Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem EFI (Electronic Fuel Injection) adalah sebuah sistem suplai bahan
bakar yang dalam kerjanya dikontrol secara elektronik agar didapatkan nilai
campuran udara dan bahan bakar yang ideal sesuai kebutuhan kendaraan,
sehingga didapatkan daya motor yang optimal dengan pemakaian bahan bakar
yang minimal serta mempunyai gas buang yang ramah lingkungan.
Aplikasi sistem EFI pada sepeda motor diharapkan mampu meningkatkan
efisiensi penggunaan bahan bakar, dengan proses pembakaran yang lebih
sempurna sehingga menghasilkan kadar emisi gas buang yang rendah dengan
performa mesin maksimal.

Seperti teknologi lainnya, sistem EFI dapat mengalami penurunan performa.


Penurunan performa yang umumnya terjadi diakibatkan oleh adanya kotoran yang
mengendap pada lubang injektor. Akibat dari penyumbatan tersebut, injector
menjadi kurang maksimal saat proses pengkabutan, sehingga mengakibatkan
turunnya performa mesin. Kotoran yang mengendap injector berasal dari
penggunaan jenis bahan bakar yang berkualitas buruk. Hal tersebut terbukti dari
penelitian yang dilakukan oleh Aziz, Hasmoro, dan Atmaja tahun 2011 tentang
“Pengaruh Pembentukan Deposit Pada Injector Terhadap Debit Aliran Bahan
Bakar Pada Motor Bensin” dengan mengambil objek motor bensin 1 silinder
Supra X 125 PGM-FI disimpulkan bahwa daya indikator (Ni) terbesar sebesar
7,96 HP sedangkan untuk daya efektif (Ne) sebesar 6,77 HP. Pemakaian bahan
bakar indikator (Fi) 0,16 liter/HP jam, pemakaian bahan bakar efektif (F) 0,19
liter/HP jam, pemakaian bahan bakar tiap jam (Fh) 1,3 liter/jam. Penelitian
tersebut juga menggunakan 3 jenis bahan bakar yang berbeda, dan disimpulkan
bahwa jenis bahan bakar yang menghasilkan deposit paling sedikit adalah jenis
Pertamax Plus. Sedangkan yang paling banyak menghasilkan deposit adalah jenis
Premium. Untuk menjaga performa yang dihasilkan oleh kendaraan perlu

1
dilakukan pemeliharaan dengan cara membersihkan bagian katup, injektor dan
ruang bakar kendaraan.

Untuk membersihkan injektor, pada umumnya mekanik mengenal tiga cara


yang umum digunakan. Cara pertama dengan menambahkan cairan fuel injector
cleaner ke dalam tangki berisi bahan bakar. Cara kedua adalah dengan
menggunakan gelombang ultrasonik dengan alat bantu yang disebut Ultrasonic
Injector Cleaner & Tester dan cara pembersihan injektor yang ketiga adalah
dengan menggunakan metode Infuse Cleaner. Walaupun pembersihan injektor
dengan cara yang pertama dianggap praktis dan terjangkau, namun penambahan
fuel injector cleaner yang tidak sesuai ke dalam tangki bahan bakar dikhawatirkan
dapat memicu terjadinya kerusakan komponen mesin seperti pernyataan
Muhamad Sanda, selaku manager valiant jaya motor (klinik motor injeksi)
bahwa, “Tidak semua cairan injector cleaner yang ada di pasaran baik digunakan.
Karena dikhawatirkan ada produk yang mengandung unsur kimia tertentu secara
berlebihan atau tidak sesuai spesifikasi. Sebab bisa membuat sensor - sensor di
throttle body serta beberapa komponen mesin lain jadi terganggu. Jika jumlahnya
sesuai takaran, tidak menimbulkan efek negatif. Tapi jika takarannya tidak tepat,
akan berdampak kurang baik pada komponen mesin. Seperti piston ring mudah
aus, karet selang injector mengalami deformasi atau perubahan bentuk sehingga
mengakibatkan tekanan fuel pump berubah (standar Honda Beat FI 294 Kpa).
Selain itu, adanya pengendapan atau sisa komponen kimia injector cleaner di
dalam fuel tank juga dapat memicu timbulnya korosi”.

Berdasarkan latar belakang tersebut, pokok permasalahan dalam penelitian


ini adalah pengaruh dua metode pembersihan injektor (metode gelombang
Ultrasonic Injector Cleaner & Tester dan metode infuse cleaner) terhadap torsi,
daya dan emisi gas buang yang dihasilkan sepeda motor Honda Beat FI.

2
3

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas penyusun dapat merumuskan masalah
sebagaimana berikut :
a. Bagaimana pengaruh terhadap daya, torsi dan gas buang yang
dihasilkan Honda Beat 110 cc, setelah menggunakan metode
ultrasonic cleaner & tester dan infuse cleaner?
b. Bagaimana perbandingan metode ultrasonic cleaner & tester dan
infuse cleaner dalam penggunaan pembersihan injector?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh pembersihan injektor menggunakan
metode ultrasonic cleaner & tester dan metode infuse cleaner
terhadap daya, torsi dan emisi gas buang yang dihasilkan Honda Beat
FI.
b. Dapat mengetahui perbandingan metode ultrasonic cleaner & tester
dan infuse cleaner dalam penggunaan pembersihan injector

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah dapat memberikan manfaat
yang banyak secara teoritis dan dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran dan
karya bagi dunia otomotif.

1.4.2 Manfaat Praktis


a. Penulis/Peneliti
Bagi peneliti, dapat menambah wawasan tentang metode pembersihan
injectot (metode ultrasonic cleaner & tester dan infuse cleaner), serta penelitian
ini sebagai bagian dari karya ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan baik
bagi almamater Universitas Yudharta Pasuruan pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya sekaligus pemenuhan syarat kelulusan jenjang sarjana.
4

b. Masyarakat
Dapat memberikan wawasan bagi pengguna sepeda motor berteknologi
EFI, juga sebagai alternative solusi untuk perawatan injeksi kendaraan agar dapat
lebih lama dalam pemakaian.

c. Ilmu Pengetahuan
Sebagai bahan referensi dan menambah khazanah keilmuan dalam
pendidikan sehingga dapat memperkaya dan menambah wawasan bagi peneliti
berikutnya.

