Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PENGGUNAAN BUSI IRIDIUM PADA MOTOR YAMAHA

N-MAX TAHUN 2017 TERHADAP AKSELERASI MESIN STANDAR


Arji Triyadi
18170073
Program Studi Teknik Mesin
Sekolah Tinggi Teknologi YBSI Internasional

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan busi iridium
terhadap akselerasi mesin standar pada motor yamaha n-max tahun 2017.

Metode yang digunakan pada penelitian ini termasuk kedalam penelitian yang
menggunakan jenis penelitian eksperimen. Karna hasil dari pada penelitian ini yaitu untuk
mengetahui sebuah pengaruh yang diberikan perlakuan lain pada sebuah objek satu dan
lainnya dengan kondisi terkendalikan oleh peneliti.

Hasil penelitian melalui alat dynotest menunjukan Akselerasi yang dihasilkan oleh
penggunaan busi standar yaitu menunjukan angka 37,05 untuk rasio maksimal akselerasi
pada waktu 0,33. Sedangkan akselerasi yang dihasilkan oleh penggunaan busi iridium
menunjukan angka 39,24 untuk rasio maksimal akselerasi pada waktu 0,29. Terlihat ada
beberapa perbedaan angka yang dihasilkan dari penggunaan busi standar dengan busi
iridium, selisih untuk rasio maksimal akselerasi yaitu 2,19 lebih besar penggunaan busi
iridium dibandingkan dengan penggunaan busi standar, sedangkan untuk waktu nya pun
terdapat selisih yaitu 0,04 lebih cepat penggunaan busi iridium dibandingkan busi standar.
Jika dilihat dari data diatas memang terdapat pebedaan antara penggunaan busi iridium
dan busi standar terhadap akselerasi sepeda motor, namun tidak signifikan.

Kata Kunci : pengaruh penggunaan busi iridium, akselerasi motor, yamaha n-max 2017.

