Anda di halaman 1dari 135

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. I USIA


17 TAHUN ANTENATAL DENGAN INDIKASI G1P0A0
ANEMIA RINGAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PLERED PURWAKARTA

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk
Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III Keperawatan
Akademi Keperawatan RS Efarina Purwakarta

NENG SITI SYARIFAH


1800001020

AKADEMI KEPERAWATAN RS EFARINA PURWAKARTA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah Neng Siti Syarifah NIM 1800001020 dengan judul

“ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. I USIA 17

TAHUN ANTENATAL DENGAN INDIKASI G1P0A0 ANEMIA RINGAN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLERED PURWAKARTA” telah

diperiksa dan disetujui untuk diujikan

Purwakarta, Agustus 2021

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns.Rina Fera Dwianti Kastino,M.Kep Rezza Kista Yurisa, SST


NIDN. 0405068605 NIDN. 0417128601
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Neng Siti Syarifah NIM 1800001020 dengan judul

“ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. I USIA 17

TAHUN ANTENATAL DENGAN INDIKASI G1P0A0 ANEMIA RINGAN

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLERED PURWAKARTA” telah

dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 3 Agustus 2021

Dewan Penguji

Penguji I

Ns. Wirdan Fauzi Rahman,.M.Kep

NIDN.0414068501

Penguji Utama Penguji II

Rezza Kista Yurisa, STT Ns.Rina Fera Dwi Kastino,M.Kep

NIDN. 0417128601 NIDN. 0405068605


Mengetahui

Direktur Akademi Keperawatan RS Efarina

NS.Wirdan Fauzi Rahman,.M.Kep

NIDN.0414068501

LEMBAR PERSEMBAHAN

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kesempatan untuk menuntut

ilmu hingga jenjang ini, yang selalu memberikan kemudahan dan kelancaran

dalam setiap prosesnya dan dalam menjalani perjalanan mencari ilmu ini.

Alhamdulillah tiga tahun sudah terlewati dalam pencarian ilmu ini, suka duka

tawa tangis. Akhirnya suatu yang sudah diperjuangkan ini selesai juga, bukan

selesai sebenarnya namun akan ada babak baru dalam pencarian ilmu

selanjutnya. Bahkan akan menemui suatu kehidupan yang lebih menantang lagi

untuk kedepannya.

Karya Tulis Ilmiah ini menjadi bukti kesungguhan dan perjuanganku dalam

mencari ilmu ini, yang sudah dikerjakan semampu dan semaksimal mungkin, ku

persembahkan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai hadiah kecil untuk mereka yang
menemani dan memberikan dukungan, semangat, motivasi serta do’a yang

sangat berarti untukku.

Terimakasih untuk kedua orang tuaku mama (Neneng Nurwati) dan ayah (Kh.

M. Munawar) yang selalu berusaha sekuat tenaga dari pagi hingga sore bahkan

setiap hari yang selalu berusaha demi anaknya agar anaknya dapat

menyelesaikan kuliahnya dan selalu memberikan doa-doa terbaiknya untuk

kesuksesan dan keberhasilan anaknya. Walaupun kata terima kasih saja tidak

cukup untuk membalas jasa kedua orang tuaku dari kecil sampai saat ini.

Kakakku yang tercinta Teh rina dan Teh Intan dan adikku Fitriyani yang sudah

memberikan dukungan yang begitu luar biasanya dari awal sampai akhir .

Kekasihku sekaligus calon pendampingku Ahmad Saepul Bihar, terima kasih

kamu sudah mendampingiku dari awal sampai saat ini.

Kamu bagian penyemangat hidupku, menjadi luapan segala keluh kesahku jika

ada masalah dan selalu memberikan motivator dalam menyelesaikan semua ini.

Semoga kamu akan selalu mendampingiku didalam semua fase dikehidupanku,

semoga kita terus bersama sampai menuju halal.

Sahabat-sahabat terbaikku sekaligus sahabat perjuangan dari awal sampai akhir

Nia amelia, Siska, Rafika, Acem, Nisya dan Nur syifa terimakasih kalian sudah

menemaniku selama tiga tahun ini, becanda bersama, melewati semua suka duka

dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga persahabatan kita akan terjalin terus dan

kita sukses Bersama.


Teman-teman seperjuangan tingkat tiga semoga kita semua sukses dan

mendapatkan hal yang terbaik dalam hidup kita juga semoga kalian menjadi

seorang perawat yang hebat dan membanggakan kedua orang tua.

-Neng Siti Syarifah-

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Neng Siti Syarifah

NIM : 1800001020

Program Studi : D-III Keperawatan

Institusi : Akademi Keperawatan RS Efarina

Menyatakan dengan sebenernya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan
pengambilan alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya aku sebagai hasil
tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil
jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Purwakarta, 01 Agustus 2021


Pembuat Pernyataan
Neng Siti Syarifah

NIM. 1800001020

Mengetahui
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ns.Rina Fera Dwianti Kastino,M.Kep Rezza Kista Yurisa, SST

NIDN. 0405068605 NIDN. 0417128601


PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
AKADEMI KEPERAWATAN RS EFARINA
2021

NENG SITI SYARIFAH


ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA Ny. I USIA 17 TAHUN
ANTENATAL DENGAN INDIKASI G1P0A0 ANEMIA RINGAN DI
RUANG KIA PUSKESMAS PLERED PURWAKARTA
V BAB +117 halaman +9 tabel + 3 gambar + 1 bagan + 5 lampiran

ABSTRAK

Latar Belakang: Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di


dunia terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada ibu
hamil merupakan kondisi ibu dimana kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dl. Tahun
2018 hampir separuh atau sebanyak 48,9% ibu hamil di Indonesia mengalami
anemia atau kekurangan darah. Didukung dengan laporan data dari Puskesmas
Plered dengan keluhan “Anemia Ringan”, dari bulan Januari-Juli 2021 terdapat 32
kasus ibu hamil dengan anemia ringan dan berat. Hasil penelitian bahwa ibu hamil
dengan anemia ringan mengalami lemas, kadang merasakan pusing dan mual
muntah.
Tujuan: Untuk memberikan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan anemia
ringan yaitu meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan
evaluasi.
Metode Penelitian: Metode yang digunakan metode wawancara dengan
pendekatan studi kasus, yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Plered
Purwakarta. Lama penelitian 3 hari, waktu dimulai 10 Juli 2021 sampai tanggal 13
Juli 2021. Subjek penelitian ibu hamil adalah Ny. I dengan Teknik wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik, penyuluhan kesehatan dan dokumentasi.
Hasil Penelitian: Didapatkan tiga diagnosa yang terjadi pada kasus tersebut yaitu
gangguan perfusi jaringan perifer, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dan defisit pengetahuan. Implementasi yang dilakukan
melakukan penyuluhan tentang anemia dan nutrisi ibu hamil dengan anemia.
Kesimpulan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama tiga hari didapatkan
diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan defisit
pengetahuan teratasi dan diagnosa yang belum teratasi yaitu gangguan perfusi
jaringan perifer.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Antenatal, Anemia

Kepustakaan : (2013-2020)

i
NURSING PROGRAM DIII
AKADEMI KEPERAWATAN RS EFARINA
2020
NENG SITI SYARIFAH
MATERNITY NURSING CARE AT Mrs. I ANTENATAL 17 YEARS OLD
WITH INDICATIONS G1P0A0 MILD ANEMIA IN THE KIA ROOM AT
THE PLERED PUBLIC HEALTH CENTER PURWAKARTA
V chapter+ 117 pages + 9 tables + 3 figure + 1 chart + 5 attachment

ABSTRACT

Background: Anemia is the world’s largest public health problem, particularly in


groups, women of child bearing age (WUS). Maternal anemia is a condition
which hemoglobin levels are below 11 gr/dl. By 2018 nearly half or more than
(48,9%) of pregnant mothers in Indonesia are anemia or blood loss. Supported by
data reports from Puskesmas Plered with “ mild anemia” complaints, From
January to July 2021 there were 32 cases of pregnant women with mild and severe
anemia. The results of the study show that pregnant women with mild anemia
experience weakness, sometimes feel dizzy and have nausea and vomiting.
Objective: To provide nursing care to pregnant women with mild anemia, which
includes assessment, diagnosis, intervention, implementation, evaluation.
Research Methods: The method used was interview method with a case study
approach, carried out in the working area of Plered Public Health Center. The
duration of the study was 3 days, it was started from 10 July to 13 July 2021. The
subject of the research was pregnant women Mrs. I data were collected through
interview, observation of physical examination, health counselling and
documentation.
Research Results: Three possible diagnoses in the case include impaired
peripheral tissue perfusion, imbalanced nutrition less than body requirements and
knowledge deficit. Implementation performed by counselling against anemia and
the nutrition of the pregnant mother with anemia.
Facilities.Conclusion: After three days of nursing care, a diagnosis of nutritional
imbalance was obtained which was less than body’s needs and knowledge deficit
was resolved and the unresolved diagnosis was impaired peripheral tissue
perfusion.
Keywords: Antenatal Nursing Care, Anemia.

ii
Literature: (2013-2020)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin puji syukur penulis ucapkan kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan petunjuk hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

Menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan

Maternitas Pada Ny. I Usia 17 Tahun Antenatal Dengan Indikasi G1P0A0 Anemia

Ringan Di Wilayah Kerja Puskesmas Plered Purwakarta” dengan sebaik-baiknya

dan semaksimal mungkin. Dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini penulis

mendapat bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan

ini penulis mengucapkan banyak terimah kasih kepada :

1. Allah SWT yang sudah memberikan kemudahan dan kelancaran dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

2. Kedua Orang Tua yang selalu mendoakan setiap saat dan selalu

memberikan semangat dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Bapak Wirdan Fauzi Rahman, S.Kep,.Ners,M.Kep selaku direktur dan

selaku penguji II akademi keperawatan RS efarina purwakarta yang

telah memberi izin dan mengetahui tentang proses penyelesaian Karya

Tulis Ilmiah ini.

4. Ibu Rina Fera Dwianti K., S.Kep.,Ners.M.Kep selaku pembimbing I

yang selalu memberikan semangat dari awal sampai akhir dan

terimakasih juga selalu memberikan dukungan dan motivasinya dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

iii
5. Ibu Rezza Kista Yurisa, STT Selaku pembimbing II Saya ucapkan

terimakasih atas dukungannya dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Saepul bihar sebagai penyemangat dan selalu membantu dalam

penyelesaian dari awal sampai akhir.

7. Sahabatku tercinta Acem Prasiska, Anisya Peptiani, Siska Amelia , Nia

Amelia, Nursyifa Hasanah dan Rafikatu syairil hayach yang selalu

memberikan semangat serta saran dan masukannya.

8. Teman-teman seperjuangan tingkat 3 Akademi Keperawatan RS

Efarina Purwakarta.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis

Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik

dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat.

Purwakarta, 01 Agustus 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI
i
ii
v
ii
ii
ix
BAB I
BAB II
29
5
8
39
1
2
3
BAB III 59
59
59
59
0
0
61
62
63
BAB IV 65
65
65
78

v
79
86
00
BAB V 113
13
115
117

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Anemia Defisiensi Besi .......................................................... 18


Gambar 2.1 Sel Darah ................................................................................ 21
Gambar 3.1 Genogram ............................................................................... 67

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Susunan Darah............................................................................ 20


Tabel 2.1 Rencana Tindakan Keperawatan Anemia.................................. 48
Tabel 3.1 Pola Aktivitas Sehari-hari ......................................................... 71
Tabel 4.1 Pemeriksaan Laboratorium........................................................ 74
Tabel 5.1 Analisa Data Keperawatan Anemia .......................................... 74
Tabel 6.1 Intervensi Keperawatan ............................................................. 79
Tabel 7.1 Pelaksanaan Dan Tindakan Keperawatan Anemia..................... 86
Tabel 8.1 Review Jurnal............................................................................. 98
Tabel 9.1 Clinical Based And Patient Values............................................ 100

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permohonan Menjadi Responden


Lampiran 2. Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 4. Leaflet Anemia Pada Kehamilan
Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup

viii
ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa kehamilan merupakan masa dimana tubuh sangat membutuhkan

asupan makanan yang maksimal baik untuk jasmani maupun rohani. Di masa-

masa ini, wanita hamil sangat rentan terhadap berkuranya kemampuan tubuh

untuk bekerja secara maksimal. Wanita hamil biasanya sering mengeluh letih,

kepala pusing, sesak nafas, wajah pucat dan berbagai macam keluhan lainya.

Semua keluhan tersebut merupakan indikasi bahwa wanita hamil tersebut

sedang menderita anemia pada masa kehamilan. (Remedina, 2018). Anemia

pada masa kehamilan merupakan salah satu masalah kesehatan pada ibu

hamil yang merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan skala besar

tingkat dunia. ( Mira, Triharini, 2019).

Anemia merupakan masalah Kesehatan masyarakat terbesar di dunia

terutama bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada wanita

usia subur (WUS) dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan

kapasitas/kemampuan atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari

anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, asam folat, dan

perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi antara keduanya . Kasus

Anemia yang sering terjadi pada ibu hamil yaitu anemia defisiensi zat besi

karena ibu hamil terjadi peningkatan kebutuhan zat besi dua kali lipat akibat

peningkatan volume darah tanpa ekspansi volume plasma, untuk memenuhi

1
2

kebutuhan ibu dan pertumbuhan janin. Hal ini dibuktikan dalam konvensi

anemia sedunia tahun


3

2017 dinyatakan bahwa sekitar 41,8% ibu hamil di dunia mengalami kondisi

anemia, dan 60% kasus pada ibu hamil ini disebabkan kekurangan zat besi.

Resiko anemia pada kehamilan dapat mengakibatkan kematian dalam

kehamilanya. Setiap tahun terjadi 500 ribu kematian pasca melahirkan di

seluruh dunia, sebanyak 20-40% penyebab utama kematian tersebut adalah

anemia. (Willy Astriana, 2017).

Prevalensi anemia pada ibu hamil secara global di Dunia sebesar

38,2%, dan ini merupakan salah satu masalah kesehatan yang ekstrim di

seluruh dunia dengan prevalensi tertinggi di Afrika sebesar 44,6% diikuti

oleh Asia dengan prevalensi sebesar 39,3%. Prevalensi anemia gizi besi pada

ibu hamil di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

pada tahun 2013 sebesar 37,1% meningkat pada tahun 2018 menjadi sebesar

48,9%. Anemia bila dilihat berdasarkan kelompok umur pada tahun 2018

adalah sebagai berikut, kelompok umur 15-24 tahun sebesar 84,6%,

kelompok umur 25-34 tahun sebesar 33,7%, kelompok umur 35-44 tahun

sebesar 33,6% dan kelompok umur 45-54 tahun sebesar 24% (Kemenkes RI,

2019). Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan

anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu

hamil selama periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia

ibu hamil, tetapi kejadian anemia masih tinggi (Marjana, wulandari &

paradila, 2018).

Angka kehamilan anemia di Indonesia menunjukan nilai cukup tinggi.

Hoo Swie Tjong dalam Manuaba menemukan angka anemia kehamilan 3,8%
4

pada trimester I, 13,6% trimester II, dan 24,8% trimester III, angka anemia

secara nasional untuk ibu hamil mencapai angka 63,5%. Prevalensi terjadinya

pada wanita hamil di Indonesia cukup tinggi yaitu berkisar 20-80%, tetapi

pada umumnya banyak penelitian yang menunjukan prevalensi anemia pada

wanita hamil yang lebih besar dari 50%. Berdasarkan data Riskesdas (2018),

prevalensi kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia terus bertambah dari

37,1% pada tahun 2013 meningkat menjadi 48,9% pada tahun 2018.

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 yang terjadi di

Jakarta persentase ibu hamil yang mengalami Anemia atau kekurangan zat

besi meningkat dibandingkan tahun 2013 sebesar 37,1%. Sedangkan angka

prevalensi anemia ibu hamil di Jawa Barat adalah sebesar 51,7% (Dinkes

Provinsi Jabar, 2012). Pada tahun 2016 jumlah kematian ibu hamil sebanyak

66 kasus. Penyebab kematian ibu hamil tersebut masih di dominasi oleh

perdarahan, pre eklamsi dan infeksi. Menurut hasil analisis univariat pada

penelitian ini menunjukan bahwa ibu hamil yang anemia terjadi di desa

kenanga adalah ibu hamil dengan umur 20-35 tahun, Pendidikan yang rendah,

tidak bekerja, premature, primipara. Prevalensi anemia pada ibu hamil di

Kabupaten Purwakarta sebanyak 3073 orang atau sebesar 65%, Berdasarkan

hasil dipuskesmas jatiluhur kabupaten Purwakarta sebanyak 5,4%, Sedangkan

hasil penelitian di Puskesmas Plered di ruang KIA dari bulan Januari-Juli

2021 terdapat 32 kasus ibu hamil yang mengalami anemia ringan dan berat.

Pencapaian ini belum sesuai target yang dintentukan oleh Dinas Kesehatan

yaitu 85% yang tidak mengalami anemia (Wita Hefita sari, 2018).
5

Kota Purwakarta merupakan bagian dari wilayah diantara 107o30-

107o40 BT dan 6o25-6o45 LS, Pembentukan kota Purwakarta pada tanggal

29 Juni 1968 dan hari jadinya kota Purwakarta Pada tanggal 20 Juli 1834.

Bahasa yang digunakan yaitu Bahasa Sunda dan Indonesia, seperti pada

umumnya masayarakat yang berdomisili di bagian tengah Jawa Barat pola

kehidupan masyarakat purwakarta didominasi oleh Kultur Budaya Sunda dan

mayoritas penduduk Kabupaten Purwakarta adalah pemeluk Agama Islam

(Muslim) dan sisanya non muslim. Profil Kesehatan yang terjadi di

Kabupaten Purwakarta masih tingginya angka kematian ibu melahirkan.

Salah satu penyebabnya, yaitu ibu hamil yang mengalami perdarahan akibat

kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi pada ibu hamil di Indonesia

memang masih menjadi masalah besar. Prevalensi anemia pada ibu hamil di

Indonesia mencapai 40-50%. Hal ini berarti 5 dari 10 ibu hamil yang

mengalami anemia.

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator

keberhasilan layanan kesehatan di Indonesia. Kematian ibu dapat terjadi

karena anemia. Angka kematian ibu menunjukan bahwa angka kematian ibu

adalah 70% untuk ibu-ibu yang mengalami anemia dan 19,7% untuk mereka

yang bukan anemia. Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan

meningkatnya kesakitan ibu. (Amalia, 2018;351). Kematian ibu di Indonesia

secara umum disebabkan oleh beberapa faktor, pertama penyebab obstetri

langsung meliputi perdarahan 28%, preeklamsi/eklamsi 24%, infeksi 11%,

sedangkan penyebab tidak langsung yaitu adanya permasalahan nutrisi


6

meliputi anemia ada ibu hamil 40%, kekurangan energi kronis 37%, serta ibu

hamil dengan konsumsi dibawah kebutuhan.

Tingginya angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih merupakan

masalah yang menjadi prioritas di bidang kesehatan. Penyebab kematian

langsung dapat bersifat medis maupun non medis. Faktor non medis

diantaranya keadaan kesejahteraan ekonomi keluarga, Pendidikan ibu,

lingkungan hidup dan perilaku. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi

status kesehatan ibu, dimana status kesehatan ibu merupakan faktor penting

penyebab kematian ibu. (Sarwono prawiraharja, 2018:204). Angka kematian

ibu di Indonesia masih cukup tinggi, menurut data statistic World Health

Organization (WHO) menggambarkan bahwa Indonesia berada pada urutan

ke-7 dari 11 negara di bagian Asia Tenggara, dengan AKI mencapai

148/100.000 kelahiran hidup. Dimana target Sustainable Development Goals

(SDGs) yaitu <70 per 100.000 kelahiran hidup (WHO 2017). Tertuang di

dalam peraturan presiden republik Indonesia Nomor 59 tahun 2017,

Indonesia berkomitmen untuk berperan aktif dalam pelaksanaan pencapaian

Sustainable Development Goals (SDGs) sebagaimana yang ditetapkan

Bersama dalam forum internasional perserikatan bangsa-bangsa (PBB).

Adapun tujuan (goals) dari SDGs terdiri atas 17 goals dan 169 target yang

menggambarkan sasaran dan lingkup agenda pembangunan global (Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 59, 2017). Goals ketiga untuk

menciptakan kehidupan sehat dan sejahtera, dimana salah satu target pada

tahun 2030 adalah mengurangi rasio Angka Kematian Ibu (AKI) hingga
7

kurang dari 70 per 100.000 kelahiran hidup (BAPPENAS Republik

Indonesia, 2017).

Dinas Kesehatan Purwakarta melaporkan bahwa terjadi kenaikan AKI

pada tahun 2019-2020 sebanyak 41% penyebab kematian tersebut akibat

perdarahan, 18% akibat Eklamsi, 6% akibat infeksi, 6% gangguan system

peredaran darah dan 29% gangguan metabolik. Periode kematian ibu 64,7%

pada saat nifas, 29,4% pada saat bersalin dan 5,9% pada saat hamil. (Dinkes

Purwakarta, 2020).

Faktor terbesar terjadinya anemia di Indonesia selama ini dinyatakan

sebagai akibat kekurangan zat besi (Fe) yang diperlukan untuk pembentukan

hemoglobin, sehingga pemerintah Indonesia mengatasinya dengan

mengadakan pemberian suplemen besi untuk ibu hamil, namun hasilnya

belum memuaskan. Penduduk Indonesia umumnya mengkonsumsi Fe dari

sumber nabati yang memiliki daya serap rendah dibanding sumber hewani.

Kebutuhan Fe pada janin akan meningkat hingga pada trismester akhir

sehingga diberikan suplemen Fe. (Sulistioningsih, 2018;48). Di Indonesia

diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus anemia, dan 20 perempuan

meninggal dunia karena kondisi tersebut. Tingginya angka ini disebabkan

oleh rendah pengetahuan dan kesadaran akan bahaya anemia dalan kehamilan

cenderung muncul pada kehamilan trimester I dan Trimester III (Yuliantin,

2018;215).

Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglibin

(Hb) <11gr% pada trimester I dan II, sedangkan pada trimester II kadar
8

hemoglobin <10,5gr%. Anemia kehamilan disebut “Potentional Danger to

Mother and Child” (Potensi membahayakan ibu dan anak), karena itulah

anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dari

pelayanan Kesehatan. Penyebab anemia pada ibu hamil adalah kekurangan

zat besi dalam tubuh. Wanita hamil sangat rentan terjadi anemia defisiensi ini

karena pada kehamilan kebutuhan oksigen lebih tinggi sehingga memicu

peningkatan produksi eritropoietin. Akibatnya, volume plasma bertambah dan

sel darah merah (eritrosit) meningkat. Namun peningkatan volume plasma

terjadi dalam proporsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan

peningkatan eritrosit sehingga penurunan kosentrasi hemoglobin (Hb) akibat

hemodilusi (Hariati, et al 2019).

Penyebab terjadinya kehamilan pada Anemia terdapat beberapa faktor

diantaranya umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan

konsumsi tablet Fe. Faktor umur merupakan faktor resiko kejadian anemia

pada ibu hamil. Umur seorang ibu berkaitan dengan alat-alat reproduksi

wanita. Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun,

kehamilan di usia <20 tahun dan di atas 35 tahun dapat menyebabkan anemia

karena pada kehamilan <20 tahun secara biologis belum optimal emosinya

cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga sehingga mudah

mengalami terjadinya anemia yang mengakibatkan kurangnya perhatian

terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilanya. Sedangkan

pada umur >35 tahun mengalami penurunan daya tahan tubuh serta berbagai

penyakit yang sering terjadi di usia ini. Hasil penelitian di dapatkan bahwa
9

umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh terhadap kejadian Anemia

(Willy Astriana, 2017).

Pengaruh anemia dalam kehamilan dapat berakibat fatal jika tidak

segera diatasi diantaranya dapat menyebabkan keguguran, partus premarus,

partuslama, atonia uteri dan menyebabkan perdarahan serta syok. Hal ini

dapat berkaitan dengan banyak faktor yang berpengaruh antara lain status

gizi, umur, Pendidikan, dan pekerjaan. Sedangkan pengaruh anemia terhadap

konsepsi diantaranya dapat menyebabkan keguguran, kematian janin dalam

kandungan, kematian janin waktu lahir, kematian prinatal tinggi, prematuritas

dan cacat bawaan. Hasil penelitian pada tahun 2012 menyebutkan bahwa ibu

hamil primigravida yang mengalami anemia kehamilan sebesar 44,6%

sedangkan ibu primigravida yang mengalami anemia sebesar 12,8%. Hal

tersebut disebabkan ibu primigravida belum mempunyai pengalaman untuk

menjaga Kesehatan kehamilan dari kehamilan sebelumnya karena baru

pertama kali hamil (Hariati, et al 2019).

Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang hubungan konsumsi

makanan dengan Kesehatan tubuh. Ibu hamil dengan pengetahuan gizi yang

baik diharapkan dapat memilih asupan makanan yang bernilai gizi baik dan

seimbang bagi dirinya sendiri beserta janin dan keluarga, dengan pengetahuan

gizi yang mencakup dapat membantu seseorang belajar bagaimana

menyimpan, mengolah bahan makanan yang berkualitas untuk dikonsumsi

menurut kebutuhanya. Asupan makanan adalah semua makanan dan

minuman yang di konsumsi tubuh setiap hari. Umumnya asupan makanan


10

dipelajari untuk dihubungkan dengan keadaan gizi masyarakat suatu wilayah

atau individu. Informasi ini dapat digunakan untuk perencanaan Pendidikan

gizi khususnya untuk menyusui atau intervensi untuk meningkatkan sumber

daya manusia (SDM), mulai dari Kesehatan dan gizi serta produktivitasnya.

Mengetahui asupan makanan suatu kelompok masyarakat atau individu yang

bersangkutan. (Hariati, et al 2019).

Upaya pencegahan anemia pada masa kehamilan dapat dilakukan oleh

ibu hamil dengan meningkatkan asupan zat besi melalui makanan, konsumsi

pangan hewani dalam jumlah cukup dan mengurangi konsumsi makanan yang

bisa menghambat penyerapan zat besi seperti fosfat rannin. Suplemen tablet

zat besi yang diberikan minimal 90 tablet untuk memenuhi kebutuhan zat besi

pada ibu hamil juga perlu untuk diminum secara tepat . dukungan lingkungan

seperti keluarga serta kelompok ibu hamil juga diperlukan pada upaya

penurunan kejadian anemia. Dukungan sosial keluarga akan mempengaruhi

persepsi dan keyakinan ibu hamil sehingga meningkatkan perilaku untuk

mencegah anemia. Bentuk dukungan keluarga pada ibu hamil untuk

mencegah anemia seperti pemberian keyakinan kemampuan ibu untuk minum

tablet tambah darah secara teratur, mengingatkan minum tablet tambah darah

secara teratur, mengingatkan minum tablet tambah darah secara teratur dan

keluarga membeikan contoh dengan makan-makanan yang bergizi dan

menjaga kebersihan diri. Dukungan dari sesama ibu hamil dapat diberikan

selama kelas kehamilan atau menghadiri perawatan antenatal. Bentuk

dukungan kelompok pada ibu hamil untuk meningkatkan perilaku


11

pencegahan anemia seperti memberikan contoh dengan makan-makanan

bergizi dan minum tablet tambah darah secara teratur, serta memberikan

informasi pencegahan anemia. ( Mira, Triharini, 2019).

Sinaga mengatakan pada tahun 2019 bahwa Pemerintah mengambil

kebijakan dengan melakukan deteksi anemia dalam kehamilan pada ibu hamil

melalui pemeriksaan Hb. Penerapan standar pelayanan pada kehamilan

khususnya pengelolaan anemia pada kehamilan. Maka pemerintah

memberikan upaya pencegahan anemia dengan pemberian tablet Fe sebanyak

90 tablet selama kehamilan dan temuwicara yaitu melalui konseling bagi ibu

hamil termasuk konseling gizi yang berkaitan dengan anemia dalam

kehamilan. Maka pemerintah disini telah mengambil kebijakan dalam

menanggapi anemia pada ibu hamil dengan memberikan tablet zat besi

sebanyak satu tablet perhari minimal 90 tablet selama kehamilan. Hal ini

tertuang dalam peraturan mentri kesehatan RI Nomor 97 tahun 2014 dalam

BAB II pasal 9 tentang pemberian tablet suplementasi gizi untuk pencegahan

anemia. (Jurnal Ilmiah Kohesi Vol. 4 No 4 oktober, 2020).

Berdasarkan hasil penelitian Mira Triharini tahun 2019 Peran Tenaga

Kesehatan Maternitas disini memiliki peran dalam memberikan promosi

kesehatan melalui Pendidikan kesehatan yang tepat untuk meningkatkan

pengetahuan ibu hamil tentang anemia. Teknik konseling sangat cocok

dilakukan karena interaksi dalam dua arah dan dapat mengikuti kebutuhan ibu

hamil. Bentuk dari dukungan tenaga kesehatan bagi ibu hamil untuk

mencegah anemia adalah memberikan kesempatan pilihan menu makanan,


12

kesempatan menyampaikan keluhan, keyakinan akan kemampuan ibu hamil.

Memberikan kesempatan bertanya. Upaya dari berbagai pihak secara

komprehensif dalam upaya pencegahan anemia kehamilan sangat penting

untuk dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka kejadian anemia pada

ibu hamil di dunia.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Ruang KIA Puskesmas Plered

Purwakarta pada bulan januari-Juli 2021 terdapat 32 kasus ibu hamil dengan

indikasi anemia ringan dan berat. Dilakukan penelitian dengan wawancara

atau anamnesa kepada 1 orang pasien didapatkan hasil bahwa pasien

mengeluh lemas, kadang merasa pusing dan mual muntah. Hasil studi

pendahuluan di dukung dengan penelitian ( Jurnal Kesehatan Masyarakat,

Vol. 3, No. 2 Oktober 2019). Berdasarkan hasil penelitian pasien dengan

anemia dapat dilakukan intervensi untuk mencegah terjadinya anemia pada

ibu hamil adalah dengan memberikan suplementasi atau obat tambah darah

kepada seluruh ibu hamil.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk

mengambil kasus yang berjudul “Asuhan Keperawatan Maternitas Pada

Ny. I Usia 17 Tahun Antenatal Dengan Indikasi G1P0A0 Anemia Ringan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Plered Purwakarta ”.

B. Batasan Masalah

Berdasakan uraian latar belakang diatas, maka penulis dapat

merumuskan masalah yaitu bagaimana konsep “Asuhan Keperawatan


13

Maternitas Pada pasien dengan indikasi G1P0A0 Anemia Ringan Di Wilayah

Kerja Puskesmas Plered Purwakarta ”.

C. Rumusan Masalah

Maka perumusan masalah yang dikemukakan oleh penulis adalah:

“Bagaimana proses keperawatan pada klien dengan diagnosa Anemia pada

kehamilam?”.

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana

Asuhan Keperawatan Maternitas Pada Ny. I Usia 17 Tahun Antenatal

Dengan Indikasi G1P0A0 Anemia Ringan Di Wilayah Kerja Puskesmas

Plered Purwakarta ”.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam memberikan Asuhan Keperawatan

Maternitas Pada Ny. I Antenatal dengan indikasi Anemia yaitu:

a. Mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan indikasi

Anemia.

b. Mampu melakukan diagnosa keperawatan pada ibu hamil dengan

indikasi Anemia.

c. Mampu melakukan identifikasi rencana tindakan keperawatan pada Ibu

hamil dengan Anemia.


14

d. Mampu melakukan implementasi pada ibu hamil dengan indikasi

Anemia.

e. Mampu melakukan evaluasi pada ibu hamil dengan indikasi Anemia.

f. Mampu melakukan dokumentasi pada ibu hamil dengan indikasi

Anemia.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penulisan ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis

dan manfaat secara praktis.

1. Manfaat Teroitis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi

perkembangan ilmu keperawatan dan menambah kajian ilmu keperawatan.

Khususnya asuhan keperawatan Maternitas pada pasien dengan indikasi

Anemia pada kehamilan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Profesi Keperawatan

Mendapatkan pengetahuan dan pemecahan masalah khususnya

dalam bidang atau profesi keperawatan. Agar dapat mengaplikasikan

teori keperawatan kedalam praktik pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

Sebagai bahan keputusan dana pertimbangan pada penanganan

khususnya pada Asuhan Keperawatan Maternitas Antenatal dengan

indikasi Anemia.

b. Bagi Institusi Pendidikan


15

Manfat penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai masukan dan

tambahan wacana pengetahuan, menambah wacana bagi mahasiswa dan

sebagai bahan referensi untuk menambah wawasan bagi mahasiswa

Diploma III Keperawatan yang berkaitan dengan Asuhan Keperawatan

Maternitas Antenatal dengan indikasi Anemia.

c. Bagi Penulis

Mendapatkan pengetahuan, dan wawasan serta dapat menerapkan

standar Asuhan Keperawatan Maternitas Antenatal dengan indikasi

Anemia untuk pengembangan praktik keperawatan.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

1. Kehamilan

Kehamilan adalah hasil dari pertemuan antara sperma dan sel telur.

dalam proses perjalanan sperma menemui sel telur (ovum), hanya sedikit

yang berhasil mencapai tempat sel telur dari 20-40 juta sperma yang

dikeluarkan. Dari jumlah yang sudah sedikit itu, hanya satu sperma saja

yang bisa membuahi sel telur. Bila dihitung dari pernyatuan (fertilisasi)

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu

40 minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional (waliyani, 2015).

Kehamilan merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan

janin yang cepat, dengan kebutuhan fisiologis, metabolik, dan emosional

yang tinggi pada ibu (Mann & Truswell, 2014). Menurut Anggorowati

dkk (2019, hal 2) Kehamilan disebut dengan periode antenatal atau

antepartum, merupakan periode yang dimulai dari hari pertama haid

terakhir (HPHT) dan diakhiri dengan kelahiran bayi atau disebut dengan

periode intranatal. Kehamilan dibagi menjadi tiga trimester, yaitu :

a. Trimester I : hari pertama haid terakhir (HPHT) hingga 12

minggu

b. Trimester II : 13 hingga 28 minggu.

c. Trimester III : 29 hari hingga 40 minggu.

15
16

Pada kondisi hamil, semua sistem tubuh perempuan akan beradaptasi

secara fisiologis maupun psikologis. Perubahan tersebut berkaitan

dengan adaptasi tubuh karena hamil, perkembangan janin atau persiapan

organ berhubungan dengan persalinan. (Anggrowati dkk, 2019 : 7).

Kehamilan dapat memicu sekaligus memacu terjadinya perubahan

tubuh, baik secara anatomis, fisiologis, maupun biokimia. Terjadi

peningkatan kebutuhan akan zat besi pada masa kehamilan. Peningkatan

ini dimaksudkan untuk memasok kebutuhan janin untuk bertumbuh

(pertumbuhan janin memerlukan banyak sekali zat besi), pertumbuhan

plasenta dan peningkatan volume darah ibu. Kebutuhan zat besi pada

trimester I relatif sedikit yaitu 0,8 mg/hari, kemudian meningkat tajam

selama trimester II dan III, yaitu 6,3 mg/hari (Arisman, 2010). Selama

kehamilan, wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah hingga

30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%. Akibatnya,

frekuensi anemia pada kehamilan cukup tinggi (Irianto, 2014).

2. Anemia

World Health Organization (WHO) mendefinisikan anemia

kehamilan sebagai hemoglobim kurang dari 11 gr atau kurang dari 33%

pada setiap waktu kehamilan yang mempertimbangkan hemodilusi yang

normal terjadi dalam kehamilan dimana kadar haemoglobin kurang dari

11gr pada trimester pertama (Atikah Proverawati, 2018:82).

Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau

menghitung eritrosit (res cell account) yang akan berakibatkan pada


17

penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh darah (Nurarif &

Kusuma, 2015 : 35).

Menurut Sulistyoningsih (2012) Anemia ibu hamil merupakan

kondisi ibu dimana kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dl. Anemia yang

sering terjadi pada ibu hamil adalah anemia karena defesiensi besi (Fe)

atau disebut dengan Anemia Gizi Besi (AGB). Menurut irianto (2014)

selama kehamilan, wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah

hingga 30%, sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%. Akibatnya,

frekuensi anemia pada kehamilan cukup tinggi. Anemia yang sering

dijumpai dalam kehamilan adalah anemia kekurangan zat besi. Anemia

dalam kehamilan di Indonesia ditetapkan dalam kadar hemoglobin (Hb)

<11g% pada trimester I dan III atau Hb <10,5 g% pada trimester II. Hal

ini disebabkan karena pada sekitar trimester kedua (usia kehamilan 24-30

minggu) terjadi hemodilusi, yaitu suatu perubahan hemodinamika selama

kehamilan. (Demsa dkk, 2018 : 44).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

anemia adalah berkurangnya sel darah merah (eritrosit) yang membawa

oksigen keseluruh jaringan tubuh dengan normal 11,5-16,5 gr/dl untuk

perempuan sedangkan untuk laki-laki 12,5-18,5 gr/dl.

3. Klasifikasi anemia pada kehamilan

Menurut WHO (2014) klasifikasi derajat keparahan anemia pada

kehamilan :
18

a. Anemia ringan dengan kadar Hemoglobin 10,0-10,5 gr/dl

b. Anemia sedang dengan kadar Hemoglobin 7,0-9,9 gr/dl

c. Anemia berat dengan Hemoglobin <7,0 gr/dl

Secara umum klasifikasi dalam kehamilan diklasifikasikan menjadi :

a. Anemia defisiensi besi

Gambar 1.1 Anemia Defisiensi Besi

Anemia Gizi Besi (AGB) adalah anemia yang timbul

karena kekurangan zat besi sehingga pembentukan sel-sel darah

merah dan fungsi lain di dalam tubuh terganggu (Adriani, 2012).

Sekitar 15% - 25% dari seluruh kehamilan mengalami

kekurangan zat besi. Zat besi merupakan mineral yang ditemukan

dalam sel-sel darah merah (hemoglobin) dan digunakan untuk

membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Ketika asupan

zat besi kurang, maka hemoglobin darah akan menurun dan

terjadilah anemia. Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel

darah merah ibu, pembentukan sel darah merah janin. Oleh

karena itu suplemen besi selama kehamilan diperlukan. (Demsa

dkk, 2018 : 45).


19

b. Anemia defisiensi asam folat (Megaloblastik)

Asam folat merupakan vitamin yang larut dalam air yang

dapat membantu mencegah cacat tabung saraf pada janin jika

kebutuhannya dipenuhi selama kehamilan. Asam folat merupakan

suplemen yang wajib diminum oleh wanita hamil, tetapi asam

folat juga dapat ditemukan dalam makanan seperti sereal, sayuran

berwarna hijau, pisang, melon, dan kacang-kacangan.

Kekurangan asam folat juga dapat menyebabkan anemia

megaloblastik atau mengalositik karena asam folat berperan

dalam metabolisme normal makanan menjadi energi, pematangan

sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan berperan

dalam produksi sel darah merah. (Demsa dkk, 2018 : 45).

c. Anemia defisiensi B12 (Perniciosa)

Anemia dengan disertai dengan rasa letih yang parah

merupakan akibat dari defesiensi B12. Vitamin ini sangat penting

dalam pembentukan RBC (sel darah merah). Vitamin B12 juga

merupakan vitamin yang diperlukan tubuh untuk membantu

produksi sel darah merah. Meskipun beberapa wanita cukup

mengkonsumsi vitamin B12 melalui makanannya, akan tetapi

mungkin saja tubuh memiliki kemampuan yang rendah dalam

menyerapnya sehingga tetap kekurangan.


20

Nilai ambang batas yang digunakan untuk menunjukan

status anemia ibu hamil didasarkan pada kriteria WHO tahun 1972

yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu normal (>11 gr/dl), anemia

ringan (8-9 gr/dl), dan anemia berat (<8 gr/dl) (Irianto, 2014).

Untuk menentukan apakah seseorang menderita anemia

atau tidak, umumnya digunakan nilai-nilai normal yang tercantum

dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No.736a/Menkes/XI/1989,

yaitu nilai batas normal hemoglobin bagi ibu hamil yaitu >11 gr/dl.

Jika kadar hemoglobin (Hb) turun di batas nilai normal, maka akan

menimbulkan anemia (Depkes RI, 2014). Ibu hamil dikatakan

anemia apabila kadar hemoglobin (Hb) dibawah 11,0 g/dl

(Kemenkes RI, 2013).

B. Anatomi Fisiologi

1. Anatomi darah

Menurut Evelyn C. Pearce (2017).

a. Susunan darah terdiri atas :

Tabel 1.1 Susunan Darah

Air 91,0 %
Protein 8,0 % Albumin, globulin, protromblin, dan

fibrinogen
Mineral 0,9 % Natrium klorida, natrium bikarbonat,

garam kalsium, fosfor, magnesium, besi

dan seterusnya.
21

Sisanya diisi sejumlah bahan organik, yaitu glukosa, lemak,

urea, asam urat, kreatinin, kolesterol dan asam amino. Plasma juga

berisi gas oksigen dan karbon dioksida, hormon-hormon, enzim

dan antigen.

b. Sel darah

Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu eritrosit atau sel darah

merah, leukosit atau sel darah putih, dan trombosit atau butir

pembeku.
22

Gambar 2.1 Sel Darah

1) Sel darah merah atau eritrosit

Berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua

sisinya, sehingga dilihat dari samping tampak seperti dua buah

bulan sabit yang saling bertolak belakang. Dalam setiap

milimeter kubik darah terdapat 5.000.000 sel darah. Kalau

dilihat satu persatu warnanya kuning tua pucat, tetapi dalam

jumlah besar kelihatan merah dan memberi warna pada darah.

Strukturnya berisi atas pembungkus luas atau stroma, berisi

masa hemoglobin.

Sel darah merah memerlukan protein karena strukturnya

terbentuk dari asam amino. Sel darah merah juga memerlukan

zat besi, sehingga untuk membentuk penggantinya diperlukan

diet seimbang yang berisi zat besi. Wanita memerlukan lebih

banyak zat besi karena beberapa diantaranya dibuang sewaktu

menstruasi. Sewaktu hamil diperlukan zat besi dalam jumlah

yang lebih banyak lagi untuk perkembangan janin dan

pembuatan susu.

Sel darah merah dibentuk dalam sumsum tulang,

terutama dari tulang pendek, pipih, dan tak berarturan, dari

jaringan konselus pada ujung tulang pipa, dari sumsum dalam

batang iga-iga, dan dari sternum.


23

Bila terjadi perdarahan, sel merah dengan

hemoglobinnya sebagai pembawa oksigen hilang. Pada

perdarahan sedang, sel-sel itu diganti dalam waktu beberapa

minggu berikutnya. Tetapi bila kadar hemoglobin turun

samapai 40% atau di bawahnya, diperlukan transfusi darah.

(Evelyn C. Pearce, 2017 : 160).

Hemoglobin

Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi.

Hemoglobin memiliki afinitas (daya gabung) terhadap

oksigen, dengan oksigen itu membentuk oksihemoglobin di

dalam sel darah merah. Dengan melalui fungsi ini maka

oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan. Jumlah

hemoglobin dalam darah normal ialah kira-kira 15 gram

setiap 100 ml darah, dan jumlah ini biasanya disebut “100

persen”.

Dalam berbagai bentuk anemia, jumlah hemoglobin

dalam darah berkurang. Dalam beberapa bentuk anemia

parah, kadar itu bisa dibawah 30% atau 5 g setiap 100 ml.

karena hemoglobin mengandung besi yang diperlukan untuk

bergabung dengan oksigen, maka dapat dimengerti pasien

semacam itu memperlihatkan gejala kekurangan oksigen,


24

seperti nafas pendek. Ini sering merupakan salah satu gejala

pertama anemia kekurangan zat besi.

Golongan darah

Kalau darah dari golongan yang bertentangan

ditransfusikan akan mengakibatkan bahan dalam plasma

yang bernama aglutinin menggumpal dan juga terjadi

hemolisis (memecahnya) sel darah merah.

Penentuan golongan darah dan tes tentang

kecocokan dilakukan sebelum pemberian transfusi untuk

menyakini keamanannya. Sistem ABO menurut Landsteiner

didasarkan atas adanya aglutinin dalam darah. Empat

golongan utama yang ditentukan menurut penyelidikan

pada rakyat inggris adalah :

a) Golongan AB 3,0%

b) Golongan A 42,0%

c) Golongan B 8,5%

d) Golongan O 46,5%

Selain itu terdapat pula pembagian lebih lanjut dari

Landstreiner, yaitu faktor Rh atau faktor Rhesus dalam

darah, yang penting untuk diketahui pada bayi yang baru

lahir kalau terjadi ketidakcocokkan antara darah bayi dan

darah ibunya.
25

Dipandang dari donor darah:

a) Golongan AB dapat memberi darah pada AB

b) Golongan A kepada A dan AB

c) Golongan B kepada B dan AB

d) Golongan O adalah donor umum untuk semua

golongan.

Resipien:

a) Golongan AB adalah resipien umum

b) Golongan A dapat menerima dari golongan A dan O

c) Golongan B dapat menerima dari golongan B dan O

d) Golongan O dari O

Sebaiknya transfusi dilakukan dengan golongan

darah yang sama, dan hanya dalam keadaan terpaksa dapat

diberikan darah dari donor universal. (Evelyn C. Pearce,

2017 : 161).

2) Sel darah putih atau leukosit

Sel darah putih rupanya bening dan tidak berwarna,

bentuknya lebih besar dari sel darah merah, tetapi jumlahnya

lebih kecil. Dalam setiap milimeter kubik darah terdapat 6.000

sampai 10.000 (rata-rata 8.000) sel darah putih. Sel darah putih

yang melindungi tubuh terdapat infeksi kronis dan


26

mempertahankan tingkat kekebalan (imunitas) tertentu

terhadap infeksi. (velyn C. Pearce, 2017 : 164)

3) Trombosit

Trombosit adalah sel kecil kira-kira sepertiga ukuran sel

darah merah. Terdapat 300.000 trombosit dalam setiap

milimeter kubik darah. Peranannya penting dalam

penggumpalan darah. (Evelyn C. Pearce, 2017 : 164).

c. Plasma darah

Plasma juga berisi gas oksigen dan karbon dioksida,

hormon-hormon, enzim dan antigen. Plasma darah adalah cairan

berwarna kuning yang dalam reaksi bersifat sedikit alkali. Fungsi

plasma adalah plasma bekerja sebagai medium (perantara) untuk

menyalurkan makanan, mineral, lemak, glukosa dan asam amino

ke jaringan. Juga merupakan medium untuk mengangkat bahan

buangan: urea, asam urat, dan sebagian dari karbon dioksida.

(velyn C. Pearce, 2017 : 165).

d. Protein plasma

Albumin dalam keadaan normal terdapat 3 sampai 5 g

albumin dalam setiap 100 ml darbah. Fungsinya ada tiga :

1) Bertanggung jawab atas tekanan osmotik yang

mempertahankan volume darah.

2) Banyak zat khusus yang beredar dalam gabungan dengan

albumin, dan
27

3) Menyediakan protein untuk jaringan.

Globulin dalam keadaan normal ada 2 sampai 3 g globulin

dalam setiap 100 ml darah. Globulin memiliki jauh lebih banyak

macam susunan dari pada albumin dan sesungguhnya membentuk

jumlah besar protein yang berbeda-beda. Dibandingkan dengan

albumin, penyediaan tekanan osmotik oleh globulin kurang

penting, tetapi dibidang lain lebih penting; misalnya semua

antibody (zat penolak) yang melindungi tubuh adalah globulin.

(velyn C. Pearce, 2017 : 165).

Fibrinogen penting untuk koagulasi (penggumpalan) darah.

Reaksi plasma darah selalu bersifat alkali; kadar alkalinya

tergantung dari konsentrasi ion-hidrogen dan ini dinyatakan

dengan pH darah

1) pH sebesar 7 berarti larutan netral

2) pH dari 7 sampai 1 berarti larutan asam

3) pH dari 7 sampai 14 berarti larutan alkali

Akan terlihat bahwa pH 7 adalah larutan netral. Darah selalu

mengandung sedikit alkali-pH darah adalah 7,35-7,45. Angka ini

tetap dipertahankan. Sedikit saja berubah, baik ke arah asam atau

ke arah basa, dapat mempengaruhi kehidupan. Maka itu usaha

mempertahankan tingkat alkali yang konstan dalam darah adalah

sangat penting dan ini dikendalikan oleh faktor-faktor berikut:


28

1) Pengeluaran karbon dioksida (yaitu gas asam) melalui paru-

paru.

2) Eksresi bahan asam melalui urine.

Kemampuan untuk mempertahankan sifat alkali darah tergantung

pada natrium bikarbonar dalam plasma. Zat ini bekerja sebagai

bufer dan menghindarkan penurunan kebasaan darah akibat asam-

asam hasil metabolisme. (velyn C. Pearce, 2017 : 166).

e. Ringkasan jumlah sel darah dalam setiap milimeter kubik darah

Jumlah normal darah atau jumlah sel setiap milimeter kubik

darah adalah kira-kira :

1) Sel darah merah 4.500.000 sampai 5.500.000 rata-rata

5.000.000

2) Sel darah putih 6000 sampai 10.000 rata-rata 8.000

3) Trombosit 250.000 sampai 500.000 rata-rata 350.000

2. Fisiologi darah

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian. Bahan

interseluler adalah cairan yang disebut plasma dan di dalamnya

terdapat unsur-unsur padat, yaitu sel darah. Volume darah secara

keseluruhan kira-kira merupakan satu perdua belas berat badan atau

kira-kira 5 liter. Sekitar 55 persennya adalah cairan, sedangkan 45

persen sisanya terdiri dari atas sel darah. Angka ini dinyatakan dalam

nilai hematokrit atau volume sel darah yang dipadatkan yang berkisar

antara 40 sampai 47. (Evelyn C. Pearce, 2017 : 164).


29

Ringkasan fungsi darah

a. Bekerja sebagai sistem transport dari tubuh, menghantarkan

semua bahan kimia, oksigen, dan zat makanan yang diperlukan

untuk tubuh supaya fungsi normalnya dapat dijalankan, serta

meyingkirkan karbon dioksida dan hasil buangan lain.

b. Sel darah merah menghantarkan oksigen ke jaringan dan

menyingkirkan sebagian karbon dioksida.

c. Sel darah putih menyediakan banyak bahan pelindung dan karena

gerakan fagositisos beberapa sel maka melindungi tubuh terhadap

serangan bakteri.

d. Plasma membagi protein yang diperlukan untuk pembentukan

jaringan: menyegarkan cairan jaringan karena melalui cairan ini

semua sel tubuh menerima makanannya. Dan merupakan

kendaraan untuk mengangkut bahan buangan ke berbagai organ

ekskretorik untuk dibuang.

e. Hormon dan enzim diantarkan dari organ ke organ dengan

perantaraan darah.

Semua jaringan memerlukan persediaan darah yang memadai,

yang tergantung pada tekanan darah arteri normal yang

dipertahankan. Dalam sikap rebahan, tekanan dalam tubuh merata.

