Anda di halaman 1dari 39

Muhammad Reza Mulya

0121703008 Tugas Akhir

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Transportasi pada saat ini sangat berkembang di seluruh dunia sehingga
cadangan bahan bakar fosil semakin menipis. Banyak cara dilakukan untuk
mengurangi krisis ini, salah satu cara adalah membuat kinerja mesin lebih
efisiens agar pemanfaatan bahan bakar semakin efektif, untuk itu salah satu hal
yang dapat mengatasi masalah ini adalah dengan penambahan katalis pada bahan
bakar. Katalis yang digunakan pada pengujian ini adalah katalis dengan merk
BRQ. Katalisator adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya
mengalami perubahan kimia secara permanen.

BRQ merupakan suatu katalisator komersial dari Inggris yang diklaim


dapat membakar 90% lebih dari bahan bakar dalam proses pembakaran mesin.
Menurut salah satu sumber informasi produsen BRQ di Indonesia, dari hasil
penggunaan alat itu yang selama ini dirasakan oleh konsumen bahwa
penggunaan bahan bakar lebih hemat hingga 15 %. Hal ini bisa terjadi karena
pemakaian alat ini dapat membakar 90% lebih bahan bakar pada proses
pembakaran.

Disisi lain, tenaga akan bertambah 5-10 % karena pembakaran yang terjadi
berlangsung secara sempurna. Kesempurnaan proses pembakaran menghasilkan
emisi hingga 50-70 % lebih rendah.

BRQ diklaim dapat membuat ikatan molekul bahan bakar menjadi


renggang efeknya adalah membuat konsumsi bahan bakar menjadi lebih hemat
dan juga emisi gas buang yang lebih rendah. BRQ juga mengklaim bahwa dapat
terjadi peningkatan angka oktan, tetapi hal tersebut merupakan pengaruh
kesekian.

Klaim BRQ mendorong penulis ingin meneliti lebih dalam tentang katalis
BRQ tersebut. Menurut penulis katalis BRQ ini cukup unik, karena katalis
tersebut berupa padatan logam ( Tin, Platinum, Paladium ) dan tidak larut dalam
bahan bakar dan juga bukan aditif.

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 1


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar I.1.1 Klaim Keuntungan Menggunakan BRQ

Tabel I.1.1 Keterangan Gambar Diatas


8 Keuntungan Memakai BRQ Penurunan oktan dalam 30 hari
1. Meningkatkan kualitas BBM Secara alami nilai oktan pada bahan
2. Tarikan mesin ringan & bakar akan terus mengalami
responsif penurunan seiring waktu, hingga
3. Menghilangkan suara pada satu masa dianggap tidak
menggelitik berfungsi secara optimal
4. Menurunkan gas buang 20% Penggunaan BRQ bukan anya
5. Menghemat BBM s/d 20% mempertahankan nilai oktan pada
6. Membersihkan ruang bakar bahan bakar namun juga
mesin merendahkan kebutuhan oktan pada
7. Satu kali terpasang efektif s/d mesin. Efek yang tercipta adalah
400.000 km peningkatan nilai oktan 3-5 RON,
8. Merawat injektor jadi lebih contohnya seperti bensin dengan
awet oktan 95 menjadi 98

Terlebih lagi, seorang jurnalis otomotif bernama Fitra Eri sudah


melakukan pengujian konsumsi bahan bakar pada mobil VW Golf TSI miliknya,
beliau adalah seorang jurnalis otomotif terkemuka dengan latar belakang
pendidikan jurusan Teknik Mesin di Universitas Indonesia. Hasil yang didapat

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 2


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

oleh Fitra Eri, konsumsi bahan bakar VW Golf TSI miliknya menjadi lebih
hemat setelah dicelupkan katalis BRQ

Produsen tersebut mengklaim bahwa bahan bakar yang sudah dicelupkan


dengan katalis BRQ menghasilkan kerak di ruang bakar yang lebih mudah
dibersihkan.

I.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah dalam tugas
akhir “Pengujian ulang pengaruh katalis bahan bakar terhadap konsumsi bahan
bakar dan emisi sepeda motor Yamaha NMAX155” antara lain:

1. Emisi yang dihasilkan kendaraan diIndonesia pada tahun 2019


mencapai 487 juta ton MtCO2 Meskipun pada tahun 2020 turun
beberapa persen karena pandemi COVID19.
2. Pengujian kemampuan katalis BRQ dalam membuat konsumsi bahan
bakar dan emisi karbon dioksida kendaraan rendah.

