Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRATIKUM

MATA KULIAH PRAKTEK PERFORMANSI MESIN


PENGUJIAN KONSUMSI BAHAN BAKAR PADA MOTOR BENSIN

OLEH:

GIGIH ADHI KUNCORO 6421600052


ARIES YULIANTO 6418500005

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL 2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum ini telah disetujui dan disahkan :

Hari :

Tanggal :

Disahkan Oleh :
Dosen Praktek Perfomansi Mesin

AHMAD FARID, S.T., M.T


NIPY : 191511101978

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

A. LATAR BELAKANG .............................................................................. 1

B. TUJUAN KEGIATAN ............................................................................. 2

C. RUMUSAN MASALAH .......................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 3

A. DASAR TEORI........................................................................................ 3

B. EMISI KENDARAAN ............................................................................. 6

C. UJI EMISI GAS BUANG......................................................................... 7

D. TINJUAN PUSTAKA .............................................................................. 9

BAB III METODE PENGUJIAN ....................................................................... 11

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN................................................ 11

B. METODE PENELITIAN ....................................................................... 12

iii
C. PROSEDUR PENELITIAN ................................................................... 13

D. METODE PENGUMPULAN DATA ..................................................... 13

BAB IV METODE PENGUJIAN ...................................................................... 14

A. DATA HASIL PENGUJIAN .................................................................. 14

B. ANALISA .............................................................................................. 17

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 20

A. KESIMPULAN ...................................................................................... 20

B. SARAN .................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 21

LAMPIRAN ...................................................................................................... 22

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor


Tabel 2. Konsumsi Bahan Bakar Pertalite Murni
Tabel 3. Konsumsi Bahan Bakar Campuran Pertalite+Pertamax (50:50)
Tabel 4. Konsumsi Bahan Bakar Campuran Pertalite+Pertamax (70:30)
Tabel 5. Konsumsi Bahan Bakar Campuran pertalite+pertamax (60:40)
Tabel 6. Konsumsi Bahan Bakar Campuran pertalite+pertamax turbo (50:50)
Tabel 7. Konsumsi Bahan Bakar Campuran pertalite+pertamax turbo (40:60)
Tabel 8. Konsumsi Bahan Bakar Campuran pertalite+pertamax turbo (70:30)

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Karburator
Gambar 2. Alat Smoke Tester
Gambar 3. Alat Gas Analyzer Tester
Gambar 4. Peta Lokasi Universitas Pancasakti Tegal
Gambar 5. Diagram Alur Penelitian
Gambar 6. Grafik Konsumsi Pertalite Murni
Gambar 7. Grafik Konsumsi Bahan Bakar Campuran Pertalite dan Pertamax
Gambar 8. Grafik Konsumsi Bahan Bakar Campuran Pertalite dan Pertamax Turbo
Gambar 9. Grafik Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar
Gambar 10. Grafik Perbandingan Kadar Emisi HC Tiap Bahan Bakar
Gambar 11. Grafik Perbandingan Kadar Emisi CO Tiap Bahan Bakar

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kendaraan merupakan sebuah alat transportasi yang digunakan secara


massal oleh semua kalangan masyarakat untuk memudahkan dalam melakukan
atau bepergian ke suatu tempat. Jumlah kendaraan di Indonesia setiap tahun
semakin meningkat sehingga menyebabkan kepadatan lalu lintas. Berdasarkan
Badan Pusat Stattiska (2016) , menunjukan peninggkatan sepeda motor dari
tahun 2012 sebesar 76.381.183 unit sepeda motor, tahun 2013 sebesar
84.732.652 unit sepeda motor, tahun 2014 sebesar 92.976.240 unit sepeda
motor,tahun 2015 sebesar 98.881.267 unit sepeda motor, dan tahun 2016 sebesar
105.150082 unit sepeda motor.
Banyaknya kendaraan bermotor keluaran saat ini dengan rasio kompresi
antara 9:1-11:1 harus didukung bahan bakar yang beroktan tinggi agar tidak
terjadi knocking atau detonasi dalam ruang bakar akibat tekanan kompresi yang
tinggi. Seharusnya penggunaan bahan bakar disesuaikan rasio kompresi. Karena
terlalu rendah spesifikasi bahan bakar akan mengakibatkan tenaga
berkurang,sedangkan jika terlalu tinggi tidak maksimal tenaganya.
Di Indonesia sendiri terdapat bahan bakar yang sering digunakan kendaraan
bermotor antara lain : pertalite, pertamax, dan pertamax turbo. Pertalite adalah
bahan bakar minyak dari pertamina dengan RON 90. Pertalite dihasilkan dengan
penambahan zat adiktif dalam proses pengelolahannya di kilang minyak.
Pertalite sendiri secara kualitas diatas premium yang kini di pasaran Indonesia
sudah mulai langka. Pertamina Maximum atau sering dikenal dengan nama
pertamax merupakan bahan bakar bensin dengan RON 92 berstandar
internasional. Sedangkan pertamax turbo adalah produk unggulan pertamnian
dengan RON 98 sedangan kualitas lebih dari pertalite dan pertamax begitu pula
dengan harga dipasaran.

