Anda di halaman 1dari 42

SMD PUSKESMAS SEKIP TAHUN 2022 |1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Survei Mawas Diri (SMD) yaitu Survey Berbasis Masyarakat

merupakan kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian

masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat

dibawah bimbingan petugas kesehatan di desa (Depkes RI.2007).

Tujuan Survey Mawas Diri (SMD) adalah masyarakat lebih

mengenal kesehatan yang ada di kelurahan dan menimbulkan minat

atau kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan

pentingnya permasalahan tersebut untuk diatasi.

Puskesmas sebagai penanggung jawab peyelenggaraan upaya

kesehatan terdepan kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya

berfungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan bagi masyarakat tetapi

juga sebagai pusat komunikasi masyarakat. Dalam pelaksanaannya

Puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan juga

memperhatikan kebutuhan masyarakat.

Puskesmas Sekip perlu untuk melaksanakan kegiatan SMD dan

MMD diwilayah kerjanya dalam rangka mewujudkan visi

pembangunan nasional kita (Indonesia Yang MAndiri, Maju, Adil, dan

Makmur) dengan saling kerjasama antara beberapa komponen,

mulai dari masyarakat sampai dengan penentu kebijakan. Salah satu

upaya yang bias dilakukan Puskesmas Sekip pelaksanaan Survey

Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah MAsyarakat Desa (MMD),

1
SMD PUSKESMAS SEKIP TAHUN 2022 |2

dimana masyarakat mampu mengenali/mendeteksi hingga mengatasi

maslah kesehatan di wilayah masing-masing.

Survey Mawas Dirii (SMD) dan Musyawarah MAsyarakat Desa

(MMD) yang diselenggarakan oleh Puskesmas Sekip bersama

pemerintah setempat, tokoh masayarakat, kader kesehatan adalah

salah satu cara yang baik dalam menjawab persoalan tersebut

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penyusunan laporan hasil kegiatan SMD untuk

memberikan bahan acuan/masukan dan pertimbangan dalam

penyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Upaya Kesehatan

Kesehatan (UKM) Puskesmas Sekip 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan Program Upaya

Kesehatan Masyarakat (UKM) melalui hasil kegiatan SMD tahun

2021.

b. Dapat tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Upaya

Kesehatan Masyarakat (UKM) Puskesmas Sekip Tahun 2023

dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

2
SMD PUSKESMAS SEKIP TAHUN 2022 |3

BAB II

PELAKSANAAN

A. MEKANISME PELAKSANAAN SURVEY MAWAS DIRI

a. Tahap Persiapan
Adapun persiapan selama dilakukan survei mawas diri yaitu

petugas menyiapkan kuisoner yang telah ada sebanyak 600 responden, dan

mengatur jadwal akan dilaksanakan survei mawas diri.

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan survei mawas diri di Puskesmas Sekip Kota Palembang

dilaksanakan dari tanggal Oktober s.d 28 Desember 2021 dengan jumlah

kuisoner 600 lembar dan dikembalikan 600 lembar dengan data responden.

Adapun Tabel Prosedur Survey Mawas Diri (SMD).

No Kegiatan Waktu Keterangan


1 Persiapan Kegiatan SMD Juli 2021 - Menentukan waktu dan
lokasi sasaran
- Menentukan sasaran atau
sampel
- Membuat Kuisoner yang
akan dibagikan
2 Bimtek SMD September 2021 Memberikan pengarahan
kepada petugas survey
3 Pelaksanaan SMD Oktober – Dilaksanakan oleh petugas
Desember 2021 beserta kader kesehatan
4 Rekap hasil SMD Desember 2021 Dilakukan oleh petugas
promosi kesehatan

c. SK Tim Survey

Adapun orang-orang yang terlibat dalam pembuatan SMD yaitu

1. Lisa Lidia Novri, SKM

2. Lia Wulandari, AMd, Gz

3
SMD PUSKESMAS SEKIP TAHUN 2022 |4

3. Nurlatifah, SKM

4. Dwi Astuti, S.St, M Kes

5. Oloria Sagala, Am. Keb

6. Indrawati, SKM

7. Dra. Faizah

8. Nanda Dwi Khusnaini, AmKG

B. Analisis Wilayah

Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa

Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan tingkat dasar yang

dapat mencerminkan kemampuan masyarakat dalam mencapai hidup

sehat yang optimal. Sedangkan dalam pelaksanaannya, Puskesmas

merupakan unit pelaksana Teknis pelayanan Dinas kesehatan yang

mandiri dan bertanggungjawab terhadap kesehatan masyarakat di

wilayah kerjanya.

Puskesmas Sekip meliputi 3 kelurahan sebagai wilayah kerja,

yaitu:

1. Kelurahan Pahlawan

2. Kelurahan Sekip Jaya

3. Kelurahan Dua-Puluh Ilir Dua

Puskemas Sekip merupakan salah satu puskesmas Induk di

wilayah Kecamatan Kemuning dengan 3 Puskesmas Pembantu di setiap

kelurahan, yaitu:

1. Pustu Kebon Semai

2. Pustu IAIN

3. Pustu Cambai Agung

4
SMD PUSKESMAS SEKIP TAHUN 2022 |5

Disamping itu untuk memperluas jangkauan pelayanan kesehatan,

Puskesmas Sekip dilengkapi dengan 1 Puskesmas Keliling dan 28

Posyandu Balita dan 7 Posyandu Lansia.

Puskesmas Sekip Palembang terletak di wilayah Kelurahan Dua-

Puluh Ilir Dua Kecamatan Kemuning Kota Palembang dengan luas

wilayah 557 Ha. Letaknya sangat strategis di tepi jalan raya sehingga

mudah dijangkau oleh masyarakat umum baik dengan kendaraan umum

maupun pribadi.

Geografi wilayah kerja Puskesmas Sekip sebagian besar terdiri

dari daerah daratan dan sebagian kecil di pinggir sungai dan rawa, Batas

wilayah kerja meliputi :

 Sebelah utara dengan Jl. R. Sukamto

 Sebelah selatan dengan Jl Mayor Ruslan

 Sebelah barat dengan Sungai Bendung 9 Ilir

 Sebelah timur dengan Jl. Jendral Sudirman

5
SMD PUSKESMAS SEKIP TAHUN 2022 |6

BAB III

HASIL SURVEY MAWAS DIRI

A. HASIL SAMPEL DARI KUISONER SURVEY MAWAS DIRI (SMD)

KELURAHAN 20 ILIR D2

1. DATA IBU HAMIL, BAYI, DAN BALITA

Ibu Hamil, Bayi (0-12 bulan)


dan Balita (1-5 tahun)
140
125
120

100

80

60

40 31

20 13

0
Ibu Hamil Bayi Balita

Dari sasaran 200 responden, terdapat ibu hamil sebanyak 13

orang (6,5%), yang memiliki bayi berumur 0-12 bulan sebanyak 31

orang (15,5%), dan balita yang berusia 1-5 tahun sebanyak 125 orang

(62,5%)

2. Kepesertaan BPJS

Kepesertaan BPJS Kesehatan di Kelurahan 20 Ilir D2


180
167
160

140

120
Ya
100
Tidak
80

60

40 33

20

0
Kepesertaan BPJS Kesehatan

6
SMD PUSKESMAS SEKIP TAHUN 2022 |7

Dari sasaran 200 responden, terdapat 167 KK (83,5%) yang

memiliki BPJS Kesehatan, sedangkan yang tidak memiliki BPJS

Kesehatan ataupun jaminan kesehatan sebanyak 33 KK (16,5%).

Masyarakat mengatakan tidak memiliki biaya untuk membayar premi

BPJS Kesehatan setiap bulannya, sedangkan mereka tidak

mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah. Mereka sudah

berusaha untuk menanyakan hal tersebut dengan pemerintah

setempat, tetapi tidak memiliki jawaban.

3. Akses pelayanan kesehatan masyarakat ke fasilitas kesehatan

Akses Pelayanan Kesehatan


di Kelurahan 20 Ilir D2
108
106
106
104
102
1-5 KM
100
> 5 KM
98
96
94
94
92
90
88
Akses Pelayanan Kesehatan

Dari sasaran 200 responden, terdapat 106 responden (53%)

yang memiliki jarak tempuh 1-5 KM dari rumah mereka ke fasilitas,

sedangkan jarak >5 KM sebanyak 94 responden (47%). Hal tersebut

dikarenakan masyarakat lebih memilih datang ke Puskesmas dengan

jarak yang dekat, sehingga mereka bisa berjalan kaki ke fasilitas

kesehatan.

7
SMD PUSKESMAS SEKIP TAHUN 2022 |8

4. Kesehatan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak pada bayi 0-12)

Kesehatan Ibu dan Anak pada Bayi


30 28
27
25
25 5. Covid 19 22
20
6. YA
15 TIDAK

10 9
6
5 4
3

0
BBLR ASI Eksklusif Posyandu Buku KIA

Dari 31 bayi, terdapat 6 bayi (19,3%) yang lahir dengan berat

badan lahir rendah <2500 gram (BBLR). Terdapat 22 bayi (70,9%)

yang mendapatkan ASI ekslusif. Namun masih terdapat orang tua

yang tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka karena

bekerja dan ASI mereka tidak keluar sehingga membuat mereka

memberikan tambahan asupan berupa susu formula. Yang membawa

bayi mereka ke posyandu saat usia 0-12 bulan sebanyak 27 orang tua

(87%). Responden mengatakan bahwa mereka tidak membawa

anaknya ke posyandu dengan alasan lupa pada tanggal posyandu,

jam anak tidur, malas, dan ada beberapa orang tua yang membawa

anaknya ke bidan atau ke rumah sakit terdekat. Terdapat 28 orang tua

(90,3%) yang mempunyai buku KIA atau KMS.

8
SMD PUSKESMAS SEKIP TAHUN 2022 |9

5. Kesehatan KIA (Kesehatan Ibu Hamil)

Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu Hamil


14
12
12 11
10
10

8 Ya
Tidak
6

4 3
2
2 1

0
Stiker P4K Mendapatkan TTD Mengikuti kelas Ibu hamil

Dari 13 orang ibu hamil di wilayah kelurahan 20 Ilir D2, terdapat

1 orang ibu hamil 7,6% yang mendapatkan stiker P4K, sedangkan

yang lainnya tidak memiliki stiker P4K karena pemegang progam tidak

terdata akan adanya ibu hamil di wilayah kelurahan 20 Ilir D2.

Hampir seluruh ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah

sebanyak 11 orang (84,6%)yang diberikan petugas kesehatan. Hanya

3 orang (23%) ibu hamil yang sudah mengikuti kelas ibu hamil,

selebihnya mereka tidak mengikuti kelas ibu hamil dikarenakan

kurangnya informasi yang didapat oleh ibu hamil dan ada beberapa

ibu hamil yang sedang bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk

bisa mengikuti kelas ibu hamil.

9
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 10

6. Bayi Balita yang mendapatkan Imunisasi dan Vitamin A

Bayi Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap di Kelurahan 20 Ilir


D2
35
31
30 29

25
Ya
20 Tidak

15

10

5
2
0
0
Imunisasi Lengkap Vitamin A

Seluruh bayi sudah mendapatkan imunisasi lengkap, ada yang

mendapatkan imunisasi di bidan, puskesmas, dan dokter. Dari 31 bayi,

sebanyak 29 bayi (93%) mendapatkan vitamin A, sedangkan yang

tidak mendapatkan vitamin A sebanyak 2 bayi (7%). Orang tua

mengatakan mereka lupa untuk memberikan vitamin A sesuai bulan

yang ditentukan.

