kitab kuning (al- kutub as- safra’) dengan metode bandongan atau sorogan yang
berpegang pada prinsip “asal selesai dibacakan (Jawa : hatam)” baru kemudian
Salah satu faktor alasan orang tua memilih pendidikan pesantren adalah
budaya. Budaya sendiri dimaknai sebagai suatu cara hidup milik bersama yang
akan terus berkembang dan akan diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya.
mengembangkan budaya, tidak ada manusia tanpa kebudayaan, serta tidak ada
sekolah pada umumnya, terdapat tujuh unsur dari kebudayaan, yaitu bahasa,
sistem mata pencarian hidup, sistem religi, dan sistem kesenian. Sehingga antara
budaya satu dan lainnya belum tentu sama, dikarenakan setiap budaya memiliki
karakteristiknya sendiri.
bagi peserta didik untuk dapat hidup bersama, menerima perbedaan, tanpa harus
3
membenci. Beberapa santri merasa tidak nyaman dengan perbedaan yang ada dan
berbeda dari budaya yang lama, hal ini mengakibatkan individu tidak mengetahui
c. Rasa penolakam
g. Menarik diri
Dengan fenomena tersebut maka dari itu dilakukan penelitian ini guna
mengkaji lebih lanjut santri yang mengalami culture shock, dan bagaimana para
Adaptasi budaya sendiri diartikan oleh Kim (dalam Martin dan Nakayama,
2010 : 321) sebagai suatu proses jangka panjang hingga seseorang merasa
dengan judul Culture Shock Adaptasi Budaya Santri Baru di Pondok Kebon
2. Rumusan Masalah
yang akan dikaji adalah “Culture Shock Adaptasi Budaya Santri Baru Di Pondok
3. Identifikasi Masalah
beberapa masalah yang diidentifikasi memiliki hubungan dengan kajian ini, yaitu:
Jambu.
4. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana santri baru
yang mengalami culture shock dan mengetahui bagaimana proses santri baru
dalam menyesuaikan diri dengan budaya pesantren yang harus dijalani selama
5. Kegunaan Penelitian
yang sesuai dengan tujuan penelitian diatas. Hasil dari penelitian ini juga
a. Bagi Pesantren
b. Bagi Peneliti
c. Bagi Universitas
6
6. Kerangka Pemikiran
model konseptual tentang hubungan antara teori dengan berbagai faktor yang
Dalam penelitian ini peneliti memperoleh data dan informasi terkait proses
culture shock dan bagaimana cara penyesuaian diri santri baru pada budaya
pesantren dengan menggunakan teori adaptasi antar budaya oleh Young Yun Kim
yakni teori Cross Cultural Adaptation yang menjelaskan bahwa proses adaptasi
yang dialami oleh seorang asing melalui empat proses utama, pertama proses
Oberg (1960) dalam Mulyana (2007: 236) model proses utama culture
shock digambarkan dengan curve. Kurva ini diawali dengan perasaan Optimistik
ketengangan dan kecemasan invidu tidak dapat berinteraksi secara efektif dengan
dimana fase ini digambarkan berada pada bagian kiri atas dari kurva U. Fase ini
berisi kegembiraan, rasa penuh harapan, dan euphoria sebagai antisipasi individu
berkembang misalnya, karena kesulitan bahasa, sistem lalu lintas baru, dan
sebagainya. Fase ini biasanya ditandai dengan rasa kecewa dan ketidakpuasan. Ini
adalah periode krisis dalam culture shock. Orang menjadi bingung dan tercengang
barunya. Pada tahap ini orang secara bertahap membuat penyesuaian dan
Fase penyesuaian, fase terakhir pada puncak kanan U, orang telah mengerti
elemen kunci dari budaya barunya (nilai-nilai, adaptasi khusus, pola komunikasi,
keyakinan, dan lain lain). Kemampuan untuk hidup dalam dua budaya yang
Gambar 1
Berikut gambar bagan penelitian culture shock adaptasi budaya santri baru
Gambar 2
Kerangka Pemikiran
Santri Baru
atribut dari kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telah ditetapkan
Tabel 1
shock.
barunya.
8. Metodelogi Penelitian
yang secara logis dapat dianggap mewakili populasi. Informan yang dibutuhkan
untuk mengetahui kondisi yang sesuai dengan fenomena Culture Shock pada
akan berpedoman pada syarat – syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :
pendahuluan.
yang sangat utama maka harus dilakukan secara cermat, maka dari itu peneliti
12
memutuskan informan pertama atau informasi kunci yang paling sesuai adalah
Islamy. Dari informan kunci ini selanjutnya akan dilakukan wawancara dengan
orang - orang santriwati baru yang berada ditingkat satu aliyah ataupun
sumber, dan berbagai cara (Sugiyono 2012 : 224). Dan teknik pengambilan data
dan dokumentasi
keadaan atau perilaku objek sasaran. Menurut Nana Sudjana observasi adalah
pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala gejala yang diteliti.
(Burhan Bugin 2005). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini melibatkan
kesimpulan akan menjadi data yang valid. Uji keabsahan data dalam penelitian
penelitian ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan data
1. Credibility
yang disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak
1. Perpanjangan Pengamatan
3. Tringulasi
c. Tringulasi waktu
datanya.
2. Transferability
15
3. Dependability
4. Confirmability
disepakati oleh banyak orang. Uji ini memiliki arti menguji penelitian
Analisis data kualitatif (Lexy Moloeng: 1990) adalah upaya mengolah data
menemukan apa yang penting dan apa yang diperlukan, menguji kembali
Analisa data yang digunakan penulis dalam penelitan ini yakni berupa
1. Reduksi data
16
kemudian direduksi untuk memilah data pokok yang penting yaitu yang
2. Data Display
ditetapkan.
Tabel 2
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan judul
Pembuatan proposal
Seminar proposal
Penelitian
Bimbingan laporan
Seminar laporan
Proses perbaikan
laporan
Pendaftaran sidang
skripsi
Sidang Skripsi
DAFTAR PUSTAKA
18
No.1. Hal.85
Al Mahmudi, Muhammad Fauzan Adzim, Apriadi, dan Ofi Hidayat. 2020. Pola
Afika, Alfi Aulia. 2019. Hubungan antara Culture Shock dengan Penyesuaian
Malang : etheses.uin-malang.ac.id