Anda di halaman 1dari 50

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI

DI UPTD PUSKESMAS JALAKSANA


KABUPATEN KUNINGAN
TAHUN 2021

PROPOSAL

DISUSUN OLEH :

NINDYA AULIA ISTIQOMAH


42010418054

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
CIREBON
2021
1

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI


DI UPTD PUSKESMAS JALAKSANA
KABUPATEN KUNINGAN
TAHUN 2021

PROPOSAL

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menyelesaikan


Program Pendidikan Diploma III Keperawatan

DISUSUN OLEH :

NINDYA AULIA ISTIQOMAH


42010418054

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
CIREBON
2021
2

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI


UPTD PUSKESMAS JALAKSANA KUNINGAN KABUPATEN
KUNINGAN

PENYUSUN : NINDYA AULIA ISTIQOMAH

NIM : 42010418054

Cirebon, Maret 2021

Pembimbing Akademik Pembimbing Lapangan

(Asiah.S.Kep.,Ners.,M.kep ) ( )

Menyetujui

Program Studi Diploma III Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

Nuniek Tri Wahyuni, S.Kep. Ners., M.Kep

NIP : 100310137
3

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Nindya Aulia Istiqomah

Tempat tanggal lahir : Indramayu, 25 April 2000

Agama : Islam

Alamat Rumah : Ds.Dadap Baru RT/RW 001/009

No. Telp : 085722785886

Saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis ilmiah ini merupakan hasil karya sendiri
kepada klien mulai dari perkenalan, pengkajian, diagnose keperawatan, intervensi
keperawatan, implementasi dan evaluasi, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah
disebutkan sumbernya.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana semestinya.

Cirebon, Maret 2021


Mahasiswa

(materai)
Nindya Aulia Istiqomah
4201.0418.054
4

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang

mana telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan

Pada Pasien Hipertensi di UPTD Puskesmas Jalaksana Kabupaten Kuningan Tahun

2021 “ ini dengan lancer dan sebaik-baiknya. Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

dianjurkan untuk menyelesaikan program Pendidikan Diploma III Keperawatan.

Penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat

bantuan baik berpa bimbingan, pengarahan maupun dukungan moral yang sangat

membantu penulis. Bersama ini perkenankan saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Ketua Yayasan RISE, Drs.H.E Djumhana Cholil, MM

2. Ketua STIKes Cirebon, H.M Firman Ismana, MM

3. Direktur RS/Ka. Puskesmas/Ka. Panti

4. Ketua Program Studi D-III Keperawatan, Nuniek Tri Wahyuni,

S.Kep.,Ners.M.Kep

5. Asiah.S.Kep.,Ners.,M.Kep , selaku pembimbing akademik yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi dorongan, bimbingan, saran dan

motivasi dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.


5

6. Pihak Akademi dan seluruh Akademi yang telah memberikan motivasi kepada

penulis selama Pendidikan Diploma III Keperawatan.

7. Pasien dan keluarga yang telah mebantu dan bekerjasama dengan penulis

sehingga dapat melaksanakan asuhan keperawatan ini.

8. Ayah dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah memberikan dorongan dan

bantuan moril maupun material serta doa restunya.

9. Rekan-rekan seperjuangan D III Keperawatan yang selalu memberikan

dukungan dan semanagat kepada penulis.

Saya menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan, Oleh

karena itu, Saya selaku penyusun membuka diri terhadap kritik dan saran yang

membangun sebagai bahan pembelajara saya agar lebih baik dimasa mendatang.

Semoga allah SWT, senantiasa meridhai membarakahi setiap langkah kita, Aamiin.

Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Cirebon, Maret 2021

Nindya Aulia Istiqomah


42010418054
6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global dan telah diakui sebagai

contributor utama terhadap beban penyakit kardiovaskular. Hipertensi

merupakan keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg

dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Prevalensi hipertensi yang terus meningkat

sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, dan stress

psikososial. Hampir disetiap Negara, hipertensi menduduki peringkat pertama

sebagai penyakit pertama yang paling sering dijumpai di seluruh dunia ( Hanifa,

2016 ).(1)

Jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Menurut data

WHO, di seluruh dunia, sekitar 972 juta orang atau 26,4% mengidap hipertensi,

angka ini kemungkinan meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta

pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di

negara berkembang, termasuk di Indonesia. Prevalensi hipertensi tertinggi berada

di Afrika yaitu sebesar 46% pada pria dan wanita, di Inggris 34% pria dan 30%

wanita menderita hipertensi atau sedang mendapatkan pengobatan hipertensi. (2)


7

Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup

seperti merokok, obesitas, aktivitas fisik, dan stress psikososial, Hipertensi

sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (public healt problem) dan akan

menjadi masalah yang lebih besar jika1 tidak ditanggulangi sejak dini.

Pengendalian hipertensi, bahkan di Negara maju pun, belum memuaskan.

(Depkes RI, 2007).(3)

Berdasarkan data dari Riskesdas Litbang Depkes (2013), hipertensi Indonesia

merupakan masalah kesehatan dengan prevalensi yang tinggi yaitu sebesar

25,8%, Prevalensi tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti kalimantan

selatan (30,8%), Kalimantan timur (29,6%). Jawa barat (29,4%), dan Gorontalo

(29,4%) ( Kemenkes RI, 2014 ).(4)

Menurut Riskesdas (2013), menjelaskan pengukuran bahwa provinsi jawa

barat merupakan urutan ke 4 se Indonesia sebanyak (29,4%) dengan

pengukurang hipertensi berdasarkan umur lebih dari 18 tahun setelah Bangka

Belitung (30,9%). Kalimantan Selatan (30,8%), dan Klimantan Timur (29,6%)

(Riskesdas, 2013).(5)

Menurut Riskesdas pada tahun 2018, jawa Barat menduduki urtan ke dua

sebagai Provinsi dengan kasus Hipertensi tertinggi di Indonesia yaitu sebesar

39,6% setelah Kalimantan Selatan yaitu sebesar 44,1% (Riskesdas, 2018).(6)

Penyebab Hipertensi, ada dua jenis yang umum terjadi, yaitu hipertensi

primer dan hipertensi sekunder.


8

Apa saja penyebab hipertensi primer?

Hipertensi primer atau juga disebut hipertensi esensial adalah kondisi tekanan

darah tinggi yang tidak jelas penyebab spesifiknya. Sebanyak 95 persen orang

yang punya tensi tinggi termasuk dalam kategori ini. Kebanyakan orang yang

memiliki hipertensi jenis ini tidak akan merasakan gejala darah tinggi yang

berarti Hipertensi primer dapat dialami oleh semua kalangan usia, tetapi paling

sering terjadi pada usia paruh baya. Penyebab hipertensi primer belum diketahui

pasti. Namun, para ahli menduga bahwa faktor genetik yang dikombinasikan

dengan faktor gaya hidup yang tidak sehat dapat menjadi penyebabnya.

