Anda di halaman 1dari 134

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA TN.

J
DENGAN GANGGUANSISTEM PERKEMIHAN:CRHONIC
KIDNEY DISIASE (CKD) DI UPTD PUSKESMAS

PLERED KABUPATEN PURWAKARTA

TAHUN 2021

Karya Tulis Ilmiah Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Ahli Madya Keperawatan pada Akademi Keperawatan RS Efarina

Oki Trianto

1800001024

AKADEMI KEPERAWATAN RS. EFARINA

PURWAKARTA PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Oki Trianto, NIM 1800001024 dengan judul “ASUHAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA TN. J DENGAN
GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : CHRONIC KIDNEY DESEASE
(CKD) DI UPTDPUSKESMAS PLERED KABUPATEN PURWAKARTA
TAHUN 2021” telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan.

Purwakarta, Juli 2021

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

NS. Hendar Sutisna, S. Kep,. M. Kep NS. Aditya Rahman, S. Kep,. M. Kep
NIK. 180314 NIK. 181016

i
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Oki Trianto dengan judul “ASUHAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA TN. J DENGAN

GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : CHRONIC KIDNEY DESEASE

(CKD) DI UPTDPUSKESMAS PLERED KABUPATEN PURWAKARTA

TAHUN 2021” telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal

Dewan penguji

Penguji Ketua Penguji Anggota I Penguji Anggota II

Ns Nandang Tisna A A, S. Kep,. M. Kep Ns Aditya Rahman, S. Kep Ns Hendar Sutisna, S. Kep,. M. Kep

NIK : 046078603 NIK : 181016 NIK :181016

Mengetahui
Direktur Akper RS Efarina

Ns. Wirdan Fauzi Rahman, S. Kep,. M. Kep


NIK : 0401406851

ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Oki Trianto


NIM : 1800001024
Program Studi : D-III Keperawatan
Institusi : Akademi Keperawatan RS Efarina

Menyatakann dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan merupakan pengambil
alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil tulisan atau
pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini
hasil plagiat, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

Purwakarta, Juli 2021

Pembuat Pernyataan

Oki Trianto
1800001024

Mengetahui

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns. Hendar Sutisna, S. Kep,. M Kep Ns. Aditya Rahman, S. Kep


NIK : 180314 NIK : 181016

iii
Program Studi Diploma III Keperawatan
Akper RS. Efarina Purwakarta
Karya Ilmiah Akhir, Juli 2021

Oki Trianto

Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada Tn.x Gangguan Sistem


Perkemihan :Chronic Kidney Disease (CKD)) Di UPTD Puskesmas Plered
Purwakarta
xii + 90 halaman + 10tabel + 7lampiran + 3 bagan

ABSTRAK
Chronic kidney dissaese (CKD) adalah kegagalan fungsi ginjal untuk
mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan elektrolit,
diperkirakan 176 juta penduduk dunia mengidap Chronic Kidney Disease (CKD)
dan diperkirakan bertambah menjadi 500 juta pada tahun 2020. Gejala yang
dikeluhkan pasien Chronic kidney dissaese (CKD) yaitu sesak, edema, oliguria
dan pruritus. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan asuhan keperawatan
pada pasien Chronic kidney dissaese (CKD) di UPTD Puskesmas Plered
Kabupaten Purwakarta.

Metode penelitian yaitu studi kasus dalambentuk deskriptif. Waktu penelitian


selama tiga hari. Subjek penelitian pada kasus ini adalah pasien dengan diagnosa
medis Chronic kidney dissaese (CKD). Cara pengumpulan data dimulai dari
wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Analisa yang digunakan pada
penelitian ini menganalisis semua temuan padaproses keperawatan

Hasil pengkajian ditemukan keluhan utama kedua ekstermitas bengkak. Hasil


pengkajian ditemukan diagnosa keperawatan yaitu, kelebihan volume cairan
berhubungan dengan ketidakmampuan ginjal mengekskresi cairan, kekurangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual dan muntah,
kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek uremia dan ansietas
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan. Rencana keperawatan sesuai
dengan Nanda NIC-NOC, sebagian besar tindakan keperawatan dapat
dilaksanakan pada implementasi keperawatan dan evaluasi terhadap diagnosa
keperawatan yang ditemukan
Kata Kunci:Chronic kidney dissaese (CKD), Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah, Sistem perkemihan

iv
DIII NURSING STUDY PROGRAM
NURSING ACADEMY RS. EFARINA
2021

Oki Trianto

MEDICALSURGICAL NURSING CARE FOR CHRONIC KIDNEY DISEASE


(CKD) URINARY SYSTEM DISORDER MR. J AT UPTD PUSKESMAS
PLERED PURWAKARTA
xii + 90 pages + 10 table + 7attachments + 3 chart

ABSTRACT
Chronic kidney dissaese (CKD) is a failureof kidney function to maintain
metabolism and fluid and ectrolyte balance, it is estimated that 176 milion people
ind the world suffer from Chronic Kidney Disease (CKD) and it estimated that
this will increase to 500 milion by 2020. Symptoms that Chronic Kidney Disease
(CKD) patient complain of are shortness of breath, edema oliguria and pruritus.
The purpose of this was to describe nursing care for patients with Chronic Kidney
Disease (CKD) at the UPTD Puskesmas Plered Purwakarta 2021

The research method is acase study in descriptive form. The research for three
days. The research subject in this case is harvestingwith a medical diagnosis of
Chronic Kidney Disease (CKD). The method of data collections begins with
interviews, observations and documentary studies. The analysis used in this study
analysis all findings the nursing process.

The results of the study found that the main complaints of both extremities were
swollen, hanl, the nursing diagnoses were found, namly, excess canal volume
associated with the inability of the kidneys to excrete fluids, lack of routine lack
of need related to nausea and vomiting, impaired skin integrity related to the
effects uremia and anxiety related to lack of knowlegde.Nursing plans according
to Nanda NIC-NOC, some nursing actoins can be done. Carried out on the
implementation of nursing and evaluation of nursing diagnoses found

Keywords : Chronic Kidney Disease (CKD), Medical Surgical Nursing, System


Urinary

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT ang telah

memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya serta kenikmatan tiada terhingga,

salah satunya adalah nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini dengan waktu yang telah ditentukan.

Karya tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan Diploma III Akademi Keperawatan RS Efarina

Purwakarta, adapun judul proposal ini adalah “Asuhan Keperawatan Medikal

Bedah Pada Tn.X Dengan Gangguan Sistem Perkemihan: Chronic Kidney

Disease (CKD) Di UPTD Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta Tahun

2021” dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini, tidak menutup kemungkinan

banyak kekurangan, baik dari segi sisi maupun penulisannanya, dan juga

penulisan karya Tulis Ilmiah ini banyak sekali terdapat hambatan dan rintangan

yang peneliti jumpai, tetapi bukan merupakan suatu halangan bagi penulis, bahkan

menjadi suatu tantangan sekaligus pembelajaran dan pengalaman untuk

menambah wawasan dan kepercayaan diri. Alhamdulilah dengan Doa dan

kesungguhan serta kerjasama dan kesabaran disertai dukungan dari berbagai pihak

baik langsung maupun tidak langsung segala kesulitan dapat deatasi dengan

sebaik-baiknya dan pada akhirnya Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai.

vi
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yayasan Akademi Keperawatan R.S Efarina Purwakarta

2. Ns. Wirdan Fauzi Rahman S. Kep., M. Kep. Selaku Direktur Akademi

Keperawatan R.S Efarina Purwakarta

3. Ns. Rina Fera Dwianti Kastino S. Kep., M. Kep. Selaku Wadir I Akademi

Keperawatan R.S Efarina Purwakarta

4. Ns. Hendar Sutisna S. Kep., M. Kep. Selaku pembimbing I yang telah

membimbing dengan cermat, kritik, serta masukan-masukannya yang

bermanfaat bagi penulis dan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah Ini.

5. Ns. Aditya Rahman S. Kep., M. Kep. Selaku pembimbing II yang telah

membimbing dengan cermat, memberikan saran, kritik serta masukan-

masukannya yang bermanfaat bagi penulis dan demi kesempurnaan Karya

Tulis Ilmiah ini.

6. Ns. Nandang Tisna Ali Amijaya, S. Kep., M. Kep selaku penguji utama yang

telah membimbing dengan cermat, kritik, serta masukan-masukannya yang

bermanfaat bagi penulis dan demi kesempurnaan Karya Tulis ilmiah ini.

7. Staf Dosen Akademi Keperawatan R.S Efarina Purwakarta yang telah

memberikan bimbingan baik materi maupun wawasan serta ilmu yang

bermanfaat dengan begitu sabar.

8. Kedua orang tua, yang telah dan selalu memberikan inspirasi dan semangat

serta Doa dari merekalah untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

vii
9. Rekan-rekan mahasiswa Akademi Keperawatan RS Efarina Purwakarta yang

telah memberikan dukungan,masukan dan juga kritik untuk Karya Tulis Ilmiah

ini

Demikianlah ucapan terimakasih penulis atas partisipasi dari semua

pihak yang telah di tulis sebelumnya.

Penulis juga menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini jauh

dari kata sempurna. Namun demikian, penulis tetap mengharapkan kritik dan

saran yang membangun demi memperbaiki Karya Tulis Ilmiah ini. Akhis kata

semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membacanya

Purwakarta, Juli 2021

Penulis

viii
DAFTAR ISI.

LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................i

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..........................................iii

ABSTRAK...............................................................................................................iv

ABSTRACT.............................................................................................................v

KATA PENGANTAR............................................................................................vi

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR TABEL...................................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Batasan Masalah............................................................................................5
C. Rumusan Masalah ........................................................................................5
D. Tujuan Penelitian ..........................................................................................6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................................7
F. Sistematika Penulisan ...................................................................................9

BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................11

A. Konsep Dasar..............................................................................................11
1. Definisi ................................................................................................11
2. Anatomi Fisiologi ................................................................................13
3. Klasifikasi ............................................................................................20
4. Etiologi.................................................................................................23
5. Patofisiologi..........................................................................................24
6. Pathway................................................................................................27

ix
7. Manifestasi Klinis ................................................................................28
8. Pemeriksaan Penunjang .......................................................................29
9. Penatalaksanaan ...................................................................................31
10. Komplikasi ..........................................................................................33
B. Konsep Asuhan Keperawatan.....................................................................34
1. Pengkajian Keperawatan .....................................................................34
2. Diagnosa Keperawatan ........................................................................39
3. Intervensi Keperawatan .......................................................................41
4. Implementasi Keperawatan .................................................................44
5. Evaluasi Keperawatan .........................................................................44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................45

A. Pendekatan Penelitian .................................................................................45


B. Lokasi Dan Waktu Penelitian......................................................................46
C. Pengumpulan Data .....................................................................................46

D. Analisa Data................................................................................................47
E. Uji Keabsahan Data ....................................................................................49
F. Etika Penelitian ...........................................................................................49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................................51
A. Hasil Studi Kasus .......................................................................................51
1. Pengkajian ..............................................................................................51
2. Diagnosa Keperawatan...........................................................................64
3. Intervensi Keperawatan .........................................................................64
4. Implementasi danevaluasi Keperawatan ...............................................67
B. Pembahasan ................................................................................................81
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................................86
A. Kesimpulan .................................................................................................86
B. Saran............................................................................................................87
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................88

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 klasifikasi penyakit.............................................................................22

Tabel 2.2 intervensi keperawatan ......................................................................41

Tabel 4.1 pola kebiasaan klien ...........................................................................54

Tabel 4.2 pemeriksaan penunjang ......................................................................59

Tabel 4.3 terapi obat...........................................................................................59

Tabel 4.4 analisa data..........................................................................................61

Tabel 4.5 rencana keperawatan ..........................................................................64

Tabel 4.6 implementasi dan evaluasi hari ke1 ...................................................67

Tabel 4.7 implementasi dan evaluasi hari ke 2 ..................................................72

Tabel 4.8 implementasi dan evaluasi hari ke 3...................................................77

xi
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Pathway...........................................................................................27

Bagan 2.2 WOC...............................................................................................28

Bagan 4.1 Genogram.......................................................................................53

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Informed Consent

Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan Chronic Kidney Disease (CKD)

Lampiran 4 Satuan Acara Penyuluhan Terapi Komplementer Minyak Jintan

Hitam

Lampiran 5 Leflet Chronic Kidney Disease (CKD)

Lampiran 6 Leaflet Terapi Komplementer Minyak Jintan Hitam

Lampiran 7 Lembar Konsultasi Pembimbing 1

Lampiran 8 Lembar Konsultasi Pembimbing 2

Lampiran 9 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 10 Surat Persetujuan Ijin Sidang

Lampiran 11 Riwayat Hidup

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga

homeostasis cairan tubuh secara baik. Berbagai funfsi ginjal untuk

mempertahankan homeostatis dengan mengatur volume cairan,

keseimbangan osmotik dan asam basa, ekskresi sisa metabolisme, sistem

pengaturan hormonal dan metabolisme. (Syaifudin, 2016)

Chronic kidney dissaese (CKD) merupakan kegagalan fungsi ginjal

untuk mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan

elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang progresif dengan manifestasi

penumpukan sisa metabolik (toksik uremik) didalam darah (Mutaqin dan

Sari , 2014)

Ginjal yang seharusnya berfungsi untuk membersihkan darah dari

bahan – bahan racun atau sisa metabolisme tidak berfungsi dengan baik,

dan juga kelainan struktur ginjal atau penurunan fungsi ginjal secara

progresif dan ireversibel yang disebut gagal ginjal kronik. Pada

kemampuan ginjal untuk mengeluarkan hasil metabolisme tubuh

terganggu, sehingga sisa – sisa metabolisme akan terakumulasi dalam

darah dan menimbulkan gejala klinik sebagai sindrom uremik (Yulianto,

dkk, 2017)
Berdasarkan data dari organisasi kesehatan dunia, memperkirakan ,

bahwa 176 juta penduduk dunia mengidap chronic kidney disease (CKD).

Jumlah ini diperkirakan terus menigkat hingga melebihi 500 juta pada

tahun 2020 ( WHO,2017 dalam KTI Yoga Pratama 2020).

Hasil data dari (Riskesdas, 2018) di Indonesia pada tahun 2013

adalah 0,2% dan terjadi peningkatan pada tahun 2018 sebesar

3,8%,prevalensi meningkat seiring dengan bertambahnya umur, dengan

peningkatan tajam pada kelompok umur 35 – 44 tahun, dibandingkan

kelompok umur 23 – 34 tahun. Prevalensi pada laki-laki (0,3%) lebih

tinggi dari pada perempuan (0,2%), prevalensi lebih tinggi terjadi pada

masyarakat perdesaan (0,3%), tidak bersekolah (0,4%), pekerja

wiraswasta, petani/nelayan/buruh (0,3%), dan kuintil indeks kepemilikan

terbawah dan menengan bawah masing-masing 0,3%.

Data di Jawa Barat sebagai salah satu provinsi di Indonesia

memiliki penderita Chronic Kidney Disease (CKD) yang cukup besar

dengan jumlah penderita mencapai 0,3% (tertinggi ke 3 di Indonesia) atau

lebih dari 15 ribu orang, sesuai dengan data dari Indonesian Renal

Registry (IRR) tahun 2013 tercatat 15.128 orang. Pada tahun 2017 Jawa

Barat menduduki posisi pertama provinsi dengan pasien baru terapi

hemodialisa terbanyak, yaitu sebanyak 7,444 pasien ( Kemenkes RI, 2018)

2
Data di Purwakarta salah satu Kabupaten di Jawa Barat tercatat

penderita Chronic Kidney Disaese (CKD) pada tahun 2015 sebanyak

1.307 (DINKES Kab Purwakarta 2015). Dan di UPTD Puskesmas Plered

yang juga salah satu Kecamatan yang ada di Purwakarta tercatat dari bulan

januari sampai dengan april tahun 2021 tercatat 35 orang (UPTD

Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta 2021)

Berdasarkan angka kejadian Chronic Kidney Disease(CKD) yang

tinggi di masyarakat, hal ini perlu mendapatkan perhatian serius

mengingatnya banyak permasalahan yang terjadi pada klien Chronic

Kidney Disease(CKD). Beberapa masalah keperawatan yang sering

muncul yaitu kelebihan volume cairan, ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh, kerusakan integritas kulit dan ansietas (Nanda,

2015)

Peran perawat di Puskesmas dalam penanganan Chronic Kidney

Disease (CKD), perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan

(care giver) kepada pasien, sebagai pendidik (edukator) yaitu mengajarkan

keluarga sehat sakit dan bertindak sebagai fasilitator yaitu penyedia

pelayanan kesehatan atau sosial lain untuk meningkatkan pencapaian

pelayanan dan mengenai permasalahan yang dapat dialami klien (PPNI,

2017)

3
Berdasarkan uraian diatas mengenai data yang diperoleh tentang

penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) dan hasil studi yang dilakukan

peneliti, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Asuhan Keperawatan Pada Tn J Dengan Gangguan Sistem

Perkemihan : Chronic Kidney Disease (CKD) Di UPTD Puskesmas

Plered Kabupaten Purwakarta tahun 2021“

B. Batasan masalah

Dalam menyusun karya tulis ilmiah ini, yang menjadi lingkup bahasan

penulis adalahpelaksana studi kasus “Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Pada

Tn. J Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Chronic Kidney Disease (CKD) Di

UPTD Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 2021”

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penyusun dapat

merumuskan rumusan masalah yaitu bagaimana cara ”Asuhan

Keperawatan Pada Tn J Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Chronic

Kidney Disease (CKD) Di UPTD Puskesmas Plered Kabupaten

Purwakarta Tahun 2021“

4
D. Tujuan

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka penyusun dapat,

merumuskan tujuan sebagai berikut.

