Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

Konsep awal mesin anestesi diciptakan oleh seorang ahli anestesi Inggris Hendry
Edmund Gaskin Boyle pada tahun 1917. Sebelum masa ini, seorang ahli anestesi selalu
membawa sendiri semua perlengkapannya. Tetapi dengan berkembangnya alat-alat
yang lebih berat, tabung penyimpanan gas yang besar, dan kelengkapan alat-alat
pengaman jalan nafas, hal ini menjadi tidak praktis.1

Anestesi adalah hilangnya sensasi sakit. Mesin anestesi digunakan oleh ahli anestesi
untuk mendukung pemberian anestesi. Tipe mesin anestesi yang digunakan di negara
maju adalah mesin anestesi jenis cotinuous-flow, yang dirancang untuk memberikan
secara akurat dan terus-menerus pasokan gas (seperti oksigen dan nitrogen oksida),
dicampur dengan uap agen anestesi (seperti isoflurane) yang dihantarkan dengan aliran
dan tekanan yang aman bagi pasien. Mesin anestesi modern dilengkapi ventilator,
suction unit, dan peralatan monitoring pasien.1

Anestesologis perlu mengetahui cara kerha dan penggunaan mesin anestesi dengan
baik. Kesalahan penggunaan peralatan penghantar gas tiga kali lebih sering
menyebabkan efek samping dibandingkan dengan kegagalan fungsi mesin itu sendiri.
Kurangnya penguasaan alat dan kelalaian dalam pemeriksaan fungsi mesin merupakan
penyebab tersering. Setiap kemajuan dari mesin anestesi ini dibuat dengan tujuan untuk
memperbaiki dan mengurangi efek samping yang terjadi akibat penghantaran gas oleh
mesin anestesi yang sangat penting bagi keselamatan pasien.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Mesin Anestesi

Suatu cabang ilmu kedokteran yang sekarang dikenal dengan anestesi dimulai sejak
hari dimana Sir Humphry Davy, pencipta lampu tambang, menemukan bahwa senyawa
Nitrogen dan Oksigen (nitrogen-oksida) dapat menimbulkan akibat yang tak biasa
mulai dari euforia yang segera diikuti oleh ledakan tawa hingga hilangnya kesadaran
dan rasa nyeri ketika dirinya tidak sengaja menghirup gas ini. Peristiwa ini terjadi
sekitar Desember tahun 1799. Saat itu Davy berpikir bahwa nitrogen-oksida dapat
digunakan pada pembedahan, akan tetapi tidak ada yang mencoba menggunakannya
selama bertahun-tahun.1

Anestesi pertama kali dipopulerkan oleh seorang dokter gigi di Boston yang bernama
William T.G. Morton sebagai salah satu orang yang pertama kali menggunakan eter
sebagai anestesia. Pada tahun 1846, Morton melakukan tindakan pembedahan pertama
yang menggunakan anestesi dengan membuat sebuah gelas bulat yang dilengkapi
dengan busa yang dibasahi dengan larutan eter, dalam hal ini yang harus dilakukan
pasien adalah menghirup uap melalui salah satu dari dua lubang / saluran keluar
(Gambar 2.1).1

Morton awalnya ingin menggunakan gas nitrogen-oksida dalam praktiknya, namun


oleh saran Charles Jackson, seorang ahli kimia di sekolah kedokteran Harvard,
menyarankan untuk menggunakan eter sebagai pengganti gas nitrogen-oksida. Morton
kemudian menemukan efek bius eter lebih kuat dibandingkan gas nitrogen-oksida. Eter
yang diperkenalkan oleh Morton dapat menjadi sebuah agen anestesi apabila
digunakan dengan dosis yang tepat. Sejak saat itu anestesi terus berkembang dengan
pesat namun selama bertahun-tahun anestesi tidak menggunakan mesin untuk

2
melakukan tindakan tersebut. Setelah ditemukannya oksigen dan nitrous oxide dalam
bentuk silinder, banyak orang mulai mencoba untuk membuat mesin anestesi.1

Gambar 2.1. A. dr. William Morton dengan inhaler eter ciptaannya. B. Suasana
demonstrasi anestesi pertama Morton.
Sumber: https://bhatmanjim.weebly.com/anaesthesia.html

Penggunaan mesin anestesi menjadi populer sejak Henry Edmund Gaskin Boyle
memodifikasi Gwathmey’s machine dan memperkenalkan boyle machine pada tahun
1917. Walaupun mesin anestesi sudah mengalami banyak perubahan sejak pertama kali
diperkenalkan, komponen dasarnya tetap sama. Seluruh perubahan yang terjadi pada
mesin anestesi bertujuan untuk meningkatkan keselamatan dari pasien. Penggunaan
mesin anestesi bergantung pada pengetahuan mengenai struktur dasar mesin anestesi
serta sistem pengamanannya dan skill dalam mengoperasikannya. Mesin anestesi
modern telah berevolusi menjadi sebuah satu kesatuan sistem yang dikendalikan secara
mekanikal, elektrik, dan melalui komputer. Pengetahuan akan dasar dari mesin anestesi
juga penting agar tindakan anestesi yang dilakukan tetap aman.1

3
2.2. Definisi

Mesin anestesi adalah suatu alat yang digunakan untuk menyalurkan gas atau campuran
gas anestetik yang aman ke rangkaian sirkuit anestesik yang kemudian dihisap oleh
pasien dan membuang sisa campuran gas dari pasien.2 Mesin anestesi adalah
komponen penting dalam anesthesia delivery system yang bertugas untuk menerima
gas medis (oksigen, nitrogen oksida, udara, helium) dalam tekanan tertentu dan
memiliki kemampuan untuk mengendalikan laju aliran masing-masing gas secara
individual.3