1. Berikut beberapa faktor yang dapat berkontribusi sebagai penyebab

hipertensi primer:

a) Terlalu banyak konsumsi garam

Mengonsumsi garam dapat meningkatkan jumlah natrium dalam tubuh.

Adapun kelebihan natrium akan menyulitkan ginjal untuk membuang sisa

cairan dalam tubuh, sehingga terjadi penumpukan cairan. Akhirnya,

penumpukan cairan ini menyebabkan tekanan darah menjadi naik.

b) Stress

Setres bisa menaikan hipertensi darah Anda. Saat stres, tubuh melepaskan

hormon kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan peningkatan

denyut jantung. Hormon-hormon ini juga dapat mempersempit pembuluh

darah, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.


9

Efek peningkatan tekanan darah akibat stres cenderung terjadi sementara.

Para ahli sebenarnya belum yakin bahwa stres dapat menyebabkan

hipertensi pada jangka panjang. Namun, mengurangi stres dapat

meningkatkan kesehatan Anda secara keseluruhan sehingga tekanan darah

Anda pun dapat terjaga.

Pasalnya, stres yang dibiarkan terus menerus dapat memicu perubahan

gaya hidup yang tidak sehat. Stres seringkali membuat Anda “ngidam”

merokok, minum-minuman keras, atau bahkan makan berlebihan. Nah,

pada akhirnya hal-hal tersebutlah yang menjadi penyebab tensi semakin

naik dan gejala hipertensi pun muncul.

c) Malas Gerak

Malas Gerak alias mager merupakan penyebab tekanan darah tinggi atau

hipertensi yang sering dianggap remeh. Detak jantung dari orang yang

jarang bergerak biasanya cenderung cepat. Ini menjadi penyebab jantung

harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah, yang akhirnya berimbas

pada peningkatan tekanan darah atau hipertensi.

d) Kelebihan Berat Badan

Obesitas dan kelebihan berat badan erat kaitannya dengan tekanan darah

tinggi. Bahkan kedua hal ini dinilai sebagai penyebab hipertensi yang

paling sering terjadi.

Semakin berat massa tubuh anda, semakin banyak darah yang diperlukan

untuk mengantar oksigen dan nutrisi ke jaringan seluruh tubuh. Hal ini
10

tentu menjadi penyebab kerja jantung lebih keras dari biasanya, sehingga

tekanan darah lama-lama akan naik dan hipertensi pun tidak dapat

dihindari.

e) Kebiasaan Merokok

Merokok juga merupakan salah satu penyebab hipertensi atau tekanan

darah tinggi yang paling umum. Rokok sudah terbukti dapat membuat

tekanan darah langsung meningkat tajam setelah isapan pertama.

Khususnya tekanan darah sistolik meningkat jadi sebanyak 4 mmHg.

Hal ini karena kandungan zat-zat berbahaya di dalamnya, seperti nikotin,

dapat merusak lapisan dinding pembuluh arteri. Bila ini terjadi, pembuluh

arteri akan menyempit dan tekanan darah menjadi naik.

Peningkatan tekanan darah akibat rokok juga bisa menjadi penyebab

kerusakan jangka panjang pada pembuluh darah penderita hipertensi.

Dengan demikian, perokok aktif dengan tensi tinggi berisiko terkena

komplikasi hipertensi, seperti stroke, penyakit jantung, dan serangan

jantung.

2. Berikut beberapa kondisi dan obat-obatan yang bisa jadi penyebab

hipertensi atau tekanan darah tinggi sekunder:

a) Sleep Apnea

Gangguan pernafasan saat tidur, menyebabkan nafas anda berhenti

sementara, Kondisi ini menyebabkan tubuh mengalami penurunan kadar


11

oksigen di dalam darah. Apabila hal ini terjadi, fungsi jantung dan

pembuluh darah dapat terganggu, sehingga tekanan darah pun meningkat.

Tidak hanya menyebabkan tekanan darah naik, sleep apnea juga

meningkatkan risiko Anda mengalami serangan jantung, stroke, dan detak

jantung tidak beraturan (palpitasi).

b) Masalah Ginjal

Ternyata, ginjal yang bermasalah juga dapat menjadi penyebab tekanan

darah Anda tinggi. Kondisi ini biasanya disebut dengan hipertensi renal.

Bagaimana bisa masalah ginjal menjadi penyebab hipertensi?

Hipertensi akibat masalah ginjal terjadi ketika pembuluh darah pada ginjal

menyempit (stenosis). Ketika ginjal tidak mendapatkan asupan darah yang

cukup, ginjal akan mengira tubuh Anda mengalami dehidrasi. Maka itu,

ginjal merespon dengan melepas hormon yang memicu tubuh untuk

menahan garam dan air pada tubuh.

Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan cairan berlebih

pada pembuluh darah, sehingga menjadi penyebab tekanan darah tinggi

atau hipertensi.

c) Tumor pada kelenjar adrenal

Salah satu penyebab hipertensi lainnya adalah kelainan pada kelenjar

adrenal Anda. Kelenjar adrenal adalah organ kecil yang terletak di dekat

ginjal Anda. Fungsi kelenjar tersebut adalah memproduksi aldosteron,


12

epinephrine, dan norepinephrine, yaitu hormon-hormon yang berperan

dalam mengatur tekanan darah.

Jika terdapat tumor, kelenjar adrenal akan memproduksi lebih banyak

prningkatan hormon tersebut perpotensi menjadi penyebabnya terjadi

melonjaknya tekanan darah.(7)

Dampak hipertensi yang tidak ditangani, bisa menyebabkan pembuluh

darah rusak, mengeras, dan mengencang. Keadaan ini menghalangi aliran darah

menuju jantung, dan mengakibatkan nyeri pada bagian dada (angina), serta sesak

napas. Keadaan inilah yang disebut sebagai penyakit jantung koroner. (8)

Peran perawat dalam penatalaksanaan hipertensi, perawat sebagai petugas

kesehatan memiliki peran dalam mengubah perilaku sakit yang diderita dalam

rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil resiko dari penyakit yang

diderita. Peran sebagai educator (pendidik), perawat membantu klien mengenal

kesehatan dan prosedur asuhan keperawatan yang perlu mereka lakukan guna

memulihkan atau memelihara kesehatannya.(9)

Kasus hipertensi di kecamatan Kramatmulya Kabupaten Kuningan pada

tahun 2016 bulan Januari sampai Mei terdapat 582 orang yang mengalami

hipertensi, karakteristik penduduk memiliki risiko untuk peningkatan kasus

Hipertensi

( Cecep Heriana, Yana Hendryana. Juli 3, 2018 ).(10)