I.3 Batasan Masalah


Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini lebih mengarah ke tujuan
pengujian yang tepat, maka penulis membatasi pokok masalah yang terdapat
pada Pengujian ulang pengaruh katalis bahan bakar terhadap konsumsi bahan
bakar dan emisi sepeda motor Yamaha NMAX155, adalah sebagai berikut :

1. Bahan bakar yang digunakan pada pengujian ini adalah Pertalite


2. Pengujian angka oktan pada bahan bakar yang belum diberikan katalis
dan yang sudah diberikan katalis untuk melihat perubahan yang terjadi
3. Pengujian konsumsi bahan bakar dengan menggunakan MID ( Multi
Information Display ) yang ada pada bahan percobaan.
4. Pengujian emisi hasil pembakaran sebelum dan sesudah penggunaan
katalis BRQ.
I.4 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat merumuskan beberapa masalah
pada pengujian katalis bahan bakar sepeda motor yang berpengaruh pada

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 3


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

konsumsi bahan bakar dan emisi pada sepeda motor Yamaha NMAX 155, yang
mana di dalamnya terdapat permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana efek yang ditimbulkan pada angka oktan bahan bakar.


2. Bagaimana efek yang ditimbulkan pada konsumsi bahan bakar sepeda
motor.
3. Bagaimana efek yang ditimbulkan pada emisi hasil pembakaran
sepeda motor.

I.5 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulis mempunyai tujuan
dalam penulisan tugas akhir ini, yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh katalis BRQ terhadap angka oktan bahan bakar.

2. Menguji konsumsi bahan bakar sepeda motor setelah menggunakan


katalis BRQ untuk mengetahui pengaruhnya

3. Melakukan uji emisi pada sepeda motor untuk mengetahui tingkat


emisi yang dihasilkan setelah menggunakan katalis BRQ

I.6 Manfaat
Manfaat yang dapat diambil dari pembahasan tugas akhir adalah sebagai
berikut :
1. Memberi pengetahuan tentang kegunaan katalis bahan bakar dan
efeknya terhadap kendaraan.
2. Memberi pilihan kepada masyarakat tentang perlu atau tidaknya
penggunaan katalis BRQ

1.7 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan tugas akhir adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan

Berisi tentang penjelasan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan


masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.

BAB II : Teori Dasar

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 4


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Berisi tentang tinjauan pustaka dan sejarah perkembangan otomotif dan


penerapan sistem keamanan pada sepeda motor.

BAB III : Metode Pengujian dan Penelitian

Berisi cara dan langkah penelitian beserta alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian.

BAB IV: Pembahasan

Berisi tentang hasil pengujian katalis brq terhadap konsumsi bahan bakar dan
emisi sepeda motor Yamaha NMAX155.

BAB V: Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil pengujian katalis brq terhadap
konsumsi bahan bakar dan emisi sepeda motor Yamaha NMAX155 pada
tugas akhir.

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 5


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

BAB II

TEORI DASAR

II.1 Pengertian Otomotif


Otomotif merupakan salah satu bidang yang ada dalam Industri
Transportasi. Transportasi adalah perpindahan manusia ataupun barang
menggunakan alat/kendaraan yang digerakkan oleh manusia dan mesin dari
tempat yang satu ke tempat yang lain. Hal ini memudahkan manusia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari. Transportasi dibagi menjadi 3 macam yaitu
transportasi darat, laut dan udara.

Otomotif merupakan ilmu yang mempelajari tentang alat-alat


transportasi salah satunya transportasi darat yang menggunakan mesin,
terutama mobil dan sepeda motor. Otomotif berkembang sebagai cabang ilmu
dimulai dengan seiring diciptakannya mesin mobil. Dalam
perkembangannya, mobil menjadi alat transportasi yang kompleks yang
terdiri dari ribuan komponen yang tergolong dalam puluhan sistem dan
subsistem. Oleh karena itu, otomotif pun berkembang menjadi ilmu yang luas
dan mencakup semua sistem dan subsistem tersebut

II.2 Sejarah Otomotif


Sejarah dunia otomotif dimulai ketika Nicolaus August Otto
menemukan mesin motor pada tahun 1876. Kemudian, pada tahun 1885
Gottlieb Daimler menemukan mesin berbahan bakar minyak yang
memungkinkan terbukanya revolusi pada lahirnya desain mobil. Penemuan
tersebut kemudian dilanjutkan oleh Karl Benz, seorang mechanical
engineer yang pertama kali membangun mobil praktis yang dijalankan oleh
mesin yang disebut sebagai internal-combustion engine pada tahun 1985.

Pada tahun 1894 industri otomotif dari Jerman berhasil mengekspor


salah satu produknya ke Indonesia yaitu mobil Benz Phaeton. Pada mulanya
mobil-mobil zaman dahulu adalah berbentuk seperti delman, namun tidak
digerakkan oleh kuda atau pun hewan lainnya yang digunakan untuk
menggerakkan mobil tersebut adalah sebuah mesin. Benz Phaeton ini

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 6


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

memiliki kapasitas mesin satu silinder 2.000cc yang memiliki tenaga sebesar
5 horse power (Hp), dan mampu mengangkut maksimal 8 orang. Orang
Indonesia pertama yang mampu memilikinya ialah Raja Keraton Solo Sunan
Pakubuwono X. Mobil tersebut dipesan oleh Sunan Pakubowono X kepada
orang Inggris yang bekerja di Indonesia sebagai masinis pertama di pabrik
gula Oemboel, Probolinggo – Jawa Timur yaitu John C Potter (Saputra,
2015).

