cross 48 orang dengan berpengetahuan status gizi pada
balita sectional . teknik kurang. balita
berdasarkan pengambilan Menggunakan teknik
21
uji chi sampel analisis data bivariat
square. menggunakan menggunakan chi
accidental square nilai pvalue
sampling. sebesar 0,001. Hal ini
menunjukan bahwa
terdapat hubungan
yang signifikan antara
tingkat pengetahuan
gizi ibu tentang gizi
terhadap status gizi
pada balita
3. Milda Di wilayah 2018 Tujuan dari Penelitian ini Jumlah populasi Hasil penelitian Manfaat penelitian
Riski kerja penelitian ini merupakan keseluruhan 2.124 mengatakan bahwa ini adalah agar
Nirmala puskesmas adalah untuk penelitian balita tercatat di terdapat hubungan dapat mengetahui
Sari dan gapura mengalisis observasiona posyandu wilayah antara pengetahuan hubungan antara
Leersia kabupaten hubungan antara l dengan kerja Puskesmas pola pemberian pengetahuan ibu
Yusi sumenep pengetahuan ibu desain cross Gapura. Besar makan dengan status tentang pola
Ratnawati mengenai pola sectional sampel sebanyak gizi balita (p<0,05). pemberian makan
pemberian makan Data 30 balita dengan terhadap status
terhadap status dianalisis rentang umur 24- gizi
gizi balita menggunaka 60 bulan teknik
n uji chi- pengambilan data
square menggunakan
random sampling.
4. Mika Di wilayah 2017 Penelitian ini Penelitian ini Populasi dalam Hasil penelitian ini Manfaat penelitian
Oktarina kerja bertujuan untuk menggunaka penelitian ini berdasarkan analisis ini adalah dapat
puskesmas mempelajari n desain adalah seluruh ibu univariat dari 157 mengetahui sikap
Sawah Lebar hubungan sikap deskriptif yang mempunyai responden terdapat 72 ibu terhadap balita
kota ibu dengan status korelasional balita berumur 0- (45,9%) balita dalam pemberian
Bengkulu gizi balita. dengan 60 bulan yang memiliki status gizi makanan
pendekatan berjumlah 1.259 kurang, 78 balita seimbang guna
secara cross orang. Teknik (49,7%) memiliki memperbaiki
22
sectional. Uji pengambilan status gizi baik dan 7 status gizi anak.
statistik yang sampel balita (4,4%)
digunakan menggunakan memiliki status gizi
adalah chi teknik accidental lebih dari analisis
square. sampling di dapat bivariat yaitu ada
dari kegiatan hubungan antara
posyandu sikap ibu dengan
berjumlah 157 status gizi balita. Dari
orang. hasil uji statistik nilai
x2 = 18,491, p= 0,000
< = 0,05.
5. Melantho Di SDN 2018 Penelitian ini Penelitian ini Melibatkan 37 Hasil analisis Manfaat bagi
n Umboh, INPRES bertujuan untuk menggunaka orang ibu dan 37 menunjukan tidak penelitian ini
Maryati Karatung 2 mengetahui n desain orang anak. terdapat hubungan adalah agar dapat
Tatangind Kecamatan hubungan potong Teknik antara pengetahuan mengetahui
atu dan Manganitu pengetahuan ibu lintang pengambilan ibu tentang makanan hubungan
Gitalia tentang makanan (cross sampel bergizi dengan status pengetahuan ibu
Putri bergizi dengan sectional). menggunakan gizi pada anak SDN terhadap makanan
Medea. status gizi anak Dengan probability INPRES kecamatan bergizi dengan
menggunaka sampling. Manganitu (p=0,703; staus gizi anak
n uji chi <0,05). balita.
square
6 Alexander Di 2018 Tujuan dari Penelitian ini Populasi dalam Dari hasil penelitian Manfaat penelitian
dan Puskesmas penelitian ini menggunaka penelitian ini diperoleh tidak ada ini adalah ibu-ibu
Melyani PAL III adalah untuk n desain sebanyak 137 hubungan yang dapat mengetahui
Kabupaten mengetahui penelitian orang ibu-ibu signifikan antara manfaat-manfaat
Potianak hubungan antara analitik yang mempunyai pengetahuan tentang makanan
pengetahuan ibu korelasi balita. Sampel gizi seimbang dengan seimbang bagi
tentang gizi dengan yang diambil status gizi. nilai p balita.
dengan status gizi pendekatan sebanyak 57 value (0,600) > nilai
balita. cross orang dengan alpha (0,005%)
sectional melakukan teknik
23
dengan pengambilan
menggunaka sampel dengan
n uji chi- menggunaka
square teknik random
sampling
24
Penelitian Terkait pertama dari Nurmaliza dan Sara Herlina penelitian ini
dilakukan di Kecamatan Rumbai Pesisir kota Pekan Baru tahun 2019. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang pendidikan terhadap
status gizi balita. Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik dengan jenis desain cross-
sectional study menggunakan uji chi square. Jumlah Sampel dalam penelitian ini
adalah 70 balita. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive
sampling. Hasil dari penelitian ini diperoleh ada hubungan antara pengetahuan dan
pendidikan terhadap status gizi balita. Berdasarkan uji statistik nilai pvalue <0,05.
Penelitian terkait kedua, Katarina Iit dan Megalina Limoy penelitian
dilakukan di Posyandu Peduli Bangsa tahuan 2019. Tujuan dari penelitian ini untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi
(IMT/U) pada balita. Desain penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi dengan
pendekatan cross sectional menggunakan uji chi square. Populasi dalam penelitian ini
adalah semua balita 1-3 tahun yang ada di posyandu peduli bangsa sebanyak 48 orang
dengan teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling. Dari hasil
penelitian ini adalah sebagian besar dari responden yang memiliki pengetahuan baik
dan tidak ada seseorang responden yang berpengetahuan kurang. Menggunakan
teknik analisis data bivariat menggunakan chi square nilai pvalue sebesar 0,001. Hal
ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
gizi ibu tentang gizi terhadap status gizi pada balita.
Penelitian terkait ketiga, Milda Riski Nirmala Sari dan Leersia Yusi Ratnawati
penelitian dilakukan di Wilayah kerja puskesmas gapura kabupaten sumenep tahun
2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengalisis hubungan antara
pengetahuan ibu mengenai pola pemberian makan terhadap status gizi balita.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional data
dianalisis menggunakan uji chi-square. Jumlah populasi keseluruhan 2.124 balita
tercatat di posyandu wilayah kerja Puskesmas Gapura. Besar sampel sebanyak 30
balita dengan rentang umur 24-60 bulan teknik pengambilan data menggunakan
random sampling. Hasil penelitian mengatakan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan pola pemberian makan dengan status gizi balita (p<0,05).
25
Penelitian terkait keempat, Mika Oktarina penelitian dilakukan di wilayah
kerja puskesmas Sawah Lebar kota Bengkulu pada tahun 2017. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari hubungan sikap ibu dengan status gizi balita. Penelitian
ini menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan secara cross
sectional uji statistik yang digunakan adalah chi square. Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh ibu yang mempunyai balita berumur 0-60 bulan yang berjumlah 1.259
orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling di dapat
dari kegiatan posyandu berjumlah 157 orang. Hasil penelitian ini berdasarkan analisis
univariat dari 157 responden terdapat 72 (45,9%) balita memiliki status gizi kurang,
78 balita (49,7%) memiliki status gizi baik dan 7 balita (4,4%) memiliki status gizi
lebih dari analisis bivariat yaitu ada hubungan antara sikap ibu dengan status gizi
balita. Dari hasil uji statistik nilai x2 = 18,491, p= 0,000 < = 0,05. Penelitian terkait
kelima, Melanthon Umboh, Maryati Tatangindatu dan Gitalia Putri Medea. Penelitian
dilakukan di SDN INPRES Karatung 2 Kecamatan Manganitu pada tahun 2018.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang
makanan bergizi dengan status gizi anak. Penelitian ini menggunakan desain potong
lintang (cross sectional) dengan menggunakan uji chi square. Melibatkan 37 orang
ibu dan 37 orang anak. Teknik pengambilan sampel menggunakan probability
sampling. Hasil analisis menunjukan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan ibu
tentang makanan bergizi dengan status gizi pada anak SDN INPRES kecamatan
Manganitu (p=0,703; <0,05). Penelitian terkait keenam, Alexander dan Melyani
penelitian dilakukan di Puskesmas PAL III Kabupaten Potianak pada tahun 2018
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita. Penelitian ini menggunakan
desain penelitian analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan
menggunakan uji chi-square. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 137 orang ibu-
ibu yang mempunyai balita. Sampel yang diambil sebanyak 57 orang dengan
melakukan teknik pengambilan sampel dengan menggunaka teknik random sampling.
Dari hasil penelitian diperoleh tidak ada hubungan yang signifikan antara
26
pengetahuan tentang gizi seimbang dengan status gizi. nilai p value (0,600) > nilai
alpha (0,005%).
