OLEH:
Hari :
Tanggal :
Disahkan Oleh :
Dosen Praktek Perfomansi Mesin
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................................................ v
A. DASAR TEORI........................................................................................ 3
iii
C. PROSEDUR PENELITIAN ................................................................... 13
B. ANALISA .............................................................................................. 17
A. KESIMPULAN ...................................................................................... 20
B. SARAN .................................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 21
LAMPIRAN ...................................................................................................... 22
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Karburator
Gambar 2. Alat Smoke Tester
Gambar 3. Alat Gas Analyzer Tester
Gambar 4. Peta Lokasi Universitas Pancasakti Tegal
Gambar 5. Diagram Alur Penelitian
Gambar 6. Grafik Konsumsi Pertalite Murni
Gambar 7. Grafik Konsumsi Bahan Bakar Campuran Pertalite dan Pertamax
Gambar 8. Grafik Konsumsi Bahan Bakar Campuran Pertalite dan Pertamax Turbo
Gambar 9. Grafik Perbandingan Konsumsi Bahan Bakar
Gambar 10. Grafik Perbandingan Kadar Emisi HC Tiap Bahan Bakar
Gambar 11. Grafik Perbandingan Kadar Emisi CO Tiap Bahan Bakar
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
B. TUJUAN
Dalam kegiatan memiliki tujuan antara lain :
1. Untuk memahami cara kerja sistem mesin pengujian motor bensin dengan
berbagai pengaturan yang sesuai sasaran diinginkan;
2. Untuk menentukan karakteristik sistem pembakaran dari mesin motor
bensin ;
3. Untuk mengetahui konsumsi bahan bakar ;
C. RUMUSAN MASALAH
1. Tujuan Pengujian.
2. Prosedur Pengujian yang dilakukan.
3. Jelaskan langkah-langkah dalam pengambilan data
4. Jelaskan kesimpulan hasil pengujian
2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. DASAR TEORI
a) Bahan Bakar Bensin
Bensin adalah cairan campuran yang berasal dari minyak bumi dan
sebagian besar tersusun dari hidrokarbon serta digunakan sebagai bahan
bakar dalam mesin pembakaran dalam. Karena merupakan campuran
berbagai bahan, daya bakar bensin berbeda-beda menurut komposisinya.
Ukuran daya bakar ini dapat dilihat dari bilangan oktan setiap campuran.
Angka oktan bensin dapat dinyatakan dalam tiga jenis, yaitu Angka Oktan
Riset (Reserch Octane Number-RON), Angka Oktan Motor (Motor Octane
Number) dan Distribusi Angka Oktan (Octane Number Distribution).
Bensin yang baik mempunyai nilai RON dan MON yang tinggi, sensitivitas
yang rendah dan distribusi angka oktan yang homogen. Umumnya
kendaraan di Indonesia saat ini menggunakan beberapa pilihan jenis bahan
bakar pertamina untuk motor bensin antara lain : Pertamax turbo, Pertamax,
Pertalite. Masing-masing jenis bahan bakar tersebut memiliki nilai oktan
yang berbeda. Angka oktan menunjukan berapa besar tekanan maksimum
yang dapat diberikan di dalam mesin sebelum bensin terbakar spontan. Pada
tekanan tertentu bahan bakar akan menyala seiring adanya tekanan pada
piston yang menaikan temperature didalam silinder. Penyalaan yang baik
disebabkan dari pengapian busi. Oleh sebab itu dengan penggunaan bahan
bakar yang sesuai dengan perbandingan kompresi yang tepat untuk mesin
yang digunakan, diharapkan akan mengoptimalkan kinerja mesin ,
mengurangi kerusakan dan yang lebih penting lagi akan dapat
mengefisienkan penggunaan bahan bakar.
Dalam hal ini penggunaan bahan bakar dapat atau diartikan sebagai
konsumsi bahan bakar dapat dihitung dengan rumus:
3
𝝆 𝒙 𝒗𝒇 𝒙 𝟏𝟎−𝟑 𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒖𝒋𝒊𝒌𝒂𝒏(𝒎𝒍)
𝑺𝒇 = 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑺𝒇 =
𝒕𝒇 𝑾𝒂𝒌𝒕𝒖 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒅𝒊𝒃𝒖𝒕𝒖𝒉𝒌𝒂𝒏 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝟏𝟎 𝒎𝒍(𝒔)
Dimana :
𝐤𝐠
𝒎𝒇 = 𝐊𝐨𝐧𝐬𝐮𝐦𝐬𝐢 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐫 ( )
𝐣𝐚𝐦
𝝆 = 𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝒋𝒆𝒏𝒊𝒔 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝒃𝒂𝒌𝒂𝒓
𝒗𝒇 = 𝐕𝐨𝐥𝐮𝐦𝐞 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐮𝐣𝐢(𝐦𝐥)
𝐭𝐟 = 𝐖𝐚𝐤𝐭𝐮 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐡𝐚𝐛𝐢𝐬𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐤𝐚𝐫 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢𝐮𝐣𝐢(𝐬)
4
4. Charcoal canister
Fungsi charcoal canister adalah sebagai penampung uap bensin dari
dalam tanki untuk selanjutnya disalurkan kedalam mesin.
5. Selang Bensin
Fungsi selang bensin adalah sebagai jalur mengalirnya bensin dari tanki
ke karburator. Selang ini berbahan mika yang kuat namun getas.
Sehingga mesin ringan, selang ini mudah pecah.
6. Karburator
Gambar 1. Karburator
5
akan menutup suplai bensin. Sementara pompa bensin terus memompa
bensin. Sehingga akan terjadi penumpukan bensin, untuk mengatasi itu
dibuatlah selang pengembali yang akan mengalirkan kembali bensin dari
karburator kedalam tank
6
C. Uji Emisi Gas Buang
Adapun pengujian emisi gas buang dikarenakan sangat berbahanya zar
yang terkandung pada emisi gas buang tersebut baik dampak buruk pada badan
manusia, Emisi gas buang tersebut sangat berbahaya juga dengan lingkungan
maka uji emisi gas buang ini dilaksanakan.Dasar Hukum tentang pengujian
emisi gas buang antara lain yaitu Undang-undang No. 22 Tahun 2009 Tentang
Lalu lintas dan Angkutan Jalan, Undang-undang No. 32 Tahun 2009 Tentang
perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup serta Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No.5/MENLH/8/2006 tentang Ambang Batas Emisi Gas
Buang Kendaraan Bermotor.
Menurut pasal 2 Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
menyatakan bahwa maksud dan tujuan pelaksanaan uji emisi gas buang yaitu ;
1. Memberikan kepastian hukum terhadap pemenuhan persyaratan laik
jalan Kendaraan Bermotor
2. Mendukung terwujudnya kelestarian lingkungan dari kemungkinan
pencemaran yang diakibatkan oleh penggunaan Kendaraan bermotor
dijalan
3. Memberikan pelayanan umum kepada masyarakat.
Dengan pengujian emisi gas buang ini diharapkan dampak buruk dari
emisi tersebut dapat diminimalisir. Melalui ambang batas yang sudah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.5/MENLH/8/2006,
berikut merupakan ambang batas yang sudah ditetapkan.
7
Tabel 1. Ambang Batas Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor
Untuk Alat yang digunakan untuk menguji emisi gas buang kendaraan
dibagi 2 dengan membedakan bahan bakar kendaraan yang digunakan yaitu
untuk pengujian emisi gas buang dengan bahan bakar bensin yaitu dengan
menggunakan alat uji gas analyzer cara kerja alat uji ini yaitu dengan mengecek
kadar zat CO(Karbon Monoksida) dan HC(Hidrokarbon). Sedangkan untuk
pengujian emisi gas buang untuk kendaraan berbahan bakar solar yaitu
menggunakan smoke tester cara kerja alat tersebut adalah dengan mengukur
ketebalan asap dari gas buang tersebut.
8
Gambar 3. Alat gas analyzer tester
D. TINJAUAN PUSTAKA
I.K. Suka Arimbawa, I.N. Pasek Nugraha, K. Rihendra Dantes (2019)
Analisis Pengaruh Campuran Bahan Bakar Pertalite Dengan Naphthalene
Terhadap Konsumsi Bahan Bakar, Torsi Dan Daya Pada Sepeda Motor 4
Langkah Berisi tentang Penelitian pengaruh campuran bahan bakar pertalite
dengan Naphthalene terhadap konsumsi bahan bakar, torsi dan daya pada
sepeda motor 4 langkah. Dari penelitian ini didapatkan hasil, Campuran
bahan bakar 1 liter pertalite dengan 10 gram Naphthalene terbaik untuk
konsumsi bahan bakar, torsi dan daya dibandingkan bahan bakar pertalite
murni dan campuran 1 liter pertalite dengan 5 gram Naphthalene
Miftahul Zamroni Dwi Sutrisno (2021) Analisis Perbandingan Bahan Bakar
Jenis Pertalite Dan Pertamax Terhadap Kinerja Motor 4 Langkah berisi
tentang pengaruh penggunaan bahan bakar jenis pertalite dan pertamax
terhadap kinerja motor 4 langkah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya
maksimum yang diperoleh dari pengujian bahan bakar pertalite 15,62 Hp
pada putaran mesin 9000 rpm sedangkan pada putaran mesin yang sama
bahan bakar pertamax memperoleh daya maksimum 15,44 Hp. Torsi
tertinggi yang dihasilkan dari pengujian menggunakan dynotest yaitu pada
bahan bakar pertalite 18,77 N.m pada putaran mesin 4659 rpm sedangkan
pada penggunaan bahan bakar pertamax torsi tertinggi yang didapat yaitu
12,64 pada putaran mesin 4330 rpm. Pada pengujian konsumsi bahan bakar
9
dapat diketahui bahwa bahan bakar jenis pertamax cenderung lebih irit
dibandingkan dengan bahan bakar jenis pertalite.
Agus Supriyanto, Hasan Maksum, Dwi Sudarno Putra (2017) Perbandingan
Penggunaan Berbagai Jenis Bahan Bakar Terhadap Emisi Gas Buang Pada
Sepeda Motor 4 Langkah berisi tentang Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penggunaan berbagai jenis bahan bakar pada sepeda motor Yamaha
Vixion 2012 dengan menggunakan bahan bakar Pertamax 92 menghasilkan
rata-rata CO dan HC setiap tingkatan putaran sebesar 0,17 % dan 6,78 Ppm
setelah diberi perlakuan dengan mengganti bahan bakar Premium, Pertalite,
dan Pertamax Turbo didapatkan rata-rata CO yang dihasilkan masing-
masing bahan bakar uji setiap tingkatan putaran adalah 0,27 (%), 0,18 (%),
dan 0,14 (%) dan rata-rata HC yang dihasilkan masing-masing bahan bakar
uji setiap putaran adalah 10,33 Ppm, 3,56 Ppm, dan 6,67 Ppm. Berdasarkan
analisa data CO dan HC pada sepeda motor Yamaha Vixion tahun 2012
menggunakan bahan bakar Premium terjadi peningkatan CO sebesar 58,8 %
dan HC sebesar 52,4 %, bahan bakar Pertalite terjadi peningkatan CO
sebesar 5,9 % dan HC terjadi penurunan sebesar 47,5 %, dan bahan bakar
Pertamax Turbo terjadi penurunan CO sebesar 17,6 % dan HC sebesar 1,6
%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan bakar uji terbaik adalah bahan
bakar Pertamax Turbo, karena terjadi penurunan CO dan HC disetiap
putaran mesin
10
BAB III
METODE PENGUJIAN
11
B. METODE PENELITIAN
Tujuan penelitian, adalah mengetahui jumlah konsumsi bahan bakar
saat motor bensin digunakan,selain itu juga untuk mengetahui emisi gas buang
pada campuran bahan bakar yang digunakan.
Pada penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Dengan obyek
utama penelitian utama adalah motor bakar 4 langkah yaitu Honda Kharisma.
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan bakar
Pertamax turbo, Pertamax serta Pertalite dan tambahan alat Tachometer untuk
mengetahui berapa putaran mesin, gas analyzer yang digunakan untuk menguji
emisi gas buang kendaraan motor bensin. Variabel-variabel pada penelitian ini
diantaranya yaitu untuk variable bebas adalah campuran bahan bakar yang diuji
dengan volume uji sama yaitu sebanyak 10 ml, sedangkan untuk variable
terikatnya adalah hasil pengujian emisi yang ditunjukan oleh alat gas analyzer
berupa jumlah persentase zat CO,HC,NOX,O2,CO2
Untuk penelitian yang telah dilaksanakan 3 kali percobaan disetiap
campuran bahan bakar dan dicatat waktunya.
12
C. PROSEDUR PENELITIAN
1. Alat uji digunakan dapat berupa mesin sepeda motor atau engine stand
mobil
2. Menyiapkan komposisi campuran bahan bakar yang akan diujikan
3. Memastikan semua komponen mesin dalam keadaan baik
4. Mengisi bahan bakar pada volume pada gelas ukur sebanyak 100 ml sesuai
dengan urutan campuran yang diujikan
5. Mencatat waktu yang dibutuhkan per 10 ml dalam proses konsumsi bahan
bakar dari variasi campuran pertalite, pertamax dan pertamax turbo
6. Mencatat waktu yang dibutuhkan dalam konsumsi bahan bakar.
Dimana:
Waktu = Waktu yang dibutuhkan untuk menghabiskan 10 ml tiap percobaan
sebanyak 3 kali
13
BAB IV
METODE PENGUJIAN
4.10 4.11
4.05
4.00
1 2 3
14
Uji Campuran Bahan Volume Jumlah Zat
Waktu(t) FC(cc/menit)
Coba Bakar diuji HC CO(%) CO2(%) O2(%.λ) NO(ppm)
1 10 2,46 1292 6,63 6,1 6,78 39 4,07
Pertalite+Pertamax
2 (70%:30%)
10 2,58 1395 5,15 4,8 9,13 38 3,88
3 10 2,28 1177 4,43 4,1 11,39 31 4,39
Rata-Rata 2,44 1288,00 5,403 5,000 9,100 36 4,11
4.15
4.10 4.11
4.05
4.00
50:50 60:40 70:30
15
c. Campuran Pertalite dan Pertamax Turbo
16
B. ANALISA
17
Perbandingan Konsumsi Bahan
Bakar tiap campuran
4.28
4.18
3.65
800.0
600.0
400.0
200.0
0.0
Pertamax+pertalite pertamax turbo+pertalite Pertalite murni
18
PERBANDINGAN RATA-RATA KADAR CO TIAP
BAHAN BAKAR
7.00
6.00 6.07
3.00
2.00
1.00
0.00
Pertamax+pertalite pertamax turbo+pertalite Pertalite murni
19
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Terdapat perbedaan konsumsi bahan bakar antara campuran Pertamax
Turbo dan Pertalite, Pertamax dan Pertalite dan juga Pertalite murni. Hal
ini dibuktikan oleh hasi rata-rata konsumsi bahan bakar 100 ml campuran
Pertamax Turbo dan Pertalite sebesar 3.65 cc/menit,campuran bahan bakar
100 ml Pertamax dan Pertalite sebesar 4.18 cc/menit dan 100 ml Pertalite
Murni sebesar 4.28 cc/menit.
2. Terdapat perbedaan emisi gas buang hidrokarbon dan kadar karbon
monoksida yang dihasilkan dengan nilai rata-rata antara lain kadar HC
campuran Pertamax dan Pertalite sebesar 1278,4 ppm dan kadar CO
sebesar 6.07%. Untuk campuran Pertamax Turbo dan Pertalite kadar HC
sebesar 991.3 ppm dan kadar CO sebesar 4.93%.Sedangkan untuk
penggunaan Pertalite murni menghasilkan kadar HC sebesar 1009.3 ppm
dan untuk kadar CO tidak terlalu jauh dengan campuran Pertamax Turbo
dan Pertalite yaitu sebesar 4.86%. Dan untuk ketiga campuran bahan bakar
tersebut menghasilkan emisi masih dibawah ambang batas yang sudah
ditetapkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup.
B. SARAN
1. Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat ditinjau dari pengaruhnya
terhadap perfoansi perlu penelitian lebih lanjut tentang pengaaruh kadar
campuran pertalite murni, campuran Pertalite dan Pertamax Turbo dan
juga Pertalite dengan Pertamax dengan menggunakan engine lebih dari
satu jenis dan juga menentukan putaran mesin sebelum melakukan
pengujian.
2. Pengujian sebaiknya dilakukan di tempat yang memang ahli dan di juga
didampingi intrukstur yang sudah ahli dalam bidang tersebut untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya human eror
20
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Gurnit, Bambang Sudarmanta. 2016. Pengaruh Ignition Timing Mapping Terhadap
Unjuk Kerja Dan Emisi Engine Sinjai 650 cc Berbahan Bakar Pertalite Ron 90.
Fintas Afan Agrariksa. 2013. Uji Performansi Motor bakar Bensin (On Chassis)
Menggunakan Campuran Premium dan Etanol. Fakultas Teknologi Pertanian-
Universitas Brawijaya.
I Wayan Budi Artawan, I.G.B. Wijaya Kusuma, Dan I.W. Bandem Adnyana (2016).
Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Pertalite Terhadap Unjuk Kerja Daya, Torsi,
Dan Konsumsi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Bertransmisi Otomatis. Fakultas
Teknik Udayana.
Pt. Pertamina Indonesia. 2015. Pengertian Dan Keunggulan Bahan Bakar Pertalite. Jakarta
Indonesia.
Pasek Nara Wiryawan. 2017. Pengaruh Perbandingan Penggunaan Bahan Bakar Gas LPG
Dan Bahan Bakar Pertalite Terhadap Unjuk Kerja Motor Bakar Bensin 4 Pada
Motor Honda Supra Fit.
Tinus Ginting. (2017). Analisa Pengaruh Campuran Premium Dengan Kapur Barus
(Naphthalene) Terhadap Emisi Gas Buang Pada Mesin Supra X 125 Cc. Akademi
Teknologi Industri Imanuel Medan
Team toyota. 1995. NEW STEP 1 : Training Manual. Jakarta : Toyota Astra Motor PT.
Team toyota. (1995). Toyota Service Training New Step 2. Jakarta: PT. Toyota Astra
Motor.
Team toyota. (2001). Training Manual Intermediate 2. Jakarta: PT. Astra Daihatsu Motor.
21
LAMPIRAN
22
23
24