Anda di halaman 1dari 12

SJME KINEMATIKA Vol.5 No.

1, 25 Juni 2020, pp 11-22


https://kinematika.ulm.ac.id/index.php/kinematika

PERBANDINGAN PENGGUNAAN FILTER UDARA STANDAR DENGAN


MODIFIKASI TERHADAP KINERJA MESIN
COMPARISON OF THE USE OF STANDARD AIR FILTERS WITH
MODIFICATION OF MACHINE PERFORMANCE

Adhiela Noer Syaief1), Kurnia Dwi Artika2)


1.2 Program Studi Teknologi Otomotif, Politeknik Negeri Tanah Laut, Pelaihari, Indonesia
email: adhelsyaief@gmail.com1), kur.artika@gmail.com2)*

Abstrak
Received:
Sepeda motor adalah produk otomotif yang saat ini banyak digunakan
30 April 2020
masyarakat kita. Dalam sistem bahan bakar terdapat salah satu bagian penting
Accepted: nya yaitu supplai udara yang baik dimana satu komponen pentingnya adalah
02 Juni 2020 filter udara yang berfungsi sebagai penyaring udara yang dibutuhkan dalam
proses pembakaran. Penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan pengaruh
Published: perbedaan penggunaan filter udara standar dan filter udara variasi terhadap
25 Juni 2020 performa kendaraan empat tak, meliputi emisi yang terjadi pada gas buang,
konsumsi bahan bakarnya serta torsi dan daya. Penelitian ini dilakukan secara
eksperimen pada sepeda motor Yamaha Jupiter mx 135 CC. Analisis data yang
© 2020 SJME
Kinematika All
digunakan adalah statistik deskriptif dengan data ditampilkan dalam bentuk
Rights Reserved. grafik. Hasil pengujian emisi gas buang pada filter udara standar kadar CO
lebih baik, namun kadar HC dan CO2 pada filter udara variasi lebih baik.
Selanjutnya, torsi maksimum pada filter udara standar lebih tinggi
dibandingkan filter udara variasi, namun untuk daya maksimum pada filter
udara variasi lebih tinggi sebesar 9,16 HP dengan 8,79 HP. Kemudian
konsumsi bahan bakarnya pada filter udara standar lebih rendah dibandingkan
filter udara variasi. Sehingga filter udara standar dan filter udara memiliki
keunggulan masing-masing yang dapat menjadi pertimbangan pengguna untuk
menggunakan filter udara yang tepat pada kendaraannya.
Kata Kunci: Filter Udara, Emisi, Daya

Abstract
Motorcycle is an automotive product that is currently widely used by our
society. In the fuel system there is one important part of it is a good air supply
where one important component is an air filter that functions as an air filter
needed in the combustion process. This research was conducted to show the
effect of differences in the use of standard air filters and air filter variations on
the performance of four-stroke vehicles, including emissions that occur in
exhaust gas, fuel consumption as well as torque and power. This research was
carried out experimentally on Yamaha Yamaha motorcycle brands 135 cc.
Analysis of the data used is descriptive statistics with data displayed in
graphical form. The results of the exhaust gas emission test on a standard air
filter CO levels are better, but the HC and CO2 levels in the air filter
11
SJME KINEMATIKA Vol.5 No.1, 25 Juni 2020, pp 11-22
https://kinematika.ulm.ac.id/index.php/kinematika

variations are better. Furthermore, the maximum torque at the standard air
filter is higher than the variation of the air filter, but for maximum power at
the variation of the air filter is higher at 9.16 HP with 8.79 HP. Then the fuel
consumption in the standard air filter is lower than the variation of air filters.
Keywords: Air Filters, Emissions, Power
DOI: 10.20527/sjmekinematika.v5i1.128
How to cite: Syaief, A.N., & Artika, K.D., “Perbandingan Penggunaan Filter Udara Standar Dengan
Modifikasi Terhadap Kinerja Mesin. Scientific Journal of Mechanical Engineering Kinematika”, 5(1),
11-22, 2020.

