Anda di halaman 1dari 96

SKRIPSI

PENGARUH PEMBERIAN JUS BELIMBING TERHADAP


TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI

(LITERATURE REVIEW)

Disusun oleh :

SRI RAHAYU
NIM.C1714201029

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TASIKMALAYA
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk dipertahankan dihadapan
Tim Penguji Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Tasikmalaya, Juni 2021

Pembimbing Utama :

Aida Sri Rachmawati, MKep


NIDN. 0405067902

Pembimbing Pendamping :

Usman Sas’yari, M.Kep. Ns


NIDN. 0406098302

Pembimbing Pendamping :

Ubad Badrudin, M.Pd.I


NIDN. 0416036303

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Ujian Sidang Hasil
penelitian Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya guna melengkapi syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tasikmalaya, Juni 2021

Ketua Tim Penguji

Hana Ariyani, M.Kep.,Ns


NIDN. 0402068502

Anggota Tim Penguji

Yuyun Solihatin, M.Kep.,Ns


NIDN. 0401068405

Anggota Tim Penguji

Aida Sri Rachmawati.S.Kp.,M.Kep


NIDN. 0405067902

iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Sri Rahayu

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Tempat /tanggal lahir : Tasikmalaya, 12 Februari 1998

Alamat : Kp.Cipanangga, RT 04 / RW 06, Desa Cikukulu,

Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya

Riwayat Pendidikan :

1. SDN 1 Cikukulu : 2005 - 2011

2. SMPN 1 Karangnunggal : 2011 - 2014

3. SMK Bina Putera Nusantara Tasikmalaya : 2014 - 2017

4. Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya : 2017 - Sekarang

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat allah SWT, karena atas karunia

dan hidayahNya penulis masih diberi kekuatan dan kesehatan sehingga dapat

menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul: Pengaruh Pemberian Jus

Belimbing Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi, dengan sebaik-baiknya.

Serta sholawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad .SAW,

kepada keluarganya, para sahabatnya serta pengikutnya

Penulisan Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan serta

bantuan baik moral maupun material. Untuk itu pada kesempatan ini

perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

yang terhormat :

1. Dr. Ahmad Qonit AD, MA., sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah

Tasikmalaya.

2. Sri Mulyanti, M.Kep, Ns sebagai Dekan Program Studi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

3. Hani Handayani, M.Kep., Ns., Ketua Program Studi S1 Keperawatan Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.

4. Aida Sri Rachmawati, M.Kep., sebagai Pembimbing Utama yang telah

memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

5. Usman Sas’yari, M.Kep., Ns, sebagai pembimbing pendamping yang telah

memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

v
6. Ubad Badrudin, M.Pd.I, sebagai pembimbing pendamping yang telah

memberikan arahan dan motivasi kepada penulis

7. Seluruh Staf dan Dosen Program Studi Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Tasikmalaya yang telah memberikan perhatian dan

motivasinya.

8. Ibunda dan ayahanda serta saudara-saudaraku tercinta, tersayang yang

senantiasa memotivasi dengan do’a, kesabaran dan kasih sayangnya serta

perhatian yang menjadi motivasi bagi penulis.

9. Soleh Anwar yang selalu memberikan semangat dan support dalam

pembuatan profosal ini.

10. Rekan-rekan seperjuangan Sarjana Keperawatan angkatan 2017 khususnya

kelas A serta rekan-rekan dari lintas Prodi maupun lintas Fakultas

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang

penulis miliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

bersifat konstruktif untuk kesempurnaan penyusunan yang akan datang. Akhir

kata, semoga kebaikan yang telah diberikan dapat menjadi amal soleh dan ibadah

bagi kita semua, dan mendapatkan balasan lebih dari Allah SWT dari apa yang

telah diberikan.

Tasikmalaya, Juni 2021

Penulis

vi
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
Skripsi, Juni 2021

SRI RAHAYU

ABSTRAK

LITERATURE REVIEW : PENGARUH PEMBERIAN JUS BELIMBING


TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI

xii bagian awal + 99 halaman + 2 bagan + 2 lampiran

Hipertensi juga dikenal dengan tekanan darah tinggi adalah penyakit umum dan
dalam kondisi serius dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi masalah
kesehatan seperti penyakit stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal ataupun
penyakit lain apabila tidak ditangani secara dini. Penatalaksanaan hipertensi
meliputi terapi farmakologi dan nonfarmakologi. Jus belimbing adalah salah satu
terapi nonfarmakologi yang memiliki khasiat menurunkan tekanan darah. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus belimbing terhadap
tekanan darah pasien hipertensi. Metode penelitian ini adalah literature review
dengan menggunakan search engine google schoolar dan researchgate yang
terdiri dari 164 artikel didapat 9 artikel full text yang sesuai kriteria inklusi dan
eklusi. Hasil penelitian menunjukkan jus belimbing dapat menurunkan tekanan
darah pada pasien hipertensi. Pemberian jus belimbing paling efektif diberikan
sebanyak 200 ml dengan frekuensi pemberian 1 kali dalam sehari selama
pemberian 7 hari berturut-turut diberikan pada waktu siang hari. Jus belimbing
memiliki sifat diuretik sehingga menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Literature review ini dapat dijadikan alternatif terapi nonfarmakologi
pada pasien dengan hipertensi.

Kata kunci: Hipertensi, Jus Belimbing, Tekanan Darah

Pustaka: 48 (2009-2019)

vii
FACULTY OF HEALTH SCIENCE
STUDY PROGRAM S1 NURSING
MUHAMMADIYAH UNIVERSITY TASIKMALAYA
Thesis, June 2021

SRI RAHAYU

ABSTRACT

LITERATURE REVIEW: THE EFFECT OF GIVING COURSE ON BLOOD


PRESSURE OF HYPERTENSION PATIENTS

Initial xii + 99 pages + 2 charts + 2 attachments

Hypertension also known as high blood pressure, is a common disease and in


serious conditions can cause various health complications such as stroke, heart
disease, kidney disease or other diseases if not treated early. Management of
hypertension includes pharmacological and non-pharmacological therapy. Star
fruit juice is one of the non-pharmacological therapies that have the property of
lowering blood pressure. The purpose of this study was to determine the effect of
giving star fruit juice on blood pressure of hypertensive patients. This research
method is a literature review using the search engine google schoolar and
researchgate which consists of 164 articles obtained 9 full text articles that match
the inclusion and exclusion criteria. The results showed that star fruit juice can
lower blood pressure in hypertensive patients. The most effective administration
of star fruit juice is given as much as 200 ml by giving 1 time a day for 7
consecutive days given during the day. Star fruit juice has diuretic properties so
that it lowers blood pressure in hypertensive patients. This literature review can
be used as an alternative to non-pharmacological therapy in patients with
hypertension.

Keywords: Blood Pressure, Hypertension, Star Fruit Juice

Reference: 48 (2009-2019)

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.........................................................................................i

HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.........................................................................iv

KATA PENGANTAR.......................................................................................v

ABSTRAK.........................................................................................................vii

ABSTRACT........................................................................................................viii

DAFTAR ISI......................................................................................................ix

DAFTAR BAGAN.............................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................7

1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................7

1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................10

2.1 Konsep Hipertensi.......................................................................10

2.2 Jus Belimbing..............................................................................21

2.3 Konsep Islam yang Mendasari Buah Belimbing.........................24

ix
BAB III KERANGKA KONSEP .................................................................27

BAB IV METODE PENELITIAN...............................................................28

4.1 Rancangan penelitian...................................................................28

4.2 Populasi dan Sampel....................................................................28

4.3 Tahapan literatur Review ...........................................................31

BAB V HASIL PENELITIAN.........................................................................33

BAB VI PEMBAHASAN..................................................................................39

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................46

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

x
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 3.1 Kerangka Konsep..................................................................................27

Bagan 4.1 Proses Penelitian...................................................................................33

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsul

Lampiran 2 Analisa Data PICOTS

Lampiran 3 Jurnal Full Text

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tekanan darah merupakan salah satu paramerter hemodinamika yang

sederhana dan mudah diukur. Hemodinamika adalah suatu keadaan dimana

tekanan darah dan aliran darah dapat mempertahankan perfusi atau pertukaran

zat dalam jaringan tubuh (Muttaqin, 2009). Peningkatan cairan dalam

sirkulasi dapat meningkatkan tekanan darah (Sutanto, 2010).

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan

tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi dapat menyebabkan

perubahan pada pembuluh darah sehingga mengakibatkan tekanan darah

tinggi (Mutaqqin, 2009). Menurut WHO (2012), dilaporkan sekitar 51%

kematian akibat stroke dan 45% penyakit jantung coroner yang disebabkan

oleh hipertensi. Persentase penduduk berusia 18 tahun keatas pada tahun 2014

mengalami peningkatan tekanan darah adalah 24,0% pria dan 20,5% wanita.

Prevalensi hipertensi terus meningkat tajam, diperkirakan pada tahun 2025

sebanyak 29% usia dewasa di seluruh dunia terkena hipertensi (WHO, 2015).

Prevalensi di Indonesia penyakit hipertensi mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun. Data statistik menunjukkan bahwa pada tahun 2013

persentase 26,5%, dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 34,1%, terbukti

terjadi peningkatan 8,3% hipertensi dari tahun 2013 ke tahun 2018

(Riskesdas, 2018). Menurut profil kesehatan provinsi Jawa Barat di tahun

1
2

2016 terdapat 790.382 orang kasus hipertensi (2,46 % terhadap jumlah

penduduk ≥ 18 tahun ), dengan jumlah kasus yang diperiksa sebanyak

8.029.245 orang. Penemuan kasus tertinggi di Kota Cirebon (17,18 %)

sedangkan kabupaten Tasikmalaya (4,46%).

Tanda gejala yang dapat muncul pada penderita hipertensi bervariasi

antara lain pusing, rasa berat di tengkuk, vertigo, mudah lelah, penglihatan

kabur, jantung berdebar, dan telinga berdenging (Kementrian Kesehatan RI/

Kemenkes, 2014). Penyakit hipertensi ini memiliki dampak yang lebih buruk

apabila tidak ditangani secara dini, seperti terjadinya stroke, penyakit jantung,

gagal ginjal, infark miokard (Aspiani, 2014).

Secara umum penatalaksanaan hipertensi ada 2 yaitu farmakologi dan

non farmakologi (Soenarta dkk 2015). Pengobatan farmakologis

menggunakan obat-obatan antara lain golongan diuretik, beta blocker, ACE

(Angiotensin-Converting Enzyme) inhibitor, calcium channel blocker dan lain

sebagainya untuk menurunkan tekanan darah. (Nathalia, 2017). Obat tersebut

terdapat efek vasodilatasi langsung pada arteriol yang mengakibatkan

efekhipotensif berkelanjutan. 25% pria dengan efek sering buang air kecil,

kurangnya kalium dalam tubuh, mengalami gangguan seks, gangguan tidur,

gangguan fungsi ginjal, pusing, dan batuk (Nurhamani, 2014).

Pengobatan alternative bersifat non farmakologis yaitu, jus belimbing

karena terdapat kandungan zat yang bermanfaat untuk kesehatan seperti

energi, karbohidrat, dietserat, lemak, dan protein. Buah belimbing saat

dimakan rasanya manis, sedikit asam dan mengandung banyak vitamin C


3

(Putra,2013). Buah belimbing (Averrhoacarambola L) bermanfaat untuk

menurunkan hipertensi karena ada kandungan serat, provitamin A, vitamin C,

vitamin B1, vitamin B2, fosfor, kalsium, zat besi, kalium yang bermanfaat

dalam menurunkan tekanan darah (Ruslianti, 2013).

Penelitian dilakukan oleh Ardiyanto (2014) menunjukkan bahwa

pemberian 200 ml jus belimbing selama 7 hari pada penderita hipertensi,

terdapat penurunan tekanan darah setelah perlakuan. Kemudian hasil

penelitian Vino (2018) menunjukkan bahwa terjadi penurunan setelah

diberikan jus belimbing (Averrhoe Carambola Linn).

