Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM PENGUJIAN

PERFORMA MESIN DAN UJI DAYA


KENDARAAN

Disusun oleh :
Andhika Adnan M (2141220032)

Dosen pengampu :
Ibu Ratna Monasari, S.T., M.T.

JURUSAN TEKNIK MESIN PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMOTIF


ELEKTRONIK POLITEKNIK NEGRI MALANG

2022/2023

1|Page
DAFTAR ISI

Contents
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...............................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang........................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................4
1.3 Tujuan Praktikum................................................................................................................4
1.4 Manfaat Praktikum...................................................................................................................5
BAB II..............................................................................................................................................5
KAJIAN TEORI..................................................................................................................................5
2.1 Metode pengukuran RPM, Torsi, dan Daya.........................................................................5
2.2 Dasar Teori...............................................................................................................................6
BAB III...........................................................................................................................................12
METODE PENELITIAN....................................................................................................................12
2.1 SPESIFIKASI MOTOR.......................................................................................................13
2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................................14
A. Alat dan Bahan Pengujian performa mesin menggunakan Dyno test..................................14
B. Standar Operasional Prosedur (SOP) :...................................................................................17
BAB IV...........................................................................................................................................32
KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................................32

2|Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan teknologi dari era ke era semakin pesat, semakin meningkat pula
kebutuhan manusia akan kendaraan untuk transportasi. Kemajuan teknologi dibidang
transportasi yaitu terciptanya mesin Otto. Mesin Otto merupakan salah satu jenis motor
pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) yang menggunakan bensin sebagai
bahan bakarnya, termasuk teknologi pada sepeda motor yang semakin berkembang
(Prasetyo dkk, 2009).

Banyak cara untuk meningkatkan performa kendaraan, salah satunya didapatkan dengan
cara mencampur bahan bakar, campuran yang biasa digunakan adalah bioetanol atau
alkohol dari tumbuhan tetapi jika campuran berlebihan performa malah menurun.
Bioetanol dikenal sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan karena bersih dari emisi
bahan pencemar (Sihalolo, 2009; Jeuland dkk, 2004).

Bioetanol adalah etanol (alkohol) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti


jagung,gandum, kentang dan tebu (Rahardja dkk, 2018). Hal ini kemudian diproses untuk
membentuk aditif yang terbarukan atau menjadikan bahan bakar yang baik dengan biaya
efektif dan ramah lingkungan. Salah satu fungsi alkohol adalah sebagai octane booster,
artinya alkohol mampu menaikkan nilai oktan dengan dampak positif terhadap efisiensi
bahan bakar dan menyelamatkan mesin. Fungsi lain ialah oxygenating agent, yakni
mengandung oksigen sehingga menyempurnakan pembakaran bahan bakar dengan efek
positif meminimalkan pencemaran udara. Bahkan, alkohol berfungsi sebagai fuel
extender, yaitu menghemat bahan bakar fosil (Prihandana dkk, 2008).

Pada motor bensin untuk mendapatkan energi termal diperlukan proses pembakaran
dengan menggunakan campuran bahan bakar dan udara di dalam mesin, sehingga motor
bensin disebut juga sebagai motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine). Di
dalam proses pembakaran ini gas hasil pembakaran yang terjadi sekaligus berfungsi
sebagai fluida kerja. Prinsip kerja dari motor bensin adalah berdasar siklus udara pada
volume konstan (Otto cycle) atau biasa disebut siklus ideal motor bensin. Dalam
kenyataannya siklus ideal ini sulit terjadi. Perbandingan kompresi mesin dirancang sesuai
dengan aplikasi dan bahan bakar yang akan digunakan (Supraptono, 2004). Pengaruh
penggunaan berbagai jenis bahan bakar (Pertamax) terhadap unjuk kerja motor bensin 4
langkah. Setelah dilakukan pengujian diperoleh bahwa penggunaan berbagai jenis bahan
bakar (Pertamax) tidak memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap torsi dan daya
efektif yang dihasilkan oleh motor bensin 4 langkah.

Unjuk kerja motor bakar 4 langkah berbahan bakar campuran bioethanol – Pertamax
dengan prosentase campuran 10%, 15%. Pengujian dilakukan pada motor bensin 4
langkah yang telah dilakukan tune up sebelumnya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
terjadi kenaikan daya yang tidak begitu signifikan seiring dengan penambahan prosentase
3|Page
bioethanol dan konsumsi bahan bakar spesifik juga mengalami penurunan yang juga tidak
begitu sisgnifikan (Apip dkk, 2009) Penggunaan bioethanol sebagai bahan bakar
alternatif yang dicampurkan pada bahan bakar Pertamax dengan prosentase campuran
10% dan 15% dapat menurunkan emisi gas buang kendaraan yang meliputi NOX, SO2,
CO dan CO2.
Campuran bahan bakar bensin dan etanol pada motor bakar empat langkah 150 cc dengan
prosentase etanol 0%, 10%, 15%. Dari hasil pengujian yang telah dilakukan diketahui
bahwa penambahan bioethanol pada bensin yang diuji pada motor bensin standar tidak
terlalu mempengaruhi nilai torsi, BHP, BMEP, dan SFC. Tetapi untuk efisiensi thermis
cenderung mengalami peningkatan. Efisiensi terbesar tanpa penambahan bioethanol
adalah 6,22% dan efisiensi terbesar dengan bioethanol adalah 7,996% (Ardawalika dkk,
2009).
Pengaruh penggunaan bahan bakar premium, pertamax dan pertamax plus terhadap unjuk
kerja motor bakar bensin dimana mereka melakukan pengujian pada motor suzuki jenis
GSX 150cc tahun 2007 dengan alat dynotest.

Penggunaan bioethanol sebagai bahan alternatif memberikan dampak yang positif baik
dari sisi penurunan emisi gas buang maupun dari sisi unjuk kerja mesin. Oleh karena itu
dalam penelitian akan dikaji pengaruh penambahan bioethanol pada bahan bakar jenis
pertamax. Hal ini karena pertamax merupakan bahan bakar yang sesuai dengan tuntutan
kebutuhan dan perkembangan otomotif. Pertamax memiliki nilai oktan tinggi dan sisi
fisik atau properti bahan bakar pertamax memiliki stabilitas oksidasi yang lebih tinggi
kemudian kandungan oksin, aromatik dan benzenanya tidak dibatasi. Hasilnya
pembakaran bahan bakar pertamax lebih sempurna. Untuk memenuhi kebutuhan dan
perkembangan teknologi otomotif, maka angka oktan bahan bakarharus disesuaikan,
sementara itu pertamax memiliki RON (Research Octan Number) 92. Dalam penelitian
ini akan dilakukan analisis performa mesin motor 4 langkah 150cc dengan menggunakan
campuran bioetahanol-pertamax.
1.2 Rumusan Masalah.
1. Berapa nilai rpm, torsi, daya, pada bahan bakar Pertamax murni dan campuran
bahan bakar Pertamax-Etanol pada kendaraan motor bakar 4 langkah 150cc?
2. Bagaimana cara mempersiapkan peralatan untuk prosedur pengujian performa
mesin?
3. Bagaimana performa terhadap motor yang di uji dengan campuran bahan bakar
pertamax-etanol menggunakan alat dyno test ?
4. Bagaimana hasil pengujian emisi gas buang dari motor yang menggunakan
campuran bahan bakar pertamax-etanol ?
1.3 Tujuan Praktikum.
1. Mengetahui nilai rpm, torsi, daya dari hasil pengujian bahan bakar pertamax
murni dan campuran bahan bakar pertamax-etanol terhadap motor 4 langkah
150cc.
2. Mengetahui bagaimana prosedur penggunaan peralatan pengujian performa
mesin.

4|Page
3. Mengetahui pengaruh yang dihasilkan dari campuran bahan bakar pertamax-
etanol pada motor 4 langkah 150cc.
4. Mengetahui hasil pengujian emisi gas buang pada motor 4 langkah 150cc
menggunakan alat penguji emisi gas buang.

1.4 Manfaat Praktikum.


1. Mahasiswa mengetahui nilai rpm, torsi, daya, yang dihasilkan dari bahan bakar
pertamax murni dan campuran pertamax-etanol.
2. Mahasiswa mengetahui cara penggunaan peralatan penguji performa mesin.
3. Mahasiswa mengetahui performa pada motor dari penggunaan bahan pertamax
murni dan campuran pertamax-etanol.
4. Mahasiswa mengetahui emisi gas buang yang dihasilkan dari bahan bahan bakar
pertamax murni dan campuran pertamax-etanol.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Metode pengukuran RPM, Torsi, dan Daya

Untuk mengukur RPM (putaran per menit), torsi, dan daya pada sebuah mesin, Anda
dapat menggunakan metode-metode berikut:

1. RPM:
Menggunakan tachometer: Tachometer adalah alat yang secara khusus digunakan
untuk mengukur RPM. Alat ini terhubung ke mesin dan menghitung putaran per
menit dengan cara mendeteksi sinyal listrik atau perubahan magnetik yang
dihasilkan oleh mesin. Menggunakan sensor optik: Sensor optik dapat digunakan
untuk mengukur RPM dengan memantau perubahan cahaya yang dihasilkan oleh
benda yang berputar. Sensor optik ini dapat terhubung ke mesin dan memberikan
pembacaan RPM secara real-time.
2. Torsi:
Menggunakan dynanometer: Dynanometer adalah alat pengukur yang dirancang
khusus untuk mengukur torsi pada mesin. Alat ini dapat terhubung ke mesin dan
memberikan pembacaan torsi yang dihasilkan. Menggunakan sensor torsi: Sensor
torsi menggunakan prinsip regangan atau perubahan sifat magnetik untuk
mengukur torsi. Sensor ini dapat dipasang pada poros mesin untuk mendapatkan
pembacaan torsi yang akurat.
3. Daya:
Menggunakan pengukuran torsi dan RPM: Daya dapat dihitung dengan
menggunakan rumus daya = (torsi × RPM) / 9,548. Anda dapat mengukur torsi
dengan menggunakan metode yang disebutkan di atas dan menggabungkannya
dengan pembacaan RPM untuk menghitung daya.

Selain metode-metode di atas, terdapat juga peralatan khusus seperti


dynamometer rolling road yang digunakan untuk mengukur daya pada kendaraan
5|Page
bermotor.

2.2 Dasar Teori

1. Definisi Performa Mesin


Ada banyak definisi tentang performa mesin (engine performance) apabila
kita membaca sejumlah literature, di antaranya adalah:
a. Performa mesin merupakan jumlah daya guna yang dapat dihasilkan pada
kecepatan tertentu dengan throttle terbuka lebar (Crouse & Anglin,
1997:12)
b. Studi tentang performa mesin (engine performance) membandingkan daya
efektif (brake horsepower/bhp) atau daya yang dikirimkan (delivery
horsepower) atau kadang – kadang disebut daya poros (shaft horsepower)
yang dihasilkan mesin dengan daya indikator (indicated horsepower/ihp)
(Obert, 1973:43).
c. Performa mesin (engine performance) lebih tepatnya didefinisikan sebagai:
 Daya maksimum (atau torsi maksimum) yang ada pada setiap kecepatam
dalam rentang operasi penggunaan mesin.
 Rentang kecepatan dan daya dalam operasi mesin.
 Kemampuan kendaraan (engine performance) menjelaskan hubungan antara
kecepatan maksimum (maximum speed) dengan pemakaian bahan bakar (fuel
consumption) (Swisscontact, 2001:9-10).
 Kinerja dari suatu mesin kendaraan umumnya ditunjukkan dalam 3 besaran,
yaitu tenaga yang dapat dihasilkan, torsi yang dihasilkan, dan jumlah bahan
bakar yang dikonsumsi.
 Kemampuan mesin (engine performance) adalah prestasi dari
 suatu mesin, dimana prestasi tersebut erat hubungannya dengan daya mesin
yang dihasilkan serta daya guna dari mesin tersebut. (Arismunandar,
2002:32).
 Daya yang berguna adalah daya poros, karena poros itulah yang
menggerakkan beban. Daya poros itu sendiri dibangkitkan oleh daya
indikator yang merupakan daya gas pembakaran yang menggerakkan
torak/piston (Arismunandar, 2002:32)
 Dari tujuh definisi di atas, memiliki kesamaan dalam menjelaskan
pemahaman akan performa mesin (engine performance), yaitu perbandingan
antara daya yang dapat
6|Page
 digunakan dengan daya yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar.

2. Istilah Dalam Performa Dasar Mesin


Menurut Crouse & Anglin (1997:121-129), ada beberapa istilah yang
terkait dengan performa mesin (engine performance). Diantaranya adalah
kerja, energy, daya, torsi, daya kuda, inersia, dan gesekan.

a. Kerja (Work)
Kerja (work) adalah perpindahan obyek yang disebabkan oleh gaya. Obyek
dipindahkan oleh dorongan, tarikan, atau diangkat. Contohnya, ketika
beban diangkat beban itu bergerak ke atas berlawanan dengan gaya Tarik
gravitasi. Kerja diukur dalam bentuk jarak dan gaya. Jika beban 5 pound
diturunkan ke tanah sejauh 5 feet, kerja yang dilakukan oleh beban itu
sebesar 25 foot-pound (ft-lb), atau 5 feet dikalikan 5 pound. Jarak dikalikan
gaya sama dengan kerja. Dalam sistem metris, kerja dapat diukur dalam
satuan meter-kilogram (mkg) atau dalam joule (J).
b. Energi (Energy)
Energi adalah kemampuan atau kapasitas untuk melakukan kerja. Ketika
kerja dilakukan pada sebuah objek, maka energi tersimpan dalam objek
tersebut. Beban dapat menghasilkan kerja lebih banyak jika beban itu
dilepaskan. Ketika kendaraan bermotor dipercepat, kerja telah dilakukan
oleh kendaraan tersebut. Mesin harus bekerja untuk menghasilkan
perpindahan/pergerakan kendaraan. Energi disimpan dalam kendaraan
bermotor.
c. Daya (Power)
Kerja dapat dilakukan dengan diperlambat atau dipercepat. Laju kerja (kerja
per satuan waktu) diukur dalam bentuk daya (power). Mesin yang dapat
melakukan kerja dengan baik dalam waktu yang pendek disebut mesin
berdaya tinggi (high-powered machine). Daya adalah laju atau kecepatan
pada kerja yang dilakukan.
d. Torsi (Torque)

7|Page
Torsi adalah gaya puntir atau gaya putar. Anda mengaplikasikan torsi pada
permukaan sekrup ketika Anda melepaskannya. Anda mengaplikasikan
torsi pada roda kemudi ketika anda mengemudikan kendaraan pada posisi
beban itu bergerak ke atas berlawanan dengan gaya Tarik gravitasi.
Kerja diukur dalam bentuk jarak dan gaya. Jika beban
5 pound diturunkan ke tanah sejauh 5 feet, kerja yang dilakukan oleh beban
itu sebesar 25 foot-pound (ft-lb), atau 5 feet dikalikan 5 pound. Jarak
dikalikan gaya sama dengan kerja. Dalam sistem metris, kerja dapat diukur
dalam satuan meter-kilogram (mkg) atau dalam joule (J).
Torsi (Torque)
Torsi adalah gaya puntir atau gaya putar. Anda mengaplikasikan torsi pada
permukaan sekrup ketika Anda melepaskannya. Anda mengaplikasikan
torsi pada roda kemudi ketika anda mengemudikan kendaraan pada posisi
berbelok. Mesin menghasilkan torsi ke roda sehingga membuatnya
berputar.
Torsi tidak perlu dipertentangkan dengan daya. Torsi adalah gaya putar
yang mungkin atau tidak mungkin dihasilkan dalam gerakan. Daya adalah
laju kerja yang dilakukan. Ini berarti sesuatu yang harus bergerak. Torsi
diukur dalam pound-feet (lb-ft, tidak perlu dibedakan dalam ft-lb seperti
pada kerja) atau dalam sistem metris diukur dalam newton-meter (N.m).
e. Daya Kuda (Horsepower)
Daya kuda (horsepower) adalah daya seekor kuda atau ukuran laju yang dapat
dilakukan oleh seekor kuda. Satu daya kuda (horsepower) sama dengan
33.000 ft-lb kerja per menit. Rumus untuk daya kuda (horsepower) adalah:
𝑓𝑡−𝑙𝑏 𝑝𝑒𝑟 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝐿𝑥𝑊
Hp = = 33.000 33.000 𝑥 𝑡

Dimana:
Hp = daya kuda (horsepower)

L = panjang (feet)
W = gaya (pound)
T = waktu (menit)

yang dibutuhkan untuk memindahkan W melalui L

8|Page
Pada sistem metris, daya yang keluar dari mesin diukur dalam kilowatt (kW).
Jumlah kelistrikan mesin dapat dihasilkan jika mesin digunakan untuk
menjalankan generator listrik. Satu daya kuda (horsepower) sama dengan
0,746 kW, dan satu kW sama dengan 1,34 hp. Rumus kedua untuk daya kuda
(horsepower) adalah:
𝑡𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑥 𝑟𝑝𝑚
Hp = 5252

9|Page
f. Inersia (Inertia)
Inersia adalah property dari semua obyek material. Inersia menyebabkan
hambatan perubahan kecepatan atau arah kecepatan. Obyek yang tidak
bergerak cenderung mempertahankan posisinya. Pergerakan obyek
cenderung menjaga gerakan pada kecepatan dan arah yang sama. Ketika
kendaraan bermotor masih diam, inersia harus dihasilkan oleh daya untuk
membuatnya bergerak. Untuk menambah kecepatan, daya yang lebih besar
harus dihasilkan. Untuk mengurangi kecepatan, rem haruslah berfungsi. Rem
menyebabkan inersia kendaraan menjadi lambat. Demikian juga ketika
kendaraan mengelilingi kurva, inersianya cenderung bergerak pada garis
lurus. Roda pada jalan menyebabkan kecenderungannya.
g. Gesekan (Friction)
Gesekan (friction) adalah hambatan untuk bergerak diantara dua obyek yang
berhubungan dengan yang lain. Gesekan atau hambatan untuk bergerak,
akan bertambah dengan adanya peningkatan beban. Beban tertinggi akan
menyebabkan gesekan terbesar. Ada tiga jenis gesekan, yaitu: dry, geasy,
viscous.
2. Pengukuran Performa Mesin
Jenis – Jenis Dynamometer :
 Fluid Dynamometer
Pengereman fluida dibagi menjadi 2 jenis, yaitu jenis gesekan (friction) dan
agitator. Pada jenis gesekan, gaya meningkat dari geseran viskus fluida
antara rotor dan strator. Sedangkan pada jenis agitator, gaya meningkat dari
perubahan momentum fluida yang dipindahkan dari sudu rotor ke sudu stator
dan kembali lagi.Daya mesin diserap oleh air yang bersikulasi melalui
dynamometer. Penyerapan energy ini akan menghasilkan kenaikan
temperatur air dan kapasitas pendingin yang cukup harus sesuai dengan
disipasi laju daya. Mesin otomotif, pesawat terbang, dan kapal yang diuji
dengan fluid dynamometer dalam rentang kapasitas 50 hp – 100.000 hp dan
dioperasikan dari kecepatan yang sangat rendah (50 rpm) – kecepatan 20.000
rpm. Apabila dibandingkan dengan dinamometer jenis yang lain, inersia
pengereman fluida pada jenis dinamometer ini sangat kecil

10 | P a g e
 Fan Brake Dynamometer
Propeller atau kipas dapat menyuplai beban untuk pengujian dengan waktu
yang lama dimana akurasi tidak dipentingkan. Permasalahan utama
pengereman kipas (fan brake) adalah sulitnya menyetel beban. Untuk
memvariasikan beban dilakukan dengan merubah radius (r) sudu, ukuran
sudu, atau sudut sudu. Operasi ini biasanya membutuhkan penghentian
mesin. Perubahan massa jenis udara selama pengujian berlangsung juga
akan merubah beban.
 Eddy-Current Dynamometer
Salah satu dinamometer elektrik terlama adalah eddy- current
dynamometer. Bentuk kesederhanaannya terdiri dari sebuah piringan (disk)
yang digerkkan oleh mesin di bawah pengujian dalam medan magnet
(magnetic field). Kekuatan medan magnet dikontrol dengan memvariasikan
arus listrik (current) melalui koil yang diletakkan pada kedua sisi piringan.
Piringan sebagai konduktor yang memotong. medan magnet. Arus
dimasukkan ke dalam piringan, tidak ada arus eksternal yang eksis, arus
yang dimasukkan membuat panas piringan. Untuk penyerapan daya yang
besar, panasnya piringan menjadi excessive dan sulit untuk dikontrol.
 Electric Dynamometer
Sebuah generator listrik dapat digunakan untuk membebani mesin, tetapi
output generator harus diukur dengan instrument elektrik dan dikoreksi
dalam magnitude untuk efisiensi generator. Karena efisiensi generator
tergantung pada beban, kecepatan, dan temperature, dalam laboratorium
pengujian performa mesin ingin didapatkan dari hubungan magnetic
diantara armature dan strator adalah sama terhadap torsi pengujian mesin
yang menggerakkan armature. Sebuah electric dynamometer dimungkinkan
dimodifikasi dengan variasi kontrol untuk aplikasi mesin otomotif.
Pengukuran jalan torsi dan kecepatan mesin (pengukuran yang lain
termasuk: temperature mesin, tekanan, dll) dibuat dengan strain-gage
transducer dan sebuah tachometer generator serta direkam secara
simultan pada sebuah tape recorder.

11 | P a g e
 Chassis Dynamometer
Jalan atau track pengujian merupakan kondisi cuaca yang tidak dapat
dikontrol. Padahal, kendaraan yang melaju di atas jalan harus mengatasi (1)
hambatan angin (wind resistance) dan (2) hambatan rolling (rolling
resistance) oleh roda terhadap permukaan jalan. Pengaruh ini dapat
diperkirakan dan chassis dynamometer dapat dioperasikan di bawah beban
jalan.
3. Pengukuran Kecepatan
Kecepatan sesaat (rpm) poros yang berputar dapat diukur dengan tachometer
yang dapat dibangkitkan oleh sebuat voltmeter dan DC generator. Kecepatan
rata – rata diukur dengan menghitung jumlah putaran poros selama periode
pengujian.
4. Pengukuran Konsumsi Bahan Bakar
Metode yang digunakan dengan mengukur aliran volume bahan bakar dalam
interval waktu dan mengkonversikan volume ke massa setelah mengukur
gravitasi spesifik. Cara kerjanya adalah dengan memompa bahan bakar ke
salah satu gelas ukur akan jatuh melewati tanda kalibrasi, dan timing waktu
akan dimulai pada saat itu. Ketika level bahan bakar mencapai tanda
kalibrasi yang bawah, waktu pengukuran dihentikan. Dengan
mengkonversikan volume bahan bakar antara titik kalibrasi ke berat (lb)
bahan bakar, konsumsi bahan bakar dalam pound per jam (lb/h) dapat
ditentukan.
5. Pengukuran Konsumsi Udara
Kerja yang dilakukan oleh motor pembakaran dalam (internal combustion
engine) tergantung pada jumlah energi yang dibebaskan ketika campuran
udara dan bahan bakar dibebaskan ketika campuran udara dan bahan bakar
dibakar. Namun udara yang dimasukkan ke dalam silinder jauh lebih besar
daripada volume bahan bakar yang dimasukkan. Oleh karena itu, studi
tentang perbandingan udara – bahan bakar (air fuel ratio) dihitung dan
variasi performa mesin dilakukan dengan variasi perbandingan udara.

12 | P a g e
BAB III
METODE PENELITIAN

Metodologi penelitian yang dilakukan adalah: pengumpulan data dan studi literatur
yang berkaitan dengan penelitian, pembuatan campuran bioethanol-pertamax, pengujian
performa mesin dengan menggunakan campuran bioethanol-pertamax, analisa dari hasil
pengujian, langkah penelitian yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2

Gambar 1. Alur penelitian Pertamax murni

Gambar 2. Alur penelitian Pertamax 90% + Etanol 10%.

13 | P a g e
Gambar 3. Alur penelitian Pertamax 85% + Etanol 15%.

2.1 SPESIFIKASI MOTOR

Sepeda motor berperan sebagai penghasil besar nilai daya torsi dan daya yang akan
dianalisa dalam praktikum ini.berikut spesifikasi sepeda motor yang di gunakan :

14 | P a g e
2.2 HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter penelitan adalah torsi dan daya dengan perlakuan menggunakan pertamax
murni dan campuran pertamax dengan bioetanol yaitu pertamax murni. Campuran
bioetanol 10% dan pertamax 90%, campuran bioetanol 15% dan pertamax 85%.
Pengambilan data dilakukan dalam variasi mulai dari RPM rendah dan RPM tinggi, maka
akan diketahui seberapa besar perbedaan daya dan torsi yang dihasilkan dari tiap-tiap
bahan bakar yang digunakan. Berikut langkah langkah penggunaan alat dyno test. Dari
pengujian yang dilakukan di atas chassis dynamometer menggunakan sepeda motor Suzuki
GSX S150 didapatkan hasil torsi dan daya yang berbentuk grafik seperti di bawah ini.

A. Alat dan Bahan Pengujian performa mesin menggunakan Dyno test.


1. Alat
Pada praktikum ini digunakan beberapa alat :

1. Rachet Strap

Gambar 1 Tie Down.


Rachet Strap digunakan sebagai alat bantu untuk mengikat sepeda motor
pada Chassis Dynamometer.

15 | P a g e
2. Chassis Dynamometer.

Gambar 2 Chassis Dynamometer


Chassis Dynamometer berperan sebagai simulasi sepeda motor ketika bergerak di jalanan.

3. Computer (PC)

Gambar 3 Computer (PC)


Computer berfungsi sebagai alat bantu hitung besar torsi dan daya yang
terjadi ketika praktikum berlangsung.

16 | P a g e
4. Sepeda Motor Suzuki GSX S150

Gambar 4 Sepeda Motor GSX 150cc.

5. Gelas ukur

2. Bahan
Bahan bakar kendaraan yang di gunakan adalah tiga macam bahan bakar :
 PERTAMAX 100 %
 PERTAMAX 90% DAN ETANOL 10%
 PERTAMAX 85% DAN ETANOL15%
Ketiga jenis bahan bakar teresbut di lakukan pengujian pada RPM tinggi dan
RPM rendah.

17 | P a g e
B. Standar Operasional Prosedur (SOP) :
1. Siapkan alat – alat untuk pengujian.
2. Pastikan AC pada ruangan dinyalakan agar mendekati suhu standart
(25oC).
3. Naikkan kendaraan pada chassis dynamometer.
4. Posisikan kendaraan dengan benar, lalu ikat roda depan menggunakan
rachet strap pada chasis dynamometer.
5. Pastikan posisi ban belakang berada di atas roller dan kendaraan tidak
dalam posisi miring.
6. Buka program Sport Dyno pada desktop computer.
7. Setting program sebelum melakukan pengukuran agar didapat data
sesuai dengan keinginan.