PENDAHULUAN
Saat sekarang ini sudah tidak bisa dipungkiri lagi sepeda motor memiliki peranan
yang begitu penting dalam aktivitas sehari-harinya, khusus mencakup bidang transportasi
dan mobilisasi. Sebagian besar orang sangat menikmati manfaat dari sepeda motor sebagai
sebuah sarana transportasi yang mudah dan murah. Sehingga tentunya sepeda motor
menjadi pilihan utama bagi kebanyakan masyarakat kita.
Salah satu jenis sepeda motor roda dua yang banyak saat ini digunakan adalah motor
bensin 4 tak. Motor ini dilengkapi dengan sistem pengapian busi dan sistem bahan bakar
menggunakan karburator yang menggunakan premium sebagai bahan bakarnya.
Karburator memiliki fungsi sebagai tempat bercampurnya bahan bakar yang digunakan
dan udara segar yang didapat dari luar. Campuran ini terjadi disebabkan bahan bakar yang
terhisap masuk ke dalam atau disemprotkan menuju aliran arus udara bersih yang bergerak
masuk ke karburator. Campuran antara bahan bakar yang digunakan tersebut dengan udara
selanjutnya dikirim masuk ke dalam ruang bakar sistem pembakaran melalui saluran
masuk untuk dimampatkan dan selanjutnya diberi api oleh loncatan bunga api yang
berasal dari busi pada tahapan terakhir dalam sebuah langkah kompresi [1][2].
Kebutuhan udara dalam proses pembakaran diperoleh dari udara yang terdapat
disekitar. Udara tersebut banyak mengandung debu serta kotoran yang bisa mengganggu
terjadinya proses pembakaran dalam ruang bakar. Oleh karena itu terdapat sebuah
komponen filter yang digunakan untuk memfilter kotoran yang ikut masuk ke dalam
karburator. Jika tidak menggunakan filter, udara yang masuk ke dalam karburator
jumlahnya akan terlalu banyak dan juga udara mengandung debu. Partikel-partikel debu
yang terbawa ke dalam karburator dapat menyebabkan kerusakan pada komponen mesin,
partikel debu yang terbawa akan terkumpul di dalam karburator membuat penyumbatan
pada saluran pada bahan bakar di karburator, sehingga bahan bakar yang ingin digunakan
akan mengalami masalah dan jumlahnya akan mengalami kekurangan sehingga campuran
antara udara serta bahan bakar menjadi tidak baik [3].
Campuran antara udara dan bahan bakar tidak sesuai akan membuat pembakaran
yang terjadi tidak sempurna serta dapat mengurangi kinerja pada mesin. Tidak sempurnanya
pembakaran yang terjadi akan menghasilkan gas hasil dari pembakaran yang tidak
sempurna pula, seperti gas CO, CO2, dan HC [4]. Apabila campuran antara bahan bakar
dan udara terjadi dengan sesuai, maka pembakaran yang terjadi sempurna dan kinerja
mesin akan meningkat. Untuk itu agar mendapatkan pembakaran yang baik dan sempurna
maka diperlukan filter yang dapat berguna untuk menyaring debu serta dapat meningkatkan
performa mesin [5][6].
Maka dari itu dari permasalahan yang ada, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
perbandingan penggunaan filter udara standar dengan filter udara variasi pada motor
Jupiter Mx 135 cc. Karena kelemahan sebelumnya dari motor jupiter mx yang akan
dilakukan penelitian ini performanya kurang maksimal, Salah satunya disebabkan karena
pengaruh filter udara [7][8]. Jika melihat permasalahan diatas maka perlunya dilakukan
12
SJME KINEMATIKA Vol.5 No.1, 25 Juni 2020, pp 11-22
https://kinematika.ulm.ac.id/index.php/kinematika

sebuah penelitian tentang pengaruh penggunaan filter udara variasi terhadap kinerja mesin
pada motor Jupiter Mx 135 cc yaitu dengan menggunakan filter udara bertipe standar dan
filter udara variasi dengan tujuan untuk mengetahui emisi gas buang, torsi dan daya serta
konsumsi bahan bakar.

METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Stopwatch.
2. Gas Analyzer.
3. Obeng (Screw Driver).
4. Kunci L (Allen spanner).
5. Kunci Kombinasi 10 (Combination Spanner).
6. Tachometer.
7. Dynamometer.
8. Burret dan Thermo Gun.