Mesin anestesi memiliki 4 fungsi dasar, yaitu menyediakan oksigen, mencampurkan


gas anestesi dan gas yang sudah diuapkan, menyediakan ventilasi pasien, dan
meminimalisir terjadinya risiko anestesi pada pasien maupun operator. Fungsi utama
dari mesin anestesi ialah untuk keselamatan pasien.1

Mesin anestesi yang aman dan ideal adalah mesin yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut:1

1. Dapat menyalurkan gas anestetik dengan dosis tepat


2. Ruang rugi (dead space) minimal
3. Mengeluarkan CO2 dengan efisien.
4. Bertekanan rendah
5. Kelembaban terjaga dengan baik
6. Penggunaannya sangat mudah dan aman

2.3 Rangkaian Mesin Anestesi

Rangkaian dari mesin anestesi adalah menerima gas medis melalui suplai gas,
mengendalikan laju gas tersebut dan menurunkan tekanan dari gas yang digunakan ke
level aman; vaporizer untuk menguapkan zat anestesi dan mengirimkan gas tersebut ke
breathing circuit yang terhubung dengan jalan napas pasien (Gambar 2.2 dan 2.3).4

4
Terdapat sebuah ventilator mekanis yang terhubung langsung dengan breathing circuit
yang dapat dilepaskan dengan sebuah switch selama ventilasi spontan atau manual.
Suplai oksigen tambahan dan suction juga biasanya dapat ditemukan pada mesin
anestesi. Sebagai tambahan pada komponen keamanan standar, mesin anestesia yang
sudah sangat canggih (contoh: Datex-Ohmeda S/5 ADU (Gambar 2.4)) mempunyai
tambahan pengaman, dan prosesor komputer yang mengintegrasi dan memonitor
seluruh komponen mesin dan pasien, melakukan pengecekan otomatis, dan
memberikan pilihan seperti perekaman otomatis, menghubungkan dengan monitor
eksternal, dan menghubungkan dengan jaringan informasi rumah sakit. Beberapa
mesin didesain untuk mobilitas (contoh: Draeger Narkomed 6400); magnetic
resonance imaging kompabilitas (contoh: Datex-Ohmeda Aestiva/5 MRI, Draeger
Narkomed MRI-2); atau bentuk kompak.4

Gambar 2.2 Rangkaian mesin anestesi4

5
Gambar 2.3 Skema internal sederhana dari mesin anestesi4

6
Gambar 2.4 Mesin anestesi yang sudah sangat canggih dengan pilihan integrasi penuh
(contoh: Datex-Ohmeda S / 5 ADU).4

Gambar 2.4 Draeger Narkomed 64004

7
2.3.1 Suplai gas

Sebagian besar mesin anestesi umumnya memiliki saluran (inlet) gas untuk oksigen,
nitrogen oksida, dan udara. Model yang lebih kecil seperti model kompak umumnya
tidak memiliki inlet untuk udara. Dapat juga ditemukan model lain yang memiliki inlet
keempat untuk helium, heliox, atau karbon dioksida. Inlet terpisah disediakan untuk
suplai gas primer dari pipa yang melewati dinding fasilitas kesehatan dan untuk suplai
gas sekunder, sehingga mesin anestesi memiliki dua pengukur tekanan gas untuk setiap
jenis gas: satu untuk pipa dan satu untuk silinder.4

2.3.1.1 Inlet pipa

Oksigen dan nitrogen oksida (dan udara) dialirkan dari suplai sentral ke ruang operasi
melalui saluran pipa-pipa yang ada melewati dinding fasilitas kesehatan. Setiap selang
memiliki kode warna yang berbeda dan terhubung dengan mesin anestesi melalui
diameter-index safety system (DISS) yang mencegah terjadinya kesalahan pada
pemasangan selang gas dimana pada setiap ujung penghubung selang memiliki
diameter yang berbeda dan spesifik untuk setiap jenis gas, sehingga mencegah
terjadinya kesalahan dalam pemasangan (Gambar 2.5). Setiap selang dilengkapi oleh
filter yang bertugas untuk menangkap debu atau kotoran yang berasal dari suplai sentral
yang berada dibalik dinding. Setiap pipa juga memiliki katup satu arah yang bertugas
untuk mencegah terjadinya aliran balik dari gas. Tekanan yang terdapat pada pipa
memiliki besaran sekitar 50 psig.4

8
Gambar 2.5 Atas: Inlet pipa (Sumber: https://aneskey.com/the-anesthesia-machine-5/).
Bawah: DISS (dari kiri ke kanan: konektor vakum, udara, nitrogen oksida, oksigen)5

2.3.1.2 Inlet silinder

Setiap silinder gas melekat pada mesin anestesi melalui hanger-yoke assembly yang
memiliki pin index safety system untuk mencegah terjadinya kesalahan pemasangan
silinder gas (Gambar 2.6). Komponen yoke assembly meliputi index pin, washer, filter
gas, dan katup yang mencegah terjadinya arus balik dari gas. Setiap silinder gas juga

9
memiliki warna yang berbeda agar dapat diidentifikasi dengan mudah dan mencegah
kesalahan pemasangan. Beberapa negara biasanya memiliki kode warna yang berbeda-
beda. Amerika Utara menggunakan warna hijau untuk oksigen, biru untuk nitrogen
oksida, kuning untuk udara, abu untuk karbon dioksida, coklat untuk helium, dan hitam
untuk nitrogen. Inggris menggunakan warna putih untuk oksigen dan hitam-putih untuk
udara. Biasanya silinder yang ditempelkan pada mesin anestesi ini digunakan sebagai
suplai gas cadangan jika terjadi masalah pada inlet pipa. Tekanan gas yang disalurkan
melalui silinder akan dibuat menjadi 45 psig. Tekanan pada silinder ini biasanya diukur
menggunakan boudon pressure gauge. Sebuah selang fleksibel di dalam gauge ini akan
menegang jika terkena tekanan gas, yang akan mendorong roda gigi untuk memutar
jarum penunjuk.4