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melaksanakan “ Asuhan Keperawatan Pada

Tn. J Dengan Gangguan Sistem Perkemihan : Chrinic Kidney Disease

(CKD) di UPTD Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta Tahun

2021“ dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan secara

kompherensif.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam memberikan Asuhan

Keperawatan Medikal Bedah pada Tn. J Gangguan Sistem

Perkemihan dengan Diagnosa Medis Chronic Kidney Disaese (CKD)

yaitu :

a. Melakukan pengkajian Asuhan Keperawatan Medikal Bedah yang

akan dilakukan pada Tn. J dengan Diagnosa Medis Chronic

Kidney Disease (CKD) di UPTD Puskesmas Plered Kabupaten

PurwakartaTahun 2021.

b. Melakukan diagnosa Asuhan Keperawatan Medikal Bedah yang

akan dilakukan pada Tn. J dengan Diagnosa Medis Chronic Kidney

Disease (CKD)di UPTD Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta

Tahun 2021.

5
c. Membuat perencanaan Asuhan Keperawatan Medikal Bedah yang

akan dilakukan pada Tn. J dengan Diagnosa Medis Chronic

Kidney Disease (CKD) di UPTD Puskesmas Plered Kabupaten

Purwakarta Tahun 2021.

d. Melakukan implementasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah

yang akan dilakukan pada Tn. J Dengan Diagnosa Medis Chronic

Kidney Disease (CKD)di UPTD Puskesmas Plered Kabupaten

Purwakarta Tahun 2021.

e. Melakukan evaluasiAsuhan Keperawatan Medikal Bedah yang

akan dilakukan padaTn. J dengan Diagnosa Medis Chronic Kidney

Disease ( CKD)di UPTD Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta

Tahun 2021.

f. Melakukan dokumentasi Asuhan Keperawatan Medikal Bedah

yang akan dilakukan pada Tn. J dengan Diagnosa Medis Chronic

Kidney Disaese (CKD) di UPTD Puskesmas Plered Kabupaten

Purwakarta Tahun 2021.

D. Manfaat

Bermanfaat untuk pengembangan ilmu keperawatan yang

kompherensif di bidang perawatan klien Chronic Kidney Disease (CKD):

6
1. Manfaat teoritis

Menambah pengetahuan dan dapat menambah informasi

tentang asuhan keperawatan juga sebagai bshsn kepustakaan dan

perbandingan pada penanganan kasus dilapangan dan dalam teori.

Metode penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk

pengembangan ilmu keperawatan, khususnya keperawatan medikal

bedah denagan penerapan asuhan keperawatan pada Tn. J

dengandiagnosa medis Chronic Kidney Disaese (CKD).

2. Manfaat penelitian

a. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman dalam

mengaplikasikan hasil riset keperawatan khususnya metode

penelitian tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien

dengan masalah Chronic Kidney Disaese(CKD).

b. Bagi institusi pendidikan

Hasil metode penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

masukan dan referensi dalam proses pembelajaran dan pelaksanaan

praktek pelayanan keperawatan pada Tn. J dengan kasus Chronic

Kidney Disaese (CKD).

7
c. Manfaat Bagi Rumah Sakit

Memberikan bahan masukan yang diperlukan dalam

memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada pasien

denganChronic Kidney Disaese (CKD). Untuk meningkatkan

kualitas pelayanan.

d. Bagi Pelayanan Keperawatan

Metode pelayanan inii diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada

pasien dengan kasus Chronic Kidney Disaese (CKD). Selain itu juga

menjadi bahan evaluasi bagi perawat dan memberikan pekayanan

keperawatan/asuhan kepeerawatan pada pasien.

e. Manfaat bagi pasien dan keluarga

Memberikan pengetahuan dan informasi pada pasien dan

keluarga mengenai tindakan pencegahanpada penderita Chronic

Kidney Disaese CKD. Sehingga perawat, klien dan keluarga bisa

bekerja sama untuk mengurangi dampak yang terjadi.

f. Bagi Pembaca

Manfaat penulisan proposal bagi pembaca yaitu sumber

referensi dan informasi bagi orang yang membaca karya tulis ilmiah

ini supaya mengetahui dan lebih mendalami bagaimana cara merawat

pasien yang terkena Chronic Kidney Disaese (CKD).

8
E. Sistematika Penulisan

Dalam karya tulis ilmiah ini penyusun ingin mempermudah

pemahaman maupun penelaahan isi karya tulis ilmiah sehingga diperoleh

gambaran ringkas dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, sebagai berikut

1. Bab l Pendahuluan

Bab ini mencangkup latar belakang Chronic Kidney Disease

(CKD), rumusan masalah, tujuan terdiri dari tujuan umum dan khusus,

sistematika penulisan, dan manfaat teoritis dan praktis.

2. Bab II Tinjauan Teori

Bab ini mencangkup konsep Chronic Kidney Disease (CKD)

terdiri dari definisi, anatomi fisiologi sistem perkemihan, klasifikasi,

etiologi, fatosiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan penunjang,

penatalaksanaan, komplikasi dan konsep asuhan keperawatan Chronic

Kidney Dissease (CKD) dimulai dari pengkajian, diagnosam

intervensi, implementasi, evaluasi dan dokumentasi.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini mencangkup desain penelitian, partisipan, lokasi dan

waktu penelitian, subjek penelitian, metodelogi penelitian,

pengumpulan data, analisa data, uji keabsahan, dan etika penelitian.

9
4. Bab IV Pembahasan

Pembahasan meliputi : Pengkajian keperawatan, analisa data,

diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi

keperawatan dan evaluasi keperawatan

5. Bab V Penutup

Penutup meliputi: Kesimpulan, dan saran, membahas tentang

kesimpulan dari isi Karya Tulis Ilmiah dan saran-saran perbaikan

6. Daftar Pustaka

Penyusun melampirkan referensi-referensi yang didapat dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah

7. Lampiran

Memuat data atau keterangan lain untuk melengkapi uraian

yang telah disajikan dalam bagian utama Karya Tulis Ilmiah

10
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas adalah fasilitas

pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat

dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih

mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan

untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,

preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,

pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.

1. Tujuan Puskesmas

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas

bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:

a) memiliki perilaku sehat, meliputi kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat;

b) mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutu;

c) hidup dalam lingkungan sehat;

d) memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga,

kelompok maupun masyarakat. Pembangunan kesehatan yang


diselenggarakan di Puskesmas dilaksanakan untuk mendukung

terwujudnya kecamatan sehat.

2. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas adalah sebagai berikut.

a) Paradigma sehat

Berdasarkan prinsip paradigma sehat Puskesmas mendorong

seluruh pemangku kepentingan untuk berkomitmen dalam upaya

mencegah dan mengurangi risiko kesehatan yang dihadapi

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

b) Pertanggungjawaban wilayah

Berdasarkan prinsip pertanggungjawaban, wilayah Puskesmas

menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap pembangunan

kesehatan di wilayah kerjanya.

c) Kemandirian masyarakat

Berdasarkan prinsip kemandirian masyarakat Puskesmas

mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat.

d) Pemerataan

Berdasarkan prinsip pemerataan, Puskesmas

menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan

terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil

tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan

kepercayaan.

12
e) Teknologi tepat guna

Berdasarkan prinsip teknologi tepat guna, Puskesmas

menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan

teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan,

mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi

lingkungan.Keterpaduan dan kesinambungan

f) Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan

Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan

penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya

Kesehatan Perseorangan (UKP) lintas program dan lintas sektor,

serta melaksanakan sistem rujukan yang didukung dengan

manajemen Puskesmas

3. Tugas, fungsi dan wewenang Puskesmas

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan

kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah

kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat.

Dalam melaksanakan tugas, Puskesmas menyelenggarakan fungsi

penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya dan

penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya. Dalam

menyelenggarakan fungsi UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya

Puskesmas berwenang untuk:

13
a) melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan

masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;

b) melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;

c) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan

masyarakat dalam bidang kesehatan;

d) menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah

e) kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang

bekerjasama dengan sektor lain terkait;

f) melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan

upaya kesehatan berbasis masyarakat;

g) melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia

Puskesmas;

h) memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;

i) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,

mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan;

j) memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,

termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respons

penanggulangan penyakit.

4. Persyaratan Puskesmas

14
Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi

tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan lebih dari 1 (satu)

Puskesmas. Kondisi tertentu ditetapkan berdasarkan pertimbangan

kebutuhan pelayanan, jumlah penduduk, dan aksesibilitas.

Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi,

bangunan, prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian, dan

laboratorium. Lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan,

yaitu geografis, aksesibilitas untuk jalur transportasi, kontur tanah, fasilitas

parkir, fasilitas keamanan, ketersediaan utilitas publik, pengelolaan

kesehatan lingkungan, dan kondisi lainnya. Pendirian Puskesmas harus

memperhatikan ketentuan teknis pembangunan bangunan gedung negara.

Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi

persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan kerja,

serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan, bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan

lain, serta menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan

keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi pelayanan

bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan khusus, anak-anak, dan

lanjut usia. Selain bangunan, setiap Puskesmas harus memiliki bangunan

rumah dinas Tenaga Kesehatan. Bangunan rumah dinas Tenaga Kesehatan

didirikan dengan mempertimbangkan aksesibilitas tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan. Puskesmas harus memiliki prasarana yang

berfungsi paling sedikit seperti berikut ini:

15
a. Sistem penghawaan (ventilasi).

b. Sistem pencahayaan.

c. Sistem sanitasi.

d. Sistem kelistrikan.

e. Sistem komunikasi.

f. Sistem gas medik.

g. Sistem proteksi petir.

h. Sistem proteksi kebakaran.

i. Sistem pengendalian kebisingan.

j. Sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu) lantai.

k. Kendaraan Puskesmas keliling.

l. Kendaraan ambulans.

Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan

standar mutu, keamanan, keselamatan, memiliki izin edar sesuai ketentuan

peraturan perundangundangan, serta diuji dan dikalibrasi secara berkala

oleh institusi penguji dan pengkalibrasi yang berwenang. Sumber daya

manusia Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan.

Jenis dan jumlah tenaga kesehatan dan tenaga nonkesehatan dihitung

berdasarkan analisis beban kerja, dengan mempertimbangkan jumlah

pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk dan persebarannya,

karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, serta ketersediaan fasilitas

16
pelayanan kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerja, dan

pembagian waktu kerja. Jenis Tenaga Kesehatan paling sedikit terdiri atas :

a. Dokter atau dokter layanan primer

b. Dokter gigi

c. Perawat

d. Bidan

e. Tenaga kesehatan masyarakat

f. Tenaga kesehatan lingkungan

g. Ahli teknologi laboratorium medik

h. Tenaga gizi

i. Tenaga kefarmasian

Tenaga non kesehatan yang harus dapat mendukung kegiatan

ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan

operasional lain di Puskesmas. Tenaga kesehatan di Puskesmas harus

bekerja sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan, standar prosedur

operasional, etika profesi, menghormati hak pasien, serta mengutamakan

kepentingan dan keselamatan pasien dengan memperhatikan keselamatan

dan kesehatan dirinya dalam bekerja. Setiap tenaga kesehatan yang bekerja

di Puskesmas harus memiliki surat izin praktik sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan. Pelayanan kefarmasian di Puskesmas harus

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan

17
kewenangan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian (Siti Nur Kholifah,

2016)

5. Kategori Puskesmas

Dalam rangka pemenuhan Pelayanan Kesehatan yang didasarkan

pada kebutuhan dan kondisi masyarakat, Puskesmas dapat dikategorikan

berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan.

Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya, Puskesmas dikategorikan

menjadi, Puskesmas kawasan perkotaan, Puskesmas kawasan pedesaan, serta

Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil. Puskesmas kawasan

perkotaan merupakan wilayah yang kerjanya meliputi kawasan yang

memenuhi paling sedikit tiga (3) dari empat (4) kriteria kawasan perkotaan

sebagai berikut:

a. Aktivitas penduduknya lebih dari 50% pada sektor nonagraris, terutama

industri, perdagangan dan jasa

b. Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah beradius 2,5 km, pasar

dengan radius 2 km, memiliki rumah sakit beradius kurang dari 5 km,

bioskop, atau hotel.

c. Lebih dari 90% rumah tangga memiliki listrik.

d. Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas perkotaan.

6. Upaya Kesehatan

18
Puskesmas menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat tingkat

pertama dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama. Upaya

kesehatan dilaksanakan secara terintegrasi dan berkesinambungan. Upaya

kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat

esensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Upaya kesehatan

masyarakat esensial meliputi, pelayanan promosi kesehatan, kesehatan

lingkungan, kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana, gizi, serta

pencegahan dan pengendalian penyakit. Upaya kesehatan perseorangan

tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat

darurat, pelayanan satu hari (one day care), home care, dan atau rawat inap

berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan. Upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama dilaksanakan sesuai dengan standar prosedur

operasional dan standar pelayanan. Untuk melaksanakan upaya kesehatan.

Puskesmas harus menyelenggarakan, manajemen Puskesmas, pelayanan

kefarmasian, pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat, dan pelayanan

laboratorium (Siti Nur Kholifah, 2016).

7. Akreditasi

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, Puskesmas wajib

diakreditasi secara berkala paling sedikit tiga tahun sekali. Akreditasi

dilakukan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang

ditetapkan oleh Menteri (Siti Nur Kholifah, 2016).

19
8. Sistem Informasi Puskesmas

Setiap Puskesmas wajib melakukan kegiatan sistem informasi

Puskesmas. Sistem Informasi Puskesmas dapat diselenggarakan secara

elektronik atau nonelektronik. Sistem informasi Puskesmas paling sedikit

mencakup pencatatan dan pelaporan kegiatan puskesmas dan jaringannya,

survei lapangan, laporan lintas sektor terkait, dan laporan jejaring fasilitas

pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya (Siti Nur Kholifah, 2016).

B. Konsep Chronic Kidney Disaese (CKD)

1. Definisi

Chronic Kidney Disease (CKD) merupakan penurunan fungsi

ginjal secaraprogresif dan tidak dapat pulih kembali, dimana tubuh

tidak mampu memelihara metabolisme, gagal memelihara

keseimbangan elektrolit dan cairan yang berakibat pada peningkatan

ureum (Sumah, 2020 dalam skripsi Eka Putri 2020).

20
Gangguan penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) yang

menahun dapat menyebabkan komplikasi yaitu hipokalemia (akibat

penurunan ekskresi, asidosis metabolik,katabolisme dan masukan diet

berlebihan), perikarditis, efusi perikardial, tamponade jantung (akibat

retensi sampah uremik dan dialisis yang tidak kuat), hipertensi (akibat

retensi cairan dan natriumserta malfungsi sistem renin-angiotensin-

aldosteron), anemia (akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang

usia sel darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi oleh

toksin dan kehilangan darah akibat hemodialisis) dan penyakit tulang

serta serta kasifikasimetastasi ( akibat retensi fosfat, kadar kalsium

serum yang rendah, metabolisme vitamin D abnormaldan peningkatan

kadar aluminium) (Harmilah, 2020 dalam penelitian NDK Purnami

2021)

Dapat disimpulkan bahwa gagal ginjal kronik merupakan suatu

kegagalan fungsi ginjal untuk mempertahankan metabolisme dan

keseimbangan cairan serta elektrolit akibat destruksi struktur ginjal

yang progresif dan ireversibel yang berakibat fatal ditandai dengan

uremiadan limbah nitrogen lainnya yang berada didalam darah,

Chronic Kidney Disease (CKD) terjadi secara perlahan-lahan dan

biasanya diketahui setelah jatuh dalam kondisi parah dan tidak dapat

disembuhkan.

12
2. Anatomi Fisiologi

Sistem perkemihan merupakan sistem ekskresidan terdiri atas 2

ginjal (untuk menyekresi urin, 2 ureter (mengalirkan urin dari ginjal ke

kandung kemih), kandung kemih (tempat urin dikumpulkan dan

disimpan sementara), dan uretramengalirkan urin dari kandung kemih

ke luar tubuh (Nurachman dan Angriani, 2011, dalam KTI M Faizal

2020).

a. Ginjal

1) Definisi

Ginjal terletak secara retropelineal , pada bagian posterior

abdomen, pada kedua sisi kolumna vertebrata. Mereka terletak

antara vertebrata torakalke 12 dan lumbal ke 3. Ginjal kiri biasanya

terletak sedikit lebih tinggi dari ginjal kanan karena letak hati.

Ginjal orang dewasa rata-rata memiliki panjang 11cm, lebar 5 – 7,5

cm, dan ketebalan 2,5 cm. Hal yang menahan ginjal teteap pada

posisi belakang peritonium parietal adalah masa lemak peritonium

(kapsul adiposa) dan jaringan penghubung yang disebut fasia

gerota (subserosa) serta kapsul fibrosa (kapsul renal) membentuk

pembungkus luar dari ginjal sendiri, kecuali bagian hilum. Ginjal

dilindungi lebih jauh lagi oleh lapisan otot di punggung pinggang,

dan abdomen, selain itu juga oleh lapisan lemak, jaringan subkutan,

dan kulit. (Black dan Hawk, 2014dalam KTI M Faizal 2020 ).

13
2) Nefron

Nefron adalah satuan fungsi ginjal, setiap ginjal lebih

kurang mempunyai 1 – 13 juta nefron yang selama 24 jam dapat

menyaring 170 – 180 liter darah dari arteri renalis (Syaifudin, 2011.

Dalam kti M Faizal 2020).

Ginjal tidak dapat membentuk nefron baru. Oleh karena itu,

pada trauma ginjal, penyakit ginjal atau proses penuaan yang

normal, akan terjadi penurunan jumlah nefron secara bertahap.

Setelah usia 40 tahun, jumlah nefron yang berfungsi biasanya

menurun kira-kira 10% setiap 10 tahun; jadi, pada usia 80 tahun

jumlah nefron berfungsi 40% lebih sedikit ketika usia 40 tahun.

Setiap nefron terdiri atas: (1) kumpilan kapiler disebut glomelurus,

yang akan memfiltrasi sejumlah besar cairan dan darah, dan (2)

tubulus panjang tempat cairan hasil filtrasi diubah menjadi urine

dalam perjalannanya menuju pelvis ginjal (Guyton & hall:

2014Dalam KTI M Faizal 2020).

4) Peredaran darah ginjal

Ginjal mendapatkan darah dari aorta, kemudian akan

mengambil zat-zat yang berbahaya dari darah. Zat-zat yang diambil

dari darahpun diubah menjadi urin. Urin lalu akan dikumpulkan dan

dialirkan keureter. Setelah ureter, urin akan ditampung terlebih

dahulu di kandung kemih (Sheword, 2011 dalam kti R Anisa 2017)

14
5) Pembentukan urine

Pembentukan urine proses seluruhnya oleh nefron melalui 3

proses, yaitu filtrasi glomelurus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi

tubulus (LeMone, 2015,dalam KTI M Faizal 2020)

a) Filtrasi Glomelurus

Merupakan sebuah proses pasif, yaitu tekanan

hidrostatik mendorong cairan dan zat terlarutmelewati suatu

membran. Jumlah cairan yang disaringdari darah kedalam

kapsul per menit disebut laju filtrasi glomelurus. Tiga faktor

yang mempemgaruhi laju ini, yaitu total area permukaan yang

ada untuk filtrasi, permeabilitas membran filtrasi, dan tekanan

filtrasi bersih. Tekanan filtrasi bersih berperan untuk

pembentukan filtrat dan ditentukan oleh dua gaya: gaya dorong

(tekanan hidrostatik) dan gaya tarik (tekanan osmotik). Tekanan

hidrostatik glomelurus mendorong air dan zat terlarut

menembus membran. Tekanan ini dibawa oleh tekanan osmotik

di glomelurus (terutaman tekanan osmotik koloid protein

plasma dalam darah glomelurus) dan tekanan hidrostatik kapsul

yang dikeluarkan oleh cairan dalam kapsul glomelurus.

15
b) Reabsorpsi Tubulus

Merupakan proses yang dimulai saat filtrasi memasuki

tubulus proksimal. Pada ginjal sehat, hampir semua nutrien

organik (seoerti glukosa dan asam amino) direabsorpsi. Namun,

tubulus secara konstan mengatur dan menyesuaikan laju serta

tingkat reabsorpsi air dan ion sebagai respon terhadap sinyal

hormonal. Reabsorpsi dapat terjadi secara aktif dan pasif. Zat

yang dapat melalui reabsorpsi tubulus aktif biasanya bergerak

melalui gardien listrik dan atau kimia. Zat-zat ini, termasuk

glukosa, asam amino, laktak, vitamin, dan sebagian besar ion,

membutuhkan ATP-dependent carrier untuk dipindahkan ke

ruang interstisial. Pada reabsorpsi tubulus pasif, yang

mencangkuo difusi dan osmosis, zat bergerak disepanjang

gradiennya tanpa mengeluarkan energi.

c) Sekresi Tubulus

Proses ahir pembentukan urine adalah sekresi tubulus,

yang merupakan reabsorpsi balik yang penting. Zat seperti ion

hidrogen dan kalium, kretinin, amonia, dan asam organik

bergerak dari darah dikapiler peritubulus menuju tubulus itu

sendiri sebagai filtrat. Dengan demikian, urine terdiri atas zat

yang disaring dan disekresi. Sekresi tubulus sangat diperlukan

untuk membuang zat yang tidak ada dalam filtrat, seperti obat-

obatan. Proses ini membuang zat yang tidak diinginkan yang

16
telah direabsorpsi oleh proses pasif dan menghilangkan ion

kalium tubuh yang berlebihan. Sekresi tubulus juga merupakan

kekuatan penting dalam pengaturan pH darah.

d) Produk sisa metabolisme

Produksi urine akan memelihara homeostatis tubuh

dengan meregalusasi volume dan komposisi darah. Proses ini

berupa eksresi dan eliminasi dari berbagai larutan,trutama hasil

metabolisme,meliputi:

(1) Urea

Urea merupakan sisa yang banyak

diproduksi.Sebanyak 21 gr urea dihasilkan manusia setiap

harinya,terutama pada saat pemecahan asam amino.

(2) Kreatinin

Kreatinin dihasilkan oleh jaringan moskulokeletal

pada saat pemecahan kreatinin fosfat yang digunakan untuk

membentuk energi yang tinggi pada kontraksi otot.Tubuh

manusia menghasilkan kreatinin sekitar 1,8 gr setiap hari

dan hampir semua dikeluarkan didalam urin.

(3) Asam urat

Asam urat dibentuk pasa saat daur ulang nitrogen

dari molekul RNA. Tubuh manusia menghasilkan asam urat

sekitar 480 mgr setiap harinya (Harmilah,2020).

17
a. Ureter

Ureter membentuk cekungan di medial pelvis renalis pada hilus

ginjal. Biasanya sepanjang 25 – 35 cm orang dewasa, ureter terletak di

jaringan penghubung ekstraperitoneal dan memanjang secara vertikal

sepanjang otot psoas menuju ke pelvis. Setelah masuk ke rongga pelvis,

ureter memanjang ke anterior untuk bergabung dengan kandung kemih

di bagian posterolateral. Pada setiap sudut uretrovesika, ureter terletak

secara oblik melalui dinding kandung kemih sepanjang 1,5 – 2 cm

sebelum masuk ke ruangan kandung kemih (Black dan Hawk,

2014dalam KTI M Faizal 2020 )

b. Kandung Kemih

Kandung kemih adalah organ kosong yang terletak pada

separuh anterior dari pelvis, dibelakang simfisis pubis. Jarak antara

kandung kemih dan simfisis pubis diisi oleh jaringan penghubung yang

longgar, yang memungkinkan kandung kemih untuk melebar kearah

kranial ketika terisi. Peritoneum melapisi tepi atas dari kandung kemih,

dan bagian dasar ditahan secara longgar oleh ligamen sejati. Kandung

kemih juga dibungkus oleh sebuah fasia yang longgar (Black dan

Hawk, 2014,dalam KTI M Faizal 2020)

Dinding ureter mengandung otot polos yang tersusun dalam

berkas spiral longitudinal dan sirkuler. Kontraksi peristaltik teratur 1 –

5 kali/menit menggerakan urine dari pelvis renalis ke vesika urinaria,

disemprotkan setiap gelombang peristaltik. Ureter berjalan miring

18
melalui dinding vesika urinaria untuk menjaga ureter tertutup kecuali

selama gelombang peristaltik dan mencegah urine tidak kembali ke

ureter (Syaifudin, 2011dalam KTI M Faizal 2020)

c. Uretra

Uretra adalah sebuah saluran yang keluar dari dasar kandung

kemih ke permukaan tubuh. Uretra pada laki-laki dan perempuan

memiliki perbedaan besar. Uretra perempuan memiliki panjang sekitar

4cm dan sedikit melengkung kedepan ketika mencapai bukaan keluar

atau meatus, yang terletak diantara klitoris dan lubang vagina. Pada

laki-laki uretra merupakan saluran gabungan untuk sistem reproduksi

dan pengeluaran urine. Uretra pada laki-laki memiliki panjang sekitar

20 cm, dan terbagi dalam 3 bagian utama. Uretra prostatika

menjulursampai 3 cm dibawah leher kandung kemih, melalui kelenjar

prostat, kedasar panggul. Uretra pars membranosa memiliki panjang

sekitar 1 – 2 cm dan berakhir dimana lapisan otot membentuk lapisan

sfingter eksterna. Bagian distal adalah kavernosa, atau penis uretra.

Sepanjang sekitar 15 cm, bagian ini melintas melalui penis ke orifisum

uretra pada ujung penis (Black dan Hawk, 2014,dalam KTI M Faizal

2020).

19
3. Klasifikasi

Menurut Wijaya dan Putri (2013), gagal ginjal kromok dibagi

menjadi 3 stadium yaitu:

a. Stadium I

Pada stadium I, dipadati ciri yaitu menurunnya cadangan ginjal.

Pada stadium ini kreatinin serum berada pada nilai normal dengan

kehilangan fungsi nefron 40 – 75%.biasanya pasien tidak

menunjukan gejala khusus, karena isa nefron yang tidak rusak

masih dapat melakukan fungsi-fungsi ginjal secara normal

b. Stadium II

Pada stadium II, terjadi insfesiensi ginjal dimana lebih dari 75%

jaringan telah rusak, Blood Urea Nitrogen (BUN) dan kreatinin

serum meningkat akibat ginjalnya kehilangan kemampuannya untuk

memekatkan urine dan terjadi azotemia

c. Stadium III

Gagal ginjal stadium III, atau lebih dikenal dengan gagal ginjal

stadium ahir. Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN

(Blood Urea Nitrogen) akan meningkat dengan menyolok sekali

sebagai respon terhadap GFR (Glomerilo Filtration Rate) yang

mengalami penurunan sehingga terjadi ketidakseimbangan kadar

ureum nitrogen darah dan elektrolit sehingga pasien diindikasikan

untuk menjalani tertapi dialisis atau bahkan transplatasi ginjal.

20
Adapun kriteria gagal ginjal kronik sebagai berikut (Suwitra,

2014)

1) Kerusakan ginjal (renal damage) yang tejadi lebih dari 3 bulan,

berupa kelainan structural dan fungsional, dengan atau tanpa

penuruna Laju Filtrasi Glomelurus (LFG), dengan manifestasi:

a) Kelainan patofisiologi

b) Terdapat tanda kelainan ginjal, termasuk kelainan dalam

komposisi darah atau urine atau kelainan dalam tes

pencitraan (imaging tests)

2) Glomelurus Filtrasi Rate (GFR) terukur dianggap sebagai cara

yang paling akurat mendeteksi perubahan fungsi ginjal. Nilai

normal GFR adalah 90 – 120 mL/menit. Estimate GFR (eGFR)

dapat digunakan untuk menhitung fungsi ginjal berdasarkan

pada kreatinin serum, usia, dan jenis kelamin. National Kidney

Foundation merekomendasi bahwa eGFR dapat dihitung secara

otomatis setiap kali dilakunan pemeriksaan kreatinin (LeMone,

2015, dalam KTI M Faizal 2020)

Laju Fltrasi Glomelurus (GFR) kurang dari 60 ml/menit/1,73

m2selama 3 bulan, dengan atau tanpa kerusakan ginjal.Pada

keadaan tidak terdapat kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan dan

LFG samaatau dari 60 ml/menit/1,73 m2, tidak termasuk kriteria

penyakit ginjal kronik.Klasifikasi penyakit gagal ginjal kronik

didasarkan atas 2 hal yaitu dasar drajat (stage) penyakit dan atas

21
dasar diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar drajat penyakit,

dibuat atas dasar LFG, yang dihitung dengan menggunakan

rumus Kockcroft-Gault sebagai berikut (Suwitra, 2014 dalam

KTI ND Rosita 2019).

LFG (ml/menit/1,73 m2) = (140 – umur ) x BB

(pada perempuan dikalikan 0,85) 72 x kreatinin plasma (mg/dL)

Tabel 1 menunjukan klasifikasi penyakit ginjal kronis berdasarkan

derajat penyakit

Tabel 2.1 Klasifikasi Penyakit Chronic Kidney Desaese (CKD)

Berdasarkan Derajat Penyakit

Deraja Penjelasan LFG (m/mnt/1,73 m2


t

I Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ≥90


meningkat

II Kerusakan ginjal dengan LFG melaju ringan 60 – 89

III Kerusakan ginjal dengan kerusakan LFG melaju 30 – 59


sedang

IV Kerusakan ginjal dengan LFG melaju berat 15 – 59

V Gagal ginjal < 15 atau dialisis

Sumber: (Suwitra, 2014)

22
4. Etiologi

Pada umumnya tubuh dapat mentoleransi berkurangnya fungsi

ginjal, bahkan dalam sekala besar. Situasi ini membuat pengidaap

penyakit gagal ginjal kroniktidak merasa gejala apapun. Jika salah satu

dari sepasang ginjal mengalami kerusakan, fungsi ginjal tetap dapat

terpenuhi hanya dengan satu ginjal. Bahkan kondisi klinis yang

menyebabkan terjadinya Chronic Kidney Disease (CKD). Akan tetapi,

apapun sebabnya, respon yang terjadi adalah penurunan fungsi ginjal

secara progresif. Kondisi klinis yang memungkinkan dapat

mengakibatkan Chronic Kidney Disease (CKD) biasa disebabkan dari

ginjal sendiri maupun dari luar ginjal.

a. Penyakit ginjal

1) Penyakit pada saringan (glomelurus) glomerulonofretis

2) Infeksi kuman pyelonefritis, ureteritis

3) Batu ginjal (nefrolitiasis)

4) Kista di ginjal (polcystis kidney)

5) Trauma langsung pada ginjal

6) Keganasan pada ginjal

7) Sumbatan: batu ginjal, tumor, penyempitan/striktur

b. Penyakit umum di luar ginjal

1) Penyakit sistemik : diabetes militus, hipertensi, kolesterol

tinggi.

23
2) Dyslipidemia

3) SLE (Systemik Lupus Erythematosus)

4) Infeksi dibadan : TBC paru, sifilis, malaria, hepatitis.

5) Preeklampsia

6) Obat-obatan

7) Kehulangan banyak cairan yang mendadak (luka bakar)

(Harmilah, 2020,dalam KTI Rohana Muji Astuti)

5. Patofisiologi

Perjalanan end stage renal disease beragam, berkembang

selama periode bulanan hingga tahunan. Pada tahap awal, seringkali

dusebut penurunan cadangan ginjal, nefron yang tidak tertekan

mengkompensasi nefron yang hilang. GFR sedikit turun dan pada

pasien asimtomatik disertai BUN dan kadar kreatinin serum normal.

Ketika penyakit berkembang dan GFR turun lebih lanjut, hipertensi dan

beberapa manifestasi insufisiensi ginjal dapat muncul. Serangan

berikutnya pada ginjal di tahap ini (misalnya infeksi, dehidrasi, atau

obstruksi saluran kemih) dapat menurunkan fungsi dan memicu gagal

gnjal atau uremia nyata lebih lanjut. Kadar serum kreatinin dan BUN

naik secara tajam, klien menjadi oliguria, dan manifestasi uremia

muncul. Pada end stage renal disease tahap ahir, GFR kurang dari

10%normal dan terapi pengganti ginjal diperlukan untuk

mempertahankan hidup (LeMone, 2015,dalam KTI M Faizal 2020)

24
Chronic Kidney Disease (CKD) pada fase awal gangguan,

keseimbangan cairan, penanganan garam, serta pembun zat-zat masih

tersisa bervariasi dan bergantung pada bagian ginjal yang sakit. Sampai

fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal, manifestasi ginjal kronis

mungkin minimal karena nefron-nefron sisa yang sehat mengambil alih

fungsi nefron yang rusak. Nefron yang tersisa meningkatkan kecepatan

filtrasi, reabsorpsi dan sekresinya, serta mengalami hipertrofi. Seiring

dengan mungkin banyaknya nefron yang mati, maka nefron yang

tersisa menghadapi tugas yang berat sehingga nefron-nefron tersebut

ikut rusak dan akhirnya mati. Sebagian dari siklus kematian ini

tampaknya berkaitan dengan tuntutan pada nefron-nefron yang ada

untuk meningkatkan reabsorpsi protein, pada saat penyusutan progresif

nefron-nefron, terjadi pembentukan jaringan parut dan aliran darah

ginjal akan berkurang. Kondisi akan bertambah buruk dengan semakin

banyaknya terbentuknya jaringan parut sebagai respons dari kerusakan

nefron dan secara progresif fungsi ginjal turun drastis dengan

manifestasi penumpukan metabolit-metabolit yang seharusnya

dikeluarkan dari sirkulasi sehingga akan terjadi sindrom uremia berat

yang memberikan banyak manifestasi pada setiap organ tubuh.

Pelepasan renin akan meningkat bersama dengan kelebihan beban

cairan sehingga dapat menyebabkan hipertensi. Hipertensi akan

memperburuk kondisi gagal ginjal, dengan tujuan agar terjadi

25
peningkatan filtrasi protein-protein plasma (Harmilah, 2020 dalam

penelitian NDK Purnami 2021)

6. Pathway Chronik Kidney Disease (CKD)

Infeksi Vaskuler Zat toksik Obstruksi saluran kemih

26
Reaksi antigen Asterosklerosis Tertimbun ginjal Retensi urine
GFR (Bun & Kreatinin)

CKD

Retensi urine Proses hemodialisa

Uremia Tekanan meningkat Tindakan infasif berulang

Pruritus Volume meningkat


Informasi adekuat
Edema

Kelebihan volume cairan Ansietas

Gangguan keseimbangan asam basa

Sekresi protein terganggu


Produksi asam

Produksi asam

Mual muntah
Ganngguan integritas
kulit
Anoreksia

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh

(Sumber: NANDA NIC-NOC, 2015)

7. WOC Chronic Kidney Disease (CKD)

27
Infeksi Vaskuler Zat toksik Obstruksi salurankemih

Reaksi antigen aestosklerosis Tertimbun di ginjal Retensi urin

GFR turun

CKD

Sekresi nitrogen urea Retensi NA hemodialisa

Tek. Kapiler naik Kurang pengetahuan


BUN naik Sindrom uremia

Tek. Kapiler naik


hiperpospatemia
Gangguan keseimbangan asam basa Tindakan berulang

Pruritus Payah jantung kiri

Ansietas
Produksi asam naik
Gangguan integritas kulit
COP turun

Asam lambung naik Aliran darah keginjal turun

rubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Nausea, vomitous RAA turun

Kelebihan volume cairan


Retensi Na, H2O

28
8. Manifestasi klinis

Menurut (Harmilah 2020, dalam KTI Rohana Muji Astuti)

beberapa tanda dan gejala seseorang mengalami gagal ginjal, meliputi:

a. Lebih sering buang air kecil

b. Kulit terasa gatal

c. Adanya darah atau protein dalam urine yang terdeteksi saat tes urin

d. Mengalami kram otot

e. Berat badan turun atau kehilangan berat badan

f. Kehilangan nafsu makan atau nafsu makan menurun

g. Penumpukan cairan yang mengakibatkan pembengkakan pada

pergelangan kaki dan tangan

h. Nyeri pada dada akibat cairan menumpuk disekitar jantung

i. Mengalami kejang pada otot

j. Mengalami gangguan pernafasan atau sesak nafas

k. Mual dan muntah

l. Mengalami gangguan tidur atau susah tidur

m. Terjadi disfungsi ereksi pada pria

29
9. Pemeriksaan penunjang

Beberapa pemeriksaan penunjang untuk gagal ginjal kronis

antara lain:

a. Gambaran klinis

1) Sesuai dengan penyakit yang mendasari seperti DM, infeksi

traktus urinarius, hipertensi, SLE, dll.

2) Sindrom uremia yang terdiri dari lemah, letargi, anoreksia, mual

muntah, nokturia, kelebihan volume cairan, neuropati, perifer,

pruritus, uremic frost, perikarditis, kejang-kejang sampai koma.

3) Gejala komplikasi, antara lain hipertensi, anemia, osteodistrofi

renal, payah jantung, asidosis metabolik, gangguan

keseimbangan elektrolit (sodium, kalium, klorida)

b. Gambaran laboratoris

1) Penurunan fungsi ginjal berupa peningkatan kadar ureum dan

kreatinin serum, dan penurunan LFG yang dihitung dengan

mempergunakan rumus Kockcroft-Gault. Kadar kreatinin serum

saja tidak bisa digunakan untuk memperkirakan fungsi ginjal

2) Kelainan biokimiawi darah meliputi penurunan kadar Hb,

peningkatan kadar asam urat, hipokloremia atau hipokalemia,

hiperfosfatemia, hipokalsemia, asidosis metabolik.

3) Kelainan urinalisis, meliputi proteinuria, leukosuria, cast,

isostenuria

30
c. Gambaran radiologi

Pemeriksaan radiologi penyakit ginjal kronis antara lain:

1) Foto polos abdomen, bisa tampak batu radio-opak

2) Pielografi antegrad atau retrogard dilakukan sesuai indikasi

3) Ultrasonografi ginjal bisa memperlihatkan ukuran ginjal yang

mengecil, korteks yang menipis, adanya hidronefrosis atau batu

ginjal, kista, masa, klasifikasi

4) Pemeriksaan pemindaian ginjal atau renografi, dikerjakan

apabila ada indikasi

d. Biopsi dan pemeriksaan histopatologi ginjal

Dilakukan pada pasien dengan ukuran ginjal yang masih

mendekati normal, karena diagnosa noninvasif tidak bisa ditegakan,

pemeriksaan histopatologi ini bertujuan untuk mengetahui etiologi,

menetapkan terapi, prognosis, dan mengevaluasi hasil terapi yang

diberikan. Biopso ginjal tidak dilakukan pada ginjal yang sudah

mengecil (contracted kidney), ginjal polikistik, hipertensi yang

tidak terkendali, infeksi perinefrik, gangguan pembekuan darah,

gagal napas dan obesitas (Harmilah, 2020, dalam KTI Rohana Muji

Astuti)

31
10. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pasien Chronic kidney Disease CKD menurut

Harmilah (2020)dalam KTI Rohana Muji Astuti) menggolongkan

tatalaksana pasien Chronic Kidney Disease sebagai berikut :

a. Nonfarmakologi

1) Pengaturan asupan protein

a) Pasien nondialisis 0,6-0,7 gram/kgBB ideal/hari

b) Pasien hemodialisa 1-1,2 gram/kgBB/hari

c) Pasien pritoneal dialysis 1,3 gram/kgBB/hari

2) Pengaturan asupan kalori : 35 kal/kgBB ideal/hari

3) Pengaturan asupan lemak : 30-49% dari kalori total dan

mengandung jumlah yang sama antara asam lemak bebas jenuh

dan tidak jenuh

4) Pengaturan asupan karbohidrat : 50-60% dari kalori total

5) Garam (NaCl): 2-3 gram/ hari

6) Kalium: 40-70mEq/kgBB/hari

7) Fosfor: 5-10mg/kgBB/hari. Pasien HD:17 mg/hari

8) Kalsium: 1400-1600mg/hari

9) Besi: 10-18 mg/hari

10) Magnesium: 200-300 mg/hari

11) Asam folat pasien HD: 5mg

12) Air: jumlah urine 24 jam + 500 ml ( insensible water loss )

32
b. Farmakologis

1) Kontrol tekanan darah

2) Penghambat kalsium

3) Deuretic

4) Pada pasien dm kontrol gula darah dan hindari pemakaian

metformin atau obat-obatan sulfoniluria dengan masa kerja

panjang

5) Koreksi anemia dengan target hb 10-12gr/dl

6) Kontrol hiperfosfatemia: kalsium karbonat atau kalsium asetat

7) Kontrol renal osteodistrofi: kalsitrol

8) Koreksi asidosis metabolik

9) Koreksi hiperkalemia

c. Terapi komplementer minyak habatusauda

Inflamasi pada ginjal yang berlangsung lama dapat

menyebabkan kerusakan ginjal yang berat. Pada saat ini pengobatan

Chronic Kidney Disease (CKD) hanya berupa konservatif seperti

pemberian anti-inflamasi dan transplatasi ginjal, namun pengobatan

dengan anti-inflamasi memiliki resiko dan efek samping yang lebih

besar terhadap tubuh karena terjadi penurunan ekskresi pada ginjal

(Price & Wilson, 2006 dalam penelitian Fifa Yuniarmi2017). Untuk

itu dalam memperbaiki kerusakan tersebut dapat dilakukan dengan

pendekatan lain dengan cara menurunkan mediator-mediator pro-

inflamasi dengan bahan alam (Soepratini, 2012)

33
Telah diketahui di Indonesia mempunyai bahan alam dan

beberapa mempunyai efek inflamasi, salah satunya adalah jintan

hitam (Nigella sativa), tanaman ini termasuk obat anti-inflamasi

termasuk dalam family ranunculaceae (Parandin, 2013). Tanaman

Nigella sativa merupakan tumbuhan dengan tinggi sekitar 45 cm,

daunnyaramping berwarna abu-abu kehijauan. Tanaman ini

memiliki percabangan batang yang kaku, tegak dan panjang yang

diikuti oleh pembuluh biji berisi biji yang kecil terkompensi

(sharma, et.al., 2009 dalam penelitian Fifa Yuniarmi 2017)

Biji jintan hitam berukurankecil dengan berat antara 1-5 mg

berwarna abu-abu gelap atau hitam denga permukaan kulit yang

berkerut (Yusuf, 2014)

Komponen utama dalam minyak jintan hitam diduga

berperan dalam proses inflamasi adalah thymoquinone, carvacrol,

linoleat acid, oleat acid dan saponon (Parandin, 2013). Biji dan

ekstrak jintan hitam telah terbukti berperan sebagai antioksidan

karena memberi efek proteksi pada kerusakan yang disebabkan oleh

proses oksidasi (Musa et.al., 2012)

34
10. Komplikasi

Komplikasi penyakit gagal ginjal menurut (Harmillah, 2020),

antara lain:

a. Hiperkalemia akibat penurunan ekresi, asidosis metabolik,

katabolisme dan masukan diet berlebihan

b. Perikarditis, efusi perikardial dan temponade jantung akibat retensi

produk sampah uremik dan dialisis yang tidak adekuat

c. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi sistem

renin-angiostenin-aldosteron

d. Anemia akibat penurunan eritropotein, penurunan rentang usia sel

darah merah, perdarahan gastrointestinal akibat iritasi oleh toksin

dan kehilangan darah selama hemodialisa

e. Penyakit tulang serta klasifikasi metastasi akibat retensi fosfat,

kadar kalsium yang rendah, metabolisme vitamin D abnormal dan

peningkatan kadar aluminium.

C. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Menurut (Mutaqien 2014, dalam KTI Yoga Pratama 2020)

pengkajian pada pasien gagal ginjal kronik Chronic Kidney Disease

(CKD) adalah :

a. Identitas

Penderita Chronic Kidney Disease (CKD) biasanya berusia diantara

30 tahun, namun juga ada yang mengalaminya dibawah umur

35
tersebut dan kebanyakan terjadi pada laki-laki yang disebabkan

oleh berbagai hal seperti proses pengobatan, penggunaan obat-

obatan dan sebagainya. Chronic Kidney Disease (CKD) dapat

terjadi pada siapapun, pekerjaan dan lingkungan juga mempunyai

peranan penting sebagai pemicu penyakit ini. Kebiasaan kerja

denagn duduk/berdiri yang terlalu lama dan lingkungan yangtidak

menyediakan cukup air minum/mengandung banyak senyawa/zat

logam dan pola makan yang tidak sehat.

b. Keluhan Utama

Biasanya pasien dengan gagal ginjal kronik mengalami nyeri pada

bagian pinggang, BAK dalam jumlah sedikit, perut membesar, mual

muntah, tidak nafsu makan, gatal pada kulit.

c. Riwayat Kesehatan Dulu

Kemungkinan adanya DM, nefroklerosis, hipertensi, GGA yang

tidak teratasi, obstruksi/infeksi, urinarius, penyalahgunaan

analgetik.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat asidosis tubulus ginjal dan penyakit polikistik dalam

keluarga.

36
e. Riwayat Kesehatan Sekarang

1) Pola nutrisi

Pada klien dengan Chronic Kidney Disaese (CKD) diet yang

harus diperhatikan adalah kurangi/ batasi kadar garam, protein,

mineral dan asupan untuk cairan pada umumnya dibatasi.

2) Pola eliminasi

Pada klien Chronic Kidney Disaese (CKD) biasanya terjadi

gejalanya adalah ketidakseimbangan antara output dan input.

Tandanya adalah penurunan frekuensi BAK, retensi urine.

3) Pola aktivitas dan latihan

Pada umunya pasien Chronic Kidney Disaese (CKD) lebih

banyak beraktivitas ditempat tidur, hal ini karena pasien mudah

lelah dan lemah.

4) Pola istirahat dan tidur

Pada umunya pasien Chronic Kidney Disaese (CKD)

mengalami gangguan pola tidur dimalam hari karena nyeri pada

kaki, dan merasa tidak nyaman atau gelisah.

f. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum dan Tanda-tanda Vital

a) Keadaan umum : Klien tampak lemah, pucat dan akral

dingin

b) Kesadaran umum : Menurun sesuai dengantingkat uremia

dimana dapat mempengaruhi sistem syaraf pusat.

37
c) Tanda-tanda vital : Sering didapatkan adanya perubahan

tanda vital seperti, RR meningkat, tekanan darah terjadi

perubahan dari hipertensi ringan sampai berat, dan nadi

teraba lemah/tidak teraba, dan suhu tubuh didapatkan

hipertermia/hipotemia sesuai dengan tingkat uremia.

2) Head to toe

a) Kepala dan rambut

- Inspeksi : dilihat bentuk kepala, kesimetrisan kepala,

kondisi rambut merata atau tidak, terdapat lesi atau tidak,

kaji kebersihan rambut, rambut mudah rontok atau tidak,

dan terdapat lesi atau tidak dikulit rambut

- Palpasi : apakah terdapat benjolan atau tidak, dan adanya

nyetri tekan atau tidak

b) Hidung

- Inspeksi : kesimetrisan hidung kanan dan kiri, dan

terdapat lesi atau tidak

- Palpasi : apakah terdapat benjolan dan nyeri tekan atau

tidak

c) Telinga

- Inspeksi Bentuk telinga dan kesimetrisan telinga kanan

dan kiri, terdapat serumen atau tidak

- Palpasi : Terdapatnyeri tekan atau tidak, dan terdapat

benjolan atau tidak

38
d) Mata

- Inspeksi : kaji kesimetrisan kanan dan kiri, kaji reflek

pupil isokor atai an isokor, kaji konjungtiva dan warna

sklera

- Palpasi : terdapat benjon dan nyeri tekan atau tidak

e) Mulut

- Inspeksi : kaji apakah ada lesi dimukosa bibir dan di gusi,

kaji kebersihan mulut dan gigi, kemudian kebersihan lidah

- Palpasi : kaji adanya benjolan dan nyeri tekan, kaji fungsi

pengecapan lidah

f) Leher dan tenggorokan

- Inspeksi : terdapat lesi atau tidak, terdapatpembesaran

kelenjar tiroid atau tidak, kaji warna kulit leher sama

dengan sekitar

- Palpasi : apakah terdapat nyeri tekan dan adanya

pembengkakan atau tidak

g) Dada dan thorak

- Inspeksi : Apakah terdapat kelainan bentuk dada ( Pigeon

chest, flannel chest, barel chest), kaji warna kulit, kaji

ritme pernafasan

- Palpasi : Adanya nyeri tekan atau tidak, apakah vocal

premitus getaran teraba di ICS V middklavikula sinistra

atau tidak

39
- Perkusi : paru dextra ICS I-IV sonor, ICS VI-X pekak,

paru sinistra ICS I-II sonor, ICS II-V redup, ICS VIII-X

timpani

- Auskultasi : normalnya suara vasikuler dan kaji adanya

tambahan seperti ronchi dan whezing

h) Jantung

- Inspeksi : Terlihat ictus cordis .atau tidak,normalnya tidak

- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V sinistra,batas kiri

midklavikula sinistra, batas kanan linea dextra, biasanya

terjadi pembesaran jantung sehingga terjadi pelebaran

pembuluh darah jantung pada ICS III suara terdengar

redup

- Auskultasi : Terdengar bunyi jantung I dan II tunggal dan

apakah terdengar suara tambahan seperti murmur dan

galop

i) Abdomen

- Inspeksi : Amati bentuk abdomen, warna kulit, dan adanya

lesi atau tidak

- Auskultasi : Bising usus normalnya 5-30 x/menit. Jika

kurang dari itu atau tidak ada sama sekali peristaltik ileus,

konstipasi, peritoritis atau obstruksi, biasanya pada pasien

Chronic Kidney Disease (CKD) terjadi penurunan

peristaltik.

40
- Palpasi : Terdapat nyeri tekan atau tidak, terdapatbenjolan

atau tidak, terdapat asites atau tidak

- Perkusi : Kuadran I pekak (hepar), kuadran II timpani

(gaster), kuadran III (apendiks), kuadran IV timpani (usus)

j) Ekstermitas atas dan bawah

- Inspeksi : Kaji warna kulit, dan edema

- Palpasi : Pada umumnya pasien Chronic Kidney Disease

(CKD) terdapat edema didaerah kaki dan tangan terlihat

dari pemeriksaan pitting edema >2 detik, derajat pitting

edema 1-3 mm, kaji CRT lebih atau kurang dari 2 detik

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan ayang mungkin sering muncul pada

pasien Chronic Kidney Disease (CKD) menurut Huda dan Hardhi

dalam NANDA NIC NOC, 2015.

a. Kelebihan volume vairan berhubungan dengan kelebihan asupan

cairan

b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan mencerna makanan

c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek uremia

d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi,

pemeriksaan diagnostik, dan rencana tindakan (Harmilah, 2020)

41
3. Intervensi Keperawatan

Berikut ini adalah intervensi yang dirumuskan masalah keperawatan

pada klien dengan gagal ginjal kronis (Nanda NIC-NOC, 2015).

Tabel 2. 2 intevensi keperawatan Nanda NIC-NOC, 2015

No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Keperawatan


Keperawatan (NOC) (NIC)
1. Kelenihan volume Setelah dilakukan tindakan a. Kaji status cairan :
cairan berhubungan keperawatan selama 1x 24 jam Timbang berat
dengan asupan cairan diharapkan kelenihan volume badan, keseimbangan
berlebih cairan teratasi dengan kriteria masukan dan
hasil: keluaran, turgor kulit
a. Terbebas dari edema, dan adanya edema
efusi, anasarka b. Batasi masukan
b. Bunyi nafas bersih, cairan
tidak ada c. Identifikasi sumber
dypsnea/ortopnea potensial cairan
c. Terbebas dari d. Pertahankan catatan
kelelahan, kecemasan intake dan outpute
atau kebingungan e. Monitor tanda gejala
d. Pasien mampu edema
menjelaskan indikator
kelebihan cairan
2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan a.Monitor adanya mual
nutrisi kurang dari keperawatan selama 1 x 24 jam dan muntah
kebutuhan tubuh diharapkan ketidakseimbangan b.Monitor adanya
berhubungan dengan nutrisi kurang dari kebutuhaan kehilangan berat
ketidakmampuan tubuh dapat teratasi dengan badan dan
mencerna makanan kriteria hasil : oerubahan status
a. Nafsu makan nutrisi
meningkat c.Kaji adanya alergi
b. Tidak terjadi makanan
penurunan berat badan d. Ajarkan pasien

42
c. Masukan nutrisi bagaimana
adekuat membuat catatan
d. Berat badan ideal makanan harian
dengan tinggi badan
e. Mampu
mengidentifikasikan
kebutuhan nutrisi
f. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
3. Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan a. kaji adanya tanda-
kulit berhubungan keperawatan selama 1 x24 jam tanda kerusakan
dengan gangguan diharapkan kerusakan integritas integritas kulit
volume cairan dapat teratasi dengan kriteria b. kaji warna kulit
hasil : c. kaji temperatur kulit
a. Elastisitas dan d. Catat adanya
kelembaban dalam perubahan kulit
rentang normal e. Ganti posisi
b. Integritas kulit yang sesering mungkin
baik bisa dipertahankan f. Catat adanya
c. Melaporkan adanya perubahan kulit dan
gangguan sensasi atau membran mukosa
nyeri pada daerah kulit
yang mengalami
gangguan
d. Status nutrisi adekuat
e. Sensasi dan warna kulit
normal
4. Ansietas Setelah dilakukan tindakan a. Gunakan
berhubungan dengan keperawatan selama 1 x24 jam pendekatan yang
kurang pengetahuan diharapkan kecemasan pasien menenagkan
tentang kondisi, berkurang, dengan kriteria hasil b. Nyatakan dengan
pemeriksaan : jelas harapan
diagnostik, dan a. Klien mampu terhadap perilaku
rencana tindakan mengidentifikasikan pasien

43
dan mengungkapkan c. Jelaskan semua
gejala cemas prosedur dan apa
b. Mengidentifikasi, yang dirasakan
mengungkapkan dan selama prosedur
menunjukan teknik d. Pahami perspektif
untuk mengontrol pasien terhadap
cemas situasi stress
c. Vital sign dalam batas e. Temani pasien
normal untuk memberikan
d. Postur tubuh, ekspresi kenyamanan dan
wajah, bahasa tubuh mengurangi takut
dan aktivitas f. Identifikasi tingkat
menunjukan kecemasan
berkurangnya cemas g. Bantu pasien
mengenai situasi
yang menimbulkan
kecemasan
h. Instruksikan pasien
menggunakan
teknik relaksasi

4. Iplementasi Keperawatan

44
Implementasi adalah tindakan atau pengelolaan dan perwujudan

dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap yang sudah

direncanakan dalam perawatan. Tindakan ini mencangkup tindakan

mandiri dan kolaborasi (Setiadi, 2012).

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah respon pasien terhadap standar atau

kriteria yang ditentukan oleh tujuan yang ingin dicapai. Penulisan pada

tahap evaluasi proses keperawatan yaitu terhadap jam melakukan

tindakan, data perkembangan pasienyang mengacu pada tujuan,

keputusan apakah tujuan tercapai atau tidak, serta ada tanda tangan atau

paraf. Evaluasi adalah tahapan akhir dari proses keperawatan, efaluasi

disini menyediakan nilai informasi yang mengenai pengaruh dalam hal

perencanaan (intervensi) yang telah direncanakan secara seksama dan

merupakan hasil dari perbandingan yang telah diamati dengan cara

melihat hasil dari kriteria hasil yang telah dibuat pada tahap

perencanaan tersebut (Triyoga, 2015)

45
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian studi kasus (case study) dengan pendekatan deskriptif kualitatif.

Pendekatan kualitatif merupakan suatu prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku yang

dapat diamati dari orang (subyek) itu sendiri. Adapun penelitian deskriptif

adalah penelitian yang hanya melukiskan keadaan obyek atau persoalan

dan tidak dimaksudkan untuk mengambil atau menarik kesimpulan yang

berlaku umum.

Studi kasus merupakan rancangan penelitian yang mencangkup

pengkajian satu unit penelitian secara intensif misalnya satu klien atau dua

klien. Rancangan dari studi kasus bergantung pada keadaan kasus namun

tetap mempertimbangkan faktor penelitian waktu. Pada metode studi kasus

ini pengkajian tentang riwayat dan pola perilaku sebelumnya dikaji secara

rinci meskipun jumlah respondennya sedikit namum dapat menggambarkan

satu unit subjek dengan jelas merupakan keuntungan dari metode

rancangan ini (Nursalam, 2011)

Studi kasus yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah

digunakan untuk mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pasien

yang mengalami gangguan sistem perkemihan. Chronic Kidney Disease

(CKD)Di UPTD Puskesmas Plered Purwakarta Tahun 2021

45
B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi peneliaitan

Penelitian ini akan dilkukn di UPTD Puskesmas Plered Purwakarta

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan dari tanggal 10 s/d 13 juli 2021.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahapan dalam proses penelitian

dengan cara pendekatan terhadap subyek dan proses pengumpulan

karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,

2011)

Pengumpulan data diperlukan untuk memperoleh data atau kriteria yang

sesuai dengan masalah yang sedang diteliti. Adapun teknik-teknik yang

digunakan dalam pengumpulan data antara lain :

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab (dialog)

langsung antara pewawancara dengan responden. Kegiatan wawancara

meliputi: anamnesis berisi tentang (wawancara dengan subyek atau

responden), keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, dahulu, keluarga

dan lainnya sesuai dengan pedoman yang akan diungkap. Sumber data

dapat diperoleh oleh klien sendiri, keluarga maupun perawat (Suryono,

2013).

46
m

2. Observasi dan pemeriksaan

Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan

menggunakan pengamatan menggunakan seluruh alat indra

(penciuman, penglihatan, pendengaran, perabaan dan pengecapan).

Kegiatan observasi meliputi: mencatat, pertimbangan dan penelitian.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan dengan pendekatan inspeksi,

palpasi, perkusi dan auskultasi (Suryono, 2013)

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi adalah kegiatan mencari data atau variabel yang dapat

diambil dari berbagai sumber berupa catatan misalnya, rekam medik,

data hasil laboratorium dan sebagainya. Dalam studi dokumentasi yang

diamati adalah benda mati. Peneliti perlu cheklist untuk mencatat

variabel yang sudah ditentukan (Suryono, 2013)

D. Analisa Data

Analisa data adalah pengelolaan dan penganalisaandata dengan

teknik-teknik tertentu. Adapun urutan dalam analisis adalah:

1. Pengumpulan data

Pengumpulan data diambil dari hasil wawancara, observasi, dan

dokumentasi yang dilakukan kepada pasien. Pada wawancara ini hal

yang ditanyakan pada pasien meliputi identitas, keluhan, riwayat

penyakit, dan lain-lain. Pada saat observasi, peneliti melihat dan

47
melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui suatu yang normal

maupun abnormal dari sistem tubuh terkait dengan keluhan utama

pasien, kemudian didokumentasikan kedalam lembar asuhan

keperawatan.

2. Meredukasi Data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk lapangan

dijadikan satudalambentuk transkip dan dikelompokan menjadi data

subyektif dan data obyektif,dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan

diagnostik kemudian dibandingkandengan nilai normal

3. Penyajian Data

Dalam studi kasus ini dara disajikan dalam bentuk teks (tekstular).

Penyajian secara tekstular biasanya digunakan untuk penelitian atau data

kualitatif. Penyajian cara tekstural biasanya digunakan untuk penelitian

atau data kualitatif. Penyajian cara tekstural adalah penyajian data hasil

penelitian dalam bentuk urian kalimat. Kerahasiaan dan responden

dijamin dengan menguburkan identitas dari responden

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan

perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode

induksi.

48
E. Uji Keabsahan Data

Keabshahan data merupakan setandar suatu data hasil penelitian

yang menekankan pada data atau informasi daripada sikap atau jumlah

orang. Penetapan keabsahan data dapat dilakukan dengan teknik

pemeriksaan atau pengujian. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan

pada kriteria tertentu yang terdiri dari: derajat kepercayaan (credibility),

keteralihan (transferability), ketergantungan (dependability), dan kepastian

(confirmability) (Sugiono, 2010)

Uji keabsahan data bertujuan untuk menguji kualitas dan atau

informasi yang diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan data

dengan validasi yang tinggi. Disamping intergritas peneliti (karena peneliti

menjadi instrumen utama) uji keabhsahan data dilakukan dengan:

1. Memperpanjang waktu pengamata atau tindakan

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber

data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga klien yang

berkaitandengan masalah yang diteliti

F. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan pihak peneliti, pihak yang

diteliti dan masyarakat yang akan memperoleh dampak penelitian tersebut

49
Dalam melakukan penelitian, peneliti izin dari institusi untuk

melakukan penelitian. Setelah mendapatkan izin barulah peneliti

melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika yang meliputi:

1. Informed Consen (persetujuan menjadi klien)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetuuan. Informed Consent

diberikan sebelum peneliti melakukan penelitian dan bertujuan agar

responden atau klien mengetahui maksud dan tujuan studi kasus

2. Anomity (tanpa nama)

Subyek mempunyai hak untuk mendapatkan jaminan dalam hal

kerahasiaan identitas dengan cara menguburkannya (tanpa nama).

3. Confidientally (kerahasiaan)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya

oleh peneliti studi kasus (Nursalam, 2014).

50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengkajian

a. Pengumpulan data

a. Identitas

Nama : Tn J

Umur : 53 thn

Jenis kelamin : Laki - laki

Agama : Islam

Pendidikan : Sd

Pekerjaan : Buruh harian lepas

Suku bangsa : Sunda

Status perkawinan : Menikah

Gol darah :-

No. CM : 00326942

Tanggal pengkajian :10/07/2021

Diagnosa medis :Chronic Kidney Disease (CKD)

Alamat : Kp Palinggihan, desa PalinggihanRt

007/004, Kec Plered Kab Purwakarta

51
b. Identitas penanggung jawab

Nama :Ny. S

Umur : 51 thn

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pendidikan : Sd

Pekerjaan : Pedagang

Suku bangsa : Sunda

Hub dengan klien : Istri

Alamat : Kp Palinggihan, desa PalinggihanRt

007/004, Kec Plered Kab Purwakarta

c. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

Pasien mengatakan kedua kakinya bengkak

2) Riwayat masuk sekarang (PQRST)

Pasien mengatakan kedua kakinya bengkak, bengkak menunjukan

derajat 2 dan kembali 3 – 5 detik , bengkak hanya dikedua kaki,

bengkak dirasakan ketika klien banyak mengkonsumsi air minum

d. Riwayat kesehatan yang lalu

Klien mengatakan bahwa dia belum pernah mengalami

penyakit seperti yang dideritanya ini dan juga klien mengatakan

sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit

52
e. Riwayat kesehatan keluarga

Klien mengatakan di keluarganya juga ada yang mempunyai

riwayat penyakit yang sama dengan klien yaitu adik kandungnya

sendiri.

60 thn 43 thn 51 thn


61 thn
53 55
th th
n n

24 27 28
thn thn thn

Keterangan simbol:

: Laki - laki

: Perempuan

: Pasien

: Tinggal serumah

: Meninggal

53
Keterangan :

Dari genogram diatas, Tn J merupakan anak ke dua dari

empat bersaudara, Tn J hanya tinggal bersama istrinya karena

anak anaknya bekerja diluar kota, dan adik Tn J meninggal karena

pentyakit yang sama.

f. Data pola kebiasaan pasien

Tabel 4.1 pola kebiasaan klien


NO Data Biologis Sebelum Sakit Saat Sakit
1. Pola makan
 Frekuensi 3x sehari 2 x/hari
 Porsi makan 1 porsi habis 1 porsi tidak habis

 Jenis Nasi, sayur, dan lauk Bubur


pauk

 Pantangan Tidak ada Makanan yang


mengandung tinggi
garam, protein.
Tidak ada Tidak ada
 Gangguan menelan
50 kg 42 kg
 Berat badan
Mie ayam Sayur dan lauk pauk
 Makanan yang
Rendah protein,
disukai
Tidak ada garam, dan gula
 Diet
Tidak ada Mual, dan muntah
 Keluhan
2. Pola minum
 Frekuensi 4 – 7 gelas/hari 2 – 3 gelas/hari
 Jumlah/cc ± 1750 cc/hari ± 750 cc/hari

 Jenis Air mineral Air mineral

 Pantangan Tidak ada Tidak boleh banyak


minum
Tidak ada Tidak ada
 Keluhan
Pola eliminasi BAB

54
 Frekuensi 1x/hari 1x/hari
 Warna Kuning Kuning

 Bau Khas feses Khas feses

 Konsistensi Lembek Lembek


Tidak ada Tidak ada
 Keluhan
Pola eliminasi BAK
 Frekuensi 4 – 8 x/hari 3 – 5 x/hari
 Warna Kuning jernih Kuning pekat

 Bau Khas amoniak Khas amoniak

 Jumlah/cc ± 1.000 cc/hari ± 200 cc/hari


Tidak ada Tidak ada
 Alat bantu
Tidak ada Nyeri saat BAK
 Keluhan
Pola istirahat dan tidur
 Frekuensi 5 – 7 jam/hari 4 – 6 jam/hari
 Lama tidur siang 2 jam/hari 1 jam/hari

 Lama tidur malam 5 – 7 jam/hari 3 – 5 jam/hari

 Kebiasaan Tidak ada Tidak ada

penghantar tidur Tidak ada Tidak ada

 Kebiasaan
Tidak ada Sesak nafas
penggunaan obat
tidur
 Keluhan
Pola kebersihan
 Mandi 2 x/hari 2 x/hari
 Mencuci rambut 2 x/minggu 2 x/minggu

 Sikat gigi 2 x/hari 2 x/hari

 Mengganti pakaian 2 x/hari 2 x/hari


Pola aktivitas
 Jenis pekerjaan Buruh Tidak ada
 Lama bekerja 5 – 8 jam Tidak ada

 Jenis olahraga Tidak ada Tidak ada

 Frekuensi olahraga Tidak ada Tidak ada


Tidak ada Tidak ada
 Keluhan
Bersama keluarga Bersama keluarga

55
 Kegiatan diwaktu
luang

g. Pemeriksaan fisik

1) Keadaan umum : Lemah

2) Tingkat kesadaran :Chompos mentis (GCS : E : 4 M : 6 V :5 )

3) Tanda – tanda vital : TD :150/90 mmHg R :19 x/m

N :97 x/m S :36,7˚c

4) IMT : BB :42kg TB :162cm

IMT = Berat badan (kg)


Kuadrat tinggi badan (m2)

IMT = 42 = 42 = 15, 9 (kurus)


(1,62 x 1,62) 2,63

5) Head to toe

a) Kepala

- Inspeksi : wajah simetris, tidak terdapat edema diwajah,

rambut beruban dan bersih, tidak tampak adanya lesi, sklera

ikterik, konjungtiva ananemis.

- Palpasi : tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan

b) Hidung

- Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, dan kebersihan

baik

- Palpasi : tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan

56
c) Telinga

- Inspeksi : bentuk simetris, kebersihan telinga baik

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan benjolan,fungsi

pendengaran baik

d) Mata

- Inspeksi : bentuk simetris kanandan kiri, konjungtiva

anemis, sklera ikterik, pupil isokor

- Palpasi : tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan, fungsi

penglihatan baik

e) Mulut

- Inspeksi : mukosa tampak pucat, tidak terdapat lesi dan

benjolan, kebersihan mulut dan gigi baik

- Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan, fungsi

pengecapan baik

f) Leher dan tenggorokan

- Inspeksi : tidak terdapat lesi, terdapat pembesaran vena

jugularis, tidak ada hiper pigmentasi

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan pembengkakan

g) Dada dan thorak

- Inspeksi : bentuk dada simetris, ritme pernafasan dangkal

dan cepat ( 23 x/menit), tidak ada lesi dan benjolan

- Palpasi : tidak ada nyeri tekan tidak ada benjolan, terdapat

getaran vocal premitus

57
- Perkusi : ICS I-IV kanan resonan, ICS I-III kiri resonan,

ICS V-VII kiri redup, ICS IV-VI redup

- Auskultasi : terdapat suara nafas tambahan

h) Jantung

- Inspeksi : tidak tampak terlihat ictus cordis

- Palpasi : tidak teraba adanya ictus cordis di ICS V

- Perkusi : batas jantung ics III sinistra, batas bawah di ics

Vsinistra,

- Auskultasi : terdengar bunyi S 1 di trikuspiud dan mitral,

dan terdengar bunyi S 2 di aorta dan pulmonal, tidak ada

suara jantung tambahan

i) Abdomen

- Inspeksi : tidak ada asites, tidak ada lesi dan bentuk normal

- Auskultasi : bising usus 12 x/menit

- Palpasi : terdapat nyeri tekan di kuadran 3 dan 4, tidak ada

asites,

- Perkusi : kuadran I pekak, kuadran II timpani, kuadran III

timpani, dan kuadran IV timpani

j) Ekstermitas atas

- Inspeksi : bentuk simetris, kulit tampak kering kehitaman,

kulit dibagian siku tampak terkelupas, tidak ada edema

- Palpasi : tidak ada edema, , turgor kulit menurun kembali

dalam waktu 4 detik, akral dingin

58
k) Ekstermitas bawah

- Inspeksi : bentuk seimetris, kulit tampak kering kehitaman,

terdapat edema

- Palpasi : terdapat edema derajat 2 kembali dalam waktu 5-

10 detik,

a. Pemeriksaan penunjang

Tabel 4.2 pemeriksaan penunjang

NO Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan

Ureum 112 10-50 mg/dL

Kreatinin 5,06 0,6-1,2 mg/dL

b. Terapi yang diberikan

Tabel 4.3 terapi obat

NO Jenis obat Indikasi Kontraindikasi Efek samping Cara Dosis Tanggal


pemberian

59
1. Furosemide Diuretic Pada pasien Gangguan Oral 2x 1,5 10/07/2021
furosemide gagal ginjal elektrolit, mg
diberiksn dengan anuria, dehidrasi,
untuk prekoma, hipovolemia,
membantu hipovolemia, hipotensi.
retensi urin dan
(edema). hipersensitivitas
Obat ini
bekerja
dengan
bertindak
pada gin jal
untuk
meningkatka
n urin
2. Antasida Antasida Pada pasien Diare, perut Oral 3x1 10/07/2021
bekerja hipofosfatemia, kembung, mual 500mg
untuk perdarahan muntah, kram
menetralisir saluran cerna perut dan
kadar asam dan apendicitis sembelit
lambung
yang
berlebih
3. Vit12 Vitamin Kontraindikasi Sakit kepala, Oral 3x1 10/07/2021
diberikan terjadi terjadi diare, dan 50mg
untuk hipersensitivitas gangguan
mengatasi atau anafilaksis kecemasan
Vit B12 dan terhadap obat
anemia atau komponen
perinisiosa obat ini
4. Valsatran Angiotensin Pada pasien Trombositopen Oral 3x1 10/07/2021
Reseptor dengan ia, nyei sendi, 80mg
Blocker(AR gangguan sakit kepala
Bs) yang fungsi hati kelelahan, diare
bekerja berat, obstruksi dan
dengan empedu dan neutropenia
menenangka hipersensitivitas
n pembuluh pada obat ini
darah
sehingga
darah daoat
mengakir
dengan lebih
muidah,
kegunaan
untuk
menurunkan
tekanan
darah tinggi
dapat

60
membantu
mencegah
stroke,
serangan
jantung, dan
gangguan
ginjal

i. Data sosial

Klien dapat berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga dengan

baik dan juga klien sering bertanya-tanya tentang penyakit yang

dideritanya.

j. Data spiritual

Klien beragama islam dan sering-sering terlihat sambil berdoa dan

juga sholat 5 waktu, dan pasien juga mengikuti kegiatan beragama rutin 1

minggu sekali.

k. Analisa data

Tabel 4.4 analisa data

61
NO Data Etiologi Problem

Ds : Retensi urin Kelebihan volume


- Klien mengeluh kedua
cairan
kakinya bengkak
- klien mengatakan BAK Tekanan meningkat
sedikit
Do :
- Kedua kaki klien tampak Volume meningkat
terdapat edema
- Terdapat suara nafas
tambahan Edema
-Terdapat distensi vena
jugularis
TD : 140/80 mmHg
Kelebihan volume cairan

N: 97 x/menit
S : 36,7˚c
R : 25 x/meni
Ds : Gangguan keseimbangan Ketidakseimbangan
- Klien mengatakan
asam basa nutrisi kurang dari
badannya terasa lemah
- klien mengatakan sering kebutuhan tubuh
mual dan muntah
Produksi asam meningkat
Do :
- Kurang minat pada
makanan
Mual dan muntah
- Mukosa bibir klien
tampak kering dan pucat
- IMT : 15,9 (kurus) Anoreksia
TD : 140/80 mmHg
N: 95 x/menit
S : 36,7˚c Ketidakseimbangan nutrisi
R : 25 x/menit
kurang dari kebutuhan
BB sebelum sakit :50kg

62
BB saat sakit : 42kg tubuh
Ds : Sekresi protein terganggu Resiko gangguan
- Klien mengatakan
integritas kulit
kulitnya kering
kehitaman Uremia
Do :
- Kulit klien tampak
kering kehitaman Pruritus
- Turgor kulit menurun
kembali dalam waktu 3-
5 detik Gangguan integritas kulit
- Persebaran warna kulit
tampak tidak merata
TD : 140/80 mmHg
N: 95 x/menit
S : 36,7˚c
R : 23 x/menit
Ds : Proses hemodialisa Ansietas
- Klien mengatakan
cemas dengan
penyakitnya Tindakan infasi berulang
- Klien mengatakan tidak
tahu harus berbuat apa
Do : Informasi adekuat
- Klien tampak gelisah
- Klien selalu bertanya-
tanya mengenai Ansietas
penyakit yang
dideritanya
- Kontak mata klien
kurang
TD : 140/80 mmHg
N: 95 x/menit
S : 36,7˚c

63
R : 23 x/menit

2. Diagnosa keperawatan

a. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan

cairan

b. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan mencerna makanan

c. Gangguan kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek

uremia

d. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi,

pemeriksaan diagnostik, dan rencana tindakan

3. Intervensi keperawatan

Tabel 4.5 rencana keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi keperawatan


keperawatan (NOC) (NIC)

Kelebihan Setelah dilakukan tindakan a. Kaji status cairan : Timbang berat


volume cairan keperawatan selama 1x24jam badan, keseimbangan masukan
berhubungan diharapkan kelebihan volume dan keluaran, turgor kulit dan
dengan kelebihan cairan teratasi dengan kriteria adanya edema
asupan cairan hasil: b. Batasi masukan cairan
a. Terbebas dari edema, c. Identifikasi sumber potensial
efusi, anasarka cairan
b. Memelihara tekanan d. Pertahankan catatan intake dan
vena sentral, tekanan outpute
kapiler paru, outpute e. Kajitanda gejala edema
dan vital sign normal

64
c. Bunyi nafas bersih, Intervensi tambahan
tidak ada - Berikan terapi komplementer
dypsnea/ortopnea minyak jintan hitam
d. Terbebas dari (Fifa Yuniarmi 2017, Pengaruh
kelelahan, kecemasan Pemberian Ekstrak Biji Jintan
atau kebingungan Hitam
e. Pasien mampu https://eprints.umm.ac.id/90916/)
menjelaskan indikator
kelebihan cairan
Gangguan nutrisi Setelahdilakukantindakan a. Kaji adanya mual dan muntah
kurang dari keperawatan selama 1 x b. Kaji adanya kehilangan berat
kebutuhan tubuh 24jamdiharapkan badan dan perubahan status
berhubungan ketidakseimbangan nutrisi nutrisi
dengan kurang dari kebutuhaan tubuh c. Kaji adanya alergi makanan
ketidakmampuan dapat teratasi dengan kriteria d. Anjurkan pasien makan sedikit
mencerna hasil : tapi sering
makanan a. Nafsu makan
meningkat
b. Tidak terjadi
penurunan berat badan
c. Masukan nutrisi
adekuat
d. Berat badan ideal
dengan tinggi badan
e. Mampu
mengidentifikasikan
kebutuhan nutrisi
f. Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
Gangguan Setelah dilakukan tindakan a. Kaji adanya tanda-tanda
kerusakan keperawatan selama 1 x24jam kerusakan integritas kulit
integritas kulit diharapkan kerusakan b. kaji warna kulit
berhubungan integritas dapat teratasi dengan c. kaji temperatur
dengan efek kriteria hasil : d. Catat adanya perubahan kulit

65
uremia a. Elastisitas dan e. Ganti posisi sesering mungkin
kelembaban dalam f. Catat adanya perubahan kulit
rentang normal dan membran mukosa
b. Integritas kulit yang
baik bisa
dipertahankan
c. Status nutrisi adekuat
d. Sensasi dan warna
kulit normal
Ansietas Setelah dilakukan tindakan a. Gunakan pendekatan yang
berhubungan keperawatan selama 1 x24jam menenagkan
dengan kurang diharapkan kecemasan pasien b. Nyatakan dengan jelas harapan
pengetahuan berkurang, dengan kriteria terhadap perilaku pasien
tentang kondisi, hasil : c. Jelaskan semua prosedur dan
pemeriksaan a. Klien mampu apa yang dirasakan selama
diagnostik, dan mengidentifikasikan prosedur
rencana tindakan dan mengungkapkan d. Pahami perspektif pasien
gejala cemas terhadap situasi stress
b. Mengidentifikasi, e. Temani pasien untuk
mengungkapkan dan memberikan kenyamanan dan
menunjukan teknik mengurangi takut
untuk mengontrol f. Identifikasi tingkat kecemasan
cemas g. Bantu pasien mengenai situasi
c. Vital sign dalam batas yang menimbulkan kecemasan
normal h. Instruksikan pasien
d. Postur tubuh, ekspresi menggunakan teknik relaksasi
wajah, bahasa tubuh
dan aktivitas
menunjukan
berkurangnya cemas

4. Implementasi dan evaluasi keperawatan

Tabel 4.6 implementasi dan evaluasi keperawatan hari 1

66
No Tanggal/j No Implementasi Evaluasi Paraf
am Diagnosa
1. 10-07- I a. Mengkaji status S :
2021 / cairan: Timbang - Klien mengatakan
13.00 berat badan, turgor kakinya bengkak
kulit dan adanya - Klien mengatakan BAK
edema sedikit
Hasil : O:
- BB sebelum sakit 50 - Kedua kaki klien tampak
kg, dan BB sesudah terdapat edema
sakit 42 kg - Asupan cairan tampak
- Turgor kulit berlebih dibanding
menurun output
b. Membatasi masukan - Klien tampak sesak
cairan - Adanya suara tambahan
Hasil : - Tampak distensi vena
- Intake cairan yang jugularis
masuk ±750 cc TD : 150/80mmHg
c. Mengidentifikasi N : 97 x/menit
sumber potensial S : 36,7˚c
cairan RR:20 x/menit
Hasil : A:
- Potensial cairan - Masalah belum teratasi
berasal dari klien P : Intervensi dilanjutkan
yang banyak minum a. Mengkaji status cairan:
d. Mempertahankan Timbang berat badan,
catatan intake dan turgor kulit dan adanya
outpute edema
e. Memonitor tanda b. Membatasimasukan
gejala edema cairan
dengan pitting c. Mengidentifikasi
edema sumber potensial cairan
Hasil : d. Mempertahankan
- Derajat 2 edema catatan intake dan

67
kembali dalam outpute
waktu 3-5 detik e. Memonitortanda gejala
edema

2. 10-07- II a. Memonitor adanya S :


2021 / mual dan muntah - Klien mengatakan nyeri
14.10 Hasil : pada abdomen
- Mual dan muntah - Klien mengatakan nafsu
terjadi ketika klien makan masih menurun
makan O:
b. Memonitor adanya - Klien tampak lemas
kehilangan berat - Konjungtiva tampak
badan dan anemis
perubahan status - Denyut nadi lemah
nutrisi - Klien tampak mengerang
Hasil : TD : 150/80mmHg
- BB sebelum sakit N : 95 x/menit
50 kg,dan BB saat S : 36,7˚c
sakit 42kg RR : 21 x/menit
c. Mengkaji adanya A :
alergi makanan - Masalahbelum teratasi
Hasil : P : Intervensi dilanjutkan
- Klien mengatakan - Memonitor adanya
tidak mempunyai mual dan muntah
alergi makanan - Memonitor adanya
d. Menganjurkan kehilangan berat badan
pasien untuk dan perubahan status
makan sedikit tapi nutrisi
sering - Mengkaji adanya alergi
Hasil : makanan
- Klien tampak - Menjarkan pasien
memahami bagaimana membuat
catatan makanan harian

68
3. 10-07- III a. Memonitor adanya S:
2021 / tanda-tanda - Klien mengatakan
14.59 kerusakan kulitnya kering
integritas kulit kehitaman
Hasil : - Klien mengatakan tidak
- Kulit tampak nyaman
kering kehitaman O:
b. Memonitor warna - Kulit klien tampak
kulit kering kehitaman
Hasil : - Turgor kulit menurun
- Kulit klien tampak - Kulit dibagian siku
kering kehitaman tampak terkelupas
c. Memonitor TD : 150/80mmHg
temperatur kulit N : 92 x/menit
Hasil : S : 36,7˚c
- Temperatur kulit RR : 20 x/menit
klien terasa dingin A:
d. Mencatat adanya - Masalah belum teratasi
perubahan P:
Hasil : - Intervensi dilanjutkan
- kulit tampak - Monitor adanya tanda-
kering kehitaman tanda kerusakan
e. Mengganti posisi integritas kulit
seseringmungkin - Monitor warna kulit
Hasil : - Monitor temperatur
- Klien sering - Catat adanya
mengganti posisi perubahan kulit
miring kanan, - Ganti posisi sesering
miring kiri dan mungkin
terkadang duduk. - Catat adanya
f. Catat adanya perubahan kulit dan
perubahan kulit membran mukosa
dan membran
mukosa

69
10-07- IV a. Menggunakan S:
2021 / tekhnik - Klien mengatakan cemas
15.45 pendekatan dengan keadaannya
adaptasi stress - Klien bertanya-tanya
Hasil : mengenai penyakit yang
- Klien tampak dideritanya
lebih tenang O:
b. Menyatakan - Klien tampak gelisah
dengan jelas - Klien tampak tidak
harapan terhadap nyaman
perilaku pasien - Kontak mata klien
Hasil : kurang
- Klien menyatakan TD : 150/80mmHg
ingin segera N :101 x/menit
sembuh dan bisa S :36,7˚c
beraktivitas seperti RR :22 x/menit
biasa A:
c. Menjelaskan - Masalah belum teratasi
semua prosedur P :
dan apa yang - Intervensi dilanjutkan
dirasakan selama a. Gunakan pendekatan
prosedur yang menenagkan
Hasil b. Nyatakan dengan jelas
- Klien tampak harapan terhadap
memahami dan perilaku pasien
dapat mejelaskan c. Jelaskan semua
kembali tentang prosedur dan apa yang
prosedur tindakan dirasakan selama
d. Memahami prosedur
perspektif pasien d. Pahami perspektif
terhadap situasi pasien terhadap situasi
stress stress
e. Menemani pasien e. Temani pasien untuk
untuk memberikan memberikan

70
kenyamanan dan kenyamanan dan
mengurangi takut mengurangi takut
Hasil : f. Identifikasi tingkat
- Klien tampak kecemasan
lebih tenang g. Bantu pasien mengenai
f. Mengidentifikasi situasi yang
tingkat kecemasan menimbulkan
Hasil : kecemasan
- Klien cemas h. Instruksikan pasien
akibat kurangnya menggunakan teknik
pengetahuan relaksasi
tentang
penyakitnya dan
prosedur tindakan
yang dilakukan
g. Membantu pasien
mengenai situasi
yang menimbulkan
kecemasan
Hasil :
- Klien mengatakan
perasaan lebih
cemas apabila
akan dilakukan
tindakan
hemodialisa
dirumah sakit
h. Menginstruksikan
pasien
menggunakan
teknik relaksasi
Hasil :
- Klien tampak
lebih tenang

71
Tabel 4.7 implementasi dan evaluasi hari ke 2

No Tanggal No Implementasi Evaluasi Paraf


/jam Diagnosa
11-07- I a. Mengkaji status S :
2021 / cairan: Timbang - Klien mengatakan
10.00 berat badan, turgor kakinya masih bengkak
kulit dan adanya - Klien mengatakan BAK
edema sedikit
Hasil : O:
- BB sebelum sakit 50 - Kedua kaki klien tampak
kg, dan BB setelah terdapat edema dengan
sakit 42 kg derajat 2 kembali dalam
- Turgor kulit waktu 3-5 detik
menurun - Klien tampak sesak
b. Membatasimasukan - Adanya suara tambahan
cairan - Tampak distensi vena
Hasil : jugularis
- Input cairan ±750 cc TD : 140/80mmHg
c. Mengidentifikasi N : 97 x/menit
sumber potensial S : 36,5˚c
cairan RR:23 x/menit
Hasil : A:
- Klien mengatakan - Masalah belum teratasi
selalu merasa haus P:
d. Mempertahankan - Intervensi dilanjutkan

72
catatan intake dan a. Mengkaji status cairan:
outpute Timbang berat badan,
Hasil turgor kulit dan adanya
- Input ±750 cc output edema
±200 cc b. Membatasimasukan
e. Mengkaji tanda cairan
gejala edema c. Mengidentifikasi
f. Memberikan terapi sumber potensial cairan
komplementer d. Mempertahankan
minyak jintan hitam catatan intake dan
outpute
e. Memonitortanda gejala
edema
2. 11-07- II e. Memonitor adanya S :
2021 / mual dan muntah - Klien mengatakan mual
11.10 Hasil : muntah masih ada
- Mual dan muntah - Klien mengatakan nafsu
terjadi ketika klien makan masih kurang
makan O:
f. Memonitor adanya - Konjungtiva tampak
kehilangan berat anemis
badan dan - Denyut nadi lemah
perubahan status - klien tampak lemas
nutrisi - mukosa bibir tampak
Hasil : pucat
- BB sebelum sakit TD : 140/80mmHg
50kg, BB setelah N : 95 x/menit
sakit 42kg S : 36,7˚c
- Klien tampak RR : 23 x/menit
lemah dan pucat A:
g. Mengkaji adanya - Masalahbelum teratasi
alergi makanan P : Intervensi dilanjutkan
Hasil : - Memonitor adanya
- Klien mengatakan mual dan muntah

73
tidak ada alergi - Memonitor adanya
makanan kehilangan berat badan
h. Menganjurkan dan oerubahan status
pasien untuk nutrisi
makan sedikit tapi - Mengkaji adanya alergi
sering makanan
- Menganjurkan pasien
untuk makan sedikit
tapi sering
3. 11-07- III a. Memonitor adanya S:
2021 / tanda-tanda - Klien mengatakan
13.35 kerusakan kulitnya masih kering
integritas kulit kehitaman
Hasil : - Klien mengatakan tidak
- Kulit tampak nyaman
kering kehitaman O:
b. Memonitor warna - Kulit klien masih
kulit tampak kering
c. Memonitor kehitaman
temperatur - Turgor kulit menurun
d. Mencatat adanya - Kulit dibagian siku
perubahan kulit masih tampak terkelupas
e. Mengganti posisi TD : 140/80mmHg
seseringmungkin N : 95 x/menit
f. Catat adanya S : 36,7˚c
perubahan kulit dan RR : 21 x/menit
membran mukosa A:
- Masalah belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
- Monitor adanya tanda-
tanda kerusakan
integritas kulit
- Monitor warna kulit

74
- Monitor temperatur
- Catat adanya perubahan
kulit
- Ganti posisi sesering
mungkin
- Catat adanya perubahan
kulit dan membran
mukosa
11-07- IV a. Mneggunakan S:
2021 / pendekatan yang - Klien mengatakan masih
14.45 menenagkan cemas dengan
dengan tekhnik keadaannya
adaptasi stres - Klien masih bertanya-
b. Menyatakan tanya mengenai penyakit
dengan jelas yang dideritanya
harapan terhadap O :
perilaku pasien - Klien tampak cemas
c. Menjelaskan - Klien tampak tidak
semua prosedur nyaman
dan apa yang - Klien tampak lemas dan
dirasakan selama pucat
prosedur TD : 140/80mmHg
d. Memahami N :101 x/menit
perspektif pasien S :36,7˚c
terhadap situasi RR :22 x/menit
stress A:
e. Menemani pasien - Masalah belum teratasi
untuk memberikan P :
kenyamanan dan - Intervensi dilanjutkan
mengurangi takut a. Gunakan pendekatan
f. Mengidentifikasi yang menenagkan
tingkat kecemasan b. Nyatakan dengan jelas
g. Membantu pasien harapan terhadap
mengenai situasi perilaku pasien

75
yang menimbulkan c. Jelaskan semua
kecemasan prosedur dan apa yang
h. Menginstruksikan dirasakan selama
pasien prosedur
menggunakan d. Pahami perspektif
teknik relaksasi pasien terhadap situasi
stress
e. Temani pasien untuk
memberikan
kenyamanan dan
mengurangi takut
f. Identifikasi tingkat
kecemasan
g. Bantu pasien mengenai
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
h. Instruksikan pasien
menggunakan teknik
relaksasi

Tabel 4.8 implementasi dan evaluasi hari ke 3

No Tanggal/j No Implementasi Evaluasi Paraf


am Diagnosa
13-07- I a. Mengkaji status S :
2021 / cairan: Timbang - Klien mengatakan
10.30 berat badan, turgor kakinya masih bengkak
kulit dan adanya O :
edema - Kedua kaki klien masih
b. Membatasimasukan tampak terdapat edema
cairan - Asupan cairan tampak
Hasil : berlebih dibanding
- Cairan yang masuk output

76
±750 cc - Klien tampak sesak
c. Mengidentifikasi - Adanya suara nafas
sumber potensial tambahan
cairan TD : 140/80mmHg
d. Mempertahankan N : 97 x/menit
catatan intake dan S : 36,7˚c
outpute RR:21 x/menit
e. Memonitortanda A:
gejala edema - Masalah belum teratasi
Hasil : P:
- Turgor kulit - Intervensi dihentikan
menurun
- Derajat edema
adalah 2 dan
kembali dalam
waktu3-5 detik

2. 13-07- II a. Memonitor adanya S :


2021 / mual dan muntah - Klien mengatakan mual
13.10 Hasil : muntah sudah berkurang
- Mual muntah - Klien mengatakan nafsu
terjadi ketika klien makan masih kurang
makan O:
b. Memonitor adanya - Konjungtiva tampak
kehilangan berat anemis
badan dan - Denyut nadi lemah
oerubahan status - klien tampak lemas
nutrisi TD : 140/80mmHg
Hasil : N : 95 x/menit
- BB sebelum sakit S : 36,7˚c
50 kg, BB setelah RR : 19 x/menit
sakit 42 kg A:
c. Mengkaji adanya - Masalahbelum teratasi
alergi makanan P : Intervensi dihentikan

77
d. Menjurkan klien
untuk makan
sedikit tapi sering
3. 13-07- III a. Memonitor adanya S:
2021 / tanda-tanda - Klien mengatakan
13.35 kerusakan kulitnya masih kering
integritas kulit kehitaman
Hasil : - Klien mengatakan tidak
- Kulit kering nyaman
kehitaman O:
b. Memonitor warna - Kulit klien masih
kulit tampak kering
Hasil : kehitaman
- Kulit klien - Turgor kulit menurun
berwarna - Kulit dibagian siku
kehitaman masih tampak terkelupas
c. Memonitor TD : 140/80mmHg
temperatur N : 95 x/menit
Hasil : S : 36,7˚c
- Kulit klien terasa RR : 21 x/menit
dingin A:
d. Mencatat adanya - Masalah belum teratasi
perubahan kulit P:
e. Mengganti posisi - Intervensi dilanjutkan
seseringmungkin
Hasil :
- Klien sering mengganti
posisi miring
kanan, miring kiri
dan terkadang
duduk
f. Catat adanya
perubahan kulit
dan membran

78
mukosa
13-07- IV a. Menggunakan S:
2021 / pendekatan yang - Klien mengatakan
14.45 menenagkan pasrah dan menerima
dengan tekhnik keadaannya
adaptasi stres O:
Hasil : - Klien tampak tenang
- Klien tampak - Klien dapat
tenang mengungkapkan
b. Menyatakan prosedur tindakan yang
dengan jelas akan dilakukan
harapan terhadap TD : 140/80mmHg
perilaku pasien N :95 x/menit
Hasil : S :36,7˚c
- klien berharap RR :19 x/menit
dapat menjalani A :
hidup dengan - Masalah teratasi
tenang danpasrah P : Intervensi dihentikan
terhadap
penyakitnya
c. Menjelaskan
semua prosedur
dan apa yang
dirasakan selama
prosedur
Hasil :
- Klien tampak
memahami dan
dapat menjelaskan
kembali tentang
prosedur tindakan
d. Memahami
perspektif pasien
terhadap situasi

79
stress
e. Menemani pasien
untuk memberikan
kenyamanan dan
mengurangi takut
Hasil :
- Klien mengatakan
sudah tidak takut
karena pasrah
dengan
penyakitnya
f. Mengidentifikasi
tingkat kecemasan
Hasil :
- Klien tampak
tenang
- Kontak mata
adekuat
g. Membantu pasien
mengenaisituasi
yangmenimbulkan
kecemasan
h. Menginstruksikan
pasien
menggunakan
teknik relaksasi

80
B. Pembahasan

Pada bab ini menjelaskan tentang studi kasus asuhan keperawatan

pada Tn. J dengan gangguan sistem perkemihan : Chronic Kidney Disease

(CKD) di UPTD Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta. Disini penulis

akan menguraikan beberapa diagnosa keperawatan yang mjuncul pada Tn,

J yang sudah dilakukan pengkajian sebelumnya, ruang lingkup pembahasan

pada bab ini adalah : pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan

evaluasi

Pada pembahasan ini akan diuraikan kesenjangan antara tinjauan

teoritis dengan kasus dalam pelaksanaan secara nyata sesuai tahap-tahap

proses keperawatan.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah tahap awal dari proses jeperawatan, oleh

karenaitu tepat atau tidaknya intervensi yang penulis lakukan pada

klien tergantung pada tahap pengkajian ini. Dalam pengumpulan data

pada kasus Tn. J penulis menggunakan tehnik anamnesa yaitu

pengkajian langsung pada klien dengan cara observasi, wawancara,

pemeriksaan dan pengkajian dilakukan pada klien.

Pada hari sabtu tanggal 10 juli 2021 dilakukan pengkajian pada

Tn. J di kediamannya. Dari hasil pengkajian diperoleh data dari Tn. J

berusia 58 tahun, dengan keadaan umum Tn. J lemah, mengeluh kedua

kakinya bengkak. Tanda-tanda vital TD : 150/90 mmHg, nadi : 97

x/menit, respirasi : 23 x/menit, suhu : 36,7˚c.

81
Dari hasil pengkajian yang dijelaskan pada asuhan keperawatan

teoritis pada kasus Tn. J dengan tanda dan gejala antara lain klien

mengeluhkan kedua kaki bengkak, nafsu makan menurun, oliguria,

mual dan muntah

2. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan atau penilaian klinis

yang menguraikan respon aktual dan potensial klien terhadap masalah

kesehatan individu

Setelah dilakukan proses pengkajian maka penulis menganalisa

dan mengidentifikasi menjadi rumusan diagnosa keperawatan aktual

maupun resiko. Berdasarkan hal tersebut penulis dalam kasus asuhan

keperawatan pada Tn. J dengan Chronic Kidney Disease (CKD)

menegakan 4 diagnosa berdasarkan data pengkajian penulis menegakan

prioritas yaitu Kelebihan volume cairan berhubumgam dengan

ketidakmampuan ginjal mengekskresi air dan natrium, alasannya karna

klien mengeluhkan kedua kakinya bengkak dan BAK sedikit, diagnosa

kedua yaituketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual muntah dan ketidakmampuan mengabsorbsi

nutrient, karena klien tampak lemah, pucat dan klien mengatakan sering

mual dan muntah, diagnosa ketiga yaitu kerusakan integritas kulit,

karena kulit klien tampak kering kehitaman, keudian diagnosa terahir

adalah ansietas berhubungan dengan kursngnya pengetahuan tentang

kondisi dan rencana tindakan, alasannya karena klien tampak gelisah

82
dan sering bertanya-tanya tentang penyakitnya dan tentang prosedur

tindakan hemodialisa

3. Intervensi keperawatan

Rencana atau intervensiadalah perilaku spesifik yang

diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan

perawat.

Perencanaan yang dilakukan untuk mengatasi kelebihan volume

cairan adalah membatasi intake dan mencatat outpute agar tetap

adekuat dan mengkaji sumber potensial cairan, kemudian

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan intervensi mengkaji

mual muntah, mengkaji adanya alergi makanan, menganjurkan

makansedikit tapi sering. Kerusakan integritas kulit, intervensi

mengkaji warna, tremperatur, perubahan kulit dan mengganti posisi

sesering mungkin. Dan masalah ansietas dengan intervensi

menggunakan pendekatan yang menengkan, menjelaskan penyakit dan

prosedur tindakan, dan menginstruksikan klien untuk relaksasi nafas

dalam agar lebih tenang

Pada tahap intervensi, penulis membuat rencana tindakan sesuai

data yang didapatkan pada saat pengkajian dan apa yang menjadi

keluhan klien. Penulis merencanakan tindakan yang sesuai dengan

diagnosa dalam melaksanakan asuhan keperawatan sehinnga tidak ada

kesulitan yang berarti dalam melakukan tindakan keperawatan kepada

klien

83
4. Implementasi keperawatan

Pada tahap keperawatan ini penulis melakukan tindakan

keperawatan sesuai dengan yang sudah penulis buat, diantarnya

diagnosa pertama yaitu kel;ebihan volume cairan penulis melakukan

tindakan keperawatan sebagai berikut : mengkaji inteke dan outpue,

membatasi cairan yang masuk, mengidentifikasi sumber potensial

cairan, dan mengkaji edema.

Pada diagnosa kedua yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh , penulis melakukan tindakan keperawatan

sebagai berikut : mengkaji mual dan muntah, mengkaji adanya alergi

makanan, dan menganjurkan makan sedikit tapi sering

Pada diagnosa ketiga yaitu kerusakan integritas kulit, penulis

melakukan tindakan keperawatan sebagai berikut : mengkaji warna,

tremperatur, perubahan kulit dan mengganti posisi sesering mungkin

Dan pada diagnosa terahir yaitu ansietas, penulis melakukan

tindakan keperawatan yaitu sebagai berikut : menggunakan pendekatan

yang menengkan, menjelaskan penyakit dan prosedur tindakan, dan

menginstruksikan klien untuk relaksasi nafas dalam agar lebih tenang

5. Evaluasi keperawatan

Evaluasi keperawatan adalah penilaian terhadap tindakan

keperawatan yang diberikan atau dilakukan untuk mengetahui apakah

tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai sesuai yang diharapkan atau

tidak

84
Dari 4 diagnosa keperawatan, 3 diagnosa diantaranya belum

teratasi yaitu kelebihan volume cairan, ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh, dan kerusakan integritas kulit. Dan 1

diagnosa yang teratasi yaitu ansietas. Hal ini terjadi karena keterbatasan

waktu dan asuhan keperawatan ini dilakukan di rumah klien.

85
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan tindakan asuhan keperawatan pada klien yang

mengalami Chronic Kidney Disease (CKD) pada Tn. J dengan masalah

kelebihan volume cairan di UPTD Puskesmas Plered Kabupaten

Purwakarta, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang

dibuat berdasarkan laporan kasus sebagai berikut :

1. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

a. Hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada tanggal 10 juli 2021

diperoleh data subjektif Tn. J mengeluh kedua kakinya bengkak dan

diperoleh data objektif kakinya terdapat edema dengan derajat 3

menghilang dalam 10-15 detik, turgor kulit menurun

TD:120/80mmHg RR :19 x/m N:97 x/m S: 36,7˚c.

b. Diagnosa utama pada Tn J adalah kelebihan volume cairan didukung

oleh data subjektif pada Tn. J yaitu mengeluh kedua kakinya bengkak

dan badan terasa lemas, TD:120/80mmHg RR :19 x/m N: 97 x/m S:

36,7˚c.

c. Intervensi yang diberikan pada klien sesuai dengan NIC 2015

mengenai kelebihan volume cairan adalah kaji status cairan :


d. Timbang berat badan, keseimbangan masukan dan keluaran, turgor

kulit dan adanya edema

e. Implementasi keperawatan yang dilakukan pada klien sesuai dengan

NOC 2015 yaitu mengkaji status cairan : menimbang berat badan,

mengkaji keseimbangan masukan dan keluaran cairan mengkaji

turgor kulit dan mengkaji edema

f. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, penulis mengevaluasi

kepada klien setelah tindakan keperawatan yang dilakukan selama 3

hari yaitu dari tanggal 10,11, dan 13 juli 2021. Tn. J mengatakan

bengkak dikedua kakinya belum berkurang

2. Saran

a. Bagi klien dan keluarga

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi

pengetahuan dan manfaat kepada klien dan keluarga untuk dapat

mengetahui cara merawat klien Chronic Kidney Diseaese (CKD)

dirumah

b. Bagi perawat

Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam pengkajian sampai

evaluasi keperawatan dengan teliti yang mengacu pada fokus

permasalahan yang tepat sehingga dapat melaksanakan asuhan

keperawatan secara tepat khususnya pada klien Chronic Kidney

Disaese (CKD)
c. Bagi penelitian selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai tambahan referensi tentang

asuhan Keperawatan pada pasien dengan kasus Chronic Kidney

disease (CKD). Manfaat bagi pasien adalah mendapat asuhan

keperawatan yang efektif, efisien dan sesuai dengan setandar asuhan

keperawatan yaitu pemenuhan nutrisi dengan diet rendah protein dan

cukup energi pada pasien Chronic Kidney disease (CKD).


DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Rohana Muji.2020.Studi Dokumentasi Kelebihan Volume Cairan Pada


Pasien Chronic Kidney Disease (CKD).Yogyakarta:
(https://repository.akperykyjogja.ac.id/1/kti%201%20fix.docx) diakses jam
13.38 tanggal 30 juni 2021

Ali, Nadia.2018.Asuhan keperawatan Pada Pasien ESRD (End Stage Renal


Disease).Jogjakarta:
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1090/3/chapter1.pdf)dikutip jam 10.43
tanggal 23 juni 2021
Devada Chandra Eza Huzzela.2018.Asuhan Keperawatan Pada Klien Gagal
Ginjal KronikDengan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer.Jombang:
(http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/1624/8/Devada%20KTI.pdf) dikutip jam
23.15 tanggal 19 juni 2021
Fanny,AdiM.2017.
https://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/123456789/16089/05bab1_f
anny_10050013154_skr2017.pdf?sequence=5&isallowed=y dikutip jam
20.48 tanggal 5 juni 2021
Faizal, M .2020.Gagal Ginjal Kronik. http://perpus.fikumj.ac.id/index.php?
p=fstream-pdf&fid=3281&bid=3307) diakses jam 21.20 tanggal 5 juni
2021
Faizal, M.2020.Gagal Ginjal Kronik.
https://id.scribd.com/document/472305316/BAB-II-KGS-M-Faizal-1-
dikonversi-docxdiakses jam 20.00 tanggal 29 juni 2021
Guswanti.2019.Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Dengan
Hemodialisa.Samarinda: http://repository.poltekkes-
kaltim.ac.id/395/1/selesai.pdf)dikutip jam 11.04 tanggal 23 juni 2021
NDKPurnami.2021.Gambaran Tanda dan Gejala Hipervolemia Pada Pasien Gagal
Ginjal Kronis.Bali:http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/7368/3/BAB
%2011%20Tinjauan%20pustaka.pdf jam 18,49 tanggal 14 juni 2021
Parwati,Ida.2019.Asuhan Kperawatan Pada Klien Chronic Kidney Disease (CKD)
Sengan Masalah Resiko Gangguan Integritas Kulit.Malang:
(http://repository.stikespantiwaluya.ac.id/268/3/STIKSPW_ida20%parwati
_full%20)diakses jam 08.55 tanggal 23 juni 2021
Putri, Eka.2020.Hubungan Dukungan Keluarga Dan Kebutuhan Spiritual Dengan
Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik Dalam Menjalani Terapi
Hemodialisa.Riau:
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners/article/download/1
113/896)dikutip jam 21.41tanggal 5 juni 2021
Pratama,Yoga.2020.Asuhan Keperawatan Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronik.Jember: http://repository.unmuhjember.ac.id/5544/) dikutip jam
23.24 tanggal 19 juni 2021
Rumyati, Monika.2019.Mettode Penerapan Ice Lipse untuk Manajemen Rasa
Haus Pada Pasien Chronic Kidney Disease (CKD).
(http://repository.ump.ac.id/9120/3/Monika%20Rumyati%20BAB
%20II.pdf)diakses jam 13.06 tanggal 30 juni 2021
Rosita.2019.Asuhan Gizi Terstandar Pada Pasien Gagal Ginjal
Kronis.Jogjakarta:http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1438/4/4.%20chapter
%202.pdf dikutip jam 21.59 tanggal 18 juni 2021

Lampiran 1
INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Inisial : Tn. J

Umur : 53 thn

Jenis kelamin : Laki-laki

Menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi responden penelitian yang

dilakukan oleh

Nama : Oki Trianto

NIM : 1800001024

Saya telah menerima penjelasan dari peneliti tentang hal-hal yang berkaitan

dengan penelitian ini. Jawaban yang saya berikan merupakan jawaban yang

sebenarnya dan tanpa paksaan dari orang lain. Saya memahami bahwa informasi

yang saya berikan akan dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Jika suatu saat terjadi

hal yang merugikan bagi saya, maka saya berhak keluar dari penelitian ini.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Purwakarta, juli 2021

Peneliti Responden

Oki Trianto Jasman

Lampiran 2
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth : Saudara/i

Calon Responden

Di

UPTD Puskesmas Purwakarta

Dengan Hormat

Saya mahasiswa D-lll Keperawatan Akper RS Efarina Purwakarta semester VI


bermaksud akan melakukan penelitian tentang Asuhan Keperawatan Medikal
Bedah Dengan Gangguan Sistem perkemihan dengan Diagnosa Medis Chronic
Kidney Disease (CKD), sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah pada Program Studi D-lll Keperawatan Jurusan Keperawatan di Akper RS
Efarina Purwakarta. Berkaitan dengan hal tersebut, saya mohon kesediaan
Bapak/lbu/Saudara untuk menjadi responden yang merupakan sumber informasi
bagi penelitian ini.

Demikian permohonan ini saya sampaikan dan atas partisipasinya saya ucapkan
terima kasih.

Purwakarta, juli 2021

Oki Trianto
1800001024
Lampiran 3
SatuanAcaraPenyuluhan (SAP)

Chronic Kidney Desease (CKD)

Topik: Chronic Kidney Desaese (CKD)

Sub Topik :

1. Pengertian Chronic Kidney Desaese (CKD)

2. Penyebab Chronic Kidney Desaese (CKD)

3. Tanda dan gejala Chronic Kidney Desaese (CKD)

4. Pencegahan Chronic Kidney Desaese (CKD)

Hari/ tanggal : minggu , 11 Juli 2021

Tempat :Rumah pasien

Waktu :20 menit

Sasaran :Pasien dan Keluarga

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan selama 20menit diharapkan pasien
mampu memahami tentang penyakit Chronic Kidney Desaese (CKD)
2. Tujuan Instruksional
Setelah mengikuti penyuluhan selama 10menit pasien dapat menjelaskan
kembali tentang :
a. Pengertian Chronic Kidney Desaese (CKD)

b. Penyebab Chronic Kidney Desaese (CKD)

c. Tanda dan gejala Chronic Kidney Desaese (CKD)

d. Pencegahan Chronic Kidney Desaese (CKD)


B. MetodePenyuluhan
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
C. Media
1. Leaflet
D. Materi (UraianTerlampir)

1. Pengertian Chronic Kidney Desaese (CKD)

2. Penyebab Chronic Kidney Desaese (CKD)

3. Tanda dan gejala Chronic Kidney Desaese (CKD)

4. Pencegahan Chronic Kidney Desaese (CKD)

Pengorganisasian
Pembicara : Oki Trianto
5. Strategipelaksanaan

N Tahap Waktu Kegiatanpenyuluhan Sasaran


o kegiatan
1 Pembuk 3menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
aan b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dan
c. Menyampaikan menyimak
maksud dan tujuan c. Bertanya mengenai
materi perkenalan dan tujuan
d. Menjelaskan pokok jika ada yang kurang
pembahasan jelas.
e. kontrak waktu

2 Pelaksan 10 a. Melakukan
aan menit penyuluhan tentang
pengertian Chronic
Kidney Desaese
(CKD)
b. Melakukan
penyuluhan tentang
penyebab Chronic
Kidney Desaese
(CKD)
c. Melakukan
penyuluhan tentang
tanda gejala
d. Melakukan
penyuluhan tentang Mendengarkan dan
pencegahan Chronic menyimak
Kidney Desaese
(CKD)
e. Memberikan
pertanyaan pada pasien
a. Menutup pertemuan
dan mengucapkan
salam
3 Evaluasi 5menit a. Memberikankesempat
anuntukbertanya
b. Memberikan Bertanya dan menjawab
kesempatan untuk pertanyaan
menjawab pertanyaan
4 Penutup 2menit a. Menyampaikan a. Mendengarkan dan ikut
kesimpulan materi serta
b. Mengakhiri kegiatan b. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
c. Mengucapkan salam c. menjawab
6. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Pasien ditempat penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah pasien
c. Media yang digunakan dalam penyuluhan leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Pasien antusias terhadap materi penyuluhan
b. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjawab
pertanyaan yang sudah di berikan
a. Evaluasi Hasil
1. Pasien dapat memahami pengertian Chronic Kidney Desaese
(CKD)
2. Pasien dapat memahami penyebab Chronic Kidney Desaese (CKD)
3. Pasien dapat memahami tentang tanda gejala Chronic Kidney
Desaese (CKD)
5. Pasien dapat memahami tentang pencegahan Chronic Kidney
Desaese (CKD)
Metodeevaluasi : Tanya jawab

7. Pengesahan

Purwakarta, 08Juli 2021


Sasaran Pemberi Penyuluh

(……………………) (……………………)

Mengetahui

Dosen Pembimbing

Ns. Hendar Sutisna, S.Kep.,M.Kep

8. Lampiran materi
1. Pengertian Chronic Kidney Desaese (CKD)
Chronic Kidney Desaese (CKD) merupakan suatau kondisi dimana organ
ginjal sudah tidak mampu mengangkut sampah sisa metabolik tubuh
berupa bahan-bahan yang biasanya dieliminasi melalui urin dan
menumpukdalam cairan tubuh
2. Tujuan Chronic Kidney Desaese (CKD)
a. Agar klien mengetahui tentang penyakit Chronic Kidney Desaese
(CKD)
b. Agar klien mengetahui tentang penyebab Chronic Kidney Desaese
(CKD)
c. Agar klien dapat mengetahui tentang tanda dan gejala Chronic Kidney
Desaese (CKD)
d. Agar klien dapat mengetahui tentang pencegahan Chronic Kidney
Desaese (CKD)
Lampiran 4

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Terapi Komplementer Jintan Hitam

Topik: Jintan Hitam

Sub Topik :

5. Pengertian terapi komplementer minyak jintan hitam

6. Tujuan terapi komplementer minyak jintan hitam

7. Manfaat terapi komplementer minyak jintan hitam

8. Alatdan bahan yang di sediakan

9. Teknik terapi komplementer minyak jintan hitam

Hari/ tanggal :Selasa, 13 Juli 2021

Tempat :Rumah pasien

Waktu :10 menit

Sasaran :Pasien dan Keluarga

E. Tujuan
3. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan selama 10 menit diharapkan pasien
mampu memahami dan mampu melakukan batuk efektif
4. Tujuan Instruksional
Setelah mengikuti penyuluhan selama 10 menit pasien dapat menjelaskan
kembali tentang :

1. Pengertian terapi komplementer minyak jintan hitam

2. Tujuan terapi komplementer minyak jintan hitam

3. Manfaat terapi komplementer minyak jintan hitam


4. Alatdan bahan yang di sediakan

5. Teknik terapi komplementer minyak jintan hitam

F. MetodePenyuluhan
3. Demonstrasi
4. Tanya jawab
G. Media
2. Leaflet
H. Materi (UraianTerlampir)

1. Pengertian terapi komplementer minyak jintan hitam

2. Tujuan terapi komplementer minyak jintan hitam

3. Manfaat terapi komplementer minyak jintan hitam

4. Alatdan bahan yang di sediakan

5. Teknik terapi komplementer minyak jintan hitam

Pengorganisasian
Pembicara : Oki Trianto
6. Strategipelaksanaan

No Tahap Waktu Kegiatan Sasaran


kegiatan penyuluhan
1 Pembukaan 3menit f. Mengucapkan d. Menjawabsalam
salam e. Mendengarkandanmenyima
g. Memperkenalka k
n diri f. Bertanayamengenaiperkenal
h. Menyampaikan andantujuanjikaada yang
maksud dan kurangjelas.
tujuan materi
i. Menjelaskan
pokok
pembahasan
j. kontrak waktu

2 Pelaksanaa 10 f. Melakukan
n menit penyuluhan
tentang terapi
komplementer
minyak jintan
hitam
g. Melakukan
penyuluhan
tentang tujuan
terapi
komplementer
minyak jintan
hitam
h. Melakukan
penyuluhan Mendengarkandanmenyimak
tentang manfaat
terapi
komplementer
minyak jintan
hitam
i. Melakukan
penyuluhan
tentang teknik
terapi
komplementer
minyak jintan
hitam
j. Memberikan
pertanyaan pada
pasien
b. Menutup
pertemuan dan
mengucapkan
salam
3 Evaluasi 5menit c. Memberikan
kesempatan
untuk bertanya Bertanyadanmenjawabpertanyaa
d. Memberikan n
kesempatan
untuk menjawab
pertanyaan
4 Penutup 2menit d. Menyampaikan d. Mendengarkandanikutserta
kesimpulan e. Mendengarkandanmemperha
materi tikan
e. Mengakhiri f. menjawab
kegiatan
penyuluhan
f. Mengucapkan
salam
7. Kriteria Evaluasi
3. Evaluasi Struktur
d. Pasien ditempat penyuluhan
e. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di rumah pasien
f. Media yang digunakan dalam penyuluhan leaflet
4. Evaluasi Proses
c. Pasien antusias terhadap materi penyuluhan
d. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjawab
pertanyaan yang sudah di berikan
b. Evaluasi Hasil
a. Pengertian terapi komplementer minyak jintan hitam
b. Tujuan terapi komplementer minyak jintan hitam
c. Manfaat terapi komplementer minyak jintan hitam
d. Alat dan bahan yang di sediakan
e. Teknik terapi komplementer minyak jintan hitam
Metodeevaluasi : Tanya jawab
8. Pengesahan

Purwakarta, 08 Juli 2021

Sasaran Pemberi Penyuluh

(……………………) (……………………)

Mengetahui

Dosen Pembimbing

Ns. Hendar Sutisna, S.Kep.,M.Kep


9. Lampiran materi
2. Pengertian terapi komplementer
Terapi komplementer adalah terapi teradisional dalam pengobatan
modern
3. Tujuan terapi komplementer
Terapi ini bertujuan untuk mengobati penyakit dengan metode
bahan alami. Terapi komplementer minyak jintan hitam adalah terapi
menggunakan bahan alam untuk meredakan inflamasi pada ginjal
4. Alat dan bahan yang disediakan
a. Minyak jintan hitam
b. Madu
c. Gelas dan sendok

Lampiran 5
LEMBAR KONSULTASI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

Nama : Oki Trianto

Nim :180001024

Judul : . Asuhan Keperawatan Medikal Bedah yang akan dilakukan pada Tn. J

dengan Diagnosa Medis Chronic Kidney Disease (CKD)di UPTD Puskesmas

Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 2021.

Pembimbing I : Ns. Hendar Sutisna, S.Kep.,M.Kep

No Hari/Tanggal Materi Konsultasi Masukan Paraf

pembimbing
Jumat/ 28 Mei Hipotesa
2021
Senin/7 juni 2021 Revisi hipotesa
Jumat/11 juni 2021 Revisi hipotesa
Selasa/ 15 juni Revisi hipotesa dan

2021 konsul judul


Selasa/ 22 juni Konsul proposal BAB

2021 1-3
Senin/ 28 juni Revisi BAB 1-3

2021
Kamis/ 1 juli 2021 Sidang proposal
Sabtu/ 10 juli 2021 Revisi proposal dan

konsul BAB 4
Senin/ 12 juli 2021 Revisi proposal dan

BAB 4-5
10. Sabtu/ 14 juli 2021 Revisi BAB 4 dan 5
11. Sabtu/ 17 juli 2021 Revisi BAB 4 dan 5
12. Kamis/ 22 juli Revisi BAB 4 dan 5

2021
13. Minggu/ 25 juli Acc BAB 4 dan 5

2021
Lampiran 6

LEMBAR KONSULTASI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

Nama : Oki Trianto

Nim :180001024

Judul : . Asuhan Keperawatan Medikal Bedah yang akan dilakukan pada Tn. J

dengan Diagnosa Medis Chronic Kidney Disease (CKD)di UPTD Puskesmas

Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 2021.

Pembimbing I : Ns. Hendar Sutisna, S.Kep.,M.Kep

NO Hari/ Tanggal Materi Konsul Masukan Paraf


pembimbing
1. Rabu/ 7 juli Konsul proposal
2021 BAB 1-3
2. Kamis/ 15 juli Revisi proposal
2021 BAB 1 dan konsul
BAB 4 daan 5
3. Jumat/ 23 juli Acc BAB 4 dan 5
2021
4. Kamis/ 12 Revisi BAB 1-5
agustus 2021

Lampiran 7
RIWAYAT HIDUP

Nama : Oki Trianto

Tempat, Tanggal lahir : Banyumas, 17 Oktober 2021

NIM : 1800001024

Alamat : Kp simpang Desa Citalang Kec Tegalwaru

Riwayat pendidikan

1. TK Pertiwi Karang Tengah Kab Banyumas

2. SDN 1 Karang Tengah Kab Banyumas

3. SMP 1 Cilongok Kab Banyumas

4. SMA N 1 Tegalwaru Kab Purwakarta

Anda mungkin juga menyukai