Disusun Oleh:
Devi Dwi Cahyani NIM.1621B0009
Mayta Sari D .,S.K.M., M.P.H NIK.13.07.17.004
Diajukan Oleh:
Devi Dwi Cahyani
1621B0009
Kediri, tanggal-bulan-tahun
Dosen Pembimbing
MENGETAHUI,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
Oleh:
Devi Dwi Cahyani
1621B0009
DOSEN PENGUJI
Ketua Penguji
Dr. Nurwijayanti, S.Pd., M.Kes (Penguji 1) ..................................
Anggota Penguji
Mika Vernicia H, S.K.M., M.P.H (Penguji 2) ...................................
MENGETAHUI,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia
indonesia.Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian ISPA pada dewasa di Desa
Mlorah kebiasaan merokok,ventilasi,lantai,dinding,kepadatan hunian dan personal
hygiene. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebiasaan
merokok,ventilasi,lantai,dinding,kepadatan hunian dan personal hygiene dengan
kejdian ISPA di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk.
Jenis penelitian menggunaakan obsevasional dengan desain case control
dengan case 41 responden dan control 41 responden dengan jumlah 82 sampel.
Instrumen penelitian menggunakan observasi dan lembar kuisioner. Analisa data
menggunakan uji Regresi Logistik.
Variabel yang paling dominan yaitu variabel kebiasaa merokok mempunyai
nilai p-value 0,039 < 0,05,maka H0 ditolak jadi ada pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan nilai OR variabel
kebiasaan merokok dengan nilai OR 6,572 maka responden (kode1) berisiko terpapar
ISPA sebesar 6,572 kali lipat dibandingkan dengan responden yang tidak berisiko.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis factor
yang mempengaruhi kejadian ISPA pada dewasa di Desa Mlorah
Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk.
2. Tujuan Khusus
A .Mengidentifikasi kebiasaan merokok pada dewasa di Desa
Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupten Nganjuk
B. Mengidentifikasi ventilasi di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso
Kabupten Nganjuk
C. Mengidentifikasi lantai di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso
Kabupten Nganjuk
D. Mengidentifikasi dinding di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso
Kabupten Nganjuk
E. Mengidentifikasi kepadatan hunian di Desa Mlorah Kecamatan
Rejoso Kabupten Nganjuk
F .Mengidentifikasi personal hygiene dengan kejadian ISPA di
Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupten Nganjuk
G. Mengidentifikasi kejadian ISPA pada dewasa di Desa Mlorah
Kecamatan Rejoso Kabupten Nganjuk
H .Menganalisa factor yang mempengaruhi kejadian ISPA pada
dewasa di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupten Nganjuk.
KONSEP TEORI
Kebiasaan Merokok
Lantai
Dinding
Dinding mempunyai fungsi sebagai pendukung atau penyangga atap juga
untuk melindungi rumah dari gangguan panas, hujan dan angin dari luar dan
juga sebagai pembatas antara dalam dan luar rumah. Dinding juga berguna untuk
mempertahankan suhu dalam ruangan, (kelembaban yang naik dari tanah) yang
merupakan salah satu penyebab kelembaban dalam rumah. Dinding yang baik
adalah terbuat dari bahan kedap air dan tahan terhadap api serta tidak terbuat
dari bahan yang mudah melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan seperti tembok dan keramik. Dinding yang tidak baik adalah terbuat
dari kayu/ bambu dan mudah terbakar (Padmonobo dkk, 2012). Jenis dinding
yang baik adalah tembok, namun di samping mahal tembok sebenarnya kurang
cocok untuk daerah tropis (Irianto, 2014:518). ). Penelitian ini diukur dengan
lembar observasi.
Kepadatan hunian
Kepadatan hunian dalam rumah menurut Kasjono (2011) satu orang
minimal menempati luas rumah 9 m2 agar dapat mencegah penularan penyakit
termasuk penularan penyakit ISPA dan juga dapat melancarkan aktivitas di
dalamnya. Keadaan tempat tinggal yang padat dapat meningkatkan faktor polusi
udara di dalam rumah (Maryunani, 2010). Kepadatan hunian akan meningkatkan
suhu ruangan yang disebabkan oleh pengeluaran panas badan yang akan
meningkatkan kelembaban akibat uap air dari pernafasan (Isnaeni, 2013).