13

Berdasarkan data diatas, dapat disimpulkan bahwa penderita hipertensi

banyak diderita oleh kelompok yang berusia diatas 18 tahun dan memiliki pola

hidup yang salah.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis untuk membuat studi kasus

tentang "ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIPERTENSI DI UPTD

PUSKESMAS JALAKSANA KABUPATEN KUNINGAN 2021”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang akan dibahas adalah

“Bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Pasien Hipertensi di UPTD Jalaksana

Kabupaten Kuningan tahun 2021”

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mendapat pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan

pada Pasien Hipertensi di UPTD Jalaksana Kabupaten Kuningan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Hipertensi di UPTD

Puskesmas Jalaksana Kuningan


14

2. Mampu dalam merumuskan diagnosa pada klien dengan Hipertensi di

UPTD Puskesmas Jalaksana Kuningan

3. Mampu dalam menyusun rencana asuhan tindakan asuhan

keperawatan pada klien dengan Hipertensi di UPTD Puskesmas

Jalaksana Kuningan

4. Mampu dalam melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan asuhan

keperawatan klien Hipertensi di UPTD Puskesmas Jalaksana

Kuningan

5. Mampu dalam mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien

Hipertensi di UPTD Puskesmas Jalaksana Kuningan

1.4 Manfaat

1.4.1 Bagi Peneliti

Untuk meningkatkan ilmu pengethauan dalam pemberian asuhan keperawatan

pada pasien hipertensi

1.4.2 Bagi STIKes Cirebon

Sebagai bahan evaluasi bagi institusi untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan mahasiswa dalam melakukan keperawatan pada pasien

hipertensi.
15

1.4.3 Bagi Lahan Praktik

Dapat dijadikan bahan masukan bagi perawat dalam rangka meningkatkan

mutu pelayanan khuusnya dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan

pada pasien hipertensi.

1.4.4 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan mengenai

asuhan keperawatan pada pasien hipertensi, serta juga diharapkan sebagai

sarana pengembangan ilmu pengetahuan yang secara teoritis dapat dipelajari

di bangku perkuliahan

1.5 Ruang Lingkup

1.5.1 Sasaran

Berdasarkan uraian diatas maka ruang lingkup penulis adalah pelaksanaan

asuhan keperawatan pada pasien hipertensi.

1.5.2 Tempat

Di UPTD Puskesmas Jalaksana Kabupaten Kuningan

1.5.3 Waktu
16

Waktu sesi pendahulu Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan pada tanggal 12

sampai 15 Maret 2021 di UPTD Puskesmas Jalaksana Kabupaten Kuningan

2021.

1.6 Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data dalam Karya Tulis Ilmiah ini menggunakan

beberapa teknik sebagai berikut :

1.6.1 Wawancara

Teknik wawancara yang terarah untuk memperoleh data mengenai kasus

hipertensi.

1.6.2 Observasi

Melakukan pengamatan terhadap klien dengan cara inspeksi untuk

memperoleh data yang objektif tentang hipertensi.

1.6.3 Pemeriksaan Fisik

Penulis memperoleh data masalah klien dengan menggunakan metode

pemeriksaan fisik secara Head to Toe mulai dari kepala sampai ujung kaki.

1.6.4 Studi Dokumentasi

Penulis memperoleh data yang didapatkan dari status klien melalui catatan

dokumentasi di UPTD Puskesmas Jalaksana Kabupaten Kuningan.


17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Medis

2.1.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg.

Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, gagal ginjal. Disebut

sebagai "pembunuh diam-diam“ karena orang dengan hipertensi sering ridak

menampakkan gejala.(11)

Hipertensi adalah penyakit dengan tanda adanya gangguan tekanan darah

sistolik maupun diastolik yang naik diatas tekana darah normal.Tekanan darah

sistolik adalah tekana puncak yang tercapai ketika jantung berkontraksi dan

memompakan darah keluar melalui arteri. Tekanan darah diastolik diambil

tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali.(11)

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan

darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan

angka diastolic (bagian bawah) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat

pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa (Sphygomanometer)

ataupun alat digital lainnya.(7)

2.1.2 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :

( Triyanto, 2014 )

12
18

1. Hipertensi primer (esensial)

Merupakan 90% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi esensial

yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui

penyebabnya (Idiopatik). Ada beberapa diduga berkaitan dengan

berkembangnya hipertensi esensial seperti berikut ini:

a. Genetik individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan individu,

beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini tidak

dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang memiliki tekanan

darah tinggi

b. Jenis kelamin dan usia :

Perempuan berusia 35 - 50 tahun dan wanita menopause beresiko tinggi

untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah maka tekanan darah

meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan serta jenis kelamin laki-laki

lebih tinggi dari pada perempuan.

c. Diet :

Konsumsi diet tinggi garam atau lemak secara langsung berhubungan

dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendaikan oleh

penderita dengan mengurangi konsumsinya karena dengan mengkonsumsi

banyak garum dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat pada

beberapa orang, khususnya dengan penderita hipertensi,

d. Berat badan :

Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan dalam

keadaan normal atau idenl. Obesitas 25% diatas BB ideal) dikaitkan

dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau hipertensi


19

e. Gaya hidup : Merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok

yang dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung

rokok dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah. Konsumsi

alcohol yang sering atau berlebihan dan terus menerus.

2. Hipertensi sekunder

Merupakan 10% dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder,

yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi

fisik yang ada sebelumnya seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid,

hipertensi endokrin, hipertensi renal, kelainan saraf pusat yang dapat

mengakibatkan hipertensi dari penyakit tersebut karena hipertensi sekunder

yang terkait dengan ginjal disebut hipertensi ginjal (renal hypertension).

Faktor pencetus munculnya hipertensi sekunder yaitu penggunaan kontrasepsi

oral, coarctation aorta, neurogenic (tumor otak). Kehamilan, peningkatan

volume intravaskuler, luka bakar, dan stress karena stress bisa memicu system

saraf simpatis sehingga meningkatkan aktivitas jantung dan terkanan pada

pembuluh darah. (12)

2.1.3 Tanda dan gejala

Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi 2:

1. Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan

peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh

dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan

pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.

2. Gejala yang lazim Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai

hipertensi meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam


20

kenyataannya ini merupakan gejala terlazim yang mengenai

kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis. AB. Dewi 2019 (13)

2.1.4 Klasifikasi

Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H. 2016), klasifikasi

hipertensi klinis berdasarkan tekanan darah sistolik dan diastolik yaitu :

No Kategori Sistolik Diastolik

( mmHg) (mmHg)

1. Optimal <120 <80

2. Normal 120-129 80-84

3. High Normal 130-139 85-89

4. Hipertensi

5. Grade 1 (ringan) 140-159 90-99

6. Grade 2 (sedang) 160-179 100-109

7. Grade 3 (berat) 180-209 100-119

8. Grade 4 (sangat berat) >210 >210

Tabel 2.1.4 Klasifikasi Hipertensi ( Nurarif A.H, & Kusuma H. 2016 )

Menurut World healt Organizition ( dalam Noorhidayah, S.A.2016) klasifikasi

hietensi adalah:

1. Tekanan darah normal yaitu bila sistolik kurang atau sama dengan 140

mmHg dan diasotolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.


21

2. Tekanan darah perbatesan (border line) yaitu bila sistolik 141-149 mmHg

dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.

3. Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu bila sistolik lebih kurang besar

sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95

mmHg.

2.1.5 Patofisiologi

Patofisiologi hipertensi sangat kompleks. Walaupun belum diketahui secara

pasti, pada hipertensi essensial, faktor genetik, lingkungan serta gaya hidup dapat

mempengaruhi fungsi dan struktur sistem kardiovaskular, ginjal, dan

neurohormonal hingga menimbulkan peningkatan tekanan darah kronik.(14)

Terkait faktor genetik, polimorfisme lokus-lokus gen yang terlibat dalam

regulasi reseptor angiotensin I dan aldosterone synthase berisiko menimbulkan

hipertensi. Dalam suatu studi, pada pasien hipertensi dengan partisipan etnis Cina

didapatkan mutasi gen α-adducin yang berperan dalam aktivitas enzimatik pompa

ion Na+/K+/ATPase terkait absorpsi sodium di ginjal mengakibatkan

peningkatan sensitivitas terhadap garam.(15)

Perubahan sistem kardiovaskular, neurohormonal dan ginjal sangat berperan.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat memicu peningkatan kerja jantung

yang berakibat peningkatan curah jantung. Kelainan pada pembuluh darah

berperan terhadap total resistensi perifer. Vasokonstriksi dapat disebakan

peningkatan akitivitas saraf simpatis, gangguan regulasi faktor lokal (nitrit oxide,

faktor natriuretik, dan endothelin) yang berperan dalam pengaturan tonus

vaskular. Kelainan pada ginjal berupa defek kanal ion Na+/K+/ATPase,

abnormalitas regulasi hormon renin-angiotensin-aldosteron serta gangguan aliran

darah ke ginjal. Gangguan pada tekanan natriuresis juga dapat mengganggu


22

pengaturan eksresi sodium hingga mengakibatkan retensi garam dan cairan.

Peningkatan kadar vasokonstriktor seperti angiotensin II atau endotelin

berhubungan dengan peningkatan total resistensi perifer dan tekanan darah.(16)

Pola diet tinggi garam terutama pada pasien dengan sensitivitas garam yang

tinggi berkontribusi dalam menimbulkan tekanan darah tinggi. Pola hidup yang

tidak sehat seperti inaktivitas fisik dan pola diet yang salah dapat menimbulkan

obesitas. Obesitas juga berperan dalam meningkatkan risiko hipertensi esensial

sebagaimana suatu studi menunjukkan penurunan berat badan diikuti penurunan

tekanan darah. (17)

Obesitas dapat memicu hipertensi melalui beberapa mekanisme di antaranya

kompresi ginjal oleh lemak retroperitoneal dan visceral. Peningkatan lemak

visceral terutama lemak retroperitoneal dapat memberikan efek kompresi pada

vena dan parenkim renal sehingga meningkatkan tekanan intrarenal, mengganggu

natriuresis tekanan hingga mengakibatkan hipertensi.(18)

Selain itu peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat dipicu oleh leptin. Studi

menunjukkan ikatan leptin pada reseptornya terutama pada neuron

proopiomelanocortin (POMC) di hipotalamus dan batang otak berperan dalam

peningkatan tersebut. Perangsangan saraf simpatis menyebabkan peningkatan

kadar angiotensin II dan aldosterone. Pada obesitas, peningkatan jaringan lemak

dan laju metabolik meningkatkan curah jantung sebagai usaha untuk memenuhi

kebutuhan aliran darah. Tak hanya itu, obesitas juga berkaitan dengan sindroma

metabolik.(18)

Peningkatan tekanan darah dalam jangka waktu lama akan mengakibatkan

perubahan struktural pembuluh darah. Perubahan struktur meliputi perubahan

struktur makro dan mikrovaskular. Perubahan makrovaskular berupa arteri


23

menjadi kaku serta perubahan amplifikasi tekanan sentral ke perifer. Perubahan

mikrovaskular berupa perubahan rasio dinding pembuluh darah dan lumen pada

arteriol besar, abnormalitas tonus vasomotor serta ‘structural rarefaction’

(hilangnya mikrovaskular akibat aliran darah tidak mengalir di semua

mikrovaskular demi mempertahankan perfusi ke kapiler tertentu).(19)

Perubahan struktur tersebut akan mengganggu perfusi jaringan. Oleh karena tu

dalam jangka waktu lama dapat timbul kerusakan organ target. Walaupun

autoregulasi tubuh terhadap tekanan darah akan berusaha mempertahankan aliran

darah untuk memenuhi kebutuhan metabolik, kemampuan regulasi tersebut

menurun pada pasien hipertensi. Organ target yang dapat rusak meliputi jantung,

ginjal, mata serta otak.(16)


24

2.1.6 Pathway Hipertensi

Bagan

pathway Hipertensi Sumber : Nanda 2015

2.1.7 Manisfestasi

Menurut Tambayong ( dalam Nurarif A.H, & kusuma H., 2016 )

Manifestasi klinis beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu


25

a. Mengeluh sakit kepala, pusing pasien merasakan kepala terasa berat

b. Lemas, kelelahan pasien merasa sulit beraktivitas

c. Sesak nafas pasien merasakan kesulitan bernafas atau napas terasa berat

d. Gelisah pasien merasa terganggu sehingga sensitive dan mudah marah

e. Mual pasien merasakan sensasi keinginan untuk muntah

f. Muntah pasien mengeluarkan isi perut

g. Epistaksis atau perdarahan dari hidung

h. Kesadaran menurun

2.1.8 Pemeriksaan Penunjang Hipertensi

Pemeriksa penunjang pada hipertensi antara lain:

a. General check up

Apabila seseorang di duga menderita hipertensi, dilakukan beberapa

pemeriksaan, yakni wawancara untuk mengetahui ada tidaknya riwayat

keluarga penderita. Pemeriksaan laboratorium pemeriksaan ECG, jika perlu

pemeriksaan khusus, seperti USG, Echocardiography (USG Jantung), CT

Scan, dan lain-lain. Tujuan pengobatan hipertensi adalah mengendalikan tensi

atau tekanan darah agar tetap normal.

b. Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan disesuaikan dengan faktor

risiko dan klinis pasien :

 Penilaian risiko kardiovaskular : Gula darah puasa, profil lipid,

asam urat

 Penilaian penyebab hipertensi : TSH (Thyroid-stimulating

hormone)
26

 Penilaian komplikasi hipertensi :

 Serum kreatinin untuk perhitungan Egfr

 Serum sodium, potassium dan kalsium

 Urinalisa (20)

2.1.9 Penatalaksanaan Medis Hipertensi

Menurut Almatsier.s 2010 penatalaksanaan medis hipertensi berdasarkan sifat

terapi terbagi menjadi 3 bagian, sebagai berikut:

1. Terapi non-farmakologi

Penatalaksanaan non formakologi merupakan pengobatan tanpa obat-

obatan yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara ini, perubahan tekanan

darah diupayakan melalui pencegahan dengan menjalani perilaku hidup sehat

seperti:

a. Pembatasan asupan garam dan natrium

b. Menurunkan berat badan sampai batas ideal

c. Olahraga secara teratur

d. Mengurangi / tidak minum-minuman beralkohol

e. Mengurangi/tidak merokok

f. Menghindari stress

g. Menghindari obesitas
27

2. Terapi farmakologi (terapi dengan obat)

Selain cara terapi non formakologi, tetapi dalam obat menjadi hal yang

utama. Obat-obatan anti hipertensi yang sering digunakan dalam pengobatan,

antara lain obat-obatan golongan diuretik, beta bloker, antagonis kalsium dan

penghambat konfersi enzim angiotensi.

a. Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang pegeluaran garam

dan air. Dengan mengkonsumsi diuretik akan terjadi pengurangan jumlah

cairan dalam pembuluh darah dan 'menurunkan tekanan pada dinding

pembuluh darah.

b. Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam memompa darah

dan mengurangi jumlah darah yang dipompa oleh jantung

c. ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh darah dan

menurunkan tekanan darah

d. Ca bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dan melaksasikan

pembuluh darah

3. Terapi herbal

Banyak tanaman obat atau herbal yang berpotensi dimanfaatkan sebagai obat

hipertensi sebagai berikut:

1. Daun seledri

Seledri (Apium graveolens Linn) merupakan tanaman tema tegak

dengan ketinggian dari 50 cm. Semua bagian tanaman seledri memiliki

bau khas, identik dengan sayur sop. Bentuk batangnya bersegi, bercabang,

memiliki ruas dan tidak berambut, bunganya berwarna putih, kecil,


28

menyerupai payung dan majemuk. Buahnya berwarna hijau kekuningan

berbentuk kerucut. Daunnya memiliki petualangan yang menyirip,

berwarna hijau dan bertangkai. Tangkai daunnya digunakan sebagai

lalapan dan daunnya digunakan sebagai penyedap masakan, seperti sayur

sop.

Adapun contoh ramuan seledri secara sederhana sebagai berikut:

a. Bahan : 15 batang seledri, cuci hingga bersih

b. Cara membuat dan aturan pemakai : potong seledri secara kasar, rebus

seledri hingga mendidih dan tingggal setengahnya, minum air

rebusannya sehari dua kali setelah makan.

Hubungan dengan hipertensi seledri berkhasiat menurunkan tekanan

darah (hipotensis atau anti hipertensi). Sebuah cobaan perfusi

pembuluh darah menunjukan bahwa apigenin mempunyai efek

sebagai vasodilator perifer yang berhubungan dengan efek

hipotensifnya. Percobaan lain menunjukan efek hipotensid herbal

berhubungan dengan integritas sistem saraf simpatik.(21)

2.1.10 Komplikasi

Meningkatnya tekanan darah seringkali merupakan satusatunya gejala pada

hipertensi essensial. kadang-kadang hipertensi essensial berjalan tanpa gejala dan

baru timbul gejala setelah komplikasi pada organ sasaran seperti pada ginjal,

mata,otak, dan jantung, gejala-gejala-gejala seperti sakit kepala, mimisan, pusing,

migrain sering ditemukan sebagai gejala klinis hipertensi essensial.

Pada survei hipertensi di Indonesia tercatat gejala-gejala sebagai berikut:

pusing, mudah marah, telinga berdengung, mimisan(jarangan), sukar tidur, sesak

nafas, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, dan mata berkunang-kunang.


29

Gejala akibat komplikasi hipertensi yang pernah dijumpai adalah: gangguan

penglihatan, gangguan saraf, gagal jantung,gangguan fungsi ginjal, gangguan

serebral (otak), yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak

yang mengakibatkan kelumpuhan, gangguan kesadaran hingga koma, sebelum

bertambah parah dan terjadi komplikasi serius seperti gagal ginjal, serangan

jantung, stroke, lakukan pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan

merubah gaya hidup dan pola makan, beberapa kasus hipertensi erat kaitannya

dengan gaya hidup tidak sehat. seperti kurang olah raga, stress, minum-minuman,

beralkohol, merokok, dan kurang istirahat. kebiasaan makan juga perlu

diwaspadai. pembatasan asupan natrium (komponen utama garam), sangat

disarankan karena terbukti baik untuk kesehatan penderita hipertensi.

2.1.11 Pola Makan

Pola Makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengantar jumlah dan jenis

makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan, status

nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. Pola makan adalah

perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makanan yang meliputi

sikap, kepercayaan, jenis makanan, frekuensi, cara pengolahan dan pemilihan

makanan.Pola makan di definisikan debagai karakteristik dari kegiatan yang

berulang kali makan individu atau setiap orang makan dalam memenuhi

kebutuhan makanan.

1. Pola Makan Mencegah Penyakit Hipertensi

Salah satu penyebab faktor utama terjadinya hipertensi adalah asteroklerosis.

Kondisi ini disebabkan konsumsi lemak berlebih. Oleh karena untuk

mencegah timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang


30

berlebihan selain pemberian obat-obatan bila mana diperlukan. Pembatasan

konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum hipertensi muncul

terutama pada orang-orang menjelang lanjut usia. Sebaiknya muali umur 40

tahun pada wanita agar lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi lemak karena

mendekati menopouse.

Prinsip utama dalam melakukan pola makan sehat adalah gizi seimbang,

dimana mengkonsumsi beragam makanan yang seimbang yaitu :

a. Sumber karbohidrat: biji-bijian

b. Sumber protein hewani: ikan, ungggas, daging putih, putih telur, susu

rendah/rendah lemak.

c. Sumber protein nabati: kacang-kacangan dan polong-polongan serta hasil

olahannya

d. Sumber vitamin dan mineral: sayuran dan buah-buah segar

Pola makan sehat bertujuan untuk menurunkan dan mempertahankan berat

badan ideal, sehingga dianjurkan untuk menyeimbangi asupan kalori

dengan kebutuhan energi total dengan membatasi konsumsi makanan

yang mengandung kalori tinggi dan atau makanan yang kandungan gula

dan lemaknya tinggi. Disamping itu agar melakuka aktivitas fisik yang

cukup untuk mencapai kebugaran jasmani yang baik.

a. Konsep Masalah keperawatan

2.2.1 Definisi

Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian pada praktik atau

rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada

klien atau pasien diberbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan


31

kaidah kaidah keperawatan sebagai suati profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat

keperawatan, bersifat humastic, dan berdasarkan pada kebutuhan objektif pedoman

bagi perawat dalammelaksanakan asuhan keperawatan yang diwujudkan dalam

bentuk proses keperawatan baik dari pengkajian sampai evaluasi.

Hipertensi merupakan masalah kesehatan global dan telah diakui sebagai

contributor utama terhadap beban penyakit kardiovaskular. Hipertensi merupakan

keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan diastolik lebih

dari 90 mmHg. Prevalensi hipertensi yang terus meningkat sejalan dengan perubahan

gaya hidup seperti merokok, obesitas, dan stress psikososial. Hampir disetiap Negara,

hipertensi menduduki peringkat pertama sebagai penyakit pertama yang paling sering

dijumpai di seluruh dunia ( Hanifa, 2016 ).(1)

Masalah Keperawatan yang muncul pada pasien Hipertensi secara umum :

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan

darah

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri kepala

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intaque

nutrisi tidak adequate

4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah Hipertensi

5. Resiko jatuh berhubungan dengan peningkatan tekanan darah

aktivitas

6. Intoleransi berhubungan dengan kelemahan ketidakseimbangan suplai dan

kebutuhan oksigen pada keluarga.


32

2.2.2 Kriteria Masalah

Kriteria masalah pada kasus ini adalah gangguan rasa nyaman nyeri yang

berhubungan dengan tekanan darah

2.2.3 Faktor Yang Berhubungan

Faktor yang berhubungan dengan masalah ini adalah berhubungan dengan

tekanan darah.

b. Konsep Asuhan Keperawatan

Konsep asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan praktik

keperawatan Langsung pada klien di bagian tatanan Pelayanan kesehatan yang

pelaksanaannya berdasarkan kaidah profesi keperawatan Dan merupakan inti dari

keperawatan.standar asuhan keperawatan identik dengan standar asuhan keperawatan

berguna sebagai kriteria untuk mengukur keberhasilan dan mutu asuhan

keperawatan ,mutu dan asuhan keperawatan yang baik adalah yang mencapai atau

memenuhi standar asuhan keperawatan dan standar profesi yang ditetapkan ,sumber

daya untuk pelayanan asuhan keperawatan.Manajemen asuhan keperawatan

merupakan suatu proses keperawatan yang menggunakan konsep manajemen secara

umum didalamnya seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan

pengendalian atau evaluasi. (22)

2.3.1 Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah suatu kegiatan pemeriksaan atau peninjauan

terhadap situasai dan kondisi yang dialami pasien untuk tujuan perumusan

masalah diagnosa keperawatan. Dalam proses pengkajian keperawatan ada suatu

metode sistematis mengkaji respon manusia terhadap masalah-masalah kesehatan

dan membuat rencana keperawatan yang bertujuan untuk mengatasi


33

masalahmasalah tersebut. Dalam pengkajian keperawatan ada yang namanya

pengumpulan data. Pengumpulan data yang dimaksud disini adalah suatu proses

pengumpulan informasi tentang status kesehatan pasien. Proses ini harus

sistematis untuk mencegah kehilangan data yang signifikan dan menggambarkan

perubahan status kesehatan pasien. Pengumpulan data perawat juga harus melihat

riwayat masa lalu serta masalah saat ini. Misalnya, riwayat yang dialami pasien

saat ini seperti alergi terhadap obatobatan dan pemeriksaan diagnostik

a. Data umum

1. Nama kepala keluarga

2. Usia

3. Pendidikan

4. Pekerjaaan

5. Alamat

6. Daftar anggota keluarga

b. Genogram

Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor

bawaan yang sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya penyakit

Hipertensi.

c. Status social ekonomi

Status social ekonomi dapat dilihat dari, yaitu :

1) Pendapatan keluarga

2) Kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan keluarga

Pada pengkajian status social ekonomi berpengaruh pada tingkat

kesehatan seseorang. Dampak dari ketidak-mampuan keluarga membuat


34

seseorang enggan memeriksakan diri ke dokter dan fasilitas kesehatan

lainnya.

d. Riwayat kesehatan keluarga

1) Riwayat masing-masing kesehatan keuarga (apakah mempunyai penyakit

keturunan).

2) Perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit

3) Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga

4) Pengalaman terhadap pelayanan kesehatan

e. Karakteristik Lingkungan

1) Karakteristik rumah

2) Tetangga dan komunitas

3) Geografis keluarga

4) Sistem pendukung keluarga

f. Stress dan koping keluarga

1) Stressor yang dimiliki

2) Kemampuan keluarga berespons terhadap stressor

3) Strategi koping yang digunakan

4) Strategi adaptasi disfungsional

g. Pemeriksaan fisik

1) Pemeriksaan fisik umum

2) Pemeriksaan fisik khusus

h. Harapan keluarga

Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas keehatan)

untuk membantu penyelesaian masalah kesehatan yang terjadi.


35

2.3.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan adalah bagian dari proses keperawatan dan

merupakan penilaian klinis tentang pengalaman/tanggapan individu, keluarga,

atau masyarakat terhadap masalah kesehatan aktual/potensial/proses

kehidupan. (23)

Diagnosa dalam keperawatan pada pasien hipertensi meliputi :

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan peningkatan tekanan

darah

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan adanya nyeri kepala

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intaque nutrisi

tidak adequate

4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

mengenal masalah Hipertensi

5. Resiko jatuh berhubungan dengan peningkatan tekanan darah

aktivitas

6. Intoleransi berhubungan dengan kelemahan ketidakseimbangan suplai

dan kebutuhan oksigen pada keluarga.

2.3.3 Rencana Asuhan Keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam

proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan

dalam usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk

memenuhi kebutuhan pasien (Setiadi, 2012).

Pada pasien hipertensi


36

Diagnosa Keperawatan I : Gangguan rasa nyaman dan nyeri berhubungan dengan

tekanan darah

Intervensi

1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut

2. Panau tanda – tanda vital

3. Beri tindakan non farmakologi untuk menghilangkan sakit kepala missal

kompres dingin pada dahi

4. Ajarkan Teknik relaksasi

5. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian analgetik.

Diagnosa Keperawatan II : Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat ( Doengoes, 2003 )

Tujuan ;

1. Kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi, peningkatan nafsu makan

2. Mukosa bibir lembab tidak terjadi penurunan berat badan.

KH ; Nafsu makan dapat meningkat, dapat mengabis kan diit dari rumah sakit,

Timbang berat badan setiap hari

Intervensi:

a. Beri makan dalam porsi sedikit tapi sering

b. Kaji ulang pola makan pasien

c. Motivasi pasien untuk makan

d. Awasi pemasukan diit

e. Beri hygiene oral sebelum dan sesudah makan

f. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemenuhan nutrisi bagi pasien

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik


37

Tujuan ; Dapat melakukan aktivitas secara mandiri

KH ; Hasil aktivitas dapat dilakukan secara optimal, aktivitas dapat dilakukan

sendiri

Intervensi ;

a. Observasi keadaan umum

b. Kaji tingkat aktivitas pasien

c. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas

d. Anjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhab

e, Beri dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika

dapat ditoleran.

2.3.4 Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi

kestatuskesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.


(16)

Implernentasi dapat dilakukan oleh banyak orang seperti klien (individu atau

keluarga), perawat dan anggota tim perawatan kesehatan yang lain, keluarga luas

dan orang-orang lain dalam jaringan kerja sosial keluarga.

2.3.5 Evaluasi

Evaluasi adalah suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara

obyektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakn sebelumnya. Evaluasi

dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindaka keperawatan yang

telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal

dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Evaluasi dalam keperawatan adalah

kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk


38

mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari

proses keperawatan.

Evaluasi yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan

seberapa jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian

peoses menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari

pengkajian, diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri. (Ali, 2009)

Evaluasi dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu evaluasi formatif dan

evaluasi sumatif yaitu dengan SOAP.

Arti SOAP

S : Subjective ( Subjektif ) : riwayat medis pasien dan hasil temuan subjektif

Anda berdasarkan laporan medis pasien tersebut. Riwayat pasien yang

dicantumkan pada bagian “Subjektif” umumnya meliputi etiologi (penyebab

utama penyakit) atau MOI (Mechanism of Injury) alias mekanisme cedera, C.C.

(Chief Complaint) atau keluhan utama, gejala penyakit, deskripsi keluhan, dan

riwayat pasien.

O : Objective ( Objektif ) : observasi kuantitatif Anda sebagai tenaga medis,

seperti jarak pandang, palpasi jaringan lunak dan keras, lingkar pinggang, ROM

(Range of Motion) atau rentang gerak - AROM, PROM dan RROM

alias Active, Passive, dan Resistive Range of Motion (Rentang Gerak Aktif, Pasif,

dan Resistif), hasil tes otot manual, penilaian neurologis, sirkulasi darah, dan

hasil pemeriksaan khusus pasien lain.

A : Assessment ( Penilaian ) : Cantumkan diagnosis yang paling memungkinkan

pada bagian ini. Jika diagnosis akhir belum berhasil didapatkan, Anda bisa

mencantumkan beberapa kemungkinan diagnosis terlebih dahulu. Jika ada,

cantumkan pula beberapa diagnosis tambahan yang perlu diperhatikan.


39

P : Plan ( Perencanaan ) : Pada bagian ini, catat langkah pengobatan yang akan

ditempuh pasien. Cantumkan pula perawatan yang akan diberikan kepada pasien

seperti proses terapi, jenis obat, dan/atau metode operasi (jika harus dilakukan).

Anda juga bisa menuliskan rencana pengobatan jangka panjang dan rekomendasi

gaya hidup untuk pasien, serta tujuan jangka pendek dan jangka panjang pasien

(seperti melakukan latihan untuk memperkuat otot, rentang gerak, dan

mengurangi rasa sakitnya).


40

BAB III

METODE PENELITAN

3.1 Pendekatan / Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskritif analitik dalam bentuk studi kasus untuk

mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan pada pada pasien Hipertensi yang berhubungan

rasa nyaman dan nyeri. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan asuhan keperawatan

yang meliputi pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

3.2 Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang digunakan dalam penelitian keperawatan adalah individu

dengan kasus yang akan diteliti secara rinci dan.

3.3 Balasan Istilah ( Definisi Operasional )

1. Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada praktik

keperawatan yang diberikan secara langsung pada klien/ pasien di berbagi tatanan

pelayanan kesehatan. Dilakukan berdasarkan kaidah-kaidah keperawatan sebagai suatu

profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistic, dan berdasarkan

pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.

Asuhan keperawatan dapat dipertanggung jawabkan berdasarkan subtansi ilmiah yaitu

logis, sistematis, dinamis, dan restuktur.

35
41

2. Hipertensi

Hipertensi merupakan salah satu faktor penting sebagai pemicu penyakit tidak

menular (Non Comunnicable Disease) NCD seperti penyakit jantung, stroke dan yang

lainya, Berdasarkan WHO 2006, penyakit yang disebabkan oleh hipertensi menjadi

salah satu penyebab kematian paling tinggi di dunia. Sedangkan hasil penelitian

sporadic di 15 Kabupaten di Indonesia oleh Felly PS dkk (2011-2012) Dari Badan

Litbangkes Kemkes, memberikan fenomena 167,7% kematian disebabkan oleh stroke

dan 10% kematian diseabakan oleh Ischemic Heart Disease (penyakit jantung

koroner).

3. Gangguan Rasa Nyaman dan Nyeri

Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar disertai respon autonom

(sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu)

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di UPTD Puskesmas Jalaksana Kabupaten

Kuningan.

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan sejak 10 sampai dengan 12 Maret 2021

3.5 Prosedur Penelitian

Penelitian diawali dengan penyusunan usulan penelitian dengan menggunakan

metode studi kasus. Setelah disetujui oleh penguji proposal maka penelitian

dilanjutkan dengan kegiatan pengumpulan data. Data penelitian berupa hasil

pengukuran, observasi, wawancara terhadap kasus yang dijadikan subjek penelitian.


42

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Cara atau metode yang digunakan untuk pengumpulan data dalam suatu

penelitian kadang tidak haanya menggunakan satu cara pengumpulan data. Bisa

interview, bisa dilengkapi dengan obervasi, ata sebalikknya. Metode angket kadang

juga perlu dilengkapi dengan metode wawancara dan sebagainya. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi, dan format pengkajian.

3.6.1 Tehnik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data berupa satu pernyataan tentang sifat, keadaan, kegiatan

tertentu dan jenisnya pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan suatu informasi

yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan 3 cara berikut merupakan uraian yang digunakan :

1. Wawancara

Wawancara merupakn salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui tatap muka langsung dengan narasumber dengan cara Tanya jawab

langsung.

2. Observasi

Suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati

langsung, melihat dan mengambil suatu data yang dibutuhkan ditempat

penelitian itu dilakukan. Observasi juga diartikan sebagai proses yang kompleks.

Pengumpulan data yang dilakukan di desa.

3. Studi dokumentasi dan Angket

Hasil pemeriksaan diagnostic dan kuesioner.


43

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian pasti terdapat pengumpulan data yang didalamnya terdapat suatu

alat yang selalu diperlukan yaitu instrument pengumpulan data. Alat atau instrument

pengumpulan data menggunakan format pengkajian asuhan keperawatan sesuai

ketentuan yang berlaku.

3.7 Uji Keabsahan Data

Pada penelitian ini uji keabsahan data dilakukan dengan :

1. Memperpanjang wakru pengamatan atau tindakan

2. Sumber informasi tambahan menggunakan tiga sumber data utama yaitu klien,

perawat dan keluarga yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.8 Analisa Data

Analisa data dilakukan sejak peneliti dilapangan, sewaktu pengumpulan data sampai

dengan semua data terkumpul. Analisi data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta,

selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada kemudian dituangkan dalam opini

pembahasan. Tehnik analisis yang digunakan cara observasi oleh penelitidan studi

dokumentasinya yang menghasilkan data untuk selanjutnya di interprestasikan oleh peneliti

disbanding teori yang ada seabagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi

tersebut.
44

3.9 Etika Penelitian

Dalam kehidupan sehari hari dilingkungan atau kelompok manusia tidak terlepas dari

etika atau moral. Demikian juga dalam kegiatan keilmuan yang berupa penelitian. Manusia

sebagai pelaku penelitian dengan manusia yang lain sebagai objek penelitian tidak lepas dari

etika atau sopan santun. Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus terdiri

dari :

1. Informed Consent

Penelitian yang harus mempertimbangkan hak dan kewajiban penelitian dan subjek

penelitian. Penelitian harus menghormati hak subjek penelitian berupa berswdia

meberikan informasi atau tidak memberikan informasi. Oleh sebab itu peneliti

seyogyanya mempersiapkan formulir persetujuan subjek ( Inform Consend ) yang

mencakup :

a. Penjelasan manfaat penelitian

b. Penjelasan memungkinkan resiko dan ketidaknyamaan yang ditimbukan

c. Penjelasan yang didapatkan

d. Persetujuan penelitian menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subjek berkaitan

dengan prosedur penelitian.

e. Persetujuan subjek dapat sebagai objek penelitian kapan saja

f. Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi yang diberikan

oleh responden

2. Anonimiti

Anonimiti adalah tindakan sengaja menjaga kerahasiaan subyek penelitian

dengan tidak mencantumkan nama pada inform Concent cukup dengan inisial dan

memberikan nomor dengan masing masing lembar tersebut


45

3. Confidentality

Confidentiality adalah menjaga kerahasiaan semua informasi yang di dapat dari

subyek penelitian. Beberapa penemuan kelompok data yang diperlukan akan dilaporkan

dalam hasil penelitian. Data yang dilaporkan berupa data yang menunjang hasil

penelitian. Selain itu, Semua data dan informasi yang terkumpul dijamin kerahasianya

oleh peneliti.
46

Lampiran 1 Surat Dinas permohonan Mengadakan Penelitian


47

Lampiran 2 Kesbangpol Permohonan Mengadakan Penelitian


48

Lampira 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tanga dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :
49

DAFTAR PUSTAKA

1. .NKS Utami 2020 (http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4352/2/BAB%20I.pdf)


2. Papadopoulos DP, Makris TK. Masked hypertension definition, impact, outcomes:
acritical review. JClin Hypertens (Greenwich). 2007;9(12):956–63.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2007 Peningkatan masalah Hipertensi.
4. Kementriaan kesehatan Republik Indonesia 2014 Prevalensi hipertensi Indonesia.
5. Riskesdas 2013 Hipertensi Jawa Barat
6. Riskesdas 2018 Prevalensi Hipertensi Jawa Barat
7. Ihdah Fadilah 19 Januari 2019 https://hellosehat.com/jantung/hipertensi/penyebab-
hipertensi/
8. Arif Putra 18 Agustus 2019 https://www.sehatq.com/artikel/ini-komplikasi-hipertensi-
yang-harus-diwaspadai
9. Ns. Supriadi, M.Kep https://stikeshamzar.ac.id/peran-perawat-dalam-penanganan-
hipertensi-tekanan-darah-tinggi/#:~:text=Dalam%20penatalaksanaan%20hipertensi
%2C%20perawat%20sebagai,resiko%20dari%20penyakit%20yang%20diderita
10. Cecep Heriana, Yana Hendryana Juli 3 2018
(https://stikku.ac.id/berita/detail/hipertensi-di-cikubangsari-kramatmulya-kuningan-
erat-kaitannya-dengan-karakteristik-penduduk/)
11. Irianto, Koes. 2014. Epidemiologi penyakit menular dan tidak menular
12. Triyanto 2014 http://repository.unimus.ac.id/911/3/12.BAB%20II.pdf
13. AB. Dewi 2019 http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/3657/4/Chapter2.pdf
14. dr.DebtiaRahmahttps://www.alomedika.com/penyakit/kardiologi/hipertensi/
patofisiologi
15. Wang L, Zheng B, Zhao H, Du P, Sun A, et al. α-Adducin gene G614T
polymorphisms in essential hypertension patients with high low density lipoprotein
(LDL) levels. Indian J Med Res. 2014;139(2):273-8.
16. Bakris GL, Sorrentino MJ. Hypertension: A companion to Braunwald’s Heart
Disease, 3rd ed. Philadelphia: 2018, p 33-49.
17. Neter JE, Stam BE, Kok FJ, et al. Influence of weight reduction on blood pressure: a
meta-analysis of randomized controlled trials. Hypertension. 2003;42:878-84
18. Hall EJ, Carmo JM, Silva AA, Wang Z Hall ME. Obesity-induced hypertension:
interaction of neurohumoral and renal mechanisms. Circ Res. 2015;116(6):991-1006.
19. Yannutsos A, Levy BI, Safar ME, Slama G, Blaher J. Pathophysiology of
hypertension: interactions between macro and microvascular alterations through
endothelial dysfunction. J Hypertens. 2014; 32(2):26-24.
20. 14. Anngi Pebrina Rizki Fani file:///C:/Users/62857/Downloads/ANGGI
%20PENGKAJIAN%20(2).pdf
21. Almatsier.S 2010,1,Pnnsip Dasar Ilmu Gizi Gramedia Pustaka Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai