Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan atau janinnya mempunyai outcome
yang buruk apabila dilakukan tata laksana secara umum seperti yang dilakukan pada
kasus normal. Penyabab kehamilan resiko tinggi antara lain adalah karena
kurangnya pengetahuan ibu tentang kesehatan produksi, rendahnya status sosial
ekonomi dan pendidikan yang rendah. Penyebab langsung kematian ibu sebesar 90%
terjadi pada saat persalian dan segera setelah persalian. Penyebab langsung kematian
ibu adalah perdarahan (28%), eklamsia (24%) dan infeksi (11%). Sedangkan
penyebab kematian tidak langsung adalah Kurang Energi Kronik (KEK) pada
kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%).
Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Angka Kematian
Ibu (AKI) Merupakan suatu indikator untuk melihat derajat kesehatan wanita.
Berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007
menyebutkan bahwa AKI Indonesia sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup.
Resiko tinggi kehamilan meliputi: Hb kurang dari 8 g/dl, tekanan darah tinggi
(systole >140mmHg dan diastole >90mmHg), Edema, Preeklamsi/eklamsi,
perdarahan per vagina, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan lebih
dari 32 minggu, letak sungsang pada primigrafida, infeksi berat atau sepsis,
persalinan prematur, kehamilan ganda, penyakit kronis pada ibu (jantung, paru,
ginjal), riwayat obstetri buruk, riwayat seksio sesaria, komplikasi kehamilan, terlalu
muda usia ibu untuk melahirkan (usia < 20 tahun), terlalu tua usia ibu saat
melahirkan (usia > 35 tahun), terlalu banyak jumlah anak (anak > 4 orang), dan
terlalu rapat jarak antar setiap kelahiran (jarak < 2 tahun).
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah agenda global dalam
Pembangunan Berkelanjutan dengan pelaksanaan dari tahun 2016 hingga tahun 2030
yang merupakan pembaharuan Millenium Development Goals (MDGs) atau agenda
Pembangunan Milenium yang telah resmi berahir pada tahun 2015. Salah satu tujuan
SDGs adalah terciptanya suatu kondisi kehamilan dan persalinan yang aman, serta
ibu dan bayi yang dilahirkan dapat hidup dengan sehat, yang dilakukan dengan
pencapaian target dalam mengurangi rasio kematian ibu secara global hingga kurang
dari 70 per 100.000 kelahiran (WHO, 2017).

1
Penyebab tersebut sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan kehamilan
(antenatal care) yang memadai . Antenatal Care (ANC) sebagai salah satu upaya
penapisan awal dari faktor resiko kehamilan. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) antenatal care selama kehamilan untuk mendeteksi dini terjadinya resiko
tinggi terhadap kehamilan dan persalinan juga dapat menurunkan angka kematian
ibu dan memantau keadaan janin.

23 12
5 42
4
Perdarahan
HDK
Infeksi
Ggn Sistem peredaran darah
Ggn Metabolik
Lain-lain
32
Peny. Penyerta

Kasus kematian ibu sebagian besar penyebabnya adalah perdarahan sebanyak 42%.

Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Aceh Tahun 2017 – 2021 Angka
Kematian Ibu (AKI) di provinsi Aceh tahun 2017-2021 mengalami fluktuasi, namun
pada tahun 2021 mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari tahun

2
sebelumnya yaitu 223 per 100,000 kelahiran hidup. Adapun jumlah kematian ibu
tertinggi tahun 2021 ada di kabupaten Aceh Utara sebanyak 28 orang. Kabupaten
Bireuen angka kematian ibu pada tahun 2020 yaitu 12 dan pada tahun 2021
sebanyak 11. Sedangkan untuk kematian ibu yang tercatat UPTD. Puskesmas
Kutablang Bireuen pada tahun 2021 yaitu 2 orang dan pada tahun 2022 sebanyak 1
orang.
Permasalahan kematian ibu memiliki penyebab yang komplek sehingga upaya
penurunannya memerlukan kolaborasi berbagai sektor seperti profesional di bidang
kesehatan, pemerintah, dan masyarakat. Oleh karena itu salah satunya yang perlu
dilakukan dari dini adalah mendidik masyarakat untuk lebih mengetahui edukasi
tentang resiko tinggi dalam kehamilan.
Penulis tertarik melakukan pendekatan kepada ibu hamil dengan memberikan
edukasi, pemeriksaan rutin (Ante Natal Care), serta konseling kepada setiap ibu
hamil di wilayah kerja UPTD. Puskeasmas Kutablang Kabupaten Bireuen. maka di
buatlah inovasi di bidang KIA yaitu Pantau Jejak Ibu Hamil Resiko Tinggi (PAJAK
BU RESTI)

1.2 Latar Belakang


Dalam rangka mengatasi berbagai permasalahan pelayanan kesehatan
diperlukan suatu upaya evaluasi, perbaikan, dan peningkatan terhadap mutu
pelayanan kesehatan yang salah satunya dilakukan melalui pengukuran indikator
mutu. Dengan diterbitkannya Permenkes No 30 Tahun 2022 tentang Indikator
Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan Tempat Praktik Mandiri Dokter dan dokter
gigi, Klinik, Pusat Kesehatan Masyarakat, Rumah Sakit, Laboratorium Kesehatan
dan Unit tranfusi Darah maka menjadi acuan pelaksanaan pengukuran Indikator
Nasional Mutu (INM) bagi pengelola mutu di fasilitas Pelayanan Kesehatan.
menjadi penyebab keadaan tersebut diantaranya
Permasalahan timbul jika di suatu wilayah pelayanan kesehatan ibu hamil
tidak berjalan optimal, banyak faktor yang mempengaruhi terjdinya hal itu salah
satunya kurang pengetahuan ibu hamil tentang kondisinya, jarak, dan lain
sebagainya. Akibatnya bisa terjadinya angka mortalitas dan morbiditas pada ibu
hamil dengan resiko tinggi. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu rancangan kegiatan
yang inovatif guna memberikan pelayanan yang merata dan komprehensif bagi ibu
hamil di wilayah kerja Puskesmas Kutablang. Kematian ibu disebabkan komplikasi
obstetrik, yang sering tidak diketahui saat kehamilan.

3
Kebanyakan komplikasi itu terjadi pada saat atau sekitar persalinan. Banyak
ibu yang tidak dikategorikan beresiko ternyata mengalami komplikasi. Upaya
pencegahan diperlukan untuk mengurangi angka kematian ibu. Deteksi awal pada
kehamilan dapat dijadikan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan
pengetahuan ibu tentang kehamilannya. Banyak faktor yang minimnya pengetahuan
tentang kehamilan resiko tinggi. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
tingginya angka kematian ibu adalah kurangnya pengetahuan ibu tentang
kehamilannya. Dari isu-isu tersebut, maka di buatlah inovasi di bidang KIA yaitu
Pantau Jejak Ibu Hamil Resiko Tinggi (PAJAK BU RESTI) Di Puseksmas
Kutablang Kabupaten Bireuen.

4
Tata Hubungan Kerja Lintas Program

KIA

GIZI KB
PAJAK
BU
RESTI

PKPR MTBS

1.3 Rumusan Masalah


1. Terdapat kematian ibu hamil pada tahun 2021 sebanyak 2 kasus dan kematian
ibu hamil pada tahun 2022 sebanyak 1 kasus
2. Kurangnya pemahaman ibu hamil tentang pemeriksaan rutin ante natal care
(ANC) dan tanda bahaya kehamilan
3. Langkah-langkah atau inovasi program yang dilakukan oleh UPTD.
Puskesmas Kutablang pantau jejak ibu hamil resiko tinggi (PAJAK BU
RESTI) yang mengantisipasi dan menurunkan angka kematian ibu hamil

1.4 Tujuan Penulisan


1.4.1 .Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan menurunkan angka kemataian
ibu dan anak.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat dan sasaran upaya dalam bidang
kesehatan
2. Meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat dan sasaran upaya dalam
menghadapi masalah kesehatan dan kegawatdaruratan yang terjadi
3. Pelayanan ANC terpadu dan komprehensif merata.

5
4. Meningkatkan kemandirian masyarakat dan sasaran upaya dalam bidang
kesehatan terutama kesehatan Ibu dan Anak
5. Meningkatkan cakupan deteksi resiko dan komplikasi kebidanan.

