Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Variasi Waktu Pengapian TerhadapUjunk Kerja Motor Bensin

4 Langkah 1 Silinder 100 cc Dengan Bahan Bakar Etanol 96%

Dedy Hendrawan*, I Made Mara**, Made Wirawan**


*Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram
**Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Mataram
Jl. Majapahit No.62 Mataram. Telp(0370)636126
Email : mesin_unram@telkom.net

ABSTRACT

In line the population growth, technological developments and the increasing of


vehicles, the necesery of fuel is increase. Therefore, the people try to find an alternative fuel
that is Ethanol as vehicle fuel. To increase the performance and efficiency to use of Ethanol
fuel in vehicles is one of them by varying the ignition timing.
This research aimed to investigate the influence of ignition timing to torque, power
and specific fuel consumption effective (SFCe) with 96% ethanol fuel. in a engine four stroke
single cylinder 100 cc Honda Astrea Legenda. The research variation ignition timing are
15˚, 20˚ and 25˚ before TDC and the engine speed are 1500, 2500, 3500, 4500, and 6000
rpm.
The results show that the engine has better performance when the engine running on
the ignition timing is advanced earlier. The highest torque at 20˚ ignition time before TDC
0.868 kgf.m at 6000 rpm, the highest effective power at 20˚ ignition time before TDC of 7.272
ps at 6000 rpm, and the lowest SFCe at 20˚ ignition time before TDC is 0, 08 kg / PS.hour at
6000 rpm.

Keywords: Time ignition, Ethanol, engine speed , performance.

1. PENDAHULUAN mengurangi ketergantungan akan BBM


terutama untuk kendaraan traansportasi
Seiring berjalannya waktu adalah bahan bakar Etanol.
pertumbuhan penduduk, perkembangan Etanol termasuk dalam kategori energi
teknologi dan bertambahnya jumlah baru dan terbarukan. Etanol dapat
kendaraan maka kebutuhan bahan bakar dihasilkan dari produk pertanian, seperti
terus meningkat. Bahan Bakar Minyak jagung, tebu, bit, beras dll, dan
adalah kebutuhan masyarakat yang harus menggunakan proses farmentasi. Ethanol
dipenuhi untuk berjalannya roda atau ethyl alkohol C2H5OH, tidak
kehidupan. Tapi seiring berjalannya waktu berwarna dan dapat larut dalam semua
ketersediaan bahan bakar fosil semakin jenis pelarut.
berkurang (BBM). Dalam penelitian sebelumnya
Untuk mengatasi keterbatasan bahan (Setiyawan, 2007) menggunakan bahan
bakar harus dilakukan penelitian dan bakar campuran etanol dan bensin dengan
pengembangan sebuah alternatif dari variasi main jet, dan variasi ignition timing
bahan bakar minyak. Oleh sebab itu pada bahan bakar E85 untuk menghasilkan
masyarakat berusaha mencari bahan bakar unjuk kerja mesin yang optimal.
alternatif sebagai pengganti bahan bakar Beberapa derajat sebelum akhir
minyak. Salah satu bahan bakar alternatif langkah kompresi busi memercikan api,
yang saat ini dikembangkan untuk percikan api pada busi akan membakar
daerah sekeliling busi. Bahan bakar yang dihasilkan, hal ini disebut direct losses.
telah tercampur udara yang terbakar akan Dan sebaliknya jika pencetusan bunga api
bergerak menjauh dari busi, dan terlalu lambat (late) maka piston sudah
membakar campuran bahan bakar yang melakukan langkah ekspansi sebelum
berada pada silinder sehingga tekanan dan terbentuk tekanan yang tinggi akibatnya
temperatur naik, puncak tekanan hasil tenaga yang dihasilkan tidak maksimal
pembakaran terjadi 10-15˚ setelah TMA (Hendry, 2012).
(Anonim 1, 2013).
Untuk meningkatkan performa mesin 2.1 Mesin Bensin
pada motor pembakaran dalam dapat
Pada motor bensin, bensin dibakar
dilakukan dengan tiga tahap, yaitu
untuk memperoleh energi thermal. Energi
sebelum proses pembakaran, saat proses
ini selanjutnya digunakan untuk
pembakaran, dan setelah proses
melakukan gerakan mekanik. Prinsip kerja
pembakaran. Berhubungan dengan hal
motor bensin, secara sederhana dapat
tersebut peneliti akan melakukan
dijelaskan sebagai berikut : campuran
penelitian melalui tahap yang kedua, yaitu
udara dan bensin dari karburator di hisap
dengan memvariasikan waktu pengapian
masuk ke dalam silinder, dimampatkan
dan mencari waktu yang menghasilkan
oleh gerak naik torak, dibakar untuk
performa yang maksimal.
memperoleh tenaga panas.
2. DASAR TEORI
2.2 Waktu Pengapian
Motor bakar merupakan salah satu Reaksi pembakaran dalam motor bakar
jenis dari mesin kalor, yakni mesin yang berpenyalaan busi adalah reaksi
merubah energi panas untuk melakukan penggabungan oksigen ( yang didapat dari
kerja mekanik. Energi diperoleh dari udara ) dengan bahan bakar yang terjadi di
proses pembakaran, proses pembakaran dalam sistem intake mesin kemudian
juga mengubah energi tersebut yang terjadi dibakar dengan bantuan percikan bunga
didalam dan diluar mesin kalor. Mesin api listrik yang berasal dari busi (
merupakan alat yang mengubah sumber Heywood, 1988 ).
tenaga panas, listrik, air, angin, atau Agar proses pembakaran pada motor
sumber tenaga lainya menjadi tenaga bakar berpenyalaan busi dapat
mekanik (Arismunandar, 1998 .) berlangsung, maka campuran udara dan
Pada motor bakar berdasarkan sistem bahan bakar dalam ruang bakar harus
penyalaannya terbagi spark ignition dan dipatik melalui elektroda busi. Diantara
compression ignition. Berdasarkan siklus elektroda busi akan dihasilkan percikan api
kerjanya terbagi menjadi empat langkah yang selanjutnya akan merambat dan
dan dua langkah. Sistem penyalaan spark membakar seluruh campuran udara bahan
ignition (SI) merupakan metode penyalaan bakar dalam ruang bakar.
bahan bakar dengan bantuan api dari luar.
Pengaturan waktu pengapian yang 2.3 Rasio Kompresi
tepat merupakan hal yang penting karena
masing-masing motor memiliki waktu Rasio kompresi adalah suatu angka
pengapian optimal pada kondisi yang menyatakan perbandingan volume
standarnya. Jika pencetusan bunga api antara volume total silinder dengan
terlalu cepat maka akhir pembakaran akan volume ruang bakar nya. Volume total
terjadi sebelum langkah kompresi selesai adalah penjumlahan dari volume silinder
sehingga tekanan yang dihasilkan akan dan volume ruang bakar.
melawan arah gerakan piston yang Rasio kompresi berhubungan erat
berakibat pada penurunan tenaga yang dengan besarnya angka oktan suatu bahan
bakar. Sehingga semakin besar angka
oktan maka semakin besar pula rasio Gaya adalah percepatan yang dialami
kompresi yang di gunakan agar oleh suatu benda yang memiliki massa
menghindari ketukan yang terjadi pada yang dipengaruhi gravitasi bumi. Untuk
mesin. menentukan nilai torsi maka gaya
dikalikan dengan gravitasi melalui
2.4 Etanol persamaan berikut: (Rachmanto tri, 2008).
Etanol dipasaran dikenal dengan nama T = F x r…………… (2-2)
alkohol. Etanol memiliki rumus molekul
C2H5OH. Etanol atau etil alcohol adalah Dimana :
cairan tak berwarna dengan karakteristik
T = Torsi (Nm)
antara lain mudah terbakar, larut dalam air,
biodegradable, tidak karsinogenik, dan jika F = Beban pengereman (kgf )
terjadi pencemaran tidak memberikan
r = Jari-jari (m)
dampak lingkungan yang signifikan.
Hydrous ethanol (95% volume), yaitu
etanol yang mengandung sedikit air.
Campuran ini digunakan langsung sebagai
pengganti gasoline pada kendaraan dengan
mesin yang sudah dimodifikasi.
Anhydrous ethanol (atau dehydrated
ethanol), yaitu etanol bebas air dan paling
tidak memiliki kemurnian 99%. Etanol ini
dapat dicampur dengan gasoline
konvensional dengan kadar antara 5-85%.

2.3 Unjuk Kerja Motor


Unjuk kerja mesin (Engine
Performance) ditentukan oleh beberapa
variabel perancangan dan variabel
pengoperasian. Variabel-variabel tersebut Gambar 2.5 : Sistem Rope Break.
adalah saat penyalaan (spark timing),
perbandingan udara dan bahan bakar (air-
fuel ratio, afr), perbandingan kompresi 2.3.2 Daya Efektif (Ne)
(compression ratio), putaran mesin, Besarnya daya efektif (Ne) akan
banyaknya massa campuran yang tergantung dari besarnya torsi dan putaran
terinduksi dan rugi kalor di dalam mesin. yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari
Pada langkah kompresi, katup hisap dan persamaan berikut (Arismunandar, 1988):
katup buang tertutup. Proses kompresi T xn
diawali saat piston di TMB. Ne  ....…………… (2-3)
716,2
Pada motor bakar daya dihasilkan dari
proses pembakaran di dalam silinder dan
biasanya disebut dengan daya indikator Dengan :
(indicated horsepower). Daya indikator Ne : Daya efektif (PS)
merupakan suatu tenaga yang diterima T : Torsi (kg.m)
oleh piston, dimana tenaga tersebut berasal n : Putaran mesin (rpm)
dari tekanan gas pembakaran bahan bakar
di dalam ruang bakar mesin.
2.3.4 Fuel Consumption (FC)
2.3.1 Alat Ukur Torsi
Fuel consumption adalah banyaknya
bahan bakar yang digunakan untuk
menjalankan suatu mesin selama priode gelas ukur untuk mengukur konsumsi
waktu tertentu, dan biasanya diukur dalam bahan bakar.
satuan massa bahan bakar per satuan
waktu. Besarnya fuel consumption (FC)
bensin dapat dihitung dengan persamaan 4. Hasil Dan Pembahasan
(Anonim 2, 2003): 4. 1 Pengaruh Waktu Pengapian
Terhadap Torsi
b 3600
FC     (kg / jam) .......(2-4)
t 1000000
Hubungan Torsi Terhadap Putaran
Dengan :
b : Volume pemakaian bahan bakar, (ml) 1,000
t : Waktu yang digunakan untuk 0,900
mengkonsumsi bahan bakar, (detik) 0,800
 : Berat spesifik bahan bakar, (g/m3)

Torsi (kgf.m)
0,700
0,600
2.2.9 Specific Fuel Consumption 0,500
0,400
Effective (SFCe) 0,300
Konsumsi bahan bakar efektif atau 0,200
specific fuel consumption effective (SFCe) 0,100
ditentukan dengan persamaan 0,000
(Arismunandar, 1988): 0 5000 10000
FC
SFCe  …m .......…...(2-5) Putaran (rpm)
Ne
bensin 15 etanol 15
Dengan :
etanol 20 etanol 25
FC : Penggunaan bahan bakar pada
kondisi tertentu, (kg / jam)
Ne : Daya efektif, (PS) Gambar 4.1 Grafik hubungan torsi
SFCe : sebagai parameter yang biasa terhadap putaran
dipakai sebagai ukuran ekonomi
pemakaian bahan bakar yang Dari grafik torsi terhadap putaran di
dipakai per jam untuk setiap daya atas terlihat bahwa torsi yang dihasilkan
yang dihasilkan. Harga SFCe yang oleh mesin meningkat berbanding lurus
lebih rendah menyatakan efisiensi dengan meningkatnya putaran mesin. Torsi
yang lebih tinggi, (kg / PS jam). yang dihasilkan melalui pembakaran
bahan bakar semakin meningkat,
3. METODE PENELITIAN dikarenakan jumlah bahan bakar yang
Pada penelitian ini mesin yang masuk ke dalam ruang bakar bertambah
digunakan adalah mesin sepeda motor seiring dengan meningkatnya putaran
Honda Legenda 100 cc dengan variasi mesin.
putaran mesin 1500, 2500, 3500, 4500 dan Secara keseluruhan dengan
6000 rpm pada transmisi 4 serta waktu penggunaan bahan bakar Etanol, torsi
pengapian 15o, 20o dan 25o dengan bahan tertinggi yang dihasilkan pada waktu
bakar etanol 96% dengan rasio kompresi pengapian 20˚ sebelum TMA sebesar
11:1. Menggunakan sistem rope break 0,868 kgf.m dan torsi terendah dihasilkan
sebagai alat untuk mengukur torsi dan pada waktu pengapian 15˚ sebelum TMA
sebesar 0,686 kgf.m, pada putaran 6000 dengan meningkatnya putaran mesin. Hal
rpm. ini dikarenakan bertambahnya putaran
Dari grafik di atas dengan mesin seiring dengan jumlah pembakaran
menggunakan bahan bakar Etanol terlihat per menit yang terjadi. Untuk putaran
nilai torsi yang dihasilkan pada waktu mesin yang lebih tinggi kebutuhan bahan
pengapian 15˚, 20˚, dan 25˚ sebelum TMA bakar per waktu semakin banyak sehingga
menunjukkan selisih yang signifikan. Torsi energi yang dihasilkan melalui
terbesar didapat pada waktu pengapian 20˚ pembakaran per waktu akan semakin
sebelum TMA, yang disebabkan campuran besar.
bahan bakar dan udara terbakar sempurna. Dengan penggunaan bahan bakar
Penggunaan bahan bakar bensin pada Etanol daya efektif tertinggi yang
waktu pengapian 15˚ sebelum TMA yang dihasilkan pada putaran 6000 rpm pada
merupakan waktu pengapian standar yang waktu pengapian 20˚ sebelum TMA
dikeluarkan oleh pabrikan sehingga sebesar 7,272 PS dan daya efektif terendah
digunakan sebagai pembanding dengan dihasilkan pada waktu pengapian 15˚
memajukan waktu pengapian sebelum TMA sebesar 5,474 PS,
menggunakan bahan bakar Etanol. Terlihat sedangkan dengan penggunaan bahan
bahwa variasi waktu pengapian bakar bensin daya efektif yang dihasilkan
mempengaruhi torsi yang dihasilkan. Torsi sebesar 6,451 PS pada putaran 6000 rpm.
terbesar dihasilkan pada putaran 6000 rpm Jika kita lihat grafik di atas, pada
dengan waktu pengapian 20o sebelum putaran 3500 rpm dan 4500 rpm bensin
TMA sebesar 0,868 kgf.m lebih besar masih lebih tinggi untuk daya efektif yang
dibandingkan dengan menggunakan bahan dihasilkan. Ini menunjukan bahwa etanol
bakar bensin. Besarnya torsi yang mampu bekerja pada putaran motor yang
dihasilkan dipengaruhi oleh karakteristik lebih tinggi sehingga pada putaran 4500
bahan bakar etanol yang menghasilkan rpm hingga 6000 rpm motor bisa memberi
efisiensi termal yang lebih baik dari pada daya yang lebih besar pada pengapian 20o
bensin pada rasio kompresi 11:1. sebelum TMA, dibandingkan dengan
bensin pada waktu pengapian 15o sebelum
4.2 Pengaruh Waktu Pengapian TMA.
terhadap Daya Efektif Seperti yang terjadi pada torsi, daya
Hubungan Daya Efektif efektif pada waktu pengapian 20˚ sebelum
terhadap Putaran TMA memiliki nilai yang paling besar
dikarenakan tekanan hasil pembakaran
8,000
7,000
dalam ruang bakar yang optimal, sehingga
Daya efektif (PS)

6,000 tekanan hasil pembakaran tersebut


5,000
4,000 menghasilkan daya yang diteruskan oleh
3,000
2,000 torak yang kemudian memutar flywheel
1,000 sebagai sebuah daya yang akan diteruskan
0,000
0 5000 10000
ke roda. Sedangkan pada waktu pengapian
15˚ sebelum TMA daya yang dihasilkan
Putaran (rpm) cenderung lebih rendah disebabkan oleh
bensin 15 etanol 15 puncak tekanan hasil pembakaran yang
etanol 20 etanol 25 terlalu awal sehingga tekanan tersebut
menghambat gerak piston saat kompresi
Gambar 4.2 Grafik hubungan daya efektif yang menyebabkan daya yang akan
terhadap putaran diteruskan sebagai langkah usaha menjadi
kecil. Hal tersebut menyebabkan daya
Dari grafik di atas terlihat bahwa daya yang diteruskan ke roda akan menjadi
efektif yang dihasilkan meningkat seiring rendah.
Penggunaan bahan bakar bensin pada waktu pengapian 20˚ sebelum TMA
waktu pengapian 15˚ sebelum TMA yang sebesar 0,08 kg/PS.jam dan SFCe tertinggi
merupakan waktu pengapian standar yang dihasilkan pada waktu pengapian 25˚
dikeluarkan oleh pabrikan sehingga sebelum TMA sebesar 0,13 kg/PS.jam.
digunakan sebagai pembanding dengan Pada putaran 6000 rpm SFCe terendah
memajukan waktu pengapian dihasilkan pada waktu pengapian 20˚
menggunakan bahan bakar Etanol. Terlihat sebelum TMA sebesar 0,08 kg/PS.jam dan
bahwa variasi waktu pengapian tertinggi pada waktu pengapian 25˚
mempengaruhi daya efektif yang sebelum TMA sebesar 0,13 kg/PS.jam
dihasilkan. Walaupun daya efektif yang sedangkan dengan penggunaan bahan
dihasilkan dengan bahan bakar bensin bakar bensin nilai SFCe yang dihasilkan
yakni pada waktu pengapian 15˚(standar) sebesar 0,07 kg/PS.jam.
sebelum TMA sebesar 0,641 PS lebih Pada waktu pengapian 20˚ nilai SFCe
besar dibandingkan dengan menggunakan yang dihasilkan paling rendah dan yang
bahan bakar Etanol pada waktu pengapian paling tinggi pada waktu pengapian 25˚.
dan putaran yang sama. Hal ini dikarenakan waktu pengapian 20˚
sebelum TMA menghasilkan pembakaran
4.3 Pengaruh Waktu Pengapian yang lebih sempurna sehingga tingkat
terhadap Specific Fuel Consumption konsumsi bahan bakar terhadap daya yang
Effective dihasilkan lebih baik. Berbeda dengan
waktu pengapian 25˚ sebelum TMA terjadi
detonasi.
Hubungan SFCe terhadap Detonasi ini disebabkan oleh
Putaran pembakaran terlalu dini yang
2,00 mengakibatkan puncak ledakan terjadi
sebelum torak mencapai TMA. Hal
SFCe (kg/PS.jam)

1,80
1,60
1,40 tersebut terjadi akibat hambatan pada torak
1,20 saat menuju TMA sehingga sisa daya dari
1,00
0,80 hasil pembakaran hanya sedikit yang bisa
0,60 diteruskan pada saat langkah usaha
0,40
0,20 sehingga daya yang diteruskan oleh torak
0,00 lebih kecil dari semestinya, maka dari itu
0 5000 10000 mesin membutuhkan suplai bahan bakar
yang lebih banyak untuk mencapai putaran
Putaran (rpm)
bensin 15 etanol 15
konstan yang diinginkan.
Penggunaan bahan bakar bensin pada
etanol 20 etanol 25 waktu pengapian 15˚ sebelum TMA yang
merupakan waktu pengapian standar yang
Gambar 4.3 Grafik hubungan SFCe dikeluarkan oleh pabrikan sehingga
terhadap putaran digunakan sebagai pembanding dengan
memajukan waktu pengapian dengan
Dari grafik di atas terlihat semakin menggunakan bahan bakar etanol. Terlihat
tinggi putaran mesin maka SFCe yang bahwa variasi waktu pengapian
dihasilkan semakin rendah. Semakin mempengaruhi nilai SFCe yang dihasilkan.
rendahnya nilai SFCe yang dihasilkan Nilai SFCe yang dihasilkan dengan
maka tingkat efisiensi penggunaan bahan bahan bakar bensin yakni pada waktu
bakar terhadap daya yang dihasilkan pengapian 15˚(standar) sebelum TMA
semakin baik. pada putaran 6000 rpm sebesar 0,07
Dengan penggunaan bahan bakar (kg/PS.jam) lebih rendah dibandingkan
Etanol nilai SFCe terendah dihasilkan pada dengan menggunakan bahan bakar etanol
pada waktu pengapian maupun putaran
yang sama (Tabel 4.3). hal ini dikarenakan
SFCe adalah penggunaan bahan bakar per
daya yang dihasilkan. Jika dibandingkan
dengan bahan bakar bensin dalam DAFTAR PUSTAKA
keadaan standar masi lebih baik di
bandingkan dengan penggunaan bahan Anonim 1., 1995, New step 1 Training
bakar etanol 96% pada waktu engapian Manual, Toyota Astra Motor.
20osebelum TMA.
Anonim 2., 2003, Bahan Bakar, Indonesia,
Bagian proyek pengembangan
5. KESIMPULAN kurikulum dikmenjur Direktorat
1. Berdasarkan analisa statistik anova pendidikan menengah kejuruan
variasi waktu pengapian dan putaran
Direktorat jenderal pendidikan
mesin menunjukan pengaruh yang dasar dan menengah Departemen
signifikan terhadap torsi, daya, dan pendidikan nasional.
SFCe yang dihasilkan.
http://www.ditpsmk.net
2. Torsi terbesar dengan menggunakan
bahan bakar Etanol diperoleh pada Anonim 3., 1996, Gasoline 2015, fil’s
waktu pengapian 20˚ sebelum TMA, Auto Corner.
sebesar 0,868 kgf.m pada putaran 6000 http://www.repairfaq.org.
rpm. Tapi jika dibandingkan dengan
bahan bakar bensin torsi yang Arismunandar, Wiranto. 1988. Motor
dihasilkan pada putaran 2500 rpm Bakar Torak. Bandung: ITB
sampai 4500 rpm masih lebih baik dari Bandung.
etanol.
3. Daya efektif terbesar dengan bahan Heywood, John B. 1988. Internal
bakar Etanol pada waktu pengapian Combustion Engine Fundamental.
20˚ sebelum TMA, sebesar 7,272 PS Singapore: Mc Graw-Hill book
pada putaran 6000 rpm. Tapi jika company Inc.
dibandingkan dengan bahan bakar Ma’bud, Towilan. 2014, Pengaruh
bensin daya efektif yang dihasilkan
Ignition Timing Dengan Bahan
pada putaran 2500 rpm sampai 4500
rpm masih lebih baik dari etanol. Bakar Lpg Terhadap Unjuk Kerja
4. Specific fuel consumption effective Mesin Bensin Empat Langkah Satu
(SFCe) terendah pada waktu pengapian Silinder. Universitas Mataram.
20˚ sebelum TMA, sebesar 0,08 kg/PS
jam pada putaran 6000 rpm. Jika Machmud, Syahril., Untoro Budi Surono
dibandingkan dengan SFCe bensin dan Leydon Sitorus. 2013. Analisis
pada waktu pengapian 15o sebelum Variasi Derajat Pengapian
TMA pada setiap variasi putaran Terhadap Kinerja Mesin. Jurusan
menghasilkan SFCe yang lebih baik Teknik Mesin Fakultas Teknik
dibandingkan dengan etanol 96%. Universitas Janabadra Yogyakarta.
5. Untuk mendapatkan torsi dan daya
Mara, I. Made dan I. Made Nuarsa. 2001.
yang optimal dengan menggunkan
Diktat Motor Bakar. Mataram:
bahan bakar etanol 96% harus
Jurusan Teknik Mesin. Fakultas
dilakukan modifikasi pada ruang bakar
Teknik. Universitas Mataram.
untuk menaikan rasio kompresi pada
motor, dan memajukan waktu .Putra, Nurliansyah. Husin Bugis dan
pengapian menjadi 20o sebelum TMA. Ranto. 2014. Pengaruh Jenis
Bahan Bakar Bensin Dan Variasi
Rasio Kompresi Pada Sepeda Fakultas Teknik Universitas
Motor Suzuki Shogun Fl 125 Sp Diponegoro.
Tahun 2007. Jurusan Pendidikan
Teknik Kejuruan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Rachmanto, Tri.,2008, Konsumsi Bahan
Bakar Sfesifik (SFCe) dan Efisiensi
Thermal Mesin Diesel Bahan
Bakar Ganda Multi Silinder Solar-
LPG Dengan Variasi Beban
Bertingkat; Jurusan Teknik Mesin
Universitas Mataram.
Setiyawan, Atok. 2007. Pengaruh Ignition
Timing Dan Compression Ratio
Terhadap Unjuk Kerja Dan Emisi
Gas Buang Motor Bensin
Berbahan Bakar Campuran Etanol
85% Dan Premium 15% (E-85).
Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknologi Industri Institut
Teknolgi Sepuluh November.
Suyatno, Agus. 2010. Pengaruh
Pemanasan Bahan Bakar Dengan
Radiator Sebagai Upaya
Meningkatkan Kinerja Mesin
Bensin. Jurusan Teknik Mesin
Universitas Widyagama Malang.
Wiratmaja, I Gede. 2010. Pengujian
Karakteristik Fisika Biogasoline
Sebagai Bahan Bakar Alternatif
Pengganti Bensin Murni. Jurusan
Teknik Mesin Universitas Udayana
Yoshua Nanlohy, Hendry. 2012.
Perbandingan Variasi Derajat
Pengapian Terhadap Efisiensi
Termal Dan Konsumsi Bahan
Bakar Otto Engine BE50. Jurusan
Teknik Mesin Universitas Sains
Dan Teknologi Jayapura.
Yunianto, Bambang. 2010. Pengaruh
Perubahan Saat Penyalaan
(Ignition Timing) Terhadap
Prestasi Mesin Pada Sepeda Motor
4 Langkah Dengan Bahan Bakar
Lpg. Jurusan Teknik Mesin

Anda mungkin juga menyukai