WA ODE SYAMSIAR
WA ODE SYAMSIAR
i
STUDI HASIL INDEKS ERITROSIT PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS TIPE 2 DI RSUD ARIFIN NU’MANG
SKRIPSI
Oleh
WA ODE SYAMSIAR
Oleh:
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
\\
HzKaima, S.Pd..M.Si
NIP. 19580810 198303 1 008
i
i
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul Studi Hasil Indeks Eritrosit Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di
junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang mengantarkan manusia dari
zaman kegelapan ke zaman yang terang benderang ini. Penyusunan skripsi ini
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Rasa hormat dan
terima kasih penuh cinta penulis sampaikan kepada kedua orang tua
(Ayahanda Tajul Arifin Sahide dan Ibunda Hj. Ismah S.Pd) atas segala doa-
sehingga bisa sampai pada saat sekarang ini. Dan tak lupa pula penulis
sampaikan terima kasih dan salam hangat kepada Keluarga besar telah
iv
Penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
Kesehatan Makassar;
3. Ibu Hj. Nurlia Nairn, S.Si.,M.Kes, selaku Ketua Program Studi Sarjana
penulisan yang telah diberikan demi kebaikan Penulis serta saran- saran
V
7. Dosen Serta Staff Politeknik Kesehatan Makassar yang telah
Nur, yang selama ini banyak memberikan semangat dan bantuan dalam
kelebihan dan kekurangan saya, yang menemani penulis dari awal hingga
10. Teruntuk sahabat buku (Unna, Fira, Ririn, Noe, Iffah, Hikma Jaya,
Musda, Hajrah dan Kakak lin) terima kasih selama ini banyak
maupun duka. Terima kasih juga selalu siap untuk direpotkan oleh penulis.
11. Terima kasih kepada Ainun, Derta, Mami Ayu, Santry, Alda, dan Mila
kajian.
12. Terima kasih kepada Rizka Dwi Sartikawanti yang selalu memberi
13. Terima kasih untuk sahabatku sejak dibangku Mts hingga saat ini, Suci
senang.
vi
14. Teruntuk teman kelas terkompak Reagen4 yang tidak bisa penulis sebut
satu persatu, terima kasih telah mengisi hari-hari penulis menjadi sangat
15. Dan buat pihak yang telah banyak membantu menyelesaikan skripsi yang
tak dapat Penulis sebutkan satu per satu, semoga Allah Subhanahu wa
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna.
skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak
Makassar, 2020
Penulis
ABSTRAK
vi
i
mencerminkan keadaan eritrosit dengan melakukan pemeriksaan
indeks eritrosit Pemeriksaan indeks eritrosit biasanya digunakan untuk
melihat jenis anemia.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil
indeks eritrosit pada penerita DM tipe 2. Jenis penelitian yang
digunakan adalah observasi laboratorik dengan metode deskriptif.
Dalam penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 25 data pasien
dan cara pengambilan sampel menggunakan accidental sampling.
Hasil dari penelitian ini adalah Dari 25 sampel penderita DM tipe 2,
didapatkan nilai MCV (rendah 8 pasien, tinggi 1 pasien dan normal 16
pasien), nilai MCH (rendah 3 pasien dan normal 22 pasien) dan nilai
MCHC (rendah 1, normal 17 pasien dan tinggi 7 pasien). Adapun jenis
anemia yang didapatkan dari pemeriksaan indeks eritrosit yaitu : 16%
anemia mikrositik normokrom, 68% anemia normositik normokrom, 4%
anemia makrositik normokrom dan 12% anemia mikrositik hipokrom.
Disarankan pada peneliti selanjutnya melakukan pemeriksaan indeks
eritrosit pada penderita DM tipe 2 sebelum dan setelah melakukan
pengobatan atau melakukan pemeriksaan terkait faktor yang
berhubungan dengan penelitian sebelumnya, dan diharapkan dapat
melakukan penelitian dengan populasi yang lebih besar dan jangka
waktu yang lebih panjang agar didapatkan sampel yang banyak.
ABSTRACT
NUR HIKMAH TAJUL ARIFIN: "Study of Red Blood Cell Index Results in
Patients with Diabetes Mellitus Type 2 at Arifin Nu'Mang Hospital" (supervised
by Nuradi and Mawar).
vi
ii
patients), MCH value (low 3 patients and normal 22 patients) and MCHC values
(low 1, normal 17 patients and height of 7 patients). The types of anemia
obtained from erythrocyte index tests are: 16% of normochromic microcytic
anemia, 68% of normochromic anemia, 4% of normochromic macrocytic
anemia and 12% of hypochromic microcytic anemia. It is recommended that
researchers further examine the erythrocyte index in patients with type 2 DM
before and after treatment or conduct examinations related to factors related to
previous studies, and are expected to conduct research with a larger population
and a longer period of time in order to obtain a large sample .
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................ i
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
ABSTAK........................................................................................................ viii
ABSTRACT..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI...................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian....................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian..................................................................................... 3
X
B. Tinjauan Umum Tentang Diabetes Melitus Tipe 2....................................12
1. Definisi Anemia................................................................................. 19
2. Etiologi Anemia................................................................................. 20
3. Klasifikasi Anemia............................................................................. 21
Rata-rata (VER)................................................................................ 24
E. Kerangka Konsep.................................................................................... 26
A. Jenis Penelitian....................................................................................... 28
C. Variabel Penelitian................................................................................... 28
G. Prosedur Penelitian................................................................................. 30
I. Kerangka Operasional............................................................................. 34
J. Analisis Data........................................................................................... 34
A. Hasil Penelitian........................................................................................ 35
B. Pembahasan........................................................................................... 40
A. Kesimpulan............................................................................................. 44
B. Saran....................................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 46
LAMPIRAN..................................................................................................... 50
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Distribusi Menurut Hasil Nilai MCV, MCH dan MCHC.....................37
Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Indeks Eritrosit Kelompok Usia 41-71 tahun.....38
Kelamin......................................................................................... 39
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang cukup dan tidak ada respon tubuh terhadap hormon insulin (Han Wu
et all, 2017).
Prevalensi penyakit ini telah meningkat lebih dari 50% dan saat ini
disandang oleh 400 juta orang diseluruh dunia (Fatimah, 2015). Nama lain
2015).
dewasa di atas usia 65 tahun dan diperkirakan sekitar 285 juta orang yang
1
2
depan jika program pencegahan tidak dilaksanakan. Pada tahun
2030, diperkirakan hampir 438 juta orang, 8% dari populasi orang dewasa,
dapat dihitung jika nilai haemoglobin (Hb), hematokrit, dan jumlah eritrosit
diketahui.
neuropathy). Fungsi utama sel darah merah mengangkut oksigen dan jika
jumlah sel darah merah sedikit berarti jumlah oksigen yang dipasok ke
B. Rumusan Masalah
Nu’mang?.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Melitus tipe 2.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Institusi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Diabetes Melitus
4
2. Epidemiologi Diabetes Melitus
(WHO, 2916).
berada diperingkat ke-7 dan berada pada peringkat ke-5 pada tahun
5
Kerusakan sel beta dikarenakan autoimun dan idiopatik. DM tipe 1
dan respon tubuh terhadap insulin masih normal pada tahap awal.
dicegah (Maulana,
2015).
sering buang air kecil. Selain itu gejala lain bisa timbul apabila
kadar gula sangat tinggi seperti napas dalam cepat, kulit dan bibir
6
sebagai kompensasi sekresi insulin yang tidak adekuat (IDAI,
2015).
c. Diabetes Gestasional
yang aman bagi ibu dan janin. Pada umunya di diagnosis pada 24
darah dalam tubuh yaitu insulin yang disekresi oleh sel beta pankreas
7
(Hanum, 2015). Sel beta prankreas yang tidak berfungsi
8
menimbulkan banyak minum, banyak kening dan cepat lelah.
tusuk jarum, ruam, pengheliatan buram, dan ibu yang hamil akan
(Perkeni, 2015).
9
c. Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dl dengan
keluhan klasik.
2015).
1
0
komplikasi kronik dari DM (Hanum,2015).
darah tinggi didalam tubuh yang tidak cukup tidak akan bekerja secara
1
1
hiperglikemia dapat diatasi dengan berbagai cara
pada diabetes tipe 2. Karena jika orang tua menderita diabetes maka
Type 2 Diabetes
Blood
Vessels
5. Glucose can't
get Into the cells of
the Body,
Glucose builds up
the blood vessels.
4. Insulin Enters
the Bloodstream.
1
2
selalu merasakan lapar, kehausan, mudah lelah dan sering buang air
(Eckman, 2015).
resistensi insulin dan kegagalan sel beta pankreas dapat bekerja secara
2014).
Resistensi insulin terjadi pada otot dan hati serta kegagalan sel beta
Kegagalan sel beta pada DM tipe 2 terjadi lebih dini dan lebih berat
darisebelumnya. Otot, hati, sel beta dan organ lain seperti jaringan lemak
2015).
sasaran insulin gagal atau tidak mampu merespon insulin secara normal,
tidak disebabkan oleh gangguan sekresi insulin dan jumlah insulin dalam
secara berlebihan tetapi tidak terjadi kerusakan pada sel- sel beta
1
3
penderita DM tipe 2 umumnya hanya bersifat relatif. Sel-sel beta
2015).
2015).
126 mg/dl, kadar glukosa darah > 200 mg/dl pada pemeriksaan glukosa 2
(WHO, 2016).
1
4
4. Faktor Risiko Diabetes Melitus Tipe 2
risiko sosiodemografi,. perilaku dan gaya hidup dan keadaan klinis dan
buah, asap rokok dan alkoholisme termasuk ke dalam faktor risiko pola
hidup pada diabetes melitus tipe 2. Indeks massa tubuh, lingkar perut,
tekanan darah, kadar kolesterol dan stress adalah faktor risiko kondisi
sebagai berikut:
a. Riwayat DM keluarga/genetik
b. Berat lahir
1
5
gangguan fungsi pankreas sehingga insulin terganggu.
c. Stress
d. Umur
sel beta pankreas akan memproduksi insulin lebih sedikit. Hal ini
e. Jenis kelamin
terakumulasi.
f. Pekerjaan
g. Pendidikan
1
6
Jika kita berpendidikan yang tinggi, kita akan mempunyai
diabetes melitus.
h. Pola makan
diabetes melitus yaitu pola mkan yang tidak sehat atau buruk,
melitus tipe 2.
i. Aktivitas fisik
teratur. Manfaat dari aktivitas fisik sangat banyak dan yang paling
j. Merokok
1
7
1. Definisi Anemia
(Stropler, 2017).
2. Etiologi Anemia
1
8
faktor yang menyebabkan anemia,
3. Klasifikasi Anemia
normal.
varian).
normal.
tulang.
b) Anemia pada keganasan.
1
9
3) Anemia makrositik -> MCVT, MCH dan MCHC normal.
perdarahan
b. Berdasarkan etiologinya :
1) Post Hemoragik
beberapa pengecualian).
protein.
hipertiridisme, dll.
2
0
D. Tinjauan Umum Tentang Indeks Eritrosit
(VER)
sebagai Normositik (ukuran normal), Mikrositik (ukuran kecil < 80 fL), atau
2011).
Perhitungan :
hematokrit X 10
2
1
Nilai normal : 80.0-97.0 (fL) (Hurustiaty, 2018).
hipotiridisme, efek obat vitamin B12, anti konfulsan dan anti metabolik
(Gandasoebrata R, 2013).
2
2
hiperkromik) sel darah merah. MCH dapat digunakan untuk
Perhitungan :
(Gandasoebrata R, 2013).
Perhitungan MCHC tergantung pada Hb dan Hct. Indeks ini adalah indeks
Hb darah yang lebih baik, karena ukuran sel akan mempengaruhi nilai
Hemoglobin X 100
Perhitungan : MCHC = (%)
Hematokrit
E. Kerangka Konsep
Gula darah yang tinggi juga bisa menyebabkan anemia atau kurang darah.
2
3
(hormon yang mengontrol produksi sel darah merah), fungsi utama sel
darah merah yaitu mengangkut oksigen, jika jumlah sel darah merah sedikit
berarti jumlah oksigen yang dipasok ke organ tubuh akan lebih rendah
pada penderita DM sangat sulit untuk diketahui. Ada banyak gejala yang
hampir sama dengan anemia dan diabetes salah satunya merasa lelah dan
mudah lelah.
2
4
Z
1
Keterangan :
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi laboratorik, yaitu studi
2. Sampel
sampling.
C. Variabel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
2
8
2
9
E. Definisi Operasional
1. Diabetes tipe 2 adalah penyakit kronik yang berhubungan dengan
2. Indeks eritrosit adalah nilai MCV, MCH dan MCHC yang diukur
3. MCV adalah ukuran atau volume rata-rata sel darah merah pada tubuh
4. MCH adalah hemoglobin rata - rata pada setiap sel darah merah dalam
merah.
F. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat yang digunakan yaitu: Sysmex® XN-350 hematology analyzer,
alcohol 70%.
G. Prosedur Penelitian
1. Pra analitik
a. Disiapkan alat dan bahan
lipatan siku.
identitas pasien.
tangannya.
(Arinda,2015)
2. Analitik
depan alat.
c. Alat kemudian akan meminta user name dan pasword, pilih user
beep 2 kali.
3. Pasca Analitik
a. Pembacaan Hasil
Terdapat hasil berupa lembar kertas yang keluar dari printer dan
layar monitor.
b. Pelaporan Hasil
Nilai rujukan :
3
2
1
M CV : 80.0-97.0 fL
)
2
MCH : 26.5 - 33.5 pg
)
3
) MCHC : 31.5 - 35.0 gr/dL (Hurustiaty, 2018)
H. Teknik Pengumpulan Data
Data penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari data
J. Analisa Data
A. Hasil Penelitian
Parameter Pemeriksaan
.. Kode Jenis .
No. . kelamin umur MCV MCH MCHC
samp Keterangan
el (fL) (pg) (g/dL)
Anemia
1. mikrositik
59 78,7 30,5 38,7
normokrom
Anemia
2. mikrositik
55 72,9 27,4 37,5
normokrom
Anemia
3. normositik
67 80,2 29,0 36,0
normokrom
Anemia
4. normositik
P 56 83,6 29,3 35,0
normokrom
Anemia
5. 81, normositi
E L 70 29,3 35,9
6 k
normokr
Anemia
79, normositik
6. F P 56 normokrom
4 28,3 35,6
3
4
35
Anemia
59 86,8 31,1 35,0 normositik
7. G L normokrom
Anemia
normositik
8 H L 64 79,1 27,9 35,3
normokrom
Anemia
makrositik
9. I P 59 99,7 33,5 33,6
normokrom
Anemia
normositik
10. J P 54 91,1 31,0 34,0
normokrom
Anemia
mikrositik
11. K L 47 78,7 26,0 33,0 hipokrom
Anemia
normositik
12. L P 65 87,9 29,0 33,0 normokrom
Anemia
normositik
13. M P 65 90,3 29,5 32,7 normokrom
Anemia
normositiik
14. N P 59 83,5 29,5 35,3 normokrom
Anemia
mikrositik
15. O P 53 80,5 28,7 35,7 normokrom
Anemia
mikrositik
16. P P 68 78,7 25,5 32,8 hipokrom
Anemia
normositik
17. Q P 57 72,9 30,0 34,2 Normokrom
Anemia
mikrositik
18. R P 55 80,2 24,1 31,8 hipokrom
Anemia
58 83,6 29,5 33,2 normositik
19. S P
3
6
Anemia
normositik
20. T P 61 81,6 30,7 35,5
Normokrom
Anemia
normositik
21. U P 53 79,4 29,9 35,9
Normokrom
Anemia
normositik
22. V P 50 86,8 29,5 32,2
Normokrom
Anemia
normositik
23. W L 47 79,1 31,2 34,5
Normokrom
Anemia
mikrositik
24. X L 45 99,7 27,9 34,7 normokrom
Anemia
normositik
43 91,1 28,6 33,7 Normokrom
25. Y L
Tabel 4.2 Distribusi menurut hasil nilai MCV, MCH dan MCHC
MCV 8 16 1
MCH 3 22 -
MCHC 1 17 7
Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh data bahwa dari 25 sampel terdapat nilai
Laki-laki 9 36%
Perempuan 16 64%
100%
Jumlah 25
terdapat 36% pasien berjenis kelamin laki - laki dan 64% berjenis kelamin
perempuan.
41 - 50 tahun 5 20%
51 - 60 tahun 13 52%
61 - 70 tahun 7 28%
Jumlah 25 100%
Anemia mikrositik
4 16%
normokrom
Anemia normositik 68%
17
normokrom
Anemia makrositik 4%
1
normokrom
Anemia mikrositik 12%
hipokrom O
100%
Jumlah 25
hipokrom.
Indeks Eritrosit
Jumla
N Normositik n(%)
Kelamin Makrositik Mikrositik
Mikrositik
o normokro normokro
Normokrom hipokrom
. m m
n(%) n(%)
n(%) n(%)
9(100)
1
Laki-laki 2(22,2) - 6(66,7) 1(11,1)
.
2 16(100
. perempuan 2(12,5) 1(6,25) 11(68,75) 2(12,5) )
mikrositik hipokrom pada pasien berjenis kelamin laki - laki dan 12,5%
hipokrom.
B. Pembahasan
penigkatan MCV.
vitamin B12. Hal ini selaras dengan hasil penelitian Nugroho dan
terbatas.
berat rata-rata hemoglobin pada setiap sel darah merah dalam tubuh.
yang memiliki nilai MCH yang normal dan 3 pasien yang mengalami
setiap sel darah merah lebih rendah dari normal. Hal ini
dengan warna yang kurang pekat alias pucat. Jika kadar MCHC
tinggi di setiap sel darah merah. Hal ini ditandai dengan warna
bahwa anemia pada DM tipe 2 lebih banyak pada laki - laki. Hasil
usia 41 - 50 tahun.
juga akan banyak terjadi pada rentang onset usia tersebut. Menurut
hasil penelitian Bhutto et all, jumlah eritrosit pada pasien yang lebih
dan MCH pada beberapa pasien; hal ini mungkin disebabkan oleh
yaitu usia yang lebih tua, peradangan kronis, dan juga kondisi yang
A. Kesimpulan
1 pasien dan normal 16 pasien), nilai MCH (rendah 3 pasien dan normal 22
pasien) dan nilai MCHC (rendah 1, normal 17 pasen dan tinggi 7 pasien).
hipokrom.
B. Saran
bahwa :
peneliti selanjutnya.
4
3
4
4
3. tepat jumlah porsi makanan dan tepat jadwal makan), patuh dalam
Arinda, Dedy. (2015). Buku Saku Analis Kesehatan Revisi Ke 5. Bekasi: Analis
Muslim Publishing.
Bhutto A, Abbasi A, Abro A. (t.thn.). Correlation of hemoglobin A1c with red cell
width distribution and other parameters of red blood cells in type II
diabetes mellitus. Cureus. 11(8): e5533. doi:10.7759/ cureus.5533.
Chen CX, Li FC, Chan XL, Chan KH. (2011). Anemia and Type 2 Diabetes :
impication from retrospectively studied primary care case series.
Hongkong Medical Journal.
Eckman, D., Stacey, R., Rowe, R., Agostino, R., & Kock, N. . (2013). Weekly
Doxorubicin Increases Coronary Arteriolar Wall And Adventital
Thickness. J Pios One.
Ewadh, M. J., Juda, T. M., Ali, Z. A., & Mufeed, E. M. (2014). Evaluation of
Amylase Activity in Patients with Type 2 Daibetes Mellitus. American
Journal of BioScience Babylon University, College of Medicine,
Biochemistry Dept. Hilla, Iraq,, 2(5), 171.
https://doi.Org/10.11648/j .ajbio.20140205.11.
https://www.alodokter.com/anemia. (2019).
Irawan D. (2015). Prevalensi dan Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe
2 di Daerah U bran Indonesia . Fakultas Kesehatan Masyarakat
Indonesia Jakarta .
Kemenkes RI. (2014). Situasi dan Analisis Diabetes. Pusat Data Informasi
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
RI, Kemenkes. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Dirjen Bina Gizi.
Saraswati, Rotty, Pandelaki. (2018). Gambaran Indeks Eritrosit pada Laki- laki
Dewasa dengan Diabetes Melitus Tipe 2. 148-151.
Stropler, T, Weiner, S. (2017). Krause's Food & Nutrition Care Procces 14th.
Canada: edition Elsivier.
Suryono S. (2014). editor, Diabetes Melitus Indonesia. Dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Jakarta.
Syari, Mila. (2015). Peran Asupan Zat Gizi Makronutrien Ibu Hamil terhadap
Berat Badan Lahir di Kota Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 4(3): 729
- 736.
World Health Organization. (2016). Global Report on Diabetes. Isbn, 978, 88.
https://doi.org/ISBN 978 92 4 156525 7.
Wu, H., Yang, S., Huang, Z., He, J., Wang, X., 2018. (t.thn.). Type 2 diabetes
mellitus prediction model based on data mining. Informatics in Medicine
Unlocked, hal. 10,pp 100-107.
Lampiran 1
Lampiran 2
48
4
9
BIODATA PENULIS
NIM : PO.71.4.203.16.1.028
No.Telp/Hp : 085397799293
Email : Hikmahnurhikmah15@gmail.com