Pada tab pertama ada class of dyno, di dalam tab tersebut dipilih class of
dyno yang diinginkan ada engine dan vehicles. Jika memilih engine maka
dalam kotak torque calculation dipilih torque at engine. Jika memilih
vehicles, maka dalam kotak torque calculation dipilih torque at roller.

18 | P a g e
Pada tab kedua, terdapat tab program. Di dalam tab program yang
disetting ada 3, yaitu pada kolom RPM steps, disana pilih rpm sesuai
dengan keinginan, biasanya 500-1000. Setelah itu, pilih kolom power
dan speed pilih satuan berdasarkan keinginan.

Pada tab ketiga terdapat tab auto S/S. pada settingan ini, tidak ada
yang dirubah.

19 | P a g e
Pada tab keempat terdapat tab option. Di dalam tab keempat terdapat
kolom correction factor yang disetting, di dalam correction factor
bisa dipilih sesuai dengan standart keinginan.

Pada tab kelima terdapat tab colours. Dalam tab ini tidak disetting apa –
apa.
8. Pasang RPM pick up clamp pada kabel busi.
9. Pasang instrument lain seperti thermocouple, lambda sensor jika
diperlukan.
10. Nyalakan mesin motor hingga mencapai suhu operasional (60oC)
11. Klik tombol start hijau untuk masuk ke program warm up.
12. Masukkan nama data kendaraan, serta volume mesin.

20 | P a g e
13. Masukkan temperature dan humidity.
14. Klik tombol start hijau untuk masuk ke program running.

15. Buka throttle kendaraan sampai menyentuh limiter rpm. Lalu lepaskan
secara spontan.
16. Data akan keluar dalam bentuk grafik dan tabel. Hasil pengujian torsi dan
daya dari performa mesin dapat dilihat pada grafik dan tabel berikut:

21 | P a g e
PENGUJIAN BAHAN BAKAR DAYA RPM
1 13.9 9148
PERTAMAX 100%
2 14.5 9334

RATA-RATA 14,3 9250

3 PERTAMAX 90% DAN 13.6 9021


ETANOL 10 % 14.4 9395
4
RATA-RATA 14 9210

5 PERTAMAX 85% DAN 14.1 9623


ETANOL 15 % 14.9 9249
6
RATA-RATA 14,9 9440

2.3 PEMBAHASAN
1. Pada saat percobaan pertama yang dimana bahan bakar menggunakan
PERTAMAX 100% tanpa campuran apapun di dapatkan grafik berikut :
Pertamax 100% run 1
rpm power
7000 11,60
7500 12,40
8000 12,78
8500 13,57
9148 13,98
9500 13,23
10000 13,10

22 | P a g e
Pertamax 100% Run 2

Rpm Daya
7000 11,60
7500 12,40
8000 13,30
8500 13,60
9334 14,54
9500 14,23
10000 13,80

23 | P a g e
2. Pada saat percobaan kedua dimana bahan bakar menggunakan PERTAMAX
90% dengan campuran ETANOL 10% di dapatkan grafik berikut :
Pertamax + ethanol 10% (run 1)

Rpm Daya
7000 11,05
7500 11,80
8000 12,50
8500 13,50
9021 13,60
9500 13,50
10000 13,10

24 | P a g e
Pertamax + ethanol 10% (run 2)

Rpm Daya
7000 11,70
7500 12,60
8000 13,25
8500 14,20
9395 14,41
9500 14,15
10000 13,75

25 | P a g e
3. Pada saat percobaan kedua dimana bahan bakar menggunakan PERTAMAX
85% dengan campuran ETANOL 15% di dapatkan grafik berikut :
Pertamax + Ethanol 15% (run 1)

Rpm Daya
7000 11,60
7500 12,60
8000 13,20
8500 14,40
9249 14,91
9500 14,70
10000 14,20

26 | P a g e
Pertamax + Ethanol 15% (run 2)

Rpm Daya
7000 11,60
7500 12,40
8000 13,30
8500 13,70
9500 13,90
9623 14,18
10000 13,10

27 | P a g e
C. Alat dan Bahan Penggujian Emisi Gas Buang :

1. Lambda Sensor

2. RPM Pick UP Clamp

3. Thermocouple

28 | P a g e
4. Gelas ukur

2. Bahan
Bahan bakar kendaraan yang di gunakan adalah tiga macam bahan bakar :
 PERTAMAX 100 %
 PERTAMAX 90% DAN ETANOL 10%
 PERTAMAX 85% DAN ETANOL15%
Ketiga jenis bahan bakar teresbut di lakukan pengujian pada RPM 1300, 3000
dan 6000.
Berikut grafik data hasil pengujian emisi gas buang :

29 | P a g e
30 | P a g e
31 | P a g e
32 | P a g e
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum fenomeda dasar mesin, yaitu:
i. Ada beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur torsi dan daya,
yaitu prony brake dynamometer, water brake dynamometer, dan chassis
dynamometer.
ii. Pada chassis dynamometer akan muncul data torsi dan daya berupa grafik yang
dapat dibandingkan dengan standart pabrikan yang ada.
iii. Dari ketiga data grafik di atas mulai dari percobaan dengan murni
PERTAMAX 100%, kemudian PERTAMAX 90% dicampur dengan
ETANOL 10% dan PERTAMAX 85% dicampur ETANOL 15% ternyata
terjadi perbedaan Max Power, RPM, Max Torque yang dicapai, bisa
disimpulkan bahwa PERTAMAX dengan campuran ETANOL power yang
dihasilkan lebih tinggi dari pada PERTAMAX 100%, karena ETANOL
memiliki karakteristik pembakaran menjadi lebih baik sehingga dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar dengan baik. Dalam
beberapa kasus, penggunaan etanol dalam campuran dapat meningkatkan
efisiensi pembakaran dengan mempercepat kecepatan pembakaran. Rasio
kompresi mesin Campuran etanol dapat memungkinkan penggunaan rasio
kompresi yang lebih tinggi dalam mesin. Rasio kompresi yang lebih tinggi
dapat meningkatkan efisiensi termodinamika mesin, menghasilkan lebih
banyak tenaga dari setiap siklus pembakaran. Akan tetapi jika terlalu banyak
campuran etanol yang diberikan maka ada beberapa dampak potensial yang
perlu diperhatikan yaitu :

 Rasio kompresi yang tidak cocok: Etanol memiliki angka oktan yang
lebih tinggi dibandingkan dengan bensin, yang berarti ia memiliki
ketahanan terhadap detonasi yang lebih baik. Jika campuran terlalu
kaya dengan etanol, rasio kompresi yang tidak cocok dapat terjadi,
terutama jika mesin tidak dirancang untuk menggunakan campuran
tersebut. Ini dapat menyebabkan detonasi yang tidak terkendali atau

33 | P a g e
knocking, yang dapat merusak mesin dan menyebabkan kerusakan
pada bagian seperti piston dan klep.

 Kelebihan perubahan massa bahan bakar: Etanol memiliki


kepadatan massa yang lebih rendah dibandingkan dengan bensin.
Jika campuran Pertamax mengandung terlalu banyak etanol, hal
ini akan mengakibatkan peningkatan volume bahan bakar yang
diinjeksikan ke mesin. Penambahan volume ini dapat
mengakibatkan perubahan dalam pengaturan injeksi bahan bakar,
yang mungkin mempengaruhi pembakaran dan kinerja mesin
secara keseluruhan.

 Peningkatan kelembaban dalam sistem bahan bakar: Etanol


memiliki sifat menyerap kelembaban dari udara. Jika campuran
terlalu kaya dengan etanol, dapat terjadi peningkatan kelembaban
dalam sistem bahan bakar. Kelembaban yang berlebihan dalam
sistem bahan bakar dapat menyebabkan masalah seperti korosi
pada bagian logam, terutama jika kendaraan tidak digunakan
secara teratur atau jika sistem penyimpanan bahan bakar tidak
tertutup dengan baik.

 Perubahan pada komponen karet dan plastik: Etanol dapat


berinteraksi dengan beberapa jenis komponen karet dan plastik
yang digunakan dalam sistem bahan bakar dan sistem injeksi. Jika
campuran Pertamax mengandung terlalu banyak etanol, ini dapat
menyebabkan kerusakan atau korosi pada komponen tersebut,
seperti selang bahan bakar atau penyegel karet.
 Spesifikasi motor yang dipakai memiliki Max Power 18,9 hp akan
tetapi percobaan kali ini Max Power yang didapat hanya 14,9
penyebab Max Power tidak bisa mencapai 18,9 hp dikarenan salah
satunya usia pemakaian motor sudah lama sehingga terjadi
penurunan Pada pengujian emisi gas buang perbandingan CO
antara Pertamax murni dengan Pertamax-etanol, penggunaan
Pertamax-etanol emisi CO lebih rendah dari pada Pertamax murni.

34 | P a g e
Dan penambahan etanol pada bahan bakar dapat membantu
mengurangi penurunan hidrokarbon (H/C) dalam emisi.

35 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai