Anda di halaman 1dari 11

Majalah Ilmiah STTR Cepu

ISSN 1693 - 7066

Studi Eksperimen Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium Dengan Bioetanol Nira
Siwalan Terhadap Performa Motor 4 Langkah
Sarjono *) Febrian Eka Adi Putra**)
*)

Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin STTR Cepu


Mahasiswa S1 Jurusan Teknik Mesin STTR Cepu
Jl. Kampus Ronggolawe Blok B No. 1. Mentul Cepu
E-Mail: smk_mh_pangle@yahoo.co.id
sarjono508@yahoo.co.id

** )

Abstrak
Penelitian Pengaruh campuran bahan bakar premium dengan bioetanol Nira siwalan Terhadap Performance
kendaraan motor 4 Tak dilatar belakangi dengan menipisnyabahan bakar fosil yang semakin hari semakin berkurang maka
diperlukan suatu bahan bakar baru yang dapat diperbarukan dengan cepat dan juga ramah lingkungan yaitu berupa
bioethanol. Bioethanol adalah alkohol yang diproduksi dari tumbuhan dengan menggunakan mikroorganisme melalui proses
fermentasi. Ada 3 kelompok bahan penghasil bioetanol yaitu nira bergula, pati, dan bahan serat. Bioethanol memiliki angka
oktan 117 atau lebih tinggi dibanding bensin yang hanya 87-88, sehingga campuran premium dengan bioetanol secara
langsung akan meningkatkan angka oktan.
Pada
penelitian
ini
variasi
campuran
bahan
bakar
biopremium
yang
dipakai
yaitu
BE5,BE10,BE15,BE20,BE25,BE30. Untuk melaksanakan pengujian performance kendaraan motor bermesin 4 langkah 1
silinder volume langkah 156,7 cc merk Honda megapro 2009, dengan campuran bahan biopremium tersebut berada di
mototech Jogya dengan menggunakan dynamometer atau dynotest kemudian range putaran mesin yang diambil yaitu antara
4500-10000 Rpm.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran biopremium BE25 pada putaran mesin 7000 rpm daya dan
torsinya maksimal sedangkan penggunaan bahan bakarnya (Sfc) paling irit (rendah).
Kata kunci : bioetanol, Nira siwalan,daya, torsi, SFC .

1.

Pendahuluan
Suatu saat bahan bakar fosil yang
ditambang dari perut bumi akan habis mengingat
bahwa bahan bakar yang tidak dapat diperbarui
(unrenewable). Minyak bumi merupakan salah
satu bahan bakar fosil, dimana suplai sudah
semakin berkurang. Hal ini yang membuktikan
bahwa cadangan minyak bumi semakin menipis.
Penggunaan bahan bakar fosil juga telah
menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.
Salah satu sumber penyumbang karbondioksida
adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan
bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak
revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu,
batu bara menjadi sumber energi dominan untuk
kemudian digantikan oleh minyak bumi pada
pertengahan abad ke-19. Sumber utama penghasil
emisi karbondioksida secara global ada 2 macam.
Pertama, pembangkit listrik bertenaga batu bara.
Kedua, pembakaran kendaraan bermotor. Emisi
gas rumah kaca harus dikurangi, jadi harus
dibangun sistem industri dan transportasi yang
tidak bergantung pada bahan bakar fosil yaitu
minyak bumi dan batubara. Maka untuk mengatasi
hal ini diperlukan sumber energi alternatif yang
dapat mengurangi penggunaan bahan bakar fosil
sekaligus dapat mengurangi emisi karbondioksida.
Salah satu sumber energi yang dapat mengurangi
penggunaan bahan bakar fosil adalah bahan bakar
nabati yaitu bioetanol.
Bioetanol adalah alkohol yang diproduksi
dari tumbuh-tumbuhan dengan menggunakan
SimetriS

mikroorganisme melalui proses fermentasi.


Pengenalan energi alternatif ini juga merupakan
upaya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar
minyak di Indonesia. Bioetanol merupakan bentuk
sumber energi alternatif yang menarik untuk
dikembangkan karena kelimpahanya di Indonesia
dan sifatnya yang dapat diperbarui. Ada 3
kelompok bahan penghasil bioetanol yaitu nira
bergula, pati, dan bahan serat. Semua bahan baku
bioethanol
itu
mudah
didapatkan
dan
dikembangkan diindonesia yang memiliki lahan
luas dan subur.
Di Indonesia saat ini, penggunaan etanol
sudah meluas. Selain digunakan sebagai campuran
premium, etanol juga digunakan dalam dunia
industri sebagai pelarut (solven) dan juga sebagai
bahan baku kimia yang lain seperti pembuatan etil
asetat.
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1. Kajian Pustaka
Agustinus Eka.P dan Amran Halim;
(2004) dalam penelitian Pembuatan Bioethanol
Dari Nira Siwalan Secara Fermentasi Fase Cair
Menggunakan Fermipan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui yield maksimum, waktu
optimum dan persen starter optimum fermentasi
nira siwalan menjadi ethanol dengan skala
laboratorium. Hasil yang diperoleh dari penelitian
ini adalah yield yang diperoleh adalah 48,6 % pada
hari ke-4 dengan persen starter 15 %. Yield yang
diperoleh belum memenuhi persyaratan hasil

Nomor : 16, Tahun 11, Januari - Juni 2013

Majalah Ilmiah STTR Cepu

ethanol yang baik sebagai alternatif bahan bakar.