Industri manufaktur otomotif di Indonesia menempati urutan kedua di


Asia Tenggara setelah Negara Thailand yang berada pada posisi pertama.
Pada wilayah Asia Tenggara sendiri target yang paling strategis bagi para
produsen otomotif dalam sektor produksi dan juga pada sektor penjualan
adalah Negara Indonesia dengan Negara Thailand. Kedua Negara tersebut
selalu berada pada posisi teratas dalam sektor produksi dan penjualan. Pada
sektor penjualan Indonesia mampu menempatkan di posisi urutan pertama
dalam kawasan Asia Tenggara dan mampu mengungguli Thailand yang
berada pada urutan kedua.

Kemampuan Indonesia dalam menguasai sektor pasar otomotif di Asia


Tenggara bukan hanya disebabkan oleh tingkat populasi yang besar saja,
melainkan adanya peningkatan pada level masyarakat Indonesia dari kelas
menengah yang terus berkembang pesat. Artinya adalah karena populasi di
Indonesia juga terhitung besar dan juga didukung oleh perkembangan pada
level masyarakat menengah sehingga menciptakan kekuatan konsumen yang
kuat (Schaar, 2017).

II.3 Bahan Bakar


Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi
energi. Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan
dan dimanipulasi. Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui
proses pembakaran di mana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas
setelah direaksikan dengan oksigen di udara. Proses lain untuk melepaskan
energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi kimia

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 7


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

eksotermik. Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini


merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia.

II.3.1 Angka Oktan


Angka oktan ( octane number ) adalah angka yang menunjukan
tingkat knocking atau ketukan yang ditimbulkan bahan bakar mesin
terhadap mesin mobil saat terjadi pembakaran

Knocking bisa terjadi ketika bahan bakar terbakar prematur di


mesin mobil dan menyebabkan suara khas yang menyerupai ketukan.
Hasilnya, mesin akan menyebabkan gangguan dan membuat mesin
mobil Anda tidak dapat menjalankan performa dengan maksimal. Oleh
karena itu, sebaiknya memberikan bahan bakar mesin yang memiliki
angka oktan yang sesuai untuk mobil

Lebih lanjut, angka oktan memiliki dua versi yaitu research


octane number (RON) dan motor octane number (MON). MON lebih
fokus pada performa bahan bakar di dalam mesin dalam berbagai
keadaan, sedangkan RON merupakan ikatan kimia yang menunjukan
seberapa kuat bahan bakar menerima kompresi. Angka RON sangat
penting karena menunjukan rasio kompresi yang baik untuk mesin.

II.3.2 Angka Oktan yang Sesuai Untuk Kendaraan


Selanjutnya untuk mengetahui angka oktan yang sesuai dengan
mesin mobil, harus diketahui dulu rasio kompresi mesin mobil tersebut
terlebih dahulu. Cara untuk mengetahui rasio kompresi adalah dengan
cara mengetahui volume silinder (Vs) ditambah volume ruang bakar
(Vr) kemudian dibagi dengan volume ruang bakar.

Selanjutnya, cara untuk mengetahui angka volume ruang bakar


adalah dengan mengisi ruang bakar dengan cairan. Setelah mengetahui
rasio kompresi, Anda jadi bisa menentukan angka oktan yang tepat
untuk kendaraan bermotor Anda.

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 8


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar II.3.2.1 Tabel Angka Oktan terhadap Rasio Kompresi

II.3.3 Bahan bakar yang Tersedia diIndonesia


Pertamina memasarkan BBM retail untuk sektor transportasi, rumah
tangga dan nelayan melalui SPBU (Statiun Pengisian BBM Untuk
Umum) yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk pasar BBM retail,
SPBU Pertamina menyediakan beberapa jenis bahan bakar, Diantara
lain:
1. Pertamina
a. Pertalite ( RON 90 )
b. Pertamax ( RON 92 )
c. Pertamax Turbo ( RON 98 )
d. Pertamax Racing ( RON 100 )

2. Shell
a. Shell V-Power ( RON 95 )
b. Shell Super ( RON 92 )

3. British Petrollium
a. BP Performance 95
b. BP Performance 92
c. BP Performance 90
4. Vivo
a. Revvo 95
b. Revvo 92

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 9


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

c. Revvo 90
d. Revvo 89

II.4 Konsumsi Bahan Bakar


Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau
menghabiskan daya guna suatu benda, baik berupa barang maupun jasa. Jadi,
konsumsi bahan bakar adalah pengurangan daya guna atau volume bahan bakar
yang habis terpakai untuk menggerakan mesin bensin. Berikut adalah cara
menghitung konsumsi bahan bakar:

1. Isi tangki BBM hingga penuh.


2. Reset fitur tripmeter yang ada pada kendaraan menjadi 0 km
Jika kendaraan yang dipakai tidak memiliki fitur tripmeter
gunakan odometer dengan cara berikut:
(B-A)/F = x (km/l)
A= angka odometer sebelum melakukan pengujian.
B= angka odometer setelah melakukan pengujian.
F = BBM yang diisi setelah melakukan pengujian
Jika melakukan pengujian dengan tripmeter, setelah
diketahui jarak yang ditempuh saat pengujian, gunakan cara berikut:
𝐴
= 𝑥 (km/l)
𝐵
A = jarak tempuh yang terhitung ditripmeter
B = BBM yang diisi setelah melakukan pengujian

Gambar II.4.1 Tripmeter dan Odometer

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 10


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

3. Lakukan rutinitas sehari-hari


4. Setelah melakukan rutinitas sehari-hari catat perubahan angka pada
tripmeter.
5. Isi tangki BBM hingga penuh kembali.
Lihat pada mesin pengisian yang ada di SPBU untuk
mengetahui volume BBM yang diisi kembali.
II.5 Emisi
Emisi atau gas buang adalah hasil pembakaran bahan bakar yang berasal
dari fosil seperti minyak, gas alam, dan batubara yang terbuang ke udara. Hal-
hal yang mempengaruhi adalah komposisi dan jenis dari bahan bakar yang
digunakan.

Emisi sangat berperan dalam pencemaran udara saat ini dan memiliki
dampak yang sangat besar terhadap kesehatan dan juga lingkungan baik jangka
pendek maupun jangka Panjang. Namun, untuk menentukannya harus
dilakukan kajian lebih lanjut. Tujuannya tidak lain adalah untuk melakukan
tindakan pencegahan mengenai dampak dan seberapa jauh penyebarannya.

Emisi gas kendaraan adalah sisa pembakaran didalam internal


combustion engine. Sisa pembakaran ini akan keluar melalui knalpot ( exhaust
system ), jelas ini sangat berbahaya karena didalam emisi ini mengandung
cukup banyak zat yang berbahaya diantaranya:

1. CO ( Karbon Monoksida )
2. CO2 ( Karbon Dioksida )
3. NOX ( Nitrogen Oksida )
4. HC ( Hidrokarbon )

Untuk mengantisipasi dampak berbahaya dari emisi kendaraan ini


diperlukan sinergi antara agen pemegang merk ( APM ) dan pemerintah.
Sangat penting untuk melakukan langkah tidakan guna menekan emisi gas
buang kendaraan bermotor.

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 11


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Langkah yang sudah dilakukan pemerintah saat ini adalah meningkatkan


kualitas bahan bakar dan pengetatan standar uji emisi. Sementara APM
meningkatkan standar agar kendaraan yang diproduksi dapat memenuhi
standar uji emisi.

Langkah yang dilakukan kedua pihak ini tidak akan bisa berjalan dengan
baik apabila tidak ada kesadaran dari pemilik kendaraan untuk mengurangi
emisi gas buang. Untuk itu, dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Melakukan servis berkala secara teratur


2. Segera melakukan pemeriksaan apabila gas buang dari knalpot
tercium bau dan mengeluarkan asap yang tidak wajar.
3. Gunakan bahan bakar yang sudah direkomendasikan oleh APM
4. Cukup 2-3 menit untuk memanaskan mesin dipagi hari

II.6 Bahaya Emisi


Emisi sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan karena
mengandung berbagai zat berbahaya. Tanpa pernah disadari paparan zat
berbahaya tersebut masuk kedalam saluran pernafasan, sehingga dapat
mengakibatkan kerusakan sistem pernafasan. Berikut adalah bahaya emisi
terhadap kesehatan:

1. Bersifat karsinogenik
Walaupun saat ini bahan bakar sudah memiliki polusi yang jauh lebih
rendah, namun tetap saja berbahaya karena jumlah kendaraan
semakin meningkat tiap tahunnya, walaupun berjumlah sedikit,
paparan karsinogenik bisa mengakibatkan kerusakan organ dalam
dan menjadi pemicu kanker

2. Pemicu kerusakan sistem pernafasan


Bagian pertama dalam tubuh yang dapat terkena dampak berbahaya
emisi gas buang ini adalah sistem pernafasan, dampak berbahaya
yang dapat terjadi adalah sebagai berikut

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 12


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

a. Kadar oksigen dalam tubuh mengalami penurunan


b. Partikel mikron kendaraan termasuk timbal yang keluar dari gas
buang dapat mengakibatkan asma dan kanker paru-paru

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 13


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

BAB III

METODE PENGUJIAN

III.1 Definisi Pengujian


Menurut KBBI, pengujian berasal dari kata “uji“ yang memiliki arti
percobaan untuk mengetahui mutu sesuatu. Dengan kata lain pengujian
adalah pecobaan untuk mendapatkan hasil dari sesuatu yang diuji, entah
kegunaan, manfaat, dan lain sebagainya.

Pengujian angka oktan adalah pengujian untuk mengetahui bilangan


oktan pada suatu bahan bakar. Pengujian ini dapat dilakukan dengan portable
octane number tester dan CFR ( cooperative fuel research ).

Pengujian konsumsi bahan bakar adalah pengujian untuk mengetahui


konsumsi bahan bakar suatu kendaraan. Pengujian ini dapat dilakukan dengan
metode full to full

Pengujian emisi adalah pengujian untuk mengetahui besaran


kandungan pada emisi yang dihasilkan suatu kendaraan bermotor. Pengujian
ini dapat dilakukan dengan emission tester two-gas analyzer.

III.2 Waktu dan Tempat


1. Waktu
Waktu pengerjaan tugas akhir dari awal hingga selesai, dimulai
sejak tanggal 4 Desember 2020 hingga sampai dengan tanggal 30 Januari
2021
2. Tempat
Dalam pelaksanaan pengujian tugas akhir ini, penulis melakukan
pengujian nomor oktan bahan bakar di Kompleks Perumahan Kasuari
Bintaro 9, pengujian emisi di bengkel mobil Perkasa Motor Bintaro, dan
pengujian operasional di sepanjang jalan Bintaro.

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 14


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

III.3 Alat dan Bahan


Alat dan Bahan yang penulis gunakan untuk melakukan pengujian-
pengujian untuk mendapatkan hasilnya adalah sebagai berikut:
1. Octane Number Tester Oktis-2

Gambar III.3.1 Octane Number Tester Oktis-2

Tabel III.3.1 Spesifikasi Alat Octane Number Tester Oktis-2


Spesifikasi Alat Octane Number Tester Oktis-2
Determining Range: RON 75 – 99.9
Minimum Determining Volume: 80 ml
Power Supply: AA Baterry (2)
Berat Bersih: 0.36 kg
2. Gelas Ukur

Gambar III.3.2 Gelas Ukur

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 15


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

3. Katalis BRQ B2

Gambar III.3.3 Katalis BRQ B2

Tabel III.3.2 Spesifikasi Alat Katalis BRQ B2


Spesifikasi Alat Katalis BRQ B2
2pcs Catalyst
Material: Tin, Platinum, Palladium
Usage: Motorcycle <150cc
4. Bahan Bakar
Bahan Bakar dibeli/diambil dari 2 ( dua ) SPBU yang berbeda,
SPBU Pertamina Bintaro dan Graha Raya

III.4 Pelaksanaan
1. Pengujian Angka Oktan
Pengujian Angka Oktan dilakukan dengan alat octane number tester oktis-
2, pengoperasian alat ini cukup mudah, cukup menuangkan bahan bakar
pada wadah dan memasukan shaft yang ada pada alat tersebut. Pengujian
dilakukan 3 ( tiga ) kali persampel untuk mendapatkan hasil yang konsisten
2. Pengujian Konsumsi Bahan Bakar
Pengujian konsumsi bahan bakar dilakukan 2 ( dua ) kali, yaitu tanpa
menggunakan katalis dan menggunakan katalis. Masing-masing pengujian
dilakukan 5 kali dengan volume bahan bakar 1 liter setiap pengujiannya.
3. Pengujian Emisi

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 16


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Pengujian Emisi dilakukan di bengkel mobil Perkasa Motor Bintaro


menggunakan Emission Tester AGS-688

Gambar III.4.1 Emission Tester AGS-688


III.5 Pengujian Data dan Analisa Data
Penulis melakukan pengerjaan menguji pengaruh katalis terhadap
konsumsi bahan bakar dan emisi pada sepeda motor Yamaha NMAX155
untuk mengetahui pengaruh dan manfaat yang dihasilkan.
Di sisi lain untuk pengambilan data, penulis melakukan pengujian
terhadap emisi dan konsumsi bahan bakarnya. Untuk melakukan pengujian
operasionalnya, penulis menggunakan MID ( Multi Information Display )
yang sudah menjadi standar pada sepeda motor Yamaha NMAX155

Gambar III.5.1 Multi Information Display


III.6 Diagram Alir Proses Pelaksanaan
Dalam pengujian tugas akhir ini dibutuhkan sebuah literatur atau data-
data yang dilakukan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan sesuai dengan
tujuan perancangan. Diagram alir dari perancangan dapat dilihat pada gambar
III.6.1 di bawah ini.

