Anda di halaman 1dari 6

Kerangka Acuan

Baseline

PASTI
Partnership to Accelerate
Stunting Reduction in Indonesia

May 2023

YAYASAN CIPTA -
WAHANA VISI INDONESIA

Baseline TOR Template ⎯ 2nd Edition 1


1. Ringkasan Baseline
Program PASTI
Fase Program 4 tahun (Tahun Fiskal 23-27)
Donor USAID, Tanoto Foundation, PT Amman Mineral Nusa
Tenggara, Yayasan Bakti Barito, dan PT Bank Central
Asia, Tbk
Tujuan Baseline Melakukan kajian terkait situasi yang mempengaruhi kejadian
stunting dan contributor factor yang mempengaruhi akselerasi
percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Metodologi Kuantitatif dan Kualitatif
Waktu Pelaksanaan
May – September 2023
Baseline

2. Deskripsi Proyek PASTI


PASTI diimplementasikan di 4 Provinsi sejak bulan Januari 2023 hingga January 2027. Proyek
ini bertujuan untuk berkontribusi terhadap percepatan penurunan stunting dan peningkatan
status gizi di provinsi prioritas pemerintah pada tahun 2027. Intervensi yang dilakukan yaitu
pengembangan model integrasi layanan terpadu untuk mencegah stunting yang dimobilisasi
oleh TPPS level desa yang berfungsi. Model integrase ini mencakup antara lain 1) TPPS desa
yang berfungsi, 2) Desa memiliki dashboard data yang terintegrasi, 3) TPK, Kader, PKB, PLKB
dan actor-aktor garda terdepan pencegahan stunting yang melakukan aktivitas-aktivitas
peningkatan pengetahuan bagi remaja, calon pengantin, ibu hamil dan baduta, 4) Peningkatan
mekanisme rujukan anak wasting, gagal tumbuh dan stunting ke Puskesmas dan 5) Kelas
intervensi masyarakat tersedia untuk mendukung anak-anak yang mengalami wasting dan atau
dalam keadaan gagal tumbuh. PASTI menggunakan pendekatan Teori Perubahan yang
dikembangkan berdasarkan model pendekatan sosio-ekologi (SEM) yang diambil dari teori
perkembangan manusia oleh Bronfenbrenner. SEM mempertimbangkan interaksi yang
kompleks antara faktor individu (orang yang berisiko), keluarga, komunitas, penyedia layanan,
dan pemerintah daerah karena perkembangan anak adalah hasil akhir dari berbagai interaksi
yang melibatkan individu, keluarga, komunitas, organisasi, dan kebijakan atau sistem terkait,
Teori Perubahan menurut SEM membantu untuk memahami berbagai faktor yang membuat
anak-anak berisiko mengalami stunting atau mencegah anak-anak menjadi stunting. Sebanyak
30,549 orang yang ditargetkan menjadi penerima manfaat dari Proyek PASTI, baik penerima
manfaat secara langsung maupun tidak langsung.

Figure 1. Teori Perubahan Socio-Ecological Model (SEM)

Baseline TOR Template ⎯ 2nd Edition 2


Proyek PASTI akan dilakukan di provinsi Kalimantan Barat, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur
dan Banten. PASTI juga bekerja sama dengan Yayasan Cipta untuk melakukan implementasi
program di Jawa Timur dan Banten.
Detail lokasi Proyek PASTI di Jawa Timur dan Banten yang akan didampingi oleh Yayasan Cipta
terlampir pada tabel berikut.

Provinsi Kabupaten Kecamatan


Jawa Timur Ngawi Bringin
Jawa Timur Ngawi Ngawi
Jawa Timur Kab. Malang Bululawang
Jawa Timur Kab. Malang Pakis
Banten Pandeglang Cimanuk
Banten Pandeglang Picung
Banten Tangerang Rajeg
Banten Tangerang Curug

3. Target Peserta Baseline


a. Donor: Untuk mendapatkan gambaran situasi lokasi implementasi sebagai data acuan
evaluasi untuk memahami dampak dan capaian dari Proyek PASTI.
b. Tim PASTI: Hasil dari baseline akan digunakan sebagai akuntabilitas program terhadap
masyarakat, mitra dan donor, serta untuk melihat kebutuhan adaptasi implementasi
proyek dan juga memberikan gambaran penentuan target sepanjang tahun
implementasi PASTI.
c. Kantor Nasional WVI dan Yayasan Cipta: Hasil baseline akan memberikan masukan bagi
Kantor Nasional WVI dan Yayasan Cipta dalam kontribusi proyek terhadap
kesejahteraan anak.
d. Pemerintah: Hasil baseline akan memberikan informasi situasi terkini faktor yang
berkontribusi terhadap penurunan stunting dan memberikan gambaran untuk
perencanaan program percepatan penurunan stunting ke depan.
e. Masyarakat: Hasil baseline akan membantu untuk meningkatkan kepedulian terkait
stunting di komunitas dan memberikan masukan untuk kontribusi aktif masyarakat
untuk akselerasi percepatan penurunan stunting.

4. Objektif Baseline
1) Identifikasi situasi akselerasi penurunan stunting di wilayah implementasi PASTI. Hasil
dari Baseline akan membantu proyek PASTI untuk a) menentukan acuan/ target hingga
tahun 2027, b) validasi dan memperkuat pendekatan yang dilakukan dalam implementasi
PASTI, c) memperkuat pemahaman proyek terhadap kebutuhan di lapangan dan peluang
dalam implementasi program.
2) Identifikasi pendekatan gizi secara sensitif dan spesifik dan praktik baik sesuai dengan
konteks lokal yang ada di komunitas, yaitu Asesmen Praktik Baik dalam Pendekatan
Kesehatan dan Gizi
3) Penelitian tentang pengaruh interaksi jaringan dan kekuatan pendidik sebaya terhadap
kepatuhan remaja terkait dengan norma sosial kesehatan reproduksi seksual. Kajian ini
selanjutnya disebut Assessment of Peer Educators Approach.

Baseline TOR Template ⎯ 2nd Edition 3


6. Metodologi
Tim PASTI akan berkoordinasi dengan Konsultan yang ditunjuk untuk memfasilitasi secara
teknis keseluruhan proses baseline. Baseline akan menggunakan metode pengumpulan data
kualitatif dan kuantitatif dengan mengacu pada matriks Baseline terlampir.

Matriks Baseline

Objektif Deskripsi Metode Instrumen Informan


1. Baseline
Indikator Goal Model integrasi akselerasi Kualitatif Panduan Dinkes,
penurunan stunting di level wawancara Bappeda, OPD
desa terkait
Indikator Persentase ibu hamil yang Kualitatif dan Data surveilans Dinkes,
Outcome 1 mengkonsumsi Tablet Kuantitatif puskesmas dan Puskesmas
Tambah Darah (TTD) panduan
minimum 90 tablet selama wawancara
kehamilan
Persentase bayi 0-6 bulan Kualitatif dan Data surveilans Dinkes,
yang mengkonsumsi ASI Kuantitatif puskesmas dan Puskesmas
Eksklusif panduan
wawancara
Persentase ibu hamil KEK Kualitatif dan Data surveilans Dinkes,
yang mendapatkan Kuantitatif puskesmas dan Puskesmas
makanan tambahan panduan
wawancara
Indikator Persentase remaja putri Kualitatif dan Data surveilans Dinkes,
Outcome 2 usia 15-19 tahun yang Kuantitatif puskesmas dan Puskesmas
mengonsumsi Tablet panduan
Tambah Darah (TTD) wawancara
Persentase calon pengantin Kualitatif dan Data surveilans Dinkes,
yang memperoleh Kuantitatif puskesmas dan Puskesmas,
pemeriksaan kesehatan panduan Religious
sebagai bagian dari wawancara Leader,
pelayanan nikah Community
Leader

2. Asesmen Praktik Baik Pendekatan Kesehatan dan Nutrisi


Identifikasi Tinjauan dan konsultasi Kualitatif Panduan Dinkes,
praktik-praktik untuk mengidentifikasi wawancara Puskesmas
baik dalam
praktik baik terkait
program kesehatan dan nutrisi dari
kesehatan dan program-program
nutrisi sebelumnya di tingkat akar
rumput
3. Pendekatan Pendidik Sebaya
Pengaruh Hipotesis yang akan diuji: Kualitatif Panduan Remaja usia 15-
Interaksi 1. Pengaruh Interaksi wawancara 19 tahun
Jaringan dan Jaringan dan
Kekuasaan Kekuasaan Pendidik
Pendidik Sebaya Sebaya secara
Terhadap signifikan mengubah
Kepatuhan norma social yang
Remaja

Baseline TOR Template ⎯ 2nd Edition 4


Terhadap dirasakan terkait akses
Norma Sosial SRH
Kesehatan 2. Pengaruh Interaksi
Reproduksi Jaringan dan
Seksual/ Sexual Kekuasaan Pendidik
Reproductive Sebaya secara
Health (SRH) signifikan
meningkatkan akses ke
layanan SRH melalui
perubahan norma
social (mediator).

Baseline
Baseline akan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif yang mengakomodir proses
pengumpulan data kuantitatif dari data surveilans puskemas. Data yang dikumpulkan
didisagregasi berdasarkan jenis kelamin, kecamatan, kabupaten dan provinsi lokasi wilayah
implementasi PASTI. Diskusi kelompok terarah/ Focus Group Discussion (FGD) dan Wawancara
Mendalam/ Key Informant Interview (KII) akan dilakukan untuk melihat gambaran situasi terkini,
faktor pemungkin dan faktor penghambat terkait efektifitas dan efisiensi proses implementasi
PASTI.

Asesmen Praktik Baik Pendekatan Kesehatan dan Nutrisi


Metode utama kegiatan ini adalah melalui pendekatan kualitatif yaitu FGD dan KII. Asesmen ini
akan mengidentifikasi layanan rehabilitasi malnutrisi terkini untuk ibu hamil dan balita kurang
gizi. Beberapa panduan telah dipublikasikan oleh Kementerian Kesehatan, termasuk
pemanfaatan pangan lokal untuk tata laksana dan rehabilitasi ibu hamil dan balita kurang gizi.
Asesmen ini termasuk melakukan kajian terkait pemahaman TPPS dan layanan kesehatan di
wilayah intervensi terkait panduan tersebut, termasuk untuk mendapatkan gambaran protokol
yang dilakukan untuk rehabilitasi ibu hamil dan balita kurang gizi yang ada di Puskesmas saat
ini.

Pendekatan Pendidik Sebaya


Kegiatan ini dilakukan dalam 2 tahap yang berkelanjutan. Bersamaan dengan dilakukannya
baseline, proyek PASTI melakukan formatif asesmen untuk memastikan desain intervensi dan
dampak terukur yang digunakan dalam program pendidik sebaya sudah dikontekstualisasikan
secara tepat agar sesuai dengan situasi sosial budaya dan perkembangan masyarakat sasaran.

Kegiatan ini dilakukan dengan metode FGD yang terdiri atas 6-8 remaja usia 15-19 tahun.
Instrumen pengukuran yang digunakan yaitu protocol FGD yang berisi pertanyaan-pertanyaan
terkait bagaimana remaja secara subyektif mempersepsikan pengaruh pendidik sebaya sebagai
acuan norma sosial dalam pelayanan kesehatan reproduksi seksual. Terdapat 2 landasan dari
persepsi tersebut, antara lain:

1) Bagaimana remaja memandang jaringan sosial pendidik sebaya?


a. Bagaimana remaja memperkirakan ukuran jejaring sosial pendidik sebaya dan
signifikansinya bagi kehidupan sosial remaja?
b. Bagaimana remaja menilai jenis jejaring sosial pendidik sebaya dan menilai
relevansinya dengan SRH?
c. Bagaimana interaksi antara jaringan sosial pendidik sebaya dan jaringan sosial
target remaja itu sendiri mempengaruhi persepsi remaja?
2) Bagaimana remaja memandang kekuatan sosial pendidik sebaya?
a. Bagaimana remaja memperkirakan besarnya kekuatan pendidik sebaya dan
jarak kekuasaannya dengan posisinya sendiri dalam struktur kekuasaan?

Baseline TOR Template ⎯ 2nd Edition 5


b. Bagaimana remaja menilai sumber kekuasaan dan relevansinya dengan SRH?
Kekuasaan dapat berasal dari kapasitas pendidik sebaya (misalnya, posisi dalam
organisasi sekolah, kepribadian karismatik, pengetahuan dari pelatihan SRH)
atau lingkungan (misalnya, latar belakang sosial ekonomi, hierarki kelompok
yang ada) di dalam dan di luar kelompok sebaya remaja.
c. Bagaimana dinamika kekuatan dalam kelompok sebaya remaja (yaitu,
peningkatan kekuatan sosial pendidik sebaya setelah intervensi versus
keinginan remaja untuk kekuasaan atau mempertahankan stabilitas kekuasaan)
mempengaruhi persepsi?

WVI akan mengikuti seluruh standard etik survei untuk seluruh kegiatan di dalam Baseline ini,
yaitu izin responden/ informan, prinsip kejujuran, penghargaan dan kerahasiaan) dan etika
beraktivitas Bersama anak dalam proses pengumpulan data sesuai pedoman baseline Wahana
Visi Indonesia. Semua data yang dikumpulkan akan dikumpulkan dan disimpan di bawah
pengawasan MEL Manager proyek PASTI Wahana Visi Indonesia untuk memastikan
kerahasiaan dan aturan penggunaan data di masa mendatang.

7. Waktu Pelaksanaan

No Aktivitas Penanggungjawab Waktu


Pengembangan kerangka acuan
1 MEL Manager M3 April – M2 Mei
baseline
Pengumpulan data sekunder dari
2 Tim Provinsi M1 – M5 Mei
Dinkes/ Puskesmas/ OPD terkait
3 Proses pemilihan konsultan MEL Manager M1 – M3 Mei
4 Konsultan Terpilih MEL Manager M3 Mei
Pengembangan alat ukur/ panduan
5 wawancara dan rencana Konsultan M3 – M5 Mei
pengumpulan data
Persiapan perijinan, form
6 Tim Provinsi M2 – M5 Mei
perlindungan anak, daftar hadir.
Distribusi izin dan undangan FGD
7 Tim Provinsi M3 – M5 Mei
dan KII
Consultant &
8 Pengumpulan Data (FGD and KII) M1 – M4 Juni
Provincial Team
9 Analisis Data Konsultan M4 Juni – M4 Juli
10 Presentasi Temuan Awal Konsultan M3 – M4 Juli
11 Penulisan Laporan Konsultan M1 – M4 Agustus
12 Diseminasi Laporan Konsultan M5 Agustus

------------------------------------------------------- o0o -------------------------------------------------

Baseline TOR Template ⎯ 2nd Edition 6

Anda mungkin juga menyukai