1
B. TUJUAN
Dalam kegiatan memiliki tujuan antara lain :
1. Untuk memahami cara kerja sistem mesin pengujian motor bensin dengan
berbagai pengaturan yang sesuai sasaran diinginkan;
2. Untuk menentukan karakteristik sistem pembakaran dari mesin motor
bensin ;
3. Untuk mengetahui konsumsi bahan bakar ;

C. RUMUSAN MASALAH
1. Tujuan Pengujian.
2. Prosedur Pengujian yang dilakukan.
3. Jelaskan langkah-langkah dalam pengambilan data
4. Jelaskan kesimpulan hasil pengujian

2
BAB II
LANDASAN TEORI

A. DASAR TEORI
a) Bahan Bakar Bensin
Bensin adalah cairan campuran yang berasal dari minyak bumi dan
sebagian besar tersusun dari hidrokarbon serta digunakan sebagai bahan
bakar dalam mesin pembakaran dalam. Karena merupakan campuran
berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya.
Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan oktan setiap campuran.
Angka oktan bensin dapat dinyatakan dalam tiga jenis, yaitu Angka Oktan
Riset (Reserch Octane Number-RON), Angka Oktan Motor (Motor Octane
Number) dan Distribusi Angka Oktan (Octane Number Distribution).
Bensin yang baik mempunyai nilai RON dan MON yang tinggi, sensitivitas
yang rendah dan distribusi angka oktan yang homogen. Umumnya
kendaraan di Indonesia saat ini menggunakan beberapa pilihan jenis bahan
bakar pertamina untuk motor bensin antara lain : Pertamax turbo, Pertamax,
Pertalite. Masing-masing jenis bahan bakar tersebut memiliki nilai oktan
yang berbeda. Angka oktan menunjukan berapa besar tekanan maksimum
yang dapat diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar spontan. Pada
tekanan tertentu bahan bakar akan menyala seiring adanya tekanan pada
piston yang menaikan temperature didalam silinder. Penyalaan yang baik
disebabkan dari pengapian busi. Oleh sebab itu dengan penggunaan bahan
bakar yang sesuai dengan perbandingan kompresi yang tepat untuk mesin
yang digunakan, diharapkan akan mengoptimalkan kinerja mesin ,
mengurangi kerusakan dan yang lebih penting lagi akan dapat
mengefisienkan penggunaan bahan bakar.
Dalam hal ini penggunaan bahan bakar dapat atau diartikan sebagai
konsumsi bahan bakar dapat dihitung dengan rumus:

3
𝝆 𝒙 𝒗𝒇 𝒙 𝟏𝟎−𝟑 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒖𝒋𝒊𝒌𝒂𝒏(𝒎𝒍)
𝑺𝒇 = 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑺𝒇 =
𝒕𝒇 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝟏𝟎 𝒎𝒍(𝒔)

Dimana :
𝐤𝐠
𝒎𝒇 = 𝐊𝐨𝐧𝐬𝐮𝐦𝐬𝐢 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐫 ( )
𝐣𝐚𝐦
𝝆 = 𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒋𝒆𝒏𝒊𝒔 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒌𝒂𝒓
𝒗𝒇 = 𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐮𝐣𝐢(𝐦𝐥)
𝐭𝐟 = 𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐛𝐢𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐮𝐣𝐢(𝐬)

b) Komponen Sistem Bahan Bakar


1. Tanki Bahan Bakar
Fungsi tanki bahan bakar adalah untuk menampung bensin yang akan
digunakan sebagai bahan bakar mesin. Didalam tanki inilah bensin
dengan kuantitas besar disimpan untuk kemudian secara berangsung
bensin ini disalurkan kedalam mesin.
2. Fuel filter
Fuel filter atau saringan bahan bakar berfungsi sebagai penyaring atau
filtrat yang akan menyaring semua kotoran pada aliran bensin. Filter ini
diperlukan karena didalam bensin itu bisa terdapat molekul pasir atau
kotoran lain yang dapat mengganggu kinerja mesin. Selain itu, filter
bensin ini biasanya juga memiliki water sedimenter yang akan
memisahkan air yang terdapat pada aliran bensin.
3. Fuel pump
Fuel pump atau pompa bahan bakar adalah komponen untuk mengalirkan
bensin dari dalam tanki agar sampai ke mesin. Fuel pump ini diperlukan
karena pada mobil letak karburator itu lebih tinggi daripada tanki. Jadi
agar bensin dapat naik ke karburator perlu dorongan yang dilakukan oleh
pompa. Pada sistem bahan bakar konvensional, pompa bensin ini juga
masih bersifat konvensional atau mekanis. Pompa bekerja menggunakan
membran yang dapat bergerak secara aksial. Yang menggerakan
membran ini adalah poros nok dengan memanfaatkan sebuah nok.

4
4. Charcoal canister
Fungsi charcoal canister adalah sebagai penampung uap bensin dari
dalam tanki untuk selanjutnya disalurkan kedalam mesin.
5. Selang Bensin
Fungsi selang bensin adalah sebagai jalur mengalirnya bensin dari tanki
ke karburator. Selang ini berbahan mika yang kuat namun getas.
Sehingga mesin ringan, selang ini mudah pecah.
6. Karburator

Gambar 1. Karburator

Karburator adalah komponen yang bertugas mengabutkan bensin ke


dalam mesin (intakmanfold) dengan kuantitas yang ideal berdasarkan
RPM mesin. Cara kerja karburator itu memang cukup rumit, namun
sederhananya bensin akan mengabut dari dalam selang kecil bernama
main jet. Pengabutan ini terjadi karena tekanan udara didalam intake
manifold lebih rendah daripada ruang penampung bensin didalam
karburator.
7. Selang Pengembali
Fungsi selang pengembali adalah untuk mengalirkan kelebihan bensin
untuk dimasukan kembali kedalam tanki bensin. Selang ini diperlukan
karena kondisi karburator tidak selamanya menampung, artinya saat
ruang penampung bensin didalam karburator penuh maka karburator

5
akan menutup suplai bensin. Sementara pompa bensin terus memompa
bensin. Sehingga akan terjadi penumpukan bensin, untuk mengatasi itu
dibuatlah selang pengembali yang akan mengalirkan kembali bensin dari
karburator kedalam tank

B. Emisi Gas Kendaraan


Emisi gas kendaraan adalah sisa pembakaran didalam internal
combustion engine. Sisa pembakaran ini akan keluar melalui exhaust system
atau knalpot. Adapun zat bahaya dari emisi gas buang kendaraan beserta
dampaknya antara lain:
1. CO (Karbon Monoksida), gas ini tidak memiliki warna dan bau. Akan tetapi
gas ini sangat beracun kalau sampai terhirup manusia. Akibat paling fatal
akan mengakibatkan pingsan hingga meninggal.
2. CO2 (Karbon Dioksida),Gas ini memiliki dampak yang berbahaya karena
sangat berpengaruh terhadap pemanasan global
3. NOX (Nitrogen Oksida),Gas ini dapat mengakibatkan gangguan saluran
pernafasan dan sangat perih di mata.
4. HC (Hidrokarbon), gas ini berasal dari pembakaran yang tidak sempurna di
dalam mesin mobil,jadi didalam gas ini masih terdapat sisa-sisa uap bensin
yang tidak terbakar dan keluar knalpot.
5. Benzena, senyawa aromatic dalam campuran dasar bahan bakar. Senyawa
ini keluar bersamaan dengan gas buang kendaraan dan sangat mudah masuk
ke dalam tubuh saat terhirup ataupun saat terkena kulit.Tingginya kadar
benzene dalam darah akan mengganggu terbentuknya sel darah merah.
6. Timbal, senyawa logam yang berasal dari gas buang kendaraan.Timbal
sangat berbahaya karena dapat mengendap pada permukaan benda
apapun.Tingginya kadar timbal dapat meningkatkan resiko anemia dan
mengakibatkan terganggunya kinerja otak.

6
C. Uji Emisi Gas Buang
Adapun pengujian emisi gas buang dikarenakan sangat berbahanya zar
yang terkandung pada emisi gas buang tersebut baik dampak buruk pada badan
manusia, Emisi gas buang tersebut sangat berbahaya juga dengan lingkungan
maka uji emisi gas buang ini dilaksanakan.Dasar Hukum tentang pengujian
emisi gas buang antara lain yaitu Undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu lintas dan Angkutan Jalan, Undang-undang No. 32 Tahun 2009 Tentang
perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No.5/MENLH/8/2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas
Buang Kendaraan Bermotor.
Menurut pasal 2 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
menyatakan bahwa maksud dan tujuan pelaksanaan uji emisi gas buang yaitu ;
1. Memberikan kepastian hukum terhadap pemenuhan persyaratan laik
jalan Kendaraan Bermotor
2. Mendukung terwujudnya kelestarian lingkungan dari kemungkinan
pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan Kendaraan bermotor
dijalan
3. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.

Dengan pengujian emisi gas buang ini diharapkan dampak buruk dari
emisi tersebut dapat diminimalisir. Melalui ambang batas yang sudah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5/MENLH/8/2006,
berikut merupakan ambang batas yang sudah ditetapkan.

7
Tabel 1. Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor

Untuk Alat yang digunakan untuk menguji emisi gas buang kendaraan
dibagi 2 dengan membedakan bahan bakar kendaraan yang digunakan yaitu
untuk pengujian emisi gas buang dengan bahan bakar bensin yaitu dengan
menggunakan alat uji gas analyzer cara kerja alat uji ini yaitu dengan mengecek
kadar zat CO(Karbon Monoksida) dan HC(Hidrokarbon). Sedangkan untuk
pengujian emisi gas buang untuk kendaraan berbahan bakar solar yaitu
menggunakan smoke tester cara kerja alat tersebut adalah dengan mengukur
ketebalan asap dari gas buang tersebut.

Gambar 2. Alat Smoke Tester

8
Gambar 3. Alat gas analyzer tester

D. TINJAUAN PUSTAKA
I.K. Suka Arimbawa, I.N. Pasek Nugraha, K. Rihendra Dantes (2019)
Analisis Pengaruh Campuran Bahan Bakar Pertalite Dengan Naphthalene
Terhadap Konsumsi Bahan Bakar, Torsi Dan Daya Pada Sepeda Motor 4
Langkah Berisi tentang Penelitian pengaruh campuran bahan bakar pertalite
dengan Naphthalene terhadap konsumsi bahan bakar, torsi dan daya pada
sepeda motor 4 langkah. Dari penelitian ini didapatkan hasil, Campuran
bahan bakar 1 liter pertalite dengan 10 gram Naphthalene terbaik untuk
konsumsi bahan bakar, torsi dan daya dibandingkan bahan bakar pertalite
murni dan campuran 1 liter pertalite dengan 5 gram Naphthalene
Miftahul Zamroni Dwi Sutrisno (2021) Analisis Perbandingan Bahan Bakar
Jenis Pertalite Dan Pertamax Terhadap Kinerja Motor 4 Langkah berisi
tentang pengaruh penggunaan bahan bakar jenis pertalite dan pertamax
terhadap kinerja motor 4 langkah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya
maksimum yang diperoleh dari pengujian bahan bakar pertalite 15,62 Hp
pada putaran mesin 9000 rpm sedangkan pada putaran mesin yang sama
bahan bakar pertamax memperoleh daya maksimum 15,44 Hp. Torsi
tertinggi yang dihasilkan dari pengujian menggunakan dynotest yaitu pada
bahan bakar pertalite 18,77 N.m pada putaran mesin 4659 rpm sedangkan
pada penggunaan bahan bakar pertamax torsi tertinggi yang didapat yaitu
12,64 pada putaran mesin 4330 rpm. Pada pengujian konsumsi bahan bakar

9
dapat diketahui bahwa bahan bakar jenis pertamax cenderung lebih irit
dibandingkan dengan bahan bakar jenis pertalite.
Agus Supriyanto, Hasan Maksum, Dwi Sudarno Putra (2017) Perbandingan
Penggunaan Berbagai Jenis Bahan Bakar Terhadap Emisi Gas Buang Pada
Sepeda Motor 4 Langkah berisi tentang Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan berbagai jenis bahan bakar pada sepeda motor Yamaha
Vixion 2012 dengan menggunakan bahan bakar Pertamax 92 menghasilkan
rata-rata CO dan HC setiap tingkatan putaran sebesar 0,17 % dan 6,78 Ppm
setelah diberi perlakuan dengan mengganti bahan bakar Premium, Pertalite,
dan Pertamax Turbo didapatkan rata-rata CO yang dihasilkan masing-
masing bahan bakar uji setiap tingkatan putaran adalah 0,27 (%), 0,18 (%),
dan 0,14 (%) dan rata-rata HC yang dihasilkan masing-masing bahan bakar
uji setiap putaran adalah 10,33 Ppm, 3,56 Ppm, dan 6,67 Ppm. Berdasarkan
analisa data CO dan HC pada sepeda motor Yamaha Vixion tahun 2012
menggunakan bahan bakar Premium terjadi peningkatan CO sebesar 58,8 %
dan HC sebesar 52,4 %, bahan bakar Pertalite terjadi peningkatan CO
sebesar 5,9 % dan HC terjadi penurunan sebesar 47,5 %, dan bahan bakar
Pertamax Turbo terjadi penurunan CO sebesar 17,6 % dan HC sebesar 1,6
%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan bakar uji terbaik adalah bahan
bakar Pertamax Turbo, karena terjadi penurunan CO dan HC disetiap
putaran mesin

10
BAB III
METODE PENGUJIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN


Guna untuk menyelesaikan tugas penelitian konsumsi bahan bakar terhadap
kendaraan bermotor pada mata kuliah Praktek Performansi Mesin. Maka
dilaksanakan pratikum pada tanggal 2 April 2022 di Laboratorium Otomotif
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Pancasakti Tegal beralamat
Jalan Halmahera No . KM 01, Mintaragen, Kec Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa
Tengah 52121

Gambar 4. Peta Lokasi Universitas Pancasakti Tegal

11
B. METODE PENELITIAN
Tujuan penelitian, adalah mengetahui jumlah konsumsi bahan bakar
saat motor bensin digunakan,selain itu juga untuk mengetahui emisi gas buang
pada campuran bahan bakar yang digunakan.
Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Dengan obyek
utama penelitian utama adalah motor bakar 4 langkah yaitu Honda Kharisma.
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan bakar
Pertamax turbo, Pertamax serta Pertalite dan tambahan alat Tachometer untuk
mengetahui berapa putaran mesin, gas analyzer yang digunakan untuk menguji
emisi gas buang kendaraan motor bensin. Variabel-variabel pada penelitian ini
diantaranya yaitu untuk variable bebas adalah campuran bahan bakar yang diuji
dengan volume uji sama yaitu sebanyak 10 ml, sedangkan untuk variable
terikatnya adalah hasil pengujian emisi yang ditunjukan oleh alat gas analyzer
berupa jumlah persentase zat CO,HC,NOX,O2,CO2
Untuk penelitian yang telah dilaksanakan 3 kali percobaan disetiap
campuran bahan bakar dan dicatat waktunya.

Gambar 5. Diagram Alur Penelitian

12
C. PROSEDUR PENELITIAN
1. Alat uji digunakan dapat berupa mesin sepeda motor atau engine stand
mobil
2. Menyiapkan komposisi campuran bahan bakar yang akan diujikan
3. Memastikan semua komponen mesin dalam keadaan baik
4. Mengisi bahan bakar pada volume pada gelas ukur sebanyak 100 ml sesuai
dengan urutan campuran yang diujikan
5. Mencatat waktu yang dibutuhkan per 10 ml dalam proses konsumsi bahan
bakar dari variasi campuran pertalite, pertamax dan pertamax turbo
6. Mencatat waktu yang dibutuhkan dalam konsumsi bahan bakar.

D. METODE PENGUMPULAN DATA


Pada penelitian ini mengunakan metode eksperimen dengan percobaan
sebanyak 3 kali setiap campuran bahan bakar. Untuk perhitungan dalam analisa
percobaan tersebut adalah dengan menggunakan rumus konsumsi bahan bakar
yaitu

𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒖𝒋𝒊𝒌𝒂𝒏(𝒎𝒍)


𝑺𝒇 =
𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝟏𝟎 𝒎𝒍(𝒔)

Dimana:
Waktu = Waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan 10 ml tiap percobaan
sebanyak 3 kali

13
BAB IV
METODE PENGUJIAN

A. DATA HASIL PENGUJIAN


a. Pertalite Murni
Campuran Volume Jumlah Zat
Uji
Bahan Waktu(t) FC(cc/menit)
Coba diuji HC CO(%) CO2(%) O2(%.λ) NO(ppm)
Bakar
1 10 2,28 956 6,02 7,7 3,52 45 4,39
2 Pertalite 10 2,33 1094 5,89 7,8 3,88 47 4,29
3 10 2,4 978 6,3 7,7 3,78 48 4,17
Rata-Rata 2,34 1009,33 6,070 7,733 3,727 46,66667 4,28
Tabel 2. Konsumsi Bahan Bakar Pertalite Murni

Konsumsi Bahan Bakar Pertalite pada tiap


percobaan
4.25
4.23
4.20 4.20
4.15

4.10 4.11

4.05

4.00
1 2 3

Gambar 6. Grafik Konsumsi Pertalite Murni

b. Campuran Pertalite dan Pertamax

Uji Campuran Bahan Volume Jumlah Zat


Waktu(t) FC(cc/menit)
Coba Bakar diuji HC CO(%) CO2(%) O2(%.λ) NO(ppm)
1 10 2,55 1321 6,6 6,7 4,92 61 3,92
Pertalite+Pertamax
2 10 2,41 867 5,01 5,3 8,66 30 4,15
(50%:50%)
3 10 2,16 11,5 6,06 6,4 6,44 39 4,63
Rata-Rata 2,37 733,17 5,89 6,133 6,673 43,33 4,23

Tabel 3. Konsumsi Bahan Bakar Campuran Pertalite+Pertamax (50:50)

14
Uji Campuran Bahan Volume Jumlah Zat
Waktu(t) FC(cc/menit)
Coba Bakar diuji HC CO(%) CO2(%) O2(%.λ) NO(ppm)
1 10 2,46 1292 6,63 6,1 6,78 39 4,07
Pertalite+Pertamax
2 (70%:30%)
10 2,58 1395 5,15 4,8 9,13 38 3,88
3 10 2,28 1177 4,43 4,1 11,39 31 4,39
Rata-Rata 2,44 1288,00 5,403 5,000 9,100 36 4,11

Tabel 4. Konsumsi Bahan Bakar Campuran Pertalite+Pertamax (70:30)

Uji Campuran Bahan Volume Jumlah Zat


Waktu(t) FC(cc/menit)
Coba Bakar diuji HC CO(%) CO2(%) O2(%.λ) NO(ppm)
1 10 2,43 828 3,96 4,2 13,67 31 4,12
Pertalite+Pertamax
2 10 2,49 1354 4,42 4,4 13,28 29 4,02
(60%:40%)
3 10 2,24 676 2,12 2,4 17,78 16 4,46
Rata-Rata 2,39 952,67 3,500 3,667 14,910 25,33333

Tabel 5. Konsumsi Bahan Bakar Campuran pertalite+pertamax (60:40)

Rata-Rata Konsumsi Bahan Bakar


Campuran Pertalite+Pertamax
4.25
4.23
4.20 4.20

4.15

4.10 4.11

4.05

4.00
50:50 60:40 70:30

Gambar 7. Grafik Konsumsi Bahan Bakar Campuran Pertalite dan Pertamax

15
c. Campuran Pertalite dan Pertamax Turbo

Uji Campuran Bahan Volume Jumlah Zat


Waktu(t) FC(cc/menit)
Coba Bakar diuji HC CO(%) CO2(%) O2(%.λ) NO(ppm)
1 10 2,52 972 4,25 4 10,81 30 3,968
Pertalite+Pertamax
2 10 2,25 1422 4,89 4,3 9,82 41 4,444
Turbo (50%:50%)
3 10 3,05 1658 6,83 6 7,89 46 3,279
Rata-Rata 2,61 1350,67 5,323 4,767 9,507 39 3,897

Tabel 6. Konsumsi Bahan Bakar Campuran pertalite+pertamax turbo (50:50)

Uji Campuran Bahan Volume Jumlah Zat


Waktu(t) FC(cc/menit)
Coba Bakar diuji HC CO(%) CO2(%) O2(%.λ) NO(ppm)
1 10 3,27 1130 4,63 4,4 11,98 27 3,058
Pertalite+Pertamax
2 10 2,34 1550 5,93 5,1 8,36 45 4,274
Turbo(60%:40%)
3 10 2,34 1218 4,77 4,3 11,04 36 4,274
Rata-Rata 2,65 1299,33 5,110 4,600 10,460 36 3,868

Tabel 7. Konsumsi Bahan Bakar Campuran pertalite+pertamax turbo (40:60)

Uji Campuran Bahan Volume Jumlah Zat


Waktu(t) FC(cc/menit)
Coba Bakar diuji HC CO(%) CO2(%) O2(%.λ) NO(ppm)
1 10 3,09 942 4,02 4 11,44 23 3,236
Pertalite+Pertamax
2 10 3,07 1295 4,45 4,2 10,76 36 3,257
Turbo(70%:30%)
3 10 3,3 1319 3,99 4,2 10,71 38 3,030
Rata-Rata 3,15 1185,33 4,153 4,13 10,97 32,33 3,2

Tabel 8. Konsumsi Bahan Bakar Campuran pertalite+pertamax turbo (70:30)

Rata-Rata Konsumsi Bahan


Bakar Campuran
Pertalite+Pertamax Turbo
6.00
4.00 3.90 3.87
3.17
2.00
0.00
50:50 60:40 70:30

Gambar 8. Grafik Konsumsi Bahan Bakar Campuran Pertalite dan Pertamax


Turbo

16
B. ANALISA

Berdasarkan hasil uji yang sudah dilakukan didapatkan hasil yaitu


rata-rata konsumsi bahan bakar yang dihasilkan pada saat campuran
pertalite dan pertamax turbo dengan perbandingan 50%:50% didapatkan
konsumsi bahan bakar sebanyak 3.90 cc/menit ,perbandingan pertalite dan
pertamax turbo dengan perbandingan 70%: 30% didapatkan konsumsi
bahan bakar sebanyak 3.87 cc/menit,sedangkan untuk perbandingan
pertalite dan pertamax turbo 60% :40 % didapatkan konsumsi bahan bakar
sebanyak 3.2 cc/ml.Dengan untuk emisi gas buang rata-rata steiap campuran
yaitu dengan nilai HC= 1278.44 ppm,CO=4.86%,CO2=4.5 % ,O2=10.31%
serta NO 35.78 ppm .

Berdasarkan hasil uji yang sudah dilakukan didapatkan hasil yaitu


rata-rata konsumsi bahan bakar yang dihasilkan pada saat campuran
pertalite dan pertamax dengan perbandingan 50%:50% didapatkan
konsumsi bahan bakar sebanyak 4.23 cc/menit ,perbandingan pertalite dan
pertamax dengan perbandingan 70%: 30% didapatkan konsumsi bahan
bakar sebanyak 4.11 cc/menit,sedangkan untuk perbandingan pertalite dan
pertamax 60% :40% didapatkan konsumsi bahan bakar sebanyak 4.20
cc/ml.Dengan untuk emisi gas buang rata-rata steiap campuran yaitu dengan
nilai HC=991.28 ppm,CO=4.93%,CO2=4.93 % ,O2=10.23% serta NO 34.89
ppm .

Berdasarkan hasil uji yang sudah dilakukan didapatkan hasil yaitu


rata-rata konsumsi bahan bakar yang dihasilkan pada saat menggunakan
pertalite murni didapatkan konsumsi bahan bakar sebanyak 4.28 cc/ml
Dengan untuk emisi gas buang rata-rata steiap campuran yaitu dengan nilai
HC=10009.33 ppm,CO=6.0%,CO2=7.73 % ,O2=3.7% serta NO 46.66 ppm
.

17
Perbandingan Konsumsi Bahan
Bakar tiap campuran
4.28
4.18

3.65

PERTAMAX+PERTALITE PERTAMAX PERTALITE MURNI


TURBO+PERTALITE

Gambar 9. Grafik Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar

Berdasarkan data grafik diatas menunjukan bahwa campuran


pertalite+pertamax turbo merupakan campuran bahan bakar yang irit digunakan
dikarenakan dengan konsumsi bahan bakar adalah 3.65 cc/menit lebih sedikit
disbanding campuran pertamax +pertalite dengan pertalite murni. Dalam keadaan
demikian di pengaruhi oleh bilangan oktan yang menyebabkan pembakaran yang
sempurna pada ruang bakar dimana pertamax turbo memiliki nilai oktan lebih tinggi
dibandingan pertamax dan pertalite.

PERBANDINGAN RATA-RATA KADAR HC


TIAP BAHAN BAKAR
1400.0
1278.4
1200.0

1000.0 991.3 1009.3

800.0

600.0

400.0

200.0

0.0
Pertamax+pertalite pertamax turbo+pertalite Pertalite murni

Gambar 10. Grafik Perbandingan Kadar Emisi HC Tiap Bahan Bakar

18
PERBANDINGAN RATA-RATA KADAR CO TIAP
BAHAN BAKAR
7.00

6.00 6.07

5.00 4.93 4.86


4.00

3.00

2.00

1.00

0.00
Pertamax+pertalite pertamax turbo+pertalite Pertalite murni

Gambar 11. Grafik Perbandingan Kadar Emisi CO Tiap Bahan Bakar

Berdasarkan Peraturan Kementerian Hidup Peraturan Menteri Lingkungan Hidup


No.5/MENLH/8/2006 Tentang Ambang Batas Emisi menyebutkan bahwa untuk
sepeda motor 4 langkah memiliki ambang batas yaitu kadar zat HC(Hidrokarbon)
sebesar 2400 ppm dan untuk kadar CO 5.5%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari percobaan terebut diambil rata-rata
kadar HC dan CO pada setiap campuran bahan bakar yang tertera diatas yaitu antara
lain untuk kadar HC campuran Pertamax dan Pertalite sebesar 1278,4 ppm dan
kadar CO sebesar 6.07%. Untuk campuran Pertamax Turbo dan Pertalite kadar HC
sebesar 991.3 ppm dan kadar CO sebesar 4.93%.Sedangkan untuk penggunaan
Pertalite murni menghasilkan kadar HC sebesar 1009.3 ppm dan untuk kadar CO
tidak terlalu jauh dengan campuran Pertamax Turbo dan Pertalite yaitu sebesar
4.86%
Dari data diatas tersebut juga menunjukan untuk ketiga campuran bahan
bakar tersebut bisa dikatakan ramah lingkungan dikarenakan tidak melebih ambang
batas emisi yang sudah ditetapkan.

19
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Terdapat perbedaan konsumsi bahan bakar antara campuran Pertamax
Turbo dan Pertalite, Pertamax dan Pertalite dan juga Pertalite murni. Hal
ini dibuktikan oleh hasi rata-rata konsumsi bahan bakar 100 ml campuran
Pertamax Turbo dan Pertalite sebesar 3.65 cc/menit,campuran bahan bakar
100 ml Pertamax dan Pertalite sebesar 4.18 cc/menit dan 100 ml Pertalite
Murni sebesar 4.28 cc/menit.
2. Terdapat perbedaan emisi gas buang hidrokarbon dan kadar karbon
monoksida yang dihasilkan dengan nilai rata-rata antara lain kadar HC
campuran Pertamax dan Pertalite sebesar 1278,4 ppm dan kadar CO
sebesar 6.07%. Untuk campuran Pertamax Turbo dan Pertalite kadar HC
sebesar 991.3 ppm dan kadar CO sebesar 4.93%.Sedangkan untuk
penggunaan Pertalite murni menghasilkan kadar HC sebesar 1009.3 ppm
dan untuk kadar CO tidak terlalu jauh dengan campuran Pertamax Turbo
dan Pertalite yaitu sebesar 4.86%. Dan untuk ketiga campuran bahan bakar
tersebut menghasilkan emisi masih dibawah ambang batas yang sudah
ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.

B. SARAN
1. Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat ditinjau dari pengaruhnya
terhadap perfoansi perlu penelitian lebih lanjut tentang pengaaruh kadar
campuran pertalite murni, campuran Pertalite dan Pertamax Turbo dan
juga Pertalite dengan Pertamax dengan menggunakan engine lebih dari
satu jenis dan juga menentukan putaran mesin sebelum melakukan
pengujian.
2. Pengujian sebaiknya dilakukan di tempat yang memang ahli dan di juga
didampingi intrukstur yang sudah ahli dalam bidang tersebut untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya human eror

20
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Gurnit, Bambang Sudarmanta. 2016. Pengaruh Ignition Timing Mapping Terhadap
Unjuk Kerja Dan Emisi Engine Sinjai 650 cc Berbahan Bakar Pertalite Ron 90.
Fintas Afan Agrariksa. 2013. Uji Performansi Motor bakar Bensin (On Chassis)
Menggunakan Campuran Premium dan Etanol. Fakultas Teknologi Pertanian-
Universitas Brawijaya.
I Wayan Budi Artawan, I.G.B. Wijaya Kusuma, Dan I.W. Bandem Adnyana (2016).
Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Pertalite Terhadap Unjuk Kerja Daya, Torsi,
Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Bertransmisi Otomatis. Fakultas
Teknik Udayana.
Pt. Pertamina Indonesia. 2015. Pengertian Dan Keunggulan Bahan Bakar Pertalite. Jakarta
Indonesia.
Pasek Nara Wiryawan. 2017. Pengaruh Perbandingan Penggunaan Bahan Bakar Gas LPG
Dan Bahan Bakar Pertalite Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin 4 Pada
Motor Honda Supra Fit.
Tinus Ginting. (2017). Analisa Pengaruh Campuran Premium Dengan Kapur Barus
(Naphthalene) Terhadap Emisi Gas Buang Pada Mesin Supra X 125 Cc. Akademi
Teknologi Industri Imanuel Medan
Team toyota. 1995. NEW STEP 1 : Training Manual. Jakarta : Toyota Astra Motor PT.
Team toyota. (1995). Toyota Service Training New Step 2. Jakarta: PT. Toyota Astra
Motor.
Team toyota. (2001). Training Manual Intermediate 2. Jakarta: PT. Astra Daihatsu Motor.

21
LAMPIRAN

22
23
24

Anda mungkin juga menyukai