1.5 Manfaat Penulisan


Terdapat manfaat dalam penulisan karya ilmiah ini yaitu secara teoritis dan
praktis. Secara teoritis karya ilmiah ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang kesehatan. Adapun secara praktis penulisan karya ilmiah
ini bermanfaat bagi:
1. Bagi Penulis
Penulisan makalah ini dapat dijadikan sebagai referensi bagi
penulisan lanjutan dalam bidang penulisan karya ilmiah.
2. Bagi lembaga pemerintah
Penulisan karya ilmiah ini bermanfaat bagi lembaga pemerintah
khususnya bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk dapat mengaplikasikan
cara-cara atau terobosan terbaru dalam menurunkan angka kematian ibu
hamil resiko tinggi
3. Bagi masyarakat
a. Dapat meningkatkan kesadaran, pengetahuan, pemahaman, kesiapan
serta informasi para ibu hamil tentang pemeriksan rutin kehamilan
dan bahaya dalam kehamilan
b. Dapat mendeteksi dini mungkin tanda bahaya dalam kehamilan
4. Bagi UPTD. Puskesmas Kutablang
Mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan
pusat pelayanan kesehatan strata pertama dalam menurunkan angka
kematian ibu

6
BAB II

2.1 Gambaran Posisi Geografis UPT. Dinas Kesehatan Puskesmas


Kutablang
2.1.1 Keadaan Geografis
UPT. Dinas Kesehatan Puskesmas Kuta Blang beralamat di Jalan
Banda Aceh - Medan Km. 350. Desa Meuse, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten
Bireuen, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kecamatan Kuta Blang merupakan
salah satu dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bireuen yang terdiri 41
Gampong atau Desa, dengan luas wilayah 41,39 Km2, dengan garis Lintang
5,20994, Garis Bujur 96,81485, Jarak 0 km, Bearing 106,8° dengan jumlah
penduduk 22035 terdiri dari laki-laki 10.798 dan perempuan 11.237 dengan jumlah
KK 6220, Pus 3747, Wus 4821. Topografi Kecamatan Kuta Blang terdiri dari
sebagian besar wilayah dataran rendah dan daerah perbukitan di bagian selatan.

Gambar 1.1 UPT. Dinas Kesehatan Puskesmas Kuta Blang


Adapun batas wilayah kerja UPTD. Puskesmas Kuta Blang adalah sebagai
berikut :
 Sebelah Utara dengan Lautan Kecamatan Jangka
 Sebelah Selatan dengan Kecamatan Siblah Krueng (Leung Daneun)
 Sebelah Timur dengan Kecamatan Gandapura
 Sebelah Barat dengan Kecamatan Peusangan

7
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kecamatan Kuta Blang

Tugas dan Fungsi dari UPT. Dinas Kesehatan Puskesmas Kutablang


Kabupaten Bireuen, antara lain :
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu di wilayah
kerjanya.

2.1.2 Keadaan Demografi


Berdasarkan data kependudukan Kecamatan Kutablang tahun 2022, jumlah
penduduk tahun 2022 sebanyak 22.035 jiwa, jumlah penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Kutablang terperinci sebagai berikut :
- Laki-laki : 10.798 jiwa
- Perempuan : 11.237 jiwa
- Jumlah KK Keseluruhan : 6.220 KK
- Jumlah PUS : 3.747 jiwa
- Jumlah WUS : 4.821 jiwa
- Jumlah Balita : 1.948 jiwa
- Jumlah Bayi : 485 jiwa
- Jumlah Bumil : 551 jiwa
- Jumlah lansia : 15.480 jiwa

8
2.2 Sumber Daya
2.2.1 Sarana Prasarana
NO NAMA SARANA DAN PRASARANA JUMLAH
1. Mobil Ambulance 2 Unit
2. Sepeda Motor 5 Unit
3. Komputer 14 Unit
4. Laptop 12 Unit
5. Rumah Dinas 8 Unit
6. Pustu 4 Unit
7 Poskesdes/Polindes 18 Unit

2.2.2 Data Personil (SDM)


NO TENAGA KESEHATAN JUMLAH
1 Kepala UPTD Puskesmas 1
2 Kepala Bagian Sub Tata Usaha 1
3 Dokter / Dokter Layanan Primer 4
4 Dokter Gigi 1
5 Perawat Gigi 1
6 Perawat 55
7 Bidan 92
8 Tenaga promosi kesehatan dan ilmu prilaku 2
9 Tenaga sanitasi lingkungan 2
10 Nutrisionis 2
11 Tenaga apoteker dan/atau tenaga kefarmasian 2
12 Aisten Apoteker 3
13 Ahli Teknologi Laboratorium Medik 1
14 Tenaga Sistem Informasi Kesehatan 0
15 Tenaga Administrasi Keuangan 5
16 Tenaga Kebersihan 2
17 Pekarya 0
18 Tenaga Ketatausahaan 0
TOTAL 178

9
2.3 Visi, Misi dan Nilai Dasar
2.3.1 Visi
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan yang Bermutu dan Islami

2.3.2 Misi
1. Meningkatkan sarana dan prasarana
2. Meningkatkan kedisplinan dan kualitas SDM petugas sesuai dengan tugas
dan tanggung jawab dalam memberikan pelayanan.
3. Menciptakan suasana pelayanan kesehatan yang nyaman, bersih dan indah.
4. Memberikan pelayanan dengan sopan, santun dan ramah.
5. Keterbukaan informasi dengan semua pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan.
6. Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dengan pelayanan
kesehatan.
7. Meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat dalam bnetuk Preventif,
Promotif, Kuratif dan Rehabilitatif.

2.3.3 Nilai Dasar


K : Kompetensi
U : Unggul
T : Tanggung Jawab
A : Amanah
B : Bersih
L : Loyalitas
A : Asri
N : Nyaman
G : Giat

2.4 Situasi Permasalahan Ibu Hamil dengan Resiko Tinggi di UPT. Dinas
Kesehatan Puskesmas Kuta Blang
Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi
keadaan ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi. Kehamilan resiko
tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi menjadi
sakit atau meninggal sebelum kelahiran berlangsung. Karakteristik ibu hamil

10
diketahui bahwa faktor penting penyebab resiko tinggi pada kehamilan terjadi
pada kelompok usia 35 tahun dikatakan usia tidak aman karena saat
bereproduksi pada usia 35 tahun dimana kondisi organ reproduksi wanita sudah
mengalami penurunan kemampuan untuk bereproduksi, tinggi badan kurang dari
145 cm, berat badan kurang dari 45 kg, jarak anak terakhir dengan kehamilan
sekarang kurang dari 2 tahun, jumlah anak lebih dari 4. Faktor penyebab resiko
kehamilan apabila tidak segera ditangani pada ibu dapat mengancam
keselamatan bahkan dapat terjadi hal yang paling buruk yaitu kematian ibu dan
bayi.

2.4.1 Angka Kematian Ibu

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya perempuan yang meninggal


dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan, bunuh diri atau kasus insidentil)
selama kehamilan, melahirkan, dan dalam masa nifas (42 hari setelah
melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran
hidup.
Pada tahun 2021 ditemukan kematian ibu hamil 2 jiwa dan di tahun 2022
sebanyak 1 jiwa, di wilayah kerja Puskesmas Kutablang.

Kematian ibu hamil


Kematian ibu hamil

2021 2022

11
Salah satu agenda utama SDGs adalah menurunkan angka kematian ibu dan
kematian Balita. Pemeriksaan antenatal yang berkualitas dan teratur selama
kehamilan akan menentukan status kesehatan ibu hamil dan bayi yang dilahirkan.
Hingga saat ini, Target kematian Ibu dan anak dilakukan melalui intervensi spesifik
yang dilakukan saat dan sebelum kelahiran. Kementerian Kesehatan RI
menetapkan pemeriksaan ibu hamil atau antenatal care (ANC) dilakukan minimal
sebanyak 6 kali selama 9 bulan sebagai bentuk komitmen untuk penyediaan
layanan esensial bagi Ibu hamil. Untuk mendukung aktivitas ini, Kemenkes tengah
dalam proses menyediakan USG di Seluruh Provinsi di Indonesia. Sebelumnya
pemeriksaan USG hanya dapat dilakukan di RS atau Klinik, saat ini ibu hamil
sudah dapat melakukan pemeriksaan di Puskesmas. Mentri Kesehatan Budi G.
Sadikin mengatakan dalam 6 kali pemeriksaan ibu hamil tersebut, dua kali di
antaranya harus diperiksa oleh dokter dan di USG.

Upaya efektif untuk mencegah terjadinya mortalitas pada ibu hamil resiko
tinggi adalah dengan meningkatkan pemeriksaan ANC dan USG pada ibu hamil
dan ibu hamil resiko tinggi di wilayah kerja Puskesmas Kutablang.

Jumlah Bumil dan Jumlah Bumil Resti UPT.


Dinas Kesehatan Puskesmas Kutablang
Jumlah Bumil Jumlah Bumil Resti

538 543 551

108 110 113

2020 2021 2022

Berdasarkan dari data diatas setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah

ibu hamil dan dan ibu hamil resiko tinggi.

12
2.5 Karya Inovasiku “Pantau Jejak Ibu Hamil Resiko Tinggi (PAJAK BU

RESTI)

Pantau jejak ibu hamil resiko tinggi sangatlah diperlukan karena

merupakan salah satu upaya untu mencegah dan menekan Angka Kematian Ibu,

yaitu salah satunya dengan melakukan pemeriksaan ANC dan USG pada ibu

hamil dan ibu hamil resiko tinggi.

Dimana penyebab angka kematian ibu hamil atau ibu hamil resti

dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain dari kondisi kesehatan ibu hamil,

pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi, jarak, dan sebagainya.

Inovasi ini diawali dengan penulis menyampaikan ide kepada Kepala

Puskesmas dan dirapatkan bersama tim lintas program terkait yaitu KIA, KB,

Gizi, PKPR, dan MTBS sehingga munculnya kesepakatan dan persetujuan untuk

dilaksanakan “Pantau Jejak Ibu Hamil Resiko Tinggi (PAJAK BU RESTI)”

Penulis berharap dengan adanya inovasi ini bisa membantu menekan

angka kematian ibu (AKI), dan meningkatkan ibu hamil tentang bahaya

kehamilan resiko tinggi.

Dari kegiatan inovasi ini terintegrasi dengan beberapa program yang ada di

puskesmas kutablang, antara lain. Program KIA diantaranya melakukan

pemeriksaan rutin kehamilan (Antenatal care), pemeriksaan USG, melakukan

penyuluhan didalam kelas ibu hamil, penggunaan buku pink atau buku KIA saat

melakukan pemeriksaan rutin, melakukan home visite terhadap ibu hamil resiko

tinggi, pemberian suplemen zat besi dan kalsium pada ibu hamil. Program gizi

seperti pemberian makanan tambahan pada pasien ibu hamil kurang energi

kronis (KEK). Program KB seperti konseling pada ibu hamil.

13
2.5.1 Rencana Program Inovasi “PAJAK BU RESTI”
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 21 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa
Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Pelayanan Kontrasepsi, dan
Pelayanan Kesehatan Seksual. Dalam Permenkes tersebut mengatur mengenai
pelayanan kesehatan masa hamil dilakukan paling sedikit 6 kali selama masa
kehamilan meliputi, 1 kali pemeriksaan pada trimester pertama, 2 kali pada
trimester kedua, dan 3 kali pada trimester ketiga. Dengan pmeriksaan dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan kewenangan dan paling
sedikit 2 kali oleh dokter atau dokter spesialis kebidanan dan kandungan pada
trimester pertama dan ketiga.
Saat ini di Puskesmas Kutablang tersedia alat USG, dan sejak awal tahun
2021 rutin melakukan pemeriksaan USG setiap seminggu sekali. Pemeriksaan ini
USG dilakukan disamping pemeriksaan ANC. Hal ini bertujuan untuk deteksi dini
dalam kehamilan resiko tinggi yang dapat menyebabkan mortalitas.

Ibu hamil yang melakukan USG


ibu hamil yang melakukan USG

2023 Jan - April 64

2022 Jan - Des 92

2021 Jan - Des 53

2.5.2 Kendala dan Hambatan pada inovasi “PAJAK BU RESTI”


1. Minimnya kesadaran para ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan ANC

2. Tidak disiplin dan tidak tepat waktu untuk hadir pada pemeriksaan ANC

dikarenakan jarak tempuh yang jauh.

1.5 Alur Pelayanan dan Pemeriksaan Ibu Hamil di Puskesmas Kutablang

Ibu Hamil Pendaftaran

14
KIA

Anamesa dan
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan
Penunjang

Hasil Sehat Hasil tidak Sehat

Rujuk ke
Pemeriksaan rutin
RS/Pelayanan
ANC
lanjutan

BABIII
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

15
1. Selalu mengedepankan fungsi dokter sebagai ujung tombak pelayanan
kesehatan baik promotif, preventif, kuratif di Puskesmas Kutablang
2. Capaian pelayanan yang dilaksanakan pada masyarakat Kecamatan Kutablang
terutama pada ibu hamil, diantaranya :
 Menurunnya angka kematian Ibu (AKI)
 Meningkatnya minat para ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan USG
di Puskesmas dan pemeriksaan rutin kehamilan (ante natal care)
 Mendeteksi secara dini ibu hamil resiko tinggi
3. Meningkatnya pengetahuan serta pemahaman para ibu hamil akan pentingnya
kesehatan saat masa kehamilan dan pasca melahirkan demi terwujudnya
masyarakat yang sehat.

3.2 Saran
1. Perlu adanya dukungan dari masyarakat dan lintas program yang lebih serius
lagi dan terintegrasi dengan program yang berkaitan di Puskesmas Kutablang
sehingga “Pantau Jejak Ibu Hamil Resiko Tinggi” dapat terus berlanjut
secara kontinue.
2. Meningkatkan sarana dan prasarana dalam menghadapi kasus ibu hamil resiko
tinggi dengan tujuan penatalaksaan yang lebih cepat dan tepat

BAB IV
PENUTUP

16
Sejauh yang penulis survey dan skrining saat menjalankan tugas seorang dokter di
Puskesmas Kutablang Kabupaten Bireuen, aktifitas pelayanan ibu hamil diterima oleh
masyarakat. diantaranya menurunnya angka kematian ibu, meningkatnya ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan rutin, dan dapat mendeteksi secara dini kehamilan dengan resiko
tinggi. Kematian ibu menurun dikarenakan sudah memanfatkan secara maksimal fasilitas
yang ada di puskesmas terutama pemeriksaan pasien hamil dengan USG, pertolongan
persalinan di fasilitas kesehatan dan kujungan K1 sampai K4 yang telah tercapai.
Dengan adanya inovasi yang sedang berjalan ini mendapat respon yang luar biasa
baik dengan masyarakat dan lintas program. Terbukti adanya hubungan koordinasi antara
tim “PAJAK BU RESTI” untuk menangani kasus-kasus ibu hamil resiko tinggi yang ada
di masyarakat.
Selanjutnya dengan aktifnya inovasi ini, sangat berpengaruh besar dengan pelayanan
di UPT. Dinas Kesehatan Kabupaten Bireuen itu sendiri dalam memantau dan mengevaluasi
ibu hamil resiko tinggi sehingga dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang adekuat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Damayanti P. Persepsi Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi di atas

17
usia 35 tahun. Persepsi Ibu Hamil Tentang Kehamilan Resiko Tinggi Di Desa
Begawat Kec Bumijawa Kabupaten Tegal Tahun 2016. 2015;
2. Susiana S. Angka Kematian Ibu : Faktor Penyebab Dan Upaya
Penanganannya. 2019;
3. Manuaba, IAC, IBagus dan IG. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan
KB. Jakarta: EGC; 2010.
4. Puskesmas Kutablang. Profil Kesehatan Puskesmas Kutablang;
5. Khadijah S, . A. Upaya Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan Ditentukan
oleh Pengetahuan Dan Dukungan Tenaga Kesehatan. J Sehat Mandiri.
2018;13.
6. Maryunani A. Buku Praktis Kehamilan Dan Persalinan Patologis (Resiko
Tinggi Dan Komplikasi) Dalam Kebidanan. Jakarta Trans Info Media. 2016;

18

Anda mungkin juga menyukai