Penelitian ini diukur menggunakan lembar observasi,
Personal hygiene
Personal hygiene merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Personal
hygiene atau kebersihan diri adalah upaya seseorang dalam memelihara kebersihan
dan kesehatan dalam dirinya untuk memperoleh kesehatan fisik dan bertujuan untuk
mencegah timbulnya penyakit. Personal hygiene adalah cara perawatan diri
manusia untuk memelihara kesehatan mereka. Pemeliharaan higiene perorangan
diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanaan, dan kesehatan. Praktek
hygiene sama dengan meningkatkan kesehatan (Potter dan Perry, 2012).
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan
kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan
perawat untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin (Potter dan Perry, 2012).
Penelitian ini diukur menggunakan lembar kuisioner.
Konsep ISPA
METODE PENELITIAN
P 0. ( ¿ )
P 1=
1+ P 0 ( ¿−1 )
Contoh perhitungan :
( 3,596 ) 0,352
P 1= =0,661
1+ 0,352 ( 3,596−1 )
(0,352.0,648+0,661.0,339)( 1,96.0,84)
N= ¿¿
( 0,352+0,648 ) 7,84 3,543
N= =
0,095 0,095
N= 37 10% = 3,7 = 4
Kasus = 37 +4 = 41
Control = 37 + 4 = 41
Dari perhitungan diatas didapatkan jumlah sampel minimal kasus terbesar
sebanyak 41 orang.. Berdasarkan perhitungan, didapatkan besar sampel minimal
yang harus diambil sebanyak 41 orang, dengan perbandingan besar sampel antara
kasus : control = 1:1, dimana sampel terdiri dari 41 responden sebagai kelompok
kasus dan 41 responden sebagai kelompok kontrol, sehingga jumlah sampel secara
keseluruhan adalah 82 sampel.
Instrumen penelitian adalah alat ukur, alat-alat yang digunakan mengukur
memperoleh alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2014). Kuesioner harus
disusun dan dirumuskan secara sistematis sesuai dengan masalah yang diteliti
sehingga data yang terkumpul adalah valid dan reliable (Nursalam, 2013).
Instrument dalam penelitian ini dalam mengumpulkan data adalah kebiasaan
merokok,personal hygiene kejadian ISPA kuisioner sedangkan untuk kondisi
rumah adalah observasi.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada penderita ISPA Pada Dewasa Di Desa Mlorah
Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk.Waktu penelitian akan mulai
dilaksanakan bulan Februari 2020
b.Entry data
Data yang telah di edit dan diberi kode kemudian di proses ke dalam program
computer.
c.Tabulating
Yaitu memasukkan data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel-tabel agar mudah
dipahami.
d. Coding
e.Scoring
Scoring adalah memberikan skor terhadap item-item yang perlu diberi skor
(Arikunto, 2010). Skor pada kuesioner untuk mengetahui tingkatan (rating scale)
pada kebiasaan merokok,kondisi rumah dan personal hygiene dengan kejadian
ISPA pada dewasa.
Analisis Data
Hasil penelitian dianalisis dengan software SPSS versi 18 untuk menguji
hipotesis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan umum serta khusus.
1. Analisis bivariat
a. Jika nilai sig (p) < 0,25 maka H0 ditolak artinya ada Pengaruh
kebiasaan merokok dengan kejadian ispa pada dewasa di Desa
Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk.
b. Jika nilai sig (p) > 0,25 maka H0 diterima artinya tidak Pengaruh
kebiasaan merokok dengan kejadian ispa pada dewasa di Desa
Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk..
2. Analisa multivariat
Analisis multivariat dilakukan untuk melihat variabel independen yang paling
berpengaruh terhadap variabel dependen. Analisis multivariat yang digunakan adalah
regresi logistic model prediksi, dengan tingkat kepercayaan 95% dan menggunakan
metode menentukan odds rasio variabel kategorik polikontom dengan salah satu
kategori menjadi pembanding dengan cara chi square.
Uji validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti,untuk mendapatkan data
yang valid dalam metode kuantitatif dperlukan instrument yang valid
(Sugiyono,2013).