Berdasarkan data diatas yang membedakan penelitian terkait dengan
penelitian saya yaitu peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel menggunakan
total sampling, tempat pengambilan sampel berbeda dengan penelitian terkait dan
tujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan
bergizi dengan status gizi anak usia toddler di Wilayah kerja Puskesmas Wenang
Kelurahan Calaca Kecamatan wenang Kota Manado
27
daya yang perlu untuk melakukan perilaku kesehatan. Sumber daya itu meliputi
fasilitas pelayanan kesehatan, personalia, sekolah, klinik atau sumber daya yang
serupa. Faktor pemungkin ini juga menyangkut keterjangkauan sumber daya,
biaya, jarak, ketersediaan transportasi, jam buka atau jam pelayanan, dan
sebagainya termasuk pula di dalamnya petugas kesehatan seperti perawat,
bidan, dokter dan pendidikan kesehatan sekolah. 3). Faktor Penguat
(reinforcing factors) Faktor penguat merupakan faktor penyerta yang sesudah
perilaku yang memberikan ganjaran, insentif, atau hukuman atas perilaku dan
berperan bagi menetap atau melenyapnya perilaku itu. Yang termasuk dalam
faktor ini adalah manfaat sosial dan jasmani serta ganjaran nyata ataupun tidak
nyata yang pernah diterima pihak lain. Faktor penguat adalah faktor yang
menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak
(Aligood, 2017)
Predisposing
factors
Lifestyle
Health Reinforcing Health Quality of
Promotio factors status life
n
Enviroment
Enabling
factor
28
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
Pada BAB III ini peneliti membahas tentang kerangka konsep yang berkaitan
dengan teori keperawatan yang telah diambil dan juga pada BAB III ini akan
membahas tentang hipotesis dan definisi operasional yang didalamnya ada juga alat
ukur dan skala ukur yang digunakan dalam penelitian.
Predisposing
factors :
- Pengetahuan
Lifestyle
- Sikap
Health Status Quality of
Promotion gizi life
n Reinforcing
factors Enviroment
Enabling
factor
Keterangan :
: Variabel Dependen
29
: Variabel Independen
Teori Keperawatan yang digunakan adalah teori Green. Dimana pada teori
Green menerapkan tentang tiga faktor yang dapat mempengaruhi perilaku manusia,
diantaranya yaitu 1. Faktor predisposisi (predisposing factor), adalah faktor
predisposisi atau faktor yang memudahkan terjadinya perilaku pada seseorang,
contohnya pengetahuan, sikap, kepercayaan nilai-nilai dan sebagainya. 2. Faktor
pemungkin (enabling factor), yaitu faktor yang memungkinkan terjadi perilaku pada
seseorang. Contohnya : Tersedianya fasilitas, saranaprasarana yang diperlukan untuk
terjadinya perilaku. 3. Faktor pendorong (reinforcing factor), adalah faktor yang
mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Contohnya adanya petugas
kesehatan, dukungan dari masyarakat dan sebagainya.
Dalam hal ini faktor predisposisi memuat sikap dan pengetahuan individu yang
dapat berpengaruh pada perilaku orang tersebut, dimana jika pengetahuan dan sikap
ibu tentang makanan bergizi kurang baik maka dapat berpengaruh pada perilaku atau
tindakan individu tersebut untuk menangani masalah gizi pada anak sehingga
menyebabkan status gizi anak menurun.
3.2 Hipotesis
30
2. H0 : Tidak ada hubungan sikap ibu tentang makanan bergizi dengan status
gizi pada anak usia toddler
H1 : ada hubungan sikap ibu tentang makanan bergizi dengan status gizi
pada anak usia toddler.
31
Setuju
Ragu-
ragu
Tidak
Setuju
Sangat
Tidak
Setuju
Variabel Status gizi Status gizi pada anak Mengguna Ordin Gizi Baik :
dependen merupakan usia toddler pengukuran kan al >2 SD
Status Gizi keadaan tubuh menggunakan meteran
mengkonsumsi antropometri sesuai dan Gizi Kurang :
makanan dan dengan indikator. timbangan >-3 sampai
menggunakan Penilaian status gizi dengan < -2
zat gizi, dimana menggunakan parameter SD
zat gizi tersebut gabungan seperti : berat
sangat badan menurut umur Gizi Buruk :
dibutuhkan (BB/U), tinggi badan < 3 SD
oleh tubuh menurut umur (TB/U),
sebagai sumber berat badan menurut
energi (Auliya tinggi badan (BB/TB)
et al., 2015) dan indeks massa tubuh
menurut umur (IMT/U).
kategori dalam status
gizi terdiri dari Sangat
kurus, kurus, normal,
gemuk dan obesitas.
32
BAB IV
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan menjelaskan tentang desain penelitian yang digunakan,
tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, instrument penelitian,
pengumpulan data, analisa data dan juga etika penelitian.
33
4.3 Populasi dan Sampel
4.3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah anak usia toddler yang ada di
wilayah Puskesmas Wenang Kecamatan Wenang diantaranya ada 2
kelurahan yaitu Kelurahan Calaca dan Kelurahan Teling Bawah jumlah
70 anak usia toddler.
4.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2017). Teknik pengambilan sampel
menggunakan total sampling. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
untuk menentukan besarnya sampel sejumlah: 70 orang dengan kriteria:
1. Kriteria Inklusi
a. Ibu yang memiliki anak usia toddler (1-3 tahun)
b. Ibu yang bersedia menjadi responden
c. Ibu yang kooperatif
2. Kriteria Eksklusi
Ibu atau anak yang sedang diluar kota
34
Kedua yaitu kuesioner sikap ibu tentang makanan bergizi ada 10
pertanyaan dari 1 hingga 5 kategori jawaban dengan menggunakan skala
ordinal. Jawaban yang disediakan adalah sangat setuju (5), setuju (4), ragu-ragu
(3), tidak setuju (2) dan sangat tidak setuju (1). Jumlah pertanyaan positif ada 5
pernyataan (nomor 1,2,3,4,5) dan pertanyaan negatif ada 5 pertanyaan (nomor
6, 7, 8, 9, 10). Dari pertanyaan tersebut diberi tanda cheklist (√) dengan
interpretasi penilaian pada pernyataan positif skor sangat tidak setuju nilainya 1
sampe sangat setuju nilainya 5 dan skor pernyataan negatif mulai sangat setuju
nilainya 1 sampe sangat tidak setuju nilainya 5 jadi skornya berada pada
rentang 10-50. Untuk skor sikap positif >30 dan untuk skor sikap negatif ≤ 30.
Ketiga yaitu status gizi penelitian ini menggunakan lembar observasi
yang kemudia akan diisi oleh peneliti berdasarkan hasil pengukuran IMT
dengan mengukur tinggi badan dan berat badan untuk menilai status gizi pada
anak usia toddler. Kategori dalam status gizi terdiri dari kurus, normal dan
gemuk. Dikatakan Gizi Baik : >2 SD, Gizi Kurang :>-3 sampai dengan < -2 SD
dan Gizi Buruk :< 3 SD
Hasil uji validasi yang dilakukan pada tanggal 17 Juni 2021
dikelurahan Teling Bawah Kecamatan Wenang dengan jumlah 15 responden,
sehingga didapatkan hasil dari uji validitas kuesioner pengetahuan tentang
makanan bergizi dari 12 pernyataan yang diuji lewat SPSS dinyatakan 11 valid
dan 1 pernyataan yang dikeluarkan atau dihapus karena dinyatakan tidak valid.
Hasil dari uji validitas kuesioner pengetahuan dari 10 pernyataan yang di uji di
SPSS dinyatakan 10 valid. Dari hasil uji valid yang dilakukan semua
pernyataan valid dilakukan uji reliabilitas. Hasil yang didapatkan dari kuesioner
pengetahuan tentang makanan bergizi diperoleh nilai Alpha Cronbach 0.882
atau > 0.6 sedangkan hasil yang didapatkan dari kuesioner sikap ibu tentang
makanan bergizi diperoleh nilai Alpha Cronbach 0.714 atau > 0.6 yang berarti
kuesioner pengetahuan tentang makanan bergizi dan sikap ibu tentang makanan
bergizi dinyatakan reliable.
35
4.5 Pengumpulan Data
36
kesbangpol peneliti membawanya ke kantor Dinas Kesehatan Kota Manado
(Dinkes) untuk mengeluarkan surat ijin untuk melakukan penelitian di
Puskesmas terkait. Dan setelah itu peneliti harus membawa surat izin tersebut
ke Petugas Puskesmas dan menjelaskan maksud dan tujuan dari peneliti, maka
peneliti mendapat data awal tentang jumlah anak usia toddler dan jumlah anak
dengan masalah gizi di Puskesmas Wenang. Setelah itu peneliti menentukan
berapa banyak jumlah responden dan sampel yang akan diteliti nantinya.
Dalam penelitian, Peneliti melakukan penelitian dirumah masing-
masing responden pada saat penelitian, peneliti menggunakan asisten untuk
membantu melakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan. Pada saat
penelitian di rumah responden peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti
jika reponden bersedia menjadi responden maka responden tersebut
menandatangani informed consent, dan peneliti memberi lembar kuesioner dan
diisi oleh ibu dan dibantu oleh peneliti jika ibu tidak memahami maksud dari
pertanyaan yang diberikan setelah mengisi lembar kuesioner peneliti melakukan
pengukuran berat badan dan tinggi badan anak menggunakan meteran dan
timbangan setelah asisten mencatat berat badan dan tinggi badan responden di
lembar observasi. Asisten juga membantu dalam pengukuran berat badan dan
tinggi badan responden dan didampingi oleh peneliti. Proses penelitian
dilakukan selama dua minggu.
