Anda di halaman 1dari 99

LAPORAN

ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT DESA KARYAWANGI


KECAMATAN SALOPA

I. PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023, kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
Konsep pembangunan kesehatan di Indonesia dimulai dengan
pemikiran tentang paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara
pandang, pola piker atau model pembangunan kesehatan yang melihat
masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak
faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Secara umum
konsep paradigma sehat dapat menghasilkan dua poin penting, yaitu
mencegah lebih baik daripada mengobati, dan pentingnya pemberdayaan
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan hidup dalam lingkungan
yang sehat.
Berdasarkan konsep paradigma sehat dirumuskan visi Indonesia
sehat. Visi Indonesia sehat dapat terwujud jika semua komponen
masyarakat dapat berada dalam kondisi sehat.
Upaya kesehatan ialah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarkat dalam
bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit dan pemulihan kesehatan oleh Pemerintah dan atau masyarkat.
Pemberdayaan masyarkat ialah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarkat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesehatan. Dari batasan ini dapat diuraikan bahwa secara bertahap
tujuan pemberdayaan masyarkat di bidang kesehatan adalah agar
tumbuh kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan bagi
individu, kelompok atau masyarakat, serta timbul kemauan atau
kehendak sebagai bentuk lanjutan dari kesadaran dan pemahaman
terhadap kesehatan.
Upaya pemberdayaan masyarkat jika dilaksanakan secara optimal
dapat mendukung tercapai visi “Indonesia Sehat”. Cara agar tercapainya
desa sehata adalah mewujudkan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat, mencipatakan kewaspadaan dan partisipasi masyarakat
di bidang kesehatan, meningkatakan kemampuan masyrakat untuk
mengenal dan mengatasi permasalahan kesehatan, menciptakan
dukungan tokoh masyarakat dan perangkat desa dalam pembangunan
kesehatan masyarakat di Desa, mewujudkan pelayanan kesehatan dasar
yang dilaksanakan oleh masyarkat dan tenaga professional kesehatan.

II. LATAR BELAKANG


Survei Mawas Diri (SMD) adalah Survei Berbasis Masyarakat
merupakan kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah
Kesehatan oleh tokoh masyrakat dan kader setempat dibawah bimbingan
petugas Kesehatan atau perawat di desa (Depkes RI, 2007). Tujuan Survei
Mawas Diri (SMD) atau Survei Berbasis Masyarakat adalah masyarakat
lebih mengenal Kesehatan yang ada di desa/Desa dan menimbulkan
minat atau kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan
pentingnya permasalahan tersebut untuk diatasi. Setelah diadakan SMD
selanjutnya yaitu pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) yaitu, musyawarah yang dihadiri oleh perwakilan masyarakat,
untuk membahas masalah-masalah terutama yang erat kaitannya dengan
kemungkinan KLB, kegawatdaruratan dan bencana yang ada didesa atau
Desa , serta merencanakan penanggulangan topik yang membahas dari
hasil pelaksanaan SMD.
UPTD Puskesmas Salopa memandang perlu untuk melaksanakan
kegiatan SMD dan MMD diwilayah kerja dalam rangka mewujudkan visi
pembangunan nasional dengan saling bekerjasama antara beberapa
komponen, mulai dari masyarakat sampai penentu kebijakan. Salah satu
upaya yang bisa dilakukan oleh UPTD Puskesmas Salopa adalah
pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD), dimana masyarakat mampu menggali atau mendeteksi hingga
mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya masing-masing.
III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Diperolehnya hasil kegiatan SMD dan MMD Desa Karyawangi tahun
2023 sebagai bahan acuan atau masukan dan pertimbangan dalam
penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) UPTD Puskesmas Salopa tahun 2025.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan Program Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) melalui hasil kegiatan SMD dan
MMD tahun 2023.
2. Dapat tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) UPTD Puskesmas Salopa tahun 2023
dalam upaya mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

IV. KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Persiapan kegiatan Pertemuan sosialisasi pra SMD dan MMD
bersama lintas program dan lintas sektor.
2 Pelaksanaan Pengumpulan data sekunder
kegiatan SMD Pengumpulan data primer (SMD dan MMD)
3 Pengolahan Data Melakukan rekapitulasi dan analisis data.
4 Pelaporan hasil Hasil pengolahan data dilaporkan kepada
kegiatan SMD kepala puskesmas untuk mendapatkan
umpan balik dan dilakukan pertemuan
internal UKM sebagai tindak lanjut.
5 Persiapan MMD Tim pelaksana kegiatan mempersiapkan
kebutuhan baik sarana dan prasarana
untuk keberlangsungan pelaksanaan
MMD dan melakukan koordinasi dan
komunikasi baik lintas program atau lintas
sektor.
5 Pelaksanaan Pelaksanaan MMD dihadiri oleh Desa ,
kegiatan MMD Toma, Kader kesehatan, perwakilan
masyarkat, dan petugas puskesmas.
Kegiatan dilaksanakan menggunakan
metode PRA dan FGD dimana baik
pemegang kebijakan, lintas program dan
lintas sektor dapat berdiskusi bersama
dalam memecahkan masalah dan
membuat kesepakan bersama.
6 Pelaporan hasil Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
kegiatan SMD dan untuk tiap program UKM dari hasil analisis
MMD dan pertemuan MMD.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Persiapan Kegiatan
1. Membentuk Tim Pelaksana dan Uraian Tugas
Pembentukan Tim Pelaksana SMD dan MMD dibuat berdasarkan
keputusan oleh Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab UKM.
(Tim Pelaksana SMD dan MMD Beserta Uraian Tugas Terlampir)
2. Menentukan waktu dan lokasi
a. Waktu sebagaimana yang telah disepakati bahwa pelaksanaan
Survey Mawas Diri (SMD) yaitu tanggal April 2023-November
2023.
b. Lokasi sasaran diwilayah kerja UPTD Puskesmas Salopa Desa
Karyawangi.
3. Menentukan Data Populasi
Populasi yang digunakan pada pelaksanaan Survey Mawas Diri
(SMD) adalah jumlah KK yang ada diwilayah kerja UPTD
Puskesmas Salopa pada tahun 2023. Berdasarkan survey jumlah
KK di Desa Karyawangi yaitu sebanyak 1.731 KK yang terdiri dari
5 RW, 5 dusun dan 25 RT.
4. Menentukan data Sampel
Sampel yang didapat menggunakan rumus slovin dengan
persentase atau tingkat kesalahan 5% dari jumlah populasi.
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒)2
6865
𝑛=
1 + 6865 (0,05)2
6865
𝑛=
1 + 6865 (0,0025)2
𝑛 = 377,9 ~ 378
Jumlah sampel yang didapatkan dari jumlah populasi dan hasil
perhitungan adalah 42 KK.
5. Metode Pelaksanaan SMD
Metode kegiatan pelaksanaan SMD menggunakan metode
kuesioner yang di sebarkan kepada masyarakat.
6. Koordinasi dan Komunikasi Lintas Program/Lintas Sektor
Koordinasi dan komunikasi lintas program terus dilakukan dari
tahap persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi akhir. Begitu juga
koordinasi dan komunikasi lintas sektor dari sosialisasi pada
tingkat Desa dan kader kesehatan. Sebelum pelaksanaan SMD dan
MMD dilaksanakan terlebih dahulu pertemuan sosialisasi kepada
lintas program atau lintas sektor melalui surat undangan.
7. Membuat Tabulasi
Tabulasi dibuat dengan adanya masukan dari semua program UKM
sebagai dasar rancangan pembuatan kuesioner. Dasar rancangan
kuesioner dilatar belakangi dari permasalahan yang ditemukan,
capaian UKM dan Program PIS-PK.
8. Membuat Kuesioner
Setelah disepakati rancangan kuesioner, selanjutnya pembuatan
kuesioner dan pendistribusian berdasarkan jumlah sampel yang
telah disepakati yaitu 42KK dari 5 Dusun.
B. Pelaksanaan Kegiatan SMD
Pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD) dilaksanakan dari April –
November 2023 sesuai dengan jumlah sasaran yang sudah di
tentukan. Sebelum dilakukan pendistribusian kuesioner kepada
masyarkat, Tim Pelaksana SMD dan MMD memberdayakan kader
kesehatan dalam teknis pelaksanaan SMD di lapangan. Sebelum
pendistribusian kuesioner disebarkan kepada masyarakat, kader
kesehatan diberikan pengarahan terlebih dahulu oleh Tim Pelaksana.

C. Pengolahan Data
Setelah pelaksanaan SMD, selanjutnya dilakukan pengolahan data
oleh tim pengolah dan analisis data yang sudah disepakati dengan
melakukan kegiatan:
1. Rekapitulasi data hasil SMD secara keseluruhan.
2. Membuat Analisa data (identifikasi masalah, pemecahan masalah,
prioritas masalah, rumusan masalah, mencari akar masalah,
evaluasi masalah dan RTL).
D. Pelaporan Hasil Kegiatan SMD
Hasil dari pengolahan data SMD dilaporkan kepada kepala puskesmas
untuk mendapatkan umpan balik dan dilaksanakan pertemuan
internal UKM untuk ditindak lanjuti. Tim pelaksana mengumpulkan
hasil umpan balik dan tindak lanjut untuk dijadikan bahan materi
yang akan di sampaikan pada saat kegiatan Musatawarah Masyrakat
Desa (MMD).
E. Persiapan MMD
Setelah dilaksanakannya SMD, maka tim pelaksana kegiatan
mengadakan koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor
untuk membahas rencana pertemuan atau kegiatan Musyawarah
Masyrakat Desa (MMD). Adapun persiapan yang dilakukan yaitu:
1. Tim pelaksana kegiatan menginformasikan kepada Desa
Karyawangi bahwa akan diadakannya kegiatan MMD.
2. Menentukan waktu dan tempat lokasi pertemuan pada hari,
tanggal 10 November 2023 bertempat di Aula UPTD Puskesmas
Salopa.
3. Membuat surat undangan pelaksanaan MMD yang ditujukan
kepada Desa Karyawangi dan jajarannya.
4. Tim pelaksanana kegiatan membuat rundown acara. (Susunan
acara terlampir)
5. Koordinasi dan komunikasi aktif terus dalam persiapan pertemuan
MMD baik lintas program maupun lintas sektor.
6. Menyiapkan ATK, materi, bahan dokumentasi dan konsumsi.
F. Pelaksanaan MMD
Dalam pelaksanaan MMD peserta yang diundang terdiri dari tingkat
Desa , tokma, kader kesehatan, perwakilan masyarakat dan petugas
puskesmas. Adapun metode pertemuan MMD yang digunakan yaitu
Teknik PRA (Participatory Rural Apraisal) dan Fokus diskusi.
Participatory Rural Appraisal (PRA) atay Pemahaman Partisipasi
Kondisi Pedesaan (PRA) adalah pendekatan dan metode yang
memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis
masalah kehidupan dalam rangka merumuskan perencanaan dan
kebijakan secara nayat. Fokus diskusi adalah diskusi kelompok
terarah (Fokus Group Discussion) merupakan suatu proses
pengumpulan informasi mengenai suatu masalah terntentu yang
sangan spesifik. Adapun cara pelaksanaan pertemuan MMD adalah :
1. Pembukaan oleh MC
2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
3. Sambutan dari Kepala UPTD Puskesmas Salopa atau yang
mewakili.
4. Penyajian materi hasil SMD.
5. Sesi tanya jawab atau diskusi.
6. Perumusan dan penentuan prioritas masalah bersama peserta.
7. penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah.
8. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja.
9. Membuat kesepakatan bersama.
10. Penutupan acara.
G. Pelaporan Hasil SMD dan MMD
Terlaksananya kegiatan SMD dan MMD tim pelaksana kegiatan
menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang sudah disepakati
bersama. Dengan terlaksananya kegiatan SMD dan MMD diharapkan
seluruh pemegang program UKM:
1. Mengetahui kebutuhan dan harapan terhadap pelayanan program
UKM yang diinginkan masyarakat.
2. Dapat mengembangkan program sesuai dengan kebutuhan dan
harapan masyarakat.
3. Dapat menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
4. Hasil kegiatan SMD dan MMD dapat menjadikan bahan
pertimbangan untuk perencanaan kegiatan lintas program dan
sektor.
5. Hasil kegiatan SMD dan MMD dapat dimanfaatkan sebagai bahan
informasi dan dalam mendukung pelaksanaan progam di UPTD
Puskesmas Salopa.
VI. SASARAN
A. Sasaran Tersier : Desa Karyawangi
B. Sasaran Sekunder : Tokoh Masyarakat
C. Sasaran Primer : Masyarakat Desa Karyawangi
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan a Pelaksana Keterangan
1 Persiapan Kegiatan April 2023 Tim 1. Membuat Tim
Pra SMD dan MMD Pelaksana Pelaksana SMD
SMD dan dan MMD
MMD 2. Menentukan
waktu dan lokasi
3. Menentukan
data populasi
4. Menentukan
data sampel
5. Menentukan
metode SMD
6. Koordinasi dan
Komunikasi
7. Membuat
Tabulasi
8. Membuat
kuesioner
2 Pelaksana Kegiatan Mei-juli Tim Pendistribusian
SMD 2023 Pelaksana kuesioner kepada
SMD dan masyarakat
MMD dan
Kader
Kesehatan
Desa
Karyawangi
3 Pengolahan Data Juli dan Tim 1. Rekapitulasi data
Agustus Pelaksana 2. Analisis data
2023 SMD dan
MMD
4 Pelaporan Hasil SMD Minggu ke 4 Tim Laporan hasil di
Agustus Pelaksana laporkan kepada
2023 SMD dan Kepala Puskesmas
MMD dan Pertemuan
internal UKM
5 Persiapan MMD Minggu ke 2 Tim 1. Koordinasi dan
bulan Pelaksana komunikasi
September SMD dan 2. Menentukan
2023 MMD tempat dan
waktu
3. Menyiapkan
bahan
pelaksanaan
6 Pelaksanaan MMD September Tim 1. Pemaparan
2023 Pelaksana materi
SMD dan 2. Sesi diskusi
MMD 3. Perumusan dan
menentukan
prioritas
masalah
4. Menyusun RTL
7 Pelaporan Hsil SMD Minggu ke 2 Tim Menyusun hasil
dan MMD oktober Pelaksana SMD dan MMD
2023 SMD dan sebagai tindak
MMD lanjut yang
dituangkan
kedalam RUK.

VIII. IDENTIFIKASI ANALISIS SMD DAN MMD


A. Analisis Situasi
1. Profil Desa Karyawangi Kecamatan Salopa

Desa Karyawngi merupakan salah satu dari 9 Desa di Wilayah


Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya. Desa Karyawangi mempunyai
luas wilayah seluas ± 1.136.158 Hektar. Batas- Batas Desa:

➢ Sebelah Utara : Desa Setiawangi


➢ Sebelah Timur : Desa Melatisuka
➢ Sebelah Selatan : Desa Cinunjang
➢ Sebelah Barat : Desa Kaputihan
Secara umum kondisi wilayah Desa Karyawangi berupa bukit dan
pegunungan dengan ketinggian 600 m dari permukaan laut.
Gambar. Peta Wilayah Desa Karyawangi

2. Kondisi Demografis
Dalam demografi ini diuraikan tentang data-data dan analisis
kondisi kependudukan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Salopa Desa Karyawangi yang berkaitan dengan kebutuhan data
pembangunan kesehatan.

Tabel. Jumlah Penduduk dan Komposisi Penduduk di Wilayah


UPTD Puskesmas Salopa Tahun 2023 Desa Karyawangi

No Usia Jumlah Ket

1. 00-04 Tahun 795 Orang

2. 05-12 Tahun 549 Orang

3. 13-15 Tahun 409 Orang

4. 16-19 Tahun 428 Orang

5. 20-24 Tahun 423 Orang

6. 25-29 Tahun 365 Orang

7. 30-34 Tahun 362 Orang


8. 35-39 Tahun 353 Orang

9. 40-44 Tahun 336 Orang

10. 45-49 Tahun 315 Orang

11. 50-54 Tahun 251 Orang

12. 55-59 Tahun 178 Orang

13. 60-64 Tahun 154 Orang

14. 65-69 Tahun 144 Orang

15 70-74 Tahun 112 Orang

16 >75 Tahun 67 Orang

Jumlah 5241 Orang

Dari Tabel penduduk tergambar jelas penduduk Desa Karyawangi


didominasi oleh usia kerja dan usia sekolah. Di usi balita (<5thn)
ada sebanyak 15.2%, usia sekolah dengan rentang umur 5-19
tahun sebanyak 25.6%, juga usia kerja 20-59 tahun sebanyak
47.6% dan selebihnya usia diatas 60 tahun sebanyak 8.8%. Jika
dilihat berdasarkan jenis kelamin makan penduduk laki-laki lebih
banyak 51.4 % dibanding perempuan.

3. Tingkat Pendidikan
Tabel. Jumlah Penduduk Berdasarakan Tingkat Pendidikan yang
Ditamatkan di Wilayah UPTD Puskesmas Salopa Desa Karyawangi
Tahun 2023

No Pendidikan Jumlah Ket

1 Tidak Tamat SD 195 Orang

2 Belum Sekolah 1.214 Orang

3 SD/ Sederajat 1.825 Orang

4 SMP/ Sederajat 1.195 Orang

5 SMA/ Sederajat 726 Orang

6 Tamat Diploma I/II 9 Orang

7 Tamat Diploma II 14 Orang


8 Tamat Strata I 42 Orang

9 Tamat Strata II 2 Orang

10 Perguruan Tinggi 39 Orang

Jumlah penduduk Desa Karyawangi sebagaimana tergambar dalam


table menunjukan bahwa di tahun 2023 penduduk yang tamat SD
yaitu 34.8%, Tamat SMP sebanyak 22.48%.

4. Mata Pencaharian Penduduk


Tabel. Distribusi Produktivitas Penduduk Menurut Mata
Pencaharian di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Salopa Desa
Karyawangi Tahun 2023

No Mata Pencaharian Jumlah Ket

1. Pegawai Negeri Sipil / Militer 26 Orang

2. Karyawan Swasta 509 Orang

3. Buruh Harian Lepas 1.074 Orang

4. Wiraswasta 401 Orang

5. Pelajar/Mahasiswa 691 Orang

6. Belum/Tidak Bekerja 1.020 Orang

7. Petani/Pekebun 849 Orang

8. Peternak 50 Orang

9. Lainnya 622 Orang

Sumber mata pencaharian di Desa Karyawangi 20.5% sebagai


Buruh Harian Lepas, 16.1% sebagai petani,12.3% masih menjadi
pelajar, 9.7% Karyawan Swasta dan 20.1% bermata pencaharian
sebagai peternak, wiraswasta, dan TNI/POLRI.

B. Analisis Survey Mawas Diri (SMD)


1. Hasil Survey Mawas Diri (SMD)
Pengolahan Data didapatkan nilai dari semua Responden yaitu 42
KK, responden menjawab pertanyaan sebanyak 8 bagian. Nilai dari
jawaban dibagi jumlah Responden dikalikan 100 di dapatkan
Prosentase nilai jawaban dari semua bagian kuestioner.
Kuesioner Survey Mawas Diri (SMD) ini terdiri dari 8 bagian, yaitu:
a. Akses Pelayanan dan Pembiayaan Pelayanan
1) Bila Masyarakat sakit, Berobat ke Petugas Kesehatan sebanyak
100%
2) Jarak dari rumah responden sampai ke fasilitas kesehatan
(Puskesmas, Pustu, Polindes, Praktek Swasta) 26,19 %
berjarak kurang dari 1 km.
3) Jarak dari rumah Anda sampai ke fasilitas kesehatan
(Puskesmas, Pustu, Polindes, Praktek Swasta) 47,61 %
berjarak 1-5km
4) Jarak dari rumah Anda sampai ke fasilitas kesehatan
(Puskesmas, Pustu, Polindes, Praktek Swasta) 9,5% berjarak
>10 km
5) Sarana transportasi yang digunakan dengan jalan kaki
16,66%, Sarana transportasi yang digunakan dengan
kendaraan umum 50%, Sarana transportasi yang digunakan
dengan angkutan umum 4,76% dan Sarana transportasi yang
digunakan dengan menumpang 14,28%
6) Jaminan kesehatan yang Anda miliki BPJS/KIS Pemerintah
69,04%, Jaminan kesehatan yang memiliki BPJS/KIS Mandiri
9,5%, Tidak Punya Jaminan kesehatan 21.42% dan Memiliki
Jaminan Kesehatan lainnya 0%.

b. Kesehatan Keluarga
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 16.6% Remaja putri keluarga mendapatkan 83.34% Remaja
dan mengonsumsi tablet tambah darah rutin Putri belum
(1tablet/minggu) mendapatkan
Tablet Tambah
darah
2 7.14% Remaja putri keluarga mengikuti 92.86% Remaja
kegiatan posyandu remaja Putri tidak
mengikuti
Posyandu Remaja
3 28.57% Remaja putri keluarga mendapatkan 71.43% Remaja
tidak mendapatkan
pemeriksaan kesehatan di sekolah
pemeriksaan
kesehatan di
Sekolah

4 42.85% Remaja putri keluarga terbiasa untuk 57.15% Remaja


sarapan pagi
tidak Biasa sarapan
pagi
5 47.61% Usia saat menikah kurang 19 th 47.61% Usia saat
menikah kurang 19
th
6 89.52% Sebelum menikah calon pengantin
sudah mengikuti edukasi kesehatan
reproduksi di KUA
7 76.19% Tahu calon pengantin harus 23.81% Belum tahu
melakukan skrining pemeriksaan kesehatan skrinning Catin
di Puskesmas
8 73.80% di keluarga mempunyai balita atau
ibu hamil
9 97.62% Bila mempunyai ibu hamil dimana
rencana tempat melahirkan di Bidan, 2.4%
Rencana melahirkan di RS.
10 Rencana penolong persalinannya 97.62% oleh 2.38% di RS
Bidan
11 Pada kehamilan anak terakhir/kehamilan
anak sekarang,ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan 4.76% 1-3 kali, 11.90% 4-6 kali,
83% lebih 6 kali
12 Semua Ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan ke dokter dan untuk USG 1 kali di
TM 1 dan 1 kali di TM 3 100%
13 Pada kehamilan anak terakhir/kehamilan 41.6% Pada
sekarang ibu sudah tahu bagaimana kehamilan anak
menyambut persalinan agar aman dan terakhir/kehamilan
selamat dengan menempelkan stiker P4K sekarang ibu
yang ada di buku KIA 59.42%% belum tahu
bagaimana
menyambut
persalinan agar
aman dan selamat
dengan
menempelkan
stiker P4K yang ada
di buku
14 Pada kehamilan anak terakhir/kehamilan
sekarang ibu mengalami gangguan risiko
kehamilan 7.14%
15 Agar ibu hamil risiko tinggi dapat terpantau
keadaan kesehtaan kehamilannya sebaiknya
54.7% masyarakat menjawab harus
kunjungan rumah oleh Nakes
16 Selama hamil anak terakhir/kehamilan 45.7% Tidak ikut
sekarang ibu 54.7% mengikuti kelas ibu Kelas Ibu Hamil
hamil di posyandu.
17 Penolong persalinan anak 11.4% Penolong
persalinan anak
terakhir Anda 89.52% Bidan
terakhir oleh
Dukun Paraji

18 Pernah terjadi kematian (satu tahun Kematian bayi


2.38%
terakhir)Bayi: 2.38%6

c. GIZI dan KB
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 47.7% Responden Memiliki Balita Balita
2 Anak terakhir diberikan ASI Eksklusif 89.1% 10.9% Bayi belum
diberikan ASI
Eksklusif
3 Setahun balita anda ditimbang 9.4 % Balita tidak
pernah di timbang
(poyandu/puskesmas) 90.47% lebih 8x.
di Posyandu

4 Keluarga memiliki balita dengan status gizi 4.7% Balita masih


kurang/BGM/gizi buruk/stunting sebanyak
mempunyai
4.7 % yang memiliki masalah Gizi
masalah Gizi
5 MPASI diberikan 83.4% di usia 6 bln 16.6 % Bayi di
berikan MP ASI
diusia kurang dari
6 bln
6 Ibu balita mengikuti kegiatan 14.29 % Ibu Balita
penyuluhan/kelas ibu balita sebanyak 85.71% belum mengikuti
Kelas Balita
7 PUS memakai alat kontrasepsi 73.8 % PUS belum
memakai Alat
Kontrasepsi 27.2%

8 PUS menganggap sunat perempuan itu penting PUS menganggap


sebanyak 88.09% sunat perempuan
itu penting
sebanyak 88.09%

9 Diilingkungan terjadi kekerasan pada Diilingkungan


perempuan dan anak (1 tahun terakhir)
terjadi kekerasan
sebanyak 4.76 %
pada perempuan
dan anak (1 tahun
terakhir) sebanyak
4.76 %
10 Keluarga selalu mengkonsumsi aneka ragam
makanan/menu seimbang sebanyak 95.2%

11 Keluarga selalu mengkonsumsi garam ber


yoidium sebanyak 97.6%

d. P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit)


No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 Masyarakat mengikuti Kegiatan posyandu
lansia + PTM (Penyakit Tidak Menular) di
lingkungan sebanyak 76.1%

2 lansia yang mengikuti kegiatan pemeriksaan


lanjut di puskesmas sebanyak 40.47%
3 Di lingkungan terdapat 3 orang dengan Di lingkungan
gangguan jiwa. terdapat 3 orang
dengan gangguan
jiwa.

4 Pemasungan orang dengan gangguan jiwa tidak


ada
5 Dalam keluarga yang sedang menjalani di lingkungan
pengobatan TB sebanyak 2.38% masyarakat
menjalani
Pengobatan TB
2.38%

6 Penderita yang sudah selesai (tuntas) menjalani


program TB 2.38%
7 Penderita TB yang tidak diobati sebanyak
2.38% alasan tidak mau.
8 Masyarakat pernah melakukan test HIV di Masyarakat tidak
Puskesmas sebanyak 4.76%
pernah melakukan
test HIV di
Puskesmas
sebanyak 95.3%
9 Masyarakat mengetahui ciri-ciri bayi/balita 92.16%
mengalami pneumonia sebanyak 7.14%
Masyarakat tidak
mengetahui ciri-
ciri bayi dan Balita
yang mengalami
Pneumonia
10 Masyarakat mengetahui bagaimana cara 95.24% Petugas
melaporkan kasus pneumonia sebanyak 4.76%
tidak bertanya
mengenai kasus
pneumonia di
masyarakat
11 35.71% petugas bertanya mengenai kasus
pneumonia di masyarakat (Bila mempunyai
balita)
12 Masyarakat yang menderita diare sebanyak Masyarakat yang
52.38%
menderita diare
sebanyak 52.38%
13 Masyarakat yang menderita diare diberi Oralit 64.3% Masyarakat
atau sejenisnya oleh tempat berobat sebanyak belum diberikan
35.71% oralit oleh pemberi
pengobatan

14 Ibu hamil pernah diperiksa Hepatitis B 47.7% Masyarakat


sebanyak 52.38% belum diperiksa
Hepatitis B
15 Tidak ada penderita Kusta di lingkungan
masyarakat
16 Rumah pernah diperiksa keberadaan jentik
oleh petugas puskesmas / kader sebanyak
42.8%
17 Tidak ada penderita Kaki gajah/Filariasis
dalam masyarakat dan Keluarga
18 Masyarakat meminum obat pencegahan masal
cacingan sebanyak 87.15%

19 Umur responden 80.47 % Usia Produktif


20 Responden yang pernah menjalani skrining 73.9% Usia
kesehatan sebanyak 26.1%
Produktif belum
menjalani skrining
Kesehatan
21 Penderita Hipertensi sebanyak 2.38% % Jantung 2.38%
Asma 2.38%
22 Penderita HT yang diobati/dilayani Puskesmas
sebanyak 2.38%
23 Penderita penyakit Gula (Diabetes Mellitus)
4.76%
24 Penderita DM diobati/dilayani Puskesmas
Sebanyak 4.76%
25 Masyarakat tidak melaporkan kejadian
penyakit yang berpotensial wabah kepada
Puskesmas sebanyak 2.38%
26 Imunisasi yang diperoleh anak terakhir 61.9% 4.76% Balita tidak
campak lengkap sesuia umur. 30.1% Imunisasi
lengkap Imunisasi
lengkap tidak sesuai Umur.
27 Keluarga selalu datang ke POSBINDU sebanyak 96.6% Tidak hadir
5.4%
di Posbindu PTM
28 Masyarakat menganggap pelayanan POSBINDU
itu penting dan bermanfaat sebanyak 76.19%
29 Kegiatan POSBINDU ada pemeriksaan
(TB,BB,LP,GDS)sebanyak 76.19%
30 Kader POSBINDU yang membantu di setiap Masyarakat Tidak
kegiatannya sebanyak 5.4%
tau akan kegiatan
Posbindu

e. Perilaku Keluarga
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 Anggota keluarga yang merokok sebanyak Anggota keluarga
100% yang merokok
sebanyak 100%

2 Sumber air di keluarga anda berasal dari


sumber air yang bersih (mata air, sumur gali,
PDAM) sebanyak 100%
3 Anggota keluarga terbiasa mencuci tangan
dengan Sabun dan air mengalir setiap sebelum
dan setelah melakukan aktifitas sebanyak
100%
4 Jamban keluarga memiliki septiktank sebanyak
61.9%
5 Keluarga terbiasa memberantas jentik nyamuk
minimal 1 minggu sekali sebanyak 95.2%
6 Anggota keluarga Anda melakukan aktifitas
fisik / olah raga teratur minimal 30 menit
sehari sebanyak 95.23%
7 Anggota keluarga terbiasa menjaga kebersihan
diri dan lingkungan sebanyak 100%
Lingkungan terdapat wadah/sarana yang
tanggap terhadap masalah kesehatan (Desa
Siaga)sebanyak 83.3%
8 Keluarga mengetahui tentang GERMAS
sebanyak 73.82%
9 Keluarga sehari-hari membuang sampah pada 9.3% Membuang
tempatnya Sebanyak 90.7%
Sampah
sembarangan
10 Keluarga biasa minum dengan air yang
dimasak lebih dahulu sebanyak 90.47%
11 Keluarga rutin membersihkan
rumah/menyapu tiap hari sebanyak 97.61%

f. UKM Pengembangan
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 Di lingkungan terdapat pengobatan tradisional
95.23%
2 Di keluarga atau saudara yang tidak menderita
katarak sebanyak 0%
3 Di Lingkungan ada klub klub olahraga
sebanyak 7.14%, tdk d bina oleh Puskesmas.

g. Kesehatan Lingkungan
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis Kebutuhan
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Dan Harapan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Masyarakat
A. Faktor Pengetahuan/Sikap/Perilaku
1 Masyarakat menjawab Buang Air Besar di
pacilingan/ pembuangan BABnya ke balong,
sungai, susukan, sawah atau kebun apakah
termasuk BAB Sembarangan sebanyak
92.8%
2 Masyarakat mengetahui cara mencuci
tangan pakai sabun dan 5 waktu penting
Cuci Tangan Pakai Sabun sebanyak 92.85%
3 Masyarakat memiliki tudung saji/penutup
lain untuk menutup makanan di rumah
88.08%
4 Air minum yang Bapak/Ibu konsumsi sudah
di masak secara sempurna (di diamkan
mendidih selama minimal 10 menit)
sebanyak 80.95%
5 Masyarakat melakukan pemilahan sampah
organik dan non organik sebanyak 71.42%
6 Sampah di rumah Bapak/Ibu dibiarkan
berserakan sebanyak 2.38%
7 Limbah cair bekas cuci piring, mandi dan Limbah cair bekas
cuci baju dibiarkan tergenang disekitar
cuci piring, mandi dan
rumah, dibuang ke sungai/kolam sebanyak
42.85% cuci baju dibiarkan
tergenang disekitar
rumah, dibuang ke
sungai/kolam
sebanyak 42.85%
B.Faktor Non Perilaku/Lingkungan
1 Jamban Bapak/Ibu jauh dari rumah
sebanyak 9.52%
2 Masyarakat tidak memiliki lahan untuk
membuat septictank sebanyak 35.7%
3 Wilayah Bapak/Ibu tidak ada tempat Wilayah Bapak/Ibu
pembuangan akhir sampah (TPA) sebanyak tidak ada tempat
42.85% pembuangan akhir
sampah (TPA)
sebanyak 42.8%

4 Rumah masyarakat Banyak


lalat/tikus/kecoa sebanyak 52.38%
5 Masyarakat Sulit mendapatkan air
bersihsebanyak 0%

6 Masyarakat Tidak ada tempat cuci tangan


di rumah sebanyak 28.57%

7 Masyarakat Tidak mempunyai lahan untuk Masyarakat Tidak


mengelola limbah cair (air bekas cucian mempunyai lahan
untuk mengelola
baju, piring, atau bekas mandi) sebanyak limbah cair (air bekas
45.23% cucian baju, piring,
atau bekas mandi)
sebanyak 45.23%

C. Faktor Lain
Kebijakan:
1 Lingkungan masyarakat yang memiliki
Peraturan lokal terkait menjaga Kesehatan
lingkungan sebanyak 45.23%
2 Himbauan kerja bakti untuk bersih-bersih
di lingkungansi lingkungan sebanyak
90.47%

3 Himbauan untuk tidak membuang sampah


sembarangan sebanyak 92.4%

4 Tidak ada Denda/ sanksi bagi pelanggar


himbauan tersebut sebnyak 61.9%
Potensi Sumber Daya Masyarakat :
1 Masyarakatnya kompak dan mudah diajak
gotong royong/kerja bakti sebanyak
97.61%
2 Masy rakat ada Kelompok
karangtaruna/kepemudaan sebanyak
85.71%

3 Masyarakat Kelompok ibu-ibu/pengajian


sebanyak 100%
4 Masyarakat Kelompok arisan sebanyak
100%
5 Kelompok masyarakat lainnya sebanyak
95.2%

h. TB
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis Kebutuhan
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Dan Harapan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Masyarakat
1 Masyarakat mengetahui tentang penyakit
TBC sebanyak 83.3%
2 Masyarakat mengetahui bahwa penyakit
TBC Menular sebanyak 95.2%
3 Masyarakat mengetahui bahwa penyakit
TBC penularannya lewat percikan dahak
sebanyak 95.2%
4 Masyarakat mengetahui kuman penyebab
penyakit TB adalah Bakteri sebanyak 90.4%
5 Masyarakat mengetahui tanda dan gejala
TBC sebanyak 73.80%
6 Masyarakat pernah menemukan suspek
atau terduga TBC sebanyak 35.7%
7 Masyarakat tidak pernah/sedang
pengobatan penyakit TBC sebanyak 8.2%
8 Masyarakat mengetahui bahwa di
puskesmas ada pelayanan pengobatan
penyakit TBC gratis sebanyak 73.8%
9 Msyarakat mengetahui bahaya pengobatan
penyakit TBC apabila tidak tuntas sebanyak
73.8% bisa menularkan.
10 Masyarakat Tidak ada yang pengobatan TBC
nya putus berobat(loss to follow up) atau
mangkir pengobatan TBC sebanyak 14.2%
11 Masyarakat mengetahui bahwa pengobatan
penyakit TBC harus ada PMO(pengawas
Minum Obat)sebanyak 76.19%

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) di wilayah
kerja Puskesmas Salopa dengan teknis observasi dan kuesioner.
Didapatkan beberapa masalah kesehatan sebagai berikut:
No Kategori Masalah
1 Akses Pelayanan Jaminan kesehatan yang Anda miliki

dan Pembiayaan BPJS/KIS Pemerintah 69,04%


Kesehatan
2 Kesehatan Keluarga, 83.34% Remaja Putri belum mendapatkan
Tablet Tambah darah
Gizi dan KB
92.86% Remaja Putri tidak mengikuti
Posyandu Remaja
71.43% Remaja tidak mendapatkan
pemeriksaan kesehatan di Sekolah
57.15% Remaja tidak Biasa sarapan pagi
47.61% Usia saat menikah kurang 19 th
23.81% Belum tahu skrinning Catin
41.6% Pada kehamilan anak
terakhir/kehamilan sekarang ibu belum
tahu bagaimana menyambut persalinan agar
aman dan selamat dengan menempelkan
stiker P4K yang ada di buku
45.7% Tidak ikut Kelas Ibu Hamil
11.4% Penolong persalinan anak terakhir
oleh Dukun Paraji
Kematian bayi 2.38%
4.7% Balita masih mempunyai masalah Gizi
PUS menganggap sunat perempuan itu
penting sebanyak 88.09%

3 P2P Masyarakat tidak pernah melakukan test


HIV di Puskesmas sebanyak 95.3%
92.16% Masyarakat tidak mengetahui ciri-
ciri bayi dan Balita yang mengalami
Pneumonia
95.24% Petugas tidak bertanya mengenai
kasus pneumonia di masyarakat
Masyarakat yang menderita diare sebanyak
52.38%
64.3% Masyarakat belum diberikan oralit
oleh pemberi pengobatan
47.7% Masyarakat belum diperiksa Hepatitis
96.6% Tidak hadir di Posbindu PTM

4 Perilaku Hidup Anggota keluarga yang merokok sebanyak


Bersih dan Sehat 100%
(PHBS)
6 Kesehatan Limbah cair bekas cuci piring, mandi dan
cuci baju dibiarkan tergenang disekitar
Lingkungan
rumah, dibuang ke sungai/kolam sebanyak
42.85%
Wilayah Bapak/Ibu tidak ada tempat
pembuangan akhir sampah (TPA) sebanyak
42.8%
Masyarakat Tidak mempunyai lahan untuk
mengelola limbah cair (air bekas cucian
baju, piring, atau bekas mandi) sebanyak
45.23%
7 TB Paru

3. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah


Untuk menentukan prioritas masalah sebagaimana yang
tercantum dalam tabel mengenai identifikasi masalah, surveyor
menggunakan metode kriteria matriks USG (Urgent, Serious,
Growth) dengan skala likert masing-masing kriteria ditetapkan
dengan nilai 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3= sedang, 2=kecil,
1=sangat kecil). Nilai semakin besar jika tingkat urgensinya sangat
mendesak, atau tingkat keseriusannya, atau tingkat
perkembangannya semakin memperhatin. Kemudian kalikan
tingkat urgensi (U) dengan tingkat keseriusan (S) dan tingkat
perkembangan (G) untuk menentukan hasil urutan prioritas
masalah.
No Masalah Urgent Serious Growth Total Urutan
(U) (S) (G)
1 Jaminan kesehatan yang
Anda miliki BPJS/KIS 3 4 3 10
Pemerintah 69,04%
2 83.34% Remaja Putri belum
mendapatkan Tablet Tambah 4 4 4 12
darah
3 92.86% Remaja Putri tidak
4 4 4 12
mengikuti Posyandu Remaja
4 71.43% Remaja tidak
mendapatkan pemeriksaan 4 4 4 12

kesehatan di Sekolah
5 57.15% Remaja tidak Biasa
4 4 4 12
sarapan pagi
6 47.61% Usia saat menikah
4 4 3 11
kurang 19 th
7 23.81% Belum tahu
4 4 3 11
skrinning Catin
8 41.6% Pada kehamilan anak
terakhir/kehamilan
sekarang ibu belum tahu
bagaimana menyambut
5 5 4 14 1
persalinan agar aman dan
selamat dengan
menempelkan stiker P4K
yang ada di buku
9 45.7% Tidak ikut Kelas Ibu
5 5 4 14 1
Hamil
10 11.4% Penolong persalinan
anak terakhir oleh Dukun 5 5 4 14 1
Paraji
11 Kematian bayi 2.38% 5 4 4 13 2
12 4.7% Balita masih
5 4 4 13 2
mempunyai masalah Gizi
13 PUS menganggap sunat
perempuan itu penting 4 4 3 11
sebanyak 88.09%

