PENDAHULUAN
2.2 STANDARDISASI
Lingkungan kerja anestesi dan komponen-komponennya telah dicantumkan dalam
standarisasi American Society for Testing and Materials (ASTM). Karena banyaknya
mesin anestesi yang bervariasi model dan bentuknya mungkin akan terdapat beberapa
satuan ukur yang tidak sama. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa definisi dari
satuan ukur yang biasanya digunakan dalam menilai ukuran tekanan pada mesin
anestesi, yaitu: Psi, Psig, Psia.1,2
Psi berarti pounds per square inch. Psig berarti pounds per square inch gauge,
yang merupakan perbedaan antara tekanan yang terukur dan tekanan atmosfer di
sekitarnya. Sebagian besar alat pembaca tekanan dibuat untuk memberikan nilai 0
pada tekanan atmosfer. Psia berarti pounds per square inch absolute. Tekanan absolut
didasarkan pada titik acuan dimana tekanan bernilai 0 untuk menjadikan kondisi
hampa udara yang sempurna. Psia yaitu psig ditambah dengan tekanan atmosfer
lokal. Misalnya, pada ketinggian sekitar air laut, tekanan atmosfernya yaitu 0 psig,
namun pada psia didapatkan sebesar 14.7.2
Gambar 4. Posisi daya listrik cadangan pada mesin anestesi (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 5. Monitor dengan daya cadangannya sendiri (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Pada mesin anestesi yang lama, banyak monitor individual yang memiliki
daya cadangannya sendiri. Sistem daya cadangan ini mungkin perlu dinyalakan secara
individu atau dapat diaktivasi secara otomatis saat mesin dinyalakan. Kerugian dari
pengaturan ini yaitu penting untuk memeriksa status baterai dari masing-masing
monitor. Durasi dari daya cadangan ini juga akan bervariasi. 1
Pada lingkungan kerja anestesi yang baru, komponen-komponen ini mungkin
dapat didukung oleh satu sumber daya listrik cadangan. Keuntungan sistem ini yaitu
hanya 1 sumber daya listrik cadangan saja yang perlu untuk diperiksa. Durasi dari
sumber daya cadangan ini akan tergantung pada jumlah instrumen yang akan
didukung. Ventilasi manual atau spontan dapat memperpanjang waktu hidup baterai,
dimana pengaturan ventilator biasanya bersifat elektronik pada lingkungan kerja
anestesi yang baru. 1,5
Walaupun beberapa mesin anestesi lama menggunakan baterai cadangan,
sebagian besar mesin anestesi baru menggunakan baterai yang dapat di-charge
kembali. Waktu dimana baterai akan di-charge kembali dapat bervariasi. Jika mesin
anestesi terus menerus terhubung pada sumber daya listrik, daya cadangan seharusnya
berada pada kondisi yang penuh. Jika mesin anestesi dilepaskan dari sumber daya
listrik selama beberapa waktu, mungkin proses charge baterai tidak akan penuh.
Biasanya akan memakan waktu beberapa jam untuk men-charge baterai jika telah
habis dayanya. Durasi baterai cadangan akan tergantung pada penggunaan daya.
Sumber daya listrik yang tidak terinterupsi dapat ditambahkan pada mesin anestesi
untuk durasi daya cadangan yang lebih panjang. Sebagian besar mesin anestesi
memiliki cara bagi para penggunanya agar dapat menentukan besarnya charge baterai
dan jika baterai alat tersebut sedang digunakan. 1,5
2.6.1.4. Outlet elektrik
Sebagian besar mesin anestesi memiliki outlet-outlet elektrik. Outlet tersebut
bertujuan sebagai sumber daya listrik untuk monitor dan alat lainnya. Outlet-outlet ini
tidak dapat mensuplai listrik saat keadaan mati daya.Sebagai pedoman umum, outlet-
outlet ini seharusnya hanya dapat digunakan untuk monitor anestesi. Peralatan lainnya
harus dihubungkan secara langsung ke sumber daya listrik utama. 1,5
Jika kebutuhan daya listrik melebihi apa yang telah ditentukan untuk outlet
tersebut, pemotong sirkuit listrik akan teraktivasi. Peralatan bedah atau meja operasi
berfrekuensi tinggi seharusnya tidak dihubungkan pada outlet-outlet ini, karena hal ini
dapat mengakibatkan kebocoran aliran listrik yang meningkat melebihi nilai yang
telah ditentukan. 1,5
Gambar 6. Outlet-outlet elektrik (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 9. Swinging gate-type yoke dengan nipple dan indeks pin (Sumber dari
Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Badan yoke terdapat pada kerangka mesin. Badan yoke memberikan dukungan
pada silinder. Pada swinging gate (toggle handle, swivel gate) type yoke, bagian
distalnya terpisah. Saat silinder dipasangkan atau dikeluarkan dari yoke, bagian yang
terpisah ini dapat didorong ke samping. 1,5
Sekrup pengencang yoke (clamping device, retaining bar) terletak pada ujung
distal yoke. Pengencangan sekrup akan menekan outlet katup silinder pada washer
dan nipple sehingga terbentuk segel yang kedap udara. Ujung konikal dari sekrup ini
dibentuk sesuai dengan depresi konikal pada katup silinder. 1,5
Nipple merupakan bagian yoke dimana gas-gas masuk ke mesin. Bagian ini
muncul dari yoke dan terhubung pada portal katup silinder. Jika terdapat kerusakan
nipple, maka tidak dapat menghasilkan segel yang kedap udara pada katup silinder. 1,5
Pin-pin pada sistem keamanan indeks pin berada tepat di bawah nipple.
Lubang-lubang dimana pin tersebut dihubungkan harus pada kedalaman yang
spesifik. Jika lubang-lubang ini ditempatkan terlalu dalam pada badan yoke, mungkin
sambungan silinder yang tidak tepat pada yoke dapat terjadi. 1,5
Washer (gasket) terletak di sekitar nipple untuk menghasilkan segel antara
katup silinder dan yoke. Washer biasanya disuplai dengan setiap silinder yang terisi
penuh.1,5
Saat silinder dihubungkan dengan yoke, hati-hati dalam memastikan washer
telah berada sesuai pada tempatnya dan berada dalam kondisi yang baik. Washer yang
rusak atau berubah bentuk tidak dapat lagi digunakan. Washer tambahan harus
disediakan bila washer yang ada telah rusak. Hanya digunakan satu washer, karena
washer yang multipel dapat mencegah segel menjadi kedap udara atau dapat
mengubah pengaturan sistem keamanan indeks pin.1,5
Filter harus digunakan pada lingkungan kerja anestesi terstandarisasi, yang
diletakkan diantara silinder dan regulator tekanan atau katup kontrol aliran gas untuk
mencegah bahan-bahan tertentu dapat masuk ke mesin anestesi.1,5
Check valve assembly memungkinkan gas dari silinder untuk masuk ke mesin
namun mencegah gas keluar dari mesin saat tidak ada silinder dalam yoke. Hal ini
memungkinkan silinder yang kosong dapat digantikan dengan silinder yang terisi
penuh tanpa kehilangan gas. Hal ini juga mencegah gas berpindah dari silinder
dengan tekanan yang lebih tinggi ke silinder lainnya dengan tekanan yang lebih
rendah saat keduanya dihubungan pada double yoke dan dinyalakan bersamaan.1,5
Check valve assembly yang biasanya dipakai terdiri dari plunger yang
tersambung dari samping saat tekanan lebih tinggi. Saat tekanan silinder melebihi
tekanan dari sisi mesin, plunger terdorong ke kanan, dan gas melewatinya dan masuk
ke dalam mesin. Saat tekanan mesin melebihi tekanan silinder, plunger bergerak ke
arah kiri, sehingga menghambat aliran gas. 1,5
Gambar 10. Yoke check valve assembly dan komponen-komponennya (Sumber dari
Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Check valve assembly ini tidak didesain untuk bekerja sebagai segel permanen
untuk yoke yang kosong dan dapat memungkinkan sejumlah kecil gas untuk
melewatinya. Untuk meminimalkan kehilangan gas tersebut, yoke harus tidak boleh
kosong. Segera setelah silinder kosong, silinder tersebut harus digantikan dengan
silinder yang penuh. Jika silinder yang penuh tidak tersedia, yoke plug (dummy
cylinder block atau plug, blanking cap atau plug) dapat ditempatkan pada yoke yang
kosong. Yoke plug yaitu berupa sebatang besi atau bahan padat lainnya yang memiliki
depresi konikal pada salah satu sisinya untuk dapat pas terhubung dengan ujung
sekrup pengencang dan daerah yang mendatar pada sisi lainnya untuk dapat secara
pas terhubung dengan nipple. Saat dipasang, yoke plug membentuk segel untuk
mencegah gas keluar dari mesin. Tanpa adanya yoke plug, gas dapat mengalir secara
retrograde melalui katup kontrol aliran yang terbuka dan keluar melalui yoke.
Produsen-produsen mesin anestesi sering kali merantaikan yoke plug pada mesin. 1,5
Gambar 11. Yoke plug (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Untuk mencegah transfilling pada sepasang silinder akibat check valve yang
tidak berfungsi dengan tepat, hanya satu silinder gas yang dapat dapat dipakai dalam
satu waktu.Penting untuk katup silinder dan yoke agar tidak terkontaminasi dengan
minyak atau oli, karena hal ini dapat mengakibatkan potensi bahaya kebakaran.
Petugas yang menempatkan silinder dalam yoke harus selalu mencuci tangan
sebelumnya. 1,5
Sebelum silinder dimasukkan, yoke harus diperiksa untuk memastikan bahwa
2 pin dari sistem keamanan indeks pin telah tersedia. Pin yang hilang dapat
mengakibatkan sistem keamanan pin tidak berfungsi. Setelah silinder dihubungkan
dengan yoke, katup harus ditutup kecuali jika katup tersebut menjadi suplai gas utama
untuk mesin. 1,5
Gambar 12. Pemeriksaan dan penggantian silinder (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch
SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 13. Bourdon pressure indicator (gauge) (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 14. Indikator tekanan silinder, pipeline serta digital (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Pada mesin anestesi yang lebih modern terkadang digunakan hasil pengukuran
tekanan dalam bentuk kertas laporan digital (readouts). Beberapa mesin lainnya telah
menggunakan lampu LED untuk mengindikasikan tekanan silinder. LED berwarna
hijau jika katup silinder terbuka dan tekanan adekuat, LED berwarna merah jika
tekanan tidak adekuat. LED tidak menyala jika katup tidak terbuka. 1,5
Gambar 15. Indikator tekanan LED dan informasinya (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
2.6.2.1.3. Regulator tekanan (Reducing valves, reducing regulators, reduction
valves, regulator valves, gas pressure reducing device/system).