1.1. Pendahuluan dampak positif terhadap perkembangan


industri sepeda motor di Indonesia,
Industri sepeda motor merupakan salah seperti peningkatan produksi, teknologi,
satu industri yang penting di Indonesia kualitas, dan persaingan yang sehat.
dan berperan dalam meningkatkan Kecepatan dan akselerasi adalah faktor
perekonomian nasional [1]. Sepeda penting dalam performa sepeda motor
motor memiliki peran yang besar dalam [5]. Untuk mendapatkan akselerasi yang
memenuhi kebutuhan transportasi di optimal, setiap komponen pada sepeda
Indonesia, terutama di kota-kota besar motor harus berfungsi dengan baik,
yang padat penduduk [2]. Industri termasuk busi. Kinerja busi yang buruk
sepeda motor di Indonesia dimulai pada dapat menyebabkan masalah pada
tahun 1966 dengan adanya perusahaan akselerasi dan performa mesin secara
Pabrik Sepeda Motor Nasional (PESAM) keseluruhan [6]. Selain itu, penggunaan
[3]. Namun, pada awalnya, produksi busi yang tepat dapat meningkatkan
sepeda motor masih tergolong kecil dan kinerja mesin dan memperpanjang umur
hanya untuk memenuhi kebutuhan mesin [7]. Busi (dari bahasa Belanda
domestik. Baru pada tahun 1971, bougie dan aslinya bahasa Prancis,
produksi sepeda motor mulai meningkat bahasa Inggris: spark plug) adalah suatu
dan merambah ke pasar internasional. suku cadang yang dipasang pada mesin
Perkembangan industri sepeda motor di pembakaran dalam dengan ujung
Indonesia semakin pesat pada tahun elektrode pada ruang bakar [9]. Busi
1980-an dengan masuknya merek- dipasang untuk membakar bensin yang
merek asing seperti Honda, Yamaha, telah dikompres oleh piston. Busi pada
Suzuki, dan Kawasaki [4]. Keberadaan motor memiliki fungsi utama untuk
merek-merek asing tersebut membawa memicu bunga api di dalam ruang bakar
mesin dan membakar campuran bahan dengan mengganti busi standar dan busi
bakar dan udara yang ada di dalamnya. iridium pada motor yang sama demi
Busi memainkan peran penting dalam menghasilkan hasil dan data yang
mengontrol tenaga mesin, emisi gas relevan. Untuk spesifikasi motor mesin
buang, konsumsi bahan bakar, dan masih dalam keadaan standar bawaan
kinerja keseluruhan motor [10]. Busi pabrik, filter udara masih bawaan pabrik,
motor terdiri dari beberapa komponen, ukuran ban dan velg masih standar
yaitu elektroda pusat, elektroda tanah, ukuran pabrik, dan komponen pengapian
dan keramik isolator. Elektroda pusat dan kelistrikan serta knalpot pun masih
berfungsi untuk memicu bunga api dan standar pabrik. Untuk melakukan
elektroda tanah berfungsi untuk pengetesan akselerasi motor dari 0
menyalurkan listrik ke elektroda pusat. sampai dengan 100km/jam dan
Keramik isolator digunakan untuk mendapatkan hasil yang relevan, penulis
memisahkan elektroda pusat dan melakukan pengetesan dan pengujian
elektroda tanah dan mencegah dengan metode penggunaan mesin
terjadinya konsolidasi listrik [11]. Busi DynoTest. Pada metode pengujian
motor terdiri dari berbagai jenis, seperti dilakukan dengan metode uji test
busi konvensional, busi iridium, busi menggunakan alat Dynotest dengan
platinum, dan busi titanium. Setiap jenis membandingkan penggunaan busi
busi memiliki kelebihan dan kekurangan standar dan busi iridium secara
masing-masing, tergantung pada jenis bergantian terhadap akselerasi motor
kendaraan, kondisi mesin, dan preferensi yang dihitung dari seberapa lama waktu
pengendara [12]. Busi motor memiliki yang dapat ditempuh dari kecepatan 0
umur pakai yang terbatas dan harus s/d 100 Km/Jam pada masing-masing
diganti secara teratur untuk memastikan busi tersebut, busi tersebut dipasang di
kinerja mesin yang optimal. Umur pakai motor yang sama dan dilakukan
busi dapat dipengaruhi oleh berbagai pengujian sebanyak 3 kali pada masing-
faktor, seperti jenis bahan bakar yang masing busi untuk menghasilkan data
digunakan, kualitas busi, kondisi mesin, yang lebih akurat dan relevan.
dan kondisi lingkungan [13]. Perawatan
busi motor yang tepat sangat penting 1.3. Hasil dan Pembahasan
untuk memastikan kinerja mesin yang 1.3.1 Akselerasi
optimal. Beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk merawat busi antara lain Berikut ini adalah grafik yang
mengganti busi secara teratur, menunjukan bahwa terjadi perubahan
membersihkan busi secara berkala, dan terhadap akselerasi dengan penggunaan
memeriksa kondisi kabel busi dan sistem busi iridium dibandingkan dengan
pengapian [14]. Dynotest adalah suatu penggunaan busi standar.
metode pengujian performa mesin
kendaraan mobil maupun sepeda motor,
dengan cara melihat power (tenaga) dan
torque (torsi) [18]. Torsi adalah
kemampuan mesin untuk menggerakan
atau memindahkan mobil maupun
sepeda motor dari kondisi diam hingga
berjalan.

1.2. Metode Penelitian

Pengambilan data ini menggunakan


metode pengujian eksperimen dengan
membandingkan penggunaan busi
standar bawaan pabrik dengan busi
iridium terhadap kinerja akselerasi mesin
standar motor matic 150cc merk yamaha
yaitu nmax tahun 2017 dengan
menggunakan bensin pertamax ron 92.
Pengujian dilakukan secara bergantian
Dari hasil pengetesan menggunakan alat menunjukan angka 39,24 untuk rasio
ukur Dynotest perbandingan akselerasi maksimal akselerasi pada waktu 0,29.
antara penggunaan busi standar dengan Terlihat ada beberapa perbedaan angka
busi iridium yang di tampilkan dari yang dihasilkan dari penggunaan busi
gambar diatas adalah: standar dengan busi iridium, selisih untuk
Akselerasi yang dihasilkan oleh rasio maksimal akselerasi yaitu 2,19
penggunaan busi standar yaitu lebih besar penggunaan busi iridium
menunjukan angka 37,05 untuk rasio dibandingkan dengan penggunaan busi
maksimal akselerasi pada waktu 0,33. standar, sedangkan untuk waktu nya pun
Sedangkan akselerasi yang dihasilkan terdapat selisih yaitu 0,04 lebih cepat
oleh penggunaan busi iridium penggunaan busi iridium dibandingkan
busi standar.
1.3.2 Akselerasi / Percepatan Dalam kesimpulannya, akselerasi
Akselerasi kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor adalah parameter
kemampuan kendaraan untuk yang sangat penting dalam menentukan
meningkatkan kecepatannya dalam performa kendaraan dalam berbagai
waktu tertentu. Akselerasi yang baik situasi jalan. Akselerasi kendaraan
pada kendaraan bermotor adalah salah bermotor ditentukan oleh beberapa faktor
satu faktor yang membuat kendaraan seperti mesin, transmisi, berat
dapat bergerak dengan lancar dan kendaraan, gesekan ban, dan faktor
mudah dalam berbagai kondisi jalan. eksternal seperti kondisi jalan dan
Akselerasi kendaraan bermotor dapat keahlian pengemudi. Memiliki kendaraan
diukur dalam beberapa parameter, dengan akselerasi yang baik dapat
seperti percepatan, waktu yang memberikan keuntungan bagi
dibutuhkan untuk mencapai kecepatan pengemudi dalam hal kenyamanan,
tertentu, jarak yang ditempuh selama keselamatan, dan performa kendaraan
percepatan, dan kecepatan maksimum secara keseluruhan.
yang dapat dicapai oleh kendaraan. Dynotest atau dynamometer test adalah
Semua parameter ini memainkan peran metode pengukuran akselerasi dan
penting dalam menentukan performa performa kendaraan bermotor yang
akselerasi kendaraan bermotor. dilakukan dengan menggunakan mesin
Akselerasi kendaraan bermotor terutama dynotest yang terhubung dengan roda
ditentukan oleh mesin dan transmisi kendaraan. Pengukuran ini dilakukan
kendaraan. Mesin memainkan peran dengan cara menguji kendaraan pada
utama dalam menghasilkan daya dan mesin dynotest dengan mengatur beban
torsi yang diperlukan untuk mempercepat atau hambatan yang diberikan pada roda
kendaraan. Sedangkan transmisi kendaraan, kemudian mengevaluasi
berfungsi untuk mengoptimalkan performa kendaraan seperti akselerasi,
perpindahan daya dari mesin ke roda kecepatan maksimum, dan tenaga
kendaraan. mesin.
Selain itu, faktor-faktor lain seperti berat Untuk menghitung akselerasi kendaraan
kendaraan, gesekan ban, dan kondisi bermotor menggunakan dynotest,
jalan juga dapat mempengaruhi rumusnya adalah:
akselerasi kendaraan bermotor. Akselerasi = G * (Hp / W)
Kendaraan yang lebih berat atau memiliki Di mana:
ban yang kurang bertenaga akan G adalah konstanta gravitasi bumi (9,8
membutuhkan lebih banyak tenaga untuk m/s^2)
mempercepat kendaraan. Sementara itu, Hp adalah tenaga yang dihasilkan oleh
kondisi jalan yang licin atau mesin kendaraan dalam satuan
bergelombang dapat mempengaruhi horsepower
traksi ban dan memperlambat akselerasi W adalah berat kendaraan dalam satuan
kendaraan. kg
Kendaraan bermotor yang memiliki Contoh penggunaan rumus akselerasi
akselerasi yang baik akan memberikan kendaraan bermotor menggunakan
keuntungan bagi pengemudi dalam dynotest:
berbagai situasi, seperti saat memasuki Misalkan sebuah kendaraan bermotor
jalan tol, memasuki jalan raya, atau memiliki tenaga mesin sebesar 100 hp
menghindari kecelakaan. Akselerasi dan berat kendaraan sebesar 1000 kg.
Maka akselerasi kendaraan dapat 8,61 (ft.lbs) di rpm 6,91 , sedangkan
dihitung dengan rumus: power maximal yang dihasilkan oleh busi
Akselerasi = 9,8 m/s^2 * (100 hp / 1000 iridium brt yaitu 12,62 hp di rpm 7,81 dan
kg) = 0,98 m/s^2 torsi yang dihasilkan 8,59 (ft.lbs) di rpm
Hasil ini menunjukkan bahwa kendaraan 6,75.
tersebut memiliki akselerasi sebesar 0,98 Engine Speed : Busi original
m/s^2 atau sekitar 0,1 G. Nilai akselerasi menghasilkan maximal speed 91,90
yang dihasilkan dapat menjadi indikator pada waktu 4,83 detik, sedangkan busi
performa kendaraan, dimana semakin iridium brt menghasilkan maximal speed
tinggi nilai akselerasi maka semakin baik 92,11 pada waktu 4,83 detik.
performa kendaraan. Akselerasi (kph/s) : Busi original
Dalam pengukuran akselerasi kendaraan menghasilkan max acceleration ratio
bermotor menggunakan dynotest, perlu sebesar 37,85 pada waktu 9,33 detik,
diperhatikan beberapa faktor yang dapat sedangkan busi iridium menghasilkan
mempengaruhi hasil pengukuran seperti max acceleration ratio sebesar 39,24
suhu mesin, kondisi roda, dan beban pada waktu 9,29 detik.
yang diberikan pada kendaraan. Oleh
karena itu, pengujian dengan dynotest Saran:
sebaiknya dilakukan oleh tenaga ahli dan Adapun jika ingin mendapatkan hasil
dilakukan secara teratur untuk mengukur yang lebih signifikan dan mendetail yaitu:
performa kendaraan. Ganti juga part moving fast seperti Roller,
Maka dari saya akan menjabarkan Per CVT, dan mangkok dan rumah
beberapa data yang dihasilkan dari hasil Roller, dan sistem pengapian juga agar
dynotest tersebut. hasil yang dihasilkan lebih menunjukan
Power (hp) : power maximal yang hasil yang lebih signifikan. Gunakan data
diashilkan oleh busi original yaitu 12,60 historycal pada hasil dynotest agar angka
hp di rpm 7,86 dan torsi yang dihasilkan yang dihasilkan lebihspesifik.

Daftar Pustaka

[1] Basuki R, 2018. Perkembangan Industri Sepeda Motor di Indonesia. Jurnal Kajian
Ekonomi dan Keuangan, Jakarta

[2] Haryanto I, 2017. Peranan Sepeda Motor Bagi Akomodasi Transportasi di Indonesia.
Jurnal Kajian Moda Transportasi di Indonesia, Jakarta

[3] Hendriyani D, 2020. Sejarah dan Perkembangan Industri Sepeda Motor di Indonesia.
Jurnal Kajian Industri Otomotif dan Perkembangan Tekhnologi di Indonesia, Surabaya

[4] Hendriyani D, 2020. Sejarah dan Perkembangan Industri Sepeda Motor di Indonesia.
Jurnal Kajian Industri Otomotif dan Perkembangan Tekhnologi di Indonesia, Surabaya

[5] Kurniawan R, 2009. Analis faktor-faktor yang Mempengaruhi kinerja akselerasi motor.
Skripsi Fakultas Tekhnik dan Mesin Univesitas Hasanudin,Makasar

[6] Santoso H, 2007. Pengaruh Sistem Pengapian Pada Kinerja Mesin Motor. Jurnal Kajian
Pentingnya Menjaga Kondisi Sparepart Kendaraan Bermotor. Sangatta

[7] Satria P, 2004. Kinerja Busi dan Peruntukannya. Jurnal Perkembangan Industri
Otomotif di Indonesia, Surabaya

[8] Machmud, Irawan,2011. Pengaruh Kerenggangan Celah Elektrode Busi Nikel


Standar Terhadap Kinerja Motor Bensin 4tak Honda Supra, Skripsi Jurusan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Univesritas Muhammadiyah Jember, Jember
[9] Krisna M, 2000. Sejarah dan Perkembangan Busi untuk Industri Otomotif di Indonesia,
Berita Harian Otomotif Majalah Otosia, Jakarta

[10] Dwi Aryanto,2017. Fungsi dan Kegunaan Busi pada kendaraan bermotor, Berita
Harian Otomotif Gridoto, Bandung

[11] Candra Bagus,2018. Perkembangan Teknologi pada Busi untuk Industri Otomotif,
Jurnal Perkembangan Teknologi Otomotif dan Sparepart Penunjang Lainnya di
Indonesia, Jakarta

[12] Farhan M,2016. Tipe Busi dan Pemilihan Busi Yang Tepat Untuk Berbagai Jenis
Mesin Motor. Berita Harian Otomotif Majalah Otosia, Jakarta

[13] Santoso H, 2007. Pengaruh Sistem Pengapian Pada Kinerja Mesin Motor. Jurnal
Kajian Pentingnya Menjaga Kondisi Sparepart Kendaraan Bermotor. Sangatta

[14] Santoso H, 2007. Pengaruh Sistem Pengapian Pada Kinerja Mesin Motor. Jurnal
Kajian Pentingnya Menjaga Kondisi Sparepart Kendaraan Bermotor. Sangatta

[15] Dwi Aryanto,2017. Fungsi dan Kegunaan Busi pada kendaraan bermotor, Berita
Harian Otomotif Gridoto, Bandung

[16] Krisna M, 2000. Sejarah dan Perkembangan Busi untuk Industri Otomotif di Indonesia,
Berita Harian Otomotif Majalah Otosia, Jakarta

[17] Rendi P, 2019. Pengaruh Penggunaan Pengapian Racing terhadap Akselerasi Mesin
Motor Ninja 2tak, Skripsi Fakultas Teknik Mesin Univesritas Muhammadiyah
Yogyakarta, Yogyakarta

[18] Rendi P, 2019. Pengaruh Penggunaan Pengapian Racing terhadap Akselerasi Mesin
Motor Ninja 2tak, Skripsi Fakultas Teknik Mesin Univesritas Muhammadiyah
Yogyakarta, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai