Anda di halaman 1dari 46

MAKALAH

PERAWATAN SISTEM INJECTION (FI)

MOTOR BAKAR TORAK

DISUSUN OLEH :

NAMA : Rahmat Ramadhan


NRP : 112 16 000 17
PRODI : Teknik Mesin

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

SERPONG

2018

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam atas segala
berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah
tentang perawatan system injection.
Dalam penyusunan Makalah ini, penyusun memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,
dan setelah saya menyelesaikan tugas. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak/Ibu
dosen yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penyusun dapat menyelesaikan
Makalah ini, dan teman-teman yang selalu berdoa dan memberikan motivasi kepada penyusun.
Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar Makalah ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata penyusun berharap Makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada
para pembaca pada umumnya dan pada penyusun pada khusunya.

Serpong, 20 Oktober 2018

Penuyusun,

Rahmat Ramadhan

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karburator adalah sebuah alat yang mencampur udara dan bahan bakar untuk
sebuah mesin pembakaran dalam. Karburator pertama kali ditemukan oleh Karl Benz pada tahun
1885 dan dipatenkan pada tahun 1886. Pada tahun 1893 insinyur kebangsaan Hungaria bernama
János Csonka dan Donát Bánki juga mendesain alat yang serupa. Adalah Frederick William
Lanchester dari Birmingham, Inggris yang pertama kali bereksperimen menggunakan karburator
pada mobil. Pada tahun 1896 Frederick dan saudaranya membangun mobil pertama yang
menggunakan bahan bakar bensin di Inggris, bersilinder tunggal bertenaga 5 hp (4 kW), dan
merupakan mesin pembakaran dalam (internal combution). Tidak puas dengan hasil akhir yang
didapat, terutama karena kecilnya tenaga yang dihasilkan, mereka membangun ulang
mesin tersebut, kali ini mereka menggunakan dua silinder horisontal dan juga mendisain ulang
karburator mereka. Kali ini mobil mereka mampu menyelesaikan tur sepanjang 1.000 mil (1600
km) pada tahun 1900. Hal ini merupakan langkah maju penggunaan karburator dalam bidang
otomotif.Karburator umum digunakan untuk mobil berbahan bakar bensin sampai akhir 1980-an.
Setelah banyak kontrol elektronik digunakan pada mobil, penggunaan karburator mulai digantikan
oleh sistem injeksi bahan bakar karena lebih mudah terintegrasi dengan sistem yang lain untuk
mencapai efisiensi bahan bakar.Injeksi bahan bakar atau EFI (Electronic Fuel
Injection )adalahsistem injeksi bahan bakar yang dikontrol secara elektronik. Sistem ini
merupakan salah satu jenis sistem bahan bakar pada motor bensin.Penggunaan injeksi bahan bakar
akan meningkatkan tenaga mesin bila dibandingkan dengan penggunaan karburator. Dan injeksi
bahan bakar juga dapat mengontrol pencampuran bahan bakar dan udara yang lebih tepat, baik
dalam proporsi dan keseragaman. Injeksi bahan bakar dapat berupa mekanikal, elektronik atau
campuran dari keduanya. Sistem awal berupa mekanikal namun sekitar 1980 mulai banyak
menggunakan sistem elektronik.Sistem elektronik modern menggunakan banyak sensor untuk
memonitor kondisi mesin, dan sebuah unit kontrol elektronik (electronic control unit, ECU) untuk
menghitung jumlah bahan bakar yang diperlukan. Oleh karena itu injeksi bahan

3
bakar dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan mengurangi polusi, dan juga memberikan
tenaga keluaran yang lebih.
Dizaman sekarang banyak orang yang kurang mengerti tentang perbedaan sistem karburator dan
sistem EFI (Electronic Fuel Injection) dan kebanyakan orang mengabaikan perbedaan itu mereka
tidak tahu bahwa sisitem EFI lebih irit bahan bakar dari pada sistem karburator.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
semakin pesat dewasa ini menimbulkan dampak pada dunia pendidikan
dengan makin besarnya tantangan yang harus dihadapi oleh dunia pendidikan.
Dunia pendidikan sekarang ini makin dituntut untuk dapat menghasilkan
sumber daya manusia yang handal, yang mampu menjawab dan
mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dunia
pendidikan harus dapat mewujudkan hal itu, maka perlu adanya peningkatan
dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan.
Salah satu upaya peningakatan dan penyempurnaan dalam penyelenggaraan pendidikan khususnya
dibidang teknik mesin khususnya
otomotif Aplikasi Sistem Pengaturan Elektronik pada kendaraan telah demikian pesatnya, seiring
dengan kemajuan teknologi dan tuntutan global yang mensyaratkan baik aspek pemenuhan
pengguna teknologi maupun aspek dampak lingkungannya, sehingga rancang bangun kendaraan
modern dengan Advance Technology memiliki kelebihan/keunggulan yang mampu meningkatkan
antara lain:
· Unjuk kerja
· Efisiensi penggunaan bahan bakar
· Penanggulangan dampak lingkungan
· Kenyamanan dan keamanan
Kendaraan dengan fasilitas control elektronik dibandingkan dengan kendaraan konvensional
memiliki perbedaan pada piranti elektroniknya yang pada dasarnya terdiri dari beberapa
komponen, yaitu Sensor, Electronik Control Unit (ECU), dan Unit Actuator.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Electronic Fuel Injection?

4
2. Apa kelebihan Electronic Fuel Injection?
3. Apa kekurangan Electronic Fuel Injection?
4. Bagaimana cara merawat Electronic Fuel Injection yang baik dan benar?

1.3 Manfaat

Manfaat pembahasan masalah ini adalah untuk, meningkatkan pengetahuan tentang sistem
sensor efi bagi saya khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Dan makalah ini saya buat agar
dapat menyelesaikan tugas yang diberikan kepada saya. Dengan pembahasan yang akan kita bahas
bisa kita jadikan wawasan bahwa dunia otomotif itu sangatlah luas.Semoga dengan adanya
pembahasan tentang system sensor efi, ini semua yang membaca bisa faham dan mengerti cara
kerjanya dan mampu mengaplikasiaknnya.

1.4 Tujuan

Tujuan dibentuknya makalah ini agar pembaca dan kususnya penulis bisa mengetahui dan
menambah pengetahuan tentang electronic fuel injection.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Electronic Fuel Injection


Efi adalah sisitem injeksi yang menggunakan elektronis atau sisitem injeksi elektronis.
Sistem ini langkah maju dari sistem karburator yang menggunakan sistem injeksi mekanis.
Firstiawan (2010) menyimpulkan bahwa “eletronic Fuel Injection (EFI) adalah teknologi
pengontrolan penginjeksian bahan bakar yang berkembang saat ini pada mesin bensin
menggantikan karburator”. Ifan (2011) menarik kesimpulan tentang definisi EFI pada kutipan
berikut, Sistem bahan bakar tipe injeksi merupakan langkah inovasi yang sedang dikembangkan
untuk diterapkan pada sepeda motor. Tipe injeksi sebenarnya sudah mulai diterapkan pada sepeda
motor dalam jumlah terbatas pada tahun 1980-an, dimulai dari sistem injeksi mekanis kemudian
berkembang menjadi sistem injeksi elektronis. Sistem injeksi mekanis disebut juga sistem injeksi
kontinyu (K-Jetronic) karena injektor menyemprotkan secara terus menerus ke setiap saluran
masuk (intake manifold). Sedangkan sistem injeksi elektronis atau yang lebih dikenal dengan
Electronic Fuel Injection (EFI), volume dan waktu penyemprotannya dilakukan secara elektronik.
Sistem EFI kadang disebut juga dengan EGI (Electronic Gasoline Injection), EPI (Electronic Petrol
Injection), PGM-FI (Programmed Fuel Injenction) dan Engine Management. Penggunaan sistem
bahan bakar injeksi pada sepeda motor komersil di Indonesia sudah mulai dikembangkan. Salah
satu contohnya adalah pada salah satu tipe yang di produksi Astra Honda Mesin, yaitu pada Supra
X 125. Istilah sistem EFI pada Honda adalah PGM-FI (Programmed Fuel Injection) atau sistem
bahan bakar yang telah terprogram. Secara umum, penggantian sistem bahan bakar konvensional
ke sistem EFI dimaksudkan agar dapat meningkatkan unjuk kerja dan tenaga mesin (power) yang
lebih baik, akselarasi yang lebih stabil pada setiap putaran mesin, pemakaian bahan bakar yang
ekonomis (iriit), dan menghasilkan kandungan racun (emisi) gas buang yang lebih sedikit sehingga
bisa lebih ramah terhadap lingkungan. Selain itu, kelebihan dari mesin dengan bahan bakar tipe
injeksi ini adalah lebih mudah dihidupkan pada saat lama tidak digunakan, serta tidak terpengaruh
pada temperatur di lingkungannya. Edie (2011) menarik kesimpulan tentang definisi EFI pada
kutipan berikut, Sistem Electronic Fuel Injection ( EFI) mulai dikembangkan oleh Toyota sejak
tahun 1971, tahap-tahap itu masih bertaraf percobaan. Baru pada tahun 1981 pertama kali
diterapkan pada mesin Toyota Crown. Sebelum itu beberapa mobil Eropa memang sudah

6
menggunakan cara injeksi bahan bakar. Namun cara yang digunakan berbeda dengan yang
sekarang sangat populer dengan istilah EFI. EFI yang dikendalikan oleh ECU (Electronic Control
Unit) - sangat membutuhkan campur tangan sistem elektronik. Secara singkat dapat dijelaskan
bahwa, di saat kaki pengemudi menekan pedal gas maka sensor air flow meter, akan mengirimkan
sinyal ke EFI-ECU. Setelah data tersebut diolah, ECU memerintahkan agar injektor mengirimkan
sejumlah bahan bakar sesuai banyaknya udara yang dikirim lewat air flow meter. Air flow meter
adalah sebuah peralatan yang terletak pada tempat dimana dipasangkan "karburator" pada mobil
yang menggunakan karburator.

EFI multiport
Edie (2011) menarik kesimpulan tentang definisi EFI multiport pada kutipan berikut, Saat
ini yang banyak digunakan adalah cara kerja multi port, karena penyemprotan yang langsung ke
intake port. Untuk mendapatkan pembakaran yang paling ideal maka dibutuhkan pertama
campuran bahan bakar dan udara yang homogen dan kedua saat pengapian yang tepat. Pada mesin
mobil yang dilengkapi dengan EFI, bahan bakar dan udara diatur sebaik-baiknya oleh perangkat
elektronik yang dinamakan Electronic Control Unit. Begitu kaki Anda menekan pedal gas, air flow
meter akan mengirimkan sinyal ke ECU. ECU akan mengelolah data kemudian
memerintahkan/mengatur berapa banyak bahan bakar yang perlu disemprotkan ke depan intake
port setiap silinder, dan sudah dalam bentuk kabut serta di langkah isapnya mesin. Letak injektor
yang tepat di depan saluran masuk ke ruang bakar mesin, membuat bahan bakar dan udara yang
sudah bercampur menjadi homogen langsung terisap kedalam ruang bakar.

2. Kelebihan Electronic Fuel Injection


Beberapa tahun terakhir ini, telah banyak pabrikan kendaraan mengaplikasikan teknologi
injeksi bahan bakar di setiap produknya. Beberapa produsen otomotif memberi namanya macam-
macam dan memberi kesan canggih, namun tetap bersistem kerja injection. Lantas, apa kelebihan
sistem ini jika dibandingkan dengan karburator ?.Teknologi EFI (Electronic Fuel Injection)
sebenarnya tidak dapat dikatakan sebagai teknologi yang terbaru, karena teknologi ini sudah
diterapkan beberapa tahun lalu. Dan EFI sebenarnya baru diterapkan pada kendaraan keluaran
dasawarsa 1990-an.Sebagaimana dijelaskan Achmad Rizal R, seorang yang mengerti tentang
product planning, penggunaan EFI saat itu masih terbatas pada jenis sedan (passenger car). Baru

7
di akhir 1990-an dan awal 2000, kendaraan tipe minivan seperti Kijang atau SUV ikut mengadopsi.
Pada era sekarang istilah EFI mulai memperoleh saingan: PGM-FI, EPFI, ECFI, T-DIS, VVT-i, i-
VTEC, MIVEC, VANOS, Valvetronic, dan sebagainya.Istilah-istilah itu kemudian diangkat oleh
para pabrikan mobil sebagai salah satu nilai jual produk mereka.
Teknologi EFI sebetulnya erat kaitannya dengan sistem
manajemen engine (SME). Engine di sini bukan dalam arti mesin, terjemahan dari kata machinery,
melainkan motor bakar. Di sinilah bahan bakar minyak (BBM) dicampur dengan udara untuk
menghasilkan gaya gerak yang membuat mobil bisa melaju.SME muncul seiring dengan
menipisnya persediaan bahan bakar minyak sehingga menuntut engine yang semakin efisien tanpa
kehilangan kinerja yang dihasilkannya.Selain itu juga adanya tuntutan untuk memperbaiki kualitas
lingkungan hidup, terutama akibat polusi udara.Oleh karena tuntutan itu, para ahli engine di setiap
perusahaan otomotif dan perusahaan konsultan rekayasa setiap hari berusaha menemukan cara
meningkatkan efisiensi engine yang ada.Untuk mencapai tujuan itu, para pabrikan berlomba-
lomba mencari dan menerapkan banyak teknologi baru. Mulai dari peralatan dan perlengkapan
yang digunakan untuk mendesain engine, pencarian dan penggunaan material baru, terobosan
dalam proses produksi, dan yang terpenting, campur tangan kontrol elektronik dan komputer untuk
mengatur kinerja engine dan peralatan pendukungnya.Engine yang ideal membakar jumlah bahan
bakar sesuai dengan kebutuhan serta menyalakan busi pada saat yang tepat sesuai dengan kondisi
operasi. Dari sini didapatkan efisiensi pemakaian bahan bakar yang optimal pada setiap kondisi
operasi dari engine. Kondisi ini akan menghasilkan emisi gas buang lebih baik.Sebelum muncul
sistem EFI, untuk mencampur bahan bakar dengan udara digunakan karburator. Dalam karburator
ini bahan bakar dikabutkan sebagai akibat dari isapan vakum dari venturi. Proses ini mirip
semprotan obat nyamuk bertipe pompa. Namun, sebagai alat yang murni mekanikal, karburator
punya keterbatasan sehingga hanya efektif pada daerah operasi tertentu. Sehingga karburator
dirancang efektif untuk engine putaran tinggi alias mobil sport. Jadi, tidak cocok untuk dipasang
pada mobil minivan yang lebih mementingkan torsi dan tenaga di putaran bawah dan
menengah.Begitupun dengan sistem pengapian, arus listrik dari ignition coil disalurkan ke
masing-masing busi melalui distributor. Di sini terdapat mekanisme untuk memajukan atau
memundurkan waktu pengapian agar sesuai dengan kondisi engine, yang merupakan gabungan
dari vacuum advancer dan centrifugal advancer. Namun, sebagaimana karburator, sistem
distributor konvensional ini juga punya keterbatasan, karena hanya optimum pada daerah operasi

8
yang terbatas sesuai dengan karakteristik engine. Mengingat keterbatasan sistem mekanis itu, para
perekayasa berusaha menggabungkan sistem mekanis dengan kontrol elektronik. Gunanya agar
diperoleh fleksibilitas yang lebih dalam daerah operasinya sehingga menghasilkan engine dengan
kinerja optimum dalam daerah operasi yang lebih luas. Lahirlah apa yang disebut SME tadi.SME
kemudian menjadi perlengkapan wajib bagi mobil-mobil modern. Karena merupakan komponen
penting, para pabrikan membungkusnya dalam nama yang berbeda dari pabrikan lain. Toyota dan
Daihatsu memberi nama Electronic Fuel Injection alias EFI, sedangkan nama Bosch Motro-nic
dipakai oleh BMW dan Peugeot.

Kelebihan Motor injection


1. Campuran udara dan bensin selalu akurat (perbandingan ideal) pada semua tingkat putaran
mesin.
Pada motor injeksi, volume penyemprotan bensin selalu akurat karena dikontrol oleh ECU
sesuai dengan masukan sensor-sensor yang bertebaran di sekujur mesin. Seperti sensor rpm,
jumlah udara masuk, posisi katup gas hingga kondisi cuaca di sekitar mesin. Bahkan pada kondisi
pengendaraan tertentu seperti percepatan, deselerasi dan beban tinggi, ECU mampu mengontrol
perbandingan bensin dan udara tetap ideal. Kondisi ini memberikan keuntungan tersendiri yaitu
mengurangi emisi gas buang dan lebih hemat pemakaian bensin.
2. Hemat bahan bakar
Campuran udara dan bahan bakar di mesin injeksi yang selalu akurat, membuat
penggunana bahan bakar menjadi lebih efisien alias hemat.
3. Tarikan lebih responsif
Pada tipe karburator, antara pengabut bensin (spuyer) dengan silinder jaraknya agak jauh.
Selain itu, perbedaan bobot berat jenis antara bensin dan udara mengakibatkan volume udara yang
masuk tidak imbang dengan jumlah bensin yang dihisap. Sehingga tarikan menjadi kurang
responsif. Sedangkan motor injeksi menempatkan pengabut bensin (injektor) dekat silinder.
Saluran bensin yang menuju injektor bertekanan antara 2,5 s/d 3,0 kg/cm2 lebih tinggi dari tekanan
intake manifold. Berhubung diameter mulut injektor sangat kecil, ketika sinyal listrik dari ECU
mengaktifkan injektor maka bensin yang menyembur berbentuk kabut. Saat katup gas dibuka,
udara dan bensin menghasilkan campuran yang homogen serta perbandingan yang ideal. Dibantu

9
mutu api yang bagus akan menghasilkan pembakaran sempurna. Hasilnya tarikan lebih responsif
sesuai perubahan katup gas.

4. Mesin mudah dihidupkan tanpa dipengaruhi perubahan kondisi cuaca


Pada temperatur rendah (dingin), menghidupkan mesin berkarburator dibutuhkan
campuran lebih gemuk dengan menarik cuk. Cara manual ini tak lagi diperlukan pada motor injeksi
karena sudah dilengkapi sensor temperatur mesin serta sensor temperatur udara masuk. Saat
menghidupkan mesin (starting) dan kondisi dingin, secara otomatis jumlah semprotan bensin
ditambah. Sehingga mesin mudah dihidupkan dalam kondisi apapun dan tidak terpengaruh kondisi
cuaca.
5. Perawatan mudah
Jika karbu ketika dibersihkan harus dibongkar sehingga membutuhkan waktu lama, belum
lagi resiko karena sering dibongkar sehingga beberapa komponen jadi rentan aus,terutama skep
pelampung. sedang untuk tipe motor yang menggunakan injeksi rentan waktu perawatan lebih
lama, cukup 10-15 ribu kilometer sekali, itu pun cukup di semprotkan injector cleaner. bahkan jika
kualitas bengsin yang digunakan bagus, sebenarnya injeksi tidak perlu diapa-apakan lagi. karena
selain steril, juga telah dibackup dengan filter halus sebelum masuk ke injector biar lebih aman.
6. Ramah lingkungan
Di knalpot motor injeksi biasanya di lengkapi catalytics converter (CC), sistem ini akan
merubah zat zat hasil pembakaran yang berbahaya menjadi zat yang lebih ramah ligkungan atau
dengan menggunakan sistem sensor O2.

3. Kekurangan Electronic Fuel Injection

1. Perawatan Harus di Bengkel Khusus


Karena motor injeksi tidak bisa di utak atik secara sembarangan, maka perawatan atau perbaikan
harus di lakukan pada bengkel resmi.
2. Modifikasi lebih mahal
Bagi anda yang suka modifikasi motor, anda harus mengeluarkan dana lebih jika ingin
memodifikasi motor injeksi.
3. Harga sparepart lebih mahal

10
Sparepart atau sukucadang motor injeksi terbilang cukup mahal. Motor injeksi juga butuh
alternator atau pembangkit listrik lebih besar.
4. Lebih sensitif soal kelistrikan
Kerusakan kecil pada kelistrikan dapat mengakibatkan motor mati.
5. Sensitif terhadap kualitas bahan bakar
Karena mulut injektor sangat kecil sehingga sangat sensitif terhadap kualitas bahan bakar. Oleh
karena itu disarankan menggunakan pertamax sebagai bahan bakar motor injeksi. Selain itu, kerja
catalytics converter juga di pengaruhi kadar timbal dalam bahan bakar.

4. Cara Merawat Electronic Fuel Injection yang Baik dan Benar

 Check selang bahan bakar


Injektor berfungsi menyemprotkan kabut bahan bakar dengan tekanan tinggi ke mesin yang
takaran dan waktunya diatur oleh peranti Electronic Control Unit (ECU). Selain berperan penting
dalam menentukan proses pembakaran di ruang bakar mesin, peranti ini juga sangat menentukan
boros tidaknya konsumsi bahan bakar sebuah motor.
Namun, ketepatan sistem kerja itu juga tergantung komponen lain, termasuk selang dan
pompa bahan bakar. Bila selang kotor atau bocor, maka kerja injektor tidak akan maksimal. Oleh
karena itu, selang wajib diperiksa setelah motor menempuh jarak 2.000 kilometer.
 Check pompa bahan bakar
Bila sepeda motor telah lebih dari 50 ribu kilometer atau kelipatannya, maka sebaiknya
dilakukan pemeriksaan pompa bahan bakar. Mendeteksi gejala masalah di peranti ini cukup
mudah.
Caranya, hidupkan mesin motor di tempat yang tidak bising, kemudian dengarkan di bagian
tangki apakah ada suara mendenging atau mendesing. Bila hal itu terjadi, maka Anda harus
membersihkannya dan sekaligus menguras tangki bahan bakar. Melalui cara itu, Anda akan
mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
 Check posisi klep injector

