KAJIIAN PUSTA
AKA
2.1.1 Konv
versi Therm
mokimiawi
Biom
massa memilliki tiga mettode konverrsi thermokim
miawi, yaitu
u pirolisis,
memiliki batasan
b AF
FR 1,5. Seedangkan untuk
u piroliisis cenderuung tidak
2.1.2 Gasiffikasi
definisi yan
ng sebenarny
ya, gasifikassi adalah prooses konversi thermokim
miawi dari
6
7
bahan bakar yang mengandung karbon (padat ataupun cair) menjadi gas yang
disebut syngas (synthesis gas) atau gas sintetis dimana gas tersebut memiliki
nilai bakar dengan cara oksidasi parsial pada temperatur tinggi. Tetapi sejauh ini
teknologi ini umumnyan masih stagnan pada skala penelitian karena konsumsi
energinya yang terlalu besar. Namun ada beberapa negara yang telah menerapkan
teknologi ini pada bidang pembangkit listrik, dimana gas yang dihasilkan oleh
Mode fluidisasi
Arah aliran
menjadi 3 jenis. Gasifier tersebut adalah : gasifikasi unggun tetap (fixed bed
a) Updraft Gasifier
Pada tipe ini udara masuk melalui arah bawah dan mengoksidasi arang
menghasilkan karbon padatan (arang), uap air dan 10-20% uap minyak
gas.
Gambar 2.2. Updraft gasifier (sumber : Tasliman, 2008 diambil dari Turare, 1997)
b) Downdraft Gasifier
ini mengkonsumsi uap - uap minyak dan menghasilkan gas reduksi partial
CO, CO2, H2 dan H2O, serta sedikit metan sekitar 0,1%. Gas panas
Gambar 2.3. Downdraft Gasifier (sumber : Tasliman, 2008 diambil dari Turare, 1997)
c) Crossdraft Gasifier
tinggi, reduksi CO2 yang rendah dan kecepatan gas yang tinggi yang
pengoperasian rendah abu bahan bakar seperti kayu, batu bara, limbah
(start up) 5 - 10 menit jauh lebih cepat dari pada down-draft dan up-draft
tinggi, komposisi gas yang dihasilkan kurang baik seperti tingginya gas CO
Gambar 2.4. Crossdraft Gasifier (sumber : Tasliman, 2008 diambil dari Turare, 1997)
Kelebihan dan kekurangan dari ketiga jenis reaktor tersebut dapat dilihat
dimana gas yang digunakan untuk proses gasifikasi adalah udara. Sedangkan
pada gasifikasi uap, gas yang digunakan pada proses yang terjadi adalah uap.
a) Gasifikasi Udara
7,8 MJ/Nm3. Yang mana sangat baik digunakan untuk boiler dan engine
11
akan tetapi tidak baik digunakan untuk bahan bakar transportasi. Udara
yang masuk sangat rendah pada gasifier sehingga gas yang dihasilkan
Tidak seperti menggunakan udara sebagi agen, uap air gasifikasi adalah
Gas yang dihasilkan pada steam gasification adalah energi yang tinggi,
yang mana ditemukan paling banyak adalah gas hydrogen. Energi yang
dihasilkan dari 11,1 MJ/M3 pada temperature 7000C dan 12,1 MJ/m3.
c) Oxigen Gasification
oleh pipa yang dibuat menjadi suatu system plant dan selanjutnya melalui
proses panas atau mungkin juga gas sintetis untuk menghasilkan chemical
d) Hydrogen Gasification
Dengan proses ini banyak yang mengkritik karena merupakan proses yang
sangat kuat dimana kondisi harus tetap terjaga dengan baik sejak gas
berdasarkan agen gasifikasi yang digunakan dapat dilihat pada gambar 2.5
13
secara kontinyu
tidak kontinyu
komponen di sekitarnya
e. kemampuan pengoperasiannya
sangat bagus
a) Properties Biomassa
membedakan antara bahan baku yang baik dan yang kurang baik. Adapun
g/m³.
d. Tar, merupakan salah satu kandungan yang paling merugikan dan harus
organik. Selain itu, tar memiliki bau yang tajam dan dapat mengganggu
kejadian tar dapat berupa zat cair pada temperatur yang lebih rendah.
Apabila hasil gas yang mengandung tar relatif tinggi dipakai pada
e. Ash dan Slagging. Ash adalah kandungan mineral yang terdapat pada
Sedangkan slag adalah kumpulan ash yang lebih tebal. Pengaruh adanya
b) Desain Reaktor
Terdapat berbagai macam bentuk gasifier yang pernah dibuat untuk proses
yang dihasilkannya.
17
nilai kalor syngas yang lebih baik dibandingkan gasifying agent udara.
700°C), oksidasi (700-1500 °C), dan reduksi (400-1000 °C) yang dilalui oleh
biomassa sebelum pada akhirnya menjadi gas yang flammable pada output
pengeringan, pirolisis dan reduksi. Zona-zona proses dan reaksi yang terjadi
Gambar 2.6. Skema Tahapan Proses Gasifikasi Downdraft (Sumber : Hidayat, 2013)
19
a) Drying Zone
Bahan bakar padat dimasukkan ke dalam gasifier. Hal ini tidak perlu
bahan bakar biomassa terjadi dibagian bungker. Uap air akan mengalir ke
bawah dan menambah uap air yang terbentuk di zona oksidasi. Bagian dari
itu dapat direduksi menjadi hidrogen dan sisanya akan berakhir sebagai
b) Pyrolisis Zone
Tidak seperti pembakaran, pyrolisis terjadi pada tempat yang tidak terdapat
a. mild pyrolysis
b. slow pyrolysis
c. fast pyrolysis
kecil hydrocarbon. Fast pyrolysis hasil utamanya adalah bahan bakar cair,
slow pyrolysis menghasilkan gas dan arang. Mild pyrolysis yang saat ini
Rincian pyrolisis ini reaksi yang tidak dikenal, tetapi orang bisa menduga
sisanya akan memecah bahkan molekul yang lebih kecil dari hidrogen,
metana, karbon monoksida, etana, etilena, dll jika tetap berada di zona
panas cukup lama. Jika waktu tinggal di zona panas terlalu pendek atau
diri dan akan mengembun sebagai tar dan minyak, dalam suhu rendah
bagian dari sistem. Secara umum reaksi yang terjadi pada pirolisis beserta
produknya adalah:
biomassa char + tar + gases (CO2; CO; H2O; H2; CH4; CxHy)… 2.2
c) Zona Oksidasi
fungsi penting dari zona oksidasi, selain penghasil panas, adalah untuk
21
kecepatan udara masuk dan geometri reaktor harus dipilih dengan baik.
bahkandistribusi:
perangkat penyemprotan.
Adapun reaksi kimia yang terjadi pada proses oksidasi ini adalah sebagai
berikut :
d) Zona Reduksi
Produk reaksi dari zona oksidasi (gas panas dan bara arang )
bergerak turun ke zona reduksi. Di zona ini masuk panas sensible dari gas
dan arang dikonversi sebanyak mungkin menjadi energi kimia dari gas
produser. Produk akhir dari reaksi kimia yang terjadi di zona reduksi
adalah gas mudah terbakar yang dapat digunakan sebagai bahan bakar gas
yang dapat menyebabkan obstruksi aliran gas. Berikut adalah reaksi kimia
Bourdouar reaction:
Steam-carbon reaction :
CO methanation :
gasifikasi, yaitu :
a) Temperatur Gasifikasi
sekam padi dan serbuk kayu agar menghasilkan gas yang bersih.
reaktor diisolasi dengan bata tahan api agar tidak ada panas yang keluar ke
kecil maka proses gasifikasi berjalan lambat. SGR dapat dihitung dengan
cara :
Energi input ini mengacu pada jumlah energi yang diperlukan dalam
menentukan energi input kita harus tau terlebih dahulu energi yang
dibutuhkan. Hal ini mengacu pada jumlah panas yang harus dipasok oleh
dimasak atau air harus direbus. Jumlah energi yang diperlukan dapat
Qn = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 2.10
24
Dimana :
Mf = massa (kg)
tersebut dapat dipenuhi. Laju bahan bakar biomassa yang dibutuhkan pada
FCR = … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 2.11
berat biomassa kg
FCR dt … … … … … … … … … … … . … … … … … 2.12
waktu oprasional
Dimana :
= efisiensi gasifier
25
berikut:
e) % Char
menggunakan rumus :
arang
% 100% … … … … … … … … … … … … … … … … 2.14
berat biomassa
Hal ini mengacu pada total waktu yang dibutuhkan untuk benar-
benar mengubah menjadi gas dari bahan bakar padat di dalam reaktor. Ini
bahan bakar dalam reaktor. Kepadatan dari bahan bakar padat (ρ), volume
reaktor (Vr), dan konsumsi bahan bakar tingkat (FCR) adalah faktor yang
t= … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 2.15
26
Dimana :
(AFR).
AFR adalah tingkat aliran udara primer yang masuk ke reaktor. Hal
ini mengacu pada laju aliran udara yang diperlukan untuk mengubah bahan
bakar padat menjadi gas . Hal ini sangat penting dalam menentukan ukuran
kipas angin atau blower yang dibutuhkan untuk reaktor. Ini dapat
udara stoikiometri dari bahan bakar (SA), dan rasio ekuevalensi (Ɛ) untuk
gasifying 0,3 sampai 0,4. Seperti ditunjukkan, ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus :
ε x FCR x SA
AFR … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 2.16
ρ
Dimana:
Udara bebas terdiri dari 78% Nitrogen, 21% Oksigen, dan 1% Uap Air.
ε x FCR x SA
OFR … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … 2.17
ρ
Dimana:
Prinsip pembakaran bahan bakar sejatinya adalah reaksi kimia bahan bakar
dengan oksigen (O). Kebanyakan bahan bakar mengandung unsur Karbon (C),
Hidrogen (H) dan Belerang (S). Akan tetapi yang memiliki kontribusi yang
28
oksigen hanya akan menghasilkan CO2, seluruh unsur H menghasilkan H2O dan
apabila seluruh unsur C yang dikandung dalam bahan bakar bereaksi dengan
oksigen dan gas yang dihasilkan tidak seluruhnya CO2. Keberadaan CO pada
lengkap.
sebagai entalpi pembakaran yang merupakan beda entalpi antara produk dan
dinyatakan sebagai Higher Heating Value (HHV) atau Lower Heating Value
(LHV). HHV diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam wujud cair
sedangkan LHV diperoleh ketika seluruh air hasil pembakaran dalam bentuk uap.
teoritis. Kelebihan udara dari jumlah udara teoritis disebut sebagai excess air
29
yang umumnya dinyatakan dalam persen. Parameter yang sering digunakan untuk
mengkuantifikasi jumlah udara dan bahan bakar pada proses pembakaran tertentu
jumlah udara sama dengan jumlah udara teoritis maka pembakaran disebut
maka dapat dihitung nilai pembakaran atau heating value dari bahan bakar
tersebut, yaitu jumlah panas yang dihasilkan dari pembakaran yang sempurna
(kilojoule/kg) … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(2.19)
Qhigh = nilai pembakaran tertinggi atau highest heating value, yang dalam
hal ini uap air yang terbentuk dari hasil pembakaran dicairkan terlebih dahulu,
Qlow = nilai pembakaran terrendah atau lowest heating value, yang dalam
hal ini uap air yang terbentuk dari hasil pembakaran tidak perlu dicairkan terlebih
dahulu, sehingga panas pengembunannya tidak turut dihitung serta tidak dinilai
C + O2 =CO2
12 kg C + 32 kg O2 = 44 kg CO2
2H2 + O2 2H2O
4 kg H2 + 32 kg O2 36 kg H2O
S + O2 SO2
32 kg S + 32 kg O2 64 kg SO2
1 kg S + 1 kg O2 2 kg SO2… … … … … … … … … … … … … … … … …(2.22)
maka kebutuhan udara stoikiometri (SA) dri bahan bakar padat dapat dihitung
dengan persamaan :
%
x Kebutuhan oksigen total … … … … … … … … … … … … … … … … … …(2.25)
%
32
2.3. Biomassa
(misalnya gula dan selulosa) dalam tumbuhan. Energi kimia yang tersimpan
dalam tanaman dan hewan (akibat memakan tumbuhan atau hewan lain) atau
dalam kotorannya dikenal dengan nama bio-energi. Contoh biomassa antara lain
adalah tanaman, pepohonan, rumput, ubi, limbah pertanian, limbah hutan, limbah
menjadi berbagai macam energi lain, misalnya menjadi energi panas. Contoh
dalam bentuk energi panas. Karbon pada biomassa bereaksi dengan oksigen di
karbondioksida yang dihasilkan akan sama dengan jumlah yang diserap dari
biomassa yang nilai ekonomisnya rendah atau merupakan limbah setelah diambil
produk primernya. Energi yang telah diambil biasanya berupa bahan bakar.
33
2.3.2. Kom
mposisi Biom
massa
komposisi dari
d 13 biom
massa. Rumus kimia dari biomassa umumnya diw
wakili oleh
Table 2.2. An
nalisis Ultimaate dari Biomassa (Sumberr : Raveendraan dkk. 1995, Tercantum
dalam Badeau
u Pierre, 20099)
2.3.3. Pemaanfaatan En
nergi Biomaassa.
biomassa, dijelaskan
d paada Gambarr 2.1. Tekno
ologi konverrsi biomassa tentu saja
Gambar
G 2.7. Teeknologi Konvversi Biomassa (Sumber : A
Anonim, 2006))
dibedakan menjadi
m tigaa yaitu pembbakaran langgsung, konveersi termokimiawi dan
sederhana karena
k pada umumnyaa biomassa telah dapaat langsung
g dibakar.
Beberapa biomassa
b perrlu dikeringgkan terlebihh dahulu daan didensifikkasi untuk
yang memerlukan perlakuan termal untuk memicu terjadinya reaksi kimia dalam
a) Biobriket.
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber
briket batubara namun tidak hanya batubara saja yang bisa dibuat menjadi
briket. Biomassa lain seperti sekam padi, arang sekam, serbuk kayu, dan
b) Gasifikasi.
bahan bakar. Gas tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk
kehutanan. Ada tiga bagian utama perangkat gasifikasi, yaitu : (a) unit
36
atau gasifier, (b) unit pemurnian gas, (c) unit pemanfaatan gas.
c) Pirolisa.
Pirolisa adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu
yang lebih dari 150oC. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan
proses, yaitu pirolisa primer dan pirolisa sekunder. Pirolisa primer adalah
sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil
d) Liquification
dari padat ke cairan dengan peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau
ikatan. Pada bidang energi liquification tejadi pada batubara dan gas
dalam pemanfaatan.
37
e) Biokimia
penguraian bahan organik atau selulosa menjadi CH4 dan gas lain melalui
umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk
38
Terdapat tiga tipe bahan bakar yang dihasikan dari biomassa yang bias
2. Biogas (CH4, CO2), producer gas (CO, H2, CH4, CO2), syngas (CO, H2)
3. Padat (Arang)
tranportasi dapat mengurangi emisi gas CO2. Oleh karena itu biomassa bukan
hanya energi terbarukan tapi juga bersih atau ramah lingkungan, dan dapat
masih sangat kecil. Pemahaman akan keterbatasan cadangan sumber energi fosil
pada tahun 1970an. Akan tetapi harga energi yang terus menurun saat itu
tahun 1980an kepedulian terhadap emisi CO2 yang disebabkan oleh penggunaan
ρ m⁄ kg … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … … …(2.26)
v m
Dimana :
terbakar dan pembakarannya dapat terjadi baik dalam mode nyala api
bahan bakar dan campuran udara yang ikut terbakar. Ketika api memiliki
warna cenderung merah hal tersebut dapat diartikan bahwa bahan terbakar
api tersebut memiliki nilai kalor yang relative rendah, atau udara yang
Dengan excess air, daerah reaksi akan terlihat biru. Radiasi biru berasal
brwarna biru-hijau yang berasal dari eksitasi C2. Dalam kedua jenis apai
campuran api kaya jelaga akan terbentuk akibat radiasi hitam. Meskipun
api.
a. Premixed Flame
Premixed flame adalah api yang dihasilkan ketika bahan bakar bercampur
sumber api. Umumnya indikasi premixed flame dapat dilihat dari warna
api yang berwarna biru. Laju pertumbuhan api tergantung dari komposisi
Diffusion Flame adalah api yang dihasilkan ketika bahan bakar dan
difusi reaktan bisa dipengaruhi oleh energi yang dimiliki oleh bahan
bakar.
Gambar 2.9. Nyala api (a) Premix, (b) Difusi (Putri, 2009)
Selain itu kedua tipe di atas nyala api juga dibedakan berdasarkan jenis
a. Api Laminer
Visualisasi api yang terlihat pada api tipe ini berbentuk secara laminar
atau teratur. Api jenis ini memiliki bentuk mengikuti streamline aliran
b. Api Turbulen
Api turbulen menunjukan pola aliran nyala api yang tidak beraturan atau
acak yang member indikasi aliran yang bergerak sangat aktif. Pada
42
pem
mbakaran gaas hasil gasiffikasi menunnjukan indikkasi diskontinnuitas atau
jugaa mengalam
mi hambatan dalam pertuumbuhannyaa. Gas sebaggai reaktan
tingggi.
Gambar 2.10
0. Perubahan Api
A Laminar dan Turbulen
n Terhadap Fllow Velocity (P
Putri, 2009)
ketersediaan
n serutan kaayu banyak namun tidaak semua seerutan kayuu yang ada
menjadi masalah lingkungan yang serius. Kayu pada umumnya terdiri dari
(Aprita, 2014).
Adapun hasil dari proximate analysis dan ultimate analysis kayu dapat
Table 2.3. Proximate analysis & Ultimate Analysis dari Kayu (Sumber : D.A. Tilman , 2000)
kandungan moisture, temperatur udara masuk, dan heat loss. Dapat disimpulkan
semakin rendah, dengan kata lain efisiensi gasifikasi semakin kecil dengan
44
masuk, semakin tinggi temperatur udara masuk gasifier akan menaikkan efisiensi
gasifikasi. Sedangkan pengaruh besarnya heat loss, semakin kecil heat loss
Efisiensi gas hasil gasifikasi dapat dihitung dengan cara dan persamaan
berikut:
78%:
Total N = …...(2.28)
Produksi N =
…………………….(2.29)
Mencari total energi dari gas mampu bakar/syngas (CO, H2 dan CH4)
ηg = x 100% ………………………………………..(2.33)
Tabel 2.4 Higher Heating Value (HHV) dan Lower Heating Value (LHV) Gas mampu Bakar
Gas Higher Heating Value (MJ/kg mol) Lower Heating Value (MJ/kg mol)
CO 282,99 282,99
H2 285,84 241,83
Untuk mengetahui kandungan gas, sampel gas diproses melalui alat GCxGC
persentase kandungan gas hasil gasifikasi. Terlebih dahulu perlu mencari nilai
menggunakan persamaan:
persamaan:
% 100% % % % % % % …….(2.37)
variasi Air Fuel Ratio terhadap proses gasifikasi. Dalam penelitiannya tersebut
Center ITS.
47
tebu secara proximate dan nilai kalor (Low Heating Value). Pada penelitian
digunakan sistem batch, artinya 1 kali pemasukan biomassa dari awal sampai
biomassa habis sebesar 5,5 kg. Akan dilakukan 4 variasi rasio udara-bahan bakar
(Air Fuel Ratio) yaitu 0,79 : 0,96 : 1,11 : 1,25 dan ukuran biomassa 10-30 mm
dan 1-7 mm. Identifikasi zona tahapan proses gasifikasi dilakukan dengan
mendapatkan drying zone, pyrolisis, oksidasi parsial serta reduksi. Dan yang
menggunakan burner serta pengujian terhadap nilai kalor dan komposisi gas.
Kandungan energi terbaik ditinjau dari LHV (Lower Heating Value) syn-gas
dihasilkan pada variasi AFR 0,96 untuk ukuran ampas tebu 1-7 mm dengan
efisiensi reaktor gasifikasi sebesar 61,98 %. Pada variasi AFR tersebut dihasilkan
= 3,42%. Untuk variasi ini prosentase kandungan syn-gas dan laju alir massa syn-
gas selama proses memiliki komposisi yang tepat sehingga visualisasi nyala api
gasifikasi yang paling baik diperlukan Air Fuel Ratio yang tepat.