Adapun bahan yang digunakan pada saat penelitian mengenai pengaruh penggunaan
filter udara variasi terhadap kinerja pada mesin motor jupiter mx 135 cc sebagai berikut:
1. Jupiter Mx 135 cc 2010.
2. Filter udara standar.
3. Filter udara variasi.
4. Bensin.
5. Botol bahan bakar dan selang.

Persiapan Pengujian Pengaruh Filter Udara


Langkah awal yang harus dipersiapkan sebelum melakukan penelitian adalah:
1. Sepeda Motor
Sepeda motor sebelum yang akan digunakan untuk pengujian harus diperiksa terlebih
dahulu. Seperti mesin, dan oli mesin harus dalam keadaan bagus dan berada pada jumlah
yang sudah diatur oleh pabrik pembuatnya.
2. Karburator
Karburator yang akan digunakan untuk pengujian harus diperiksa terlebih dahulu.
Terutama kotoran yang menempel pada main jet dan pilot jet harus dibersihkan terlebih
dahulu agar mendapatkan hasil yang tepat pada penelitian.
3. Knalpot
Knalpot dipasangkan pada dudukan gas buang. Pemasangan harus benar-benar
kencang dan rapat. Jangan ada gas yang bocor karena akan mempengaruhi tekanan gas
buang yang keluar dari knalpot.
4. Alat Ukur
Alat ukur sebelum dipakai harus diperiksa keadaan normalnya atau disebut kalibrasi
alat.

Persiapan Pengujian Emisi Gas Buang


1. Sepeda motor dalam keadaan tegak / datar.
2. Pastikan pipa pada gas buang (knalpot) tidak mengalami kebocoran.
3. Suhu mesin dalam keadaan normal dan sistem aksesoris pada kendaraan seperti
lampu dalam kondisi mati.
4. Pastikan alat dalam kondisi telah terkalibrasi.
5. Hidupkan mesin sesuai prosedur pengoperasian.
13
SJME KINEMATIKA Vol.5 No.1, 25 Juni 2020, pp 11-22
https://kinematika.ulm.ac.id/index.php/kinematika

6. Skema pengujian emisi gas buang seperti pada gambar 1.

Persiapan Pemeriksaan Kondisi


Kendaaran dan Alat Kendaraan Dan Alat Kalibrasi Alat Uji
Uji Uji

Selesai Pengambilan Data Pengujian Emisi


Hasil Uji Gas Buang

Gambar 1. Skema Pengujian Emisi Gas Buang

Persiapan Pengujian Torsi dan Daya


1. Melakukan pengecekan pada dynamometer dan alat-alat sebelum digunakan agar
memperoleh data yang akurat.
2. Melakukan proses kalibrasi dynamometer dengan sepeda motor.
3. Melakukan pemeriksaan sepeda motor sebelum digunakan untuk pengujian seperti
mesin, oli mesin harus dalam keadaan baik dan komponen lainnya.
4. Melakukan penggantian filter udara standar setelah pengambilan data standar, di-
ganti dengan filter udara variasi. Skema pengujian seperti pada gambar 2.

Pemeriksaan Alat Pemeriksaan


Kalibrasi Alat Uji Kendaraan Yang
Uji
akan Digunakan

Pengambilan Data Pengujian Kendaraan


Selesai
Hasil Uji Dengan Filter Udara Yang
Berbeda
Gambar 2. Skema Pengujian Torsi dan Daya

Persiapan Pengujian Konsumsi Pada Bahan Bakar


1. Sebelum melakukan pengujian, bahan bakar perlu dipersiapkan.
2. Memeriksa kondisi mesin uji, karburator dan sistem bahan bakar.
3. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan selama pengujian.
4. Memastikan selang bahan bakar tidak terdapat kebocoran Tahap Pengujian. Skema
pengujian seperti pada gambar 3.
Pemeriksaan Menyiapkan Bahan Pengujian Konsumsi
Kendaraan yang Bakar dan Bahan Bakar
Akan Digunakan Peralatan Uji

