Proposal-Stepanus Mete
Proposal-Stepanus Mete
STEPANUS METE
2118022
MAKASSAR
2022
GAMBARAN GAYA HIDUP MASYARAKAT TENTANG HIPERTENSI DI
PUSKESMAS JONGAYA
PROPOSAL
STEPANUS METE
2118022
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
NIDN : NIDN :
Makassar,
PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL
Nim : 2118022
Makassar,
STEPANUS METE
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur hanya bagi-Nya Tuhan Yang Agung Yesus Kristus,
karena atas segala berkat, rahmat dan karunia, kasih dan sayang serta
penyertaan dan petunjuk dari-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal ini dengan baik.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis menyadari bahwa tidak
terlepas dari bantuan, bimbingan, arahan, dan motivasi yang sangat
berharga dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhebat kedua Orang tua Tercinta Ayahanda
Alm. Petrus Pati Roki dan Ibunda Maria Bura Kaka yang dengan penuh
Pengorbanan, kasih sayang, mendoakan dan memberi dukungan moril,
materi serta semangat bagi penulis sejak kanak-kanak sampai sekarang
dan menyelesaikan penulisan proposal ini dengan baik.
Dalam Penulisan ini pula, penulis telah memperoleh banyak
dukungan dan bantuan moril maupun materi, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Untuk itu dengan penuh ketulusan dan
kerendahan hati penulis mengucapkan limpah terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. H. Andi Iwan Darmawan Aras, SE., M.Si, selaku Ketua
Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu kesehatan Gema Insan Akademik
Makassar.
2. Bapak Rasdin, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Gema Insan Akademik Makassar yang
menyediakan ruang dan kesempatan kepada penulis untuk
menggapai ilmu.
3. Ibu Sitti Masita, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku Pembimbing I yang
telah berbaik hati meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk
membimbing, mengarahkan, memotivasi serta memberikan
semangat dari awal hingga selesainya proposal ini.
4. Ibu Vivi Andriana, S.Kep., Ns., M.Kes., selaku pembimbing ll yang
telah membimbing dan memberi masukan dan arahan kepada
penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian dan studi
penulisan.
5. Kepala Puskesmas Jongaya kota Makassar beserta stafnya yang
telah memberikan kesempatan dan membantu penulis dalam
memperoleh informasi yang diperlukan selama penyusunan
proposal ini.
6. Teman-teman mahasiswa angkatan 2018, yang telah banyak
membantu dan memberi dorongan dan motivasi selama penulisan
proposal kepada responden di wilayah kerja Puskesmas Jongaya
kota Makassar saya ucapkan terima kasih karena telah melungkan
waktu dan membantu dalam penelitian ini.
Proposal penelitian ini merupakan tugas yang harus
diselesaikan penulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar
sarjana, penulis tetap berharap semoga keberadaan proposal ini
dapat bermanfaan bagi siapapun.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini, masih jauh
dari kesempurnaan. Untuk itu segala koreksi dan saran sangat
Penulis butuhkan demi penyempurnaan dari proposal ini. Akhirnya,
Penulis berharap proposal ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Makassar,
Penulis
Stepanus Mete
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Hipertensi di sebut sebagai de silent kiler karena sering tidak
menunjukan tanda dan gejala. Gejala biasanya timbul setelah 20 tahun
terdiagnosis hipertensi dan baru diketahui apabila sudah terjadi
kompikasi pada organ tubuh seperti jantung, ginjal, otak dan mata. Hal
tersebut menyebabkan pengobatan hipertensi terlambaat dan dapat
mengurangi angka harapan hidup karena kelemahan fungsi organ-
organ terssebut dapat mengakibatkan kecacatan bahkan kematian.
Hipertensi juga dapat menambah beban ekonomi daan mengurangi
kesejahteraaan baik di tingkat rumah tangga hingga nasional
(Oktaviriani Et Al; 2020).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
pertanyaan penelitian sebagai berikut : “Bagaimana Gambaran Gaya
Hidup Masyarakat Tentang Hipertensi Di Puskesmas Jongaya”.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Gambaran Gaya Hidup Masyarakat Tentang
Hipertensi Di Puskesmas Jongaya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai Gambaran Gaya
Hidup Masyarakat Tentang Hipertensi Di Puskesmas Jongaya.
2. Manfaat praktis
a. Bagi profesi keperawatan
Diharapkan dapat mengetahui gambaran gaya hidup masyarakat
tentang hipertensi di puskesmas jongaya dan sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan tindakan lebih lanjut.
b. Bagi pendidikan
Dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut sebagai dasar untuk
lebih memantapkan dan memberi informasi adanya gambaran
harapan hidup pada pasien hipertensi.
c. Bagi peneliti
Diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan
sebagai pengalaman nyata bagi penulis dalam melakukan
penelitian, dan sebagai pengembangan serta penerapan ilmu
yang telah didapatkan selama di bangku kuliah.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya memperkaya pengetahuan
keluarga terhadap pemberian diet pada pasien hipertensi serta
menggunakan desain penelitian yang mengatasi hipertensi
sehingga dapat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Klasifikasi Hipertensi
Menurut American Heart Association, dan Joint National
Comitte VIII (AHA & JNC VIII, 2014) , klasifikasi hipertensi yaitu :
3. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua
golongan (Asikin et al, 2016) yaitu :
a. Hipertensi primer
Hipertensi primer merupakan hipertensi yang
penyebabnya tidak diketahui. Hipertensi jenis ini biasanya
berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder merupakan hipertensi yang
penyebabnya dapat diketahui secara pasti, misalnya gangguan
pembuluh darah dan penyakit ginjal.
5. Patofisiologi Hipertensi
Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil perkalian total
resistensi / tahanan perifer dengan curah jantung (cardiac output).
Hasil Cardiac Output didapatkan melalui perkalian antara stroke
volume (volume darah yang dipompa dari ventrikel jantung) dengan
hearth rate (denyut jantung). Sistem otonom dan sirkulasi hormonal
berfungsi untuk mempertahankan pengaturan tahanan perifer.
Hipertensi merupakan suatu abnormalitas dari kedua faktor tersebut
yang ditandai dengan adanya peningkatan curah jantung dan
resistensi perifer yang juga meningkat (Kowalak, 2011) & (Ardiansyah,
2012)
Berbagai teori yang menjelaskan tentang terjadinya hipertensi,
teoriteori tersebut antara lain (Kowalak, 2011).
a. Perubahan yang terjadi pada bantalan dinding pembuluh darah
arteri yang mengakibatkan retensi perifer meningkat.
b. Terjadi peningkatan tonus pada sistem saraf simpatik yang
abnormal dan berasal dalam pusat Vasomotor, dapat
mengakibatkan peningkatan retensi perifer.
c. Bertambahnya volume darah yang disebabkan oleh disfungsi renal
atau hormonal.
d. Peningkatan penebalan dinding arteriol akibat faktor genetik yang
disebabkan oleh retensi vaskuler perifer.
e. Pelepasan renin yang abnormal sehingga membentuk angiotensin
II yang menimbulkan konstriksi arteriol dan meningkatkan volume
darah.
Tekanan darah yang meningkat secara terus-menerus pada
pasien hipertensi dapat menyebabkan beban kerja jantung akan
meningkat. Hal ini terjadi karena peningkatan resistensi terhadap
ejeksi ventrikel kiri. Agar kekuatan kontraksi jantung meningkat,
ventrikel kiri mengalami hipertrofi sehingga kebutuhan oksigen dan
beban kerja jantung juga meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung
bisa terjadi, jika hipertrofi tidak dapat mempertahankan curah jantung
yang memadai. Karena hipertensi memicu aterosklerosis arteri
koronaria, maka jantung bisa mengalami gangguan lebih lanjut akibat
aliran darah yang menurun menuju ke miokardium, sehingga timbul
angina pektoris atau infark miokard. Hipertensi juga mengakibatkan
kerusakan pada pembuluh darah yang semakin mempercepat proses
aterosklerosis dan kerusakan organ-organ vital seperti stroke, gagal
ginjal, aneurisme dan cedera retina (Kowalak, 2011).
Kerja jantung terutama ditentukan besarnya curah jantung dan
tahanan perifer. Umumnya curah jantung pada penderita hipertensi
adalah normal. Adanya kelainan terutama pada peninggian tahanan
perifer. Peningkatan tahanan perifer disebabkan karena vasokonstriksi
arteriol akibat naiknya tonus otot polos pada pembuluh darah tersebut.
Jika hipertensi sudah dialami cukup lama, maka yang akan sering
dijumpai yaitu adanya perubahan-perubahan struktural pada pembuluh
darah arteriol seperti penebalan pada tunika interna dan terjadi
hipertrofi pada tunika media. Dengan terjadinya hipertrofi dan
hiperplasia, maka sirkulasi darah dalam otot jantung tidak mencukupi
lagi sehingga terjadi anoksia relatif. Hal ini dapat diperjelas dengan
adanya sklerosis koroner (Riyadi, 2011).
6. Manifestasi Klinis Hipertensi
Hipertensi sulit dideteksi oleh seseorang sebab hipertensi tidak
memiliki tanda/ gejala khusus. Gejala-gejala yang mudah untuk
diamati seperti terjadi pada gejala ringan yaitu pusing atau sakit
kepala, cemas, wajah tampak kemerahan, tengkuk terasa pegal,
cepat marah, telinga berdengung, sulit tidur, sesak napas, rasa berat
di tengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang, mimisan (keluar
darah di hidung) (Fauzi, 2014) & (Ignatavicius, 2017).
Selain itu, hipertensi memiliki tanda klinis yang dapat terjadi,
diantaranya adalah (Smeltzer, 2013) :
a. Pemeriksaan fisik dapat mendeteksi bahwa tidak ada abnormalitas
lain selain tekanan darah tinggi.
b. Perubahan yang terjadi pada retina disertai hemoragi, eksudat,
penyempitan arteriol, dan bintik katun-wol (cotton-wool spots)
(infarksio kecil), dan papiledema bisa terlihat pada penderita
hipertensi berat.
c. Gejala biasanya mengindikasikan kerusakan vaskular yang saling
berhubungan dengan sistem organ yang dialiri pembuluh darah
yang terganggu.
d. Dampak yang sering terjadi yaitu penyakit arteri koroner dengan
angina atau infark miokardium.
e. Terjadi Hipertrofi ventrikel kiri dan selanjutnya akan terjadi gagal
jantung.
f. Perubahan patologis bisa terjadi di ginjal (nokturia, peningkatan
BUN, serta kadar kreatinin).
g. Terjadi gangguan serebrovaskular (stroke atau serangan iskemik
transien [TIA] [yaitu per ubahan yang terjadi pada penglihatan atau
kemampuan bicara, pening, kelemahan, jatuh mendadak atau
hemiplegia transien atau permanen]).
7. Komplikasi Hipertensi
Komplikasi hipertensi berdasarkan target organ, antara lain
sebagai berikut (Irwan, 2016) :
a. Serebrovaskuler: stroke, transient ischemic attacks, demensia
vaskuler, ensefalopati.
b. Mata : retinopati hipertensif.
c. Kardiovaskuler : penyakit jantung hipertensif, disfungsi atau
hipertrofi ventrikel kiri, penyakit jantung koroner, disfungsi baik
sistolik maupun diastolik dan berakhir pada gagal jantung (heart
failure).
d. Ginjal : nefropati hipertensif, albuminuria, penyakit ginjal kronis.
e. Arteri perifer : klaudikasio intermiten.
8. Pencegahan Hipertensi
Menurut (Riyadi, 2011) pencegahan hipertensi terbagi atas dua
bagian, yaitu :
a. Pencegahan primer
Faktor risiko hipertensi antara lain: tekanan darah di atas
rata-rata, adanya riwayat hipertensi pada anamnesis keluarga, ras
(negro), takikardia, obesitas, dan konsumsi garam yang berlebihan
dianjurkan untuk :
1) Mengatur diet agar berat badan tetap idel juga untuk menjaga
agar tidak terjadi hiperkolesterolemia, diabetes mellitus, dan
sebagainya.
2) Dilarang merokok atau menghentikan merokok.
3) Merubah kebiasaan makan sehari-hari dengan konsumsi
rendah garam.
4) Melakukan olahraga untuk mengendalikan berat badan.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan sekunder dikerjakan bila penderita telah
diketahui menderita hipertensi karena faktor tertentu, tindakan yang
bisa dilakukan berupa:
1) Pengelolaan secara menyeluruh bagi penderita baik dengan
obat maupun tindakan-tindakan seperti pencegahan primer.
2) Harus dijaga supaya tekanan darahnya tetap dapat terkontrol
secara normal atau stabil mungkin.
3) Faktor-faktor risiko penyakit jantung iskemik yang lain harus
dikontrol.
4) Batasi aktivitas.
9. Penatalaksanaan Hipertensi
Menurut (Junaedi, Sufrida, 2013) dalam penatalaksanaan
hipertensi berdasarkan sifat terapi terbagi menjadi 3 bagian, sebagai
berikut :
a. Terapi non-farmakologi
Penatalaksanaan non farmakologi merupakan pengobatan
tanpa obatobatan yang diterapkan pada hipertensi. Dengan cara
ini, perubahan tekanan darah diupayakan melalui pencegahan
dengan menjalani perilaku hidup sehat seperti :
1) Pembatasan asupan garam dan natrium
2) Menurunkan berat badan sampai batas ideal
3) Olahraga secara teratur
4) Mengurangi / tidak minum-minuman beralkohol
5) Mengurangi / tidak merokok
6) Menghindari stres
7) Menghindari obesitas
b. Terapi farmakologi (terapi dengan obat)
Selain cara terapi non-farmakologi, terapi dalam obat
menjadi hal yang utama. Obat-obatan anti hipertensi yang sering
digunakan dalam pegobatan, antara lain obat-obatan golongan
diuretik, beta bloker, antagonis kalsium, dan penghambat konfersi
enzim angiotensi.
1) Diuretik merupakan anti hipertensi yang merangsang
pengeluaran garam dan air. Dengan mengonsumsi diuretik
akan terjadi pengurangan jumlah cairan dalam pembuluh darah
dan menurunkan tekanan pada dinding pembuluh darah.
2) Beta bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dalam
memompa darah dan mengurangi jumlah darah yang dipompa
oleh jantung.
3) ACE-inhibitor dapat mencegah penyempitan dinding pembuluh
darah sehingga bisa mengurangi tekanan pada pembuluh
darah dan menurunkan tekanan darah.
4) Ca bloker dapat mengurangi kecepatan jantung dan
merelaksasikan pembuluh darah.
c. Terapi herbal
Banyak tanaman obat atau herbal yang berpotensi
dimanfaatkan sebagai obat hipertensi sebai berikut :
1) Daun seledri
Seledri (Apium graveolens, Linn.) merupakan tanaman terna
tegak dengan ketinggian dari 50 cm. Semua bagian tanaman
seledri memiliki bau yang khas, identik dengan sayur sub.
Bentung batangnya bersegi, bercabang, memiliki ruas, dan
tidak berambut. Bunganya berwarna putih, kecil, menyerupai
payung, dan majemuk. Buahnya berwarna hijau kekuningan
berbentuk kerucut. Daunnya memiliki pertulangan yang
menyirip, berwarna hijau, dan bertangkai. Tangkai daun yang
berair dapat dimakan mentah sebagai lalapan dan daunnya
digunakan sebagai penyedap masakan, seperti sayur sop.
Contoh ramuan seledri secara sederhana sebagai berikut:
a) Bahan : 15 batang seledri utuh, cuci bersih dan 3 gelas
air
b) Cara membuat dan aturan pemakai :potong seledri
secara kasar, rebus seledri hingga mendidih dan tinggal
setengahnya, minum air rebusannya sehari dua kali
setelah makan.
B. Tinjauan Umum Tentang Gaya Hidup
1. Pengertian gaya hidup
b) Konsumsi Lemak
Lipid atau sering disebut dengan lemak adalah komposisi
struktur melalui segala sel manusia dimana diperlukan untuk
ratusanibahkan ribuan manfaat fisiologis anggota badan
manusia. Lemakiterdiri dari trigkiserida, fosfolipididan sterol
dimana masing-masing memiliki efek tertentu pada keadaan
sehatimanusia. Jika kandungan lemakimemenuhi kebutuhan
asupan lemak dapat digunakan sebagai sumber pembangun,
namun bila asupan lemak melebihi asupan lemak yang
dibutuhkan maka asupan lemak akan menjadi masalah .
konsumsi bersumber makanan berlemak tinggi termasuk
lemak jenuh membuat kolesterol menjadi lipoprotein densitas
rendah (LDL) meningkat yang semakin lama akan
menumpuk di tubuh dari waktu ke waktu serta dapat
membuat plak pada pembuluhidarah. Plak itulah yang
menghambat pembuluhmdarah dan dapat menyebabkan
tekananidarah naik. Asamilemak jenuh adalah lemak
dimana tidak mampu menggabungkan hidrogennlagi,
contohnya asamipalmitat, juga asam stearate yangididapati
banyak lemakihewani, keju, imentega, minyak jugaicokelat
(Hardiansyah, 2021).
c) Kebiasaan Merokok
Merokok merupakan suatu kebiasaan menghisap sebuah
rokok yang dapat dilakukan dikehidupan sehari-hari bahkan
suatu kebutuhan yang tidak dapat dihindari bagi orang yang
mengalami kecandungan dengan rokok (Setiyanto, 2013).
Merokok adalah salah satu faktor terjadinya peningkatan
tekanan darah (Susi & Ariwibowo, 2019). Nikotin yang
terkandung didalam rokok dapat menimbulkan
ketergantungan atau sering dikenal nicotine dependence.
Selain itu, nikotin ini dapat menyebabkan iribilitas
miokardinal. Hormon dalam darah menyebabkan
pembuluh darah menyempit, sehingga menyebabkan
tekanan darah naik (Sutriyawan & Anyelir, 2019).
Menurut (Sari et al., 2019) perokok dibagi 2 antara
lain perokok aktif dan perokok pasif. Perokok aktif adalah
orang yang merokok sedangkan perokok pasif adalah orang
yang tidak merokok namun terpapar asap rokok. Merokok
menyebabkan vasokonstriksi vena perifer juga
pembuluhidarah pada ginjal menandai dapat meningkatkan
tekanan darah. iMerokok tiap perhari meningkatkan
tekananidarah sistolik dari 10 menjadi 25 mmHg serta
meningkatnya detak jantung dari 5 menjadi 20 kali permenit
(Susi & Ariwibowo, 2019). merokok berpengaruh pada
pravelensi hipertensi. Bahan kimia berbahaya meliputi
nikotinidan karbon monoksida dihirup melewati rokok
yangimasuk ke aliranidarah bisa merusakkan
lapisannendotel pembuluhmdarah arteri yang dapat
menyebabkan timbulnya aterosklerosisiserta tekananndarah
tinggi. Dalam pembelajaran autopsinmembuktikan terdapat
hubungan karib di sela – sela seringnya merokok terhadap
adanyanaterosklerosis di seluruh pembuluhidarah. Penderita
hipertensi yang merokokiakan semakin meningkatnya resiko
kerusakan pada pembuluh darah arteri (Rahmayanti, 2019).
d) Konsumsi Kopi
Indonesia adalah salahnsatu penghasil kopiiterbesar
diidunia, namun memilikiinilai konsumsiikopi per kapitaimasih
relatif rendah yaitu sekita 70.0000 ton/tahuniatau 0,5
kg/individu/tahun. iKopi seringidikaitkanndengan banyak
faktornresiko penyakitnjantung koroneriseperti hipertensi dan
kolesterol darah yang disebabkan oleh kandungan kopi
antara lain kalium,ipolifenol sertaikafein. Kafeinidapat
meningkatkaitekanan darah sedangkanikalium dan
polifenolimemiliki sifatimenurunkan tekananndarah (Bistara &
Kartini, 2020). Menurut (Firmansyah & Rustam, 2021)
mengemukakan bahwa peningkatan tekananidarah untuk
penderitanhipertensi dengan mengonsumsi kopi didukung
oleh salah satu zatiterkandung dalam kopi yaitu kafein,
kafein yang mengandung zat adiktif. Zat tersebut akan
berbahaya bagi penderita hipertensi. Kafein bekerja di dalam
tubuh melalui mengambil alih resetor adenosine dalam sel
saraf yang memacu produksi hormon adrenalin dan
menyebabkan peningkatan tekanan darah. Kafein tidak akan
memperlambat aktifitas sel saraf/otak. Sebaliknya,
memblokir aksi adenosine untuk melakukan tugasnya.
Hasilnya adalah peningkatan aktivitas otak dan
menyebabkan hormone adrenalin atau epineprin terlepas.
Hormon ini akan meningkatkan kecepannya jantung serta
meningkatkan tekanan darah.
e) Kurang Beraktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan salah satu cara untuk
meningkatkan kesehatan seseorang. Hambatan untuk
melakukan aktivitas fisik yang rendah meliputi pengetahuan,
motivasi dan ketersediaan sumber daya (Rosidin et al.,
2019). Aktivitas fisik merupakan suatu gerakan tubuh yang
dapat dihasilkan dari otot rangka yang membutuhkan
pengeluaran energi. Sedangkan latihan (exercise) adalah
subkategori dari aktivitas fisik. Exercise merupakan suatu
aktivitas fisik yang terencana, terstruktur, berulang, dan
bertujuan untuk meningkatkan serta memelihara kebugaran
tubuh (Dasso, 2019). Iswahyuni (2021) mengungkapkan
semakin aktif aktivitas fisik seseorang maka semakin normal
tekanan darah sistolik dan diastolik pada penderita
hipertensi, sebaliknya jika semakin kurang aktif aktivitas
fisiknya maka semakin tinggi tekanan darah baik tekanan
darah sistolik maupun diastolik. Aktivitas fisik berpengaruh
besar terhadap kestabilan tekanan darah. Pada orang yang
tidak aktif berolahraga biasanya memiliki detak jantungiyang
relative tinggi. Haliini dapat membuat ototijantung memompa
lebihikeras dengan setiapikontraksi. Semakin keras upaya
otot jantung untuk memompa darahisemakin tinggi
tekananidarahnya pada dinding arteri maka terjadi resistensi
perifer dimana menimbulkan tekananndarah meningkat.
Aktivitas merupakan suatu gerakan atau tingkah laku
seseorang bahkan semua proses mental atau fisiologis.
Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur dapat terhindar
dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker,
hipertensi, kencing manis, berat badan normal, otot lebih
lentur, tulang lebih kuat, bentuk tubuh menjadi ideal dan
proposional, lebih percaya diri, lebih bertenaga, bugar serta
keseluruhan tubuh sehat menjadi lebih baik (Gusnilawati,
2020).
f) Konsumsi Alkohol
Alkohol merupakan senyawa organik yang mengandung
gugus fungsi hidroskil dan seing dikonsumsi dalam bentuk
minuman oleh sebagian orang (Tritama, 2020). Menurut
(Putra, 2020) alkohol secara kimiawi adalah zat hasil dari
fermentasi serta memiliki jalan metabolism tersendiri di
dalam tubuh. Alkohol ini sendiri dapat mempengaruhi
beberapa sistem organ bahkan organ dalam tubuh manusia.
Sistem organ serta organ dalam tubuh yang dapat
dipengaruhi oleh alkohol adalah hati, sistem saraf pusat,
sistem kardiovaskular, sistem kekebalan tubuh, sistem
darah, sistem hormonal, sistem pencernaan, pankreas, ginjal
serta keseimbangan elektrolit tubuh. Selain itu, alkohol juga
dapat mempengaruhi penyerapan zat gizi, perkembangan
janin seta mempengaruhi risiko terjadinya kanker. Alkohol
menyebabkan penumpukkan lemak di dalam hati sehingga
dapat menyebabkan gangguan aliran darah hati. Gangguan
aliran darah ini dapat menyebabkan adanya tahanan yang
menyebabkan hipertensi vena porta. Selain itu proses
penumpukkan lemak di dalam hati dapat mengganggu
distribusi lemak tubuh seseorang secara keseluruha
sehingga dapat memudahkan terjadinya plak yang dapat
menganggu elastisitas pembuluh darah (Saputra et al.,
2020). Komsumsi alkoholilebih dari 2 gelas/hari padaipria
atau 1igelas/hariipada wanitaimenyebabkan tekanan
darahimeningkat maka dengannmembatasi atau
mengehentikan pemakaian alkohol dapat menolong pada
turunnya tekananidarah (PERKI, 2020).
g) Stresi
Stres adalah reaksiiatau respon tubuhimanusia
terhadapistressor psikososial. Stres ini juga sebagai arti
merupakan suatu reaksi tubuh manusia yang dipaksa
sehingga menganggu homeostasis fisiologi normal
(Subramaniam, 2019). Stres timbul disebabkan ada tekanan
dariilingkungan terhadapiseseorang yang
merangsangireaksiitubuh serta mentak seseorang. Stres
jugaidapat menyebabkanipeningkatan tekananidarah bagi
penderitaihipertensi. Adapun reaksiitubuh karena
stressiseperti sesak napas, ijantung berdebar sertaikeringat
dingin. iStres datang tidakimengenal usia, istres sendiri
terbagi 3 bagian antara lain stresiringan, stresisedang dan
stresiberat (Ramdani et al., 2021). Peningkatan tekanan
darah lebih tinggi terjadi pada orang yang rentan stress
emosional yang tinggi. Stres atau ketegangan mental dapat
merangsang kelenjar anak ginjal untuk melepaskan hormon
adrenalin dan merangsang jantung berdenyut lebih cepat
dan lebih kuat, sehingga tekanan darah meningkat. Jika
stres bertahan lebih lama, tubuh akan mencoba lakukan
penyesuaian sehingga muncul kelainan organ atau
perubahan patologis (Bertalina; AN, 2021). Menurut (Ihsan
Kurniawan, 2019) stres bisa memicuihormon adrenaliniuntuk
lebih memompaijantung dengan cepatmyang menyebabkan
tekananndarah melonjak. Wanita umumnya dapat mudah
menderita stres dibandingkan pria. iSecara fisiologis, iotak
wanita lebihikecil dibandingkanipria. Tetapi saja, otakiwanita
bekerjai7-8 kaliilebih sulit daripada priaisaat mereka memiliki
masalah. iSelain itu, wanitaiselalu membuatisuatu
masalahimenjadi kompleks, ikarena adanya jembatanipada
otak kananiserta otakikiri yangibernama corpusicolasum
yangilebih tebal danilebih banyak 30% dari otakipria. Hal
inilahiyang membuat wanitailebih mudah stres karenaiwanita
lebihibanyak dan mudahiuntuk menggabungkan satu hak
dengan yang lain (Rahmadeni et al., 2019). Jika tingkat stres
itu sendiri semakin tinggi, maka resikonya hipertensi dan jika
stres penderita hipertensi tersebut tak kunjung sembuh
makan akan menyebabkan komplikasi lainnya (Yulistina et
al., 2021).
h) Pola Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan tak sadar atau suatu proses
istirahat total apada manusia dalam mencakup mental serta
aktivitas fisiknya kecuali pada fungsi-fungsi organ tubuh
seperti paru-paru, jantung, hati, sirkulasi darah dan organ
dalam lainnya tetapi masih dapat dibangunka dengan cara
diberikan rangsangan sensorik ataupun rangsangan lainnya
(Guyton & Hall 2014; Reza et al., 2019). Tidur yang cukup
pada manusia sangat penting dikarenakan dapat
mengoptimasi kerja hormon pertumbuhan dalam proses
regenerasi sel dan dapat mengoptimasi kerja neurohumoral
secara menyeluruh dalam manajemen fisiologis serta
psikologis. Seseorang yang mempunyai durasi tidur yang
pendek dapat menyebabkan perubahan yang signifikan
dalam tubuhnya yang menyebabkan adanya gangguan
kesehatan (Reza et al., 2019). Tekanan darahidapat
menurun saat seseorangitersebut tidur padaikeadaan
normali (sekitar 10-20%) dibandingkaniseseorang
tersebutidalam kondisiisadar. Situasi tersebut dapat
ditautkan oleh adanya penurunaniaktivitas simpatisidalam
kondisi tidur.
Tidur yang burukiakan bertindak sebagaiistressor
pada tubuhidan mengaktifkan systemisimpatik,
akibatnyaisystemmrenninagiotensin-aldosteron
atauimekanisme hormpn yangnmengatur
keseimbanganntekanan darahndan cairan dalamntubuh
dirangsang,nsistesisikatekolamin sentraliatau
hormonehormoniyang di keluarkan olehikelenjar adrena
seperti hormone epinefrinidan norepinefrindapat
mendapatkan peningkataniyang menyebabkanipenyempitan
pembuluhidarah dan terjadinya peningkatanmdenyut jantung
sehingga terjadinya peningkatan tekanan darah (Keswara et
al., 2020).
A. KERANGKA TEORI
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Berdasarkan tinjauan diatas maka kerangka konsep untuk mengetahui
Gambaran gaya hidup masyarakat tentang hipertensi di Puskesmas
Jongaya.
Kebiasaan merokok
Stress
Keterangan :
B. DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional Gambaran gaya hidup masyarakat tentang hipertensi
di Puskesmas Jongaya dapat di lihat di bawah ini:
C. RANCANGAN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Makassar.
2. Waktu penelitan
orang.
2. Sampel
3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel. Teknik
rumus:
n = N/ (1+N.e²)
=1.422/ (1+1.422.(0,05²))
=1.422/ (1+3,555)
=312,18 sampel
Keterangan:
N : jumlah populasi
n : jumlah sampel
F. BESAR SAMPLING
Minimal sampel dalam penelitian ini adalah sebesar 312 sampel. Banyak
sampel yang diambil dalam penelitian ini yaitu sejumlah 1.422 responden.
Kriteria sampel:
a. Kriteria inklusi
Jongaya.
b. Kriteria esklusi
G. INSTRUMEN PENELITIAN
yang telah dilakukan uji validitas oleh Budi pada tahun 2014. Uji
dinyatakan valid.
F. PENGUMPULAN DATA
1. Data primer
diisi dengan memberikan tanda cek list (√) sesuai pertanyaan yang
2. Data sekunder
G. PENGOLOLAHAN DATA
1. Editing
terisi semua.
2. Coding
3. Tabulasi
a. Analisis univariat
I. ETIKA PENELITIAN
Masalah etika dalam penelitian keperawatan merupakan masalah
penelitian.
4. Justice (keadilan)
Lampiran 1
INFORMED CONSENT
Makassar, .....................2022
(Stepanus Mete)
Lampiran 2
Makassar, ………….2022
Yang membuat pernyataan Peneliti
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Perasaan cemas yang anda alami :
1. Firasat buruk
2. Takut aakan pikiran sendiri
3. Mudah tersinggung
2 Ketegangan yang anda alami berupa:
1. Rasa tegang
2. Lesu
3. Mudah terkejut
4. Tidak dapat istirahat
5. Mudah menangis
6. Gemetar
7. Gelisah
3 Ketakutan yang anda hadapi:
1. Pada gelap
2. Ditinggal sendiri
3. Pada orang asing
4. Pada binatang
5. Keramaian lalu lintas
6. Kerumunan orang banyak
4 Gangguan tidur yang anda alami:
1. Sulit memulai tidur
2. Terbangun malam hari
3. Tidak pulas
4. Mimpi buruk
5 Ganguan berpikir anda:
1. Daya ingat buruk
2. Sulit berkosentrasi
3. Sering bingung
4. Mudah marah
6 Bila anda merasa tertekan, maka anda:
1. Kehilangan minat atau kemauan
2. Sedih
3. Bangun dini hari
4. Berkurangnya kesukaan pada hobi
5. Perasaan berubah-ubah sepanjang hari
7 Gangguan somatik atau gangguan otot yang
anda alami:
1. Nyeri otot
2. Kaku
3. Kedutan otot
4. Gigi gemertak
5. Suara tidak stabil
8 Gangguan sensorik atau gangguan
penerimaan rangsangan yang anda rasakan:
1. Tangan berdenyut
2. Penglihatan kabur
3. Muka merah dan pucat
4. Merasa lemah
5. Perasaan seperti ditusuk-tusuk
9 Gangguan kardiovaskular atau gangguan
peredaran darah yang anda rasakan:
1. Denyut nadi cepat
2. Nadi berdebar
3. Nyeri dada
4. Denyutan nadi mengeras
5. Rasa lemah seperti mau pingsan
10 Gangguan pernapasan yang anda rasakan:
1. Rasa tertekan di dada
2. Perasaan seperti tercekik
3. Merasa napas pendek atau sesak
4. Sering menarik napas panjang
11 Gangguan gastroiintestinal atau gangguan
saluran pencernaan yang anda alami:
1. Sulit menelan
2. Mual muntah
3. Berat badan menurun
4. Konstipasi atau ssulit BAB
5. Perut melilit
6. Nyeri lambung sesudah dan sebelum
makan
7. Rasa panas di perut
8. Perut terasa penuh atau kembung
12 Gangguan urogenetalia atau gangguan
saluran kencing dan kelamin yang anda rasa
rasakan:
1. Sering kencing
2. Tidak dapat menahan kencing
3. Napsu seksual menurun
4. Tidak dapat kencing
13 Gangguan vergetatif otonomi atau gangguan
ketidakseimbangan tubuh yang anda alami:
1. Mulut kering
2. Muka kering
3. Mudah berkeringat
4. Pusing atau sakit kepala
5. Bulu roma berdiri
14 Apakah anda merasakan:
1. Gelisah
2. Tidak tenang
3. Mengerutkan dahi dan muka tegang
4. Napas pendek dan cepat
5. Muka merah