1. Validitas
Tabel 3.2 Hasil Uji Valid Kebiasaan Merokok
Etika Penelitian
HASIL PENELITIAN
A. Karakteristik Responden
Pada data ini disajikan karakteristik responden dalam bentuk diagram yang
dihitung dengan menggunakan presentase yang terdiri dari jenis kelamin,umur,
pendidikan dan pekerjaan.
1) Data umum
a. Usia
usia
14%
35% 10%
42%
P
60%
L P
Pendidikan
7% 2% tidak sekolah
sd
21%
smp
sma
53% Perguruan tinngi
16%
Berdasarkan gambar 4.3 diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki riwayat
Pendidikan terakhir SD sebanyak 43 responden (53%).
d. Pekerjaan
pekerjaan
9%
10%
36%
46%
wiraswasta irt
pegawai swasta pns
Berdasarkan gambar 4.4 diketahui bahwa sebagian besar responden berkerja sebagai
IRT sebanyak 37 responden (46%).
Kejadian ISPA
Ventilasi Total
KASUS KONTROL
12 25 37
Memenuhi syarat
14,6% 30,5% 45,1%
Tidak memenuhi 29 16 45
syarat 35,4% 19,5% 54,9%
41 41 82
Total
50.0% 50.0% 100.0%
Tabel 4.7 Tabulasi silang lantai dengan kejadian ISPA pada dewasa di Desa
Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk yang dilaksanakan peneliti
pada tanggal 16-21 februari 2020
kejadian ISPA
Lantai Total
KASUS KONTROL
21 26 57
Memenuhi syarat
25,6% 43,9% 69.5%
Tidak memenuhi 20 5 25
syarat 24,4% 6,1% 30.5%
41 41 82
Total
50.0% 50.0% 100.0%
kejadian ISPA
Dinding Total
KASUS CONTROL
23 36 59
Memenuhi syarat
28,0% 43,9% 72.0%
Tidak memenuhi 18 5 23
syarat 22,0% 6,1% 28.0%
41 41 82
Total
50.0% 50.0% 100.0%
Tabel 4.9 Tabulasi silang kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada
dewasa di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk yang
dilaksanakan peneliti pada tanggal 16-21 februari 2020
kejadian ISPA
Kepadatan hunian Total
KASUS KONTROL
31 32 63
Memenuhi syarat
37,8% 39,0% 76.8%
Tidak memenuhi 10 9 19
syarat 12,2% 11,0% 23.2%
41 41 82
Total
50.0% 50.0% 100.0%
Tabel 4.10 Tabulasi silang personal hygiene dengan kejadian ISPA pada
dewasa di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk yang
dilaksanakan peneliti pada tanggal 16-21 februari 2020
kejadian ISPA
Personal hygiene Total
KASUS KONTROL
2 12 14
Baik
2,4% 14,6% 17,1%
39 29 68
Kurang
47,6% 35,4% 82,9%
Total 41 41 82
50.0% 50.0% 100.0%
Analisa bivariat
No Variabel Sig
1. Kebiasaan merokok .246
2. Ventilasi .005
3. Lantai .001
4. Dinding .002
5. Kepadatan hunian .794
6. Personal hygiene .009
Lantai .767 2,786 0,095 3,600 .800 16,197 .000 .398 .805
Pada tabel diatas didapatkan variabel yang paling dominan yaitu variabel
kebiasaa merokok mempunyai nilai p-value 0,039 < 0,05,maka H0 ditolak jadi ada
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Besarnya pengaruh ditunjukkan
dengan nilai OR variabel kebiasaan merokok dengan nilai OR 6,572 maka responden
(kode1) berisiko terpapar ISPA sebesar 6,572 kali lipat dibandingkan dengan
responden yang tidak berisiko.
Ventilasi mempunyai nilai p-value 0,094 > 0,05,maka H0 diterima jadi tidak
ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Besarnya pengaruh
ditunjukkan dengan nilai OR variabel ventilasi dengan OR 2,675 maka responden
yang tidak memenuhi syarat (kode1) berisiko terpapar ISPA sebesar 2,675 kali lipat
dibandingkan dengan responden yang ventilasinya memenuhi syarat.
Variabel lantai mempunyai niai p-value 0,095 > 0,05 maka H0 diterima jadi
tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Besarnya pengaruh
ditunjukkan dengan nilai OR variabel lantai dengan OR 3,600 maka responden yang
tidak memenuhi syarat (kode1) berisiko terpapar ISPA sebesar 3,600 kali lipat
dibandingkan dengan responden yang lantainya memenuhi syarat.
Variabel dinding mempunyai nilai p-value 0,207 > 0,05,maka H0 diterima jadi
tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen..Besarnya pengaruh
ditunjukkan dengan nilai OR variabel dinding dengan OR 3,349 maka responden
yang tidak memenuhi syarat (kode1) berisiko terpapar ISPA sebesar 3,349 kali lipat
dibandingkan dengan responden yang dindingnya memenuhi syarat.
p
1. 1 ln =−4.124+¿1,883 X1)
1− p
Atau
Rumus 2
2. probabilitas=exp ¿ ¿
PEMBAHASAN
Ventilasi Dengan Kejadian ISPA Pada Dewasa Di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso
Kabupaten Nganjuk
Lantai Dengan Kejadian ISPA Pada Dewasa Di Desa Mlorah Kecamatan Rejoso
Kabupaten Nganjuk
Personal Hygiene dengan kejadian ispa pada dewasa di Desa Mlorah Kecamatan
Rejoso Kabupaten Nganjuk.
Perilaku hidup bersih dan sehat penduduk merupakan salah satu upaya
mencegah terjadinya ISPA dengan memperhatikan rumah dan lingkungannya yang
sehat. Personal Hygiene merupakan salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan dengan kondisi kesehatannya (Direja, 2011). Masyarakat di Desa
Mlorah banyak yang kurang pengetahuan dan kurang mengerti pada personal hygiene
(kebersihan rumah,etika batuk bersin dan kebersihan tangan). Variabel personal
hygiene mempunyai nilai p-value 0,057 < 0,05,maka H0 diterima jadi tidak ada
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Besarnya pengaruh ditunjukkan
dengan nilai OR variabel personal hygiene dengan OR 5,051 maka responden yang
kategori kurang (kode1) berisiko terpapar ISPA sebesar 5,051 kali lipat dibandingkan
dengan responden kategori baik
KESIMPULAN
Faktor lingkungan yang memicu kejadian ISPA pada dewasa antara lain jenis
lantai, dinding rumah,ventilasi dan kepadatan hunian. Masih banyaknya masyarakat
yang kurang sadar akan bahaya kebiasaan merokok dan kurangnya pengetahuan
tentang personal hygiene dengan kejadian ISPA. Kesimpulan dalam penelitian ini
variabel yang paling dominan yaitu variabel kebiasaa merokok mempunyai nilai p-
value 0,039 < 0,05,maka H0 ditolak jadi ada pengaruh yang signifikan terhadap
variabel dependen. Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan nilai OR variabel
kebiasaan merokok dengan nilai OR 6,572 maka responden (kode1) berisiko terpapar
ISPA sebesar 6,572 kali lipat dibandingkan dengan responden yang tidak berisiko. .
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Afsari duta,2016. Nalisis Faktor-Faktor Resiko Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Pada Pekerja Lapanganpt. Bukit Asam (Persero) Tbk Unit Pelabuhan Tarahan
Lampung
Anindea, 2017. Factor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ispa Pada Orang
Dewasa Di Desa Besuk Kecamatan Bantaran Kabupaten Probolinggo
Darmiah, Santoso, I. & Maharso, 2015. Hubungan Kepadatam Hunian dan Kualitas
Fisik Rumah Desa Penda Asam Barito Selatan. Kesehatan Lingkugan.
Depkes RI. 2011. Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementrian
Kesehatan RI.
Milo S, Yudi & Kallo V. (2015). Hubugan Kebiasan Merokok Di Dalam Rumah
Dengan Kejadian Ispa Pada Anak Umur 1-5 Tahun Di Puskesmas Sario Kota
Manado. Jurnal Keperawatan Vol. 3,No.
Nisa,2017. Faktor Sanitasi Fisik Rumah Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Ispa
Pada Balita Di Desa Kalianget Timur
Nurdiyanto, Indra (2019) Hubungan Personal Hygiene Dan Penggunaan Apd
Dengan Keluhan Ispa Pada Pekerja Tambang Batu Pasir Di Daerah Morbatoh
Kecamatan Banyuates Sampang.
Riskesdas. 2013. Presentase atau Angka Kejadian dan Kematian ISPA.Depkes RI.
Jakarta.
Salsila DA. 2012. Hubungan kondisi rumah dengan frekuensi kejadian infeksi
saluran pernapasan atas (ISPA) di RT 01 dan RT 08 kelurahan olak kemang tahun
2012 [skripsi]. Jambi: Universitas Jambi.
Sang Ketut Juniartha1),H.M. Choirul Hadi2), & Nengah Notes3, 2012. Hubungan
Antara Luas Dan Posisi Ventilasi Rumah Dengan Kejadian Ispa Penghuni Rumah Di
Wilayah Puskesmas Bangli Utara Tahun 2012
Trisnawati Yuli dan Juwarni. 2012. Hubungan Perilaku Merokok Orang Tua Dengan
Kejadian Ispa Pada Balita Di Wilayah Kerja PuskesmasRembang Kabupaten
Purbalingga 2012. UNSOED. Purwokerto. http://kesmas.unsoed.ac.id.pdf. Diakses
April 2018
Yanny Karundeng, Lorrien G . & Runtu, Tirsa Mokoginta, 2019. Pengetahuan Dan
Perilaku Merokok Anggota Keluarga Dalam Hubungannya Dengan Kejadian Ispa
Inform consent
Demikian peryataan yang saya buat dengan sukarela dan tanpa ada unsur
paksaan dari siapapun.
Kediri
Reponden
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Informan yang saya hormati, saya yang bertanda tangan dibawah ini
Peneliti
Tanda tangan saya menunjukkan bahwa saya telah dibei informasi dan
memutuskan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini :
Tanggal/bulan/tahun :……………………………..
Lampiran 2 Instrumen Penelitian
Nomor Responden :
Tanggal Survei :
A.Identitas Responden
1.Inisial :
2.Alamat :
3.Umur:
4.Jenis Kelamin: L/P
6.Pendidikan:
o Tidak Sekolah
o Tamat SMA
o Tamat SD
o Perguruan Tinggi
o Tamat SMP
7.Pekerjaan:
o PNS/BUMN
o Wiraswasta
o Pegawai Swasta
o Lain-lain (sebutkan)
A.Kebiasaan merokok
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda merokok ?
2. Apakah ada anggota keluarga yang merokok ?
JIKA YA,,
3. Apakah ada anggota keluarga yang merokok di dalam
rumah ?
4. Apakah anggota keluarga yang merokok di dalam rumah
setiap hari ?
5. Ketika anggota keluarga merokok di dalam rumah,
apakah jendela terbuka ?
B . Kondisi rumah ( Lembar Observasi )
C. Personal hygiene
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda setiap hari menyapu lantai rumah ?
2. Apakah anda setiap hari mengepel lantai rumah ?
3. Apakah anda membuka dan membersihkan ventilasi dan
jendela setiap hari ?
4. Apakah ruangan rumah anda berdebu ?
5. Apakah anda membersihkan debu rumah setiap sehari ?
6. Apakah anda menutup mulut saat batuk dan bersin dengan
tissue atau lengan baju ?
7. Apakah anda meludah di sembarang tempat ?
8. Apakah anda menutup mulut saat batuk menggunakan telapak
tangan ?
9. Apakah anda menutup mulut saat bersin menggunakan telapak
tangan ?
10. Apakah anda membuang tissue yang telah digunakan ke
sembarang tempat ?
11. Apakah anda memcuci tangan dengan air mengalir ?
12. Apakah anda menggunakan sabun saat cuci tangan ?
13. Apakah anda menerapkan langkah cuci tangan ?
14. Apakah anda mengeringkan tangan dengan handuk atau tissue
setelah cuci tangan ?
15. Apakah anda menggunakan tissue atau handuk untuk menutup
kran ?
Lampiran 3. Dokumentasi Penelitian
Lampiran 4 . Summary Executive
CURRICULUM VITAE
Kewarganegaraan : WNI
Keturunan :-
Agama : Islam
Hobi : Badminton
Pendidikan Formal
Pengalaman Organisasi
N Organisasi Periode
o
1. KIR (karya ilmiah remaja) SMAN 1 Rejoso 2013 – 2015
2. HMPS IKM IIK STRADA INDONESIA 2017-2019