Selesai Pengambilan Data


Hasil Uji

Gambar 3. Skema Pengujian Konsumsi Bahan Bakar

14
SJME KINEMATIKA Vol.5 No.1, 25 Juni 2020, pp 11-22
https://kinematika.ulm.ac.id/index.php/kinematika

Tahap Pengujian Emisi Gas Buang


1. Menghidupkan alat penguji emisi gas buang.
2. Menghidupkan kendaraan yang akan di ukur.
3. Ukur temperatur mesin menggunakan thermo gun sampai mencapai temperatur ker-
ja mesin.
4. Cek kebocoran pada knalpot kendaraan, jika ada kebocoran maka perlu perbaikan
terlebih dahulu.
5. Mengatur putaran rpm pada kisaran putaran yang akan diinginkan.
6. Letakkan Gas Probe pada knalpot motor kurang lebih pada jarak 30 cm.
7. Lihat angka pada layar alat khusus pergerakan angka CO, CO2, dan HC.
8. Waktu pengujian dilakukan sekitar 30 detik sejak Gas Probe diletakkan ke dalam
knalpot kendaraan.
9. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan agar mendapatkan hasil yang aku-
rat.
10. Mencatat hasil emisi gas buang dan mencatat hasil penggunaan bahan bakar yang
ditunjukkan pada masing- masing alat ukur tersebut.

Tahap Pengujian Torsi dan Daya


1. Melakukan pemeriksaan pada sistem saluran bahan bakar, agar dapat dipastikan tid-
ak terjadi kebocoran bahan bakar.
2. Letakkan sepeda motor yang digunakan di atas dynamometer dengan posisi roda
belakang menempel tepat di atas roller.
3. Pasang pengunci pada roda depan diperkuat dengan pengereman agar kendaraan tid-
ak bergerak.
4. Melakukan pengujian torsi dan daya sesuai prosedur yang ditentukan.
5. Mencatat hasil pengujian torsi dan daya yang ditunjukkan pada monitor dynamome-
ter.
6. Merapikan kembali bahan dan peralatan yang digunakan.

Tahap Pengujian Konsumsi Bahan Bakar


1. Melakukan pengisian bahan bakar premium pada tangki kendaraan sebelum
melakukan pengujian.
2. Melakukan pemeriksaan sistem pada saluran bahan bakar, agar dapat dipastikan tid-
ak terjadi kebocoran bahan bakar.
3. Mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan dalam pengujian seperti, tachometer,
thermo gun dan stopwatch.
4. Melaksanakan pengujian penggunaan bahan bakar sesuai prosedur yang ditentukan.
5. Mencatat hasil pengujian penggunaan bahan bakar yang ditunjukkan pada alat ukur
stopwatch tersebut.
6. Merapikan kembali bahan dan alat yang digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil perhitungan disampaikan dalam bentuk grafik. Grafik ini dibuat dengan
membandingkan antara pemakaian filter udara standar dan filter udara variasi dari hasil
pengujian emisi gas buang, torsi dan daya serta penggunaan bahan bakar.

15
SJME KINEMATIKA Vol.5 No.1, 25 Juni 2020, pp 11-22
https://kinematika.ulm.ac.id/index.php/kinematika

Emisi Gas Buang CO

3,5

3 2,92

2,38
2,5
CO (%)

2 1,61 1,92
1,77
1,5 Filter Udara Standart
1,10 1,51 1,45 1,38
Filter Udara Variasi
1
1,16
0,5

0
1000 2000 3000 4000 5000
Putaran Mesin (RPM)

Gambar 4. Grafik Kadar CO

Dari Gambar 4 terlihat kadar CO terendah terdapat pada penggunaan filter udara
variasi dengan nilai sebesar 1,1% pada putaran mesin 1000 rpm, sedangkan pada putaran
mesin yang sama penggunaan filter udara standar kadar CO sebesar 1,16% selisih
perbedaan sebesar 0,06% dengan persentase penurunan sebesar -5,17%. Kemudian pada
putaran mesin 2000 rpm kadar CO untuk filter udara standar dan filter udara variasi sama-
sama mengalami peningkatan dengan nilai sebesar 1,51% dan 1,77%.
Selanjutnya dapat dilihat pada grafik kadar CO tertinggi saat menggunakan filter
udara variasi yaitu sebesar 2.92% pada putaran mesin 5000 rpm dan untuk penggunaan
filter udara standar sebesar 1,92%. Semakin rendah kadar CO maka semakin sempurna
proses pembakaran. Kenaikan kadar CO pada tiap putaran mesin disebabkan karena udara
yang masuk ke dalam ruang bakar lebih banyak sehingga pada karburator harus dilakukan
penyetelan angin, supaya mendapatkan perbandingan campuran yang tepat [6].

16
SJME KINEMATIKA Vol.5 No.1, 25 Juni 2020, pp 11-22
https://kinematika.ulm.ac.id/index.php/kinematika

Emisi Gas Buang CO2

5,0
4,5
4,1
4,0 3,7
3,5 3,1
CO2 (%)

3,0 2,6
2,5
1,9 2,2 Filter Udara Standart
2,0 2,4
2,0 2,0 Filter Udara Variasi
1,5 1,9
1,0
0,5
0,0
1000 2000 3000 4000 5000
Putaran Mesin (RPM)

Gambar 5. Grafik Kadar CO2

Dari Gambar 5 terlihat grafik kadar CO2 tertinggi pada putaran mesin 5000 rpm
sebesar 4,1% sedangkan hasil pengujian filter udara standar di putaran mesin yang sama
yaitu sebesar 2,2% dengan selisih perbedaan 1,9% dan persentase sebesar 86,36%.
kemudian kadar CO2 terendah pada putaran mesin 1000 rpm yaitu sebesar 1,9% untuk
penggunaan filter udara standar dan filter udara variasi.
Dapat dilihat pada grafik saat menggunakan filter udara variasi kadar CO2
mengalami peningkatan mulai dari putaran mesin 1000 rpm sampai dengan 5000 rpm,
jadi untuk emisi gas buang CO2 penggunaan filter udara variasi lebih tinggi dibandingkan
dengan filter udara standar karena pada grafik diperoleh kadar CO 2 yang lebih
meningkat, secara umum persentase emisi gas buang CO2 sebesar 46,93%. semakin
tinggi kadar CO2 maka semakin sempurna proses pembakaran yang terjadi di ruang
bakar, namun dalam ambang batas normal. Rendahnya kadar CO2 juga dimungkinkan
karena campuran udara dan bahan bakar yang terlalu kaya atau miskin.

17
SJME KINEMATIKA Vol.5 No.1, 25 Juni 2020, pp 11-22
https://kinematika.ulm.ac.id/index.php/kinematika

Emisi Gas Buang HC

350,0
325,3 328,6
300,0 282,6

250,0 218,3
HC (ppm)

200,0 235,3

150,0 160,0 Filter Udara Standart


168,3
107,6 Filter Udara Variasi
100,0
110,0
91,6
50,0

0,0
1000 2000 3000 4000 5000
Putaran Mesin (RPM)

Gambar 6. Grafik Kadar HC

Dari Gambar 6 emisi gas buang HC terendah pada penggunaan filter udara variasi
pada putaran mesin 3000 rpm sebesar 91,6 ppm, sedangkan penggunaan filter udara
standar pada putaran mesin yang sama yaitu sebesar 325,3 ppm dengan persentase
penurunan emisi gas buang sebesar -71,84%. kemudian pada putaran mesin 4000 rpm
kadar HC untuk filter udara standar sebesar 328,6 ppm, dan untuk filter udara variasi
sebesar 110 ppm.
Jika dibandingkan kadar HC pada filter udara standar mengalami kenaikan pada
3000 rpm dan 4000 rpm tetapi saat putaran mesin 5000 rpm kadar HC mengalami
penurunan, kemudian kadar HC mengalami penurunan juga pada putaran mesin 2000 rpm.
Sedangkan pada filter udara variasi kadar HC mengalami penurunan pada 2000 rpm dan
3000 rpm tetapi saat putaran mesin 4000 rpm kadar HC meningkat, secara umum
persentase penurunan emisi gas buang HC sebesar -42,14%. Tingginya tingkat kadar HC
disebabkan oleh pembakaran yang kurang baik, yakni karena kadar oksigen kurang atau
bahan bakar sehingga ada sejumlah bahan bakar yang tidak ikut terbakar dan keluar
masih dalam bentuk hidrokarbon [7].