11
Meski waktu dan tekanan ke klep diatur oleh ECU yang telah diprogram oleh pabrikan.
Namun, tak jarang posisi klep mengalami perubahan karena berbagai penyebab. Oleh karena itu,
agar kerja injektor benar-benar tepat, maka pastikan klep berada posisi yang tepat.
Artinya, tidak terlalu renggang dan juga tidak terlampau rapat. Bila terlalu renggang maka
asupan bahan bakar ke peranti itu berlebih dan sebaliknya bila terlalu rapat. Akibatnya, semprotan
kabut bahan bakar ke ruang bakar juga tidak ideal seperti takaran dari pabrik. Walhasil, proses
pembakaran tidak sempurna dan tenaga mesin loyo atau motor boros bahan bakar.
 Check busi dan filter udara
Busi merupakan pemantik api yang dibutuhkan saat proses pembakaran di ruang bakar.
Ketepatan pantikan api dari busi dengan semburan bahan bakar yang bercampur udara di ruang
bakar sangat menentukan sempurna tidaknya proses pembakaran. Proses pembakaran yang tidak
sempurna selain menjadikan bahan bakar mubazir, tenaga dari mesin pun loyo.
Oleh karena itu bersihkan busi, atur ulang tingkat kerenggangan sumbu dan kutub busi.
Begitu pun dengan filter udara. Bila kotor segera bersihkan, sedangkan bila sel-sel kertas telah
sangat kotor atau rusak lebih baik segera menggantinya.
Pasalnya, filter yang rusak atau kotor menjadikan hembusan udara ke ruang bakar juga
terhambat. Padahal, kesempurnaan proses pembakaran di ruang bakar mesin sangat ditentukan
oleh komposisi yang ideal antara udara dan bahan bakar
 Check ECU
ECU merupakan otak yang mengatur keseluruhan unit injektor, baik takaran bahan bakar
yang disemprotkan maupun buka tutup klep injektor. Sehingga, bila peranti ini terganggu maka
kerja injektor juga tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Satu di antaranya, semburan bahan bakar yang tidak sesuai dengan takaran. Akibatnya,
stasioner mesin juga tidak stabil. Bila tingkat kerusakan di ECU telah parah, maka kendaraan tidak
akan bisa dijalankan alias mogok. Ada beberapa penyebab kerusakan ECU, di antaranya adalah
gangguan kelistrikan karena over supply, voltase sumber kelistrikan rendah, korsleting akibat
terkena air dan lain-lain.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk secara rutin memeriksa kabel kelistrikan. Bila
Anda melakukan modifikasi yang memerlukan tambahan asupan tenaga listrik, sebaiknya dipikir
ulang efeknya ke sistem kelistrikan. Pastikan keberadaan aksesoris tambahan itu tidak berpengaruh
ke sistem kelistrikan dan mengganggu ECU

12
 Gunakan bahan bakar yang berkualitas
Kualitas bahan bakar sangat berpengaruh terhadap mesin injeksi. Oleh karena itu
sebaiknya anda gunakan bahan bakar berkualitas yang oktannya sesuai dengan standar pabrik
pembuatnya.
Pemakaian bahan bakar berkualitas buruk serta oktan booster dengan spesifikasi yang tidak
sesuai dapat menyebabkan tersumbatnya lubang injektor. Sehingga berakibat spray quality atau
kemampuan menyemprot kabut gas pada injektor jadi kurang sempurna.
 Perhatikan kondisi aki
Motor injeksi memanfaatkan kontrol elektrik sebagai penghidup mesin, penyuplai bahan
bakar ke dalam mesin. Maka jelas sekali injeksi memiliki konsumsi listrik, dalam hal ini adalah
Aki.
Oleh karena itu perhatikan kondisi aki secara rutin, segera ganti aki motor injeksi anda jika
sudah tidak menghasilkan arus listrik yang maksimal. Jangan tunggu sampai aki benar benar soak.
 Check kondisi injector
Dalam membersihkan komponen injector anda sebaiknya jangan asal semprot dengan
cairan pembersih injector. Hal ini bisa mengakibatkan kinerja injektor menjadi kurang sempurna.
Biasanya untuk meningkatkan performa mesin motor injeksi, pemiliknya kerap melepas filter
udara standar atau menggantinya dengan produk aftermarket. Akibatnya, udara kotor masuk ke
dalam throttle body (TB), lalu menempel di dinding-dindingnya. Debu dan kotoran tersebut lama-
lama akan mengerak.

Berikut hal yang harus anda perhatian ketika membersihkan injector:


· Cairan pembersih injektor dan TB tidak boleh mengandung kadar solven terlampau tinggi.
· Saat membersihkan TB, disarankan menggunakan sarung tangan karet untuk menghindari gaya
elektro statik yang dapat mempengaruhi sensor-sensor.
· Dibutuhkan alat khusus (regulator) yang dapat diatur tekanannya saat menyuntik cairan
pembersih injektor.
· Servis Injektor dan TB tiap 10.000km
 Ikut memeriksa bagian saat servis

13
Motor injeksi memang dirancang agar perawatnnya lebih mudah, namun disisi lain butuh
ketilitian pada saat pengecheckan per bagian. Oleh karena ketika melakukan service, anda
sebaiknya ikut memeriksa motor anda ketika disservice, sebab ada kalanya mekanik melakukan
kecerobohan.
 Lakukan service berkala
Lakukan service rutin setiap 3000 km. Berikut biaya perawatan motor injeksi untuk satu
tahun
 Tidak memodifikasi lampu
Lampu yang dimodifikasi tidak sesuai bawaan pabrik akan membuat kerja ECU bingung
dalam pembagian kelistrikan. Gunakan lampu yang sesuai watt dan voltase. Hindari menambah
aksesori lampu pada motor. Karena sistem ECU akan tidak stabil memerintahkan tegangan dan
perpengaruh terhadap kelangsungan ECU
 Panaskan mesin sebelum digunakan
Hal yang harus selalu dilakukan yakni, sebelum Anda pergi menggunakan motor injeksi,
ada baiknya Anda memanaskan mesinnya terlebih dulu dengan cara menghidupkan mesin 1
sampai 5 menit.
 Kurangi akselarasi cepat
Saat mengendarai motor injeksi, ada baiknya Anda tidak menggebernya terlalu cepat atau
melajukan dengan cara melepas selongsongan gas dengan cepat atau lambat. Ini biasanya akan
memperpendek usia mesin motor injeksi Anda.

 Selalu check tangki bensin


Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya yakni, Anda harus selalu mengecek tangki bensin.
Pastikan tangki bensin tidak pernah kosong, karena motor injeksi dianjurkan agar tidak mengisi
bensin dalam keadaan tangki kosong.

14
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN EFI (ELECTRONIC FUEL INJECTION)


EFI adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam kerjanya dikontrol secara
elektronik agar didapatkan nilai campuran udara dan bahan bakar selalu sesuai dengan kebutuhan
motor bakar, maka proses pembakaran yang terjadi diruang bakar akan terjadi secara sempurna
sehingga didapatkan daya motor yang optimal serta didapatkan gas buang yang ramah lingkungan.
Proses pemberian bahan bakar dari ECU (Electronic Control Unit) ke injector yang didasarkan
pada signal-signal dari sensor-sensor antara lain sensor air flow meter, manifold absolute pressure,
sensor putaran mesin, water temperature sensor, throttle position sensor dll. EFI (Electronic Fuel
Injection) dipakai oleh merk Toyota, sedangkan merk lain mempunyai nama yang berbeda, yakni
; PGMFI/ Honda (Programed Fuel Injection), EPI/ Suzuki (Electronic Petrol Injection), EGI/
Mazda (Electronic Gasoline Injection), Jetronik (Bosch), Multec/ General Motor (Multi
Technology) dan lain-lain akan tetapi prinsip dari semua sistem tersebut adalah sama.

3.2 PRINSIP SYSTEM KONTROL EFI


System yang digunakan pada electronic fuel injection terbagi atas sensor-sensor dan
actuator. Sensor-sensor merupakan informan atau pemberi informasi tentang kondisi-kondisi yang
berkaitan dengan penentuan jumlah bahan bakar yang harus diinjeksikan. Pemberian informasi
dapat berupa sinyal analog ataupun digital. Sensor-sensor yang mengirim informasi dalam bentuk
analog seperti misalnya TPS (Throttle Position Sensor dan mass air flow). Sedangkan actuator
merupakan bagian/komponen yang akan diperintah oleh ECU dan perintah dapat berupa analog
ataupun digital. Pemberian perintah berupa analog diberikan pada pompa bensin elektrik dan
lampu engine kontrol. Sedangkan pemberian perintah berupa sinyal digital diberikan pada injector,
coil pengapian, katup pernapasan tangki, pengatur idle, pemanas sensor lamda dan steeker
diagnosa.

3.3 PERBEDAAN SYSTEM EFI DENGAN SYSTEM KARBURATOR

15
· Saat mesin dalam kondisi dingin
Ø System Karburator
Pada system karburator suplay bahan bakar pada saat mesin dalam kondisi dingin diatur
dengan memperkecil jumlah udara yang masuk sehingga bahan bakar akan keluar lebih kaya,
dimana pengaturan tersebut dilakukan oleh choke circuit. Chock sircuit sendiri ada yang bekerja
secara otomatis ada pula yang mekanis. Dan selanjutnya suplay bahan bakar diatur oleh besarnya
tingkat kevakuman dari mesin. Semakin besar tingkat kevakuman yang terbentuk akan semakin
besar suplay bahan bakar yang diberikan.

Ø Sytem EFI
Sedangkan pada system EFI suplay bahan bakar saat mesin dalam kondisi dingin akan
ditentukan atau diatur oleh ECU (Electronic Control Unit) yang didasarkan pada informasi dari
kondisi suhu kerja mesin dan besarnya tekanan udara pada intake manifold. Dari informasi atau
data-data tersebut ECU akan memerintahkan injector untuk menyemprotkan bahan bakar lebih
banyak.

· Saat mesin akselerasi

Ø System Karburator
Pada system karburator suplay bahan bakar saat mesin diakselerasi akan diberikan oleh
acceleration circuit, dimana acceleration circuit digerakan oleh tuas yang dihubungkan dengan
sebuah lengan ungkit yang digerakan oleh gerakan akselerasi throttle valve. Bahan bakar akan
keluar dari pump jet ke ventury.

Ø System EFI
Sedangkan pada system EFI suplay bahan bakar saat mesin diakselerasi akan diatur oleh
ECU berdasar informasi dari besarnya/banyaknya aliran udara yang mengalir ke intake manifold
yang terukur oleh air flow meter. Kemudian dari data tersebut ECU akan memerintahkan injector
menambah bahan bakar yang diinjeksikan.

16
3.4 Keistimewaan EFI dibandingkan Karburator
· Memungkikan pembentukan campuran yang homogen pada setiap silinder
Ø Satu silinder satu injektor
Ø Volume injeksi bahan bakar dikontrol oleh ECU sesuai dengan rpm dan beban

· Perbandingan udara dan bahan bakar akurat


Ø Pengiriman campuran uadar dan bahan bakar berlangsung terus menerus secara tepat tidak
tergantung pada putaran dan beban

· Respon yang baik sesuai dengan pembukaan sudut throttle


Ø Injektor dipasang dekat dengan katup masuk ( Indirect Injection / ID )
Ø Bahan bakar ditekan dengan tekanan 2 – 3 kg/cm2
Ø Bahan bakar di injeksikan melalui lobang yang sangat kecil

· Koreksi campuran udara dan bahan bakar


Ø Ada penambahan bahan bakar selama mesin distart.
Ø Ada penghentian bahan bakar selama deselerasi

· Effisiensi pemasukan campuran udara dan bahan bakar


Ø Tidak memerlukan ventury untuk mempercepat aliran udara masuk

17
GAMBAR DIAGRAM ELEKTRONIK FUEL INJECTION

3.5 SUSUNAN DASAR SISTEM EFI


Sistem EFI secara umum dapat dibagi menjadi tiga sistem fungsi, yaitu :
ü sistem induksi udara ( Air Induction System )
ü sistem bahan bakar ( Fuel Delivery System )
ü sistem pengontrol elektronik ( Electronic Control System )
a. Umum

18
b. Basic Injection Control

Referensi :Perbandingan bahan bakar – udara teoritis adalah perbandingan bahan bakar dan udara
dengan oksigen yang cukup agar bahan bakar dapat terbakar secara lengkap. Pada octan murni
perbandingan ini adalah 15:1 ( 15 bagian udara dengan 1 bagian bahan bakar )

1. SISTEM INDUKSI UDARA ( AIR INDUCTION SYSTEM )


Bila mesin dingin air valve mengalirkan udara ke intake chamber langsung dengan
membypass throttle. Air valve mangalirkan udara secukupnya ke intake chamber untuk menambah

19
putaran fast idle, tanpa memperhatikan throttle terbuka atau tertutup. Jumlah udara yang masuk di
deteksi oleh air flow meter ( L-EFI ) atau manifold pressure sensor ( D-EFI ).
Macam-macam EFI
System EFI terbagi dalam dua jenis yakni :
ü EFI Type D
EFI jenis ini pengukuran udara masuk yang menuju ke intake manifold menggunakan
vaccum sensor, dimana besar kecilnya tekanan didalam intake manifold dijadikan informasi ke
ECU sebagai salah satu penentu banyak sedikitnya bahan bakar yang akan diinjeksikan.

ü EFI Type L
Pada EFI jenis L jumlah udara yang masuk ke dalam intake manifold diukur banyak
sedikitnya dengan menggunakan aiflow meter dan besarnya volume udara dijadikan informasi ke
ECU sebagai salah satu penentu banyak sedikitnya bahan bakar yang akan diinjeksikan.

20
§ Throttle Body
Throttle body Merupakan komponen sistem kontrol udara sebagai saluran utama yang
dilalui oleh udara, sebelum masuk ke intake manifold.
Di dalam throttle body ini terdapat :
v Throttle valve
v TPS (Throttle Position Sensor)
v IAC ( Idle Air Control )
v FIAC ( Fast Idle Air Control )
v ISAS ( Idle Speed Adjusting Screw )

21
Gambar :Throttle Body

§ Throttle Position Sensor


Throttle Position Sensor berfungsi mendeteksi sudut pembukaan throttle valve. TPS dihubungkan
langsung dengan sumbu throttle valve, jika throttle valve bergerak, TPS akan mendeteksi
perubahan pembukaan throttle valve. Selanjutnya dengan menggunakan tahanan geser, perubahan
tahanan ini dikirim ke ECU sebagai input untuk koreksi rasio udara dan bensin.

22
Gambar : Throttle Position Sensor

§ Intake Air Temperatur


Sensor temperatur udara masuk ini biasa terpasang pada air cleaner atau hose antara air cleaner
dengan throttle body. Sensor temperatur udara masuk ini berupa thermistor dengan bahan
semikonduktor yang mempunyai sifat semakin panas temperatur maka nilai tahanannya semakin
kecil.

Gambar : Intake Air Temperatur


§ Air Flow Meter
MAF (Massa Air Flow Meter) salah satu jenis sensor dengan tipe measuringplate, yang terdiri
atas plat pengukur, pegas pengembali, dan potensiometer.
Udara yang masuk ke intake air chamberakan dideteksi dengan gerakan membuka dan
menutup plat pengukur. Plat pengukur ini ditahan oleh sebuah pegas pengembali. Plat pengukur
dan potensiometer bergerak pada poros yang sama sehingga sudut membuka plat pengukur ini
akan diubah nilai tahanan potensiometer. Variasi nilai tahanan ini akan dirbah menjadi
outputvoltage sensor ke ECM sebagai dasar untuk menentukan jumlah udara yang masuk ke intake
air chamber.

23
Gambar : Air Flow Meter

§ Fast Idle Air Control


Fast idle air control terbuat dari thermo wax yang bekerjanya sesuai dengan temperatur mesin.
Bila temperatur masih dingin, thermo wax belum mengembang sehingga jumlah udara yang masuk
melalui saluran bypass menjadi lebih banyak.Saat temperatur mesin panas, thermo waxakan
mengembang sehingga saluran bypass akan menyempit. Jumlah udara yang masuk menjadi
berkurang, putaran mesin ke putaran idle.

24
Gambar : Fast idle air control

2. SISTEM BAHAN BAKAR ( FUEL DELIVERY SYSTEM )


Bahan bakar dihisap oleh pompa ke saringan kemudian di kirim ke injector dan colt start
injector.Tekanan di fuel line di control pressure regulator dan kelebihan bahan bakar di kembalikan
ke tangki.Bahan bakar di injeksikan ke intake manifold sesuai injection signal dan colt start
injector menginjeksikan bahan bakar ke intake chamber langsung saat cuaca dingin sehingga
mesin bisa hidup.Komponen utama dari fuel delivery system adalah :
Ø Fuel pump
Ø Fuel filter
Ø Fuel pressure regulator
Ø Pulsation dumper
Ø Injector
Ø
1. Fuel Pump

25
Pada semua tipe mesin dengan injeksi, penempatan pompa bensin selalu ada di dalam
tangki bensin. Tipe yang digunakan adalah elektrik dengan motor listrik. Pompa terdiri atas motor,
pompa itu sendiri, check valve, relief valve dan filter yang diletakkan di saluran masuk pompa.
Pompa bensin yang biasa digunakan adalah type in tank dan type in line. Type in tank
artinya bahwa pompa bahan bakar berada di dalam tangki bahan bakar dengan posisi terendam
bahan bakar. Sedangkan type in line artinya bahwa pompa bahan bakar berada diluar tangki bahan
bakar.

2. Fuel Filter
Fuel Filter berfungsi menyaring kotoran–kotoran dan partikel asing lainnya dari bensin
supaya tidak masuk ke injektor. Fuel filterdipasangkan pada saluran tekanan tinggi dari fuel
pump. Fuel filter ada yang diletakkan di luar tangki bensin, ada juga yang diletakkan di dalam
tangki bensin.

26
Gambar :Fuel Filter

3. Fuel Pressure Regulator

Fuel Pressure Regulator berfungsi untuk mengatur tekanan bahan bakar agar tetap konstan
Agar jumlah bahan bakar yang diinjeksikan selalu tetap walaupun tekanan pada intake manifold
berubah – ubah.

Gambar :Fuel Pressure Regulator

4. Pulsation Damper
Pulsation damper terpasang pada delivery pipe berfungsi menyerap variasi tekanan bensin
yang diakibatkan perubahan kevakuman intake manifold dan penginjeksian bensin oleh injector
untuk membantu mempertahankan tekanan bensin pada 2,1–2,6 kg/cm2 di dalam pipa pembagi
(delivery pipe)
27
5. Injector
Injektor adalah nosel electromagnet yang bekerjanya dikontrol oleh ECU untuk
menginjeksikan bensinke intake manifold. Injektor dipasangkan di ujung intake
manifold dekat intake port(lubangpemasukan) dan dijamin oleh delivery pipe.

Gambar : Injector

3. SISTEM PENGONTROL ELEKTRONIK (ELECTRONIC CONTROL SYSTEM)


Sistem control elektronik ( electronic control system ) ,termasuk sensor dan computer
untuk menentukan ketepatan jumlah penginjeksian bahan bakar sesuai signal yang diterima dari
sensor.Sensor ini untuk mengukur jumlah bahan bakar yang di hisap, beban mesin,temperature air
pendingin,temperature udara, saat akselerasi. Komputer mengukur jumlah yang tepat dan ideal
agar menghasilkan tenaga yang maksimal.
1. Elektronic Control Unit

28
Electronic Control Unit merupakan komponen system bahan bakar yang akan menerima
sinyal listrik dari sensor kemudian diolah untuk kemudian dijadikan garis perintah kepada actuator.
ECU mendapat suplay tegangan listrik dari baterai, yang selanjutnya tegangan listrik tersebut akan
dialirkan ke sensor dan actuator yang besar kecilnya teganngan disesuaikan dengan kapasitas
sensor ataupun actuator.

Bagian-bagian ECU :
Ø Micro Processor – mengatur jalannya perintah dan mengambil keputusan data yang telah diolah
berdasarkan informasi dari data yang tersimpan pada memory.
Ø Memory – Menyimpan data-data input yang siap diinformasikan ke micro processor
Ø Input/ – memberikan informasi berupa sinyal listrik ke memory untuk diproses oleh micro
processor.
Ø Akuisi Data – data data yang telah diproses oleh micro processor dibedakan kemudian
diinformasikan ke output
Ø Output – Sinyal listrik yang dihasilkan oleh akuisi data kemudian diberikan ke actuator-aktuator

2. Data Link Conector (DLC)


Data Link Conentor merupakan kumpulan kode-kode untuk mempermudah mendeteksi
kerja dari sensor ataupun actuator. DLC diterapkan pada semua kendaraan dengan sistem EFI dan
untuk mendeteksi secara manual dilakukan dengan cara menjamper kode satu dengan kode yang
lainnya sesuai dengan manual book pada masing-masing kendaraan atau merk kendaraan tersebut.
Sebagai contoh jika ingin mengetahui kerja pompa bahan bakar maka tinggal menghubungkan
kode nomor 2 dengan nomor 9 dan untuk mengetahui terjadinya malfungsi pada engine check
lamp dengan menghubungkan nomor 4 dengan nomor 13

3. Variable Resistor
Berfungsi untuk mengatur campuran bahan bakar saat putara idle. Penyetelan ini dilakukan
untuk menghasilkan nilai co yang benar. Untuk hal tersebut tidak dibenarkan menyetel variable
resistor tanpa menggunakan CO tester.

29
Penyetelan variable resistor dilakuka dengan cara memutar baut penyetel dengan SST searah jarum
jam jika campuran bahan bakar terlalu gemuk dan jika baut penyetel diputar berlawanan jarum
jam menunjukan bahwa bahan bakar terlalu kurus.
Komponen sensor-sensor pada kendaraan :
Ø ECT ( Electronic Control Temperature )
Ø TPS ( Throttle Position Sensor )
Ø VSS ( Vehicle Speed Sensor )
Ø CMP (Camshaft Position Sensor )
Ø CKP ( Crankshaft Position Sensor )
Ø Oxygen Sensor

1. ECT (Electronic Control Temperature)


ECT terbuat dari thermistor, yaitu sebuah variable resistor yang dipengaruhi oleh
temperatur. Kerja ECT sama dengan IAT, hanya fungsi pendeteksiannya yang berbeda. ECT
berfungsi mendeteksi temperatur air pendingin mesin sebagai input ECM untuk mengoreksi besar
penginjeksian bensin pada injector. ECT juga berfungsi sebagai kontrol temperatur air pendingin
mesin kepada pengemudi melalui temperature gauge pada instrument panel.

Gambar : Electronic Control Temperatur

2. Throttle Position Sensor

30
Throttle Position Sensor berfungsi mendeteksi sudut pembukaan throttle valve. TPS
dihubungkan langsung dengan sumbu throttle valve, jika throttle valve bergerak, TPS akan
mendeteksi perubahan pembukaan throttle valve. Selanjutnya dengan menggunakan tahanan
geser, perubahan tahanan ini dikirim ke ECU sebagai input untuk koreksi rasio udara dan bensin.

Gambar : Throttle Position Sensor

3. VSS (Vehicle Speed Sensor)


Sensor ini dipasangkan pada transmisi dan digerakkan oleh driver gear poros output. Jenis
VSS yang digunakan adalah tipe MRE ( Magnetic Resistance Element ). Signal yang dihasilkan
oleh VSS berupa gelombang bolak – balik, oleh komparator (yang terdapat di speed
sensor pada panel instrument) gelombang bolak – balik tersebut dirubah menjadi sinyal digital
yang kemudian dikirim ke ECU.

31
Gambar : Vehicle Speed Sensor
4. CMP (Camshaft Position Sensor)
§ CMP sensor terdiri atas komponen elektronik yang terdapat di dalam sensor case dan tidak dapat
distel maupun diperbaiki. Sensor ini mendeteksi posisi piston pada langkah kompresi melalui
putaran signal rotor yang diputar langsung oleh camshaft untuk mengetahui posisi pembukaan
dan penutupan intake dan exhaust valve.
§ Signal digital dari CMP ini, oleh ECU digunakan untuk memproses kerja dari sistem EFI bersama-
sama dengan signal dari sensor CKP.

32
Gambar : Chamshaft Position Sensor

5. CKP ( Crankshaft Position Sensor )


§ CKP terdiri dari magnit dan coil yang ditempatkan di bagian bawah timing belt
pulley ataudibelakang V-belt pulley. Saat mesin berputar CKP menghasilkan pulsa tegangan
listrik.
§ Sensor CKP digunakan sebagai sensor utama untuk mendeteksi putaran mesin, output signal dari
CKP sensor dikirim ke ECU untuk menentukan besar basic injection volume.
§ Selain digunakan untuk mendeteksi putaran mesin, sensor CKP juga digunakan sebagai sensor
utama sistem pengapian. Output signal dari sensor CKP digunakan ECU untuk
menentukan ignition timing.

33
Gambar : Crankshaft Position Sensor

6. Oxygen Sensor
§ Sensor O2 dipasangkan di exhaust manifold yang berfungsi untuk mendeteksi konsentrasi oksigen
pada gas buang kendaraan, menghitung perbandingan udara dan bensin, dan menginformasikan
hasilnya pada ECU.
§ Bila kadar oksigen pada gas buang tinggi, ECU akan menyimpulkan bahwa campuran terlalu kurus
(lebih banyak udaranya)
§ Bila kadar oksigen pada gas buang rendah, ECU akan menyimpulkan bahwa campuran terlalu
gemuk (lebih banyak bensinnya ).

34
Gambar : Oxygen Sensor

3.6 PENGGOLONGAN SYSTEM EFI


1. Menurut Tempat Penyemprotan Bahan Bakar
Pada system EFI tempat penyemprotan bahan bakar terbagi atas injeksi langsung dan tak
langsung. Injeksi langsung artinya bahwa baha bakar diinjeksikan oleh injector langsung ke dalam
ruang bakar, injeksi lagsung (direct injection) digunakan pada mobil Mitsubhisi. Sedangkan injeksi
tak langsung (indirect injection) artinya bahwa bahan bakar yang diinjeksikan tidak langsung
keruang bakar akan tetapi bahan bakar diinjeksikan melalui intake manifold.

2. Menurut Ritme Penyemprotan Bahan Bakar


a. Model Simultan
Yang dimaksud ritme penyemprotan model simultan adalah bahwa bahan bakar
diinjeksikan kedalam ruang bakar secara terus menerus atau dengan kata lain penyemprotan bahan

35
bakar tidak meperhitungkan kondisi kerja mesin dan penyemprotan itu terjadi serentak pada semua
silinder tiap 1 putaran poros engkol (360o).
b. Model Grouping
Yang dimaksud ritme penyemprotan model grouping adalah bahwa bahan bakar
diinjeksikan kedalam ruang bakar secara terus menerus sesuai dengan group silinder atau dengan
kata lain penyemprotan bahan bakar dengan meperhitungkan kondisi langkah kerja mesin dan
penyemprotan itu terjadi serentak pada semua silinder tiap 2 putaran Poros engkol (720o).
c. Model Squential
Yang dimaksud ritme penyemprotan model squential adalah bahwa bahan bakar
diinjeksikan kedalam ruang bakar secara terus menerus sesuai dengan FO (Firing Order) atau
dengan kata lain penyemprotan bahan bakar meperhitungkan kondisi kerja mesin, dan
penyemprotan itu terjadi serentak pada semua silinder tiap 2 putaran Poros engkol (720o).
3. Menurut Pelayanan Penyemprotan Bahan Bakar
Bahan bakar yang disemprotkan ke dalam intake manifold dibedakan menjadi dua yakni:
model single point injection dan multi point injection.
a. Model Single Point Injection (SPI)
Penyemprotan bahan bakar akan dilakukan oleh satu injector, dimana injector ditempatkan
pada intake manifold sebelum throttle valve. Bahan bakar yang diinjeksikan akan dihisap masuk
sesuai kerja mesin tiap silinder. Dengan kata lain satu injector melayani semua silinder hal ini tidak
jauh dengan system bahan bakar konvensional.
Campuran bahan bakar dan udara yang berada di intake manifold akan menunggu
terbukanya katup masuk, sehingga kejadian tersebut akan menyebabkan pengendapan disepanjang
intake manifold hal ini yang menjadi satu kerugian pada system injeksi single point.
b. Model Multi Point Injection (MPI)
Titik penyemprotan bahan bakar berada pada tiap saluran masuk ke dalam silinder
sehingga efisiensi pemasukan bahan bakar tiap silinder lebih baik.

4. Menurut Konstruksi System Kontrol


Menurut konstruksi system ontrol yang digunakan EFI terbagi atas : injeksi mekanis,
injeksi mekanis elektronis, injeksi elektronis dan engine management system.
a. Injeksi Mekanis

36
Pada system injeksi bahan bakar mekanis, bahan bakar yang diinjeksikan terjadi secara
mekanis artinya bahwa gerakan throttle valve akan mengatur banyaknya udara yang dibutuhkan
oleh mesin dan menggerakan tuas ungkit dan tuas ungkit mendorong tuas pengukur bahan bakar
untuk menentukan jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan.
b. Injeksi Mekanis Elektronis
System injeksi bahan bakar jenis mekanis elektronis dilengkapi dengan system pengatur
electronik yang disebut dengan ECU (electronic control unit). System pengontrolan tersebut
terbatas hanya pada saat injeksi sedangkan seberapa banyak bahan bakar harus diinjeksikan akan
ditentukan oleh gerakan mekanik dari lengan pengatur campuran bahan bakar (mixture control
unit).
c. Injeksi Elektronis
Injeksi bahan bakar elektronik merupakan system penyuplaian kebutuhan bahan bakar
yang sedikit banyaknya dan waktu penyuplaiannya diatur secara electronic oleh engine ECU.
Engine ECU akan mengolah data-data yang diinformasikan dari sensor-sensor, informasi tersebut
akan dijadikan pertimbangan untuk menentukan waktu dan jumlah bahan bakar yang harus
diinjeksikan.
d. Engine Management System
Yang dimaksud dengan engine management system adalah system injeksi bahan bakar
electronic seperti halnya pada system injeksi bahan bakar electronic yang lain akan tetapi system
pengapian diatur dalam 1unit dengan engine ECU atau dengan kata lain system pengapian tidak
terpisah dengan engine ECU.

3.7 TROUBLE SHOOTINGELECTRIC FUEL INJECTION


PROBLEM :
1. Mesin tidak dapat distart :
Cek Komponen :
ü Immobilizer
ü Koneksi kelistrikan-mesin/batteray
ü Ignition system
ü Tekanan bensin/regulator tekanan bensin

37
ü Jumlah bahan bakar/kondisi filter bensin
ü Koneksi/pompa bahan bakar
ü Kebocoran/kondisi air intake-vacuum system
ü ECT/engine coolant temperatur sensor
ü CKP/Crankshaft position sensor
ü MAP/manifold absolute sensor
ü Injectors
ü CMP/camshaft position sensor
ü Konektor/kabel/relay ECM
ü ECM
2. Mesin susah hidup
Cek Komponen :
ü Koneksi kelistrikan-mesin/batteray
ü Jumlah bahan bakar/kondisi filter bensin
ü Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
ü Kebocoran/kondisi air intake-vacuum system
ü Ignition system
ü ECT/engine coolant temperatur sensor
ü TPS/ throttle position sensor
ü Injectors
ü CMP/camshaft position sensor
ü CKP/Crankshaft position sensor
ü Konektor/kabel/relay ECM
ü ECM

3. Mesin hidup lalu mati


Cek Komponen :
ü Kebocoran- air intake/vacuum sistem
ü IAC – Idle Air control valve
ü Tekanan bensin/regulator tekanan bensin

38
ü Kebocoran/kerusakan/tersumbat- saluran bensin
ü TPS/ throttle position sensor
ü MAP/manifold absolute sensor
ü Jumlah bahan bakar/kondisi filter bensin
ü Konektor/kabel/relay ECM
ü ECM
4. Mesin dingin –susah idle
Cek Komponen :
ü Kebocoran- air intake/vacuum sistem
ü IAC – Idle Air control valve
ü Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
ü Kebocoran/kerusakan/tersumbat- saluran bensin
ü ECT/engine coolant temperatur sensor
ü Injectors
ü MAP/manifold absolute sensor
ü Konektor/kabel/relay ECM
ü ECM
5. Putaran mesin tersendat-sendat
Cek Komponen :
ü Kebocoran- air intake/vacuum sistem
ü IAC – Idle Air control valve
ü Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
ü Kebocoran/kerusakan/tersumbat- saluran bensin
ü Pompa bahan bakar/konektor
ü O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
ü Injektor
ü MAP/manifold absolute sensor
ü TP/Throttle position sensor
ü Konektor/kabel/relay ECM

6. Putaran idle terlalu rendah

39
Cek Komponen :
ü IAC/idle air kontrol valve
ü TP/throttle position sensor
ü ECM
7. Putaran idle terlalu tinggi
Cek Komponen :
ü IAC/idle air kontrol valve
ü Throttle valve- tersangkut/ macet
ü TP/throttle position sensor
ü Injektor
8. Acceleration terlambat
Cek Komponen :
ü Bocor/tersumbat – air intake/vacuum sistem
ü Throttle valve- tersangkut/ macet
ü IAC/idle air kontrol valve
ü Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
ü Injektor
ü Konektor/kabel/relay ECM
9. Backfiring (pengapian balik)
Cek Komponen :
ü Ignition sistem
ü Air intake/vakum sistem bocor
ü CO level
ü MAP/ Manfold absolute pressure
ü Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
ü Injektor
ü Konektor/kabel/relay ECM
ü O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor

10. Misfire (Pengapian tidak tepat)


Cek Komponen :

40
ü Ignition sistem
ü Air intake/vakum sistem bocor
ü IAC/idle air kontrol valve
ü ECT/ engine Coolant Temperature sensor
ü Intake air temperature/IAT sensor
ü Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
ü Injektor
ü O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
11. CO level terlalu rendah
Cek Komponen :
ü Air intake/vakum sistem bocor
ü O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
ü ECM
12. CO level terlalu tinggi
Cek Komponen :
ü O2S/Oksigen sensor - HO2S/ Heated oksigen sensor
ü IAT/ Intake air Temperature
ü ECT/Engine coolant temperature sensor
ü Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
ü Injektor
ü ECM
13. Konsumsi bahan bakar terlalu berlebih
Cek Komponen :
ü Tekanan bensin/regulator tekanan bensin
ü Injektor
ü Throttle valve tersangkut/ macet

3.8 DIAGNOSTICELECTRONIC FUEL INJECTION


Kendaraan yang diopersikan secara terus menerus dalam kehidupan transportasi darat tidak
terlepas dari kemungkinan adanya gangguan gangguan pada system kerja yang terdapat dalam

41
kendaraan dimana akan memperngaruhi performance yang dihasilkan oleh mesin. Gangguan-
gangguan tersebut bisa datang dari system bahan bakar ataupun system yang lain. Gangguan –
gangguan tersebut jelas harus dicari sumber permasalahannya. Dalam pencarian masalah dibagi
menjadi 2 yakni: Pertama, dengan cara Trial End Error (mencoba dengan kesalahan) artinya dalam
mencari gangguan dengan cara coba-coba sehingga ditemukan sumber kerusakan yang
sebenarnya. Kedua, dengan cara Diagnostic baik induktif ataupun deduktif. Artinya pencarian
sumber kerusakan dengan cara induktif adalah dengan cara model pencarian sumber kerusakan
dari mudah ke hal yang lebih rumit. Sedangkan cara deduktif adalah dengan cara model pencarian
sumber kerusakan dari yang sulit ke hal yang mudah. Penggunaan metode Diagnostic dapat
dilakukan dengan cara manual ataupun dengan menggunakan alat ukur khusus. Pemeriksaan
dengan secara manual dilakukan dengan menggunakan kabel jamper. Hasil penjamperan akan
memunculkan sinyal kedipan lampu pada engine check lamp dengan dengan demikian tinggal
menghitung jumlah kedipan pada lampu. Diagnostic dengan cara manual dilakukan dengan cara
menghubungkan kabel jamper pada 2 terminal tertentu yang terdapat pada kotak diagnostic sesuai
dengan merk kendaraan yang akan dilakukan pengecekan kerusakan.

42
Contoh Soal:

43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa pada dasarnya masing-
masing sensor efi mempunyai kegunaan yang berbeda, yang diatur oleh satu otak yaitu ECU.
Semua sensor dkendalikan oleh ECU sehingga mesin dapat bekerja sempurna. Di jaman sekarang
ini teknologi sangatlah berkembang pesat dimana semua nya sudah dirancang dengan teliti, sangat
bagus, dan dapat memudahkan pekerjaan manusia. Pada dasarnya suatu penemuan itu akan terus
dikembangkan agar dapat menjadi penemuan-penemuan yang baru, tentunya penemuan yang baru
itu akan menghasilkan sesuatu kenyamanan yang berbeda atau lebih. Pembahasan kali ini adalah
menjadi sebuah bukti bahwa kemajuan teknologi sangatlah pesat, khususnya dunia tomotif (
transportasi ). Jadi kita harus dapat mengingikuti perkembangan teknologi yang sangat pesat ini
agar bangsa kita tidak semakin terpuruk. Bangsa yang lain sudah bisa membuar kendaraan berat
seperti yang kita bahas. Semoga makalah yang saya buat ini bermanfaat bagi diri saya sendiri
khususnya dan pembaca pada umumnya.

4.2 Saran

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan. Maka dari itu penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, kiranya kritik dan
saran yang membangun sangat penulis butuhkan untuk kesempurnaan makalah ini ke depannya.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian, khususnya bagi penulis.

44
DAFTAR PUSTAKA

 www.google.com
 https://www.google.co.id/search?q=%C2%A0GAMBAR+DIAGRAM+ELEKTRONIK+
FUEL+INJECTION&biw=1366&bih=640&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved
=0ahUKEwjtorri7K_KAhWBUY4KHZT8CTsQsAQIGA#tbm=isch&q=Oxygen+Sensor
&imgrc=Yv1eJwghCkI_uM%3A
 https://www.google.co.id/search?q=%C2%A0GAMBAR+DIAGRAM+ELEKTRONIK+
FUEL+INJECTION&biw=1366&bih=640&tbm=isch&tbo=u&source=univ&sa=X&ved
=0ahUKEwjtorri7K_KAhWBUY4KHZT8CTsQsAQIGA#tbm=isch&q=Crankshaft+Posi
tion+Sensor&imgrc=IdliUzxsyNi2PM%3A
 https://www.google.co.id/#q=%C2%A0GAMBAR+DIAGRAM+ELEKTRONIK+FUEL
+INJECTION
 https://www.google.co.id/#q=sistem+ELECTRONIC+FUEL+INJECTION

45
46

Anda mungkin juga menyukai