Dalam Islam Allah menyuruh pada hambanya untuk berikhtiar menuju

pada suatu keadaan yang lebih baik dalam segala hal, termasuk hipertensi

bisa diupayakan untuk sembuh kembali, karena setiap penyakit ada obatnya,

sebagaimana firman Allah berikut ini :

… ۗۡ‫ُوا َما بَِأنفُ ِس ِهم‬


ْ ‫ ِإ َّن ٱهَّلل َ اَل يُ َغيِّ ُر َما بِقَ ۡو ٍم َحتَّ ٰى يُ َغيِّر‬...
Artinya : Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga

mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. )QS. 13 : 11(

Penggalan ayat di atas kerap dimaknai sebagai suatu motivasi bahwa

kita sebagai manusia harus selalu berusaha untuk meraih apa yang diinginkan.

Allah akan mengubah keadaan mereka sesuai dengan perubahan yang ada

dalam diri dan perbuatan mereka sendiri. Meskipun Allah mengetahui apa

yang akan terjadi dari mereka sebelum hal itu terjadi, apa yang terjadi pada

mereka adalah akibat dari apa yang muncul dari mereka. Jadi, hasilnya datang

kemudian seiring dengan perubahan yang terjadi pada diri mereka sendiri.

Allah berfirman :
4

‫ت فَهُ َو يَ ۡشفِي ِن‬


ُ ‫ض‬
ۡ ‫َوِإ َذا َم ِر‬
Artinya : Dan ketika aku sakit, Dialah yang menyembuhkanku. (QS. 26 : 80)

Ayat di atas menyebutkan Allah yang menyembuhkan manusia ketika

dia sakit. Allah memiliki kekuatan untuk menyembuhkan penyakit apapun

yang diderita seseorang. Meski begitu, manusia juga harus mencari cara

untuk mendapatkan penyembuhan itu. Demikian pula Rasulullah bersabda :

‫ا ِ ْذ ِن‬qِ‫بَرَأ ب‬
َ ‫دَا ِء‬q ‫ْب دَوا ُء ال‬ ِ ُ‫ع َْن َجابِر عَن رسُول هللاِ صلى هللاُ عليه َوسلم اَنَّهُ قَا َل ِل ُكلِّ دَا ٍء َد َوا ٌء فَا ِ َذا ا‬
َ ‫ي‬q ‫ص‬
} ‫ وابو داود واَحمد‬,‫اله ِه َع َّز َو َج َّل { رواه مسلم‬
Artinya “ dari Jabir dari rasulullah SAW. Beliau bersabda : setiap penyakit

ada obatnya. Apabila ditemukan obat yang tepat untuk suatu penyakit,

maka akan sembuhlah penyakit itu dengan izin Allah (HR. Muslim, Abu

Daud dan Ahmad).

Hadits di atas membolehkan dia untuk mengobati penyakit yang

dideritanya oleh seorang muslim. Karena setiap penyakit ada obatnya. Jika

obat yang digunakan benar tentang sumber penyakitnya, maka dengan izin

Allah penyakit itu akan hilang dan orang yang sakit itu mendapat

kesembuhan.Rasulullah bersabda :

َ‫عَن اَبِى الدَّرْ دَا ِء قَا َل قَا َل َرسُو ُل هللاِ صلعم اِ َّن هللاَ اَ ْن َز َل الدَا َء َوال ّد َوا َء َو َج َع َل لِ ُك ِّل دَا ٍء د ََوا ًء فَتَدَا َووْ ا َوال‬
}‫تَدَا َووْ ا بِ َح َر ٍم {رواه ابو داود‬
Artinya : Diriwayatkan dari Abu Dardai bahwa ia berkata, Rasulullah SAW

bersabda, Allah menurunkan penyakit dan obat, dan menjadikan setiap

penyakit ada obatnya. Jadi, kalian semua harus berobat, tetapi jangan

berobat dengan sesuatu yang haram (Abu Dawaud).

Perintah yang terdapat pada hadist ini menunjukkan bahwa ada

perintah bagi seseorang yang menderita suatu penyakit untuk pengobatan

dengan obat yang sesuai dengan penyakitnya. Betapa Islam sangat


5

memperhatikan kesehatan orang-orang beriman, baik kesehatan jiwa maupun

kesehatan, dan Islam juga memperhatikan pengobatan segala macam

penyakit.. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS An-Nahl ayat 69:

Artinya: Kemudian makanlah dari segala (macam) buah-buahan lalu

tempuhlah jalan tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah

itu keluar minuman (madu) yang yang bermacammacam warnanya, di

dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia (QS. 26 : 80).

Ayat ini menjelaskan bahwa makanlah dari setiap buah-buahan yang

kamu suka dan ikutilah jalan Tuhanmu yang telah dijadikan bagimu untuk

mencari rezeki di gunung-gunung dan di antara pepohonan. Di dalamnya

terdapat sumber penyembuhan bagi manusia dari penyakit.

Makna dari ayat dan hadist tersebut diatas kita sebagai manusia

diperintahkan untuk memperhatikan tanaman yang baik dan mulia yang telah

Allah tanamkan di muka bumi ini. Tumbuhan yang baik dapat diartikan

sebagai tumbuhan yang memiliki berbagai manfaatdidalamnya.

Peran perawat untuk mengatasi masalah pada hipertensi dalam upaya

pencegahan tersier terkait program rehabilitasi. Program rehabilitasi yang

diberikan dengan terapi nonfarmakologis dengaan perubahan gaya hidup

yang memanfaatkan bahan dari alam. Contohnya buah belimbing memiliki


6

kandungan potasium yang tinggi dan sodium yang rendah sehingga dapat

digunakan untuk mengobati hipertensi (Nistiandani, A. 2010).

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: pengaruh pemberian jus belimbing terhadap tekanan

darah pasien hipertensi.

1.2 Rumusan Masalah

Hipertensi atau sering disebut dengan tekanan darah tinggi terjadi

peningkatan setiap tahun di seluruh dunia. Prevalensi hipertensi akan terus

meningkat tajam, diprediksi pada tahun 2025 sebanyak 29% orang dewasa di

seluruh dunia terkena hipertensi. Penyakit hipertensi ini memiliki dampak

yang lebih buruk apabila tidak ditangani secara dini, seperti terjadinya stroke,

penyakit jantung, gagal ginjal, infark miokard. Berbagai macam pengobatan

telah banyak dikembangkan baik pengobatan farmakologi dan

nonfarmakologi. Berdasarkan beberapa literature menyebutkan terapi

nonfarmakologi untuk menurunkan tekanan darah salah satunya yaitu dengan

pemberian jus belimbing. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penting

mengetahui bagaimanakah pengaruh pemberian jus belimbing terhadap

tekanan darah pasien hipertensi berdasarkan literature review?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui pengaruh pemberian jus belimbing terhadap tekanan darah pasien

hipertensi berdasarkan literature riview.


7

1.4 Manfaat Penelitian

a) Bagi Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Penelitian ini digunakan sebagai bahan referensi dalam rangka catur

dharma Perguruan Tinggi khususnya dalam bidang pendidikan dan

pengabdian masyarakat dalam mengaplikasikan terapi nonfarmakologi jus

belimbing dalam penatalaksanaan pasien hipertensi.

b) Institusi Pelayanan

Hasil Literature Review ini dapat bermanfaat bagi pihak instansi

pelayanan kesehatan dalam meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan

untuk menurunkan tekanan darah dengan diberikan jus belimbing sebagai

alternatif intervensi pada penderita hipertensi

c) Bagi Profesi Keperawatan

Hasil Literature Riview sebagai evidence based practice yang dapat

digunakan sebagai rujukan dalam meningkatakan kualitas profesi dalam

memberikan asuhan keperawatan yaitu penggunaan jus belimbing sebagai

alternatif intervensi atau aplikasi terapi pengobatan nonfarmakologi pada

pasien dengan hipertensi.

d) Bagi Peneliti

Penelitian ini mampu menambah pengalaman peneliti dan sebagai sarana

untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu penelitian Literature Riview

yang telah diberikan dan diterima selama perkuliahan.

e) Bagi Peneliti Selanjutnya


8

Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai referensi penelitian

selanjutnya dengan topik yang sama menggunakan data primer langsung

ke lapangan dengan metode yang berbeda.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Hipertensi

2.1.1 Pengertian

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan peningkatan

tekanan darah secara terus menerus sehingga melebihi batas normal.

Hipertensi sering dikatakan sebagai sillent killer, karena termasuk salah

satu penyakit mematikan yang tidak disertai gejala berupa peringatan bagi

korbannya. Hipertensi merupakan penyakit yang kerap dijumpai di

masyarakat dengan jumlah penderita yang terus meningkat setiap

tahunnya. Hipertensi atau yang dikenal dengan penyakit tekanan darah

tinggi adalah suatu gangguan pembuluh darah yang mengakibatkan suplai

oksigen dan nutrisi terhambat sampai ke bagian tubuh yang membutuhkan

(Vitahealth, 2005 dalam Situmorang, 2015).

Seseorang dapat dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistole

mencapai >140 mmHg dan tekanan darah diastole >90 mmHg. Penderita

pre-hipertensi apabila sistole 120-139 mmHg dan diastole berkisar antara

80-89 mmHg (Kemenkes RI, 2014).

2.1.2 Klasifikasi

Menurut WHO (World Health Organization), hipertensi dikatakan

normal apabila kurang dari 135/85mmHg, hipertensi dikatakan bila lebih

dari 140/90 mmHg. Sedangkan klasifikasi hipertensi menurut WHO

10
11

berdasarkan tekanan diastolik (Martuti,2009) dalam Nawangsari S & Fitria

(2012), yaitu:

a. Hipertensi derajat I, Yaitu jika tekanan diastolik 95-109mmHg

b. Hipertensi derajat II, yaitu jika tekanan diastolik 110-119 mmHg

c. Hipertensi derajat III, yaitu jika tekanan diastolik lebih dari 120

mmHg.

2.1.3 Tanda dan Gejala

Menurut Tambayong (dalam Nurarif A.H., & Kusuma H., 2016),

tanda dan gejala hipertensi dibagi menjadi :

1) Tidak terdapat gejala

Tidak terdapat gejala khusus yang dilihat dengan peningkatan tekanan

darah. Ini berarti hipertensi arteri tidak akan pernah terdiagnosis jika

tekanan darah tidak teratur.

2) Gejala umum yang sering dikatakan bahwa gejala paling umum yang

menyertai hipertensi antara lain sakit kepala dan kelelahan. Sebenarnya

ini adalah gejala paling umum yang mempengaruhi sebagian besar

pasien yang mencari bantuan medis. Beberapa pasien yang menderita

hipertensi yaitu :

a) Mengeluh sakit kepala, pusing

b) Lemas, kelelahan

c) Sesak nafas

d) Gelisah

e) Mual
12

f) Muntah

g) Epistaksis

h) Kesadaran menurun

2.1.4 Penyebab

Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan,

yaitu:

a) Hipertensi esensial atau hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya diantaranya adalah genetic, jenis kelamin dan

usia, konsumsi diit tinggi garam dan lemak, berat badan, gaya hidup

yang sering merokok dan mengkonsumsi alcohol dapat meningkatkan

tekanan darah (Udjianti, 2013)

b) Hipertensi sekunder penyebabnya dapat diketahui seperti kelainan

pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid),

hiperaldosteronisme, penyakit parenkimal (Buss & Labus, 2013).

2.1.5 Pengobatan hipertensi

Obat anti hipertensi yang digunakan yaitu :

a. Diuretika

Golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh

melalui urin. Namun, karena potasium dapat terbuang dalam urin,

maka perlu untuk mengontrol konsumsi potassium.

b. Beta blockers
13

Golongan obat bat yang digunakan dalam upaya pengendalian tekanan

darah melalui proses memperlambat kerja jantung dan pelebaran

pembuluh darah.

c. Calcium channel blocker

Salah satu obat yang biasa digunakan dalam mengendalikan yang biasa

digunakan dalam mengendalikan tekanan darah tinggi atau hipertensi

adalah melalui proses relaksasi pembuluh darah yang juga

memperlebar pembuluh darah. (Muhammadun, 2010).

Hipertensi tidak diobati tapi dapat diberikan obat untuk mencegah

komplikasi.

Menurut Ahmad (2011) biasanya mengubah gaya hidup pasien dengan :

a. Dianjurkan untuk menurunkan berat badan hingga batas ideal.

b. Mengubah pola makan pada penderita hipertensi, obesitas atau kadar

kolesterol darah tinggi. Mengurangi asupan garam menjadi 2,3 gram

natrium atau 6 gram natrium klorida setiap hari (disertai dengan

asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup serta mengurangi

alkohol.

c. Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat.

d. Berhenti merokok

e. Pemberian obat-obatan

f. Diuretic thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan

untuk mengobati hipertensi. Diuretic membantu ginjal membuang


14

garam dan seluruh tubuh sehingga menurunkan volume cairan di

seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan pembuluh darah.

2.1.6 Komplikasi Hipertensi

Menurut Triyanto (2014) komplikasi hipertensi dapat mengakibatkan

sebagai berikut :

a. Stroke akibat dari pendarahan tekanan tinggi di otak, atau dari embolus

yang dilepaskan dari pembuluh darah non-otak yang terkena tekanan

tinggi. Gejala stroke meliputi sakit kepala mendadak, bingung, merasa

lemah atau sulit menggerakkan satu bagian tubuh.

b. Infark miokard terjadi ketika arteri koroner aterosklerotik tidak dapat

mensuplai oksigen yang cukup ke miokardium. Demikian juga,

hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan perubahan waktu konduksi

listrik di seluruh ventrikel, menyebabkan disritmia, hipoksia jantung,

dan risiko pembentukan gumpalan meningkat.

c. Gagal ginjal karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada

kapiler ginjal, yaitu glomerulus. Rusaknya glomerulus, darah akan

mengalir ke unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu dapat

berkembang menjadi hipoksia dan kematian. Rusaknya membran

glomerulus, protein akan dikeluarkan melalui urin sehingga tekanan

osmotik koloid plasma berkurang sehingga menimbulkan edema yang

sering dijumpai pada hipertensi kronis.

d. Ketidakmampuan jantung dalam darah kembali dengan cepat

menyebabkan cairan terkumpul di paru-paru, kaki, dan jaringan lain,


15

yang sering disebut edema. Cairan di paru-paru mengakibatkan sesak

napas, penimbunan cairan di kaki mengakibatkan pembengkakan pada

kaki atau sering disebut edema.

2.1.7 Pencegahan hipertensi

Menurut Gunawan (2010) pencegahan hipertensi dibagi menjadi :

a. Mengurangi mengkonsumsi garam

b. Menghindari kegemukan

c. Membatasi konsumsi lemak

d. Teratur olahraga

e. Tingkatkan makan buah dan sayur

f. Berhenti merokok dan minum alkohol

g. Rutin latihan relaksasi atau meditasi

h. Berusaha membina hidup yang positif

Menurut Ahmad (2011) untuk membina hidup yang positif yaitu :

1. Mengeluarkan isi hati dan memecahkan masalah

2. Membuat jadwal kerja.

3. Sekali mengalah, belajar berdamai

4. Menyelesaikan satu tugas pada satu saat saja.

5. Coba untuk menolong orang lain

3.1 Jus Belimbing

3.1.1 Pengertian
16

Belimbing wuluh adalah tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk obat

tradisional oleh masyarakat, dimulai dari buah, bunga, hingga daun. Pohon

tersebut merupakan pohon yang berasal dari Amerika tropis, dan

membutuhkan tempat tinggal yang cukup lembab serta merupakan pohon

non musiman karena dapat berbuah setiap saat. Pohon ini memiliki 2 jenis

yaitu Avverhoa Carambola L atau biasa disebut belimbing manis, dan

Avverhoa Billimbi L atau biasa disebut belimbing. Buah ini biasa

digunakan oleh masyarakat sebagai obat rematik, malaria, sakit maag dan

hipertensi (Yuliarti, 2011).

3.1.2 Kandungan dan manfaat

Belimbing memiliki kandungan energi, kalori, protein, lemak, karbohidrat,

mineral, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, B, C, serat dan udara.

Belimbing mengandung beberapa mineral dan elektrolit, seperti kalium,

fosfor, seng dan zat besi. Kalium yang terkandung dalam belimbing manis

(Averrhoe carambola linn) berfungsi sebagai diuretik sehingga

pengeluaran natrium cairan meningkat, yang dapat membantu menurunkan

tekanan darah. Kalium juga berguna untuk menghambat renin dalam

sistem angiotensin sehingga angiotensinogen tidak dapat membentuk

angiotensin I. Selain mengandung kalium, belimbing manis juga

mengandung katekin flavonoid yang dapat menimbulkan efek

antihipertensi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sukadana (2009),

terdapat sebanyak 140,56 g ekstrak kental methanol yang diperoleh dari 10

kg buah segar belimbing manis, dimana ekstrak kental metanol tersebut


17

diketahui positif mengandung senyawa golongan flavonoid, alkaloid, dan,

saponin, dengan kemungkinan kandungan utamanya adalah flavonoid.

Flavonoid menghambat kerja enzim pengubah angiotensin, sehingga

angiotensin I tidak dapat diubah menjadi angiotensin II dan mengurangi

efek vasokonstriksi dan sekresi alodesteron terhadap reabsorbsi natrium

dan udara sehingga tekanan darah akan turun (Wirakusumah, 2010).

Flavonoid juga dapat digunakan untuk mengobati tekanan darah tinggi

karena flavonoid dapat menghambat enzim pengubah angiotensin dan

meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh. (Bangun dan Ahmad, 2015)

3.1.3 Ramuan Jus Belimbing

Menurut Aini M.N (2015) ramuan jus belimbing untuk menurunkan

tekanan darah adalah :

1. Belimbing 100g di potong-potong

2. Air jeruk nipis 3 sendok makan

3. Air matang ½ gelas

4. Es serut ¾ gelas

5. Kemudian di blender

Menurut Dwipayati (2011) mengkonsumsi belimbing pada pagi dan sore

hari, 1 buah dalam waktu 3 hari bisa menurunkan tekanan darah untuk

penderita hipertensi di Desa Sumolepen Desa Balongsari Kota Mojokerto.

Dalam penelitian Muniroh (2007) mengkonsumsi jus belimbing manis dan

jus mentimun secara teratur selama 14 hari dapat menurunkan tekanan


18

darah sistolik dan diastolik pada penderita hipertensi di Puskesmas Grati

Kabupaten Pasuruan.

Artalesi (2011) sependapat dengan penelitian yang dilakukan oleh

Muniroh (2007) dan Dwipapati (2011) bahwa mengkonsumsi jus

belimbing manis secara rutin sehari sekali selama 7 hari dapat menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja Dinas Kesehatan

Sidomulyo. Pusat Pekanbaru. Hal ini membuktikan bahwa belimbing

wuluh (Aveerhoe Carambola Linn) efektif untuk menurunkan tekanan

darah pada penderita hipertensi.

3.2 Konsep Islam yang mendasari buah belimbing

Islam mengajarkan bahwa alam dan isinya seperti hewan dan tumbuhan yang

dibuat untuk manusia dan diberi kesempatan untuk memanfaatkan alam

semesta, yaitu dengan memanfaatkan tumbuhan sebagai obat.

Allah berfirman:

ِ ‫ُز فَنُ ۡخ ِر ُج بِِۦه بِ ِهۦ َز ۡر ٗعا ت َۡأ ُك ُل ِم ۡنهُ َأ ۡن ٰ َع ُمهُمۡ َوَأنفُ ُسهُمۡۚ َأفَاَل ي ُۡب‬
َ‫صرُون‬ ۡ ۡ ُ ‫َأ َو لَمۡ يَ َر ۡو ْا َأنَّا نَسُو‬
ِ ‫ق ٱل َمٓا َء ِإلَى ٱَأۡل ۡر‬
ِ ‫ض ٱل ُجر‬
"Dan apakah mereka tidak memperhatikan, bahwasanya Kami menghalau

(awan yang mengandung) air ke bumi yang tandus, lalu Kami tumbuhkan

dengan air hujan itu tanaman yang daripadanya makan hewan ternak mereka

dan mereka sendiri. Maka apakah mereka tidak memperhatikan? ". (Q.S. Al-

Sajadah: 27).

Ayat di atas menjelaskan bahwa berbagai tumbuhan diciptakan oleh Allah

untuk kepentingan manusia. Manusia tidak dibenarkan hanya menikmati apa

yang diciptakan oleh Allah tanpa mau berfikir dan berusaha untuk
19

meningkatkan nilai tambah ciptaan-Nya serta mengembangkannya menjadi

suatu ilmu pengetahuan (Anonymous, 2010).

Penelitian yang dilakukan oleh Cipta (2019) mengenai efektifitas jus

belimbing terhadap peningkatan tekanan darah pada penderita hipertensi.

Sebelum diberikan terapi jus belimbing hipertensi ringan sebanyak 28

responden (54,9%). Dan setelah diberikan terapi jus belimbing selama 7 hari

responden mengalami tekanan darah normal tinggi sebanyak 26 responden

(51,0%). Belimbing memiliki kandungan anti diuretik memiliki efek

antihipertensi (Kartikasari, 2012).


BAB III

KERANGKA KONSEP

Konsep adalah suatu abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal

khusus. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya merupakan kerangka

hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui

penelitian-penelitian yang dilakukan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2012). Penyakit

tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah terjadinya peningkatan tekanan darah

melebihi 120/80 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama kematian di

dunia pada kelompok penyakit tidak menular. Penyakit hipertensi ini memiliki

dampak yang lebih buruk apabila tidak ditangani secara dini , seperti terjadinya

stroke, penyakit jantung, gagal ginjal, infark miokard (Aspiani, 2014). Peran

perawat yang bisa dilakukan untuk merawat dengan masalah hipertensi yaitu

dengan memberikan pengobatan non farmakologi jus belimbing (Putra,2013).

Buah belimbing (Averrhoacarambola L) bermanfaat untuk membantu

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi karena mengandung serat,

provitamin A, vitamin C, vitamin B1, vitamin B2, fosfor, kalsium, zat besi,

kalium yang bermanfaat menurunkan tekanan darah (Ruslianti, 2013).

Berdasarakan uraian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Jus Belimbing Perubahan Tekanan


Darah

Bagan 3.1 Kerangka Konsep


Sumber: Putra (2013); Ruslianti (2013) dan Aspiani (2014)
27
28
BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitan kepustakaan (library research), yaitu

serangkaian penelitian yang berkenaan dengan metode pengumpulan data

pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya digali melalui beragam

informasi kepustakaan (buku, ensiklopedi, jurnal ilmiah, koran, majalah, dan

dokumen) (Nursalam, 2015).

Penelitian ini merupakan penelitian dengan literature review, penelitian

literature review menurut Sugiyono (2012) merupakan sintesis dari penelitian

primer yang menyajikan topik tertentu dengan rumusan pertanyaan klinis yang

spesifik dan jelas, metode pencarian yang eksplisit dan reprodusibel,

melibatkan proses tinjauan kritis. dalam studi, serta komunikasi dan hasil.

Tujuan literatur review ini untuk mengetahui pengaruh pemberian jus

belimbing terhadap tekanan darah penderita hipertensi berdasarkan literature

review.

