TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian yang dilakukan oleh Rahman et, al., (2018) dengan judul
Perbedaan Unjuk Kerja Mesin Menggunakan Engine Control Unit (ECU) Tipe
Racing Dan Standar Pada Sepeda Motor Automatic. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbedaan unjuk kerja mesin menggunakan Elecronic Control Unit tipe
racing dan tipe standar pada sepeda motor automatic. Penelitian dilakukan pada
kendaraan Honda Vario 125 cc tahun pembuatan 2013. Metode penelitian dengan
menggunakan metode experimental serta analisis data statistik deskriptif. Hasil
penelitian menunjukan bahwa diperoleh data torsi maksimal ECU standar sebesar
16.63 Nm pada putaran 3500 rpm, dan daya sebesar 6.36 kW pada putaran 4500
rpm. Sedangkan hasil pengujian mengunakan ECU Iquiteche diperoleh torsi
tertinggi sebesar 22.42 Nm pada putaran 2500 rpm, dan daya tertinggi sebesar 7.70
kW pada putaran 3500 rpm. Selain itu juga diketahui adanya peningkatan torsi
mesin sebesar 36.58% dan peningkatan daya sebesar 33.99%, sehingga penggunaan
ECU Iquiteche lebih efektif untuk meningkatkan unjuk kerja mesin pada kendaraan
jenis automatic.
Penelitian yang dilakukan oleh Setiyo dan Utoro (2017) dengan judul Re-
mapping Engine Control Unit (ECU) Untuk Menaikkan Unjuk Kerja Mesin Sepeda
Motor. Penelitian ini melakukan salah satu teknik pemetaan ulang (re-mapping)
pada Engine Control Unit (ECU) menggunakan ECU Stand Alone yang di
aplikasikan pada sepeda motor 130 cc injeksi untuk keperluan kompetisi. Metode
yang digunakan adalah dengan mengkombinasikan empat mapping bahan bakar
dan dua mapping bahan bakar yang diuji dengan model fuell factorial design. Hasil
dari pengujian menunjukan pola mapping BRT 3 dengan mapping injeksi bahan
bakar cenderung (lean combustion) dan waktu pengapian yang dimajukan
menghasilkan torsi tertinggi 11,57 Nm dan daya tertinggi 19,6 Hp. Pengaturan
ulang pada volume bahan bakar dan pengapian pada sistem injeksi sangat
berpengaruh untuk menghasilkan performa motor yang optimal.
Penelitian yang dilakukan Koirudin et, al., (2019) dengan judul Pengaruh
Penggunaan Speedspark Open Loper Terhadap Daya Dan Konsumsi Bahan Bakar
Pada Sepeda Motor Yamaha NMAX 155. Metode dalam penelitian ini adalah true
eksperimental dengan menggunakan uji analisis data paired sample. Penelitian
dilakukan di AHAS Asia Motor Pakisaji dengan pengambilan data pada putaran
mesin 4000-8500 Rpm dengan kelipatan 500 rpm terhadap daya dan konsumsi
bahan bakar sepeda motor. Hasil dari penelitian penggunaan speedspark open
looper memberikan efek terhadap daya dan konsumsi bahan bakar sepeda motor.
Daya yang dihasilkan dengan menggunakan speedpark open looper rata-rata
presentase peningkatan sebesar 15% daripada kondisi standar. Peningkatan daya
tertinggi terjadi pada putaran mesin 7500 rpm pada penggunaan speedpark open
loper 10,1% lebih boros dibandingkan standar. Konsumsi bahan bakar yang
menggunakan speedpark open looper cenderung meningkat (lebih boros) yang
menandakan komposisi bahan bakar dan udara lebih kaya atau terjadi penurunan
afr dari dengan rata-rata presentase peningkatan secara keseluruhan sebesar 2,8%
daripada standar.