Oleh karena itu, untuk mendapatkan bioethanol
yang sesuai standar, disarankan untuk melakukan
prosedur penyimpanan bahan baku dengan baik,
jangan biarkan nira siwalan terbuka bebas
sehingga terkontaminasi mikroba lain.
Yolanda j. lewerissa; (agustus 2011), dalam
penelitiannya Pengaruh campuran bahan bakar
bensin dan etanol terhadap prestasi mesin bensin,
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prestasi
mesin pada campuran bahan bakar bensin dan
etanol yang dihasilkan oleh mesin enduro XL.
untuk mengetahui prestasi mesin maka dilakukan
perhitungan daya efektif, pemakaian bahan bakar,
pemakaian bahan bakar spesifik, laju aliran massa
sebenarnya, laju aliran
massa teoritis,
perbandingan udara bahan bakar, efisiensi
volumetrik, efisiensi termal. dan juga penelitian
dilakukan pada kondisi lima variasi putaran
dengan beban konstan serta bahan bakar yang
digunakan hanya satu jenis yaitu premium (bensin)
dengan etanol 0%, 5%, 10%, 15% dan 20%. Dari
hasil pengujian bahwa rata-rata daya untuk bahan
bakar campuran lebih besar dari premium murni,
adanya kenaikan pemakaian bahan bakar seiring
dengan meningkatnya putaran karena angka oktan
campuran bahan bakar bensin dan etanol lebih
besar dibandingkan dengan bensin murni sehingga
mudah terbakar, semakin tinggi campuran bahan
bakar maka semakin rendah perbandingan udara
dengan bahan bahan bakar maka pembakaran yang
terjadi kurang sempurna masuk kedalam ruang
bakar, efisiensi thermal yang dihasilkan bahan
bakar campuran rata-rata lebih rendah dari
premium murni kecuali pada campuran 5 %. Untuk
itu prestasi mesin yang menggunakan bahan bakar
campuran lebih tinggi dari prestasi mesin yang
menggunakan bahan bakar premium.konsumsi
bahan bakar untuk bahan bakar campuran lebih
besar dibandingkan bahan bakar premium murni.
Ridho Daniel Sihaloho; (2009), dalam
penelitian Uji eksperimental perbandingan unjuk
kerja motor bakar berbahan premium dengan
campuran premium + bioetanol (GASOHOL BE-5
dan BE-10), Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui perbandingan nilai kalor, unjuk kerja,
emisi gas buang pembakaran bahan bakar premium
dengan nilai kalor, unjuk kerja, emisi gas buang
pembakaran bahan bakar campuran premium +
bioetanol (GASOHOL BE-5 dan BE-10). Dari
hasil uji menyimpulkan bahwa bahan bakar
gasohol E-5 dan BE-10 menghasilkan nilai kalor
lebih tinggi namun daya dan torsi lebih rendah
tetapi emisi gas buang yang lebih baik daripada
premium. Dimana kadar CO, CO2 dan UHC yang
dihasilkan oleh mesin berbahan bakar gasohol BE5 dan BE-10 rendah serta kadar sisa O2 tinggi.

SimetriS

ISSN 1693 - 7066

2.2. Landasan Teori


2.2.1. Motor Bakar Torak
Motor bakar Torak merupakan mesin
pembakaran dalam atau Internal Combustion
Engine (ICE) dimana pada saat sekarang ini masih
banyak digunakan untuk berbagai keperluan
terutama dibidang transportasi. Perananya
dibidang transportasi sangat besar, karena hampir
semua kendaraan terutama yang beroperasi didarat
menggunakan motor bakar torak sebagai
penggeraknya.
Motor bakar torak sendiri terbagi menjadi
dua jenis utama, yaitu motor bensin dan motor
diesel. Perbedaan yang utama terletak pada sistem
penyalaanya, bahan bakar pada motor bakar otto
dinyalakan oleh loncatan api listrik diantara kedua
elektroda busi, karena itu motor otto dinamakan
juga spark Ignition engines. Didalam motor diesel,
yang biasa juga disebut Compresion Ignition
Engines.
Didalam motor diesel, yang biasa juga
disebut Compresion Ignition Engines, terjadi
proses penyalaan sendiri, yaitu karena bahan bakar
disemprotkan kedalam silinder berisi udara yang
bertemperatur
dan
bertekanan
tinggi
(arismunandar, W.,1988, penggerak mula motor
bakar).
2.2.2. Motor bakar torak 4 langkah
Dr. N.A.Otto (1876), berhasil membuat
motor bakar dengan siklus kerja 4 langkah yang
pertama. Proses pembakaran dalam motor bakar
torak tidak terjadi secara terus-menerus, tetapi
terjadi secara periodik. Dimana sebelum terjadi
proses pembakaran berikutnya terlebih dahulu gas
hasil pembakaran harus dibuang, baru kemudian
silinder diisi lagi dengan campuran bahan bakar
dan udara segar ( pada motor Otto).

Gambar 1. Siklus motor 4 langkah


Sumber : PT. Toyota- Astra motor,1995, new step
1 training manual
Langkah yang terjadi : (1) Langkah hisap
(Intake) Terjadi pada saat gerakan piston (torak)
dari titik mati atas (TMA) menuju titik mati bawah
(TMB) akan menghasilkan tekanan yang sangat
rendah di dalam ruang silinder sehingga campuran
bahan bakar udara akan masuk mengisi silinder
melalui katup masuk yang terbuka saat langkah

Nomor : 16, Tahun 11, Januari - Juni 2013

Majalah Ilmiah STTR Cepu

ISSN 1693 - 7066

isap sampai torak meninggalkan TMB, sementara


katup buang dalam keadaan tertutup, (2) Langkah
Kompresi (Compression), Terjadi pada saat gerkan
torak dari titik mati bawah (TMB) ketitik mati atas
(TMA) setelah langkah hisap, dimana katup isap
tertutup dan katup buang tertutup (pada saat torak
hampir mencapai titik mati atas (TMA) campuran
bahan bakar dan udara segar itu dibakar), (3)
Langkah kerja (power, Terjadi pada gerakan torak
dari titik mati atas (TMA) ketitik mati bawah
(TMB) setelah kompresi dan pembakaran, dimana
katup hisap dan katup buang juga tertutup, dan (4)
Langkah buang (Exhaust), Terjadi pada gerakan
torak dari titik mati bawah (TMB) ketitik mati atas
(TMA) setelah langkah kerja dimana katup hisap
tertutup dan katup buang terbuka. Langkah
berikutnya kembali keproses langakah hisap
sehingga terjadilah siklus secara berulang.
Pada motor bakar torak gerakan bolakbalik torak digunakan untuk memutar poros engkol
sehingga gerakanya menjadi gerakan rotasi, dari
gerakan torak diatas maka terlihat bahwa satu
siklus terjaddi dua kali putaran poros dan gerakan
torak selama satu siklus adalah: TMA-TMB-TMATMB-TMA karena dalam satu siklus terjadi
gerakan 4 langkah maka motor ini disebut motor 4
langkah.
Pada siklus otto dapat digambarkan dengan
sebuah grafik P-V yang menggambarkan Proses
terjadinya langkah pemasukan bahan bakar,
kompresi, usaha atau tenaga, dan langkah buang
gas hasil pembakaran. Siklus otto sangat ideal
untuk mesin dengan kecepatan tinggi, dapat dilihat
bahwa pada saat langkah kompresi volume (V)
tetap konstan tetapi tekananya (P) naik. Bentuknya
pada diagram P-V ditunjukan pada gambar berikut:

4. Proses 3 4 adalah langkah ekspansi adiabatic


reversibel, kerja yang ditimbulkan gas panas
yang berekspansi.
5. Proses 4 1 adalah proses pembuangan panas
pada volume konstan, panas dibuang melewati
dinding ruang bakar.
6. Proses 1 0 adalah proses pembuangan kalor,
katup buang terbuka maka gas sisa pembakaran
terbuang keluar menuju ke knalpot. Proses
lengkap pada siklus diatas memerlukan empat
langkah dari torak, dua kali putaran poros
engkol. Selama proses kompresi dan ekspansi
tidak terjadi pertukaran panas, oleh karena itu
selisih panas yang masuk dengan panas yang
keluar merupakan usaha yang dihasilkan tiap
siklus.
2.2.3. Bahan Bakar
2.2.3.1. Bahan bakar Premium
Ditinjau dari sudut teknis dan ekonomis,
bahan bakar diartikan sebagai bahan yang apabila
dibakar
dapat
terus meneruskan
proses
pembakaran tersebut dengan sendirinya, disertai
dengan pengeluaran kalor. Bahan bakar dibakar
dengan tujuan untuk memperoleh kalor tersebut,
untuk digunakan baik secara langsung maupun tak
langsung.
NO
1

2
3
4
5

6
7
8

Gambar 2. Diagram P-V dan T-S


Otto ideal

pada siklus

Berikut ini sifat ideal yang dipergunakan


dan keterangan mengenai proses siklusnya yaitu :
1. Proses 0 1 adalah langkah hisap tekanan
konstan yaitu campuran bahan bakar dan udara
yang di hisap kedalam silinder.
2. Proses 1 2 adalah langkah kompresi
adiabatic reversibel yaitu campuran bahan
bakar dan udara dikompresikan.
3. Proses 2 3 adalah proses pembakaran volume
konstan, campuran udara dan bahan bakar
dinyalakan dengan bunga api.

SimetriS

9
10
11
12
13
14
15

Karakteri
stik

Hasil uji
Batasan
Satu
sampel
spesifikasi Metode
Uji
an Pool taxi Premiu
Min Maks. ASTM
gamya
m

Bilangan
Oktan
angka oktana
RON
88.1
88.1
88.0
D 2699
riset (RON)
Angka oktana
kPa
49.2
49.60
62
D 323
Tekanan uap % m/m 0.0125 0.0125
0.05
D 2622
Berat jenis
Kg/m3
739
739
715
780
D1298
pada 150C
Destilasi
D 86
10% vol.
0
C
58.0
60.5
74
penguapan
50% vol.
0
C
100.0
103.0
88
125
penguapan
90%vol.
0
C
168.0
168.0
180
penguapan
Titik didih
0
C
212.0
204.0
215
akhir
residu
% Vol
1.0
1.0
2.0
Induction
menit
360
D 525
periode
Kandungan
g/l
Nil
Nil
0.013
AAS
timbal
Washed gum Mg/100
1.5
1.0
5
D 381
ml
Korosi bilah
No.
1b
1b
Kelas 1
D130
tembaga
ASTM
Uji doctor
Neg
Neg
Negative
IP 30
Sulfur
% wt 0.00018 0.00018
UOP 163
mercaptan
Penampilan
Jernih dan terang Jernih dan terang Visual
visual
Warna
Kuning Kuning Kuning
Kandungan
g/100 l 0.0022 0.0023 0.0019
gravimetri
pewarna
Bau
Dapat dipasarkan

Sumber :

Spesifikasi BBM Jenis Bensin 88 sesuai


dengan
SK
Dirjen
Migas
No.
3674.K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret
2006

Premium atau bensin adalah salah satu


produk dari hasil penyulingan minyak bumi.
Rumus kimia bensin C8H18, ikatan Hydrocarbon

Nomor : 16, Tahun 11, Januari - Juni 2013

Majalah Ilmiah STTR Cepu

pada bahan bakar akan hanya bereaksi dengan


oksigen pada saat proses pembakaran sempurna,
dan menghasilkan air (H2O) serta karbondioksida
(CO2) sedangkan nitrogen akan keluar sebagai N2.
Premium mempunyai kalor pembakaran
dengan: nilai kalor atas = 21898,24 BTU/lb, dan
nilai kalor bawah = 20500 BTU/lb dengan nilai
oktan 88 sesuai dengan Peraturan Direktur
Jenderal Minyak Dan Gas Bumi Nomor:
18K/72/DDJM/1990 tanggal 20 April 1990.
Penggunaannya pada kendaraan bermotor,
bensin (gasoline) harus memiliki sifat-sifat fisika
dan kimia tertentu agar proses penyaluran bahan
bakar dari tangki ke karburator ataupun injektor
akan berjalan dengan baik. Selain itu bensin juga
harus bisa membentuk campuran yang homogen
dengan udara sehingga dapat terbakar dengan
sempurna dan dapat menghasilkan energi yang
dibutuhkan.
2.2.3.2. Ethanol
Salah satu bahan bakar yang dapat
digunakan untuk menggantikan bensin adalah
etanol.Etanol sering juga disebut etil alkhohol
rumus kimianya adalah C2H5OH, bersifat cair pada
temperature kamar. Etanol dapat dibuat dari proses
pemasakan, fermentasi dan distilasi, beberapa jenis
tanaman seperti nira siwalan, aren, tebu, singkong
atau tanaman lain yang kandungan karbohidratnya
tinggi, bahkan dalam penelitian ternyata etanol
juga dapat dibuat dari selulosa atau limbah hasil
pertanian (biomassa). Sehingga etanol memiliki
potensi cukup cerah sebagai pengganti bensin
(utami handayani, sri.Pemanfaatan bioethanol
sebagai bahan bakar pengganti bensin, fakultas
teknik universitas diponegoro, 2009, Semarang).
Etanol adalah bahan bakar beroktan tinggi
dan dapat menggantikan timbal sebagai peningkat
nilai oktan dalam bensin. Mencampur etanol
dengan bensin akan mengoksigenasi campuran
bahan bakar sehingga dapat terbakar lebih
sempurna dan mengurangi emisi gas buang (seperti
karbondioksida / CO).
Archibald
Scott
Couper
(1858),
menerbitkan rumus bangun etanol. Dengan
demikian etanol adalah salah satu senyawa kimia
pertama kali ditemukan rumus bangunya.Etanol
sering ditulis dengan rumus C2H5OH atau rumus
empiris C2H6O atau rumus bangunya CH3-CH2OH. Etanol merupakan bagian dari kelompok metil
(CH3-) yangterangkai pada kelompok metilen (CH2-)dan terangkai dengan kelompok hidroksil(OH).
Secara umum rumus bangun dari etanol
adalah C2H5OH

Gambar 3. Rumus bangun Etanol

SimetriS

ISSN 1693 - 7066

Penggunaan etanol sebagai tambahan


bahan bakar bensin mempunyai kelebihan: (1)
Alkohol dapat menyerap kelembaban dalam tangki
bahan bakar, (2) Penambahan alkohol sebesar 10%
dapat meningkatkan nilai oktan sebesar 3 poin,
(3) Alkohol dapat membersihkan sistem bahan
bakar, (4) Alkohol dapat mengurangi emisi CO
karena mengandung unsur oksigen; sedangkan
kelemahannya adalah: (1) Penggunaan alkohol
dapat menyumbat saringan bahan bakar oleh
kotoran akibat sifat membersihkan pada saluran
bahan bakar dan pompa bahan bakar, (2) Alkohol
meningkatkan volatility bahan bakar sebersar 0,5
psi dapat menyebabkan masalah saat berkendara
pada cuaca panas, dan (3) Alkohol dapat menyerap
air lalu terpisah dari bensin, terutama saat
temperatur rendah. Alkohol dan air yang terpisah
dan mengendap didasar tangki bahan bakar
menyebabkan mesin sulit dihidupkan selama cuaca
dingin. Alkohol tidak mudah menguap pada
temperatur rendah (Halderman & Linder, 2006:8586).
Pada umumnya ethanol mempunyai angka
oktan 107-109, density 0,79 kg/L, A/F rasio 9,
LHV sebesar 26.900 kcal/kg, panas untuk
penguapan sebesar 840 kj/kg dan autoignation
temperatur 423 0 C. Oleh sebab itu kemampuan
ethanol untuk diuapkan (volatility) menjadi lebih
rendah dan energi yang dihasilkan bahan bakar ini
lebih rendah dibandingkan dengan premium akan
tetapi dengan angka oktannya yang lebih tinggi
dari premium dapat digunakan untuk kompresi
rasio engine yang lebih tinggi.
Ethanol tidak berwarna dan tidak berasa
tapi memiliki bau yang khas. Bahan ini dapat
memabukkan jika diminum. Karena sifatnya yang
tidak beracun bahan ini banyak dipakai sebagai
pelarut dalam dunia farmasi dan industri makanan
dan minuman.
2.2.3.3. Pembuatan Bioetanol
Pembuatan bioetanol dari nira siwalan
meliputi beberapa tahap. Tahap (1) Fermentasi,
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi
pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol)
dan karbondioksida. Organisme yang berperan
yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) fungsi dari
ragi adalah untuk mencerna gula dan menghasilkan
etanol dan karbondioksida. Reaksi Kimianya
adalah: C6H12O6 2CH3CH2OH + 2CO2, Tahap
(2) Distilasi,
distilasi atau penyulingan adalah
suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap
(volatilitas) bahan.
Dalam penyulingan, campuran zat di
didihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian
didinginkan kembali ke dalam bentuk cairan. Zat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan
menguap lebih dulu.

Nomor : 16, Tahun 11, Januari - Juni 2013

Majalah Ilmiah STTR Cepu

2.2.3.4. Bahan bakar Biopremium (Campuran


Premium dengan Etanol )
Bahan bakar biopremium atau sebagian
masyarakat menyebutnya dengan bioethanol
adalah campuran antara bahan bakar premium
(bensin) dengan bahan bakar ethanol.Pencampuran
antara premium dan etanol sangat bervariasi,
tergantung prosentase yang diinginkan.
Biopremium E5 adalah campuran
premium 95% dan 5% etanol, biopremium E10
adalah campuran premium 90% dan 10% etanol,
biopremium E15 adalah campuran premium 85%
dan 15% etanol pada bahan bakar biopremium E10
akan didapatkan hasil pencampuran antara bahan
bakar premium dan etanol dengan perbandingan
10% dan 90 %. Dengan begitu angka oktan yang
dihasilkan menjadi (10% x 118) + ( 90% x 88)=
92, nilai oktan tersebut hampir sama besarnya
dengan nilai oktan yang dimiliki oleh pertamax
(http://id.shvoong.com/tags/ethanol-vs-premium,
diakses tanggal 10 agustus 2012, jam 20:25:21).
2.2.3.5. Nilai Oktan
Nilai oktan adalah indikator dari bahan
bakar untuk mesin pembakaran mesin bensin, yang
menunjukan seberapa kuat bahan bakar tersebut
tidak terbakar dengan sendirinya. Hal ini sangat
penting untuk sistem pembakaran pada mesin
bensinyang memanfaatkan pembakaran terkontrol
yang menuntut terjadinya pembakaran dimulai dari
satu titik, yaitu ujung busi.
Apabila bahan bakar tersebut terbakar
dengan sendirinya dengan api pembakaran yang
berasal dari busi belum sampai dititik tersebut,
maka akan terjadi fenomena knocking, yang
mengakibatkan turunnya efisiensi terpakainya
energi hasil pembakaran dan menimbulkan getaran
atau sentakan yang kuat pada bagian mesin dengan
tidak
terkontrol
(http://joesty.blogspot.com/
2012/8/10/nilai-octan.html, diakses tanggal 10
agustus 2012, jam 19:25:45).
Bilangan oktan bioetanol lebih tinggi
daripada bensin. Nilai oktan bensin Cuma 87-88,
etanol 118 (http://forum .kafegaul.com/premiumcampurethanol.html, diakses tanggal 7 agustus
2012,jam 10:34:55). Bila kedua bahan bakar itu
bercampur, akan meningkatkan nilai oktan. Makin
tinggi bilangan oktan, bahan bakar akan makin
tahan untuk tidak terbakar sendiri sehingga akan
menghasilakan kestabilan proses pembakaran
untuk memperoleh daya yang lebih stabil,
sehingga akan mengurangi terjadinya knocking
pada motor bensin.
2.2.3.6. Reaksi Kimia Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi kimia yang
cepat antaraoksigen dan bahan bakar yang dapat
terbakar, disertai timbulnya cahaya dan
menghasilkan kalor. Pembakaran spontan adalah
pembakaran dimana bahan bakar mengalami
SimetriS

ISSN 1693 - 7066

oksidasi perlahan-lahan sehingga kalor yang


dihasilkan tidak dilepaskan, akan tetapi akan
dipakai untuk menaikan suhu bahan bakar secara
pelan-pelan sampai mencapai suhu nyala.
Pembakaran sempurna adalah pembakaran dimana
semua konstituen yang dapat terbakar didalam
bahan bakar membentuk gas CO, uap air (H2O),
dan gas SO, sehingga tidak ada bahan bakar yang
tersisa.
Dalam proses pembakaran, elemenelemen utama dalam bahan bakar yang mudah
terbakar, hidrogen dan sulfur, tergabung secara
kimia dengan oksigen dari udara dan kemudian
menghasilkan gabungan (produk) dan panas.
Pembakaran ini merupakan oksidasi yang cepat
dari bahan bakar untuk menghasilkan panas
dengan jumlah yang besar.
Reaksi kimia pembakaran campuran
bahan bakar premium + Etanol dengan udara
menghasilkan Gas karbondioksida CO2 dan uap air
H2O.
C8H18 + C5H5OH + (O2 + 3,76 N2)
CO2 + H2O + (3,76) N2
2.2.3.7. Parameter Unjuk Kerja Motor Bakar
2.2.3.7.1. Torsi
Torsi adalah ukuran kemampuan suatu
motor untuk memberikan gaya tangensial yang
berguna untuk menghasilkan kerja. Torsi biasanya
dilambangkan dengan T yang mempunyai satuan
Lb.ft (british) atau N.m.(SI). Torsi mesin diukur
dengan water brake dinamometer, yaitu melihat
beban yang ditunjukkan dari timbangan kemudian
dikalikan dengan lengan. Adapun rumusannya
adalah sebagai berikut:
Torsi Torsi (T) = F.L (N.m)
= m.g.L
keterangan:
= Torsi (Nm)
= Gaya pada dynamometer (N)
= panjang lengan dynamometer (m)
= percepatan gravitasi (m/s)
= massa yang terukur dalamdynamometer (Kg)
(Sumber : Subroto, 2009,skripsi pengaruh
penggunaan koil racing terhadap unjuk kerja pada
motor bensin).
2.2.3.7.2. Daya
Daya adalah kerja yang dihasilkan
persatuan waktu ( Arismunandar, W.,1988, motor
bakar torak). Merupakan ukuran kemampuan
suatu motor untuk menghasilkan kerja berguna per
satuan waktu yang dinyatakan dalam kilowatt
(kW) dan dirumuskan sebagai berikut:
=

( . . . )

Nomor : 16, Tahun 11, Januari - Juni 2013

Majalah Ilmiah STTR Cepu

ISSN 1693 - 7066

Keterangan:

= Daya motor (kW)


= Putaran mesin (rpm)
= Torsi (Nm)
(Sumber : Subroto, 2009,skripsi pengaruh
penggunaan koil racing terhadap unjuk kerja pada
motor bensin)
2.2.3.7.3. Konsumsi bahan bakar spesifik
Konsumsi bahan bakar spesifik adalah
merupakan parameter yang biasa digunakan pada
motor pembakaran dalam untuk mengambarkan
pemakain bahan bakar.
Spesific fuel consumption didefinisikan
sebagai perbandingan antara laju aliran masa
bahan bakar terhadap daya yang dihasilkan (out
put). Dapat pula dikatakan bahwa specific fuel
consumption (SFC) menyatakan seberapa efisien
bahan bakar yang disuplai ke mesin untuk
dijadikan daya out put. Satuan dalam sistem
internasional (SI) adalah kg/kw.hr. Pemakaian
konsumsi bahan bakar spesfik dapat dirumuskan
dengan:
=

= .

3.1.2. Alat Penelitian


Satu unit sepeda motor tipe 4 langkah
HondaMega-Pro tahun 2009.

bb(kg/h)

Keterangan:
= Konsumsi bahan bakar spesifik (kg/kW.hr)
= Jumlah bahan bakar yang dibutuhkan (kg/h)
= Daya (kW)
b = Volume buret yang dipakai dalam pengujian
(cc)
t = Waktu yang diperlukan untuk mengosongkan
buret (s)
bb = Massa jenis bahan bakar (kg/liter)
3.

Metodologi Penelitian
Penelitian dan pengujian dilakukan di
Mototech
Jogja
dengan
menggunakan
dynamometer atau dynotest. Penelitian ini dibantu
oleh instruktur dari Mototech Jogja yang
menguasai pengoperasian alat yang sesuai SOP
(Standart Operation Prosedure).
3.1. Bahan dan Peralatan Penelitian
3.1.1. Bahan Penelitian
Bahan Bakar Biopremium dengan
komposisi: (1) BE 5 (Campuran premium 95% +
5%
bioethanol nira siwalan), (2) BE 10
(Campuran premium 90% + 10% bioethanol nira
siwalan), (3) BE 15 (Campuran premium 85% +
15% bioethanol nira siwalan), (4) BE 20
(Campuran premium 80% + 20% bioethanol nira
siwalan), (5) BE 25 (Campuran premium 75% +
25% bioethanol nira siwalan), dan (6) BE 30
(Campuran premium 70% + 30% bioethanol nira
siwalan)
SimetriS

Gambar 4. Hasil campuran premium dan Etanol


(Biopremium)

Gambar 5. Sepeda Motor untuk Penelitian


Merk
:
Tipe mesin

Susunan silinder

Honda Megapro

Diameter x langkah :
Volume langkah :
Perbandingan
kompresi :
Busi
:
Minyak
pelumas
mesin
:
Starter :
Panjang x lebar x
tinggi
:
Jarak sumbu roda :
Berat kosong
:
Kapasitas
tangki
bahan bakar :
Kapasitas
minyak
pelumas :
Gigi transmisi :
Pola pengoperan gigi
:
Batere :
Sistem pengapian :

Nomor : 16, Tahun 11, Januari - Juni 2013

4
langkah
SOHC
pendinginan udara
Satu
silinder,
sudut
kemiringan 15
63,5 x 49,5 mm
156,7 cc
9,0 : 1
Busi X24EP-U9 (DENSO)
Top 1 oli sintetis
Pedal kick starter dan
starter elektrik
2.034 x 781 x 1.065 mm
1.281 mm
117 kg
13,2 liter ( cadangan 2,5
liter)
0.9 liter pada pergantian
periodik
5 kecepatan, bertautan tetap
1-N-2-3-4-5
12 V 5 Ah
CDI, jenis DC

Majalah Ilmiah STTR Cepu

ISSN 1693 - 7066

Stopwatch
Stopwatch
merupakan
alat
untuk
mengukur waktu berapa lama konsumsi bahan
bakar setiap 5 ml.

Gambar 6. Alat Distilasi


3.1.3. Alat Penelitian
1 unit alat uji dynotest

Gambar 9. Stopwatch
Burret.
Burret merupakan sebuah peralatan gelas
laboratorium berbentuk silinder yang memiliki
garis ukur dan katup pada bagian bawahnya, alat
ini digunakan untuk mengukur jumlah bahan bakar
yang akan dibakar di dalam silinder ruang bakar.
Gambar 7. Aalat Uji Dynotest
Spesifikasi Dynotest yang digunakan
sebagai alat penelitian adalah sebagai berikut :
Merk
: Sportdyno V3.3
Seri model
: SD 325
Dimensi (p x l x t): 2110 x 1000 x 800 mm
Berat
: 400 kg
Wheelbase
: 850 1850 mm
Daya maksimum : 200 Hp (147 kW)
Kecepatan maksimum: 300 km/h
Beban maksimum: 450 kg
Diameter roller : 300 mm
Berat roller
: 190 kg
Panjang roller
: 200 mm
Roller inertia
: 1,446 kg m
Standart dynamometer: ISO 1585

Tachometer alat untuk mengukur putaran


mesin

Gambar 10. Burret volume 25ml

Thermometer
Thermometer merupakan salah satu alat
ukur untuk mengetahui suhu objek (ruang bakar,
knalpot/muffler, dan ruangan).

Gambar 8. Tachometer
Gambar 11. Thermometer Digital
SimetriS

Nomor : 16, Tahun 11, Januari - Juni 2013

Majalah Ilmiah STTR Cepu

ISSN 1693 - 7066

6.

Obeng

Apabila kendaraan sudah layak untuk


pengambilan data, maka pengemudi berada
diatas kendaraan tersebut dan mengikuti
panduan yang diberikan oleh instruktur
mekanik dynamometer. Apabila sudah ada
kata siap dari instruktur, maka pengemudi
mengoperasikan kendaraan tersebut sesuai
dengan pedoman yang telah diberikan
sebelumnya yaitu menghidupkan motor dan
memasukkan gigi transmisi sampai 4
percepatan. Buka Throttle pada putaran
4000 Rpm keadaan harus stabil pada Rpm
4000, kemudian digas secara spontan sampai
mencapai 10.000 Rpm kemudian gas
diturunkan kembali. Pengoperasian tersebut
dilakukan
berulang-ulang
sampai
mendapatkan hasil rata-rata dalam penelitian
pengaruh penggunaan panjang header pipe
dari masing-masing pengujian tersebut
diambil hasil rata-rata untuk mendapatkan
hasil yang terbaik.
Dalam pengambilan data konsumsi bahan
bakar dilakukan dengan mengunakan burret
atau gelas ukur dan pengambilan waktu
dengan mengunakan stopwatch.
Instruktur dan pengoperasi kendaraan di atas
dynamometer saling ketergantungan dan
bekerja sama dengan baik agar mendapatkan
data yang benar-benar valid.

Obeng min dipakait untuk membuka


lubang saluran pembuangan bahan bakar pada
samping karburator

Gambar 12. Obeng Min


3.3
1.
2.
3.

4.
5.

Proses pembuatan bioethanol nira


siwalan
Menyiapkan Bahan baku nira siwalan 20 liter.
Nira siwalan difermentasi dengan ragi selama
45 hari.
Hasil fermentasi nira siwalan kemudian
didistilasi dengan alat distilator dengan
temperature suhu 78 C etanol menguap
sempurna.
Hasil distilasi berupa etanol.
Hasil etanol nira siwalan diuji di Lab. Pusdiklat
Migas Cepu

7.

8.
3.4

Skema penelitian

4.

Adapun
langkah-langkah
pengujian sesuai dengan gambar 13.
sebagai berikut:
1.
2.

3.

4.

5.

skema
adalah

Pengecekan ruangan dynamometer dan


perlengkapan lain dalam keadaan siap.
Pastikan leg shield kiri, kanan dan leg shield
tengah pada kendaraan sudah dalam keadaan
terlepas agar kendaraan dapat terikat dengan
baik pada rangka dynamometer.
Pasangkan kabel pengukur putaran mesin
pada kabel tegangan busi yang terpasang
pada motor.
Pastikan putaran ban belakang tepat diatas
alat pengukur atau roller yang terdapat pada
dynamometer.
Apabila kendaraan sudah dalam keadaan
siap. Hidupkan kendaraan dan buka gas
secara teratur atau stasioner, untuk
memastikan motor dalam keadaan stabil pada
saat gigi transmisi di masukkan.

SimetriS

15
10

Daya (HP) dan Torsi


(N.m)
4000
4500
5000
5500
6000
6500
7000
7500
8000
8500
9000
9500
10000

Gambar 13. Skema Alat Pengujian

Data dan Pembahasan


Pada gambar 14. menunjukan bahwa
penggunaan biopremium (BE5) terlihat bahwa
putaran mesin rendah dayanya rendah, seiring
bertambahnya putaran mesin semakin tinggi pula
daya yang dihasilkan tetapi keadaan tersebut
kebalikan dengan torsi yang dihasilkan dimana
torsi tinggi terjadi pada putaran rendah dan akan
menurun seiring bertambahnya putaran mesin.
Pada pengaruh campuran 5% bioethanol nira
siwalan daya tertinggi yang dihasilkan sebesar
11,7 HP pada putaran mesin 6.500 rpm dan 8.250
rpm, sedangkan torsi tertinggi yang dihasilkan dari
daya tersebut sebesar 12,1 N.m pada putaran mesin
6.250 rpm

Daya

Torsi

RPM

Gambar 14. Pengaruh putaran mesin terhadap


Daya, dan Torsi biopremium (BE5)

Nomor : 16, Tahun 11, Januari - Juni 2013

Majalah Ilmiah STTR Cepu

ISSN 1693 - 7066

Tabel 1. Hasil Pengujian Sfc Biopremium E5


mf
(kg/h)
0,56
0,57
0,74
0,87
0,90
0,95
1,01

Sfc
kg/
kW
hr
0,128
0,112
0,107
0,105
0,108
0,125
0,147

Volume Burret
Putaran
(cc)
mesin
Daya Waktu
(rpm)
(kW) (detik)
23,67
4500
4,77
5000
6,24
22,40
6000
7,49
19,23
7000
9,26
15,69
8000
9,26
15,47
9000
8,67
15,11
10000 8,23
14,69

10

10
Daya kW dan SFC
kg/kW.hr

Massa
Jenis Bio
premium
(kg/liter)
0,746
0,746
0,746
0,746
0,746
0,746
0,746

Daya kW dan SFC


kg/kW.hr

Volume Burret
Putaran
(cc)
mesin
Daya Waktu
(rpm)
(kW) (detik)
4500
21,57
4,92
5000
20,61
5,95
6000
17,15
7,20
7000
14,97
9,33
8000
14,21
8,30
9000
14,10
7,64
13,17
10000 6,90

Tabel 3. Hasil Pengujian Sfc Biopremium E15

Daya

SFC

0,119
0,096
0,093
0,092
0,094
0,103
0,111

DAYA

SFC

Pada gambar 15. Di atas menunjukkan


bahwa pada putaran mesin 7000 s/d 8000 rpm,
SFC terendah 1,05 terjadi pada saat putaran mesin
7000 rpm dengan daya sebesar 9,33 kW.
Tabel 2. Hasil Pengujian Sfc Biopremium E10
Massa
Jenis Bio
premium
(kg/liter)
0,748
0,748
0,748
0,748
0,748
0,748
0,748

mf
(kg/h)

Sfc
kg/k
W hr

0,55
0,57
0,67
0,78
0,81
0,87
0,92

0,148
0,104
0,099
0,094
0,091
0,097
0,113

10

rpm
Gambar 17. Pengaruh putaran mesin terhadap daya
dan SFC pada BE15

Tabel 4. Hasil Pengujian Sfc Biopremium E20


Volume Burret
Putaran
(cc)
mesin
Daya Waktu
(rpm)
(kW) (detik)
24,15
4500
4,92
5000
5,95
23,71
6000
7,20
18,27
7000
9,33
15,52
8000
9,33
15,04
9000
9,11
14,48
10000 8,30
14,31

Massa
Jenis Bio
premium
(kg/liter)
0,753
0,753
0,753
0,753
0,753
0,753
0,753

SFC

Sfc
kg/k
W hr

0,57
0,61
0,74
0,87
0,90
0,93
0,94

0,115
0,102
0,102
0,093
0,096
0,102
0,113

DAYA

DAYA

mf
(kg/h)

10

Daya kW dan SFC


kg/kW.hr

rpm
Gambar 15. Pengaruh putaran mesin terhadap daya
dan SFC pada BE5

Daya kW dan SFC


kg/kW.hr

0,57
0,60
0,70
0,86
0,87
0,89
0,92

SFC

rpm

rpm
Gambar 16. Pengaruh putaran mesin terhadap daya
dan SFC pada BE10
SimetriS

Sfc
kg/k
W hr

mf
(kg/h)

Volume Burret
Putaran
(cc)
mesin
Daya Waktu
(rpm)
(kW) (detik)
6,6
24,10
4500
5000
7,9
23,27
6000
9,9
19,87
7000
11,6
17,07
8000
11,3
16,58
9000
10,4
15,47
10000
9,4
14,52

Massa
Jenis Bio
premium
(kg/liter)
0,751
0,751
0,751
0,751
0,751
0,751
0,751

Gambar 18. Pengaruh putaran mesin terhadap daya


dan SFC pada BE20

Nomor : 16, Tahun 11, Januari - Juni 2013

Majalah Ilmiah STTR Cepu

ISSN 1693 - 7066

Volume Burret
Putaran
(cc)
mesin
Daya Waktu
(rpm)
(kW) (detik)
4500
5000
6000
7000
8000
9000
10000

6,17
8,01
9,70
9,55
9,11
8,08
9,4

22,07
16,21
14,05
14,01
13,81
12,33
14,52

Massa
Jenis
Bioprem
ium
(kg/liter)
0,755
0,755
0,755
0,755
0,755
0,755
0,748

mf
(kg/h)
0,61
0,83
0,96
0,97
0,98
1,02
0,92

Sfc
kg/k
W hr
0,099
0,104
0,099
0,101
0,107
0,136
0,113

Tabel 7. Pengaruh perbandingan Daya, dan Torsi,


terhadap SFC variasi campuran
Biopremium (BE5, BE10, BE15, BE20,
BE25, BE30).
Performa

Biopremium
BE 5 BE 10 BE 15 BE 20 BE 25 BE 30
Daya (HP) 11,7 12,5 12,6 13,4 13,4 13,3
Torsi
12,1 11,7 12,8
13
13,3 13,2
(N.m)

14

Daya (HP) dan Torsi


(N.m)

Tabel 5. Hasil Pengujian Sfc Biopremium E25

13

15

Daya kW dan SFC


kg/kW.hr
10

11

DAYA

BE 5 BE 10BIOPREMIUM
BE 15 BE 20 BE 25 BE 30
Gambar 21. Grafik Hubungan Daya dan Torsi
terhadap penggunaan Biopremium

rpm
Gambar 19. Pengaruh putaran mesin terhadap daya
dan SFC pada BE25
Tabel 6. Hasil Pengujian Sfc Biopremium E30
Massa
Jenis
Bioprem
ium
(kg/liter)
0,757
0,757
0,757
0,757
0,757
0,757
0,757

mf
(kg/h)

Sfc
kg/k
W hr

0,73
0,73
0,95
1,07
1,08
1,10
1,07

0,142
0,120
0,122
0,113
0,113
0,120
0,134

Daya kW dan kg/kW.hr

15

10
5
0

rpm
Gambar 20. Pengaruh putaran mesin terhadap daya
dan SFC pada BE25

SimetriS

10

SFC

Putar Volume Burret


an
(cc)
mesi
Daya Waktu
n
(kW) (detik)
(rpm)
18,57
4500
5,14
5000
6,32
17,84
6000
7,79
14,24
7000
9,48
12,68
8000
9,55
12,51
9000
9,18
12,30
10000 8,01
12,67

Daya
maksimal
Torsi
maksimal

12

Pada gambar 21. Terlihat bahwa


pengaruh campuran bahan bakar biopremium E25
menghasilkan daya dan torsi yang maksimal
sehingga mampu memberikan performa mesin
yang terbaik jika dibandingkan dengan
penggunaan campuran bahan bakar biopremium
lainnya.
5.

Kesimpulan
Bedasarkan data dan analisa tentang Studi
Eksperimen Pengaruh campuran bahan bakar
premium dengan bioetanol Nira siwalan Terhadap
Performance kendaraan motor 4 langkah dapat
disimpulkan bahwa:
1. Hasil bioethanol dari nira siwalan di ujikan
dilaboratorium pusdiklat
migas cepu
menghasilkan data-data nilai RON sebesar
115, Density 0,789 kg/liter dan boiling point
78C. Sehingga dapat dijadikan sebagai
bahan aditif untuk campuran bahan bakar
premium.
2. Pengaruh Pengunaan bahan bakar campuran
premium dengan bioethanol dari nira siwalan
menghasilkan performa daya maksimal dan
torsi maksimal pada komposisi campuran
bahan bakar premium 75% dengan bioethanol
nira siwalan 25% (BE25), komposisi
campuran bahan bakar ini mampu
menghasilkan daya dan torsi maksimala
sebesar 13,4 HP dan 13,3 N.m.
3. Pengaruh konsumsi bahan bakar spesifik
(SFC) yang irit dengan daya dan torsi yang
dihasilkan tinggi, akan didapatkan bila motor

Nomor : 16, Tahun 11, Januari - Juni 2013

10

Majalah Ilmiah STTR Cepu

dioperasikan pada putaran mesin dikisaran


7000 rpm.
6.

Saran
Penelitian berikutnya dapat dilakukan
dengan penggunaan etanol dari Nira siwalan
dengan variasi waktu fermentasi.
7. Daftar Pustaka
Agustinus Eka P dan Amran Halim, 2004,
Pembuatan Bioethanol Dari Nira Siwalan
Secara
Fermentasi
Fese
Cair
Menggunakan Fermipan, Jurusan Teknik
Kimia,
Fak.
Teknik,
Universitas
Diponegoro.
Devanta Bayu Prasetyo dan Fajar Patriayudha,
2009, Pemakaian gasohol sebagai bahan
bakar pada Kendaraan bermotor, Jurusan
Teknik
Kimia
Fakultas
Teknik
Universitas Diponegoro.
Ir. Sujono. Buku handout teknik pembakaran
bahan bakar.

SimetriS

ISSN 1693 - 7066

Ridho Daniel Sihaloho; 2009, Uji eksperimental


perbandingan unjuk kerja motor bakar
berbahan premium dengan campuran
premium-bioetanol (GASOHOL BE-5 dan
BE-10), Jurusan teknik mesin, Fakultas
teknik Universitas Sumatera Utara.
Spesifikasi BBM Jenis Bensin 88 sesuai dengan
SK
Dirjen
Migas
No.
3674.K/24/DJM/2006 tanggal 17 Maret
2006.
Sri Utami Handayani., 2009, Pemanfaatan Bio
Ethanol Sebagai Bahan Bakar Pengganti
Bensin, Program Diploma III Teknik
Mesin .Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro.
Yolanda J. Lewerissa, 2001, Pengaruh Campuran
Bahan Bakar Bensin Dan Etanol
terhadap Prestasi Mesin Bensin, Dosen
Jurusan Mesin, Politeknik Katolik Saint
Paul Sorong.

Nomor : 16, Tahun 11, Januari - Juni 2013

11

Anda mungkin juga menyukai