4.2 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel

4.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah


28
29

artikel-artikel internasional dan nasional yang berkaitan dengan pengaruh

pemberian jus belimbing terhadap tekanan darah pasien hipertensi.

Populasi dalam penelitian ini sebanyak 164 artikel.

Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengakses

database (google scholar dan researchgate), pada jurnal nasional dengan

keyword (kata kunci) sebagai berikut: jus belimbing OR Averrhoa

carambola OR Star fruit juice AND tekanan darah OR blood pressure

AND hipertensi OR hypertension. Pada artikel internasional dengan

keyword (kata kunci) sebagai berikut: Star fruit juice OR Averrhoa

carambola AND blood pressure AND hypertension

4.2.2 Sampling

Teknik sampling adalah proses memilih sebagian dari populasi untuk dapat

mewakili populasi tersebut. Teknik pengambilan sampel adalah cara-cara

yang digunakan dalam pengambilan sampel, agar diperoleh sampel yang

sesuai dari seluruh subjek penelitian (Nursalam, 2015). Berdasarkan

karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya yaitu telah

disebutkan dalam kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian ini:

4.2.2.1 Kriteria Inklusi

Menurut (Notoatmodjo, 2010) kriteria inklusi adalah kriteria atau

ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota populasi yang

dapat diambil sebagai sampel. Kriteria inklusi dalam penelitian

ini adalah:
30

1) Artikel jurnal nasional maupun internasional yang berkaitan

dengan kata kunci: jus belimbing (Averrhoa carambola)

(Star fruit juice), tekanan darah (blood pressure), hipertensi

(hypertension)

2) Artikel jurnal diterbitkan dalam rentang waktu 10 tahun

(2011-2021).

3) Hasil penelitian primer

4) Artikel jurnal yang dapat di akses full textnya

5) Artikel jurnal berbahasa Indonesia dan bahasa Inggris

6) Sasarannya adalah penderita Hipertensi

7) Artikel jurnal menggunakan Metode penelitian Quassy

Eksperiment dengan one group pre test post tets desaign, dan

pra eksperimental dengan menggunakan pendekatan One-

group pretest-postest design

4.2.2.2 Kriteria ekslusi

Kriteria eksklusi adalah mengeliminasi atau mengeluarkan subjek

yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian karena berbagai

alasan (Nursalam, 2015). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini

adalah jurnal yang tidak dapat diakses full text dan duplikasi

artikel.

4.2.3 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan dianggap mewakili populasi (Notoatmodjo, 2012). Menurut Supangat


31

(2012) sampel adalah bagian dari populasi (sampel) untuk dijadikan bahan

kajian dengan harapan sampel yang diambil dari populasi tersebut dapat

mewakili (mewakili) populasi tersebut. Sampel dalam penelitian ini adalah

9 artikel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berkaitan dengan jus

belimbing terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi

4.3 Tahapan Literatur review

4.3.1 Tahap Identifikasi

Identifikasi masalah adalah proses pengenalan atau inventarisasi masalah.

Masalah penelitian (research problem) merupakan sesuatu yang penting di

antara proses yang lain, dikarenakan hal tersebut menentukan kualitas suatu

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengkaji permasalahan melalui

jurnal-jurnal penelitian nasional maupun internasional yang berasal dari

hasil penelitian primer. Dalam penelitian ini peneliti melakukan

penelusuran jurnal dan prosiding dengan menggunakan search engine

google scholar dan researchgate dengan mengunakan kata kunci pada

artikel nasional sebagai berikut: jus belimbing OR Averrhoa carambola OR

Star fruit juice AND tekanan darah OR blood pressure AND hipertensi OR

hypertension. Pada artikel internasional dengan keyword (kata kunci)

sebagai berikut: Star fruit juice OR Averrhoa carambola AND blood

pressure AND hypertension, diperoleh data 164 artikel penelitian yang

terdiri dari 84 artikel dari researchgate dan 80 artikel dari google scholar.

4.3.2 Screening
32

Screening adalah penyaringan atau pemilihan data yang bertujuan untuk

memilih masalah penelitian yang sesuai dengan topik yang diteliti. Adapun

topik yang diteliti dalam penelitian ini adalah jus belimbing terhadap

tekanan darah penderita hipertensi, diperoleh 35 artikel penelitian primer

yang sesuai dengan masalah penelitian yang terdiri dari 7 artikel dari

researchgate dan 28 artikel dari google scholar

4.3.3 Penilaian kualitas

Dalam penilaian kualitas pada metode Literature Review (LR) yang

dimaksud adalah penilaian sumber data jurnal yang layak dengan kriteria

inklusi. Penilaian kualitas artikel jurnal dalam penelitian ini adalah artikel

yang dapat di akses full textnya dan tidak terjadi duplikasi artikel.

Berdasarkan kriteria tersebut didapatkan artikel jurnal untuk dianalisis

sebanyak 9 artikel jurnal yang terdiri dari 1 artikel dari researchgate dan 8

artikel dari google scholar.

4.3.4 Analisis Data

Analisis data adalah upaya mencari dan mengorganisasikan secara

sistematis data yang telah dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman

terhadap kasus yang diteliti dan untuk mengkajinya sebagai temuan bagi

orang lain. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis PICOT (Population, Intervention, Comparison, Outcomes, Time

and Design), dalam analisis ini dikaji tujuan, metode, hasil dan

pembahasan masing-masing jurnal.

4.3.5 Menulis Hasil Analisis Data


33

Setelah seluruh artikel di masukan ke dalam tabel analisa data, penulis

menyusun hasil analisa data dengan mengecek kesamaan hasil dari hasil

penelitian yang ada dalam artikel, termasuk-kesenjangan-kesenjangan

diantara penelitian yang ada.


BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan sesuai dengan proses penelitian yang telah ditentukan

meliputi proses identifikasi, screening, penilaian kualitas artikel, analisa data dan

menulis hasil analisis. Adapun langkah proses dan hasil data yang diperoleh dapat

dilihat dalam bagan berikut ini:

Bagan 5.1. Proses Penelitian


Hasil Penelusuran Jurnal Hasil Penelusuran Jurnal Jurnal yang tidak relevan
dengan Researchgate = (n=84) dengan Search Engine Google dengan tujuan penelitian
Scholar = (n=80) Google Scholar (n=52)
Researchgate (n=77)

Hasil screening sesuai dengan Hasil screening sesuai dengan


masalah penelitian (n=7) masalah penelitian (n=28)
Jurnal yang tidak eligible
dengan kriteria inklusi dan
duplikasi
Hasil penilaian kualitas yang Hasil penilaian kualitas yang Google Scholar (n= 20)
sesuai dengan kriteria inklusi sesuai dengan kriteria inklusi Researchgate (n=6)
(n=1) (n=8)

Jurnal yang masuk dalam


analisis (n= 9)

Hasil analisis dari 9 artikel jurnal diperoleh sebagai berikut:

1. Vetri Nathalia, 2017

Judul: pengaruh pemberian jus buah belimbing terhadap perubahan tekanan

darah penderita hipertensi di panti jompo

33
34

Population: 10 penderita hipertensi. Intervention: Pemberian jus belimbing

sebanyak 180 gram (bila diblender tanpa air menjadi ±150 - 160 ml)

diblender dengan ditambah air 25 ml diberikan selama 7 hari. Comparassion:

Tidak ada. Outcomes: Rata-rata penurunan tekanan darah sistolik yaitu 12

mmHg dan diastolik yaitu 9 mmHg dengan p-value 0.014 (sistolik) dan 0.009

(diastolik) ada pengaruh jus belimbing terhadap tekanan darah penderita

hipertensi. Time and Design: Maret – Juli 2016 dan Quasi Experimental

methods.

2. Vino Rika Novia, Andika Herlina MP, Weni Sartiwi, 2019

Judul: Pengaruh Pemberian Jus Belimbing (Averrhoe Carambola Linn)

Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi

Population: 10 penderita hipertensi. Intervention: pemberian jus belimbing

300 gr sebanyak 1 kali sehari selama 7 hari. Comparassion: Tidak ada.

Outcomes: penurunan tekanan darah rata-rata sistolik yaitu 22 mmHg dan

diastolik yaitu 17.80 mmHg dengan nilai p-value 0.000 (sistolik dan

diastolik) ada pengaruh jus belimbing terhadap tekanan darah penderita

hipertensi. Time and Design: Quasy eksperimet design, dengan rancangan

One grup pretes-posttest.

3. Cipta Nur Jihaddini, Luluk Sulistiyon, Jon Persen Manik, 2019

Judul: pengaruh jus belimbing terhadap penurunan tekanan darah pada

penderita hipertensi

Population: 51 penderita hipertensi. Intervention: Pemberian terapi jus

belimbing selama 7 hari terdapat perubahan pada responden. Comparassion:


35

Tidak ada. Outcomes: sebelum dilakukan terapi jus belimbing hipertensi

ringan sebnyak 28 orang (54.9%) dan setelah diberikan terapi mengalami

tekanan darah normal tinggi sebanyak 26 orang (51,0%) dengan nilai p-value

0.000 ada pengaruh jus belimbing terhadap tekanan darah penderita

hipertensi. Time and Design : One group pre post test design.

4. Vino Rika Novia, Sujarwo, Mustika Ulfa Wulandari, 2018

Judul: pengaruh pemberian jus belimbing (averrhoe carambola linn)

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di wilayah kerja

puskesmas andalas tahun 2018

Population: 10 penderita hipertensi. Intervention: Pemberian jus belimbing

selama 7 hari. Comparassion: Tidak ada. Outcomes: rata-rata penurunan

tekanan darah sistolik yaitu 22.00 mmHg dan diastolik yaitu 17.80 mmHg

dengan nilai p-value 0.000 (sistolik dan diastolik) ada pengaruh jus belimbing

terhadap tekanan darah penderita hipertensi. Time and Design: Quasy

eksperimet design, dengan rancangan One grup pretes-posttest.

5. Putri Aulia Arza, Andri Irawan, 2018

Judul: pengaruh pemberian jus averrhoa carambola terhadap penurunan

tekanan darah pada lansia penderita hipertensi

Population: 10 penderita hipertensi. Intervention: Pemberian jus belimbing

pada penderita hipertensi sebanyak 200 ml 1 kali sehari selama 7 hari bertutr-

turt. Comparassion: Tidak ada. Outcomes: rata-rata penurunan tekanan darah

sistolik yaitu 40 mmHg dan diastolik yaitu 13 mmHg dengan p-value 0.000

(sistolik dan diastolik) ada pengaruh jus belimbing terhadap tekanan darah
36

penderita hipertensi. Time and Design: Februari – Juni 2016 dan Quasi

Eksperiment dengan rancangan One Group Pretest-Posttest.

6. Noor Cholifah, Suyatno, Dewi Hartinah, 2018

Judul: pengaruh juice belimbing manis (averrhoa carambola linn) terhadap

tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di desa lemah putih kec. Brati

kab. Grobogan

Population: 30 penderita hipertensi. Intervention: Pemberian jus belimbing

selama 3 hari berturut-turut dengan frekuensi 2 kali dalam sehari sebanyak

150 ml. Comparassion: Tidak ada. Outcomes: rata-rata penurunan tekanan

darah sistolik yaitu 17 mmHg dan diastolik 5.60 mmHg dengan p-value 0.03

(sistolik) dan 0.014 (diastolik) ada pengaruh jus belimbing terhadap tekanan

darah penderita hipertensi. Time and Design: Quasy Experiment dengan

rancangan penelitian Non Equivalent Control Group.

7. Heri Sulistiyono, M.Isnawati, 2011

Judul: Pemberian jus belimbing Demak (Averrhoe carambola l) berpengaruh

terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita

hipertensi

Population: 34 penderita hipertensi. Intervention: Pemberian jus belimbing

sebanyak 500 ml yang dibuat dari 280 gram buah belimbing jenis Demak,

300 ml air, dan 13 gram gula, diberikan pada siang hari, selama 7 hari

berturut-turut. Compassation: Tidak ada. Outcomes: rata-rata penurunan

tekanan darah sistolik yaitu 19.71 mmHg dan diastolik 14.41 mmHg dengan

p-value 0.000 (sistolikdan diastolik) ada pengaruh jus belimbing terhadap


37

tekanan darah penderita hipertensi. Time and Design: Oktober 2008 dan

Randomized control trial (RCT).

8. Adriani, Mila Sari, 2019

Judul: Efektifitas pemberian jus belimbing manis dan mentimun terhadap

tekanan darah penderita hipertensi

Population: 20 penderita hipertensi. Intervention: Pemberian jus belimbing

manis dilakukan sebanyak 2x1 yaitu pada pukul 06.30 dan 12.00 selama 3

hari berturut-turut, sedangkan pada mentimun 100 gram mentimun dan diukur

TD pada 2 jam, 6 jam, dan 9 jam setelah perlakuan. Comparassions:

Pemberian jus belimbing manis lebih efektif dibandingkan dengan pemberian

jus mentimun berdasarkan hasil intervensi yang dilakukan setelah pemberian

jus belimbing manis didapatkan nilai standar deviasi 10,3280 sedangkan

setelah pemberian jus mentimun di dapatkan nilai standar deviasi 9,4868.

Outcomes: rata-rata tekanan darah sebelum dilakukan intervensi yatu 146.00

dan setelah dilakukan intervensi jus belimbing manis yaitu 132.00 dengan p-

value 0.0001 ada efektifitas jus belimbing manis dan mentimun dapat

menurunkan tekanan darah. Time and Design: 23 November 2019 dan Quasi

Eksperimental dengan metode pendekatan Pretest – Postest.

9. Endhar Arifathul Farida, Ilham Setyo Budi, Jamaludin Jamaludin 2020

Judul: The effect of starfruit juice to reduce the blood pressure in elderly

patients

Population: 20 penderita hipertensi. Intervention: Pemberian jus belimbing

selama 7 hari. Comparassion: Tidak ada. Outcomes: penurunan tekanan


38

darah rata-rata sistolik 27.6 mmHg dan diastolic 9.7 mmHg dengan p-value

0.004 (sistolik) dan 0.014 (diastolik) ada pengaruh jus belimbing terhadap

tekanan darah penderita hipertensi. Time and Design: 20-27 Desember 2019

dan Quasy experiment method with a pre-test-post-test research design with a

control group.
BAB VI

PEMBAHASAN

Hipertensi di masyarakat merupakan silent killer akibat dari penyakit ini

tidak memiliki gejala khas yang disadari penderitanya. Hipertensi seringkali

menyebabkan komplikasi yang berakhir dengan kematian (Sudoyo, 2016).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik lebih dari 120

mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg.

Penatalaksanaan hipertensi dengan terapi farmakologis pemberian obat

antihipertensi yang bekerja menurunkan tekanan darah. Pengobatan hipertensi

harus dilakukan seumur hidup. Obat antihipertensi yang banyak digunakan yaitu

obat sintetik yang berasal dari senyawa kimia sehingga dalam jangka panjang

akan beresiko munculnya efek samping (Pasya, &Berawi, 2016). Adapun salah

satu alternatif yang bersifat nonfarmakologis yaitu dengan pemberian jus

belimbing pada penderita hipertensi.

Berdasarkan hasil literature review 9 artikel penelitian menunjukan bahwa

terdapat pengaruh pemberian jus belimbing terhadap tekanan darah (Vetri

Nathalia, 2017; Novia dkk, 2019; Jihaddini dkk, 2019; Novia dkk, 2018; Arza

dkk, 2018; Cholifah dkk, 2018; Sulistiyono dkk, 2011; Andriana dkk, 2019;

Farida dkk, 2020). Penelitian yang dilakukan oleh Nathalia (2017)

mengemukakan bahwa setelah dilakukan pemberian jus belimbing 160 ml selama

7 hari pada penderita hipertensi terjadi penurunan tekanan darah yang signifikan

diantaranya kedua pre-test dan post-test tekanan darah sistolik menurun rata-rata

39
40

12 mmHg dan pre-test post-test diastolik yaitu 9 mmHg dengan p-value 0.014

(sistolik) dan 0.009 (diastolik).

Buah belimbing (Averrhoa carambola L) sangat bermanfaat dalam

membantu menurunkan tekanan darah karena kandungan serat, kalsium, zat besi,

kalium yang baik untuk menurunkan tekanan darah (Ruslianti, 2013).

Dasar pemberian jus belimbing untuk menurunkan tekanan darah terdapat dengan

jelas dalam Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 11:

Artinya: Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-

tanaman;zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya

pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum

yang memikirkan.

Makna dari ayat tersebut ialah Allah SWT menumbuhkan tanam-tanaman

yang buahnya dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Segala macam buah-

buahan mereka dapat memperoleh buah-buahan sebagai penambah gizi makanan

mereka dan penyembuh dari berbagai penyakit. Terapi jus belimbing sebagai

salah satu jenis buah yang mengandung manfaat salah satunya yaitu dapat

menurunkan tekanan darah penderita hipertensi.

Penelitian yang dilakukan oleh Jihaddini dkk (2019) mengemukakan

bahwa pemberian terapi jus belimbing selama 7 hari terdapat perubahan pada

responden. Penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Novia dkk (2018)

bahwa dalam impelementasinya diberikan jus belimbing selama 7 hari. Kemudian


41

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farida dkk (2020) bahwa pada

pemberian terapi jus belimbing diberikan selama 7 hari.

Menurut Novia dkk (2019) mengemukakan dalam penelitiannya bahwa

impelementasi pemberian jus belimbing diberikan 300 gr sebanyak 1 kali sehari

selama 7 hari. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Nathalia (2017)

mengemukakan bahwa implementasi pemberian jus belimbing diberikan sebanyak

180 gram (bila diblender tanpa air menjadi ±150 - 160 ml) diblender dengan

ditambah air 25 ml selama 7 hari. Kemudian berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Arza dan Irawan (2018) bahwa pada impelemntasinya pemberian

jus belimbing manis sebanyak 150 gram, masukkan belimbing yang telah

dipotong kedalam blender, masukkan madu 10 gram dan air 50 ml. Belimbing

diberikan 1 kali sehari selama 7 hari berturut-turut diberikan pada waktu siang

hari.

Penelitian yang dilakukan oleh Cholifah dkk (2018) mengemukakan

bahwa implementasi pemberian jus belimbing diberikan selama 3 hari berturut-

turut dengan frekuensi 2 kali dalam sehari sebanyak 150 ml. Kemudian penelitian

yang dilakukan oleh Sulistiyono dan Isnawati (2011) pada implementasinya

pemberian jus belimbing diberikan sebanyak 500 ml yang dibuat dari 280 gram

buah belimbing jenis Demak, 300 ml air, dan 13 gram gula, diberikan pada siang

hari, selama 7 hari berturut-turut. Berbeda juga dengan penelitian yang dilakukan

oleh Adrian dan Sari (2019) implementasinya pemberian jus belimbing manis

dilakukan sebanyak 2x1 yaitu pada pukul 06.30 dan 12.00 selama 3 hari berturut-

turut.
42

Hasil dari pemberian jus belimbing dari penelitian yang dilakukan oleh

Nathalia (2017) mengemukakan bahwa rata-rata penurunan tekanan darah sistolik

yaitu 12 mmHg dan diastolik yaitu 9 mmHg dengan p-value 0.014 (sistolik) dan

0.009 (diastolik). Penelitian yang dilakukan oleh Novia dkk (2019)

mengemukakan bahwa penurunan tekanan darah rata-rata sistolik yaitu 22 mmHg

dan diastolik yaitu 17.80 mmHg dengan nilai p-value 0.000 (sistolik dan

diastolik). Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Jihaddini dkk (2019)

mengemukakan bahwa sebelum dilakukan terapi jus belimbing hipertensi ringan

sebanyak 28 orang (54.9%) dan setelah diberikan terapi mengalami tekanan darah

normal tinggi sebanyak 26 orang (51,0%) dengan nilai p-value 0.000.

Penelitian yang dilakukan oleh Novia dkk (2018) mengemukakan bahwa

rata-rata penurunan tekanan darah sistolik yaitu 22.00 mmHg dan diastolik yaitu

17.80 mmHg dengan nilai p-value 0.000 (sistolik dan diastolik). Penelitian yang

dilakukan Arza dan Irawan (2018) mengemukakan bahwa rata-rata penurunan

tekanan darah sistolik yaitu 40 mmHg dan diastolik yaitu 13 mmHg dengan p-

value 0.000 (sistolik dan diastolik). Kemudian penelitian yang dilakukan oleh

Cholifah dkk (2018) mengemukakan bahwa rata-rata penurunan tekanan darah

sistolik yaitu 17 mmHg dan diastolik 5.60 mmHg dengan p-value 0.03 (sistolik)

dan 0.014 (diastolik).

Penelitian yang dilakukan oleh Sulistiyono dkk (2011) mengemukakan

bahwa rata-rata penurunan tekanan darah sistolik yaitu 19.71 mmHg dan diastolik

14.41 mmHg dengan p-value 0.000 (sistolikdan diastolik). Penelitian Adriani dan

Sari (2019) mengemukakan bahwa rata-rata tekanan darah sebelum dilakukan


43

intervensi yatu 146.00 dan setelah dilakukan intervensi jus belimbing manis yaitu

132.00 dengan p-value 0.0001. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Farida

dkk (2020) mengemukakan bahwa 27.6 mmHg dan 9.7 mmHg dengan p-value

0.004 (sistolik) dan 0.014 (diastolik).

Pemberian jus belimbing dapat diberikan sebanyak 150-200 ml dengan

frekuensi pemberian 1-2 kali dalam sehari selama pemberian 3-7 hari diberikan

pada waktu pagi atau siang hari terbukti efektif dapat menurunkan tekanan darah

pada penderita hipertensi dan dapat dikombinasikan dengan madu karena

mempunyai kandungan asetil kolin. Asetil kolin berperan langsung terhadap

pembuluh darah dengan cara memvasodilatasi pembuluh darah, selain itu asetil

kolin mampu menurunankan aktivitas jantung sehingga dengan itu tekanan darah

dapat mengalami penurunan. Hal ini terlihat pada penelitian Arza (2018)

pemberian jus belimbing pada penderita hipertensi terbukti efektif dengan tekanan

darah sistolik rerata 40 mmHg dan diastolik rerata 13 mmHg dengan nilai p-value

0,000.

Menurut peneliti belimbing memiliki kandungan seperti kalium, kalsium

dan efek diuretik sehingga mampu mengurangi beban kerja jantung, sehingga

sangat memungkinkan dalam menurunkan tekanan darah. Penurunan tekanan

darah ini disebabkan karena pemberian jus belimbing diberikan sebanyak 200 ml

pemberian 1 kali sehari selama 7 hari berturut-turut pada waktu siang hari.

Artinya terbukti dengan jelas keterangan dalam Al-Qur’an dan didukung hasil

literature riview dari 9 artikel, bahwa jus belimbing terbukti efektif menurunkan

tekanan darah yang dapat digunakan pada pasien hipertensi.


44
BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Hasil literature riview menunjukkan jus belimbing terbukti efektif

menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Pemberian jus belimbing

paling efektif diberikan sebanyak 200 ml dengan frekuensi pemberian 1 kali

dalam sehari selama pemberian 7 hari berturut-turut diberikan pada waktu

siang hari. Jus belimbing memiliki sifat diuretik sehingga menurunkan

tekanan darah pada pasien hipertensi.

7.2 Saran

1. Bagi Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya

Disarankan hasil literature review ini bisa meningkatkan manfaat oleh

mahasiswa sebagai intervensi terhadap penurunan tekanan darah pada

pasien hipertensi, dengan mengintegrasikan nilai Al-Islam

Kemuhammadiyahan.

2. Bagi Institusi Pelayanan

Sebaiknya pihak instansi pelayanan kesehatan dapat dijadikan bahan untuk

kegiatan promotif untuk keluarga atapun penderita hipertensi dalam

menurunkan tekanan darahnya dengan pemberian jus belimbing tentang

manfaat pemberian jus belimbing sebagai pengobatan alternatif.

46
47

3. Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan hasil literature review ini dapat menerapkan dalam pemberian

dasar asuhan keperawatan pada penderita hipertensi dengan

mengimpelemntasi jus belimbing untuk menurunkan tekanan darah

4. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil literature review ini dapat menambah akses wawasan

dan pengalaman bagi peneliti dalam pemberian terapi jus belimbing untuk

menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi. Serta sebagai sarana

untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu yang telah diberikan dan

diterima selama perkuliahan.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Literature review ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti selanjutnya

untuk melakukan penelitian sekunder dengan jumlah sampel artikel yang

lebih banyak dan lebih homogen kriteria inklusinya serta penelitian primer

yaitu penelitian pemberian belimbing secara langsung pada pasien

hipertensi dalam menurunkan tekanan darah.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Nablory. (2011). Cara Mencegah dan Mengobati Asam Urat dan
Hipertensi. Jakarta: Rineka Cipta

Aini M.N., (2015). Dahsyatnya Herbal & Yoga Untuk 5 Penyakit. Yogyakarta:
Real Books

Andi Supangat. (2013). Statistik Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan


Nonparametrik. Kencana Prenada Media Group: Jakarta

Anonymous, (2010). Islam Galakkan Bioteknologi untuk Kepentingan Manusia.


http://www.nbbnet.gov.my/directories/papercut/detail.php?id=728 diakses
5 Maret 2021

Ardiyanto, DKK. (2014). Efektifitas Jus Belimbing Manis Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Lansia Di Kelurahan Tawangmas Baru Kecematan
Semarang Barat

Artalesi. (2012). Efektifitas terapi jus buah belimbing manis (Averrhoe


Carambola Linn) terhadap penurunan tekanan darah pada pasien dengan
hipertensi primer

Aspiani, R (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Kardiovaskuler. Aplikasi NIC-NOC. Jakarta: EGC.

Astawan. (2009). Sehat dengan buah. Dian Rakyat : Jakarta

Bangun, A. V. & Ahmad, L. N. (2015), ‘Pengaruh Terapi Jus Belimbing Manis


(Averhoa Carambolaa Linn) terhadap Tekanan Darah Lansia dengan
Hipertensi di Puskesmas Citeureup Kota Cimahi’, STIKES Santo
Barromeus e-Journal, vol. 4, no. 1, hh. 79-85

Buss, J, S & Labus, D. (2013). Buku Saku Patofisiologi Menjadi Sangat Mudah
Edisi 2. Jakarta : EGC

Cipta dkk (2019). Pengaruh Jus Belimbing terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Penderita Hipertensi. Jurnal Borneo Cendekia Vol 3 No 1

Dwipayanti, P. I. (2011). Efektivitas Buah Belimbing Terhadap Penurunan


Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di Sumolepen Kelurahan
Balongsari Kota Mojokerto. Jurnal Keperawatan, 1, 1-12
Elfandari, S. (2015). Efektifitas Jus Belimbing Manis dan Mentimun terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kampung Bangka Kecamatan Pontianak Tenggara.
Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

Farida, E. A., Budi, I. S., & Jamaludin, J. (2020). The Effect of Starfruit Juice To
Reduce The Blood Pressure In Elderly Pattients. South East Asia Nursing
Reseacrh, 2(3), 111-116

Gunawan, Lanny. (2010). Hipertensi Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta:


Kanisius

Kartikasari, Erni (2012). Pengaruh Mengkonsumsi Buah Belimbing Manis


(Averrhoa Carambola L.) Dan Buah Pepaya (Carica Papaya L.) Terhadap
Jumlah Koloni Streptococcus Sp. Dalam Saliva Anak Usia 10 – 12 Tahun

Kemenkes RI, (2014). Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan

Kustoro, (2010). Pengobatan Nabi.


http://kustoro.wordpress.com/2007/1/1/17/pengobatan-nabi/ diakses 5
maret 2021

Muchtadi D., (2009). Pengantar Ilmu Gizi. Bandung : Penerbit Alfabeta

Muhammadun, (2010). Hidup Bersama Hipertensi. In Books : Yogjakarta

Muniroh, L. (2007). Pengaruh Pemberian Jus Buah Belimbing dan Mentimun


terhadap Penurunan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Penderita
Hipertensi. Indonesian Journal of Public Health, 4(1)

Muttaqin, A. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskular dan Hematologi. Medika Salemba : Jakarta

Nathalia V, (2017). Pengaruh Pemberian Jus Buah Belimbing Terhadap


Perubahan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Di Panti Jompo. Jurnal
Pembangunan Nagari, Volume 2 Nomor 2 Edisi Desember 2017

Nawangsari dan Cemy Nur Fitria, (2012). Hubungan Antara Mekanisme Koping
terhadap Stresor dengan kekambuhan Hipertensi di Bagian Rawat Inap
Puskesmas Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar’, Tesis
M.Kep, STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta dilihat 1 November
2020
Nistiandani, A. (2010). Pengaruh pemberian jus belimbing manis (averrhoa
carambola linn) terhadap penurunan tekanan darah klien hipertensi di
wilayah kerja Puskesmas Paleran Kecamatan Umbulsari Kabupaten
Jember

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nurarif A.H., & Kusuma H., (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta:
Media Action

Nurrahmani, U. (2014). Stop!! Hipertensi. Famili Pustaka Keluarga : Yogyakarta.

Nursalam. (2015). Metodologi ilmu keperawatan, edisi 4, Jakarta: Salemba


Medika

Nursalam.(2010). Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu


keperawatan.Jakarta: Salemba medika

Putra,W, S. (2013). 68 Buah Ajaib Penangkal Penyakit. Katahati : Yogyakarta

Riskesdas, (2018). Infodatin: Situasi dan Analisis kardiovaskuler, Jakarta:


Kementrian Kesehatan RI

Ruslianti. (2013). Jus Ajaib Penumpas Penyakit. PT Agromedia Pustaka :


Jakarta Selatan

Situmorang, P. R. (2015). Faktor–faktor yang berhubungan dengan kejadian


hipertensi pada penderita rawat inap di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara
Medan tahun 2014.Jurnal ilmiah keperawatan imelda, 1(1), 71-74

Soenarta, A. dkk. (2015). Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit


Kardiovaskuler : Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia.
Edisi 1. Jakarta. Secretariat Indonesia Heart Assosiation

Sudoyo, B. S. (2016). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (2 ed., Vol. III). Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta
Sukadana, I. M. (2009), ‘Senyawa Antibakteri Golongan Flavonoid Dari Buah
Belimbing Manis (Averrhoa carambola Linn.L)’, Jurnal Kimia Universitas
Udayana, vol.3, no.2. hh.109-116

Sutanto. (2010). CEKAL (Cegah & Tangkal) PENYAKIT MODERN. Andi Offeset
: Yogyakarta.

Syukur, C dan Hernani. (2010). Budidaya Tanaman Obat Komersial. PT Penebar


Swadaya Jakarta

Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi


Secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu

Udjianti, Wajan. (2011). Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika

Vino dkk (2018). Pengaruh Pemberian Jus Belimbing (Averrhoe Carambola Linn)
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Tahun 2018. Jurnal Kesehatan
Saintika Meditory. Volume 1 No 1

WHO, (2012). World Heart Statistic. http://www.who.int/research/en/ diakses 22


Februari 2021

WHO, (2015). World Heart Statistic. http://www.who.int/research/en/ diakses 22


Februari 2021

Wirakusumah, (2010). Konsumsi Karbohidrat, Dan Protein Pada Mahasiswa Gizi


Lebih Depkes, Jakarta

Yuliarti, (2011). 1001 khasiat buah-buahan. ANDI: Yogyakarta.

Farida, E. A., Budi, I. S., & Jamaludin, J. (2020). The Effect of Starfruit Juice To
Reduce The Blood Pressure In Elderly Pattients. South East Asia Nursing
Reseacrh, 2(3), 111-116
Lampiran 1 : Lembar Konsultasi

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
(UMTAS)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Jln. Tamansari Gobras PO.BOX. 114 TLP/FAX (0265)
2350982Tasikmalaya

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Sri Rahayu

NIM : C1714201029

Pembimbing I : Aida Sri Rachmawati, S.Kp.,M.Kep

No Tanggal Materi Rekomendasi Paraf


Bimbingan
1. 15 Mei 2021 - Bab I-IV : 1. Kesimpulan harus
(18.38 WIB) (ACC)  Menjawab tujuan
- Bab V-VII : apakah terbukti
menurunkan TD?
 Dan menjawab
rumusan
masalah :
bagaimana jus
belimbing dapat
menurunkan TD
(cara, berapa
gram, rentang
frekuensi, dan
pathway nya
bagaimana jus
belimbing
tersebut dapat
menurunkan td)
2. 3 Juni 2021 - Abstrak : 1. Hasil penelitian harus
(20.25 WIB) - Bab VI : menunjukan bahwa
- Bab VII : pemberian jus belimbing
dapat menurunkan TD,
karena memiliki sifat apa
2. Jelaskan secara singkat
hipertensi itu apa,
menimbulkan masalah
apa, solusinya apa, efek
dari terapi farmakologis
dan non farmakologis
apa
 jelaskan pathway
jus belimbing
 implementasi
jelaskan terkait
perbedaan dari
masing-masing
jurnal
 jelaskan hasil dari
pemberian jus
belimbing
 analisis mana
perubahan yang
paling banyak
dari nilai TD
 asumsi peneliti
jelaskan bahwa
terapi jus
belimbing dengan
rentang berapa
gram, frekuensi
berapa kali dapat
menurunkan TD,
artinya terbukti
dengan jelas
keterangan dalam
Al-Qur’an dan di
dukung hasil
literature riview.
3. Kesimpulan dan
Saran:
 jelaskan
kandungan berapa
gram dan
frekuensi berapa
kali yang paling
signifikan
 bagi peneliti
selanjutnya :
penelitian
sekunder dengan
jumlah sampel
artikel yang lebih
banyak dan lebih
homogen.
3. 6 Juni 2021 Bab I-VII ACC
(22.13 WIB)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
(UMTAS)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Jln. Tamansari Gobras PO.BOX. 114 TLP/FAX (0265)
2350982Tasikmalaya

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Sri Rahayu

NIM : C1714201029

Pembimbing II : Usman Sas'yari,M.Kep

No Tanggal Materi Rekomendasi Paraf


Bimbinga
n
1. 25 Mei 2021 Bab I-VII 1. Bab I :
(10.31)  kata sambung
dihilangkan
 manfaat penelitian
point 2 dan 3 harus
jelas
2. Bab IV :
 populasi harus jelas
jumlahnya itu dari
mana saja
3. Bab V :
 Hasil analisis 9
artikel itu
berdasarkan
PICOTS, jelaskan
2. 1 Juni 2021 Bab I-VII 1. Abstrak :
(11.29 WIB)  ditujuan
tambahakan untuk
mengetahui
2. Manfaat :
 Untuk universitas
harus untuk
mengembangkan
terapi non
farmakologis
dalam pasien TD
3. 3 Juni 2021 Bab I-VII : 1. Populasi harus tercantum
(18.38 WIB) mesin pencarian artikel,
kata kunci yang digunakan,
jumlah populasi
2. Teknik sampling harus
teracntum inklusi dan
eklusi mengacu pada
PICOTS
3.Sampel itu jumlah sampel
berdasarkan proses
sampling
4. Bahasa yang di populasi
di jabarkan lebih rinci
5.Pendahuluan abstrak
lebih dimunculkan
4. 6 Juni 2021 Bab I-VII ACC
(16.51 WIB)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
(UMTAS)
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
Jln. Tamansari Gobras PO.BOX. 114 TLP/FAX (0265)
2350982Tasikmalaya

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Sri Rahayu

NIM : C1714201029

Pembimbing III : Ubad Badrudin, M.Pdi

No Tanggal Materi Rekomendasi Paraf


Bimbingan
1. 17 Mei 2021 Bab I-VII ACC dengan
(21.07 WIB) perbaikan awal
ayat dan hadist
terbalik
2. 18 Mei 2021 Bab I-VII ACC
(03.14 WIB)
Lampiran 2 : Analisa data PICOT

No. Judul P I C O T/S Pernyataan


Artikel&nama kunci
peneliti, tahun
1. Pengaruh Masalah klinik Pemberian jus - Hasil dari Maret - Juli Jus Buah
tahun 2016/ belimbing,
Pemberian Jus dari jurnal ini belimbing penelitian ini
sebanyak 180 menunjukan Desain hipertensi
Buah Belimbing adalah menurut gram penelitian ini
sebelum diberikan
Terhadap adalah Quasi
laporan WHO, (bila diblender jus buah belimbing
Perubahan
Eksperimental.
hipertensi tanpa air adalah tinggi yaitu
Tekanan menjadi ±150 - 171/83 mmHg,
merupakan sesudah
Darah Penderita 160 ml)
penyebab nomor diblender diberikan jus
Hipertensi Di
1 kematian di dengan belimbing masih
Panti Jompo ditambah air tergolong tinggi,
(Vetri Nathalia, dunia. meskipun telah
25 ml.
2017) Data Tahun 2010 turun dari sebelum
di Amerika pemberian jus buah
Belimbing yaitu,
Serikat 159/74 mmHg.
menunjukkan Responden yang
bahwa 28,6% diberikan jus
belimbing terjadi
orang dewasa
perubahan tekanan
berusia 18 tahun darah dengan rata-
ke atas menderita rata perbedaan
tekanan darah
hipertensi. Pada
sistole sebelum dan
tahun 2025 sesudah pemberian
diperkirakan dengan P value=
0,014 artinya ada
dinegara
perbedaan yang
berkembang signifikan antara
terjadi tekanan darah
sebelum dan
peningkatan
sesudah pemberian
kasus hipertensi jus buah belimbing.
sekitar 80% atau
1,15 milyar kasus
dari 639 juta
kasus di tahun
2000. Penyakit
hipertensi dapat
ditimbulkan oleh
beberapa faktor
salah satunya
adalah gaya atau
pola hidup yang
tidak sehat.
Pengobatan
hipertensi dibagi
menjadi dua
pengobatan yaitu
pengobatan secara
farmakologis
dengan
menggunakan
obat-obatan
antara lain
golongan diuretic,
beta blocker,
ACE-inhibitor.
Non farmakologis
pada dasarnya
dengan
pengontrolan
berat badan,
perubahan gaya
hidup,
pembatasan
natrium dan
lemak,
mempertahankan
asupan kalium,
manajemen stress,
mengurangi
merokok dan
relaksasi, dan ada
juga pengobatan
terapi
komplementer
yaitu pelengkap
penyembuhan
hipertensi dengan
mengkonsumsi
jus buah
belimbing karena
kandungan serat,
kalium,
fosfor dan
vitamin C. Buah
belimbing
manis memiliki
efek diuretik yang
dapat
memperlancar air
seni sehingga
dapat
mengurangi
beban kerja
jantung
Populasi/Patien
pada penelitian
adalah semua
penderita
hipertensi.
2. Pengaruh Masalah klinik Pemberian jus - Hasil dari Desain Jus Belimbing,
Pemberian Jus dari jurnal ini belimbing 300 penelitian ini penelitian ini Tekanan
gr sebanyak 1 menunjukkan adalah Quasy Darah,
Belimbing adalah Hipertensi
kali sehari sebelum dilakukan eksperimet Hipertensi
(Averrhoe berkembang selama 7 hari. pemberian design, dengan
Carambola menjadi jus belimbing rancangan One
(averrhoe grup pretes-
Linn) masalah
carambola linn) posttest
Terhadap kesehatan yang adalah 161,20 (Notoatmodjo,
Penurunan lebih serius, mmHg untuk 2012).
tekanan
Tekanan Darah bahkan
darah sistole dan
Pada Penderita dapat 99,00 mmHg untuk
Hipertensi menyebaban tekanan darah
(Vino Rika kematian. diastole,dan setelah
dilakukan
Novia, Andika Tekanan darah pemberian
Herlina MP, tinggi jus belimbing
Weni Sartiwi, mempercepat (averrhoe
carambola linn)
2019) penyumbatan
adalah 139,20
arteri mmHg untuk
yang mengarah tekanan darah
sistole dan 81,20
pada serangan
mmHg untuk
jantung atau tekanan darah
stroke jika arteri diastole.
Berdasarkan uji
yang mengalirkan
statistic yang
darah ke jantung digunakan adalah
atau ke otak uji Paired T-test.
Hasil yang
tersumbat.
diperoleh adalah
Prevalensi tekanan darah
hipertensi akan pretest yaitu
terus meningkat 161,20/99,00
mmHg dan tekanan
tajam, diprediksi darah posttest yaitu
pada tahun 2025 139,20/81,20
sebanyak 29% mmHg. Hasil uji
Paired T-test
orang dewasa di
didapatkan p value
seluruh dunia 0,000 pada tekanan
terkena hipertensi darah sitolik dan p
value 0,000 pada
(WHO, 2015).
tekanan darah
Penanganan diastolik maka Ha
tekanan darah diterima.

tinggi dapat
dilakukan dengan
cara farmakologis
(dengan obat)
atau terapi
non-farmakologis
(tanpa obat).
Salah satu
pengobatan
alternative
yang bersifat non
farmakologis,
belimbing
mengandung zat-
zat yang
bermanfaat bagi
kesehatan berupa
energi,
karbohidrat, diet
serat, lemak, dan
protein
Populasi/Patien
pada penelitian
adalah semua
penderita
hipertensi.
3. Pengaruh Jus Masalah klinik Pemberian terapi - Hasil dari Desain Hipertensi, Jus
jus belimbing penelitian ini penelitian ini Belimbing,
Belimbing dari jurnal ini selama 7 hari
menunjukkan adalah one Tekanan darah
Terhadap adalah di dunia terdapat group pretest
perubahan pada bahwa sebelum di
Penurunan post tets
hampir 1 milyar responden. beri perlakuan
Tekanan
desaign.
orang atau terapi jus
Darah Pada belimbing sebagian
1 dari 4 orang
Penderita besar dari
dewasa menderita responden
Hipertensi
tekanan darah mengalami
(Cipta Nur
hipertensi ringan
Jihaddini, Luluk tinggi. Di
sebanyak 28 orang
Sulistiyon, Jon Indonesia, (54,9%). Dan di
Persen Manik, mencapai 17-21% ketahui sesudah di
2019) dari populasi berikan perlakuan
terapi jus
penduduk dan
belimbing sebagian
kebanyakan tidak besar dari
terdeteksi. responden
mengalami
Penyebab
tekanan darah
seseorang normal tinggi yaitu
mengalami sebanyak 26 orang
(51,0%).
hipertensi salah
Menunjukan ada
satunya pengaruh jus
disebabnkan belimbing terhadap
oleh kebiasaan penurunan tekanan
darah dengan
merokok dan tingkat signifikan
dampak yang P= 0,000
telah timbulnya
kejadian
komplikasi yang
dapat
menimbulkan
kematian dan
mengganggu
sistem organ
lainnya dalam
tubuh setiap
individu.
(Kartikasari,
2012)
Populasi/Patien
pada penelitian
ini adalah semua
penderita.
4. Pengaruh Masalah klinik Pemberian jus - Hasil dari Desain Jus belimbing,
penelitian ini tekanan darah,
Pemberian Jus dari jurnal ini belimbing penelitian ini
selama 7 hari. menunjukkan adalah Quasy hipertensi
Belimbing adalah hipertensi eksperimet
sebelum dilakukan
design, dengan
(Averrhoe sering pemberian jus
rancangan One
belimbing (averrhoe
Carambola menyebabkan grup pretes-
carambola linn) posttest.
Linn) perubahan pada adalah
Terhadap pembuluh darah 161,20 mmHg untuk
Penurunan yang dapat tekanan darah sistole
dan 99,00 mmHg
Tekanan Darah mengakibatkan
untuk tekanan darah
Pada Penderita semakin tingginya diastole, dan setelah
Hipertensi Di tekanan darah, dilakukan pemberian
jus
Wilayah Kerja sekitar 51% belimbing (averrhoe
Puskesmas dari kematian carambola linn)
adalah 139,20 mmHg
Andalas akibat stroke dan untuk tekanan darah
Tahun 2018 45% dari sistole dan 81,20
mmHg untuk tekanan
(Vino Rika penyakit jantung
darah diastole. Hasil
Novia, coroner uji Paired T-test
Sujarwo, disebabkan oleh didapatkan p value
0,000 pada tekanan
Mustika Ulfa hipertensi.
darah sitolik dan p
Wulandari, Penanganan value 0,000 pada
2018) tekanan tekanan darah
darah tinggi dapat diastolik maka Ha
diterima.
dilakukan dengan
cara
farmakologis
(dengan obat)
atau terapi
nonfarmakologis
(tanpa obat).
Penanganan non-
farmakologis
yaitu
membiasakan
pola hidup sehat,
seperti tidak
merokok, tidak
minum minuman
keras, rajin
berolahraga dan
manajemen diet.
Diet yang
diberikan seperti
bauah-buahan,
dan sayur-
sayuran. Buah
belimbing
(Averrhoa
carambola L)
sangat
bermanfaat dalam
membantu
menurunkan
tekanan darah
karena kandungan
serat,
provitamin A,
vitamin C,
vitamin B1,
vitamin
B2, fosfor,
kalsium, zat besi,
kalium yang
bermanfaat
menurunkan
tekanan darah
Populasi/Patien
pada penelitian
ini adalah semua
penderita
hipertensi.
5. Pengaruh Masalah
klinik Pemberian jus - Hasil dari Februari- Juni Averrhoa
2016/ Desain carambola,
Pemberian Jus dari jurnal ini belimbing pada penelitian ini
penelitian ini
penderita menunjukan bahwa Lanjut usia,
Averrhoa adalah Hipertensi adalah Quasi Hipertensi, Jus
hipertensi tekanan darah lansia
Eksperiment belimbing
carambola di Indonesia sebanyak 200 ml 175mmHg dan rata- dengan
selama 7 hari. rata tekanan darah rancangan One
terhadap merupakan
diastolic 92mmHg. Group Pretest-
Penurunan masalah yang Setelah diberikan Posttest yaitu
Tekanan Darah serius. Angka pemberian jus dengan
belimbing terjadi melakukan
pada Lansia prevalensinya pengukuran
penurunan tekanan
Penderita cukup tinggi, darah lansia menjadi tekanan darah
rata-rata sistolik sebelum dan
Hipertensi sekitar 6-15%, sesudah
135mmHg dan rata-
(Putri Aulia bahkan pada usia rata tekanan darah pemberian jus
diastolik 79mmHg. belimbing
Arza, Andri 50 tahun keatas manis.
Pada uji statistic
Irawan, 2018) angka tersebut
menunjukkan
mencapai 20% bahwa p=0,000
dan prevalensinya (p˂0,05) artinya
bahwa Ha diterima
semakin hari
atau tekanan darah
semakin sistolik antara
meningkat. sebelum dan
sesudah pemberian
Dampak dari
jus belimbing
prevalensinya terdapat pengaruh
yang tinggi dan secara signifikan.
Tekanan darah
terus meningkat
diastolik pada uji
dari tahun ke statistik
tahun, hipertensi menunjukkan
juga merupakan bahwa p=0,001
(p˂0,05)
penyebab utama yang berarti bahwa
timbulnya Ha diterima atau
penyakit tekanan darah
sistolik antara
kardiovaskuler
sebelum dan
seperti serangan sesudah pemberian
jantung, gagal jus belimbing
terdapat pengaruh
jantung, dan
stroke. Hipertensi secara signifikan.
sering diabaikan
karena tidak
menunjukkan
gejala yang dapat
dilihat dari luar
sehingga disebut
the silent killer
(Jannah, dkk,
2013).
Populasi/Patien
pada penelitian
ini adalah semua
penderita
hipertensi.
6. Pengaruh Juice Masalah klinik Pemberian jus - Hasil dari Desain Hipertensi,
ini penelitian ini Lansia,
Belimbing dari jurnal ini belimbing penelitian
Belimbing
selama 3 hari adalah pada adalah Quasy Manis
Manis adalah Di Experiment
berturut-turut kelompok
dengan
(Averrhoa Indonesia belum dengan intervensi rerata rancangan
Carambola ada data nasional, frekuensi 2 kali tekanan sistole penelitian Non
Equivalent
Linn) akan tetapi dalam sehari sebelum
sebanyak 150 perlakuan 168 Control Group .
Terhadap berdasarkan
ml. mmHg dan sesudah
Tekanan Darah studi MONICA perlakuan 151
Pada Lansia (Multinational mmHg sehingga
mengalami
Dengan Monitoring of
penurunan sebesar
Hipertensi Di Trends and 17 mmHg.
Desa Lemah Determinant In Sedangkan pada
tekanan
Putih Kec. Cardiovaskuler
diastole rerata
Brati Kab. Disease) pada sebelum pemberian
Grobogan kasus hipertensi 92,13 mmHg dan
(Noor Cholifah, tahun 2000 di sesudah pemberian
86,53 mmHg ,
Suyatno, Dewi daerah Jakarta terjadi penurunan
Hartinah, 2018) sebanyak 20,9 %, 5,60 mmHg. Pada
dan FKUI kelompok kontrol
rerata tekanan
pada tahun 2000-
systole sebelum
2003 di daerah pemberian 165,27
Libido pedesaan mmHg dan
sesudah pemberian
kecamatan
163,67 mmHg
Cijeruk sebanyak sehingga hanya
16,9% Hipertensi mengalami
penurunan sebesar
atau tekanan
1,60 mmHg.
darah tinggi yaitu Sedangkan pada
tekanan darah tekanan diastole
rerata sebelum
sistolik lebih dari
perlakuan 93,20
140 mmHg dan mmHg dan sesudah
tekanan darah perlakuan 92,40
mmHg sehingga
diastolic lebih
hanya terjadi
dari 90 mmHg. penurunan 0,80
Dampak dari mmHg. Hasil
peningkatan penelitian ini
menggunakan uji
tekanan darah statistic t dependent
yang menunjukkan p
berlangsung value kelompok
intervensi pada
dalam jangka
tekanan darah
waktu lama sistole sebebsar
(persisten) dapat 0.03, dan diastole
sebesar
menimbulkan
0.014 (p < 0,05)
kerusakan pada maka Ho di tolak
ginjal (gagal yang berarti pada
kelompok
ginjal), jantung
intervensi terdapat
(penyakit jantung pengaruh
koroner) dan otak pemberian
jus belimbing
(menyebabkan
manis terhadap
stroke) bila tidak tekanan darah
dideteksi secara lansia dengan
hipertensi.
dini dan
Sedangkan p value
mendapat kelompok
pengobatan yang kontrol pada
memadai tekanan darah
sistole sebesar
sehingga 0.786, dan diastole
jumlahnya terus sebesar 0.953
meningkat (p>0,05)maka Ho
di terima
(Kemenkes RI,
yang berarti pada
2014). Penyakit kelompok kontrol
hipertensi tidak tidak ada pengaruh
pemberian jus
dapat
belimbing terhadap
disembuhkan tapi tekanan darah
hanya di kontrol lansia dengan
hipertensi.
salah satunya
dengan pemberian
obat farmakologis
(obat sintetik) dan
non farmakologis
salah satunya
buah belimbing
yang dapat
digunakan
sebagai obat
antihipertensi,
karena
mengandung
tinggi
kalium dan
senyawa
flavonoid.
Populasi/Patien
pada penelitian
ini adalah semua
penderita
hipertensi.
7. Pemberian jus Masalah klinik Pemberian jus - Hasil dari Oktober hipertensi,
belimbing
belimbing dari jurnal ini belimbing penelitian ini 2008/Desain
sebanyak 500 ml terdapat penurunan penelitian ini Demak,
Demak adalah Hipertensi potassium
yang dibuat dari rerata adalah
(Averrhoe merupakan 280 gram buah tekanan darah randomized
carambola l) penyakit belimbing jenis sistolik dan control trial
Demak, 300 ml diastolik pada (RCT)
berpengaruh mematikan yang
air, dan 13 gram kelompok
terhadap banyak diderita, gula, diberikan perlakuan dengan
penurunan namun jarang pada siang hari, jus belimbing
selama 7 hari secara signifikan
tekanan darah disadari karena
berturut-turut. sebesar 19,71 ±
sistolik dan tidak 7,39 mmHg dan
diastolik pada menampakkan 14,41 ± 8,08
penderita gejala – gejala mmHg.
Hasil uji
hipertensi yang nyata. independent t-test
(Heri Berdasarkan menunjukkan
Sulistiyono, Survei Kesehatan bahwa terdapat
M.Isnawati, Rumah perbedaan rerata
penurunan tekanan
2011) Tangga (SKRT)
darah sistolik dan
tahun 2004, distolik antara
diketahui bahwa kelompok
perlakuan dan
prevalensi
kelompok kontrol
hipertensi di secara signifikan
Pulau Jawa (p=0,000). Hasil uji
Fisher’s exact test
sebesar 41,9%,
menyatakan
dengan kisaran bahwa tidak ada
di masing-masing perbedaan
provinsi 36,6- frekuensi asupan
natrium,
47,7%. Dampak kalium, kalsium,
Hipertensi dan magnesium
merupakan secara signifikan
selama
penyebab utama
penelitian (p>0,05)
kematian di
seluruh dunia
yang berkaitan
dengan gaya
hidup masyarakat
modern seperti
stres, kurang
beraktivitas,
merokok,
makanan tinggi
kadar lemak,
asupan natrium
yang tinggi,
kurangnya asupan
kalium dan serat,
serta konsumsi
alkohol yang
berlebih.
Pengendalian
hipertensi harus
didasari dengan
mendorong
kemandirian
masyarakat untuk
hidup sehat
dengan banyak
mengonsumsi
buah dan sayuran
yang mengandung
unsur mineral
penting pencegah
terjadinya
hipertensi
diantaranya
kalium, kalsium,
dan magnesium.
Belimbing Demak
merupakan bahan
makanan yang
mengandung
sumber
mineral penting
pencegah
hipertensi yaitu
kalium, kalsium,
dan magnesium.
Populasi/Patien
pada penelitian
ini adalah semua
penderita
hipertensi.
8 Efektifitas Masalah klinik Pemberian jus Pemberian jus Hasil penelitian 23 November Jus belimbing,
didapatkan rata-rata 2019/Quasi jus mentimun,
pemberian jus dari jurnal ini belimbing manis belimbing manis
Eksperimental tekanan darah,
belimbing manis adalah menurut dilakukan lebih tekanan darah Design dengan hipertensi
kelompok jus rancangan
dan mentimun (Sherewood sebanyak 2x1 efektif
belimbing manis
penelitian
terhadap 2016), Hipertensi yaitu pada pukul dibandingkan Pretest-Postest
adalah 132,000 dan
tekanan darah merupakan 06.30 dan 12.00 dengan pemberian
rata-rata tekanan
penderita masalah selama 3 hari jus mentimun
darah kelompok jus
hipertensi kesehatan berturut-turut, berdasarkan mentimun adalah
(Adriani, Mila maasyarakat sedangkan pada hasil intervensi 133,000. Pada
Sari, 2019) nasional yang mentimun 100 yang dilakukan penelitian ini
serius tapi gram mentimun setelah pemberian terdapat perbedaan

umumnya tidak dan diukur TD jus belimbing rata-rata tekanan


darah
diketahui. pada 2 jam, 6 manis didapatkan
kelompok jus
Prevalensi global jam, dan 9 jam nilai standar
belimbing manis
hipertensi pada setelah deviasi 10,3280
dengan jus mentimun
orang dewasa usia perlakuan. sedangkan setelah
rata-rata perbedaan
18 tahun ke atas pemberian jus tekanan darah -2,919,
sekitar 22% pada mentimun di dengan nilai p=
tahun 2014, dapatkan nilai 0,000. Berdasarkan
prevalensi standar deviasi hasil diatas dapat
tertinggi terdapat 9,4868 disimpulkan bahwa

di Asia Afrika ada efektifitas jus

sebesar 30% dan belimbing manis dan


mentimun dapat
terendah 18%
menurunkan tekanan
berada di
darah
Amerika.
Dampak jika
tidak ditangani
akan terus terjadi
peningkatan
jumlah penderita
hipertensi dan
menyebabkan
kematian. Salah
satu pengobatan
hipertensi dengan
terapi
komplementer jus
belimbing manis
dan mentimun.
Buah belimbing
dan mentimun
mempunyai
manfaat yang
sama, yaitu untuk
menurunkan
tekanan darah,
sebagai anti
oksidan,
meningkatkan
daya tahan tubuh,
memperlancar
pencernaan,
menurunkan
kolestrol dan GD.
Populasi pada
penelitian ini
adalah semua
penderita
hipertensi.
9 The effect of Masalah klinik Pemberian jus - Hasil dari 20-27 Desember Hypertension;
belimbing penelitian ini 2019/Quasy Elderly; Star
starfruit juice to dari jurnal ini fruit juice
selama 7 hari menunjukkan experiment
reduce the blood adalah Hipertensi bahwa ada method with a
pengaruh pre-test-post-test
pressure in diklasifikasikan
pemberian jus research design
elderly patients sebagai penyakit belimbing untuk with a control
menurunkan group
(Endhar yang sering
tekanan darah pada
Arifathul disebut dengan orang lanjut usia
dengan hipertensi.
Farida, Ilham silent pembunuh
Efek ini diuji
Setyo Budi, karena dapat dengan
menggunakan t
Jamaludin menyebabkan
berpasangan
Jamaludin penderitanya tes, yaitu
menggunakan tes
2020) mati, hipertensi.
berpasangan
tidak langsung sample t-test
diperoleh nilai p =
membunuh
0,000, jadi
penderita, tetapi dapat diketahui
bahwa nilai p <0,05
hipertensi
maka dapat
memicu dikatakan
menyimpulkan
munculnya
bahwa ada
penyakit yang pengaruh memberi
jus belimbing
mematikan.
wuluh untuk
Prevalensi menurunkan
tekanan darah
hipertensi lansia
dalam
di Indonesia lansia dengan
hipertensi.
45,9% selama 55-
64 tahun, 57,6%
selama 65-74
tahun dan 63,8%
selama> 75 tahun.
Pengobatan
Hipertensi dengan
pendekatan
Farmakologis
pendekatannya
adalah dengan
menggunakan
obat
antihipertensi,
sedangkan
pendekatan non
farmakologis
termasuk
membatasi asupan
garam, berhenti
merokok, dan
dengan
menggunakan
buah dan sayur
terapi jus
belimbing wuluh
untuk penderita
hipertensi, karena
seratnya, kalium,
kandungan fosfor
dan vitamin C.
Poulasi pada
penelitian ini
adalah semua
penderita tekanan
darah pada lansia

Anda mungkin juga menyukai