Gambar 2.6 Inlet silinder


Sumber: https://aneskey.com/the-anesthesia-machine-5/

10
2.3.2 Sirkuit Pengontrol Aliran

2.3.2.1 Pengendali tekanan

Tidak seperti gas yang berasal dari inlet pipa yang umumnya memiliki tekanan relatif
konstan, terdapat variasi tekanan yang besar pada setiap silinder gas yang
menyebabkan kontrol aliran pada silinder gas menjadi lebih sulit dan berpotensi
berbahaya. Mesin anestesi memiliki pengendali tekanan yang bertugas untuk
mengurangi tekanan yang dikirimkan silinder menjadi 45-47 psig sebelum memasuki
katup aliran (Gambar 2.7). Tekanan pada silinder yang sudah dikurangi sedikit ini
lebih rendah jika dibandingkan pada tekanan pada inlet pipa sehingga secara otomatis
mesin akan tetap menggunakan inlet pipa walaupun silinder dibiarkan terbuka (kecuali
jika tekanan pada inlet pipa turun dibawah 45 psig). Setelah melewati bourdon pressure
gauge dan katup searah, gas dari inlet pipa dan silinder melewati jalur yang sama.4

Gambar 2.7 Kiri: Pengendali tekanan inlet silinder. Kanan: Bourdon pressure gauge4

11
2.3.2.2 Perangkat Perlindungan Kegagalan Suplai Oksigen
(Oxygen Supply failure protection device)

Berbeda dengan oksigen yang dapat langsung mencapai katup pengontrol tekanan, gas
selain oksigen seperti nitrogen oksida, udara (pada beberapa mesin), dan gas lainnya
harus melewati sebuah alat pengaman sebelum dapat mencapai katup pengontrol
tekanan masing-masing. Alat pengaman ini baru akan memperbolehkan aliran gas lain
jika terdapat tekanan oksigen yang memadai sehingga mencegah pemberian campuran
hipoksik kepada pasien karena kesalahan pemilihan gas atau terjadi kegagalan atau
kerusakan pada suplai oksigen. Alat pengaman ini mendeteksi tekanan oksigen melalui
sebuah alat pengukur pilotting pressure yang terdapat pada inlet. Pada beberapa desain
mesin anestesi (contoh: Datex-Ohmeda Excel), jika tekanan pada pengukur tersebut
menyentuh angka dibawah ambang batas maka sebuah katup shut-off akan menutup
jalur gas lain dan mencegah pemberian gas apapun. (Gambar 2.8).4

Gambar 2.8 Perangkat perlindungan kegagalan oksigen. A: Buka. B: Tutup.4

Setiap mesin anestesi juga memiliki sensor pendeteksi tekanan rendah oksigen (oxygen
supply low-pressure sensor) yang akan mengaktivasi bunyi alarm apabila tekanan inlet
gas turun dibawah ambang batas yang umumnya berada pada kisaran 20-30 psig. Harus
ditekankan bahwa alat pengaman ini tidak melindungi terhadap penyebab hipoksia

12
yang lain (contoh: kesalahan penyambungan saluran gas), dimana tekanan ambang
batas dapat dipertahankan oleh gas yang tidak mengandung oksigen.4

2.3.2.3 Katup Aliran dan Pengukur Aliran (Flow Valves & Meters)

Ketika tekanan telah diturunkan mencapai level aman, setiap gas harus melewati katup
pengendali aliran (flow control valve) yang diukur dengan flowmeter sebelum
bercampur dengan gas lain, kemudian memasuki vaporizer dan keluar dari mesin
anestesi melalui common gas outlet. Pada saat knob dari flow control valve diputar
kearah berlawanan jarum jam, sebuah jarum pada valve akan berpindah dari tempatnya
dan membiarkan gas untuk mengalir melewati valve tersebut (Gambar 2.9). Setiap
knob juga memiliki warna yang berbeda untuk mencegah terjadinya kesalahan saat
mematikan atau menghidupkan gas. Pada beberapa mesin juga dapat ditemukan knob
oksigen biasanya memiliki ciri khas yang berbeda, yaitu lebih besar dan menonjol
keluar dibandingkan knob-knob gas lainnya.4

Flowmeter pada mesin anestesi dibagi menjadi 2 jenis, yaitu flowmeter constant-
pressure variable-orifice (rotameter) atau flowmeter elektronik. Rotameter
menggunakan bola indikator atau float yang akan mengambang apabila gas dialirkan
melalui tabung (thorpe tube) yang dindingnya (bore) diberi penanda angka (Gambar
2.10). Pada bagian bawah tabung terdapat lubang yang akan menjadi tempat masuknya
gas. Jika terdapat tekanan yang berasal dari bawah, bola indikator tersebut akan
mengambang dan akan semakin tinggi sebanding dengan tekanan yang berasal dari
bawah.4

Beberapa flowmeter memiliki dua tabung kaca, satu untuk aliran lambat dan tabung
lainnya untuk aliran cepat. Kedua tabung tersusun serial dan tetap dikontrol oleh satu
valve. Penyebab malfungsi pada flowmeter antara lain jika terdapat kotoran yang
masuk kedalam tabung flowmeter, tabung yang tidak lurus secara vertikal, dan float
yang menempel pada puncak tabung. Jika terdapat kebocoran di atau setelah flowmeter

13
oksigen, campuran gas hipoksik (misalnya gas yang mayoritas mengandung N2O)
dapat teralirkan ke pasien. Untuk mengurangi risiko tersebut, flowmeter oksigen selalu
diposisikan paling hilir (downstream) dibandingkan flowmeter lainnya, atau paling
dekat ke vaporizer.4

