Anda di halaman 1dari 53

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

1. Kadek Tania Pradnya Sasmitha (01073200107)

2. Mutiara Marsha Ramadanti (01073200104)

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian yang kami buat dengan judul
“HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP
PERILAKU SADARI PASIEN WANITA BERUSIA 18-45 TAHUN
PUSKESMAS CISAUK PERIODE JUNI-JULI” adalah:

1. Karya tulis kami sendiri sebagai persyaratan kelulusan kepaniteraan klinik


Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) program studi profesi dokter dengan
menggunakan tinjauan, buku-buku dan jurnal acuan yang tertera di dalam
referensi pada karya tugas akhir saya.
2. Bukan merupakan duplikasi karya tulis yang sudah dipublikasikan atau
yang pernah dipakai untuk mendapatkan gelar sarjana di universitas lain,
kecuali pada sumber informasi yang dicantumkan dengan cara penulisan
referensi yang semestinya.
3. Bukan merupakan karya terjemahan dari kumpulan buku atau jurnal acuan
yang tertera di dalam referensi pada karya tugas akhir kami.

Jika terbukti kami tidak memenuhi apa yang telah dinyatakan di atas, maka karya
tugas akhir ini dibatalkan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya
dan dengan sebenar-benarnya.

Tangerang, 30 Juli 2021

Yang membuat pernyataan

(Kadek Tania P.S) (Mutiara Marsha)

2
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING PENELITIAN HUBUNGAN


TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU
SADARI PASIEN WANITA BERUSIA 18-45 TAHUN PUSKESMAS
CISAUK PERIODE JUNI-JULI

Disusun oleh :

Kadek Tania Pradnya Sasmitha (01073200107)

Mutiara Marsha Ramadanti (01073200104)

Telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan kelulusan


kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) program studi profesi
dokter tahun 2021.

Disetujui oleh:

Pembimbing

Dr.dr. Shierly Ivonne Moningkey, M.kes

(dr. Lidia Arita) (dr.Isna Hulliyyah)

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatNya penulis
dapat menyelesaikan penelitiannya berjudul “HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU SADARI PASIEN
WANITA BERUSIA 18-45 TAHUN PUSKESMAS CISAUK PERIODE
JUNI-JULI” sebagai syarat kelulusan program Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Keluarga Universitas Pelita Harapan
periode April – Juni 2021. Penulis juga memanjatkan rasa terima kasih kepada
semua pihak yang telah berpartisipasi dalam menyelesaikan penelitian ini atas
segala bimbingan, arahan, saran,serta dukungan, antara lain :

1. Dr. dr. Shirley Ivonne Moningkey, M.Kes dan dr. Glory Clementine, MPH
sebagai dosen pembimbing kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat, yang memberikan bimbingan dan saran yang berguna bagi para
penulis dalam menyusun laporan penelitian.
2. dr. Lidia Arita, selaku Kepala Puskesmas serta pembimbing di Puskesmas
Cisauk, yang telah memberikan arahan dalam penyusunan laporan
penelitian ini.
3. dr. Isna Hulliyyah, selaku dokter pembimbing Kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Cisauk yang telah membimbing para
penulis dalam menyusun penelitian ini dengan sangat baik.
4. Dr. Rince, Ibu Ade, Ibu Titin dan Kak Fadli, dan seluruh staf di Puskesmas
Cisauk yang telah memberikan kontribusi selama penulisan menjalani
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
5. Kak Terry dan Kak Claudia sebagai teman yang selalu saling membantu dan
memberikan semangat kepada para penulis dalam menjalani hari-hari di
Puskesmas Cisauk.
6. Semua pihak yang telah terlibat dan mendukung sehingga para penulis dapat
menyelesaikan penelitian dengan baik dan tepat waktu. Meskipun laporan
penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan akan tetapi para penulis
menerima saran dan kritik dengan antusias untuk meningkatkan kualitas
para penulis dalam melakukan penelitian selanjutnya.

Tangerang, 30 Juli 2021

4
ABSTRAK
Latar Belakang Kanker payudara merupakan tumor ganas yang tumbuh pada
jaringan payudara yang sering menyebabkan kematian pada perempuan di seluruh
dunia termasuk Indonesia. Pada tahun 2020, terdapat 2,3 juta wanita terdiagnosis
dengan kanker payudara dan 685,000 kematian secara global. Adanya peningkatan
angka kematian terutama disebabkan oleh keterlambatan diagnosis penyakit akibat
dari kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang kanker payudara, terutama pada
wanita di negara berkembang. Dengan melakukan deteksi dini kanker payudara
akan meningkatkan efektivitas pengobatan, dan memungkinkan menghasilkan
prognosis yang lebih baik serta mengurangi angka morbiditas dan mortalitas.
Metode SADARI adalah metode yang paling murah dan paling mudah yang dapat
dilakukan mendeteksi dini adanya kelainan pada payudara. Survei oleh Yayasan
Kesehatan Payudara Jakarta pada tahun 2005 sebanyak 80% perempuan tidak
mengetahui pentingnya melakukan pemeriksaan payudara sendiri sehingga 76%
kasus kanker payudara ditemukan pada stadium lanjut.
Tujuan Penelitian tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan dan sikap pelaksanaan SADARI pada pasien wanita usia 18-45 tahun
yang berkunjung ke puskesmas Cisauk bulan Juni-Juli 2021.
Metode penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional dengan analisis
bivariat untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terhadap
perilaku SADARI pada pasien wanita 18-25 tahun di Puskesmas Cisauk periode
Juni-Juli. Teknik sampel yang digunakan peneliti adalah teknik Purposive
Sampling dengan jumlah sampel 83 responden. Data yang diperoleh akan dianalisis
dengan menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian hasil uji analisis Chi Square menunjukan adanya hubungan
signifikan antara pengetahuan dengan perilaku SADARI pada pasien wanita usia
18-45 tahun p value 0,000 (<0.05) OR 30,400 namun mengenai hubungan sikap
wanita terhadap SADARI dengan perilaku SADARI menunjukan adanya hubungan
yang signifikan antara sikap terhadap perilaku SADARI p value 0,008 (P< 0,05)
OR 3,889
Kesimpulan : Ada korelasi antara pengetahuan dan perilaku SADARI pada pasien
wanita umur 18-45 tahun di Puskesmas Cisauk namun terdapat korelasi yang
signifikan antara sikap dan perilaku SADARI.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, SADARI, Wanita

5
ABSTRACT
Background: Breast cancer is a malignant tumor that grows in breast tissue that
often causes death in women throughout the world, including Indonesia. In 2020,
there will be 2.3 million women diagnosed with breast cancer and 685,000 deaths
globally. The increase in mortality is mainly due to delays in disease diagnosis
due to lack of knowledge and awareness about breast cancer, especially in women
in developing countries. Early detection of breast cancer will increase the
effectiveness of treatment, and allow for a better prognosis and reduce morbidity
and mortality. The BSE method is the cheapest and easiest method that can be
used to detect breast abnormalities early. A survey by the Jakarta Breast Health
Foundation in 2005 as many as 80% of women do not know the importance of
doing breast self-examination so that 76% of breast cancer cases are found at an
advanced stage.
Objective : this study was to determine the relationship between the level of
knowledge and the attitude of implementing BSE in female patients aged 18-45
years who visited the Cisauk Public Health Center in June-July 2021.
Methods : This study was conducted using cross sectional research design with
bivariate analysis to determine the relationship between the level of knowledge
and attitudes towards BSE behavior in female patients 18-25 years old at the
Cisauk Public Health Center in the period of June-July. The sampling technique
used by the researcher is the purposive sampling technique with a total sample of
83 respondents. The data obtained will be analyzed using the chi square test.
Results : Chi Square analysis test showed that there was a significant relationship
between knowledge and BSE behavior in female patients aged 18-45 years p value
0,000 (< 0.05) OR 30,400. Regarding the relationship between women's attitudes
towards BSE and BSE behavior, it showed a significant relationship between
attitudes towards BSE behavior p value 0.008 (P< 0.05) OR 3.889.
Conclusions: There is a correlation between BSE knowledge and behavior in
female patients aged 18-45 years at the Cisauk Health Center and there is a
significant correlation between BSE attitudes and behavior.
Keywords: Knowledge, Attitude, BSE, Women

6
DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................... 2


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... 3
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 4
ABSTRAK ............................................................................................................... 5
ABSTRACT............................................................................................................. 6
DAFTAR ISI............................................................................................................ 7
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 10
DAFTAR TABEL.................................................................................................. 11
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... 12
BAB 1 .................................................................................................................... 13
PENDAHULUAN ................................................................................................. 13
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 13
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 15
1.3 Pertanyaan Penelitian ................................................................................... 15
1.4 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 15
1.4.1 Tujuan Umum ........................................................................................ 15
1.4.2 Tujuan Khusus ....................................................................................... 16
1.5 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 16
1.5.1 Manfaat Akademik ................................................................................ 16
1.6 Manfaat Praktis ......................................................................................... 16