Dalam pengumpulan data peneliti dan responden tetap mematuhi
protokol kesehatan yang ada dengan menggunakan masker, cuci tangan atau
hand sanitizer dan menjaga jarak.
37
yaitu memberikan kode atau isyarat yang dibuat dalam bentuk
pengkodean pengetahuan baik 6-11 dan pengetahuan kurang 1-5 yang
diberikan kode di SPSS untuk kategori 1 pengetahuan baik dan 2 untuk
pengetahuan kurang. Selanjutnya pengkodean sikap untuk kategori 1
untuk sikap positif dan 2 untuk sikap negatif, sedangkan untuk
pengkodean status gizi dalam SPSS kategori 1 status gizi baik, 2 status
gizi kurang dan 3 status gizi buruk.Selanjutnya untuk data demografi
usia ibu ≤20 Tahun kode 1, 20-40 Tahun kode 2 dan ≥40 Tahun kode 3,
pendidikan SD kode 1, SLTP kode 2, SLTA kode 3 dan Akademi/PT
kode 4, Pekerjaan PNS kode 1, Swasta kode 2, Petani kode 3 dan IRT
kode 4, jenis kelamin anak laki-laki kode 1 dan perempuan kode 2, dan
usia anak 12-23 bulan kode 1, 24-35 bulan kode 2 dan 36 bulan kode 3.
3) Entry (data), yaitu data-data atau hasil yang telah diberikan kode
kemudian dimasukan kedalam tabel dalam bentuk Microsoft excel. 4)
Input, data yang telah dikelompokkan di dalam Ms excel dimasukan
kedalam software SPSS. 5) analyze data dilakukan analisis dalam
software SPSS dengan menggunakan anlisi uji chi square. 6) Output
SPSS hasil analisis data telah keluar dalam bentuk tabel SPSS.
38
serta untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen dengan signifikan dengan tingkat kemaknaan α = >
0,05.untuk penentuan nilai signifikansi apabila hasil p-value = > 0,05
dikatakan tidak memiliki hubungan dan p-value = < 0,05 dikatakan
memiliki hubungan yang bermakna.
4.7.1 Baik
Prinsip yang pertama yang dilakukan peneliti yaitu baik, dimana pada
saat penelitian berlangsung peneliti ke rumah masing-masing responden
peneliti memberikan salam dan menjelaskan maksud dan tujuan peneliti
dalam melakukan penelitian ini, dan meminta persetujuan langsung dari
pihak responden.
4.7.2 Hormat
Peneliti menjelaskan prosedur dalam penelitian sehingga responden
mengerti dan ikut berpartisipasi serta menandatangani informed consent.
Peneliti menjelaskan bahwa informasi responden dalam penelitian ini
akan dirahasiakan dengan hanya menulis inisial atau kode. Peneliti juga
menjelaskan responden berhak dalam menentukan pilihan antara mau
dan tidak untuk menjadi responden. Jika responden menandatangi
informed consent tertentu peneliti langsung memberikan lembar
kuesioner untuk diisi oleh responden dan didampingi oleh peneliti.
4.7.3 Adil
Dalam proses penelitian peneliti berperilaku yang seadil-adilnya kepada
responden dengan tidak memilih-milih atau membedakan sesama
responden. Dalam proses penelitian ini, peneliti memberikan keadilan
pada semua responden diperlakukan dengan sama.
39
BAB V
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang hasil penelitian yang didapatkan
dari tempat penelitian yang terdiri dari karakteristik demografi, analisi univariat dan
analisis bivariat yang disajikan dalam bentuk tabel.
40
5.2 Hasil Karakteristik Demografi/Responden
41
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)
Jenis kelamin anak
Laki-laki 32 45.7
Perempuan 38 54.3
Usia anak
12-23 bulan 40 57.1
24-35 bulan 19 27.1
36 bulan 11 15.7
Total 70 100.0
Sumber : Data Primer, 2021
Pada data demografi anak untuk jenis kelamin paling banyak yaitu perempuan
yaitu (54.3%), dan untuk usia anak 12-23 bulan yang paling banyak yaitu sebesar
(42.9%).
42
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa 70 responden ditemukan Gizi
kurang merupakan yang terbanyak yaitu (45.7%), Gizi Baik yaitu (38.6%) sedangkan
Gizi buruk yaitu (15.7%).
Tabel 5.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap ibu tentang makanan bergizi
di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang
Kota Manado Tahun 2021 (n=70)
43
Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa 70 responden ditemukan sikap
negatif merupakan yang terbanyak yaitu (64.3%), dan sikap positif yaitu (35.7%).
5.3 Hasil Analisis Bivariat
Status
Gizi
Pengetahuan Ibu Baik Kurang Buruk Total P-value
n % n % n % n %
Pengetahuan 10 14.3 4 5,7 10 14,3 24 34.3
Baik 0.000
Pengetahuan 17 24.3 28 40,0 1 1,4 46 65,7
kurang
Total 27 38.6 32 45.7 11 15.7 70 100.0
Sumber : Data Primer, 2021
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa Pengetahuan Baik yang
memiliki status gizi baik berjumlah 10 orang (14.3%), status gizi kurang 4
orang (5,7%) dan status gizi buruk 10 orang (14,3%). Pengetahuan kurang
yang memiliki status gizi baik 17 orang (24.3%), status gizi kurang 28 orang
(40,0%) dan status gizi buruk 1 orang (1,4%). Dengan demikian, hasil yang
dapat disimpulkan adalah responden yang pengetahuan kurang dengan status
gizi kurang merupakan responden terbanyak, sehingga berdasarkan hasil
analisis data bivariat dengan menggunakan uji chi square memperoleh nilai
44
p=0.000 α=<0.05), yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan ibu dengan status gizi pada anak usia toddler di Wilayah Kerja
Puskesmas Wenang Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang Kota Manado.
Tabel 5.7 Analisis Sikap Ibu tentang Makanan Bergizi dengan Status Gizi
pada Anak Usia Toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Wenang Kelurahan
Calaca Kecamatan Wenang Kota Manado
Status Gizi
Sikap ibu Baik Kurang Buruk Total p-value
n % n % n % n %
Positif 25 35.7 0 0 0 0 25 35.7
0.000
Negatif
2 2.9 32 45.7 11 15.7 45 64.3
Total 27 38.6 32 45.7 11 15.7 70 100.0
Sumber : Data Primer, 2021
Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa sikap positif yang
memiliki status gizi baik berjumlah 25 orang (35.7%), status gizi kurang (0%)
dan status gizi buruk (0%). Sedangkan yang sikap negatif yang memiliki
status gizi baik berjumlah 2 orang (2.9%), status gizi kurang berjumlah 32
orang (45.7%) dan status gizi buruk berjumlah 11 orang (15.7%). Dengan
demikian, hasil yang dapat disimpulkan adalah responden yang sikap negatif
dengan status gizi kurang merupakan responden terbanyak, sehingga
berdasarkan hasil analisis data bivariat dengan menggunakan uji chi square
memperoleh nilai p=0.000 (α=<0.05), yang artinya terdapat hubungan yang
signifikan antara sikap ibu dengan status gizi pada anak usia toddler di
45
Wilayah Kerja Puskesmas Wenang Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang
Kota Manado.
BAB VI
PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti membahas tentang hasil yang diperoleh dari penelitian
yang telah dilakukan yaitu hasil analisis variabel independen dan variabel dependen
juga hasil analisis bivariat. Yang dikaitkan juga dengan penelitian terkait dan konsep
teori yang telah diangkat, juga ada kesimpulan penelitian atau keterbatasan penelitian.
6.1 Karakteristik Responden
Dalam penelitian yang telah dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Wenang
Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang Kota Manado dengan jumlah responden 70
orang dan ditemukan usia ibu 20-40 tahun lebih banyak dibandikan ibu yang berusia
≤20 Tahun dan ≥40 Tahun, dengan jumlah usia ibu 20-40 tahun yaitu 55 orang.
Pendidikan lebih banyak SLTA dibandingkan pendidikan SD, SLTP dan Akademi.
Dengan jumlah pendidikan SLTA yaitu 30 orang. Pekerjaan terbanyak responden
adalah IRT sebanyak 54 orang, Jenis kelamin terbanyak yaitu perempuan dengan
jumlah 38 orang dan Usia anak terbanyak yaitu 12-23 bulan dengan jumlah 40 anak.
Peneliti berasumsi lewat fenomena yang terjadi didapatkan dengan tingginya
angka pekerjaan IRT, maka status gizi pada anak dengan pekerjaan IRT karena
kurang pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan bergizi sehingga mempengaruhi
46
status gizi anak. Hal ini sejalan dengan Fauzia (2019), yang mendapatkan hasil
karakteristik dengan jenis pekerjaan yang dimiliki oleh ibu adalah IRT, yaitu
sebanyak 26 responden (42,6%). Selain itu frekuensi ibu yang menjadi responden
memiliki status bekerja, yakni sebanyak 35 responden (55,7%). Status gizi balita
terbanyak adalah kategori normal, yaitu sebanyak 44 responden (72,1%). Hal ini
menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara status pekerjaan ibu dengan
status gizi balita. Selain itu dalam penelitian Wardani (2016), Tidak ada hubungan
antara pekerjaan ibu dengan status gizi balita dalam penelitian ini dapat disebabkan
karena baik ibu yang bekerja ataupun tidak bekerja sebagian besar memiliki balita
dengan status gizi baik. Ibu yang bekerja juga bisa secara bersama atau dibantu oleh
anggota keluarga lain untuk ikut mengasuh anaknya sehingga status gizinya dapat
tetap terpantau.