7. Kesehatan Balita

Kesehatan Balita di Kelurahan 20 Ilir D2


140
125
118
120 113

100

80 YA
TIDAK
B.60HASIL SAMPEL DARI KUISOSURVEMAWADI(SMKELURAHAPIREJ

1. 40Akses Pelayanan dan Jaminan Kesehatan


20 12
7
0
0
Kunjungan Posyandu Balita dengan status gizi Buku KIA/KMS
kurang/BGM/buruk

10
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 11

Dari 125 balita, terdapat118 balita (94,4%) yang dibawa ke

posyandu,sedangkan yang tidak membawa balita ke posyandu

sebanyak 7 balita

(5,6%). Masih ada orang tua yang tidak membawa balita

keposyandu dengan alasan mereka lupa jadwal posyandu, malas, dan

jam posyandu merupakan jam tidur anak, dan ada beberapa ibu

berfikir posyandu hanya untuk menimbang anaknya saja.

Untuk gizi balita kurang (BGM) tidak ditemukan di wilayah

kelurahan 20 Ilir D2. Balita yang datang ke posyandu dengan

membawa buku KIA atau KMS sebanyak 113 balita (90,4%), dan yang

datang ke posyandu tetapi membawa buku KIA atau KMS sebanyak

12 balita (9,6%). Orang tua balita mengatakan sering lupa untuk

membawa buku KIA atau KMS, dan ada yang mengatakan bahwa

buku KIA atau KMS mereka hilang.

8. Pasangan Usia Subur

Pasangan Usia Subur (15 - 45 tahun)


di Kelurahan 20 Ilir D2
140
125
120

100
Ya
80 75 Tidak

60

40

20

0
Pasangan Usia Subur

11
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 12

Dari 200 responden yang mengisi kuisoner, terdapat 125

Pasangan Usia Subur (15-45 Tahun) (62,5%), sedangkan usia yang

lebih dari 45 tahun sebanyak 75 orang (37,5%).

Alat Kontrasepsi yang Digunakan di Kelurahan 20 Ilir D2


40
37
35

30
Pil KB
25 Implan
IUD
20
KB Suntik
16
15

10 9

5 3

Kesehatan Ibu dan Anak, KB, Gizi dan Imunisasi

Dari 125 pasangan subur, yang menggunakan alat kontrasepsi

sebanyak 66 orang (52,8%) yang terdiri dari KB suntik sebanyak 37

PUS (29,6%), IUD sebanyak 9 PUS (7,2%), Implan sebanyak 3 PUS

(2,4%), sedangkan PIL KB sebanyak 16 PUS (12,8%).

Terdapat 59 orang yang tidak menggunakan KB dengan alasan

takut untuk memakai KB karena efeknya bisa membuat gemuk, dan

ada beberapa Pasangan Usia Subur beralasan ingin melakukan

program hamil.

9. Gizi Seimbang

Gizi Seimbang di Kelurahan 20 Ilir D2


250

200

150
195
12
Ya
Tidak

100
50

5
0 S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 13
Gizi Seimbang

Dari 200 responden masih terdapat 5 keluarga yang menilai

keluarga yang tidak kadarzi, karena kurangnya konsumsi menu

makanan seimbang seperti daging dan makan-makanan laut.

10. Kesehatan Lingkungan

Rumah Sehat
140 132

120

100
Rumah Tidak Sehat
80
68 Rumah Sehat

60

40

20

Indikator rumah sehat mengacu pada Keputusan Menteri

Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman. Dari

200 responden di Kelurahan 20 Ilir D2, terdapat 132 KK (66%) yang

tidak memenuhi persyaratan rumah sehat. Hal tersebut dikarenakan

banyak responden memilki komponen rumah yang belum memenuhi

persyaratan seperti memiliki ventilasi rumah dengan luasnya < 10%

luas lantai, tidak memiliki langit-langit rumah, dan tidak memiliki sarana

13
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 14

pembuangan asap dapur. Sarana pembuangan sampah yang dimiliki

juga tidak kedap air dan tidak tertutup.

Sarana Air Bersih


250

200 196

150
Sumur Gali
PDAM
100

50

4
0
Sarana Air Bersih

Terdapat 4 responden (2%) yang masih menggunakan air

sumur gali dari 200 responden, walaupun airnya tidak keruh, tidak

berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.

180
167
160

140

120

100
Ada, tapi tidak memenuhi
80 syarat
Ada dan memenuhi syarat
60

40 33

20

0
Kepemilikan Jamban

14
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 15

Dari 200 responden, terdapat 33 KK (16,5%) memiliki jamban

yang tidak memenuhi syarat seperti letak lubang penampung berjarak

kurang dari 10-15 meter dari sumber air minum, penerangan

pencahayaan kurang, serta penutup resapan jamban tidak kedap air.

200
178
180

160

140

120

100 Ya
Tidak
80

60

40
22
20

0
Keberadaan Jentik

Dari 200 responden, terdapat 22 KK (11%) yang masih

menyimpan air didalam bak mandi, dan bak penampungan air. Tetapi

mereka tidak menerapkan PSN (Pemberantas Sarang Nyamuk).

11. PHBS

INDIKATOR PHBS YANG BELUM TERPENUHI


Tidak

194

89

16
5
AKTIFITAS FISIK MEROKOK ALKOHOL PSN
15
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 16

Dari 16 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ada

beberapa indikator yang memiliki masalah atau belum terpenuhi terdiri

dari :

 Aktifitas Fisik

Dari 200 responden masih terdapat responden yang tidak

melakukan aktifitas fisik sebanyak 16 KK (8%). Mereka menjawab

jarang sekali untuk olahraga paling tidak selama 15 menit dalam satu

hari, dikarenakan mereka bekerja sehingga tidak memiliki waktu luang

untuk melakukannya.

 Merokok

Dari 200 responden,terdapat 89 KK (44,5%) yang merokok.

Responden mengatakan rata-rata kepala keluarga merupakan perokok

aktif. Sedangkan yang tidak merokok sebanyak 111KK (55,5%).

 Alkohol

Dari yang didata, masih terdapat KK yang menyimpan, membeli

ataupun mengkonsumsi alcohol sebanyak 5KK (2,5%).

 PSN (Pemberantas Saran Nyamuk)

Mayoritas responden tidak melakukan pemberantasan sarang

nyamuk (PSN) di lingkungan tempat tinggal mereka minimal seminggu

sekali yaitu sebanyak 194 KK (97%).

16
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 17

12. Penyakit Menular

Penyakit Menular
18 17
16
14
12
10
8
6
4 3
2 2
2
0
Batuk, pilek Diare DBD Gatal-gatal

Dari 200 responden, penyakit menular yang terbanyak ditemui

dalam 3 bulan terakhir ini di Kelurahan 20 Ilir D2 berupa batuk, pilek

sebanyak 17 KK (8,5%), diare sebanyak 1 KK (1%), DBD sebanyak 3

KK (1,5%), dan gatal gatal sebanyak 2 KK (1%).

KELURAHAN PAHLAWAN

1. DATA IBU HAMIL, BAYI, DAN BALITA

Ibu Hamil, Bayi (0-12 bulan) dan Balita (1-5 tahun)


90
79
80

70

60

50

40

30
19
20

10 6

0
Ibu Hamil Bayi Balita

17
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 18

Dari sasaran 200 responden, terdapat ibu hamil sebanyak 6

orang (3%), KK yang memiliki bayi berumur 0-12 bulan sebanyak 19

orang (9,5%), dan balita yang berusia 1-5 tahun sebanyak 79 orang

(39,,5%).

2. Kepesertaan BPJS
200
184
180

160

140

120

100 Ya
Tidak
80

60

40

20 16

0
Kepesertaan BPJS Kesehatan

Dari sasaran 200 responden, yang memiliki BPJS Kesehatan

sebanyak 184 KK (92%), sedangkan yang tidak memiliki BPJS

Kesehatan ataupun Jaminan Kesehatan sebanyak 16 KK (8%). Hal

tersebut dikarenakan masyarakat tidak memiliki biaya untuk

membayar premi BPJS setiap bulannya, minimnya informasi yang

didapatkan masyarakat tentang BPJS Kesehatan dari pemerintah

setempat. Mereka sudah berusaha untuk menanyakan hal tersebut

dengan pemerintah setempat, tetapi tidak mendapatkan solusi.

Beberapa masyarakat mengatakan bahwa mereka mendapatkan

BPJS dari pemerintah, namun mereka tidak menggunakannya

dikarenakan mereka tidak sedang sakit. Sehingga saat digunakan

berobat BPJS tersebut sudah tidak aktif atau tidak dapat digunakan

lagi.

18
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 19

3. Akses pelayanan kesehatan masyarakat ke fasilitas kesehatan

Distribusi Frekuensi Akses Pelayanan Kesehatan di Kelurahan


Pahlawan
180
160 156

140
120 Kurang dari 1 km
100 1-5 km
80
60
44
40
20
0
Akses Pelayanan Kesehatan

Dari 200 responden, sebanyak 44 responden (22%) yang

memiliki jarak 1-5 KM dari rumah mereka ke fasilitas kesehatan

sebanyak, dibandingkan responden yang memiliki jarak < 1

KMsebanyak 156 responden (78%). Masyarakat mengatakan rumah

mereka dekat sekali dengan Puskesmas Sekip sehingga bisa dengan

berjalan kaki untuk pergi ke Puskesmas.

4. Kesehatan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak pada bayi 0-12)

Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu dan Anak pada Bayi (0-12


bulan) di Kelurahan Pahlawan
20
18 18
18 17
16
14
Ya
12
10 Tidak
10 9
8
6

19
4
2
2 1 1
0
BBLR ASI Eksklusif Posyandu Buku KIA
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 20

Dari 19 bayi, terdapat 2 bayi (10,5%) yang lahir dengan berat

badan lahir rendah <2500 gram (BBLR), sebanyak 10 bayi (52,6%)

tidak mendapatkan ASI Eksklusif. Hal tersebut dikarenakan ibu yang

bekerja, dan ASI mereka tidak keluar sehingga membuat mereka

memberikan tambahan susu formula. Yang membawa bayi mereka ke

posyandu saat usia 0-12 bulan sebanyak 18 orang tua (94,7%).

Responden mengatakan bahwa mereka tidak membawa anaknya ke

posyandu dengan alasan lupa pada tanggal posyandu, jam anak tidur,

malas, dan ada beberapa orang tua yang membawa anaknya ke bidan

atau ke rumah sakit terdekat. Terdapat 18 KK(94,7%) yang memiliki

buku KIA atau KMS.

5. Kesehatan KIA (Kesehatan Ibu Hamil)

Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu Hamil di


Kelurahan Pahlawan
7
6
6
5 5
5
Ya
4 Tidak

2
1 1
1
0
0
Stiker P4K Mendapatkan TTD Mengikuti kelas Ibu hamil

Dari 6 orang ibu hamil di wilayah kelurahan Pahlawanterdapat 1

orang ibu hamil (16,6%) yang mendapatkan stiker P4K, sedangkan

yang lain nya tidak memiliki stiker P4K karena kurangnya pendataan

Ibu hamil di wilayah kelurahan Pahlawan oleh pemegang program.

20
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 21

Seluruh ibu hamil mendapatkan tablet tambah darah dan sudah

mengkonsumsi tablet tambah darah yang diberikan oleh petugas

kesehatan. Hanya 1 orang (16,6%) ibu hamil yang pernahmengikuti

kelas ibu hamil selebihnya mereka tidak mengikuti kelas ibu hamil

dikarenakan kurangnya informasi yang didapat oleh ibu hamil dan ada

beberapa ibu hamil yang sedang bekerja sehingga tidak memiliki

waktu lebih untuk mengikuti kelas ibu hamil.

6. Bayi Balita yang mendapatkan Imunisasi dan Vitamin A

Bayi yang Mendapatkan Imunisasi Dasar Lengkap di Kelurahan


Pahlawan
20
18 18
18
16
14
Ya
12
Tidak
10
8
6
4
2 1 1
0
Imunisasi Lengkap Vitamin A

Dari 19 bayi, sebanyak 19 bayi (94,7%) sudah mendapatkan

imunisasi lengkap yang didapatkan di bidan, puskesmas, atau dokter.

Sedangkan yang mendapatkan vitamin A sebanyak 18 bayi (94,7%),

Namun terdapat 5,2% bayi yang belum mendapatkan vitamin A

dikarenakan orang tua mereka lupa untuk memberikan vitamin A

sesuai bulan yang ditentukan.

21
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 22

7. Kesehatan Balita

Distribusi Frekuensi Kesehatan Balita di Kelurahan Pahlawan


90
80 77

70
60
60
50 47 Ya
Tidak
40
32
30
19
20
10
2
0
Kunjungan Posyandu Balita dengan status gizi Buku KIA
kurang/BGM/buruk

Ibu yang membawa balitanya ke posyandu sebanyak 60 balita

(75,9%), sedangkan yang tidak membawa balita ke posyandu nya

sebanyak 19 balita (24,1%). Masih ada orang tua yang tidak

membawa balita keposyandu dengan alasan mereka lupa jadwal

posyandu, malas, dan jam posyandu merupakan jam tidur anak, dan

ada beberapa ibu berfikir posyandu hanya untuk menimbang anaknya

saja.

Untuk gizi balita kurang (BGM) ditemukan sebanyak 2 balita

(2,5%) yang mengalami berat badan kurang. Sebanyak 32 KK (40,6%)

tidak membawa buku KIA atau KMS ketika datang ke posyandu.

Orang tua balita mengatakan sering lupa untuk membawa buku KIA

atau dan ada yang mengatakan bahwa buku KIA atau KMS mereka

sudah hilang.

22
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 23

8. Pasangan Usia Subur

101.5

101
101

100.5

100
Ya
99.5 Tidak

99
99

98.5

98
Pasangan Usia Subur

Dari 200 responden yang mengisi kuisoner,99 KK (49,5%)

memiliki Pasangan Usia Subur (15-45 Tahun) sedangkan usia yang

lebih dari 45 tahun sebanyak 101 orang (50,5%).

30

25 24

21
20
Kondom
Pil KB
15 Implan
12 IUD
11
KB Suntik
10

5 4

23
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 24

Dari 99 pasangan subur, yang menggunakan alat kontrasepsi

sebanyak 72 orang (72,7%) yang terdiri dari KB suntik sebanyak 21

PUS (29,1%), IUD sebanyak 12 PUS (16,6%), Implan sebanyak 4

PUS (5,5%), sedangkan PIL KB sebanyak 24 PUS (33,3%),

sedangkan yang menggunakan kondom sebanyak 11 PUS (15,2%).

Terdapat 27 orang yang tidak menggunakan KB dengan alasan

takut untuk memakai KB karena efeknya bisa membuat gemuk, dan

ada beberapa Pasangan Usia Subur beralasan ingin melakukan

program hamil lagi.

9. Gizi Seimbang

Gizi Seimbang di Kelurahan Pahlawan


250

200 192

150 Ya
Tidak

100

50

8
0
Gizi Seimbang

Dari 200 responden, masih terdapat 8 keluarga yang bukan

merupakan keluarga kadarzi, karena kurangnya konsumsi makanan

menu seimbang seperti daging dan makan-makanan laut.

10. Kesehatan Lingkungan

106

104
104

102

100
Rumah Tidak Sehat
98 Rumah Sehat

96
96
24
22
94

92
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 25

Dari 200 responden di Kelurahan Pahlawan, terdapat 104 KK

(52%) yang tidak memenuhi persyaratan rumah sehat. Hal tersebut

dikarenakan banyak responden memilki komponen rumah yang belum

memenuhi persyaratan seperti memiliki ventilasi rumah dengan

luasnya < 10% luas lantai, tidak memiliki langit-langit rumah dan

sarana pembuangan sampah yang dimiliki juga tidak kedap air dan

tidak tertutup. Sebanyak 33% responden memiliki perilaku tidak

pernah dan jarang membuka jendela rumah serta memiliki ventilasi

yang belum memenuhi syarat sehingga sirkulasi udara yang dimiliki

cukup buruk.

Jenis Sarana Air Bersih (SAB)


200 190
180
160
140
120 Sumur Gali
100 PDAM

80
60
40
20 10
0
Jenis Sarana Air Bersih

Terdapat 10 responden (5%)yang masih menggunakan air

sumur gali dari 200 responden. Walaupun sumur gali air nya tidak

keruh, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.

Kepemilikan Jamban di Rumah


200
184
180
160
140
120 Ada, tapi tidak memenuhi
25
syarat
100 Ada dan memenuhi syarat
80
40
20 16

0 SM D P U SJamban
K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 26
Kepemilikan

Dari 200 responden, terdapat 16 KK (8%) memiliki jamban di

rumah yang tidak memenuhi syarat seperti letak lubang penampung

berjarak kurang dari 10-15 meter dari sumber air minum, pencahayaan

kurang, dan penutup resapan jamban tidak kedap air.

Keberadaan Jentik
180
163
160
140
120
Ya
100
Tidak
80
60
40 37

20
0
Keberadaan Jentik

Dari 200 responden, terdapat 37 KK (18,5%) yang memiliki

keberadaan jentik didalam bak mandi dan bak penampungan air.

Tetapi mereka tidak menerapkan PSN (Pemberantas Sarang

Nyamuk).

11. PHBS

INDIKATOR PHBS YANG BELUM TERPENUHI


Tidak
113
99
26
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 27
AKTIFITAS FISIK MEROKOK PSN

Dari 16 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ada

beberapa indikator yang masih belum terpenuhi :

 Aktifitas Fisik

Dari 200 responden masih terdapat responden yang tidak

melakukan aktifitas fisik sebanyak 43 KK (21,5%). Mereka

mengatakan bahwa jarang sekali untuk olahraga 15 menit sehari,

dikarenakan mereka bekerja sehingga tidak ada waktunya.

 Merokok

Dari 200 responden,113 KK(56,5%) mereka merokok.

Responden mengatakan rata-rata kepala keluarga yang merokok akif.

Sedangkan yang tidak merokok sebanyak87 KK(43,5%).

 PSN (Pemberantas Saran Nyamuk)

Masih ditemukan keberadaan jentik didalam bak mandi dan bak

penampungan air lainnya, namun sebanyak 99 KK (49,5%) tidak

pernah menerapkan PSN.

12. Penyakit Menular

Distribusi Frekuensi Penyakit Menular di Kelurahan Pahlawan


25

20
20

15

10

5
3
27
1 1
0
Batuk, pilek Gatal-gatal Pneumonia (pada Asma
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 28

Dari data responden penyakit menular yang terbanyak ditemui dalam

tiga bulan terakhir berupa batuk, pilek sebanyak 20 KK (10%),

pneumonia sebanyak 1 KK (1%), Asma sebanyak 1 KK (1%), dan

gatal gatal sebanyak 3 KK (1,5%).

KELURAHAN SEKIP JAYA

1. DATA IBU HAMIL, BAYI, DAN BALITA

Distribusi Ibu Hamil, Bayi (0-12 bulan) dan Balita (1-5 tahun) di
Kelurahan Sekip Jaya
120

99
100

80

60

40
22
20
10

0
Ibu Hamil Bayi Balita

Dari sasaran 200 responden, terdapat ibu hamil sebanyak 10

orang (5%), yang memiliki bayi berumur 0-12 bulan sebanyak 22

orang (11%), dan balita yang berusia 1-5 tahun sebanyak 99 orang

(49,5%).

2. Kepesertaan BPJS

Distribusi Frekuensi Kepesertaan BPJS Kesehatan di Kelurahan


Sekip Jaya
180
164
160
140
120 Ya
Tidak

28
100
80
60
40 36

20
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 29

Dari sasaran 200 responden, terdapat 164 KK (82%) yang

memiliki BPJS Kesehatan, sedangkan yang tidak memiliki BPJS

Kesehatan ataupun jaminan kesehatan sebanyak 36 KK (18%).

Masyarakat mengatakan tidak memiliki biaya untuk membayar premi

BPJS Kesehatan setiap bulannya, sedangkan mereka tidak

mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah. Mereka sudah

berusaha untuk menanyakan hal tersebut dengan pemerintah

setempat, tetapi tidak memiliki jawaban. Beberapa masyarakat juga

mengatakan bahwa mereka memiliki bpjs dari pemerintah tapi tidak

menggunakannya karena sehat, dan ketika akan digunakan berobat

sudah tidak aktif lagi.

3. Akses pelayanan kesehatan masyarakat ke fasilitas kesehatan

Distribusi Frekuensi Akses Pelayanan Kesehatan di Kelurahan


Sekip Jaya
160 150
140

120

100 ≤ 5 km
> 5 km
80

60 50
40

20

0
Akses Pelayanan Kesehatan

Dari sasaran 200 responden, terdapat 150 responden (75%)

yang memiliki jarak tempuh 1-5 KM dari rumah mereka ke fasilitas,

29
26
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 30

sedangkan jarak >5 KM sebanyak 50 responden (25%). Hal tersebut

dikarenakan masyarakat lebih memilih datang ke Puskesmas dengan

jarak yang dekat, sehingga mereka bisa akses dengan cepat ke

fasilitas kesehatan dengan berjalan kaki maupun kendaraan pribadi.

30
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 31

4. Kesehatan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak pada bayi 0-12)

Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu dan Anak pada Bayi (0-12


bulan) di Kelurahan Sekip Jaya
25

20 20 20 20
20

Ya
15
Tidak

10

5
2 2 2 2

0
BBLR ASI Eksklusif Posyandu Buku KIA

Dari 22 bayi, terdapat 2 bayi (9,09%) yang lahir dengan berat

badan lahir rendah <2500 gram (BBLR). Terdapat 20 bayi (90,9%)

yang mendapatkan ASI ekslusif. Namun masih terdapat orang tua

yang tidak memberikan ASI ekslusif kepada bayi mereka karena

bekerja dan ASI mereka tidak keluar sehingga membuat mereka

memberikan tambahan asupan berupa susu formula. Yang membawa

bayi mereka ke posyandu saat usia 0-12 bulan sebanyak 20 orang tua

(90,9%). Responden mengatakan bahwa mereka tidak membawa

anaknya ke posyandu dengan alasan lupa pada jadwal posyandu,

sibuk bekerja, tidak ada waktu, malas, dan ada beberapa orang tua

yang membawa anaknya ke bidan atau ke rumah sakit terdekat.

Terdapat 20 orang tua (90,9%) yang mempunyai buku KIA atau KMS.

31
29
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 32

5. Kesehatan KIA (Kesehatan Ibu Hamil)

Distribusi Frekuensi Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu Hamil di


Kelurahan Pipa Reja
12
10
10
9 9

8 7 Ya
Tidak
6

4
3

2 1 1
0
0
Stiker P4K Mendapatkan TTD Mengikuti kelas Ibu Buku KIA
hamil

Dari 10 orang ibu hamil di wilayah kelurahan Sekip Jaya, semua

ibu hamil tidak memiliki stiker P4K karena pemegang progam tidak

terdata akan adanya ibu hamil di wilayah kelurahan Sekip Jaya.

Ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah sebanyak 7

orang (70%) yang diberikan petugas kesehatan. Hanya ada 1 orang

(10%) ibu hamil yang sudah mengikuti kelas ibu hamil, selebihnya

mereka tidak mengikuti kelas ibu hamil dikarenakan kurangnya

informasi yang didapat oleh ibu hamil dan ada beberapa ibu hamil

yang sedang bekerja sehingga tidak memiliki waktu untuk bisa

mengikuti kelas ibu hamil.

6. Bayi Balita yang mendapatkan Imunisasi dan Vitamin A

Distribusi Frekuensi Bayi yang Mendapatkan Imunisasi Dasar


Lengkap di Kelurahan Sekip Jaya
25

20
20 19

Ya
15
Tidak

10

5
3
2

0
Imunisasi Lengkap Vitamin A

32
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 33

Bayi yang sudah mendapatkan imunisasi lengkap sebanyak 20

bayi (90,9%), ada yang mendapatkan imunisasi di bidan, puskesmas,

dan dokter. Dari 22 bayi, sebanyak 19 bayi (86,4%) mendapatkan

vitamin A, sedangkan yang tidak mendapatkan vitamin A sebanyak 3

bayi (13,6%). Orang tua mengatakan mereka lupa untuk memberikan

vitamin A sesuai bulan yang ditentukan.

7. Kesehatan Balita

Distribusi Frekuensi Kesehatan Balita di Kelurahan Sekip Jaya


100 93
90
90 83
80
70
60 Ya
50 Tidak
40
30
20 16
9
10 6
0
Kunjungan Posyandu Balita dengan status gizi Buku KIA
kurang/BGM/buruk

Dari 99 balita, terdapat90 balita (90,9%) yang dibawa ke

posyandu, sedangkan yang tidak membawa balita ke posyandu

sebanyak 9 balita(9,1%). Masih ada orang tua yang tidak membawa

balita keposyandu dengan alasan mereka lupa jadwal posyandu, sibuk

bekerja, tidak ada waktu, malas, dan jam posyandu merupakan jam

tidur anak, dan ada beberapa ibu berfikir posyandu hanya untuk

menimbang anaknya saja.

Untuk gizi balita kurang (BGM) ada sebanyak 6 balita (6,06%) di

wilayah kelurahan Sekip Jaya. Balita yang datang ke posyandu

dengan membawa buku KIA atau KMS sebanyak 83 balita (83,8%),

dan yang datang ke posyandu tetapi membawa buku KIA atau KMS

sebanyak 16 balita (16,2%). Orang tua balita mengatakan sering lupa

33
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 34

untuk membawa buku KIA atau KMS, beberapa ada yang tidak

memiliki buku KIA, dan ada juga beberapa yang mengatakan bahwa

buku KIA atau KMS mereka hilang.

8. Pasangan Usia Subur

Distribusi Frekuensi Pasangan Usia Subur (15 - 45 tahun) di


Kelurahan Sekip Jaya
160

140 135

120

100 Ya
Tidak
80
65
60

40

20

0
Pasangan Usia Subur

Dari 200 responden yang mengisi kuisoner, terdapat 135

Pasangan Usia Subur (15-45 Tahun) (67,5%), sedangkan usia yang

lebih dari 45 tahun sebanyak 65 orang (32,5%).

Distribusi Frekuensi Alat Kontrasepsi yang Digunakan di Kelurahan


Sekip Jaya
40
35
35 33
Kondom
30 Pil KB
Spiral
25
Implan
20 IUD
KB Suntik
15

10

5 4 4
1 1
0

34
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 35

Dari 135 pasangan subur, yang menggunakan alat kontrasepsi

sebanyak 78 orang (57,8%). Alat kontrasepsi yang paling banyak

digunakan yaitu KB suntik sebanyak 35 PUS (25,9%), dan yang

paling sedikit yaitu IUD dan kondom sebanyak masing-masing 1 PUS

(0,7%).

Terdapat 57 orang yang tidak menggunakan KB dengan alasan

takut untuk memakai KB karena efeknya bisa membuat gemuk, dan

ada beberapa Pasangan Usia Subur beralasan ingin dan sedang

melakukan program hamil.

9. Gizi Seimbang

Distribusi Frekuensi Gizi Seimbang di Kelurahan Sekip Jaya


250

200 192

150 Ya
Tidak

100

50

8
0
Gizi Seimbang

Dari 200 responden masih terdapat 8 keluarga yang menilai

keluarga yang tidak kadarzi, karena kurangnya konsumsi menu

makanan seimbang seperti daging dan makan-makanan laut.

35
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 36

10. Kesehatan Lingkungan

160

140

120

100

80

60

40

20

Rumah Sehat Rumah Tidak Sehat

Indikator rumah sehat mengacu pada Keputusan Menteri

Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang

persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan pemukiman. Dari

200 responden di Kelurahan Sekip Jaya, terdapat 51 KK (25,5%) yang

tidak memenuhi persyaratan rumah sehat. Hal tersebut dikarenakan

banyak responden memilki komponen rumah yang belum memenuhi

persyaratan seperti banyaknya yang memiliki sarana pembuangan air

limbah yang tidak sesuai syarat, ventilasi rumah dengan luasnya <

10% luas lantai, tidak memiliki langit-langit rumah, ada juga yang tidak

adanya sarana pembuangan air limbah,serta tidak memiliki sarana

pembuangan asap dapur. Sarana pembuangan sampah yang dimiliki

juga tidak kedap air dan tidak tertutup.

36
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 37

Jenis Sarana Air Bersih (SAB)


250

200 192

Sumur Gali
150
Sumur Pompa Tangan
PDAM
100

50

7 1
0
Jenis Sarana Air Bersih

Terdapat 7 responden (3,5%) yang masih menggunakan air

sumur gali dan 1 responden (0,5%) dari 200 responden, walaupun

airnya tidak keruh, tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.

Kepemilikan Jamban di Rumah


250

200 193

Tidak ada
150 Ada, tapi tidak memenuhi
syarat
Ada dan memenuhi syarat
100

50

0 7
0
Kepemilikan Jamban

Dari 200 responden, terdapat 7 KK (3,5%) memiliki jamban

yang tidak memenuhi syarat seperti letak lubang penampung berjarak

kurang dari 10-15 meter dari sumber air minum, jamban menimbulkan

bau, dan jamban tidak terjaga kebersihannya, jamban yang

37
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 38

memungkinakan vector penyakit, serta penutup resapan jamban tidak

kedap air.

Keberadaan Jentik
200 187
180
160
140
120 Ya
100 Tidak

80
60
40
20 13
0
Keberadaan Jentik

Dari 200 responden, terdapat 13 KK (6,5%) yang masih

ditemukan jentik dalam penampungan air nya seperti bak mandi. Hal

ini dapat meningkatnya penularan penyakit lewat nyamuk contohnya

penyakit demam berdarah.

11. PHBS

INDIKATOR PHBS YANG BELUM TERPENUHI


Tidak

126

82

62

AKTIFITAS FISIK MEROKOK PSN

38
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 39

Dari 16 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ada

beberapa indikator yang memiliki masalah atau belum terpenuhi terdiri

dari :

 Aktifitas Fisik

Dari 200 responden, masih terdapat responden yang tidak

melakukan aktifitas fisik sebanyak 62 KK (31%). Mereka menjawab

jarang sekali untuk olahraga paling tidak selama 15 menit dalam satu

hari, dikarenakan mereka bekerja sehingga tidak memiliki waktu luang

untuk melakukannya.

 Merokok

Dari 200 responden,terdapat 126 KK (63%) yang merokok.

Responden mengatakan rata-rata kepala keluarga merupakan perokok

aktif. Sedangkan yang tidak merokok sebanyak 74 KK (37%).

 PSN (Pemberantas Saran Nyamuk)

Masih banyak responden yang belum melakukan

pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan tempat tinggal

mereka minimal seminggu sekali yaitu sebanyak 82 KK (41%).

12. Penyakit Menular

Distribusi Frekuensi Penyakit Menular dalam 3 Bulan Terakhir di


Kelurahan Sekip Jaya
40 37
35
30
25
20
15 13
10
5 3 3 2
1 1 1
0
s

al
k

k
ia
e

a
D

fu
le

pa
ar

m
at
ar

DB

39
pi

Ti
Di

As
l-g
al

m
k,

am
M

Ca
ta
tu

Ga
m
Ba

De
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 40

Dari 200 responden, penyakit menular yang terbanyak ditemui

dalam 3 bulan terakhir ini di Kelurahan Sekip Jayaberupa batuk, pilek

sebanyak 37 KK (18,5%), diare sebanyak 13 KK (6,5%), DBD

sebanyak 1 KK (0,5%), Demam Tifus sebanyak 3 KK (1,5%) dan gatal

gatal sebanyak 3 KK (1,5%).

40
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 41

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) telah dilaksanakan sesuai dengan

SOP dan rencana baik waktu, tempat, tenaga survey dan penyusunan

laporan. Kegiatan ini sangat bermanfaat karena merupakan

pembelajaran oleh masyarakat untuk masyarakat. Sementara

Puskesmas hanya mendampingi.

Masyarakat dapat mengetahui masalah kesehatan diwilayah sehingga

bias menyusun program untuk mengatasinya dan menyambut program

pengentasan wilayah dari masalah kesehatan menjadi gerakan

masyarakat sehat, Puskesmas bisa memberi masukan program apa saja

untuk mengatasi masalah kesehatan sesuai dengan harapan dan

kebutuhan nasional masyarakat.

Salah satu pembelanjaran yang penting dalam kegiatan ini adalah

dapat membedakan antara keinginan, terhadap suatu pelayanan

kesehatan, dan kebutuhan pelayanan kesehatan karena adanya masalah

kesehatan di wilayahnya.

B. SARAN

1. Bagi Masyarakat

Berdasarkan hasil kegiatan SMD berkaitan dengan masalah

kesehatan dimasyarakat wilayah kerja Puskesmas Sekip, maka

surveyor menyarankan sebagaimana berikut :

Masalah kesehatan masyarakat berkaitan dengan rumah dan

KIA, Perilaku anggota keluarga, KB, Posyandu, Covid dan Imunisasi.

41
S M D P U S K E S M A S S E K I P T A H U N 2 0 2 2 | 42

2. Bagi Kelurahan

Sehubungan dengan adanya data hasil kegiatan SMD bahwa

pemerintah kelurahan, kurang berperan dalam pelaksanaan posyandu

diwilayah mereka.

3. Bagi Puskesmas

Puskesmas bertanggung jawab atas terselenggaranya

pembangunan kesehatan diwilayah kerjanya, baik dalam gedung

maupun luar gedung. Salah satu tanggung jawab Puskesmas dalam

pembangunan kesehatan adalah berhasil tidaknya pelayanan preventif

dan promotif. Meskipun dalam data sekunder bahwa pelayanan

preventif dan promotif sudah berjalan dengan baik namun dari data

SMD masih ditemukan. Bahwa pelayanan preventif dan promotif

ternyata masih kurang. Ini terlihat sebagaimana data hasil kegiatan

SMD bahwa masih banyak masalah kesehatan.

Dengan adanya data tersebut maka pembangunan kesehatan

masyarakat diwilayah kerja Puskesmas Sekip khususnya dibidang preventif

dan promotif masih harus di tingkatkan. Adapun persoalan diatas surveyor

menyarakan agar Puskesmas harus meningkatkan fungsi dan peranan dalam

peningkatan pelayanan preventif dan promotif, diantaranya Puskesmas harus

banyak koordinasi baik melalui lilntas sektoral maupun dilingkungan

Puskesmas sendiri.

42

Anda mungkin juga menyukai