1.5 Batasan Masalah


Berdasarkan penjelasan dari latar belakang masalah di atas dan mengingat
keterbatasan pikiran dan waktu dari penulis maka diberikan suatu batasan masalah
agar dapat lebih fokus pada judul penelitian. Permasalahan yang dikaji dalam
penelitian ini adalah seperti berikut:
1) Motor yang digunakan adalah jenis Honda Beat FI 2013
2) Parameter yang akan diteliti yaitu daya, torsi dan emisi gas buang
3) Pengambilan data daya, torsi dan emisi gas buang dilakukan pada
RPM 3000, 5000 dan 8000
4) Alat dan bahan yang digunakan pada metode ultrasonic cleaner adalah
Weidi 988 Ultrasonic dengan cairan Total Active, Sedangkan metode
Infuse Cleaner menggunakan tabung alumunium dengan cairan LMT
Cleaner.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu


Beberapa penelitian terdahulu yang mempunyai hubungan atau relevansi
dengan penelitian yang akan dilakukan, diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Bagus Dwi Seno Kuncoro Supriyatmojo,
Wawan Trisnadi Putra dan Kuntang Winangun dari Jurusan Teknik
Mesin Universitas Ponorogo tahun 2018 yang berjudul “Pengaruh
Penggunaan Tiga Metode Injector Cleaner Terhadap Emisi Gas Buang
Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Honda Vario Injeksi 125”. Dalam
penelitian ini akan meneliti tentang bagaimana pengaruh penggunaan
tiga metode injector cleaner terhadap emisi gas buang dan konsumsi
bahan bakar khususnya pada Honda Vario Injeksi 125. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan melakukan eksperimen secara
langsung pada unit instrumen dan alat ukur yang sesuai pada masing –
masing pengujian. Pada hasil penelitian diketahui bahwa metode direct
injector cleaner memberikan pengaruh peningkatan konsumsi bahan
bakar sebesar 20% dibanding penggunaan metode pembersih injector
cleaner fluid dan ultrasonic injector cleaner. Penurunan gas CO hingga
0,11 % dihasilkan oleh metode direct injector cleaner pada 6000 rpm.
Penurunan kandungan HC terendah dihasilkan oleh metode Ultrasonic
injector cleaner dengan angka 60 ppm pada putaran mesin 6000 rpm.
Kandungan CO2 yang dihasilkan metode direct injector cleaner lebih
stabil dibanding dengan metode injector cleaner fluid, dan ultrasonic
injector cleaner.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Faidah dari Jurusan Teknik Mesin
Universitas Negri Surabaya pada Jurnal Teknik Mesin. Volume 02
Nomor 01 Tahun 2013 yang berjudul “Perbandingan Pengaruh Dua
Metode Pembersihan Injektor Terhadap Performa Mesin Dan Emisi Gas
Buang Sepeda Motor Yamaha V-Ixion”. Jenis penelitian yang
digunakan adalah penelitian eksperimen murni. Penelitian dilakukan
5
6

dengan variasi empat pengujian, yaitu pengujian standar sepeda motor


A, pengujian menggunakan enviropurge kit pada sepeda motor A,
pengujian standar sepeda motor B, dan pengujian menggunakan
gelombang ultrasonik pada sepeda motor B. Standar pengujian performa
mesin yang digunakan adalah SAE J1349 sedangkan untuk pengujian
emisi gas buang menggunakan standar SNI 19-7118.3-2005.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembersihan
injektor menggunakan metode aerosol dan menggunakan gelombang
ultrasonik berpengaruh terhadap performa mesin dan emisi gas buang
yang dihasilkan sepeda motor Yamaha V-ixion tahun 2008. Terbukti
dengan adanya peningkatan torsi yang dihasilkan sepeda motor A dan B
rata-rata sebesar 12,5% dan 7,58%, peningkatan daya rata-rata sebesar
13,22% dan 8,62%, serta peningkatan tekanan efektif rata-rata sebesar
13,28% dan 8,63%. Terbukti pula dengan penurunan konsentrasi emisi
CO rata-rata sebesar 31,89% dan 40,09%, penurunan emisi HC sebesar
19,47% dan 50,62% serta peningkatan konsentrasi CO2 sebesar 31,89%
dan 40,09%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Dadang Jatnika dan Wahyudi dari
Jurusan Teknik Mesin Sekolah Tinggi Teknik Mandala pada Jurnal
Teknik Mesin Vol.10 No.2 Desember 2015 yang berjudul “Pengaruh
Perawatan Injektor Menggunakan Cairan Pembersih Terhadap Kadar
Emisi Gas Buang”. Hasil pengujian dalam kondisi standar sebelum
perawatan karbonmonoksida CO mengalami keanaikan, dari standar
atau anjuran pemerintah tentang emisi gas buang yaitu 2.60 %, untuk
hidrokarbon HC 148 ppm dan karbondioksida CO2 8.2 %. Catatan : Jika
CO tinggi maka bahan bakar semakin boros, untuk HC semakin
kecil pembakaran semakin sempurna. Sedangkan CO2 semakin
kecilakan semakin banyak karbon yang menumpuk.
Hasil pengujian yang didapat setelah melakukan perawatan
menggunakan cairan pembersih, waktu yang digunakan adalah 10
menit untuk tekanan cairan di setel 250 kpa dan kondisi settingan
standar.CO 0.35 %, HC 125 ppm dan CO2 8.3 %.Hasil yang sangat
7

bagus karena masih dibawah standar yang berlaku maksimal CO


2.50%, HC 500ppm dan CO212 – 16 %. Dari hasil pengujian untuk
sepeda motor injeksi itu perlu adanya perawatan,karena tanpa adanya
perawatan maka emisi gas buang yang dihasilkan akan tinggi dan
mencemari lingkungan atau polusi udara.

2.2 Landasan Teori


2.2.1 EFI ( Elektronik Fuel Injection )
EFI ( Elektronik Fuel Injection ) adalah suatu sistem penyemprotan bahan
bakar yang dalam kerjanya dikontrol oleh ECU (Engine Control Unit) agar
didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar sesuai dengan kebutuhan motor
bakar, sehingga didapatkan daya motor yang optimal dengan pemakaian bahan
bakar yang minimal serta mempunyai gas buang yang ramah lingkungan.
Sistem EFI menentukan jumlah bahan bakar yang optimal disesuaikan
dengan jumlah dan temperatur udara yang masuk, kecepatan mesin, temperatur
mesin, posisi throtle valve, pengembunan oksigen, didalam exhaust manifold, dll.
ECU (Engine Control Unit) mengatur jumlah bahan bakar untuk dikirim ke mesin
pada saat penginjeksian dengan perbandingan udara dan bahan bakar yang
optimal berdasarkan kepada karakteristik kerja mesin. Sitem EFI menjamin
perbandingan yang ideal dan efisiensi bahan bakar.