Regulator tekanan berfungsi menurunkan tekanan pada silinder yang tinggi dan
bervariasi agar menjadi lebih rendah dan relatif konstan sehingga sesuai untuk
digunakan pada mesin anestesi. Tanpa regulator, ahli anestesi harus selalu mengubah
katup kendali aliran gas agar dapat mempertahankan aliran yang konstan pada
flowmeter seiring dengan menurunnya tekanan di silinder. Ruang kerja anestesi yang
terstandarisasi memerlukan regulator tekanan untuk setiap gas yang disuplai dari
silinder. 1,5
2.6.2.1.4. Prinsip-prinsip fisika
Tekanan didefinisikan sebagai sebuah upaya yang bekerja terhadap sebuah daerah.
Upaya ini dapat ditingkatkan baik melalui peningkatan tekanan atau dengan
meningkatkan daerah yang dipengaruhi oleh tekanan tersebut. 1
Gambar 16. Prinsip fisika (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Pc= tekanan yang besar, bekerja pada daerah yang kecil= A1, yang
diseimbangkan dengan tekanan yang lebih kecil= Pr, yang bekerja pada daerah yang
besar, A2. prinsip ini juga bekerja pada alat regulator tekanan.1
Gambar 17. Prinsip tekanan (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Tekanan inlet=Pc, R adalah isi regulator tekanan yaitu gas pada tekanan yang
menurun, Pr=tekanan outlet. Pembukaan antara C dan R dioklusi oleh daerah A1. A2
merupakan daerah diafragma yang fleksibel dimana Pr bekerja. Saat S (stopcock)
ditutup, maka daya yang ada akan bekerja secara seimbang. Saat segel tertutup, maka
tidak ada gas yang dapat mengalir dari C ke dalam R.1
Ruang kerja anestesi terstandarisasi memerlukan aliran dari silinder yang tidak
melebihi 10 mL/menit saat tekanan pada sistem pipa gas sebesar 345 kPa (50 psig).
hal ini dicapai dengan menjaga tekanan yang dihantarkan oleh regulator pada tingkat
yang lebih rendah dibandingkan tekanan pipa gas.Regulator tekanan yang defektif
dapat menghambat aliran gas dari silinder atau dapat mengakibatkan aliran gas yang
sangat berfluktuasi.1
2.6.2.2. Sistem Tekanan Intermediate
Sistem tekanan intermediate menerima gas-gas dari regulator tekanan atau pipa
inlet ke mesin anestesi. Oksigen dapat masuk ke dalam komponen pneumatik melalui
master switch. Saat master switch dimatikan, tekanan pada sistem tekanan
intermediate akan menurun sampai 0. komponen pneumatik sistem tekanan
intermediate meliputi bagian pneumatik master switch, sambungan pipa inlet,
indikator tekanan pipa, piping, outlet listrik gas, alat-alat untuk kerusakan tekanan
oksigen, oxygen flush, regulator tekanan tambahan (jika terpasang), dan katup kendali
aliran gas. 1
2.6.2.2.1. Master switch (komponen pneumatik)
Bagian pneumatik master switch terletak di bagian aliran bawah sistem tekanan
intermediate dari inlet untuk silinder dan suplai pipa. Oxygen flush biasanya terpisah
dari switch ini. Master switch dapat sepenuhnya bersifat elektronik switch dimana saat
teraktivasi akan mengendalikan berbagai komponen penumatik dari mesin anestesi. 1
2.6.2.2.2. Compressed gases supply
Gas yang diberikan bersama dengan anestesi adalah oksigen, udara (air), dan
N2O. Gas tersebut berasal dari sumber gas sentral di rumah sakit, masuk ke kamar
bedah melalui pipa dengan kode warna (hijau untuk oksigen, biru untuk N 2O dan
kuning untuk udara). Secara terpisah, selain dari sentral, terdapat sumber persediaan
gas yaitu dari tabung atau silinder gas. 1
2.6.2.2.3. Pipeline inlet
Selain kode warna, terdapat pengait khusus untuk mencegah kesalahan
sambungan antar pipa (oksigen, air, dan N 2O) berupa Diameter Index Safety System
(DISS). Pengait ini memiliki diameter khusus dan memiliki filter serta katup satu arah
untuk mencegah aliran balik gas. Kebanyakan mesin modern memiliki daya
pneumatik (oksigen). Rerata tekanan gas pada pipeline inlet adalah 50 psig. 1
2.6.2.2.4. Cylinder inlet
Tabung silinder gas menempel dengan mesin via pin index safety system untuk
mencegah kesalahan sambungan silinder gas. Perangkat tersebut terdiri dari indeks
pin, washer, penyaring, dan katup yang mencegah aliran balik. Silinder gas juga
berkode warna untuk mempermudah identifikasi. Tekanan pada silinder ke mesin
anetesi adalah 45 psig. Pada 20ºC, tabung silinder gas dalam keadaan penuh berisi
600 L oksigen dengan tekanan 1.900 psig, dan N2O volume 1.590 L dengan tekanan
745 psig. 1
Gambar 18. Inlet pipelines (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 19. Outlet listrik (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 20. Alat pemantau keamanan kegagalan oksigen (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Katup pengaman kegagalan oksigen (oxygen failure safety device, low-
pressure guardian system, oxygen failure protection device, pressure sensor shutoff
system or valve, fail safe, pressure sensor system,. nitrous oxide shutoff valve)
mematikan atau menurunkan suplai nitrous oksida bila tekanan suplai oksigen
menurun. 1
Oksigen dapat langsung mengalir ke katup kontrol aliran, sementara gas lain
(N2O, udara) harus melalui fail-save valve sebelum mencapai katup kontrol aliran.
Perangkat keamanan ini hanya mengizinkan aliran gas lain bila tekanan oksigen yang
diberikan mencukupi, sehingga mencegah penghantaran campuran gas hipoksik saat
mesin gagal memberikan suplai oksigen. Katup ini menutup aliran gas lain (shut-off
valve close) atau secara bertahap mengurangi aliran (proportioning safety device atau
balance regulator) dari semua gas saat oksigen berkurang hingga kurang dari 20-30
psi. Semua mesin juga memiliki sensor tekanan rendah suplai oksigen yang akan
mengaktivasi alarm bila tekanan inlet oksigen turun di bawah ambang batas (biasanya
20-30 psig). Perangkat ini tidak dapat mencegah kejadian hipoksia bila tekanan tetap
terjaga, namun gas yang diberikan mengandung oksigen yang tidak adekuat. 1
Saat sistem pneumatik teraktivasi, tekanan oksigen akan melalui alat
pengaman gagal oksigen, yang memungkinkan gas-gas lainnya untuk dapat mengalir.
Mematikan sistem pneumatik akan menyebabkan oksigen dalam mesin untuk keluar
ke atmosfir. Penurunan tekanan oksigen yang dihasilkan akan menyebabkan alat
pemantau kegagalan oksigen untuk menghambat suplai gas-gas lainnya pada katup
kendali aliran gas. 1
2.6.2.2.11. Oxygen supply failure alarm
Ruang kerja anestesi terstandardisasi mengkhususkan bahwa saat tekanan suplai
oksigen menurun dibawah ambang batas yang diperbolehkan (biasanya 30 psig (205
kPa)), setidaknya sistem alarm dengan prioritas medium akan berbunyi dalam 5 detik.
Sistem alarm ini tidak dapat dilepaskan/ dimatikan. 1
Sistem alarm ini mencegah terjadinya hipoksia akibat masalah yang terjadi
pada aliran bagian atas sirkuit mesin (terputusnya selang oksigen, tekanan oksigen
yang rendah pada pipa gas, dan deplesi oksigen di silinder), namun tidak memberikan
perlindungan total terhadap kondisi hipoksia, karena tidak mencegah gas anestetik
mengalir jika tidak terdapat aliran oksigen.1
2.6.2.2.12. Gas selector switch
Beberapa mesin anestesi memiliki gas selector switch yang mencegah udara dan
nitrous oksida digunakan secara bersamaan. 1
Gambar 21. Oxygen supply selector alarm dan gas selector switch (Sumber dari
Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Bahaya yang dapat terjadi terkait oxygen flush yaitu aktivasi yang tidak
disengaja dan kebocoran internal, yang mengakibatkan terhantarnya campuran gas
yang kaya akan oksigen. Telah dilaporkan terjadinya barotrauma dan pasien yang
tersadar selama anestesi saat oxygen flush teraktivasi. 1
2.6.2.2.15. Flow adjustment control
Alat pengatur kendali aliran gas berfungsi meregulasi aliran oksigen, udara, dan
gas lainnya pada indikator aliran. Terdapat 2 jenis alat pengatur kendali aliran gas:
mekanik dan elektronik. Ruang kerja anestesi terstandar memerlukan hanya 1 alat
pengendali aliran gas untuk setiap gas. Dimana alat pengendali aliran ini harus
terletak dekat atau teridentifikasi dengan flowmeter terkait. 1
Gambar 23. Flow adjustment control device (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
2.6.2.2.16. Mechanical flow control valve
Alat ini (Needle valve, pin valve, fine adjustment valve) mengendalikan tingkat
aliran gas melalui flowmeter terkaitnya. Beberapa alat ini juga memiliki fungsi On
dan Off. Pada alat lainnya, fungsi On dan Off dapat dikendalikan menggunakan
master switch. Mechanical flow control valve dapat digunakan dengan flowmeter
mekanik dan elektronik. 1
Gambar 24. Mechanical flow control valve (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
2.6.2.3. Sistem Tekanan Rendah
Sistem tekanan rendah berada pada bagian aliran bawah (downstream) alat
pengendali aliran gas. Tekanan pada bagian ini hanya sedikit berada di atas tekanan
atmosfir dan dapat bervariasi, tergantung pada aliran dari katup pengendali aliran,
adanya tekanan balik dari peralatan (katup penguji), dan tekanan balik dari sistem
pemberian nafas. Komponen-komponen yang ditemukan pada bagian ini meliputi
flowmeter, hypoxia prevention safety device, katup unidireksional, alat pelepas
tekanan, dan outlet gas. 1
2.6.2.3.1. Flowmeter
Flowmeter (flow indicators, flow tubes, rotameter) mengindikasikan tingkat aliran
sebuah gas yang melewatinya. Dapat bersifat mekanik ataupun elektronik. Flowmeter
elektronik biasanya memiliki representasi flowmeter mekanik pada layar atau
menggunakan nomor yang menunjukkan aliran gas. Pada flowmeter elektronik, dapat
digunakan flowmeter mekanik yang menunjukkan total aliran gas pada outlet gas
untuk memberikan tingkat keamanan tertentu bagi pada ahli anestesi yang mungkin
tidak terlalu mempercayai flowmeter elektronik. 1
2.6.2.3.2. Katup dan pengukur aliran (flow valve dan flowmeter)
Setelah tekanan mengalami penurunan hingga batas aman, setiap gas harus melalui
katup kontrol aliran dan diukur oleh flowmeter sebelum bercampur dengan gas lain,
masuk ke vaporizer, dan keluar melalui common gas outlet. Aliran yang dekat dengan
katup merupakan aliran bertekanan tinggi, sedangkan yang telah melalui katup aliran
dan memasuki common gas outlet bertekanan rendah. Terdapat kode warna yang
memudahkan untuk membedakan kenop masing-masing gas. Kenop oksigen
berukuran lebih besar, bergalur, dan lebih menonjol dibanding gas lain.1
Untuk mencegah terjadinya campuran gas hipoksik, flowmeter oksigen selalu
berada di posisi lebih distal dari flowmeter gas lain, paling dekat dengan vaporizer.
Katup aliran oksigen biasanya didesain untuk memberikan aliran oksigen minimum
saat mesin anestesi dinyalakan. Perangkat keamanan ini memastikan adanya oksigen
yang selalu mengalir pada sirkuit napas, bahkan saat operator lupa menyalakan aliran
oksigen. Perangkat keamanan lainnya adalah hubungan aliran gas N2O dengan
oksigen, yang memastikan adanya aliran oksigen minimal dengan konsentrasi 25%,
yaitu oxygen/nitrous oxide ratio controller. Perangkat kontrol ini menghubungkan
kedua katup secara pneumatik atau mekanik, untuk mempertahankan konsentrasi
oksigen minimal. 1
2.6.2.3.3. Flowmeter mekanik.
Alat ini mengukur aliran gas berdasarkan prinsip bahwa aliran gas yang melewati
resistensi akan bersifat proporsional terhadap tekanan. Flowmeter mekanik mengukur
penurunan tekanan yang terjadi saat sebuah gas melewati resistensi. 1
Gambar 25. Mekanisme flowmeter mekanik (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Alat indikator aliran mekanik tradisional yang digunakan pada meson anestesi
memiliki tipe penanda yang bervariasi (Thorne tube). Tipe penanda ini merupakan
sebuah tabung kaca vertikal yang terpasang secara internal dengan diameter terkecil
yang berada dibagian bawah. Saat aliran gas menurun, gaya gravitasi akan
menyebabkan indikator berpindah pada tingkat yang lebih rendah. Akan terdapat
skala penanda pada tabung untuk menilai tingkat aliran gas. Besarnya tingkat aliran
gas pada tabung dipengaruhi oleh beberapa faktor; 1
2.6.2.3.4. Penurunan tekanan di sepanjang tabung
Seiring dengan mengalirnya gas dalam tabung indikator, aliran gas ini mengalami
resistensi gesekan dari dinding tabung dan indikator. Hal ini menyebabkan hilangnya
energi sehingga akan terjadi penurunan tekanan. Penurunan tekanan ini bersifat
konstan pada semua posisi dalam tabung. 1
2.6.2.3.5. Ukuran lubang pembukaan indikator
Walaupun flowmeter memiliki ukuran lubang pembukaan yang bervariasi,
penurunan tekanan tetap bersifat konstan di seluruh bagian tabung. Oleh sebab itu,
flowmeter ini sering disebut flowmeter tekanan-konstan. Peningkatan aliran gas tidak
meningkatkan penurunan tekanan dalam tabung, namun akan menyebabkan indikator
meningkat posisinya dalam tabung. 1
2.6.2.3.6. Karakteristik fisik gas
Saat aliran gas yang rendah mengalir melalui tabung, lubang pembukaan indikator
akan menyempit. Juga sebaliknya, saat aliran gas meningkat maka lubang pembukaan
indikator akan melebar. Hal ini sesuai dengan teori Hagen-Poiseuille, dimana
pembukaan yang lebih panjang dan sempit (aliran rendah) akan menyebabkan aliran
yang laminar dan tergantung pada viskositas gas. Sedangkan pada hukum Graham,
berlaku dimana pada pembukaan yang lebih pendek dan lebar (aliran tinggi), aliran
gas akan lebih turbulen dan dan tergantung pada densitas gas. 1
2.6.2.3.7. Temperatur dan efek tekanan
Flowmeter diukur pada tekanan atmosfer (760 torr) dan suhu ruangan (200C).
Perubahan temperatur dan tekanan akan mempengaruhi viskositas dan densitas gas
serta mempengaruhi akurasi tingkat aliran yang akan diukur. Variasi temperatur tidak
memiliki pengaruh yang signifikan. 1
2.6.2.3.8. Flowmeter gabungan
Flowmeter ini terdiri dari tabung aliran gas, alat indikator, penutup tabung dan
skala pengukur aliran gas. Cahaya penerangan pada mesin anestesi biasanya tersedia
untuk dapat memonitor flowmeter pada ruangan yang gelap. Setiap flowmeter
gabungan harus ditandai secara jelas dan permanen menggunakan kode warna dan
nama atau simbol kimia dari gas yang diukur. Flowmeter biasanya dilindungi/ditutup
menggunakan penutup plastik. 1
Tabung flowmeter biasanya terbuat dari kaca. Tabung ini dapat memiliki taper
tunggal atau ganda. Tabung dengan taper tunggal memiliki peningkatan diameter
secara gradual dari bagian bawah ke atas. Tabung ini biasanya digunakan saat
terdapat berbagai tabung untuk aliran gas tekanan rendah dan tinggi. Tabung
flowmeter taper ganda memiliki 2 taper pada dalam tabung-dimana salah satu taper
berkorespondensi untuk aliran gas yang lebih tenang dan taper lainnya untuk aliran
yang lebih kasar/turbulen. Tabung taper ganda digunakan hanya bila terdapat satu
tabung untuk sebuah gas. 1
Gambar 26. Flowmeter taper tunggal dan ganda (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Indikator flowmeter (float atau bobbin) merupakan sebuah alat yang bebas
bergerak dalam tabung. Penting untuk mengamati indikator sesering mungkin selama
tindakan anestesi dan terutama saat terjadi perubahan aliran gas. Jika indikator
bergerak secara mendadak dan berubah-ubah, pembacaan indikator dapat menjadi
tidak akurat.1
Gambar 27. Indikator flowmeter (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Penutup tabung flowmeter mencegah indikator terlepas dari outlet, yang dapat
mengakibatkan kerusakan tabung. Penutup ini juga mencegah indikator naik sampai
ke posisi dimana indikator tidak dapat terlihat dalam tabung. Hal ini penting karena
flowmeter yang indikatornya tersembunyi di bagian atas tabung terlihat seperti
flowmeter yang sedang dimatikan. 1
Skala indikator flowmeter pada ruang kerja anestesi harus ditandai atau
diposisikan dekat dengan tabung. Flowmeter diukur menggunakan satuan liter per
menit. Untuk aliran yang berukuran di bawah 1 L/menit, dapat diekspresikan
menggunakan milimeter atau fraksi desimal dari L/menit dengan angka 0 di depan
desimal. 1
Pengaturan tabung flowmeter untuk gas yang berbeda ditempatkan secara
bersampingan. Terkadang, dapat digunakan 2 flowmeter untuk gas yang sama: satu
untuk aliran gas rendah dan yang lainnya untuk aliran gas tinggi, dimana digunakan
satu katup pengendali aliran untuk kedua tabung flowmeter. 1
Gambar 28. Flowmeter control valve (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 29. Flowmeter control untuk setiap jenis gas (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 31. Pengaturan setting monitor flowmeter (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch
SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
2.11 VAPORIZER
Gas anestesi (seperti halotan, isofluran, desfluran, dan sevofluran) harus diuapkan
(vaporized) sebelum diberikan pada pasien. Perangkat ini terletak di antara flowmeter
dan common gas outlet. Pada suhu ruangan, molekul gas anestesi dalam kontainer
tertutup terdistribusi dalam bentuk cair dan gas. Molekul-molekul gas membentur
dinding kontainer dan membentuk tekanan uap jenuh dari gas tersebut. Tekanan uap
tergantung pada karakteristik gas anestesi itu sendiri dan suhu. Semakin tinggi suhu,
semakin tinggi kecenderungan molekul cair berpindah menjadi uap dan semakin besar
tekanan uap. Penguapan (vaporization) membutuhkan energi (energi panas laten dari
penguapan) yang menyebabkan hilangnya panas dari bentuk cair (likuid). selama
proses penguapan, suhu pada cairan anestetik inhalasi berangsur turun dan tekanan
uap ikut turun kemudian kecuali bila ada panas yang tersedia untuk masuk dalam
sistem. Vaporizer memiliki ruang untuk membuat gas menjadi jenuh dengan gas
anestesi.6
Titik didih bentuk likuid adalah suhu saat tekanan uap sama dengan tekanan
atmosfir. Saat tekanan atmosfer turun (seperti pada ketinggian), titik didih juga turun.
Desfluran memiliki titik didih terendah (22,8°C pada 760 mmHg) dibandingkan
anestetik inhalasi lain. Terdapat beberapa jenis vaporizer antara lain cooper kettle,
modern conventional vaporizer, electronic vaporizer (Desfluran vaporizer, Aladin
cassette vaporizer). 6,
Gambar 32. Pembentukan tekanan vapor (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Tabel 4. Keterangan sifat dari beberapa agen anestetik (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 34. Vaporizer Tec 6 (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 36. Vaporizer Aladin dan posisi slot-nya (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch
SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 37. Skema Vaporizer Aladin (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 38. Vaporizer vapor versi 19.1 (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Vaporizer 2000
Vapor 2000 digunakan untuk isoflurane, sevoflurane, halothane, dan enflurane.1
Gambar 39. Vaporizer Drager Vapor 2000 (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Vaporizer Drager D-Vapor digunakan hanya untuk desflurane.1
Gambar 40. Drager D-Vapor (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 41. Skema penggunaan dari Drager D-Vapor (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Vaporizer Penlon Sigma PPV digunakan untuk halothane, enflurane, isoflurane, dan
sevoflurane. Vaporizer Penlon Sigma Delta digunakan untuk halothane, enflurane,
isoflurane dan sevoflurane. 1
Gambar 42. Vaporizer Penlon Sigma (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Vaporizer Blease Datum digunakan untuk halothane, enflurane, isoflurane, dan
sevoflurane. 1
Gambar 43. Vaporizer Blease Datum (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 44. Vaporizer miniature Oxford (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 45. Sistem sirkuit pernapasan (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 47. Desain Spirometer (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Aliran gas di sepanjang vane dalam respirometer membuatnya berputar, yang
diukur secara elektronik, photoelectric, atau mekanis. Perubahan dalam tidal volume
biasanya mewakili perubahan dalam pengaturan ventilator, tetapi juga dapat
disebabkan oleh kebocoran aliran, pemutusan, atau kerusakan ventilator. Spirometer
ini rentan terhadap kesalahan yang disebabkan oleh inertia, gesekan, dan kondensasi
air. Selain itu, pengukuran tidal volume di lokasi ini dalam bagian ekspiratoris
mencakup gas melebarkan saluran pipa yang mengkerut pada sirkuit pernapasan (dan
tidak dialirkan kepada pasien). Perbedaan antara volume gas yang dikirim ke sirkuit
aliran pernapasan dan volume gas yang sebenarnya mencapai pasien menjadi sangat
signifikan sesuai dengan panjang pipa saluran pernafasan, tingkat kecepatan
pernapasan, dan tekanan saluran napas yang tinggi. 1,3,8
2.12.3. Tekanan Sirkuit Aliran Pernapasan
Sebuah alat pengukur tekanan atau sensor elektronik selalu digunakan untuk
mengukur tekanan aliran pernapasan di antara katup unidireksional ekspiratoris dan
inspiratoris; lokasi yang tepat tergantung pada model mesin anestesi. Tekanan sirkuit
aliran pernafasan biasanya mencerminkan tekanan udara jika diukur sedekat mungkin
dengan saluran napas pasien. Pengukuran yang paling akurat dari tekanan bagian
inspiratoris dan ekspiratoris dapat diperoleh dari perangkat sambungan Y. Kenaikan
tekanan aliran napas dapat memberikan sinyal terhadap berkurangnya pengembangan
paru, peningkatan tidal volume, atau sumbatan aliran pernapasan, tabung endotrakeal,
atau jalan napas pasien. Penurunan tekanan mungkin menunjukkan terjadinya
peningkatan pengembangan paru, penurunan tidal volume, atau kebocoran dalam
sirkuit pernapasan. Namun jika tekanan sirkuit pernapasan diukur pada perangkat
CO2 absorber, maka hal ini tidak akan selalu mencerminkan tekanan dalam saluran
napas pasien. Sebagai contoh, menjepit bagian ekspiratoris tabung saluran pernapasan
selama ekshalasi akan mencegah napas pasien keluar dari paru-paru. Meskipun terjadi
peningkatan tekanan udara, alat pengukur tekanan pada absorber ini akan memberikan
nilai nol karena adanya intervensi pada katup one-way tersebut. Beberapa mesin
anestesi telah mempunyai sistem umpan balik (feedback) untuk mengetahui
perubahan tekanan selama penggunaan ventilator. 3,8
2.12.4. Katup Penyesuai Tekanan/ Adjustable Pressure Limiting Valve (APL)
Katup Penyesuai Tekanan (APL), terkadang disebut sebagai katup pressure relief
atau pop-off valve, biasanya terbuka sepenuhnya selama ventilasi nafas spontan tetapi
harus ditutup secara parsial selama ventilasi manual atau bantuan dengan ambubag.
Katup APL sering memerlukan tindakan penyesuaian yang teliti. Bila tidak tertutup
sepenuhnya, akan terjadi kehilangan volume sirkuit pernapasan yang berlebihan
akibat kebocoran udara sehingga menyulitkan dilakukannya ventilasi manual. Pada
saat yang sama, bila ditutup secara berlebihan atau sepenuhnya, akan terjadi
peningkatan tekanan secara progresif dan dapat menyebabkan barotrauma paru
(pneumothorax) atau gangguan hemodinamik, ataupun keduanya. Sebagai perangkat
keamanan tambahan, pada mesin anestesi modern, katup APL berperan sebagai alat
pengatur tekanan yang tidak akan dapat ditutup secara sepenuhnya, dimana batas atas
tekanan biasanya berkisar antara 70-80 cmH2O. 1,3
2.12.5. Humidifiers
Kelembaban absolut didefinisikan sebagai berat uap air dalam 1 L gas (mg/L).
Kelembaban relatif adalah rasio dari massa air yang sebenarnya, yang terdapat dalam
volume gas dibandingkan dengan jumlah air maksimum pada suhu tertentu. Pada
37°C dan 100% kelembaban relatif, nilai kelembaban absolut yaitu sebesar 44 mg/L,
sedangkan pada suhu ruangan (21°C dan 100% kelembaban), nilai kelembaban
absolut yaitu sebesar 18 mg/L. Gas-gas yang digunakan di dalam ruang operasi
biasanya diberikan pada suhu ruangan dengan sedikit atau tanpa pelembaban
(humidification). Oleh karena itu gas-gas tersebut harus dihangatkan sampai pada
suhu tubuh dan tersaturasi dengan air oleh saluran pernapasan bagian atas. Intubasi
trakea dan aliran gas yang tinggi dapat melewatkan sistem humidification yang
normal dan memaparkan saluran udara bagian bawah terhadap gas-gas yang bersifat
kering pada suhu ruangan (<10 mg H2O/L). 1,3
Proses pelembaban gas yang berkepanjangan pada saluran pernafasan bagian
bawah dapat menyebabkan dehidrasi pada mukosa, perubahan fungsi sel-sel siliaris,
dan, jika pelembaban ini menjadi terlalu lama, dapat berpotensi menyebabkan
inspissation dari sekresi, atelektasis, dan bahkan ventilasi/perfusi yang tidak sesuai,
terutama pada pasien dengan penyakit paru-paru. Suhu tubuh juga menurun akibat
proses penghangatan gas dan akibat proses penguapan air untuk melembabkan gas-
gas yang bersifat kering. Energi panas yang dibutuhkan untuk penguapan air yaitu
sebesar 560 cal/g dari air yang diuapkan. Untungnya, hilangnya energi panas ini
hanya berperan untuk sekitar 5-10% dari total kehilangan energi panas secara
intraoperatif, yang tidak signifikan untuk prosedur operasi yang singkat (<1 jam), dan
biasanya dapat dengan mudah dikompensasi dengan penggunaan selimut pemanas
udara. Pelembaban dan pemanasan gas inspiratoris mungkin paling penting berperan
pada pasien pediatrik dan pasien lansia dengan gangguan patologis paru-paru berat
yang mendasari, misalnya, pada kasus cystic fibrosis. 3,8
Humidifikasi adalah bentuk uap air yang ditambahkan dalam gas yang
diberikan ke sistem sirkuit untuk meminimalkan kehilangan air dan panas. Air dan
panas dibentuk dari netralisasi kimia karbondioksida. Humidifikasi yang digunakan
antara lain (1)HME, (2) vaporizer air yang dipanaskan dan dihumidifikasi, dan
(3)nebulizer. 1,3
HME adalah perangkat antara ETT dan Y-piece dalam sirkuit, untuk menjaga
air dan panas yang diekshalasi dan mengembalikannya dalam gas yang diinspirasi.
HME mengandung membran hidrofobik atau higroskopik yang menangkap gas
humidifikasi yang diekshalasi dan mengembalikannya ke dalam saluran inspirasi
pasien. Filter bakteri dan virus dapat tergabung dalam HME menjadi heat and
moisture exchanging filters (HMEFs). 1,3
Gambar 49. Beberapa diagram tekanan, volume dan profil ventilator (Sumber dari
Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 52. Circle-circuit piston ventilator (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 53. Diagram tekanan puncak inspirasi (Sumber dari Morgan & Mikhail
Clinical Anesthesiology, 7th Ed.2022)
Dengan demikian, maka peningkatan aliran gas akan meningkatkan volume tidal,
lamanya ventilasi, dan tekanan puncak inspirasi. Untuk menghindari masalah dengan
ventilator-fresh gas flow coupling, tekanan saluran napas dan volume tidal ekshalasi
harus dipantau secara ketat, dan aliran gas yang berlebihan harus dihindari.3,9
2.14.2. Tekanan Positif Yang Berlebihan
Tekanan inspirasi yang tinggi secara intermittent atau menetap (> 30 mm Hg)
selama ventilasi tekanan positif meningkatkan risiko terhadap barotrauma paru
(misalnya, pneumotoraks) atau gangguan hemodinamik, atau keduanya selama
tindakan anestesi. Tekanan tinggi yang berlebihan mungkin timbul akibat konfigurasi
yang salah pada ventilator, ventilator yang rusak, fresh gas flow coupling, atau
aktivasi oxygen flush selama fase inspirasi dari ventilator. Penggunaan katup flush
oksigen selama siklus inspirasi dari ventilator harus dihindari karena spill valve
ventilator akan ditutup dan katup APL tidak digunakan; tingkat laju oksigen (600-
1200 mL/s) dan tekanan sirkuit akan diarahkan kepada paru-paru pasien. 3,9,10
Selain alarm untuk tekanan yang tinggi, semua ventilator memiliki perangkat
built-in otomatis atau katup APL. Mekanisme pembatasan tekanan yang digunakan
mungkin sederhana seperti penggunaan katup ambang batas yang terbuka pada
tekanan tertentu atau sensor elektronik yang mematikan ventilator pada fase inspirasi.
3,10
Sebuah interface yang terbuka berarti dapat berhubungan dengan atmosfir dan
biasanya tidak memerlukan pressure relief valve. Sebaliknya, interface yang tertutup
berarti tidak berhubungan dengan atmosfir dan membutuhkan pressure relief valve
baik untuk tekanan negatif dan tekanan positif yang dapat melindungi pasien dari
tekanan negatif sistem vakum dan dari tekanan positif akibat sumbatan di pipa
pembuangan gas. Saluran outlet dari sistem scavenging mungkin berupa sambungan
langsung ke lingkungan luar melalui saluran ventilasi melampaui titik resirkulasi
apapun (scavenging pasif) atau sambungan ke sistem vakum rumah sakit (scavenging
aktif). Beberapa mesin anestesi dapat memiliki kedua sistem scavenging aktif dan
pasif. 3
Gambar 55. Mekanisme scavenging (Sumber dari Morgan & Mikhail Clinical
Anesthesiology, 7th Ed.2022)
DAFTAR PUSTAKA
1. Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. Lippincott,
Williams & Wilkins, 2008
2. Ehrenwerth J, Eisenkraft JB (editors): Anesthesia Equipment—Principles and
Applications. Mosby Year Book, 1993.
3. Butterworth, John F, Mackey, David C, Wasnick, John D. Morgan & Mikhail
Clinical Anesthesiology, 7th Ed. New York: Mc Graw Hill, 2022.
4. Baum JA, Nunn G: Low Flow Anaesthesia: The Theory and Practice of Low
Flow, Minimal Flow and Closed System Anaesthesia, 2nd ed.
ButterworthHeinemann, 2001.
5. Klopfenstein CE, Van Gessel E, Forster A: Checking the anaesthetic machine:
self-reported assessment in a university hospital. Eur J Anaesthesiol 1998;15:314.
6. Rehatta N Margarita, Hanindito Elizeus, Tantri Aida R, et al. Anetesiologi dan
Terapi Intensif Buku Teks Kati-Perdatin. Jakarta-Gramedia Pustaka. 2019
7. Caplan RA, Vistica MF, Posner KL, Cheney FW: Adverse anesthetic outcomes
arising from gas delivery equipment: a closed claims analysis. Anesthesiology
1997;87:741. [PMID: 9357874]
8. Somprakit P, Soontranan P: Low pressure leakage in anaesthetic machines:
evaluation by positive and negative pressure tests. Anaesthesia 1996;51:461.
[PMID: 8694160]
9. Eisenkraft JB, Leibowitz AB: Ventilators in the operating room. Int Clin
1997;35:87. [PMID: 9113523]
10. Block FE, Schaff C: Auditory alarms during anesthesia monitoring with an
integrated monitoring system. Int J Clin Monit Comput 1996;13:81. [PMID:
8912021]