14 Masyarakat tidak pernah


melakukan test HIV di 5 5 4 14

Puskesmas sebanyak 95.3%


15 92.16% Masyarakat tidak
mengetahui ciri-ciri bayi dan
4 3 4 11
Balita yang mengalami
Pneumonia
16 95.24% Petugas tidak
bertanya mengenai kasus 3 3 3 9

pneumonia di masyarakat
17 Masyarakat yang menderita
4 2 3 9
diare sebanyak 52.38%
18 64.3% Masyarakat belum
diberikan oralit oleh pemberi 4 3 3 10

pengobatan
19 47.7% Masyarakat belum
4 3 3 10
diperiksa Hepatitis
20 96.6% Tidak hadir di
4 4 3 11
20 Posbindu PTM
222 Anggota keluarga yang
4 4 4 12 3
merokok sebanyak 100%
22 Limbah cair bekas cuci
piring, mandi dan cuci baju
dibiarkan tergenang disekitar
4 4 3 11
rumah, dibuang ke
sungai/kolam sebanyak
42.85%
Wilayah Bapak/Ibu tidak ada
tempat pembuangan akhir
4 4 3 11
sampah (TPA) sebanyak
42.8%
Masyarakat Tidak
mempunyai lahan untuk
mengelola limbah cair (air
4 4 3 11
bekas cucian baju, piring,
atau bekas mandi) sebanyak
45.23%

4. Mencari Akar Penyebab Masalah


Untuk mencari akar penyebab masalah, menggunakan metode
diagram fishbone (diagram tulang ikan). Kategori yang digunakan
antara lain adalah : Manusia, Dana, Sarana, Metode, dan
Lingkungan.
Diagram Ishikawa/Fishbone

Sarana Dana Manusia

Kurangnya tingkat pendidikan


pada ibu hamil

Melahirkan ditolong Dukun


Pemanfaatan Ambulace Desa
paraji terkesan murah Kurang mengetahui persalinan
kurang
aman

Kurang Kerjasama antara


Bidan dan Dukun Paraji

11.4% Penolong
persalinan masih oleh
dukun Paraji

Pemanfaatan stiker P4K dan Masyarakat masih mempercayai


buku KIA masih kurang mitos mengenai ibu hamil

Adat istiadat masih sangat percaya


Dukungan Lintas Sektor Dukun Paraji
masih Kurang tentang Linakes

45.7% Tidak ikut Kelas 41.6% kehamilan sekarang ibu belum tahu
bagaimana menyambut persalinan agar
Ibu Hamil aman dan selamat dengan menempelkan
stiker P4K yang ada di buku

Metode Lingkungan
Diagram Ishikawa/Fishbone

Sarana Dana Manusia

Kurangnya pengetahuan
Pemanfaatan KMS belum mengenai masalah gizi
optimal oleh Kader dan Tenaga
Kesehatan Masih Tingginya angka
Kemiskinan di masyarakat Kurangnya kesadaran
mengenai pentingnya Posyandu

4,7 Bayi dan Balita


masih mempunyai
masalah Gizi
(Underweight/Stunting
/Wasting)
Masih adanya masyarakat tidak
datang ke Posyandu
Kurangnya penyuluhan/edukasi
kepada Masyarakat ttg Pola Asuh
Pola asuh yang Kurang tentang
pemberian Nutrisi pada Bayi dan
Masyarakat belum mengetahui ttg
Balita terutama protein
PMBA

tidak ada tempat pembuangan akhir


Pemanfaatan Kelas Balita Limbah cair bekas cuci piring, mandi dan
sampah (TPA) sebanyak 42.8%
Masih Kurang cuci baju dibiarkan tergenang disekitar
rumah, dibuang ke sungai/kolam sebanyak Anggota keluarga yang merokok sebanyak
42.85% 100%
47.61% Usia saat menikah kurang 19 th

Metode Lingkungan
Diagram Ishikawa/Fishbone

Sarana Dana Manusia

Call Center Stop merokok Kurangnya kesadaran masyarakat


belum optimal mengenai Perilaku Sehat

Kurangnya pengetahuan
mengenai bahaya merokok

Anggota keluarga
yang merokok
sebanyak 100%
Kurangnya koordinasi antar
lintas sektor ttg Kebijakan
Kawasan Tanpa Asap Rokok Merokok dianggap biasa dalam
Masyarakat

Sosialisasi tentang pembuatan


Kurang pengetahuan tentang
kebijakan Kawasan Tanpa
Bahaya rokok berhubungan
Asap Rokok
dengan Masalah Gizi dan
timbulnya penyakit dalam
keluarga

Metode Lingkungan
5. Menetapkan Cara-Cara Pemecahan Masalah
No Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan
Masalah Pemecahan Masalah
Masalah Terpilih
1 Penolong Manusia: Manusia: Diadakannya
persalinan - Kurangnya tingkat - Diadakannya kelas ibu hamil
masih oleh pendidikan ibu hamil kelas ibu yang
dukun - Kurangnya hamil termonitoring
Paraji mengetahui - Adanya dan terevaluasi
persalinan aman penyuluhan
- Kurangnya Kerjasama atau edukasi
Dukun paraji dan mengenai
Bidan kehamilan
- baik didalam
dan luar
gedung
dengan
menggunakan
berbagai
media
informasi
yang tersedia
ttg Kehamilan
Persalinan
dan
Perawatan
Nifas
Dana:
-Melahirkan di tolong
Dukun Paraji terkesan
Murah
Sarana:
- Pemanfaatan
Ambulance Desa
masih Kurang
Metode: Metode:
- Pemanfaatan stiker - Monitoring
P4K dan buku KIA Evaluasi kelas
masih kurang ibu hamil
- Dukungan Linakes
dari LS masih kurang
- 45.7% Tidak ikut Kelas Ibu
Hamil
Lingkungan: Lingkungan: Dilakukan
- Masyrakat masih - Dilakukan sweeping atau
mempercayai mitos sweeping atau pendataan ke
mengenai ibu hamil. pendataan ke rumah ibu hamil
- Adat istiadat masih rumah ibu sebagai
percaya Dukun paraji hamil sebagai monitoring
- 41.6% kehamilan sekarang monitoring
ibu belum tahu bagaimana - Adanya
menyambut persalinan
agar aman dan selamat penyuluhan
dengan menempelkan atau
stiker P4K yang ada di pemberian
buku
edukasi baik
di dalam dan
luar gedung
dengan
menggunakan
berbagai
media
informasi
yang tersedia
2 Bayi dan Manusia: Manusia: Manusia:
balita - Kurangnya - Diadakannya - Diadakannya
masih pengetahuan kelas ibu bayi kelas ibu
mempunyai mengenai Masalah dan balita bayi dan
masalah Gizi - Adanya balita
Gizi - Kurangnya kesadaran penyuluhan
orang tua/masyrakat atau
pentingnya Posyandu pemberian
edukasi baik
di dalam dan
luar gedung
dengan
menggunakan
berbagai
media
informasi
yang tersedia
Dana:
- Masih Tingginya
Keluarga Miskin
Sarana: Sarana: Optimalisasi
- Pemanfaatan KMS - Optimalisasi Pemanfaatan
belum optimal oleh pemanfaatan Buku KIA oleh
kader dan Tenaga kader Kader dan
Kesehatan melalui tenaga
kegiatan Kesehatan
Peningkatan
Kapasitas
Kader
Posyandu
Metode: Metode: Pelaksanaan
- Kurangnya - Pelaksanaan Pelatihan PMBA
pengetahuan/Edukasi Pelatihan untuk kader
Masyarakat tentang PMBA untuk Posyandu
Pola Asuh yang Baik Kader
- Kurangnya edukasi Posyandu
mengenai PMBA dan
Kecukupan nutrisi
untuk Bayi dan balita
- Pemanfaatan Kelas
Balita masih Kurang
Lingkungan: Lingkungan: Dilakukan
sweeping bayi
- Masyarakat tidak - Dilakukan dan balita
dating ke Posyandu sweeping dengan masalah
- Pola Asuh Keluarga bayi dan gizi
belum optimal balita yang
teruatama pemberian tidak dating
nutrisi pada Bayi dan posyadnu
Balita terutama
- Limbah cair bekas cuci dengan
piring, mandi dan cuci baju masalah Gizi
dibiarkan tergenang
- Adanya
disekitar rumah, dibuang
ke sungai/kolam sebanyak penyuluhan
42.85% atau
- 47.61% Usia saat menikah pemberian
kurang 19 th edukasi baik
- tidak ada tempat di dalam dan
pembuangan akhir sampah
luar gedung
(TPA) sebanyak 42.8%
tentang
- Anggota keluarga yang
merokok sebanyak 100% pentingnya
posyandu dan
PMBA
3 Anggota Manusia: Manusia: Penyuluhan
Keluarga - Kurangnya kesadaran - Adanya tentang Bahaya
Merokok masyrakat mengenai penyuluhan merokok dan
sebanyak Perilaku Sehat atau Advokasi
100% - Kurangnya pemberian kebijakan
pengetahuan edukasi baik Kawasan tanpa
masyarakat mengenai di dalam dan Asap rokok
bahaya merokok luar gedung
dengan
menggunakan
berbagai
media
informasi
yang tersedia
- Advokasi
untuk
kawasan
Tanpa Asap
Rokok
Dana: Dana:

Sarana: Sosialisasi Call


- Call Center Stop Center Stop
merokok belum Merokok
optimal
Metode: Metode:
- Kordinasi dan - Advokasi
Advokasi dengan LS dengan LS
ttg Kebijakan tentang KTA
Kawasan tanpa Asap
Rokok
- Sosialisasi tentang
Kebijakan Kawasan
Tanpa Asap Rokok
Lingkungan: Lingkungan: Melakukan
- Merokok dianggap - Melakukan kemitraan atau
Biasa dalam kemitraan koordinasi baik
masyaraka atau lintas program
- Kurang koordinasi dan lintas
pengetahuan baik lintas sektor
tentang Bahaya program dan
rokok lintas sektor
berhubungan
dengan Masalah
Gizi dan
timbulnya
penyakit dalam
keluarga

Sebagaimana uraian diatas bahwa pemecahan masalah terpilih


adalah:
a. Melakukan penyuluhan baik di dalam gedung dan luar gedung
tentang Kehamilan, persalinan, Nifas dan BBL, Kawasan tanpa
Asap Rokok, dan pentingnya posyandu.
b. Diadakannya kelas ibu hamil dan kelas ibu bayi dan balita.
c. Diadakannya kunjungan rumah atau sweeping untuk bayi dan
Balita yang tidak datang ke Posyandu
d. Melakukan kemitraan atau berkoordinasi baik lintas program dan
lintas sektor.

Berdasarkan pemecahan masalah terpilih, maka perlu adanya


rencana tindak lanjut (RTL) dari permasalahan tersebut.
6. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
No Kegiatan Tujuan Sasaran Pj Kegiatan Dana Waktu Tempat Pelaksanaan Ket
Program
1 2 3 4 5 6 7 8 9
KIA
1 Penyuluhan luar dan Meningkatkan Ibu hamil, BOK Disesuaikan - Kesga
dalam gedung pengetahuan dan keluarga, dan - Promkes
kesadaran mengenai masyarakat - LP
kesehatan selama umum - LS
kehamilan
2 Kelas Ibu Hamil Memberikan edukasi Ibu hamil dan BOK Disesuaikan - Kesga
mengenai masa kehamilan keluarga - LP
- LS
3 Kunjungan rumah Melakukan sweeping Ibu hamil dan BOK Disesuaikan - Kesga dan
keluarga beresiko dan /pendataan dan keluarga Bayi Gizi
Ibu hamil monitoring Ibu hamil, dan Balita - LP
keluarga beresiko masalah resiko masalah - LS
gizi Gizi
4 Konseling Pra-nikah Edukasi Catin Calon Pengantin BOK Disesuaikan - Kesga dan
Gizi
- LP
- LS
5 Kelas Ibu bayi dan balita Memberikan edukasi Ibu bayi dan BOK Disesuaikan - Kesga
mengenai imunisasi dan balita dan - LP
pertumbuhan dan keluarga - LS
perkembangan bayi dan
balita
6 Pelatihan PMBA Memberikan edukasi Kader Posyandu BOK Disesuaikan - Kesga dan
mengenai Pemberian Gizi
makanan Bayi dan Anak - LP
balita - LS
7 Pelatihan optimalisasi Memberikan edukasi Kader Posyandu BOk Disesuaikan - Kesga dan
pemanfaatan Buku KIA tentang BUKU KIA dan Bidan Gizi
untuk kader dan - LP
petugas Kesehatan - LS
8 Advokasi tentang Meningkatkan Toma dan BOK Disesuaikan - Kesling
Kawasan tanpa Rokok pengetahuan dan masyarakat - Promkes
(KTR) kesadaran masyarakat umum - LP
mengenai KTR - LS
IX. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) Desa Karyawangi telah dilaksanakan sesuai dengan SOP dan
rencana baik waktu, tempat, tim pelaksana dan penyusunan laporan.
Kegiatan ini sangat bermanfaat karena merupakan sebagai acuan
evaluasi yang dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
didampingi oleh puskesmas.
Kegiatan SMD dan MMD dilaksanakan setiap tahun dengan
bertujuan agar masyarakat dan puskesmas dapat mengetahui masalah
kesehatan diwilayahnya, sehingga bisa menyusun bersama-sama
program apa saja yang akan dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan
sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Kel.Jamika.
Diketahui hasil kegiatan SMD dan MMD yang didapatkan dari
kuesioner dan telah dilakukan analisis terdapat 16 permasalah kesehatan
yang muncul, dari 16 permasalah tersebut dibuatlah analisis prioritas
masalah dan didapatkan hasil yaitu 3 prioritas masalah terdiri dari
program KIA kesehatan ibu hamil, Program Gizi tentang masalah Gizi
Stunting/Uderweight/Wasting, Promkes tentang KTR
2. Rekomendasi
Dengan adanya hasil data SMD dan MMD yang di dapatkan, maka
pembangunan kesehatan masyarakat diwilayah kerja UPTD Puskesmas
Salopa khususnya dibidang pelayanan preventif dan promotif masih
harus ditingkatkan kembali. Adapun persoalan diatas menyarankan agar
Puskesmas bisa lebih meningkatkan fungsi dan peranan dalam
peningkatan pelayanan preventif dan promotif, diantaranya baik
Puskesmas dan pemangku kebijakan kewilayahan harus banyak
berkoordinasi baik melalui lintas sektoral maupun lintas program atau
dilingkungan Puskesmas sendiri.
LAPORAN

ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT DESA MANDALAHAYU


KECAMATAN SALOPA

I. PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009, kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
Konsep pembangunan kesehatan di Indonesia dimulai dengan
pemikiran tentang paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara
pandang, pola piker atau model pembangunan kesehatan yang melihat
masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak
faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Secara umum
konsep paradigma sehat dapat menghasilkan dua poin penting, yaitu
mencegah lebih baik daripada mengobati, dan pentingnya pemberdayaan
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan hidup dalam lingkungan
yang sehat.
Berdasarkan konsep paradigma sehat dirumuskan visi Indonesia
sehat. Visi Indonesia sehat dapat terwujud jika semua komponen
masyarakat dapat berada dalam kondisi sehat.
Upaya kesehatan ialah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarkat dalam
bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit dan pemulihan kesehatan oleh Pemerintah dan atau masyarkat.
Pemberdayaan masyarkat ialah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarkat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesehatan. Dari batasan ini dapat diuraikan bahwa secara bertahap
tujuan pemberdayaan masyarkat di bidang kesehatan adalah agar
tumbuh kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan bagi
individu, kelompok atau masyarakat, serta timbul kemauan atau
kehendak sebagai bentuk lanjutan dari kesadaran dan pemahaman
terhadap kesehatan.
Upaya pemberdayaan masyarkat jika dilaksanakan secara optimal
dapat mendukung tercapai visi “Indonesia Sehat”. Cara agar tercapainya
desa sehata adalah mewujudkan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat, mencipatakan kewaspadaan dan partisipasi masyarakat
di bidang kesehatan, meningkatakan kemampuan masyrakat untuk
mengenal dan mengatasi permasalahan kesehatan, menciptakan
dukungan tokoh masyarakat dan perangkat desa dalam pembangunan
kesehatan masyarakat di Desa, mewujudkan pelayanan kesehatan dasar
yang dilaksanakan oleh masyarkat dan tenaga professional kesehatan.

II. LATAR BELAKANG


Survei Mawas Diri (SMD) adalah Survei Berbasis Masyarakat
merupakan kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah
Kesehatan oleh tokoh masyrakat dan kader setempat dibawah bimbingan
petugas Kesehatan atau perawat di desa (Depkes RI, 2007). Tujuan Survei
Mawas Diri (SMD) atau Survei Berbasis Masyarakat adalah masyarakat
lebih mengenal Kesehatan yang ada di desa/Desa dan menimbulkan
minat atau kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan
pentingnya permasalahan tersebut untuk diatasi. Setelah diadakan SMD
selanjutnya yaitu pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) yaitu, musyawarah yang dihadiri oleh perwakilan masyarakat,
untuk membahas masalah-masalah terutama yang erat kaitannya dengan
kemungkinan KLB, kegawatdaruratan dan bencana yang ada didesa atau
Desa , serta merencanakan penanggulangan topik yang membahas dari
hasil pelaksanaan SMD.
UPTD Puskesmas Salopa memandang perlu untuk melaksanakan
kegiatan SMD dan MMD diwilayah kerja dalam rangka mewujudkan visi
pembangunan nasional dengan saling bekerjasama antara beberapa
komponen, mulai dari masyarakat sampai penentu kebijakan. Salah satu
upaya yang bisa dilakukan oleh UPTD Puskesmas Salopa adalah
pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD), dimana masyarakat mampu menggali atau mendeteksi hingga
mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya masing-masing.
III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Diperolehnya hasil kegiatan SMD dan MMD Desa Mandalahayu tahun
2023 sebagai bahan acuan atau masukan dan pertimbangan dalam
penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) UPTD Puskesmas Salopa tahun 2025.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan Program Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) melalui hasil kegiatan SMD dan
MMD tahun 2023.
2. Dapat tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) UPTD Puskesmas Salopa tahun 2023
dalam upaya mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

IV. KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Persiapan kegiatan Pertemuan sosialisasi pra SMD dan MMD
bersama lintas program dan lintas sektor.
2 Pelaksanaan Pengumpulan data sekunder
kegiatan SMD Pengumpulan data primer (SMD dan MMD)
3 Pengolahan Data Melakukan rekapitulasi dan analisis data.
4 Pelaporan hasil Hasil pengolahan data dilaporkan kepada
kegiatan SMD kepala puskesmas untuk mendapatkan
umpan balik dan dilakukan pertemuan
internal UKM sebagai tindak lanjut.
5 Persiapan MMD Tim pelaksana kegiatan mempersiapkan
kebutuhan baik sarana dan prasarana
untuk keberlangsungan pelaksanaan
MMD dan melakukan koordinasi dan
komunikasi baik lintas program atau lintas
sektor.
5 Pelaksanaan Pelaksanaan MMD dihadiri oleh Desa ,
kegiatan MMD Toma, Kader kesehatan, perwakilan
masyarkat, dan petugas puskesmas.
Kegiatan dilaksanakan menggunakan
metode PRA dan FGD dimana baik
pemegang kebijakan, lintas program dan
lintas sektor dapat berdiskusi bersama
dalam memecahkan masalah dan
membuat kesepakan bersama.
6 Pelaporan hasil Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
kegiatan SMD dan untuk tiap program UKM dari hasil analisis
MMD dan pertemuan MMD.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Persiapan Kegiatan
1. Membentuk Tim Pelaksana dan Uraian Tugas
Pembentukan Tim Pelaksana SMD dan MMD dibuat berdasarkan
keputusan oleh Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab UKM.
(Tim Pelaksana SMD dan MMD Beserta Uraian Tugas Terlampir)
2. Menentukan waktu dan lokasi
a. Waktu sebagaimana yang telah disepakati bahwa pelaksanaan
Survey Mawas Diri (SMD) yaitu tanggal April 2023-November
2023.
b. Lokasi sasaran diwilayah kerja UPTD Puskesmas Salopa Desa
Mandalahayu.
3. Menentukan Data Populasi
Populasi yang digunakan pada pelaksanaan Survey Mawas Diri
(SMD) adalah jumlah KK yang ada diwilayah kerja UPTD
Puskesmas Salopa pada tahun 2023. Berdasarkan survey jumlah
KK di Desa Mandalahayu yaitu sebanyak 2.208 KK yang terdiri
dari 9 RW, 5 dusun dan 26 RT.
4. Menentukan data Sampel
Sampel yang didapat menggunakan rumus slovin dengan
persentase atau tingkat kesalahan 5% dari jumlah populasi.
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒)2
6865
𝑛=
1 + 6865 (0,05)2
6865
𝑛=
1 + 6865 (0,0025)2
𝑛 = 377,9 ~ 378
Jumlah sampel yang didapatkan dari jumlah populasi dan hasil
perhitungan adalah 378 KK.
5. Metode Pelaksanaan SMD
Metode kegiatan pelaksanaan SMD menggunakan metode
kuesioner yang di sebarkan kepada masyarakat.
6. Koordinasi dan Komunikasi Lintas Program/Lintas Sektor
Koordinasi dan komunikasi lintas program terus dilakukan dari
tahap persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi akhir. Begitu juga
koordinasi dan komunikasi lintas sektor dari sosialisasi pada
tingkat Desa dan kader kesehatan. Sebelum pelaksanaan SMD dan
MMD dilaksanakan terlebih dahulu pertemuan sosialisasi kepada
lintas program atau lintas sektor melalui surat undangan.
7. Membuat Tabulasi
Tabulasi dibuat dengan adanya masukan dari semua program UKM
sebagai dasar rancangan pembuatan kuesioner. Dasar rancangan
kuesioner dilatar belakangi dari permasalahan yang ditemukan,
capaian UKM dan Program PIS-PK.
8. Membuat Kuesioner
Setelah disepakati rancangan kuesioner, selanjutnya pembuatan
kuesioner dan pendistribusian berdasarkan jumlah sampel yang
telah disepakati yaitu 42KK dari 5 Dusun.
B. Pelaksanaan Kegiatan SMD
Pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD) dilaksanakan dari April –
November 2023 sesuai dengan jumlah sasaran yang sudah di
tentukan. Sebelum dilakukan pendistribusian kuesioner kepada
masyarkat, Tim Pelaksana SMD dan MMD memberdayakan kader
kesehatan dalam teknis pelaksanaan SMD di lapangan. Sebelum
pendistribusian kuesioner disebarkan kepada masyarakat, kader
kesehatan diberikan pengarahan terlebih dahulu oleh Tim Pelaksana.

C. Pengolahan Data
Setelah pelaksanaan SMD, selanjutnya dilakukan pengolahan data
oleh tim pengolah dan analisis data yang sudah disepakati dengan
melakukan kegiatan:
1. Rekapitulasi data hasil SMD secara keseluruhan.
2. Membuat Analisa data (identifikasi masalah, pemecahan masalah,
prioritas masalah, rumusan masalah, mencari akar masalah,
evaluasi masalah dan RTL).
D. Pelaporan Hasil Kegiatan SMD
Hasil dari pengolahan data SMD dilaporkan kepada kepala puskesmas
untuk mendapatkan umpan balik dan dilaksanakan pertemuan
internal UKM untuk ditindak lanjuti. Tim pelaksana mengumpulkan
hasil umpan balik dan tindak lanjut untuk dijadikan bahan materi
yang akan di sampaikan pada saat kegiatan Musatawarah Masyrakat
Desa (MMD).
E. Persiapan MMD
Setelah dilaksanakannya SMD, maka tim pelaksana kegiatan
mengadakan koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor
untuk membahas rencana pertemuan atau kegiatan Musyawarah
Masyrakat Desa (MMD). Adapun persiapan yang dilakukan yaitu:
1. Tim pelaksana kegiatan menginformasikan kepada Desa
Mandalahayu bahwa akan diadakannya kegiatan MMD.
2. Menentukan waktu dan tempat lokasi pertemuan pada hari,
tanggal 10 November 2023 bertempat di Aula UPTD Puskesmas
Salopa.
3. Membuat surat undangan pelaksanaan MMD yang ditujukan
kepada Desa Mandalahayu dan jajarannya.
4. Tim pelaksanana kegiatan membuat rundown acara. (Susunan
acara terlampir)
5. Koordinasi dan komunikasi aktif terus dalam persiapan pertemuan
MMD baik lintas program maupun lintas sektor.
6. Menyiapkan ATK, materi, bahan dokumentasi dan konsumsi.
F. Pelaksanaan MMD
Dalam pelaksanaan MMD peserta yang diundang terdiri dari tingkat
Desa , tokma, kader kesehatan, perwakilan masyarakat dan petugas
puskesmas. Adapun metode pertemuan MMD yang digunakan yaitu
Teknik PRA (Participatory Rural Apraisal) dan Fokus diskusi.
Participatory Rural Appraisal (PRA) atay Pemahaman Partisipasi
Kondisi Pedesaan (PRA) adalah pendekatan dan metode yang
memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis
masalah kehidupan dalam rangka merumuskan perencanaan dan
kebijakan secara nayat. Fokus diskusi adalah diskusi kelompok
terarah (Fokus Group Discussion) merupakan suatu proses
pengumpulan informasi mengenai suatu masalah terntentu yang
sangan spesifik. Adapun cara pelaksanaan pertemuan MMD adalah :
1. Pembukaan oleh MC
2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
3. Sambutan dari Kepala UPTD Puskesmas Salopa atau yang
mewakili.
4. Penyajian materi hasil SMD.
5. Sesi tanya jawab atau diskusi.
6. Perumusan dan penentuan prioritas masalah bersama peserta.
7. penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah.
8. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja.
9. Membuat kesepakatan bersama.
10. Penutupan acara.
G. Pelaporan Hasil SMD dan MMD
Terlaksananya kegiatan SMD dan MMD tim pelaksana kegiatan
menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang sudah disepakati
bersama. Dengan terlaksananya kegiatan SMD dan MMD diharapkan
seluruh pemegang program UKM:
1. Mengetahui kebutuhan dan harapan terhadap pelayanan program
UKM yang diinginkan masyarakat.
2. Dapat mengembangkan program sesuai dengan kebutuhan dan
harapan masyarakat.
3. Dapat menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
4. Hasil kegiatan SMD dan MMD dapat menjadikan bahan
pertimbangan untuk perencanaan kegiatan lintas program dan
sektor.
5. Hasil kegiatan SMD dan MMD dapat dimanfaatkan sebagai bahan
informasi dan dalam mendukung pelaksanaan progam di UPTD
Puskesmas Salopa.
VI. SASARAN
A. Sasaran Tersier : Desa Mandalahayu
B. Sasaran Sekunder : Tokoh Masyarakat
C. Sasaran Primer : Masyrakat Desa Mandalahayu
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Jadwal Pelaksana Keterangan
1 Persiapan Kegiatan April 2023 Tim 1. Membuat Tim
Pra SMD dan MMD Pelaksana Pelaksana SMD
SMD dan dan MMD
MMD 2. Menentukan
waktu dan lokasi
3. Menentukan
data populasi
4. Menentukan
data sampel
5. Menentukan
metode SMD
6. Koordinasi dan
Komunikasi
7. Membuat
Tabulasi
8. Membuat
kuesioner
2 Pelaksana Kegiatan Mei-juli Tim Pendistribusian
SMD 2023 Pelaksana kuesioner kepada
SMD dan masyarakat
MMD dan
Kader
Kesehatan
Desa
Mandalahayu
3 Pengolahan Data Juli dan Tim 1. Rekapitulasi data
Agustus Pelaksana 2. Analisis data
2023 SMD dan
MMD
4 Pelaporan Hasil SMD Minggu ke 4 Tim Laporan hasil di
Agustus Pelaksana laporkan kepada
2023 SMD dan Kepala Puskesmas
MMD dan Pertemuan
internal UKM
5 Persiapan MMD Minggu ke 2 Tim 1. Koordinasi dan
bulan Pelaksana komunikasi
September SMD dan 2. Menentukan
2023 MMD tempat dan
waktu
3. Menyiapkan
bahan
pelaksanaan
6 Pelaksanaan MMD September Tim 1. Pemaparan
2023 Pelaksana materi
SMD dan 2. Sesi diskusi
MMD 3. Perumusan dan
menentukan
prioritas
masalah
4. Menyusun RTL
7 Pelaporan Hsil SMD Minggu ke 2 Tim Menyusun hasil
dan MMD oktober Pelaksana SMD dan MMD
2023 SMD dan sebagai tindak
MMD lanjut yang
dituangkan
kedalam RUK.

VIII. IDENTIFIKASI ANALISIS SMD DAN MMD


A. Analisis Situasi
1. Profil Desa Mandalahayu Kecamatan Salopa
Desa Mandalahayu merupakan satu dari sembilan desa yang
berada di wilayah Kecamatan Salopa Kabupaten Tasikmalaya. Desa
Mandalahayu terletak sebelah Barat Ibukota Kabupaten Tasikmalaya
dengan jarak ke Ibukota Kecamatan Salopa ± 1 Km dengan waktu
tempuh ± 5 – 10 menit. Jarak ke Ibukota Kabupaten Tasikmalaya ± 40
Km dengan waktu tempuh menggunakan kendaraan bermotor± 1.5
Jam. Desa Mandalahayu termasuk Desa Perbukitan, memiliki luas
wilayah 1114.760 Ha, dengan ketinggian 500 dpl dari permukaan laut.
Secara astronomis Desa Mandalahayu terletak antara 108 0.15 -
1080.17 LS dan 70.28 – 70.31 Ls. Adapun secara administrasi Desa
Mandalahayu terdiri dari 5 (lima) wilayah Kedusunan, 9 (sembilan) RW,
dan 26 (dua puluh enam) RT, dengan batas-batas sebagai berikut :
− Sebelah Utara : Desa Kawitan
− Sebelah Selatan : Desa Karyamandala
− Sebelah Barat : Desa Kertarahayu
− Sebelah Timur : Desa Mulyasari
Gambar. Peta Wilayah Desa Mandalahayu

Tabel. Penggunaan Lahan Tanah di Desa Mandalahayu Tahun


2023

No. Penggunaan Luas (Ha)

1. Tanah Sawah 98.750 Ha

2. Tanah Kering (Daratan) 141.980 Ha

3. Tanah Basah 3.500

4. Fasilitas Umum 371. 076 Ha

2. Kondisi Demografis
Dalam demografi ini diuraikan tentang data-data dan analisis
kondisi kependudukan yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Salopa Desa Mandalahayu yang berkaitan dengan kebutuhan data
pembangunan kesehatan.

Tabel. Jumlah Penduduk dan Komposisi Penduduk di Wilayah


UPTD Puskesmas Salopa Tahun 2023
0-04 05-12 13-15 16-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 >75 JUMLAH JUMLA
NO NAMA DUSUN
LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR LK PR H

1 CILEGI 54 46 44 38 37 38 43 36 37 39 23 26 26 27 24 28 28 35 29 26 23 29 27 24 23 17 15 14 12 10 5 4 450 437 887

2 KALANGANYAR 45 56 29 25 31 35 29 33 28 23 23 18 25 28 26 25 23 23 23 18 25 22 17 18 13 17 12 5 16 15 6 4 371 365 736

3 BOJONGRAPIH 71 57 40 41 41 38 48 34 38 24 25 28 30 33 34 32 34 30 28 25 27 23 24 15 16 11 15 9 17 9 8 11 496 420 916

4 TAMANSARI 59 52 44 39 49 47 53 38 39 45 35 48 40 41 45 41 41 37 41 33 34 21 30 21 25 19 24 18 18 16 10 13 587 529 1.116

5 SUKAHURIP 48 45 30 25 47 39 42 34 39 34 27 25 34 30 34 26 29 30 25 30 26 25 18 21 17 18 12 20 13 15 8 11 449 428 877

JUMLAH 277 256 187 168 205 197 215 175 181 165 133 145 155 159 163 152 155 155 146 132 135 120 116 99 94 82 78 66 76 65 37 43 2.353 2.179 4.532

Dari Tabel penduduk tergambar jelas penduduk Desa


Mandalahayu didominasi oleh usia kerja dan usia sekolah. Di usi
balita (<5thn) ada sebanyak 11.7%, usia sekolah dengan rentang
umur 5-19 tahun sebanyak 16.6%, juga usia kerja 20-59 tahun
sebanyak 58.7% dan selebihnya usia diatas 60 tahun sebanyak
13%. Jika dilihat berdasarkan jenis kelamin makan penduduk laki-
laki lebih banyak 51% disbanding perempuan.
3. Tingkat Pendidikan

Tabel. Jumlah Penduduk Berdasarakan Tingkat Pendidikan yang


Ditamatkan di Wilayah UPTD Puskesmas Salopa Desa
Mandalahayu Tahun 2023

No Dusun PENDIDIKAN

TIDAK TAMAT SD

TAMAT DIPLOMA

TAMAT ACADEMI

TAMAT DIPLOMA

TAMAT STRATA

TAMAT STRATA
BERSEKOLAH
TIDAK/BELUM
SEDERAJAT

SEDERAJAT

SEDERAJAT

SEDERAJAT
TAMAT SMA
TAMAT SMP

DIPLOMA III

III STRATA I
TAMAT SD

JUMLAH
I/II

III
II
1 Cilegi 214 5 243 193 175 - 5 49 - - 884

2 Kalanganyar 167 13 205 165 124 - 3 60 1 - 738

3 Bojongrapih 318 10 312 150 117 - 1 7 - - 915

4 Tamansari 342 10 333 271 156 - - 8 1 - 1.121

5 Sukahurip 229 12 283 198 148 - - 4 - - 874

Jumlah 1.270 50 1.376 977 720 - 9 128 2 - 4.532

Jumlah penduduk Desa Mandalahayu sebagaimana tergambar


dalam table menunjukan bahwa di tahun 2023 penduduk yang
tamat SLTP lebih banyak di bandingkan tingkat Pendidikan
lainnya.
4. Mata Pencaharian Penduduk
Tabel. Distribusi Produktivitas Penduduk Menurut Mata
Pencaharian di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Salopa Desa
Mandalahayu Tahun 2023
➢ Petani : 529. Orang
➢ Buruh tani : 915. Orang
➢ Pegawai Negeri Sipil : 75. Orang
➢ TNI/POLRI : 4. Orang
➢ Pensiunan : 56. Orang
➢ Pedagang : 165. Orang
➢ Peternak : 42. Orang
➢ Montir : 12. Orang
➢ Bidan : 2. Orang
➢ Jasa Kesehatan : 4. Orang
➢ Pengusaha Kecil / menengah : 35. Orang
➢ Arsitektur : -. Orang
➢ Tukang : 98. Orang
➢ Karyawan Swasta : 155. Orang
➢ Pengacara : -. Orang
Sumber mata pencaharian di Desa Mandalahayu 43.7% sebagai
Buruh Tani, 25.3% sebagai Petani, 7.8% Pedagang, 7.4% Karyawan
Swasta dan 15.8% bermata pencaharian sebagai peternak,montir,
dan TNI/POLRI.

B. Analisis Survey Mawas Diri (SMD)


1. Hasil Survey Mawas Diri (SMD)
Pengolahan Data didapatkan nilai dari semua Responden yaitu 42
KK, responden menjawab pertanyaan sebanyak 8 bagian. Nilai dari
jawaban dibagi jumlah Responden dikalikan 100 di dapatkan
Prosentase nilai jawaban dari semua bagian kuestioner.
Kuesioner Survey Mawas Diri (SMD) ini terdiri dari 8 bagian, yaitu:
a. Akses Pelayanan dan Pembiayaan Pelayanan

AKSES PELAYANAN DAN


PEMBIAYAAN
A B C D
37

37
22

19
18

18
5

4
3

1
0
0

0
0

0
0

FASKES JARAK FASKES KEMUDAHAN KEPESERTAAN


AKSES JKN

1) Bila Masyarakat sakit, Berobat ke Petugas Kesehatan sebanyak


88.1%
2) Jarak dari rumah responden sampai ke fasilitas kesehatan
(Puskesmas, Pustu, Polindes, Praktek Swasta) 42.85% berjarak
kurang dari 1 km
3) Jarak dari rumah Anda sampai ke fasilitas kesehatan
(Puskesmas, Pustu, Polindes, Praktek Swasta) 52.38% berjarak
1-5km
4) Jaminan kesehatan yang responden miliki BPJS/KIS
Pemerintah 21.4%, Jaminan kesehatan yang memiliki
BPJS/KIS Mandiri 33.3%, Tidak Punya Jaminan kesehatan
42.85% dan Memiliki Jaminan Kesehatan lainnya 2.4%.
b. Kesehatan Keluarga
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 78.6% Remaja putri keluarga mendapatkan 21.4% Remaja Putri
dan mengonsumsi tablet tambah darah rutin belum
(1tablet/minggu) mendapatkan
Tablet Tambah
darah
2 73.8% Remaja putri keluarga mengikuti 26.2% Remaja Putri
kegiatan posyandu remaja tidak mengikuti
Posyandu Remaja

3 73.8% Remaja putri keluarga mendapatkan 27.2 % Remaja


tidak mendapatkan
pemeriksaan kesehatan di sekolah
pemeriksaan
kesehatan di
Sekolah

4 85.7% Remaja putri keluarga terbiasa untuk 14,3 % Remaja


sarapan pagi
tidak Biasa sarapan
pagi
5 76.2 % Usia saat menikah kurang 19 th 76.2 % Usia saat
menikah kurang 19
th
6 85.7% Sebelum menikah calon pengantin 14,3% Calon
sudah mengikuti edukasi kesehatan
Pengantin Belum
reproduksi di KUA
mengikuti Edukasi
Kesehatan
reproduksi di KUA
7 100% Tahu calon pengantin harus
melakukan skrining pemeriksaan kesehatan
di Puskesmas
8 80% di keluarga mempunyai balita atau ibu 80% di keluarga
mempunyai balita
hamil
atau ibu hamil

9 95.2% Bila mempunyai ibu hamil dimana 2.4% Rencana


rencana tempat melahirkan di Bidan tempat melahirkan
oleh Dukum Paraji
10 Rencana penolong persalinannya 100% oleh
Bidan
11 Pada kehamilan anak terakhir/kehamilan
anak sekarang,ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan 78.5% 4-6 kali, 7.2% lebih 6 kali
12 Semua Ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan ke dokter dan untuk USG 1 kali di
TM 1 dan 1 kali di TM 3 100%
13 Pada kehamilan anak terakhir/kehamilan 2.4 % Pada
sekarang ibu sudah tahu bagaimana kehamilan anak
menyambut persalinan agar aman dan terakhir/kehamilan
selamat dengan menempelkan stiker P4K sekarang ibu
yang ada di buku KIA 97.6% belum tahu
bagaimana
menyambut
persalinan agar
aman dan selamat
dengan
menempelkan
stiker P4K yang ada
di buku
14 Pada kehamilan anak terakhir/kehamilan
sekarang ibu mengalami gangguan risiko
kehamilan 4.7%
15 Agar ibu hamil risiko tinggi dapat terpantau
keadaan kesehtaan kehamilannya sebaiknya
100% masyarakat menjawab harus
kunjungan rumah oleh Nakes
16 Selama hamil anak terakhir/kehamilan
sekarang ibu 100% mengikuti kelas ibu hamil
di posyandu.
17 Penolong persalinan anak 11.9% Penolong
persalinan anak
terakhir Anda 85.7% Bidan
terakhir oleh
Dukun Paraji

18 Pernah terjadi kematian (satu tahun Kematian bayi


26.2% dan
terakhir)Bayi: 26.2%, Balita 2.4%, Ibu hamil
Kematian Balita
0%, ibu Bersalin 0% 2.4%

c. GIZI dan KB
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 30.95% Responden Memiliki Balita Balita
2 Anak terakhir diberikan ASI Eksklusif 88.1% 11.9% Bayi belum
diberikan ASI
Eksklusif
3 Setahun balita anda ditimbang 7.1 % Balita tidak
pernah di timbang
(poyandu/puskesmas) 92.8% lebih 8x.
di Posyandu

4 Keluarga memiliki balita dengan status gizi 11.9% Balita masih


kurang/BGM/gizi buruk/stunting sebanyak
mempunyai
11.9 % yang memiliki masalah Gizi
masalah Gizi
5 MPASI diberikan 69.1% di usia 6 bln 21.5 % Bayi di
berikan MP ASI
diusia kurang dari
6 bln
6 Ibu balita mengikuti kegiatan 11.9 % Ibu Balita
penyuluhan/kelas ibu balita sebanyak 88.1% belum mengikuti
Kelas Balita
7 PUS memakai alat kontrasepsi 73.8 % PUS belum
memakai Alat
Kontrasepsi 27.2%

8 PUS menganggap sunat perempuan itu penting PUS menganggap


sebanyak 66.67% sunat perempuan
itu penting
sebanyak 66.67%

9 Diilingkungan terjadi kekerasan pada Diilingkungan


perempuan dan anak (1 tahun terakhir)
terjadi kekerasan
sebanyak 7.14 %
pada perempuan
dan anak (1 tahun
terakhir) sebanyak
7.14 %
10 Keluarga selalu mengkonsumsi aneka ragam
makanan/menu seimbang sebanyak 92.86%

11 Keluarga selalu mengkonsumsi garam ber


yoidium sebanyak 95.2%

d. P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit)


No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 Masyarakat mengikuti Kegiatan posyandu
lansia + PTM (Penyakit Tidak Menular) di
lingkungan sebanyak 78.5%

2 lansia yang mengikuti kegiatan pemeriksaan


lanjut di puskesmas sebanyak 78.5%
3 Di lingkungan tidak terdapat orang dengan
gangguan jiwa.