BAB II.................................................................................................................... 17
TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 17
2.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) .................................................. 17
2.1.1 Pengertian .............................................................................................. 17
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi ................................................................... 18
2.1.3 Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) ................................... 18
2.2 Kanker Payudara .......................................................................................... 20
2.2.1 Definisi .................................................................................................. 20
2.5.2 Faktor Risiko ......................................................................................... 21
2.5.3 Manifestasi Klinis .................................................................................. 21
2.5.4 Pencegahan dan Skrining ...................................................................... 22
2.1 Pengetahuan ................................................................................................. 23
2.1.1 Definisi Pengetahuan ............................................................................. 23
2.1.2 Tingkat Pengetahuan ................................................................................. 23
2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ................................................. 24
2.1.4 Kriteria Pengetahuan ................................................................................. 26
2.2 Sikap ............................................................................................................. 26
2.2.1 Definisi Sikap ........................................................................................ 26
2.2.2 Tahapan Sikap ....................................................................................... 27
2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap............................................. 27

7
2.3 Perilaku ........................................................................................................ 28
2.3.1 Definisi Perilaku .................................................................................... 28
2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku .................................................... 29
2.3.3 Bentuk Perilaku ..................................................................................... 31

BAB III .................................................................................................................. 32


KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP........................................... 32
3.1 Kerangka Teori............................................................................................. 32
3.2 Kerangka Konsep ......................................................................................... 32
3.3 Hipotesis ....................................................................................................... 33
3.4 Variabel ........................................................................................................ 33
3.4.1 Variabel bebas (independen) ................................................................. 33
3.4.2 Variabel terikat (dependen) ................................................................... 33
3.5 Definisi Operasional..................................................................................... 33

BAB IV .................................................................................................................. 36
METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 36
4.1 Desain Penelitian .......................................................................................... 36
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 36
4.3 Bahan dan Cara Penelitian ........................................................................... 36
4.4 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................... 36
4.5 Cara Pengambilan Sampel ........................................................................... 36
4.6 Cara Perhitungan Jumlah Sampel ................................................................ 37
4.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ........................................................................ 37
4.7.1 Kriteria Inklusi....................................................................................... 37
4.7.2 Kriteria Eksklusi .................................................................................... 38
4.8 Alur Penelitian ............................................................................................. 38
4.9 Pengolahan Data dan Analisis Data ............................................................. 39
4.9.1 Analisis Univariat .................................................................................. 39
4.9.2 Analisis Bivariat .................................................................................... 39
4.10 Uji Statistik................................................................................................. 39
4.11 Jadwal Penelitian ........................................................................................ 39

BAB V ................................................................................................................... 41
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 41
5.1 Hasil ............................................................................................................. 41
5.1.1 Analisis Univariat .................................................................................. 41
5.2 Analisis Bivariat ........................................................................................... 42
5.2.1 Hubungan Pengetahuan terhadap perilaku SADARI pada pasien wanita usia
18-45 tahun di Puskesmas Cisauk. ..................................................................... 42
5.2.1 Hubungan Pengetahuan terhadap sikap SADARI pada pasien wanita usia
18-45 tahun di Puskesmas Cisauk. ................................................................. 44

BAB VI .................................................................................................................. 46

8
KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 46
6.1 Kesimpulan .................................................................................................. 46
6.2 Saran ............................................................................................................. 46
6.2.1 Bagi Puskesmas Cisauk ......................................................................... 46
6.2.2 Bagi Penelitian Selanjutnya ................................................................... 47

BAB VII ................................................................................................................. 48


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 48
BAB VIII ............................................................................................................... 51
LAMPIRAN........................................................................................................... 51

9
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 a. Mengamati payudara di cermin posisi bahu lurus dan lengan di
pinggang, b. Mengamati payudara di cermin posisi mengangkat kedua lengan
............................................................................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 1.2 a. Meraba payudara posisi berbaring, b. Pemeriksaan dengan


melingkar dan atas ke bawah dari tepi ke tepi ....... Error! Bookmark not defined.

Gambar 1.3 Menekan puting ................................. Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.8 Skema Alur Penelitian ....................... Error! Bookmark not defined.

10
DAFTAR TABEL

Tabel 3.5.1 Definisi Operasional ........................... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.11.1 Jadwal Penelitian .............................. Error! Bookmark not defined.

Tabel 5.1 Karakteristik Responden ........................ Error! Bookmark not defined.

Tabel 5.1 Hubungan Pengetahuan terhadap perilaku SADARI pada pasien wanita
usia 18-45 tahun di Puskesmas Cisauk .................. Error! Bookmark not defined.

Tabel 5.2 Hubungan Sikap terhadap perilaku SADARI pada pasien wanita usia
18-45 tahun di Puskesmas Cisauk ......................... Error! Bookmark not defined.

11
DAFTAR LAMPIRAN

8.1 Inform Consent ............................................................................................................ 52

8.2 Kuesioner ..................................................................................................................... 53

12
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang terdapat pada jaringan


payudara yang paling banyak menyebabkan kematian pada wanita di seluruh dunia
termasuk Indonesia, hal ini dapat ditinjau dari data sekitar 9-8% wanita berpotensi
akan mengalami kanker payudara.1 Globocan tahun 2018 penderita kanker
payudara sebesar 30,9%.1 Pada tahun 2015 menurut American Cancer Society
(ACS), diperkirakan 231.840 kasus baru kanker payudara yang terdiagnosa pada
wanita dan sekitar 40.290 wanita diperkirakan meninggal akibat kanker payudara.2
Pada tahun 2020, terdapat 2,3 juta wanita terdiagnosis dengan kanker payudara dan
685,000 kematian secara global.1 Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013 dan
tahun 2018 menunjukkan adanya peningkatan prevalensi kanker di Indonesia dari
1,4% menjadi 1,49%. Peningkatan angka kematian ini terutama disebabkan oleh
keterlambatan diagnosis penyakit yang merupakan konsekuensi dari kurangnya
pengetahuan dan kesadaran tentang kanker payudara, terutama pada wanita di
negara berkembang. Deteksi dini kanker payudara meningkatkan efektivitas
pengobatan, yang menghasilkan prognosis yang lebih baik, mengurangi angka
morbiditas dan mortalitas.3

Seiring berkembangnya teknologi dalam bidang kedokteran, mendeteksi


adanya kelainan pada payudara dapat dilakukan dengan pemeriksaan
thermography, mammography, ductography, biopsi, dan USG. Namun terdapat
metode yang paling murah dan paling mudah yang dapat dilakukan mendeteksi dini
adanya kelainan pada payudara yang dikenal dengan pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) dan akan lebih efektif jika pemeriksaan ini dilakukan sedini mungkin
ketika wanita mencapai usia reproduksi.4 Semakin dini kita mengetahui adanya
kelainan yang terjadi pada payudara makan semakin awal deteksi kanker payudara
dapat dilakukan dengan demikian proses pengobatan pada stadium awal dapat

13
segera dilakukan dan kemungkinan sembuh dan bertahan hidup akan semakin
besar.5

Namun menurut survei yang dilakukan oleh Yayasan Kesehatan Payudara


Jakarta pada tahun 2005 sebanyak 80% perempuan tidak mengetahui pentingnya
melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Terdapat 76% kasus kanker payudara
ditemukan pada stadium lanjut, hal ini dikarenakan rendahnya kesadaran serta
pengetahuan perempuan terhadap pemeriksaan payudara sendiri.6

Menilai pengetahuan, sikap, dan perilaku wanita terkait pemeriksaan


payudara sendiri akan sangat membantu dalam memberikan informasi,
mengidentifikasi atribut yang dapat mempengaruhi perilaku wanita dalam
melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Asesmen ini juga penting dalam
mengembangkan strategi pencegahan serta promosi kesehatan pada wanita dalam
melakukan SADARI. 6

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Loisa Eunike Sakan pada
bulan Agustus 2019 di kupang terhadap 80 wanita usia subur desa Desa Soba
Kecamatan Amarasi barat Kabupaten Kupang menunjukan bahwa pengetahuan
wanita usia subur pada desa tersebut mencapai 50% baik, dan sikap mendominasi
positif terhadap SADARI (68%), dan perilaku mendominasi cukup baik yaitu
(81%) dan hasil dari uji analisis Spearman Rho terdapat hubungan antara
pengetahuan, sikap, serta perilaku dimana p value sebesar 0,000 (P< 0,05) dan nilai
r = 0,695.7

