Anda di halaman 1dari 75

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam melakukan tindakan anestesi, dokter anestesi dibantu oleh mesin


anestesi. Komponen-komponen dalam mesin anestesi yaitu vaporizers, komponen
pengatur tekanan, dan gas-mixing, sirkuit napas anestesi, ventilator, scavenging
system serta monitor respirasi. Selain itu, dibutuhkan juga alat monitor fisiologi
pasien (EKG, tekanan darah, suhu, pulse oximeter, konsentrasi gas inhalasi-ekshalasi
serta karbondioksida). Pada beberapa model mesin anestesi, komponen-komponen ini
terintegrasi menjadi satu sehingga lebih mudah digunakan. Kebanyakan mesin
anestesi memiliki sumber daya (power) dari listrik dan pneumatik. Mesin anestesi
bertujuan untuk memberikan ventilasi terkontrol, menghantarkan oksigen dan uap gas
anestesi sesuai konsentrasi yang diinginkan menuju common gas outlet, serta
menghantarkan karbondioksida ke scavenging system atau kembali ke pasien setelah
melewati pengikat CO2 . Mesin ventilator mekanik terhubung dengan sirkuit napas,
namun dapat dialihkan dengan sakelar menjadi ventilasi spontan/ manual (bag).
Mesin anestesi pneumatik tradisional telah berkembang menjadi sebuah
lingkungan kerja multikomponen yang bersifat elektrik, mekanis, dan pneumatik
yang kompleks. Ahli anestesi menggunakan mesin anestesi untuk mengendalikan
kondisi pasien dan melakukan pertukaran gas anestesi inhalasi. Namun, mesin
anestesi modern, telah menjadi sangat canggih dan kompleks, menggabungkan
banyak fitur built-in dan perangkat keamanan, alat pernafasan, monitor, ventilator
mekanis, dan satu atau lebih mikroprosesor yang dapat meningkatkan, memadukan,
dan memonitor semua komponen. Monitor yang tidak built-in dapat ditambahkan
secara eksternal dan seringkali masih sepenuhnya terintegrasi. Selain itu, desain
modular memungkinkan tersedianya berbagai konfigurasi dan fitur opsional bahkan
dalam pada merk produk yang sama. Oleh karena itu istilah anesthesia workstation
atau lingkungan/ruang kerja anestesi sering digunakan untuk mesin anestesi modern.
Penggunaan mikroprosesor menyediakan pilihan seperti mode ventilator, pencatatan
otomatis , dan alat monitor secara lokal atau jauh, serta sistem informasi rumah sakit
yang berfungsi sangat penting untuk menjaga keamanan pasien. Sebuah
lingkungan/ruang kerja anestesi mengintegrasikan sebagian besar komponen yang
diperlukan untuk pemberian anestesi ke dalam satu unit. Komponen-komponen ini
meliputi mesin anestesi, vaporizer, ventilator, sistem napas, sistem scavenging, dan
monitor. Selain itu juga terdapat sistem pemberian obat, alat suction, dan sistem
manajemen data.
Banyak kemajuan telah dicapai dalam mengurangi jumlah hasil buruk yang
timbul dari peralatan yang menghantarkan aliran gas anestesi, melalui desain ulang
peralatan dan pendidikan atau pelatihan tenaga medis. Kesalahan penggunaan alat
pengiriman gas anestesi terjadi sekitar tiga kali lebih sering dibandingkan kegagalan
peralatan yang menyebabkan hasil buruk. Kesalahan dalam peralatan ditandai sebagai
kesalahan dalam persiapan, pemeliharaan, atau penggunaan dari sebuah perangkat.
Kecelakaan anestesi sering terjadi karena kurangnya kemahiran dalam penggunaan
alat dan kegagalan dalam memeriksa fungsi mesin.
Aliran pernapasan adalah satu sumber yang paling umum dari cedera, dimana
hampir semua insiden berkaitan dengan misconnects atau terputusnya aliran nafas.
Sebuah misconnect didefinisikan sebagai berfungsi atau tidaknya komponen peralatan
dalam pernapasan. Penyebab lain yang terlibat yaitu, alat penguap (vaporizer),
ventilator, dan suplai oksigen. Komponen mesin anestesi lainnya hanya bertanggung
jawab pada 7% kasus. Perlu dicatat bahwa banyak dari kasus-kasus malpraktek yang
melibatkan mesin anestesi, pasokan tabung atau aliran oksigen, dan ventilator terjadi
sebelum tahun 1990; dan kasus-kasus yang melibatkan aliran pernapasan dan alat
penguap (vaporizer) lebih sering terjadi setelah tahun 1990.
The American National Standards Institute dan ASTM (American Society for
Testing and Materials) telah menerbitkan spesifikasi standar untuk mesin anestesi dan
komponennya. Perubahan dalam desain peralatan telah diarahkan pada meminimalkan
kemungkinan terputusnya aliran pernapasan dan terputusnya hubungan dalam
otomatisasi mesin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 RUANG ATAU LINGKUNGAN KERJA ANESTESI (ANESTHESIA


WORKSTATION)
Mesin anestesi pneumatik tradisional telah berkembang menjadi sebuah
lingkungan kerja multikomponen yang bersifat elektrik, mekanis, dan pneumatik
yang kompleks. Sebuah lingkungan kerja anestesi mengintegrasikan sebagian besar
komponen yang diperlukan untuk pemberian anestesi ke dalam satu unit. Komponen-
komponen ini meliputi mesin anestesi, vaporizer, ventilator, sistem napas, sistem
scavenging, dan monitor. Selain itu juga terdapat sistem pemberian obat, alat suction,
dan sistem manajemen data.1
Ruang kerja anestesi memiliki banyak manfaat. Fungsi pengawasan dan
pengendalian serta alarm bahaya dapat diintegrasikan dan data-data dapat diperoleh
dan ditunjukkan dalam satu atau beberapa layar monitor. Penurunan faktor-faktor
eksternal dapat mengurangi kecenderungan terjadinya kesalahan. Sejumlah prosedur
pemeriksaan dapat dilakukan secara otomatis. Lingkungan kerja anestesi ini juga
memiliki sistem keamanan yang terpasang jika terjadi kegagalan pada mesin anestesi.1
Kerugian dari lingkungan kerja anestesi meliputi potensi terjadinya gangguan
ventilasi mekanik dan pemberian gas, layar monitor yang gagal berfungsi, masalah
listrik, bahaya kebakaran, dan kebocoran gas liquid. Ahli anestesi harus memiliki
pengertian tentang bagaimana lingkungan-lingkungan kerja anestesi ini berfungsi dan
apa yang harus dilakukan jika terdapat gangguan. Disarankan untuk membaca dan
meneliti prosedur penggunaan alat atau mesin anestesi sebelum digunakan.
Kemampuan dalam menggunakan suatu model mesin anestesi tidak berarti akan
otomatis memastikan para klinisi untuk dapat menggunakan model mesin lainnya.1

2.2 STANDARDISASI
Lingkungan kerja anestesi dan komponen-komponennya telah dicantumkan dalam
standarisasi American Society for Testing and Materials (ASTM). Karena banyaknya
mesin anestesi yang bervariasi model dan bentuknya mungkin akan terdapat beberapa
satuan ukur yang tidak sama. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa definisi dari
satuan ukur yang biasanya digunakan dalam menilai ukuran tekanan pada mesin
anestesi, yaitu: Psi, Psig, Psia.1,2
Psi berarti pounds per square inch. Psig berarti pounds per square inch gauge,
yang merupakan perbedaan antara tekanan yang terukur dan tekanan atmosfer di
sekitarnya. Sebagian besar alat pembaca tekanan dibuat untuk memberikan nilai 0
pada tekanan atmosfer. Psia berarti pounds per square inch absolute. Tekanan absolut
didasarkan pada titik acuan dimana tekanan bernilai 0 untuk menjadikan kondisi
hampa udara yang sempurna. Psia yaitu psig ditambah dengan tekanan atmosfer
lokal. Misalnya, pada ketinggian sekitar air laut, tekanan atmosfernya yaitu 0 psig,
namun pada psia didapatkan sebesar 14.7.2

Tabel 1. Satuan-satuan dari tekanan yang biasanya digunakan pada Anesthesia


Workstation (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding Anesthesia
Equipment, 5th ed. 2008)

2.2.1. Gas non-liquid terkompresi


Gas non-liquid terkompresi yaitu gas yang tidak terlikuidisasi pada suhu ambien
tanpa memperhatikan tekanan yang digunakan. Contohnya meliputi oksigen, nitrogen,
udara, dan helium. Gas-gas ini terlikuidisasi pada suhu yang sangat rendah, dimana
gas-gas ini dinamakan liquid kriogenik.2
2.2.2. Gas liquid terkompresi
Gas liquid terkompresi merupakan gas yang sebagian besar menjadi liquid dalam
kontainer pada suhu ambien dan pada tekanan yang berkisar antara 25 sampai 1500
psig (172 – 10,340 kPa). Contohnya meliputi nitrous oksida dan karbondioksida.2
2.3 ATURAN DAN STANDARD INDUSTRI
Pabrik yang memproduksi, mensuplai, mentransportasi, atau menggunakan gas-
gas medis harus mengikuti serangkaian aturan yang telah dicanangkan dan diperkuat
oleh badan-badan negara, propinsi, dan pemerintah tingkat daerah lokal. Pengaturan
mengenai tingkat kemurnian gas-gas medis telah dituliskan dalam Badan Farmasi
Amerika Serikat dan diatur oleh the Food and Drug Administration (FDA).2

2.4 KONSEP KUNCI RUANG KERJA ANESTESI


a) Kesalahan pada cara menggunakan alat anestesi terjadi sekitar tiga kali lebih
sering dibandingkan kegagalan peralatan yang menyebabkan hasil yang buruk.
Kurangnya kebiasaan klinisi dalam menggunakan dan memeriksa fungsi mesin
merupakan salah satu factor yang paling sering menyebabkan kesalahan. Aliran
pernapasan juga menjadi sumber masalah yang paling sering terjadi, dimana
hampir semua insiden terkait dengan kesalahan atau terputusnya aliran gas.2,3
b) Mesin anestesi yang menerima gas medis mengontrol aliran gas yang
dikehendaki dengan mengurangi tekanannya, bila perlu sampai pada tingkat yang
aman; vaporizer akan menguapkan agen anestesi yang volatile ke dalam saluran
yang terhubung dengan napas pasien. Sebuah ventilator terhubung pada aliran
pernapasan tetapi dapat dikendalikan dengan sebuah saklar (switch) selama nafas
spontan atau manual. 2,3
c) Mengingat pasokan oksigen bisa masuk secara langsung ke katup pengendali
aliran, maka nitrous oksida, udara, dan gas lainnya harus terlebih dahulu
melewati alat pengaman sebelum mencapai katup kontrol alirannya masing-
masing. Perangkat ini memungkinkan aliran gas-gas lain hanya jika ada tekanan
oksigen yang cukup pada perangkat keamanan dan membantu mencegah
terjadinya hipoksia pada saat terjadi kegagalan pasokan oksigen. 2,3
d) Fitur keamanan lain dari mesin anestesi adalah adanya hubungan dari aliran gas
nitrogen ke aliran gas oksigen; pengaturan ini akan membantu memastikan
konsentrasi minimal oksigen sebesar 21-25%. 2,3
e) Semua alat penguap (vaporizer) modern adalah alat khusus, yang mampu
memberikan konsentrasi gas yang konstan, terlepas dari perubahan suhu atau
aliran yang melalui alat penguap. 2,3
f) Peningkatan tekanan aliran jalan nafas akan memberikan tanda berupa
pengembangan paru, kenaikan volume tidal, atau obstruksi pada jalan nafas,
trakea pasien. Penurunan tekanan mungkin menunjukkan kemajuan dalam
pemenuhan, penurunan volume tidal, atau kebocoran dalam mesin. 2,3
g) Ventilator tradisional pada mesin anestesi memiliki desain sistem aliran ganda
(double-circuit) dan bertenaga pneumatik dan dikontrol secara elektronik. Mesin
yang lebih baru juga memiliki mikroprosesor pengendali, yang bergantung pada
aliran gas dan sensor tekanan. Beberapa model mesin anestesi memiliki ventilator
yang menggunakan desain rangkaian piston. 2,3
h) Keuntungan utama dari piston ventilator adalah kemampuannya untuk
memberikan keakuratan dalam pengukuran volume tidal, pengembangan paru
dan pada jalan nafas pasien yang berukuran kecil. 2,3
i) Setiap kali ventilator digunakan, pengendali alarm harus secara pasif diaktifkan.
Ruang kerja anestesi harus memiliki setidaknya tiga kondisi pemutusan alarm:
yaitu saat tekanan rendah, nilai volume tidal rendah , dan pengeluaran karbon
dioksida tekanan rendah.2,3
j) Karena katup ventilator ditutup selama inspirasi, gas medis mengalir keluar dan
akan memberikan kontribusi penghantaran volume tidal ke pasien. 2,3
k) Penggunaan katup flush oksigen selama siklus inspirasi dari ventilator harus
dihindari karena katup ventilator akan ditutup dan tekanan minimal yang
disesuaikan (APL) akan dapat dikendalikan; pemberian oksigen (600-1200 mL/s)
dan tekanan aliran akan ditransfer ke paru-paru pasien. 2,3
l) Perbedaan yang besar antara volume tidal perkiraan dan volume tidal aktual
seringkali dapat diamati pada ruang pengendali volume selama ventilasi. Hal ini
memiliki beberapa penyebab yang meliputi saluran pernapasan, kompresi gas,
ventilator aliran gas, dan kebocoran di dalam mesin anestesi, aliran napas, atau
jalan napas pasien. 2,3
m) Gas yang telah digunakan akan dibuang dari rangkaian pernapasan oleh katup
APL dan katup spill ventilator. Pencemaran gas anestesi pada lingkungan ruang
operasi dapat menimbulkan bahaya kesehatan untuk personil ruang operasi. 2,3
n) Pemeriksaan rutin peralatan anestesi sebelum setiap penggunaan oleh ahli
anestesi akan meningkatkan kebiasaan dan menegaskan berfungsi atau tidaknya
alat tersebut. The Food and Drug Administration (FDA) telah membuat prosedur
untuk pemeriksaan mesin gas anestesi dan sistem pernapasan. 2,3
Gambar 1. Mesin anestesi beserta komponen-komponennya (Sumber dari Morgan &
Mikhail Clinical Anesthesiology, 7th Ed. 2022)

Tabel 2. Komponen-komponen yang terdapat pada mesin anestesi. (Sumber


dari Anetesiologi dan Terapi Intensif Buku Teks Kati-Perdatin 2019)
Tabel 3. Penjelasan fungsi dari komponen-komponen mesin anestesi (Sumber dari
Anetesiologi dan Terapi Intensif Buku Teks Kati-Perdatin 2019)

2.5 SILINDER GAS MEDIS


2.5.1. Badan silinder
Sebagian besar silinder (tabung) gas medis dibuat dari besi, dengan berbagai
macam bahan metal yang ditambahkan. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak
produsen yang telah beralih dari silinder besi tradisional ke silinder besi serat karbon.
Silinder jenis ini dapat mempertahankan volume gas yang lebih besar dibandingkan
dengan silinder besi tradisional dan memiliki berat yang lebih ringan. Silinder yang
terbuat dari aluminium juga tersedia. Silinder ini sangat berguna saat anestesi
diberikan pada pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI). Silinder yang
memiliki tanda”3AA” dibuat dari besi. Sementara tanda “3AL” atau “3ALM”
mengindikasikan bahwa silinder terbuat dari aluminium.3
Silinder memiliki dasar tabung yang rata atau berbentuk konkaf. Pada ujung
lainnya dapat menyempit ke arah leher tabung yang terhubung dengan kumparan
katup. Pada beberapa tahun terakhir, silinder dengan regulator tekanan integral dan
mesin flow-metering juga telah tersedia. Hal ini mengeliminasi kebutuhan untuk
maintenance regulator tekanan oleh fasilitas layanan kesehatan dan mempermudah
dalam penggunaan silinder-silinder gas medis.3
2.5.2. Katup (valve)
Silinder-silinder gas medis diisi dan dikeluarkan melalui katup (spindle valve)
yang terhubung dengan bagian leher tabung. Katup ini, yang terbuat dari perunggu
atau brass, merupakan bagian integral dari silinder dan hanya dapat dicabut oleh
produsen silinder gas medis.3
2.5.3. Portal
Portal merupakan titik keluarnya gas. Tempat ini harus dilindungi pada tabung gas
medis dengan menggunakan penutup portal. Saat menginstalasi silinder gas yang
berukuran kecil pada mesin anestesi, penting untuk tidak salah dalam
mengidentifikasi portal sebagai depresi yang berbentuk kerucut (konus) pada sisi
katup yang berlawanan. Depresi konus tersebut didesain untuk menerima pemasangan
sekrup pada yoke. Pemasangan sekrup pada portal dapat merusak portal dan/atau pin
indeks.3
2.5.4. Stem
Setiap katup memiliki sebuah stem, atau batang, yang berputar selama katup
terbuka atau tertutup. Untuk menutup katup, stem akan tersegel pada dasar badan
katup. Saat katup terbuka, stem akan bergerak ke atas, sehingga memungkinkan gas
untuk mengalir ke portal.3
2.5.5. Packed valve
Sebagian besar katup silinder merupakan tipe packed valve. Stem dari katup ini
tersegel oleh penutup berbahan keras, seperti Teflon, yang mencegah kebocoran di
sekitar ikatan katup. Katup jenis ini disebut juga direct acting, karena dengan
memutar stem akan mengakibatkan dasar katup juga berputar. Pada katup silinder
yang berukuran besar, untuk memutar stem harus menggunakan obeng persegi. Katup
silinder jenis ini dapat menahan tekanan yang tinggi.3
2.5.6. Katup diafragma
Pada katup diafragma, bagian tertutup antara interior silinder dan lingkungan luar
tercapai dengan menggunakan sebuah segel, yang biasanya bersifat metal-to-metal,
dan sebuah bonnet nut yang menjepit satu circular disks atau lebih pada tempatnya.
Disks ini atau yang disebut diafragma, memisahkan stem bagian atas dan bawah, yang
mungkin terhubung secara permanen pada diafragma. Stem bagian atas diatur
menggunakan cara yang manual ataupun otomatis, dan stem bagian bawah tertutup
atau terbuka melalui katup. Jenis katup ini memiliki beberapa keuntungan:
1. Dapat dibuka secara penuh hanya dengan memutar katup sebagian atau 3/4
putaran, sedangkan packed valve memerlukan 2 atau 3 putaran penuh.
2. Dasar katup tidak berputar sehingga kemungkinan terjadinya kebocoran
berkurang.
3. Kebocoran stem tidak terjadi karena terdapat diafragma
Karena alasan-alasan diatas, maka jenis katup diafragma umumnya lebih disukai
saat tekanan gas relatif rendah dan saat dimana tidak diperbolehkan adanya kebocoran
gas, seperti pada gas-gas yang mudah terbakar. Namun katup jenis ini lebih mahal
dibandingkan jenis packed valve.3
2.5.7. Handle atau handwheel
Sebuah handle/pegangan atau handwheel/roda putaran digunakan untuk membuka
atau menutup katup silinder. Alat ini diputar berlawanan arah jarum jam untuk
membuka katup dan diputar searah jarum jam untuk menutup katup. Tindakan ini
akan menyebabkan stem berputar.3
Sebuah handle (cylinder wrench) digunakan untuk membuka katup silinder
berukuran kecil. Handle dapat memiliki bentuk yang beragam. Ratchet-type handle
disuplai bersama dengan beberapa mesin anestesi. Setelah silinder dibuka, handle
harus dipisahkan, dibalik, dan dipasangkan kembali untuk menutup silinder.3
Tindakan yang cukup praktis dapat dilakukan dengan menempatkan setiap
handle pada mesin anestesi atau aparatus lainnya jika diperlukan. Juga penting untuk
memeriksa apakah silinder dapat dibuka sebelum digunakan. Telah dilaporkan kasus-
kasus dimana katup silinder tidak dapat dibuka.3
Setiap katup silinder berukuran besar memiliki handwheel yang terhubung
secara permanen yang menggunakan pegas dan nut untuk menahannya secara tetap
pada tempatnya.3
2.5.8. Alat pelepas tekanan
Setiap silinder terpasang alat pelepas tekanan (safety relief, safety) yang bertujuan
untuk melepaskan isi silinder ke lingkungan di sekitarnya jika tekanan dari gas dalam
silinder naik hingga tingkat yang berbahaya.3
2.5.9. Ruptur disk
Ruptur disk merupakan alat non-reclosing dengan menggunakan sebuah disk yang
ditekan pada lubang. Saat tekanan yang telah ditentukan tercapai, disk tersebut ruptur
dan memungkinkan isi silinder untuk dibuang. Pembukaan tekanan merupakan lubang
dimana tempat disk itu berfungsi. Rated burst pressure merupakan tekanan dimana
disk didesain untuk ruptur. Hal ini ditentukan oleh bahan, ketebalan, dan bentuk disk
serta diameter pembukaan tekanan. Alat ini digunakan pada beberapa silinder gas
medis, seperti udara, karbondioksida, karbondioksida-oksigen, helium, nitrous oksida,
helium-oksigen, nitrogen, dan oksigen. Alat ini berfungsi sebagai perlindungan
terhadap tekanan yang berlebihan sebagai akibat dari suhu yang tinggi atau volume
yang berlebihan.3
2.5.10. Fusible plug
Fusible plug merupakan alat pelepas tekanan non-reclosing yang dioperasikan
secara termal dengan sebuah plug yang menekan jalur keluar. Alat ini memberikan
perlindungan dari tekanan yang berlebihan akibat suhu yang tinggi namun tidak dari
volume yang berlebihan. Suhu yang diatur pada alat ini merupakan suhu dimana
bahan yang fusible menjadi cukup lunak sehingga dapat menembus keluar dari
tempatnya sehingga isi silinder dapat dikeluarkan. Alat fusible plug dengan suhu yang
diatur pada 212°F terkadang digunakan pada beberapa silinder nitrogen dan udara. 3
2.5.11. Kombinasi ruptur disk/fusible plug
Alat kombinasi ruptur disk/fusible plug dapat digunakan untuk mencegah
meledaknya tekanan silinder pada tekanan yang telah ditentukan kecuali terdapat suhu
yang sangat tinggi sehingga bahan fusible tidak bekerja. Alat kombinasi dengan suhu
yang diatur pada 165°F dapat ditemukan pada silinder-silinder udara, oksigen,
nitrogen, nitrous oksida, helium, helium-oksigen, karbondioksida, dan
karbondioksida-oksigen. Karena alat ini berfungsi hanya pada keadaan suhu dan
tekanan yang berlebihan, maka alat kombinasi ini tidak memberikan perlindungan
terhadap tekanan tinggi akibat volume yang berlebihan. 3
2.5.12. Pressure relief valve
Pressure relief valve merupakan alat berpegas yang didesain untuk menutup
kembali katup dan mencegah isi silinder keluar setelah dikembalikan ke tekanan yang
normal. Tekanan yang diatur, dimana akan mengakibatkan keluarnya isi silinder, akan
ditandai pada katup. Katup pelepas tekanan dapat ditemukan pada silinder-silinder gas
udara, helium, oksigen, nitrogen, helium-oksigen, karbondioksida, dan
karbondioksida-oksigen dengan tekanan pengisian mencapai 500 psig. Katup pelepas
tekanan biasanya lebih rentan terhadap kebocoran dibandingkan dengan ruptur disk
atau fusible plug. 3,4
2.5.13. Conical depression
Di atas alat pelepas tekanan pada silinder-silinder berukuran kecil terdapat sebuah
depresi berbentuk konus yang diperkuat dengan sekrup yoke. Alat ini harus dibedakan
dengan alat pelepas tekanan. Jika sekrup dari alat ini dipasang pada alat pelepas
tekanan, maka alat tersebut dapat rusak dan isi silinder akan keluar. 3
2.5.14. Sistem keamanan non-interchangeable
Dengan penggunaan yang luas dari silinder-silinder gas yang beragam, terdapat
potensi yang membahayakan pada hubungan antara silinder gas dengan peralatan atau
mesin yang ditujukan untuk gas yang berbeda. Untuk memecahkan masalah ini,
pemberian kode berwarna telah digunakan; namun, hal ini tidak memberikan
perlindungan sepenuhnya terhadap kesalahan manusia. Melalui kerjasama CGA dan
badan lainnya, telah dikemukakan 2 buah sistem keamanan yang non-
interchangeable. Kedua sistem ini berlokasi diantara katup silinder dan regulator
tekanan dan harus tidak disamakan dengan Diameter Index Safety System (DISS) atau
alur-alur hubungan cepat yang terdapat pada sisi tekanan intermediate (pipa gas) dari
regulator tekanan.1,3
2.5.15. Pin Index Safety System
Pin Index Safety System terdiri dari lubang-lubang pada katup silinder yang
diposisikan pada sebuah arkus dibawah portal outlet. Pin-pin yang terdapat pada yoke
atau regulator tekanan diposisikan agar sesuai dengan lubang-lubang tersebut. Jika pin
dan lubang tidak terpasang dengan benar, maka portal tidak akan masuk pada
tempatnya. 3
Walaupun sistem indeks pin bekerja dengan baik untuk gas-gas yang biasanya
digunakan dalam anestesi, terdapat beberapa masalah saat menggunakan campuran
gas khusus. Misalnya, campuran CO25% dengan oksigen memiliki indeks pin yang
berbeda dibandingkan dengan 100% karbondioksida. Campuran karbondioksida 7%
atau lebih dapat cocok digunakan dengan indeks pin 100% CO2. 1,3
2.5.16. Ukuran silinder
Para pensuplai gas-gas medis mengklasifikasikan silinder-silinder gas dengan
menggunakan kode huruf, dimana A merupakan ukuran yang terkecil. Volume dan
tekanan gas dalam sebuah silinder berukuran tertentu sangat beragam. Oksigen dan
udara memiliki volume dan tekanan yang serupa. Hal ini juga berlaku untuk
karbondioksida dan nitrous oksida.3
Ukuran E merupakan ukuran silinder yang paling sering digunakan pada
mesin anestesi dan untuk transport dan resusitasi pasien. Silinder ukuran D digunakan
untuk suplai gas yang terbatas dimana ukuran dan berat merupakan hal yang penting
untuk dipertimbangkan. Silinder aluminium biasanya lebih panjang dibandingkan
silinder besi dengan diameter yang sama. Terdapat juga silinder aluminium yang lebih
pendek namun dengan diameter yang lebih besar dari silinder besi akhir-akhir ini.1,3
2.5.17. Isi dan tekanan dalam silinder
Terdapat gas yang terlikuidisasi dalam sebuah silinder, dimana tekanannya
tergantung pada tekanan uap dari likuid dan bukan menjadi indikasi jumlah gas yang
tersisa dalam silinder selama konten silinder sebagian besar ada pada fase likuid.
Tekanan silinder hampir selalu konstan (dengan suhu yang konstan) sampai semua
likuid telah terevaporasi, dimana akhirnya tekanan akan menurun sampai isi silinder
telah habis. Berat silinder dapat digunakan untuk menentukan jumlah likuid yang
terdapat dalam silinder. Pada prakteknya, tindakan mengukur berat silinder sulit dan
jarang dilakukan.
Saat menggunakan silinder, suhu silinder mungkin tidak selalu konstan.
Evaporasi likuid dan ekspansi gas memerlukan energi dalam bentuk energi panas,
yang dihasilkan terutama oleh likuid dalam silinder. Hal ini mengakibatkan suhu yang
menurun. Jika permukaan luar silinder yang mengandung likuid gas menjadi dingin
saat gas dikeluarkan, hal ini mengindikasikan bahwa likuid yang tersisa tetap berada
dalam silinder. Seiring dengan suhu yang menurun, tekanan uap dari gas likuid juga
akan menurun sehingga terjadi penurunan progresif dari tekanan yang menemani
pelepasan gas dari silinder. Jika gas likuid tetap berada dalam silinder setelah katup
ditutup, tekanan silinder akan meningkat secara perlahan ke tingkat semula seiring
dengan peningkatan suhu.1,3
2.5.18. Pengujian
Sebuah silinder gas medis harus diperiksa dan diuji setidaknya setiap 5 tahun
atau, dengan perijinan khusus, bisa sampai setiap 10 tahun. Tanggal (bulan dan tahun)
pengujian harus dicantumkan/ dicapkan pada silinder.1,3
Setiap silinder harus melewati tes visual secara internal dan eksternal untuk
memeriksa adanya korosi dan bukti fisik adanya benturan atau distorsi. Silinder
diperiksa terhadap adanya kebocoran dan retensi kekuatan struktural dengan menguji
setidaknya 1.66 kali (1.50 kali di Kanada) dari tekanan kerjanya. Tekanan kerja
merupakan tekanan maksimal dimana silinder dapat diisi pada 70°F.1,3

2.6 KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM


2.6.1. Komponen Elektrik
Banyak komponen mesin anestesi modern yang menggunakan daya listrik.
Menghidupkan mesin akan membuat alat-alat tersebut berfungsi. Hal ini mengatasi
masalah operator yang mungkin dapat lalai atau lupa dalam menyalakan alat-alat
tersebut secara tersendiri.1
2.6.1.1. Master switch
Pada sebagian besar mesin anestesi, sebuah master switch (main power)
mengaktivasi fungsi alat-alat elektrik dan pneumatik. Pada saat master switch tidak
dinyalakan, satu-satunya komponen elektrik yang aktif yaitu charger baterai dan
outlet-outlet listrik. Pada beberapa mesin anestesi, komponen elektrik dapat diaktifkan
tanpa daya pneumatik. Posisi standby sering digunakan pada mesin yang dikontrol
menggunakan komputer untuk memungkinkan sistem dapat dihidupkan dengan
cepat.1,5
Gambar 2. Master switch (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Mesin-mesin elektronik menggunakan prosedur penghidupan alat yang rumit


yang meliputi sistem checkout saat mesin dinyalakan. Selain dari checkout elektronik,
komputer berfungsi untuk mengumpulkan data yang diperlukan untuk dapat berfungsi
dengan tepat. Mesin yang terkontrol komputer ini harus dimatikan dan dinyalakan
kembali dengan checkout yang lengkap setidaknya setiap 24 jam. Jika mode standby
digunakan untuk periode waktu yang cukup lama, informasi komputer dapat
mengalami kerusakan, beberapa komponen mungkin tidak dapat berfungsi dengan
tepat atau seluruh mesin anestesi dapat berhenti berfungsi.1,5
Sebagian besar mesin elektronik memiliki cara untuk melewati/ menembus
proses checkout dalam keadaan darurat. Beberapa mesin membatasi jumlah dimana
cara bypass ini dapat digunakan secara berturut-turut. Mesin anestesi dapat
menyimpan rekaman mengenai kapan dan seberapa sering cara bypass ini digunakan
dan informasi ini dapat digunakan dalam proses pengadilan. 1,5
Salah satu karakteristik dari mesin anestesi modern yaitu koordinasi dari
semua fungsi peralatan anestesi dibawah sebuah kontrol utama (sentral). Pada
sebagian besar mesin anestesi, tombol ON-OFF mengaktivasi baik komponen
elektronik dan mekanik dari mesin anestesi. Telah dilaporkan kasus-kasus dimana
master switch telah dinyalakan secara tidak sengaja. Juga terdapat kasus-kasus
dimana master switch berada pada posisi intermediate diantara OFF atau STANDBY
dan ON, dan hal ini mengakibatkan tidak adanya gas selain oksigen dari selang
oksigen yang dihantarkan pada outlet gas anestesi. 1,5
Gambar 3. Tombol ON-OFF dan Monitor master switch (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.6.1.2. Indikator kegagalan daya listrik


Sebagian besar mesin anestesi dilengkapi dengan indikator visual dan/atau audio
untuk memperingatkan ahli anestesi terhadap adanya kehilangan daya listrik utama. 1
2.6.1.3. Daya listrik cadangan
Karena daya listrik sangat penting untuk mesin anestesi agar dapat berfungsi,
sumber daya listrik cadangan sebagai upaya mengatasi hilangnya sumber daya listrik
utama yang mungkin kadang-kadang terjadi perlu untuk disediakan. Ahli anestesi
harus memeriksa status baterai dari mesin anestesi sebelum prosedur checkout. 1

Gambar 4. Posisi daya listrik cadangan pada mesin anestesi (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Gambar 5. Monitor dengan daya cadangannya sendiri (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Pada mesin anestesi yang lama, banyak monitor individual yang memiliki
daya cadangannya sendiri. Sistem daya cadangan ini mungkin perlu dinyalakan secara
individu atau dapat diaktivasi secara otomatis saat mesin dinyalakan. Kerugian dari
pengaturan ini yaitu penting untuk memeriksa status baterai dari masing-masing
monitor. Durasi dari daya cadangan ini juga akan bervariasi. 1
Pada lingkungan kerja anestesi yang baru, komponen-komponen ini mungkin
dapat didukung oleh satu sumber daya listrik cadangan. Keuntungan sistem ini yaitu
hanya 1 sumber daya listrik cadangan saja yang perlu untuk diperiksa. Durasi dari
sumber daya cadangan ini akan tergantung pada jumlah instrumen yang akan
didukung. Ventilasi manual atau spontan dapat memperpanjang waktu hidup baterai,
dimana pengaturan ventilator biasanya bersifat elektronik pada lingkungan kerja
anestesi yang baru. 1,5
Walaupun beberapa mesin anestesi lama menggunakan baterai cadangan,
sebagian besar mesin anestesi baru menggunakan baterai yang dapat di-charge
kembali. Waktu dimana baterai akan di-charge kembali dapat bervariasi. Jika mesin
anestesi terus menerus terhubung pada sumber daya listrik, daya cadangan seharusnya
berada pada kondisi yang penuh. Jika mesin anestesi dilepaskan dari sumber daya
listrik selama beberapa waktu, mungkin proses charge baterai tidak akan penuh.
Biasanya akan memakan waktu beberapa jam untuk men-charge baterai jika telah
habis dayanya. Durasi baterai cadangan akan tergantung pada penggunaan daya.
Sumber daya listrik yang tidak terinterupsi dapat ditambahkan pada mesin anestesi
untuk durasi daya cadangan yang lebih panjang. Sebagian besar mesin anestesi
memiliki cara bagi para penggunanya agar dapat menentukan besarnya charge baterai
dan jika baterai alat tersebut sedang digunakan. 1,5
2.6.1.4. Outlet elektrik
Sebagian besar mesin anestesi memiliki outlet-outlet elektrik. Outlet tersebut
bertujuan sebagai sumber daya listrik untuk monitor dan alat lainnya. Outlet-outlet ini
tidak dapat mensuplai listrik saat keadaan mati daya.Sebagai pedoman umum, outlet-
outlet ini seharusnya hanya dapat digunakan untuk monitor anestesi. Peralatan lainnya
harus dihubungkan secara langsung ke sumber daya listrik utama. 1,5
Jika kebutuhan daya listrik melebihi apa yang telah ditentukan untuk outlet
tersebut, pemotong sirkuit listrik akan teraktivasi. Peralatan bedah atau meja operasi
berfrekuensi tinggi seharusnya tidak dihubungkan pada outlet-outlet ini, karena hal ini
dapat mengakibatkan kebocoran aliran listrik yang meningkat melebihi nilai yang
telah ditentukan. 1,5

2.6.1.5. Pemotong sirkuit listrik


Terdapat alat pemotong sirkuit listrik baik untuk mesin anestesi dan untuk outlet.
Ahli anestesi harus mengacu pada panduan pengguna alat untuk dapat memahami
lokasinya. Saat pemotong sirkuit listrik teraktivasi, beban arus listrik harus diturunkan
dan mengatur kembali pemotong sirkuit listrik. 1,5

Gambar 6. Outlet-outlet elektrik (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.6.1.6. Portal komunikasi data


Sebagian besar mesin anestesi telah memiliki portal komunikasi data. Portal ini
digunakan untuk berkomunikasi antara mesin anestesi, monitor, dan sistem
manajemen data. 1
Gambar 7. Portal komunikasi data (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.6.2. Sistem Pneumatik


Bagian pneumatik dari mesin anestesi dapat dibagi menjadi 3 bagian: sistem
tekanan tinggi, intermediate, dan rendah. 1,5
Gambar 8. Diagram mesin anestesi generik (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.6.2.1. Sistem Tekanan Tinggi


Sistem tekanan tinggi menerima gas-gas dari silinder pada tekanan yang tinggi dan
bervariasi, dan mengurangi tekanan tersebut menjadi lebih rendah, lebih konstan
sehingga sesuai untuk digunakan pada mesin.1
2.6.2.1.1. Hanger yoke
Hanger yoke mengorientasi dan mendukung silinder, memberikan segel yang
hampa udara, dan memastikan adanya aliran gas yang bersifat unidireksional.
Lingkungan kerja anestesi yang terstandarisasi memerlukan setidaknya satu yoke
untuk oksigen dan nitrous oksida. Jika mesin anestesi cenderung untuk digunakan
pada lokasi-lokasi dimana tidak terdapat pipa gas, disarankan untuk menggunakan
double yoke, terutama untuk oksigen. 1
Hanger yoke terdiri dari beberapa bagian: badan hanger, yaitu bagan utama
yang mendukung struktur yoke; sekrup pengencang, yang mengencangkan silinder
dalam yoke, bagian nipple, dimana gas-gas masuk ke mesin; pin indeks, yang
mencegah sambungan silinder yang tidak tepat; washer, yang membantu membentuk
segel diantara silinder dan yoke; filter untuk mengeluarkan bahan tertentu; dan check
valve assembly, yang memastikan aliran gas unidireksional pada yoke. 1,5

Gambar 9. Swinging gate-type yoke dengan nipple dan indeks pin (Sumber dari
Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Badan yoke terdapat pada kerangka mesin. Badan yoke memberikan dukungan
pada silinder. Pada swinging gate (toggle handle, swivel gate) type yoke, bagian
distalnya terpisah. Saat silinder dipasangkan atau dikeluarkan dari yoke, bagian yang
terpisah ini dapat didorong ke samping. 1,5
Sekrup pengencang yoke (clamping device, retaining bar) terletak pada ujung
distal yoke. Pengencangan sekrup akan menekan outlet katup silinder pada washer
dan nipple sehingga terbentuk segel yang kedap udara. Ujung konikal dari sekrup ini
dibentuk sesuai dengan depresi konikal pada katup silinder. 1,5
Nipple merupakan bagian yoke dimana gas-gas masuk ke mesin. Bagian ini
muncul dari yoke dan terhubung pada portal katup silinder. Jika terdapat kerusakan
nipple, maka tidak dapat menghasilkan segel yang kedap udara pada katup silinder. 1,5
Pin-pin pada sistem keamanan indeks pin berada tepat di bawah nipple.
Lubang-lubang dimana pin tersebut dihubungkan harus pada kedalaman yang
spesifik. Jika lubang-lubang ini ditempatkan terlalu dalam pada badan yoke, mungkin
sambungan silinder yang tidak tepat pada yoke dapat terjadi. 1,5
Washer (gasket) terletak di sekitar nipple untuk menghasilkan segel antara
katup silinder dan yoke. Washer biasanya disuplai dengan setiap silinder yang terisi
penuh.1,5
Saat silinder dihubungkan dengan yoke, hati-hati dalam memastikan washer
telah berada sesuai pada tempatnya dan berada dalam kondisi yang baik. Washer yang
rusak atau berubah bentuk tidak dapat lagi digunakan. Washer tambahan harus
disediakan bila washer yang ada telah rusak. Hanya digunakan satu washer, karena
washer yang multipel dapat mencegah segel menjadi kedap udara atau dapat
mengubah pengaturan sistem keamanan indeks pin.1,5
Filter harus digunakan pada lingkungan kerja anestesi terstandarisasi, yang
diletakkan diantara silinder dan regulator tekanan atau katup kontrol aliran gas untuk
mencegah bahan-bahan tertentu dapat masuk ke mesin anestesi.1,5
Check valve assembly memungkinkan gas dari silinder untuk masuk ke mesin
namun mencegah gas keluar dari mesin saat tidak ada silinder dalam yoke. Hal ini
memungkinkan silinder yang kosong dapat digantikan dengan silinder yang terisi
penuh tanpa kehilangan gas. Hal ini juga mencegah gas berpindah dari silinder
dengan tekanan yang lebih tinggi ke silinder lainnya dengan tekanan yang lebih
rendah saat keduanya dihubungan pada double yoke dan dinyalakan bersamaan.1,5
Check valve assembly yang biasanya dipakai terdiri dari plunger yang
tersambung dari samping saat tekanan lebih tinggi. Saat tekanan silinder melebihi
tekanan dari sisi mesin, plunger terdorong ke kanan, dan gas melewatinya dan masuk
ke dalam mesin. Saat tekanan mesin melebihi tekanan silinder, plunger bergerak ke
arah kiri, sehingga menghambat aliran gas. 1,5

Gambar 10. Yoke check valve assembly dan komponen-komponennya (Sumber dari
Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Check valve assembly ini tidak didesain untuk bekerja sebagai segel permanen
untuk yoke yang kosong dan dapat memungkinkan sejumlah kecil gas untuk
melewatinya. Untuk meminimalkan kehilangan gas tersebut, yoke harus tidak boleh
kosong. Segera setelah silinder kosong, silinder tersebut harus digantikan dengan
silinder yang penuh. Jika silinder yang penuh tidak tersedia, yoke plug (dummy
cylinder block atau plug, blanking cap atau plug) dapat ditempatkan pada yoke yang
kosong. Yoke plug yaitu berupa sebatang besi atau bahan padat lainnya yang memiliki
depresi konikal pada salah satu sisinya untuk dapat pas terhubung dengan ujung
sekrup pengencang dan daerah yang mendatar pada sisi lainnya untuk dapat secara
pas terhubung dengan nipple. Saat dipasang, yoke plug membentuk segel untuk
mencegah gas keluar dari mesin. Tanpa adanya yoke plug, gas dapat mengalir secara
retrograde melalui katup kontrol aliran yang terbuka dan keluar melalui yoke.
Produsen-produsen mesin anestesi sering kali merantaikan yoke plug pada mesin. 1,5
Gambar 11. Yoke plug (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Untuk mencegah transfilling pada sepasang silinder akibat check valve yang
tidak berfungsi dengan tepat, hanya satu silinder gas yang dapat dapat dipakai dalam
satu waktu.Penting untuk katup silinder dan yoke agar tidak terkontaminasi dengan
minyak atau oli, karena hal ini dapat mengakibatkan potensi bahaya kebakaran.
Petugas yang menempatkan silinder dalam yoke harus selalu mencuci tangan
sebelumnya. 1,5
Sebelum silinder dimasukkan, yoke harus diperiksa untuk memastikan bahwa
2 pin dari sistem keamanan indeks pin telah tersedia. Pin yang hilang dapat
mengakibatkan sistem keamanan pin tidak berfungsi. Setelah silinder dihubungkan
dengan yoke, katup harus ditutup kecuali jika katup tersebut menjadi suplai gas utama
untuk mesin. 1,5
Gambar 12. Pemeriksaan dan penggantian silinder (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch
SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.6.2.1.2. Cylinder pressure indicator (gauge)


Cylinder pressure indicator (gauge) terletak di dekat silinder atau pada panel di
depan mesin. Skala indikator setidaknya harus 33% lebih tinggi dibandingkan tekanan
pengisian maksimal silinder atau posisi indikasi yang maksimal. Sebagian besar
indikator menggunakan jenis Bourdon (Bourdon spring yang elastis). Pengukur
tekanan Bourdon ini menggunakan satuan kilopascal (kPa), namun juga dapat
menggunakan psi. 1,5

Gambar 13. Bourdon pressure indicator (gauge) (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Gambar 14. Indikator tekanan silinder, pipeline serta digital (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Pada mesin anestesi yang lebih modern terkadang digunakan hasil pengukuran
tekanan dalam bentuk kertas laporan digital (readouts). Beberapa mesin lainnya telah
menggunakan lampu LED untuk mengindikasikan tekanan silinder. LED berwarna
hijau jika katup silinder terbuka dan tekanan adekuat, LED berwarna merah jika
tekanan tidak adekuat. LED tidak menyala jika katup tidak terbuka. 1,5

Gambar 15. Indikator tekanan LED dan informasinya (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
2.6.2.1.3. Regulator tekanan (Reducing valves, reducing regulators, reduction
valves, regulator valves, gas pressure reducing device/system).
Regulator tekanan berfungsi menurunkan tekanan pada silinder yang tinggi dan
bervariasi agar menjadi lebih rendah dan relatif konstan sehingga sesuai untuk
digunakan pada mesin anestesi. Tanpa regulator, ahli anestesi harus selalu mengubah
katup kendali aliran gas agar dapat mempertahankan aliran yang konstan pada
flowmeter seiring dengan menurunnya tekanan di silinder. Ruang kerja anestesi yang
terstandarisasi memerlukan regulator tekanan untuk setiap gas yang disuplai dari
silinder. 1,5
2.6.2.1.4. Prinsip-prinsip fisika
Tekanan didefinisikan sebagai sebuah upaya yang bekerja terhadap sebuah daerah.
Upaya ini dapat ditingkatkan baik melalui peningkatan tekanan atau dengan
meningkatkan daerah yang dipengaruhi oleh tekanan tersebut. 1
Gambar 16. Prinsip fisika (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Pc= tekanan yang besar, bekerja pada daerah yang kecil= A1, yang
diseimbangkan dengan tekanan yang lebih kecil= Pr, yang bekerja pada daerah yang
besar, A2. prinsip ini juga bekerja pada alat regulator tekanan.1

Gambar 17. Prinsip tekanan (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Tekanan inlet=Pc, R adalah isi regulator tekanan yaitu gas pada tekanan yang
menurun, Pr=tekanan outlet. Pembukaan antara C dan R dioklusi oleh daerah A1. A2
merupakan daerah diafragma yang fleksibel dimana Pr bekerja. Saat S (stopcock)
ditutup, maka daya yang ada akan bekerja secara seimbang. Saat segel tertutup, maka
tidak ada gas yang dapat mengalir dari C ke dalam R.1
Ruang kerja anestesi terstandarisasi memerlukan aliran dari silinder yang tidak
melebihi 10 mL/menit saat tekanan pada sistem pipa gas sebesar 345 kPa (50 psig).
hal ini dicapai dengan menjaga tekanan yang dihantarkan oleh regulator pada tingkat
yang lebih rendah dibandingkan tekanan pipa gas.Regulator tekanan yang defektif
dapat menghambat aliran gas dari silinder atau dapat mengakibatkan aliran gas yang
sangat berfluktuasi.1
2.6.2.2. Sistem Tekanan Intermediate
Sistem tekanan intermediate menerima gas-gas dari regulator tekanan atau pipa
inlet ke mesin anestesi. Oksigen dapat masuk ke dalam komponen pneumatik melalui
master switch. Saat master switch dimatikan, tekanan pada sistem tekanan
intermediate akan menurun sampai 0. komponen pneumatik sistem tekanan
intermediate meliputi bagian pneumatik master switch, sambungan pipa inlet,
indikator tekanan pipa, piping, outlet listrik gas, alat-alat untuk kerusakan tekanan
oksigen, oxygen flush, regulator tekanan tambahan (jika terpasang), dan katup kendali
aliran gas. 1
2.6.2.2.1. Master switch (komponen pneumatik)
Bagian pneumatik master switch terletak di bagian aliran bawah sistem tekanan
intermediate dari inlet untuk silinder dan suplai pipa. Oxygen flush biasanya terpisah
dari switch ini. Master switch dapat sepenuhnya bersifat elektronik switch dimana saat
teraktivasi akan mengendalikan berbagai komponen penumatik dari mesin anestesi. 1
2.6.2.2.2. Compressed gases supply
Gas yang diberikan bersama dengan anestesi adalah oksigen, udara (air), dan
N2O. Gas tersebut berasal dari sumber gas sentral di rumah sakit, masuk ke kamar
bedah melalui pipa dengan kode warna (hijau untuk oksigen, biru untuk N 2O dan
kuning untuk udara). Secara terpisah, selain dari sentral, terdapat sumber persediaan
gas yaitu dari tabung atau silinder gas. 1
2.6.2.2.3. Pipeline inlet
Selain kode warna, terdapat pengait khusus untuk mencegah kesalahan
sambungan antar pipa (oksigen, air, dan N 2O) berupa Diameter Index Safety System
(DISS). Pengait ini memiliki diameter khusus dan memiliki filter serta katup satu arah
untuk mencegah aliran balik gas. Kebanyakan mesin modern memiliki daya
pneumatik (oksigen). Rerata tekanan gas pada pipeline inlet adalah 50 psig. 1
2.6.2.2.4. Cylinder inlet
Tabung silinder gas menempel dengan mesin via pin index safety system untuk
mencegah kesalahan sambungan silinder gas. Perangkat tersebut terdiri dari indeks
pin, washer, penyaring, dan katup yang mencegah aliran balik. Silinder gas juga
berkode warna untuk mempermudah identifikasi. Tekanan pada silinder ke mesin
anetesi adalah 45 psig. Pada 20ºC, tabung silinder gas dalam keadaan penuh berisi
600 L oksigen dengan tekanan 1.900 psig, dan N2O volume 1.590 L dengan tekanan
745 psig. 1

2.6.2.2.5. Sambungan inlet pipa gas


Sambungan inlet ini merupakan titik masuk untuk gas-gas dari pipa. Ruang kerja
anestesi terstandardisasi memerlukan sambungan inlet untuk oksigen dan nitrous
oksida. Sebagian besar mesin anestesi juga memiliki sambungan inlet untuk udara.
Inlet ini terpasang pada Diameter Index Safety System (DISS) yang tidak dapat
dilepas/ diubah. 1

Gambar 18. Inlet pipelines (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Setiap inlet harus memiliki katup penguji unidireksional yang berfungsi


mencegah gas mengalir dari mesin ke dalam sistem pipa gas (atau ke atmosfir jika
tidak terdapat selang pipa. Telah dilaporkan adanya masalah pada katup penguji ini,
dimana katup gagal untuk mencegah aliran balik gas. Setiap inlet pipa gas harus
memiliki filter atau penyaring dengan ukuran pori-pori 100 µm atau kurang dari itu.
Filter ini dapat tersumbat, yang mengakibatkan penurunan aliran gas. 1
2.6.2.2.6. Indikator tekanan pipa gas
Terdapat alat indikator untuk memonitor tekanan pipa dari setiap gas yang
diperlukan oleh ruang kerja anestesi terstandar. Alat indikator ini biasanya ditemukan
pada panel di depan mesin anestesi dan memiliki kode berwarna untuk gas-gas yang
dimonitor. Pada beberapa mesin anestesi, kisaran tekanan yang sesuai diindikasikan
oleh zona-zona berwarna. Tekanan pipa dapat terlihat pada monitor ataupun baik
secara kontinu ataupun menurut permintaan penata alat. 1
Terdapat juga indikator tekanan pipa yang menggunakan LED. LED berwarna
hijau menunjukkan pipa tersambung dan tekanan pipa adekuat. Jika LED dalam
keadaan mati, tekanan tidak adekuat atau pipa gas tidak tersambung. Jika alat
transducer tidak dapat dioperasikan, LED akan berwarna gelap. Tekanan digital dapat
terlihat untuk mendukung informasi dari indikator LED. 1
Ruang kerja anestesi terstandardisasi memerlukan alat indikator untuk
diposisikan pada sisi pipa-pipa gas dari katup penguji pada inlet pipa gas. Jika alat
indikator berada pada sisi pipa katup penguji, maka indikator ini hanya akan
memonitor tekanan pipa saja. Jika selang gas tidak tersambung atau kurang pas
tersambung, maka indikator akan menunjukkan “0” bahkan jika katup silinder dibuka.
Jika alat indikator berada pada sisi bagian mesin (downstream) dari katup penguji,
maka indikator tidak akan memberikan indikasi tekanan suplai pipa yang sebenarnya
kecuali bila katup silinder tertutup. Jika katup silinder terbuka dan pipa gas gagal
untuk mensuplai, maka tidak terdapat perubahan tekanan pada indikator sampai
silinder hampir kosong. 1
Indikasi tekanan yang adekuat pada indikator pipa gas tidak menjamin bahwa
gas itu tidak keluar dari silinder. Jika untuk alasan apapun, tekanan gas dari silinder
melalui regulator tekanan melebihi tekanan pipa gas dan katup silinder dalam keadaan
terbuka, gas akan dapat keluar dari silinder. Oleh sebab itu, katup silinder harus selalu
tetap tertutup saat menggunakan suplai pipa gas. Alat indikator tekanan pipa gas harus
selalu diperiksa sebelum mesin anestesi digunakan. Tekanannya harus berada di
sekitar 50 dan 55 psig (345 dan 380 kPa). Alat indikator harus dicek secara berulang
selama penggunaan. 1
2.6.2.2.7. Piping
Metode piping digunakan untuk menghubungkan komponen-komponen dalam
mesin. Sambungan ini harus dapat menahan 4 kali tekanan kerja yang akan dipakai
tanpa terjadinya robekan atau ruptur pada sambungan. Ruang kerja anestesi terstandar
mengkhususkan bahwa kebocoran antara inlet pipa atau sistem penurunan tekanan
silinder dan katup kendali aliran gas tidak boleh melebihi 25 mL/menit. Jika yoke dan
sistem penurunan tekanan juga tercakup, kebocoran tidak boleh melebihi 150
mL/menit. Metode piping sambungan-silang pada mesin anestesi juga telah
digunakan. Kejadian terputusnya sambungan piping dapat terjadi namun jarang
dilaporkan. 1
2.6.2.2.8. Oulet listrik gas
Satu atau lebih outlet listrik gas (gas auxiliary) dapat digunakan pada mesin
anestesi. Outlet ini dapat bekerja sebagai sumber pendorong gas pada ventilator
anestesi atau untuk mensuplai gas pada ventilator jet. Dapat digunakan gas oksigen
ataupun udara, dan jika mungkin, dapat digunakan sebuah outlet listrik untuk masing-
masing gas. Dulu, outlet listrik digunakan bila ventilator menjadi tambahan pada
mesin anestesi, namun sekarang ventilator merupakan bagian integral dari mesin
anestesi modern dan sistem pemberian nafas dihubungkan pada ventilator
menggunakan piping internal. Oleh sebab itu, outlet listrik tidak lagi ditemukan pada
mesin-mesin anestesi saat ini. 1

Gambar 19. Outlet listrik (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.6.2.2.9. Alat pengatur kerusakan tekanan oksigen


Salah satu masalah yang paling serius yang dapat terjadi pada mesin anestesi yaitu
deplesi suplai oksigen (biasanya dari silinder) tanpa disadari oleh pengguna mesin.
Akibatnya akan dialirkan 100% gas anestetik. Berbagai alat telah digunakan untuk
mencegah masalah ini. Salah satu alat tersebut berfungsi memutuskan suplai gas
selain oksigen (alat pemantau keamanan kegagalan oksigen) atau menggunakan alarm
saat tekanan oksigen menurun sampai tingkat yang berbahaya. 1
2.6.2.2.10. Alat pemantau keamanan kegagalan oksigen
Ruang kerja anestesi terstandardisasi menggunakan prosedur dimana bila tekanan
suplai oksigen menurun dibawah minimum yang biasanya tercantum pada instruksi
manual, konsentrasi oksigen yang dihantarkan tidak akan menurun dibawah 19% pada
outlet gas. 1

Gambar 20. Alat pemantau keamanan kegagalan oksigen (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Katup pengaman kegagalan oksigen (oxygen failure safety device, low-
pressure guardian system, oxygen failure protection device, pressure sensor shutoff
system or valve, fail safe, pressure sensor system,. nitrous oxide shutoff valve)
mematikan atau menurunkan suplai nitrous oksida bila tekanan suplai oksigen
menurun. 1
Oksigen dapat langsung mengalir ke katup kontrol aliran, sementara gas lain
(N2O, udara) harus melalui fail-save valve sebelum mencapai katup kontrol aliran.
Perangkat keamanan ini hanya mengizinkan aliran gas lain bila tekanan oksigen yang
diberikan mencukupi, sehingga mencegah penghantaran campuran gas hipoksik saat
mesin gagal memberikan suplai oksigen. Katup ini menutup aliran gas lain (shut-off
valve close) atau secara bertahap mengurangi aliran (proportioning safety device atau
balance regulator) dari semua gas saat oksigen berkurang hingga kurang dari 20-30
psi. Semua mesin juga memiliki sensor tekanan rendah suplai oksigen yang akan
mengaktivasi alarm bila tekanan inlet oksigen turun di bawah ambang batas (biasanya
20-30 psig). Perangkat ini tidak dapat mencegah kejadian hipoksia bila tekanan tetap
terjaga, namun gas yang diberikan mengandung oksigen yang tidak adekuat. 1
Saat sistem pneumatik teraktivasi, tekanan oksigen akan melalui alat
pengaman gagal oksigen, yang memungkinkan gas-gas lainnya untuk dapat mengalir.
Mematikan sistem pneumatik akan menyebabkan oksigen dalam mesin untuk keluar
ke atmosfir. Penurunan tekanan oksigen yang dihasilkan akan menyebabkan alat
pemantau kegagalan oksigen untuk menghambat suplai gas-gas lainnya pada katup
kendali aliran gas. 1
2.6.2.2.11. Oxygen supply failure alarm
Ruang kerja anestesi terstandardisasi mengkhususkan bahwa saat tekanan suplai
oksigen menurun dibawah ambang batas yang diperbolehkan (biasanya 30 psig (205
kPa)), setidaknya sistem alarm dengan prioritas medium akan berbunyi dalam 5 detik.
Sistem alarm ini tidak dapat dilepaskan/ dimatikan. 1
Sistem alarm ini mencegah terjadinya hipoksia akibat masalah yang terjadi
pada aliran bagian atas sirkuit mesin (terputusnya selang oksigen, tekanan oksigen
yang rendah pada pipa gas, dan deplesi oksigen di silinder), namun tidak memberikan
perlindungan total terhadap kondisi hipoksia, karena tidak mencegah gas anestetik
mengalir jika tidak terdapat aliran oksigen.1
2.6.2.2.12. Gas selector switch
Beberapa mesin anestesi memiliki gas selector switch yang mencegah udara dan
nitrous oksida digunakan secara bersamaan. 1

Gambar 21. Oxygen supply selector alarm dan gas selector switch (Sumber dari
Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.6.2.2.13. Second-stage pressure regulator


Beberapa mesin anestesi memiliki regulator tekanan pada sistem tekanan
intermediate pada bagian atas alat indikator aliran gas. Regulator ini akan menerima
gas dari pipa atau dari regulator tekanan dan akan lebih menurunkan tekanannya
sampai sekitar 26 psi (177 kPa) untuk nitrous oksida dan 14 psi (95 kPa) untuk
oksigen. Fungsi dari regulator tekanan ini yaitu untuk mengeliminasi fluktuasi pada
tekanan yang disuplai pada indikator aliran gas akibat fluktuasi pada tekanan pipa gas.
Dengan menurunkan tekanan di bawah kisaran fluktuasi normal, aliran gas akan lebih
konstan. Tidak semua mesin anestesi memiliki regulator ini. 1
2.6.2.2.14. Oxygen flush
Oxygen flush (oxygen bypass, emergency oxygen bypass) menerima oksigen dari
inlet pipa gas atau regulator tekanan silinder dan mengarahkan aliran gas yang tinggi
pada outlet gas. Biasanya ditulis menjadi “O2+”. Pada sebagian besar mesin anestesi,
oxygen flush dapat diaktifkan tanpa memperhatikan master switch dalam keadaan
hidup atau mati. 1
Ruang kerja anestesi memerlukan oxygen flush yang memiliki 1 fungsi,
menjadi alat penutup aliran gas yang dapat dioperasikan dengan 1 tangan dan didesain
untuk meminimalkan terjadinya aktivasi yang tidak disengaja. Aliran gas berkisar 35
dan 75 mL/menit harus dapat terhantarkan.1
Gambar 22. Oxygen flush (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Bahaya yang dapat terjadi terkait oxygen flush yaitu aktivasi yang tidak
disengaja dan kebocoran internal, yang mengakibatkan terhantarnya campuran gas
yang kaya akan oksigen. Telah dilaporkan terjadinya barotrauma dan pasien yang
tersadar selama anestesi saat oxygen flush teraktivasi. 1
2.6.2.2.15. Flow adjustment control
Alat pengatur kendali aliran gas berfungsi meregulasi aliran oksigen, udara, dan
gas lainnya pada indikator aliran. Terdapat 2 jenis alat pengatur kendali aliran gas:
mekanik dan elektronik. Ruang kerja anestesi terstandar memerlukan hanya 1 alat
pengendali aliran gas untuk setiap gas. Dimana alat pengendali aliran ini harus
terletak dekat atau teridentifikasi dengan flowmeter terkait. 1

Gambar 23. Flow adjustment control device (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
2.6.2.2.16. Mechanical flow control valve
Alat ini (Needle valve, pin valve, fine adjustment valve) mengendalikan tingkat
aliran gas melalui flowmeter terkaitnya. Beberapa alat ini juga memiliki fungsi On
dan Off. Pada alat lainnya, fungsi On dan Off dapat dikendalikan menggunakan
master switch. Mechanical flow control valve dapat digunakan dengan flowmeter
mekanik dan elektronik. 1
Gambar 24. Mechanical flow control valve (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
2.6.2.3. Sistem Tekanan Rendah
Sistem tekanan rendah berada pada bagian aliran bawah (downstream) alat
pengendali aliran gas. Tekanan pada bagian ini hanya sedikit berada di atas tekanan
atmosfir dan dapat bervariasi, tergantung pada aliran dari katup pengendali aliran,
adanya tekanan balik dari peralatan (katup penguji), dan tekanan balik dari sistem
pemberian nafas. Komponen-komponen yang ditemukan pada bagian ini meliputi
flowmeter, hypoxia prevention safety device, katup unidireksional, alat pelepas
tekanan, dan outlet gas. 1
2.6.2.3.1. Flowmeter
Flowmeter (flow indicators, flow tubes, rotameter) mengindikasikan tingkat aliran
sebuah gas yang melewatinya. Dapat bersifat mekanik ataupun elektronik. Flowmeter
elektronik biasanya memiliki representasi flowmeter mekanik pada layar atau
menggunakan nomor yang menunjukkan aliran gas. Pada flowmeter elektronik, dapat
digunakan flowmeter mekanik yang menunjukkan total aliran gas pada outlet gas
untuk memberikan tingkat keamanan tertentu bagi pada ahli anestesi yang mungkin
tidak terlalu mempercayai flowmeter elektronik. 1
2.6.2.3.2. Katup dan pengukur aliran (flow valve dan flowmeter)
Setelah tekanan mengalami penurunan hingga batas aman, setiap gas harus melalui
katup kontrol aliran dan diukur oleh flowmeter sebelum bercampur dengan gas lain,
masuk ke vaporizer, dan keluar melalui common gas outlet. Aliran yang dekat dengan
katup merupakan aliran bertekanan tinggi, sedangkan yang telah melalui katup aliran
dan memasuki common gas outlet bertekanan rendah. Terdapat kode warna yang
memudahkan untuk membedakan kenop masing-masing gas. Kenop oksigen
berukuran lebih besar, bergalur, dan lebih menonjol dibanding gas lain.1
Untuk mencegah terjadinya campuran gas hipoksik, flowmeter oksigen selalu
berada di posisi lebih distal dari flowmeter gas lain, paling dekat dengan vaporizer.
Katup aliran oksigen biasanya didesain untuk memberikan aliran oksigen minimum
saat mesin anestesi dinyalakan. Perangkat keamanan ini memastikan adanya oksigen
yang selalu mengalir pada sirkuit napas, bahkan saat operator lupa menyalakan aliran
oksigen. Perangkat keamanan lainnya adalah hubungan aliran gas N2O dengan
oksigen, yang memastikan adanya aliran oksigen minimal dengan konsentrasi 25%,
yaitu oxygen/nitrous oxide ratio controller. Perangkat kontrol ini menghubungkan
kedua katup secara pneumatik atau mekanik, untuk mempertahankan konsentrasi
oksigen minimal. 1
2.6.2.3.3. Flowmeter mekanik.
Alat ini mengukur aliran gas berdasarkan prinsip bahwa aliran gas yang melewati
resistensi akan bersifat proporsional terhadap tekanan. Flowmeter mekanik mengukur
penurunan tekanan yang terjadi saat sebuah gas melewati resistensi. 1

Gambar 25. Mekanisme flowmeter mekanik (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Alat indikator aliran mekanik tradisional yang digunakan pada meson anestesi
memiliki tipe penanda yang bervariasi (Thorne tube). Tipe penanda ini merupakan
sebuah tabung kaca vertikal yang terpasang secara internal dengan diameter terkecil
yang berada dibagian bawah. Saat aliran gas menurun, gaya gravitasi akan
menyebabkan indikator berpindah pada tingkat yang lebih rendah. Akan terdapat
skala penanda pada tabung untuk menilai tingkat aliran gas. Besarnya tingkat aliran
gas pada tabung dipengaruhi oleh beberapa faktor; 1
2.6.2.3.4. Penurunan tekanan di sepanjang tabung
Seiring dengan mengalirnya gas dalam tabung indikator, aliran gas ini mengalami
resistensi gesekan dari dinding tabung dan indikator. Hal ini menyebabkan hilangnya
energi sehingga akan terjadi penurunan tekanan. Penurunan tekanan ini bersifat
konstan pada semua posisi dalam tabung. 1
2.6.2.3.5. Ukuran lubang pembukaan indikator
Walaupun flowmeter memiliki ukuran lubang pembukaan yang bervariasi,
penurunan tekanan tetap bersifat konstan di seluruh bagian tabung. Oleh sebab itu,
flowmeter ini sering disebut flowmeter tekanan-konstan. Peningkatan aliran gas tidak
meningkatkan penurunan tekanan dalam tabung, namun akan menyebabkan indikator
meningkat posisinya dalam tabung. 1
2.6.2.3.6. Karakteristik fisik gas
Saat aliran gas yang rendah mengalir melalui tabung, lubang pembukaan indikator
akan menyempit. Juga sebaliknya, saat aliran gas meningkat maka lubang pembukaan
indikator akan melebar. Hal ini sesuai dengan teori Hagen-Poiseuille, dimana
pembukaan yang lebih panjang dan sempit (aliran rendah) akan menyebabkan aliran
yang laminar dan tergantung pada viskositas gas. Sedangkan pada hukum Graham,
berlaku dimana pada pembukaan yang lebih pendek dan lebar (aliran tinggi), aliran
gas akan lebih turbulen dan dan tergantung pada densitas gas. 1
2.6.2.3.7. Temperatur dan efek tekanan
Flowmeter diukur pada tekanan atmosfer (760 torr) dan suhu ruangan (200C).
Perubahan temperatur dan tekanan akan mempengaruhi viskositas dan densitas gas
serta mempengaruhi akurasi tingkat aliran yang akan diukur. Variasi temperatur tidak
memiliki pengaruh yang signifikan. 1
2.6.2.3.8. Flowmeter gabungan
Flowmeter ini terdiri dari tabung aliran gas, alat indikator, penutup tabung dan
skala pengukur aliran gas. Cahaya penerangan pada mesin anestesi biasanya tersedia
untuk dapat memonitor flowmeter pada ruangan yang gelap. Setiap flowmeter
gabungan harus ditandai secara jelas dan permanen menggunakan kode warna dan
nama atau simbol kimia dari gas yang diukur. Flowmeter biasanya dilindungi/ditutup
menggunakan penutup plastik. 1
Tabung flowmeter biasanya terbuat dari kaca. Tabung ini dapat memiliki taper
tunggal atau ganda. Tabung dengan taper tunggal memiliki peningkatan diameter
secara gradual dari bagian bawah ke atas. Tabung ini biasanya digunakan saat
terdapat berbagai tabung untuk aliran gas tekanan rendah dan tinggi. Tabung
flowmeter taper ganda memiliki 2 taper pada dalam tabung-dimana salah satu taper
berkorespondensi untuk aliran gas yang lebih tenang dan taper lainnya untuk aliran
yang lebih kasar/turbulen. Tabung taper ganda digunakan hanya bila terdapat satu
tabung untuk sebuah gas. 1

Gambar 26. Flowmeter taper tunggal dan ganda (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Indikator flowmeter (float atau bobbin) merupakan sebuah alat yang bebas
bergerak dalam tabung. Penting untuk mengamati indikator sesering mungkin selama
tindakan anestesi dan terutama saat terjadi perubahan aliran gas. Jika indikator
bergerak secara mendadak dan berubah-ubah, pembacaan indikator dapat menjadi
tidak akurat.1
Gambar 27. Indikator flowmeter (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Penutup tabung flowmeter mencegah indikator terlepas dari outlet, yang dapat
mengakibatkan kerusakan tabung. Penutup ini juga mencegah indikator naik sampai
ke posisi dimana indikator tidak dapat terlihat dalam tabung. Hal ini penting karena
flowmeter yang indikatornya tersembunyi di bagian atas tabung terlihat seperti
flowmeter yang sedang dimatikan. 1
Skala indikator flowmeter pada ruang kerja anestesi harus ditandai atau
diposisikan dekat dengan tabung. Flowmeter diukur menggunakan satuan liter per
menit. Untuk aliran yang berukuran di bawah 1 L/menit, dapat diekspresikan
menggunakan milimeter atau fraksi desimal dari L/menit dengan angka 0 di depan
desimal. 1
Pengaturan tabung flowmeter untuk gas yang berbeda ditempatkan secara
bersampingan. Terkadang, dapat digunakan 2 flowmeter untuk gas yang sama: satu
untuk aliran gas rendah dan yang lainnya untuk aliran gas tinggi, dimana digunakan
satu katup pengendali aliran untuk kedua tabung flowmeter. 1

Gambar 28. Flowmeter control valve (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 29. Flowmeter control untuk setiap jenis gas (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Sebelum ditemukan bahwa pengaturan flowmeter penting untuk mencegah


hipoksia, tidak terdapat konsensus dimana flowmeter oksigen harus terkait dengan
flowmeter untuk gas lainnya. Untuk menghindari terjadinya masalah, ruang kerja
anestesi terstandardisasi mengkhususkan bahwa flowmeter oksigen harus ditempatkan
pada sisi kanan dari flowmeter gabungan jika dilihat dari pandangan depan (hanya
berlaku di Amerika Utara). Tidak terdapat konsensus mengenai lokasi flowmeter
udara atau nitrous oksida selama flowmeter tersebut tidak menempati lokasi di sebelah
outlet.1
Flowmeter oksigen tambahan merupakan flowmeter mandiri dengan katup
kendali aliran, indikator, dan outlet-nya sendiri. Biasanya flowmeter ini memiliki
tabung yang pendek dengan aliran maksimal 10 L/menit. Flowmeter ini biasanya juga
ditempatkan pada sisi kiri mesin anestesi yang digunakan untuk mensuplai oksigen
pada pasien tanpa menyalakan mesin anestesi. 1
Gambar 30. Flowmeter tambahan (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
2.7 MASALAH-MASALAH FLOWMETER
2.7.1. Masalah akurasi
Skala, tabung dan indikator flowmeter harus dianggap sebagai satu kelompok alat
dan tidak boleh terpisah. Jika salah satu komponen harus diganti, harus mengganti
seluruh komponen. Jika salah satu komponen tidak tersedia, maka flowmeter akan
menjadi tidak akurat. 1
Tabung gabungan digunakan untuk satu gas tidak dapat digunakan untuk gas
lainnya. Tingkat akurasi yang rendah yang akan terjadi jika flowmeter digunakan
secara bersamaan tergantung pada gas-gas yang diukur. Jika flowmeter
karbondioksida digunakan bersamaan dengan flowmeter nitrous oksida, perbedaan
akurasinya akan menjadi minimal karena kedua gas ini memiliki densitas dan
viskositas yang serupa. 1
Akurasi yang paling tinggi pada tabung flowmeter berada pada bagian tengah
tabung. Flowmeter yang memiliki 1 tabung untuk digunakan pada aliran-aliran gas
rendah (<1L/menit) dan 1 tabung untuk aliran gas tinggi (1-10 L/menit) akan
menghasilkan tingkat akurasi yang lebih besar. 1
2.7.2. Masalah indikator
Kerusakan pada indikator flowmeter dapat disebabkan oleh proyeksi mendadak
dari bagian atas tabung saat silinder dibuka atau selang pipa gas terhubung dengan
katup kendali aliran yang terbuka. Indikator flowmeter dapat menjadi aus atau
berubah bentuk karena penggunaannya. Penutup tabung flowmeter dapat terlepas dan
terjebak di dalam tabung. 1
2.7.3. Masalah kebocoran
Kebocoran pada aliran bawah flowmeter akan menyebabkan terhantarnya
konsentrasi gas yang lebih rendah dari yang diharapkan. Kebocoran dapat terjadi jika
katup kendali aliran dibiarkan terbuka dan tidak terdapat penutup silinder atau
penutup yoke. Indikator pada bagian bawah tabung tidak mencegah aliran balik gas.1
2.7.4. Penggunaan flowmeter yang tidak tepat
Ahli anestesi mungkin hanya dapat menggunakan pengaturan flowmeter tertentu
sehingga jika pengaturan tersebut diubah, seringkali terjadi kesalahan yang
mengakibatkan terhantarnya gas lainnya dari yang diharapkan. Masalah ini sering
terjadi antara pengaturan gas oksigen dan nitrous oksida dimana posisi oksigen
biasanya ditentukan berdasarkan standar nasional atau tertentu. 1

Gambar 31. Pengaturan setting monitor flowmeter (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch
SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.8 PENGATURAN OKSIGEN ALTERNATIF


Saat menggunakan mesin anestesi, selalu terdapat kemungkinan terjadinya
kegagalan dari alat-alat elektronik. Oleh karena itu, harus terdapat sebuah mekanisme
untuk mengatasi masalah ini. Berbagai mesin anestesi dapat mengatasi masalah ini
dengan cara yang berbeda, yang terlepas dari flowmeter oksigen tambahan. Jika
terdapat flowmeter aliran total mekanik, maka alat ini dapat digunakan untuk
mengukur oksigen yang diberikan. Anestesi dapat diberikan menggunakan jalur
intravena. 1

2.9 KEGAGALAN LISTRIK


Daya listrik yang mati dapat diatasi dengan memasang baterai pada mesin anestesi
yang akan mensuplai daya listrik selama 30 menit atau lebih, tergantung pada isi
baterai dan beban elektrik. Power suplai yang permanen dapat dipasang selama
periode penggunaan listrik cadangan ini. Mesin anestesi biasanya memiliki cara
untuk menguji suplai listrik cadangan dan memberikan pengukuran isi baterai listrik
cadangan. Akan terdapat alarm atau pesan yang memperingatkan ahli anestesi bahwa
baterai cadangan sedang digunakan atau saat power suplai dalam keadaan hampir
habis.1

2.10 STANDARDISASI PERALATAN


Jika semua mesin anestesi tidak berbeda, mungkin kesalahan dalam
penggunaannya akan lebih jarang terjadi dan latihan penggunaan mesin anestesi
mungkin akan lebih mudah. Jika mesin anestesi dibeli dan digunakan untuk fasilitas
yang baru maka standardisasi mungkin lebih mudah tercapai. Standardisasi peralatan
sulit tercapai jika mesin anestesi selalu digantikan. Mesin yang dibeli atau digunakan
sebelumnya mungkin tidak lagi sesuai atau cocok untuk dipakai dalam tindakan
anestesi. Biasanya terdapat perbedaan pada pilihan atau perangkat lunak yang dipakai
meskipun digunakan mesin dengan merk atau model yang sama. 1
Jika sebuah institusi mengajar residen anestesi atau perawat anestesi, mesin
yang berbeda akan menambah pengalaman mereka. Namun, oleh sebab itu para
peserta didik harus diawasi secara lebih ketat jika menggunakan mesin anestesi yang
berbeda.1

2.11 VAPORIZER
Gas anestesi (seperti halotan, isofluran, desfluran, dan sevofluran) harus diuapkan
(vaporized) sebelum diberikan pada pasien. Perangkat ini terletak di antara flowmeter
dan common gas outlet. Pada suhu ruangan, molekul gas anestesi dalam kontainer
tertutup terdistribusi dalam bentuk cair dan gas. Molekul-molekul gas membentur
dinding kontainer dan membentuk tekanan uap jenuh dari gas tersebut. Tekanan uap
tergantung pada karakteristik gas anestesi itu sendiri dan suhu. Semakin tinggi suhu,
semakin tinggi kecenderungan molekul cair berpindah menjadi uap dan semakin besar
tekanan uap. Penguapan (vaporization) membutuhkan energi (energi panas laten dari
penguapan) yang menyebabkan hilangnya panas dari bentuk cair (likuid). selama
proses penguapan, suhu pada cairan anestetik inhalasi berangsur turun dan tekanan
uap ikut turun kemudian kecuali bila ada panas yang tersedia untuk masuk dalam
sistem. Vaporizer memiliki ruang untuk membuat gas menjadi jenuh dengan gas
anestesi.6
Titik didih bentuk likuid adalah suhu saat tekanan uap sama dengan tekanan
atmosfir. Saat tekanan atmosfer turun (seperti pada ketinggian), titik didih juga turun.
Desfluran memiliki titik didih terendah (22,8°C pada 760 mmHg) dibandingkan
anestetik inhalasi lain. Terdapat beberapa jenis vaporizer antara lain cooper kettle,
modern conventional vaporizer, electronic vaporizer (Desfluran vaporizer, Aladin
cassette vaporizer). 6,

2.11.1. Vapor tekanan


Gambar di bawah menunjukkan likuid yang volatil dalam sebuah kontainer yang
tertutup dari atmosfir. Molekul-molekul likuid akan terlepas dari permukaan dan
masuk ke ruang di atasnya, membentuk vapor. Jika kontainer dijaga pada suhu yang
konstan, sebuah ekuilibrium yang dinamik akan terbentuk antara fase likuid dan
vapor sehingga jumlah molekul dalam fase vapor tetap konstan. Molekul-molekul ini
berbenturan dengan dinding kontainer, yang menghasilkan tekanan. Hal ini disebut
tekanan vapor tersaturasi dan direpresentasikan oleh banyaknya titik-titik vapor di
atas likuid.1,6
Jika suhu dinaikkan pada kontainer, ekuilibrium akan bergeser sehingga lebih
banyak molekul masuk ke dalam fase vapor dan tekanan vapor akan meningkat. Jika
suhu diturunkan, lebih banyak molekul akan masuk ke dalam fase likuid, dan tekanan
vapor akan menurun. Oleh sebab itu, percuma bila membahas tentang tekanan vapor
tanpa memperhatikan suhu. Tekanan vapor tergantung hanya pada likuid dan suhu.
Tekanan vapor tidak dipengaruhi oleh tekanan ambien dalam kisaran tekanan
barometrik pada anestesi. 1,6

Gambar 32. Pembentukan tekanan vapor (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.11.2. Titik didih


Titik didih sebuah likuid merupakan suhu dimana tekanan vapor sama dengan
tekanan atmosfer. Titik didih ini akan menjadi lebih rendah dengan tekanan atmosfer
yang lebih rendah. Agen-agen anestesi dengan titik didih yang rendah akan lebih
rentan terhadap variasi tekanan barometrik dibandingkan dengan agen-agen anestesi
dengan titik didih yang lebih tinggi.1

Tabel 4. Keterangan sifat dari beberapa agen anestetik (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.11.3. Konsentrasi gas


Terdapat 2 cara yang biasanya digunakan untuk mengekspresikan konsentrasi gas
atau vapor: tekanan parsial dan volume persen (vol%).Tekanan parsial terjadi ketika
campuran gas-gas dalam kontainer tertutup akan menghasilkan tekanan pada dinding
kontainer, dimana bagian dari tekanan total akibat salah satu gas pada campuran gas-
gas itulah yang disebut sebagai tekanan parsial dari gas tersebut.1
Volume persen merupakan konsentrasi gas pada campuran gas yang dapat
diekspresikan sebagai persentasi dari total volume gas. Volume persen adalah jumlah
unit volume sebuah gas yang terkait dengan 100 unit volume total untuk campuran
gas tersebut. Volume persen mengekspresikan rasio relatif molekul gas dalam
campuran gas, sementara tekanan parsial mengekspresikan nilai yang absolut. 1
Tekanan parsial/Tekanan total = volume persen

2.11.4. Standardisasi vaporizer


Standardisasi ruang kerja anestesi ASTM terhadap vaporizer antara lain:
 Efek-efek variasi dari suhu dan tekanan, tekanan balik, dan tingkat input aliran
dan komposisi campuran gas pada kinerja vaporizer harus tercatat pada
dokumen penyerta. 1
 Tingkat rata-rata konsentrasi gas yang dihantarkan dari vaporizer tidak boleh
menyimpang dari nilai yang sudah ditetapkan, yang melebihi ± 20% atau ±
5% dari pengaturan maksimal, dengan pilihan konsentrasi yang lebih besar,
tanpa tekanan balik.1
 Tingkat rata-rata konsentrasi gas yang dihantarkan dari vaporizer tidak boleh
menyimpang dari nilai yang sudah ditetapkan yang melebihi +30% atau -20%
atau melebihi +7.5% atau -5% dari pengaturan maksimal, dengan pilihan
konsentrasi yang lebih besar, dengan tekanan balik yang berfluktuasi pada
outlet gas 2 kPa dengan total aliran gas 2 L/menit atau 5 kPa dengan total
aliran gas 8 L/ menit. 1
 Harus tersedia sebuah sistem yang mencegah gas melewati ruang penguapan
atau resevoir dari salah satu vaporizer dan melewati resevoir vaporizer
lainnya. 1
 Output vaporizer harus kurang dari 0.05% pada posisi “OFF” atau “0”. 1
 Semua gagang kendali vaporizer harus dibuka secara berlawanan dengan arah
jarum jam1
 Harus terpasang dan ditampilkan tingkat pengisian maksimal dan minimal
atau volume dan kapasitas yang dapat digunakan1
 Vaporizer harus didesain agar tidak terjadi kelebihan dalam pengisiannya saat
berada pada kondisi operatif yang normal1
 Vaporizer yang tidak sesuai digunakan untuk sistem pernafasan harus
memiliki pengaturan ukuran sambungan yang permanen atau ukuran 23-m.
Sambungan vaporizer berbentuk konus berukuran 15 mm dan 22 mm tidak
dapat digunakan. 1
 Vaporizer yang cocok digunakan pada sistem pernafasan harus memiliki
sambungan standar berukuran 22 mm atau sambungan yang dapat disekrup
dengan inlet dan outlet yang berpasangan. Arah aliran gas harus ditandai
dengan arah panah dan vaporizer harus ditandai dengan catatan “digunakan
untuk sistem pernafasan.”1

2.11.5. Vaporizer dengan konsentrasi terkalibrasi


Vaporizer Tec 5 didesain untuk digunakan dengan halothane, enflurane, isoflurane,
dan sevoflurane.1
Gambar 33. Vaporizer Tec 5 (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Vaporizer Tec 6 didesain hanya untuk digunakan dengan desflurane.1

Gambar 34. Vaporizer Tec 6 (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Vaporizer dikalibrasi untuk aliran dari 0.2 sampai 10 L/menit. Output-nya


hampir linear pada pengaturan 3%, 7%, dan 12%, dengan output yang lebih rendah
pada aliran yang kurang dari 5 L/menit dan output yang lebih tinggi pada aliran yang
lebih tinggi dari 5 L/menit. Vaporizer didesain untuk digunakan pada suhu ruangan
antara 18°C dan 30°C. Nitrous oksida jika terdapat pada gas penyerta (carrier) akan
sedikit menurunkan output. 1
Vaporizer Tec 7 digunakan untuk halothane, enflurane, isoflurane, dan
sevoflurane.1
.
Gambar 35. Vaporizer Tec 7 (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Vaporizer Aladin digunakan untuk desflurane, halothane, enflurane,


isoflurane, dan sevoflurane. Vaporizer ini memiliki 2 bagian, bagian mekanisme
pengendali elektronik yang terdapat pada mesin anestesi dan bagian kaset portable
yang dimasukkan pada sebuah slot dalam mesin anestesi. 1

Gambar 36. Vaporizer Aladin dan posisi slot-nya (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch
SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Gambar 37. Skema Vaporizer Aladin (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Vaporizer vapor 19.1, 19.3


Vapor 19.1 digunakan untuk halothane, isoflurane, sevoflurane, dan enflurane. Versi
19.3 dari vaporizer ini memiliki adapter plug-in untuk lebih mudah digunakan. 1

Gambar 38. Vaporizer vapor versi 19.1 (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Vaporizer 2000
Vapor 2000 digunakan untuk isoflurane, sevoflurane, halothane, dan enflurane.1

Gambar 39. Vaporizer Drager Vapor 2000 (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Vaporizer Drager D-Vapor digunakan hanya untuk desflurane.1

Gambar 40. Drager D-Vapor (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Gambar 41. Skema penggunaan dari Drager D-Vapor (Sumber dari Dorsch JA,
Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Vaporizer Penlon Sigma PPV digunakan untuk halothane, enflurane, isoflurane, dan
sevoflurane. Vaporizer Penlon Sigma Delta digunakan untuk halothane, enflurane,
isoflurane dan sevoflurane. 1

Gambar 42. Vaporizer Penlon Sigma (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Vaporizer Blease Datum digunakan untuk halothane, enflurane, isoflurane, dan
sevoflurane. 1

Gambar 43. Vaporizer Blease Datum (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.11.6. Vaporizer in-system


Walaupun vaporizer in-system tidak sering digunakan pada negara-negara maju,
biayanya yang rendah, desain yang simpel dan portabilitasnya membuat jenis
vaporizer ini populer di negara-negara berkembang dan pada bidang militer. 1
Vaporizer miniature Oxford (OMVs) digunakan untuk halothane, enflurane,
isoflurane, dan sevoflurane. 1

Gambar 44. Vaporizer miniature Oxford (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.11.7. Sistem pemasangan vaporizer


Sistem pemasangan permanen, dimana sistem ini berarti dibutuhkan alat-alat
untuk melepas atau memasang vaporizer pada mesin anestesi. Keuntungan sistem ini
meliputi kerusakan fisik dan resiko kebocoran vaporizer yang lebih kecil. Vaporizer
juga selalu terisi dalam posisi vertikal. Kerugian pada sistem ini yaitu mesin anestesi
mungkin tidak memiliki lokasi yang cukup untuk pemasangan vaporizer. Vaporizer
yang rusak tidak dapat diganti dengan mudah, terutama saat melakukan tindakan
anestesi. 1
Sistem pemasangan terpisah, dimana sistem ini merupakan standard yang
digunakan pada sebagian besar mesin anestesi. Vaporizer dapat dipasang dan dilepas
tanpa menggunakan alat-alat khusus. 1

2.12. SISTEM PERNAPASAN


Sistem pernapasan (sirkuit pasien atau sirkuit pernapasan, sistem atau sirkuit
repiratorik) merupakan alur aliran gas yang terhubung pada pasien, dimana gas
mengalir pada tekanan pernapasan, dan dimasukkan sebuah komposisi campuran gas
yang terkendali. Pada praktiknya, sistem pernafasan biasanya meliputi dari inlet gas
sampai pada saat gas keluar ke atmosfir atau sistem scavenging. Sistem scavenging
tidak termasuk dalam sistem pernafasan.1,7
Pada pasien dewasa, sistem sirkuit pernapasan umumnya berupa circle system;
namun terkadang sirkuit Bain juga digunakan. Tekanan pada sirkuit merefleksikan
tekanan jalan napas. Oleh sebab itu, sebaiknya sensor tekanan diletakkan sedekat
mungkin dengan jalan napas pasien (di sambungan Y). Peningkatan tekanan jalan
napas menunjukkan kemungkinan adanya obstruksi, penurunan komplians paru, dan
peningkatan volume tidal. Penurunan tekanan, sebaliknya, dapat terjadi pada
perbaikan komplians, penurunan volume tidal, dan kebocoran sirkuit.1,7
Sistem pernafasan menerima campuran gas dari mesin anestesi, mengirimkan
gas pada pasien, mengeluarkan karbon dioksida, dan mengatur suhu dan kelembaban
campuran gas yang dimasukkan. Sistem ini memungkinkan aliran gas yang kontinu
dari mesin anestesi untuk diubah menjadi aliran intermitten; memungkinkan adanya
nafas spontan, terkendali atau nafas bantuan; dan memiliki fungsi lainnya seperti
memeriksa kandungan gas, memonitor tekanan saluran nafas, aliran dan volume
nafas.1,7
Pada kebanyakan mesin anestesi, common gas outlet terhubung ke aliran
pernapasan hanya melewati katup ekshalasi untuk mencegah ukuran volume tidal
ekshalasi yang tinggi. Ketika pengukuran spirometri dilakukan di Y konektor, aliran
gas dapat masuk ke pasien dari katup inspirasi. Hal ini akan meningkatkan eliminasi
CO2 dan dapat membantu mengurangi pengeringan akibat keluarnya CO2. Mesin
anestesi yang lebih baru telah mengintegrasi komponen rangkaian pernapasan.
Keuntungan dari desain ini termasuk mengurangi kemungkinan kesalahan sambungan
aliran pernapasan, tidak menyambung/terputus, dan kebocoran. Volume yang lebih
kecil pada mesin yang compact juga dapat membantu menghantarkan aliran gas dan
memungkinkan perubahan yang cepat pada konsentrasi gas aliran pernapasan. 1,3,7

Gambar 45. Sistem sirkuit pernapasan (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.12.1. Oxygen Analizers/Alat Penganalisa Oksigen


Anestesi umum tidak boleh diberikan tanpa analisa oksigen dalam aliran
pernapasan. Terdapat tiga jenis alat analisa oksigen yang tersedia: polarographic
(Clark elektrode), galvanic (fuel cell), dan paramagnetic. Kedua teknik yang pertama
disebutkan menggunakan sensor elektrokimia yang berisi elektroda katoda dan anoda
yang tertanam dalam sebuah gel elektrolit yang dipisahkan dari gas sampel oleh
membran yang permeabel terhadap oksigen (biasanya membran Teflon). Ketika
oksigen bereaksi dengan elektroda-elektroda tersebut, arus yang dihasilkan bersifat
proporsional terhadap tekanan parsial oksigen dalam gas sampel. Sensor galvanic dan
polarographic berbeda dalam komposisi elektroda dan gel elektrolitnya. Komponen
dari sensor galvanic mampu untuk memberikan energi kimia yang memadai sehingga
reaksi tersebut tidak membutuhkan sumber daya eksternal. Walaupun biaya awal
sensor paramagnetic lebih tinggi dibandingkan dengan sensor electrochemical,
perangkat paramagnetic dapat melakukan kalibrasi secara mandiri dan tidak memiliki
bagian-bagian yang consumable. Di samping itu, waktu responsnya cukup cepat untuk
dapat membedakan antara konsentrasi oksigen inspirasi dan ekspirasi. 1,3
Semua oxygen analyzer harus memiliki alarm dengan tingkatan yang cukup
rendah yang dapat diaktifkan secara otomatis dengan cara menyalakan mesin anestesi.
Perangkat sensor harus ditempatkan ke dalam bagian inspiratoris atau ekspiratoris dari
circle system sirkuit pernapasan—tapi tidak dimasukkan ke dalam aliran pipa untuk
gas yang baru. Sebagai hasil dari konsumsi oksigen pasien, bagian ekspiratoris
memiliki tekanan parsial oksigen yang sedikit lebih rendah dibandingkan bagian
inspiratoris, terutama pada aliran gas baru yang rendah. Peningkatan kelembaban dari
gas yang diekspirasi tidak mempengaruhi sebagian besar perangkat sensor modern
secara signifikan. 1,3
2.12.2. Spirometers
Spirometers, yang disebut juga respirometers, digunakan untuk mengukur tidal
volume expiratoris dalam sirkuit pernafasan pada semua mesin anestesi, yang
biasanya terletak dekat pada katup pengeluaran napas. Beberapa mesin anestesi juga
mengukur tidal volume inspiratoris yang melewati katup inspiratoris atau tidal volume
yang dihantarkan dan dikeluarkan melalui konektor Y yang tersambung pada jalan
napas pasien. 1,3
Metode yang biasanya dipakai yaitu dengan menggunakan baling-baling yang
berputar (rotating vane) dengan massa yang rendah/ringan pada bagian ekspiratoris di
depan katup ekspirasi dalam circle system (vane anemometer atau Wright
Respirometer). 1,3
Gambar 46. Spirometer (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Gambar 47. Desain Spirometer (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding
Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)
Aliran gas di sepanjang vane dalam respirometer membuatnya berputar, yang
diukur secara elektronik, photoelectric, atau mekanis. Perubahan dalam tidal volume
biasanya mewakili perubahan dalam pengaturan ventilator, tetapi juga dapat
disebabkan oleh kebocoran aliran, pemutusan, atau kerusakan ventilator. Spirometer
ini rentan terhadap kesalahan yang disebabkan oleh inertia, gesekan, dan kondensasi
air. Selain itu, pengukuran tidal volume di lokasi ini dalam bagian ekspiratoris
mencakup gas melebarkan saluran pipa yang mengkerut pada sirkuit pernapasan (dan
tidak dialirkan kepada pasien). Perbedaan antara volume gas yang dikirim ke sirkuit
aliran pernapasan dan volume gas yang sebenarnya mencapai pasien menjadi sangat
signifikan sesuai dengan panjang pipa saluran pernafasan, tingkat kecepatan
pernapasan, dan tekanan saluran napas yang tinggi. 1,3,8
2.12.3. Tekanan Sirkuit Aliran Pernapasan
Sebuah alat pengukur tekanan atau sensor elektronik selalu digunakan untuk
mengukur tekanan aliran pernapasan di antara katup unidireksional ekspiratoris dan
inspiratoris; lokasi yang tepat tergantung pada model mesin anestesi. Tekanan sirkuit
aliran pernafasan biasanya mencerminkan tekanan udara jika diukur sedekat mungkin
dengan saluran napas pasien. Pengukuran yang paling akurat dari tekanan bagian
inspiratoris dan ekspiratoris dapat diperoleh dari perangkat sambungan Y. Kenaikan
tekanan aliran napas dapat memberikan sinyal terhadap berkurangnya pengembangan
paru, peningkatan tidal volume, atau sumbatan aliran pernapasan, tabung endotrakeal,
atau jalan napas pasien. Penurunan tekanan mungkin menunjukkan terjadinya
peningkatan pengembangan paru, penurunan tidal volume, atau kebocoran dalam
sirkuit pernapasan. Namun jika tekanan sirkuit pernapasan diukur pada perangkat
CO2 absorber, maka hal ini tidak akan selalu mencerminkan tekanan dalam saluran
napas pasien. Sebagai contoh, menjepit bagian ekspiratoris tabung saluran pernapasan
selama ekshalasi akan mencegah napas pasien keluar dari paru-paru. Meskipun terjadi
peningkatan tekanan udara, alat pengukur tekanan pada absorber ini akan memberikan
nilai nol karena adanya intervensi pada katup one-way tersebut. Beberapa mesin
anestesi telah mempunyai sistem umpan balik (feedback) untuk mengetahui
perubahan tekanan selama penggunaan ventilator. 3,8
2.12.4. Katup Penyesuai Tekanan/ Adjustable Pressure Limiting Valve (APL)
Katup Penyesuai Tekanan (APL), terkadang disebut sebagai katup pressure relief
atau pop-off valve, biasanya terbuka sepenuhnya selama ventilasi nafas spontan tetapi
harus ditutup secara parsial selama ventilasi manual atau bantuan dengan ambubag.
Katup APL sering memerlukan tindakan penyesuaian yang teliti. Bila tidak tertutup
sepenuhnya, akan terjadi kehilangan volume sirkuit pernapasan yang berlebihan
akibat kebocoran udara sehingga menyulitkan dilakukannya ventilasi manual. Pada
saat yang sama, bila ditutup secara berlebihan atau sepenuhnya, akan terjadi
peningkatan tekanan secara progresif dan dapat menyebabkan barotrauma paru
(pneumothorax) atau gangguan hemodinamik, ataupun keduanya. Sebagai perangkat
keamanan tambahan, pada mesin anestesi modern, katup APL berperan sebagai alat
pengatur tekanan yang tidak akan dapat ditutup secara sepenuhnya, dimana batas atas
tekanan biasanya berkisar antara 70-80 cmH2O. 1,3

2.12.5. Humidifiers
Kelembaban absolut didefinisikan sebagai berat uap air dalam 1 L gas (mg/L).
Kelembaban relatif adalah rasio dari massa air yang sebenarnya, yang terdapat dalam
volume gas dibandingkan dengan jumlah air maksimum pada suhu tertentu. Pada
37°C dan 100% kelembaban relatif, nilai kelembaban absolut yaitu sebesar 44 mg/L,
sedangkan pada suhu ruangan (21°C dan 100% kelembaban), nilai kelembaban
absolut yaitu sebesar 18 mg/L. Gas-gas yang digunakan di dalam ruang operasi
biasanya diberikan pada suhu ruangan dengan sedikit atau tanpa pelembaban
(humidification). Oleh karena itu gas-gas tersebut harus dihangatkan sampai pada
suhu tubuh dan tersaturasi dengan air oleh saluran pernapasan bagian atas. Intubasi
trakea dan aliran gas yang tinggi dapat melewatkan sistem humidification yang
normal dan memaparkan saluran udara bagian bawah terhadap gas-gas yang bersifat
kering pada suhu ruangan (<10 mg H2O/L). 1,3
Proses pelembaban gas yang berkepanjangan pada saluran pernafasan bagian
bawah dapat menyebabkan dehidrasi pada mukosa, perubahan fungsi sel-sel siliaris,
dan, jika pelembaban ini menjadi terlalu lama, dapat berpotensi menyebabkan
inspissation dari sekresi, atelektasis, dan bahkan ventilasi/perfusi yang tidak sesuai,
terutama pada pasien dengan penyakit paru-paru. Suhu tubuh juga menurun akibat
proses penghangatan gas dan akibat proses penguapan air untuk melembabkan gas-
gas yang bersifat kering. Energi panas yang dibutuhkan untuk penguapan air yaitu
sebesar 560 cal/g dari air yang diuapkan. Untungnya, hilangnya energi panas ini
hanya berperan untuk sekitar 5-10% dari total kehilangan energi panas secara
intraoperatif, yang tidak signifikan untuk prosedur operasi yang singkat (<1 jam), dan
biasanya dapat dengan mudah dikompensasi dengan penggunaan selimut pemanas
udara. Pelembaban dan pemanasan gas inspiratoris mungkin paling penting berperan
pada pasien pediatrik dan pasien lansia dengan gangguan patologis paru-paru berat
yang mendasari, misalnya, pada kasus cystic fibrosis. 3,8
Humidifikasi adalah bentuk uap air yang ditambahkan dalam gas yang
diberikan ke sistem sirkuit untuk meminimalkan kehilangan air dan panas. Air dan
panas dibentuk dari netralisasi kimia karbondioksida. Humidifikasi yang digunakan
antara lain (1)HME, (2) vaporizer air yang dipanaskan dan dihumidifikasi, dan
(3)nebulizer. 1,3
HME adalah perangkat antara ETT dan Y-piece dalam sirkuit, untuk menjaga
air dan panas yang diekshalasi dan mengembalikannya dalam gas yang diinspirasi.
HME mengandung membran hidrofobik atau higroskopik yang menangkap gas
humidifikasi yang diekshalasi dan mengembalikannya ke dalam saluran inspirasi
pasien. Filter bakteri dan virus dapat tergabung dalam HME menjadi heat and
moisture exchanging filters (HMEFs). 1,3

2.12.6. Humidifiers Pasif


Humidifiers yang ditambahkan ke sirkuit aliran pernapasan dapat meminimalkan
kehilangan energi panas dan air. Desain perangkat yang paling sederhana untuk
digunakan yaitu condenser humidifiers atau heat and moisture exchanger (HME).
Perangkat pasif ini tidak menambah panas atau uap tetapi mengandung bahan
higroskopik yang memerangkap pelembaban dan energi panas yang diekshalasi, yang
dikeluarkan pada inhalasi berikutnya. Tergantung pada desain perangkat, humidifiers
dapat meningkatkan dead space perangkat secara signifikan (lebih dari 60 mL3), yang
dapat menyebabkan rebreathing yang signifikan pada pasien pediatrik. Humidifiers
juga dapat meningkatkan hambatan sirkuit aliran pernapasan dan upaya bernapas
selama respirasi spontan. Saturasi HME yang berlebihan dengan air atau sekret dapat
menghambat aliran pernapasan. Beberapa condenser humidifiers juga bekerja sebagai
penyaring yang efektif yang dapat melindungi aliran pernapasan dan mesin anestesi
dari kontaminasi-silang bakteri atau virus. Hal ini mungkin memiliki peranan sangat
penting saat melakukan ventilasi pada pasien dengan infeksi saluran pernafasan atau
pada pasien dengan gangguan sistem kekebalan tubuh. 1,3,8
Gambar 48. HME (Sumber dari Morgan & Mikhail Clinical Anesthesiology, 7th
Ed.2022)

2.12.7. Humidifiers Aktif


Humidifiers aktif lebih efektif dalam mempertahankan kelembaban dan energi
panas dibandingkan humidifiers pasif. Humidifiers aktif menambahkan air pada gas
dengan melewatkan gas tersebut melalui sebuah ruangan berisi air (passover
humidifier) atau melalui sebuah sumbu yang tersaturasi (wick humidifier), melalui
penggelembungan air (bubble-through humidifier), atau mencampurnya dengan air
yang menguap (vapor-phase humidifier ). Karena peningkatan suhu akan
meningkatkan kapasitas gas untuk menampung uap air, humidifiers yang dipanaskan
dengan elemen-elemen yang diatur secara termostatik menjadi humidifiers aktif yang
paling efektif. 1,3
Bahaya-bahaya yang muncul pada humidifiers yang dipanaskan mencakup
cedera thermal paru (dimana temperatur gas inhalasi harus dipantau dan tidak
melebihi 41ºC), infeksi nosokomial, peningkatan hambatan jalan napas akibat
kondensasi air yang berlebihan dalam aliran pernapasan, gangguan fungsi flowmeter,
dan peningkatan kemungkinan terjadinya pemutusan aliran napas. Humidifiers ini
sangat berperan pada pasien anak-anak dengan membantu mencegah hipotermia dan
sumbatan selang trakeal (tracheal tubes) akibat sekret yang mengering. Setiap desain
humidifiers yang meningkatkan dead space pada saluran pernapasan harus dihindari
pada pasien pediatrik. Tidak seperti pada humidifiers pasif, humidifiers aktif tidak
menyaring gas-gas pernapasan. 1,3,8
2.13. VENTILATOR
Ventilator modern umumnya memiliki desain sistem double-circuit dan memiliki
daya pneumatik. Mesin anestesi yang lebih modern memiliki ventilator dengan
perangkat kendali mikroprosesor dan tekanan secara akurat dan perangkat sensor
aliran sehingga memungkinkan pemberian mode ventilator multipel, PEEP, volume
tidal yang akurat, dan disertai perangkat keamanan terbaru. Beberapa mesin anestesi
memiliki desain single-circuit piston. 3,9
Ventilator digunakan secara ekstensif dalam ruang operasi (OR) dan unit
perawatan intensif (ICU). Semua mesin anestesi modern dilengkapi dengan ventilator.
Ventilator OR biasanya lebih sederhana dan lebih compact daripada ventilator ICU.
Perbedaan ini menjadi kurang jelas karena kemajuan teknologi dan peningkatan
kebutuhan ventilator tipe-ICU, seiring dengan lebih banyaknya pasien dengan kondisi
penyakit yang lebih kritis yang datang ke OR. Ventilator pada beberapa mesin
anestesi modern memiliki kemampuan yang sama dengan ventilator yang digunakan
di ICU. Selama pandemik COVID-19, mesin anestesi modern digunakan untuk
memberikan ventilasi mekanik di saat ventilator ICU tidak tersedia.3,9
2.13.1. Tinjauan ventilator
Ventilator menghasilkan aliran gas dengan menciptakan gradien tekanan antara
saluran nafas proksimal dan alveolus. Ventilator tradisional bergantung pada tekanan
negatif di sekitar (dan dalam) dada, sedangkan ventilator modern menghasilkan
tekanan positif dan aliran gas pada saluran napas. Fungsi ventilator paling tepat
digambarkan dalam kaitannya dengan 4 tahapan siklus ventilasi: inspirasi, peralihan
dari inspirasi ke ekspirasi, ekspirasi, dan peralihan dari ekspirasi ke inspirasi.
Meskipun ada beberapa skema klasifikasi, klasifikasi yang paling umum didasarkan
pada karakteristik fase inspirasi dan metode perputaran gas dari inspirasi ke ekspirasi.
Kategori klasifikasi lainnya mungkin termasuk sumber tenaga (misalnya, tekanan
pneumatic yang tinggi), desain (sistem aliran single, sistem aliran double, rotary
piston, linear piston), dan mekanisme kontrol (misalnya, timer elektronik atau
mikroprosesor). 1,3,9
2.13.2. Fase inspirasi
Selama fase inspirasi, ventilator menghasilkan volume tidal dengan memproduksi
aliran gas dengan gradien tekanan. Ventilator akan menghasilkan tekanan yang
konstan (constant-pressure generators) atau tingkat aliran gas yang konstan
(constant-flow generators) selama inspirasi, tanpa dipengaruhi perubahan pada fungsi
paru-paru. Generator yang tidak konstan menghasilkan tekanan atau tingkat aliran gas
yang bervariasi selama siklus pernapasan tapi tetap konsisten pada setiap napas
pasien. Misalnya, ventilator yang menghasilkan pola aliran gas yang menyerupai
setengah siklus dari sebuah gelombang sinus (misalnya, pada rotary piston ventilator)
akan digolongkan sebagai generator nonconstant-flow. Peningkatan hambatan saluran
napas atau penurunan dalam pengembangan paru-paru akan meningkatkan puncak
tekanan inspirasi tetapi tidak akan mengubah laju aliran gas yang dihasilkan oleh
ventilator jenis ini. 3,9

Gambar 49. Beberapa diagram tekanan, volume dan profil ventilator (Sumber dari
Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.13.3. Fase transisi dari Inspirasi ke Ekspirasi


Penghentian dari fase inspirasi dapat dipicu oleh batas waktu yang telah
ditetapkan (fixed duration), tekanan inspirasi tertentu yang harus dicapai, atau volume
tidal yang yang telah ditentukan. Ventilator dengan siklus berbatas-waktu (time-
cycled) memungkinkan volume tidal dan puncak tekanan inspirasi untuk dapat
berubah-ubah tergantung pada pengembangan paru. Volume tidal disesuaikan dengan
mengatur durasi inspirasi dan laju aliran inspirasi. Ventilator dengan siklus tekanan
(pressure-cycled) tidak akan bekerja dari fase inspirasi ke fase ekspirasi sampai
tekanan yang ditentukan sebelumnya dapat tercapai. Jika kebocoran sirkuit
pernapasan yang besar menurunkan tekanan secara signifikan, maka ventilator
pressure-cycled dapat tetap digunakan dalam fase inspirasi tanpa batasan waktu. Di
sisi lain, kebocoran yang kecil mungkin tidak mengurangi volume tidal secara
signifikan, karena perputaran siklus ventilator akan tertunda sampai batas tekanan
terpenuhi. Ventilator volume-cycled memiliki durasi inspirasi dan tekanan yang
bervariasi untuk menghasilkan volume tidal yang telah ditetapkan. Pada
kenyataannya, ventilator modern memberikan banyak keuntungan dibandingkan
desain ventilator tradisional dengan menggabungkan parameter siklus sekunder atau
mekanisme pembatasan lainnya. 3,9
2.13.4. Fase ekspirasi
Fase ekspirasi ventilator biasanya mengurangi tekanan udara sampai pada tingkat
atmosfir atau sampai pada nilai Positif End-Expiratory Pressure (PEEP) tertentu.
Oleh karena itu ekshalasi bersifat pasif. Aliran napas yang keluar dari paru-paru
terutama ditentukan oleh hambatan saluran napas dan pengembangan paru-paru. 3,9
2.13.5. Fase transisi dari ekspirasi ke inspirasi
Transisi ke dalam fase inspirasi selanjutnya mungkin dapat didasarkan pada
interval waktu tertentu atau perubahan tekanan. Perilaku ventilator selama fase ini,
seiring dengan jenis siklus aliran napas dari inspirasi ke ekspirasi, akan menentukan
modus dari ventilator. Selama ventilasi yang terkontrol, yaitu modus yang paling
dasar dari semua ventilator, siklus napas berikutnya selalu terjadi setelah interval
waktu tertentu. Oleh karena itu, volume tidal dan laju pernapasan memiliki nilai yang
konstan pada ventilasi volume-controlled, sedangkan tekanan puncak dan laju
inspirasi bernilai konstan pada ventilasi pressure-controlled. 3,9
Gambar 50. Kontrol ventilator (Sumber dari Morgan & Mikhail Clinical
Anesthesiology, 7th Ed.2022)

2.13.6. Desain Sirkuit Ventilator


Ventilator tradisional pada mesin anestesi memiliki desain sistem aliran ganda
(double-circuit) dan bertenaga pneumatik serta dikontrol secara elektronik. Mesin
anestesi yang lebih modern juga menggabungkan pengendali mikroprosesor dan
sensor tekanan dan laju aliran yang canggih. Fitur ini dapat menghasilkan beberapa
modus ventilasi, PEEP, volume tidal yang akurat, serta meningkatkan fitur keamanan.
Beberapa mesin anestesi mempunyai ventilator yang menggunakan aliran tunggal
desain piston. 3,9

Gambar 51. Desain ventilator pneumatic double-circuit A: Datex-Ohmeda B: Drager


(Sumber dari Morgan & Mikhail Clinical Anesthesiology, 7th Ed.2022)

2.13.7. Ventilator Sistem Aliran-ganda (Double-Circuit)


Dalam desain sistem aliran ganda, volume tidal dikirimkan dari sebuah perangkat
pengembang udara (bellows) yang terdiri dari alat pengembang dalam penutup
berbahan plastik jernih yang kaku. Standing (ascending) bellows lebih banyak
digunakan karena dapat dengan mudah menarik perhatian terhadap terjadinya
pemutusan aliran akibat kerusakan perangkat. Hanging (descending) bellows jarang
digunakan dan tidak boleh memiliki beban (weighted); ventilator yang tradisional
dengan weighted hanging bellows terus bekerja melalui gaya gravitasi bahkan dalam
keadaan aliran pernapasan yang terputus. 3,9
Perangkat bellows pada ventilator desain aliran ganda menggantikan tempat
kantong napas (breathing bag) pada sirkuit anestesi. Oksigen atau udara yang
bertekanan dari outlet ventilator (45-50 psig) dihantarkan ke sebuah ruangan diantara
dinding bagian dalam penutup plastik dan dinding luar bellows. Pemberian tekanan
pada penutup plastik akan menekan bellows didalamnya, sehingga akan mendorong
gas masuk ke dalam sirkuit pernapasan dan pasien. Terdapat sebuah katup pengendali
aliran ventilator yang berfungsi mengatur aliran gas ke ruang pemberian tekanan
(pressurizing). Katup ini dikendalikan dengan mengatur settings ventilator pada kotak
kendali. Ventilator dengan mikroprosesor juga memanfaatkan umpan balik dari sensor
aliran dan tekanan. Jika oksigen digunakan untuk daya pneumatik, maka oksigen akan
dikonsumsi pada tingkat yang setidaknya sama dengan jumlah menit ventilasi. Jadi,
jika aliran gas oksigen sebesar 2 L/menit dan ventilator menghantarkan 6 L/menit ke
sirkuit pernapasan, terdapat total minimal 8 L/menit oksigen yang digunakan. Hal ini
harus selalu diingat jika sistem gas medis rumah sakit tidak berfungsi dan dibutuhkan
penggunaan tabung oksigen. 3,9
Beberapa mesin anestesi mengurangi konsumsi oksigen dengan
menggabungkan sebuah perangkat Venturi yang menarik udara ruangan untuk
memberikan udara/oksigen bertenaga pneumatik. Mesin anestesi yang lebih modern
mungkin memiliki pilihan untuk menggunakan udara yang terkompresi untuk tenaga
pneumatik. Kebocoran pada bellows ventilator dapat mengirimkan tekanan gas yang
tinggi ke jalan napas pasien, yang berpotensi menyebabkan barotrauma paru. Hal ini
dapat ditunjukkan dengan adanya peningkatan konsentrasi oksigen inspirasi yang
lebih tinggi dari yang diharapkan (jika oksigen menjadi satu-satunya pressurizing
gas). Beberapa mesin ventilator memiliki perangkat regulator gas yang built-in untuk
mengurangi tekanan (misalnya, sampai 25 psig) untuk menambahkan fitur keamanan
penggunaan. 3,9
Ventilator desain double-circuit juga menggabungkan sebuah katup
pernapasan bebas (free breathing) yang memungkinkan udara luar masuk ke ruang
drive yang kaku dan bellows menjadi kolaps jika pasien menghasilkan tekanan negatif
dengan mengambil nafas secara spontan selama ventilasi mekanik. 3,9
2.13.8. Piston ventilator
Dalam desain piston, ventilator memiliki piston yang bekerja secara elektrik
untuk menggantikan fungsi bellows, dan ventilator ini membutuhkan sedikit atau
tanpa tenaga pneumatik (oksigen). Keuntungan utama dari sebuah piston ventilator
adalah kemampuannya untuk memberikan volume tidal yang akurat pada pasien
dengan pengembangan paru yang sangat buruk dan pada pasien pediatrik. Seperti
dengan bellows, piston ventilator akan mengisi dengan gas dari aliran pernapasan.
Untuk mencegah tekanan negatif yang signifikan, konfigurasi sistem ventilator harus
dimodifikasi. 3,9

Gambar 52. Circle-circuit piston ventilator (Sumber dari Dorsch JA, Dorsch SE:
Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

2.13.9. Spill Valve


Setiap kali ventilator digunakan pada mesin anestesi, katup APL circle system
harus dilepaskan atau terisolasi dari sirkuit pernapasan secara fungsional. Sebuah
saklar bag/ventilator switch untuk hal ini biasanya digunakan. Ketika saklar diatur
menjadi "bag", ventilator tidak berfungsi dan ventilasi spontan/manual (bag) dapat
dilakukan. Ketika saklar diubah menjadi "ventilator", kantong pernapasan (bag) dan
APL tidak bekerja pada sirkuit pernapasan. Katup APL dapat dihentikan secara
otomatis pada beberapa mesin anestesi yang lebih modern ketika saklar ventilator
dihidupkan. Ventilator ini memiliki katup pressure-relief (pop-off)-nya sendiri, yang
disebut spill valve, yang tertutup secara pneumatik selama inspirasi sehingga tekanan
positif dapat dihasilkan. Selama ekshalasi, pressurizing gas dikeluarkan dan spill
valve ventilator tidak lagi tertutup. Bellows ventilator atau piston terisi ulang selama
ekspirasi; saat bellows terisi sepenuhnya, peningkatan pada tekanan circle system
menyebabkan gas yang berlebih untuk diarahkan pada scavenging system melalui
spill valve. Kebocoran pada katup ini mengakibatkan tekanan saluran udara yang
meningkat secara tidak normal selama ekshalasi.3
2.13.10. Pengaturan Tekanan & Volume
Tekanan puncak inspirasi adalah tekanan sirkuit tertinggi yang dihasilkan selama
siklus inspirasi, dan memberikan indikasi pengembangan paru yang dinamis. Tekanan
plateau adalah tekanan yang diukur selama jeda inspirasi (waktu dimana tidak ada
aliran gas), dan tekanan ini mencerminkan pengembangan paru yang statis. Selama
ventilasi normal pada seorang pasien tanpa penyakit paru-paru, tekanan puncak
inspirasi sama dengan atau hanya sedikit lebih besar daripada tekanan plateau.3
Peningkatan pada tekanan puncak inspirasi dan tekanan plateau menunjukkan
adanya kenaikan volume tidal atau penurunan pengembangan paru. Peningkatan
tekanan puncak inspirasi tanpa perubahan apapun tekanan plateau menunjukkan
terjadinya peningkatan resistensi saluran napas atau laju aliran gas inspirasi. 3
Dengan demikian, bentuk gelombang tekanan sirkuit pernapasan dapat
memberikan informasi penting. Banyak mesin anestesi menampilkan gambar tekanan
sirkuit pernapasan. Sekret pada saluran pernafasan atau terbelitnya tabung trakeal
dapat dengan mudah diatasi dengan menggunakan kateter pengisap (suction catheter).
Bronkoskopi serat-optik yang fleksibel biasanya digunakan untuk memberikan
diagnosis yang definitif. 3

Gambar 53. Diagram tekanan puncak inspirasi (Sumber dari Morgan & Mikhail
Clinical Anesthesiology, 7th Ed.2022)

2.13.11. Alarm Ventilator


Alarm merupakan bagian integral dari semua ventilator anestesi modern. Setiap
kali ventilator digunakan, fitur "disconnect alarms" harus secara pasif diaktifkan.
Mesin anestesi harus memiliki setidaknya 3 fitur disconnect alarms: pada tekanan
puncak inspirasi yang rendah, volume tidal ekshalasi yang rendah, dan karbon
dioksida ekshalasi yang rendah. Fitur yang pertama selalu terdapat dalam ventilator
sedangkan dua fitur terakhir mungkin berada dalam modul yang terpisah. Kebocoran
kecil atau pemutusan sirkuit-pernafasan secara parsial dapat dideteksi dengan adanya
penurunan kecil pada tekanan puncak inspirasi, volume pernafasan, atau end-tidal
karbon dioksida sebelum ambang batas alarm tercapai. Perangkat alarm ventilator
lainnya meliputi tekanan puncak inspirasi yang tinggi, PEEP yang tinggi, tekanan
jalan nafas yang tinggi dan menetap, tekanan negatif, dan tekanan pasokan oksigen
yang rendah. Ventilator anestesi modern juga telah terintegrasikan spirometer dan alat
analisis oksigen yang bekerja sebagai alarm tambahan. 3,9,10

2.14. PERMASALAHAN TERKAIT DENGAN VENTILATOR ANESTESI


2.14.1. Ventilator-Fresh Gas Flow Coupling
Dari pembahasan sebelumnya, penting untuk memahami bahwa karena spill
valve ventilator tertutup selama inspirasi, gas yang mengalir dari common gas outlet
biasanya berkontribusi pada volume tidal yang dihantarkan kepada pasien. Sebagai
contoh, jika aliran gas sebesar 6 L/mnt, rasio inspiratoris: ekspiratoris (I: E) sebesar
1:2, dan tingkat pernapasan 10 kali/mnt, volume tidal akan mencakup tambahan 200
mL selain output ventilator:

Dengan demikian, maka peningkatan aliran gas akan meningkatkan volume tidal,
lamanya ventilasi, dan tekanan puncak inspirasi. Untuk menghindari masalah dengan
ventilator-fresh gas flow coupling, tekanan saluran napas dan volume tidal ekshalasi
harus dipantau secara ketat, dan aliran gas yang berlebihan harus dihindari.3,9
2.14.2. Tekanan Positif Yang Berlebihan
Tekanan inspirasi yang tinggi secara intermittent atau menetap (> 30 mm Hg)
selama ventilasi tekanan positif meningkatkan risiko terhadap barotrauma paru
(misalnya, pneumotoraks) atau gangguan hemodinamik, atau keduanya selama
tindakan anestesi. Tekanan tinggi yang berlebihan mungkin timbul akibat konfigurasi
yang salah pada ventilator, ventilator yang rusak, fresh gas flow coupling, atau
aktivasi oxygen flush selama fase inspirasi dari ventilator. Penggunaan katup flush
oksigen selama siklus inspirasi dari ventilator harus dihindari karena spill valve
ventilator akan ditutup dan katup APL tidak digunakan; tingkat laju oksigen (600-
1200 mL/s) dan tekanan sirkuit akan diarahkan kepada paru-paru pasien. 3,9,10
Selain alarm untuk tekanan yang tinggi, semua ventilator memiliki perangkat
built-in otomatis atau katup APL. Mekanisme pembatasan tekanan yang digunakan
mungkin sederhana seperti penggunaan katup ambang batas yang terbuka pada
tekanan tertentu atau sensor elektronik yang mematikan ventilator pada fase inspirasi.
3,10

2.14.3. Perbedaan Tidal Volume


Perbedaan besar antara volume tidal yang ditetapkan dan volume tidal aktual
yang diterima pasien sering diamati dalam ruang operasi selama ventilasi volume-
controlled. Penyebab-penyebabnya dapat termasuk pengembangan sirkuit pernapasan,
kompresi gas, ventilator-fresh gas flow coupling, dan kebocoran di dalam mesin
anestesi, sirkuit pernapasan, atau saluran napas pasien.3
Tingkat pengembangan paru untuk sirkuit pernapasan yang standard pada
orang dewasa yaitu sekitar 5 mL/cmH 2O. Jadi, jika tekanan puncak inspirasi yaitu
sebesar 20 cm H2O, sekitar 100 mL volume tidal akan hilang digunakan untuk
mengembangkan sirkuit pernapasan. Oleh karena itu, sirkuit pernapasan untuk pasien
pediatrik dirancang untuk menjadi lebih kaku, dengan tingkat pengembangan paru
sekecil 1,5-2,5 mL/cm H2O. 3
Kompresi gas yang hilang, biasanya sekitar 3%, disebabkan oleh kompresi gas
dalam bellows ventilator dan mungkin bergantung pada volume sirkuit pernapasan.
Jadi jika volume tidal sebesar 500 mL, maka 15 mL dari volume tidal mungkin akan
hilang. Gas sampling untuk capnography dan pengukuran gas anestesi merupakan
kehilangan gas tambahan kecuali jika gas sampling akan dikembalikan ke sirkuit
pernapasan.3
Deteksi yang akurat dari perbedaan volume tidal tergantung pada lokasi
dimana spirometer ditempatkan. Ventilator yang canggih dapat mengukur volume
tidal inspirasi dan ekspirasi. Penting untuk dicatat bahwa kecuali spirometer
ditempatkan di konektor-Y pada sirkuit pernapasan, pengembangan paru dan
hilangnya kompresi gas tidak akan terlihat dengan jelas.3
Beberapa mekanisme telah digabungkan pada mesin anestesi yang lebih
modern untuk mengurangi perbedaan volume tidal. Metode kompensasi atau modulasi
volume tidal berbeda-beda menurut pabrik dan model mesin anestesi. Dalam salah
satu desain mesin anestesi, sebuah sensor aliran digunakan untuk mengukur volume
tidal yang dihantarkan pada katup inspirasi untuk beberapa kali siklus napas dan akan
menyesuaikan volume aliran gas yang telah diukur untuk mengkompensasi hilangnya
volume tidal (penyesuaian feedback). 3

2.15. WASTE-GAS SCAVENGER


Waste-gas scavenger membuang gas-gas yang dikeluarkan dari sirkuit pernapasan
oleh katup APL dan spill valve ventilator. Polusi udara dalam ruang operasi akibat gas
anestesi dapat berpotensi mengganggu kesehatan petugas medis. Walaupun sulit
menentukan tingkat keamanan dari paparan gas, National Institute for Occupational
Safety and Health (NIOSH) merekomendasikan batas konsentrasi N 2O yaitu 25 ppm
dan gas anestetik halogen sebesar 2 ppm pada beberapa sampel studi terkait waktu.
Hal ini dapat tercapai dengan menggunakan sistem waste-gas scavenger. 3
Untuk menghindari penumpukan tekanan, volume gas yang berlebih akan
dikeluarkan melalui katup APL dan spill valve ventilator. Kedua katup ini harus
dihubungkan ke selang (pipa transfer) yang mengarah ke interface sistem scavenging,
yang mungkin berada di dalam mesin atau sebagai perangkat eksternal. Interface
sistem scavenging yang dapat digambarkan baik secara terbuka atau tertutup. 3
Gambar 54. Scavenger system dan posisinya pada mesin anestesi (Sumber dari Dorsch
JA, Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. 2008)

Sebuah interface yang terbuka berarti dapat berhubungan dengan atmosfir dan
biasanya tidak memerlukan pressure relief valve. Sebaliknya, interface yang tertutup
berarti tidak berhubungan dengan atmosfir dan membutuhkan pressure relief valve
baik untuk tekanan negatif dan tekanan positif yang dapat melindungi pasien dari
tekanan negatif sistem vakum dan dari tekanan positif akibat sumbatan di pipa
pembuangan gas. Saluran outlet dari sistem scavenging mungkin berupa sambungan
langsung ke lingkungan luar melalui saluran ventilasi melampaui titik resirkulasi
apapun (scavenging pasif) atau sambungan ke sistem vakum rumah sakit (scavenging
aktif). Beberapa mesin anestesi dapat memiliki kedua sistem scavenging aktif dan
pasif. 3

Gambar 55. Mekanisme scavenging (Sumber dari Morgan & Mikhail Clinical
Anesthesiology, 7th Ed.2022)

2.16. PEMERIKSAAN MESIN ANESTESI DAN FUNGSI SISTEM


Sebelum pemberian tindakan anestesi, pemeriksaan mesin dan fungsi sistem harus
dilakukan. Rekomendasi ini hanya berlaku bagi sistem anestesi yang sesuai dengan
standard yang berlaku saat ini dan mencakup ventilator serta setidaknya perangkat
pemantauan berikut: kapnograf, pulse oxymeter, oxygen analyzer, respiratory volume
monitor (spirometer), dan breathing-system pressure monitor yang disertai alarm pada
tekanan tinggi dan tekanan rendah. Pengguna mesin anestesi diharapkan dapat
melakukan modifikasi agar dapat mengakomodasi perbedaan pada desain perangkat
beserta variasinya pada praktis klinis sesuai lokasi masing-masing. Modifikasi lokal
sebaiknya disertai dengan peer review (ulasan sejawat) yang sesuai. Pengguna mesin
anestesi juga sebaiknya merujuk pada buku petunjuk penggunaan untuk prosedur
khusus yang spesifik dan sebagai prosedur pencegahan.3

a) Perangkat ventilasi gawat darurat3


(a) Memastikan bahwa perangkat ventilasi cadangan tersedia dan berfungsi
dengan baik.
b) Sistem bertekanan tinggi3
(a) Memastikan suplai tabung O2
(b) Buka tabung O2 dan pastikan setidaknya terisi setengah (sekitar 1,000 psig)
(c) Tutup kembali tabung O2
(d) Memastikan suplai jalur pipa utama dengan cara memastikan bahwa seluruh
selang tersambung dan pada pengukur pipa terlihat 50 psig
c) Sistem bertekanan rendah3
(a) Memastikan status awal dari sistem tekanan rendah
(b) Menutup katup pengendali aliran gas dan mematikan vaporizer
(c) Memeriksa level isi vaporizer dan mengencangkan penutup bagian pengisian
vaporizer
(d) Melakukan pemeriksaan kebocoran pada mesin sistem tekanan rendah
(e) Memastikan sakelar utama (master switch) pada mesin dan seluruh katup-
katup pengendali aliran gas tertutup dalam kondisi mati
(f) Mengaitkan suction bulb ke saluran gas utama (fresh)
(g) Menekan suction bulb berulang kali hingga kempis
(h) Memastikan suction bulb tetap kempis setidaknya selama 10 detik
(i) Membuka satu vaporizer dan mengulang proses penekanan suction bulb
berulang kali hingga kempis serta pastikan kempis selama 10 detik
(j) Tarik kembali suction bulb, lalu sambungkan lagi selang gas utama
(k) Menghidupkan sakelar utama pada mesin dan perangkat elektrik lainnya.
d) Menguji flowmeter3
(a) Menyesuaikan aliran seluruh gas hingga ke jangkauan terbesar, memeriksa
bahwa flowtubes tidak mengalami kerusakan dan berjalan dengan lancar.
(b) Mencoba untuk membuat campuran gas hypoxic O2/N2O dan memeriksa
perubahan aliran udara dan/atau alarm.
e) Scavenging system3
(a) Menyesuaikan dan memastikan scavenging system
(b) Memastikan sambungan antara scavenging system dengan katup APL (pop-
off) dan katup relief ventilator dalam kondisi yang baik
(c) Menyesuaikan waste-gas vacuum (bila memungkinkan)
(d) Membuka seluruh katup APL dan menutup Y-konektor
(e) Dengan aliran O2 minimum, biarkan scavenger reservoir bag mengempis
sempurna dan pastikan absorber pressure gauge terbaca di angka 0.
(f) Dengan O2 flush dalam kondisi teraktivasi, biarkan scavenger reservoir bag
mengembang penuh, dan pastikan absorber pressure gauge terbaca di angka
<10 cmH2O.
f) Sistem pernapasan3
(a) Kalibrasi monitor O2
(b) Memastikan monitor membaca 21% pada kondisi udara ruangan.
(c) Memastikan alarm pada low-O2 dapat berfungsi dengan baik
(d) Memasang ulang sensor pada sirkuit dan flush sistem pernapasan dengan O2
(e) Memastikan di monitor terbaca angka lebih dari 90%
(f) Memastikan status awal sistem pernapasan
(g) Mengatur selector switch menjadi bag mode
(h) Memastikan sirkuit pernapasan sudah lengkap, tidak cacat, dan tidak terhalang
(i) Memastikan CO2 absorbent memadai
(j) Memasang perangkat aksesori breathing-circuit (pelembab, PEEP)
(k) Melakukan pemeriksaan kebocoran pada sistem pernapasan
(l) Mengatur seluruh aliran gas menjadi nol (minimum)
(m)Menutup katup APL (pop-off) dan menutup Y-konektor
(n) Memberikan tekanan pada sistem pernapasan hingga sekitar 30 cmH2O
dengan O2 flush
(o) Memastikan tekanan tetap terjaga hingga setidaknya selama 10 detik
(p) Membuka katup APL (pop-off) dan memastikan bahwa tekanan turun
g) Sistem ventilasi manual dan otomatis3
(a) Menguji sistem ventilasi dan katup unidirectional
(b) Menempatkan breathing bag kedua pada Y-konektor
(c) Mengatur parameter ventilator yang sesuai untuk pasien selanjutnya
(d) Mengalihkan ke automatic-ventilation mode
(e) Menghidupkan ventilator dan mengisi bellows dan breathing bag dengan O2
flush
(f) Mengatur aliran O2 ke minimum dan gas lainnya 0
(g) Memastikan bahwa selama inspirasi bellows menghantarkan volume tidal
yang sesuai dan selama ekspirasi bellows terisi sempurna
(h) Mengatur aliran gas segar menjadi 5 L/min
(i) Memastikan bellows pada ventilator dan simulated lung menjadi terisi dan
terkosongkan dengan baik tanpa adanya tekanan yang tersisa di akhir ekspirasi
(j) Memastikan katup unidirectional berfungsi baik
(k) Melatih aksesori breathing-circuit tetap berfungsi baik
(l) Mematikan ventilator dan mengalihkan ke ventilation mode (bag/APL)
(m)Ventilasi secara manual dan memastikan inflasi-deflasi dari paru buatan serta
merasakan sensasi resistance dan compliance dari sistem
(n) Angkat breathing bag kedua dari Y-konektor
h) Perangkat pemantauan3
(a) Memastikan, mengkalibrasi, dan/atau mengatur batasan alarm pada seluruh
pemantauan kapnograf, pulse oximeter, oxygen analyzer, pemantauan volume
respirasi (spirometer), serta pemantauan tekanan dengan alarm pada tekanan
saluran pernapasan yang tinggi dan rendah.
i) Posisi akhir mesin3
(a) Memastikan status akhir dari mesin
(b) Vaporizers dalam kondisi mati
(c) Katup APL terbuka
(d) Selector switch pada bag mode
(e) Seluruh flowmeter dalam kondisi 0 atau minimum
(f) Suction pasien dalam kondisi yang memadai
(g) Sistem pernapasan siap digunakan
BAB III
PENUTUP

Dalam melakukan tindakan anestesi, dokter anestesi dibantu oleh mesin


anestesi. Mesin anestesi bertujuan untuk memberikan ventilasi terkontrol,
menghantarkan oksigen dan uap gas anestesi sesuai konsentrasi yang diinginkan
menuju common gas outlet, serta menghantarkan karbondioksida ke scavenging
system atau kembali ke pasien setelah melewati pengikat CO2 . Ahli anestesi
menggunakan mesin anestesi untuk mengendalikan kondisi pasien dan melakukan
pertukaran gas anestesi inhalasi. Namun, mesin anestesi modern, telah menjadi sangat
canggih dan kompleks, menggabungkan banyak fitur built-in dan perangkat
keamanan, alat pernafasan, monitor, ventilator mekanis, dan satu atau lebih
mikroprosesor yang dapat meningkatkan, memadukan, dan memonitor semua
komponen. Oleh karena itu istilah anesthesia workstation atau lingkungan/ruang
kerja anestesi sering digunakan untuk mesin anestesi modern.
Kecelakaan anestesi sering terjadi karena kurangnya kemahiran dalam
penggunaan alat dan kegagalan dalam memeriksa fungsi mesin. Sebelum pemberian
tindakan anestesi, pemeriksaan mesin dan fungsi sistem harus dilakukan.
Rekomendasi ini hanya berlaku bagi sistem anestesi yang sesuai dengan standard
yang berlaku saat ini. Pengguna mesin anestesi diharapkan dapat melakukan
modifikasi agar dapat mengakomodasi perbedaan pada desain perangkat beserta
variasinya pada praktis klinis sesuai lokasi masing-masing. Modifikasi lokal
sebaiknya disertai dengan peer review (ulasan sejawat) yang sesuai. Pengguna mesin
anestesi juga sebaiknya merujuk pada buku petunjuk penggunaan untuk prosedur
khusus yang spesifik dan sebagai prosedur pencegahan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dorsch JA, Dorsch SE: Understanding Anesthesia Equipment, 5th ed. Lippincott,
Williams & Wilkins, 2008
2. Ehrenwerth J, Eisenkraft JB (editors): Anesthesia Equipment—Principles and
Applications. Mosby Year Book, 1993.
3. Butterworth, John F, Mackey, David C, Wasnick, John D. Morgan & Mikhail
Clinical Anesthesiology, 7th Ed. New York: Mc Graw Hill, 2022.
4. Baum JA, Nunn G: Low Flow Anaesthesia: The Theory and Practice of Low
Flow, Minimal Flow and Closed System Anaesthesia, 2nd ed.
ButterworthHeinemann, 2001.
5. Klopfenstein CE, Van Gessel E, Forster A: Checking the anaesthetic machine:
self-reported assessment in a university hospital. Eur J Anaesthesiol 1998;15:314.
6. Rehatta N Margarita, Hanindito Elizeus, Tantri Aida R, et al. Anetesiologi dan
Terapi Intensif Buku Teks Kati-Perdatin. Jakarta-Gramedia Pustaka. 2019
7. Caplan RA, Vistica MF, Posner KL, Cheney FW: Adverse anesthetic outcomes
arising from gas delivery equipment: a closed claims analysis. Anesthesiology
1997;87:741. [PMID: 9357874]
8. Somprakit P, Soontranan P: Low pressure leakage in anaesthetic machines:
evaluation by positive and negative pressure tests. Anaesthesia 1996;51:461.
[PMID: 8694160]
9. Eisenkraft JB, Leibowitz AB: Ventilators in the operating room. Int Clin
1997;35:87. [PMID: 9113523]
10. Block FE, Schaff C: Auditory alarms during anesthesia monitoring with an
integrated monitoring system. Int J Clin Monit Comput 1996;13:81. [PMID:
8912021]

Anda mungkin juga menyukai