4 Pemasungan orang dengan gangguan jiwa tidak


ada
5 Dalam keluarga yang sedang menjalani 4.8% di lingkungan
pengobatan TB sebanyak 4,8% masyarakat
menjalani
Pengobatan TB

6 Penderita yang sudah selesai (tuntas) menjalani


program TB 4.8%
7 Penderita TB yang tidak diobati sebanyak 2.4%
alasan tidak mau.
8 Masyarakat pernah melakukan test HIV di Masyarakat tidak
Puskesmas sebanyak 9.5%
pernah melakukan
test HIV di
Puskesmas
sebanyak 90.5%%
9 Masyarakat mengetahui ciri-ciri bayi/balita 23.8 % Masyarakat
mengalami pneumonia sebanyak 76,2%
tidak mengetahui
ciri-ciri bayi dan
Balita yang
mengalami
Pneumonia
10 Masyarakat mengetahui bagaimana cara 57.1 % Petugas
melaporkan kasus pneumonia sebanyak 28.5%
tidak bertanya
mengenai kasus
pneumonia di
masyarakat
11 42,8% petugas bertanya mengenai kasus
pneumonia di masyarakat (Bila mempunyai
balita)
12 Masyarakat yang menderita diare sebanyak Masyarakat yang
66.7%
menderita diare
sebanyak 66.7%
13 Masyarakat yang menderita diare diberi Oralit 57.2 % Masyarakat
atau sejenisnya oleh tempat berobat sebanyak belum diberikan
42.8% oralit oleh pemberi
pengobatan

14 Ibu hamil pernah diperiksa Hepatitis B 57.2 % Masyarakat


sebanyak 69.1% belum diberikan
oralit oleh pemberi
pengobatan

15 Tidak ada penderita Kusta di lingkungan


masyarakat
16 Rumah pernah diperiksa keberadaan jentik
oleh petugas puskesmas / kader sebanyak
90.4%
17 Tidak ada penderita Kaki gajah/Filariasis
dalam masyarakat dan Keluarga
18 Masyarakat meminum obat pencegahan masal
cacingan sebanyak 85.7%

19 Umur responden 90.47 % Usia Produktif


20 Responden yang pernah menjalani skrining 90.5% Usia
kesehatan sebanyak 9.5%
Produktif belum
menjalani skrining
Kesehatan
21 Penderita Hipertensi sebanyak 52,4 % Penderita
Hipertensi
sebanyak 52,4 %
22 Penderita HT yang diobati/dilayani Puskesmas
sebanyak 4.7%
23 Penderita penyakit Gula (Diabetes Mellitus)
95.3%
24 Penderita DM diobati/dilayani Puskesmas
Sebanyak 4.9%
25 Masyarakat tidak melaporkan kejadian Masyarakat tidak
penyakit yang berpotensial wabah kepada
melaporkan
Puskesmas sebanyak 95.2%
kejadian penyakit
yang berpotensial
wabah kepada
Puskesmas
sebanyak 95.2%
26 Imunisasi yang diperoleh anak terakhir 47.6 % 2.4% Balita tidak
campak lengkap sesuia umur, 40.4% Lengkap
lengkap Imunisasi
tidak sesuai Umur.

27 Keluarga selalu datang ke POSBINDU sebanyak 2.4% Balita tidak


50.4%
lengkap Imunisasi
28 Masyarakat menganggap pelayanan POSBINDU
itu penting dan bermanfaat sebanyak 92.8%
29 Kegiatan POSBINDU ada pemeriksaan
(TB,BB,LP,GDS)sebanyak 97.6%
30 Kader POSBINDU yang membantu di setiap
kegiatannya sebanyak 95.2%

e. Perilaku Keluarga
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 Anggota keluarga yang merokok sebanyak Anggota keluarga
90.4%
yang merokok
sebanyak 90.4%
2 Sumber air di keluarga anda berasal dari
sumber air yang bersih (mata air, sumur gali,
PDAM) sebanyak 97,6%
3 Anggota keluarga terbasa mencuci tangan
dengan Sabun dan air mengalir setiap sebelum
dan setelah melakukan aktifitas sebanyak
95.2%
4 Jamban keluarga memiliki septiktank sebanyak
69.1%
5 Keluarga terbiasa memberantas jentik nyamuk
minimal 1 minggu sekali sebanyak 69.1%
6 Anggota keluarga Anda melakukan aktifitas
fisik / olah raga teratur minimal 30 menit
sehari sebanyak 90.4%
7 Anggota keluarga terbiasa menjaga kebersihan
diri dan lingkungan sebanyak 100%
Lingkungan terdapat wadah/sarana yang
tanggap terhadap masalah kesehatan (Desa
Siaga)sebanyak 100%
8 Keluarga mengetahui tentang GERMAS
sebanyak 100%
9 Keluarga sehari-hari membuang sampah pada
tempatnya Sebanyak 100%

10 Keluarga biasa minum dengan air yang


dimasak lebih dahulu sebanyak 90.47%
11 Keluarga rutin membersihkan
rumah/menyapu tiap hari sebanyak 100%

f. UKM Pengembangan
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 Di lingkungan tidak terdapat pengobatan
tradisional
2 Di keluarga atau saudara yang tidak menderita
katarak sebanyak 90.1%
3 Di Lingkungan ada klub klub olahraga 61.9% tdk d bina
sebanyak 95.1%, 61.9% tdk d bina oleh
oleh Puskesmas.
Puskesmas.

g. Kesehatan Lingkungan
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis Kebutuhan
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Dan Harapan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Masyarakat
A. Faktor Pengetahuan/Sikap/Perilaku
1 Masyarakat menjawab Buang Air Besar di
pacilingan/ pembuangan BABnya ke balong,
sungai, susukan, sawah atau kebun apakah
termasuk BAB Sembarangan sebanyak
90.5%
2 Masyarakat mengetahui cara mencuci
tangan pakai sabun dan 5 waktu penting
Cuci Tangan Pakai Sabun sebanyak 100%
3 Masyarakat memiliki tudung saji/penutup
lain untuk menutup makanan di rumah
4 Air minum yang Bapak/Ibu konsumsi sudah Air minum yang
di masak secara sempurna (di diamkan Bapak/Ibu konsumsi
mendidih selama minimal 10 menit) sudah di masak secara
sebanyak 2.3% tidak sempurna (di
diamkan mendidih
selama minimal 10
menit) sebanyak
97.7%

5 Masyarakat melakukan pemilahan sampah


organik dan non organik sebanyak 85.7%
6 Sampah di rumah Bapak/Ibu dibiarkan Sampah di rumah
berserakan sebanyak 35.7% Bapak/Ibu dibiarkan
berserakan sebanyak
35.7%

7 Limbah cair bekas cuci piring, mandi dan Limbah cair bekas
cuci baju dibiarkan tergenang disekitar
cuci piring, mandi dan
rumah, dibuang ke sungai/kolam sebanyak
66.67% cuci baju dibiarkan
tergenang disekitar
rumah, dibuang ke
sungai/kolam
sebanyak 66.67%
B.Faktor Non Perilaku/Lingkungan
1 Jamban Bapak/Ibu jauh dari rumah
sebanyak 16.67 %
2 Masyarakat tidak memiliki lahan untuk
membuat septictank sebanyak 30.9%
3 Wilayah Bapak/Ibu tidak ada tempat Wilayah Bapak/Ibu tidak ada
pembuangan akhir sampah (TPA) sebanyak tempat pembuangan akhir
100% sampah (TPA) sebanyak
100%

4 Rumah masyarakat Banyak


lalat/tikus/kecoa sebanyak 21.4%
5 Masyarakat Sulit mendapatkan air
bersihsebanyak 7.14%

6 Masyarakat Tidak ada tempat cuci tangan


di rumah sebanyak 19.04 %

7 Masyarakat Tidak mempunyai lahan untuk


mengelola limbah cair (air bekas cucian
baju, piring, atau bekas mandi) sebanyak
9.5%

C. Faktor Lain
Kebijakan:
1 Lingkungan masyarakat yang memiliki
Peraturan lokal terkait menjaga Kesehatan
lingkungan sebanyak 92.8%
2 Himbauan kerja bakti untuk bersih-bersih
di lingkungansi lingkungan sebanyak 100%

3 Himbauan untuk tidak membuang sampah


sembarangansebanyak 100%

4 Tidak ada Denda/ sanksi bagi pelanggar


himbauan tersebut sebnyak 61.9%
Potensi Sumber Daya Masyarakat :
1 Masyarakatnya kompak dan mudah diajak
gotong royong/kerja bakti sebanyak 100%
2 Masyrakat ada Kelompok
karangtaruna/kepemudaansebanyak
97.6%

3 Masyarakat Kelompok ibu-ibu/pengajian


sebanyak 100%
4 Masyarakat Kelompok arisan sebanyak
100%
5 Kelompok masyarakat lainnya sebanyak
95.2%

h. TB
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis Kebutuhan
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Dan Harapan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Masyarakat
1 Masyarakat mengetahui tentang penyakit
TBC sebanyak 97.6%
2 Masyarakat mengetahui bahwa penyakit
TBC Menular sebanyak 100%
3 Masyarakat mengetahui bahwa penyakit
TBC penularannya lewat percikan dahak
sebanyak 100%
4 Masyarakat mengetahui kuman penyebab
penyakit TB adalah Bakteri sebanyak 100%
5 Masyarakat mengetahui tanda dan gejala
TBC sebanyak 100%
6 Masyarakat pernah menemukan suspek
atau terduga TBC sebanyak 100%
7 Masyarakat tidak pernah/sedang
pengobatan penyakit TBC sebanyak 97,6%
8 Masyarakat mengetahui bahwa di
puskesmas ada pelayanan pengobatan
penyakit TBC gratis sebanyak 100%
9 Msyarakat mengetahui bahaya pengobatan
penyakit TBC apabila tidak tuntas sebanyak
100% bisa menularkan.
10 Masyarakat Tidak ada yang pengobatan TBC
nya putus berobat(loss to follow up) atau
mangkir pengobatan TBC sebanyak 100 %
11 Masyarakat mengetahu bahwa pengobatan
penyakit TBC harus ada PMO(pengawas
Minum Obat)sebanyak 100

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) di wilayah
kerja Puskesmas Salopa dengan teknis observasi dan kuesioner.
Didapatkan beberapa masalah kesehatan sebagai berikut:
No Kategori Masalah
1 Akses Pelayanan Tidak Punya Jaminan kesehatan
dan Pembiayaan 42.85%
Kesehatan
2
Kesehatan Keluarga, 27.2% Remaja tidak mendapatkan
Gizi dan KB pemeriksaan Kesehatan di Sekolah

76.2% Usia menikah <19tahun


11.9% Penolong persalinan masih
oleh dukun Paraji
PUS menganggap Sunat Perempuan
penting sebanyak m66.67%
21.5% Bayi diberikan MP ASI kurang
dari 6 bulan
11,9 Bayi dan Balita masih
mempunyai masalah Gizi
(Underweight/Stunting/Wasting)
11.9% Bayi Belum ASI Eksklusif
11,9% Ibu Balita belum mengikuti
Kelas Ibu Balita
3 P2P 71.4% Masyarakat belum
mengetahui cara melaporkan kasus
Pneumonia
Masyarakat masih ada yang
menderita Diare sebanyak 66.7%
57.2% Penderita Diare masih belum
diberikan Oralit oleh pemberi
pengobatan
30.9% Ibu Hamil belum dilakukan
pemeriksaan Hepatitis
90.5% Usia Produktif belum
melakukan skrinning
80.9% Masyarakat belum mengikuti
Posbindu PTM
Masih ada penderita hipertensi
52.4% dan DM 95.3% tidak minum
obat teratur dan kontrol ke fasilitas
kesehatan.
2.4% Balita Tidak Lengkap
Imunisasi
4 Perilaku Hidup Anggota keluarga yang merokok
Bersih dan Sehat sebanyak 90.4%
(PHBS)
5 UKM Pengembangan 61.9% tdk d bina oleh Puskesmas
6 Kesehatan Air minum yang Bapak/Ibu
konsumsi sudah di masak secara
Lingkungan
tidak sempurna (di diamkan
mendidih selama minimal 10 menit)
sebanyak 97.7%

Sampah di rumah Bapak/Ibu


dibiarkan berserakan sebanyak
35.7%

Limbah cair bekas cuci piring, mandi


dan cuci baju dibiarkan tergenang
disekitar rumah, dibuang ke
sungai/kolam sebanyak 66.67%
7 TB Paru Masyarakat sudah sangat
mengetahui tentang tanda bahaya,
ciri dan gejala serta PMO dan
penularan TB Paru.

3. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah


Untuk menentukan prioritas masalah sebagaimana yang
tercantum dalam tabel mengenai identifikasi masalah, surveyor
menggunakan metode kriteria matriks USG (Urgent, Serious,
Growth) dengan skala likert masing-masing kriteria ditetapkan
dengan nilai 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3= sedang, 2=kecil,
1=sangat kecil). Nilai semakin besar jika tingkat urgensinya sangat
mendesak, atau tingkat keseriusannya, atau tingkat
perkembangannya semakin memperhatin. Kemudian kalikan
tingkat urgensi (U) dengan tingkat keseriusan (S) dan tingkat
perkembangan (G) untuk menentukan hasil urutan prioritas
masalah.
No Masalah Urgent Serious Growth Total Urutan
(U) (S) (G)
1 Tidak Punya Jaminan kesehatan
3 4 3 10
42.85%
2 27.2% Remaja tidak
mendapatkan pemeriksaan
4 4 3 11
Kesehatan di Sekolah

3 76.2% Usia menikah <19tahun 4 3 3 10


4 11.9% Penolong persalinan
5 5 5 15 1
masih oleh dukun Paraji
5 PUS menganggap Sunat
Perempuan penting sebanyak 4 3 2 9
66.67%
6 21.5% Bayi diberikan MP ASI
4 3 1 8
kurang dari 6 bulan
7 11,9 Bayi dan Balita masih
mempunyai masalah Gizi 5 5 4 14 2
(Underweight/Stunting/Wasting)
8 11.9% Bayi Belum ASI Eksklusif 4 5 2 12
9 11,9% Ibu Balita belum
3 3 3 9
mengikuti Kelas Ibu Balita
10 71.4% Masyarakat belum
mengetahui cara melaporkan 4 4 4 12
kasus Pneumonia
11 Masyarakat masih ada yang
3 3 4 10
menderita Diare sebanyak 66.7%
12 57.2% Penderita Diare masih
belum diberikan Oralit oleh 3 4 3 10
pemberi pengobatan
13 30.9% Ibu Hamil belum
4 4 3 11
dilakukan pemeriksaan Hepatitis
14 90.5% Usia Produktif belum
4 4 3 11
melakukan skrinning
15 80.9% Masyarakat belum
4 3 4 11
mengikuti Posbindu PTM
16 Masih ada penderita hipertensi
52.4% dan DM 95.3% tidak
3 3 3 9
minum obat teratur dan kontrol
ke fasilitas kesehatan.
17 2.4% Balita Tidak Lengkap
4 2 2 8
Imunisasi
18 Anggota keluarga yang merokok
5 4 4 13 3
sebanyak 90.4%
19 61.9% tdk d bina oleh
4 2 2 8
Puskesmas
20 Air minum yang Bapak/Ibu
konsumsi sudah di masak secara
20
tidak sempurna (di diamkan
4 3 2 9
mendidih selama minimal 10
menit) sebanyak 97.7%
4. Mencari Akar Penyebab Masalah
Untuk mencari akar penyebab masalah, menggunakan metode
diagram fishbone (diagram tulang ikan). Kategori yang digunakan
antara lain adalah : Manusia, Dana, Sarana, Metode, dan
Lingkungan.
Diagram Ishikawa/Fishbone

Sarana Dana Manusia

Kurangnya tingkat pendidikan


pada ibu hamil

Melahirkan ditolong Dukun


Pemanfaatan Ambulace Desa
paraji terkesan murah Kurang mengetahui persalinan
kurang
aman

Kurang Kerjasama antara


Bidan dan Dukun Paraji

11.9% Penolong
persalinan masih oleh
dukun Paraji

Pemanfaatan stiker P4K dan Masyarakat masih mempercayai


buku KIA masih kurang mitos mengenai ibu hamil

Adat istiadat masih sangat percaya


Dukungan Lintas Sektor Dukun Paraji
masih Kurang tentang Linakes

Metode Lingkungan
Diagram Ishikawa/Fishbone

Sarana Dana Manusia

Kurangnya pengetahuan
Pemanfaatan KMS belum mengenai masalah gizi
optimal oleh Kader dan Tenaga
Kesehatan Masih Tingginya angka
Kemiskinan di masyarakat Kurangnya kesadaran
mengenai pentingnya Posyandu

11,9 Bayi dan Balita


masih mempunyai
masalah Gizi
(Underweight/Stunting
/Wasting)

Kurangnya penyuluhan/edukasi Masih adanya masyarakat tidak


kepada Masyarakat ttg Pola Asuh datang ke Posyandu

Masyarakat belum mengetahui ttg


Pola asuh yang Kurang tentang
PMBA
pemberian Nutrisi pada Bayi dan
Balita terutama protein

Sanitasi yang kurang di masyarakat

Metode Lingkungan
Diagram Ishikawa/Fishbone

Sarana Dana Manusia

Call Center Stop merokok Kurangnya kesadaran masyarakat


belum optimal mengenai Perilaku Sehat

Kurangnya pengetahuan
mengenai bahaya merokok

Anggota keluarga
yang merokok
sebanyak 90.4%
Kurangnya koordinasi antar
lintas sektor ttg Kebijakan
Kawasan Tanpa Asap Rokok Merokok dianggap biasa dalam
Masyarakat