Tetapi dalam sikap duduk atau berdiri, darah yang ke otak harus

dipompa ke atas.
30

Khususnya otak memerlukan persediaan darah yang

mencukupi teratur. Bila otak tidak menerima darah selama lebih dari

3 sampai 4 menit, akan terjadi perubahan-perubahan yang tak dapat

pulih Kembali, dan beberapa sel otak akan mati. Demikianlah pada

waktu jantung berhenti karena sesuatu sebab perlu diberikan

pertolongan yang segera agar jantung bergerak kembali. Juga dalam

keadaan pingsan biasa, seperti yang disebabkan tegangan emosional

atau fisik, turunnya tekanan darah mengurangi persediaan darah pada

otak. Maka penting untuk merendahkan kepala pasien, atau kalau

duduk, menekankan kepalanya ke depan di antara lututnya, atau lebih

baik lagi merebahkannya ke lantai. (velyn C. Pearce, 2017 : 168).

C. Etiologi dan Faktor Predisposisi

Berdasarkan Nanda NIC NOC (2015) anemia bukanlah suatu

kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi merupakan gejala

berbagai macam penyakit dasar (underlyng disease), pada dasarnya

anemia disebabkan karena :

1. Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang.

2. Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan) yang bisa terjadi pada

postpartum.

3. Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya (hemolis).

Menurut (Tarwoto & Wartonah, 2017)

1. Genetik
31

a. Hemoglobinopati

b. Thalasemia

c. Abnormal enzim glikolotik

2. Nutrisi

a. Defisiensi besi, defisiensi asam folat

b. Defisiensi cobal, vitamin B12

c. Alkoholis, kekurangan nutrisi atau malnutrisi

3. Perdarahan

4. Imunologi

5. Infeksi

a. Hepatitis

b. Cyromegalovirus

c. Parvovirus

d. Clostridia

e. Malaria

f. Toksoplasmosis

6. Obat-obatan atau zat kimia

a. Agen kemotherapi

b. Anticonvulsant

c. Antimetabolis

d. Kontrasepsi

e. Zat kimia toksik


32

Menurut Demsa dkk (2018 : 45) beberapa penyebab anemia zat besi

(Fe) yaitu :

a. Zat besi yang masuk melalui makanan tidak mencukupi kebutuhan.

b. Meningkatnya kebutuhan tubuh akan zat besi, terutama ibu hamil,

masa tumbuh kembang pada remaja.

c. Meningkatnya volume plasma yang tidak sebanding dengan

peningkatan volume sel darah merah. Ketidaksesuaian antara

kenaikan volume plasma dan eritrosit paling sering terjadi pada

kehamilan trimestrer kedua.

d. Penyakit kronis seperti tuberculosis dan infeksi lainnya.

e. Perdarahan yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang, malaria,

haid yang berlebihan dan melahirkan.

Faktor predisposisi anemia

Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian anemia pada ibu

hamil menurut Dyah, 2013 dalam jurnalnya antara lain:

1. Faktor dasar

a. Pendidikan ibu

Pendidikan berpengaruh terhadap pengetahuan, karena

pengetahuan akan menghasilkan perubahan. Pengetahuan

berpengaruh terhadap pola konsumsi makanan terutama zat


33

besi. Kekurangan zat besi dalam jangka waktu yang relatif

lama akan menyebabkan terjadinya anemia (Khairans, 2011).

b. Status ekonomi

Jika seorang ibu berada dalam keluarga yang

berkecukupan maka ia akan dapat memenuhi semua

kebutuhannya selama hamil terutama dalam mengkonsumsi

makanan maupun minuman. Pada ibu hamil, jika konsumsi

makanan terutama zat besi kurang, maka ibu hamil akan lebih

rentan untuk mengalami kejadian anemia (Khairans, 2011).

2. Faktor langsung

a. Jarak kehamilan

Jarak yang terlalu lama antara kehamilan bisa

mengurangi manfaat yang diperoleh dari kehamilan

sebelumnya, seperti uterus yang sudah membesar dan

meningkatnya aliran darah ke uterus. Sedangkan jika jaraknya

terlalu pendek akan membuat ibu tidak memiliki waktu untuk

pemulihan, kerusakan sistem reproduksi atau masalah

postpartum lainnya (Devi, 2010).

b. Paritas

Paritas 2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari

sudut kematian maternal. Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari

3) mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Lebih


34

tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Resiko pada

paritas 1 dapat ditangani dengan asuhan obsertik lebih baik,

sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau

dicegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada

paritas tinggi adalah tidak direncanakan (Saifudin, 2009).

c. Status gizi

Kekurangan gizi tentu saja akan menyebabkan akibat

yang buruk bagi ibu dan janin. Kecukupan zat besi tidak hanya

dilihat dari konsumsi makanan sumber zat besi tetapi juga

tergantung variasi penyerapannya. Yang membentuk 90% Fe

pada makanan non daging (seperti biji-bijian, sayur, telur,

buah) tidak mudah diserap tubuh. Oleh karena itu pemantauan

gizi ibu hamil sangat penting dilakukan (Saifudin, 2009).

d. Penyakit infeksi

Beberapa infeksi penyakit memperbesar resiko anemia.

Infeksi itu umumnya TBC, cacingan dan malaria. Karena

menyebabkan terjadinya peningkatan penghancuran sel darah

merah dan terganggunya eritrosit. Infeksi cacing akan

menyebabkan malnutrisi dan dapat mengakibatkan anemia

defesiensi zat besi. Infeksi malaria dapat menyebabkan anemia.


35

3. Faktor tidak langsung

a. Pemeriksaan kehamilan (ANC)

Salah satu tujuan pemeriksaan kehamilan pada

Antenatal Care (ANC) adalah untuk mengenal dan menangani

penyakit yang menyertai kehamilan (Manuaba, 2010).

Cakupan pelayanan antenatal dapat dipantau melalui

kunjungan ibu hamil. Pada pemeriksaan kehamilan (ANC) ibu

mendapatkan penyuluhan kesehatan yang berhubungan dengan

kehamilan seperti penyuluhan gizi dan makanan juga

mendapatkan tablet tambah darah dari petugas kesehatan.

(Asyirah, 2012).

b. Umur ibu

Umur <20 tahun perlu tambahan gizi yang banyak

karena selain digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan

dirinya sendiri juga harus berbagi dengan janin yang sedang

dikandung. Sedangkan untuk umur diatas 30 tahun perlu energi

yang besar juga karena fungsi organ yang makin melemah dan

diharuskan untuk bekerja maksimal maka memerlukan

tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang

sedang berlangsung. (Oxorn, 2010).


36

D. Patofisiologi dan Patoflowdiagram

Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena selama

kehamilan keperluan akan zat makanan bertambah dengan adanya

perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Akan tetapi bertambahnya sel

darah merah lebih sedikit dibandingkan dengan bertambahnya plasma

darah sehingga terjadi pengenceran darah. Pengenceran darah dianggap

sebagai penyesuaian fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu

karena pengenceran itu meringankan beban kerja jantung yang harus

bekerja lebih berat selama masa kehamilan yang di sebabkan peningkatkan

cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung akan menjadi ringan

apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer juga berkurang

sehingga tekanan darah naik, dan pada perdarahan selama persalinan

banyaknya unsur zat besi lebih sedikit hilang dibandingkan apabila darah

itu tetap kental. Hemodilusi dimulai pada trismester pertama kehamilan

yaitu pada minggu 12-20 dan hemodilusi maksimal terjadi pada umur

kehamilan 20-36 minggu akibat hemodilusi saja kadar haemoglobin darah

ibu dapat menurun sampai 10gr%, umumnya kondisi ini karena turunnya

cadangan zat besi (Aisyirah, 2012

Bagan 2.1 Pathway Anemia Pada Ibu Hamil

Peningkatan Perdarahan Defisit nutrisi Gangguan absorbsi zat


kebutuhan Zat besi
besi untuk

Peningkatan kebutuhan Volume darah


volume darah
37

Pengenceran darah Defisiensi zat besi

Cadangan zat besi


kosong (iron depleted)

Gangguan pada bentuk


eritrosit (iron deficient
erythropoesis

Anemia ( iron deficiency


anemia)

Pengetahuan terbatas Gangguan saluran cerna


asimptomatik

Defisit pengetahuan Mal nutrisi Penurunan


curah jantung

Anoreksia, mual,
muntah
Aliran darah
kejaringan
menurun

Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh

Aliran darah kejaringan


menurun
38

Hipoksia, Suplai O2
pucat, kejaringan
lemah berkurang

Transfer zat
besi kejanin
menurun
Gangguan Gangguan
intoleransi perfusi
aktivitas jaringan
perifer
Nutrisi
janin
berkurang

Risiko
cidera
janin

Sumber : Bothamley, 2011, Jakarta: EGC

E. Tanda dan Gejala Anemia

a. Anemia Ringan

Anemia Ringan dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala,

karena jumlah sel darah merah yang rendah menyebabkan berkurangnya

pengiriman oksigen ke setiap jaringan dalam tubuh. Anemia ringan

biasanya tidak menimbulkan gejala apapun, tetapi anemia secara perlahan


39

terus-menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi dan 12 mengimbangi

perubahan, dalam hal ini mungkin tidak ada gejala.apapun sampai anemia

menjadi lebih berat. Menurut Proverawati, A (2011) gejala anemia

diantaranya : Kelelahan, Penurunan energi, Kelemahan, Sesak nafas,

Tampak pucat.

b. Anemia Berat

Anemia berat merupakan kondisi dimana kadar hemoglobin dibawah

<8 g/dl. Tanda yang mungkin menunjukan anemia berat pada seseorang,

seperti : perubahan warna tinja, denyut jantung cepat, tekanan darah

rendah, frekuensi nafas cepat, pucat atau kulit dingin, pusing, sakit kepala,

dan nyeri dada. (proverawati, 2011 : 22).

Menurut Nanda NIC NOC (2015) :

1. Manifestasi klinis yang sering muncul

a. Pusing

b. Nafsu makan menurun

c. Mudah berkunang-kunang

d. Lesu

e. Aktivitas berkurang

f. Rasa mengantuk

g. Susah berkonsentrasi

h. Cepat lelah

i. Prestasi kerja fisik/pikiran menurun


40

2. Manifestasi khusus pada anemia

a. Defisiensi besi spoon nail, glossitis

b. Defisiensi B12 : Paresisi, ulkus ditungkai

c. Hemolitik : icterus, splenomegaly

d. Aplastic : anemia biasanya berat, perdarahan, infeksi

3. Gejala khas masing-masing anemia

a. Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia

defisiensi besi

b. Icterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut makin buncit pada

anemia hemolitik

c. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan

Tanda umum anemia ialah pucat, dan takikardi.

F. Tindakan medis

Menurut (Pratami, 2016) penatalaksanaan sebagai berikut:

a. Medis

Berdasarkan terapi medis terdiri dari:

1) Terapi oral

Terapi oral terdiri dari Pemberian tablet zat besi mengandung

ferosulat, besi glukonat, Asam folik 15- 30 mg perhari, Vitamin

B12 3x1 tablet perhari dan Sulfas ferosus 3x1 tablet perhari.

2) Terapi parenteral
41

Terapi parenteral yaitu, terapi Secara intramuscular di injeksi

kandextran besi (imferon) atau sorbitol besi.

b. Keperawatan

1) Memberikan penyuluhan klien dan keluarga mengenai suplemen

besi dan peningkatan sumber- sumber besi dalam makanan

sesuai indikasi.

2) Pada klien yang menderita thalasemia atau pembawa sifat

tersebut, beri dukungan khususnya jika wanita tersebut telah

mengetahui bahwa ia pembawa. Juka kaji apakah ada tanda-

tanda infeksi selama kehamilan.

3) Pada klien yang menderita sel sabit, kaji simpanan besi dan folat,

dan hitung retikulosit; skrining lengkap untuk hemolisis: berikan

konseling diet dan supplement asam folat dan observasi apakah

ada tanda- tanda infeksi.

4) Pada klien yang menderita Anemia berikan supplement besi dan

asam folat dan konseling nutrisi, dan jelaskan kebutuhan

menghindari obat- obatan oksidasi.

G. Pemeriksaan Diagnostik

Menurut Nurarif & Kusuma (2015 : 37)

1. Pemeriksaan laboratorium

a. Tes penyaring
42

Tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus

anemia.

Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan

bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi

pengkajian pada komponen-komponen berikut : kadar hemoglobin,

indeks eritrosit.

b. Pemeriksaan darah seri anemia

Hitung leukosit, trombosit, laju endap darah (LED), dan

hitung retikulosit.

c. Pemeriksaan sumsum tulang

Pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai keadaan

sistem hematopoesis.

d. Pemeriksaan atas indikasi khusus

Pemeriksaan ini untuk mengkonfirmasi dugaan diagnosa

awal yang memiliki komponen berikut ini:

1) Anemia defesiensi besi

Serum iron, total iron binding capacity (TIBC), saturasi

transferrin, dan ferritin serum.

2) Anemia megaloblastik

Asam folat darah/eritrosit, vitamin B12

3) Anemia hemolitik

Hitung retikulosit, test coombs, dan elektroforesis hemoglobin

(Hb)
43

4) Anemia pada leukimia akut biasanya dilakukan pemeriksaan

sitokimia

2. Pemeriksaan labolatorium nonhematologis

Faal ginjal, faal endokrin, asam urat, faal hati, biakan kuman

3. Radiologi

Thorak, bone survey, ultrasonografi (USG), dan limfangiografi

4. Pemeriksaan sitogenetik

5. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR : polymerase chain raction,

FISH : fluorescence in situ hybridization).

H. Pengaruh Anemia pada Kehamilan

Anemia menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-

sel tubuh tidak cukup untuk mendapat pasokan oksigen. Pada wanita

hamil, anemia meningkatan peningkatan frekuensi komplikasi pada

kehamilan dan persalinan. Resiko kematian maternal, angka prematuritas,

berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat.

Disamping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering

dijumpai pada wanita yang anemia dan lebih sering berakibat fatal sebab

wanita yang anemia tidak dapat mentolerir kehilangan darah.

Dampak anemia pada ibu hamil selama masa kehamilan menurut

Demsa dkk (2018 : 53) yaitu :

1. Abortus, persalinan prematuritas

2. Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim


44

3. Mudah terjadi infeksi

4. Ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 gr/dl)

5. Hyperemesis gravidarum

6. Perdarahan antepartum

7. Ketuban pecah dini (KPD).

I. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan

untuk mengevaluasi keadaan pasien, merupakan langkah utama untuk

mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang

berkaitan dengan kondisi pasien. Pada tahap ini, perawat mengkaji

Kesehatan ibu hamil, meliputi kesehatan ibu saat ini, Riwayat

kehamilan dan reproduksi, riwayat kesehatan dan penyakit

sebelumnya, riwayat kesehatan keluarga, pengkajian sosial kultural,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostik. (Anggrowati dkk,

2019 : 22).

a. Data subjektif

1) Biodata yang mencakup identitas pasien:

a) Identitas

Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat,

pekerjaan, agama, suku bangsa, diagnosa medis.

b) umur
45

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko

kurang dari 20 tahun alat-alat reproduksi belum matang,

serta pada umur 35 tahun rentan sekali untuk terjadi

perdarahan dalam masa nifas.

c) Agama

Untuk mengetahui kenyakinan pasien tersebut untuk

membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.

d) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan mengetahui sejauh mana

tingkat intelektualnya.

e) Suku/bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari

pasien.

f) Pekerjaan

Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial

ekonominya karena mempengaruhi dalam gizi pasien.

g) Alamat

Ditanyakan untuk mempermudah kunjungan rumah bila

diperlukan.

2) Keluhan utama

Untuk mengetahui masalah yang sedang dihadapi yang

berkaitan pada masa kehamilan.

3) Riwayat kesehatan
46

a) Riwayat kesehatan lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui adanya penyakit akut

atau kronik.

b) Riwayat kesehatan sekarang

Data-data ini diperlukan untuk mengetahui adanya penyakit

yang diderita pada saat ini.

c) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya

pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan

pasien.

4) Riwayat mentruasi

Untuk mengetahui HPHT

5) Riwayat perkawinan

Dalam tahap ini yang perlu dikaji adalah berapa kali menikah.

6) Riwayat social budaya

Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat

istiadat yang akan menguntungkan atau merugikan pasien,

missal pantangan makan.

7) Data pengetahuan

Untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan ibu tentang

anemia.

8) Pola aktivitas sehari-hari


47

a) Pola makan

Ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya

nutrisi seperti sayuran berdaun hijau, daging merah dan

tidak mengkonsumsi tablet Fe.

b) Pola aktivitas/istirahat

Biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia mudah

kelelahan, keletihan, malaise, sehingga membutuhkan

kebutuhan untuk tidur dan istirahat yang lebih banyak.

b. Data objektif

1) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum

Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun, nadi

menurun, pernafasan lambat.

b) Kepala

Rambut biasanya rontok dan tidak terdapat lesi

c) Mata

Di lihat apakah mata terdapat Konjungtiva anemis

d) Mulut

Biasanya bibir pucat dan membrane mukosa kering

e) Abdomen

Inspeksi : dilihat apakah adanya pembesaran perut

Palpasi : Melakukan pemeriksaan leopold 1-4

Auskultasi : Melakukan DJJ


48

f) Ekstermitas

( Calpillary Refill Time) CRT <2 detik, tidak terdapat

varises dikaki, tidak oedema, dan akral biasanya dingin.

2) Pemeriksaan labolatorium dasar Hb :

Biasanya Hb pada trimester pertama dan ke tiga kurang dari 11

g/dl dan pada trimester dua <10,6 g/dl.