Gambar 2.9 Flowmeter4

Gambar 2.10 Flowmeter constant-pressure variable-orifice (rotameter)4

14
2.3.3 Vaporizer

Gas anestesik volatil (seperti halothane, isoflurane, desflurane, dan sevoflurane) harus
diuapkan terlebih dahulu sebelum dialirkan ke pasien. Vaporizer memiliki
concentration-calibrated dials atau knob yang dikalibrasikan untuk menambahkan
konsentrasi agen anestesik volatil yang tepat ke campuran aliran gas yang berasal dari
seluruh flowmeter (O2, N2O, atau udara). Vaporizer terletak di antara flowmeter dan
common gas outlet. Semua mesin anestesi, kecuali mesin yang hanya bisa menampung
satu vaporizer pada satu waktu, harus memiliki alat pengaman interlocking atau
eksklusi yang mencegah penggunaan lebih dari satu vaporizer secara bersamaan.4

Pada temperatur tertentu, molekul dari zat anestetik volatil dalam wadah tertutup akan
berdistribusi dalam fase cair dan gas. Molekul gas kemudian akan menghantam dinding
wadah, menciptakan tekanan uap dari zat tersebut. Tekanan uap ini bergantung pada
karakteristik zat volatil dan temperatur. Semakin tinggi temperatur, semakin tinggi
kecenderungan molekul berubah dari cair menjadi gas, dan semakin tinggi tekanan
uapnya (Gambar 2.11). Setiap proses penguapan memerlukan energi yang didapat dari
kehilangan panas dari fase cair. Ketika penguapan berlangsung, temperatur sisa zat
anestesi cair akan turun dan tekanan uap berkurang. Energi ini akan terus berkurang
bersamaan dengan berkurangnya jumlah zat anestesi yang ada.4

Gambar 2.11 Tekanan uap gas-gas anestetik berhubungan dengan temperatur.4

15
Seluruh vaporizer modern bersifat spesifik pada masing-masing agen dan temperature
corrected, yaitu mampu memberikan konsentrasi zat yang konstan terlepas dari
perubahan suhu atau aliran yang melalui vaporizer. Dengan memutar knob berlawanan
arah jarum jam ke jumlah persentase gas yang diinginkan maka mesin secara otomatis
akan mengalihkan sebagian kecil dari total aliran gas ke dalam ruangan vaporizer.
Setiap gas yang melewati vaporizer akan tersaturasi dengan agen anestesi tersebut.4

Pada vaporizer modern, energi panas dipertahankan melalui sistem kompensasi suhu
yang dicapai oleh strip yang terdiri dua logam berbeda yang dilas menjadi satu
(bimetallis strips). Strip logam ini akan melebar dan berkontraksi sebagai respons
terhadap perubahan temperatur. Pada saat temperatur rendah, strip ini akan menekuk
sehingga memungkinkan lebih banyak gas yang melewati vaporizer. Pada saat
temperatur tinggi, strip akan menekuk kearah sebaliknya dan membatasi aliran gas
berlebih masuk ke dalam vaporizer.4

Gambar 2.12 Vaporizer dengan strip bimetal.4

16
Oleh karena setiap vaporizer bersifat spesifik pada agen tertentu maka bila terjadi
kesalahan pada proses pengisian, misalnya vaporizer sevoflurane diisi dengan
halothane dapat terjadi overdosis gas apabila diberikan kepada pasien. Hal ini
diakibatkan karena adanya perbedaan tekanan antara halothane dan sevoflurane (243
mmHg untuk halothane dan 157 mmHg untuk sevoflurane). Selain itu halothane (MAC
0,75) juga dua kali lebih poten dibandingkan dengan sevoflurane (MAC 2,0). Begitu
juga dengan sebaliknya, apabila vaporizer halothane diisi dengan sevoflurane maka
akan terjadi underdose.4

2.3.4 Common (fresh) Gas Outlet

Berbeda dengan inlet gas, mesin anestesi hanya memiliki satu outlet gas (common gas
outlet) yang menyuplai gas ke sirkuit pernapasan. Istilah fresh gas outlet juga sering
digunakan karena perannya yang penting dalam menambahkan gas baru dengan
komposisi tetap pada sistem.4

Lokasi common gas outlet umumnya berdekatan dengan oxygen flush valve. Katup ini
berfungsi untuk mengalirkan oksigen aliran tinggi (35-75 L/menit) secara langsung ke
common gas outlet, melewati (bypassing) flowmeter ataupun vaporizer. Katup ini
digunakan untuk secara cepat mengisi atau membilas sirkuit pernafasan, namun karena
oksigen dapat disuplai pada tekanan 45-55 psig, terdapat risiko terjadinya barotrauma.
Untuk alasan ini, Oxygen flush valve harus digunakan secara hati-hati saat pasien masih
terhubung dengan sirkuit pernapasan. Selain itu, penggunaan flush valve yang tidak
tepat (atau katup macet) dapat mengakibatkan aliran balik gas ke sirkuit tekanan
rendah, menyebabkan pengenceran konsentrasi zat anestetik inhalasi.4

17
Gambar 2.13 Common (fresh) gas outlet

2.3.5 Sirkuit Pernapasan (Breathing Circuit)

Fungsi utama dari breathing circuit adalah untuk mengirimkan oksigen dan gas lainnya
kepada pasien dan untuk mengeliminasi karbon dioksida. Sebuah breathing circuit
harus memiliki saluran dengan resistensi rendah untuk mengalirkan gas, resevoir untuk
menyimpan gas yang dapat memenuhi aliran inspirasi pasien, dan katup ekspirasi untuk
membuang gas. Berdasarkan sistem eliminasi karbon dioksida, breathing circuit dapat
dibagi menjadi dua, yaitu circle system yang menggunakan absorban untuk
mengeliminasi karbon dioksida; dan mapleson circuit yang tidak menggunakan
absorban. Circle system merupakan jenis breathing circuit yang paling sering
digunakan. Beberapa jenis sirkuit mapleson juga sering digunakan terutama pada
pasien-pasien pediatrik.5

18
2.3.5.1 Circle system

Circle breathing system menggunakan aliran gas unidireksional berbentuk sirkular


yang dilengkapi oleh katup unidireksional. Beberapa keuntungan dari sistem ini
adalah:5
1) Konsentrasi gas yang dihirup dapat dipertahankan dengan stabil
2) Konservasi dari kelembapan dan suhu udara yang dihirup
3) Eliminasi dari karbon dioksida
4) Mencegah terjadinya polusi gas anestesi pada ruangan operasi

Kemampuan untuk rebreathing dan menyimpan gas anestesi merupakan aspek yang
hanya dimiliki oleh circle system (Tabel 2.1). Berbeda dengan ventilator breathing
circuit yang dapat ditemukan di ICU dimana seluruh gas yang dihembuskan oleh
pasien akan di ventilasikan keluar dan dapat memenuhi ruangan. Sistem ini juga
memiliki kemampuan untuk menghilangkan karbon dioksida dan gas-gas yang
berlebihan. Circle system juga memiliki kemampuan untuk ventilasi spontan dan
ventilasi manual. Salah satu kerugian dari circle system terletak pada desainnya yang
kompleks. Pada umumnya sebuah circle system memiliki 10 atau lebih sambungan
pipa. Banyaknya sambungan ini menyebabkan meningkatnya risiko terjadinya
malfungsi, obstruksi, atau kebocoran. Malfungsi pada katup unidireksional dapat
menyebabkan kondisi yang mengancam nyawa. Selain itu arbsorban karbon dioksida
yang ada juga dapat mengalami degradasi.4

Tabel 2.1 Karakteristik breathing circuit6

19
Circle system terdiri atas beberapa komponen penting (Gambar 2.14 dan 2.15):4

1) Fresh gas inflow


Fresh gas inflow menerima gas dari common gas outlet yang berhubungan
langsung dengan mesin anestesi.
2) Katup inspirasi dan ekspirasi unidireksional
Katup ini merupakan salah satu bagian yang paling penting dan rentan pada circle
system. Pengecekan berulang katup unidireksional merupakan hal yang penting
dilakukan. Mesin anestesi biasanya membuat katup ini mudah dilihat sehingga
malfungsi katup dapat dengan mudah diketahui.
3) Inspiratory and expiratory corrugated tube
Merupakan tempat mengalirnya gas baik pada proses inspirasi dan ekspirasi.
4) Y-piece atau Y-connector
Bagian distal dari circuit dan letaknya berdekatan dengan pasien. Y-piece dapat
disambungkan dengan endotracheal tube atau elbow connector.
5) Adjustable pressure limiting valve (APL valve)
APL valve merupakan katup yang berfungsi untuk membuang gas yang berlebihan
ke scavenging system. Pada saat tekanan didalam sistem melebihi batas maka
katup akan terbuka dan mengalirkan gas ke scavenging system.
6) Breathing bag (reservoir)
Memiliki beberapa fungsi penting, yaitu sebagai tempat penyimpanan dari gas
hasil ekspirasi dann gas berlebih, dapat digunakan untuk ventilasi manual, dan
menjadi monitor visual spontaneous breathing efforts.
7) Carbon dioxide absorber and the absorbent
Memiliki fungsi untuk menghilangkan karbon dioksida dari gas hasil ekspirasi
untuk mencegah terhirupnya kembali karbon dioksida. CO2 dikombinasikan
dengan air untuk membentuk asam karbonat. Absorban CO2 yang dapat digunakan
adalah soda lime (kalsium hidroksida) dan barium hidroksida yang dapat
menetralisir asam karbonat. Namun barium hidroksida sudah sangat jarang

20
digunakan karena mudah terbakar. Hasil akhir dari reaksi CO2 dengan soda lime
terdiri atas panas (heat), air, dan kalsium karbonat. Soda lime mampu menyerap
sampai 23L CO2 per 100 g absorban. Soda lime terdiri atas kalsium hidroksida
(80%), sodium hidroksida, air, dan potasium hidroksida dalam jumlah kecil. Setiap
absorban juga memiliki warna indikator yang menandakan apakah absorban
tersebut masih dalam keadaan baru atau sudah harus diganti. Absorban harus
diganti apabila 50-70% sudah mengalami perubahan warna (Tabel 2.2).5,6

Tabel 2.2 Indikator perubahan warna pada absorban6

Gambar 2.14 Circle system. Fase inspirasi pada nafas spontan: Gas yang dihirup oleh pasien melalui
breathing bag yang sudah melewati CO2 absorber akan bercampur dengan gas yang berasal dari fresh
gas inflow dan membuka katup inspirasi sehingga dapat sampai ke Y-piece dimana gas akan masuk
kedalam sistem pernafasan pasien.4

21
Gambar 2.15 Circle system. Fase ekspirasi pada nafas spontan: Katup inspirasi akan tertutup dan gas
hasil ekspirasi yang dipenuhi karbon dioksida akan membuka katup ekspirasi menuju breathing bag.
Fresh gas inflow akan terus mengalir namun kearah yang berlawanan. Pada kondisi ini katup APL masih
tertutup karena tekanan masih belum mencapai batas minimal agar katup terbuka. 4

Setiap sistem juga dilengkapi oleh humidifier yang bertugas untuk mengatur suhu dan
kelembapan dari gas yang dikirimkan kepada pasien. Gas yang disalurkan pada ruang
operasi umumnya memiliki suhu ruangan dengan tingkat kelembapan yang rendah.
Oleh karena itu gas harus dihangatkan sampai meneyerupai suhu tubuh dan
dilembapkan. Salah satu sistem pelembap yang paling sederhana adalah heat and
moisture exchanger (HME) (Gambar 2.16). Alat ini bertugas untuk menyimpan panas
dan kelembapan yang dihasilkan saat proses ekspirasi. HME biasanya terletak
berdekatan dengan Y-piece.4

Gambar 2.16. Heat and moisture exchanger (HME)4

22
2.3.5.2 Mapleson Breathing Systems

Mapleson membagi breathing circuit menjadi lima sirkuit berbeda, yang sekarang
lebih dikenal dengan sebutan Mapleson systems (A sampai E). Sistem Mapleson yang
keenam (Mapleson F) ditambahkan oleh Wills et al (Tabel 2.3) Konsep dari sistem
Mapleson menyerupai Circle system, yaitu breathing circuit menerima aliran gas,
memberikan gas tersebut kepada pasien, dan mengeliminasi karbon dioksida. Sistem
Mapleson berbeda dari Circle system karena pada sistem ini tidak terdapat adanya
absorber karbon dioksida dan bersifat bidireksional. Eliminasi karbon dioksida pada
sistem ini bergantung pada laju aliran gas yang masuk sehingga sistem Mapleson juga
sering disebut dengan flow controlled breathing systems atau carbon dioxide washout
circuit.5,6

Tabel 2.3 Klasifikasi dan karakteristik sistem Mapleson6

23
Sistem Mapleson terdiri atas lima komponen utama, yaitu Fresh gas flow (FGF),
breathing tube, masker, reservoir bag, dan katup ekspirasi.5

1) Mapleson A (magills circuit)


Tempat masuknya gas berada jauh dari pasien dan berdekatan dengan reservoir
bag yang terletak dekat dengan mesin anestesi. Corrugated tubing
menghubungkan reservoir bag dengan APL valve yang berada didekat masker.
APL valve berfungsi untuk membuang gas hasil ekspirasi. Reservoir bag berguna
untuk memonitor nafas pasien dan juga membantuk proses ventilasi. Tipe ini
sangat baik digunakan untuk pernafasan spontan.

Pada saat pasien inspirasi maka gas yang berasal dari mesin dan reservoir bag akan
mengalir pada pasien. Pada saat pasien ekspirasi, FGF akan terus disalurkan
kedalam sistem. Gas hasil ekspirasi akan mendorong FGF yang berada pada
corrugated tube ke dalam reservoir bag. Pada saat reservoir bag penuh, APL valve
akan terbuka sehingga gas hasil ekspirasi akan keluar bersamaan dengan sebagian
gas yang berasal dari FGF. Jumlah gas hasil ekspirasi yang terbuang bergantung
pada laju aliran dari FGF. Jika aliran tersebut cukup maka sebagian besar gas hasil
ekspirasi dapat terbuang dan terjadinya rebreathing dapat diminimalkan.

Gambar 2.17. Mapleson A5

24
2) Mapleson B & C
Kedua sistem ini memiliki bentuk yang hampir sama dimana tempat masuknya
FGF dan katup APL terletak berdekatan dengan pasien dan reservoir bag terletak
berdekatan dengan mesin. Hal yang membedakan antara Mapleson tipe B dan C
adalah pada Mapleson tipe C tidak terdapat corrugated tube. Kedua sistem ini
tidak terlalu sering ditemukan karena membutuhkan FGF yang tinggi (laju FGF
harus sama dengan peak inspiratory flow rate) untuk mencegah terjadinya
rebreathing CO2 sehingga gas yang terbuang terlalu banyak.

Gambar 2.18. Atas: Mapleson B. Bawah: Mapleson C.5

3) Mapleson D
Pada jenis ini letak masuknya FGF berdekatan dengan masker pasien sedangkan
katup APL dan reservoir bag berada didekat mesin anestesi. Mapleson D, E, dan
F memiliki satu kesamaan yaitu memiliki T piece.

Gambar 2.19. Mapleson D.5

25
Salah satu modifikasi dari mapleson D yang terkenal adalah Bain circuit (Gambar
2.20). Pada sirkuit ini fresh gas akan dialirkan melalui sebuah tabung kecil yang
berada pada corrugated tube. Gas hasil ekspirasi akan masuk dan melewati
corrugated tube dan dikeluarkan melalui katup yang berada didekat reservoir bag.
Sirkuit ini dapat digunakan baik untuk pernafasan spontan atau pernafasan
terkontrol. Sirkuit bain memiliki beberapa kelebihan seperti ringan, mudah
digunakan, dan mudah untuk disterilkan. Namun salah satu masalah yang sering
ditemukan pada sirkuit Bain adalah kerusakan pada tabung kecil yang berperan
untuk mengalirkan FGF. Jika terjadi kerusakan pada tabung ini maka pasien tidak
akan menerima oksigen secara adekuat.

Gambar 2.20. Bain circuit.5

4) Mapleson E & F
Mapleson E atau Ayre’s T-piece merupakan sistem Mapleson yang juga sudah
jarang digunakan. FGF masuk melalui saluran yang berada disamping sistem dan
gas hasil ekspirasi akan dikeluarkan langsung ke atmosfir. Jenis ini tidak memiliki
katup AVL. Pembuangan gas ekspirasi memerlukan aliran FGF yang tinggi
sehingga rebreathing juga dapat terjadi pada jenis ini.

26
Gambar 2.21. Mapleson E.5

Mapleson F atau Jackson Rees modification merupakan modifikasi dari Mapleson


E. Pada jenis ini terdapat 500 ml reservoir bag yang terletak pada bagian ekspirasi.
Reservoir bag memiliki sebuah lubang pada bagian ujungnya yang dapat ditutup
dengan jari untuk memberikan tekanan. Dapat juga digunakan untuk membantu
memonitor proses respirasi pasien dan dapat digunakan untuk membantu proses
respirasi. Pada sistem ini, gas hasil ekspirasi akan tersimpan dan bercampur
dengan fresh gas pada reservoir bag tersebut. Pada saat tahap expiratory pause,
gas hasil ekspirasi sebelumnya akan digantikan oleh fresh gas yang berasal dari
FGF sehingga Mapleson F juga membutuhkan FGF yang tinggi sama seperti
mapleson E. Modifikasi Jackson Rees biasanya digunakan pada pasien pediatrik
dengan berat dibawah 20 kg dan usia <5 tahun.

Gambar 2.22. Mapleson F (Jackson Rees modification).5

Secara keseluruhan sistem Mapleson memiliki keuntungan seperti bentuknya yang


lebih sederhana dibandingkan circle system, lebih murah, mudah untuk disterilkan,
dan ringan. Namun sebagian besar dari sistem Mapleson membutuhkan aliran FGF
yang tinggi dan tidak memiliki absorber karbon dioksida. Selain itu dapat terjadi
polusi ruang operasi oleh gas-gas tersebut karena membutuhkan flow yang tinggi

27
dan sulit untuk di pasangkan pada scavenger system karena letak katup APL yang
berdekatan dengan pasien (Mapleson A, B, dan C).5

2.3.6 Ventilator

Ventilator sangat sering digunakan terutama pada Intensive care unit (ICU) dan ruang
operasi. Pada dahulu kala ventilator yang berada di ruang operasi umumnya lebih
sederhana dan lebih kompak dibandingkan dengan ventilator yang berada pada ICU.
Namun dengan adanya peningkatan kebutuhan akan mesin ventilator yang menyerupai
ICU maka sekarang seluruh mesin anestesi modern sudah dilengkapi oleh ventilator
canggih yang memiliki kapabilitas yang sama dengan ventilator yang digunakan di
ICU. Fungsi ventilator dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu:4,7

A. Fase Inspirasi
Pada saat inspirasi, ventilor akan menghasilkan volume tidal dengan menghasilkan
gas bersamaan dengan perubahan tekanan. Mesin akan menghasilkan baik tekanan
konstan (constant-pressure generators) atau aliran gas konstan (constant-flow
generators) pada saat inspirasi (Gambar 2.23).

Gambar 2.23 Profil tekanan, volume, dan flow pada ventilator. A: Constant pressure.
B: Constant flow. C: Nonconstant generator.4

28
B. Fase Transisi (inspirasi ke ekspirasi)
Terminasi dari fase inspirasi akan terjadi apabila sudah melewati batas waktu yang
ditetapkan (time cycled), mencapai tekanan tertentu (pressure cycled), atau sudah
mengirimkan sejumlah volume tidal yang sudah ditentukan (volume cycled).
C. Fase ekspirasi
Fase ini biasanya mengurangi tekanan saluran nafas ke level atmosfir atau ke nilai
positive end-expiratory pressure (PEEP) yang sudah ditetapkan. Aliran gas yang
keluar dari paru-paru ditentukan oleh airway resistance dan compliance paru-paru.
Gas yang sudah diekspirasi akan mengisi bellow yang ada lalu akan dikeluarkan
melalui scavenging system.
D. Fase Transisi (ekspirasi ke inspirasi)
Transisi untuk ke fase inspirasi selanjutnya dapat dicapai melalui time cycled atau
pressure cycled. Pada mode ventilasi terkontrol, proses inspirasi akan selalu terjadi
setelah jangka waktu tertentu.

Desain sirkuit ventilator pada mesin anestesi modern secara umum dibagi menjadi 2
macam, yaitu:5,7

A. Double-circuit system ventilators (bellows ventilators)


Ventilator tipe ini merupakan jenis yang paling sering ditemukan ada mesin-mesin
anestesi modern. Ventilator jenis ini memiliki bellow, yaitu sejenis ruangan
tertutup yang dipenuhi udara, yang bertugas sebagai reservoir dari gas. Pada saat
fase inspirasi, ventilator driving gas akan memasuki ruangan bellow housing dan
menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan sehingga mengkompres bellow dan
gas yang didalamnya akan dikirimkan ke paru-paru. Pada saat fase ekspirasi
driving gas akan berhenti dialirkan dan tekanan akan menurun sehingga bellow
dapat mengembang kembali dan terisi oleh gas.

29
Gambar 2.24 Double circuit (bellow ventilator)5

B. Single circuit (piston ventilators)


Pada ventilator tipe ini bellow digantikan oleh piston yang digerakan oleh listrik.
Tipe ini disebut single circuit karena sistem ini tidak membutuhkan adanya drive
gas circuit. Salah satu keunggulan dari ventilator piston adalah kemampuan untuk
mengirimkan volume tidal yang lebih akurat dibandingkan bellow. Namun salah
satu kerugian dari menggunakan ventilator jenis ini adalah visual feedback pada
saat pasien ekspirasi tidak dapat terlihat.

Gambar 2.25 Single circuit (piston ventilator)5

30
2.3.7 Scavenging system

Sistem ini berfungsi untuk menghilangkan gas anestesi yang berlebihan dari mesin dan
dari lokasi anestesi tersebut. Sistem ini biasanya terhubung langsung dengan katup
AVL. Pembuangan gas anestesi perlu dilakukan karena ruangan operasi yang dipenuhi
oleh gas anestesi dapat menimbulkan ancaman kesehatan baik pada pasien maupun
pada operator. Pada tahun 1977, National institute for Occupational safety and Health
(NIOSH) membuat batasan level gas anestesi yang dapat ditemukan:5
 Halogenated agent alone: 2 ppm
 Nitrogen oksida: 25 ppm
 Kombinasi antara halogenated agent dengan nitrogen oksida: 0,5 ppm

Penyebab tersering dari kontaminasi gas pada ruangan operasi:5


 Kegagalan dalam mematikan aliran gas
 Penggunaan masker yang tidak pas
 Kesalahan pada saat pengisian agen anestesi
 Penggunaan uncuffed ETT
 Penggunaan breathing circuit selain circle system

Sistem pembuangan ini terdiri atas beberapa komponen, yaitu:5


A. Gas collecting assembly
Bagian ini berfungsi sebagai tempat masuknya dan berkumpulnya gas yang
berasal dari katup APL.
B. Transfer tubing
Bagian ini berfungsi sebagai tempat berpindahnya gas dari gas collecting
assembly kebagian scavenging interface. Tabung ini harus bersifat kaku untuk
menghindari terjadinya kinking. Jika terjadi kinking maka tekanan akan
meningkat dan dapat terjadi barotrauma.