Pada penelitian yang dilakukan oleh Friska Wulandari dan Suci Musvita di
Jogjakarta pada tahun 2017 dengan subjek 170 mahasiswi menunjukan bahwa
mayoritas responden memiliki pengetahuan tentang sadari yang kurang (53%), dan
sikap terhadap SADARI mendominasi negatif(57%)), dan perilaku menunjukan
bahwa mayoritas responden tidak melakukan sadari (62%). Dari hasil analisis Chi-
Square menunjukan dalam penelitian ini terdapat hubungan antara pengetahuan
serta perilaku SADARI pada mahasiswi dengan nilai nilai p < 0,05 (0,000 < 0,05).
Dengan nilai r =35,133. Dalam penelitian ini juga membuktikan adanya hubungan

14
antara sikap serta perilaku SADARI pada mahasiswi dengan nilai p < 0,05 (0,000
< 0,05) dan nilai r = 27,222.8

Berdasarkan hasil penelitian diatas menggambarkan tingginya kasus kanker


payudara namun masih kurangnya pengetahuan wanita terhadap pentingnya
melakukan pemeriksaan payudara sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara.
Penelitian diatas juga menggambarkan terdapat hubungan antara pengetahuan serta
sikap terhadap perilaku SADARI pada wanita namun belum terdapat penelitian
yang dilakukan di sekitar puskesma oleh karena itu peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku
SADARI pasien wanita usia 18-45 tahun Puskesmas Cisauk periode Juni-Juli 2021.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum pernah dilakukan


penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan dan sikap terhadap perilaku
pelaksanaan SADARI pada pasien wanita usia 20-45 tahun yang berkunjung ke
puskesmas cisauk bulan Juni-Juli 2021.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan terhadap perilaku SADARI pada


pasien wanita usia 18-45 tahun yang berkunjung ke puskesmas cisauk bulan Juni-
Juli 2021?

2. Bagaimana hubungan sikap pelaksanaan terhadap SADARI pada pasien wanita


usia 18-45 tahun yang berkunjung ke puskesmas cisauk bulan Juni-Juli 2021?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat


pengetahuan dan sikap pelaksanaan SADARI pada pasien wanita usia 18-45 tahun
yang berkunjung ke puskesmas Cisauk bulan Juni-Juli 2021.

15
1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui pengetahuan wanita usia 18-45 tahun yang berkunjung ke


puskesmas Cisauk bulan Juni-Juli 2021 tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI).

2. Mengetahui sikap pelaksanaan wanita usia 18-45 tahun yang berkunjung


ke puskesmas Cisauk bulan Juni-Juli 2021 tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI).

3. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dan sikap pelaksanaan


SADARI pada pasien wanita usia 18-45 tahun yang berkunjung ke puskesmas
Cisauk bulan Juni-Juli 2021.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan atau referensi


untuk penelitian selanjutnya mengenai tingkat pengetahuan dan sikap pelaksanaan
SADARI pada pasien wanita usia 18-45 tahun yang berkunjung ke puskesmas
Cisauk bulan Juni-Juli 2021.

1.6 Manfaat Praktis

Menambah informasi dan meningkatkan pengetahuan dan sikap dalam


pelaksanaan SADARI pada pasien wanita usia 18-45 tahun yang berkunjung ke
puskesmas Cisauk.

16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

2.1.1 Pengertian

Dalam melakukan deteksi dini terhadap perubahan yang terjadi pada


payudara, terdapat pemeriksaan paling sederhana yang dapat dilakukan, yaitu
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). SADARI merupakan salah satu metode
deteksi dini untuk menemukan kanker payudara stadium awal yang akan lebih
efektif jika dilakukan sedini mungkin. SADARI dilakukan setiap kali selesai
menstruasi yaitu hari ke-7 sampai ke-10 terhitung hari pertama haid, karena pada
saat ini pengaruh hormonal estrogen dan progesteron sangat rendah dan jaringan
kelenjar payudara saat itu tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya
tumor ataupun kelainan pada payudara atau pada tanggal yang sama setiap bulan
pada wanita yang telah menopause. Pencegahan kanker payudara difokuskan pada
deteksi tumor stadium awal yang biasanya berukuran kecil. SADARI adalah
pengembangan kepedulian seorang perempuan terhadap kondisi payudaranya
sendiri. Tindakan ini dilengkapi dengan langkah-langkah khusus untuk mendeteksi
secara awal penyakit kanker payudara untuk mengetahui perubahan-perubahan
yang terjadi pada payudara.3,9

Pemeriksaan dapat dilakukan setiap bulan mulai sejak umur 20 tahun atau
seorang wanita sudah masuk pada masa pubertas. Penemuan dini dimulai dengan
peningkatan kesadaran masyarakat tentang perubahan bentuk atau adanya kelainan
di payudara mereka sendiri, dengan cara memasyarakatkan program SADARI bagi
semua perempuan dimulai sejak usia subur, tindakan ini sangat penting karena
hampir 85% kelainan di payudara justru pertama kali dikenali oleh penderita bila
tidak dilakukan skrining massal.3

Pemeriksaan ini sangat sederhana dan mudah dapat dilakukan oleh semua wanita
tidak perlu mengeluarkan biaya banyak, waktu yang lama, dan tenaga besar.
Pemeriksaan ini dapat dilakukan saat mandi atau pada saat sedang berbaring.

17
SADARI sebaiknya mulai dilakukan saat seorang wanita telah mengalami
menstruasi.3 Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) bertujuan untuk mendeteksi
kanker payudara secara dini serta mengingatkan bahwa hal ini merupakan tanggung
jawab dari perempuan sendiri. Penting diketahui bagaimana payudara yang normal
sehingga dapat mengetahui adanya ketidaknormalan pada payudara bagi seluruh
perempuan. Sedangkan bagi pihak medis, menemukan kanker secara dini
membutuhkan upaya terpadu dan berkesinambungan dengan skrining dan deteksi
dini kanker payudara. Upaya SADARI ini sangat penting sebab apabila kanker
dapat dideteksi pada stadium dini dan diobati dengan tepat maka tingkat
kesembuhannya cukup tinggi.10,11

2.1.2 Faktor yang mempengaruhi

Faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri


(SADARI) dibagi menjadi tiga, yaitu faktor internal, faktor informasi dan faktor
eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang.
Faktor internal yang dimaksud antara lain pengetahuan, sikap, dan faktor keturunan
kanker payudara. Faktor informasi adalah akses untuk mendapatkan informasi
mengenai SADARI. Faktor eksternal adalah dukungan penyedia layanan kesehatan,
dalam mengimbau dan menyarankan pasien untuk melakukan pemeriksaan
payudara sendiri sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.9

2.1.3 Cara Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Langkah pemeriksaan payudara sendiri, yaitu:

● Lihat payudara pada cermin. Berdirilah di depan cermin, kemudian


gantungkan kedua lengan secara lemas di sisi tubuh, perhatikan adakah
kelainan pada payudara, seperti : ketidaktarikan kulit, puting susu masuk
ke dalam, benjolan, borok pada payudara, perubahan warna kulit, pori-pori
yang melebar seperti kulit jeruk, ketidaksamaan bentuk, besar payudara
kanan dan kiri. Kemudian angkat kedua lengan di samping kepala, apakah

18
ada kelainan atau ketidaksamaan gerakan payudara kanan- kiri pada saat
lengan diangkat.12

a b

Gambar 1.1 a. Mengamati payudara di cermin posisi bahu lurus dan lengan di
pinggang, b. Mengamati payudara di cermin posisi mengangkat kedua lengan

● Meraba payudara sambil berbaring. Pemeriksaan perabaan dilakukan


dengan ujung 4 jari tangan kecuali ibu jari. Perabaan dilakukan dengan
tangan kiri untuk payudara kanan dan tangan kanan untuk payudara kiri.
Pemeriksaan payudara sebelah kanan, gunakan bantal untuk mengganjal
punggung kiri, demikian juga saat memeriksa payudara kiri. Setelah itu,
lakukan perabaan dengan melingkar, mengelilingi puting susu kemudian
pindah ke daerah di atasnya sampai ke tepi. Perhatikan perbedaan
kepadatan antara payudara kanan dengan payudara kiri, pastikan apakah
ada dan dimana teraba benjolan, dan terasa nyeri pada bagian yang
diraba.12

a b

19
Gambar 1.2 a. Meraba payudara posisi berbaring, b. Pemeriksaan dengan
melingkar dan atas ke bawah dari tepi ke tepi

● Memijat puting susu dengan jari. Lalu dilihat apakah ada cairan abnormal
yang keluar dari puting susu, seperti cairan jernih, nanah, darah atau yang
lainnya.12

Gambar 1.3 Menekan puting

2.2 Kanker Payudara

2.2.1 Definisi

Kanker payudara (KPD) merupakan keganasan pada jaringan payudara


yang dapat berasal dari epitel duktus maupun lobulusnya yang ditandai dengan
pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di kelenjar penghasil susu di
payudara atau di saluran (saluran) yang mengantarkan susu ke puting. Kanker
payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak di Indonesia. Kanker
payudara selalu berkembang secara diam-diam. Sebagian besar pasien menemukan
adanya ketidaknormalan pada payudaranya selama skrining rutin.

Dapat ditemukan adanya benjolan payudara yang secara tidak sengaja,


perubahan bentuk atau ukuran payudara, atau keluarnya cairan dari puting. Kanker
payudara merupakan masalah kesehatan masyarakat. Ini menyerang wanita di
tahun-tahun paling produktif kehidupan mereka tetapi kanker payudara dapat
disembuhkan dengan sumber daya yang terbatas jika terdeteksi dini, tetapi
mengobati penyakit stadium lanjut akan membutuhkan biaya lebih besar dan
hasilnya seringkali buruk.11,14

20
2.5.2 Faktor Risiko

Faktor risiko kanker payudara dibagi dalam kelompok faktor risiko yang
dapat dan tidak dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah, yaitu jenis
kelamin wanita, usia >50 tahun, riwayat keluarga dan genetik (Pembawa mutasi
gen BRCA1, BRCA2, ATM atau TP53 (p53)), riwayat penyakit payudara
sebelumnya (DCIS pada payudara yang sama, LCIS, densitas tinggi pada
mamografi), menstruasi di usia dini (<12 tahun), riwayat reproduksi (tidak memiliki
anak dan tidak menyusui), dan menopause yang terlambat. Sedangkan faktor risiko
yang dapat diubah, yaitu obesitas pasca menopause, penggunaan terapi sulih
hormon, konsumsi alkohol, dan aktivitas fisik yang rendah.11

2.5.3 Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis yang timbul bergantung pada lokasi dan jenis tumor, antara lain
seperti:

● Benjolan di payudara yang tidak nyeri (sebanyak 66%), nyeri lokal di


salah
satu payudara
● Retraksi kulit atau puting
● Keluarnya cairan dari puting, radang, atau ulserasi
● Benjolan ketiak serta edema
● Benjolan superfisial biasanya dapat terpalpasi. Namun jika lokasi cukup
dalam dapat tidak teraba
● Retraksi kulit akibat infiltrasi kanker pada otot pektoralis akan bertambah
jelas saat otot dikontraksikan
● Limfangitis karsinoma tampak sebagai inflamasi infeksius (nyeri,
bengkak,
merah, demam, malaise)
● Limfangitis karsinoma menyebabkan obstruksi limfe kulit dan jaringan
subkutan mengalami retraksi, menyebabkan gambaran peau d'orange atau
seperti kulit jeruk.11

21
2.5.4 Pencegahan dan Skrining

Pencegahan adalah usaha untuk tidak berkembangnya kanker payudara


sedini mungkin yang diperlukan beberapa pencegahan, yaitu pencegahan primer,
pencegahan sekunder, dan pencegahan tersier. Pencegahan primer adalah usaha
agar tidak terkena kanker payudara. Pencegahan primer berupa mengurangi atau
meniadakan faktor-faktor risiko. Pencegahan sekunder adalah melakukan skrining
kanker payudara yang merupakan pemeriksaan untuk menemukan abnormalitas
yang mengarah pada kanker payudara pada seseorang atau kelompok yang tidak
mempunyai keluhan. Pencegahan tersier adalah melakukan pengobatan yang tepat
sehingga mencegah komplikasi penyakit.11

Tujuan dari skrining adalah untuk menurunkan angka morbiditas akibat


kanker payudara dan angka kematian. Skrining untuk kanker payudara adalah
mendapatkan orang atau kelompok orang yang terdeteksi mempunyai
kelainan/abnormalitas yang mungkin kanker payudara dan selanjutnya
memerlukan diagnosa konfirmasi. Skrining ditujukan untuk mendapatkan kanker
payudara dini sehingga hasil pengobatan menjadi efektif yang dapat menurunkan
kemungkinan kekambuhan, menurunkan mortalitas dan memperbaiki kualitas
hidup.11

Rekomendasi skrining American Cancer Society untuk wanita dengan


rata-rata risiko kanker payudara walaupun tidak dijumpai keluhan apapun, antara
lain seperti:

1. Wanita > 20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan.


2. Wanita > 35 tahun-40 tahun melakukan mammografi.
3. Wanita > 40 tahun melakukan check up pada dokter ahli.
4. Wanita > 50 tahun check up rutin atau mammografi setiap tahun.
5. Wanita yang mempunyai faktor risiko tinggi (misalnya keluarga ada yang
menderita kanker) memeriksakan diri ke dokter lebih rutin dan lebih
sering.13

22
2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang dapat secara langsung atau tidak
langsung yang awalnya tidak tahu menjadi tahu setelah melakukan penemuan
terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga segala sesuatu apa yang diketahui
berdasarkan pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia yang akan semakin
bertambah seiring dengan pengalaman yang dialami. Penemuan tersebut terjadi
melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, rasa dan indera peraba.
Tinggi dan rendahnya pengetahuan akan berdampak terhadap proses perubahan
perilaku yang berhubungan dengan permasalahan yang dihadapinya. Seseorang
yang memiliki pengetahuan yang tinggi dalam suatu hal, akan mudah menerima
perilaku yang lebih baik, sebaliknya seseorang yang mempunyai pengetahuan yang
rendah akan sulit menerima perilaku baru dengan baik. Sehingga, pengetahuan
merupakan segala sesuatu yang didapatkan melalui proses bertanya, menjawab
pertanyaan, mencari kebenaran seiring dengan pengalaman yang dialami oleh
setiap manusia.14

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan memiliki 6 tingkatan menurut Notoatmodjo, yaitu:

1. Tahu
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali suatu hal yang telah diterima
sebelumnya. Dalam tingkat ini juga disebut mengingat kembali (Recall)
terhadap seluruh hal yang dipelajari atau telah diterima dan suatu hal yang
spesifik. Tahu merupakan tingkatan paling rendah. Tahu adalah kata kerja
untuk menilai pengetahuan seseorang mengenai yang mereka pelajari
seperti kemampuan komunikasi, mengidentifikasi, mendefinisikan dan
sebagainya.14,15
2. Memahami
Memahami memiliki arti sebagai kemampuan untuk menguraikan secara

23
benar tentang objek yang diketahui serta dapat menginterpretasikan,
menyimpulkan suatu objek yang telah diketahui secara benar.14,15
3. Aplikasi
Aplikasi ditafsirkan sebagai kemampuan untuk menerapkan materi yang
telah dipelajari sesuai dengan situasi sebenarnya.14,15
4. Analisis
Analisis merupakan kemampuan untuk mendefinisikan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur
organisasi dan masih berhubungan satu sama lain.14,15
5. Sintesis
Sintesis didefinisikan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu objek menjadi keseluruhan
yang baru. Dengan kata lain, suatu kemampuan untuk menyusun rumus baru
dari rumus yang ada adalah suatu sintesis.14,15
6. Evaluasi
Evaluasi memiliki arti kemampuan untuk melakukan justifikasi terhadap
suatu materi atau objek. Penilaian tersebut digunakan berdasarkan suatu
kriteria yang ditentukan sendiri ataupun kriteria yang telah ada.14,15

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


Faktor yang mempengaruhi pengetahuan dibagi menjadi faktor internal
dan eksternal.
1. Faktor Internal

a. Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu bimbingan yang diberikan seseorang terhadap


perkembangan tingkah laku dan sikap seseorang dengan tujuan mencerdaskan
individu tersebut. Dalam hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup diperoleh melalui pendidikan.16

b. Pengalaman

24
Pengalaman diartikan sebagai pengetahuan atau keterampilan yang didapatkan
melalui rentang waktu pengalaman praktis mengenai sesuatu. Pengalaman lebih
menekankan penerapan pengetahuan selama rentang waktu yang lama untuk
menguatkan pemahaman akan suatu hal. Pengalaman tidak didapatkan melalui
pengajaran melainkan datang dengan waktu, eksposur, dan latihan. Sehingga,
berawal dari pengalaman dapat dijadikan sebagai cara untuk memperoleh
pengetahuan.16

c. Pekerjaan

Bekerja untuk menunjang kehidupan diri sendiri dan kehidupan keluarga. Setiap
orang memiliki pekerjaan beragam dan pengetahuan yang dimiliki juga
beragam.16

d. Umur

Umur adalah waktu individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang
tahun. Semakin cukup umur akan mencerminkan tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja serta kepercayaan dari orang yang
belum tinggi kedewasaannya.16

2. Faktor eksternal

a. Media
Media adalah salah satu cara berkomunikasi dengan banyak orang, dengan
adanya media, informasi atau berita yang ada mempermudah penyebaran
pengetahuan. Seperti dari media massa adalah televisi, radio, koran, dan
majalah.16
b. Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan faktor yang sering menjadi penentu perilaku


seseorang. Seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya
yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau
kelompok.16

25
c. Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi serta menambah
pengetahuan yang dimilikinya.17

