Anda di halaman 1dari 9

PEMANFAATAN GAS BUANG SEBAGAI BAHAN BAKAR

MENGGUNAKAN PROSES TROPSCH FISCHER


Andhika Adnan M.1, Fausta Ever Reyudista2, Kurnia Danang Virghianto3
1,2,3
Prodi Teknik Otomotif Elektronik
1
andhikaadnan18@gmail.com, 2lettubungus64@gmail.com, 3cintadantha@gmail.com

ABSTRAK
Pemanfaatan gas buang sebagai bahan bakar merupakan salah satu upaya untuk mengurangi
penggunaan bahan bakar fosil yang semakin menipis. Proses Trophsch Fischer merupakan salah satu
cara untuk mengubah gas buang menjadi bahan bakar yang lebih bernilai. Dalam proses ini, gas buang
diolah melalui reaksi kimia dengan menggunakan katalis sehingga menghasilkan bahan bakar seperti
bensin, diesel, dan pelumas. Meskipun proses ini terbukti efektif, namun perlu dilakukan penelitian
lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya produksi. Pemanfaatan gas buang
sebagai bahan bakar melalui proses Trophsch Fischer memiliki potensi yang besar untuk mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Kata kunci : Tropsh Fischer

PENDAHULUAN reaksi kimia. Gas buang dapat


Gas buang pada kendaraan sebagian dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam
besar terdiri dari gas buang yang tidak proses FT untuk menghasilkan bahan bakar
terbakar dan emisi gas buang seperti karbon cair seperti diesel, bensin, dan produk kimia
dioksida, karbon monoksida, hidrokarbon, seperti metanol dan wax.
nitrogen oksida, dan partikel.(Al Farisi and Proses FT dimulai dengan mengubah
Alfatah, n.d.) gas buang menjadi gas sintesis melalui
Persentase bahan bakar optimal yang proses gasifikasi. Gas sintesis kemudian
digunakan pada mesin dapat bervariasi dimurnikan dan dimasukkan ke dalam
tergantung pada jenis mesin, kondisi reaktor FT, di mana gas sintesis dikonversi
operasi, dan jenis bahan bakar yang menjadi produk yang lebih tinggi. Proses
digunakan. Namun, secara umum, FT membutuhkan katalis untuk
kebanyakan mesin kendaraan bermotor mempercepat reaksi kimia, biasanya
menggunakan bahan bakar dengan menggunakan katalis logam seperti besi,
kandungan bahan aktif sekitar 85-90%, nikel, atau kobalt.
seperti bensin dengan kandungan octane TINJAUAN PUSTAKA
sekitar 87-91% atau diesel dengan
2.1 Bahan Baku Gas Sintesis
kandungan cetane sekitar 40-55%.(Luthfi et
Gas sintesis merupakan campuran
al., 2018)
hidrogen (H2) dan karbon monoxida (CO),
Agar tidak terbuang sia sia maka kami dapat dibentuk dari beberapa sumber, yaitu
menawarkan inovasi yaitu pemanfaatan gas batubara, gas bumi dan biomassa Berikut
buang sebagai bahan bakar menggunakan dibahas secara ringkas bahan baku gas
proses tropsch fischer. Proses Fischer- sintesis tersebut. (Tristantini et al., n.d.)
Tropsch (FT) adalah metode konversi gas
Gas Bumi
sintesis menjadi bahan bakar dan produk
kimia yang lebih tinggi melalui serangkaian
Ditjen Listrik dan Pemanfaatan : hasil hutan sebesar 217,0 x 106 ton per
Energi [Ditjen Listrik dan Pemanfaatan tahun dan limbah pertanian sebesar 29,3 x
Energi, 2009] menyatakan bahwa cadangan 106 ton per tahun [Riyanto, 1989].
gas bumi Indonesia pada tahun 2008 Gasifikasi untuk biomassa memiliki rasio
berjumlah 1,7 x 1014 ft3, sedangkan tingkat H2/CO berkisar 0,8-1,9 [Tristantini, 2006].
produksi 2,9 x 1012 ft3/tahun. Sumber lain,
2.2 Proses Pembentukan Gas Sintesis
Beyond Petroleum [Beyond
Proses pembuatan gas sintesis terdiri
Petroleum,2009], menyatakan bahwa
dari pirolisis dan gasifikasi. Berikut
cadangan gas bumi Indonesia pada tahun
dijelaskan secara ringkas:
2008 sebesar 1,125 x 1014 ft3 atau dari
1,7% cadangan dunia, sedangkan tingkat 2.2.1 Pirolisis
produksi tahun 2008 sebesar 2,46 x 1012 Pada pirolisis, pemisahan volatile
ft3 atau 2,3% produksi dunia [Dirjen listrik matters (uap air, cairan organik, dan gas
dan pemanfaatan energi, 2009]. Gas sintesis yang tidak terkondensasi) dari arang atau
dari gas bumi memiliki rasio H2/CO gas padatan karbon bahan bakar juga
bumi = 1,8-2,3. menggunakan panas yang diserap dari
proses oksidasi. Pirolisis atau devolatilisasi
Batubara
disebut juga sebagai gasifikasi parsial.
Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Suatu rangkaian proses fisik dan kimia
Energi [Ditjen Listrik dan Pemanfaatan terjadi selama proses pirolisis yang dimulai
Energi, 2009] menyatakan bahwa cadangan secara lambat pada temperatur 700°C.
batubara Indonesia pada tahun 2008 Komposisi produk yang tersusun
berjumlah 2,098 x 1010 ton, sedangkan merupakan fungsi temperatur, tekanan, dan
tingkat produksi 2,29 x 108 ton/tahun. komposisi gas selama pirolisis
Beyond Petroleum [Beyond berlangsung. Proses pirolisis dimulai pada
Petroleum,2009] menyatakan bahwa temperatur sekitar 230 °C, ketika
cadangan batubara Indonesia pada tahun komponen yang tidak stabil secara termal,
2008 berjumlah 4,328 x 109 ton atau 0,5% seperti lignin pada biomassa dan volatile
cadangan dunia, sedangkan tingkat matters pada batubara, pecah dan menguap
produksi pada tahun 2008 mencapai 1,41 x bersamaan dengan komponen lainnya.
108 ekivalen ton minyak/tahun atau 1,92 x Produk pirolisis umumnya terdiri dari tiga
108 ton/tahun atau 4,2% produksi dunia jenis, yaitu gas ringan (H2, CO, CO2, H2O,
[Dirjen listrik dan pemanfaatan energi, dan CH4), tar, dan arang.(Bolton, 2004)
2009]. Gas sintesis dari batubara memiliki
2.2.2 Reduksi (Gasifikasi)
rasio H2/CO berkisar 0,6-0,8
Reduksi atau gasifikasi melibatkan
Biomassa suatu rangkaian reaksi endotermik yang
disokong oleh panas yang diproduksi dari
Sumber biomas tersebar di seluruh
reaksi pembakaran. Produk yang dihasilkan
wilayah baik yang berupa produksi hasil
pada proses ini adalah gas bakar, seperti
hutan maupun limbah pertanian. Potensi
H2, CO, dan CH4. Reaksi berikut ini
produksi biomas diperkirakan sebesar
merupakan empat reaksi yang umum telibat
246,3 x 106 ton per tahun dengan perincian
pada gasifikasi.
(C13-C19), dan wax (C20+). Saat ini sintesis
2.3 Sintesis Fischer-Tropsch (FT) FT dioperasikan secara komersial oleh
Reaksi FT adalah konversi gas Sasol Afrika Selatan (berbasis batubara)
sintesis menjadi campuran hidrokarbon dan Shell Malaysia (berbasis gas
rantai panjang. Jenis katalis, jenis reaktor, alam).(Mahmoudi et al., 2017)
rasio H2/CO, dan kondisi operasi
merupakan faktor yang menentukan jenis
2.4 Reaksi Kimia sintesis Fischer-
produk yang dihasilkan Reaksi
Tropsch (FT)
pertumbuhan rantai Fischer Tropsch (FT)
Banyak reaksi terjadi, yang pada
dapat menghasilkan produk yang berada
akhirnya dipermudah dengan reaksi
pada rentang: hidrokarbon ringan (C1 dan
rantai yang terbentuk seperti berikut ini
C2), LPG (C3-C4), nafta (C5-C12), diesel
[Srivastava, et al., 1990]:

Secara termodinamika energi


bebas Gibbs standar (ΔG°), untuk reaksi-
reaksi di atas semuanya berharga negatif, 2.6 Water Gas Shift (WGS)
sehingga secara teoritis adalah mungkin Reaksi water gas shift (WGS) pada
untuk mendapatkan berbagai variasi katalis besi dan katalis kobalt
hidrokarbon. menunjukkan pergeseran pembentukan
spesies. Mekanisme pembentukan
2.5 Mekanisme Reaksi Fischer- ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Tropsch
Pembentukan spesies dapat dibentuk oleh
FT sintesis adalah reaksi polimerisasi
dengan langkah sebagai berikut: reaksi antara spesies hidroksil atau air dan

1. Reaksi adsorpsi karbon monoksida dalam fase gas atau


2. Inisiasi pembentukan rantai dalam keadaan teradsorpsi. Intermediate
3. Pertumbuhan rantai
hidroksil dapat dibentuk oleh dekomposisi
4. Terminasi pertumbuhan rantai
5. Desorpsi produk air. Pembentukan intermediate berkurang
6. Readsorpsi dan reaksi lebih lanjut teradsorpsi menjadi gas karbon dioksida.
Pengamatan dan postulasi spesi di Mekanisme dengan oksidasi langsung
permukaan katalis selama sintesis FT
pada adsorpsi gas CO menjadi CO2
ditunjukkan pada Gambar 2.1. Gambar ini
menunjukkan bagian berupa reaktan (disajikan pada Gambar 2.3) lebih masuk
teradsorpsi: 1,2,3,4,5; intermediate dengan akal dalam kaitannya dengan sintesis FT
kandungan oksigen: 6,7,8; dari intermediet
hidrokarbon: 9,10,11,12. Beberapa pada katalis besi. Intermediate Oksigen
senyawa tersebut merupakan monomer dapat dibentuk dari pemisahan air atau
memungkinkan lebih lanjut bereaksi
CO [Tristantini, 2006].
sehingga pertumbuhan rantai terjadi
(Mahmoudi et al., 2017)
Gambar 2.4. Distribusi AFS untuk produk
2.7 Distribusi Produk Fischer- FT [Srivastava, et al., 1990]
Tropsch
Salah satu fungsi adanya
mekanisme reaksi adalah untuk 2.8 Katalis Sintesis Fischer-Tropsch
membangun ekspresi distribusi produk. Diantara logam-logam katalis atau
Mekanisme reaksi sintesis FT merupakan substansi aktif yang dapat dipakai untuk
reaksi polimerisasi dengan persamaan laju sintesis FT, logam-logam besi, kobalt, nikel
yang telah ditemukan dalam reaksi polimer dan rutenim merupakan substansi katalis
klasik dapat digunakan. Ini mengacu yang paling aktif. Dibawah kondisi reaksi
kepada fungsi distribusi Anderson Flory sintesis FT, logam-logam
Schultz (AFS) [Van Wechem, 1994]: tersebutkemungkinan besar berada dalam
bentuk logam, oksida, atau karbida.
Log(Wn/n) = nlogα +log((1-α)2/α) (2.1)
Peristiwa adsorpsi fisika atau kimia
Dengan Wn adalah fraksi massa dari terhadap senyawa gas sintesis terjadi
jumlah karbon n di produk dan α adalah dengan bentuk-bentuk senyawa logam
kemungkinan pertumbuhan rantai dalam diatas.
mekanisme tersebut Tipikal kurva AFS
2.9 Katalis Besi (Fe)
untuk α = 0,8.
Dibandingkan dengan katalis
Ketergantungan distribusi terhadap berbasis kobalt, katalis berbasis besi
α, yang mengindikasikan bahwa nafta memiliki keaktifan yang relatif lebih tinggi
ringan (gasolin) menonjol pada α = 0,8 dan untuk reaksi formasi oksigenat, terutama
nilai α di atas 0,9 diperlukan untuk alkohol, aldehid, keton, ester, dan sejumlah
menghasilkan produk berat (diesel). Ini kecil asam [Teng, 2006]. Katalis Fe
lebih lanjut dapat diperhatikan pada membutuhkan promotor alkali untuk aktif
Gambar 2.4. Kilang GTL biasanya dan stabil. Katalis besi dengan promotor
berusaha menggunakan nilai α lebih dari alkali telah diterapkan dalam industri
0,95. sintesis FT selama bertahun-tahun [Rao,
1992].
Al2O3 adalah stoikiometri aluminium
oksida dengan struktur spinel.
Sifat -Al2O3 sebagai spons reaktif
2.10 Mangan (Mn)
karena dapat menyimpan dan melepaskan
Mangan (Mn) telah banyak
air dalam cara yang reaktif, serta
digunakan sebagai salah satu promotor
ketersediaan H dan O pada permukaan -
untuk sintesis FT pada katalis besi. Mangan
Al2O3 kemungkinan memiliki implikasi
dapat menurunkan selektivitas metana dan
yang signifikan untuk memahami sifat
mempromosikan pembentukan olefin,
katalitik yang luar biasa dari bahan ini. Fasa
bahkan pada rasio Fe/Mn tinggi, promotor
Al2O3 memiliki luas permukaan yang besar
Mn juga dapat meningkatkan dispersi α-
dan sifat keasaman yang tinggi [ Nasikin,
Fe2O3 dan menekan pertumbuhan rantai
2010]. Dalam sintesis FT alumina
serta sebagai pemicu hidrogenasi produk
digunakan sebagai promotor struktur
FTS primer, dan meningkatkan selektivitas
katalis untuk menyediakan luas permukaan
olefin ringan. Mn sebagai promotor
bagi inti aktif katalis [Tristantini, 2006].
elektronik, mempromosikan disosiasi
adsorpsi CO dan meningkatkan selektivitas 2.13 Promotor
olefin dalam fasa gas, dan menggeser Promotor merupakan senyawa
produk kearah hidrokarbon rantai lebih ketiga yang ditambahkan, biasanya dalam
panjang [Tao, 2007]. jumlah yang kecil untuk meningkatkan
aktivitas, selektivitas, dan stabilitas yang
2.11 Penyangga
diinginkan dari katalis yang dibuat. Dalam
Penyangga katalis memiliki
perancangan katalis, promotor ditujukan
berbagai fungsi. Namun, fungsi utama dari
untuk membantu penyangga dan inti aktif.
penyangga adalah untuk menyediakan luas
Penggunaan promotor sangat sering
permukaan yang besar bagi inti aktif.
dilakukan pada penyangga yang berbentuk
Fungsi penyangga yang lain adalah sebagai
senyawa oksida.
permukaan yang stabil tempat inti aktif
terdispersi sedemikian rupa sehingga Pada prinsipnya promotor tidak
sintering dapat dikurangi. Dengan mempengaruhi selektivitas produk karena
demikian penyangga harus tahan terhadap hanya meningkatkan jumlah inti aktif
pertumbuhan kristal disebabkan panas, dalam sebuah material katalis. Efek
yang artinya harus memiliki titik lebur yang promotor pada katalis besi ditampilkan
tinggi atau minimal lebih tinggi daripada dalam Tabel 2.2. Promotor yang biasa
titik lebur inti aktif. Senyawa oksida yang digunakan dalam proses sintesis FT
memiliki titik lebur tinggi sehingga biasa Promotor yang biasa digunakan dalam
digunakan sebagai penyangga. Salah satu proses sintesis FT:
senyawa oksida yang dapat berfungsi
a. Kalium (K)
sebagai penyangga adalah alumina
[Nasikin, 2006]. Kalium dapat
2.12 Gamma alumina meningkatkan adsorpsi
Gamma alumina ( -Al2O3)
pemisahan CO dan
merupakan material sangat penting dalam
katalisis. Digunakan sebagai katalis dalam meningkatkan kegiatan
konversi hidrokarbon (penyulingan minyak sintesis FT dan WGS
bumi), dan sebagai support katalis. -
katalitik. Kalium juga
dapat meningkatkan
selektivitas untuk olefin
dan menekan
pembentukan metana.
Namun, kalium yang
berlebihan dapat
memfasilitasi karbon
deaktivasi katalis dan
menginduksi deposisi
[Tao, 2007].

b. Copper (Cu)

Cu digunakan untuk
mempromosikan proses
karburisasi.
2.14 Karakterisasi Katalis
Katalis yang telah dibuat
perlu diuji apakah karakter katalis
3.2 Prosedur Pembuatan
tersebut sudah sesuai dengan
Instrumentasi Tropsch fischer
struktur yang diinginkan sewaktu
3.3.1 Studi Pustaka
rancangan katalis dibuat atau tidak.
Pada tahapan ini,
METODE PENELITIAN
dilakukan observasi dan
3.1 Perencanaan Instrumentasi pemahaman terhadap sifat
Tropsch fischer Tropsch Fischer. Selain itu,
juga dilakukan observasi
Pada bagian perancangan
terkait sifat-sifat mekanik
instrumentasi memanfaatkan gas buang
dari bahan yang akan
sebagai bahan bakar ini alat yang
digunakan sebagai mast
dikembangkan meliputi Hardware dan
body dari Tropsch .
Software
3.3.2 Persiapan Komponen
3.2 Tahapan Pembuatan Prototipe
Hardware dan Software
Tropsch Fischer
Tahapan pembuatan
hardware, belanja
komponen yang dibutuhkan,
dan mempersiapkan kit-kit
modul, serta install software
solidwork dan fushion 360.
Dalam kegiatan mengubah gas alam dan biomassa menjadi
perancangan alat prototype bahan bakar sintetis. Dengan menggunakan
Pemanfaatkan gas buang teknologi ini, gas buang dapat diubah
sebagai bahan bakar. menjadi bahan bakar cair, seperti diesel dan
bensin, yang dapat digunakan sebagai
 bahan bakar kendaraan.
3.3.3 Tahap Perancangan
Namun, masih ada beberapa tantangan
Pada tahapan ini, yang perlu diatasi, seperti pengembangan
dilakukan pembuatan desain teknologi untuk memperbaiki efisiensi dan
dari Tropsch fischer keberlanjutan proses, serta penanganan
menggunakan solidwork. limbah dan emisi gas rumah kaca yang
dihasilkan. Selain itu, aspek ekonomi dan
Dilanjutkan dengan
regulasi juga perlu dipertimbangkan dalam
perakitan komponen
pengembangan dan implementasi teknologi
kelistrikan yang akan ini.
digunakan. Kemudian
dilakukan perakitan Saran
komponen. Adapun juga saran yang kami harapkan
3.3.4 Pembahasan, Kesimpulan, untuk penelitian selanjutnya yaitu agar
penelitian dan pengembangan teknologi ini
dan Penulisan Laporan
terus dilakukan untuk meningkatkan
Pada tahap ini efisiensi dan keberlanjutan proses. Selain
dilakukan pembahasan dari itu, perlu dilakukan studi kelayakan secara
data hasil pengamatan dan ekonomi dan regulasi untuk mendukung
analisis data. Menejelaskan implementasi teknologi ini secara luas.
hasil yang ditampilkan di Terakhir, penting juga untuk
mempertimbangkan dampak lingkungan
monitoring device.
dari penggunaan bahan bakar sintetis yang
Kesimpulan dari penelitian
dihasilkan dari gas buang.
ini adalah menjawab tujuan
pada bagian pendahuluan DAFTAR PUSTAKA
yang keseluruhannya akan Al Farisi, H., Alfatah, A., n.d. ANALISA
ditulis sesuai dengan format GAS BUANG MESIN
yang telah ditentukan. BERTEKNOLOGI EFI DENGAN
KESIMPULAN DAN SARAN BAHAN BAKAR PERTALITE DAN
PERTAMAX PADA HONDA BEAT
Kesimpulan PGM-FI.
Setelah membaca jurnal mengenai
Bolton, C.K., 2004. The real founders of
pemanfaatan gas buang sebagai bahan
New England : stories of their life
bakar menggunakan proses Tropsch
Fischer, saya menyimpulkan bahwa metode along the coast, 1602-1628. Reprinted
ini menawarkan alternatif yang for Clearfield Co. by Genealogical
menjanjikan untuk memanfaatkan sumber Pub. Co.
daya gas buang yang sebelumnya terbuang Luthfi, M., Ahmad R, D., Setiyo, M.,
begitu saja.
Munahar, S., Studi, P., Otomotif, M.,
Proses Tropsch Fischer sendiri adalah Teknik, F., Muhammadiyah, U., Jl,
teknologi yang matang dan telah digunakan M., Mayjend, B., Soegeng, K.,
secara komersial dalam skala besar untuk Magelang, M., 2018. PERTALITE
DAN PREMIUM.
https://doi.org/10.24853/jurtek.10.1.6
7-72
Mahmoudi, H., Mahmoudi, M., Doustdar,
O., Jahangiri, H., Tsolakis, A., Gu, S.,
LechWyszynski, M., 2017. A review
of Fischer Tropsch synthesis process,
mechanism, surface chemistry and
catalyst formulation. Biofuels
Engineering 2, 11–31.
https://doi.org/10.1515/bfuel-2017-
0002
Tristantini, D., Ismawati, A., Tegar
Pradana, B., Gabriel Jonathan, J., n.d.
Prosiding Seminar Nasional Teknik
Kimia “Kejuangan” Pengujian
Aktivitas Antioksidan Menggunakan
Metode DPPH pada Daun Tanjung
(Mimusops elengi L).

Anda mungkin juga menyukai