Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

PENURUNAN AKI & AKB & PERCEPATAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


” RAPAT PEMBENTUKAN & EVALUASI JEJARING SKRINING LAYAK HAMIL, ANC &
STUNTING ”
BOK
TAHUN ANGGARAN 2023

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan


Menu Kegiatan : Bantuan Operasional Kesehatan Kabupaten
Rincian Menu Kegiatan : Pelayanan UKM Essensial
Komponen : Penurunan AKI & AKB & Percepatan Perbaikan Gizi
Masyarakat
Sub Komponen Surveilans & Tata Laksana Kesehatan Ibu & Anak
Target 2022 : 91%
Sasaran Kegiatan : Catin, Ibu hamil, Ibu Baduta, Balita Stunting
Satuan Output : Meningkatnya Pelayanan Pada Catin, Bumil, Balita
Stunting

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
b. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
c. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
d. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
e. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
f. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan
Reproduksi.
h. Permenkes No. 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan Masa
Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaran Pelayanan Kontrasepsi serta Pelayanan Kesehatan
Seksual.
i. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya
Kesehatan Anak.
j. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional.
k. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.
l. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 97 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa
Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta
Pelayanan Kesehatan Seksual.
m. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
n. Permenkeu No. 119/PMK.2/2020 tahun 2020 tentang Standar Biaya
Masukan Tahun Anggaran 2021
o. Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting

2. Gambaran Umum
a. Definisi Operasional Output
Provinsi / Kab./ kota yang Ditingkatkan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Baru Lahir adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir serta dalam rangka
percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Neonatal (AKN). Dengan ruang lingkup sebagaimana uraian atau definisi
operasional dari indikator kinerja kegiatan “Kabupaten/kota yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir” yaitu :
1. Seluruh Puskesmas menyelenggarakan kelas ibu hamil minimal di 50%
desa/kelurahan
2. Cakupan K4 minimal 85%
3. Seluruh Puskesmas dengan tempat tidur mampu memberikan
pelayanan kegawatdaruratan maternal dan neonatal pada kurun waktu
tertentu
4. Kabupaten/Kota memiliki minimal 1 RS mampu melakukan penanganan
kasus rujukan komplikasi dan kegawatdaruratan maternal dan neonatal
5. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menyelenggarakan AMP minimal 1
kali setiap 3 bulan
Upaya tersebut dapat berupa :
- Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan ibu
dan bayi baru lahir
- Peningkatan Manajemen Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Baru Lahir, termasuk monitoring dan evaluasi serta bimbingan teknis.
- Advokasi lintas program, lintas sektor dan organisasi profesi untuk
mendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir
- Peningkatan peran serta masyarakat
- Pemenuhan sarana pendukung pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
lahir

b. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI ) merupakan prediktor utama dampak dari


pelayanan KIA. Tahun 2015 AKI sebesar 305 per 100,000 Kelahiran Hidup
(Data Survey antar Sensus (SUPAS) 2015). Sementara Target penurunan
AKI tahun 2024 sebesar 183 per 100.000 Kelahiran Hidup. Untuk mencapai
target yang diinginkan perlu dukungan seluruh pihak untuk memberikan
kontribusi solutif dan inovatif agar jumlah kematian ibu dapat menurun
sehingga meningkatkan usia harapan hidup sebagai bagian dari penilaian
terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sedangkan Angka Kematian
Neonatal (AKN) sebagai prediktor utama dampak dari pelayanan bayi baru
lahir menurut data baseline SDKI 2012, AKN di Indonesia sebesar 19 per
1000 Kelahiran Hidup. Menurun menjadi 15 per 1000 Kelahiran Hidup pada
tahun 2017 (Data SDKI 2017). Target penurunan AKB tahun 2024 sebesar
10 per 1000 Kelahiran Hidup. Target ini diperkirakan akan tercapai.
Salah satu masalah penurunan AKI dan AKB adalah kemampuan ibu
untuk mengakses dan mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Hal ini bisa terjadi karena ibu tidak memiliki atau mendapatkan informasi yang
mendukung seorang ibu untuk mengakses pelayanan kesehatan berkualitas,
misalnya terkait adanya jampersal bagi ibu hamil yang tidak mampu, adanya
poin-poin penting yang harus didapatkan seorang ibu dan bayi, miss informasi
kesehatan, dan informasi lainnya.
Berdasarkan masalah diatas, maka seorang ibu membutuhkan
pendamping yang membantu mengawal kesehatannya. Dengan adanya
pendamping maka seorang ibu akan memiliki seseorang yang mampu
memberikan informasi yang benar secara intens, memahami pelayanan
kesehatan yang seharusnya seorang ibu untuk membantu memfasilitasi ibu
untuk mendapatkan pelayanan tersebut.

c. Analisis Kelayakan/Manfaat
Output ini secara langsung adalah untuk indikator kinerja kegiatan
“Jumlah Kabupaten/kota/Puskesmas yang menyelenggarakan pendampingan
ibu hamil, ibu nifas dan bayi ” indikator kinerja kegiatan adalah untuk
mendukung pencapaian indikator RPJMN 2020 – 2024 serta percepatan
penurunan AKI dan AKN.

B. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat dari kegiatan yang akan dilaksanakan adalah dinas Kesehatan
kab/kota, Puskesmas, PMB, kader, mahasiswa, ibu hamil, ibu nifas dan bayi, dll

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Pelaksana
Kegiatan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Puskesmas.
2. Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan akan dilaksanakan melalui mekanisme DAK Non Fisik
3. Penanggung jawab Kegiatan
Kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota dan Kepala Puskesmas.
4. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Penyelenggaraan kegiatan dilaksanakan mulai awal tahun 2022.

No Menu Kegiatan Rincian Tahapan SubKomponen Rincian bentuk


Menu (Komponen/ /Item kegiatan
Kegiatan SubKomponen)
1 Bantuan Pelayanan Pendampingan 1. Orientasi
Operasional UKM Ibu Hamil, Ibu pendampingan
Kesehatan Essensial Nifas, dan Bayi ibu hamil,
Pelayanan (termasuk
Kabupaten/Kota bersalin, nifas
Kesehatan pemantauan
faktor risiko/ dan bayi
Keluarga
komplikasi), oleh
kader/Mahasiswa
/
Fasilitator/tenaga
lainnya
2 Bantuan Pelayanan Pelayanan Pendampingan 1. Kunjungan rumah
Operasional UKM Kesehatan ibu hamil, ibu bagi ibu hamil,
Kesehatan Essensial Keluarga nifas, dan bayi ibu nifas,
(termasuk
Puskesmas neonatus dan
pemantauan
faktor risiko/ bayi oleh
komplikasi), oleh Kader/Mahasisw
kader/mahasiswa a/Fasilitator/Tena
/ fasilitator/tenaga ga
lainnya lainnyaKunjunga
n lapangan untuk
pembinaan
maupun monev

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Pencapaian keluaran akan dicapai dalam kurun waktu sepanjang TA 2022.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kegiatan sebesar Rp. ……………….
dibebankan pada APBD Kab./Kota ……………. Tahun Anggaran 2022.

Kepala Dinas Kesehatan


Kab./Kota.............

Nama.
NIP.

Anda mungkin juga menyukai