6.2 Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Makanan Bergizi dengan Status Gizi
Anak Usia Toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Wenang
Berdasarkan hasil yang diperoleh Pengetahuan Ibu tentang Makanan Bergizi
di Puskesmas Wenang Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang Kota Manado dari 70
responden ada yang pengetahuan baik dan pengetahuan kurang. Untuk responden
yang pengetahuan baik sebanyak (34.3%) dan pengetahuan kurang sebanyak (35.7%).
Berdasarkan hasil yang diperoleh untuk menganalisis hubungan dua variabel
dengan metode uji statistik chi-square, maka telah didapatkan hasil yaitu terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan status gizi karena memiliki p
value=0.000. hal ini berarti nilai p lebih kecil dari (0.05) sehingga dinyatakan
bahwa Ho ditolak dan ha diterima yang berarti bahwa terdapat adanya hubungan
antara pengetahuan ibu tentang makanan bergizi dengan status gizi anak usia toddler
di Wilayah Kerja Puskesmas Wenang. Dari analisa penelitian yang didapatkan bahwa
pengetahuan kurang yang paling banyak yaitu 46 responden (65.7%), dan status gizi
kurang yang paling banyak yaitu 32 anak (45.7%)
Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat yang dikemukakan oleh Ayu
(2017) yang menyatakan bahwa tanggung jawab keluarga terutama peran ibu sangat
penting sehingga akan diperoleh suatu manfaat terhadap status gizi anak. Pelayanan
47
kesehatan dipengaruhi oleh komponen-komponen pendorong yang menggambarkan
faktor-faktor individu secara langsung berhubungan dengan penggunaan pelayanan
kesehatan yang mencakup beberapa faktor, Pengetahuan yang baik akan berpengaruh
pada penerimaan hal-hal baru yang dapat menyesuaikan diri dengan hal yang baru.
Pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor pengalaman yang berkaitan dengan usia
individu terutama pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak.
Sesuai dengan teori Notoatmodjo (2015) bahwa pengetahuan dapat dapat
dikatakan sebagai pengalaman yang mengarah pada kecerdasan serta akan
meningkatkan minat dan perhatian. Pengetahuan merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari pengalaman dan
penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hasil penelitian ini didukung
oleh pendapat yang dikemukakan oleh Ayu (2017) yang mengatakan bahwa tanggung
jawab keluarga terutama peran ibu sangat penting sehingga akan diperoleh suatu
manfaat terhadap status gizi anak. Pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh komponen-
komponen pendorong yang menggambarkan faktor-faktor individu secara langsung
berhubungan dengan penggunaan pelayanan kesehatan yang mencakup beberapa
faktor, terutama pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak.
Menurut Susilowati (2017), tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita sangat
mempengaruhi keadaan gizi balita tersebut karena ibu adalah seorang yang paling
besar keterikatannya terhadap anak. Kebersamaan ibu dengan anaknya lebih besar
dibandingkan dengan anggota keluarga yang lain sehingga lebih mengerti segala
kebutuhan yang dibutuhkan anak. Pengetahuan yang dimiliki ibu menjadi kunci
utama kebutuhan gizi balita terpenuhi. Pengetahuan yang didasari dengan
pemahaman yang baik dapat menumbuhkan perilaku baru yang baik pula.
Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang dipahami dengan baik akan diiringi
dengan perilaku pemberian makanan bergizi bagi balita.
Menurut Alexander (2018), pengetahuan seorang ibu tentang gizi sangat perlu
karena dapat melihat pertumbuhan dan perkembangan balita. Bahaya pada balita
penyebabnya seperti asupan gizi yang tidak baik dapat memicuh kesalahan dalam
48
pemberian asupan makanan kepada anak dalam jumlah banyak tapi tanpa
memperhatikan kandungan nutrisi yang ada di dalam makanan tersebut. Anak yang
kurang mendapat asupan gizi pertumbuhan dan perkembangan terhambat dari pada
anak yang mendapat asupan yang cukup. Seperti pertumbuhan meliputi tinggi badan,
berat badan balita rendah, perkembangan otak, tingkat kecerdasan dan menderita gizi
buruk akan mengalami penurunandaya tahan tubuh sehingga rentan terhadap penyakit
infeksi.
Status gizi bisa dilihat dari ketiga indikator yaitu Berat Badan Menurut Usia
(BB/U), Tinggi Badan Menurut Usia (TB/U), Berat Badan Menurut Tinggi Badan
(BB/TB). Status gizi sangat membantu untuk bisa mengetahui kesehatan setiap anak
supaya bisa juga mendapat penanganan yang sesuai dengan kebutuhan gizi yang
diperlukan oleh tubuh anak (Tazkya, 2016).
Status gizi merupakan suatu kebutuhan tubuh untuk bisa mengkonsumsi
makanan yang bergizi dan dimana bisa sebagai sumber energi, pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh serta bisa mengatur proses tubuh (Septikasari, 2016).
Jika zat-zat gizi dibutuhkan oleh tubuh tidak terpenuhi dapat juga mengganggu
pertumbuhan dan perkembangan dari anak dan juga bisa berpengaruh terhadap sistem
kekebalan tubuh dan akan lebih mudah untuk anak terserang penyakit karena status
gizi yang buruk (Septikasari, 2016).
Menurut Alexander (2018), gizi tidak seimbang pada balita dapat
menyebabkan kekurangan energi dan protein sehingga mengakibatkan pertumbuhan
dan perkembangan balita terganggu. Gangguan asupan gizi yang bersifat akan
menyebabkan anak kurus kering yang disebut wasting. Wasting, berat badan tidak
seimbang dengan tinggi badan. Status gizi balita dapat dipegaruhi oleh pengaruh ibu
yaitu dengan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan yang mempengaruhi gizi
dalam bidang memasak, budaya tentang adanya pantangan, sosial ekonomi keluarga,
adanya penyakit pada anak yang menyebabkan terganggu status gizi balita, jenis dan
jumlah makanan yang diberikan.
Menurut Astuti (2015) gizi merupakan zat makanan yang diperlukan bagi
pertumbuhan dan kesehatan badan. Gizi diperlukan oleh setiap manusia yang hidup,
49
baik balita, anal-anak, remaja, hingga lansia pun membutuhkan gizi untuk
kelangsungan hidupnya. Gizi juga memegang peran penting dalam tumbuh kembang
anak, karena bagi anak gizi dibutuhkan untuk pertumbuhan. Status gizi merupakan
akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan
zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam
seluruh tubuh. Menurut Susilowati (2017), faktor yang dapat mmpengaruhi status gizi
pada balita adalah asupan makanan pada anak dan penyakit infeksi yang merupakan
penyebab langsung, sedangkan penyebab tidak langsungnya adalah persediaan
makanan dirumah, pengetahuan, pola pengasuhan anak, pelayanan kesehatan dan
kesehatan lingkungan serta kemiskinan.
Dengan demikian berdasarkan data dapat disimpulkan bahwa status gizi yang
baik, yang bisa dilihat hasilnya melalui Z-score. Setiap anak dalam masa tumbuh
kembangnya sangat perlu untuk diperhatikan masalah gizi, makanan minuman yang
masuk kedalam tubuh agar bisa terpenuhi sesuai dengan kebutuhan tubuh masing-
masing anak.
Jadi didalam penelitian ini peneliti berpendapat bahwa penegtahuan ibu yang
baik tentang makanan bergizi anak adalah ibu yang mengerti kebutuhan gizi dan
mampu menyajikan menu atau nutrisi yang akan diberikan kepada anaknya, sehingga
anak tercukupi gizinya. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang
baik akan berpengaruh pada penerimaan hal-hal baru yang dapay menyesuaikan diri
dengan hal yang baru. Pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh komponen-komponen
pendorong yang menggambarkan faktor-faktor individu secara langsung berhubungan
dengan penggunaan pelayanan kesehatan yang mencakup beberapa faktor, terutama
pengetahuan ibu tentang pemenuhan gizi seimbang anak.
Dihubungkan dengan Kerangka konsep didasarkan pada konsep Laurence
Green dalam teori Faktor pendorong yang mencakup antara lain pengetahuan yang
berkenaan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak. Dalam arti
umum, dapat dikatakan faktor pendorong sebagai preferensi pribadi yang dibawa
seseorang atau kelompok kedalam suatu pengalaman belajar. Preferensi ini mungkin
mendorong atau menghambat perilaku sehat, dan dalam setiap kasus faktor ini
50
mempunyai pengaruh. Faktor pendorong dalam pemberian makanan bergizi adalah
pengetahuan tentang makanan bergizi.
6.3 Hubungan Sikap Ibu Tentang Makanan Bergizi dengan Status Gizi Anak
Usia Toddler di Wilayah Kerja Puskemas Wenang
Berdasarkan hasil yang diperoleh Sikap Ibu tentang Makanan Bergizi di
Puskesmas Wenang Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang Kota Manado dari 70
responden ada yang sikap positif dan sikap negatif. Untuk responden yang sikap
positif sebanyak (35.7%) dan sikap negatif sebanyak (64.3%). Hasil penelitian ini
didukung dengan penelitian askerning dimana ibu yang sikap baik mengenai
pemberian makanan yang tepat pada anak akan berbanding lurus dengan perilakunya.
Untuk dapat mempengaruhi perilaku, sikap mempunyai tiga komponen yang dapat
membentuk perilaku dan dipengaruhi dengan pengetahuan, pikiran, keyakinan serta
emosi. Namun sikap belum tentu langsung dapat terwujud dalam suatu tindakan,
diperlukan faktor pendukung seperti keluarga sehingga dapat mewujudkan suatu
tindakan.
Dari hasil penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas wenang Kelurahan Calaca
Kecamatan Wenang Kota Manado dengan 70 responden, peneliti dapat
menyimpulkan bahwa sikap ibu tentang makanan bergizi dengan status gizi anak ada
signifikan antara sikap ibu dengan status gizi. Maka hal ini Ho ditolak dan Ha
diterima dimana menyatakan adanya hubungan sikap ibu tentang pemberian makanan
bergizi dengan status gizi anak. Berdasarkan hasil analisa penelitian hubungan dua
variabel dengan uji statistik chi-square, diperoleh hasil yang signifikan dengan p
value = 0,000. Hal ini berarti nilai p lebih kecil dari a (0,05) sehingga dinyatakan
bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa terdapat adanya hubungan
antara sikap ibu tentang mkanan bergizi dengan status gizi anak. Dari analisa
penelitian didapatkan bahwa sikap negatif yang paling banyak yaitu 45 responden
(64,3%) dan status gizi kurang yang paling banyak yaitu 32 anak (45,7%).
Menurut Rakhmawati (2017), Pada hasil penelitian antara sikap dengan
perilaku ibu menunjukkan adanya hubungan yang positif. Hal ini dapat diketahui
51
dengan adanya RP >1 sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap kurang dapat
berpeluang untuk berperilaku kurang. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian
Askerning dimana ibu yang mempunyai sikap baik mengenai pemberian makanan
yang tepat pada anak akan berbanding lurus dengan perilakunya. Untuk dapat
mempengaruhi perilaku, sikap mempunyai tiga komponen yang dapat membentuk
perilaku dan dipengaruhi dengan pengetahuan, pikiran, keyakinan serta emosi.
Namun sikap belum tentu langsung dapat terwujud dalam suatu tindakan, diperlukan
faktor pendukung seperti keluarga sehingga dapat mewujudkan suatu tindakan. Sikap
ibu mengenai pemberian makanan pada anak merupakan faktor yang menentukan
seseorang untuk berperilaku memberikan makanan yang tepat untuk anak. Makanan
yang tepat buat anak diberikan agar anak dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Sikap
ibu yang yang di dapat dari interaksi sosial seperti lingkungan, dapat dengan mudah
mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan makanan di rumah. Menurut
penelitian yang dilakukan oleh Hafrida, kebiasaan makan yang diajarkan ibu kepada
anak akan mempengaruhi pola makan anak sehingga anak dapat memutuskan
makanan yang dikonsumsinya.
Dihubungkan dengan Kerangka konsep didasarkan pada konsep Laurence
Green dalam teori Faktor pendorong yang mencakup antara lain sikap yang
berkenaan dengan motivasi seseorang atau kelompok untuk bertindak. Dalam arti
umum, dapat dikatakan faktor pendorong sebagai preferensi pribadi yang dibawa
seseorang atau kelompok kedalam suatu melakukan pengalaman belajar. Preferensi
ini mungkin mendorong atau menghambat perilaku sehat, dan dalam setiap kasus
faktor ini mempunyai pengaruh. Faktor pendorong dalam pemberian makanan bergizi
adalah sikap ibu tentang makanan bergizi.
Pengertian sikap menurut Lestari (2015) merupakan reaksi respon terhadap
subyek, obyek, orang maupun peristiwa, yang mencerminkan perasaan orang
terhadap suatu hal. Sikap memerlukan rangsangan atau stimulus dari lingkungan,
sehingga seseorang dapat memperhatikan reaksi terhadap rangsangan tersebut. Balita
yang menderita gizi kurang dapat disebabkan karena sikap ibu dalam pemilihan
52
bahan makanan, tersedianya jumlah makanan yang cukup dan keanekaragaman
makanan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan ibu tentang gizi dan makanan.
Menurut Nototmodjo (2014:140) sikap merupakan reaksi atau respon yang
masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Secara umum sikap
adalah suatu pikiran, kecenderungan dan perasaan seseorang untuk mengenal aspek-
aspek tertentu pada lingkungan yang sering bersifat permanen karena sulit diubah.
Dan menurut Priyoto (2014:32) sikap merujuk pada evaluasi individu terhadap
berbagai aspek dunia sosial serta bagaimana evaluasi tersebut memunculkan rasa
suka atau tidak suka individu terhadap isu, ide orang lain, kelompok sosial dan objek.
Sikap pada awalnya diartikan sebagai suatu syarat untuk munculnya suatu tindakan.
Fenomena sikap adalah mekanisme mental yang mengevaluasi membentuk
pandangan, mewarnai perasaan, dan akan ikut menentukan kecenderungan perilaku
kita terhadap manusia atau sesuatu yang kita hadapi, bahkan terhadap diri kita sendiri.
Padangan dan perasaan kita terpengaruh oleh ingatan akan masa lalu, oleh apa yang
kita ketahui dan kesan kita terhadap apa yang sedang kita hadapi daat ini.
Menurut Ramadhani (2017), sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai yang
dimiliki oleh seseorang. Sikap bisa dibentuk sehingga terjadi perilaku yang
diinginkan. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya pengetahuan yang tnggi didukung
dengan sikap yang baik maka akan tercermin perilaku yang baik tentang makanan
bergizi. Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih
dahulu dari perilaku yang tertutup buka merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku
yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, bukan
merupakan pelaksanaan atau tindakan. Sikap mempengaruhi pengalaman seorang
individu yang bersumber dari desakan didalam hati, kebiasaan-kebiasaan serta
pengaruh dari lingkungan sekitar individu tersebut tinggal. Sikap dihasikan dari
keinginan-keinginanindividu dan sejumlah rangsangan dari luar.
Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bisa bertindak, berfikir.
Sikap menentukan apakah orang tersebut harus berpihak pada suatu hal ataupun
menolak, menentukan apa yang disukai, diharapkan, dan diinginkan. Ketika
53
seseorang diberi suatu stimulus/rangsangan, maka akan melalui proses
memperhatikan, memahami, menerima atau menolak yang kemudian menjadi pola
sikap.
Didalam penelitian ini peneliti mendapatkan informasi bahwa sikap ibu dalam
pemberian makanan bergizi masih banyak dipengaruhi oleh keinginan anak mereka.
Jika anak tidak mau makan makanan keluarga dan lebih memilih makanan cemilan,
maka ibu menganggap hal tersebut merupakan hal yang biasa. Hal ini juga di dukung
dengan sikap ibu dalam memilih makanan cemilan buat anak dianggap dapat
mengganti posisi makanan utama karena anak akan merasa kenyang.
Dengan demikian berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa sikap ibu
dalam memilih makanan anak banyak dipengaruhi oleh anaknya. Sehingga sikap ibu
salah dalam pemberian makanan pada anak.
6.4 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini tentunya ada beberapa keterbatasan yang dialami oleh
peneliti apalagi disaat dan kondisi yang sangat tidak memungkinkan karena adanya
pandemi Covid-19 sehingga dalam melakukan penelitian harus menaati aturan
pemerintah yang dijalankan dalam bentuk memakai masker, mencuci tangan dan
menjaga jarak, dalam menjalankan penelitian ini peneliti harus turun kerumah-rumah
untuk mengambil data didapatkan responden masih dengan kondisi tidur sehingga
mengganggu kenyamanan yang ada, dan anak sering menangis jika di ukur berat
badan dan tinggi badan. Adapun keterbatasan lainnya yang dialami oleh peneliti
ketika membagikan kuesioner, responden tidak memahami apa yang dijelaskan di
lembar kuesioner sehingga peneliti harus menjelaskan kembali sampai responden bisa
mengerti. Contoh terdapat responden yang tidak mengetahui menu seimbang maka
peneliti menjelaskan kepada responden tentang apa itu menu seimbang.
54
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu Tentang Makanan Bergizi dengan Status Gizi Anak Usia Toddler di
Wilayah Kerja Puskesmas Wenang Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang Kota
Manado, maka diperoleh kesimpulan bahwa :
7.1.1. Karakteristik demografi responden di Wilayah Kerja Puskesmas Wenang
Kelurahan Calaca Kecamatan Wenang Kota Manado Ibu berusia 20-40
tahun lebih banyak . Pendidikan SLTA ibu lebih banyak dengan tingkat
Pendidikan lain. Pekerjaan terbanyak ibu adalah IR, Jenis kelamin terbanyak
yaitu perempuan dan Usia anak terbanyak yaitu 12-23 bulan.
7.1.2 Gambaran pengetahuan dan sikap ibu pada anak yaitu ada yang pengetahuan
baik, pengetahuan cukup dan pengetahuan kurang.
7.1.3 Gambaran sikap ibu pada anak yaitu ada yang sikap positif dan sikap negatif
7.1.4 Gambaran status gizi pada anak didapatkan data bahwa terdapat status gizi
baik, status gizi kurang dan status gizi buruk dan didapatkan status gizi
kurang yang memiliki presentasi terbanyak di Wilayah Kerja Puskesmas
Wenang Kecamatan Wenang, kota Manado.
55
7.1.5 Adanya hubungan pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan bergizi
dengan status gizi pada anak toddler di Wilayah Kerja Puskesmas Wenang
Kecamatan Wenang, kota Manado.
7.2 Saran
7.2.1 Teoritis
Diharapkan dapat dijadikan salah satu landasan untuk perkembangan ilmu
keperawatan terlebih khusus pada keperawatan anak terkait tumbuh
kembang anak dengan status gizi anak toddler
7.2.2 Praktis
56
DAFTAR PUSTAKA
Alexander., & Melyani. (2018). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Gizi Dengan Status Gizi Balita. Jurnal Kebidanan- ISSN. Vol 8. No 1.
Ardi, M., & Pertiwi, N. (2019). Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Gizi
Terhadap Pemberian Makanan Bergizi Balita. Pengaruh Pengetahuan dan
Sikap Ibu Tentang Gizi Terhadap Pemberian Makanan Bergizi Balita Darwis1)
, Muhammad Ardi2) , Nurlita Pertiw. Vol 3. Hlm 1-8.
Astuti., Vitaria, Ayu., & Daniel, Ervin. (2015). Perilaku Ibu dalam Pemberian
Makanan dan Status Gizi Anak usia Prasekolah. Jurnal STIKES. Vol. 8, No 2.
Ayu, P. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi Seimbang
Anak Dengan Status Gizi Anak Usia 1-3 Tahun Itoddler) Di Posyandu Desa
Ngliliran Kecamatan Panekan Kabupaten Magetan. Occupational Medicine.
Erika, K. (2020). Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dengan Status Gizi pada
Anak di bawah Dua Tahun. (Universitas Katolik De La Sale Manado)
Hanifah, R.N., Djais, T.B., & Fatimah, S. N. (2019). Prevalensi Underweight,
Stunting, dan Wasting pada Anak Usia 12-18 Bulan di Kecamatan Jatinangor.
Jsk. Vol 1. Hlm 3-7
Haris., Abdul, F., Adelina, K., & Ummi. (2019). Determinan Kejadian Stunting Dan
Underweight Pada Balita Suku Anak Dalam Di Desa Nyogan Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2019. jurnal Kesmas Jambi. Vol 3. Hlm 41-54
57
Ida, M. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Gizi Konsep dan Penerapan pada Asuhan
Keperawatan. Yogyakarta : PT Pustaka Baru
Iit, Katarina., & Megalina, Limoy. (2019). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi
Balita dengan Status Gizi (IMT/U) pada Balita Usia 1-3 Tahun. Jurnal
Kebidanan-ISSN. Vol 9. No 2.
Kemenkes. (2011). KEPMENKES RI Tentang Standar Antropometri Penilaian Status
Gizi Anak. jornal de Pediatria. Vol. 96. Hlm 41.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Nasional Riskesdas. Jakarta:
Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2018.
Khayati. Fitriana, N., & Munawaroh, R. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu dan Pola
Pemberian Makanan Terhadap Status Gizi Anak Usia Toddler. Jurnal
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI). Vol 2. Hlm 52.
Listyarini. Anita D., Fatmawati, Y., & Savitri, I. (2020). Edukasi Gizi Ibu Hamil
dengan Media Booklet sebagai Upaya Tindakan Pencegahan Stunting pada
Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Undaan Kabupaten Kudus. Jurnal
Pengabdian Kesehatan. Vol 3, No 1.
http://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id
Milda N. S., & Leersia Y. R. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Pola
Pemberian Makan dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas
Gapura Kabupaten Sumenep. Amerta Nutrition. Vol 2. Hlm 182-188.
M, Murty., Kawengian., Shirley E. S., Kapantow., & Nova, H. (2015). Hubungan
Antara Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Dengan Status Gizi Anak Umur 1- 3
Tahun Di Desa Mopusi Kecamatan Lolayan Kabupaten Bolaang Mongondow
Induk Sulawesi Utara. Jurnal e-Biomedik. Vol 3
Nindyna, P., & Merryana, A. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi dan
Asupan Makan Balita dengan Status Gizi Balita (BB/U) Usia 12-24 Bulan.
Amerta Nutrition. Vol 1. Hlm 369-378.
Notoatmodjo, S. (2014). Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2014). Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Kesehatan . Yogyakarta : Andi Offset.
58
Nurmaliza., & Sara, Herlina. (2019). Hubungan Pengetahuan dan Pendidikan Ibu
Terhadap Status Gizi. Jurnal Kesmas Asclepius (JKA). Vol 1, No 2.
Oktaningrum, I. (2018). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pemberian
Makanan Sehat Dengan Status Gizi Anak Di Sd Negeri 1 Beteng Kabupaten
Magelang Jawa Tengah. Teknik Boga Universitas Negeri Yogyakarta. Hlm 1-9
Priyoto. (2014). Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Rakhmawati, N,. & Binar, Panunggal. (2014). Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu
dengan Perilaku Pemberian Makanan Anak Usia 12-24 Bulan. Jurnal Of
Nutrition College. Vol. 3. No. 1. Hlm. 43-50.
https://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc
Susilowati., Endang, H., & Alin. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu
Tentang Gizi Balita Dengan Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
Gajah 1 Demak. Jurnal Kebidanan. Vol 6. Hlm 21
UNICEF. (2017). Malnutrition in Children.
https://data.unicef.org/topic/nutrition/malnutrition.
Umboh, M., Maryati, T., & Gitalia, P. M. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu
Tentang Makanan Bergizi dengan Status Gizi pada Anak. Jurnal Ilmiah
Sesebanua. Vol 2. No 2. Hlm. 118-125.
Winarsih, W. (2019). Pengatar Ilmu Gizi Dalam Kebidanan. Yogyakarta : Pustaka
Baru Press.
Wiang. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu tentang Gizi dan Pola Makan dengan
Status Gizi Balita. Jurnal kebidanan. Vol 2. No 2.
59
LAMPIRAN
Lampiran 1
CURICULUM VITAE
A. Identitas
Nama Lengkap : Helena Sinthea Serin
Tempat/Tanggal Lahir : Aruidos, 31 Maret 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Alamat : Kombos Kairagi 1
Fakultas/Program Studi : Keperawatan/Ilmu Keperawatan
Nama Orang Tua :
Ayah : Hendrikus Serin
Ibu : Sin Tjie
Nama Saudara :
60
Saudara Perempuan : Tekla Andarika Serin
Cornelia Novalia Serin
Saudara Laki-laki : Antelmus Andriyanto Serin
Anselmus Reanto Serin
Email : helenaserin31@gmail.com
B. Riwayat Pendidikan :
1. SD Inpres Atsj
2. SMP Negeri 1 Atsj
3. SMA Negeri 1 Atsj
4. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Keperawatan Universitas Katolik De La
Salle Manado
C. Motto : Setiap kesuksesan berawal dari kegagalan
tanpa kehilangan keinginan untuk berhasil.
61
Lampiran 2
TIM PENELITI
Peneliti Utama : Helena Sinthea Serin (Mahasiswa fakultas Keperawatan
Universitas Katolik De La Salle Manado)
Dosen Pembimbing 1 : Tati S. Ponidjan, S.SiT, S.Pd, M.Kep, Ns.Sp.Kep.An
DESKRIPSI
Penelitian ini sedang di laksanakan untuk memenuhi tugas akhir dari Studi Ilmu
Keperawata Universitas Katolik De La salle Manado yang dilakukan oleh mahasiswa
yang bernama Helena Sinthea Serin.
62
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui “ Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu Tentang Makanan Bergizi dengan Status Gizi Anak Usia Toddler di
Wilayah Kerja Puskesmas Wenang Kec. Wenang, Kel. Calaca, Kota Manado “.
KETERLIBATAN
Dalam penelitian ini partisipan dengan sukarela berpartisipasi tanpa ada paksaan dari
peneliti maupun pihak lain. Partisipan berhak memberikan keputusan untuk bersedia
berpartisipasi maupun tidak dalam penelitian ini. Jika partisipan bersedia menjadi
partisipan dalam penelitian ini maka anda akan menandatangani lembar persetujuan
yang akan di berikan oleh peneliti.
KEUNTUNGAN
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat yang baik bagi partisipan
serta menambah ilmu dan pengetahuan tentang makanan bergizi dengan status gizi
anak usia toddler
RISIKO
Jika partisipan merasa cemas atau kurang percaya dalam memberikan informasi maka
peneliti akan menjelaskan bahwa informasi atau identitas dari partisipan akan
dirahasikan dan dipastikan tidak akan merugikan partisipan maupun pihak lain
PRIVASI DAN KERAHASIAN PARTISIPAN
Pada saat penelitian identitas dari partisipan akan di rahasiakan dan ketika menulis
identitas nama hanya ditulis inisial saja. Data-data yang telah di dapatkan akan di
simpan dengan baik tanpa diketahui oleh orang lain dan ketika penelitian sudah
selesai dilaksanakan maka data-data yang di dapatkan akan di hapus.
PERSETUJUAN PARTISIPAN
Ketika partisipan bersedia maka peneliti akan memberikan lembar infromed consent
(lembar persetujuan) untuk ditanda tangani sebagai informasi bahwa partisipan
bersedia berpartisipasi.
KONTAK PENELITI UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT
Helena Sinthea Serin (082110099769) 17061032@unikadelasalle.ac.id
PENGADUAN MENGENAI PELAKSANAAN PENELITIAN
63
Dalam proses penelitian UDLS berpegang teguh pada kode etik dari proyek
penelitian. Ketika anda memiliki keluhan dalam proses penelitian ini maka anda bisa
menghubungi langsung Unit Etik Penelitian UDLS. Unit Etik penelitian dapat
memberikan solusi serta penyelesaian masalah anda secara tidak memihak karena
Unit Etik penelitian ini tidak memiliki hubungan dengan proyek penelitian.
Terimah Kasih telah ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Lembar ini dapat di
simpan sebagai bukti informasi yang anda dapatkan
Lampiran 2
64
Memahami bahwa anda dapat mengundurkan diri kapan saja , dan tidak akan
dikenakan sanksi atau komentar dari peneliti
Memahami bahwa identitas anda akan dirahasiakan oleh peneliti
Memahami bahwa pada saat penelitian akan memakai instrumen penelitian atau
alat ukur yang disesuaikan dengan kebutuhan dari penelitian
Bersedia untuk berpartisipasi serta menjawab pertanyaan yang akan diberikan
dengan benar dan jujur tanpa paksaan orang lain.
Nama :
Tanda Tangan :
Tanggal :
Lampiran 3
65
66
67
Lampiran 4
68
LEMBAR KUESIONER
Tanggal Pengisian :
Petunjuk : isi titik atau berilah tanda cek (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai
dengan pilihan anda.
I. Data Demografi
1. Umur ibu sekarang ..... tahun
2. Pendidikan terakhir ibu
SD tamat ( )
SLTP tamat ( )
SLTA tamat ( )
Akademi/PT ( )
3. Pekerjaan ibu
PNS ( )
Swasta ( )
Petani ( )
IRT ( )
4. Usia anak ibu saat ini ………. Tahun
5. Tinggi Badan Anak Balita ………. Cm
6. Berat Badan Anak Balita ………. Kg
69
No Pernyataan Benar Salah
1. Gizi adalah rangkaian proses
secara organik makanan yang
dicerna oleh tubuh untuk
memenuhi kebutuhan
pertumbuhan dan fungsi
normal organ serta
mempertahankan kehidupan
seseorang
2. kebutuhan gizi ditentukan oleh
usia, jenis kelamin, aktivitas,
berat badan dan tinggi badan
3. Asupan zat gizi dan
pengeluarannya harus ada
keseimbangan sehingga
diperoleh status gizi yang baik
4. Status gizi anak dapat dipantau
dengan menimbang anak setiap
bulan dan dapat dicocokan
dengan Kartu Menuju Sehat
(KMS)
5. Kebutuhan energi anak toddler
relatif besar dibandingkan
dengan orang dewasa, sebab
pada usia tersebut
pertumbuhannya masih sangat
pesat.
6. Untuk pertumbuhan dan
perkembangan, balita tidak
memerlukan enam zat gizi
70
utama yaitu Karbohidrat,
protein, lemak, vitamin,
mineral dan air
7. Agar balita balita dapat tumbuh
dan berkembang dengan baik,
maka makan makanan yang
dimakan boleh hanya sekedar
mengenyangkan perut saja.
8. Faktor-faktor yang tidak
mempengaruhi pemberian
makanan yaitu Umur, berat
badan, penyakit dan jenis dan
jumlah makanan yang
diberikan
9. Makanan yang harus
dikonsumsi balita tidak harus
bersih dan aman
10. gula dan garam, porsi makanan
dan kebutuhan energi dan
nutrisi buka merupakan menu
seimbang balita
11. Porsi makan anak balita sama
dengan orang dewasa, mereka
membutuhkan makanan dalam
jumlah atau porsi lebih besar.
71
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-Ragu
STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
No Pertanyaan SS S R STS TS
1. Makanan yang diberikan anak
beraneka ragam jenis
2. Saya memperhatikan komposisi
zat gizi pada makanan dalam
menyusun menu untuk anak
3. Saya menggunakan bahan
makanan yang masih segar dalam
mengolah makanan untuk anak
4. Saya memberi makan dalam
jumlah atau porsi cukup (tidak
kurang dan berlebihan) untuk
anak
5. Saya selalu menjaga kebersihan
makanan serta tidak memberikan
mengandung bahan-bahan yang
berbahaya bagi anak
6. Saya lebih suka membeli
makanan diluar untuk anak
dibanding masak sendiri
7. Saya menambah bumbu
penyedap tambahan di dalam
makanan dalam jumlah banyak
72
agar anak mau makan
8. Saya lebih suka membeli buah
kaleng dari pada buah segar
9. Setiap hari saya hanya memberi
makanan hanya satu variasi setiap
harinya untuk anak
10. Saya tidak pernah memberikan
makanan selingan berupa buah,
susu dll
Lampiran 5
73
Lampiran 6
74
MASTER TABEL
75
N Usi Pendidi Pekerja Usia Jenis Bera Ting Tingkat Sikap Statu
o a kan an Anak Kelam t gi Pengetah Ibu s
Ibu (Bula in Bad Bada uan Ibu Gizi
n) an n
(Kg)
1. 26 SLTA IRT 36 L 10 81 kurang Nega Gizi
tif Buru
k
2. 21 SLTA IRT 25 P 10,7 79 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
3. 43 SLTA IRT 27 P 10,8 76 Baik Positi Gizi
f Baik
4. 32 Akadem PNS 26 P 12,5 77 Baik Positi Gizi
i f Baik
5. 31 SD IRT 24 L 14,2 80 kurang Positi Gizi
f Baik
6. 23 SLTA IRT 13 P 8,5 70 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
7. 19 SLTP IRT 16 L 8,7 68 Kurang Positi Gizi
f Baik
8. 19 SD IRT 36 P 9,3 75 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
9. 31 SD IRT 29 P 9,5 73 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
1 39 SLTP IRT 24 P 9,4 80 Kurang Nega Gizi
0. tif Buru
k
11. 21 SLTA IRT 13 P 9,1 69 Baik Positi Gizi
f Baik
12. 28 SLTP IRT 14 P 8,2 71 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
13. 31 SD IRT 17 P 9,6 70 Baik Nega Gizi
tif Baik
14. 26 SLTA IRT 36 L 11 80 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
15. 25 SLTP IRT 36 L 11 85 Baik Nega Gizi
tif Buru
k
76
16. 37 Akadem PNS 24 P 10 70 Baik Positi Gizi
i f Baik
17. 20 SD IRT 27 P 9,6 75 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
18. 29 SLTA IRT 13 P 8,7 73 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
19. 40 SLTA Swasta 25 L 12 70 Baik Positi Gizi
f Baik
20. 43 SD IRT 13 L 7,1 72 baik Nega Gizi
tif Buru
k
21. 19 SLTP IRT 15 P 8,3 72 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
22. 26 SLTA Swasta 36 L 10 81 baik Nega Gizi
tif Buru
k
23. 16 SD IRT 26 L 10 84 Baik Nega Gizi
tif Buru
k
24. 36 SLTA Swasta 12 L 9 72 baik Nega Gizi
tif Kura
ng
25. 43 SLTA Swasta 14 L 10,8 74 Baik Positi Gizi
f Baik
26. 22 SD IRT 28 P 8,4 72 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
27. 23 SLTP IRT 16 L 7,9 70 Baik Nega Gizi
tif Kura
ng
28. 37 SLTP Petani 25 L 15 85 Baik Positi Gizi
f Baik
29. 31 SLTA Swasta 24 P 10 74 Kurang Positi Gizi
f Baik
30. 33 SLTA IRT 16 L 9 70 Kurang Positi Gizi
f Baik
31. 27 SD IRT 26 P 8 69 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
32. 21 SD IRT 13 P 8,2 70 Kurang Nega Gizi
tif Kura
77
ng
33. 25 SLTP IRT 36 P 9,8 79 Baik Nega Gizi
tif Buru
k
34. 23 SLTA IRT 13 P 8,5 68 Baik Positi Gizi
f Baik
35. 31 SLTP IRT 29 P 9,4 73 baik Nega Gizi
tif Kura
ng
36. 38 SLTA Swasta 14 L 9,9 72 Kurang Positi Gizi
f Baik
37. 31 Akadem Swasta 15 L 10,3 76 Baik Positi Gizi
i f Baik
38. 18 SD IRT 36 L 12,8 91 baik Nega Gizi
tif Buru
k
39. 23 SLTP IRT 36 L 10,9 79 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
40. 41 SD IRT 13 L 8,6 77 Baik Nega Gizi
tif Buru
k
41. 22 SLTA IRT 27 P 8,8 75 Baik Nega Gizi
tif Buru
k
42. 36 SLTA IRT 36 L 13,7 88 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
43. 21 SLTA IRT 14 P 9,2 75 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
44. 36 SLTA Swasta 24 L 10,5 76 Kurang Nega Gizi
tif Baik
45. 32 SLTA IRT 13 P 6,9 65 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
46. 19 SLTA IRT 15 P 9,4 70 baik Positi Gizi
f Baik
47. 35 SD IRT 13 P 9,2 74 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
48. 23 SD IRT 36 L 9,3 77 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
78
49. 35 SD Petani 17 P 7,1 60 Kurang Positi Gizi
f Baik
50. 45 SLTA Petani 13 L 10 70 kurang Positi Gizi
f Baik
51. 19 SLTP IRT 15 P 8 67 Kurang Positi Gizi
f Baik
52. 20 SLTA IRT 14 P 9,5 63 Kurang Positi Gizi
f Baik
53. 24 SD IRT 14 L 8 70 Kurang Positi Gizi
f Kura
ng
54. 33 SD IRT 19 P 9 72 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
55. 36 SLTA IRT 15 L 7,7 66 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
56. 32 SLTA IRT 13 P 8 76 Kurang Positi Gizi
f Baik
57. 32 SLTA IRT 14 L 10 67 Kurang Positi Gizi
f Baik
58. 19 SD IRT 13 P 7,5 68 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
59. 24 SLTP IRT 15 P 7,3 72 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
60. 32 SLTA IRT 13 P 8,9 88 Baik Nega Gizi
tif Buru
k
61. 28 SLTA IRT 14 P 8,2 70 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
62. 26 SLTA IRT 36 L 11 87 Baik Nega Gizi
tif Buru
k
63. 18 SD IRT 13 L 9 73 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
64. 33 SLTA IRT 24 L 11,3 81 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
65. 31 Akadem Swasta 14 P 7,7 65 Kurang Positi Gizi
i f Baik
79
66. 41 SLTP Petani 36 P 7,7 73 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
67. 19 SLTP IRT 27 L 9,5 74 Kurang Nega Gizi
tif Kura
ng
68. 22 SD IRT 13 L 9,6 70 Kurang Positi Gizi
f Baik
69. 31 Akadem Swasta 18 P 5,9 57 Kurang Positi Gizi
i f Baik
70. 34 SLTP IRT 36 L 11,6 80 Kurang Nega Gizi
tif Baik
80
Uji Validitas dan Reliabilitas
Correlations
P1 Pearson
1 -.383 -.302 -.113 -.140 -.332 -.047 .215 -.326 -.345 .238 -.354 -.202
Correlation
Sig. (2-tailed) .158 .275 .689 .619 .226 .868 .442 .235 .208 .393 .196 .471
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P2 Pearson
-.383 1 .752** .173 .725** .807** .646** .235 .432 .553* .235 .678** .795**
Correlation
Sig. (2-tailed) .158 .001 .537 .002 .000 .009 .399 .108 .032 .400 .005 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P3 Pearson
-.302 .752** 1 .162 .491 .497 .614* .421 .300 .577* .262 .373 .690**
Correlation
Sig. (2-tailed) .275 .001 .565 .063 .060 .015 .119 .278 .024 .346 .171 .004
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P4 Pearson
-.113 .173 .162 1 .036 .194 .349 .356 .506 .251 .645** .219 .539*
Correlation
Sig. (2-tailed) .689 .537 .565 .900 .489 .203 .192 .054 .366 .009 .432 .038
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
81
P5 Pearson
-.140 .725** .491 .036 1 .803** .531* .077 .461 .224 .086 .371 .622*
Correlation
Sig. (2-tailed) .619 .002 .063 .900 .000 .042 .784 .084 .422 .761 .173 .013
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P6 Pearson
-.332 .807** .497 .194 .803** 1 .560* .217 .684** .393 .317 .568* .790**
Correlation
Sig. (2-tailed) .226 .000 .060 .489 .000 .030 .437 .005 .148 .250 .027 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P7 Pearson
-.047 .646** .614* .349 .531* .560* 1 .672** .217 .670** .554* .298 .794**
Correlation
Sig. (2-tailed) .868 .009 .015 .203 .042 .030 .006 .438 .006 .032 .281 .000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P8 Pearson
.215 .235 .421 .356 .077 .217 .672** 1 .062 .489 .776** -.043 .578*
Correlation
Sig. (2-tailed) .442 .399 .119 .192 .784 .437 .006 .827 .065 .001 .878 .024
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P9 Pearson
-.326 .432 .300 .506 .461 .684** .217 .062 1 .406 .412 .650** .695**
Correlation
Sig. (2-tailed) .235 .108 .278 .054 .084 .005 .438 .827 .133 .127 .009 .004
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
82
P1 Pearson
-.345 .553* .577* .251 .224 .393 .670** .489 .406 1 .435 .577* .718**
0 Correlation
Sig. (2-tailed) .208 .032 .024 .366 .422 .148 .006 .065 .133 .105 .024 .003
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P1 Pearson
.238 .235 .262 .645** .086 .317 .554* .776** .412 .435 1 .289 .696**
1 Correlation
Sig. (2-tailed) .393 .400 .346 .009 .761 .250 .032 .001 .127 .105 .297 .004
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P1 Pearson
-.354 .678** .373 .219 .371 .568* .298 -.043 .650** .577* .289 1 .647**
2 Correlation
Sig. (2-tailed) .196 .005 .171 .432 .173 .027 .281 .878 .009 .024 .297 .009
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
tot Pearson
-.202 .795** .690** .539* .622* .790** .794** .578* .695** .718** .696** .647** 1
al Correlation
Sig. (2-tailed) .471 .000 .004 .038 .013 .000 .000 .024 .004 .003 .004 .009
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
83
Corrected
(r hitung)
Pertanyaan 1 -0.202 0.514 Tidak Valid
Pertanyaan 2 0.795 0.514 Valid
Pertanyaan 3 0.690 0.514 Valid
Pertanyaan 4 0.539 0.514 Valid
Pertanyaan 5 0.622 0.514 Valid
Pertanyaan 6 0.790 0.514 Valid
Pertanyaan 7 0.794 0.514 Valid
Pertanyaan 8 0.578 0.514 Valid
Pertanyaan 9 0.695 0.514 Valid
Pertanyaan 10 0.718 0.514 Valid
Pertanyaan 11 0.696 0.514 Valid
Pertanyaan 12 0.647 0.514 Valid
84
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
N %
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
Reliability Statistics
.882 11
Item-Total Statistics
Corrected
Scale Mean if Scale Variance if Item-Total Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Correlation if Item Deleted
85
VAR00011 30.4000 50.971 .594 .872
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 TOTAL
P1 Pearson
1 -.816** .577** .436 .314 .436 .408 .500* .816** -.314 .823**
Correlation
Sig. (2-
.000 .008 .054 .177 .054 .074 .025 .000 .177 .000
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P2 Pearson
-.816** 1 -.471* -.312 -.171 -.312 -.250 -.408 -.667** .043 .574**
Correlation
Sig. (2-
.000 .036 .181 .471 .181 .288 .074 .001 .858 .008
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P3 Pearson
.577** -.471* 1 .126 .303 .378 .471* .000 .471* -.424 .598**
Correlation
Sig. (2-
.008 .036 .597 .195 .100 .036 1.000 .036 .063 .005
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P4 Pearson
.436 -.312 .126 1 .206 .524* -.089 .491* .356 -.023 .655**
Correlation
Sig. (2-
.054 .181 .597 .384 .018 .709 .028 .123 .924 .002
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P5 Pearson .314 -.171 .303 .206 1 -.023 .685** .157 .471* -.319 .660**
Correlation
86
Sig. (2-
.177 .471 .195 .384 .924 .001 .508 .036 .171 .002
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P6 Pearson
.436 -.312 .378 .524* -.023 1 -.089 .218 .134 .252 .783*
Correlation
Sig. (2-
.054 .181 .100 .018 .924 .709 .355 .574 .285 .001
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P7 Pearson
.408 -.250 .471* -.089 .685** -.089 1 -.153 .375 .385 .635*
Correlation
Sig. (2-
.074 .288 .036 .709 .001 .709 .519 .103 .094 .011
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P8 Pearson
.500* -.408 .000 .491* .157 .218 .153 1 .357 .105 .712*
Correlation
Sig. (2-
.025 .074 1.000 .028 .508 .355 .519 .122 .660 .003
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P9 Pearson
.816** -.667** .471* .356 .471* .134 .375 .357 1 .385 .726**
Correlation
Sig. (2-
.000 .001 .036 .123 .036 .574 .103 .122 .094 .000
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P10 Pearson
1 -.218 -.071 .535 .327 -.250 .600 .645 .339 .464 .643
Correlation
.081
Sig. (2-
.435 .800 .040 .234 .369 .018 .009 .216 .010
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
TOTA Pearson .823** .574** .598** .655** .660** .783* .635* .712* .726** .643 1
L Correlation
87
Sig. (2-
.000 .008 .005 .002 .002 .001 .011 .003 .000 .010
tailed)
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
88
Case Processing Summary
N %
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
Reliability Statistics
.714 10
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
89
Frequency Table
umur ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pendidikan ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pekerjaan ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
90
jenis kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
usia anak
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid pengetahuan baik 24 34,3 34,3 34,3
pengetahuan kurang 46 65,7 65,7 100,0
Total 70 100,0 100,0
sikap ibu
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
91
status gizi
Cumulativ
Frequency Percent Valid Percent e Percent
92
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan * status gizi 70 100,0% 0 0,0% 70 100,0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 22,485 a
2 ,000
Likelihood Ratio 23,598 2 ,000
Linear-by-Linear Association 3,834 1 ,050
N of Valid Cases 70
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is 3,77.
93
Case Processing Summary
Cases
status gizi
Total Count 27 32 11 70
94
Chi-Square Tests
N of Valid Cases 70
95
96