Penelitian yang dilakukan Majid et. al., (2022) dengan judul Analisis
Performa Sepeda Motor Trail 150 Cc Dengan Menggunakan Electronic Control
Unit (ECU) Standar Dan Electronic Control Unit (ECU) Remapping. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui persentase perbandingan daya, torsi dan konsumsi
bahan bakar yang dihasilkan oleh sepeda motor trail 150 cc dengan menggunakan
Electronic Control Unit (ECU) standar dan Engine Control Unit (ECU) remapping.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,
yaitu metode untuk mencari hubungan sebab akibat antara kedua faktor yang
sengaja ditimbulkan oleh peneliti. Hasil penelitian ini menunjukan adanya
peningkatan daya, torsi dan konsumsi bahan bakar saat menggunakan ECU standar
memperoleh daya maksimum 12,7 HP menjadi 14,2 HP saat menggunakan ECU
standar remapping, untuk torsi maksimal saat menggunakan ECU standar
mendapatkan 12,7 Nm menjadi 12,52 Nm saat menggunakan ECU standar
remapping, untuk pengujian konsumsi bahan bakar diperoleh bahwa semakin tinggi
putaran mesin maka semakin tinggi juga konsumsi bahan bakar yang digunakan
untuk persentase perbandingan ECU standar dengan ECU standar remapping
konsumsi bahan bakar pada ECU standar remapping lebih tinggi.
Motor adalah gabungan dari alat-alat yang bergerak (dinamis) yang bila
bekerja dapat menimbulkan tenaga/energi. Sedangkan motor bakar adalah motor
yang sumber tenaganya diperoleh dari hasil pembakaran gas di dalam ruang bakar.
Motor bensin sendiri mempunyai pengertian dimana gas pembakarannya berasal
dari hasil campuran antara bensin dan udara dalam suatu perbandingan tertentu,
sehingga gas tersebut terbakar dengan mudah sekali di dalam ruang bakar, apabila
timbul loncatan bunga api listrik tegangan tinggi pada elektroda busi. Alat yang
mencampur bensin dan udara supaya menjadi gas pada motor bensin ini adalah
karburator (Wiratno et. al., 2012).
1. Langkah Hisap
Pada langkah ini katup masuk terbuka kemudian piston bergerak ke Titik
Mati Bawah (TMB). Gerakan tersebut mengakibatkan tekanan yang rendah atau
terjadi kevakuman di dalam silinder. Karena campuran udara dan bahan bakar
terhisap masuk melalui katup masuk. Ketika piston hampir mencapai TMB, silinder
sudah berisi sejumlah campuran bahan bakar dan udara.
2. Langkah Kompresi
Setelah piston menyelesaikan langkah hisap, katup masuk menutup, piston
kembali ke TMA. Dengan kedua ktup hisap dan buang tertutup, campuran bahan
bakar dan udara yang berada dalam silinder di kompresikan. Akibat proses
kompresi tersebut, terjadi kenaikan suhu didalam silinder.
3. Langkah Usaha atau Ekspansi
Beberapa derajat sebelum TMA, busi memercikan bunga api. Api dari busi
tersebut membakar campuran bahan bakar dan udara. Sehingga campuran bahan
bakar dan udara terbakar kemudian mendorong piston bergerak menuju TMB.
4. Langkah Buang
Beberapa derajat sebelum piston mencapai TMB, katup buang mulai
membuka. Piston mulai bergerak ke atas memompa sisa hasil pembakaran Hisap
Kompresi Usaha Buang melalui lubang katup buang. Ketika piston hampir
mencapai TMA, katup hisap mulai membuka dan bersiap dan bersiap untuk
memulai siklus berikutnya. (Gafar et, al., 2021)
Sistem bahan bakar injeksi atau Electronic Fuel Injection. Menurut Jama
dan Wagino (2008:276), sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi
yang sedang dikembangkan untuk diterapkan pada sepeda mesin. Tipe injeksi
sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda mesin dalam jumlah terbatas pada
tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian berkembang menjadi
sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi
kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke
setiap saluran masuk (intake manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis atau
yang lebih dikenal dengan Electronic Fuel Injection (EFI), volume dan
penyemprotannya dilakukan secara elektronik. Sistem EFI kadang disebut juga
dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic Petrol Injection),
PGM-FI (Programmed Fuel Injection) dan Engine Management.
Istilah sistem injeksi bahan bakar (EFI) dapat digambarkan sebagai suatu
sistem yang menyalurkan bahan bakarnya dengan menggunakan pompa pada
tekanan tertentu untuk mencampurnya dengan udara yang masuk ke ruang bakar.
Pada sistem EFI dengan mesin berbahan bakar bensin, pada umumnya proses
penginjekan bahan bakar terjadi di bagian ujung intake manifold/manifold masuk
sebelum inlet valve (katup/klep masuk). Pada saat inlet valve terbuka, yaitu pada
langkah hisap, udara yang masuk ke ruang bakar sudah bercampur dengan bahan
bakar. Secara ideal, sistem EFI harus dapat mensuplai jumlah bahan bakar yang
disemprotkan agar dapat bercampur dengan udara dalam perbandingan campuran
yang tepat sesuai kondisi putaran dan beban mesin, kondisi suhu kerja mesin dan
suhu atmosfir saat itu. Sistem harus dapat mensuplai jumlah bahan bakar yang
bervariasi, agar kondisi operasi kerja mesin tersebut dapat dicapai dengan unjuk
kerja mesin yang tetap optimal.
Sistem EFI atau Electronic Fuel Injection dirancang agar bisa melakukan
penyemprotan bahan bakar yang jumlah dan waktunya ditentukan berdasarkan
infiormasi dari sensor-sensor. pengaturan koreksi perbandingan bahan bakar dan
udara sangat penting dilakukan agar mesin tetap beroperasi/bekerja dengan
sempurna pada berbagai kondisi kerjanya. Oleh karena itu, keberadaan sensor-
sensor yang memberikan informasi yang akurat tentang kondisi mesin saat itu
sangat menentukan unjuk kerja (perfomance) suatu mesin. Semakin lengkap sensor,
maka pendeteksian kondisi mesin dari berbagai karakter (suhu, tekanan, putaran,
kandungan gas, getaran mesin dan sebagainya) menjadi lebih baik. Informasi-
informasi tersebut sangat bermanfaat bagi ECU untuk diolah guna memberikan
perintah yang tepat kepada injektor, sistem pengapian, pompa bahan bakar dan
sebagainya (Jalius Jama Wagino, 2008).
Sensor posisi throttle terpasang dibagian throttle body dengan prinsip kerja
merubah sudut pembukaan throttle menjadi tegangan ke ECU untuk menghentikan
aliran bahan bakar dan menambah suplai bahan bakar (Hidayat, 2012:140). Selain
itu juga dapat mendeteksi besarnya putaran throttle untuk mengatur waktu
pengapian.
CKP terletak dibagian blok mesin samping poros engkol digunakan untuk
mendeteksi letak posisi poros engkol. Sensor CKP memberi masukan ke ECU
terhadap posisi dan kecepatan putaran mesin, semakin tinggi putaran mesin akan
membutuhkan pembukaan injektor yang lebih cepat (Hidayat, 2012:118). Sensor
ini berfungsi untuk menandakan saat penginjekan dan menentukan saat pengapian
terjadi.
Berfungsi untuk mendeteksi suhu oli mesin dan memberi masukan ke ECU
kondisi suhu mesin (Hidayat, 2012:118). Suhu dari mesin digunakan untuk ECU
mengkoreksi banyaknya bsemprotan bahan bakar sesuai kondisi mesin. Apabila
temperatur mesin dalam kondisi rendah maka penguapan bahan bakar juga rendah
sehingga diperlukan penambahan suplai bahan bakar. (Wahyu Hidayat, 2012)
Engine Control Unit atau istilah lainnya Engine Control Module merupakan
komponen sistem injeksi yang bertugas mengatur kerja dari akuator berdasarkan
masukan dari sensor-sensor. Menurut Renuraman dan Karthick (2015:40), kontrol
mesin jenis unit kontrol elektronik berfungsi mengontrol berbagai akuator pada
sistem injeksi untuk memastikan kinerja mesin menjadi optimal dengan membaca
nilai dari banyak sensor pada mesin, menafsirkan data, dan meggunakan peta
kinerja, dan menyesuaikan akuator sesuai dari output sensor. Pada selanjutnya ECU
mengolah sinyal tersebut untuk menghitung dan menetukan waktu dan lamanya
injektor menyemprotkan bahan (Jalius Jama Wagino, 2008). Perkembangan sistem
injeksi selain mengatur sistem bahan bakar tetapi juga dapat mengatur sistem
pengapian dengan menentukan waktu pengapian sesuai dengan kondisi kerja mesin.
(Wahyu Hidayat, 2012)
Engine Control Unit (ECU) terdiri dari mikrokontroller yang bekerja dalam
mengolah data input dari masing-masing sensor kemudian mengolahnya untuk
disesuaikan dengan kebutuhan pada mesin. Tugas ECU dalam mengolah data
sistem injeksi melalui sinyal-sinyal yang dideteksi oleh sensor-sensor, kemudian
sinyal tersebut akan diproses oleh ECU dan diteruskan ke akuator untuk melakukan
kerja. ECU akan merima informasi sinyal-sinyal tersebut untuk menentukan jumlah
bahan bakar yang disemprotkan oleh injektor setiap kondisi mesin sehingga
campuran bahan bakar yang diterima dapat mendekati campuran yang paling ideal.
Sensor Akuator
Engine Control Unit
(ECU)
Gambar 2.3 Diagram Prinsip Kerja ECU
Menurut (BRT, 2013) terdapat beberapa fitur keunggulan ECU Juken antara
lain :
1. Daya Mesin
2𝜋 . 𝑛 . 𝑇
P= (kW)...........................(Sumber :(Mulyono et, al., 2014)
6000
Dimana:
P = Daya (Kw)
T = Torsi (Nm)
N = Putaran mesin (rpm)
2. Torsi Mesin
Torsi adalah ukuran kemampuan mesin untuk melakukan kerja, jadi torsi
adalah satu suatu energi, torsi dapat diperoleh dari hasil kali antara gaya dengan
jarak. Sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :
Konsumsi bahan bakar mf dapat diartikan sebagai jumlah bahan bakar yang
dipergunakan. Konsumsi bahan bakar sepesific atau spesific fuel consumption
(SFC) adalah parameter unjuk kerja mesin yang berhubungan langsung dengan nilai
ekonomis sebuah mesin, karena dengan mengetahui hal ini dapat dihitung jumlah
bahan bakar yang dibutuhkan sejumlah daya dalam selang waktu tertentu. SFC
ditentukan dengan rumus :
𝑚𝑓
SFC = ...........................Sumber :(Mulyono et, al., 2014)
𝑃
Dimana :
SFC = Konsumsi bahan bakar spesifik (kg/kWh)
Mf = Konsumsi bahan bakar (kg/jam)
P = daya (kW)
Besarnya laju aliran bahan bakar massa bahan bakar (mf) dihitung dengan
persamaan sebagai berikut :
𝑝 x V𝑓x10³
Mf = ...........................(Sumber :(Mulyono et, al., 2014)
𝑡𝑓
Dimana :
Mf = Konsumsi bahan bakar (kg/jam)
Sgf = Bensin adalah 0.715 gr/ml
Vf = Volume bahan bakar diuji (ml)
Tf = Waktu untuk menghabiskan yang diuji (detik)