2. Diagnosa

Diagnosa keperawatan adalah tahap kedua dalam proses

perawatan dan merupakan suatu pernyatan dari masalah klien baik

aktual maupun resiko berdasarkan pengkajian yang sudah dianalisis

(Maryam, 2016).

Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi,

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual dan muntah, Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

keletihan atau kelemahan, Gangguan perfusi jaringan perifer

berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan, Risiko

cidera terhadap janin berhubungan dengan penurunan suplai nutrisi ke

janin.
48

3. Intervensi Keperawatan

2.1 Tabel Rencana Tindakan Keperawatan Anemia

Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional

Hasil
1. Defisit Setelah dilakukan Teaching Disease Process 1. Agar mengetahui

pengetahuan keperawatan selama 1. Berikan penilaian tingkat pengetahuan

b.d kurang 3x30 menit tentang tingkat klien akan penyakit

pengetahuan diharapkan pengetahuan klien yang dideritanya

Definisi : pengetahuan klien tentang proses 2. Agar klien

ketiadaan dapat teratasi dengan penyakit yang spesifik mengetahui akan

atau defisit kriteria hasil: 2. Jelaskan patofisiologi penyakit yang

informasi 1. Klien dan dari penyakit dan dideritanya

kognitif yang keluarga bagaimana hal ini 3. Agar mengetahui

berkaitan menyatakan berhubungan dengan proses terjadinya

dengan pemahaman anatomi dan fisiologi penyakit pada saat

nutrisi tentang penyakit, dengan cara yang tepat menyerang pada

kondisi, 3. Gambarkan proses tubuh klien

prognosis dan penyakit dengan benar 4. Agar klien

program 4. Informasi tentang mengetahui

pengobatan, serta kemajuan klien dengan penangananan yang

pengetahuannya cara yang tepat tepat akan penyakit

tentang nutrisi 5. Diskusikan pilihan yang dideritanya saat

pada ibu hamil terapi atau penanganan ini


49

dengan anemia 6. Memberikan penkes 5. Agar mengurangi

2. Klien dan kepada klien dan penyebaran penyakit

keluarga mampu keluarga klien pada tubuh klien

melaksanakan 6. Agar klien paham

prosedur akan penyakit yang

pemenuhan dideritanya serta

nutrisi yang paham akan

dijelaskan secara pencegahan penyakit

benar yang dideritanya

3. Klien dan

keluarga

menjelaskan

kembali apa yang

dijelaskan

perawat atau tim

kesehatan yang

lainnya.
2. Ketidakseim Selama3x30 menit Manajemen nutrisi : 1. Agar mengetahui

bangan diharapkan 1. Tentukan status gizi tingkat pengetahuian

nutrisi pemenuhan pasien dan kemampuan klien akan penyakit

kurang dari kebutuhan pasien pasien untuk yang dideritanya

kebutuhan tercukupi dengan memenuhi kebutuhan 2. Agar klien tahu akan

tubuh b.d kriteria hasil: gizi penyakit yang

mual, Manajemen Nutrisi 2. Bantu pasien dalam dideritanya


50

muntah 1. Intake nutrisi menentukan menu 3. Agar mengetahui

tercukupi makanan yang cocok proses terjadinya

2. Asupan makanan dalam memeuhi penyakit pada saat

dan cairan nutrisi. menyerang pada

tercukupi 3. Tentukan jumlah kalori tubuh klien

Monitor nutrisi dan jenis nutrisi yang 4. Agar klien tahu akan

1. Asupan nutrisi dibutuhkan untuk cara penanganan

terpenuhi memenuhi persyaratan yang tepat akan

2. Nausea dan gizi penyakit yang di

vomiting severity 4. Anjurkan pasien deritanya saat ini

3. Penurunan mengkonsumsi 5. Agar mengurangi

intensitas makanan tinggi zat penyebaran penyakit

terjadinya mual besi atau Fe seperti pada tubuh klien

muntah sayuran hijau 6. Agar klien paham

4. Penurunan 5. Pastikan makanan akan penyakit yang

frekuensi disajikan dengan cara dideritanya serta

terjadinya mual yang menarik pada paham akan

dan muntah suhu yang cocok untuk pencegahan penyakit

Weight Body Mass dikonsumsi yang dideritanya

Pasien mengalami 6. Ciptakan lingkungan

peningkatan berat yang optimal pada saat

badan mengkonsumsi

makanan
51

Nause management

1. Kaji frekuensi mual,

durasi, tingkat

keparahan, faktor

frekuensi, presipitasi

yang menyebabkan

mual

2. Anjurkan klien makan

sedikit tapi sering

3. Anjurkan klien makan

selagi hangat

4. Mengendalikan faktor

lingkungan yang

memungkinkan

membangkitkan mual

seperti bau yang tidak

menyenangkan

5. Mengajari teknik non

farmakologi untuk

mengontrol mual

seperti dengan teknik

relaksasi tarik nafas

dalam.
52

Weight Management

1. Hitung berat badan

klien

Diskusikan pada klien

mengenai hubungan antara

asupan makanan dan

penurunan berat badan


3. Intoleransi Setelah diberikan 1. Jelaskan alasan 1. Mempertahankan

aktivitas b.d asuhan keperawatan perlunya tirah baring, janin jauh dari servik

keletihan selama 3x30 menit penggunaan posisi dan meningkatkan

atau diharapkan pasien rekumben lateral kiri/ perfusi uterus

kelemahan dapat beraktivitas miring dan penurunan 2. Menentukan

dengan baik. aktivitas. intervensi lanjutan

Dengan criteria hasil 2. Kaji adanya faktor yang tepat

: yang bisa 3. Meningkatkan

1. Berpartisipasi menyebabkan istirahat, mencegah

dalam kelelahan kelelahan

aktifitas fisik 3. Monitor pola tidur dan 4. Menghindari

tanpa disertai lamanya tidur/ istirahat aktivitas yang

peningkatan pasien mampu

tekanan 4. Bantu klien untuk meningkatkan

darah, nadi mengidentifikasi kelelahan klien

dan RR. aktifitas yang mampu

2. Mampu dilakukan
53

melakukan

kgiatan

sehari-

hari(ADL)

secara

mandiri.

3. Keseimbanga

n aktivitas

dan istirahat.
4. Gangguan Setelah diberikan 1. Perhatikan status 1. Kejadian perdarahan

perfusi asuhan keperawatan fisiologis ibu, status potensial merusak

jaringan b.d selama 3x30 menit sirkulasi dan volume hasil kehamilan,

penurunan perfusi ke jaringan/ darah. kemungkinan

suplai ke sel efektif. 2. Lakukan pemeriksaan menyebabkan

oksigen ke Dengan kriteria hasil fisik CRT dengan hipovolemia atau

jaringan : menekan kuku pasien hipoksia

1. Tidak 3. Auskultasi dan uteroplasenta.

terdapat laporkan DJJ, catat 2. Keadaan capillary

perubahan brakikardi, atau refill test yang tidak

karakteristik takikardi. Catat kembali dalam waktu

kulit( rambut, perubahan pada kurang dari 2 detik

kuku, aktivitas janin dapat menandakan

kelembapan) (hipoaktif dan anemia.

2. Tidak hiperaktif) 3. Mengkaji


54

terdapat 4. Catat kemungkinan berkelanjutan

kebiruan kehilangan darah ibu hipoksia janin. Pada

pada kulit dan adanya kontraksi awalnya janin

3. CRT dalam uterus berespon pada

batas 5. Anjurkan tirah baring penurunan kadar

normal(kemb pada posisi miring kiri oksigen dengan

ali dalam takikardi dan

kurun waktu peningkatan gerakan.

kurang dari 2 Bila tetap defisit

detik) akan terjadi

brakikardi dan

penurunan aktivitas

4. Kehilangan darah ibu

secar berlebihan

menurunkan perfusi

plasenta

4. Menghilangkan

tekanan vena

cava inferior dan

meningkatkan

sirkulasi plasenta

atau janin dan

pertukaran
55

oksigen.
5. Risiko Setelah dilakukan 1. Perhatikan kondisi 1. Faktor yang

cidera asuhan keperawatan ibu yang berdampak mempengaruhi atau

terhadap selama 3x30 menit pada sirkulasi janin. menurunkan

janin b.d diharapkan risiko 2. Ajari ibu untuk sirkulasi/ oksigenasi

penurunan cedera pada janin mengobservasi ibu mempunyai

suplai dapat tertanggulangi. pergerakan janin dampak yang sama

nutrisi ke Dengan criteria hasil 3. Bantu dalam pada kadar oksigen

janin : screening dan janin/ plasenta.

1. DJJ dalam kelainan genetic. 2. Jika janin tidak

batas normal bergerak perlu

2. Hasil USG diwaspadai terjadi

tidak cedera pada janin

menunjukkan akibat kekurangan

tanda-tanda nutrisi.

abnormalitas. 3. kelainan seperti

Tinggi fundus uteri anemia sel sabit

sesuai umur mengharuskan

kehamilan tindakan yang

khusus untuk

mencegah efek

negative dalam

perumbuhan janin.
56
57

4. Implementasi

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam

rencana keperawatan. Tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri

(independent) dan tindakan kolaborasi (Tarwoto & Wartonah, 2016).

5. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang

kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan

cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga

kesehatan lainnya. untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau

memantau perkembangan klien dugunakan komponen SOAPIER. Menurut

(Manurung, 2012) yang dimaksud dengan SOAPIER adalah:

a. S : Data Subyektif

Perawat menuliskan keluhan pasien yang masih dirasakan setelah

dilakukan tindakan keperawatan

b. O : Data Obyektif

Yaitu data berdasarkan hasil pengukuran atau observasi perawat

secara langsung kepada klien, dan yang dirasakan klien setelah dilakukan

tindakan keperawatan.

c. A : Analisis

Interpretasi dari data sunyektif dan data obyektif. Merupakan suatu

masalah atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi, atau juga dapat

dituliskan masalah/diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status


58

kesehatan klien yang telah teridentifikasi datanya dalam data subyektif

dan obyektif.

d. P : Planing

Perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,

dimodifikasi, atau ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang

telah ditentukan sebelumnya.

e. I : Implementasi

Implementasi adalah tindakan keperawatan yang dilakuakn sesuatu

dengan instruksi yang telah teridentifikasi dalam komponen

(perencanaan).

f. E : Evaluasi

Evaluasi adalah respond klien setelah dilakukan tindakan

keperawatan.

g. R : Artinya reassessment.

Reassessment adalah pengkajian ulang yang dilakukan terhadap

perencanaan setelah di ketahui hasil evaluasi


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan

Penelitian studi kasus ini adalah studi untuk mengeksplorasi

masalah Asuhan Keperawatan Maternitas Antenatal pada Ny. I Dengan

Indikasi G1P0A0 Anemia Ringan. Pasien diobservasi selama 1 Minggu ( 3

kali kunjungan).

B. Lokasi Dan Waktu Penelitian

A. Lokasi penelitian

Pada kasus ini tempat pengambilan kasus ini dilakukan di wilayah

Puskesmas Plered Kabupaten Purwakarta.

B. Waktu penelitian

Kegiatan penelitian ini akan dilakukan pada tanggal 07-13 Juli tahun

2021 selama 1 Minggu ( 3 kali kunjungan) .

C. Subyek Penelitian

Populasi sasaran dari penelitian ini adalah salah ibu hamil yang

mengalami indikasi Anemia Ringan pada kehamilan yaitu pada Ny. I di

Wilayah Kerja Puskesmas Plered.

59
60

D. Metodelogi Penelitian

Penelitian ini menggunakan satu pasien dibandingkan dengan

dengan asuhan keperawatan dengan masalah yang sama yang bersumber

dari jurnal asuhan keperawatan.

E. Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data merupakan cara untuk mengumpulkan

atau mengambil data yang akan dilakukan dalam penelitian. Pengumpulan

data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.

Data primer yaitu jenis data yang diperoleh langsung dari responden,

sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari petugas kesehatan

yang terkait.

Dalam keperawatan, data yang didapat bisa langsung dari pasien, keluarga,

maupun tenaga kesehatan lain. Adapun teknik pengumpulan data yang

diterapkan dalam mengumpulkan data penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Wawancara

Wawancara yaitu melakukan tanya jawab langsung yang dilakukan

perawat kepada pasien maupun keluarga untuk mengetahui tentang

identitas pasien, keluhan utama, riwayat penyakit sekarang, dahulu,

keluarga dan lain-lain.

2. Observasi dan pemeriksaan fisik

Observasi yaitu melakukan pengamatan dan mencatat tindakan

atau respon yang terjadi pada diri pasien. Pemeriksaan fisik dilakukan
61

untuk mengetahui sesuatu yang normal maupun abnormal dari sistem

tubuh pasien dengan pendekatan IPPA (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, dan

Auskultasi).

3. Studi dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data dari

rumah sakit dan rekam medis pasien. Dari rumah sakit peneliti pun

melakukan studi kepustakaan yang dapat dipelajari dari sumber-sumber

buku yang relevan dan jurnal, yang mana bisa mempermudah peneliti

dalam memvalidasi penelitian.

F. Analisa Data

Analisa data adalah pengelolaan dan penganalisaan data dengan teknik-

teknik tertentu. Adapun urutan dalam analisis adalah :

1. Pengumpulan data

Pengelolaan data diambil dari hasil wawancara, observasi, dan

dokumentasi yang dilakukan kepada pasien. Pada wawancara ini, hal yang

ditanyakan pada pasien meliputi identitas, keluhan, riwayat penyakit dan

lain-lain. Pada saat observasi, peneliti melihat dan melakukan

pemeriksaan fisik untuk mengetahui sesuatu yang normal maupun

abnormal dari sistem tubuh terkait dengan keluhan pasien, kemudian di

dokumentasikan ke dalam lembar asuhan keperawatan.

2. Mereduksi data dengan membuat koding dan kategori

Dalam studi kasus ini tidak perlu dilakukan pengkodingan, karena

hanya meneliti satu kasus saja pada pasien.


62

3. Penyajian Data

Dalam studi kasus ini data disajikan dalam bentuk teks (tekstular).

Penyajian secara tekstular biasanya digunakan untuk penelitian atau data

kualitatif. Penyajian cara tekstular adalah penyajian data hasil penelitian

dalam bentuk uraian kalimat. Kerahasiaan ini responden dijamin dengan

mengaburkan identitas dari responden.

4. Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan

dengan hasil-hasil penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan

perilaku kesehatan. Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode

induksi.

G. Uji Keabsahan Data

Subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam

penelitian kualitatif, mengingat dalam penelitian kualitatif, peneliti sebagai

instrument penelitian, ditambah lagi teknik pengumpulan data utama

penelitian kualitatif adalah wawancara dan observasi yang dianggap

banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apalagi tanpa

kontrol. Untuk mengatasinya dilakukan pemeriksaan terhadap keabsahan

data (Hidayah, 2016).

Uji keabsahan data pada kasus ini yaitu menguji kualitas

data/informasi yang diperoleh dalam penelitian sehingga menghasilkan

data dengan validitas tinggi. Disamping integritas peneliti (karena peneliti

menjadi instrumen utama), uji keabsahan data dilakukan dengan :


63

1. Memperpanjang waktu pengamatan/tindakan

2. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber

data utama yaitu pasien, perawat dan keluarga pasien yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti.

H. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak

yang diteliti (subjek penelitian) dan masyarakat yang akan memperoleh

dampak hasil penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010). Sebelum

melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mendapat rekomendasi

dari institusi untuk mengajukan permohonan ijin kepada Lembaga tempat

penelitian. Menurut Hidayat (2008) dalam penelitian ini, sebelum peneliti

melakukan tindakan keperawatan kepada klien, peneliti harus

memperhatikan etika-etika dalam melakukan penelitian. Menurut

Hidayat (2008), Etika-etika dalam penelitian diantaranya adalah :

1. Lembar persetujuan (Informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan

tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan. Jika responden


64

tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien. Beberapa

informasi yang harus ada dalam informed consent tersebut antara lain :

partisipasi responden, tujuan dilakukannya tindakan, jenis data yang

dibutuhkan, komitmen, prosedur pelaksanaan, potensial yang akan

terjadi, manfaat, kerahasiaan, informasi yang mudah dihubungi, dan

lain-lain. (Hidayat, 2008)

2. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity merupakan etika dalam penelitian keperawatan.

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden atau klien pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan. (Hidayat,

2008). Kerahasiaan pada lembar asuhan keperawatan mengenai

responden, penulis tidak mencantumkan nama secara lengkap, cukup

hanya dengan nama inisial saja.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Confidentiality merupakan etika dalam penelitian untuk

menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi klien yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang dilaporkan pada hasil penelitian (Hidayat,2008).


65

Peneliti menjelaskan bahwa data yang diperoleh dari responden akan

dijaga kerahasiaannya oleh peneliti


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Studi Kasus

1. Pengkajian

a. Identitas klien

Nama : Ny. I

Umur : 17 tahun

Suku/kebangsaan : Sunda/ Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat rumah : Kp. Liunggunung Rt.16/Rw.06

No RM : 24246

Diagnosa medis : Anemia

Penanggung Jawab

Nama : Tn. A

Umur : 20 tahun

Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Buruh

66
66

Alamat rumah : Kp. Liunggunung Rt.16 Rw.06

Hub. dengan klien : Suami

b. Status Kesehatan

Tanggal pengkajian : 10 Juli 2021

Keluhan utama : Pasien mengatakan lemas.

Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengatakan lemas dan

kadang merasa pusing, pasien juga

mengatakan nafsu makan menurun

disertai mual muntah.

1) Riwayat Menstruasi

Haid pertama : Umur 13 tahun

Siklus : Perbulan

Banyaknya : 3 kali ganti pembalut dalam 1 hari

Dysmenorea : Ya

Teratur/tidak : Teratur

Lamanya : 1 minggu

Sifat darah : Merah

Keputihan : Kadang-kadang

2) Imunisasi TT

Imunisasi TT I : Ya

Inunisasi TT II : Ya
67

3) Riwayat kontrasepsi yang pernah digunakan

Jenis : Pasien tidak menggunakan kontrasepsi

Berapa lama :-

4) Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita

Pasien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit

keturunan seperti Asma, Diabetes dan juga pasien tidak

menderita riwayat penyakit kurang darah sebelumnya.

5) Riwayat penyakit keluarga

Di dalam keluarganya pasien mengatakan tidak mempunyai

riwayat penyakit keturunan seperti Asma, Hipertensi dan

Diabetes.

Genogram

Gambar 3.1 Genogram Keluarga

Keterangan :
: Perempuan : Menikah
: Laki-laki / : Meninggal
: Garis keturunan : Pasien
: Tinggal serumah

6) Riwayat sosial

Kehamilan ini : Direncanakan


68

Perasaan tentang kehamilan ini : Senang

Status perkawinan : 1xMenikah

7) Riwayat kehamilan saat ini

HPHT : 06 Oktober 2020

Kehamilan ke : Satu (1)

HPL : 13 Juli 2021

Keluhan-keluhan

Trimester I : Mual

Trimester II : Tidak ada

Trimester III : Lemas dan mual

c. Pemeriksaan fisik

1) Kesadaran umum

Kesadaran : Composmentis, E : 4, V : 5, M : 6 = 15

TTV : TD : 110/80 mmHg, Nadi : 90x/menit,

Respirasi : 22x/menit, Suhu : 36,9℃

TB : 147 CM

BB sekarang : 51 kg

BB sebelum hamil : 42 kg

2) Kepala

Rambut : Rambut berwarna cokelat, keadaan

permukaan kulit rambut bersih, tidak

rontok, tidak ada ketombe, tidak ada lesi

dan tidak ada nyeri tekan.


69

Mata : Bentuk mata simetris antara kanan dan

kiri, konjungtiva anemis, sklera an ikterik

dan fungsi penglihatan baik.

Muka : Tidak ada cloasma gravidarum

Telinga : Bentuk telinga simetris antara kiri dan

kanan, tidak ada lesi, tidak ada cairan,

maupun benda asing, fungsi pendengaran

baik dan tidak ada nyeri tekan.

Hidung : Tidak ada pernafasan cuping hidung,

keadaan bersih dan fungsi penciuman

baik.

Mulut : Bibir simetris, keadaan pucat, mukosa

mulut kering, tidak ada karies gigi, dan

keadaan mulut bersih.

3) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid,

tidak ada peningkatan kelenjar getah

bening dan tidak ada nyeri tekan

4) Dada

Jantung : Tidak ada pulsasi, tidak ada pembesaran

jantung, suara S1 di tricuspid mitral

terdengar lup dup, dan suara S2 di aorta

pulmonal terdengar dup lup, tidak ada

suara tambahan
70

Paru-Paru : Simetris, pengembangan dada simetris,

vocal premitus bergetar sama, suara paru

vesikuler dan tidak ada suara abnormal.

5) Payudara

Bentuk : Simetris

Puting susu : Menonjol keluar

Pengeluaran : Belum keluar

Rasa nyeri : Tidak ada

Benjolan : Tidak ada

Striae : Terdapat striae

6) Pemeriksaan abdomen

a) Inspeksi

Membesar : Ya

Striae : Terdapat striae

Linea nigra : Terdapat linea nigra

Bekas luka : Tidak ada

Oedem : Tidak ada

Acites : Tidak ada

b) Palpasi

TFU : 32 cm

Leopold I : Bulat, kepala bayi berada dibawah

Leopold II : Punggung berada dikanan perut ibu

Leopold III : Teraba ekstremitas kecil


71

Leopold IV : kepala sudah masuk Pap 4/5

c) Auskultasi

DJJ : 145x/menit

Tempat : Diperut bagian kanan

7) Ekstermitas

a) Ekstermitas atas

Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada lesi, tidak ada

oedem, akral hangat, crt >2detik, kekuatan otot 5 5

b) Ekstermitas bawah 5 5

Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada lesi, tidak ada

oedem, akral hangat, crt >2detik, kekuatan otot 5 5

8) Genetalia 5 5

Keadaan genetalia bersih.

9) Anus

Tidak ada keluhan BAB, tidak ada hemoroid.

d. Pola sehari-hari

Tabel 3.1 Pola Aktivitas Sehari-hari

N Pola sehari-hari Sebelum hamil Saat hamil

o
1 Pola nutrisi

a. Makan

Frekuensi 3x/hari 3x/hari ½ porsi


72

Jenis makanan Nasi, lauk pauk, Nasi , Lauk pauk,

dan tidak makan dan tidak makan

sayuran sayuran

Pantangan Tidak ada Tidak makan nanas

Keluhan Tidak ada Ada (Tidak suka

makan sayuran)

b. Minum Air putih, susu, teh

Jenis minum 2 liter Air putih, susu

Frekuensi Tidak ada >1 liter

Keluhan Tidak ada


2 Eliminasi

a. BAK

Frekuensi >1000 cc/ hari >1000 cc/hari

Warna Kuning Kuning

Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. BAB

Frekuensi 1x/hari 1x/hari

Konsistensi Lembek Lembek

Warna Kuning Kuning

Keluhan Tidak ada Tidak ada


3 Pola istirahat dan tidur

Siang 2 jam 2 jam

Malam 8 jam <8 jam

Keluhan Tidak ada Tidak ada


4 Personal hygiene 2x/hari 2x/hari
73

Mandi 2x/hari 1x/hari

Gosok gigi 2 hari sekali 2 hari sekali

Keramas Tidak Tidak

Perawatan payudara Tidak Tidak

Perawatan vulva Tidak ada Tidak ada

Keluhan
5 Pola aktivitas

Mandiri Mandiri Mandiri

Dibantu Sebagian Tidak Dibantu

Tergantung penuh Tidak Tidak

Keluhan Tidak ada Lemas


6 Pola seksual Seminggu 3x Seminggu 1x

e. Data psikis

Tidak ada hambatan dan pasien berkomunikasi sangat baik

f. Data pengetahuan

1) Tanda bahaya kehamilan : Pasien tidak mengetahui

2) Pola hubungan seksual : Tidak terkaji

3) Kebutuhan nutrisi : Pasien tidak mengetahui

4) Senam hamil : Pasien mengetahui tentang senam

hamil

5) Personal hygiene : Pasien mengetahui

g. Data Penunjang

Tabel 4.1 Pemeriksaan Laboratorium


74

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

HEMATOLOGI

Hemoglobin 10 g/dl P:12-16 L:13-17


h. Terapi Pengobatan

- Fe 1xsehari

- Kalsium 1xsehari

i. Analisa Data

Tabel 5.1 Analisa Data Keperawatan Anemia

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Aliran darah ke Gangguan perfusi

- Pasien jaringan menurun jaringan perifer

mengatakan ↓

lemas Hipoksia, pucat,

- Pasien lemah

mengatakan ↓

kadang Suplai O2 ke

merasa jaringan berkurang

pusing ↓

DO : Gangguan perfusi

- Klien jaringan perifer

tanpak

pucat

- Konjungtiva

anemis
75

- Pasien

tampak

lemas

- TD : 110/80

mmHg

- S : 36,9℃

- N :

90x/menit

- RR :

22x/menit

- BB : 51kg

- Hb : 10 g/dl
2 DS : Defisit nutrisi Ketidakseimbangan

- Pasien ↓ nutrisi kurang dari

mengatakan Volume darah kebutuhan tubuh

nafsu ↓

makan Defisiensi zat besi

menurun ↓

disertai Cadangan zat besi

mual kosong (iron

muntah depleted)

DO : ↓

- Pasien Gangguan pada

bentuk eritrosit
76

tampak (iron deficient

lemah erythopoesis)

- Konjugtiva ↓

anemis Anemia (iron

- Membran deficiency anemia)

mukosa Gangguan saluran

pucat cerna

- TD : 110/80 ↓

mmHg Mal nutrisi

- S : 36,9℃ ↓

- N : Anoreksi, mual,

90x/menit muntah


- RR :
Ketidakseimbangan
20x/menit
nutrisi kurang dari
- BB : 51kg
kebutuhan tubuh
- Hb : 10 g/dl

3 DS : Defisit nutrisi Defisit

- Pasien ↓ pengetahuan

mengatakan Volume darah

tidak ↓

mengetahui Defisiensi zat besi

tanda ↓
77

bahaya Cadangan zat besi

kehamilan kosong (iron

- Pasien depleted)

mengatakan ↓

tidak Gangguan pada

mengetahui bnetuk eritrosi

kebutuhan (iron deficient

nutrisi erythropoiesis)

DO : ↓

- Pasien Anemia (iron

menanyakan deficiency anemia)

tentang ↓

kebutuhan Pengetahuan

nutrisi dan terbatas

tanda ↓

bahaya Defisit

kehamilan pengetahuan

- Pendidikan

terakhir

pasien SMP
78

2. Diagnosa

a. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan

suplai oksigen ke jaringan

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan mual dan muntah

c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi


79

3. Intervensi Keperawatan

6.1 Tabel Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional

Hasil
1. Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji secara 1. Sirkulasi perifer

perfusi Tindakan kompehensif dapat menunjukan

jaringan keperawatan selama sirkulasi perifer tingkat keparahan

perifer 3x30 menit, di (cek nadi perifer, penyakit

berhubunga harapkan perfusi oedem, kapiler refil, 2. Mengetahui adanya

n dengan jaringan perifer temperature perubahan pada kulit

penurunan pasien efektif ekstermitas dan untuk mengkaji

suplai dengan Kriteria 2. Inspeksi kulit dan akral dan adanya

oksigen ke Hasil : palpasi anggota oedeam

jaringan 1. Capillary refil badan 3. Memperbaiki

pada jari-jari 3. Atur posisi pasien sirkulasi pada pasien

tangan dan kaki ekstermitas bawah 4. Vasokontriksi

dalam batas lebih rendah untuk menurunkan

normal (<2detik) memperbaiki sirkulasi perifer,

2. Akral tidak pucat sirkulasi kenyamanan pasien

3. Konjungtiva 4. Catat keluhan rasa hangat harus

ananemis dingin, pertahankan seimbang

4. Hb dalam batas suhu lingkungan 5. Nilai labolatorium

normal (11,7- dan tubuh hangat dapat menunjukan

15,3 g/dl) sesuai indikasi komposisi darah


80

5. Monitor 6. Mengetahui status

labolatorium (Hb) kardiorespirasi

6. Kaji TTV pasien.


2. Ketidakseim selama 3x30 menit Manajemen nutrisi : 1. Agar mengetahui

bangan diharapkan 1. Tentukan status gizi tingkat pengetahuian

nutrisi pemenuhan pasien dan klien akan penyakit

kurang dari kebutuhan pasien kemampuan pasien yang dideritanya

kebutuhan tercukupi dengan untuk memenuhi 2. Agar klien tahu akan

tubuh b.d kriteria hasil: kebutuhan gizi penyakit yang

mual Manajemen Nutrisi 2. Bantu pasien dalam dideritanya

muntah. 1. Intake nutrisi menentukan menu 3. Agar mengetahui

Definisi : tercukupi makanan yang proses terjadinya

Asupan 2. Asupan makanan cocok dalam penyakit pada saat

nutrisi tidak dan cairan memeuhi nutrisi. menyerang pada

cukup tercukupi 3. Tentukan jumlah tubuh klien

memenuhi Monitor nutrisi kalori dan jenis 4. Agar klien tahu akan

kebutuhan 1. Asupan nutrisi nutrisi yang cara penanganan

metabolik terpenuhi dibutuhkan untuk yang tepat akan

2. Nausea dan memenuhi penyakit yang di

vomiting severity persyaratan gizi deritanya saat ini

3. Penurunan 4. Anjurkan pasien 5. Agar mengurangi

intensitas mengkonsumsi penyebaran penyakit

terjadinya mual makanan tinggi zat pada tubuh klien

muntah besi atau Fe seperti 6. Agar klien paham


81

4. Penurunan sayuran hijau akan penyakit yang

frekuensi 5. Pastikan makanan dideritanya serta

terjadinya mual disajikan dengan paham akan

dan muntah cara yang menarik pencegahan penyakit

Weight Body Mass pada suhu yang yang dideritanya

Pasien mengalami cocok untuk

peningkatan berat dikonsumsi

badan 6. Ciptakan lingkungan

yang optimal pada

saat mengkonsumsi

makanan

Nause management

1. Kaji frekuensi mual,

durasi, tingkat

keparahan, faktor

frekuensi, presipitasi

yang menyebabkan

mual

2. Anjurkan klien

makan sedikit tapi

sering

3. Anjurkan klien

makan selagi hangat


82

4. Mengendalikan

faktor lingkungan

yang memungkinkan

membangkitkan

mual seperti bau

yang tidak

menyenangkan

5. Mengajari teknik

non farmakologi

untuk mengontrol

mual seperti dengan

teknik relaksasi tarik

nafas dalam.

Weight Management

1. Hitung berat badan

klien

2. Diskusikan pada

klien mengenai

hubungan antara

asupan makanan dan

penurunan berat

badan
3. Defisit Setelah dilakukan Teaching Disease Manajemen nutrisi :

pengetahuan keperawatan selama Process 1. Mengetahui status


83

b.d kurang 3x30 menit 1. Berikan penilaian gizi pasien dan

pengetahuan diharapkan tentang tingkat kemampuannya

Definisi: pengetahuan klien pengetahuan klien untuk memenuhi

ketiadaan dapat teratasi dengan tentang proses nutrisi.

atau defisit kriteria hasil: penyakit yang 2. Agar klien mampu

informasi 1. Klien dan spesifik untuk memenuhi

kognitif yang keluarga 2. Jelaskan nutrisi

berkaitan menyatakan patofisiologi dari 3. Mengetahui jumlah

dengan pemahaman penyakit dan kalori yang

tentang tentang penyakit, bagaimana hal ini dibutuhkan klien

nutrisi kondisi, berhubungan dengan 4. Zat besi dapat

prognosis dan anatomi dan fisiologi membantu tubuh

program dengan cara yang sebagai zat

pengobatan, serta tepat penambah darah

pengetahuannya 3. Gambarkan proses sehingga mencegah

tentang nutrisi penyakit dengan terjadinya anemia

pada ibu hamil benar atau kekurangan

dengan anemia 4. Informasi tentang darah

2. Klien dan kemajuan klien 5. Untuk meningkatkan

keluarga mampu dengan cara yang nafsu makan klien

melaksanakan tepat 6. Lingkungan yang

prosedur 5. Diskusikan pilihan baik dapat

pemenuhan terapi atau mendukung nafsu


84

nutrisi yang penanganan makan klien.

dijelaskan secara 6. Memberikan penkes Nause management

benar kepada klien dan 1. Penting untuk

3. Klien dan keluarga klien mengetahui

keluarga karakteristik mual

menjelaskan dan faktor yang

kembali apa menyebabkan mual.

yang dijelaskan 2. Makan sedikit demi

perawat atau tim sedikit dapat

kesehatan yang meningkatkan intake

lain. nutrisi

3. Makanan dalam

komdisi menurunkan

rasa mual sehingga

intake nutrisi

4. Lingkungan yang

nyaman dapat

mengurangi

keinginan untuk

muntah

5. Mengontrol mual

muntah

Weight Management
85

1. Untuk mengetahui

barat badan ideal

2. Untuk mengetahui

klien tentang

hubungan asupan

makanan dengan

penurunan berat

badan

4. Implementasi dan Evaluasi

Nama : NY. I NO.RM : 24246


Umur : 17 tahun Tanggal : 8 Juli 20121

masuk

Tabel 7.1 Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Anemia

N Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf


O dan jam
1 Gangguan 10/07/202 1. Mengkaji secara S: Neng
1 siti
perfusi 15.00 kompehensif sirkulasi - Pasien

jaringan perifer (cek nadi mengatakan


86

perifer perifer, oedem, kapiler masih lemas

berhubungan refil, temperature - Pasien

dengan ekstermitas mengatakan

penurunan - nadi perifer teratur masih pusing

suplai nadi 90x/menit O:

oksigen ke - tidak terdapat - Pasien

jaringan oedema tampak lemas

- CRT >2 detik - Konjungtiva

2. Menginspeksi kulit anemis

dan palpasi anggota - TD : 110/80

badan mmHg

- Akral hangat - Nadi:

3. Mengatur posisi 90x/menit

pasien ekstermitas - S : 36,9℃

bawah lebih rendah - RR :

untuk memperbaiki 22x/menit

sirkulasi - Hb : 10 g/dl

4. Mencatat adanya A :

keluhan dingin, - Masalah


pertahankan suhu gangguan
lingkungan dan tubuh perfusi
hangat sesuai indikasi jaringan
- Pasien tidak perifer belum
87

merasa dingin dan teratasi

suhu pasien 36,9℃ P:

5. Memonitor - Lanjutkan

labolatorium (Hb) intervensi

6. Mengkaji TTV

- TD : 110/80 mmHg

- Nadi 90x/menit

- Suhu 36,9℃

- RR : 22X/menit
Gangguan 12/07/202 1. Mengkaji TTV S: Neng
1 siti
perfusi 13.00 - TD 110/80 mmHg - Pasien

jaringan - Nadi 95x/menit mengatakan

perifer - Suhu 36,5℃ lemas

berhubungan - RR : 20x/menit berkurang

dengan - Pasien
2. Mengatur posisi pasien
penurunan mengatakan
ekstermitas bawah
suplai pusing
lebih rendah untuk
oksigen ke berkurang
memperbaiki sirkulasi
jaringan
3. Memberikan therapi O :

sesuai indikasi - Pasien

- Fe 1xSehari tampak masih

lemas
- Kalsium 1xSehari
- TD : 110/80
88

mmHg

- Nadi :

95x/menit

- Suhu :

36,5℃

- RR :

20x/menit

A:

- Masalah

gangguan

perfusi

jaringan

perifer belum

teratasi

P:

- Lanjutkan

Intervensi
Gangguan 13/07/202 1. Mengkaji TTV S: Neng
1 siti
perfusi 13.00 - TD 110/80 mmHg - Pasien

jaringan - Nadi 85x/menit mengatakan

perifer - Suhu 36,0℃ lemas sudah

berhubungan - RR : 20x/menit berkurang

dengan - Pusing sudah


2. Mengatur posisi pasien
penurunan tidak ada
89

suplai ekstermitas bawah O :

oksigen ke lebih rendah untuk - Pasien

jaringan memperbaiki sirkulasi terlihat

3. Memberikan therapi tampak masih

sesuai indikasi lemas

- Fe 1xsehari - TD : 110/80

- Kalsium 1xsehari mmHg

- Nadi:

85x/menit

- Suhu: 36,0℃

- RR:

20x/menit

A:

Masalah gangguan

perfusi jaringan

perifer belum

teratasi

P:

- Lanjutkan

Intervensi
2 Ketidak- 10/07/202 1. Menentukan status S : Neng
1 siti
seimbangan 15.00 gizi pasien dan - Pasien

nutrisi kemampuan pasien mengatakan

kurang dari untuk memenuhi tidak nafsu


90

kebutuhan kebutuhan gizi makan

b.d dengan 2. Membantu pasien - Mual dan

mual dan dalam menentukan muntah

muntah menu makanan masih ada

yang cocok dalam O :

memeuhi nutrisi. - Membran

3. Menentukan mukosa

jumlah kalori dan tampak

jenis nutrisi yang terlihat pucat

dibutuhkan untuk - TD : 110/80

memenuhi mmHg

persyaratan gizi - Nadi:

4. Menganjurkan 90x/menit

pasien - S : 36,9℃
mengkonsumsi - RR :
makanan tinggi zat 22x/menit
besi atau Fe seperti
- Hb : 10 g/dl
sayuran hijau
A:
5. Mempastikan
- Masalah
makanan disajikan
ketidak
dengan cara yang
- seimbangan
menarik pada suhu
nutrisi kurang
yang cocok untuk
dari
91

dikonsumsi kebutuhan

6. Menciptakan tubuh belum

lingkungan yang teratasi

optimal pada saat P :

mengkonsumsi - Intervensi

makanan dilanjutkan
Ketidak 12/07/202 1. Menentukan status S : Neng
1 siti
seimbangan 13.00 gizi pasien dan - Pasien

nutrisi kemampuan pasien mengatakan

kurang dari untuk memenuhi nafsu makan

kebutuhan kebutuhan gizi mulai

b.d dengan 2. Membantu pasien bertambah

mual dan dalam menentukan sedikit

muntah menu makanan - Mual dan

yang cocok dalam muntah sudah

memeuhi nutrisi. berkurang

3. Menentukan O:

jumlah kalori dan - Pasien

jenis nutrisi yang tampak

dibutuhkan untuk terlihat

memenuhi mukosa bibir

persyaratan gizi tidak pucat

4. Menganjurkan lagi

pasien - Pasien
92

mengkonsumsi tampak

makanan tinggi zat terlihat mau

besi atau Fe seperti makan

sayuran hijau walaupun

5. Mempastikan sedikit

makanan disajikan - TD : 110/80

dengan cara yang mmHg

menarik pada suhu - Nadi :

yang cocok untuk 95x/menit

dikonsumsi - Suhu :

6. Menciptakan 36,5℃

lingkungan yang - RR :

optimal pada saat 20x/menit

mengkonsumsi A:

makanan - Masalah

teratasi

sebagian

P:

- Intervensi

dilanjutkan
Ketidak 13/07/202 1. Menentukan status S : Neng
1 siti
seimbangan 15.00 gizi pasien dan - Pasien

nutrisi kemampuan pasien mengatakan

kurang dari untuk memenuhi nafsu makan


93

kebutuhan kebutuhan gizi mulai

b.d dengan 2. Membantu pasien bertambah

mual dan dalam menentukan - Mual muntah

muntah menu makanan sudah tidak

yang cocok dalam ada

memeuhi nutrisi. O:

3. Menentukan - Pasien

jumlah kalori dan tampak

jenis nutrisi yang terlihat mau

dibutuhkan untuk makan

memenuhi - Mual dan

persyaratan gizi muntah

4. Menganjurkan tampak sudah

pasien tidak ada

mengkonsumsi - Mukosa bibir

makanan tinggi zat tampak tidak

besi atau Fe seperti terlihat pucat

sayuran hijau lagi

5. Mempastikan - TD : 110/80
makanan disajikan mmHg
dengan cara yang - Nadi:
menarik pada suhu 85x/menit
yang cocok untuk - Suhu: 36,0℃
94

dikonsumsi - RR:

6. Menciptakan 20x/menit

lingkungan yang A :

optimal pada saat - Maslah

mengkonsumsi teratasi

makanan P:

- Intervensi

dihentikan
3 Defisit 13/07/202 1. Mengkaji tingkat S : Neng
1 siti
pengetahuan 15.00 pengetahuan pasien - Pasien

b.d kurang dan keluarga tentang mengatakan

informasi anemia, penyebab, sudah

tanda dan gejala, mengetahui

bahaya anemia bagi tentang

kehamilan dan nutrisi anemia, tanda

bagi ibu hamil dengan bahaya

anemia kehamilan,

2. Pasien dan keluarga dan nutrisi

belum mengetahui bagi ibu

tentang anemia, belum hamil dengan

mengetahui penyebab anemia

dan tanda gejala O :

anemia, belum - Pasien

mengetahui tentang tampak


95

tanda bahaya anemia mengerti

bagi kehamilan, belum dengan apa

mengetahui tentang yang

nutrisi bagi ibu hamil disampaikan

dengan anemia. - TD : 110/80

3. Menggambarkan tanda mmHg

dan gejala yang biasa - Nadi:

muncul dengan cara 85x/menit

yang tepat - Suhu: 36,0℃

4. Pasien dan keluarga - RR:


mengerti dengan apa 20x/menit
yang sudah A :

disampaikan - Masalah
5. Sediakan informasi defisit
pada pasien tentang pengetahuan
anemia, penyebab teratasi
anemia, tanda dan P :

gejala anemia, tentang - Hentikan


bahaya anemia bagi Intervensi
kehamilan dan tentang

nutrisi pada ibu hamil

dengan anemia

menggunakan lembar
96

balik (leaflet)

6. Pasien tampak

mengerti dengan yang

disampaikan tentang

anemia,penyebab,

tanda dan gejala,

bahaya anemia bagi

kehamilan dan nutrisi

bagi ibu hamil dengan

anemia.

7. Mengevaluasi

Kembali tentang

anemia, penyebab

anemia, tanda dan

gejala anemia, tentang

bahaya anemia bagi

kehamilan dan tentang

nutrisi pada ibu hamil

dengan anemia.
97

Tabel 8.1 Review Jurnal

Populasi Intervensi Outcome Time/ Jurnal

Lamanya

Penelitian
Populasi Intervensi yang Setelah Penelitian Persepsi ibu

studi dalam dilakukan untuk dilakukan ini hamil dan

penelitian ini mencegah dan pemberian dilaksanakan nifas tentang

adalah: ibu mengurangi tablet Fe pada pada bulan anemia dan

hamil anemia defisiensi ibu hamil dan Agustus konsumsi

trimester besi di saat ibu nifas 2014 tablet tambah

kedua hingga kehamilan adalah didapatkan darah selama

ibu nifas (42 dengan pemberian bahwa ibu kehamilan :

hari setelah tablet tambah hamil yang studi kualitatif

melahirkan) darah (tablet besi mengalami di Kabupaten

yang folat) bagi ibu anemia Purwakarta

mewakili hamil. Manfaat sebanyak 46 dan Lebak

pengguna mengkonsumsi orang, dan 17

tablet tambah tablet tambah orang yang

darah, dan darah terhadap mengalami

petugas kesehatan ibu dan anemia yaitu

kesehatan anak telah ibu nifas.

dan kader dilaporkan dalam

yang berbagai literatur.

mewakili
98

pihak

pemberi

tablet tambah

darah
70 ibu hamil Intervensi yang Dari 70 Bulan Juni Determinan

di Wilayah dilakukan untuk sampel yang 2019 selama kejadian

Kerja mencegah mengalami 30 hari anemia pada

Puskesmas terjadinya anemia anemia ibu hamil di

Tunggakjati pada ibu hamil sebanyak 48 Puskesmas

Kecamatan adalah dengan orang Tunggakjati

Karawang memberikan (68,6%), Kecamatan

Barat suplementasi TTD sedangkan ibu Karawang

pada seluruh ibu hamil yang Barat.

hamil dan dan tidak anemia

petugas gizi sudah 22 orang

melakukan (31,4%).

konseling kepada

ibu hamil yang

anemia.

Tabel. 9.1
Clinical Based and Patient Values

Intervensi pemberian tablet Fe untuk meningkatkan kadar Hemoglobin


99

N Pasien Intervensi Outcome Teori


o
1 Ny. I (P/17 Pemberian Setelah Pemberian zat
Tahun) tablet Fe untuk dilakukan 3 hari besi selama
1. Anemia meningkatkan berturut-turut kehamilan
Ringan kadar mengkonsumsi merupakan salah
2. Mobilisasi hemoglobin tablet Fe/ satu cara yang
bebas pada pasien makanan yang paling cocok
3. Nutrisi : anemia ringan. mengandung zat bagi ibu hamil
kurang besi pasien untuk
4. Personal belum diketahui meningkatkan
Hygiene : adanya kadar
baik peningkatan Hb hemoglobin,
1. tetapi pasien karena sangat
sudah tidak ada efektif dimana
lemas, pucat, satu tablet
konjungtiva mengandung 6o
sudah terlihat mg Fe setiap
an anemis dan tablet setara
mukosa bibir dengan 200 mg
sudah terlihat ferrosulfat.
tidak adanya (Saifuddin,
pucat mau 2016).
kering

B. Pembahasan

Pada bab ini, penulis akan mengemukakan kesenjangan yang

ditemukan antara konsep dengan yang ada di kasus yang ditemukan

selama asuhan keperawatan di mulai tanggal 07-13 juli 2021 di Puskesmas

Plered. Kesenjangan tersebut dilihat dengan memperlihatkan aspek-aspek

tahapan keperawatan dimulai dari tahap pengkajian, diagnosa,

perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan tahap evaluasi keperawatan.

Pada asuhan keperawatan antenatal klien Ny. I dengan indikasi Anemia

ringan di Wilayah Kerja Puskesmas Plered.

1. Pengkajian
100

Pada pengkajian identitas secara teoritis yang dilakukan

dengan metode wawancara atau anamnesa terdapat nama klien,

umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamat, suku bangsa,

dan agama. Sementara itu pada saat pengkajian identitas Ny. I

dengan metode wawancara sudah sesuai dengan teori. Keluhan

utama klien yaitu lemas, kadang merasa pusing dan disertai mual

muntah, tidak ada kesenjangan pada saat pengkajian, dan pada saat

pengkajian pasien kooperatif. Adapun faktor pendukung adalah

adanya kerja sama yang baik antara keluarga dan ketersediaan

catatan medis, serta catatan keperawatan yang lengkap dan

membantu dalam hal pengumpulan data.

Hasil pengkajian yang dilakukan penulis pada tanggal 10 juli

2021 didapatkan Ny. I hamil anak ke satu (1) dengan usia kehamilan

39 minggu. Pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan 110/80

mmHg, nadi 90x/menit, pernafasan 22x/menit, suhu 36,9℃ dan hasil

labolatorium menunjukan kadar hemoglobin ibu 9,5 g/dl termasuk

anemia ringan pada trimester III. Menurut Sulistyoningsih (2012)

Anemia ibu hamil merupakan kondisi ibu dimana kadar hemoglobin

dibawah 11 gr/dl. Anemia yang sering terjadi pada ibu hamil adalah

anemia karena defesiensi besi (Fe) atau disebut dengan anemia gizi

besi (AGB). Menurut irianto (2014) selama kehamilan, wanita hamil

mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%, sel darah 18%,

tetapi Hb hanya bertambah 19%. Akibatnya, frekuensi anemia pada


101

kehamilan cukup tinggi. Anemia yang sering dijumpai dalam

kehamilan adalah anemia kekurangan zat besi. Anemia dalam

kehamilan di Indonesia ditetapkan dalam kadar hemoglobin (Hb)

<11g% pada trimester I dan III atau Hb <10,5 g% pada trimester II.

Anemia ringan dengan kadar Hemoglobin 10,0-10,5 gr/dl

dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala, karena jumlah sel

darah merah yang rendah menyebabkan berkurangnya pengiriman

oksigen ke setiap jaringan dalam tubuh. Anemia ringan biasanya

tidak menimbulkan gejala apapun, tetapi anemia secara perlahan

terus-menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi dan 12

mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak ada

gejala.apapun sampai anemia menjadi lebih berat. Menurut

Proverawati, A (2011) gejala anemia diantaranya :Kelelahan,

Penurunan energi, Kelemahan, Sesak nafas, Tampak pucat.

Teori menjelaskan selama kehamilan terjadi berbagai

komplikasi salah satunya perubahan fisiologik yaitu perubahan

hemodinamik. Karena selama kehamilan terjadi pengenceran darah

atau proses hemodilusi pada ibu hamil tersebut dapat menyebabkan

ekspansi volume plasma sehingga kebutuhan oksigen lebih tinggi

dan memicu peningkatan produksi eritropenin. Pada saat peneliti

melakukan pemeriksaan fisik pada Ny. I ditemukan wajah dan bibir

tampak pucat, konjungtiva anemis. Respon tubuh yang dialami

pasien yaitu ibu mengatakan lemas, ibu juga mengatakan kadang


102

merasa pusing dan juga nafsu makan menurun disertai mual muntah.

Dan ibu juga tidak mengerti dengan penyebab anemia yang terjadi

dengan kehamilannya. Ibu juga mengatakan jarang mengkonsumsi

sayuran dan buah-buahan, Ny. I juga tidak mengerti dengan

penyebab anemia yang terjadi pada kehamilannya. Menurut teori

Demsa dkk (2018 : 48) tanda dan gejala anemia berupa badan lemah,

lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang, serta telingan berdenging.

sedangkan teori Menurut Khairans (2011) penyebab anemia dalam

kehamilan salah satunya adalah ekonomi Jika seorang ibu berada

dalam keluarga yang berkecukupan maka ia akan dapat memenuhi

semua kebutuhannya selama hamil terutama dalam mengkonsumsi

makanan maupun minuman. Pada ibu hamil, jika konsumsi makanan

terutama zat besi kurang, maka ibu hamil akan lebih rentan untuk

mengalami kejadian anemia. Sedangkan menurut penelitian

Ramadani, Mayoritha & Fitrayeni penyebab anemia pada ibu hamil

adalah ketidaktahuan tentang pemahaman ibu mengenai anemia, dan

hasil penelitiannya menunjukan bahwa proporsi kejadian anemia

lebih banyak terjadi pada ibu dengan tingkat pengetahuan kurang

(73,1%), dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan baik

(26,9%). Menurut teori dan hasil penelitian diatas, terdapat

keseimbangan antara teori dengan hasil penelitian dimana penyebab

umum anemia yang terjadi pada Ny. I yaitu kurang memahami

tentang penyebab anemia yang terjadi dalam kehamilannya. Tanda


103

dan gejala anemia dalam kehamilannya Ny. I merasa lemas dan

mudah lelah, tampak pucat dan penurunan energi.

2. Diagnosa

Data-data yang telah diperoleh penulis kemudian dianalisis

dan disusun sebagai rumusan dari diagnosa keperawatan. Diagnosa

yang penulis susun sesuai dengan problem dan etiologic. Penulis

menemukan kesenjangan antara diagnosa keperawatan dan kasus.

Berdasarkan teori (NANDA, 2015) diagnosa keperawatan

untuk anemia ada 5, yaitu : Defisit pengetahuan berhubungan

dengan kurangnya informasi, Ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah ditandai

dengan gangguan penyerapan nutrisi dan defisit folat, Intoleransi

aktivitas berhubungan dengan keletihan atau kelemahan, Gangguan

perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai

oksigen ke jaringan yang berkaitan dengan beban kerja dan curah

jantung meningkat, Risiko cidera terhadap janin berhubungan

dengan penurunan suplai nutrisi ke janin. Menetapkan diagnosa

berdasarkan masalah uatama dan kebutuhan klien yang didapatkan

dari hasil pengkajian klien. Dalam menetapan diagnosa terdapat

perbedaan antara diagnosa teori dengan kasus yang dialami pasien

dilapangan. Terdapat dua diagnosa yang tidak diangkat yaitu

intoleransi aktifitas berhubungan dengan keletihan atau kelemahan

dan diagnosis Risiko cidera terhadap janin berhubungan dengan


104

penurunan suplai nutrisi ke janin. Diagnosis sedangkan dari yang

peneliti temui dilapangan yaitu ibu hamil dengan anemia Ringan

sesuai dengan hasil pengkajian dilapangan, penulis menemukan

tiga diagnosa keperawatan pada Ny. I, yaitu diagnosa pertama

gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan

suplai oksigen kejaringan. Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan

hasil pengkajian pasien yang tidak tahu penyebab anemia

sementara Hb pasien 8,5 g/dl dan usia kehamilan pasien sudah

mulai tua 39minggu. Pada Ny. I dibutuhkan obat tambah darah

dikarenakan pasien mengalami anemia ringan. Diagnosa yang

pertama ini sesuai dengan teori yang menjelaskan apabila ibu hamil

mengalami anemia selama kehamilan maka banyak ancaman yang

terjadi pada ibu hamil tersebut salah satunya adalah Abortus,

persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam

rahim, mudah terjadi infeksi dan ancaman dekompensasi kordis

(Hb < 6 gr/dl). (Demsa dkk, 2018).

Diagnosa kedua pada Ny. I yaitu ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah.

Diagnosa ini ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian pasien

mengatkan nafsu makan menurun dan disertai mual dan muntah,

Diagnosa kedua ini tidak sesuai sesuai dengan teori Demsa dkk

(2018 : 48) tanda dan gejala anemia berupa badan lemah, lesu, dan

cepat lelah.
105

Diagnosa ketiga ditemukan pada Ny. I yaitu defisit

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi. Diagnosa

ini ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian pada pasien yang

mengatakan tidak mengerti dengan penyebab anemia yang terjadi

pada kehamilannya, pasien tidak mengetahui tanda dan gejala

anemia, serta pasien tidak mengetahui bahaya anemia bagi

kehamilan, serta nutrisi bagi ibu hamil dengan anemia dan ibu juga

mengatakan jarang mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.

Diagnosa ketiga ini juga sesuai dengan teori menurut penelitian

Ramadani, Mayoritha & Fitrayeni 2017 penyebab anemia pada ibu

hamil adalah ketidaktahuan tentang pemahaman ibu mengenai

anemia, dan hasil penelitiannya menunjukan bahwa proporsi

kejadian anemia lebih banyak terjadi pada ibu dengan tingkat

pengetahuan kurang (73,1%), dibandingkan dengan ibu yang

berpengetahuan baik (26,9%).

3. Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan penerapan

asuhan keperawatan Ny.I sesuai dengan diagnosa yang sudah

ditetapkan. Dalam menentukan rencana keperawatan yang terdapat

pada Ny. I tidak semuanya sesuai dengan rencana keperawatan yang

terdapat pada teori.

a. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan suplai oksigen

ke jaringan.
106

Rencana keperawatan pada kunjungan pertama yaitu :

Kaji secara kompehensif sirkulasi perifer (cek nadi perifer,

oedem, kapiler refil, temperature ekstermitas, inspeksi kulit dan

palpasi anggota badan, atur posisi pasien ekstermitas bawah

lebih rendah untuk memperbaiki sirkulasi, catat keluhan dingin,

pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai indikasi,

monitor labolatorium (Hb), kaji TTV dan kolaborasi dalam

pemberian tablet Fe.

Rencana keperawatan pada kunjungan ke dua dan ketiga

yaitu : Atur posisi pasien ekstermitas bawah lebih rendah untuk

memperbaiki sirkulasi, monitor labolatorium (Hb), kaji TTV dan

kolaborasi dalam pemberian obat Tambah darah (Fe).

b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d

mual muntah.

Rencana keperawatan dilakukan pada kunjungan hari

pertama, kedua dan hari ketiga yaitu : Tentukan status gizi

pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi,

Bantu pasien dalam menentukan menu makanan yang cocok

dalam memeuhi nutrisi, Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi

yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi, Anjurkan

pasien mengkonsumsi makanan tinggi zat besi atau Fe seperti

sayuran hijau, Pastikan makanan disajikan dengan cara yang


107

menarik pada suhu yang cocok untuk dikonsumsi Ciptakan

lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makanan.

c. Defisit pengetahuan b.d kurangnya informasi

Rencana keperawatan dilakukan pada kunjungan ke tiga

yaitu : Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga, gambarkan

tanda dan gejala yang biasa muncul dengan cara yang tepat,

sediakan informasi pada pasien tentang anemia, penyebab

anemia, tanda dan gejala anemia, tentang bahaya anemia bagi

kehamilan dan tentang nutrisi pada ibu hamil dengan anemia

menggunakan lembar balik (leaflet) dan mengevaluasi kembali

tentang anemia, penyebab anemia, tanda dan gejala anemia,

tentang bahaya anemia bagi kehamilan dan tentang nutrisi pada

ibu hamil dengan anemia.

4. Pelaksanaan

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada kasus

Ny. I berdasarkan rencana keperawatan yang sudah disusun, adalah

sebagai berikut :

a. Pada tahap implementasi keperawatan

Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan

intervensi. Implementasi keperawatan pada diagnosis gangguan

perfusi jaringan perifer b.d dengan penurunan suplai oksigen ke

jaringan Tindakan keperawatan yang dilakukan peneliti sudah

sesuai dengan intervensi, tetapi dari 7 intervensi, belum


108

semuanya dapat dilakukan oleh peneliti walaupun tidak semua

rencana keperawatan dapat dilakukan dalam waktu tiga hari.

b. Implementasi pada diagnosa ketidakseimbangan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh

Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan

intervensi. Implementasi keperawatan pada diagnosis

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual muntah Tindakan keperawatan yang

dilakukan peneliti sudah sesuai dengan intervensi, dari 6

intervensi, semuanya dapat dilakukan oleh peneliti walaupun

tidak semua rencana keperawatan dapat dilakukan dalam waktu

tiga hari.

c. Implementasi pada diagnosa defisit pengetahuan

Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan

intervensi. Implementasi keperawatan pada diagnosis defisit

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

Tindakan keperawatan yang dilakukan peneliti sudah sesuai

dengan intervensi, dari 4 intervensi, semuanya dapat terlaksana

oleh penulis.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada

diagnosa 1 dengan masalah keperawatan yang pertama yaitu

gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan

penurunan kadar hemoglobin adalah melakukan penyuluhan


109

tentang anemia, mengkaji secara kompehensif sirkulasi perifer

(cek nadi perifer, oedem, kapiler refil, temperature ekstermitas,

mengatur posisi pasien ekstermitas bawah lebih rendah untuk

memperbaiki sirkulasi, memonitor labolatorium (Hb), mengkaji

TTV dan pada kunjungan ke tiga Ny. I mengatakan sudah

mengerti tentang anemia kehamilan, penyebab anemia dan

nutrisi bagi ibu hamil dengan anemia.

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosa

2 dengan masalah keperawatan yang kedua yaitu

ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan mual muntah adalah menentukan status

gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan

gizi, membantu pasien dalam menentukan menu makanan yang

cocok dalam memenuhi nutrisi, menganjurkan pasien

mengkonsumsi makanan tinggi zat besi atau Fe seperti sayuran

hijau, mempastikan makanan disajikan dengan cara yang

menarik pada suhu yang cocok untuk dikonsumsi Ciptakan

lingkungan yang optimal pada saat mengkonsumsi makanan.

Pada hari kedua pasien mengatakan nafsu makan mulai

bertambah sedikit dan mual muntah sudah berkurang, dan pada

hari ke tiga pasien mengatakan nafsu makan sudah bertambah

dari hari sebelumnya dan mual muntah sudah tidak ada.


110

Tindakan keperawatan yang sudah dilakukan pada diagnosa

3 dengan masalah keperawatan yang ketiga yaitu defisit

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi adalah

penyuluhan tentang anemia, penyebab anemia, tanda dan gejala

anemia, bahaya anemia bagi kehamilan serta nutrisi bagi ibu

hamil dengan anemia menggunakan leaflet, menjelaskan

penyebab serta tanda dan gejala anemia yang harus dilaporkan

kepada petugas kesehatan, menganjurkan pasien untuk makan

buah dan sayur, menganjurkan untuk banyak mengkonsumsi

vitamin k dan zat besi seperti sayuran hijau dan kacang-

kacangan. Pada kunjungan ke tiga Ny. I mengatakan sudah

mengerti tentang anemia yang terjadi pada kehamilannya, ibu

juga mengatakan sudah mulai makan buah dan sayur.

5. Evaluasi

Evaluasi merupakan Langkah terakhir dalam proses asuhan

keperawatan. Evaluasi ini adalah hasil dari proses asuhan

keperawatan yang dilakukan dari tanggal 10-13 Juli 2021. Tujuan

untuk menunjang adanya kemajuan atau keberhasilan dalam

menghadapi masalah yang ada pada klien. Dalam hal ini ada

diagnosa keperawatan yang belum teratasi.

a. Tujuan Tercapai

1) Pada diagnosa kedua yaitu ketidakseimbangan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual


111

muntah Masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh dalam waktu 3x30 menit dengan hasil hari

pertama klien masih merasakan nafsu makan menurun mual

muntah masih ada. Di hari ke dua klien mengatakan nafsu

makan mulai bertambah dan mual muntah sudah berkurang.

Di hari ketiga klien mengatakan nafsu makan mulai

meningkat dan sudah tidak adanya mual muntah lagi.

2) Pada diagnosa ke tiga yaitu defisit pengetahuan yang

berhubungan dengan kurangnya informasi. Setelah

dilakukan asuhan keperawatan selama 3x30 menit masalah

teratasi. Klien mengatakan sudah mengetahui tentang

anemia pada kehamilannya, penyebab anemia, tanda dan

gejala anemia, serta bahaya anemia bagi kehamilan, dan

nutrisi bagi ibu hamil dengan anemia.

b. Tujuan Belum Tercapai

Pada diagnosa pertama yaitu gangguan perfusi

jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai oksigen

ke jaringan kadar hemoglobin, setelah dilakukan tindakan

asuhan keperawatan selama 3x30 menit masalah teratasi

sebagian tetapi Hb terakhir klien masih 10 g/dl. Tetapi klien

mengatakan lemasnya berkurang.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

d. Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit

atau menghitung eritrosit (res cell account) yang akan

berakibatkan pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen

oleh darah (Nurarif & Kusuma, 2015). Sedangkan Menurut

Sulistyoningsih (2012) Anemia ibu hamil merupakan kondisi ibu

dimana kadar hemoglobin dibawah 11 gr/dl. Anemia Ringan

dapat menyebabkan berbagai tanda dan gejala, karena jumlah sel

darah merah yang rendah menyebabkan berkurangnya pengiriman

oksigen ke setiap jaringan dalam tubuh. Sedangkan anemia ringan

biasanya tidak menimbulkan gejala apapun, tetapi anemia secara

perlahan terus-menerus (kronis), tubuh dapat beradaptasi dan 12

mengimbangi perubahan, dalam hal ini mungkin tidak ada

gejala.apapun sampai anemia menjadi lebih berat. Menurut

Proverawati, A (2011) gejala anemia diantaranya : Kelelahan,

Penurunan energi, Kelemahan, Sesak nafas, Tampak pucat,

sedangkan hasil dari anemia ringan dengan kadar Hemoglobin

10,0-10,5 gr/dl. Kasus anemia pada Ny. I setelah penulis

melakukan pengkajian, analisa data, penentuan diagnosa,

perencanaan, implementasi, dan evaluasi tentang asuhan

keperawatan antenatal pada Ny. I dengan anemia ringan di ruang

112
113

di Wilayah Kerja Puskesmas Plered, maka didapatkan hasil

sebagai berikut :

1. Pengkajian

Pada Ny, I berusia 17 tahun hamil anak ke satu (1) dengan

usia kehamilan 39-40 minggu. Pada pengkajian didapatkan Ny. I

lemas, mudah lelah, kadang-kadang pusing, nafsu makan menurun

disertai mual muntah, pucat, konjungtiva anemis. Pemeriksaan Ny,

I didapatkan Hb 10 gr/dl, Ny. I tidak mengetahui penyebab anemia

yang terjadi pada kehamilanya.

2. Diagnosa

Diagnosa yang muncul pada kasus Ny. I adalah gangguan

perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan suplai

oksigen ke jaringan, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah dan defisit

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

3. Intervensi

Disusun berdasarkan diagnosis keperawatan yang

ditemukan pada kasus Ny. I dengan anemia. Rencana tindakan

keperawatan ini mengacu pada referensi dari buku NANDA

Internasional.

4. Implementasi

Yang dapat dilakukan merupakan implementasi dari

rencana tindakan keperawatan yang telah disusun dengan harapan


114

hasil yang dicapai sesuai dengan tujuan dan kriteria yang telah

ditetapkan. Pada implementasi yang dilakukan tidak semua

implementasi sesuai dengan rencana, ada implementasi yang

didahulukan seperti Gangguan perfusi jaringan perifer.

5. Evaluasi

Dilakukan selama 3 kali kunjungan dilakukan secara

komprehensif dengan acuan rencana asuhan keperawatan NANDA

International, (2015-2017). Hasil studi kasus yang didapatkan pada

masalah keperawatan adalah belum diketahui peningkatan Hb pada

Ny. I dari 10 gr/dl, tetapi Ny. I sudah tidak merasakan adanya

lemas, pusing dan mual muntah, dilihat dari mukosa bibir sudah

tidak adanya pucat dan konjungtiva an anemis.

B. Saran

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Puskesmas Plered diharapkan dapat memberikan pelayanan

kesehatan semaksimal mungkin dan mampu menyediakan fasilitas

serta sarana dan prasarana yang dapat mendukung kesembuhan

pasien dengan memberikan penyuluhan tentang dampak anemia

terhadap kehamilan. Dan juga agar di tingkatkan kembali untuk

bidan desanya agar bisa melakukan promosi kesehatan tentang status

gizi pada ibu hamil dan pemberian tablet Fe pada kehamilan.

2. Bagi keluarga Ny. I


115

Diharapkan keluarga bisa memberikan makanan yang sehat

seperti sayuran yang mengandung zat besi dan memberikan buah-

buahan. keterlibatan di dalam keluarga sangat perlu dalam

memberikan dorongan motivasi untuk mengatasi masalah Ny. I.

3. Bagi institusi pendidikan

Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam

pemberian asuhan keperawatan maternitas pada ibu hamil dengan

anemia ringan.

4. Bagi penulis selanjutnya

Diharapkan penulis selanjutnya agar bisa lebih ditingkatkan

kembali dalam penelitian ini supaya penelitian ini bisa tercapai

sesuai dengan yang dilakukan terutama dalam memberikan asuhan

keperawatan maternitas.
DAFTAR PUSAKA
Astriana, Willy. 2017. Jurnal ilmu kesehatan 2 (2) 2017-125
Bothamley, Judy & Maureen Boyle. 2011. Patofisiologi Dalam Kebidanan.
Jakarta: EGC
Bappenas. 2017. Terjemahan dan Target Global Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (TPB) Sustainable Development Goals (SDGs).
Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS Republik
Indonesia.
Dinkes Purwakarta. 2020. Laporan Ibu Anak dalam Angka Di Kabupaten
Purwakarta oleh Ine Hermina Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta.
Jurnal Ilmiah Kohesi Vol. 4 No. 4 Oktober 2020. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian Anemia pada ibu hamil Trimester III Di wilayah
kerja Puskesmas Medan johor tahun 2019.
Keliat, Budi Anna. (2015) Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-
2017 Edisi 10. Jakarta: EGG
Lia windari. 2018. Faktor-faktor yang mempengaryhi kejadian Anemia pada ibu
hamil di Kecamatan Jatiluhur Kabupaten Purwakarta. Jurnal Of
Holistic and Health Sciences Vol. 2. No 1, Januari 2018.
Nurarif dan Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis & Nanda NIC NOC. Yogyakarta: Mediaction
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 59 tahun 2017 tentang Pelaksanaan
pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Pratami, E. (2016). Evidence-Based dalam Kebidanan. Jakarta: ECG
Proverawati, A. (2013). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika Putri, F.M.S,
Riskesdas. 2018. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar, Jakarta : Badan
penelitian dan pengembangan kesehatan kementrian kesehatan RI.
Tarwoto & Wartonah. (2016). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Triharini, Mira. PEDIOMATERNAL NURSING JOURNAL.
https://e-journal.unair.ac.id/PMNI/http://dx.doi.org/10.20473/pmnj.v5i2.21220
Wasfaedy Alamsyah. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit
Anemia pada ibu hamil usia kehamilan 1-3 bulan diwilayah kerja
Puskesmas Bontomarannu Kabupaten Gowa. Jurnal Inovasi Penelitian.

116

Anda mungkin juga menyukai