2.1.4 Kriteria Pengetahuan

Penelitian yang dilakukan oleh Budiman menyatakan bahwa tingkat


pengetahuan dapat diklasifikasikan menjadi 2 yaitu baik dan kurang baik. Baik
dinyatakan saat tingkat pengetahuan di atas sama dengan 75% dan kurang baik
saat tingkat pengetahuan di bawah 75%.18

2.2 Sikap

2.2.1 Definisi Sikap

Sikap adalah perasaan atau pandangan seseorang yang disertai


kecenderungan untuk bertindak terhadap suatu objek atau stimulus. Sikap
merupakan konsep yang paling penting dalam psikologis sosial yang membahas
unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok.14

Sikap juga dapat diartikan sebagai kecondongan psikologis yang diekspresikan


dengan menilai objek tertentu dengan beberapa derajat suka atau tidak suka.
Struktur dari sikap yaitu:

1. Komponen afektif yaitu dimana melibatkan perasaan / emosi seseorang


tentang objek sikap
2. Komponen perilaku yaitu cara sikap kita memengaruhi cara kita bertindak
atau berperilaku
3. Komponen kognitif yaitu melibatkan keyakinan / pengetahuan seseorang
tentang objek.19

26
2.2.2 Tahapan Sikap
Tahapan sikap terbagi menjadi beberapa tahap, antara lain:

1. Menerima
Menerima diartikan saat seseorang dapat menerima stimulus dari
luar yang datang kepadanya dalam bentuk situasi, masalah, gejala. Pada
tahap ini perlu pembinaan agar dapat menerima nilai yang diajarkan
kepadanya dan dapat menyatukan diri ke dalam nilai serta mengidentifikasi
diri dengan nilai tersebut.
2. Menanggapi
Tahap sikap menanggapi memiliki arti saat seseorang memberi
reaksi atas stimulus atau pernyataan yang telah diberikan. Tahap ini lebih
tinggi dibanding tahap menerima.
3. Menghargai
Menghargai adalah ketika seseorang yang telah menerima stimulus
lalu memberikan feedback atau bersikap positif terhadap stimulus tersebut.
Dengan begitu seseorang dapat menunjukkan cara dengan membagi
stimulus atau edukasi yang telah diberikan kepada orang lain.
4. Bertanggung jawab
Ketika seseorang dapat bertanggung jawab atas apa yang telah ia yakini itu
adalah tingkatan sikap yang paling tinggi.20

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap

1. Pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi yang memiliki kesan kuat yang akan sulit untuk
dilupakan. Oleh karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk bila pengalaman
pribadi melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,
apresiasi akan menjadi pengalaman yang lebih mendalam dan jejak yang lebih
lama.

2. Budaya

27
Pengaruh lingkungan yang di dalamnya termasuk budaya memiliki
kontribusi besar dalam membentuk kepribadian seseorang.

3. Pendapat orang lain yang dianggap penting

Biasanya seorang individu yang merasa dekat dengan seseorang yang


dianggap penting, cenderung akan menghindari konflik dengan orang-orang yang
dianggap penting. Sehingga tanpa sadar akan mengikuti sikap orang yang
dianggap penting tersebut.

4. Media

Dalam membentuk opini dan kepercayaan masyarakat, media massa sebagai alat
komunikasi masyarakat memiliki pengaruh yang besar.

5. Institusi Pendidikan dan Keagamaan.


Institusi pendidikan dan keagamaan memiliki pengaruh yang kuat dalam
pembentukan sikap karena membentuk dasar pemahaman dan konsep moral
dalam diri seseorang. Pengertian baik dan buruk, memisahkan antara sesuatu yang
diperbolehkan dan tidak, diperoleh dari pusat pendidikan serta kegiatan agama.

6. Faktor emosional
Terbentuknya sikap dapat merupakan pernyataan yang dilandasi oleh
emosi atau semacam bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap seperti itu bersifat
sementara dan mudah hilang begitu saja. Contoh bentuk sikap berdasarkan faktor
emosional adalah prasangka.21

2.3 Perilaku

2.3.1 Definisi Perilaku

Manusia adalah makhluk dinamis yang akan terus berkembang dan


mengalami perubahan berperilaku. Menurut Wijaya, perilaku manusia adalah
sebagai suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perilaku adalah tanggapan atau reaksi

28
individu terhadap rangsangan atau lingkungan luar. Perilaku dapat dideskripsikan
sebagai upaya individu untuk mewujudkan suatu keadaan, baik untuk melakukan
perubahan dari satu keadaan ke keadaan lainnya, atau untuk mempertahankan
keadaan yang ada saat ini.22

2.3.2 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Faktor yang mempengaruhi perilaku manusia digolongkan dalam dua kategori


utama yaitu faktor genetik dan faktor yang didapat.

1. Faktor genetik
Keturunan fisik mencakup serangkaian ciri fisik atau psikis yang
diturunkan dari orang tua kepada anak-anaknya. Oleh karena itu, perilaku
harus dianggap sebagai ekspresi dari rantai refleks bawaan dan refleks
yang dicapai. Keturunan psikis juga memiliki bobot tertentu dalam asal-
usul perilaku manusia.
2. Faktor yang didapat
Selain faktor endogen yang menentukan perilaku, terdapat juga faktor luar
yang mempengaruhi perilaku manusia. Diantaranya peran penting yang
dimainkan oleh faktor lingkungan, yaitu:
1. Lingkungan yaitu tempat manusia tinggal, manusia akan
bereaksi dengan rangsangan dari luar.
2. Keluarga yaitu Orang tua adalah orang pertama yang
menegakkan perilaku tertentu kepada anak-anaknya.
Pendidikan keluarga dimulai sejak usia dini, ketika anak
“fleksibel” dan dapat dibentuk, tetapi tidak berhenti bahkan
setelah anak itu dewasa. Dalam keluarga, anak tidak hanya
belajar pengertian pertamanya tentang benar dan salah,
tetapi juga pengertian pertamanya tentang aturan yang ada
dalam masyarakat dan yang harus dihormati.
3. Pergaulan yaitu kelompok teman dan kenalan memiliki
kontribusi terhadap perilaku anak mulai dari usia dini. Dari

29
pola tingkah laku kelompok tersebut, anak menirukan nilai
dan aturan, sikap, model, pendapat dan tingkah laku. Tidak
ada orang yang dapat hidup tanpa kelompok, karena
kebutuhan kelompok ditentukan oleh esensi sosial manusia
yaitu keanggotaan dalam kelompok, kebutuhan untuk
diakui, untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan anggota
lain.
4. Sekolah yaitu Dalam lembaga ini, pendidikan dan pelatihan
memiliki tingkat perkembangan yang maksimal dengan
ciri-ciri kegiatan pendidikan yang terprogram, terencana
dan metodis. Sehingga, menjadi faktor penting dalam
sistematik dan pendidikan berkelanjutan.
5. Agama yaitu mewakili faktor lain yang mencontohkan
perilaku manusia melalui tokoh agama. Agama juga
berbagi etika tertentu dengan aturan moral tertentu seperti
tidak mencuri, tidak membunuh, tidak hidup dalam foya-
foya, tidak berdebat, membantu orang yang membutuhkan,
untuk mencintai sesama saudara, toleransi , dan
pengampunan.
6. Media massa yaitu memiliki peran dalam menyebarkan
informasi kepada massa, sekaligus menjadi lahan
pendidikan khususnya pada masyarakat umum yang
memiliki keyakinan berbeda. Model spiritual, bervariasi
dan kompleks ini memiliki kekuatan untuk memberi energi
pada perilaku manusia. Fitur pendidikan dari media tidak
menggantikan sekolah dan pendidikan tetapi bergabung
dengan mereka, sehingga berkontribusi dalam pencapaian
tujuan pendidikan dan pelatihan.
7. Organisasi yaitu sekelompok individu yang terhubung
dalam hubungan yang berbeda dan memiliki tujuan yang

30
sama (seperti: tujuan ekonomi, budaya, olahraga, instruktif,
dll.) memiliki fungsi objektif untuk mendidik individu.23

2.3.3 Bentuk Perilaku

Perilaku dapat didefinisikan sebagai respon suatu organisme atau manusia


terhadap suatu rangsangan di luar subjek. Respon ini terdiri dari dua jenis yaitu
bentuk pasif dan aktif. Bentuk pasif merupakan reaksi internal yang terjadi pada
manusia dan tidak dapat dilihat secara langsung oleh orang lain, seperti
pemikiran, reaksi, atau sikap mental dan pengetahuan. Sedangkan bentuk aktif
mengacu pada perilaku yang dapat diamati secara langsung.24

31
BAB III
KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Teori

Gambar 3.1 Skema Kerangka Teori

3.2 Kerangka Konsep

Gambar 3.2 Skema Kerangka Konsep

32
3.3 Hipotesis

Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap pelaksanaan SADARI


pada pasien wanita usia 18-45 tahun yang berkunjung ke puskesmas cisauk bulan
Juni-Juli 2021

3.4 Variabel

3.4.1 Variabel bebas (independen)

Variabel Independen yang dipakai pada penelitian ini adalah tingkat


pengetahuan serta sikap pasien wanita usia 18-45 Puskesmas Cisauk
Periode Juni-Juli.

3.4.2 Variabel terikat (dependen)

Variabel dependen yang dipakai pada penelitian ini adalah perilaku


SADARI pasien wanita usia 18-45 Puskesmas Cisauk Periode Juni-Juli.

3.5 Definisi Operasional


Tabel 3.5.1 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Parameter Alat ukur Skala Skor


Penelitian Operasional

1. Wanita Jenis kelamin Kuesioner Nominal


responden
yang diteliti

2. Tingkat Tingkat 1. SD dan sederajat Kuesioner Ordinal


Pendidikan pendidikan 2. SMP dan
terakhir sederajat
responden 3. SMA dan
yang diteliti sederajat
4. Sarjana atau
lebih tinggi
5. Tidak sekolah

3. Pekerjaan Aktivitas atau 1. Ibu rumah Kuesioner Nominal


pekerjaan yang tangga
dilakukan 2. Karyawan

33
responden swasta
setiap hari 3. Wirausaha
4. Masih
menempuh
pendidikan

4. Variabel Pengetahuan 1. Pengertian Kuesioner Nominal


independen: adalah SADARI Benar : 1
pengetahuan pemahaman 2. Manfaat
wanita usia 18- SADARI Salah : 0
20 tahun dalam 3. Waktu yang
melakukan tepat melakukan Kategori :
SADARI di SADARI
Baik 50-
Puskesmas 4. Dampak jika
100% Cukup
Cisauk periode tidak melakukan
baik:≤ 50%
Juni-Juli SADARI

5. Sikap Sikap pasien wanita Kuisioner Ordinal 4 = Sangat


Respon atau usia 18-45 tahun dalam Setuju (SS)
kemauan melakukan SADARI 3= Setuju (S)
pasien wanita 1. Menerima 2= Tidak
usia 18-45 2. Merespon Setuju (TS)
tahun untuk 1= Sangat
melakukan Tidak Setuju
SADARI pada
Puskesmas Dengan
Cisauk periode kategori :
Juni-Juli
- Positif : 50-
100%

- Negative:
≤50%

6. Tindakan Tindakan Langkah-langkah Kuesioner Nominal YA : 1


pasien wanita melakukan SADARI Tidak : 0
usia 18-45 1. Mengamati Kategori :
tahun dalam payudara di - Baik : 50-
melakukan cermin dengan 100%
SADARI di bahu lurus dan - Kurang :
Puskesmas lengan ≤50%
CISAUK dipinggang
2. Mengamati

34
payudara
dengan
mengangkat
kedua lengan ke
atas
3. Menekan puting
untuk
mengetahui
apakah ada
cairan yang
keluar
4. Meraba
payudara dalam
posisi berbaring
5. Pemeriksaan
payudara
dengan cara
memutar
6. Merasakan
payudara dalam
keadaan basah
dan licin

35
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian dilaksanakan dengan menggunakan studi potong lintang dimana


jenis penelitian ini menekan waktu observasi data variabel independen dan
dependen dinilai secara simultan pada suatu periode.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Cisauk selama periode Juni-Juli.

4.3 Bahan dan Cara Penelitian


Penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner mengenai pengetahuan, sikap dan
perilaku SADARI. Peneliti akan menanyakan pertanyaan kuesioner kepada pasien
wanita dan mengisi kuesioner sesuai dengan jawaban responden.

4.4 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi target pada penelitian ini adalah pasien-pasien wanita yang berobat di
Puskesmas Cisauk yang berusia 18-45 tahun. Populasi terjangkau adalah pasien
yang berobat di Puskesmas Cisauk periode Juni-Juli 2021. Sampel penelitian adalah
pasien yang berobat di Puskesmas Cisauk periode Juni-Juli yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi.

4.5 Cara Pengambilan Sampel

Sampel diambil di Puskesmas Cisauk menggunakan metode purposive sampling.


Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi akan diberikan penjelasan dan
informed consent untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

36
4.6 Cara Perhitungan Jumlah Sampel

Penetapan banyak sampel yang diperlukan pada penelitian ini menggunakan rumus
sebagai berikut:

Keterangan:

n = Sampel
Zα = 1%, hipotesis dua arah sehingga deviat baku alfa = 2,57 dengan tingkat
kemaknaan 95%
Zβ = deviat baku dengan kekuatan uji penelitian (power) 80% = 1.28
Q = 1-P
Q1 = 1-P1
Q2 = 1-P2
P = (P1+P2)/2
P1-P2 = selisih minimal proporsi (kepustakaan)
Perhitungan

N = 83
Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 83 sampel

4.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

4.7.1 Kriteria Inklusi

- Pasien wanita yang pernah berobat di Puskesmas Cisauk.


- Pasien wanita bersedia menjadi responden

37
- Pasien wanita yang sudah menstruasi.
- Pasien wanita berumur 18-45 tahun.

4.7.2 Kriteria Eksklusi

- Tenaga kesehatan
- Pasien tuna rungu

4.8 Alur Penelitian

38
Gambar 4.8 Skema Alur Penelitian

4.9 Pengolahan Data dan Analisis Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner mengenai


pengetahuan, sikap, perilaku SADARI yang telah diuji validitas dan reabilitasnya
sebelumnya dimana dari hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan hasil yaitu
variabel sikap sebanyak 5 pertanyaan mempunyai nilai r – hitung > 0,361 (r - tabel)
dengan nilai cronbach alpha 0,957 maka dapat disimpulkan bahwa seluruh
pertanyaan variabel sikap valid dan reliabel. Lalu data akan ditabulasikan
menggunakan program Microsoft Excel 2013 dan dianalisis menggunakan program
SPSS untuk melihat hubungan antara variabel independen dan dependen.

4.9.1 Analisis Univariat

Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui persentase tingkat


pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien wanita usia 18-45 tahun di Puskesmas
Cisauk periode Juni-Juli.

4.9.2 Analisis Bivariat

Analisis data ini dilakukan untuk menilai hubungan antara variabel


independen dan dependen. Analisis ini dilakukan melalui uji statistik yang akan
diperoleh nilai p, dimana dalam penelitian ini digunakan tingkat kemaknaan <0,05.

4.10 Uji Statistik

Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis dengan uji statistic
korelasi Data yang diperoleh diolah menggunakan Chi Square. Data normal akan
dinyatakan odds ratio serta p value dan confidence interval 95%. Jika tidak normal
akan menggunakan metode uji Fisher Exact.

4.11 Jadwal Penelitian

Tabel 4.11.1 Jadwal Penelitian

39
Kegiatan Juni 2021 Juli 2021

Persiapan penelitian V

Pengumpulan data V V

Pengolahan dan Analisis data V

Presentasi Ujian hasil


Penelitian

40
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil

5.1.1 Analisis Univariat

Data diambil dari hasil pengisian kuesioner yang dilakukan di Puskesmas Cisauk
yang memenuhi kriteria inklusi serta eksklusi berjumlah 83 responden. Sebelum
melakukan pengisian kuesioner setiap responden penelitian menandatangani
informed consent secara sukarela. Usia responden terendah yang mengikuti
penelitian ini yaitu usia 20 tahun sedangkan usia tertinggi responden yang
mengikuti penelitian ini yaitu 45 tahun.

Tabel 5.1 Karakteristik Responden

Karakteristik Kategorik Frekuensi Presentase (%)

Umur 20-25 tahun 36 43.4

26-35 tahun 37 44.6

36-45 tahun 10 12.0

Status Perkawinan Belum menikah 25 30.1

Menikah 58 69.9

Anak Tidak memiliki anak 36 43.4

Memiliki anak 47 56.6

Pendidikan SD atau sederajat 10 12.0

SMP atau sederajat 21 25.3

SMA atau sederajat 38 45.8

Sarjana atau sederajat 14 16.9

Pekerjaan Ibu rumah tangga 44 53

Karyawan swasta 22 26.5

41
Masih menempuh 16 19.3
pendidikan

Wirausaha 1 1.2

Tabel diatas menunjukan pada kategori umur responden terdapat 36 responden


berumur 20-25 tahun (43.4 %), 37 responden berumur 26-35 tahun (44.6%), 10
responden berumur 36-45 tahun (12 %). Berdasarkan status perkawinan terdapat 25
responden yang belum menikah (30.1%) dan 58 responden yang sudah menikah
(69.9%). Berdasarkan anak terdapat 36 responden yang belum memiliki anak
(43.4%) dan 47 responden yang telah memiliki anak (56.6%). Persebaran tingkat
pendidikan responden terbagi menjadi SD, SMP, SMA dan sarjana dengan jumlah
responden berturut-turut 10(12%) responden memiliki tingkat pendidikan SD, 21(
25.3%) responden SMP, 38(45%) responden memiliki tingkat pendidikan SMA dan
14(16.9%) responden memiliki tingkat sarjana. Mayoritas sampel memiliki tingkat
Pendidikan SMA (45.8%). Pada persebaran pekerjaan mayoritas responden adalah
ibu rumah tangga 44(53%), dan terdapat 22(26.5%) merupakan karyawan swasta,
16(19.3%) masih menempuh pendidikan dan 1(1.2%) wirausaha.

5.2 Analisis Bivariat

5.2.1 Hubungan Pengetahuan terhadap perilaku SADARI pada pasien


wanita usia 18-45 tahun di Puskesmas Cisauk.

Tabel 5.1 Hubungan Pengetahuan terhadap perilaku SADARI pada pasien wanita
usia 18-45 tahun di Puskesmas Cisauk

42
Dari hasil data yang didapatkan dari uji analisis Chi Square menunjukan bahwa
terdapat p value 0,000 (<0.05) OR 30,400 yang berarti ada hubungan signifikan
antara pengetahuan dengan perilaku SADARI pada pasien wanita usia 18-45 tahun.
Dimana orang yang memiliki pengetahuan yang baik cendering memiliki
kemungkinan 30,400 perilaku SADARI. Responden yang memiliki pengetahuan
yang baik dan melakukan perilaku SADARI sebanyak 32(86.5%) dan responden
yang memiliki pengetahuan yang baik dan tidak melakukan perilaku SADARI
berjumlah 5(13,5%) responden dengan total 37 responden yang memiliki
pengetahuan yang baik. Pada responden yang memiliki pengetahuan yang kurang
baik dan melakukan perilaku SADARI sebanyak 8(37,7%) dan responden yang
memiliki pengetahuan yang kurang baik dan tidak melakukan perilaku SADARI
sebanyak 38(62,3%) responden.

Hasil penelitian ini sejalan dengan sejalan penelitian yang dilakukan oleh Friska
Wulandari dan Suci Musvita yang mengenai korelasi antara pengetahuan serta
perilaku SADARI dimana pada penelitian tersebut mendapat hubungan yang
signifikan antara hubungan pengetahuan serta perilaku SADARI p < 0,05 (0,000 <
0,05) dengan nilai r =35,133 dimana responden yang memiliki pengetahuan
SADARI yang baik maka memiliki kemungkinan 35,133 untuk melakukan perilaku
SADARI.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Loisa
Eunike dimana dalam penelitian tersebut membuktikan bahwa terdapat hubungan
antara pengetahuan dan perilaku dimana juga terdapat hubungan yang signifikan
antara sikap dan perilaku SADARI dengan nilai 0,000 (P< 0,05) dan nilai r = 0,695

43
dimana semakin baik pengetahuan terhadap SADARI memiliki kemungkinan 0,695
kali lebih besar untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri dibandingkan
dengan pengetahuan SADARI yang kurang.

Secara teori, idealnya tingkat pengetahuan berbanding lurus dengan perilaku. Jika
pengetahuan yang dimiliki baik maka, perilaku atas pengetahuan itu juga baik dan
begitu pula sebaliknya sebab perilaku adalah refleksi dari pengetahuan. Pada
penelitian Abidin et al. diperoleh hasil bahwa dengan berbekal pendidikan terakhir
yaitu pendidikan dasar (SD dan SMP), responden kurang mampu menerima
informasi tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).25

Sebaliknya, menurut Lantasi (2012) pada Heriyanti et al. (2018)


menyatakan bahwa status pendidikan mempengaruhi kesempatan informasi
mengenai kesehatan, maka responden dengan pendidikan tinggi cenderung lebih
mudah mengadopsi hal baru.26

5.2.1 Hubungan sikap terhadap perilaku SADARI pada pasien wanita usia
18-45 tahun di Puskesmas Cisauk.
Tabel 5.2 Hubungan Sikap terhadap perilaku SADARI pada pasien wanita usia 18-
45 tahun di Puskesmas Cisauk.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dengan uji Chi Square mengenai hubungan
sikap wanita terhadap SADARI dengan perilaku SADARI menunjukan terdapat
hubungan yang signifikan antara sikap terhadap sadari dan perilaku menunjukan p
value 0,008 (P< 0,05) dan nilai odd ratio 3,889 dimana pada responden yang
memiliki sikap positif terhadap SADARI akan memiliki kemungkinan 3,889 kali

44
lipat untuk melakukan tindakan SADARI. Penelitian ini juga sejalan terhadap
penelitian yang dilakukan oleh Friska Wulandari dan Suci Musvita yang dilakukan
di provinsi Jawa barat terhadap Mahasiswi dimana pada penelitian tersebut
memiliki nilai p < 0,05 (0,000 < 0,05). Nilai RP sebesar 27,222 menunjukkan
bahwa responden yang bersikap positif memiliki kemungkinan 27,222 kali lebih
besar untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri dibandingkan dengan
responden yang bersikap negatif. Menurut penelitian yang dilakukan Sugeng
Heriyadi berpendapat bahwa sikap merupakan penentu penting dalam tingkah laku.
Sikap seseorang akan memberikan gambaran bagaimana tingkah laku seseorang.
Dengan mengetahui sikap seseorang, akan dapat menduga bagaimana respon atau
tindakan yang akan diambil oleh orang tersebut terhadap suatu masalah atau
keadaan yang dihadapinya.8

Dikatakan dalam Sari et al sikap berkaitan dengan kesiapan, perasaan, dan


kecenderungan seseorang menghadapi stimulus atau objek tertentu. Jadi jika
seseorang sering mendapatkan stimulus berupa informasi, reaksi emosional maka
akan berdampak pada perubahan sikap seseorang dimana hal tersebut merupakan
respon terhadap stimulus tersebut, Dari sebuah stimulus akan ada proses menerima
dan mempertahankan stimulus yang didapatkan. Selanjutnya diikuti dengan proses
merespon, menghargai, dan bertanggung jawab atas sikap yang telah dipilih oleh
seorang individu.27

45
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis penelitian “Hubungan antara Pengetahuan, Sikap


terhadap Perilaku SADARI wanita usia 18-45 tahun Puskesmas Cisauk periode
Juni-Juli” dapat disimpulkan sebagai berikut

1. Mayoritas tingkat pengetahuan responden terhadap SADARI kurang baik


(55%) dengan jumlah 46 orang.
2. Sikap responden terhadap perilaku SADARI mendominasi sikap negatif
yaitu sebanyak (54,2%) sebanyak 45 responden.
3. Terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan serta perilaku SADARI
namun, terdapat hubungan yang signifikan antara sikap terhadap perilaku
SADARI pada wanita usia 18-45 tahun Puskesmas Cisauk periode Juni-Juli

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Puskesmas Cisauk

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dianjurkan bagi semua


tim kesehatan puskesmas Cisauk untuk perlu ditingkatkan upaya dalam
meningkatkan pengetahuan wanita usia subur dalam pemeriksaan
payudara sendiri dengan melakukan promosi kesehatan menggunakan
banner atau poster yang telah ada namun, dikondisikan tata letaknya yang
dapat terlihat oleh pengunjung puskesmas. Dapat dilakukan juga
pendekatan kepada wanita usia subur terutama pada poli KIA untuk
melakukan pemeriksaan payudara sendiri agar wanita usia subur dapat
mengerti dan mampu melakukan pemeriksaan payudara sendiri sehingga
upaya untuk deteksi dini kanker payudara dapat terwujud dengan baik dan
dengan mudah untuk dilakukan pengobatan lebih awal. Selain itu, pasien
dapat mengakses info kesehatan payudara pada platform sosial media yang
telah banyak digunakan.

46
6.2.2 Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan untuk dapat mempertimbangkan pengaturan waktu yang


lebih lama agar dapat memaksimalkan pengumpulan data. Selain itu, dapat
menambah jumlah sampel dan memperluas area sampel di titik yang
berbeda tidak hanya di lingkungan puskesmas agar dapat lebih
menggambarkan kondisi di wilayah Cisauk.

47
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. 2018, Indonesia Source GLOBOCAN 2018.


International Agency for Research on Cancer, vol. 256, pp. 1–2, accessed
13 Mei 2020, Available at: http://gco.iarc.fr/
2. Davies EL. Breast Cancer. Med (United Kingdom). 2016;44(1):42–6.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin Kanker Payudara.
InfoDATIN. 2016. p. 1–3.
4. Suryaningsih, E. 2009. Kupas Tuntas Kanker Payudara. Yogjakarta :
Paradigma Indonesia
5. Nisman, Wenny Artanty. (2011). Lima Menit Kenali Payudara Anda.
Yogyakarta: Andi.
6. Rasjidi I, 2010b. Epidemiologi Kanker Pada Wanita. Sagung Seto. Jakarta.
Hlm: 43
7. Sakan LE. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan
Tindakan Wanita Usia Subur dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari)
di Desa Soba Kecamatan Amarasi Barat Kabupaten Kupang. 2020. pp. 44-
50.
8. Wulandari F, Ayu SM. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan
Perilaku Pemeriksaan SADARI Mahasiswi. Pros SemiNas IKAKESMADA
“Peran Tenaga Kesehatan dalam Pelaks SDGs.” 2017;137–44.
9. Arafah ABR, Notobroto HB. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Ibu Rumah Tangga Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari).
Indones J Public Health. 2018;12(2):143. (pdf arafah)
10. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2015 [Internet]. Indonesia; 2015 p. 1–
187. Available from:
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._34_ttg_Pena
nggulangan_Kanker_Payudara_dan_Leher_Rahim_.pdf
11. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Panduan Penatalaksanaan
Kanker Payudara (Breast Cancer Treatment Guideline). J Kesehat Masy

48
[Internet]. 2019;4(4):1–50. Available from:
http://kanker.kemkes.go.id/guidelines/PPKPayudara.pdf
12. Nisman, Wenny Artanty. (2011). Lima Menit Kenali Payudara Anda.
Yogyakarta: Andi.
13. American Cancer Society. American Cancer Society Recommendations for
the Early Detection of Breast Cancer. CancerOrg. 2019;1–61.
14. Angrainy R. Hubungan Pengetahuan, Sikap Tentang Sadari Dalam
Mendeteksi Dini Kanker Payudara Pada Remaja. J Endur. 2017;2(2):232.
15. Soekidjo Notoatmodjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. PT Rineka
Cipta. 2010;
16. Wilson L. The Inextricable Connection between Knowledge and
Experience. Knowledge, Education, and Identity Basic Problems of
Philosophy, Spring 2015. 2015
17. Mubarak W. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Salemba Med. 2011;
18. Budiman, Riyanto A. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Salemba Medika. 2013
19. Saul McLeod. Attitudes and Behavior | Simply Psychology.
Simplypsychology. 2009;
20. Azwar S. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Sikap Manusia: Teori
dan Pengukurannya. 2013
21. The Influence of Attitudes on Behavior. In: The Handbook of Attitudes.
2021
22. Bergner RM. What is behavior? And so what? New Ideas Psychol. 2011;
23. NSW goverment. What factors can affect behaviour? NSW Goverment.
2020
24. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Journal of
Chemical Information and Modeling. 2012
25. Abidin, Z., Kurniati, E., dan Alie, Y. 2015, Gambaran Sikap WUS tentang
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di Dusun Kedung Boto Desa
Podoroto Kecamatam Kesamben Kabupaten Jombang. Jurnal Ilmiah
Keperawatan (Scientific Journal of Nursing), vo. 1, no. 1, pp. 56- 62.

49
26. Heriyanti, E., Arisdiani, T., dan Widyastuti, Y. P. 2018, Hubungan Tingkat
Pengetahuan dan Motivasi dengan Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) pada Remaja Putri. Community of Publishing in Nursing
(COPING), vol. 6, no. 3, pp. 147-148.
27. Sari, N. P., ZA., A., F., S., dan Nabila. 2019, Promosi Kesehatan "Sadari"
Menggunakan Instagram pada Mahasiswi Non Kesehatan Universitas
Andalas. Jurnal MKMI, vol. 15, no.13, pp. 253-263.

50
BAB VIII
LAMPIRAN

8.1 Inform Consent

Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Terhadap Perilaku Sadari Pada


Pasien Wanita Berusia 18-45 Tahun yang Berkunjung Ke Puskesmas Cisauk
Periode Juni-juli 2021

Kanker payudara merupakan tumor ganas yang terdapat pada jaringan


payudara yang paling banyak menyebabkan kematian pada wanita di seluruh dunia
termasuk Indonesia. Terdapat metode yang paling murah dan paling mudah yang
dapat dilakukan mendeteksi dini adanya kelainan pada payudara yang dikenal
dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Menilai pengetahuan, sikap, dan
perilaku wanita terkait pemeriksaan payudara sendiri akan sangat membantu dalam
memberikan informasi, mengidentifikasi atribut yang dapat mempengaruhi
perilaku wanita dalam melakukan pemeriksaan payudara sendiri. Asesmen ini juga
penting dalam mengembangkan strategi pencegahan serta promosi kesehatan pada
wanita dalam melakukan SADARI. Tingginya kasus kanker payudara namun masih
kurangnya pengetahuan wanita terhadap pentingnya melakukan pemeriksaan
payudara sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara. Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian hubungan tingkat pengetahuan dan sikap
terhadap perilaku SADARI pasien wanita usia 18-45 tahun Puskesmas Cisauk
periode Juni-Juli 2021.

Setelah membaca penelitian ini, saya dengan sukarela memilih untuk ikut
serta dalam penelitian ini tanpa tekanan/paksaan siapapun. Saya akan diberikan
salinan lembaran penjelasan dan formulir persetujuan yang telah saya tandatangani
untuk arsip saya.

Saya setuju: Ya/Tidak*)

51
8.2 Kuesioner
Identitas
1. Nama :
2. Usia :
3. Alamat :
4. Status pernikahan : Menikah / Belum Menikah
5. Data anak: Memiliki anak / Tidak memiliki anak
6. Tingkat pendidikan terakhir SD / SMP / SMA /Diploma / Sarjana / Tidak
Sekolah *
7. Pekerjaan : Ibu rumah tangga / PNS / Karyawan swasta / Wirausaha / Masih
menempuh pendidikan

Berikut adalah pertanyaan mengenai pengetahuan mengenai SADARI. Bapak/Ibu/


Saudara diminta untuk menjawab dengan melingkari salah satu pilihan yaitu Ya
/Tidak.

No. Pertanyaan Pengetahuan

1. Apakah SADARI adalah langkah awal untuk deteksi dini kanker Ya Tidak
payudara?

2. Apakah langkah awal untuk mendeteksi dini kanker payudara adalah Ya Tidak
dengan melakukan mammogram yaitu menggunakan sinar x atau
melakukan rontgen payudara?

3. Apakah SADARI merupakan metode yang sangat lama dan Ya Tidak


membutuhkan biaya yang sangat besar?

4.` Apakah dengan melakukan SADARI anda akan terhindar dari penyakit Ya Tidak
kanker payudara?

5. Apakah SADARI dilakukan setiap bulannya setelah menstruasi? Ya Tidak

6. Apakah SADARI dilakukan sebelum menstruasi? Ya Tidak

7. Apakah dengan tidak melakukan SADARI payudara anda dalam Ya Tidak


keadaan yang baik/sehat?

52
8. Apakah dengan tidak melakukan SADARI secara rutin akan Ya Tidak
meningkatkan kesehatan payudara anda?

Berikut adalah pertanyaan mengenai sikap, Bapak/Ibu/Saudara diminta untuk


menjawab dengan cara memberi tanda (X) pada salah satu kolom yang paling sesuai
dengan pendapat Bapak/ Ibu/ Saudara. Tidak ada jawaban yang benar maupun salah

No. Pertanyaan Pengetahuan

1. Sebagai seorang wanita kita harus Sangat Tidak Setuju Sangat


waspada terhadap bahaya kanker payudara Tidak Setuju Setuju
dengan teratur melakukan SADARI Setuju

2. SADARI mudah dan murah maka


sebaiknya dilaksanakan karena tidak
menggunakan alat dan biaya

3. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)


penting dilakukan untuk deteksi dini
kanker payudara

4.` Dengan mengetahui lebih dini adanya


benjolan pada payudara dan ternyata
adalah kanker maka harapan untuk
sembuh akan lebih besar makan sebaiknya
melakukan SADARI secara teratur

5. Jika kita menemukan benjolan di payudara


saat melakukan SADARI, kita jangan
menunda/takut untuk melakukan
pemeriksaan lanjutan ke dokter untuk
penanganan selanjutnya

53
Berikut adalah pertanyaan mengenai perilaku mengenai SADARI. Bapak/Ibu/
Saudara diminta untuk menjawab satu pilihan yaitu Ya / Tidak

No. Pertanyaan Pengetahuan

1. Apakah anda melakukan SADARI pada posisi berdiri di depan cermin Ya Tidak
atau berbaring?

2. Mengamati payudara di cermin dengan bahu lurus dan lengan di Ya Tidak


pinggang. Apakah anda melakukan SADARI seperti pada gambar 1?

3. Mengamati payudara di cermin dengan mengangkat kedua tangan. Ya Tidak


Apakah anda melakukan SADARI seperti pada gambar 2?

4.` Menekan puting untuk mengetahui apakah ada cairan yang keluar. Ya Tidak
Apakah anda melakukan SADARI seperti pada gambar 3?

5. Pemeriksaan payudara dengan cara memutar. Apakah anda melakukan Ya Tidak


SADARI seperti pada gambar 5?

6. Merasakan payudara sedang basah dan licin. Apakah anda melakukan Ya Tidak
SADARI seperti pada gambar 6?

54

Anda mungkin juga menyukai