U
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN:
TUBERCULOSIS PARU DI UPTD PUSKESMAS
KABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 2021
Karya Tulis Ilmiah ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Keperawatan pada Akademi
Keperawatan RS. Efarina Purwakarta
Karya tulis ilmiah oleh Lusi Ma’rifatun Hasanah dengan judul “ ASUHAN
Dewan Penguji
Ns. Nandang Tisna A.A. S.Kep.,M.Kep. Ns. Aditiya Rahman, S.Kep. Ns. Hendar Sutisna, S.Kep.,M.Kep.
NIDN. 0416078603 NIK. 181016 NIK. 180314
Mengetahui
Direktur Akper RS Efarina
Karya tulis ilmiah oleh Lusi Ma’rifatun Hasanah NIM 1800001017 dengan judul
NIM : 1800001017
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar – benar merupakan hasil karya sendiri dan merupakan pengambilan
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Mengetahui
ABSTRAK
Metode penelitian yang digunakan yaitu studi kasus dalam bentuk deskriptif.
Waktu penelitian selama empat hari. Subjek penelitian pada studi kasus ini adalah
pasien dengan diagnosa medis Tuberculosis paru. Cara pengumpulan data dimulai
dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Analisa yang digunakan pada
penelitian ini menganalisis semua temuan pada tahapan proses keperawatan.
Hasil pengkajian didapatkan keluhan utama yaitu batuk berdahak yang sulit untuk
dikeluarkan, sesak nafas, dan penurunan berat badan. Hasil pengkajian ditemukan
diagnosa keperawatan, yaitu ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan penumpukan sekret, pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
hiperventilasi, dan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan kurangnya asupan makanan. Rencana keperawatan sesuai dengan Nanda
NIC-NOC, sebagian besar rencana tindakan keperawatan dapat dilaksanakan pada
imlementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan terhadap diagnosa
keperawatan yang ditemukan dapat teratasi.
i
DIII NURSING STUDY PROGRAM
NURSING ACADEMY RS. EFARINA
2021
LUSI MA'RIFATUN HASANAH
1800001017
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
Ilmiah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Tn.U
Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dari berbagai pihak, sangat sulit
bagi penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ini. Oleh karena itu penulis
2. Ibu Rina Fera Dwianti Kastino, S.Kep., Ners., M.Kep. Selaku Wadir I
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir.
pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini mulai dari awal sampai akhir.
iii
5. Bapak Nandang Tisna A.A. S.Kep., Ners., M.Kep. selaku penguji yang telah
Purwakarta.
8. Orang – orang terdekat dan kerabat yang telah membantu dan memberikan
Penulis juga menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
yang membangun demi memperbaiki Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata semoga
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak...................................................................................................................i
Abstract.................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................v
DAFTAR TABEL..............................................................................................vii
DAFTAR BAGAN............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Batasan Masalah.........................................................................................5
C. Rumusan Masalah......................................................................................6
D. Tujuan Penelitian........................................................................................6
1. Tujuan Umum.......................................................................................6
2. Tujuan Khusus......................................................................................6
E. Manfaat Penelitia .......................................................................................7
F. Sistematika Penulisan.................................................................................8
v
6. WOC...................................................................................................35
7. Klasifikasi..................................................................................... .....36
8. Manifestasi klinis................................................................................37
9. Penatalaksanaan..................................................................................40
10. Pemeriksaan penunjang......................................................................48
11. Komplikasi.........................................................................................51
C. Konsep proses asuhan keperawatan tuberculosis paru.............................52
1. Pengkajian Keperawatan....................................................................52
2. Analisa Data.......................................................................................56
3. Diagnosa Keperawatan.......................................................................57
4. Intervensi Keperawatan......................................................................57
5. Implementasi Keperawatan................................................................62
6. Evaluasi Keperawatan........................................................................62
A. Pendekatan................................................................................................63
B. Lokasi Dan Waktu Penelitian...................................................................63
C. Subyek Penelitian.....................................................................................63
D. Pengumpulan Data...................................................................................64