31
C. Scavenging interface
Komponen yang paling penting karena bertugas untuk melindungi breathing
circuit atau ventilator dari tekanan positif atau negatif yang berlebih.
D. Gas disposal system
Bertygas untuk membuang gas yang sudah terkumpul

Gambar 2.26. Scavenging system5

2.4 Pre-anesthesia Checkout Procedures

Malfungsi dari mesin anestesi dapat menyebabkan morbbiditas atau mortalitas.


Pengecekan mesin anestesi berulang secara rutin dapat mengurangi kemungkinan
terjadinya malfungsi pada saat prosedur sedang berlangsung. Pada tahun 2008, ASA
mengeluarkan rekomendasi prosedur pre-anestesi yang harus dilakukan, yaitu
“Recommendation for Pre-Anesthesia Checkout Procedures”. Prosedur ini dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu:8

32
 Prosedur yang dilakukan setiap hari (daily)
1) Verifikasi bahwa silinder oksigen dan alat ventilasi manual dapat berfungsi dengan
baik
2) Verifikasi bahwa alat suction dapat berfungsi dengan baik
3) Menyalakan mesin anestesi dan memastikan AC power tersedia
4) Verifikasi ketersediaan monitor yang dibutuhkan termasuk alarm
5) Verifikasi bahwa tekanan pada cadangan silinder oksigen pada mesin anestesi
cukup
6) Verifikasi bahwa tekanan inlet pipa berada pada ≥ 50 psig
7) Verifikasi bahwa vaporizer terisi dan tertutup rapat tanpa adanya kebocoran
8) Verifikasi bahwa tidak terdapat kebocoran pada saluran suplai gas terutama
diantara flowmeter dan common gas outlet
9) Menguji fungsi scavenging system
10) Mengkalibrasi moniitor oksigen dan mengecek ulang alarm low-oxygen
11) Verifikasi bahwa absorber karbon dioksida masih dapat berfungsi dengan baik
12) Melakukan uji coba breathing system dan memeriksa apakah terdapat kebocoran
13) Verifikasi bahwa gas dapat mengalir melalui breathing circuit baik saat inspirasi
ataupun ekspirasi
14) Melakukan dokumentasi pada prosedur checkout yang sudah dilakukan
15) Mengkonfirmasi ulang pengaturan ventilator dan evaluasi kesiapan dalam
memberikan anestesi (anesthesia time out)

 Prosedur yang dilakukan sebelum setiap tindakan


1) Verifikasi bahwa alat suction dapat berfungsi dengan baik
2) Verifikasi ketersediaan monitor yang dibutuhkan termasuk alarm
3) Verifikasi bahwa vaporizer terisi dan tertutup rapat tanpa adanya kebocoran
4) Verifikasi bahwa absorber karbon dioksida masih dapat berfungsi dengan baik
5) Melakukan uji coba breathing system dan memeriksa apakah terdapat kebocoran

33
6) Verifikasi bahwa gas dapat mengalir melalui breathing circuit baik saat inspirasi
ataupun ekspirasi
7) Melakukan dokumentasi pada prosedur checkout yang sudah dilakukan
8) Mengkonfirmasi ulang pengaturan ventilator dan evaluasi kesiapan dalam
memberikan anestesi (anesthesia time out)

34
DAFTAR PUSTAKA

1
Gurudatt C L. The basic anaesthesia machine. Indian J Anaesth. 2013;57:438-
45. doi:10.4103/0019-5049.120138
2
Latief SA, Suryadi KA, Dachlan MR. Petunjuk praktis anestesiologi. Edisi ke-2.
Jakarta: Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2001. h. 107-12.
3
Eisenkraft JB. Anesthesia machine basics. Seminars in anesthesia, perioperative
medicine and pain. 2005:24(3):138-46. doi: 10.1053/j.sane.2005.07.002
4
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Bab 4: The anesthesia machine.
Dalam: Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s clinical
anesthesiology. Edisi ke-5. New York: McGraw-Hill Education, LLC; 2013.
5
Venticinque SG, Andrews JJ. Bab 29: Inhaled anesthetics: delivery systems.
Dalam: Miller RD, Cohen NH, Eriksson LI, Fleisher LA, Weiner-Kronish JP,
Young WL, penyunting. Miller’s anesthesia. Edisi ke-8. Philadelphia: Elsevier
Saunders; 2015. h. 752-820.
6
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Bab 3: Breathing system. Dalam:
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD. Morgan & Mikhail’s clinical
anesthesiology. Edisi ke-5. New York: McGraw-Hill Education, LLC; 2013.
7
Jain RK, Swaminathan S. Anaesthesia ventilators. Indian J Anaesth.
2013:57(5);525-32. doi:10.4103/0019-5049.120150
8
Sub-Committee of ASA Committee on Equipment and Facilities [Internet].
Recommendations for pre-anesthesia checkout procedures. 2008 [diakses 25
November 2019]. Diunduh dari: http://www.asahq.org/clinical/fda.htm.

35

Anda mungkin juga menyukai