18
SJME KINEMATIKA Vol.5 No.1, 25 Juni 2020, pp 11-22
https://kinematika.ulm.ac.id/index.php/kinematika

Torsi

14,00
12,05
12,00
10,43
10,33
10,00
Torsi (Nm)

9,60 9,67 9,76 9,87 9,27


8,00
6,57 Filter Udara Standart
6,00
Filter Udara Variasi
4,00
2,46
2,00

0,00
1000 2000 3000 4000 5000
Putaran Mesin (RPM)

Gambar 7. Grafik Torsi

Dari Gambar 7 pada filter udara standar dapat disampaikan bahwa torsi maksimum
sebesar 12,05 Nm pada putaran mesin 4000 rpm, sedangkan torsi maksimum pada hasil
pengujian filter udara variasi yaitu sebesar 9,87 Nm pada putaran mesin 6000 rpm. Dari
grafik dapat dilihat perbedaan signifikan setelah putaran pada mesin 6000 rpm pada
penggunaan filter udara standar nilai torsi mengalami penurunan yang sangat jauh
dibandingkan dengan penggunaan filter udara variasi yaitu dengan nilai 6,57 Nm dan
9,27 Nm, dapat disimpulkan bahwa pada putaran rendah filter udara variasi torsinya lebih
besar, namun pada putaran menengah torsinya turun, kemudian pada putaran tinggi yaitu
7000 rpm torsinya meningkat.
Secara umum persentase torsi sebesar 57,11%. Pada penggunaan filter udara variasi
torsi yang didapatkan pada setiap putaran mesin lebih rendah, disebabkan karena jumlah
udara yang masuk ke dalam ruang bakar lebih banyak dibandingkan dengan pengunaan
filter udara standar sehingga pada karburator harus dilakukan penyetelan ulang, agar
mendapatkan campuran udara dan bakan bakar yang tepat [5].

19
SJME KINEMATIKA Vol.5 No.1, 25 Juni 2020, pp 11-22
https://kinematika.ulm.ac.id/index.php/kinematika

Daya

10,00
8,52 8,79
9,27
8,00
7,00 8,41
6,48
Daya (Hp)

6,00 6,93

5,45
Filter Udara Standart
4,00
4,09 Filter Udara Variasi

2,00
0,58

0,00
1000 2000 3000 4000 5000
Putaran Mesin (RPM)

Gambar 8. Grafik Daya

Dari Gambar 8 terlihat daya tertinggi terjadi pada putaran 7000 rpm dengan
menggunakan filter udara variasi dengan nilai sebesar 9,14 HP, sedangkan pada filter
udara standar daya tertinggi terjadi pada putaran 6000 rpm dengan nilai sebesar 8,79 HP.
Jika dibandingkan antara filter udara standar dan filter udara variasi dapat disimpulkan
bahwa daya maksimum yang dihasilkan oleh filter udara variasi lebih tinggi nilainya
yaitu pada putaran mesin 7000 rpm, sedangkan pada filter udara standar daya maksimum
hanya pada putaran mesin 6000 rpm, dapat disimpulkan bahwa pada putaran rendah filter
udara variasi dayanya lebih besar, namun pada putaran menengah dayanya turun,
kemudian pada putaran tinggi yaitu 7000 rpm dayanya meningkat, secara umum
persentase daya sebesar 120,21%.
Berdasarkan data yang terlihat pada grafik penggunaan filter udara variasi daya
yang diperoleh pada setiap putaran mesin lebih rendah, disebabkan karena perbandingan
udara dan bahan bakar yang tidak tepat dibandingkan dengan pengunaan filter udara
standar, sehingga pada karburator harus dilakukan penyetelan ulang, agar perbandingan
udara dan bahan bakar bisa seimbang pada setiap putaran mesin [7].