E. Analisa Data.............................................................................................65
F. Uji Keabsahan Data..................................................................................66
G. Etika Penelitan..........................................................................................66
A. Kesimpulan...............................................................................................99
B. Saran.......................................................................................................100
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................102
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
vii
DAFTAR BAGAN
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 9. Dokumentasi
ix
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehingga muncul manifestasi klinik seperti batuk dan sesak napas yang jika
tidak diobati akan menyebabkan konsolidasi ke paru yang lain sehingga terjadi
(Smeltzer dan Bare, 2013;265 dalam penelitian karya tulis ilmiah Margaritha
Listia 2019)
Sebanyak 1,4 juta orang meninggal karena Tuberculosis paru pada tahun
2019. Di seluruh dunia, Tuberculosis paru adalah salah satu dari 10 penyebab
kematian teratas. Pada tahun 2019, diperkirakan 10 juta orang jatuh sakit
tuberkulosis (TB) di seluruh dunia. 5,6 juta pria, 3,2 juta wanita dan 1,2 juta
kasus TB baru. Delapan negara menyumbang dua pertiga dari total, dengan
1
Pakistan, Nigeria, Bangladesh dan Afrika Selatan. Secara global, kejadian TB
turun sekitar 2% per tahun dan antara 2015 dan 2019 penurunan kumulatif
tahun 2017. Berdasarkan jenis kelamin, jumlah kasus baru TBC tahun 2017
pada laki – laki 1,4 kali lebih besar dibandingkan pada perempuan. Hal ini
terjadi kemungkinan karena laki – laki lebih terpapar pada faktor resiko TBC
menemukan bahwa dari seluruh partisipan laki – laki yang merokok sebanyak
berumur 15 tahun ke atas dan prevalensi TBC BTA positif sebesar 257 per
2
Data dari Kabupaten Purwakarta pada tahun 2014 jumlah kasus
Tuberkulosis paru tercatat sebanyak 521 kasus dari 4.881 suspek yang
diperiksa. Hal ini menurun dibandingkan dengan tahun 2013 tercatat sebanyak
748 penderita dan tahun 2012 sebanyak 663 penderita, tetapi lebih tinggi
dibandingkan tahun 2011 dan 2010 yaitu sebanyak 497 penderita dan 472
penderita. Hal ini berarti masih belum konsistennya angka penemuan kasus Tb
2014)
Tuberculosis paru pada laki – laki sebanyak 52 kasus, dan pada perempuan
udara, berbicara, batuk, bersin, tertawa, atau saat orang bernyanyi, dia akan
manusia, sedangkan droplet yang kecil akan tertahan di udara dan akan
terhirup oleh individu yang rentan. (WHO, 2016 dalam Penelitian Karya Tulis
dengan lambat, dan akan berada di bronkus dan alveoli. lalu akan terjadi
prolifrerasi sel epitel disekeliling basil dan akan membentuk dinding antara
basil dan organ yang terinfeksi (Tuberkel). Basil akan menyebar dan akan
3
akan meluas keseluruh paru-paru (Bronkiolus atau Pleura). Infeksi/Inflamasi
seperti demam, anoreksia, malaise dan orang tersebut akan lebih lanjut
pecahnya pembulu darah akan mengakibatkan batuk darah, hal tersebut akan
akan juga menyebabkan gangguan pertukaran gas, sehingga udara yang berisi
oksigen dan karbondioksida yang ada di dalam tubuh tidak dapat dikeluarkan
secara maksimal akan muncul ketidakefektifan pola nafas. (Andra & Yessie,
diantaranya yaitu (1) sebagai penemu kasus (case finder); (2) sebagai pemberi
(5) pemberi nasihat (counseling); (6) sebagai panutan (role model). Perawat
4
Sebagai pemberi pelayanan (care provider), perawat memberikan pelayanan
(Mubarak & Chayatin, 2013 dalam penelitian Rira Fauziah Hasibuan, 2016).
Tahun 2021”
B. Batasan masalah
Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, yang menjadi lingkup bahasan
5
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
6
Gangguan Sistem Pernafasan : Tuberculosis Paru di UPTD Puskesmas
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
tuberkulosis paru.
7
4. Bagi Perawat
Hasil dari karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat di jadikan sebagai
informasi pada klien dan keluarga, sehingga dapat memahami tentang cara
F. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah terdiri dari lima
bab, yaitu:
8
3. BAB III Metodologi Penelitian : Meliputi pendekatan, lokasi dan waktu
9
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Pengertian Puskesmas
10
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik
2016).
2. Tujuan Puskesmas
a. Paradigma sehat
11
b. Pertanggung jawaban wilayah
c. Kemandirian masyarakat
d. Pemerataan
12
(UKP) lintas program dan lintas sektor, serta melaksanakan sistem
13
f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas
penanggulangan penyakit.
5. Persyaratan Puskesmas
14
Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi
memberikan pelayanan.
b. Sistem pencahayaan.
c. Sistem sanitasi.
d. Sistem kelistrikan.
e. Sistem komunikasi.
15
k. Kendaraan Puskesmas keliling.
l. Kendaraan ambulans.
b. Dokter gigi
c. Perawat
d. Bidan
h. Tenaga gizi
i. Tenaga kefarmasian
16
j. Tenaga nonkesehatan yang harus dapat mendukung kegiatan
6. Kategori Puskesmas
17
Puskesmas kawasan perkotaan merupakan Puskesmas yang
wilayah kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit tiga (3)
b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah beradius 2,5 km, pasar
dengan radius 2 km, memiliki rumah sakit beradius kurang dari 5 km,
kerjanya meliputi kawasan yang memenuhi paling sedikit tiga (3) dari
a. Aktivitas penduduknya lebih dari 50% (lima puluh persen) pada sektor
agraris.
b. Memiliki fasilitas antara lain sekolah beradius lebih dari 2,5 km, pasar
lebih dari 5 km, serta tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau
hotel.
18
Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil merupakan
sebagai berikut.
atau cuaca.
stabil.
7. Upaya Kesehatan
19
Upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dilaksanakan dalam
bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat, pelayanan satu hari (one day
standar pelayanan.
survei lapangan, laporan lintas sektor terkait, dan laporan jejaring fasilitas
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai
20
masalah kesehatan/keperawatan apakah itu dirumah, sekolah, panti, dan
2019).
idealnya memiliki 12 peran dan fungsi. Peran tersebut antara lain pemberi
D3, dari seluruh peran dan fungsi yang harus dilakukan oleh perawat
hanya 6 saja yang menjadi prioritas (Depkes, 2004 dalam jurnal Yenni,
21
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Asuhan
kenyamanan dan rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban
2019).
22
masyarakat (active case finding) dan dapat pula didapat tidak langsung
dan gaya hidup antara lain informasi yang tepat tentang penyakit,
23
Puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama
24
Pemberian konseling dapat dilakukan di klinik, Puskesmas,
masyarakat tentang bagaimana cara hidup yang sehat yang dapat ditiru
1. Definisi
25
(Smeltzer&Bare, 2015 dalam penelitian karya tulis ilmiah Dwi Sarah
Rahmaniar, 2017).
batang aerobik tahan asam yang tumbuh dengan lambat dan sensitif
terhadap panas dan sinar ultraviolet (Brunner & Suddarth, 2013 dalam
bagian tubuh, dan yang paling sering terkena adalah organ paru (90%).
26
(kelenjar sudorifera). Selaput lendir berfungsi menangkap benda
2) Faring (Tenggorokan)
keluar masuk dan juga sebagai jalan makanan dan minuman yang
suara pengecapan.
27
depan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring di sebut
udara.
rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia. Silia - silia ini
pernafasan.
28
5) Bronkus (cabang batang tenggorokan)
yang satu menuju ke paru – paru kiri dan satunya menuju paru –
lapisan jaringan epitel, otot polos dan cincin tulang rawan . Fungsi
6) Bronkiolus
7) Alveolus
8) Paru – paru
bagian samping dibatasi oleh otot dan rusuk dan di bagian bawah
dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru – paru ada dua
bagian yaitu paru – paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3
29
lobus dan paru – paru kiri (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus.
Paru – paru di bungkus oleh dua selaput yang tipis, di sebut pleura.
atas menjadi lurus. Bersamaan dengan itu, otot – otot tulang rusuk pun
mengecil dan tekanan udara di dalam paru – paru naik sehingga udara
30
keluar. Jadi, udara mengalir dari tempat yang bertekanan besar ke
3. Etiologi
Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan
dingin (dapat tahan bertahun - tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi
karena kuman berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman
lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih
tekanan bagian apikal paru – paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya,
tuberkulosis.
31
setempat dan terbentuklah primer komplek (ranke). Keduanya di namakan
adalah peradangan jaringan paru oleh karena terjadi penularan ulang yang
4. Patofisiologi
inhalasi terdiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar
cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak
bagian bawah lobus atau paru – paru, atau di bagian atas lobus bawah.
32
namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah hari – hari pertama
seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang
tertinggal, atau proses dapat juga berjalan terus, dan bakteri terus difagosit
atau berkembang biak di dalam sel. Basil juga menyebar melalui getah
sel tuberkel epiteloit, yang dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya
159)
33
PATHWAY
Hipertermia
Komplek Primer Limafingitis Lokal Limfadinitis Regional
Menyebar ke organ lain ( paru lain, Sembuh sendiri tanpa Sembuh dengan
saluran pencernaan, tulang) melalui pengobatan bekas fibrosis
media (bronchogen percontinuitum,
hematogen, limfogen)
Kerusakan membran
Pembentukan tuberkulin
alveolar
Pertahanan primer tidak
adekuat Proses Peradangan
34
WOC
Bersin, batuk
Percikan dahak
Kuman TB (Mycrobacterium
Tuberculosis)
Tuberculosis paru
Respon batuk
Kehilangan
otot/lemak dan
protein Pengeluaran droplet
35
5. Klasifikasi Tuberculosis Paru
a. Pembagian secara patologis:
pulmonum) aktif, non aktif dan quiescent (bentuk aktif yang mulai
menyembuh).
1) Tuberculosis minimal
Ada kavitas dengan diameter tidak lebih dari 4 cm. Jumlah infiltrat
bayangan halus tidak lebih dari 1 bagian paru. Bila bayangan kasar
36
Sesuai dengan program Gerdunas P2TB (Gerakan Terpadu
kali.
2) Gejala klinik tidak ada atau ada gejala sisa akibat kelainan paru.
6. Manifestasi Klinis
Tuberkulosis sering dijuluki “ the great iminator” yaitu suatu
37
juga memberikan gejala umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah
penderita gejala yang timbul tidak jelas sehingga diabaikan bahkan kadang
– kadang asimtomatik.
1) Batuk
sputum) ini terjadi lebih dari 3 minggu. Keadaan yang lanjut adalah
pecah.
2) Batuk darah
atau darah segar dalam jumlah sangat banyak. Batuk darah terjadi
38
3) Sesak nafas
ini ditemukan bila kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena
4) Nyeri dada
terkena.
1) Demam
timbul pada sore dan malam hari mirip demam influenza , hilang
39
nafas walaupun jarang dapat juga timbul menyerupai gejala
pneumonia.
7. Penatalaksanaan
memutuskan mata rantai penularan. (Abd. Wahid dkk, 2013 Hal : 168)
a. Pengobatan
Pada tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan
namun dalam jangka waktu yang lebih lama. Tahap lanjut penting
40
untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah
terjadinya kekambuhan.
Panduan obat yang digunakan terdiri dari obat utama dan obat
Rifampisin / INH.
1) Isoniasid (H)
2) Rifampisin (R)
41
3) Pirasinamid (Z)
sel dengan suasana asam. Dosis harian yang dianjur kan 25 mg/kg
4) Streptomisin (S)
5) Etambutol (E)
1) Kategori 1 (2HRZE/4H3R3):
42
Tahap intensif terdiri dari Isoniasid (H), Rifampisin (R),
tahap lanjutan yang terdiri dari isoniasid (H) dan Rifampisin (R),
diberikan untuk:
berat dan
Tabel 2.1
Panduan OAT Kategori 1
Tahap Lamanya Dosis per hari/kali
pengobata pengobat
Tablet Kaplet Tablet Tablet Jumlah
n an
Isoniasid Rifampisin Pirasinamid Etambutol hari/kali
@300 @4500 mg @500 mg @250 Mg menelan
mg obat
Tahap
intensif 2 bulan 1 1 3 3 60
(dosis
harian)
Tahap
lanjutan 2 1 - - 54
(dosis 3x
seminggu)
(Abd. Wahid dkk, 2013)
2) Kategon II (2HRZES/HRZE/5H3R3E3):
43
suntikan streptomisin setiap hari. Dilanjutkan 1 bulan dengan
Tabel 2.2
Panduan OAT Kategori 2
Tahap
intensif Bulan 1 1 3 3 - 0,75 60
(dosis
harian) 1 bulan 1 1 3 3 - 30
Tahap
lanjutan 5 bulan 2 1 - 1 2 - 66
(dosis 3x
seminggu)
(Abd. Wahid dkk, 2013)
44
3) Kategori III (2HRZ/4H3R3):
Kasus dengan dahak negatif tetapi kelainan parunya tidak luas dan
diberikan untuk :
Tablet 2.3
Panduan OAT Kategori 3
Tahap Lamanya Tablet Kaplet Tablet Jumlah
pengobatan pengobatan Isoniazid Rifampisin Pirasinamid hari/kali
@300 mg @4500 mg @500 mg menelan
obat
Tahap
intensif 2 bulan 1 1 3 60
(dosis
harian)
Tahap
lanjutan 4 bulan 2 1 - 54
(dosis 3x
seminggu)
(Abd. Wahid dkk, 2013)
45
ulang dengan kategori 2, hasil pemeriksaan dahak masih BTA
Tablet 2.4
Panduan OAT Sisipan
Obat (PMO). (Dep Kes RI, 2002 dalam Abd. Wahid dkk, 2013).
46
lagi. (Taufan, s, 2007 dalam buku Abd. Wahid dkk, 2013 hal :
174).
d. Efek samping
Tabel 2.5
Efek Samping Dari Obat-Obat TBC
Nama Obat Efek samping
Rifampisin Demam, malaise, muntah, mual, diare, kulit gatal
dan merah, SGOT/SGPT meningkat (gangguan
fungsi hati)
INH Nyeri syaraf, hepatitis (radang hati), alergi, demam,
ruam kulit.
Pyrazinamide Muntah, mual, diare, kulit merah dan gatal, kadar
asam urat meningkat, gangguan fungsi hati.
Alergi, demam, ruam kulit, kerusakan vestibuler,
Streptomisin vertigo (pusing).
bahan obat tradisional sejak ribuan tahun yang lalu (Ware, 2017 dalam
47
Senyawa kimia aktif yang juga terkandung dalam jahe yang
merah sebagai bahan obat herbal, jahe merah merupakan bahan obat
herbal yang aman, efektif dan memiliki khasiat yang tinggi untuk
untuk batuk yaitu ambil 3 rimpang jahe sebesar ibu jari, dicuci bersih,
dan direbus dengan 2 gelas air, Dididihkan hingga tinggal 1 gelas. Air
rebusan jahe diminum 2 kali sehari, pagi dan sore hari. (Hafida , 2019
8. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
a. Darah
ke kiri. Jumlah limfosit masih dibawah normal. Laju endap darah mulai
48
meningkat. Bila penyakit mulai sembuh, jumlah leukosit kembali
normal dan jumlah limfosit masih tetap tinggi. Laju endap darah
masih besar.
b. Sputum
sputum.
49
3) Hasil mendukung TBC, penderita TBC BTA (-) rontgen (+).
c. Tes Tuberculin
d. Foto Thoraks
50
2) Bayangan yang berawan (patchy) atau berbecak (noduler)
paru.
minggu.
5) Bayangan bilier.
9. Komplikasi
jalan nafas.
51
C. Konsep Proses Asuhan Keperawatan Tuberculosis Paru
1. Pengkajian Keperawatan
1) Nama
2) Jenis Kelamin
3) Umur
52
5) Alamat
6) Pekerjaan
udara kotor.
b. Riwayat Kesehatan
1) Kesehatan sekarang
>20x/menit)
sampai paru.
2) Kesehatan dahulu
paru, keluhan batuk lama pada masa kecil, tuberkulosis pada organ
53
obatan yang biasa diminum (OAT dan antitusif) apakah ada alergi
obat.
3) Kesehatan keluarga
asma, alergi.
1) Tentang nutrisi
3) Pola aktifitas
54
d. Pemerikasaan Fisik
kotor karena pasien mual, muntah dan disertai batuk dahak, bahkan
2) Thoraks
adanya nafas bantu dada ataupun perut, nyeri dada, irama nafas
yang tidak teratur, nyeri tekan pada dada, adanya vemitus fokal,
adanya bunyi rensonan pada saat perkusi, dan adanya bunyi ronchi
3) Jantung
4) Abdomen
pasien mengeluhkan mual dan muntah, pada diit yaitu diit dengan
55
5) Ginjal
terutama rifampisin.
7) Genetalia, Anus.
2. Analisa data
56
3. Diagnosa Keperawatan
perfusi ventilasi
4. Intervensi keperawatan
Tabel 2.6
Intervensi Keperawatan
Intervensi
No Diagnosa keperawatan
NOC NIC
1. Bersihan Jalan Nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
Mukus berlebihan jalan nafas dibuktikan dengan 2. Buang sekret dengan memotivasi
jalan nafas efektif dan suara nafas yang 3. Motivasi pasien untuk bernafas
Sekresi yang tertahan bersih, tidak ada sianosis dan pelan, dalam, batuk
57
Perokok pasif dyspneu (mampu 4. Ajarkan bagaimana cara batuk
ekshalasi(penghembusan)
Monitor pernafasan
Posisi tubuh yang pola nafas, dibuktikan dengan 2. Monitor suara nafas tambahan
58
Nyeri mengeluarkan sputum, mampu 1. Posisikan pasien untuk
nadi, pernafasan)
3. Gangguan Pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
perfusi ventilasi teratasi dengan kriteria hasi: 2. Ajarkan bagaimana cara batuk
Memelihara kebersihan
59
ada pursed lips) 1. Monitor tekanan darah, nadi suhu
(misalnya, cheyne-Stokes,
kelembaban
4. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Pengaturan suhu
Penyakit/ trauma pasien menunjukkan : Suhu tubuh 2. Monitor tekanan darah, nadi dan
Aktivitas yang berlebih kreiteria hasil: 3. Monitor suhu dan warna kulit
kurang dari kebutuhan keperawatan selama...x24 jam 1. Tentukan status gizi pasien dan
Asupan diet kurang Asupan nutrisi terpenuhi 2. Identifikasi adanya alergi atau
60
(bersih, berventilasi, santai, dan
Terapi nutrisi
Manajemen cairan
61
5. Implementasi Keperawatan
tahap ini muncul jika perencanaan yang dibuat diaplikasikan pada klien.
kondisi klien saat itu dan kebutuhan yang paling dirasakan oleh klien
6. Evaluasi Keperawatan
telah dilakukan dengan kriteria hasil yang sudah ditetapkan serta menilai
62
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan
1. Lokasi penelitian
2. Waktu penelitian
juni 2021.
C. Subyek Penelitian
Subjek penelitian pada studi kasus ini adalah Tn. U pasien dengan
63
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian studi kasus ini menggunakan data primer
dan data sekunder. Data primer yaitu jenis data yang diperoleh langsung dari
responden, sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari petugas
1. Wawancara
atau respon yang terjadi pada diri pasien. Pemeriksaan fisik dilakukan
Auskultasi).
64
3. Studi Dokumentasi
E. Analisa Data
1. Pengumpulan Data
dokumen yang dilakukan kepada pasien. Pada wawancara ini, hal yang
lain-lain.
2. Mereduksi Data
3. Penyajian Data
Dalam studi kasus ini data disajikan dalam bentuk teks (tekstular).
65
4. Kesimpulan
F. Keabsahan Data
data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga klien yang berkaitan dengan
G. Etika Penelitian
etika yang berlaku untuk setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara
pihak peneliti, pihak yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang
akan memperoleh dampak hasil penelitian tersebut. Masalah etika yang harus
66
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
inclusiveness)
67
Dalam melakukan penelitian, peneliti perlu mendapat adanya
yang meliputi :
3. Confidentislity (kerahasiaan)
68
BAB IV
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas
Nama : Tn.U
Umur : 27 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Golongan Darah :-
Kabupaten Purwakarta.
69
2) Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Kabupaten Purwakarta.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
70
d. Riwayat kesehatan keluarga
71 65 71 65
65
55
62 59 57 55 53 68 65 62 60 57
35 33 31 29 27 20 14
Keterangan Simbol :
: Laki - laki
C
: Perempuan
: Pasien
x..... : Meninggal
: Tinggal seruma
71
Keterangan :
Tabel 4.1
Data Pola Kebiasaan
2. Pola Minum
Frekuensi ± 6 – 8 x sehari ± 6 – 8 x sehari
Jumlah/cc ± 2 liter/ hari ± 2 liter/ hari
72
Frekuensi 3 – 5 x sehari 3 – 5 x sehari
Warna Kuning jernih Kuning jernih
tidur
Keluhan tidur Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada
Kebiasaan penggunaan
obat tidur
Tidak ada Tidak ada
Keluhan
6. Pola Kebersihan
Mandi 2 x sehari 2 x sehari
Mencuci rambut 2 hari sekali 3 hari sekali
f. Pemeriksaan Fisik
73
Tekanan Darah : 100/80 mmHg
Nadi : 96 x/menit
Respirasi : 28 x/menit
Suhu : 36,5 oC
4) IMT
BB : 40 Kg
TB : 170 Cm
IMT = 40 = 40 = 13,8
Keterangan :
5) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
74
Inspeksi kepala simetris, kepala bersih, penyebaran rambut
b) Mata
c) Hidung
sinus.
d) Mulut
Inspeksi mulut mukosa bibir lembab dan pucat, tidak ada lesi,
e) Leher
f) Dada
75
teraba diseluruh lapang paru, saat di perkusi suara perkusi
g) Jantung
line sternal dekstra, batas kiri ICS III line sternal sinistra, saat
h) Abdomen
ada nyeri tekan pada kuadran II, tidak teraba adanya massa,
timpani.
i) Ekstremitas Atas
76
Pada saat inspeksi tidak ada kelainan ekstremitas, simetris, saat
palpasi akral dingin, turgor kulit < 2 detik, CRT < 2 detik,
j) Ekstremitas Bawah
tidak ada luka , saat palpasi turgor kulit < 2 detik, CRT < 2
detik,.
Tabel 4.2
Terapi Yang Diberikan
Cara
No Jenis Obat Indikasi Kontraindikasi Efek samping Pemberian
& Dosis
1. OAT Obat anti Hipersensitive, Nyeri perut, heart Oral
Rifampicin Tuberculosis menerima obat antiviral burn, urin merah, 3x1
150mg/ Isoniazid Hipersensitive, pusing
penyakit hati akut dan Mual/muntah,
75 mg/
kronis hepatotoksik,
Pyrazinamide 400 Hipersensitive, polineuritis
mg/ Ethambutol penyakit hati, gout periferal
Hydrochloride Hipersensitive, optic Demam,
275 mg neuritis, anak di bawah mual/muntah,
6 tahun tidak di hepatotoksik
anjurkan Pusing, penglihatan
kabur, mual/muntah
2. Guaifenesin Obat untuk hipersensitive Pusing atau sakit Oral
pengencer dahak kepala, ruam kulit, 3x1
mual, muntah, atau
sakit perut
3. Paracetamol Obat untuk Hipersensitive terhadap Mual, sakit perut Oral
menurunkan paracetamol, gangguan bagian atas, gatal- 3x1
demam dan fungsi hati gatal, kehilangan
nafsu makan,
menghilangkan
kuning pada kulit
rasa nyeri dan mata
Antipiretik dan
analgesik
4. Vitamin C Mencegah dan Hipersensitive terhadap Gangguan saluran Oral
mengobati komponen obat cerna 3x1
77
kekurangan
vitamin C
5. Vitamin B6 Defisiensi Hipersensitive terhadap Sakit kepala, mual, Oral
Vitamin B6 dan komponen obat mengantuk, mati 3x1
neuropati perifer rasa ringan atau
kesemutan,
kelelahan
h. Data Sosial
masyarakat sekitar.
i. Data Spiritual
j. Analisa Data
Tabel 4.3
Analisa Data
dahak
78
Dispnea Pembentukan tuberkulin
- Terdapat perubahan
frekuensi nafas
DO :
Dispnea
cepat / Takipnea
tambahan ronkhi
- Respirasi : 28 x/menit
Sesak nafas
79
3. DS : Mycobacterium tuberculosis Ketidakseimbangan
- Keluarga klien
DO :
- IMT : 13,8
kurang darikebutuhan
2. Diagnosa keperawatan
yang berlebihan
80
3. Rencana Keperawatan
Tabel 4.4
Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
NOC NIC
1. Bersihan Jalan Nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan nafas
efektif berhubungan dengan keperawatan selama 1 x 24 jam pasien 1. Posisikan pasien untuk
81
ekshalasi(penghembusan)
Monitor pernafasan
Intervensi tambahan :
merah
(https://ejournal.unhi.ac.id)
2. Pola Nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Monitor pernafasan
82
ada suara nafas abnormal)
kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 1 x 24 jam 1. Tentukan status gizi pasien dan
Berhubungan dengan asupan nutrisi kurang teratasi dengan kemampuan untuk memenuhi
Terapi nutrisi
Manajemen cairan
catat output
83
4. Berikan cairan, dengan tepat
Tabel 4.5
Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan
Hari Ke - 1
Hari
/Jam
1. Kamis,08 Ketidakefektifan 1. Mengajarkan bagaimana S: Lusi
juli 2021 bersihan jalan nafas cara batuk efektif - Klien mengatakan
ajarkan O:
84
batukkan di akhir ekshalasi
(penghembusan) A:
tambahan
batuk efektif
batukkan di akhir
ekshalasi (penghembusan)
2. Kamis,08 Pola nafas tidak 1. Membantu posisikan klien S: Lusi
hiperventilasi berkurang O:
RR : 27 x/ - Sesak tampak
85
kedalaman dan kesulitan bantu nafas
RR 27 x/menit - RR : 25 x/menit
pernafasan P:
pernafasan
3. Kamis,08 Ketidakseimbangan 1. Mengidentifikasi/mengkaji S: Lusi
juli 2021 nutrisi kurang dari adanya alergi makanan - Klien mengatakan
86
sebelum sakit 53 kg, - Keluarga klien
kooperatif P:
Lanjutkan intervensi
dengan baik
Hari Ke – 2
87
Tanggal
/ Jam
1. Jumat, Ketidakefektifan 1. Mengauskultasi suara nafas, S: Lusi
09 juli bersihan jalan nafas catat adanya suara tambahan - Klien mengatakan
(penghembusan) 3 cc
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
tambahan
88
batuk efektif
3. Berikan terapi
komplementer rebusan
jahe merah.
2. Jumat, Pola nafas tidak 1. Mengkaji suara nafas S: Lusi
pernafasan P:
89
pernafasan
3. Jumat, Ketidakseimbangan 1. Mengkaji status hidrasi S: Lusi
09 juli nutrisi kurang dari Respon : turgor kulit < 2 - Klien mengatakan
Lanjutkan intervensi
dengan baik
Hari Ke – 3
90
Hari
/ Jam
1. Sabtu, 10 Ketidakefektifan 1. Mengauskultasi suara S: Lusi
juli 2021 bersihan jalan nafas nafas, catat adanya suara - Klien mengatakan
WIB mukus yang berlebihan Respon : masih terdapat dahak belum bisa
ronkhi O:
membantu melegakan A:
mengatakan teratasi
tenggorokannya lebih P:
sulit di keluarkan
91
WIB nafas tambahan ronchi O:
dangkal - RR : 24 x/menit
pernafasan
Hasil :
- TD : 120/90 mmHg
- RR : 24 x/menit
- Suhu : 36,5 oC
3. Sabtu, 10 Ketidakseimbangan 1. Mengkaji status hidrasi S: Lusi
juli 2021 nutrisi kurang dari Respon : turgor kulit < 2 - Klien mengatakan
Hasil : sehari
- : TD : 120/90 O:
92
- Nadi : 89 x/menit - TD : 120/90 mmHg
secara teratur P:
keluarga tampak
kooperatif
B. Pembahasan
Pada bab ini akan menjelaskan tentang studi kasus asuhan keperawatan
teoritis dengan kasus dalam pelaksanaan secara nyata sesuai tahap – tahap
proses keperawatan.
1. Pengkajian
itu tepat atau tidaknya intervensi yang penulis lakukan pada klien
93
tergantung pada tahap pengkajian ini. Dalam pengumpulan data pada
Pada hari rabu tanggal 07 juli 2021 dilakukan pengkajian pada Tn.
baik, Tn. U mengeluh batuk terus menerus dan dahak sulit untuk keluar.
Tanda – tanda vital saat pengkajian suhu 36,5 oC, nadi : 96 x/menit
Puskesmas Purwakarta.
teoritis ternyata tidak semua muncul pada kasus Tn. U , tanda gejala
tersebut antara lain yang dirasakan yaitu batuk, sesak nafas, nafsu makan
berkurang.
2. Diagnosa Keperawatan
individu.
94
Setelah dilakukan proses pengkajian maka penulis menganalisa
dahak yang sulit dikeluarkan , diagnosa kedua yaitu Pola nafas tidak
3. Intervensi Keperawatan
yang diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan
perawat.
catat adanya suara tambahan. Masalah pola nafas tidak efektif dengan
95
kebutuhan dengan intervensi monitor adanya penurunan BB, memberi
dengan baik.
data yang didapatkan pada saat pengkajian dan apa yang menjadi keluhan
4. Implementasi Keperawatan
tambahan.
96
mengkaji pola nafas, mengkaji tekanan darah, nadi, suhu, dan status
pernafasan.
5. Evaluasi Keperawatan
kurang dari kebutuhan, dan satu diagnosa teratasi sebagian yaitu pola nafas
tidak efektif. Hal ini terjadi karena keterbatasan waktu dan asuhan
97
BAB V
A. Kesimpulan
bagaimana cara batuk efektif. Masalah pola nafas tidak efektif dengan
98
4. Pelaksanaan tindakan pada kasus ini dilaksanakan sesuai dengan intervensi
yang telah dibuat dan di lakukan pada tanggal 08 Juli 2021 – 10 Juli 2021.
6. Berdasarkn hasil evaluasi ditemukan hasil yaitu Tn. U masih tetap batuk
dan dahak belum juga bisa keluarkan, tetapi sesak sudah mulai berkurang.
B. Saran
pasien terpenuhi.
99
3. Manfaat bagi penulis
100
DAFTAR PUSTAKA
Pasuruan”.http://repo.stikesicmejbg.ac.id/150/1/BA%27DIAH
https://ejournal.unhi.ac.id/index.php/widyakesehatan/article/download/463
http://diskes.jabarprov.go.id/dmdocuments/18b7496203a25fb786f9bd84bd
Tuberculosis. 2018
Kemenkes RI. (2018). Laporan provinsi jawa barat: RISKESDAS 2018. Jakarta :
101
Kholifah, siti nur. (2016). “Keperawatan keluarga dan komunitas”.
Listia Pu’u, Margaritha. (2019). “ Asuhan Keperawatan Pada Nn. A.N Dengan
Kupang”.http://repository.poltekeskupang.ac.id/1913/1/KTI%20FIX
Samarinda”. http://repository.poltekkes-kaltim.ac.id/285/1/Untitled.pdf di
https://pustaka.poltekkespdg.ac.id/repository/KTI_FIX_SARAH_1_(3).pdf
102
unmul.ac.id/site/wp-content/uploads/2017/03/Nor%20Sanah%20(03-01-
Wahid, Abd., & Imam Suprapto. (2013). Keperawatan Medikal Bedah : Asuhan
https://www.who.int/newsroom/factsheets/detail/tuberculosis#:~:text=In
%202019%2C%20an%20estimated%2010,women%20and
%201.2%20million%20children.&text=In%202019%2C%20the
103
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Inisial : Tn. U
Umur : 27 tahun
NIM : 1800001017
Saya telah menerima penjelasan dari peneliti tentang hal-hal yang berkaitan
dengan penelitian ini. Jawaban yang saya berikan merupakan jawaban yang
sebenarnya dan tanpa paksaan dari orang lain. Saya memahami bahwa informasi
yang saya berikan akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Jika suatu saat terjadi
hal yang merugikan bagi saya, maka saya berhak keluar dari penelitian ini.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Kepada
Yth : Saudara/i
Calon Responden
Di
Dengan Hormat.
Demikian permohonan ini saya sampaikan, atas perhatian dan partisipasinya saya
ucapkan terima kasih.
Batuk Efektif
Sub Topik :
Waktu : 10 menit
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan selama 10 menit diharapkan pasien
mampu memahami dan mampu melakukan batuk efektif
2. Tujuan Instruksional
Setelah mengikuti penyuluhan selama 10 menit pasien dapat menjelaskan
kembali tentang :
a. Pengertian batuk efektif
Pengorganisasian
Pembicara : Lusi Ma’rifatun Hasanah
E. Strategi pelaksanaan
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah pasien
c. Media yang digunakan dalam penyuluhan leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Pasien antusias terhadap materi penyuluhan
b. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjawab pertanyaan
yang sudah di berikan
3. Evaluasi Hasil
1. Pasien dapat memahami pengertian batuk efektif
2. Pasien dapat memahami tujuan batuk efektif
3. Pasien dapat memahami alat dan bahan yang disediakan
4. Pasien dapat memahami teknik batuk efektif
Metode evaluasi : Tanya jawab
G. Sumber
Diana, Akrima Ulfa. ( 2019 ). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dewasa
Penderita Pneumonia Dengan Masalah Keperawaan Ketidak Efektifan
Bersihan Jalan Nafas. Http://Eprints.Umpo.Ac.Id/5022/
H. Pengesahan
I. Lampiran materi
1. Pengertian batuk efektif
Batuk efektif adalah suatu metode batuk dengan benar, dimana pasien
pernafasan
a. Tissue
c. Handuk
kuat.
f. Tarik nafas kembali selama 1 – 2 kali dan ulangi prosedur di atas dua
bengkok.
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 1800001017
O PEMBIMBING
1. Jumat, 28 Mei 1. Pengajuan hipotesa
2021
2. Senin, 07 Juni 1. Revisi hipotesa
2021
3. Minggu, 13 Juni 1. Revisi hipotesa
3. ACC judul
5. Selasa, 22 Juni 1. Pengajuan BAB I, BAB
BAB III
3. ACC sidang proposal
7. Sabtu, 03 Juli 2021 1. Sidang proposal
2. Pengajuan BAB IV
9. Senin, 12 Juli 2021 1. ACC proposal BAB I,
2. Revisi BAB IV
3. Pengajuan BAB V
10. Sabtu, 14 Juli 2021 1. Revisi BAB IV dan
BAB V
11. Sabtu, 17 Juli 2021 1. Revisi BAB IV dan
BAB V
12. Kamis, 22 Juli 1. Revisi BAB IV dan
2021 BAB V
13. Minggu, 25 Juli 1. Revisi BAB IV dan BAB
2021 V
2. ACC BAB I – V
Lampiran 7
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 1800001017
O PEMBIMBING
1. Rabu, 07 Juli 2021 1. Pengajuan BAB I, BAB
II
BAB V
4. Sabtu, 17 Juli 2021 1. Revisi BAB IV
2. ACC BAB IV
5. Kamis, 12 Agustus 1. Pengajuan revisi BAB I
2. ACC BAB I – V
Lampiran 8
LEMBAR KONSULTASI
NIM : 1800001017
O PEMBIMBING
1. Rabu, 28 Juli 2021 1. Sidang KTI (Karya Tulis
Ilmiah)
2. Senin, 09 Agustus 1. Pengajuan revisi BAB I
( Satuan Acara
Penyuluhan)
3. Sabtu, 28 Agustus 1. ACC KTI
2021
Lampiran 9
DOKUMENTASI
Lampiran 10
NIM : 1800001017
Riwayat Pendidikan :