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 17


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

MULAI

PERSIAPAN ALAT-ALAT

PENGUJIAN ANGKA
OKTAN

PENGUJIAN OPERASIONAL

PEMASANGAN KATALIS
PADA SEPEDA MOTOR

PENGUJIAN OPERASIONAL

PENGUJIAN EMISI

SELESAI

Gambar III.6.1 Diagram Alir Proses Pelaksanaan

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 18


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Flowchart pada gambar III.6.1 merupakan gambaran yang dilakukan dalam


pengujian katalis pada sepeda motor Yamaha NMAX155 beserta tahapan-tahapan
yang dimulai dari identifikasi masalah sampai analisis pembahasan, berikut
penjelasannya :
1. Persiapan Alat-Alat
Pertama-tama penulis menyiapkan alat-alat untuk melakukan
kegiatan pengujian tersebut, alat-alatnya diantara lain adalah: octane
number meter oktis-2, katalis BRQ, bahan bakar pertamax, gelas ukur,
dan lain-lain.
2. Pengujian Angka Oktan
Untuk melakukan pengujian angka oktan, penulis menggunakan
octane number tester oktis-2, pengujian angka oktan dilakukan di rumah
penulis.
3. Pengujian Emisi
Pengujian Emisi dilakukan untuk melihat pengaruh bahan bakar
yang sudah diberikan katalis BRQ terhadap hasil akhir pembakaran
bahan bakar tersebut.
4. Pemasangan Katalis pada Sepeda Motor
Pemasangan Katalis pada Sepeda Motor dilakukan untuk persiapan
pengujian operasional untuk mencari hasil dari konsumsi bahan bakar
yang dihasilkan setelah penggunaan katalis BRQ
5. Pengujian Operasional
Pengujian Operasional dilakukan untuk mencari konsumsi bahan
bakar sepeda motor setelah dipasangkan katalis BRQ di tangka bahan
bakar sepeda motor tersebut.
6. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dari semua pengujian lalu dirangkum dan
dijabarkan di laporan tugas akhir.

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 19


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

BAB IV

PEMBAHASAN

IV.1 Tujuan Pengujian


Pengujian ulang pengaruh katalis bahan bakar terhadap konsumsi bahan
bakar dan emisi sepeda motor Yamaha NMAX155 dilakukan untuk
mengetahui pengaruh katalis bahan bakar terhadap konsumsi bahan bakar dan
emisi sepeda motor Yamaha NMAX155. Katalis yang digunakan adalah
keluaran merk BRQ. Apakah hasil yang didapat menjadi lebih baik atau tidak,
dari segi konsumsi bahan bakar apakan sepeda motor Yamaha NMAX155
jadi mengonsumsi lebih sedikit bahan bakar untuk berjalan sekian kilometer,
dan dari segi emisi, apakah sepeda motor Yamaha NMAX155 menghasilkan
emisi yang lebih ramah lingkungan atau tidak.

Bab ini akan membahas tentang pengujian yang sudah disebutkan


diatas, katalis BRQ tersebut diletakkan didalam tangki bahan bakar dan akan
terendam oleh bahan bakar yang digunakan. Dalam pengujian ini bahan bakar
yang digunakan adalah Pertalite, produk dari Pertamina yang memiliki angka
oktan 90. Penulis memilih menguji menggunakan Pertalite dikarenakan rasio
kompresi Yamaha NMAX155 sebesar 10.5 : 1. Anjuran bahan bakar untuk
mesin yang memiliki rasio kompresi 10.5 : 1 adalah Pertamax yang memiliki
angka oktan 92. Tetapi, karena katalis BRQ diklaim oleh distributor dapat
menaikan angka oktan, penulis lebih memilih untuk menggunakan bahan
bakar dengan angka oktan yang lebih rendah.

Gambar IV.1.1 Kecocokan Angka Oktan terhadap Rasio Kompresi

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 20


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

IV.2 Pengujian Angka Oktan


Pengujian angka oktan dilakukan untuk mengetahui pengaruh katalis
BRQ terhadap angka oktan suatu bahan bakar dan pengaruh katalis BRQ
terhadap angka oktan. Pengujian ini menggunakan alat octane number tester
oktis-2, dan bahan bakar yang diuji adalah Pertalite yang memiliki angka
oktan 90. Pengujian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2021 di Bintaro,
Tangerang Selatan. Berikut adalah hasil pengujian angka oktan bahan bakar
pertalite.

Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali per samplenya, total ada 9 hasil


pengujian angka oktan bahan bakar pertalite. Sampel bahan bakar
dibeli/diambil dari dua SPBU berbeda, SPBU Graha dan SPBU Bintaro,
berikut adalah hasil pengujian angka oktan:

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 21


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar IV.2.1 Hasil Pengujian 1 Pertalite Murni SPBU Graha

Gambar IV.2.2 Hasil Pengujian 1 Pertalite Dicelup Katalis SPBU Graha

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 22


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar IV.2.3 Hasil Pengujian 2 Pertalite Murni SPBU Graha

Gambar IV.2.4 Hasil Pengujian 2 Pertalite Dicelup Katalis SPBU Graha

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 23


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar IV.2.5 Hasil Pengujian 3 Pertalite Murni SPBU Graha

Gambar IV.2.6 Hasil Pengujian 3 Pertalite Dicelup Katalis SPBU Graha

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 24


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar IV.2.7 Hasil Pengujian 1 Pertalite Murni SPBU Bintaro

Gambar IV.2.8 Hasil Pengujian 1 Pertalite Dicelup Katalis SPBU Bintaro

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 25


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar IV.2.9 Hasil Pengujian 2 Pertalite Murni SPBU Bintaro

Gambar IV.2.10 Hasil Pengujian 2 Pertalite Dicelup Katalis SPBU Bintaro

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 26


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar IV.2.11 Hasil Pengujian 3 Pertalite Murni SPBU Bintaro

Gambar IV.2.12 Hasil Pengujian 3 Pertalite Dicelup Katalis SPBU Bintaro

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 27


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Tabel IV.2.1 Hasil Pengujian Angka Oktan Sampel SPBU Graha


Angka Oktan Pertalite Angka Oktan Pertalite
No. Sebelum Dicelupkan Katalis Sesudah Dicelupkan Katalis
1 89 90
2 89 90
3 89 90

Tabel IV.2.2 Hasil Pengujian Angka Oktan Sampel SPBU Bintaro


Angka Oktan Pertalite Angka Oktan Pertalite
No. Sebelum Dicelupkan Katalis Sesudah Dicelupkan Katalis
1 88 90
2 88 90
3 88 90

Pengujian Angka Oktan SPBU Graha


90,2
90
89,8
Angka Oktan

89,6
89,4
89,2
89
88,8
88,6
88,4
Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3
Axis Title

Pertalite Pertalite ( Katalis )

Grafik IV.2.1 Hasil Pengujian Angka Oktan SPBU Graha

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 28


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Pengujian Angka Oktan SPBU Bintaro


90,5
90
89,5

Angka Oktan
89
88,5
88
87,5
87
Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3
Axis Title

Pertalite Pertalite ( Katalis )

Grafik IV.2.2 Hasil Pengujian Angka Oktan SPBU Bintaro

IV.3 Pengujian Konsumsi Bahan Bakar

Pengujian konsumsi bahan bakar dilakukan untuk mengetahui


konsumsi bahan bakar dan mengetahui pengaruh katalis BRQ terhadap
konsumsi bahan bakar sepeda motor Yamaha NMAX155. Pengujian
dilakukan 5 kali. Rute pengujian konsumsi bahan bakar ini adalah rute yang
biasa penulis tempuh saat melakukan aktifitas sehari-hari.

Setelah menguji konsumsi bahan bakar tanpa menggunakan katalis,


penulis memasang katalis BRQ ke tangki bahan bakar, setelah dilakukan
pemasangan, barulah diuji konsumsi bahan bakar sepeda motor Yamaha
NMAX155 dengan menggunakan katalis.

Gambar IV.3.1 Pemasangan Katalis BRQ

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 29


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar IV.3.2 Hasil Pengujian 1 Sebelum Dicelupkan Katalis

Gambar IV.3.3 Hasil Pengujian 2 Sebelum Dicelupkan Katalis

Gambar IV.3.4 Hasil Pengujian 3 Sebelum Dicelupkan Katalis

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 30


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar IV.3.5 Hasil Pengujian 4 Sebelum Dicelupkan Katalis

Gambar IV.3.6 Hasil Pengujian 5 Sebelum Dicelupkan Katalis

Gambar IV.3.7 Hasil Pengujian 1 Sesudah Dicelupkan Katalis

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 31


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar IV.3.8 Hasil Pengujian 2 Sesudah Dicelupkan Katalis

Gambar IV.3.9 Hasil Pengujian 3 Sesudah Dicelupkan Katalis

Gambar IV.3.10 Hasil Pengujian 4 Sesudah Dicelupkan Katalis

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 32


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar IV.3.11 Hasil Pengujian 5 Sesudah Dicelupkan Katalis

Tabel IV.3.1 Hasil Pengujian Operasional

No Konsumsi Bahan Bakar Konsumsi Bahan Bakar


Sebelum Diberikan Katalis Sesudah Diberikan Katalis
1 36,1km/liter 40.3km/liter
2 36.0km/liter 40.1km/liter
3 36.0km/liter 40.1km/liter
4 36.2km/liter 40.0km/liter
5 36.1km/liter 39.9km/liter
Rata- 36.08km/liter 40.22km/liter
rata

Pengujian Konsumsi Bahan Bakar


41
40
39
38
km/l

37
36
35
34
33
Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3 Pengujian 4 Pengujian 5
Axis Title

Tanpa Katalis Dengan Katalis

Grafik IV.3.1 Hasil Pengujian Konsumsi Bahan Bakar

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 33


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

IV.4 Pengujian Emisi HC, CO2, dan CO

Pengujian emisi HC, CO2, dan CO dilakukan untuk mengetahui emisi


yang dihasilkan oleh sepeda motor Yamaha NMAX155 sebelum dan sesudah
menggunakan katalis BRQ. Apakah emisi sepeda motor tersebut jadi lebih
ramah terhadap lingkungan atau tidak, pengujian ini dilakukan di bengkel
mobil Perkasa Motor Bintaro.

Hasil dari pengujian emisi-pun memuaskan, hasil gas buang sepeda


motor Yamaha NMAX155 mengalami penurunan setelah menggunakan
katalis BRQ, berikut adalah hasil dari pengujian emisi pada sepeda motor
Yamaha NMAX155. Berikut adalah hasil pengujian emisi HC, CO2, dan CO

Gambar IV.4.1 Hasil Uji Emisi 1 Sebelum Dicelupkan Katalis

Gambar IV.4.2 Hasil Uji Emisi 2 Sebelum Dicelupkan Katalis

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 34


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar IV.4.3 Hasil Uji Emisi 3 Sebelum Dicelupkan Katalis

Gambar IV.4.4 Hasil Uji Emisi 1 Sesudah Dicelupkan Katalis

Gambar IV.4.5 Hasil Uji Emisi 2 Sesudah Dicelupkan Katalis

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 35


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

Gambar IV.4.6 Hasij Uji Emisi 3 Sesudah Dicelupkan Katalis

CO2
12,4
12,2
12
PERSEN ( % )

11,8
11,6
11,4
11,2
11
10,8
10,6
Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3
Axis Title

Tanpa Katalis Dengan Katalis

Grafik IV.4.1 Hasil Uji Emisi CO2

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 36


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

HC
64

62

60

58
PPM

56

54

52

50
Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3

Tanpa Katalis Dengan Katalis

Grafik IV.4.2 Hasil Uji Emisi HC

CO
0,082
0,08
0,078
PERSEN ( % )

0,076
0,074
0,072
0,07
0,068
0,066
0,064
Pengujian 1 Pengujian 2 Pengujian 3
Axis Title

Tanpa Katalis Dengan Katalis

Grafik IV.4.3 Grafik Hasil Uji Emisi CO

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 37


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat penulis ambil dari pengujian katalis bahan bakar
terhadap konsumsi bahan bakar dan emisi pada sepeda motor Yamaha
NMAX155 adalah sebagai berikut:

1. Pemakaian katalis pada penelitian ini mampu meningkatkan angka oktan


pada bahan bakar, bahan bakar pertalite yang sebelumnya memiliki
angka oktan 89 dapat ditingkatkan menjadi 90. Terbukti pada pengujian
angka oktan yang penulis lakukan dengan octane number tester oktis-2.
2. Pemakaian katalis pada penelitian ini mampu membuat konsumsi bahan
bakar sepeda motor menjadi lebih hemat 3.5%, sebelum menggunakan
katalis BRQ, konsumsi bahan bakar rata-rata sepeda motor yang menjadi
bahan percobaan adalah 36.08km/liter. Setelah menggunakan katalis
BRQ konsumsi bahan bakar tersebut menjadi lebih hemat yaitu
40.22km/liter.
3. Pemakaian katalis pada penelitian ini mampu membuat emisi hasil gas
buang sepeda motor Yamaha NMAX155 menjadi lebih ramah
lingkungan, terbukti dari hasil uji emisi yang penulis lakukan, hasil gas
HC sebelumnya sebesar 62ppm, setelah menggunakan katalis turun
menjadi 54ppm penurunan sebesar 0,12%, sedangkan nilai CO2 yang
sebelumnya sebesar 12.2% turun menjadi 11.2%, penurunan sebesar
0.9%, dan CO yang sebelumnya 0.08% turun menjadi 0.07%, penurunan
sebesar 0.8%

V.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, diharapkan para pembaca dapat


mengerti tentang pengaruh katalis bahan bakar terhadap konsumsi bahan bakar
dan emisi sepeda motor Yamaha NMAX155. Penulis memberi saran sebagai
berikut:

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 38


Muhammad Reza Mulya
0121703008 Tugas Akhir

1. Jika pembaca tertarik dengan pengaruh katalis bahan bakar BRQ, dan
ingin memasangnya pada kendaraan pembaca, penulis sarankan
ketahui dahulu rasio kompresi pada kendaraan yang akan
dipasangkan katalis bahan bakar agar angka oktan yang digunakan
tetap cocok.
2. Jika pembaca ingin meneliti pengaruh katalis bahan bakar BRQ
secara lebih lanjut, penulis sarankan melakukan pengujian di
laboratorium agar perubahan unsur kimia dan angka oktan dapat
diketahui secara lebih jelas.

Teknik Mesin Otomotif DIII – Institut Teknologi Indonesia 39

Anda mungkin juga menyukai