20
SJME KINEMATIKA Vol.5 No.1, 25 Juni 2020, pp 11-22
https://kinematika.ulm.ac.id/index.php/kinematika

Konsumsi Bahan Bakar

18,00 16,28
Konsumsi Bahan Bakar / 50 ml
16,00 14,90
14,00
12,00 13,55 11,20

10,00 11,11
8,10
8,00 9,11 Filter Udara Standart

6,00 6,11 Filter Udara Variasi


6,55
4,00 4,58
2,00
0,00
1000 2000 3000 4000 5000
Putaran Mesin (RPM)

Gambar 9. Grafik Konsumsi Bahan Bakar

Dari Gambar 9 terlihat hasil ketika putaran mesin mengalami peningkatan maka
pemakaian bahan bakar akan meningkat mulai dari putaran mesin 1000 rpm sampai 5000
rpm penggunaan bahan bakarnya terus meningkat, karena semakin besar pembukaan
katup gas maka aliran udara semakin cepat sehingga terjadi kevakuman yang sangat
besar dalam ruang bakar sehingga volume bahan bakar yang dibutuhkan semakin
bertambah [8].
Namun pada penggunaan filter udara standar konsumsi bahan bakar lebih irit seperti
pada grafik karena memerlukan waktu yang lebih lama untuk menghabiskan 50 ml bahan
bakar premium dibandingkan dengan penggunaan filter udara variasi, diperoleh
perbandingan waktu yaitu sebesar 16 menit 28 detik dan 13 menit 55 detik pada putaran
mesin 1000 rpm, secara umum persentase penurunan konsumsi bahan bakar sebesar
−18,07%. Peningkatan konsumsi bahan bakar disebabkan karena udara yang masuk ke
ruang bakar lebih banyak sehingga bahan bakar yang dikonsumsi menyesuaikan asupan
udara.

KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan, yaitu sebagai berikut:
1. Pada penggunaan filter udara standar dan filter udara variasi emisi gas buang CO
diperoleh persentase sebesar 29,52%, kemudian untuk emisi gas buang CO2 dan HC
diperoleh persentase masing-masing sebesar 46,93% dan 42,14% dengan
perbandingan data yang sudah dilakukan proses pengujian.
2. Setelah dilakukan pengujian menggunakan alat dynamometer, Pada penggunaan
filter udara standar dan filter udara variasi diperoleh persentase torsi dan daya mesin
masing-masing sebesar 57,11% dan 120,21%.
3. Konsumsi bahan bakar untuk penggunaan filter udara standar dan filter udara variasi
dapat dilihat dari tabel dan grafik diperoleh persentase penurunan sebesar 18,07%.

21
SJME KINEMATIKA Vol.5 No.1, 25 Juni 2020, pp 11-22
https://kinematika.ulm.ac.id/index.php/kinematika

REFERENSI
[1] Jalius Jama Wagino. (2008). Teknik Sepeda Motor Jilid 1. Buku Sekolah Elektronik.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004.
[2] Jalius Jama Wagino. (2009). Teknik Sepeda Motor Jilid 2. Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMK.
[3] Soemarsono. (2012). Motor Bensin Modern. Jakarta: PT Rineka Cipta.
[4] Surancoyo, A. (2017). Pengaruh Filter Udara Berbahan Zeolit Dan Fly Ash Aktivasi
NaoH Fisik Terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor 4 Langkah. Lampung.
[5] Fuhaid, N. (2010). Pengaruh Filter Udara Pada Karburator Terhadap Unjuk Kerja
Mesin. Proton.
[6] Fatkhuniam, A., Wijaya, M. B. R., & Septiyanto, A. (2018). Perbandingan
Penggunaan Filter Udara Standar dan Racing Terhadap Performa dan Emisi Gas
Buang Mesin Sepeda Motor Empat Langkah. Jurnal Dinamika Vokasional Teknik
Mesin, 3(2), 130–137. https://doi.org/10.21831/dinamika.v3i2.21410.
[7] Wardono, H., Aziz, A., & Risano, A. Y. E. (2019). Pengaruh Filter Udara Berbahan
Zeolit dan Fly ash Teraktivasi HCl-Fisik terhadap Prestasi Mesin Sepeda Motor 4
Langkah. Turbo : Jurnal Program Studi Teknik Mesin.
https://doi.org/10.24127/trb.v8i1.923.
[8] Muhammad Kambrany, Akhmad Farid, N. F. (2014). Pengaruh Filter Udara
Terhadap Unjuk Kerja Mesin Pada Motor Matic. Proton.

22

Anda mungkin juga menyukai