2.2.2 Sejarah Perkembangan EFI


1922 – 1927 : Robert Bosch menemukan Pompa Injeksi Diesel
1960 : Prinsip Injeksi Bensin mulai diterapkan pada kendaraan
1967 : Pabrik Mobil VW sudah menerapkan sistem D-Jetronik
1973 : Sistem Injeksi Bensin mulai dipakai secara meluas pada

2.2.3 Prinsip Kerja Sistem Bahan Bakar Injeksi PGM – FI


Sistem bahan bakar injeksi PGM-FI bekerja dengan cara menyuplai bahan
bakar untuk proses pembakaran pada mesin dengan menyesuaikan kondisi kerja
mesin. Aliran bahan bakar dimulai dari pompa bahan bakar yang mengalirkan
sejumlah bahan bakar bertekanan kepada injector.
8

Fuel pump menyuplai bahan bakar ke injector melalui fuel filter. Pressure
regulator berfungsi menjaga supaya tekanan bahan bakar yang ke injector tetap
konstan hanya 294 kPa ( 43 psi). Ketika ECM memberikan sinyal kepada injector,
fuel passage terbuka, sehingga sejumlah bahan-bakar terinjeksi kedalam intake
manifold.
Semakin lama injector diberikan sinyal (durasi injeksi), semakin banyak
bahan bakar yang diinjeksikan. Semakin pendek waktu injector diberikan sinyal,
semakin sedikit bahan bakar yang diinjeksikan. Durasi injeksi dan timing injeksi
semuanya dikontrol oleh ECM, berdasarkan masukan dari sinyal-sinyal yang
diperoleh dari throttle position sensor, crankshaft position sensor, intake air
pressure sensor, intake air temperature sensor, O2 sensor dan engine temperature
sensor yang memungkinkan ECM menentukan durasi (lamanya) injeksi dan
timing injeksi.
Timing (waktu) injeksi ditentukan berdasarkan sinyal dari crankshaft
position sensor. Sehingga volume bahan-bakar yang dibutuhkan mesin dapat
12 disuplai setiap saat, sesuai dengan kondisi jalan dan pengendaraan (Service
Manual Honda Beat, 2014:1-4).

2.2.4 Komponen Sistem Bahan Bakar Injeksi PGM – FI


1. Sistem Aliran Bahan Bakar
Sistem aliran bahan bakar meliputi komponen-komponen yang
akan di jelaskan berikut ini:

Gambar 2.1 Sistem Aliran Bahan Bakar


(Sumber : PT. Astra Honda Motor, 2014)
9

a. Tangki Bahan Bakar (Fuel Tank)


Tangki bahan bakar (Fuel Tank) merupakan komponen yang berfungsi
untuk menampung persediaan bahan bakar. Tangki bahan bakar pada Honda
Beat PGM-FI memiliki kapasitas 3,8 L. Kapasitas tangki dibuat bermacam-
macam tergantung dari besar kecilnya mesin. Bahan tangki umumnya dibuat
dari plat baja dengan dilapisi pada bagian dalam dengan logam yang tidak
mudah berkarat.

Gambar 2.2 Tangki Bahan Bakar


(Sumber : PT. Astra Honda Motor, 2014)

b. Saringan Bahan Bakar


Saringan bahan bakar (Fuel Suction Filter) berfungsi untuk menyaring
kotoran-kotoran dan partikel asing lainnya dari bahan bakar agar tidak masuk
ke pompa bahan bakar atau ke injector.

Gambar 2.3 Saringan Bahan Bakar


(Sumber : PT. Astra Honda Motor, 2014)
10

c. Pompa Bahan Bakar (Fuel Pump)


Pompa Bahan Bakar (Fuel Pump) Pompa bahan bakar yang biasa
digunakan pada mesin dengan sistem injeksi adalah pompa bahan bakar
elektrik yang berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki dan
menekannya ke sistem bahan bakar.
Pompa bahan bakar yang biasa digunakan adalah tipe in tank. Tipe
in tank artinya bahwa pompa bahan bakar berada di dalam tangki bahan bakar
dengan posisi terendam bahan bakar.
Komponen pompa bahan bakar terdiri dari :
1. Impeller pada pompa bahan bakar yang berfungsi untuk menghisap bahan
bakar dari tangki bahan bakar dan memompanya ke sistem aliran bahan
bakar sehingga bahan bakar dapat bersirkulasi dengan tekanan tertentu.
2. Motor listrik pada pompa bahan bakar yang berfungsi untuk memutar
impeller agar dapat memompa bahan bakar. Komponen motor listrik
terdiri dari magnet yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet
yang dapat memutarkan armature akibat adanya aliran listrik, armature
yang berfungsi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
atau putar, commutator yang berfungsi untuk meneruskan arus listrik dari
brush menuju ke armature, brush yang berfungsi untuk meneruskan arus
listrik dari sumber tegangan menuju ke commutator.
3. Check valve pada pompa bahan bakar yang berfungsi untuk menahan
bahan bakar bertekanan yang terdapat pada selang saluran bahan bakar
ketika pompa berhenti agar bahan bakar tidak kembali ke dalam pompa
bahan bakar atau ke dalam tangki bahan bakar.

Gambar 2.4 Pompa Bahan Bakar


(Sumber : PT. Astra Honda Motor, 2014)
11

d. Fuel Pressure Regulator


Perubahan tekanan bahan bakar akibat injeksi bahan bakar
mengakibatkan jumlah bahan bakar yang diinjeksikan sedikit berubah.
Pressure regulator berfungsi mengatur tekanan bahan bakar yang mengalir ke
injector. Jumlah injeksi bahan bakar dikontrol sesuai lamanya sinyal yang
diberikan ke injector, sehingga tekanan konstan pada injector harus
dipertahankan. Fuel pressure regulator mengatur tekanan bahan bakar di
dalam sistem aliran bahan bakar agar tetap konstan. Contohnya pada honda
beat PGM-FI tekanan dipertahankan pada 294 kPa (3.0 kg/cm2, 43 psi). Bila
bahan bakar yang dipompa menuju injektor terlalu besar (tekanan bahan
bakar melebihi 294 kPa (3.0 kg/cm2, 43 psi)) pressure regulator
mengembalikan bahan bakar ke dalam tangki.

Gambar 2.5 Konstruksi Fuel Pressure Regulator


(Sumber : PT. Astra Honda Motor, 2014)

e. Selang Bahan Bakar (Fuel Feed Hose)


Selang bahan bakar berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dari
tangki menuju ke injector. Selang dirancang harus tahan tekanan bahan bakar
akibat dipompa dengan tekanan minimal sebesar tekanan yang dihasilkan
oleh pompa.

Gambar 2.6 Selang Bahan Bakar


(PT. Astra Honda Motor :2014)
12

f. Injector
Injector adalah salah satu bagian dari sistem bahan bakar injeksi yang
akan mengabutkan bahan bakar agar terjadi proses pencampuran yang
homogen antara udara dan bahan bakar. Injector dilengkapi dengan plunger
yang akan membuka dan menutup saluran bahan bakar dan kerja plunger
dikontrol oleh solenoid yang mendapat instruksi dari ECM.
Injector berfungsi menyemprotkan bensin menuju engine untuk
dicampur dengan udara. Agar bensin mudah bercampur dengan udara maka
bensin dikabutkan dengan halus sehingga mudah berubah menjadi uap

Gambar 2.7 Konstruksi Injector


(Sumber : PT. Astra Honda Motor, 2014)

Injector memiliki 2 terminal yaitu terminal yang dihubungkan pada


sumber tegangan yang dihubungkan pada kunci kontak, kabel positif (+)
dengan kabel berwarna cokelat(Br) dan satu terminal yang dihubungkan pada
ECM dengan kabel orange/hitam(Or/B).

2. Komponen Sistem Kontrol Elektronik


Sistem kontrol elektronik dari sistem bahan bakar injeksi PGM-FI
terdiri dari beberapa bagian, yaitu :
a. Bagian Input
b. Bagian Proses
c. Bagian Output
13

2.2.5 Sistem Induksi Udara


Udara yang dihisap masuk ke dalam silinder melewati beberapa komponen
untuk diukur kevakumannya sebagai patokan jumlah bensin yang akan
diinjeksikan. Selain itu juga melewati komponen pendeteksi kondisi udara.
Komponen sistem induksi udara pada Honda Beat PGM-FI meliputi: saringan
udara, throttle body, intake manifold dan silinder. Di dalam throttle body terdapat
manifold absolute pressure (MAP) sensor, intake air temperature (IAT) sensor
dan katub gas yang pergerakan sudutnya dideteksi oleh throttle position (TP)
sensor.

Gambar 2.8 Throttle body


(Sumber : PT. Astra Honda Motor, 2014)

2.2.6 ECM (Electronic Control Module)


ECM (Electronic Control Module) adalah sebuah perangkat elektronik
yang berfungsi untuk mengatur operasi dari internal combustion engine. Manfaat
menggunakan ECM ini akan menyebabkan waktu pengapian dan penyemprotan
bahan bakar lebih presisi. Ada beberapa cara untuk memperoleh pembakaran yang
sempurna diantaranya adalah mengontrol jumlah bahan bakar ke dalam mesin
sehingga massa bahan bakar dapat diatur sesuai dengan kebutuhan mesin dan
mengontrol proses pembakaran dengan timing advance pengapian yang tepat
sehingga seluruh campuran bahan bakar dengan udara terbakar sempurna. ECM
bekerja secara digital logic dengan sebuah mikrokontroller yang berfungsi
mengolah data dengan proses membandingkan dan mengkalkulasi data untuk
disesuaikan oleh kebutuhan mesin. Pengolahan data dari berbagai sensorsensor
yaitu throttle position sensor (TPS), Intake Air Temperature sensor (IATS),
Manifold Air Pressure (MAP), Crank Position Sensor, dan coolant
14

temperature sensor. Informasi dari sensor-sensor tersebut akan diproses oleh


mikrokontroller untuk memerintah actuator yaitu injector, coil, fuel pump, dan
fan. ECM (Electronic Control module)

Gambar 2.9 Electronic Control Module


(Sumber : PT. Astra Honda Motor, 2014)

2.2.7 Metode Pembersihan Injector


a. Ultrasonik Cleaner and tester
Pembersih Ultrasonik menggunakan gelombang frekuensi tinggi
yang dilewatkan media cair sehingga akan menciptakan gelembung-
gelembung vakum yang sangat kecil (Cavitation) pada area bertekanan
rendah, ketika pada area tersebut berubah menjadi tekanan tinggi maka
gelembung tersebut akan pecah dan membentuk suatu semprotan cairan
bertekanan tinggi sehingga kotoran yang menempel pada permukaan akan
terkikis. Tester disini berfungsi sebagai control pada injector saat
dibersihkan. (https://gisikuntung.wordpress.com/2014/05/10/pembersihan-
injektor-bbm-dengan-ultrasonic/)

Gambar 2.10 Ultrasonic Cleaner & Tester


(Sumber : Dokumen Penulis, 2019)
15

b. Infuse cleaner
Pembersihan Injector dan ruang bakar pada metode ini adalah
dengan cara memasukkan cairan pembersih kedalam sebuah tabung,
dimana ujung bawah tabung tersebut terhubung dengan selang injector.
Kemudian tabung tersebut di beri tekanan udara sama seperti nilai standar
tekanan pompa bahan bakar motor tersebut.

Gambar 2.11 Infuse Cleaner


(Sumber : Dokumen Penulis, 2019)

2.2.8 Emisi Gas Buang


Gas buang kendaraan yang dimaksudkan di sini adalah gas sisa proses
pembakaran yang dibuang ke udara bebas melalui saluran buang kendaraan.
Terdapat empat emisi pokok yang dihasilkan oleh kendaraan. Adapun keempat
emisi tersebut adalah senyawa Hidrokarbon (HC), Karbon Monoksida (CO),
Nitrogen Oksida (NOx), dan partikel-partikel yang keluar dari gas buang.

a. Karbon monoksida (CO)


Karbon monoksida (CO) merupakan senyawa gas beracun yang
terbentuk akibat pembakaran yang tidak sempurna dalam proses kerja
motor, gas CO merupakan gas yang relatif tidak stabil dan cenderung
bereaksi dengan unsur lain, CO dapat diubah dengan mudah menjadi karbon
dioksida(CO2) dengan bantuan sedikit oksigen dan panas, CO diukur dalam
satuan % pervolume atau dalam ppm tetapi dalam industri otomotif sesuai
16

dengan alat ukur yang digunakan sering diukur dalam satuan % per volume
(Spuller, 1987. Weller, 1989. Robert, 1993, Anonymoys,1994 dalam
sasongko, 2014)
Karbonmonoksid(CO) akan menyebabkan berkurangnya kemampuan
darah dalam menyerap oksigen yang dibutuhkan organ tubuh yang sangat
vital yakni otak, paru dan jantung serta jaringan tubuh, akibat dari adanya
kandungan CO dalam aliran darah (karena kestabilan karboksimoglobin
kira-kira 140 kali kestabilan oksimoglobin sehingga darah akan lebih mudah
mengikat CO daripada O2 yang secara otomotis fungsi darah sebagai
pengangkut oksigen untuk bagian vital tubuh menjadi terganggu). CO pada
kadar konsentrasi yang rendah sampai sedang akan dapat menimbulkan efek
penyakit Cardiovascular effect (adanya ancaman kesehatan akibat
menghirup CO dalam konsentrasi rendah) serta ancaman yang serius bagi
penderita penyakit jantung seperti angina, clogged arteries, sedangkan efek
menghirup CO pada konsentrasi sedang sampai tinggi dapat menyebabkan
langsung gangguan pada penglihatan, kemampuan konsentrasi dalam
bekerja, kesulitan dalam menyelesaikan rangkaian tugas, dalam konsentrasi
yang tinggi dapat menyebabkan kematian (Spuller, 1987, Petter, 1989,
Robert, 1993, Wardana ,2001, Soemirat, 2004 dalam Sasongko, 2014 ).

Kadar CO yang besar diakibatkan oleh perbandingan campuran antara


bahan bakar bensin dan udara tidak sesuai, dimana kandungan bensin terlalu
banyak, tetapi disini walaupun kandungan bahan bakar bensin terlalu
banyak tetapi masih dapat terbakar sehingga menghasilkan emisi CO yang
besar, CO besar dapat disebabkan oleh kesalahan dalam penyetelan
karburator sehingga homogenitas campuran menjadi jelek, filter udara yang
kotor juga akan mengurangi jumlah udara yang masuk kedalam silinder.

b. Hidrokarbon (HC)
Hidrokarbon(HC) merupakan unsur senyawa bahan bakar bensin, HC
yang ada pada gas buang adalah dari senyawa bahan bakar yang tidak
terbakar habis dalam proses pembakaran motor, HC diukur dalam satuan
17

ppm (part permillion) (Robert, 1993. Weller, 1989. Spuller, 1987. Dalam
Sasongko. 2014). Hidrokarbon total yang ada di atmosfir menunjukkan
korelasi yang positif dengan kepadatan lalu lintas, kebanyakan hidrokarbon
yang dilepas adalah metan.

Hidrokarbon merupakan gas toxid bagi manusia, hidrokarbon yang


bersifat karsinogenik dapat berbahaya karena hidrokarbon didalam udara
mengalami reaksi foto kimia sehingga dapat berubah menjadi gas yang lebih
berbahaya dari pada asalnya (menjadi peroxiasetil nitrat, keton, dan
aldihida) sehingga hidro karbon pada konsentrasi yang sedang sampai tinggi
dapat menyebabkan gangguan kesehatan terutama pada selaput lendir, mata,
hidung dan tenggorokan dan jika terakumulasi dalam waktu yang agak lama
hidrokarbon juga berpotensial menyebabkan penyakit kanker. (Spuller,
1987. Petter, 1989. Robert, 1993. Soemirat, 2004 dalam Sasongko, 2014 )

Hidrokarbon yang tinggi dapat disebabkan gangguan pada sistem


pengapian, misalnya kabel busi yang jelek, koil yang jelek, busi yang jelek,
saat pengapian terlalu maju serta tekanan kompresi yang rendah, sehingga
dengan adanya gangguan tersebut diatas akan mengakibatkan pembakaran
yang tidak sempurna dan menghasilkan emisi HC yang besar.

c. Nitrogen Oksid (NOX)


Adalah unsur dari Nitrogen Oksida (NO) dan Nitrogen Oksida (NO2) tetapi
dalam dunia otomotif sering dinyatakan dalam NOx saja, NOx juga
merupakan senyawa gas beracun yang ditimbulkan dari proses pembakaran
yang tidak sempurna serta juga diakibatkan oleh suhu pembakaran diruang
bakar yang cukup tinggi (Spuller, 1987. Weller,1989. Robert, 1993. dalam
Sasongko, 2014 )
NOx adalah gas toksid bagi manusia, efek yang terjadi tergantung pada
dosis serta lamanya pemaparan yang diterima seseorang, pada konsentrasi
berkisar 50 – 100 ppm dan terpapar dalam waktu beberapa saja orang dapat
terkena peradangan paru-paru, pada fase ini orang masih sembuh kembali
18

dalam waktu 6 hingga 8 minggu, pada konsentrasi 150 – 200 ppm dapat
menyebabkan pemampatan broncholi dan disebut bronchilitis fibrosis
obliterns, orang dapat meninggal dunia dalm waktu 3 – 5 minggu
setelah pemaparan, konsentrasi 500 ppm dapat mematikan dalam waktu 2 –
10 hari.(Wakdbott, GeorgeL. 1973 dalam Soemirat, 2004. dalam Sasongko,
2014)

d. Standar Emisi Gas Buang


Berikuta adalah standar regulasi indonesia yang sudah ditetapkan

Gambar 2.12 Standar Regulasi Indonesia


(Sumber : PT. Astra Honda Motor, 2014)

2.2.9 Metode perhitungan performa


Ada beberapa hal yang mempengaruhi performa motor bakar beberapa
diantaranya adalah kualitas bahan bakar dan efisiensi volumetrik dari mesin
tersebut. Pada dasarnya cara mengetahui kinerja suatu mesin dapat diketahui dari
membaca dan menganalisa parameter yang ditulis dalam sebuah laporan atau
media lain. Dari membaca parameter-parameter tersebut biasanya kita dapat
mengetahui daya, torsi,dan konsumsi bahan bakar dari kendaraan tersebut.Secara
umum daya berbanding lurus dengan luas torak sedangkan torsi berbanding lurus
dengan lankah torak.
19

Mesin kendaraan adalah daya yang digunakan untuk menggerakkan beban.


Sedangkan daya poros didapat dari daya indikator yang didapatkan dari proses
pembakaran campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan oleh piston
kemudian mengadakan gerakan translasi kemudian memutarkan poros engkol.
Kemudian gaya atau tenaga perputaran dari poros engkol tersebut disebut dengan
torsi.
a. Daya
Daya adalah besarnya kerja motor persatuan waktu (Arends dan
Berenschot, 1980:18 dalam Murdianto, 2016) Satuan daya yaitu hp (horse
power). Daya pada sepeda motor dapat diukur dengan menggunakan alat
dynamometer, sehingga untuk menghitung daya poros dapat diketahui
dengan menggunakan rumus :

Dimana:
P = daya poros (hp)
T = torsi (N.m)
N = putaran mesin (rpm)
1/75 = faktor konversi satuan kgf.m menjadi hp
1/60 = faktor konversi satuan rpm menjadi kecepatan translasi (m/s)
1hp = 0,7355 KW dan 1KW = 1,36 hp

b. Torsi
Gaya tekan putar pada bagian yang berputar disebut torsi, sepeda
motor digerakkan oleh torsi dari crankshaft. (Jama, 2008 : 23). Torsi adalah
ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja. Besaran torsi adalah
besaran turunan yang biasa digunakan untuk menghitung energi yang
dihasilkan dari benda yang berputar pada porosnya. (Raharjo dan Karnowo,
2008 : 98). Satuan torsi biasanya dinyatakan dalam N.m (Newton meter).
Adapun perumusannya adalah sebagai berikut :
20

Dimana =
T = torsi (N.m)
F = gaya (N)
r = jarak benda ke pusat rotasi (m)

2.2.10 Dynotest
Dynotest adalah suatu metode pengujian performa mesin kendaraan (mobil
maupun sepeda motor) dengan cara melihat power (tenaga) dan torque (torsi).
Torsi adalah kemampuan mesin untuk menggerakkan atau memindahkan mobil
maupun sepeda motor dari kondisi diam hingga berjalan. Sedangkan power adalah
seberapa cepat kendaraan itu mencapai kecepatan tertentu.
Metode ini perlu dilakukan oleh produsen yang mengandalkan performa
mesin. Dengan melampirkan hasil uji dynotest, produknya dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk masyarakat umum, dynotest perlu dilakukan
sebelum dan setelah modifikasi mobil atau sepeda motor. Terutama untuk melihat
berapa peningkatan performa yang diperoleh dari modifikasi tersebut

Gambar 2.13 Dyno Test Mili Klinik


(Sumber : Mili Klinik, 2016)
21

2.2.11 Gas Analyzer


A. Pengertian Gas Analyzer Digital
Secara defenisi, gas adalah salah satu dari empat unsur dasar. Dimana gas
tidak tampak oleh mata manusia karena adanya pemisah partikel gas yang sangat
besar. Karena itu dibuatlah alat ukurnya berupa Gas Analyzer
Gas Analyzer adalah instument yang digunakan untuk mengukur proporsi
dan komposisi dari gabungan gas. Gas yang bisa dukur melalui Gas Analyzer
adalah gas karboh dioksida (CO2), oksigen (O2), karboh monoksida (CO). Gas
Analyzer berupa alat yang sudah dilengkapi dengan sistem print dan dapat juga
memunculkan tampilannya ke laptop.
Gas analyzer adalah instrumen yang mampu menganalisis spesies gas
kimia yang ada dalam sampel. Tidak hanya itu mengidentifikasi spesies tetapi
juga memiliki kemampuan untuk memberikan nilai pengukuran kuantitas yang
ditampilkannya bentuk numerik atau menunjukkannya secara grafis.
Pada perangkat gas analyzer terdapat beberapa komponen penting, salah
satunya adalah sensor. Sensor merupakan sebuah perangkat yang berfungsi untuk
mendeteksi dan mengukur kadar gas tertentu sesuai dengan jenis sensornya.

B. Fungsi Gas Analyzer


1. Untuk mengetahui efektivitas proses pembakaran bahan bakar pada mesin
dengan cara menganalisis kandungan karbon monoksida (CO) dan
hidrokarbon (HC) yang terkandung dalam gas buang
2. Untuk membantu saat melakukan penyetelan campuran udara dan bahan
bakar dengan tepat
3. Untuk memperoleh kepastian mengenai kinerja mesin kendaraan yang
digunakan apakah dalam kondiasi prima dan dapat diandalkan. Selain itu,
uji emisi bisa mengirit bahan bakar, namun tenaga tepat optimal serta bisa
menciptakan lingkungan sehat dengan udara yang bersih
4. Untuk mengetahui adanya kerusakan pada bagian-bagian mesin
kendaraan, dengan cara melihat tingginya kandungan hidrokarbon (HC).
22

5. Untuk mengukur kadar emisi gas buang kendaraan yang selanjutnya


digunakan sebagai informasi apakah kendaraan tersebut masih ramah
lingkungan atau perlu dilakukan perbaikan pada sistem tertentu.
6. Pabrik semen memakai gas analyzer guna mengoptimalkan proses dan
safety proses.

C. Bagian-bagian Alat Gas Analyzer Type Qrotech QRO-401:


Secara umum pada gas analyzer terdapat beberapa tombol yang digunakan
di sisi depan atau bagian display, di bagian atas terdapat printernya, dan dibagian
belakang tedapat filter. Seperti pada Gambar 1 Berikut penjelasannya.

Gambar 2.14 Bagian-bagian Gas Analyzer


(Sumber : Luthfiyah, 2018)

1. Tombol power : terdiri dari tombol ON (untuk menghidupkan alat) dan


OFF (untuk mematikan alat)
2. Selang probe : sebagai penghubung antara gas analyzer dengan kenalpot
kendaraan yang akan diuji gas buangannya
3. Probe : bagian dari selang probe yang dimasukkan ke dalam kenalpot
kendaraan yang diuji
4. Cek intel : sebagai tempat menyambungkan gas analyzer ke selang probe
5. Socket daya : sebagai daya dari alat yang dihubungkan ke PLN
6. Main filter, dust filter, dan zero filter: Berfungsi untuk menyaring kotoran
yang terdapat pada emisi gas buang agar tidak mempengaruhi kinerja
sensor dan saluran gas tidak tersumbat kotoran
7. Print out : sebagai tempat cetakan dari hasil pengukuran yang dilakukan
23

Display digital, menampilkan hasil pengukuran yang terdiri dari 6 segment


digital, yaitu:
 CO (%) : menampilkan hasil kadar dari karbon monoksida
 HC (ppm) : menampilkan hasil dari hidrokarbon
 CO2 : menampilkan kadar presentase dari gas karbon
dioksida
 AFR (air flue ratio) : menampilkan campuran bahan bakar
yang tekandung dalam kendaraan
8. Tombol select
9. Tombol Zero (dengan tombol panah ke atas) : tombol ini digunakan
untuk menetralkan atau mengendalikan alat (pengkalibrasian alat)
serta untuk menggeser angka pada display
10. Tombol Purge : tombol ini digunakan untuk memasukkan angka
pada display
11. Tombol ENT/MEAS : tombol ini digunakan untuk mengukur gas
emisi buang ketika sudah hidup
12. Tombol ESC/ Stand By : tombol ini digunakan untuk menolkan
kembali angka yang terdapat pada display setelah digunakan.

D. Prinsip Kerja
Prinsip kerja gas analyzer ialah mengambil gas sample dari probe lalu
bakal masuk ke masing-masing sample cell. Lalu, gas sample akan
dikomparasikan dengan gas standar melewati pemancaran sistem. Setelah itu,
bakal menghasilkan perbedaan panjang gelombang dan di konversi menjadi sinyal
analog oleh receiver. Seperti pada gambar 2 berikut ini.

Gambar 2.15 Blok diagram gas analyzer


(Sumber : Luthfiyah, 2018)
24

Untuk Kalibrasi gas analyzer dilakukan dengan menginjeksikan gas


standar (zero dan span gas) yang sudah diketahui nilainya, dengan itu kita akan
mengetahui apakah ada penyimpangan dalam pengukuran. Jika ada penyimpangan
(error) maka gas analyzer kembali di adjust melalui panel control.

Untuk hasil pengukuran gas emisi udara (analyzer) pada mesin kendaraan
yakni CO2, O2, CO, dan HC adalah.

1. Carbon monoksida (CO)


Hasil dari pengukuran memiliki ideal masing-masing. Seperti,
guna CO untuk mengindikasi efisiensi pembakaran silinder. Pembakaran
pada kendaraan roda empat yang efisien ialah sekitar 0,2% sampai 1,5%
dengan nilai idealnya 0,5%. Sedangkan guna roda empat yang memakai
karburator selama 1% sampai 3,5% dengan nilai ideal 1-2%.
2. Karbon Dioksida (CO2)
Nilai CO2 ini seringkali mengacu pada hasil pembakaran yang
terdapat di dalam mesin kendaraan. Nilai ideal guna mesin 12%, sebab
semakin besar nilainya maka pembakaran bakal semakin baik. Artinya,
energi yang dipakai makin banyak. Jika kendaraan mengindikasi nilai
kurang dari 12% bisa jadi besar hal yang harus diperbaiki.
3. Hidro Karbon (HC)
Hidro karbon bakal mendeteksi banyak bensin yang terbuang pada gas
pengasingan kenalpot. Nilai ideal hidro karbon tidak boleh melebihi 300
ppm. Karena semakin besar nilainya maka akan semakin boros mesin dalam
memakai bahan bakar.
4. Oksigen (O2)
Jika suatu kendaraan mempunyai gas oksigen terlalu sedikit maka hal
itu mengindikasikan proses pembakaran yang tidak tepat didalam mesin
kendaraan. Nilai ideal penggunaan oksigen tidak boleh lebih dari 2%. Jika
lebih dari 2% maka akan terjadi kebocoran pada sistem pengasingan mesin.
25

E. Cara Menggunakan Gas Analyzer


Kelayakan kendaraan untuk dapat digunakan berkendara di jalan raya
salah satunya harus lolos dari Uji Emisi Gas Buang, suapaya tidak terjadi
pencemaran udara, kerusakan pada lapisan ozon. Untuk pencegahan itu, kita bisa
mengurangi emisi gas buang dari kendaraan menggunakan gas analyzer. Berikut
adalah cara menggunakan gas analyzer:
1. Masukkan slang probe ke bagian INLET
2. Pasang kabel daya dan hubungkan ke PLN, setelah itu tekan tombol
ON pada tombol power.
3. Kemudian alat akan menimbulkan bunyi, dan tunggu sampai bagian
AFR menampilkan TEST pada display. Ke-6 display segmen akan
menunjukkan angka yang berubah-ubah, tunggu sampai angka di
display AFR menunjukkan angka 0.
4. Sambil mununggu AFR menjadi nol (0), hidupkan kendaraan dan gas
sampai kecepatannya menjadi 2000 rpm selama 1-2 menit.
5. Saat AFR menunjukkan angka nol (0) berarti alat sudah siap
digunakan.
6. Sambungkan slang probe ke probe, lalu masukkan probe ke dalam
kenalpot kendaraan yang diuji.
7. Tekan ENT/MEAS.
8. Tunggu angka pada display stabil.
9. Setelah stabil tekan tombol HOLD PRINT sebanyak dua kali.
Masukkan nomor polisi kendaraan yang akan diuji sebagai identitas
dari kendaraan yang diuji pada display O2 yang berkedip
10. Untuk mencetak hasil pengukuran tekan tombol HOLD PRINT
sebanyak satu kali.
11. Untuk mengkalibrasi alat tekan tombol ESC/Stand By.

F. Perawatan Gas Analyzer


Sebuah alat apabila tidak digunakan akan mengalami kerusakan, karena
ada beberapa komponen jika tidak digunakan dalam jangka waktu yang panjang
akan mengalami kerusakan. Jadi dibutuhkan perawatan-perawatan alat supaya
26

tahan lama, hasil pengukuran tetap akurat. Untuk itu dilakukanlah perawatan-
perawatan yang maksimal, seperti berikut ini:
1. Tempatkan alat pada posisi yang rata dan dengan suhu udara yang
ideal serta sirkulasi udara yang baik
2. Lakukan proses pengukuran sesuai dengan procedure yang benar
3. Lakukan kalibrasi setiap 6 sampai 12 bulan sekali, atau tergantung
pemakaian
4. Lakukan pemerikasaan bagan secara berkala
5. Jangan mencabut paksa kabel listrik dari stop kontak saat Gas
Analyzer sedang melakukan pengukuran
6. Matikan alat dan lepaskan kabel dari jaringan PLN setelah tidak
terdengar lagi bunyi setelah ditekan tombol OFF.
7. Inspeksi sistem setiap hari untuk meyakinkan bahwa sistem berjalan
dengan normal
8. Setelah sistem beroperasi normal check system display dan alarm
setiap hari
9. Check kondensor dan pompa setiap minggu
10. Check dan membersihkan filter probe setiap minggu.

Namun apabila gas analyzer tidak bisa digunakan walaupun sudah


dilakukan perawatan dengan baik, lakukan perbaikan ke tempat servise. Misalnya
harus dilakukan penggantian sensor oksigen secara berkala dan juga kalibrasi alat.
Supaya alat bisa digunakan kembali apabila mengalami kerusakan komponen.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Pemikiran


Kerangka konsep pemikiran dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah
sebagai berikut:

Sepeda Motor Beat


EFI

Permasalahan :
Menurunnya Performa Mesin

Pendekatan :
Optimalisasi Perawatan Sistem Bahan Bakar

Perkembangan :
Pemanfaatan Metode Pembersihan Injecktor (Ultrasonic
Cleaner & Tester Dan Infuse Cleaner)

Penerapan:
Proses Pembersihan Injektor Menggunakan Metode
(Ultrasonic Cleaner & Tester Dan Infuse Cleaner)

Pengukuran:
Uji Performa Mesin Sebelum Dan Setelah Menggunakan Metode
Pembersihan Injecktor (Ultrasonik Cliner & Tester Dan Infuse
Cleaner

Hasil:
Performansi Sepeda Motor

Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran


(Sumber : Hasil Pemikiran, 2019)

29
30

3.2 Metodologi Penelitian


Penelitian yang akan dilaksanakan secara keseluruhan
digambarkan dalam bentuk diagram alir dibawah ini:

Mulai

Menentukan Masalah :
Menurunnya Performa Mesin Akibat Komponen Mesin,
Khususnya Sistem EFI (Injecktor)

Menentukan Topik :
“Optimalisasi Perawatan Sistem Bahan Bakar”

Menentukan Judul : Didukung :


Perbandingan Pengaruh Metode Pembersihan Injecktor 1. Literatur
(Metode Gelombang Ultasonik & Tester Dan Metode Infuse 2. Penelitian
Cleaner) Terhadap Torsi, Daya Dan Emisi Gas Buang Sepeda Sebelumny
Motor Honda Beat F1 a

Pengambilan Data

Pengujian Uji Pengujian Uji


Standar Sepeda Perlakuan I Standar Sepeda Perlakuan II
Motor A Motor B

Tanpa Infuse Tanpa Ultrasonic


Menggunakan Cleaner Menggunakan Cleaner &
Infuse Cleaner Ultrasonic Tester
Cleaner & Tester

Data Dan Hasil penelitian

Analisis Data dan Pembahasan

Simpulan Selesai
Gambar 3.2 Metodologi Penelitian
(Sumber : Hasil Pemikiran, 2019)
31

Pada penelitian ini dilakukan pengujian performa mesin dan emisi gas
buang sepeda motor sebelum menggunakan masing-masing metode pembersihan.
Selanjutnya pengujian kembali dilakukan pada masing-masing sepeda motor yang
telah mengalami pembersihan injektor. Kedua hasil pengujian, yaitu pada kondisi
sebelum dibersihkan (standar) dan sesudah dibersihkan kemudian dibandingkan.
Selanjutnya juga dilakukan perbandingan antara hasil pengujian dari satu metode
dengan metode yang lain.

3.3 Variabel Penelitian


3.3.1 Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode perawatan
sistem bahan bakar, khususnya pembersihan injektor yang diaplikasikan
pada sepeda motor Honda Beat. Adapun metode yang nantinya akan
digunakan adalah pembersihan sistem bahan bakar menggunakan infuse
cleaner dan pembersihan injector menggunakan alat Injector Cleaner
Tester.

3.3.2 Variabel Terikat


Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar emisi yang
dihasilkan sepeda motor Honda Beat, yakni gas CO dan gas HC serta
performa mesin Honda Beat yang meliputi torsi, daya efektif sepeda
motor.

3.3.3 Variabel Kontrol


Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah :
- Pengambilan data daya, torsi dan emisi gas buang dilakukan pada
RPM 3000, 5000 dan 8000
- Alat dan bahan yang digunakan pada metode ultrasonic cleaner adalah
Weidi 988 Ultrasonic dengan cairan Total Active, Sedangkan metode
Infuse Cleaner menggunakan tabung alumunium dengan cairan LMT
Cleaner.
32

3.4 Alat dan Bahan


Beberapa peralatan yang digunakan dalam penelitian ini seperti yang
tercantum dalam table 3.1 berikut :
Tabel 3.1 Alat penelitian

No Nama Fungsi Gambar

Sebagai Bahan penilitian uji


perbandingan performa
2 Unit Sepeda mesin sebelum dan sesudah
1
Motor Beat F1 menggunakan metode infuse
cleaner dan ultrasonic
cleaner & tester
Ultrasonic Sebagai alat pembersih
2 Weidi 988 injector pada salah satu
metode yang dijadikan
penelitian

Infuse Cleaner Sebagai alat pembersih


3 injector pada salah satu
metode yang dijadikan
penelitian

4 Gas Analyzer

5 Honda Injection
Diagnostic
Tools (Hids)
33

6 Dyno Test

(Sumber : Hasil Pemikiran, 2019)

3.5 Tahap Pengumpulan Data


Data yang diperlukan dalam penyelesaian penelitian ini meliputi data
primer dan data sekunder.

3.4.1 Data Primer


Data primer merupakan data yang didapatkan dari hasil Pengujian
laboratorium. Data yang diperoleh dari hasil pengujian performa mesin
yaitu torsi dan daya sedangkan data hasil pengujian emisi gas buang yaitu
kadar CO dan HC. Data tersebut kemudian diolah dalam tabel dan
ditampilkan dalam bentuk grafik untuk selanjutnya dianalisa dan diambil
kesimpulan berdasarkan peningkatan performa mesin dan penurunan kadar
gas buang

3.4.2 Data Sekunder


Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari sumber
referensi seperti buku, jurnal maupun internet. Data sekunder yang
digunakan yaitu: data standart Gass buang sepeda motor honda

3.6 Tahap Analisis Data


Analisa data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini
dilakukan untuk memberikan gambaran terhadap perubahan yang terjadi setelah
dilakukan penelitian.
Data yang diperoleh dari hasil eksperimen dimasukkan ke dalam tabel, dan
ditampilkan dalam bentuk grafik yang kemudian akan dianalisa dan ditarik
kesimpulannya, sehingga dapat diketahui persentase peningkatan performa mesin
(torsi dan daya) serta penurunan kadar emisi gas CO dan kadar emisi HC yang
34

dihasilkan masing-masing sepeda motor Honda Beat FI dibandingkan dengan


kondisi standar.
35

JADWAL PENELITIAN

Peneltian yang akan dilaksanakan mempunyai jadwal seperti pada table


berikut ini :

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian


Mei Jumi Juli
No Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Persiapan alat dan bahan penelitian

Uji performa sepeda motor A,


2
dengan metode Infuse Cleaner

Uji performa sepeda motor B,

3 dengan metode Ultrasonic Cleaner

& Tester

4 Pengolahan dan analisis data

5 Penyelesaian Laporan Penelitian

(Sumber : Hasil Pemikiran, 2019)


DAFTAR PUSTAKA

Murdianto, Imam. 2016. Perbedaan Performa (Daya, Torsi ,Konsumsi Bahan


Bakar) Menggunakan Injektor Standart Dan Injektor Racing Dengan
Bahan Bakar Pertamax Dan Pertamax Plus Pada Sepeda Motor V-
Xion. Skripsi Universitas Negri Semarang.

Aziz, A. Hasmoro, G. Atmaja, H. 2011. Pengaruh Pembentukan Deposit Pada


Injektor Terhadap Debit Aliran Bahan Bakar Pada Motor Bensin.
Tugas Akhir tidak diterbitkan. Semarang: Program Studi Diploma III
Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Fadiah, Nur. 2013. Perbandingan Pengaruh Dua Metode Pembersihan Injektor


Terhadap Performa Mesin Dan Emisi Gas Buang Sepeda Motor
Yamaha V-Ixion. JTM. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2013, 132-140

PT Astra Honda Motor. 2013. Buku Pedoman Reparasi Beat PGM – FI. Jakarta :
PT AHM

PT Astra Honda Motor. 2013. Buku Technical Training Level -2. Jakarta : PT
AHM

Supriyatmojo, Kuncoro. Putra, Trisandi. Winangun, Kuntang. 2018. Pengaruh


Penggunaan Tiga Metode Injector Cleaner Terhadap Emisi Gas Buang
Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Honda Vario Injeksi 125. Jurnal
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Komputer, Media. 2018. Ultrasonic cleaner weidi 988. http://media-


komputer.com/Ultrasonic_cleaner_WEIDI_988. DI akses tanggal 20
Mei 2019

Anonim. 2018. Gas analyzer. https://thecarlsoncompany.com/products/infrared-


industries-exhaust-gas-analyzer. Di akses tanggal 20 mei 2019.

Dardak, Abu . 2017. Alat dyno Test Sepeda Motor.


http://milibarokah.blogspot.com/2018/03/dyno-engine-diagnosis.html.
Di akses tanggal 20 Mei 2019

Sasongko. Emisi Gas Buang Dan Permasalahannya. www.vedcmalang.com. Di


akses tanggal 20 Mei 2019

Anda mungkin juga menyukai