Sosialisasi tentang pembuatan


kebijakan Kawasan Tanpa
Asap Rokok

Metode Lingkungan
5. Menetapkan Cara-Cara Pemecahan Masalah
No Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan
Masalah Pemecahan Masalah
Masalah Terpilih
1 Penolong Manusia: Manusia: Diadakannya
persalinan - Kurangnya tingkat - Diadakannya kelas ibu hamil
masih oleh pendidikan ibu hamil kelas ibu
dukun - Kurangnya hamil
Paraji mengetahui - Adanya
persalinan aman penyuluhan
- Kurangnya Kerjasama atau edukasi
Dukun paraji dan mengenai
Bidan kehamilan
baik didalam
dan luar
gedung
dengan
menggunakan
berbagai
media
informasi
yang tersedia
ttg Kehamilan
Persalinan
dan
Perawatan
Nifas
Dana:
-Melahirkan di tolong
Dukun Paraji terkesan
Murah
Sarana:
- Pemanfaatan
Ambulance Desa
masih Kurang
Metode: Metode:
- Pemanfaatan stiker - Diadakannya
P4K dan buku KIA kelas ibu
masih kurang hamil
- Dukungan Linakes
dari LS masih kurang
Lingkungan: Lingkungan: Dilakukan
- Masyrakat masih - Dilakukan sweeping atau
mempercayai mitos sweeping atau pendataan ke
mengenai ibu hamil. pendataan ke rumah ibu hamil
- Adat istiadat masih rumah ibu sebagai
percaya Dukun paraji hamil sebagai monitoring
monitoring
- Adanya
penyuluhan
atau
pemberian
edukasi baik
di dalam dan
luar gedung
dengan
menggunakan
berbagai
media
informasi
yang tersedia
2 Bayi dan Manusia: Manusia: Manusia:
balita - Kurangnya - Diadakannya - Diadakannya
masih pengetahuan kelas ibu bayi kelas ibu
mempunyai mengenai Masalah dan balita bayi dan
masalah Gizi - Adanya balita
Gizi - Kurangnya kesadaran penyuluhan
orang tua/masyrakat atau
pentingnya Posyandu pemberian
edukasi baik
di dalam dan
luar gedung
dengan
menggunakan
berbagai
media
informasi
yang tersedia
Dana:
- Masih Tingginya
Keluarga Miskin
Sarana: Sarana: Optimalisasi
- Pemanfaatan KMS - Optimalisasi Pemanfaatan
belum optimal oleh pemanfaatan Buku KIA oleh
kader dan Tenaga kader Kader dan
Kesehatan melalui tenaga
kegiatan Kesehatan
Peningkatan
Kapasitas
Kader
Posyandu
Metode: Metode: Pelaksanaan
- Kurangnya - Pelaksanaan Pelatihan PMBA
pengetahuan/Edukasi Pelatihan untuk kader
Masyarakat tentang PMBA untuk Posyandu
Pola Asuh yang Baik Kader
- Kurangnya edukasi Posyandu
mengenai PMBA dan
Kecukupan nutrisi
untuk Bayi dan balita
Lingkungan: Lingkungan: Dilakukan
- Masyarakat tidak - Dilakukan sweeping bayi
dating ke Posyandu sweeping dan balita
- Pola Asuh Keluarga bayi dan dengan masalah
belum optimal balita yang gizi
teruatama pemberian tidak dating
nutrisi pada Bayi dan posyadnu
Balita terutama
- Sanitasi Lingkungan dengan
yang masih Kurang masalah Gizi
- Adanya
penyuluhan
atau
pemberian
edukasi baik
di dalam dan
luar gedung
tentang
pentingnya
posyandu dan
PMBA
3 Anggota Manusia: Manusia: Penyuluhan
Keluarga - Kurangnya kesadaran - Adanya tentang Bahaya
Merokok masyrakat mengenai penyuluhan merokok dan
sebanyak Perilaku Sehat atau Advokasi
90.4% - Kurangnya pemberian kebijakan
pengetahuan edukasi baik Kawasan tanpa
masyarakat mengenai di dalam dan Asap rokok
bahaya merokok luar gedung
dengan
menggunakan
berbagai
media
informasi
yang tersedia
- Advokasi
untuk
kawasan
Tanpa Asap
Rokok
Dana: Dana:

Sarana: Sosialisasi Call


- Call Center Stop Center Stop
merokok belum Merokok
optimal
Metode: Metode:
- Kordinasi dan - Advokasi
Advokasi dengan LS dengan LS
ttg Kebijakan tentang KTA
Kawasan tanpa Asap
Rokok
- Sosialisasi tentang
Kebijakan Kawasan
Tanpa Asap Rokok
Lingkungan: Lingkungan: Melakukan
- Melakukan kemitraan atau
kemitraan koordinasi baik
- Merokok dianggap atau lintas program
Biasa dalam koordinasi dan lintas
masyaraka baik lintas sektor
program dan
lintas sektor

Sebagaimana uraian diatas bahwa pemecahan masalah terpilih


adalah:
a. Melakukan penyuluhan baik di dalam gedung dan luar gedung
tentang Kehamilan, persalinan, Nifas dan BBL, Kawasan tanpa
Asap Rokok, dan pentingnya posyandu.
b. Diadakannya kelas ibu hamil dan kelas ibu bayi dan balita.
c. Diadakannya kunjungan rumah atau sweeping untuk bayi dan
Balita yang tidak dating ke Posyandu
d. Melakukan kemitraan atau berkoordinasi baik lintas program dan
lintas sektor.

Berdasarkan pemecahan masalah terpilih, maka perlu adanya


rencana tindak lanjut (RTL) dari permasalahan tersebut.
6. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
No Kegiatan Tujuan Sasaran Pj Kegiatan Dana Waktu Tempat Pelaksanaan Ket
Program
1 2 3 4 5 6 7 8 9
KIA
1 Penyuluhan luar dan Meningkatkan Ibu hamil, BOK Disesuaikan - Kesga
dalam gedung pengetahuan dan keluarga, dan - Promkes
kesadaran mengenai masyarakat - LP
kesehatan selama umum - LS
kehamilan
2 Kelas Ibu Hamil Memberikan edukasi Ibu hamil dan BOK Disesuaikan - Kesga
mengenai masa kehamilan keluarga - LP
- LS
3 Kunjungan rumah Melakukan sweeping Ibu hamil dan BOK Disesuaikan - Kesga dan
keluarga beresiko dan /pendataan dan keluarga Bayi Gizi
Ibu hamil monitoring Ibu hamil, dan Balita - LP
keluarga beresiko masalah resiko masalah - LS
gizi Gizi
4 Konseling Pra-nikah Edukasi Catin Calon Pengantin BOK Disesuaikan - Kesga dan
Gizi
- LP
- LS
5 Kelas Ibu bayi dan balita Memberikan edukasi Ibu bayi dan BOK Disesuaikan - Kesga
mengenai imunisasi dan balita dan - LP
pertumbuhan dan keluarga - LS
perkembangan bayi dan
balita
6 Pelatihan PMBA Memberikan edukasi Kader Posyandu BOK Disesuaikan - Kesga dan
mengenai Pemberian Gizi
makanan Bayi dan Anak - LP
balita - LS
7 Pelatihan optimalisasi Memberikan edukasi Kader Posyandu BOk Disesuaikan - Kesga dan
pemanfaatan Buku KIA tentang BUKU KIA dan Bidan Gizi
untuk kader dan - LP
petugas Kesehatan - LS
8 Advokasi tentang Meningkatkan Toma dan BOK Disesuaikan - Kesling
Kawasan tanpa Rokok pengetahuan dan masyarakat - Promkes
(KTR) kesadaran masyarakat umum - LP
mengenai KTR - LS
IX. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) Desa Mandalahayu telah dilaksanakan sesuai dengan SOP
dan rencana baik waktu, tempat, tim pelaksana dan penyusunan laporan.
Kegiatan ini sangat bermanfaat karena merupakan sebagai acuan
evaluasi yang dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
didampingi oleh puskesmas.
Kegiatan SMD dan MMD dilaksanakan setiap tahun dengan
bertujuan agar masyarakat dan puskesmas dapat mengetahui masalah
kesehatan diwilayahnya, sehingga bisa menyusun bersama-sama
program apa saja yang akan dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan
sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Kel.Jamika.
Diketahui hasil kegiatan SMD dan MMD yang didapatkan dari
kuesioner dan telah dilakukan analisis terdapat 16 permasalah kesehatan
yang muncul, dari 16 permasalah tersebut dibuatlah analisis prioritas
masalah dan didapatkan hasil yaitu 3 prioritas masalah terdiri dari
program KIA kesehatan ibu hamil, Program Gizi tentang masalah Gizi
Stunting/Uderweight/Wasting, Promkes tentang KTR
2. Rekomendasi
Dengan adanya hasil data SMD dan MMD yang di dapatkan, maka
pembangunan kesehatan masyarakat diwilayah kerja UPTD Puskesmas
Salopa khususnya dibidang pelayanan preventif dan promotif masih
harus ditingkatkan kembali. Adapun persoalan diatas menyarankan agar
Puskesmas bisa lebih meningkatkan fungsi dan peranan dalam
peningkatan pelayanan preventif dan promotif, diantaranya baik
Puskesmas dan pemangku kebijakan kewilayahan harus banyak
berkoordinasi baik melalui lintas sektoral maupun lintas program atau
dilingkungan Puskesmas sendiri.
LAPORAN

ANALISIS KEBUTUHAN MASYARAKAT DESA TANJUNGSARI


KECAMATAN SALOPA

I. PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023, kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomi.
Konsep pembangunan kesehatan di Indonesia dimulai dengan
pemikiran tentang paradigma sehat. Paradigma sehat adalah cara
pandang, pola piker atau model pembangunan kesehatan yang melihat
masalah kesehatan saling berkait dan mempengaruhi dengan banyak
faktor yang bersifat lintas sektor dan upayanya lebih diarahkan pada
peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan, bukan hanya
penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan. Secara umum
konsep paradigma sehat dapat menghasilkan dua poin penting, yaitu
mencegah lebih baik daripada mengobati, dan pentingnya pemberdayaan
masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dan hidup dalam lingkungan
yang sehat.
Berdasarkan konsep paradigma sehat dirumuskan visi Indonesia
sehat. Visi Indonesia sehat dapat terwujud jika semua komponen
masyarakat dapat berada dalam kondisi sehat.
Upaya kesehatan ialah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan
yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan
untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarkat dalam
bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan
penyakit dan pemulihan kesehatan oleh Pemerintah dan atau masyarkat.
Pemberdayaan masyarkat ialah suatu upaya atau proses untuk
menumbuhkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarkat dalam
mengenali, mengatasi, memelihara, melindungi, dan meningkatkan
kesehatan. Dari batasan ini dapat diuraikan bahwa secara bertahap
tujuan pemberdayaan masyarkat di bidang kesehatan adalah agar
tumbuh kesadaran, pengetahuan dan pemahaman akan kesehatan bagi
individu, kelompok atau masyarakat, serta timbul kemauan atau
kehendak sebagai bentuk lanjutan dari kesadaran dan pemahaman
terhadap kesehatan.
Upaya pemberdayaan masyarkat jika dilaksanakan secara optimal
dapat mendukung tercapai visi “Indonesia Sehat”. Cara agar tercapainya
desa sehata adalah mewujudkan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat, mencipatakan kewaspadaan dan partisipasi masyarakat
di bidang kesehatan, meningkatakan kemampuan masyrakat untuk
mengenal dan mengatasi permasalahan kesehatan, menciptakan
dukungan tokoh masyarakat dan perangkat desa dalam pembangunan
kesehatan masyarakat di Desa, mewujudkan pelayanan kesehatan dasar
yang dilaksanakan oleh masyarkat dan tenaga professional kesehatan.

II. LATAR BELAKANG


Survei Mawas Diri (SMD) adalah Survei Berbasis Masyarakat
merupakan kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian masalah
Kesehatan oleh tokoh masyrakat dan kader setempat dibawah bimbingan
petugas Kesehatan atau perawat di desa (Depkes RI, 2007). Tujuan Survei
Mawas Diri (SMD) atau Survei Berbasis Masyarakat adalah masyarakat
lebih mengenal Kesehatan yang ada di desa/Desa dan menimbulkan
minat atau kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan
pentingnya permasalahan tersebut untuk diatasi. Setelah diadakan SMD
selanjutnya yaitu pelaksanaan kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) yaitu, musyawarah yang dihadiri oleh perwakilan masyarakat,
untuk membahas masalah-masalah terutama yang erat kaitannya dengan
kemungkinan KLB, kegawatdaruratan dan bencana yang ada didesa atau
Desa , serta merencanakan penanggulangan topik yang membahas dari
hasil pelaksanaan SMD.
UPTD Puskesmas Salopa memandang perlu untuk melaksanakan
kegiatan SMD dan MMD diwilayah kerja dalam rangka mewujudkan visi
pembangunan nasional dengan saling bekerjasama antara beberapa
komponen, mulai dari masyarakat sampai penentu kebijakan. Salah satu
upaya yang bisa dilakukan oleh UPTD Puskesmas Salopa adalah
pelaksanaan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD), dimana masyarakat mampu menggali atau mendeteksi hingga
mengatasi masalah kesehatan di wilayahnya masing-masing.
III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Diperolehnya hasil kegiatan SMD dan MMD Desa Tanjungsari tahun
2023 sebagai bahan acuan atau masukan dan pertimbangan dalam
penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) UPTD Puskesmas Salopa tahun 2025.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Mengetahui permasalahan yang berkaitan dengan Program Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) melalui hasil kegiatan SMD dan
MMD tahun 2023.
2. Dapat tersusunnya Rencana Usulan Kegiatan (RUK) Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) UPTD Puskesmas Salopa tahun 2023
dalam upaya mengatasi masalah kesehatan masyarakat.

IV. KEGIATAN
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Persiapan kegiatan Pertemuan sosialisasi pra SMD dan MMD
bersama lintas program dan lintas sektor.
2 Pelaksanaan Pengumpulan data sekunder
kegiatan SMD Pengumpulan data primer (SMD dan MMD)
3 Pengolahan Data Melakukan rekapitulasi dan analisis data.
4 Pelaporan hasil Hasil pengolahan data dilaporkan kepada
kegiatan SMD kepala puskesmas untuk mendapatkan
umpan balik dan dilakukan pertemuan
internal UKM sebagai tindak lanjut.
5 Persiapan MMD Tim pelaksana kegiatan mempersiapkan
kebutuhan baik sarana dan prasarana
untuk keberlangsungan pelaksanaan
MMD dan melakukan koordinasi dan
komunikasi baik lintas program atau lintas
sektor.
5 Pelaksanaan Pelaksanaan MMD dihadiri oleh Desa ,
kegiatan MMD Toma, Kader kesehatan, perwakilan
masyarkat, dan petugas puskesmas.
Kegiatan dilaksanakan menggunakan
metode PRA dan FGD dimana baik
pemegang kebijakan, lintas program dan
lintas sektor dapat berdiskusi bersama
dalam memecahkan masalah dan
membuat kesepakan bersama.
6 Pelaporan hasil Menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
kegiatan SMD dan untuk tiap program UKM dari hasil analisis
MMD dan pertemuan MMD.

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


A. Persiapan Kegiatan
1. Membentuk Tim Pelaksana dan Uraian Tugas
Pembentukan Tim Pelaksana SMD dan MMD dibuat berdasarkan
keputusan oleh Kepala Puskesmas dan Penanggung Jawab UKM.
(Tim Pelaksana SMD dan MMD Beserta Uraian Tugas Terlampir)
2. Menentukan waktu dan lokasi
a. Waktu sebagaimana yang telah disepakati bahwa pelaksanaan
Survey Mawas Diri (SMD) yaitu tanggal April 2023-November
2023.
b. Lokasi sasaran diwilayah kerja UPTD Puskesmas Salopa Desa
Tanjungsari.
3. Menentukan Data Populasi
Populasi yang digunakan pada pelaksanaan Survey Mawas Diri
(SMD) adalah jumlah KK yang ada diwilayah kerja UPTD
Puskesmas Salopa pada tahun 2023. Berdasarkan survey jumlah
KK di Desa Tanjungsari yaitu sebanyak 1.907 KK yang terdiri dari
6 RW, 6 dusun dan 33 RT.
4. Menentukan data Sampel
Sampel yang didapat menggunakan rumus slovin dengan
persentase atau tingkat kesalahan 5% dari jumlah populasi.
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒)2
6865
𝑛=
1 + 6865 (0,05)2
6865
𝑛=
1 + 6865 (0,0025)2
𝑛 = 377,9 ~ 378
Jumlah sampel yang didapatkan dari jumlah populasi dan hasil
perhitungan adalah 42 KK.
5. Metode Pelaksanaan SMD
Metode kegiatan pelaksanaan SMD menggunakan metode
kuesioner yang di sebarkan kepada masyarakat.
6. Koordinasi dan Komunikasi Lintas Program/Lintas Sektor
Koordinasi dan komunikasi lintas program terus dilakukan dari
tahap persiapan, pelaksanaan, sampai evaluasi akhir. Begitu juga
koordinasi dan komunikasi lintas sektor dari sosialisasi pada
tingkat Desa dan kader kesehatan. Sebelum pelaksanaan SMD dan
MMD dilaksanakan terlebih dahulu pertemuan sosialisasi kepada
lintas program atau lintas sektor melalui surat undangan.
7. Membuat Tabulasi
Tabulasi dibuat dengan adanya masukan dari semua program UKM
sebagai dasar rancangan pembuatan kuesioner. Dasar rancangan
kuesioner dilatar belakangi dari permasalahan yang ditemukan,
capaian UKM dan Program PIS-PK.
8. Membuat Kuesioner
Setelah disepakati rancangan kuesioner, selanjutnya pembuatan
kuesioner dan pendistribusian berdasarkan jumlah sampel yang
telah disepakati yaitu 42KK dari 5 Dusun.
B. Pelaksanaan Kegiatan SMD
Pelaksanaan Survey Mawas Diri (SMD) dilaksanakan dari April –
November 2023 sesuai dengan jumlah sasaran yang sudah di
tentukan. Sebelum dilakukan pendistribusian kuesioner kepada
masyarkat, Tim Pelaksana SMD dan MMD memberdayakan kader
kesehatan dalam teknis pelaksanaan SMD di lapangan. Sebelum
pendistribusian kuesioner disebarkan kepada masyarakat, kader
kesehatan diberikan pengarahan terlebih dahulu oleh Tim Pelaksana.

C. Pengolahan Data
Setelah pelaksanaan SMD, selanjutnya dilakukan pengolahan data
oleh tim pengolah dan analisis data yang sudah disepakati dengan
melakukan kegiatan:
1. Rekapitulasi data hasil SMD secara keseluruhan.
2. Membuat Analisa data (identifikasi masalah, pemecahan masalah,
prioritas masalah, rumusan masalah, mencari akar masalah,
evaluasi masalah dan RTL).
D. Pelaporan Hasil Kegiatan SMD
Hasil dari pengolahan data SMD dilaporkan kepada kepala puskesmas
untuk mendapatkan umpan balik dan dilaksanakan pertemuan
internal UKM untuk ditindak lanjuti. Tim pelaksana mengumpulkan
hasil umpan balik dan tindak lanjut untuk dijadikan bahan materi
yang akan di sampaikan pada saat kegiatan Musatawarah Masyrakat
Desa (MMD).
E. Persiapan MMD
Setelah dilaksanakannya SMD, maka tim pelaksana kegiatan
mengadakan koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor
untuk membahas rencana pertemuan atau kegiatan Musyawarah
Masyrakat Desa (MMD). Adapun persiapan yang dilakukan yaitu:
1. Tim pelaksana kegiatan menginformasikan kepada Desa
Tanjungsari bahwa akan diadakannya kegiatan MMD.
2. Menentukan waktu dan tempat lokasi pertemuan pada hari,
tanggal 10 November 2023 bertempat di Aula UPTD Puskesmas
Salopa.
3. Membuat surat undangan pelaksanaan MMD yang ditujukan
kepada Desa Tanjungsari dan jajarannya.
4. Tim pelaksanana kegiatan membuat rundown acara. (Susunan
acara terlampir)
5. Koordinasi dan komunikasi aktif terus dalam persiapan pertemuan
MMD baik lintas program maupun lintas sektor.
6. Menyiapkan ATK, materi, bahan dokumentasi dan konsumsi.
F. Pelaksanaan MMD
Dalam pelaksanaan MMD peserta yang diundang terdiri dari tingkat
Desa , tokma, kader kesehatan, perwakilan masyarakat dan petugas
puskesmas. Adapun metode pertemuan MMD yang digunakan yaitu
Teknik PRA (Participatory Rural Apraisal) dan Fokus diskusi.
Participatory Rural Appraisal (PRA) atay Pemahaman Partisipasi
Kondisi Pedesaan (PRA) adalah pendekatan dan metode yang
memungkinkan masyarakat secara bersama-sama menganalisis
masalah kehidupan dalam rangka merumuskan perencanaan dan
kebijakan secara nayat. Fokus diskusi adalah diskusi kelompok
terarah (Fokus Group Discussion) merupakan suatu proses
pengumpulan informasi mengenai suatu masalah terntentu yang
sangan spesifik. Adapun cara pelaksanaan pertemuan MMD adalah :
1. Pembukaan oleh MC
2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
3. Sambutan dari Kepala UPTD Puskesmas Salopa atau yang
mewakili.
4. Penyajian materi hasil SMD.
5. Sesi tanya jawab atau diskusi.
6. Perumusan dan penentuan prioritas masalah bersama peserta.
7. penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah.
8. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja.
9. Membuat kesepakatan bersama.
10. Penutupan acara.
G. Pelaporan Hasil SMD dan MMD
Terlaksananya kegiatan SMD dan MMD tim pelaksana kegiatan
menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang sudah disepakati
bersama. Dengan terlaksananya kegiatan SMD dan MMD diharapkan
seluruh pemegang program UKM:
1. Mengetahui kebutuhan dan harapan terhadap pelayanan program
UKM yang diinginkan masyarakat.
2. Dapat mengembangkan program sesuai dengan kebutuhan dan
harapan masyarakat.
3. Dapat menyusun Rencana Usulan Kegiatan (RUK).
4. Hasil kegiatan SMD dan MMD dapat menjadikan bahan
pertimbangan untuk perencanaan kegiatan lintas program dan
sektor.
5. Hasil kegiatan SMD dan MMD dapat dimanfaatkan sebagai bahan
informasi dan dalam mendukung pelaksanaan progam di UPTD
Puskesmas Salopa.
VI. SASARAN
A. Sasaran Tersier : Desa Tanjungsari
B. Sasaran Sekunder : Tokoh Masyarakat
C. Sasaran Primer : Masyarakat Desa Tanjungsari
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan a Pelaksana Keterangan
1 Persiapan Kegiatan April 2023 Tim 1. Membuat Tim
Pra SMD dan MMD Pelaksana Pelaksana SMD
SMD dan dan MMD
MMD 2. Menentukan
waktu dan lokasi
3. Menentukan
data populasi
4. Menentukan
data sampel
5. Menentukan
metode SMD
6. Koordinasi dan
Komunikasi
7. Membuat
Tabulasi
8. Membuat
kuesioner
2 Pelaksana Kegiatan Mei-juli Tim Pendistribusian
SMD 2023 Pelaksana kuesioner kepada
SMD dan masyarakat
MMD dan
Kader
Kesehatan
Desa
Tanjungsari
3 Pengolahan Data Juli dan Tim 1. Rekapitulasi data
Agustus Pelaksana 2. Analisis data
2023 SMD dan
MMD
4 Pelaporan Hasil SMD Minggu ke 4 Tim Laporan hasil di
Agustus Pelaksana laporkan kepada
2023 SMD dan Kepala Puskesmas
MMD dan Pertemuan
internal UKM
5 Persiapan MMD Minggu ke 2 Tim 1. Koordinasi dan
bulan Pelaksana komunikasi
September SMD dan 2. Menentukan
2023 MMD tempat dan
waktu
3. Menyiapkan
bahan
pelaksanaan
6 Pelaksanaan MMD September Tim 1. Pemaparan
2023 Pelaksana materi
SMD dan 2. Sesi diskusi
MMD 3. Perumusan dan
menentukan
prioritas
masalah
4. Menyusun RTL
7 Pelaporan Hsil SMD Minggu ke 2 Tim Menyusun hasil
dan MMD oktober Pelaksana SMD dan MMD
2023 SMD dan sebagai tindak
MMD lanjut yang
dituangkan
kedalam RUK.

VIII. IDENTIFIKASI ANALISIS SMD DAN MMD


A. Analisis Situasi
1. Profil Desa Tanjungsari Kecamatan Salopa

Kondisi Geografis

Keadaan Geografi Desa Tanjungsari terletak di sebelah selatan


Kabupaten Tasikmalaya, dengan luas wilayah 1.771,04 Ha. yang
terdiri dari :

Sawah : 36.572 Ha

Tanah Darat/Perkebunan : 204.868 Ha

Adapun batas-batas wilayah adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara : Kecamatan Gunungtanjung


- Sebelah Timur : Kabupaten Ciamis
- Sebelah Selatan : Desa Mulyasari dan Desa Mandalahayu
- Sebelah Barat : Desa Mandalaguna
Kondisi geografi Desa Tanjungsari:

- Ketinggian : 600 m dari permukaan air laut


- Curah hujan : 2.000 mm/tahun
- Topografis : Dataran Tinggi berbukit
- Suhu Udara : 14° C
Orbitasi (Jarak Pemerintahan Desa):

- Jarah ke Ibu Kota Kecamatan : 7 Km


- Jarak ke Ibu Kota Kabupaten : 45 Km
- Jarak ke Ibu Kota Provinsi : 148 Km
- Jarak ke Ibu Kota Negara : 417 Km

Kondisi Demografis

Keadaan Demografi Desa Tanjungsari sampai saat ini jumlah penduduk:

Laki-laki : 2.909 Orang

Perempuan : 2.831 Orang

Jumlah : 5.740 Orang

Jumlah KK : 1.907 Kepala Keluarga

Jumlah KK Miskin : 712 KK

Keadaan Ekonomi masyarakat Desa Tanjungsari pada umumnya


sangat menyedihkan ini dapat dilihat dalam melaksanakan pembangunan
di tingkat desa masih adanya kendala yang diakibatkan oleh gerakan
Masyarakat itu sendiri, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya :

1. Keadaan perekonomian masyarakat/daya beli lemah/kurang.


2. Masih banyaknya pengangguran /tidak mempunyai penghasilan yang
diakibatkan oleh krisis multi dimensi yang melanda Negara sejak tahun
1998 yang saat ini masih dapat dirasakan.

B. Analisis Survey Mawas Diri (SMD)


1. Hasil Survey Mawas Diri (SMD)
Pengolahan Data didapatkan nilai dari semua Responden yaitu 42
KK, responden menjawab pertanyaan sebanyak 8 bagian. Nilai dari
jawaban dibagi jumlah Responden dikalikan 100 di dapatkan
Prosentase nilai jawaban dari semua bagian kuestioner.
Kuesioner Survey Mawas Diri (SMD) ini terdiri dari 8 bagian, yaitu:
a. Akses Pelayanan dan Pembiayaan Pelayanan
1) Bila Masyarakat sakit, Berobat ke Petugas Kesehatan sebanyak
100%
2) Jarak dari rumah responden sampai ke fasilitas kesehatan
(Puskesmas, Pustu, Polindes, Praktek Swasta) 2.3% berjarak
kurang dari 1 km.
3) Jarak dari rumah Anda sampai ke fasilitas kesehatan
(Puskesmas, Pustu, Polindes, Praktek Swasta) 52.4% berjarak
1-5km
4) Jarak dari rumah Anda sampai ke fasilitas kesehatan
(Puskesmas, Pustu, Polindes, Praktek Swasta) % berjarak >10
km 55.6%
5) Sarana transportasi yang digunakan dengan kendaraan umum
100%
6) Jaminan kesehatan yang Anda miliki BPJS/KIS Pemerintah
50%, Jaminan kesehatan yang memiliki BPJS/KIS Mandiri
16.7%, Tidak Punya Jaminan kesehatan 33.2%.

b. Kesehatan Keluarga
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 80.9% Remaja putri keluarga mendapatkan
dan mengonsumsi tablet tambah darah rutin
(1tablet/minggu)
2 59.6% Remaja putri keluarga mengikuti 40.4% Remaja
kegiatan posyandu remaja Putri tidak
mengikuti
Posyandu Remaja

3 59.5% Remaja putri keluarga mendapatkan 41.5% Remaja


tidak
pemeriksaan kesehatan di sekolah
mendapatkan
pemeriksaan
kesehatan di
Sekolah

4 89.15% Remaja putri keluarga terbiasa untuk


sarapan pagi
5 2.4% Usia saat menikah kurang 19 th
6 52.38% Sebelum menikah calon pengantin 47.62% Calon
sudah mengikuti edukasi kesehatan reproduksi
Pengantin Belum
di KUA
mengikuti
Edukasi
Kesehatan
reproduksi di
KUA
7 92.8% Tahu calon pengantin harus melakukan
skrining pemeriksaan kesehatan di Puskesmas
8 7.2% di keluarga mempunyai balita atau ibu
hamil
9 100% Bila mempunyai ibu hamil dimana
rencana tempat melahirkan di Bidan
10 Rencana penolong persalinannya 100% oleh
Bidan
11 Pada kehamilan anak terakhir/kehamilan anak
sekarang,ibu melakukan pemeriksaan
kehamilan 97.6% 1-3 kali, 2.4% 4-6 kali
12 Semua Ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan ke dokter dan untuk USG 1 kali di
TM 1 dan 1 kali di TM 3 100%
13 Pada kehamilan anak terakhir/kehamilan
sekarang ibu sudah tahu bagaimana
menyambut persalinan agar aman dan selamat
dengan menempelkan stiker P4K yang ada di
buku KIA 95.2%%
14 Pada kehamilan anak terakhir/kehamilan
sekarang ibu mengalami gangguan risiko
kehamilan 8.14%
15 Agar ibu hamil risiko tinggi dapat terpantau
keadaan kesehatan kehamilannya sebaiknya
76.2% masyarakat menjawab harus kunjungan
rumah oleh Nakes
16 Selama hamil anak terakhir/kehamilan
sekarang ibu 100% mengikuti kelas ibu hamil
di posyandu.
17 Penolong persalinan anak
terakhir Anda 100% Bidan
18 Pernah terjadi kematian (satu tahun Kematian bayi
2.4%
terakhir)Bayi: 2.4%6
c. GIZI dan KB
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 21.4% Responden Memiliki Balita Balita
2 Anak terakhir diberikan ASI Eksklusif 100%
3 Setahun balita anda ditimbang 33.8 % Balita tidak
pernah di timbang
(poyandu/puskesmas) 76.2% lebih 8x.
di Posyandu

4 Keluarga memiliki balita dengan status gizi 97.6% Balita masih


kurang/BGM/gizi buruk/stunting sebanyak
mempunyai
97.6% yang memiliki masalah Gizi
masalah Gizi
5 MPASI diberikan 69.9% di usia 6 bln 31.1% Bayi di
berikan MP ASI
diusia kurang dari
6 bln
6 Ibu balita mengikuti kegiatan
penyuluhan/kelas ibu balita sebanyak
92.85%%
7 PUS memakai alat kontrasepsi 90.4%
8 PUS menganggap sunat perempuan itu penting
sebanyak 61.1%

9 Diilingkungan terjadi kekerasan pada


perempuan dan anak (1 tahun terakhir)
sebanyak 0 %
10 Keluarga selalu mengkonsumsi aneka ragam
makanan/menu seimbang sebanyak 95.2%

11 Keluarga selalu mengkonsumsi garam ber


yoidium sebanyak 95.2%

d. P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit)


No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 Masyarakat mengikuti Kegiatan posyandu
lansia + PTM (Penyakit Tidak Menular) di
lingkungan sebanyak 95.2%

2 lansia yang mengikuti kegiatan pemeriksaan


lanjut di puskesmas sebanyak 71.4%
3 Di lingkungan terdapat 0 orang dengan
gangguan jiwa.

4 Pemasungan orang dengan gangguan jiwa tidak


ada
5 Dalam keluarga yang sedang menjalani
pengobatan TB sebanyak 4.8%
6 Penderita yang sudah selesai (tuntas) menjalani
program TB 4.8%
7 Penderita TB yang tidak diobati sebanyak 2.4% Penderita TB yang
alasan tidak mau.
tidak diobati
sebanyak 2.4%
alasan tidak mau.
8 Masyarakat pernah melakukan test HIV di Masyarakat tidak
Puskesmas sebanyak 4.76%
pernah melakukan
test HIV di
Puskesmas
sebanyak 95.3%
9 Masyarakat mengetahui ciri-ciri bayi/balita
mengalami pneumonia sebanyak 92.8%
10 Masyarakat mengetahui bagaimana cara 92.85% Petugas
melaporkan kasus pneumonia sebanyak
tidak bertanya
92.85%
mengenai kasus
pneumonia di
masyarakat
11 2.86% petugas bertanya mengenai kasus
pneumonia di masyarakat (Bila mempunyai
balita)
12 Masyarakat yang menderita diare sebanyak Masyarakat yang
83.8%
menderita diare
sebanyak 83.3%
13 Masyarakat yang menderita diare diberi Oralit 90.5% Masyarakat
atau sejenisnya oleh tempat berobat sebanyak belum diberikan
9.5% oralit oleh pemberi
pengobatan

14 Ibu hamil pernah diperiksa Hepatitis B


sebanyak 92.8%
15 Tidak ada penderita Kusta di lingkungan
Masyarakat
16 Rumah pernah diperiksa keberadaan jentik 92.65% Rumah
oleh petugas puskesmas / kader sebanyak
tidak diperiksa
7.15%
jentik nyamuk
17 Tidak ada penderita Kaki gajah/Filariasis
dalam masyarakat dan Keluarga
18 Masyarakat meminum obat pencegahan masal
cacingan sebanyak 92.85%

19 Umur responden 97.3% Usia Produktif


20 Responden yang pernah menjalani skrining 97.6% Usia
kesehatan sebanyak 2.4%
Produktif belum
menjalani skrining
Kesehatan
21 Penderita Hipertensi sebanyak 0%
22 Penderita HT yang diobati/dilayani Puskesmas
sebanyak 0%
23 Penderita penyakit Gula (Diabetes Mellitus) 0%
24 Penderita DM diobati/dilayani Puskesmas
Sebanyak0%
25 Masyarakat tidak melaporkan kejadian
penyakit yang berpotensial wabah kepada
Puskesmas sebanyak 100%
26 Imunisasi yang diperoleh anak terakhir 90.1% 9.9% Balita tidak
campak lengkap sesuia umur.
lengkap Imunisasi
27 Keluarga selalu datang ke POSBINDU sebanyak
95.3%
28 Masyarakat menganggap pelayanan POSBINDU
itu penting dan bermanfaat sebanyak 95.3%
29 Kegiatan POSBINDU ada pemeriksaan
(TB,BB,LP,GDS)sebanyak 100%
30 Kader POSBINDU yang membantu di setiap
kegiatannya sebanyak 100%

e. Perilaku Keluarga
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 Anggota keluarga yang merokok sebanyak Anggota keluarga
95.2% yang merokok
sebanyak 95.2%

2 Sumber air di keluarga anda berasal dari


sumber air yang bersih (mata air, sumur gali,
PDAM) sebanyak 100%
3 Anggota keluarga terbiasa mencuci tangan
dengan Sabun dan air mengalir setiap sebelum
dan setelah melakukan aktifitas sebanyak
95.2%
4 Jamban keluarga memiliki septiktank sebanyak
90.4%
5 Keluarga terbiasa memberantas jentik nyamuk
minimal 1 minggu sekali sebanyak 90.4%
6 Anggota keluarga Anda melakukan aktifitas
fisik / olah raga teratur minimal 30 menit
sehari sebanyak 92.2%
7 Anggota keluarga terbiasa menjaga kebersihan
diri dan lingkungan sebanyak 100%
Lingkungan terdapat wadah/sarana yang
tanggap terhadap masalah kesehatan (Desa
Siaga) sebanyak 92.8%
8 Keluarga mengetahui tentang GERMAS
sebanyak 95.3%
9 Keluarga sehari-hari membuang sampah pada
tempatnya Sebanyak 100%

10 Keluarga biasa minum dengan air yang


dimasak lebih dahulu sebanyak 95.3%
11 Keluarga rutin membersihkan
rumah/menyapu tiap hari sebanyak 95.3%
f. UKM Pengembangan
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Kebutuhan Dan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Harapan
Masyarakat
1 Di lingkungan terdapat pengobatan tradisional
92.86%
2 Di keluarga atau saudara yang tidak menderita
katarak sebanyak 86.2%
3 Di Lingkungan ada klub klub olahraga 40.7% tdk d bina
sebanyak 95.1%, 40.7% tdk d bina oleh
oleh Puskesmas.
Puskesmas.

g. Kesehatan Lingkungan
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis Kebutuhan
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Dan Harapan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Masyarakat
A. Faktor Pengetahuan/Sikap/Perilaku
1 Masyarakat menjawab Buang Air Besar di
pacilingan/ pembuangan BABnya ke balong,
sungai, susukan, sawah atau kebun apakah
termasuk BAB Sembarangan sebanyak
78.5%
2 Masyarakat mengetahui cara mencuci
tangan pakai sabun dan 5 waktu penting
Cuci Tangan Pakai Sabun sebanyak 88.1%
3 Masyarakat memiliki tudung saji/penutup
lain untuk menutup makanan di rumah
100%
4 Air minum yang Bapak/Ibu konsumsi sudah
di masak secara sempurna (di diamkan
mendidih selama minimal 10 menit)
sebanyak 100%
5 Masyarakat melakukan pemilahan sampah
organik dan non organik sebanyak 72.5%
6 Sampah di rumah Bapak/Ibu dibiarkan
berserakan sebanyak 64.3%
7 Limbah cair bekas cuci piring, mandi dan Limbah cair bekas
cuci baju dibiarkan tergenang disekitar
cuci piring, mandi dan
rumah, dibuang ke sungai/kolam sebanyak
83.3% cuci baju dibiarkan
tergenang disekitar
rumah, dibuang ke
sungai/kolam
sebanyak 83.3%
B.Faktor Non Perilaku/Lingkungan
1 Jamban Bapak/Ibu jauh dari rumah
sebanyak 7.14%
2 Masyarakat tidak memiliki lahan untuk
membuat septictank sebanyak 38.09%
3 Wilayah Bapak/Ibu tidak ada tempat Wilayah Bapak/Ibu
pembuangan akhir sampah (TPA) sebanyak tidak ada tempat
100% pembuangan akhir
sampah (TPA)
sebanyak 100%

4 Rumah masyarakat Banyak


lalat/tikus/kecoa sebanyak 83,3%
5 Masyarakat Sulit mendapatkan air bersih
sebanyak 8.140%

6 Masyarakat Tidak ada tempat cuci tangan


di rumah sebanyak 28.6%

7 Masyarakat Tidak mempunyai lahan untuk Masyarakat Tidak


mengelola limbah cair (air bekas cucian mempunyai lahan
baju, piring, atau bekas mandi) sebanyak untuk mengelola
90.4% limbah cair (air bekas
cucian baju, piring,
atau bekas mandi)
sebanyak 90.4%

C. Faktor Lain
Kebijakan:
1 Lingkungan masyarakat yang memiliki
Peraturan lokal terkait menjaga Kesehatan
lingkungan sebanyak 71.4%
2 Himbauan kerja bakti untuk bersih-bersih
di lingkungansi lingkungan sebanyak 100%

3 Himbauan untuk tidak membuang sampah


sembarangan sebanyak 100%

4 Tidak ada Denda/ sanksi bagi pelanggar


himbauan tersebut sebnyak 61.9%
Potensi Sumber Daya Masyarakat :
1 Masyarakatnya kompak dan mudah diajak
gotong royong/kerja bakti sebanyak 54.7%
2 Masyarakat ada Kelompok
karangtaruna/kepemudaan sebanyak
100%

3 Masyarakat Kelompok ibu-ibu/pengajian


sebanyak 100%
4 Masyarakat Kelompok arisan sebanyak
95.3%
5 Kelompok masyarakat lainnya sebanyak
92.8%

h. TB
No Identifikasi Kebutuhan Dan Harapan Analisis Kebutuhan
Masyarakat Kelompok Masyarakat Dan Dan Harapan
Individu Sasaran Kegiatan UKM Masyarakat
1 Masyarakat mengetahui tentang penyakit
TBC sebanyak 26.2%
2 Masyarakat mengetahui bahwa penyakit
TBC Menular sebanyak 100%
3 Masyarakat mengetahui bahwa penyakit
TBC penularannya lewat percikan dahak
sebanyak 100%
4 Masyarakat mengetahui kuman penyebab
penyakit TB adalah Bakteri sebanyak 100%
5 Masyarakat mengetahui tanda dan gejala
TBC sebanyak 100%
6 Masyarakat pernah menemukan suspek
atau terduga TBC sebanyak 100%
7 Masyarakat tidak pernah/sedang
pengobatan penyakit TBC sebanyak 97.6%
8 Masyarakat mengetahui bahwa di
puskesmas ada pelayanan pengobatan
penyakit TBC gratis sebanyak 100%
9 Msyarakat mengetahui bahaya pengobatan
penyakit TBC apabila tidak tuntas sebanyak
100% bisa menularkan.
10 Masyarakat Tidak ada yang pengobatan TBC
nya putus berobat(loss to follow up) atau
mangkir pengobatan TBC sebanyak 100%
11 Masyarakat mengetahui bahwa pengobatan
penyakit TBC harus ada PMO (pengawas
Minum Obat)sebanyak 100%

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) di wilayah
kerja Puskesmas Salopa dengan teknis observasi dan kuesioner.
Didapatkan beberapa masalah kesehatan sebagai berikut:
No Kategori Masalah
1 Akses Pelayanan Jaminan kesehatan yang Anda miliki
BPJS/KIS Pemerintah 50%.
dan Pembiayaan
Kesehatan
2 Kesehatan Keluarga, 40.4% Remaja Putri tidak mengikuti
Posyandu Remaja
Gizi dan KB 41.5% Remaja tidak mendapatkan
pemeriksaan kesehatan di Sekolah
47.62% Calon Pengantin Belum mengikuti
Edukasi Kesehatan reproduksi di KUA
Kematian bayi 2.4%
33.8 % Balita tidak pernah di timbang di
Posyandu
97.6% Balita masih mempunyai masalah Gizi
31.1% Bayi di berikan MP ASI diusia kurang
dari 6 bln

3 P2P 92.85% Petugas tidak bertanya mengenai


kasus pneumonia di masyarakat
Masyarakat yang menderita diare sebanyak
83.3%
90.5% Masyarakat belum diberikan oralit
oleh pemberi pengobatan
Penderita TB yang tidak diobati sebanyak
2.4% alasan tidak mau.
Masyarakat tidak pernah melakukan test
HIV di Puskesmas sebanyak 95.3%
92.65% Rumah tidak diperiksa jentik
nyamuk
97.6% Usia Produktif belum menjalani
skrining Kesehatan

4 Perilaku Hidup Anggota keluarga yang merokok sebanyak


95.2%
Bersih dan Sehat
(PHBS)
5 UKM Pengembangan Di Lingkungan ada klub klub olahraga
sebanyak 95.1%, 40.7% tdk d bina oleh
Puskesmas.

6 Kesehatan Limbah cair bekas cuci piring, mandi dan


cuci baju dibiarkan tergenang disekitar
Lingkungan
rumah, dibuang ke sungai/kolam sebanyak
83.3%
tidak ada tempat pembuangan akhir sampah
(TPA) sebanyak 100%

Masyarakat Tidak mempunyai lahan untuk


mengelola limbah cair (air bekas cucian
baju, piring, atau bekas mandi) sebanyak
90.4%

7 TB Paru

3. Menetapkan Urutan Prioritas Masalah


Untuk menentukan prioritas masalah sebagaimana yang
tercantum dalam tabel mengenai identifikasi masalah, surveyor
menggunakan metode kriteria matriks USG (Urgent, Serious,
Growth) dengan skala likert masing-masing kriteria ditetapkan
dengan nilai 1-5 (5=sangat besar, 4=besar, 3= sedang, 2=kecil,
1=sangat kecil). Nilai semakin besar jika tingkat urgensinya sangat
mendesak, atau tingkat keseriusannya, atau tingkat
perkembangannya semakin memperhatin. Kemudian kalikan
tingkat urgensi (U) dengan tingkat keseriusan (S) dan tingkat
perkembangan (G) untuk menentukan hasil urutan prioritas
masalah.
No Masalah Urgent Serious Growth Total Urutan
(U) (S) (G)
1 Jaminan kesehatan yang
Anda miliki BPJS/KIS 3 4 3 10
Pemerintah 50%.
2 40.4% Remaja Putri tidak
4 4 3 11
mengikuti Posyandu Remaja
3 41.5% Remaja tidak
mendapatkan pemeriksaan 4 3 3 10

kesehatan di Sekolah
4 47.62% Calon Pengantin
Belum mengikuti Edukasi 5 3 4 12

Kesehatan reproduksi di KUA


5 Kematian bayi 2.4% 4 3 2 9
6 33.8 % Balita tidak pernah di
5 5 4 14 2
timbang di Posyandu
7 97.6% Balita masih
5 5 5 15 1
mempunyai masalah Gizi
8 31.1% Bayi di berikan MP ASI
4 5 2 12
diusia kurang dari 6 bln
9 92.85% Petugas tidak
bertanya mengenai kasus 3 3 3 9

pneumonia di masyarakat
10 Masyarakat yang menderita
4 4 4 12
diare sebanyak 83.3%
11 90.5% Masyarakat belum
diberikan oralit oleh pemberi 3 3 4 10

pengobatan
12 Penderita TB yang tidak
diobati sebanyak 2.4% 3 4 3 10
alasan tidak mau.
13 Masyarakat tidak pernah
melakukan test HIV di 4 4 3 11

Puskesmas sebanyak 95.3%


14 92.65% Rumah tidak
4 4 3 11
diperiksa jentik nyamuk
15 97.6% Usia Produktif belum
menjalani skrining 5 5 4 14 2
Kesehatan
16 Anggota keluarga yang
merokok sebanyak 95.2% 3 3 3 9

17 Di Lingkungan ada klub klub


olahraga sebanyak 95.1%,
4 2 2 8
40.7% tdk di bina oleh
Puskesmas.
18 Limbah cair bekas cuci
piring, mandi dan cuci baju 5 4 4 13

dibiarkan tergenang disekitar


rumah, dibuang ke
sungai/kolam sebanyak
83.3%
19 tidak ada tempat
pembuangan akhir sampah 5 4 4 13
(TPA) sebanyak 100%

20 Masyarakat Tidak
20 mempunyai lahan untuk
mengelola limbah cair (air
bekas cucian baju, piring, 5 4 4 13
atau bekas mandi) sebanyak
90.4%

4. Mencari Akar Penyebab Masalah


Untuk mencari akar penyebab masalah, menggunakan metode
diagram fishbone (diagram tulang ikan). Kategori yang digunakan
antara lain adalah : Manusia, Dana, Sarana, Metode, dan
Lingkungan.
Diagram Ishikawa/Fishbone

Sarana Dana Manusia

Kurangnya tingkat pendidikan


pada ibu Balita

Belum semua posyandu


Kurang mengetahui manfaat
memiliki Sarana dan
Posyandu
Prasarana yang lengkap
Rutinitas Posyandu hanya
penimbangan

33.8 % Balita tidak


pernah di timbang
di Posyandu

Pemanfaatan kelas Balita Balita ada yang tidak


belum optimal menetap/Suka pindah2

Posyandu merupakan rutinitas


Dukungan Lintas Sektor biasa
masih Kurang tentang
Monev Posyandu oleh LS

Metode Lingkungan
Diagram Ishikawa/Fishbone

Sarana Dana Manusia

Kurangnya pengetahuan
Pemanfaatan KMS belum mengenai masalah gizi
optimal oleh Kader dan Tenaga
Kesehatan Masih Tingginya angka
Kemiskinan di masyarakat Kurangnya kesadaran
mengenai pentingnya Posyandu

31.1% Bayi di berikan MP ASI diusia


kurang dari 6 bln

97.6% Balita masih


mempunyai
masalah Gizi)

Kurangnya penyuluhan/edukasi
kepada Masyarakat ttg Pola Asuh
Masih adanya masyarakat tidak
datang ke Posyandu
Masyarakat belum mengetahui ttg
Pola asuh yang Kurang tentang
PMBA
pemberian Nutrisi pada Bayi dan
Balita terutama protein
tidak ada tempat pembuangan akhir sampah
(TPA) sebanyak 100%
Masyarakat Tidak mempunyai lahan
Limbah cair bekas cuci piring, mandi dan cuci untuk mengelola limbah cair (air
baju dibiarkan tergenang disekitar rumah, bekas cucian baju, piring, atau bekas
dibuang ke sungai/kolam sebanyak 83.3% mandi) sebanyak 90.4%
Diagram Ishikawa/Fishbone Lingkungan

Metode
Sarana Dana Manusia

Kegiatan Skrinning usia Skrining kesehatan dianggap Kurangnya kesadaran masyarakat


produktif masih terbatas mahal mengenai Perilaku Sehat

Kurangnya pengetahuan
mengenai pentingnya skrining
Usia produktif

97.6% Usia
Produktif belum
menjalani skrining
Kurangnya Sosialisasi Kesehatan
pemanfaatan Posbindu PTM
di masyarakat Usia produktif Usia Sehat, tidak
perlu diperiksa Kesehatan
(anggapan normal di masy.
Sosialisasi tentang waktu
pelaksanaan Posbindu PTM

Metode Lingkungan
5. Menetapkan Cara-Cara Pemecahan Masalah
No Prioritas Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan
Masalah Pemecahan Masalah
Masalah Terpilih
1 33.8 % Balita Manusia: Manusia: Diadakannya
tidak pernah
di timbang di - Kurangnya tingkat - Diadakannya kelas ibu Balita
Posyandu pendidikan pada ibu kelas ibu
balita Balita
- Kurangnya - Adanya
mengetahui manfaat penyuluhan
Posyandu atau edukasi
- Rutinitas posyandu mengenai
hamya penimbangan Manfaat
Posyandu
baik didalam
dan luar
gedung
dengan
menggunakan
berbagai
media
informasi
Sarana: Usulan
- Belum semua kelengkapan
posyandu memiliki Sarana dan
Sarana dan Prasarana Prasarana
yang lengkap memalui Dinas
Kesehatan dan
ADD Des
Metode: Metode:
- Pemanfaatan Kelas - Diadakannya
Ibu Blaita belum kelas ibu Ibu
optimal balita
- Dukungan dari LS
masih kurangtentang
MONEV Posyandu
Lingkungan: Lingkungan: Dilakukan
- Balita ada yang tidak - Dilakukan sweeping atau
Menetap/Berpindah2. sweeping atau pendataan ke
- pendataan ke rumah ibu Balita
rumah ibu sebagai
Balita sebagai monitoring
monitoring
- Adanya
penyuluhan
atau
pemberian
edukasi baik
di dalam dan
luar gedung
dengan
menggunakan
berbagai
media
informasi
yang tersedia
2 Bayi dan Manusia: Manusia: Manusia:
balita - Kurangnya - Diadakannya - Diadakannya
masih pengetahuan kelas ibu bayi kelas ibu
mempunyai mengenai Masalah dan balita bayi dan
masalah Gizi - Adanya balita
Gizi - Kurangnya kesadaran penyuluhan
orang tua/masyrakat atau
pentingnya Posyandu pemberian
- 31.1% Bayi di berikan edukasi baik
MP ASI diusia kurang di dalam dan
dari 6 bln luar gedung
dengan
menggunakan
berbagai
media
informasi
yang tersedia

Dana:
- Masih Tingginya
Keluarga Miskin
Sarana: Sarana: Optimalisasi
- Pemanfaatan KMS - Optimalisasi Pemanfaatan
belum optimal oleh pemanfaatan Buku KIA oleh
kader dan Tenaga kader Kader dan
Kesehatan melalui tenaga
kegiatan Kesehatan
Peningkatan
Kapasitas
Kader
Posyandu
Metode: Metode: Pelaksanaan
- Kurangnya - Pelaksanaan Pelatihan PMBA
pengetahuan/Edukasi Pelatihan untuk kader
Masyarakat tentang PMBA untuk Posyandu
Pola Asuh yang Baik Kader
- Kurangnya edukasi Posyandu
mengenai PMBA dan
Kecukupan nutrisi
untuk Bayi dan balita
- Kelas Balita
Lingkungan: Lingkungan: Dilakukan
- Masyarakat tidak - Dilakukan sweeping bayi
dating ke Posyandu sweeping dan balita
- Pola Asuh Keluarga bayi dan dengan masalah
belum optimal balita yang gizi
teruatama pemberian tidak dating
nutrisi pada Bayi dan posyadnu
Balita terutama
- tidak ada tempat dengan
pembuangan akhir sampah masalah Gizi
(TPA) sebanyak 100%
- Adanya
- Limbah cair bekas cuci
penyuluhan
piring, mandi dan cuci baju
dibiarkan tergenang atau
disekitar rumah, dibuang pemberian
ke sungai/kolam sebanyak edukasi baik
83.3%
di dalam dan
- Masyarakat Tidak
luar gedung
mempunyai lahan untuk
mengelola limbah cair (air tentang
bekas cucian baju, piring, pentingnya
atau bekas mandi) posyandu dan
sebanyak 90.4% PMBA
3 97.6% Usia Manusia: Manusia: Pelaksanana
Produktif
belum
- Kurangnya kesadaran - Adanya kegiatan
menjalani masyrakat mengenai penyuluhan Posbindu PTM
skrining Perilaku Sehat atau
Kesehatan
- Kurangnya pemberian
pengetahuan edukasi
masyarakat mengenai tentang
pentingnya skrinning perilaku
usia Produktif Sehat dan
pentingnnya
skrinning usia
produktif
- baik di dalam
dan luar
gedung
dengan
menggunakan
berbagai
media
informasi
yang tersedia

Dana: Dana:
Skrinning Kesehatan
dianggap mahal
Sarana:
- Pelaksanaan kegiatan
Skrinning usia
produktif masih
terbatas
Metode: Metode:
- Kurangnya Sosialisasi - Pelaksanaan
tentang pemanfaatan kegiatan
Posbindu PTM di Posbindu PTM
masyarakat
Lingkungan: Lingkungan: Melakukan
- Usia Produktif - Melakukan Melakukan
adalah Usia Sehat kemitraan kemitraan atau
sehingga tidak atau koordinasi
perlu koordinasi kegiatan
kegiatan Posbindu PTM
Posbindu PTM baik lintas
baik lintas program dan
program dan lintas sektor
lintas sektor

Sebagaimana uraian diatas bahwa pemecahan masalah terpilih


adalah:
a. Melakukan penyuluhan baik di dalam gedung dan luar gedung
tentang Kehamilan, persalinan, Nifas dan BBL, Kawasan tanpa
Asap Rokok, dan pentingnya posyanduBalita dan Posbindu PTM.
b. Diadakannya kelas ibu hamil dan kelas ibu bayi dan balita.
c. Diadakannya kunjungan rumah atau sweeping untuk bayi dan
Balita yang tidak datang ke Posyandu
d. Melakukan kemitraan atau berkoordinasi baik lintas program dan
lintas sektor.

Berdasarkan pemecahan masalah terpilih, maka perlu adanya


rencana tindak lanjut (RTL) dari permasalahan tersebut.
6. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
No Kegiatan Tujuan Sasaran Pj Kegiatan Dana Waktu Tempat Pelaksanaan Ket
Program
1 2 3 4 5 6 7 8 9
KIA
1 Penyuluhan luar dan Meningkatkan Ibu hamil, BOK Disesuaikan - Kesga
dalam gedung pengetahuan dan keluarga, dan - Promkes
kesadaran mengenai masyarakat - LP
kesehatan selama umum - LS
kehamilan
2 Kelas Ibu Hamil Memberikan edukasi Ibu hamil dan BOK Disesuaikan - Kesga
mengenai masa kehamilan keluarga - LP
- LS
3 Kunjungan rumah Melakukan sweeping Ibu hamil dan BOK Disesuaikan - Kesga dan
keluarga beresiko dan /pendataan dan keluarga Bayi Gizi
Ibu hamil monitoring Ibu hamil, dan Balita - LP
keluarga beresiko masalah resiko masalah - LS
gizi Gizi
4 Konseling Pra-nikah Edukasi Catin Calon Pengantin BOK Disesuaikan - Kesga dan
Gizi
- LP
- LS
5 Kelas Ibu bayi dan balita Memberikan edukasi Ibu bayi dan BOK Disesuaikan - Kesga
mengenai imunisasi dan balita dan - LP
pertumbuhan dan keluarga - LS
perkembangan bayi dan
balita
6 Pelatihan PMBA Memberikan edukasi Kader Posyandu BOK Disesuaikan - Kesga dan
mengenai Pemberian Gizi
makanan Bayi dan Anak - LP
balita - LS
7 Pelatihan optimalisasi Memberikan edukasi Kader Posyandu BOk Disesuaikan - Kesga dan
pemanfaatan Buku KIA tentang BUKU KIA dan Bidan Gizi
untuk kader dan - LP
petugas Kesehatan - LS
8 Pelaksanan Posbindu Melaksanakan Skrinning Toma dan BOK Disesuaikan - PTM
PTM Usia Produktif masyarakat - Promkes
umum - LP
- LS
IX. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
Kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat
Desa (MMD) Desa Tanjungsari telah dilaksanakan sesuai dengan SOP dan
rencana baik waktu, tempat, tim pelaksana dan penyusunan laporan.
Kegiatan ini sangat bermanfaat karena merupakan sebagai acuan
evaluasi yang dilakukan oleh masyarakat dan untuk masyarakat dengan
didampingi oleh puskesmas.
Kegiatan SMD dan MMD dilaksanakan setiap tahun dengan
bertujuan agar masyarakat dan puskesmas dapat mengetahui masalah
kesehatan diwilayahnya, sehingga bisa menyusun bersama-sama
program apa saja yang akan dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan
sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Kel.Jamika.
Diketahui hasil kegiatan SMD dan MMD yang didapatkan dari
kuesioner dan telah dilakukan analisis prioritas masalah dan didapatkan
hasil yaitu 3 prioritas masalah terdiri dari program Gizi tentang D/S,
Program Gizi tentang masalah Gizi Stunting/Uderweight/Wasting, PTM
tentang skrinning pada usia produktif.
2. Rekomendasi
Dengan adanya hasil data SMD dan MMD yang di dapatkan, maka
pembangunan kesehatan masyarakat diwilayah kerja UPTD Puskesmas
Salopa khususnya dibidang pelayanan preventif dan promotif masih
harus ditingkatkan kembali. Adapun persoalan diatas menyarankan agar
Puskesmas bisa lebih meningkatkan fungsi dan peranan dalam
peningkatan pelayanan preventif dan promotif, diantaranya baik
Puskesmas dan pemangku kebijakan kewilayahan harus banyak
berkoordinasi baik melalui lintas sektoral maupun lintas program atau
dilingkungan Puskesmas sendiri.

Anda mungkin juga menyukai